Ekosistem Padang Lamun BAB 7 EKOSISTEM PADANG LAMUN 1. Karakteristik Lamun (seagrasses) adalah tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang sudah sepenuhnya menyesuaikan diri hidup berbenam di dalam laut. Tumbuhan ini mempunyai beberapa sifat yang memungkinkan hidup di lingkungan laut yaitu : 1. mampu hidup di media air asin 2. mampu berfungsi normal dalam keadaan terbenam 3. mempunyai sistem perakaran jangkar yang berkembangbaik 4. mampu melaksanakan penyerbukan dan daur generatif dalam keadaan terbenam. Lamum mempunyai perbedaan yang nyata dengan tumbuhan yang hidup terbenam dalam laut lainnya, seperti makro-algae atau rumput laut (seaweeds). Tanaman lamun memiliki bunga dan buah yang kemudian berkembang menjadi benih. Lamun juga memiliki sistem perakaran yang nyata, dedaunan, sistem transportasi internal untuk gas dan nutrien, serta stomata yang berfungsi dalam pertukaran gas. Akar pada tumbuhan lamun tidak berfungsi penting dalam pengambilan air, karena daun dapat menyerap nutrien secara langsung dari dalam air laut. Untuk menjaga agar tubuhnya tetap mengapung di dalam kolom air tumbuhan ini dilengkapi dengan ruang udara. Lamun tumbuh subur terutama di daerah terbuka pasang surut dan perairan pantai atau 138
24
Embed
Ekosistem Padang Lamun - Fakultas Perikanan dan Ilmu ... Laut Jilid... · Parameter lingkungan utama yang mempengaruhi distribusi dan pertumbuhan ekosistem ... dan ikan karang. Jenis
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Ekosistem Padang Lamun
BAB 7
EKOSISTEM PADANG LAMUN
1. Karakteristik
Lamun (seagrasses) adalah tumbuhan berbunga
(Angiospermae) yang sudah sepenuhnya menyesuaikan diri hidup
berbenam di dalam laut. Tumbuhan ini mempunyai beberapa sifat
yang memungkinkan hidup di lingkungan laut yaitu :
1. mampu hidup di media air asin
2. mampu berfungsi normal dalam keadaan terbenam
3. mempunyai sistem perakaran jangkar yang berkembangbaik
4. mampu melaksanakan penyerbukan dan daur generatif dalam
keadaan terbenam.
Lamum mempunyai perbedaan yang nyata dengan tumbuhan
yang hidup terbenam dalam laut lainnya, seperti makro-algae atau
rumput laut (seaweeds). Tanaman lamun memiliki bunga dan buah
yang kemudian berkembang menjadi benih.
Lamun juga memiliki sistem perakaran yang nyata, dedaunan,
sistem transportasi internal untuk gas dan nutrien, serta stomata yang
berfungsi dalam pertukaran gas. Akar pada tumbuhan lamun tidak
berfungsi penting dalam pengambilan air, karena daun dapat
menyerap nutrien secara langsung dari dalam air laut. Untuk
menjaga agar tubuhnya tetap mengapung di dalam kolom air
tumbuhan ini dilengkapi dengan ruang udara. Lamun tumbuh subur
terutama di daerah terbuka pasang surut dan perairan pantai atau
138
Ekosistem Padang Lamun
goba yang dasarnya berupa lumpur, pasir, kerikil, dan patahan
karang mati dengan kedalaman sampai empat meter. Spesies lamun
yang biasanya tumbuh dengan vegetasi tunggal adalah Thalassia
isoetifolium, Thallasia hemprichii dan Thalassodendron ciliatum.
Dan saya percaya kawasan perairan Indonesia yang sangat luas
mempunyai jenis lamun yang lebih dari perkiraan beberapa lembaga
penelitian.
Sampai kini konsentrasi penelitian terhadap jenis-jenis
lamun dan ekosistem lamun belum sepenuhnya terlaksana.
Kurangnya minat beberapa peneliti untuk lebih fokus kearah padang
lamun dan minimnya dana penelitian yang di alokasikan ke sektor ini
serta minimnya publikasi mengenai padang lamun merupakan
penghambat utama bagi pengetahuan dan pemahaman tentang
padang lamun kepada masyarakat sementara masyarakat sebagian
besar belum sepenuhnya tahu dan mengerti tentang habitat yang satu
ini. Padahal kalau mau jujur masyarakat pantai khususnya banyak
sekali tergantung pada habitat ini, yang langsung atau tidak langsung
dapat mempengaruhi terhadap kebutuhan sehari-hari mereka. Kita
mungkin tidak menyadari kalau menurunnya produksi beberapa jenis
ikan-ikan dan udang-udang pantai ekonomis Indonesia lebih banyak
karenakan semakin menipisnya padang lamun yang merupakan
habitat alami dari ikan-ikan pantai seperti ikan beronang (Siganus
spp.) atau beberapa udang putih (Penaeus spp.) lainnya.
Terlalu jauh kalau kita mengharapkan bisa sering melihat
dugong bermain kembali di sekitar pantai Indonesia, yang padang
lamunnya seudah semakin memprihatinkan, oleh pola reklamasi
148
Ekosistem Padang Lamun
pantai yang sangat marak dan degradasi pantai yang sudah sangat
ramai. Namun mungkin kita masih bisa melihat beberapa jenis ikan-
ikan kecil bermain dengan cantiknya dibeberapa pantai yang masih
terjaga padang lamunnya
Gambar 47
Dugong
Seagrass adalah tempat hidup bagi amat banyak organisma
seperti ikan, kepiting, udang, lobster, seaurchin (bulubabi), dan
masih banyak lagi. Hampir sebagian besar organisma pantai (ikan,
udang, kepiting dll) mempunyai hubungan ekologis dengan habitat
lamun. Sebagai habitat yang di tumbuhi berbagai spesies lamun,
padang lamun memberikan tempat yang sangat strategis bagi
perlindungan ikan-ikan kecil dari “pengejaran” beberapa predator.
juga tempat hidup dan mencari makan bagi beberapa jenis udang dan
kepiting.
149
Ekosistem Padang Lamun
Gambar 48
Potunus pelagicus (Kepiting renang) yang hidup dan besar di padang lamun.
Gambar 49
Jenis Udang yang menjadikan Lamun sebagai habitat utamanya
150
Ekosistem Padang Lamun
Gambar 50
Tripneustes gratilla salah satu jenis bulu babi yg menghabiskan separuh hidupnya di padang lamun
6. Hutan Hijau Yang Beradaptasi
Bagi yang belum pernah mengenal lamun, tanaman yang
biasa disebut seagrass ini merupakan tumbuhan berbunga
(Angiospermae) yang sudah sepenuhnya menyesuaikan diri hidup
terbenam di dalam laut. Karena kemampuan adaptasinya, tumbuhan
ini mampu hidup di lingkungan laut atau medium air asin.
Disebut padang lamun, karena ia tumbuh dalam satu
kawasan luas, yang jika dilihat mirip dengan bentangan padang
rumput di darat.
Tanaman lamun bisa hidup normal dalam keadaan
terbenam, dan mempunyai sistem perakaran jangkar (rhizoma) yang
berkembang baik. Mengingat pada dasarnya tak berbeda dengan
tanaman darat, maka lamun punya keunikan yaitu memiliki bunga
151
Ekosistem Padang Lamun
dan buah yang kemudian berkembang menjadi benih. Semuanya
dilakukan dalam keadaan terbenam di perairan laut.
Hal inilah yang menjadi perbedaan nyata lamun dengan
tumbuhan yang hidup terbenam di laut lainnya seperti makro-alga
atau rumput laut (seaweed). Untuk bisa hidup normal, akar tanaman
lamun cukup kuat menghujam ke dasar perairan tempat tumbuh.
Akar ini tidak berfungsi penting dalam pengambilan air –
sebagaimana tanaman darat karena daun dapat menyerap nutrien (zat
gizi) secara langsung dari dalam air laut. Tudung akarnya dapat
menyerap nutrien dan melakukan fiksasi nitrogen. Sementara itu,
untuk menjaga agar tubuhnya tetap mengapung dalam kolom air,
lamun dilengkapi dengan rongga udara. Lamun tumbuh subur
terutama di daerah terbuka pasang surut dan perairan pantai yang
dasarnya bisa berupa lumpur, pasir, kerikil, dan patahan karang mati,
dengan kedalaman hingga empat meter. Malah di perairan yang
sangat jernih, beberapa jenis lamun ditemukan tumbuh di kedalaman
8 hingga 15 meter.
Di daratan kita sering melihat, misalnya, hutan pinus sejauh
mata memandang, hutan tersebut melulu diisi dengan pinus. Di
tempat lain, ada pula hutan yang berisi aneka ragam jenis pohon.
Demikian juga halnya dengan padang lamun, Di suatu tempat, ia
dapat berbentuk vegetasi tunggal, tersusun atas satu jenis lamun yang
tumbuh membentuk padang lebat. Sementara di tempat lain, ada
vegetasi campuran yang terdiri dari dua hingga dua belas jenis lamun
yang tumbuh bersama-sama.
152
Ekosistem Padang Lamun
Spesies lamun yang biasanya tumbuh dengan vegetasi
tunggal adalah Thalassia hemprichii, Enhalus acoroides, Halophila
ovalis, Halodule uninervis, Cymodocea serrulata, dan
Thalassodendron ciliatum.
7. Kaya Sumber Daya
Sebagaimana terumbu karang, padang lamun menjadi
menarik karena wilayahnya sering menjadi tempat berkumpul
berbagai flora dan fauna akuatik lain dengan berbagai tujuan dan
kepentingan. Di padang lamun juga hidup alga (rumput laut),
kerang-kerangan (moluska), beragam jenis ekinodermata (teripang-
teripangan), udang, dan berbagai jenis ikan.
Ikan-ikan amat senang tinggal di padang lamun. Ada jenis
ikan yang sepanjang hayatnya tinggal di padang lamun, termasuk
untuk berpijah (berkembang biak). Beberapa jenis lain memilih
tinggal sejak usia muda (juvenil) hingga dewasa, kemudian pergi
untuk berpijah di tempat lain. Ada juga yang hanya tinggal selama
juvenil. Sebagian lagi memilih tinggal hanya sesaat. Suatu penelitian
menunjukkan, jumlah ikan bernilai ekonomis penting yang
ditemukan di kawasan padang lamun relatif kecil. Itu berarti bahwa
padang lamun lebih merupakan daerah perbesaran bagi ikan-ikan
tersebut.
Dari sekian banyak hewan laut, penyu hijau (Chelonia
mydas) dan ikan duyung atau dugong (Dugong dugong) adalah dua
hewan ‘pencinta berat’ padang lamun. Boleh dikatakan, dua hewan
153
Ekosistem Padang Lamun
ini amat bergantung pada lamun. Hal ini tak lain karena tumbuhan
tersebut merupakan sumber makanan penyu hijau dan dugong.
Penyu hijau biasanya menyantap jenis lamun Cymodoceae,
Thalassia, dan Halophila. Sedangkan dugong senang memakan jenis
Poisidonia dan Halophila. Dugong mengkonsumsi lamun terutama
bagian daun dan akar rimpangnya (rhizoma) karena dua bagian ini
memiliki kandungan nitrogen cukup tinggi.
8. Peran Terabaikan
Tak ada satu pun jenis tumbuhan dan hewan di dunia ini
yang diciptakan Allah tanpa memiliki fungsi dan peran. Begitu pula
padang lamun, di alam berfungsi sebagai penghasil detritus (sampah)
dan zat hara yang berguna sebagai makanan bagi makhluk hidup laut
lainnya. Detritus daun lamun yang tua diuraikan (dekomposisi) oleh
sekumpulan hewan dan jasad renik yang hidup di dasar perairan,
seperti teripang, kerang, kepiting, dan bakteri. Hasil penguraian ini
berupa nutrien yang tercampur atau terlarut di dalam air. Nutrien ini
tidak hanya bermanfaat bagi tumbuhan lamun, melainkan juga
bermanfaat untu pertumbuhan fitoplankton, dan selanjutnya
zooplankton, dan juvenil ikan/udang.
Di sisi lain, tanaman lamun mampu mengikat sedimen dan
menstabilkan substrat yang lunak. Sebagian hewan memanfaatkan
lamun sebagai tempat berlindung, mencari makan, tumbuh besar,
dan memijah. Untaian dedaunan lamun juga berguna menjadi tudung
pelindung dari sengatan matahari bagi penghuni ekosistem ini.
154
Ekosistem Padang Lamun
9. Indonesia Sarang Lamun
Di Indonesia, lamun yang ditemukan terdiri atas tujuh
marga (genera). Dari 20 jenis lamun yang dijumpai di perairan Asia
Tenggara, 12 di antaranya dijumpai di Indonesia. Penyebaran padang
lamun di Indonesia cukup luas, mencakup hampir seluruh perairan
Nusantara yakni Jawa, Sumatera, Bali, Kalimantan, Sulawesi,
Maluku, Nusa Tenggara, dan Irian Jaya. Dari seluruh jenis, jenis
Thalassia hemprichii merupakan yang paling dominan di Indonesia.
Keanekaragaman hayati lamun yang paling tinggi ada di
perairan Teluk Flores dan Lombok, masing-masing ada 11 spesies.
Jika dibandingkan, maka keanekaragaman hayati lamun di perairan
Indonesia bagian timur ternyata lebih tinggi dibandingkan dengan
bagian barat. Hal ini diduga karena posisi daerah bagian timur yang
lebih dekat dengan pusat penyebaran lamun di perairan Indo Pasifik,
yaitu Filipina (16 jenis) dan Australia Barat yang memiliki 17 jenis.
Padang lamun memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan
bagi berbagai kepentingan, misalnya sebagai tempat kegiatan
budidaya laut berbagai jenis ikan, kerang-kerangan dan tiram.
Karena pemandangannya yang tak kalah eksotik dibandingkan
terumbu karang, padang lamun bisa dijadikan tempat rekreasi atau
pariwisata. Ia juga bisa diolah sebagai umber pupuk hijau.
155
Ekosistem Padang Lamun
Tabel 11Spesies Lamun di Indonesia
Spesies Deskripsi
Cymodocea rotundataC. serrulata
Enhalus acoroides
Halodule pinifoliaH. decipiensH. minor
H. ovalis
H. uninervisH. spinulosa
Syringodinium isoetifolium
Thalassia hemprichii
Thalassodendron ciliatum
Terdapat di daerah intertidal. Umumnya dijumpai di daerah intertidal di dekat mangrove.
Tumbuh pada substrat berlumpur dan perairan keruh. Dapat membentuk spesies tunggal, atau mendominasi komunitas padang lamun.
Pertumbuhannya cepat, dan merupakan spesies pionir. Umum dijumpai di substrat berlumpur.
Dapat merupakan spesies yang dominan di daerah intertidal, mampu tumbuh sampai kedalaman 25 m.
Membentuk padang lamun spesies tunggal pada rataan karang yang rusak.
-
Umum dijumpai di daerah subtidal dangkal dan berlumpur.
Paling banyak dijumpai, biasa tumbuh dengan spesies lain, dapat tumbuh hingga kedalaman 25 m. Sering dijumpai pada substrat berpasir. Sering mendominasi di daerah subtidal, dan berasosiasi dengan terumbu karang.
156
Ekosistem Padang Lamun
10. Rentan Kerusakan
Sayangnya, ekosistem ini amat rentan terhadap keme-
rosotan lingkungan yang diakibatkan kegiatan manusia. Di kawasan
pantai, manusia melakukan pengerukan dan pengurugan demi
pembangunan pemukiman pantai, indusri, dan saluran navigasi. Ini
mengakibatkan rusak totalnya padang lamun. Perusakan habitat di
lokasi pembuangan hasil pengerukan akhirnya terjadi. Di samping
itu, terdapat dampak sekunder pada perairan laut yaitu meningkatnya
kekeruhan air, dan terlapisnya insang hewan air oleh lumpur dan
tanah hasil pengerukan. Hewan-hewan air tersiksa dan akhirnya
mati.
Ancaman juga datang dari pencemaran limbah industri,
terutama logam berat dan senyawa organoklorin. Dua jenis bahan
berbahaya ini mengakibatkan terjadinya akumulasi (penumpukan
kandungan) logam berat padang lamun melalui proses yang disebut
magnifikasi biologis. Persis seperti proses penumpukan kandungan
merkuri yang menimpa kerang-kerangan di Teluk Jakarta.
Selain itu, tindakan manusia yang suka membuang sampah
sembarangan ke laut mengakibatkan turunnya kandungan oksigen
terlarut di kawasan padang lamun, serta dapat menimbulkan
eutrofikasi (peningkatan kesuburan plankton). Hal ini bisa
memancing meledaknya pertumbuhan perifiton, sejenis organisme
yang hidup menempel di organisme lain. Perifiton yang banyak
menempel membuat daun lamun kesulitan menyerap sinar matahari
untuk proses fotosintesisnya. Kejadian serupa terjadi jika terjadi
pencemaran minyak yang melapisi permukaan daun lamun.
157
Ekosistem Padang Lamun
Ada pula pencemaran limbah pertanian -terutama pestisida-
yang mematikan hewan-hewan yang hidup di padang lamun. Pupuk
yang masuk ke perairan laut di mana padang lamun terbentang juga
memancing timbulnya eutrofikasi.
Padang lamun mungkin kurang populer dibandingkan
dengan jenis ekosistem laut lainnya. Tetapi dengan mengetahui
peran dan kegunaannya bagi alam dan manusia, kita bisa memahami
betapa mengerikannya jika padang lamun juga dirusak dan
berkurang habitat hidupnya.
Tabel 12Dampak Kegiatan Terhadap Padang Lamun
No Kegiatan Dampak
1
2
3
4
Pengerukan dan pengurugan untuk kegiatan di pinggir laut, pelabuhan, industrial estate, saluran navigasi
Pencemaran limbahindustri
Pembuahan sampahorganik (Sewage)
Pencemaran olehlimbah pertanian
Perusakan total padang lamun sebagai lokasi pengerukan dan penguruganPerusakan habitat di lokasi pembuangan hasilpengerukan.
Dampak sekunder pada perairan meningkatkankekeruhan air dan terlapisnya insang hewan air.
Lamun melalui proses biological magnification mampumengakumulasi logam berat.
Penurunan kadar oksigen terlarut, mengganggu lamun dan hewan air.Eutrofikasi menyebabkan
158
Ekosistem Padang Lamun
5 Pencemaran minyak
blooming fitoplankton yang menempel di daun lamun dan kekeruhan menghalangi cahaya.Pestisida, Mematikan hewan yang berasosiasi dengan padang lamun, Pupuk Mengakibatkan eutrofikasi
Lapisan minyak pada daun lamun menghalangicahaya untuk berfotosintesis.
11. Metode Penelitian Lamun
Pada penelitian lamun selain struktur komunitas yang
dikaji, juga akan dijelaskan metode-metode penelitian yang berkaitan
dengan pertumbuhan dan produksi, serta manfaat lamun. Dibawah
ini dijelaskan metode penelitian lamun yang sering digunakan antara
lain :
1. Metode pemetaan sebaran lamun
2. Pengamatan struktur komunitas padang lamun
3. Pengamatan pertumbuhan dan produksi lamun
Metode Pemetaan Sebaran Lamun
Pemetaan sebaran lamun dibuat berdasarkan peta dasar
lokasi penelitian dengan skala 1 : 25.000. pengamatan sebaran dan
penutupan lamun serta sifat-sifat khas habitat padang lamun
dilakukan dengan berjalan kaki pada waktu air surut dan menyelam
pada waktu air pasang
159
Ekosistem Padang Lamun
Pengamatan Struktur Komunitas Padang Lamun
Pemintakatan sebaran lamun dibuat pada satu transek tegak
lurus pantai. Sepanjang transek diletakkan meteran, kemudian lamun
yang terletak dibawah meteran dicatat jenisnya, penutupan dan sifat-
sifat khas substratnya. Data kerapatan dan biomassa lamun diukur
secara acak. Sampel lamun dikumpulkan dengan menggunakan
silinder aluminium yang mempunyai luas lingkaran 0,100 m2. luas
penutupan lamun dicatat. Sampel lamun di dalam silinder diambil
semua dan dimasukkan kedalam kantong plastik berlabel, sampel
dicuci lalu dihitung jumlah tunasnya atau tegaknya dan ditimbang
untuk mengetahui berat basahnya.
Setelah tiba dilaboratorium bagian tanaman lamun tersebut
dikeringkan dengan oven pada suhu 80 0C selama 24 jam, kemudian
ditimbang beratnya.
Pengamatan Pertumbuhan dan Produksi Lamun
Urutan kegiatannya :
1. Pada lamun bersifat campuran, dibuat plot 5x5 m yang
diberi patok dan tali plastik sebagai batas pengaman.
2. Didalam plot tersebut untuk pengamatan pertumbuhan dan
produksi daun lamun, dipilih 30 tegakan dari masing-
masing jenis. Sedangkan untuk penelitian pertumbuhan
rimpang, dipilih dari masing-masing jenis sebanyak 20
tunas rimpang.
160
Ekosistem Padang Lamun
3. Semua daun pada tegakan terpilih diberi lubang pada jarak
yang telah ditentukan dari dasar. Pada tunas rimpang
terpilih, diberi tanda yang mempunyai nomor dan diukur
jarak tunas dengan bagian yang diberi tanda.
4. Setelah delapan hari semua daun dan rimpang yang telah
diberi tanda termasuk daun baru yang tumbuh pada tegakan
terpilih dipanen dan dibawa ke laboratorium.
5. Dilaboratorium, baik pertumbuhan daun maupun pertum-
buhan rimpang, diukur dalam mm/hari. Pertumbuhan daun
dibedakan antara daun baru dan daun lama. Semua bagian-
bagian pertumbuhan daun dikumpulkan dan ditimbang
beratnya untuk mengetahui produksinya yang diukur dalam
gr berat basah/hari/m2. perhitungan biomassa daun yang
diukur dalam gr berat basah/m2 berdasarkan data kerapatan
masing-masing jenis lamun yang telah diperoleh.
Sedangkan kecepatan pulih daun diperoleh dari perhitungan
produksi daun dibagi biomassa daun dalam persen (%).