EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KLASIFIKASI TUMBUHAN DI KELAS X SMA NEGERI 1 MUTIARA KABUPATEN PIDIE SKRIPSI Diajukan Oleh ERNA MAULIZA Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Program Studi Pendidikan Biologi NIM: 281121598 PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY DARUSSALAM, BANDA ACEH 2016M/1437 H
67
Embed
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PETA KONSEP …...Peta konsep juga berguna bagi guru untuk menyajikan materi atau bahan ajar kepada siswa. Dengan peta konsep guru dapat menunjukkan keterkaiatan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PETA KONSEP TERHADAP HASILBELAJAR SISWA PADA MATERI KLASIFIKASI TUMBUHAN
DI KELAS X SMA NEGERI 1 MUTIARAKABUPATEN PIDIE
SKRIPSI
Diajukan Oleh
ERNA MAULIZA
Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan KeguruanProgram Studi Pendidikan Biologi
NIM: 281121598
PRODI PENDIDIKAN BIOLOGIFAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRYDARUSSALAM, BANDA ACEH
2016M/1437 H
iv
ABSTRAK
Pembelajaran biologi di SMA Negeri 1 Mutiara, lebih ditekankan kepadamencatat materi. Guru masih fokus pada metode ceramah dan jarangmenggunakan media pembelajaran. Penulis memperoleh informasi bahwa, materiklasifikasi tumbuhan merupakan materi yang sulit untuk dipelajari, siswamendapat kesulitan dalam mengelompokkan tiga kingdom dari plantae yaitutumbuhan lumut (Bryophyta), tumbuhan paku (Pteridophyta) dan tumbuhanberbiji (Spermatophyta). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahuiefektivitas penggunaan peta konsep terhadap hasil belajar siswa pada materiklasifikasi tumbuhan di kelas X SMA Negeri 1 Mutiara Kabupaten Pidie. Populasidalam penelitian ini adalah seluruh siswa X SMA Negeri 1 Mutiara tahun ajaran2015 s/d 2016 terdiri dari 6 kelas paralel. Sampel ditentukan dengan teknikrandom sampling, sehingga mendapatkan 2 kelas sebagai sampel yaitu siswa kelasX-2 dan siswa kelas X-6. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen,dimana satu kelas dibelajarkan dengan menggunakan peta konsep dan satu kelasdibelajarkan tanpa peta konsep. Adapun teknik pengumpulan data dalampenelitian ini adalah berupa tes yang dilakukan dua tahap yaitu pre-test dan post-test. Selanjutnya analisis data dilakukan dengan menggunakan statistik uji tdengan taraf signifikan α = 0,05 dan dk 54 dimana diperoleh thitung > ttabel, karenathitung = 4,94 dan ttabel = 2,004 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Dengandemikian, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan petakonsep lebih efektif, sehingga hasil belajar siswa lebih baik dari pada tanpamenggunakan peta konsep.
Kata Kunci : Efektivitas, Peta Konsep, Klasifikasi Tumbuhan.
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, rasa syukur yang dalam hanya milik-Nya, berkat rahmat
dan hidayah Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan
skripsi yang berjudul “Efektivitas Penggunaan Peta Konsep Terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada Materi Klasifikasi Tumbuhan Di Kelas X SMA Negeri 1
Mutiara Kabupaten Pidie”. Shalawat beriring salam penulis sampaikan kepada
junjungan alam Nabi Besar Muhammad SAW yang telah menjadi cahaya dalam
dunia pengetahuan. Dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini penulis mendapat
arahan dan bantuan dari banyak pihak. Oleh karena itu, melalui kata pengantar ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dra. Nursalmi Mahdi, M.Ed, St selaku pembimbing pertama sekaligus
ketua Prodi Biologi dan Ibu Lina Rahmawati, M. Si selaku pembimbing kedua
yang telah banyak meluangkan waktu guna mengarahkan dan membimbing
serta memotivasi selama penulis menyelesaikan skripsi ini.
2. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Bapak Dr. Mujiburrahman, M.Ag.
kepada staf Prodi Pendidikan Biologi serta seluruh dosen yang telah memberi
ilmu serta bimbingannya kepada penulis selama menjalani pendidikan di
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry.
3. Bapak Kepala Sekolah SMAN 1 Mutiara Drs. Saini, M.Pd. Bapak Sayed
Jakfar, S.Pd selaku guru Biologi beserta staf pengajar, karyawan dan siswa/i
vi
yang telah banyak membantu dan memberi izin kepada penulis untuk
mengadakan penelitian dalam rangka menyelesaikan skripsi ini.
4. Orang tua tercinta Ayahanda Umar (Alm) dan Ibunda Karmilah, yang tidak
pernah lelah memberikan bimbingan, motivasi, materil dan mendoakan setiap
langkah perjuangan dalam menggapai cita-cita penulis semenjak menempuh
pendidikan sampai mendapatkan gelar sarjana. Kepada keluarga besar Abang
Ramzi, SE adik tercinta (Fajri/Ayi), paman, cecek beserta suami dan anak-
anaknya, kehadiran mereka memberi keceriaan dan motivasi sendiri, sehingga
penulis tetap semangat. Kepada Mirzal yang telah mencurahkan perhatian dan
kasih sayangnya yang begitu besar beserta do’a yang tiada henti demi
keberhasilan penulis.
5. Rekan-rekan mahasiswa/i Prodi Pendidikan Biologi Nur Azizah, Fitrina,
Isyatir Radhiah, Salwatul Zuhra, Eka Fitri serta semua rekan-rekan leting
2011 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry yang telah membantu
penulis sehingga terselesainya penulisan skripsi ini.
6. Kawan-kawan seperjuangan Maisarah, Rina Fajarina, dan Spesial buat anak-
anak Asrama Putri Mutiara Mastura, kak Dika dan seluruh warga Astri
Mutiara yang telah bekerjasama dan belajar bersama-sama dalam menempuh
pendidikan.
7. Bapak Geuchik serta seluruh pemuda dan warga Gampong Daboih Kec.
Bandar Baru Kab. Pidie Jaya, yang menjadi keluarga baru bagi penulis.
Akhirnya kepada Allah SWT jualah penulis berserah diri karena tidak
satupun yang terjadi jika tidak atas kehendak-Nya. Segala usaha telah dilakukan
vii
untuk menyempurnakan skripsi ini. Namun, bila terdapat kekurangan dan
kekhilafan dalam segi isi (penulisan) dan segi penyajian skripsi ini, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak.
Akhir kata, semoga segala bantuan dan jasa yang telah diberikan mendapat
balasan yang setimpal dari Allah SWT dan semoga tulisan ini bisa bermanfaat
BAB I : PENDAHULUAN.............................................................................. 1A. Latar Belakang Masalah........................................................................ 1B. Rumusan Masalah ................................................................................. 5C. Tujuan Penelitian ………….................................................................. 5D. Manfaat Penelitian................................................................................. 6E. Hipotesis ............................................................................................... 6F. Definisi Operasional.............................................................................. 7
BAB II : KAJIAN PUSTAKA........................................................................ 10A. Pengertian, Ciri dan Manfaat Peta Konsep .......................................... . 10B. Macam-macam Peta Konsep ................................................................. 13C. Cara Menyusun dan Menggunakan Peta Konsep.................................. 16D. Hasil Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi........................... 18E. Materi Klasifikasi Tumbuhan di SMAN 1 Mutiara .............................. 20
BAB III : METODE PENELITIAN.............................................................. 46A. Rancangan Penelitian ............................................................................ 46B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... 47C. Populasi dan sampel .............................................................................. 47D. Teknik Pengumpulan Data.................................................................... 48E. Instrumen Pengumpulan Data ............................................................... 48F. Teknik Analisis Data ............................................................................. 49
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 50A. Hasil Belajar Siswa ............................................................................... 50B. Pembahasan .......................................................................................... 53
ix
BAB V : PENUTUP ........................................................................................ 56A. Kesimpulan .......................................................................................... 56B. Saran .................................................................................................. 56
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 58LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................. 60DAFTAR RIWAYAT HIDUP ....................................................................... 114
1
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu masalah yang sangat penting dalam
kehidupan manusia, karena pendidikan dapat menciptakan manusia yang berpotensi,
kreatif dan memiliki ide yang cemerlang sebagai bekal untuk memperoleh masa
depan yang lebih baik. Maju mundurnya suatu bangsa ditentukan oleh mutu
pendidikan bangsa itu sendiri.1 Setiap pendidikan mempunyai fungsi dan tujuan yaitu
pertama, memberikan arah bagi proses pendidikan. Kedua, memberikan motivasi
dalam aktivitas pedidikan, karena pada dasarnya tujuan pendidikan merupakan nilai-
nilai yang ingin dicapai dan diinternalisasi pada anak didik. Ketiga, tujuan pendidikan
merupakan kriteria atau ukuran dalam evaluasi pendidikan.2
Dalam mewujudkan tercapainya tujuan pembelajaran, hal ini tidak terlepas
dari proses belajar mengajar antara siswa dan guru di sekolah. Keterlibatan guru dan
siswa merupakan faktor yang sangat menentukan dalam proses pembelajaran. Biologi
merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada tingkat SMP/SMA yang
berguna untuk memberikan materi-materi yang berhubungan dengan alam seperti
lingkungan hewan dan tumbuh-tumbuhan. Dalam al- Qur’an Allah menjelaskan,
bahwa klasifikasi tumbuhan di dasarkan pada morfologi yang dimiliki oleh____________
1 Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)Dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta:Persada, 2007), hal. 26
2 Hasan Langgulung, Asas-asas Pendidikan Islam, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 1993)hal.13-17
2
tumbuhan. Hal ini terdapat dalam salah satu firman Allah pada surat Al-
An’am ayat 99 yaitu:
Artinya:
“dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkandengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau, Kami keluarkan dari tanaman yangmenghijau itu butir yang banyak dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkaiyang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dandelima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya pada waktuberbuah dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yangdemikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman”.
Ayat ini menjelaskan tentang kekuasaan Allah yang telah menurunkan hujankemudian menumbuhkan beranekaragam tumbuhan. Dia yang memberikanwarna hijau pada tumbuhan sehingga menghijau, tangkai kurma, buah zaitundan delima yang serupa dan tidak serupa, yang menunjukkan ciri morfologimasing-masing tumbuhan tersebut. Dengan ciri morfologi itulah tumbuhandapat dikelompokkan ke dalam kelompoknya masing-masing. Ciri morfologimerupakan dasar klasifikasi alamiah dan klasifikasi buatan.3
Berdasarkan penjelasan tafsir di atas bahwa klasifikasi tumbuhan didasarkan
dari morfologi yang dimiliki seperti dalam ayat di atas yaitu kurma, delima, zaitun
dan anggur merupakan satu kelompok pada tingkat divisi yang termasuk dalam
kelompok spermatophyta (menghasilkan biji).
____________
3 M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an, Tafsir Maudlu’I Atas Pelbagai Persoalan Umat,(Bandung: Mizan, 1998), hal. 215
3
Untuk mengklasifikasi tumbuhan, tentunya seorang pengajar harus mampu
membuat media pembelajaran yang menarik untuk bisa memudahkan siswa dalam
mengklasifikasikan berbagai jenis tumbuhan berdasarkan ciri morfologi yang dimiliki
oleh tumbuhan. Salah satu media yang digunakan oleh guru yaitu peta konsep, yang
bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Peta konsep merupakan alat skematis untuk mempresentasikan suatu konsep
yang digambarkan dalam suatu kerangka proposisi. Proposisi-proposisi yang terdiri
dari beberapa informasi kemudian diorganisasikan menjadi peta konsep. Melalui peta
konsep siswa dapat melihat hubungan antar konsep yang saling terkait secara jelas
sehingga informasi-informasi tersebut menjadi mudah dipahami dan mudah diingat.4
Peta konsep dapat berperan sebagai media pengajaran yang baik dan menarik
dikarenakan peta konsep dapat menyederhanakan materi pelajaran yang kompleks
sehingga memudahkan siswa dalam menerima dan memahami prinsip-prinsip dari
suatu materi pelajaran. Peta konsep juga berguna bagi guru untuk menyajikan materi
atau bahan ajar kepada siswa. Dengan peta konsep guru dapat menunjukkan
keterkaiatan antara konsep baru dengan konsep yang telah dimiliki siswa sebelumnya.
Selain itu juga melalui peta konsep yang dibuat siswa dapat mengetahui konsep-
konsep yang salah pada siswa.5
____________
4 James E. Twining, Strategi for Active Learning, (USA: Allyn and Bacon, 1991), hal. 172
5 Zulfiani, Analisis Struktur Materi Pelajaran Biologi melalui Peta Konsep pada Mata KuliahPerencanaan dan Strategi Pembelajaran Biologi, (EDUSAINS Vol. 1 No. 2, 2008)
4
Hasil observasi terhadap proses pembelajaran biologi di SMAN 1 Mutiara,
khususnya tentang materi klasifikasi tumbuhan di kelas X2, diperoleh informasi
bahwa nilai rata-rata siswa kelas X, selama tiga tahun berturut-turut dari tahun 2012
s/d 2015 adalah 65. Data tersebut memberi informasi bahwa hasil pembelajaran
biologi belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang harus dicapai
pada materi klasifikasi tumbuhan adalah 70. Hal ini disebabkan guru menyajikan
materi pelajaran dengan berpedoman pada buku cetak, siswa mencatat di buku tulis.
Hal ini tentu kurang efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa, sehingga siswa
menjadi tidak tertarik untuk menerima pelajaran pada saat guru melakukan proses
pembelajaran.6
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan guru bidang studi biologi di
SMAN 1 Mutiara, penulis memperoleh informasi bahwa guru belum banyak
menggunakan model atau media pembelajaran. Guru masih berfokus pada metode
ceramah, hanya sesekali dilakukan diskusi dan tanya jawab. Siswa kurang terlibat
secara aktif selama proses pembelajaran berlangsung. 7 Berdasarkan wawancara
dengan beberapa orang siswa, penulis memperoleh informasi bahwa siswa
memperoleh kesulitan dalam memahami materi klasifikasi tumbuhan, diantaranya
siswa menganggap bahwa materi klasifikasi tumbuhan merupakan materi yang sukar
untuk dipelajari, siswa mendapat kesulitan dalam mengelompokkan tiga macam
kingdom dari plantae yaitu tumbuhan lumut (Bryophyta), tumbuhan paku____________
6 Hasil observasi awal pada tanggal 11 Februari 2015
7 Hasil wawancara pada tanggal 11 Februari 2015
5
(Pteridophyta) dan tumbuhan berbiji (Spermatophyta) yang dilihat berdasarkan
persamaan dan perbedaan, baik dari segi anatominya maupun fisiologi dari ketiga
tumbuhan tersebut. Siswa lebih cenderung menerima apa yang disampaikan oleh guru
saja tanpa bertanya ataupun mengemukakan pendapat. Berkaitan dengan hal tersebut,
maka perlu dirancang pembelajaran yang menarik dan menyenangkan, sehingga
dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara optimal.
Berdasarkan permasalahan tersebut maka penulis tertarik melakukan
penelitian dengan judul, “Efektivitas Penggunaan Peta Konsep Terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada Materi Klasifikasi Tumbuhan di Kelas X SMA Negeri 1 Mutiara
Kabupaten Pidie”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah penggunaan peta konsep lebih
efektif terhadap hasil belajar siswa dari pada tanpa menggunakan peta konsep pada
materi klasifikasi tumbuhan di kelas X SMA Negeri 1 Mutiara Kabupaten Pidie?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas penggunaan peta
konsep terhadap hasil belajar siswa pada materi klasifikasi tumbuhan di kelas X SMA
Negeri 1 Mutiara Kabupaten Pidie.
6
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat:
1. Sebagai sumber informasi bagi guru, dapat menambah pengetahuan dalam
mengelola perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran dalam
usaha meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Bagi siswa, dapat menambah wawasan untuk lebih mudah memahami
pelajaran biologi dengan menggunakan peta konsep.
3. Bagi sekolah, dapat dijadikan sebagai salah satu bahan masukan dalam rangka
meningkatkan dan memperbaiki kualitas pembelajaran.
E. Hipotesis
Hipotesis adalah suatu perumusan sementara mengenai suatu hal yang dibuat
untuk menjelaskan hal itu dan juga dapat menuntun atau mengarahkan penyelidikan
selanjutnya.8 Adapun yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah hasil belajar
siswa yang diajarkan dengan menggunakan peta konsep lebih efektif dari pada tanpa
menggunakan peta konsep pada materi klasifikasi tumbuhan di SMA Negeri 1
Mutiara Kabupaten Pidie.
____________
8 Husein Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2007),hal. 104
7
F. Definisi Operasional
Untuk menghindari kekeliruan dan mempermudah pemahaman isi karya tulis
ini, maka perlu didefinisikan istilah-istilah yang menjadi pokok bahasan utama
adalah:
1. Efektivitas berasal dari kata efektif yang artinya efeknya berupa pengaruh, atau
akibat, sedangkan efektivitas menunjukkan taraf tercapainya suatu tujuan. 9
Dengan demikian efektivitas dalam penelitian ini adalah tingkat keberhasilan
dalam salah satu penggunaan pendekatan dalam pencapaian hasil belajar yang
lebih baik.
2. Peta konsep adalah suatu bagan skematis untuk menggambarkan suatu
pengertian konseptual dengan menghubungkan konsep yang satu dengan
konsep yang lain dalam bentuk proposisi.10
3. Hasil Belajar adalah perubahan yang mengakibatkan orang berubah dalam
perilaku, sikap dan kemampuannya. Kemampuan-kemampuan yang
menyebabkan perubahan tersebut menjadi kemampuan kognitif yang meliputi
pengetahuan dan pemahaman, kemampuan sensori-motorik yang meliputi
keterampilan melakukan gerak badan dalam urutan tertentu, dan kemampuan
dinamika-efektif yang meliputi sikap dan nilai yang meresapi perilaku dan
____________
9 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1985), hal.965
pendukung yang mempunyai hubungan satu sama lain, sehingga dapat
membentuk pengetahuan dan mempermudah pemahaman suatu materi pelajaran.15
Peta konsep memiliki ciri tersendiri, sehingga peta konsep tersebut mempunyai
keunikan masing-masing dan dapat membedakan antara satu peta konsep dengan peta
konsep yang lain. Ciri peta konsep secara umum yaitu: (1) memperlihatkan konsep-
konsep dan proposisi-proposisi dalam suatu topik bidang studi; (2) gambar yang
menunjukkan hubungan konsep-konsep dari suatu topik pada bidang studi; (3) bila
dua konsep atau lebih konsep digambarkan di bawah suatu konsep lainnya, maka
terbentuklah suatu hirarki pada peta konsep itu.16
Peta konsep dapat digunakan sebagai media pembelajaran karena peta konsep
merupakan media dengan jenis gambar dua dimensi. Peta konsep alat mencatat yang
kreatif dan efektif. Sebagai suatu media peta konsep cocok digunakan untuk
pembelajaran dengan materi yang banyak. Melalui peta konsep materi-materi tersebut
akan dihubungkan secara inklusif. Penggunaan peta konsep dalam pembelajaran akan
memberikan manfaat yang banyak, adapun manfaat pembelajaran dengan
menggunakan peta konsep dibagi dua yaitu, manfaat peta konsep bagi guru dan
manfaat peta konsep bagi siswa.
____________
15 Sehat Saragih, Upaya Memperbaiki Miskonsepsi Pembelajaran Analisis Real melaluiPengajaran Remedial dengan Bantuan Peta Konsep dan Tutor Sebaya, (Jurnal Pendidikan danKebudayaan, Edisi Khusus 1 Tahun ke-23, 2007), hal. 115
Peta konsep pohon jaringan adalah ide-ide pokok materi dibuat dalam
persegi panjang dan beberapa kata lain dituliskan pada garis-garis penghubung.
Garis-garis pada peta konsep menunjukkan hubungan antar ide-ide pokok yang
dibuat. Contoh peta konsep bentuk pohon jaringan seperti di bawah ini.
Gambar 2.1 Peta Konsep Pohon Jaringan Tumbuhan(Sumber: http://katafalas.blogspot.com/2013_05_01_archive.html)
2. Rantai Kejadian (Events Chain)
Peta konsep rantai kejadian dapat digunakan untuk memberikan suatu
urutan kejadian, langkah-langkah dalam suatu prosedur. Dalam membuat
rangkaian kejadian, hal pertama yang harus dilakukan adalah menemukan satu
14
kejadian awal. Kemudian akan berlanjut ke kejadian selanjutnya sampai
mencapai suatu hasil. Contoh peta konsep rantai kejadian seperti di bawah ini.
Kejadian awal
Gambar 2.2 Peta Konsep Rantai Kejadian Suksesi Primer(Sumber: Trianto, 2010: 161)
3. Peta Konsep Siklus (Cycle Concept Map)
Peta konsep siklus berupa rangkaian kejadian tidak menghasilkan suatu
hasil akhir merupakan ciri dari peta konsep siklus. Kejadian terakhir pada rantai
itu menghubungkan kembali kejadian awal. Karena tidak ada hasil dan kejadian
terakhir itu menghubungkan kembali ke kejadian awal, siklus itu berulang
Batuan lava yang mendingin
Tumbuhan perintis
Melapukkanbatuan
Tumbuhan lumut
Semak-semak
Hutan
15
dengan sendirinya. Contoh peta konsep bentuk peta konsep siklus seperti di
bawah ini.
Gambar 2.3 Peta konsep siklus hidrologi(Sumber:http://www.eurekapendidikan.com/2015/10/contoh-peta-konsep-siklus)
4. Peta Konsep Laba-laba (Spider Concept Map)
Peta konsep laba-laba dapat digunakan untuk tukar pendapat. Melakukan
tukar pendapat ide-ide berasal dari suatu ide sentral, sehingga dapat
memperoleh sejumlah besar ide yang bercampur aduk.18 Contoh peta konsep
bentuk laba-laba seperti di bawah ini.
Gambar 2.4 Peta konsep laba-laba(Sumber: http://id.wikihow.com/Membuat-Peta-Konsep)
____________
18 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif –Progresiv…, hal. 161
16
C. Cara Menyusun dan Menggunakan Peta Konsep
Peta konsep merupakan serangkaian penyusunan konsep dalam bentuk gambar
dua dimensi, yang disesuaikan berdasarkan materi pembelajaran. Penyusunan peta
konsep memiliki langkah-langkah sebagai berikut:
1) Menuliskan di atas kertas seluruh konsep atau nama topik yang berkaitan
dengan bidang umum yang akan diajarkan;
2) Memperhatikan adanya fakta-fakta (contoh-contoh) khusus yang penting
untuk dipelajari siswa;
3) Memilih konsep yang paling umum dan tempatkan di bagian atas kertas;
4) Menambahkan berikutnya konsep yang lebih khusus di bawah konsep umum
tadi. Hubungkan keduanya dengan garis penghubung yang diberi label
penghubung;
5) Setelah penulisan konsep yang lebih khusus di baris kedua, melanjutkan
penulisan konsep lain yang lebih khusus di baris ketiga, dan seterusnya;
6) Melengkapi dengan garis penghubung antar konsep sehingga seluruh hirarki
menyerupai piramida. Jangan lupa menuliskan label penghubung pada garis
tersebut untuk menunjukkan keteraturan antar konsep;
7) Setelah seluruh peta konsep terbentuk, menandai konsep khusus yang
terutama menarik bagi siswa atau tingkat kesulitannya tepat bagi siswa.19
____________
19 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif…, hal.160
17
Langkah-langkah penyusunan peta konsep yang di sarankan oleh Ernest lebih
sederhana yaitu sebagai berikut: (a) tentukan dahulu topiknya; (b) membuat daftar
konsep-konsep yang relevan untuk konsep tersebut; (c) menyusun konsep-konsep
menjadi sebuah bagan; (d) menghubungkan konsep-konsep itu dengan kata-kata
supaya bisa terbentuk suatu proposisi; (e) mengevaluasi keterkaitan konsep-konsep
yang telah dibuat.
Pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan peta konsep
diperlukan adanya strategi sehingga mencapai hasil pembelajaran, melalui beberapa
tahap yaitu: (1) menjelaskan tujuan pembelajaran; (2) menjelaskan materi pelajaran;
(3) mengembangkan struktur kognitif siswa.20
Tahap pertama menjelaskan tujuan pengajaran yang berguna untuk
mengarahkan para siswa ke materi yang akan mereka pelajari. Selain itu tujuan
pengajaran dapat mengarahkan para siswa untuk mengingat kembali materi yang
berhubungan, yang dapat membantu mereka merumuskan pengetahan baru. Tujuan
pengajaran dijelaskan agar siswa memperhatikan hasil belajar yang harus dicapai.
Tahap kedua menjelaskan materi pelajaran. Pada tahap ini guru menjelaskan
Materi pelajaran dengan cara memetakan konsep, dengan tujuan supaya siswa terlatih
dan mahir dalam membuat peta konsep selanjutnya. Untuk menyusun peta konsep
dari materi pembelajaran dapat dilakukan dengan menguraikan masalah-masalah
pokok menjadi bagian yang lebih khusus. Guru dalam mengajar dengan peta konsep
____________
20 Sudjana, Metode Statistik, (Bandung: Tarsito, 2002), hal. 215
18
harus dimulai dari konsep yang paling inklusif (umum) dan kemudian baru
mengajarkan hal-hal khusus sebagai contoh-contoh.
Tahap ketiga adalah mengembangkan operasional struktur kognitif siswa
seperti membuat kaitan-kaitan silang antara konsep-konsep. Semakin banyak kaitan
silang yang terbentuk, semakin tinggi nilai peta konsep tersebut.
D. Hasil Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya
Hasil belajar merupakan kemampuan internal yang meliputi pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang telah menjadi milik pribadi sesorang dan
memungkinkan seseorang melakukan sesuatu.21 Hasil belajar merupakan hal yang
penting yang akan dijadikan sebagai barometer keberhasilan siswa dalam belajar dan
sejauh mana sistem pembelajaran yang diberikan guru berhasil atau tidak. Suatu
proses belajar mengajar dikatakan berhasil apabila kompetensi dasar yang diinginkan
tercapai jika seseorang mampu mengulangi kembali materi yang telah dipelajarinya,
sehingga belajar semacam ini disebut dengan rote learning, belajar hafalan, belajar
melalui ingatan, di luar kepala tanpa mempedulikan makna. Rote learning merupakan
lawan meaningful learning, pembelajaran bermakna.22 Hasil belajar tampak sebagai
terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur
dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan.
____________
21 Sumarno, Alim, Pengertian Hasil Belajar, (htth://elearning.unesa.ac.id/tag/teori-hasil-belajar-gagne-dan-driscoll-dalam-buku-apa). (Diakses 17 Januari 2015)
22 Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran …, hal. 12
19
Keberhasilan belajar yang dicapai siswa tidak terlepas dari faktor-faktor yang
mempengaruhi proses belajar itu sendiri. Faktor-faktor yang mempengaruhi dapat
dibedakan menjadi tiga macam, yakni sebagai berikut:
1. Faktor internal
Faktor yang berasal dari diri siswa terdiri dari dua aspek; aspek
fisiologis (yang bersifat jasmaniah) misalnya kondisi fisik sakit-sakitan atau
cacat pada fisik. Aspek psikologis (yang bersifat rahaniah) misalnya
kecerdasan, bakat, minat, motivasi, dan emosi.
2. Faktor eksternal
Faktor dari luar diri siswa yang mempengaruhi hasil belajar antara lain
kondisi lingkungan di sekitar siswa yang meliputi lingkungan sosial dan non
sosial. Lingkungan sosial sekolah meliputi guru, staf administrasi dan teman
sekolahnya. Sedangkan faktor lingkungan non sosial seperti gedung sekolah,
alat belajar, keadaan cuaca saat belajar, tempat tinggal keluarga, dan waktu
belajar yang digunakan siswa juga dapat berpengaruh terhadap hasil
belajarnya.23
3. Faktor pendekatan belajar
Pendekatan belajar merupakan cara atau strategi yang digunakan siswa
untuk menunjang keefektifan dalam proses pembelajaran materi tertentu.____________
23 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hal. 73
20
Strategi dalam hal ini berarti seperangkat langkah yang digunakan siswa
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Adapun strategi yang digunakan salah
satunya adalah penggunaan media. Media merupakan salah satu komponen
komunkasi yang digunakan manusia untuk menyalurkan informasi belajar
atau penyalur pesan. Salah satu media yang digunakan adalah media peta
konsep yang berperan sebagai media pengajaran yang dapat
menyederhanakan materi pelajaran yang kompleks sehingga memudahkan
siswa dalam menerima dan memahami suatu materi pelajaran. Strategi peta
konsep dalam pembelajaran sangat membantu siswa dalam proses belajarnya.
Pemahaman yang memadai dalam menetukan hubungan atau keterkaitan antar
satu konsep dengan konsep lain yang saling berhubungan melalui strategi peta
konsep akan sangat membantu siswa dalam menyelesaikan masalah dalam
pembelajaran.
E. Materi Klasifikasi Tumbuhan di SMAN 1 Mutiara Kabupaten Pidie
Materi klasifikasi tumbuhan merupakan pokok bahasan yang dipelajari pada
semester genap kelas X dengan Kompentensi Dasar 3.3 Mendeskripsikan ciri-ciri
divisio dalam dunia tumbuhan dan peranannya bagi kelangsungan hidup di bumi.
Konsep materinya membahas tentang 2 sub pokok yaitu: Tumbuhan tidak
berpembuluh (non- tracheophyta) yang meliputi lumut (Bryophyta) dan Tumbuhan
berpembuluh (tracheophyta) yang meliputi paku-pakuan (Pteridophyta), dan
tumbuhan berbiji (Spermatophyta).
21
1. Tumbuhan Lumut (Bryophyta)
Bryophyta (Yunani, bryon = lumut, phyton = tumbuhan) merupakan anggota
kingdom tumbuhan (Plantae) yang paling sederhana yang merupakan bentuk
peralihan antara Thallophyta atau tumbuhan betalus dan Cormophyta atau tumbuhan
berkormus. Arti tumbuhan bertalus adalah belum memiliki akar, batang, daun sejati,
sedangkan arti tumbuhan berkormus adalah tumbuhan yang sudah memiliki akar,
batang, daun sejati.24
a. Ciri-ciri Tumbuhan lumut (Bryophyta)
Bryophyta merupakan tumbuhan lumut dari yang berukuran kecil
hingga yang berupa semak atau pohon. Lumut merupakan tumbuhan darat,
terutama tumbuhan pada tempat yang basah dan mempunyai klorofil untuk
fotosintesis organ pokok hanya menyerupai akar, batang, dan daun. Akar
bryophyta disebut rizoid, belum mempunyai jaringan penunjang dan jaringan
pengangkut (xylem dan floem), sedangkan transportasi berlangsung secara
difusi. Mengalami metagenesis (pergiliran keturunan).25
____________
24 Irnaningtyas, Biologi Untuk SMA/MA Kelas X, (Jakarta: Erlangga, 2013) , hal. 250
25 Aryulina, Diah, dkk., Biologi 1 SMA dan MA Untuk Kelas X, (Jakarta: ESIS, 2007), Hal, 76
22
Gambar 2.5 Struktur Sporofit dan Gametofit Tubuh Lumut(Sumber: https://harsiwi89.wordpress.com/2012/05/17/tumbuhan-lumut-bryophyta)
b. Reproduksi Tumbuhan Lumut
Reproduksi tumbuhan lumut terjadi secara aseksual dan seksual:
1) Reproduksi tumbuhan lumut secara aseksual (vegetatif), dapat dilakukan
dengan pembentukan kuncup, penyebaran spora, fragmentasi,
membentuk stolon, dan pertumbuhan protonema.
2) Reproduksi tumbuhan lumut secara seksual (generatif), melalui
peleburan spermatozoid yang dihasilkan oleh anteridium (jantan) dan
ovum yang dihasilkan oleh arkegonium (betina) sehingga membentuk
zigot. 26
____________
26 Gembong Tjitrosoepomo., Taksonomi Tumbuhan, (Yokyakarta: Gadjah Mada UniversityPress, 2003), hal 179-214
23
Reproduksi aseksual dan seksual berlangsung secara bergantian
melalui suatu pergiliran keturunan yang disebut metagenesis. Lumut
mengalami metagenesis atau pergiliran keturunan antara generasi gametofit
yang memiliki kromosom haploid (n) dengan generasi sporofit yang
berkromosom diploid (2n). Bentuk gametofit sering kita temukan dari pada
bentuk sporofit karena gametofit memiliki masa hidup yang lebih lama dari
pada bentuk sporofit. Skema siklus pergiliran keturunan dalam siklus hidup
tumbuhan lumut adalah sebagai berikut:
1) Spora berkromosom haploid (n) yang jatuh di habitat yang cocok akan
berkecambah, sel-selnya membelah secara mitosis, dan tumbuh menjadi
protonema yang haploid (n).
2) Protonema akan tumbuh menjadi gametofit (tumbuhan lumut) jantan dan
betina yang haploid (n).
3) Tumbuhan lumut yang sudah dewasa akan membentuk alat kelamin jantan
(anteridium) dan alat kelamin betina (arkegonium).
4) Anteridium menghasilkan spermatozoid berflagel yang berkromosm
haploid (n). Arkegonium menghasilkan ovum yang berkromosom haploid
(n).
5) Fertilisasi ovum oleh spermatozoid menghasilkan zigot yang
berkromosom diploid (2n).
6) Zigot mengalami pembelahan secara mitosis dan tumbuh menjadi embrio
(2n).
24
7) Embrio tumbuh menjadi sporofit yang diploid (2n).
8) Sporofit akan membentuk sporogonium (2n) yang memiliki kotak spora
(sporangium).
9) Dalam kotak spora terdapat sel induk spora diploid (2n) yang akan
membelah secara meiosis dan menghasilkan spora-spora yang haploid
(n).27
Gambar 2.6 Skema Pergiliran Keturunan (Metagenesis) Pada Lumut(Sumber: http://www.artikelbiologi.com/2012/05/kindom-plantae)
Gagne, The Conditions Of Learning, Newyork: Holt Renerhart And Witson, 1997
Hasan Langgugulung, Asas-asas Pendidikan Islam, Jakarta: PT Raja GrafindoPersada, 1993
Hiil. K.D, 2010 Cycas rumphii.http://plantnet.gov.au/Cycas+rumphii Diakses tanggal 11September 2015
Husein Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis, Jakarta: PT Raja Grafindo,2007
Irnaningtyas, Biologi Untuk SMA/MA Kelas X , Jakarta: Erlangga, 2013
James E. Twining, Strategi for Active Learning, USA: Allyn and Bacon, 1991
Kadir, Efektifitas Strategi Peta Konsep dalam Pembelajaran Sains dan Matematika,Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No 51, 2004
Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP) dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru, Jakarta: Persada, 2007
Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Jakarta: GaungPersada Press, 2009
Murtiningsih, dkk., Biologi Untuk SMA/MA Kelas X, Jakarta: Grasindo, 2006
M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an, Tafsir Maudlu’I Atas Pelbagai PersoalanUmat, Bandung: Mirzan, 1998
Nurgana, Endi, Statistik Untuk Penelitian, Bandung: Permadi, 1985
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 1995
2
Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,1985
Rosma Hartiny Sam’s, Model Penelitian Tindakan Kelas, Yogyakarta: Teras, 2010
Sehat Saragih, Upaya Memperbaiki Miskonsepsi Pembelajaran Analisis Real melaluiPengajaran Remedial dengan Bantuan Peta Konsep dan Tutor Sebaya, JurnalPendidikan dan Kebudayaan, Edisi Khusus 1 Tahun ke-23, 2007
Siti Sutarmi Tjirosomo., Botani Umum 3, Bandung: Angkasa, 1984
Sobri Sutikno, Menegaskan Pembelajaran Efektif dan Bermakna, NTP Press:Mataram, 2007
Sudjana, Metode Statistika, Bandung: Tarsito, 2002
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2009
Sumarno, Alim, Pengertian Hasil Belajar, (htth://elearning.unesa.ac.id/tag/teori-hasil-belajar-gagne-dan-driscoll-dalam-buku-apa). (Diakses 17 Januari 2015)
Tati, Suryati, Biologi SMA Kelas X, Jakarta: Quadran, 2008
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif -Progresif, Jakarta: Prenada Media,2010
Yayasan Studi Biologi, Biologi Umum, Jakarta: PT Gramedia, 1980
Zulfiani, Analisis Struktur Materi Pelajaran Biologi melalui Peta Konsep pada MataKuliah Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Biologi, Edusains Vol. 1 No.2, 2008
http://bibibiology.blogspot.com/2014/03/makalah-biologi-umum-ayat-al-quran.htmldiakses tanggal 9 Mei 2015