1. Induktor Induktor adalah part elektronik yang mempunyai induktansi tertentu. Efek induktansi adalah berupa resistansi (tahanan/hambatan layaknya sebuah resistor) bagi frekwensi- frekwensi tinggi. Semakin besar nilai induktansi sebuah induktor, maka semakin besar pula pengaruhnya terhadap suatu frekwensi tinggi, atau semakin tinggi frekwensi, maka semakin besar pengaruh induktor terhadapnya. Besaran nilai induktansi sebuah induktor dinyatakan dengan Henry (H). 1 H = 1000 mH 1 mH = 1000 mH 1.1 Reaktansi Induksi (XL) Induktansi sebuah induktor yang berefek resistansi (tahanan/hambatan) bagi frekwensi tinggi tertentu disebut Reaktansi Induksi, di-istilahkan dengan “XL”. Karena XL berupa resistansi, maka XL dinyatakan dalam Ohm. Hubungan antara XL, induktansi dan frekwensi dinyatakan sebagai berikut :
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1. Induktor
Induktor adalah part elektronik yang mempunyai induktansi tertentu. Efek induktansi
adalah berupa resistansi (tahanan/hambatan layaknya sebuah resistor) bagi frekwensi-
frekwensi tinggi.
Semakin besar nilai induktansi sebuah induktor, maka semakin besar pula
pengaruhnya terhadap suatu frekwensi tinggi, atau semakin tinggi frekwensi, maka semakin
besar pengaruh induktor terhadapnya.
Besaran nilai induktansi sebuah induktor dinyatakan dengan Henry (H).
1 H = 1000 mH
1 mH = 1000 mH
1.1 Reaktansi Induksi (XL)
Induktansi sebuah induktor yang berefek resistansi (tahanan/hambatan) bagi
frekwensi tinggi tertentu disebut Reaktansi Induksi, di-istilahkan dengan “XL”. Karena XL
berupa resistansi, maka XL dinyatakan dalam Ohm.
Hubungan antara XL, induktansi dan frekwensi dinyatakan sebagai berikut :
Contoh : Induktansi sebuah induktor sebesar 100mH. Bagi frekwensi 1MHz ia bagaikan
resistor sebesar 628 Ohm atau dengan kata lain : XL = 628 Ohm
1.3 Faktor “Q” induktor
Faktor Q sebuah induktor adalah faktor kwalitas sebuah kumparan. Selain adanya
nilai resistansi XL ( Reaktansi Induksi ), sebuah kumparan yg membentuk induktor juga
mempunyai resistansi2 kerugian, dinyatakan dengan “rL”. Adanya rL bisa disebabkan karena
rongga-rongga antar lilitan dengan inti, dan juga karena bahan intinya. Faktor Q induktor
dapat dirumuskan :
2. Induksi Listrik
2.1 Pengertian induksi listrik
Induksi listrik adalah fenomena fisika dimana apabila pada suatu benda yang tadinya
netral atau (tidak bermuatan listrik) menjadi bermuatan listrik akibat adanya pengaruh dari
gaya listrik atau dari benda yang bermuatan lain yang didekatkan padanya.
Induktansi merupakan sifat sebuah rangkaian listrik atau komponen yang
menyebabkan timbulnya ggl di dalam rangkaian sebagai akibat perubahan arus yang
melewati rangkaian (self inductance) atau akibat perubahan arus yang melewati rangkaian
tetangga yang dihubungkan secara magnetis (induktansi bersama atau mutual inductance).
Pada kedua keadaan tersebut, perubahan arus berarti ada perubahan medan magnetik, yang
kemudian menghasilkan ggl. Apabila sebuah kumparan dialiri arus, di dalam kumparan
tersebut akan timbul medan magnetik. Selanjutnya, apabila arus yang mengalir besarnya
berubahubah terhadap waktu akan menghasilkan fluks magnetik yang berubah terhadap
waktu. Perubahan fluks magnetik ini dapat menginduksi rangkaian itu sendiri, sehingga di
dalamnya timbul ggl induksi. Ggl induksi yang diakibatkan oleh perubahan fluks magnetik
sendiri dinamakan ggl induksi diri.
2.2 Jenis – jenis induksi listrik
Ada dua jenis induksi listrik , yaitu :
a) Induksi sendiri (Self induction).
Induksi sendiri adalah munculnya tegangan listrik pada suatu kumparan pada saat
terjadinya perubahan arah arus. Apabila suatu kawat penghantar berpotongan dengan
medan magnet, maka akan terjadi tegangan pada kawat tersebut. Fenomena ini sulit
dijelaskan namun sudah diterima sebagai hukum alam yang sangat penting. Terutama
untuk menjelaskan kejadian-kejadian pada suatu kawat yang dialiri listrik. Apabila
kuat arusnya berubah maka medan yang dihasilkan akan mengembang atau mengecil
memotong kawat itu sendiri sehingga timbul gaya gerak listrik pada kawat tersebut.
Kejadian sepeti inilah yang disebut induksi sendiri.
b) Induksi mutual (Mutual induction).
Apabila arus listrik dialirkan pada salah satu kawat maka akan timbul medan magnet
pada setiap penampang kawat. Medan magnet tersebut akan mengembang walaupun
hanya dalam waktu yang sangat singkat dan memotong kawat penghantar yang kedua.
Pada saat inilah timbul gaya gerak listrik pada penghantar yang kedua yang disebut
induksi mutual.
2.3 Pengertian medan listrik induksi
2.3.1 Medan listrik
Medan listrik adalah daerah dimana pengaruh dari muatan listrik ada. Besarnya kuat
medan listrik (“E”) pada suatu titik di sekitar muatan listrik (Q) adalah :
Hasil bagi antara gaya yang dialami oleh muatan uji “q” dengan besarnya muatan uji
tersebut Kuat medan listrik (E) adalah suatu besaran vektor. Satuan dari kuat medan listrik
adalah Newton/Coulomb atau dyne/statcoulomb.
Bila medan di sebuah titik disebabkan oleh beberapa sumber, maka besarnya kuat
medan total dapat dijumlahkan dengan mempergunakan aturan vektor. Arah dari kuat medan
listrik; bila muatan sumbernya positif maka meninggalkan dan bila negatif arahnya menuju.
2.4 Pengertian Induktansi
Pengertian Induktor, dalam pengukuran sebuah lilitan atau kumparan tidak dapat
dipisahkan dengan istilah induktansi, karena induktansi merupakan satuan pengukuran
sebuah kumparan (dilambangkan dengan L). Induktor atau reaktor adalah sebuah komponen
elektronika pasif (kebanyakan berbentuk torus) yang dapat menyimpan energi pada medan
magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melintasinya.
Kemampuan induktor untuk menyimpan energi magnet ditentukan oleh
induktansinya, dalam satuan Henry. Biasanya sebuah induktor adalah sebuah kawat
penghantar yang dibentuk menjadi kumparan, lilitan membantu membuat medan magnet
yang kuat didalam kumparan dikarenakan hukum induksi Faraday. Induktor adalah salah satu
komponen elektronik dasar yang digunakan dalam rangkaian yang arus dan tegangannya
berubah-ubah dikarenakan kemampuan induktor untuk memproses arus bolak-balik.
Sebuah induktor ideal memiliki induktansi, tetapi tanpa resistansi atau kapasitansi,
dan tidak memboroskan daya. Sebuah induktor pada kenyataanya merupakan gabungan dari
induktansi, beberapa resistansi karena resistivitas kawat, dan beberapa kapasitansi. Pada
suatu frekuensi, induktor dapat menjadi sirkuit resonansi karena kapasitas parasitnya. Selain
memboroskan daya pada resistansi kawat, induktor berinti magnet juga memboroskan daya
didalam inti karena efek histeresis, dan pada arus tinggi mungkin mengalami nonlinearitas
karena penjenuhan.
Induktansi (L) (diukur dalam Henry) adalah efek dari medan magnet yang terbentuk
disekitar konduktor pembawa arus yang bersifat menahan perubahan arus. Arus listrik yang
melewati konduktor membuat medan magnet sebanding dengan besar arus. Perubahan dalam
arus menyebabkan perubahan medan magnet yang mengakibatkan gaya elektromotif lawan
melalui GGL induksi yang bersifat menentang perubahan arus. Induktansi diukur berdasarkan
jumlah gaya elektromotif yang ditimbulkan untuk setiap perubahan arus terhadap waktu.
Sebagai contoh, sebuah induktor dengan induktansi 1 Henry menimbulkan gaya elektromotif
sebesar 1 volt saat arus dalam indukutor berubah dengan kecepatan 1 ampere setiap sekon.
Jumlah lilitan, ukuran lilitan, dan material inti menentukan induktansi.
Induksi listrik itu adalah fenomena fisika yang apabila pada suatu benda yang tadinya netral
atau (tidak bermuatan listrik) menjadi bermuatan listrik karena akibat adanya pengaruh dari
gaya listrik atau dari benda yang bermuatan lain dan didekatkan padanya.
2.5 Jenis – jenis induktansi
Terdapat 4 jenis induktansi , yaitu :
1. Induktansi Diri
Merupakan induktansi dimana GGL induksi diri yang terjadi di dalam suatu
penghantar bila kuat arusnya berubah-ubah dengan satuan kuat arus tiap detik. Arus
induktansi diri yang timbul pada sebuah trafo atau kumparan yang dapat
menimbulkan GGL induksi yang besarnya berbanding lurus dengan cepat perubahan
kuat arusnya. Hubungan dengan GGL induksi diri dengan laju perubahan kuat arus
dirumuskan Joseph Henry sebagai berikut:
Gaya Gerak Listrik ialah energi permuatan yang dibutuhkan untuk mengalirkan arus
dalam loop kawat. Dari rumus diatas dapat didefinisikan sebagai berikut: suatu
kumparan mempunyai induktansi diri sebesar 1 H bila perubahan arus listrik sebesar 1
A dalam 1 detik pada kumparan tersebut menimbulkan GGL induksi sendiri sebesar 1
volt.
2. Induksi Diri Sebuah Kumparan
Apabila arus berubah melewati suatu kumparan atau solenoida, terjadi perubahan
fluks magnetik di dalam kumparan yang akan menginduksi ggl pada arah yang
berlawanan.
Gambar 1. Macam-macam Kumparan. [1]
Ggl terinduksi ini berlawanan arah dengan perubahan fluks. Jika arus yang melalui
kumparan meningkat, kenaikan fluks magnet akan menginduksi ggl dengan arah arus
yang berlawanan dan cenderung untuk memperlambat kenaikan arus tersebut. Dapat
disimpulkan bahwa ggl induksi ε sebanding dengan laju perubahan arus yang
dirumuskan :
dengan I merupakan arus sesaat, dan tanda negatif menunjukkan bahwa ggl yang
dihasilkan berlawanan dengan perubahan arus. Konstanta kesebandingan L disebut
induktansi diri atau induktansi kumparan, yang memiliki satuan henry (H), yang
didefinisikan sebagai satuan untuk menyatakan besarnya induktansi suatu rangkaian
tertutup yang menghasilkan ggl satu volt bila arus listrik di dalam rangkaian berubah
secara seragam dengan laju satu ampere per detik.
Perubahan arus dalam kumparan ditentukan oleh perubahan fluks magnetik 0 dalam