Top Banner
1 I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang masalah Sejak dilahirkan, setiap orang tumbuh dan berkembang menurut masa dan irama perkembangan sendiri sendiri, membawa daya kemampuan kodratnya sendiri, yang ditumbuhkembangkan lingkungannya sendiri pula, sehingga hasilnya merupakan suatu yang kompleks dan unik yang seakan akan tidak seorang pun ada persamaan dengan orang yang lain, dalam hal apapun. Sebenarnya diantara manusia yang satu dengan yang lain ada persamaanya, misalnya tentang masa-masa yang dilalui sepanjang hidupnya, sejauh manusia berada didalam kehidupan yang normal. Tegasnya, setiap manusia akan selalu bersama-sama melewati masa bayi, masa kanak-kanak, masa sekolah, masa remaja, masa dewasa dan masa tua. Tiap masa mempunyai tugas yang hampir bersamaan pula. Masa anak, bertugas mengembangkan diri dengan belajar. Masa remaja, bertugas membekali diri untuk kehidupan yang bahagia, dan masa dewasa bertugas membina keluarga dengan pekerjaan- pekerjaan yang dapat mendatangkan hasil, guna mempertahankan hidup dan kehidupan selanjutnya. Untuk mempertahankan hidup dan menjalani kehidupan seorang harus memiliki pribadi yang baik dan sehat. Menurut agus sujanto (2008:157) tanda tanda seseorang memiliki kepribadian baik dan sehat adalah: 1. Kepercayaan yang mendalam kepada diri sendiri dan orang lain 2. Tidak malu-malu dan ragu-ragu tapi berani 3. Inisiatifnya berkembang dan tidak selalu merasa dirinya bersalah atau berdosa
62

HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

Jan 23, 2018

Download

Education

indra wijaya
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

1

I PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang masalah

Sejak dilahirkan, setiap orang tumbuh dan berkembang menurut masa dan

irama perkembangan sendiri sendiri, membawa daya kemampuan kodratnya

sendiri, yang ditumbuhkembangkan lingkungannya sendiri pula, sehingga

hasilnya merupakan suatu yang kompleks dan unik yang seakan akan tidak

seorang pun ada persamaan dengan orang yang lain, dalam hal apapun.

Sebenarnya diantara manusia yang satu dengan yang lain ada persamaanya,

misalnya tentang masa-masa yang dilalui sepanjang hidupnya, sejauh

manusia berada didalam kehidupan yang normal. Tegasnya, setiap manusia

akan selalu bersama-sama melewati masa bayi, masa kanak-kanak, masa

sekolah, masa remaja, masa dewasa dan masa tua. Tiap masa mempunyai

tugas yang hampir bersamaan pula. Masa anak, bertugas mengembangkan diri

dengan belajar. Masa remaja, bertugas membekali diri untuk kehidupan yang

bahagia, dan masa dewasa bertugas membina keluarga dengan pekerjaan-

pekerjaan yang dapat mendatangkan hasil, guna mempertahankan hidup dan

kehidupan selanjutnya.

Untuk mempertahankan hidup dan menjalani kehidupan seorang harus

memiliki pribadi yang baik dan sehat. Menurut agus sujanto (2008:157) tanda

tanda seseorang memiliki kepribadian baik dan sehat adalah:

1. Kepercayaan yang mendalam kepada diri sendiri dan orang lain

2. Tidak malu-malu dan ragu-ragu tapi berani 3. Inisiatifnya berkembang dan tidak selalu merasa dirinya bersalah atau

berdosa

Page 2: HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

2

4. Tidak merasa harga diri kurang, tetapi memiliki semangat kerja

5. Bersikap jujur terhadap diri sendiri 6. Mampu berdedikasi 7. Senang mengadakan kontak dengan sesama

8. Integritas

Berdasarkan pendapat diatas bahwa seseorang yang memiliki keperibadian

yang sehat di antaranya memiliki rasa kepercayaan yang mendalam pada diri

sendiri dan orang lain. Orang yang memiliki kepercayaan pada diri sendiri

adalah orang yang mau menerima kelebihan dan kekurangan yang dimiliki

serta tidak selalu menggantungkan hidupnya kepada orang lain, memiliki

gagasan-gagasan positif dan juga memiliki kesadaran bahwa kehidupan ini

juga menawarkan kesulitan-kesulitan yang luar biasa.

Kepercayaan diri menurut gomelan (2003) (dalam Rissyo dan Aziza, 2006)

adalah:

Kesadaran yang kuat tentang harga diri dan kemampuan diri sendiri. Orang

dengan kecakapan ini akan berani tampil dengan keyakinan diri, berani menyatakan keberadaannya, berani menyuarakan pandangan yang tidak popular dan bersedia berkorban demi kebenaran serta tegas, mampu membuat

keputusan yang baik kendati dalam keadaan tidak pasti dan tertekan. (http://rac.uii.ac.id/server/document/publik/2008052303090201312307.pdf)

Kepercayaan diri merupakan salah satu kebutuhan penting bagi manusia dan

ini tidak dibawa sejak lahir namun dikembangkan melalui tiga lingkungan

pendidikan yaitu, keluarga, sekolah, dan masyarakat. Artinya, tiga pusat

pendidikan yang secara bertahap dan terpadu serta berkesinambungan

mengemban tangung jawab terhadap perkembangan kepribadian manusia

yang positif terutama adalah perkembangan kepercayaan diri.

Page 3: HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

3

Keluarga, yang menghadirkan anak ke dunia ini, secara kodrat bertugas

mendidik anak. Sejak kecil, anak hidup, tumbuh dan berkembang di dalam

keluarga. Orang tua dengan secara tidak sengaja atau direncanakan

menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang diwarisi dari nenek moyang dan

pengaruh-pengaruh lain yang diterima dari masyaraakat. Anak menerima

dengan daya penirunya, dengan segala senag hati, sekalipun kadang-kadang

anak tidak menyadari benar apa maksud dan tujuan yang ingin dicapai dengan

pendidikan itu.

Keluarga adalah suatu kelompok individu yang terkait oleh ikatan perkawinan

atau darah, yang secara khusus mencakup ayah dan ibu (orang tua) serta anak

dan merupakan lembaga pendidikan yang diselenggarakan dan ditangani

langsung oleh kedua orang tuanya. (Yasin Mustofa, 2007:52)

Antar keluarga (dalam hal ini orang tua) dengan anak terdapat hubungan yang

sangat erat dibanding hubungan dengan pihak lain. Orang tua adalah pihak

yang paling berhak terhadap keberadaan sang anak dan yang paling

bertanggungjawab terhadap kehidupan anak disegenap aspeknya. Karena

melalui kehidupan orang tuanyalah seorang anak bisa lahir didunia, sehingga

orang tua menjadi pihak yang paling berhak atas keberadaaan anak. Dan

orang tua merupakan pihak yang menjadi salah satu penyebab kehadiran

seorang anak, maka orang tua menjadi pihak yang paling bertanggung jawab

atas pemeliharaan bagi perkembangan dan kehidupan anak disegenap

aspeknya. Disamping itu, orang tua juga merupakan bagian yang paling

Page 4: HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

4

penting dari jaringan sosial anak sebab orang tua adalah lingkungan pertama

dan utama bagi anak.

Suasana kehidupan keluarga yang kondusif sangat dibutuhkan oleh anak

dalam perkembangan sosialnya. Salah satu aspek penting yang dapat

membangun suasana keluarga yang baik adalah terjalinnya

interaksi/komunikasi antar anggota keluarga. Harmonis-tidaknya, intensif

tidaknya komunikasi antaranggota keluarga akan mempengatuhi

perkembangan sosial anak yang ada didalam keluarga. Situasi komunikasi

antar anggota keluarga, akan berpengaruh terhadap kondisi psikis anak. Bila

komunikasi yang dibangun antar anggota keluarga dilakukan dengan

demokratis maka anak akan menjadi aktif, bersahabat, ramah, mudah bergaul,

tidak akan menyalahkan diri sendiri, kreatif, luwes, tidak kaku dalam

menerapkan peraturan dan lebih berhasil dalam berkomunikasi serta

memberikan pendapat.

Untuk menciptakan pola komunikasi diatas, maka perlu dilakukan

komunikasi yang didasari rasa kehangatan, keakraban, kejujuran, kesenangan,

saling pengertian, dan tindakan positif serta hubungan interpersonal yang baik

antar anggota keluarga. Teknik komunikasi antaranggota keluarga yang perlu

dikembangkan adalah komunikasi interpersonal multi arah, sehingga anak

mampu mengidentifikasi peran dari dirinya sendiri dan juga anggota keluarga

lainnya, yang pada akhirnya akan menumbuhkan rasa percaya diri.

Page 5: HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

5

Berdasarkan prapenelitian yang penulis lakukan pada siswa kelas VIII SMP

Muhammadiyah 1 Pringsewu Kabupaten Pringsewu tahun pelajaran

2014/2015, dari hasil pengamatan dan wawancara dengan guru BK, diperoleh

informasi bahwa masih banyak siswa yang tingkat kepercayaan dirinya masih

rendah, hal ini ditunjukan dengan adanya beberapa gejala prilaku; tidak

berani mengemukakan pendapat, enggan mengajukan pertannyaan terhadap

materi pelajaran yang diberikan, jika bertanya tidak jelas dan bahasa sulit

dipahami, rasa kurang yakin akan kemampuan, cenderung diam, pasif dan

kurang mau membuka diri terhadap temannya, dan lain sebagainya.

Rendahnya tingkat kepercayaan diri dipengaruhi oleh berbagai faktor. Penulis

berasumsi salah satu faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri pada siswa

tersebut adalah komunikasi interpersonal dalam keluarga.

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latarbelakang masalah diatas, dapat dirumuskan

masalah penelitian ini sebagai berikut:

“Apakah ada hubungan komunikasi dalam keluarga dengan tingkat

kepercayaan diri pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah1 Pringsewu

Kabupaten Pringsewu tahun pelajaran 2014/2015

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penulis tuangkan kedalam judul

penelitian yaitu:

HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT

KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS VIII SMP

Page 6: HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

6

MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

1.3.Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian dibatasi sebagai berikut:

1. Objek penelitian adalah komunikasi dalam keluarga dengan tingkat

kepercayaan diri siswa

2. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah

Pringsewu Kabupaten Pringsewu

3. Waktu Penelitian tahun pelajaran 2014/2015

1.4.Tujuan dan Manfaat penelitian

1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan:

Ingin mengetahui hubungan komunikasi dalam keluarga dengan tingkat

kepercayaan diri pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah1 Pringsewu

Kabupaten Pringsewu tahun pelajaran 2014/2015

2. Manfaat penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:

a. Sebagai wacana ilmiah dalam rangka memperkuat dasar kerangka

konseptual strategi pengembangan bidang pendidikan, khususnya

pengembangan pendidikan dalam bidang bimbingan dan konseling

Page 7: HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

7

b. Sebagai bahan pertimbangan dan sumber data bagi guru BK agar dapat

memberikan layanan bimbingan dan konseling yang tepat terhadap

siswa-siswa yang memiliki tingkat kepercayaan diri rendah

c. Sebagai bahan rujukan bagi orang tua siswa (melalui konsultasi

dengan guru Bk) agar dapat membantu atau menolong siswa tersebut

mengoptimalkan kepercayaan dirinya sesuai dengan taraf

kemampuannya.

d. Sebagai bahan masukan bagi siswa agar mampu menerima keadaan

dirinya, mengetahui kelemahan dan kekuatan dirinya, mampu

menyesuaikan diri dengan lingkungannya serta dapat meningkatkan

kepercayaan dirinya.

Page 8: HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

8

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Kepercayaan Diri

1. Pengertian Kepercayaan Diri

Ada beberapa definisi kepercayaan diri menurut para ahli diantaranya

adalah: “ kepercayaan diri merupakan suatu keyakinan dalam jiwa

manusia bahwa tantangan hidup apapun harus dihadapi dengan berbuat

sesuatu”(Angelis,2003:http://www.ed.Psikologi/related/latin/Jakarta,html)

Menurut Aaron Lumpkin (2005:61) bahwa, “kepercayaan diri adalah

keyakinan akan diri sendiri untuk bisa melakukan apapun sesuai

kemampuan yang dimilikinya”. Kepercayaan diri menurut Gomelan

(dalam Rissyo Aziza, 2006) adalah “kesadaran yang kuat tentang harga

dan kemampuan dirisendiri. Orang dengan kecakapan ini akan berani

tampil dengan keyakinan sendiri, berani mengatakan keberadaannya,

berani menyuarakan pandangan yang tidak popular dan bersedia berkorban

demi kebenaran, serta tegas, mampu membuat keputusan yang baik

kendati dalam keadaan tidak pasti dan tertekan”.

(http://rac.uii.ac.id/server/document/public/200105230301020132307.2dt)

Rakhmat (2005:101) “ kepercayaan diri dapat diartikan sebagai suatu

kepercayaan terhadap diri sendiri yang dimiliki setiap orang dalam

kehidupannya serta bagaimana orang tersebut memandang dirinya secara

hutuh dengan mengacu pada konsep dirinya

Page 9: HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

9

Berdasarkan beberapa kutipan pendapat diatas maka dapat disimpulkan

bahwa kepercayaan diri adalah sikap seseorang yang memiliki keyakinan

akan kemampuan untuk bertingkah laku sesuai dengan yang diharapkan,

bertanggung jawab terhadap tindakannya dan terpengaruh oleh orang lain.

2. Karakteristik kepercayaan diri

Menurut Rini, 2002 (http://www.e-psikologi.com/118/0j/2010, TinaAfatin)

Menyebutkan beberapa karakteristik kepercayaan diri, yakni:

a. Percaya akan kompetensi/kemampuan diri, hingga tidak membutuhkan pujian, pengakuan, penerimaan, atau pun rasa hormat orang lain

b. Tidak terdorong untuk menunjukkan sikap konformis demi diterima

oleh orang lain atau kelompok c. Berani menerima dan menghadapi penolakan orang lain - berani

menjadi diri sendiri

d. Punya pengendalian diri yang baik (tidak moody dan emosinya stabil) e. Memiliki internal locus of control (memandang keberhasilan atau

kegagalan, tergantung dari usaha diri sendiri dan tidak mudah menyerah pada nasib atau keadaan serta tidak tergantung / mengharapkan bantuan orang lain)

f. Mempunyai cara pandang yang positif terhadap diri sendiri, orang lain dan situasi di luar dirinya

g. Memiliki harapan yang realistik terhadap diri sendiri, sehingga ketika harapan itu tidak terwujud, ia tetap mampu melihat sisi positif dirinya dan situasi yang terjadi.

Menurut Aaron Lumpkin (2005:82) keeprcayaan diri merupakan suatu

konsep yang menarik. Rasa percaya diri yang sejati berarti kita memiliki

beberapa hal yang meliputi: “integritas diri, wawasan pengetahuan,

keberanian, sudut pandang yang luas, dan harga diri yang positif”.

Seseorang bisa saja merasa percaya diri, tetapi sekaligus rendah diri,

Seseorang mungkin saja memiliki rasa percaya diri, tetapi tidak

mempunyai banyak pengaruh. Sebagai contoh: seorang pria dengan

Page 10: HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

10

pembawaan yang kasar mungkin saja meraasa percaya diri dengan

berbagai situasi tetapi ia akan merasa ketakutan setangah mati jika

berpidato dihadapan sekelompok orang. Berdasarkan contoh tersebut,

menujukkan bahwa kepercayaan diri pada setiap individu memiliki

karakteristik tertentu seperti yang telah disebutkan diatas.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri

Kepercayaan diri merupakan tekad atau kesediaan untuk melakukan

sesuatu, bukan orientasi kepada hasil. Hasil merupakan bagian akhir yang

tidak bisa ditebak oleh manusia. Oleh karena itu adanya kemauan dan

tekad yang kuat untuk menghadapi hidup adalah sikap kepercayaaan diri

yang kuat.

Kepercayaan diri bukanlah bawaan lahir, melainkan hasil belajar,.

Semenjak manusia mengenal lingkungan hidupnaya, sejak itupula manusia

belajar banyak hal tentang kehidupan. Berdasarkan pengalaman hidupnya,

seseorang akan menetapkan kepaercayaan dirinya berdasarkan factor.

Menurut EB. Hurlock (dalam Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan,

2008:47), factor-faktor itu adalah: bentuk tubuh, cacat tubuh, pakaian,

nama dan julukan, intelegensi, kecerdasan, taraf aspirasi/cita-cata,

ekonomi keluarga, teman-teman, dan tokoh/orang yang berpengaruh.

Apabila berbagai factor kitu menimbulkan perasaan positif (bangga,

senang), maka muncullah kepercayaan diri yang positif. Pada masa kanak-

kanak, seseorang biasanya cenderung menganggap benar apa saja yang

Page 11: HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

11

dikatakan oleh orang lain. Jika seorang anak merasa diterima, dihargai,

dan mencintai dirinya (berkonsep kepercayaan diri positif). Sebaiknya,

jika orang-orang yang berpengaruh di sekelilingnya (orang tua, guru,

orang dewasa lainnya, atau teman-temannya) ternyata meremahkan,

merendahkannya, mempermalukannya, dan menolaknya, maka

pengalaman itu akan disikapi dengan negatif (memunculkan keercayaan

diri negatif)

4. Upaya meningkatkan kepercayaan diri

Menurut Rini (2002), agar seseorang dapat menumbuhkan atau

membangun kepercayaan dirinya, seseorang hendaknya mempunyai

kesadaran dan keyakinan akan kekuatan dan kemampuan diri sendiri

(dengan kata lain mempunyai rasa kepercayaan diri), diperlukan usaha

gigih yang kontinyu dan penuh kesadaran yang harus ditempuh uuntuk

membangun pilar-pilar atau sendiri-sendiri rasa percaya dirinya yang

kokoh.

Untuk meningkatkan kepercayaan diri, maka perlu dilakukan upaya

sebagai berikut:

a. Pemahaman diri bahwa manusia ciptaan tuhan

b. Mandiri c. Punya kelebihan d. Berpengalaman yang luas

e. Realistis f. Asertif

g. Dapat duduk dan berdiri tegak (Rini.2002:http//www.e-psikologi.com/dewe/160502.html)

Page 12: HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

12

Aspek-aspek indikator dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Pemahaman diri bahwa manusia ciptaan tuhan

Menyadari bahwa semua orang adalah ciptaan yang dikaruniai hak-hak

mendasar yang sama, yaitu hak hidup, hak untuk merdeka, dan hak

mencari kebahagiaan kita sendiri. Individu tidak perlu minder atau

kurang merasa percaya diri.

b. Mandiri

Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang hendaknya mampu mengerti

diri, menempatkan diri dalam situasinya, mengambil sikap

menentukan dirinya, serta nasibnya ada ditangan sendiri. Pribadi yang

mandiri dan sehat memiliki kemampuan untuk membentuk pikiran

mencapai keputusan dan melaksanakan dorongan serta disiplin mereka

sendiri. Orang yang mandiri harus selalu kembali kepada diri sendiri

bukan berarti tidak butuh orang lain. Tetapi alam hal pengembangan

kepribadian, seseorang harus lebih mengandalkan diri sendiri dari pada

orang lain, seseorang harus mengenali kemampuan diri sendiri

daripada menguntungkan diri daripada orang lain/menjadi benalu pada

orang lain.

c. Punya kelebihan

Setiap orang pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan. Tidak ada

orang di dunia ini yang tidak memiliki kelebihan sama sekali.

Mungkin kelebihan seseorang tidak sehebat yang dimiliki orang lain,

Page 13: HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

13

tetapi setiap orang harus memiliki keyakinan bahwa setiap orang pasti

mempunyai kelebihan/keunggulan. Untuk menumbuhkan rasa percaya

diri, seseorang harus berusaha menanamkan keunggulan atau

kelebihan diri dan kemudian mengembangkan dengan sungguh-

sungguh. Jika berhasil itu dapat mendongkrak rasa kepercayaan diri.

d. Berpengalaman luas

Pengetahuan adalah kekuatan, artinya orang yang berpengetahuan

yang luas makan menjadi kuat secara mental. Salah satu cara agar

memiliki pengetahuan yang luas adalah dengan rajin membaca. Selain

itu dengan memiliki rasa ingin tahu yang besar, mau mencari informasi

melalui internet dan tidak malu untuk bertanya. Semakin

berpengetahuan, semaki kuat, artinya seseorangn tidak mudah

menyerah dan kemudian diam seribu bahasa, tidak bisa berkata apapun

untuk mengimbangi pembicaraan. Dengan demikian pengetahuan yang

luas, seseorang lebih memiliki kepercayaan diri

e. Realistis

Orang tidak percaya diri akan merasa diirinya negative dari pada

positif. Orang semacam ini mendengar hal positif seperti bisakan,

sementara hal negative tentang dirinya terdengan seperti geledek

sehingga ia kaget dan takut. Kebanyakan orang tergoda untuk melihat

atau berfokus melihat yang negative yang berkaitan dengan dirinya

atau karyanya, sementara hal yang positif yang ada dirinya/karyanya

Page 14: HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

14

sering diremehkan, maka orang perlu belajar untuk selalu berfikir

seimbang karena pikiran yang seimbang itulah yang nyata dan realistis.

f. Asertif

Orang yang bersikap asertif akan tulus mengakui hak orang lain, tetapi

pada saat yang sama menegakkan haknya sendiri. Dengan kata lain,

ketika memperjuangkan haknya sendiri,dia tidak merampas atau

mengingkari hak orang lain. Sikap asertif penting untuk membangun

rasa kepercayaan diri. Tanpa sikap ini, seseorang akan mudah

dipermainkan oleh orang lain.

g. Dapat duduk dan berdiri tegak

Orang yang memiliki kepercayaan diri dapat menggunakan bahasa

verbar dan non verbar dengan tepat. Bahasa nonverbal memliputi

gerak mata atau arah pandang mata, tinggi rendahnya suara, cepat

lambatnya tempo suara, ekspresi wajah, gerak kepala, gerak tubuh,

gerak tangan, posisi duduk, berdiri dan jarak antara pembicaraan dan

pendengaran. Bahasa nonverbal biasanya otomatiss artinya orang tidak

perlu dengan sadar memilih atau memakai bahasa nonverbal, karena

ini akan muncul dengan sendirinya. Agar kepercayaan tumbuh dalam

diri, maka seseorang hendaknya menampilkan bahasa nonverbal

seperti berani memandang wajah dan mata orang lain yang sedang

diajak berbicara atau yang mengajaknya berbicara dan kontak ini

terjadi dalam waktu yang relatif lama

Page 15: HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

15

Selanjutnya, Aaron limpkin (2005:82) mengemukakan cara untuk

menumbuhkan rasa kepercayaan diri dengan membuat beberapa perubahan

mendasar pada diri individu, yaitu:

a. Mencobalah sesuatu yang baru untuk mempelajari keterampilan

baru, mengembangkan minat baru, teman baru dan sebagainya.

b. Mencoba untuk menempatkan diri pada jalur sama dengan orang

lain dan sekitarnya.

c. Mengembangkan pembawaan yang percaya diri

d. Bertindaklah lebih percaya diri

e. Haruslah menjadi diri sendiri

Berdasarkan kedua kutipan diatas, bahwa untuk menumbuhkan atau

membangun kepercayaan diri dapat ditempuh dengan berbagai tingkah

laku atau tindakan yang sesuai dengan kemampuan atau keunggulan yang

dimiliki individu seperti mencoba sesuatu yang baru, mencoba untuk

menempatkan diri pada jalur yang sama dengan yang lain, memahami diri

sendiri dengan bersikap cukup keras dan tegas, memiliki pendirian yang

kukuh dengan maksud tidak untuk mempertahankan diri secara emosional,

tidak menyepelekan orang lain, mengembangkan pembawaan percaya diri

dan berusaha menjadi diri sendiri. Banyak hal lain yang

dapamengembangkan kepercayaan diri selain yang telah disebutkan diatas.

Page 16: HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

16

5. Aspek-aspek Tingkat Kepercayaan Diri

Kepercayaan diri merupakan sikap atau keyakinan atas kemampuan diri

sendiri sehingga tindak-tindakkannya sesuai keinginan dan tanggung

jawab atas perbuatannya sendiri serta tidak tergantung pada orang lain.

Berdasarkan tinjauan pustaka dan pendapat rini, 2002: (http://www.e-

psikologi.com/118/0j/2010, TinaAfatin), maka yang menjadi aspek-aspek

tingkat kepercayaan diri pada penelitian ini antara lain:

a. Merasa yakin akan kemampuan pribadi

b. Bersikap tegas dan teguh pada pendidikan sendiri

c. Bertanggung jawab dalam tugas

d. Dapat tampil bebas dalam situuasi social

e. Memiliki harapan realistis terhadap diri sendiri

Aspek-aspek tingkat, kepercayaan diri yang dikemukakan di atas dapat

dijelaskan sebagai berikut:

a. Merasa yakin akan kemampuan pribadi

Memikirkan gagasan-gagasan positif merupakan aspek utama dalam

mengembangkan kepercayaan diri yang sehat. Individu harus sadar

bahwa kehidupan tidak selalu menawarkan gagasan yang positif, tetapi

juga kesulitan-kesulitan yang dapat kiita mengalami tekanan sehingga

menimbulkan masalah pribadi. Berbagai usaha perlu dilakukan untuk

mengatasi berbagai persoalan besar tanpa harus memaksakan

Page 17: HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

17

kehendaknya kepada orang lain. Bila semua ini dilakukan maka dalam

diri individu telah memiliki tingkat kepercayaan diri tinggi/positif.

b. Bersikap tegas dan teguh pada pendirian sendiri

Seseorang memiliki tingkat kepercayaan tinggi terindikasi dari

sikapnya yang tegas dan teguh pendiriannya dalam melakukan

tindakan, tidak terpengaruh tindakan-tindakan yang dilakukan oleh

orang lain. Siap mempertahankan pendiriannya bila itu memang benar

dan bertindak tegas tanpa kompromis bila sesuatu itu dianggap salah

atau menyimpang dari ketentuan yang berlaku. Disamping itu, mau

mengataakan yang sebenarnya tanpa harus malu atau takut

mendapatkan kritikan atau teguran dari orang lain.

c. Bertanggung jawab dalam tugas

Individu yang bertanggung jawab dalam tugas adalah individu yang

memiliki kesanggupan menyelesaikan persoalan atau pekerjaan yang

dibebankannya dan dapat menyelesaikannya dengan baik, tepat waktu,

serta berani mengambil resiko untuk setiap keputusan yang dibuat atau

tindakan yang dilakukan. Tidak pernah melemparkan kesalahan yang

dibuatnya kepada orang lain. Irang yang memiliki tanggungjawab juga

memiliki sikap tegas dan teguh dalam mempertahankan

pendapat,gagasan atau ide-ide yang dianggap benar tanpa harus

melaksanakan kehendaknya kepada orang lain. Bila semua ini

Page 18: HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

18

dilakukan maka dalam diri individu telah memiliki tingkat

kepercayaan diri tinggi/positif.

d. Dapat tampil bebas dalam situasi sosial

Seseorang yang memiliki rasa percaya diri positif adalah orang yang

dapat tampil bebas dalam situasi sosial, misalnya dalam rapat, diskusi,

atau mengemukakan pendapatnya tanpa harus malu, ragu-ragu atau

merasa tidak mampu melaksanakannya seperti gugup, takut,cemas, dan

lain-lainnya. Bila saat tertentu diberikan kesempatan untuk tampil

dalam suatu kegiatan dengan penuh keyakinan melaksanakan

kesempatan tersebut dengan sebaik-baiknya.

e. Memiliki harapan realistis terhadap diri sendiri

Dalam menghadapi kehidupan ini individu memiliki harapan, cita-cita,

tujuan hidup yang realistis sesuai dengan keadaan diri sendiri tanpa

harus membandingkan atau melihat orang lain. Ketika harapan tersebut

tidak menjadi kenyataan, ia tetap menaggapi secara positif terhadap

harapan, cita-cita dan tujuan yang ingin dicapai dengan memahami

sepenuhnya terhadap situasi yang dihadapi saat ini. Ia mampu untuk

membangkitkan semangat lebih baik dalam meraih harapan, cita-cita,

dan tujuan hidupnya tanpa mempersilahkan diri sendiri atau situasi

yang menjadi penyebab tidak terpenuhinya harapan tersebut.

Page 19: HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

19

2.2.Komunikasi Dalam Keluarga

1. Pengertian Komunikasi Dalam Keluarga

Setiap pribadi manusia akan selalu berada dan mengalami

perkembangan dalam ketiga lembaga pendidikan (keluarga, sekolah,

dan masyarakat).

Berdasarkan reality dan peranan ketiga lembaga ini, oleh ahli

pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara menganggap ketiga

lembaga pendidikan sebagai tripusat pendidikan.Artinya, tiga pusat

pendidikan yang secara bertahap dan terpadu mengemban tanggung

jawab bagi generasi mudanya. Orientasi kelembagaan tripusat

pendidikan bersifat wajar (alamiah) sesuai dengan kenyataandalam

tata kehidupan dan kebudayaan manusia:

Salah satu tripusat pendidikan yang terbentuk berdasar kan rasa suka

rela dan cinta-kasih yang asasi antara dua subjek manusia (suami-

istri). Merurut Abu Ahmadi (2002:234), "Keluarga adalah merupakan

satu kesatuan sosial yang terdiri dari suami, istri, dan anak-anak yang

belum dewasa yang terikat dalam perkawinan", Yasin Musthofa

.(2007:52) mengatakan "Keluarga adalah sebagai suatu kelompok

individu yang terkait oleh ikatan perkawinan atau darah yang secara

khusus mencakup ayah dan ibu (orang tua) serta anak". Dikemukakan

pula oleh prayitno (2004:245), bahwa "Keluarga merupakan satuan

persekutuan hidup antara dua individu (suami-iitri) yang terikat oleh

perkawinan yang sah yang paling mendasar merupakan pangkal

Page 20: HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

20

kehidupan bermasyarakat". Menurut Undang-Undang Perkawinan Bab

II Tentang DasarDasar Perkawinan Pasal 2 Tahun 1974 dijelaskan,

"Perkawinan menurut hukum Islam adalah pernikahan yaitu akad yang

sangat kuat atau miitsaaaqon gholiidhan untuk"mentaati perintah

Alloh dan bertujuan mewujudkan rumah tangga yang sakinah,

mawadah, dan rahmah".

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa

keluarga adalah unit sosial yang terkecil terdiri dari suarni-istri dan anak

yang terkait perkawinan yang sah dan merupakan pangkal kehidupan

bermasyarakat.

Adapun beberapa pengertian komunikasi dapat dikemukakan sebagai-

berikut.Menurut Jalaludin Rakhmat (2005:4), bahwa ada enam

pengertian komunikasi, yaitu:

a) Penyampaian, perubahan energi dari satu tempat ke tempat yang lain seperti daidm sistem syaraf atau penyampaian gelombang-gelombang suara;

b) Penyampaian atau penerimaan signal atau pesan oleh organisme; c) Pesan yang disampaikan;

d) Proses yang dilakukan satu sistem untuk mempengaruhi sistem yang lain melalui pengaturan signal-signal yang disampaikan;

e) Pengaruh satu wilayah persona pada wilayah persona yang lain

sehingga perubahan selain satu wilayah menimbulkan perubahan yang berkaitan pada wilayah lain;

f) Pesan pasien,kepada pemberi terapi dalam psikoterapis

Husaini Usman (2006:346) mengatakan "Komunikasi adalah proses

penyampaian atau penerimaan pesan dari satu orang kepada orang lain,

baik langsung maupun tidak langsung, secara tertulis, lisan maupun bahasa

isyarat".

Page 21: HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

21

Dikemukakan oleh Onong Uchjana Effendy (2007:14) bahwa

"Komunikasi adalah keterlibatan dua orang atau lebih dalam suatu

interaksi, komunikator menjadi suatu pesan, lalu menyampaikan kepada

kornunikan, dan kornunikan mengawasandi pesan tersebut".

Komunikasi mengacu pada tindakan, oleh satu orang atau lebih, yang

mengirim dan menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan (noise),

terjadi dalam satu konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu dan ada

kesempatan untuk melakukan umpan balik (Joseph A. Derito 1991:23.)

Dijelaskan pula oleh Agus M Hardjana, (2003:11). Komunikasi dapat

didefinisikan sebagai proses penyampain makna dalam benttuk gagasan

atau informasi dari seeorang kepada orang lain melalui media tertentu.

Berdasarkan beberapa pengertian komunikasi dan keluarga yang telah

dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi dalam

keluarga adalah proses interaksi atau proses pengiriman pesan antar

anggota keluarga (ayah, ibu, dan anak) baik secara verbal maupun

nonverbal yang terlibat langsung, multi arah guna menciptakan lingkungan

keluarga yang kondusif dan terwujudnya keselarasan hubungan dalam

keluarga.

2. Tujuan dan Fungsi Komunikasi dalam Keluarga

Menurut Husaini Usman (2006:346), tujuan komunikasi dalarn

keluarga,antara lain:

Page 22: HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

22

a. Meningkatkan kemampuan manajerial dan hubungan sosial

b. Menyampaikan atau menerima informasi c. Menyampailkan dan menjawab pertanyaan d. Mengubah pikiran (pola pikir), perasaan, dan tindakan

e. Mengubah keadaan sosial f Ada dua hal yang dapat mengubah perilaku dan keadaan sosial adalah

komunikasi dan pengambilan keputusan. Berdasarkan kutipan di atas, bahwa komunikasi dalam keluarga memiliki

tujuan yang kompleks, di antaranya meningkatkan kemampuan menajerial

dan hubungan social, ` menyampaikan, menerima informasi, dan

menjawab pertanyaan, mengubah pola pikir, keadaan sosial, dan

pengambilan keputusan.

Adapun fungsi komunikasi dalam keluarga, di antaranya:

a. Membantu perkembangan intelektual dan sosial; b. Identitas atau jati diri terbentuk dalam dan lewat komunikasi dengan

anggota keluarga.

c. Mengembangkan kesehatan mental d. Pengakuan atau tanggapan dari anggota keluarga

e. Untuk mendukung dan Baling menolong antaranggota keluarga, f. Memecahkan konflik dan bentuk masalah-masalah pribadi dalam

keluarga;

g. Membina keakraban dan saling membutuhkan antaranggota keluarga (Supratiknya, 2001:9).

Dari kutipan di atas, fungsi komunikasi keluarga adalah membina

hubungan antar anggota keluarga untuk mencapai kebahagiaan hidup

dalam keluarga.

3. Hambatan-hambatan dalam Komunikasi

Ada beberapa hal yang menjadi penghambat atau penghalang dalam proses

komunikasi. Penghambat tersebut dikenal dengan istilah barrier, noises,

atau bottle neck communication. Dalam komunikasi dikenal hambatan

Page 23: HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

23

psikologis seperti minat, sikap, pendapat, kepercayaan, intelegensi, dan

pengetahuan. Hambatan fisik misalnya kelelahari, sakit, keterbatasan

panca indera atau cacat tubuh.

Komunikasi bisa juga dihambat oleh kultur/budaya seperti perbedaan adat

istiadat, norma-norma sosial, kepercayaan, dan nilai-nilai panutan.Tanda

setuju di Indonesia dengan menganggukan kepada. Sebaliknya, di India

menanggukkan kepala berarti tidak setuju (Husaini Usman, 2006:353),

Menurut Massa (1998) (dalam Husaini Usman, 2006:353) mengatakan

hambatan-hambatan dalam berkomunikasi, antara lain:

a. Komunikator menggunakan bahasa yang sukar dipahami;

b. Perbedaan persepsi akibat perbedaan latar belakang; c. Terjemahan yang salah;

d. Kegaduhan; e. Reaksi emosional seperti selalu bertahan (depensif) dan terlalu

menyerang (agressif)

f. Gangguan fisik (tuli,bisu,dan buta); g. Pesan bermakna ganda (semantik);

h. Belum berbudaya baca dan tulis serta budaya diam; i. Kecurigaan; j. Teknik bertanya yang buruk;

k. Teknik menjawab yang buruk; l. Tidak jujur

m. Tertutup, n. Destruktif; o. Kurang dewasa;

p. Kurang respek; q. Kurang menguasai materi;

r. Kurang persiapan; s. Kebiasaari menjadi pembicara dan pendengar yang buruk.

Menurut Johnson (dalam Supratiknya, 2001:42)„ ada beberapa kesalahan

umum yang sering dilakukan dalam berkomunikasi, antara lain:

a. Sebagai pengirim pesan

1) Cepat-cepat berbicara, tanpa menyusun pikiran kita terlebih dahulu;

Page 24: HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

24

2) Menjejalkan terlalu benyak gagasan dalam pesan kita, apalagi gagasan

itu kadang-kadang sering tidak saling berhubungan; 3) Atau sebaliknya, merumuskan pernyataan-pernyataan terlalu pendek; 4) Mengabaikan jumlah informasi tentang pokok pesan yang sudah

dimiliki oieh penerima; 5) Tidak menyesuaikan perumusan pesan kita dengan sudut pandang

penerima.

b. Sipenerima:

1) Tidak menaruh perhatian kepada pengirim;

2) Sudah merumuskan jawaban sebelum mendengarkan semua yang hendak dikatakan oleh pengirim;

3) Cenderung mendengarkan detail-detail, seperti kata, intonasi, dan

sebagainya, bukan mendengarkan pesan secara keseluruhan; 4) Memberikan penilaian benar atau salah, sebelum memahami

sepenuhnya pesan yang dikirim. Cara mendengarkan dan menanggapi lawan bicara sangat penting dalam

berkomunikasi. Agar komunikasi kita menjadi lebih intim dan personal,

kita perlu mengkomunkasikan kepada lawan bicara kita bahwa kita telah

mendengarkan dan memahaminya. Komunikasi disebut impersonal apabila

penerima mengkomunikasikan kepada pengirim bahwa ia tidak

mendengarkan dan tidak memahaminya. Hal ini jelas menghambat

komunikasi.

Hambatan lain untuk membangun komunikasi yang intim dan personal

adalah kecenderungan untuk menilai, menghakimi, membenarkan atau

sebaliknya, menyalahkan pernyataan-pernyataan yang disampaikan oleh

pengirim.

4. Keterampilan Dasar dalam Berkomunikasi

Pada umumnya selaras dengan pengertian komunikasi di atas, komunikasi

yang paling banyak terjadi dan mudah dilihat adalah komunikasi antar

Page 25: HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

25

manusia. Namun, tidak menutup kemungkinan komunikasipun bisa dilakukan

dengan objek yang lain. Kumunikasi termasuk bentuk kebutuhan alamiah

manusia. Manusia membutuhkan dan melakukan komunikasi terhadap diri

sendiri, orang lain, makhluk hidup lainnya, dan kepada Tuhan.

Ketika manusia menimbang dan ingin mengambil suatu keputusan tertentu

yang selaras dengan nuraninya, berarti is sedang berkomunikasi dengan diri

sendiri. Proses pertimbangan dan perenungan diri sebelum mengambil sikap

atas keputusan adalah bentuk komunikasi pribadi.

Komunikasi secara luas adalah sebagai bentuk tingkah laku seseorang, baik

verbal maupun nonverbal yang ditanggapi oleh orang lain, tidak sekedar

pertukaran kata atau sejumlah menerima melalui tingkah laku tersebut dengan

sadar dimaksudkan untuk mempengaruhi tingkah laku atau sikap dan

mengubah opini atau pandangan orang lain. Dalam setiap bentuk komunikasi,

orang saling mengirimkan lambang-lambang yang memiliki makna tertentu,

bersifat verbal yang berupa kata-kata atau nonverbal berupa ekspresi dan

gerak tubah.

Proses komunikasi adalah proses alamiah yang dilakukan oleh manusia

namun, agar setiap komunikasi dapat efektif maka dibutuhkan beberapa

keterampilan dasar. Agar mampu memulai, mengembangkan, dan memiliki

komunikasi yang akrab, hangat, dan produktif dengan orang lain, maka perlu

memiliki sejumlah keterampilan dasar berkomunikasi. Beberapa keterampilan

dasar yang dimaksud antara lain;

a. Harus mampu saling memahami;

Page 26: HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

26

b. Harus mampu mengkomunikasikan pikiran dan perasaan kits secara tepat

dan jelas; c. Harus mampu saling menerima dan memberi dukungan atau saling

menolong;

d. Harus mampu memecahkan konflik (Jhonson dalam Supratiknya.2001:11).

Lebih jelas bentuk-beptuk keterampilan dasar yang dikemukakan di atas dapat

diuraikan sebagai berikut:

a. Harus mampu saling memahami

Secara rinci, kemampuan ini mencakup beberapa sub kemampuan yaitu

sikap percaya, pembukaan diri, keinsyafan, dan penerimaan diri. Agar

dapat saling memahami, pertama-tama harus saling percaya, sesudah

saling percaya harus saling membuka diri, yakni saling mengungkapkan

tanggapan terhadap situasi yang sedang dihadapi, termasuk kata-kata yang

ducapkan atau perbuatan yang dilakukan oleh lawan komunikati. Untuk

membuka diri seperti itu, tentu raja sebelumnya individu harus menginsafi

diri sendiri, yakni menyadari perasaan-perasaan maupun tanggap-

tanggapan batin lainnya. Namun, untuk sampai- pada keinsafan diri

semacam itu, individu perlu menerima diri, menerima dan mengakui

pikiran perasaannya, bukan menyangkal, menekan, atau

menyembunyikannya. Selain itu, tentu saja individu harus mampu

mendengarkan orang lain. Membuka diri kepada orang lain dan

mendengarkan dengan penuh perhatian ketika orang lain sedang membuka

diri kepada individu adalah cara yang jitu untuk memulai dan memelihara

komunikasi.

Page 27: HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

27

b. Harus mampu mengkornuiiikasikan pikiran dan perasaan secara tepat dan

jelas

Kemampuan ini juga harus disertai kemampuan menunjukkan sikap

hangat dan rasa senang serta kemampuan mendengarkan dengan Cara

yang akan menunjukkan bahwa individu memahami lawan

komunikasinya. Dengan saling mengungkapkan pikiran-pikiran dan

perasaan serta saling mendengarkan, individu memulai, mengembangkan,

dan memelihara komunikasi dengan orang lain.

c. Harus mampu saling menerima dan saling memberikan dukungan atau

saling menolong

Individu harus mampu menanggapi keluhan orang lain dengan cara-cara

bersifat menolong, yaitu menunjukkan sikap memahami dan bersedia

menolong sambil memberikan bimbingan dan contoh seperlunya agar

orang tersebut mampu mengemukakan pemecahan-pemecahan yang

konstruktif terhadap masalahnya yaitu melalui komunikasi antar individu.

d. Harus mampu memecahkan konflik

Individu harus manpu memecahkan konflik dan bentuk-bentuk masalah

antarpribadi lain yang mungkin muncul dalam komunikasi individu

dengan orang lain, melalui cara-cara yang konstruktif (membangun).

Artinya, dengan cara-cara yang semakin mendekatkan individu dengan

lawan komunikasi dan menjadikan komunikasi individu itu semakin

tumbuh dan berkembang. Kemampuan ini sangat penting untuk

mengembangkan dan menjaga perasaan serta kelangsungan komunikasi

Page 28: HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

28

individu. Kemampuan memecahkan konflik merupakan langkah yang

tepat bagi individu karena tanpa kemampuan ini, komunikasi antarpribadi

tidak berjalan lancar dan efektif. Di samping itu, proses penerimaan pesan

oleh komunikator tidak sesuai dengau harapannya.

5. Aspek-aspek Koimunikasi dalam Keluarga

Kelahiran dan kehadiran seorang anak dalam keluarga secara alamiah

memberikan adanya tanggung jawab dari pihak orang tua. Tanggung jawab

ini didasarkan atas motivasi cinta kasih, yang pada hakikatnya juga dijiwai

oleh tanggung jawab moral. Secara sadar orang tua mengemban kewajiban

untuk memelihara dan membina anaknya sampai ia mampu berdiri sendiri

(dewasa) baik secara fisik, sosial-ekonomi maupun moral. orang tua

meletakkan dasar-dasar untuk mandiri.

Untuk menciptakan pola seperti di atas, perlu dilakukan komunikasi yang

menimbuikan kehangatan, keakraban, pengertian dan tindakan positif serta

hubungan baik antara seluruh anggota keluarga melalui komunikasi antara

anggota keluarga (komunikasi interpersonal).Teknik komunikasi_dalam

keluarga yang perlu dikembangkan adalah komunikasi multi arah, sehingga

anak mampu mengidentifikasi peran dari dirinya sendiri dan juga anggota

keluarga yang lain. Adapun aspek-aspek komunikasi dalam keluarga yang

diperlukan untuk menumbuhkan komunikasi interpersonal yang baik, di

antaranya:

a. Keakraban

b. Kesenangan

Page 29: HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

29

c. Sikap terbuka

d. Kejujuran

e. Memuaskan

(Jalaludin Rakhmat, 2005:1.29).

Untuk lebih jelas, aspek-aspek komunikasi dalam keluarga di atas dapat

dikemukakan sebagai berikut:

a. Keakraban

Salah satu indikasi proses komunikasi dalam keluarga adalah adanya

unsur keakraban. Keakraban antaranggota keluarga terlihat adanya rasa

aman dan nyaman bila antara anak dan anggota keluarga (orang tua).

Mereka memiliki rasa saling ketergantungan/saling membutuhkan antara

satu dengan lainnya. Biasanya anak dan orang tua selalu ada waktu untuk

mengemukakan pendapat, suka bercanda di saat bersama-sama di rumah

dan akan merasa kesepian bila salah satu anggota keluarga tidak ada di

rumah dan antara anak dengan anak (kakak-adik) saling berbagi

pengalaman atau bermain-main bersama dan ini nampak sekali kearaban

antar anggota keluarga.

b. Kesenangan

Di samping adanya unsur keakraban antaranggota keluarga dalam

menjalin hubungan di rumah dan di luar rumah juga ada hubungan

kesenangan. Anak dan anggota keluarga juga betah di rumah, merasa

senang belajar bersama-sama dengan adik dan kakak serta orang tua bila

pada saat bersamaan sedang berkumpul. Di samping itu, orang tua

Page 30: HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

30

biasanya memahami apa yang menjadi kebutuhan anak dan keluarga dan

akan selalu berusaha memenuhinya melalui bekerja, baik di rumah

maupuh di luar rumah. Orang tua juga selalu melindungi, merawat dan

menjaga keamanan dan kasih sayang sepenuhnya kepada anak karena

biasanya anak menjadikan sumber inspirasi dan motivasi tersendiri bagi

orang tua untuk memenuhi kebutuhan. Di samping itu, diberikan pula

kesempatan untuk saling memahami, saling memperhatikan, dan adanya

penghargaan anak terhadap orang yang lebih tua dalam keluarga tersebut

serta bisa juga memberikan kesempatan kepada seluruh anggota

keluarga untuk berhubungan dengan orang lain di luar lingkungan

rumahnya.

c. Sikap terbuka

Sikap terbuka besar pengaruhnya dalam menumbuhkan komunikasi dalam

keluarga, Adapun karakteristik sikap terbuka dalam komunikasi keluarga,

antara lain:

1) Menilai pesan secara objektif dengan menggunakan data dan keajegan

logika; 2) Membedakan dengan mudah, melihat nuansa dan sebagainya; 3) Berorientasi pada isi;

4) Lebih bersifat profesional dan bersedia mengubah kepercayaannya; 5) Mencari pengertian pesan yang tidak sesuai dengan rangkaian

kepercayaannya (Rakhmat, 2005:136). Agar komunikasi dalam keluarga melahirkan hubungan interpersonal yang

efektif, dogmatisme harus diganti dengan sikap terbuka.

Melalui sikap terbuka, sikap percaya, dan sikap suportif mendorong

timbulnya saling pengertian, saling menghargai, dan paling penting saling

Page 31: HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

31

mengembangkan kualitas hubungan interpersonal antaranggota

keluarga.Bila anggota keluarga memahami bagaimana perasaan dan

pandangan saya, tanpa berkeinginan untuk menganalisis atau menilai saya,

barulah saya dapat tumbuh dan berkembang pada iklim kondusif dalam

kehidupan saya (keluarga).

d. Kejujuran

Kejujuran adalah aspek ketiga yang menumbuhkan sikap terbuka dalam

komunikasi antara anggota keluarga, menerima dan empati mungkin saja

dipersepsi oleh orang tua/anggota keluarga positif. Komunikasi seperti ini

tercermin adanya sikap bersahabat, saling memperhatikan, empati

ditanggapi anggota keluarga dengan baik, sehingga antar anggota

keluarga tidak menyembunyikan isi hatinya atau membungkus pendapat

dan sikap dengan lambang-lambang verbal dan nonverbal. Kejujuran

menyebabkan perilaku anggota keluarga dapat diduga. Ini mendorong

orang lain dalam keluarga percaya pada anggotanya serta saling

memperhatikannya.

e. Memuaskan

Komunikasi dalam keluarga yang memuaskan akan terlihat dari orang tua

dalam memberikan rasa aman dan nyaman setiap saat pada anak dan

keluarga. Orang tua menanamkan disiplin moral dari baik terhadap anak

dan keiuarga melalui kebasaan-kebiasaan yang dilakukan anggota

keluarga. Di sini orang tua, memenuhi kebutuhan lahir dan batin terhadap

anak dan keluarga, orang tua menghargai setiap kelebihan dan kelemahan

Page 32: HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

32

yang ada pada anak dan anggota kelurga dan akan menjaga dengan sebaik-

baiknya pola interaksi yang dilakukan di dalam rumah, sehingga orang lain

menganggap keluarga ini harmonis atau adanya kesejahteraan di rumah.

2.3.Kerangka Pikir dan Hipotesis

1. Kerangka pikir

Sesuai dengan tinjauan pustaka dan variabel yang diteliti maka penulis

dapat menjelaskan kerangka pemikiran penelitian ini sebagai berikut:

Suasana harmonis dalam keluarga merupakan syarat mutlak untuk

berkembangnya watak dan kepribadian anak menjadi positif. Suasana

ini akan tercemin dalam menjalin komunikasi interpersonal antar

anggota keluarga. Pola atau suasana komunikasi yang baik dalam

keluarga ditandai oleh adanya sikap keakraban, kesenangan, sikap

terbuka, kejujuran dan memuaskan.

Komunikasi dalam keluarga yang baik akan memberikan rasa aman

dan menumbuhkan serta mengembangkan rasa percaya diri. Rasa

percaya diri ini akan tumbuh dalam diri individu yang tercermin dari

adanya keyakinan akan kemampuan pada diri sendiri, bersikap tegas

dan teguh pendirian, bertanggung jawab terhadap tugas yang

diberikan, dapat tampil bebas dalam situasi sosial, dan memiliki

harapan yang realistis terhadap diri sendiri.

Page 33: HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

33

Berdasarkan uraian diatas, secara teoritis akan dijelaskan tentang

hubungan komunikasi dalam keluarga dengan tingkat keparcayaan diri

pada siswa dalam skema kerangka pikir berikut ini:

Gambar 1. Skema Kerangka Pikir

Komunikasi dalam Keluarga

(X)

a. Keakraban

b. Kesenangan

c. Sikap terbuka

d. Kejujuran

e. Memuaskan

2. Hipotesis

“Hipotesis adalah merupakan jawaban sementara terhadap rumusan

masalah penelitian, oleh karena itu perlu dilakukan penlitian secara

empirik” (Sugiyono,2008:13)

Berdasarkan pernyataan diatas, penulis mengajukan hipotesis penelitian

ini sebagai berikut:

“Ada hubungan komunikasi dalam keluarga dengan tingkat

kepercayaan diri pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1

Pringsewu Tahun pelajaran 2014/2015”

Tingkat kepercayaan diri

(Y)

a. Merasa yakin akan kemampuan

pribadi

b. Bersiakp tegas dan teguh

pendirian

c. Bertanggung jawab dalam tugas

d. Dapat tampil bebas dalam situasi

sosial

e. Memiliki harapan realistis

terhadap diri sendiri

Page 34: HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

34

III. METODE PENELITIAN

3.1.Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan cara mengukur

variabel. Adapun definisi operasional variabel sebagai berikut:

3. Variabel bebas; Komunikasi dalam Keluarga (X) adalah proses interaksi

antar anggota keluarga baik secara verbal maupun non verbal yang

terlibat langsung, multi arah guna menciptakan lingkungan keluarga

kondusif dan keselarasan hubungan.

Secara operasional indikator- indikator variabel bebas meliputi:

a. Keakraban adalah rasa aman dan nyaman serta rasa saling

ketergantungan, saling membutuhkan antara satu dengan lainnya

b. Kesenangan adalah adanya saling memaharni dan penghargaan antara

individu anggota keluarga

c. Sikap terbuka adalah mau menerima dan diterima antar anggota

keluarga tanpa dipaksa atau merasa terpaksa

d. Kejujuran adalah tidak ada unsur-unsur yang ditutupi, apa adanya

sesuai apa yang diperbuat dan dikatakannya

e. Memuaskan adalah rasa aman dan nyaman antara kebutuhan dan

pemenuhannya pada setiap anggota keluarga

4. Variabel terikat; Tingkat Kepercayaan Diri (Y) adalah sikap seseorang

yang memiliki keyakinan akan kemampuan untuk bertingkah laku sesuai

Page 35: HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

35

dengan yang diharapkan, bertanggung jawab terhadap tindakannya dan

tidak terpengaruh oleh orang lain.

Secara operasional indikator- indikator tingkat kepercayaan diri meliputi:

a. Merasa yakin akan kemampuan pribadi adalah kesanggupan mengatasi

berbagai persoalan tanpa memaksakan kehendaknya kepada orang lain

b. Bersikap tegas dan teguh pendirian adalah tidak terpengaruh terhadap

tindakan yang dilakukan orang lain dan memiliki keyakinan yang mampu

dipertahankan kebenarannya

c. Bertanggung jawab dalam tugas adalah dapat melaksanakan tugas secara

baik sesuai yang dibebankan kepadanya

d. Dapat tampil bebas dalam situasi sosial adalah tidak merasa malu, ragu-

ragu atau cemas melaksanakan kegiatan bersama orang lain

e. Memiliki harapan realistis terhadap diri sendiri adalah memiliki

keyakinan akan kemampuan, cita-cita, dan keinginan sesuai keadaan diri

sendiri.

3.2.Instrumen Penelitian

Pengumpulan data dalam penelitian ini akan menggunakan metode

dokumentasi dan angket. Setelah data terkumpul kemudian diadakan

pengukuran sesuai instrument yang telah disiapkan.

Jenis instrument yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah angket

tertutup, yaitu angket yang langsung diberikan kepada responden dengan

jumlah butir soal masing-masing variabel sebanyak 24 item dan setiap

Page 36: HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

36

pertanyaan terdapat lima alternatif jawaban yang dengan kriteria penskoran

sebagai berikut:

Rentang skor positif adalah 5,4,3,2,1 dengan alternatif jawaban sebagai

berikut:

a. Jika pertanyaan dijawab selalu (SL), Artinya aktivitas dalam pernyataan

tersebut selalu dilakukan setiap waktu diberi skor 5

b. Jika pertanyaan dijawab sering (SR) Artinya aktivitas dalam pernyataan

tersebut sering dilakukan setiap waktu diberi skor 4

c. Jika pertanyaan dijawab jarang (JR) Artinya aktifitas dalam pernyataan

tersebut Jarang dilakukan setiap waktu diberi skor 3

d. Jika pertanyaan dijawab kadang-kadang (KD) Artinya aktifitas dalam

pernyataan tersebut kadang-kadang dilakukan setiap waktu diberi skor 2

e. Jika pertanyaan dijawab tidak pernah (TP) Artinya aktifitas dalam

pernyataan tersebut tidak pernah dilakukan setiap waktu diberi skor 1

Berdasarkan kriteria pengukuran yang telah ditetapkan, secara teoritis

diperoleh skor tertinggi 120 dan sekor terendah 24 pada masing-masing

variabel. Kemudian variabel komunikasi dalam keluarga akan

dikelompokan dalam tiga kategori yaitu komunikasi baik, cukup baik, dan

kurang baik. Variabel kepercayaan diri akan dikelompokkan pada

katagori, kepercayaan diri tinggi, sedang dan rendah. Penetapan Skala

interval menggunkan ketentuan berikut:

Page 37: HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

37

i = 𝑁𝑇 −𝑁𝑅

𝐾

= 110 −22

3

= 29

Keterangan:

I : interval NT : Nilai Tertinggi

NR : Nilai Terendah K : Kategori (Sutrisno Hadi, 1986:283)

Dengan interval (i=26), maka diperoleh:

a. Pengkatagorian komunikasi dalam keluarga sebagai berikut:

- Skor 24-55, komunikasi dalam keluarga berkategori kurang baik

- Skor 56-87, komunikasi dalam keluarga berkategori cukup baik

- Skor 88-120, kepercayaan diri berkategori Baik

b. Pengkatagorian tingkat kepercayaan diri sebagai berikut:

- Skor 24-55, tingkat kepercayaan diri berkategori Rendah

- Skor 56-87, tingkat kepercayaan diri berkategori Sedang

- Skor 88-120, tingkat kepercayaan diri berkategori Tinggi

Selanjutnya, sebelum alat ukur digunakan pada sampel penelitian, perlu

dilakukan ujicoba (try out) yang dikenakan pada 10 responden di luar

sampel. Tujuan ujicoba ini adalah untuk mengetahui validitas dan

reliabilitas alat ukur .

a. Validitas Alat Ukur

Suharsimi Arikunto dalam Riduwan (2009:109) menjelaskan,

"Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan

Page 38: HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

38

atau keandalan suatu alat ukur." Sedangkan Sugiyono (2008:172)

mengemukakan, "Intrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan

untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti

instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur ana yang

seharunya diukur".

Berdasarkan kedua pendapat tersebut maka dapat dijelaskan bahwa

validitas adalah alat ukur yang mampu mengukur dengan tepat sesuai

yang dikehendaki si pembuatnya. Kemudian pada umumnya, validitas

alat ukur dapat dibedakan menjadi 5 (lima) macam, yaitu:

1. Validitas tampang/lahir (face validity),

2. Validitas logis (logical validity)

3. Validitas isi (content validity),

4. Validitas faktor (factorial validity )

5. Validitas empiris (empercal validity)

Pada penelitian ini, validitas yang digunakan adalah validitas isi yang

ditempuh melalui konsep pembuatan kisi-kisi dengan berdasarkan pada

konsep-konsep teoritis yang ada.

b. Reliabilitas Alat Ukur Menurut Arikunto mengatakan, "Reliabilitas

suatu test adalah taraf sejauhmana test itu sama dengan dirinya sendiri

atau keajegan suatu test", Sedangkan Kartini Kartono (2001:111)

menjelaskan, "Masalah reliabilitas pengukuran itu berkaitan dengan

stabilitas dan kematangan (konstansi) hasil pengukuran".

Page 39: HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

39

Berdasarkan kedua pendapat di atas dapat disimpulkan, bahwa

reliabilitas test adalah stabilitas dan kejegan sebuah test hasil

pengukuran.Lebih lanjut, Kartini Kartono (2001:112) menjelaskan,

untuk mengukur reliabilitas alat ukur dapat dilakukan dengan tiga cara

pengujian, yaitu: 1) teknik uiangan, 2) teknik bentuk paralel atau

sejajar, 3) teknik belah dua"

Sependapat pertanyaan di atas, pada penelitian ini teknik yang

digunakan untuk mengukur reliabilitas alat ukur dilakukan dengan

teknik belah dua dengan sistem ganjil genap. Maksudnya, membagi

skor yang ada menjadi dua bagian/ belahan.Untuk belahan pertama (X)

adalah kelompok skor item bernomor ganjil dan belah kedua (Y)

adalah kelompok skor item bernomor genap. Kemudian kedua data ini

dimasuk ke dalam rumus statistik Korelasi Product Moment",yakni:

𝑟𝑥𝑦 =𝑁. ∑ 𝑋𝑌 − (∑𝑋)(∑𝑌)

√{𝑁. ∑ 𝑋2 − ( ∑ 𝑋)2}{𝑁. ∑ 𝑋2 − ( ∑ 𝑋)2}

Dimana:

rXy = Koefisien korelasi antara X dan Y

XY = Hasil kali antara X dan Y

N = Jumlah data (Riduwan, 2009:110).

Kemudian untuk mengetahui reliabilitas alat ukur secara keseluruhan,

maka nilai rxy dimasukkan ke dalam rumus Spearman Brown di bawah

ini.

Page 40: HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

40

𝑟11 =2(𝑟𝑏)

1 + 𝑟𝑏

Dimana:

r11 = Reluabuitas interna seiuruh hem

rb = Korelasi product moment antara belahan (ganjil-genap) atau

(akhir-awal) (Riduwan, 2009:113).

3.3.Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP

muhammadiyah 1 Pringsewu Kabupaten Pringsewu Tahun Pelajaran

2014/2015 seperti pada tabel berikut :

Tabel 1. Data Siswa Kelas VIII SMP muhammadiyah 1 Pringsewu Tahun

Pelajaran 2014/2015

No. Kelas Jenis Kelamin

Jumlah L P

1. VIII.1 15 11 26

2. VIII.2 14 15 29

3 VIII.3 21 6 27

Jumlah 50 32 82

Sumber: Data siswa SMP muhammadiyah 1 Pringsewu Tahun Pelajaran

2014/2015

Berdasarkan tabel di atas, populasi penelitian ini berjumlah 82 siswa yaitu

seluruh siswa kelas VIII SMP muhammadiyah 1 Pringsewu Kabupaten

Pringsewu Tahun Pelajaran 2014/2015.

Page 41: HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

41

2. Sampel

"Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti" (Arikunto,

2006:08), Untuk menetapkan besarnya sampel, penulis berpedoman pada

pendapat Arikunto (2006:110) mengatakan "Untuk sekedar ancer-ancer

apabila jumlah subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil

semuanya, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.

Selanjutnya, jika subjeknya besar dapat diambiI antara 10-15% atau 20-

25% atau lebih..."

Berpedoman pendapat di atas, sampel dalam penelitian ini adalah

seluruh siswa SMP Muhammadiyah I Pringsewu kelas VIII yang

berjumlah 82 siswa termasuk didalamnya sampel try out. Dengan

demikian penelitian ini disebut juga dengan penelitian total sampling

karena seluruh populasi ditetapkan sebagai sampel penelitian.

3.4.Teknik Analisis Data

Berdasarkan tujuan dan hipotesis yang diajukan serta data berbentuk

interval, maka teknik analisis data digunakan.statistik dengan uji korelasi

Product Moment berikut ini:

𝑟𝑥𝑦 =𝑁. ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋)(∑ 𝑌)

√{𝑁. ∑ 𝑋2 − ( ∑ 𝑋)2}{𝑁. ∑ 𝑋2 − ( ∑ 𝑋)2}

Dimana:

rXy = Koefisien korelasi antara X dan Y

XY = Hasil kali antara X dan Y

N = Jumlah data (Riduwan, 2009:110).

Page 42: HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

42

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Penyajian dan Analisis Data

1. Pelaksnaan Ujicoba (Try Out)

Sebelum alat ukur digunakan untuk penelitian, perlu diuji cobakan dengan

tujuan mengetahui validitas dan reliabilitas alat ukur. Pengujian

Reliabilitas dan validitas alat ukur ditempuh dengan langkah-langkah

sebagai berikut :

a. Validitas Alat Ukur

Sebuah alat ukur dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang

diinginkan. Sebuah alat ukur dikatakan valid apabila mengungkap data

dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnnya validitas alat

ukur menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak

menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud.

Validitas yang penulis gunakan pada penelitian ini adalah validitas isi,

yaitu untuk menentukan validitas ditinjau dari isi-isi yang spesifik

sesuai variabel yang diukur. Untuk membuktikan validitas isi yaitu

ditempuh menguraikan variabel menjadi sub-sub variabel atau

indikator . Kemudian dari indikator-indikator dikembangkan atau

dijabarkan kembali ke dalam butir-butir item sesuai luas dan

sempitnya indikator variabel tersebut.

Melalui langkah-langkah yang diteliti maka peneliti berharap

mendapatkan validitas isi yang tinggi. Untuk membuktikan validitas isi

ini di tempuh dengan membuat kisi-kisi angket yang merupakan

Page 43: HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

43

pedoman operasional penyusunan angket. Kisi-kisi angket pada

penelitian ini dapat dilihat pada halaman lampiran skripsi.

b. Reliabilitas Alat Ukur Komunikasi dalam Keluarga Untuk mengetahui reliabilitas alat ukur komunikasi dalam keluarga

dilaksanakan ujicoba (tryout) yang dikenakan pada 10 responden siswa

kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Pringsewu Tahun Pelajaran

2014/2015, yang diambil secara acak dalam enam kelas di luar sampel

namun dalam populasi.

Hasil pelaksanaan ujicoba (tryout) didapatkan skor dan skor tersebut

kemudian dikelompokkan menjadi dua bagian/belahan. Untuk belahan

pertama (X) adalah kelompok skor items bernomor ganjil dan belahan

kedua (Y) adalah kelompok skor items bernomor genap. Kemudian

data dari kedua belahan tersebut dimasukkan ke dalam tabel kerja

berikut ini.

Tabel 2. Tabel Kerja Untuk Mencari Koefisien Korelasi Antara

Skor Items Bernomor Ganjil (X) Dengan Skor Items

Bernomor Genap (Y) pada 10 Responden Ujicoba

No X Y X² Y² XY

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 53 53 2809 2809 2809

2 57 56 3249 3136 3192

3 49 51 2401 2601 2499

4 50 57 2500 3249 2850

5 51 41 2601 1681 2091

6 51 46 2601 2116 2346

7 60 60 3600 3600 3600

8 55 57 3025 3249 3135

9 45 51 2025 2601 2295

10 44 47 1936 2209 2068

Page 44: HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

44

Jumlah 515 519 26747 27251 26885

Sumber : analisis data hasil ujicoba

Berdasarkan tabel di atas didapatkan nilai-nilai sebagai berikut :

N = 10 ΣX = 515 ΣX² = 26747

ΣY = 519 ΣY² = 27251

ΣXY = 26885

Kemudian nilai-nilai tersebut dimasukkan ke dalam rumus statistik

korelasi Product Moment berikut ini.

rxy = ∑ 𝑥𝑦 –

(∑ 𝑥) (∑ 𝑦)

𝑁

√{(∑ 𝑥2− (∑ 𝑥)²

𝑁)}{(∑ 𝑦2−

(∑ 𝑦)²

𝑁)}

= 26885−

(515)(519)

10

√{(26747)−(515)²

10)}{(27251)−

(519)²

10)}

= 26885−26728,5

√(26747−26522,5)(27251−26936,1)

= 156,5

√(224,5)(314,9)

= 156,5

√70695.05

= 156,5

265,8854 = 0,589

Hasil perhitungan di atas didapatkan nilai koefisien korelasi masing-

masing belahan sebesar (rxy = 0,589). Kemudian untuk mengetahui

Page 45: HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

45

reliabilitas alat ukur secara keseluruhan maka nilai tersebut

dimasukkan ke dalam rumus Spearman Brown sebagai berikut :

2(r1 2⁄ 1 2⁄ ) r11 =

1 + r1 2⁄ 1 2⁄

2(0,589) =

1 + 0,589

1,178

= = 0,741 1,589

Nilai reliabilitas alat ukur secara penuh sebesar (r11=0,741). Nilai ini

bila dikonsultasikan dengan tabel interpretasi harga r terletak pada

interval 0,600 - 0,799 dengan interpretasi berkorelasi tinggi. Lebih

jelasnya table interpretasi harga r tertera di bawah ini :

- 0,800 – 1,000 : korelasi sangat tinggi - 0,600 - 0,799 : korelasi tinggi - 0,400 - 0,599 : korelasi cukup

- 0,200 - 0,399 : korelasi rendah - 0,000 - 0,199 : korelasi sangat rendah

( Riduwan, 2005 : 98 )

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa alat ukur komunikasi dalam

keluarga memiliki relibialitas tinggi dan dapat dipergunakan sebagai

alat ukur penelitian ini.

c. Reliabilitas Alat Ukur Tingkat Kepercayaan Diri

Page 46: HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

46

Untuk mengetahui relibialitas alat ukur tingkat kepercayaan diri

dilaksanakan ujicoba (tryout) yang dikenakan pada 10 siswa kelas VIII

SMP Muhammadiyah 1 Pringsewu tahun pelajaran2014/2015.

Hasil pelaksanaan ujicoba didapatkan skor dan skor tersebut kemudian

dikelompokkan menjadi dua belahan. Untuk belahan pertama (X)

adalah kelompok skor items bernomor ganjil, dan belahan kedua (Y)

adalah kelompok skor items bernomor genap. Kemudian data kedua

kelompok/belahan tersebut dimasukkan ke dalam tabel kerja berikut

ini.

Tabel 3. Tabel Kerja Untuk Mencari Koefisien Korelasi Antara

Skor Item Bernomor Ganjil (X) Dengan Skor Item

Bernomor Genap (Y) Tingkat Kepercayaan Diri pada 10

Responden Ujicoba

No X Y X² Y² XY

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 49 47 2401 2209 2303

2 51 56 2601 3136 2856

3 49 47 2401 2209 2303

4 49 50 2401 2500 2450

5 50 50 2500 2500 2500

6 45 42 2025 1764 1890

7 57 59 3249 3481 3363

8 48 48 2304 2304 2304

9 44 54 1936 2916 2376

10 35 33 1225 1089 1155

Jumlah 477 486 23043 24108 23500

Sumber : analisis data hasil ujicoba

Berdasarkan tabel di atas didapatkan nilai-nilai sebagai berikut :

N = 10 ΣX = 477 ΣX² = 23043

Page 47: HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

47

ΣY = 486 ΣY² = 24108

ΣXY= 23500

Kemudian nilai-nilai tersebut dimasukkan ke dalam rumus statistik

korelasi Product Moment berikut ini.

rxy = ∑ 𝑥𝑦 –

(∑ 𝑥) (∑ 𝑦)

𝑁

√{(∑ 𝑥2− (∑ 𝑥)²

𝑁)}{(∑ 𝑦2−

(∑ 𝑦)²

𝑁)}

= 23500−

(477)(486)

10

√{(23043)−(477)²

10)}{(24108)−

(486)²

10)}

= 23500−23182,2

√(23043−22752,9)(24108−23619,6)

= 317,8

√(290,1)(488,4)

= 317,8

√141684,84

= 317,8

376,41 = 0,844

Hasil perhitungan di atas didapatkan nilai koefisien korelasi masing-

masing belahan sebesar (rxy = 0,844). Kemudian untuk mengetahui

reliabilitas alat ukur secara keseluruhan maka nilai tersebut

dimasukkan ke dalam rumus Spearman Brown sebagai berikut :

2(r1 2⁄ 1 2⁄ ) r11 =

1 + r1 2⁄ 1 2⁄

Page 48: HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

48

2(0,844) =

1 + 0,844

1,688

= = 0,915 1,844

Nilai reliabilitasalat ukur secara penuh sebesar (r11=0,915). Nilai ini bila

dikonsultasikan dengan tabel interpretasi harga r terletak pada interval

0,800 – 1,000 dengan interpretasi berkorelasi sangat tinggi. Dengan

demikian, alat ukur Tingkat Kepercayaan Diri memiliki relibialitas sangat

tinggi dan dapat digunakan sebagai alat ukur penelitian.

2. Pengumpulan dan Penyajian Data

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan melalui penyebaran angket

tentang Komunikasi dalam keluarga (X) dan Tingkat Kepercayaan diri (Y)

pada 72 siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Pringsewu tahun

pelajaran 2014/2015 di dapatkan data sebagai berikut.

Tabel 4. Rekapitulasi Skor Hasil Angket Komunikasi dalam Keluarga

(X) dan Tikat Kepercayaan Diri (Y) pada 72 Siswa kelas VIII

SMP Muhammadiyah 1 Pringsewu Tahun Pelajaran

2014/2015

No Nama Siswa X Y Kategori

(1) (2) (3) (4) (5)

1 HARDI YANSYAH 107 110 B

T

2 HERIANSYAH 114 116 B

T

3 KHOIRUM MIFTAHUL JANAH 114 117 B

T

4 KRISNA ADE MAHENDRA 103 116 B

T

Page 49: HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

49

5 LABIBAH LINA FITRIANA 85 87 C

S

6 M. FAHRI AZIS 103 104 B T

7 MOCHAMAD ILHAM EFENDI 115 110 B T

8 MUHAMMAD RIVALDI FIRMANSYA 112 110 B T

9 MUHAMMAD ZIDAN MULTAZAM 115 92 B T

10 NADA SALSABILA 115 106 B T

11 NISA FAMILIA 110 116 B T

12 PAP SILVIA ARINI 111 112 B T

13 RAHMAN FALAH 112 103 B T

14 REFA AISOLEHA 110 112 B T

15 REZA ARDI WIRATAMA 113 117 B T

16 WULAN APRILIANA WINANDA P 113 118 B T

17 ALDA SAFITRI 108 113 B T

18 ALITA GITA SAFITRI 102 109 B T

19 ARINDA TRIANA 113 114 B T

20 ARUM MARSELANI 100 104 B T

21 ARYO BINTANG SADEWO 105 103 B T

22 DAVID SETIAWAN 111 112 B T

23 EVINA DAMAYANTI 104 106 B T

24 FENI ASTUTI 77 81 S S

25 GILANG SETIA PUTRA 100 102 B T

26 INTAN KOMALASARI 100 103 B T

27 LILIS INDAH SAFITRI 100 104 B T

28 M. SAIF FURQON 102 106 B T

Page 50: HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

50

29 MIKA HAKIKI 96 100 B T

30 MUNANDAR PURBONINGRAT 84 87 S S

31 NOPRI SANJAYA 103 108 B T

32 NUR HSANAH 105 116 B T

33 PANGGIH ARYANTO 105 107 B T

34 REFTA APRIANTI 104 106 B T

35 RIO PRAYUDA ASMORO 101 103 B T

36 SAHRUL RAMADHAN 84 87 C S

37 SILVIA MEGA TIARA 93 108 B T

38 SITI MALIKHATUN 112 116 B T

39 SOFIAN NASUTION 97 99 B T

40 THERESIA PERMATA 90 109 B T

41 ADAM RISKY ANANDA 99 102 B T

42 YOGA PRATAMA 86 88 C S

43 YUSUF AKHSAN 93 100 B T

44 CAHYA ALUSINA 90 95 B T

45 M. BAGUS IRVANSYAH 96 99 B T

46 AMMARULLOH KHOIRI 101 107 B T

47 ANDIKA BAGAS RAMADHAN 110 112 B T

48 ANDRI KURNIAWAN 110 114 B T

49 ARYA KUSUMA DEWA 101 102 B T

50 DIMAS KUKUH WIJAYA 93 100 B T

51 DIO ALFANDY 109 110 B T

52 GARA ANUGRAG ADAM 108 116 B T

Page 51: HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

51

53 GILANG PUTRA DINANTI 106 103 B T

54 HARFI RAMADHAN ABIMANYU 105 108 B T

55 INDRA WIJAYA 96 103 B T

56 M. REVA RUBBYANTO LUKMAN 109 111 B T

57 MAULANA RIJALUL GHOLIB 105 107 B T

58 MUHAMMAD VIERI ASHARI 102 104 B T

59 MUHAMMAD ZIDAN AGESTA 115 117 B T

60 MUTIARA INDAH PRATIWI 109 101 B T

61 POPY VIONA MELATI RAHMAH 108 111 B T

62 RAFI KURNIAWAN 76 93 C T

63 RAFLI AMARDA 102 104 B T

64 RAHMAN HIDAYAT 98 102 B T

65 RAMADHAN LUCKY SAPUTRA 101 104 B T

66 REDA NURIYAN 108 110 B T

67 SRI HANDAYANI 96 102 B T

68 VINKA NADIA PUTRI 97 109 B T

69 WAISY AL QORNI 95 112 B T

70 WULAN SUNDARI SUGI SINEMA 107 108 B T

71 AHMAD NOFAL YASIN 115 116 B T

72 MAISAROH KUSMALA DEWI 95 97 B T

Sumber : hasil analisa data penelitian

Keterangan :

X = Komunikasi dalam Keluarga Y = Tingkat Kepercayaan Diri B = Baik

C = Cukup Baik

Page 52: HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

52

K = Kurang Baik

T = Tinggi S = Sedang R = Rendah

3. Analisis Data

Berdasarkan tabel 4 tersebut maka dapat dianalisis data tentang

Komunikasi dalam keluarga (X) dan Tingkat Kepercayaan diri (Y) pada

72 sampel siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Pringsewu tahun

pelajaran 2014/2015, sebagai berikut :

a. Hasil Angket Komunikasi dalam Keluarga

Berdasarkan penyebaran angket tentang Komunikasi dalam Keluarga

(X) pada 72 siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Pringsewu tahun

pelajaran 2014/2015, sebagai berikut :

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Komunikasi dalam Keluarga (X)

pada 72 Siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1

Pringsewu Tahun Pelajaran 2014/2015

No Komunikasi dalam Keluarga (X) Jumlah Persentase

(1) (2) (3) (4)

1. Baik 66 91,66%

2. Cukup Baik 6 8,33%

3. Kurang Baik 0 0%

Jumlah 72 100%

Sumber : analisis data penelitian

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas bahwa yang menyatakan

Komunikasi dalam Keluarga dalam kategori Baik berjumlah 66 siswa

(91,33%), kategori cukup Baik berjumlah 6 siswa (8,33%) dan

kategori kurang Baik 0 siswa (0%).

b. Hasil Angket Tingkat Kepercayaan Diri

Page 53: HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

53

Berdasarkan penyebaran angket tentang tingkat kepercayaan diri (Y)

pada 72 siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Pringsewu tahun

pelajaran 2014/2015 didapatkan analisis data sebagai berikut :

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Tingkat Kepercayaan Diri (Y) pada

72 siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Pringsewu

tahun pelajaran 2014/2015.

No Tingkat Kepercayaan Diri (Y) Jumlah Persentase

(1) (2) (3) (4)

1. Tinggi 67 93,05%

2. Sedang 5 6,94%

3. Rendah 0 0%

Jumlah 72 100%

Sumber : analisis data penelitian

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut didapatkan bahwa

tingkat kepercayaan diri berkategori tinggi berjumlah 67 siswa

(93,05%), tingkat kepercayaan diri berkategori sedang berjumlah 5

siswa (6,94%) dan tingkat kepercayaan diri berkategori rendah

berjumlah 0 siswa (0%).

c. Analisis Data Hubungan Komunikasi dalam Keluarga (X) dengan

Tingkat keperdayaan diri (Y)

Berdasrkan penyebaran angket tentang Komunikasi dalam keluarga

(X) dan tingkat keperdayaan diri (Y) pada siswa kelas VIII SMP

Muhammadiyah 1 Pringsewu tahun pelajaran 2014/2015 dapat

dianalisis sebagai berikut :

Tabel 7. Tabel Kerja Untuk Mencari Koefisien Korelasi Antara

Skor Komunikasi dalam Keluarga (X) dengan Skor

Tingkat Kepercayaan Diri (Y) pada 72 Sampel

No X Y X² Y² XY

Page 54: HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

54

(1) (2) (3) (4) (5) (5)

1 107 110 11449 12100 11770

2 114 116 12996 13456 13224

3 114 117 12996 13689 13338

4 103 116 10609 13456 11948

5 85 87 7225 7569 7395

6 103 104 10609 10816 10712

7 115 110 13225 12100 12650

8 112 110 12544 12100 12320

9 115 92 13225 8464 10580

10 115 106 13225 11236 12190

11 110 116 12100 13456 12760

12 111 112 12321 12544 12432

13 112 103 12544 10609 11536

14 110 112 12100 12544 12320

15 113 117 12769 13689 13221

16 113 118 12769 13924 13334

17 108 113 11664 12769 12204

18 102 109 10404 11881 11118

19 113 114 12769 12996 12882

20 100 104 10000 10816 10400

21 105 103 11025 10609 10815

22 111 112 12321 12544 12432

23 104 106 10816 11236 11024

24 77 81 5929 6561 6237

25 100 102 10000 10404 10200

26 100 103 10000 10609 10300

27 100 104 10000 10816 10400

28 102 106 10404 11236 10812

29 96 100 9216 10000 9600

30 84 87 7056 7569 7308

31 103 108 10609 11664 11124

32 105 116 11025 13456 12180

33 105 107 11025 11449 11235

34 104 106 10816 11236 11024

35 101 103 10201 10609 10403

36 84 87 7056 7569 7308

Page 55: HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

55

37 93 108 8649 11664 10044

38 112 116 12544 13456 12992

39 97 99 9409 9801 9603

40 90 109 8100 11881 9810

41 99 102 9801 10404 10098

42 86 88 7396 7744 7568

43 93 100 8649 10000 9300

44 90 95 8100 9025 8550

45 96 99 9216 9801 9504

46 101 107 10201 11449 10807

47 110 112 12100 12544 12320

48 110 114 12100 12996 12540

49 101 102 10201 10404 10302

50 93 100 8649 10000 9300

51 109 110 11881 12100 11990

52 108 116 11664 13456 12528

53 106 103 11236 10609 10918

54 105 108 11025 11664 11340

55 96 103 9216 10609 9888

56 109 111 11881 12321 12099

57 105 107 11025 11449 11235

58 102 104 10404 10816 10608

59 115 117 13225 13689 13455

60 109 101 11881 10201 11009

61 108 111 11664 12321 11988

62 76 93 5776 8649 7068

63 102 104 10404 10816 10608

64 98 102 9604 10404 9996

65 101 104 10201 10816 10504

66 108 110 11664 12100 11880

67 96 102 9216 10404 9792

68 97 109 9409 11881 10573

69 95 112 9025 12544 10640

70 107 108 11449 11664 11556

71 115 116 13225 13456 13340

72 95 97 9025 9409 9215

Jumlah 7389 7616 764257 810328 785704

Sumber : hasil analisis data

Page 56: HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

56

Dari tabel diatas didapatkan nilai-nilai sebagai berikut

N = 72 ΣX = 7389 ΣX² = 764257

ΣY = 7616 ΣY² = 810328

ΣXY = 785704

Langkah selanjutnya, nilai-nilai tersebut dimasukkan kedalam rumus

statistik Korelasi Product Moment dibawah ini:

rxy = ∑ 𝑥𝑦 –

(∑ 𝑥) (∑ 𝑦)

𝑁

√{(∑𝑥2− (∑ 𝑥)²

𝑁)}{(∑𝑦2−

(∑ 𝑦)²

𝑁)}

= 785704−

(7389) (7616 )

72

√{764257 − (7389)²

72}{810328−

(7616 )²

72}

= 785704− 781592

√{764257− 758296 ,125}{810328−805603 ,5556 }

= 4112

√{5960 ,875}{4724 ,444444}

= 4112

√28161822,78

= 4112

5306,771 = 0,77

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus korelasi

Product Moment didapatkan sebesar (rxy = 0,77). Nilai ini bila

dikonsultasikan dengan tabel interprestasi harga r terletak pada

interval 0,600 – 0,799 dengan interprestasi berkorelasi sangat tinggi.

Dengan demikian dapat sisimpulkan, bahawa “ Ada hubungan yang

tinggi antara Komunikasi dalam keluarga dengan Tingkat

Kepercayaan diri siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1

Pringsewu Kabupaten pringsewu tahun pelajaran 2014/2015.

Page 57: HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

57

4.2. Pembahasan

Berdasarkan analisis data didapatkan nilai koefisien korelasi product

moment sebesar (rxy=0,77). Nilai ini bila dikonsultasikan dengan tabel

interpretasi harga r terletak pada interval 0,600-0,700 dengan interpretasi

tinggi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa “Ada hubungan yang

tinggi antara komunikasi dalam keluarga dengan tingkat kepercayaan diri

siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Pringsewu Kabupaten pringsewu

tahun pelajaran 2014/2015”.

Tingkat keeratan hubungan antara komunikasi dalam keluarga dengan

tingkat kepercayaan diri berada pada interval tinggi. Hal ini berarti, ada

keterkaitan yang tinggi atau erat antara komunikasi dalam keluarga dengan

tingkat kepercayaan diri pada siswa. Ini menunjukkan bila komunikasi

dalam keluarga baik maka tingkat kepercayaan diri siswa tinggi dan

sebaliknya, bila komunikasi dalam keluarga tidak baik maka tingkat

kepercayaan diri siswa pun rendah.

Melalui komunikasi seseorang dapat memenuhi kebutuhan emosional dan

meningkatkan kesehatan mental. Manusia belajar makna cinta, kasih

sayang, keintiman, simpati, rasa hormat, rasa bangga bahkan rasa percaya

diri, kebencian dan iri hati. Melalui komunikasi, dapat memahami kualitas

perasaan itu dan membandingkannya antara perasaan yang satu dengan

yang lainnya. Lewat umpan balik orang lain, kita memperoleh informasi

bahwa kita merupakan orang yang sehat secara jasmani dan rohani, bahkan

Page 58: HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

58

kita merasa berharga terutama sekali dalam keluarga khususnya kedua

orang tua kita. Antara keluarga (dalam hal ini orang orang tua) dengan

anak terdapat hubungan yang sangat erat dibandingkan dengan pihak lain.

Orang tua adalah pihak yang paling berhak terhadap keberadaan anak

disegenap aspeknya, sehingga orang tua harus mampu menumbuhkan rasa

percaya diri pada anak melalui komunikasi interpersonal yang dapat

dilakukan setiap saat.

Yasin Mustofa (2007 : 73) Menjelaskan bahwa “ orang tua merupakan

jaringan yang paling penting dari jaringan sosial anak sebab orang tua

adalah lingkungan pertama dan utama bagi anak” Sebagai jaringan sosial

yang pertama dan utama bagi anak, maka orang tua mempunyai peranan

penting dalam menumbuhkan tingkat percaya diri pada anak yang

dilakukan dengan menumbuhkan hubungan komunikasi interpersonal

dalam komunikasi interpersonal. Karna pola komunikasi interpersonal

mempunyai efek yang berlainan pada hubungan interpersonal. Tidak benar

anggapan bahwa makin sering orang melakukan komunikasi interpersonal

dengan orang lain, maka hubungan mereka akan menjadi baik. Yang jadi

soal bukanlah berapa kali komunikasi dilakukan tetapi bagaimana

komunikasi dilakukan. Bila orang tua dengan anak berkembang sikap

percaya, saling terbuka, dan sikap suportif dalam berkomunikasi maka

besar kemungkinan siswa akan memiliki kepercayaan diri tinggi dan

sebaliknya bila ketika unsur yang menumbuhkan komunikasi interpersonal

tidak terpenuhi maka tingkat percaya diri pada siswa atau anak pun

Page 59: HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

59

kurang. Hal ini telah dibuktikan dari penelitian yang telah penulis lakukan

bahwa komunikasi dalam keluarga berkaitan atau berhubungan erat

dengan tingkat kepercayaan diri pada siswa.

Page 60: HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

60

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan “Ada hubungan yang tinggi

antara komunikasi dalam keluarga dengan tingkat kepercayaan diri siswa

kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Pringsewu Kabupaten pringsewu tahun

pelajaran 2014/2015”. Yang ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi

sebesar (rxy = 0,77) terletak pada interval 0,600 – 0,799 dengan interpretasi

berkorelasi tinggi.

5.2. Saran-saran

Berdasarkan simpulan di atas maka penulis memberikan saran-saran sebagai

berikut :

1. Diharapkan orang tua agar dapat secara aktif melakukan komunikasi

dengan anggota keluarga sehingga memungkinkan anak memiliki tingkat

kepercayaan diri tinggi.

2. Diharapkan kapada guru atau tenaga kerja kependidikan lainnya senantiasa

mengusahakan agar siswa memiliki tingkat kepercayaan tinggi melalui

peningkatan pembinaan hubungan komunikasi interpersonal didalam dan

diluar lingkungan sekolah

3. Diharapkan kepada sekolah untuk dapat mengoptimalkan fungsi dan

peran guru bimbingan dan konseling untuk meningkatkan layanan

bimbingan dan konseling secara efektif khususnya layanan bimbingan

pribadi-sosial.

Page 61: HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

61

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi, 2002. Psikologi Sosial. Jakarta : Rineka Cipta.

Agus M. Hardjana, 2003. Komunikasi Antar Personal dan interpersonal.

Yogyakarta: Kanisius

Agus Sujanto. 2008. Psikologi Kepribadian. Jakarta : Bina Aksara.

Angelis, 2003. Psikologi Pendidikan. (http://www.pendidikan.net/Artikel.html.

(10/11/2010)

Aron lumpkin. 2005. Positive, Confident and Courageous, Jakarta: Erlangga.

Husaini Usman, 2006. Manajemen: Teori, praktek, dan riset Pendidikan. Jakarta:

Bumi Aksara.

Jalaludin Rakhmat. 2007. Psikologi Komunikasi. Bandung : Rosdakarya.

Joseph A. Devito. 1997. Komunikasi Antar Manusia. Jakarta Indonesia :

Proffesional Books.

Kartini Kartono. 2001. Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung : Alumni.

Onong Unchjana Effendy, 2007. Ilmu Komunikasi. Bandung: Alumni.

Prayitno. 2004. Dasar dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: rineka cipta.

Riduwan. 2009. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: alfabeta.

Rini. 2002. Pesikologi Remaja. (http://www.e.psikologi.com/dewa/160502.html.)

(20/12/2014)

Risso Azizah. 2006. (Psikologi kepribadian. http://rac.uii.ac.id./server/ducument.

public/ 20090523030/0201312307,pdf)

Sugiyono. 2008. Metodologi Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Supratiknya. 2005. Komunikasi antar Pribadi; Tinjauan Psikologis. Yogyakarta:

kanisius.

Page 62: HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

62

Samsu yusuf dan Juntika Nurihsan. 2008. Landasan Bimbingan dan Konseling.

Bandung: Rosdakarya.

Yasin mustofa. 2007. EQ Untuk Anak Usia Dini dalam Pendidikan Islam.