ii EFEK HIPOGLIKEMIK EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera baselloides Baill.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN TERBEBANI GLUKOSA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dessy Roseta Wijaya NIM : 038114085 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ii
EFEK HIPOGLIKEMIK EKSTRAK DAUN BINAHONG
(Anredera baselloides Baill.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN
TERBEBANI GLUKOSA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Dessy Roseta Wijaya
NIM : 038114085
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007
iii
S K R I P S I
EFEK HIPOGLIKEMIK EKSTRAK DAUN BINAHONG
(Anredera baselloides Baill.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN
TERBEBANI GLUKOSA
Oleh
Dessy Roseta Wijaya
NIM : 038114085
Telah disetujui oleh
Dosen Pembimbing
Dr. Sabikis, Apt. tanggal : 11 Februari 2007
iv
S K R I P S I
EFEK HIPOGLIKEMIK EKSTRAK DAUN BINAHONG
(Anredera baselloides Baill.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN
TERBEBANI GLUKOSA
Dipersiapkan dan ditulis oleh
Dessy Roseta Wijaya NIM : 038114085
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Ketika kuhadapi kehidupan ini, jalan mana yang harus kupilih,
kutahu kutak mampu, kutahu kutak sanggup,
hanya Kau Tuhan tempat jawabanku
Aku pun tahu ku tak pernah sendiri, sbab Engkau Allah yang menggendongku
tangan-Mu membelaiku, cinta-Mu memuaskanku,
Kau mengangkatku ke tempat yang tinggi
JanjiMu sperti fajar pagi hari, yang tiada pernah terlambat bersinar
Cinta-Mu sperti sungai yang mengalir, dan kutahu betapa dalam Kasih-Mu
Skripsi ini kupersembahkan untuk My Lord, Jesus Christ Papa, Mama, O’oh Chandra, Lie-lie, Oyin, Riko, dan almamaterku.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis naikkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih dan
hikmat-Nya sehingga penyusunan laporan skripsi ini dapat terselesaikan dengan
baik. Laporan skripsi dengan judul “Efek Hipoglikemik Ekstrak Daun Binahong
pada Tikus Putih Jantan Terbebani Glukosa” ini diajukan untuk memenuhi salah
satu persyaratan mencapai gelar sarjana farmasi Program Studi Farmasi.
Keberhasilan penyusunan skripsi ini juga tidak lepas dari dukungan dari
berbagai pihak yang telah membantu penulis hingga akhir penulisan laporan
skripsi. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Rita Suhadi, M.Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta
2. Bapak Dr. Sabikis, Apt., selaku dosen pembimbing dalam penyelesaian
skripsi. Bimbingan, nasihat, dan ilmu yang telah diberikan menjadi
semangat dan sumber inspirasi seperti air yang mengalir dan tak pernah
berhenti
3. Bapak Yosef Wijoyo, M.Si., Apt yang telah memberikan saran, semangat
dan bersedia meluangkan waktu sebagai ketua panitia penguji dan dosen
penguji
4. Ibu dr. Luciana Kuswibawati, M.Kes., yang telah memberikn saran dan
bersedia meluangkan waktu sebagai sekretaris panitia penguji dan dosen
penguji
vii
5. Bapak Ign. Y. Kristio Budiasmoro, M.Si., dan Bapak Yohanes Dwiatmaka,
M.Si., yang telah sangat membantu penulis selama determinasi tanaman
6. Bapak Ipang Djunarko S.Si., Apt dan Bapak Nunut R, S.Si, Apt yang telah
memberi saran dan membantu dalam pencarian bahan penelitian
7. Bapak Ir. Ig. Aris Dwiatmoko, M.Sc., yang telah membantu penulis dalam
pengolahan statistik data.
8. Mas Kayat, mas Heru, mas Parjiman, mas Wagiran, mas Sarwanto, mas
Andre, mas Sigit, mas Parlan, mas Kunto, mas Agung, dan mas Yuwono
selaku laboran dan karyawan Fakultas Farmasi USD yang telah membantu
penulis selama pelaksanaan penelitian di laboratorium
9. Keluarga tercinta: papa yang telah memberikan inspirasi judul skripsi ini,
mama yang selalu setia mendampingi penulis, Chan-chan, Lie-lie dan Oyin
yang telah memberi dukungan, serta semua keluarga besar dari pihak mama
dan papa untuk doa yang telah diberikan kepada penulis
10. Riko Setyana Kurniawan dan keluarga yang telah memberikan ketenangan
hati, semangat menulis dan belajar, serta fasilitas selama penulis
menyelesaikan skripsi ini
11. Essy dan Fani yang menjadi teman seperjuangan di laboratorium, Ratih
untuk bantuannya, juga teman-teman angkatan 2003 kelas A, B dan C serta
secara khusus kelompok praktikum D (Silih, Fani, Essy, Hani, Wewen,
12. “XtraOrdinary Youth Zone”, khususnya Samuel untuk terjemahannya, Alex
untuk statistiknya, Erick dan Ariyanto
13. Bp Pdt. Yusak Benyamin sekeluarga, yang selalu mendoakan penulis
14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.
Penulis berharap skripsi ini dapat berguna bagi pembaca sekalian. Akhir
kata, penulis menyadari bahwa saran yang membangun akan bermanfaat untuk
perbaikan bagi penulis. Terima kasih dan Tuhan Yesus memberkati.
Penulis
ix
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 11 Februari 2007
Penulis
Dessy Roseta Wijaya
x
INTISARI
Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit yang cukup berbahaya. Selama ini pengobatan yang dilakukan dengan obat hipoglikemik oral membutuhkan biaya yang tidak murah dan digunakan dalam jangka waktu yang cukup lama sehingga tidak semua masyarakat dapat menjangkaunya. Sementara itu, fenomena ‘back to nature’ saat ini semakin berkembang luas di masyarakat. Maka muncullah pemikiran untuk membuktikan kebenaran manfaat ekstrak daun binahong sebagai obat diabetes melitus.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola searah. Efek hipoglikemik ekstrak daun binahong pada tikus putih jantan yang dibebani glukosa ditetapkan melalui uji toleransi glukosa oral (UTGO). Tiga puluh ekor tikus dibagi kedalam enam kelompok perlakuan. Kelompok I diberi aquadest 5 ml/kgBB sebagai kontrol negatif, kelompok II diberi larutan glibenklamida 0,45 mg/kgBB sebagai kontrol positif, dan kelompok III sampai VI diberi perlakuan ekstrak daun binahong dengan peringkat dosis 1,20 g/kgBB, 1,80 g/kgBB, 2,70 g/kgBB, dan 4,05 g/kgBB secara per-oral. Kadar glukosa darah ditetapkan dengan metode enzimatik Glucose Oxidase Phenol Antipirin (GOD-PAP). Data kadar glukosa darah pada tiap waktu sampling pada tiap kelompok dianalisis secara statistik menggunakan metode GLM Repeated Measure. Sedangkan nilai LDDK0-300 glukosa darah dianalisis secara statistik menggunakan uji Kruskal Wallis dan kemudian dilanjutkan dengan uji Mann Whitney bertaraf kepercayaan 95%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun binahong dengan dosis 1,20 g/kgBB sampai 4,05 g/kgBB memberikan penurunan kadar glukosa darah sebesar 10,85% sampai 23,67% terhadap kontrol negatif. Peringkat dosis 3 dan 4 memberikan efek penurunan kadar glukosa darah secara bermakna terhadap kontrol negatif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun binahong mempunyai efek hipoglikemik. Kata kunci: daun binahong, GOD-PAP, efek hipoglikemik, diabetes melitus
xi
ABSTRACT
Diabetes mellitus was one of those quite dangerous diseases. So far the use of oral hypoglycemic medicine as the treatment costs very much and it has to be used in long period so not all of people can afford it. Meanwhile, the phenomenon of “back to nature” has now been very popular in the society. As the result, came the research to prove the truth about the capability of the extract of Anredera baselloides Baill leave to be the alternative treatment to the disease.
This research was purely experimental with complete random pattern design. The hypoglycemic effect on male rat which had been given glucose was tested through Oral Glucose Tolerance Test (OGTT). Thirty mice were divided into six groups with six different kinds of treatment for each group. Group I was treated by aquadest 5 ml/kg bw as negative control, group II was treated by glibenclamide 0,45 mg/kg bw as positive control, group III, IV, V, and VI were treated extract of the leaves of Anredera baselloides Baill which have equivalent dosage 1,20 g/kg bw, 1,80 g/kg bw, 2,70 g/kg bw, and 4,05 g/kg bw, and all the dispention were per os. Blood glucose level was assayed with Glucose Oxidase Phenol Antipirin (GOD-PAP) enzymatic method. The data of blood glucose level from each sampling time on each group was statistically analyzed using GLM Repeated Measure design. The AUC0-300 of blood glucose was statistically analyzed using Kruskal Wallis test and then continued with Mann Whitney test with 95% level of convidence.
The result indicated that extract of the leaves of Anredera baselloides Baill with 1,2 g/kg bw until 4,05 g/kg bw dosages decreased the concentration of blood glucose from 10,85% until 23,67% to negative control. Level dosage 2,70 g/kg bw, and 4,05 g/kg bw decreased the concentration of blood glucose significantly to negative control. Thus, it can be concluded that extract of the leaves of Anredera baselloides Baill has hypoglycemic effect.
Dari tabel VIII, dapat kita lihat bahwa larutan glibenklamida yang
diberikan secara per-oral pada menit ke-15 sebelum UTGO dapat menurunkan
harga LDDK0-300 sebesar 27,84% yang nilainya paling besar dibandingkan
pemberian pada menit yang lain sehingga ditetapkan pemberian ekstrak daun
binahong yang digunakan yaitu 15 menit sebelum UTGO. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada gambar 10.
% Selisih LDDK
(menit)
Gambar 10. Diagram pengaruh waktu pemberian glibenklamida terhadap % selisih LDDK
Pada gambar 10 tersebut dapat diamati bahwa pada menit ke-15
glibenklamida memberikan prosentase selisih LDDK0-300 yang paling besar
terhadap kontrol dibandingkan dengan menit-menit lainnya. Pada menit ke-15 ini
glibenklamida telah mencapai onset sehingga kemampuan untuk menurunkan
kadar glukosa dalam darah paling tinggi dibandingkan dengan yang lainnya. Jadi,
kemampuan glibenklamida yang paling efektif dalam menurunkan kadar glukosa
darah adalah pada menit ke-15. Jika dibandingkan dengan menit ke-30,
kemampuan menurunkan kadar glukosa darah tidak berbeda banyak dengan menit
ke-15, namun dipilih menit ke-15 dengan pertimbangan efisiensi waktu.
41
29329.46
30969.38
30269.85
28500
29000
29500
30000
30500
31000
15 30 45Waktu
Diagram pengaruh waktu pemberian ekstrak daun binahong
5. Penetapan waktu pemberian ekstrak daun binahong
Waktu pemberian ekstrak daun binahong didasarkan pada prosentase
penurunan harga luas daerah di daerah kurva dari menit ke-0 sampai menit ke-300
(LDDK0-300). Hasil UTGO dan perhitungan prosentase selisih LDDK0-300
teringkas pada tabel IX.
Tabel IX. Hasil UTGO dan LDDK0-300 ekstrak daun binahong
Waktu pemberian ekstrak daun
binahong sebelum UTGO (menit ke-) LDDK0-300 (mg.menit /dl)
15 29329,46
30 30969,38
45 30269,85
Dari tabel IX, dapat kita lihat bahwa ekstrak daun binahong yang
diberikan secara per-oral pada menit ke-15 sebelum UTGO memberikan harga
LDDK0-300 sebesar 29329,46 mg.menit/dl yang nilainya paling kecil dibandingkan
pemberian pada menit yang lain sehingga ditetapkan pemberian ekstrak daun
binahong adalah 15 menit sebelum UTGO. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada gambar 11.
LDDK (mg.menit/dl)
(menit)
Gambar 11. Diagram pengaruh waktu pemberian ekstrak daun binahong terhadap LDDK
42
Pada gambar 11 tersebut dapat kita amati bahwa pada menit ke-15 ekstrak
daun binahong telah mencapai onset sehingga kemampuan untuk menurunkan
kadar glukosa dalam darah paling tinggi dibandingkan dengan yang lainnya. Jadi,
kemampuan ekstrak daun binahong yang paling efektif dalam menurunkan kadar
glukosa darah adalah pada menit ke-15.
D. Efek Hipoglikemik Ekstrak Daun Binahong
Pada penelitian ini dilakukan penetapan kadar glukosa darah dengan
kontrol negatif diberi aquades; kontrol positif diberi larutan glibenklamida 0,45
mg/kgBB; dan empat kelompok perlakuan yaitu kelompok I diberi ekstrak daun
binahong dengan dosis 1,20 g/kgBB, kelompok II diberi ekstrak daun binahong
dengan dosis 1,80 g/kgBB, kelompok III diberi ekstrak daun binahong dengan
dosis 2,70 g/kgBB, dan kelompok IV diberi ekstrak daun binahong dengan dosis
4,05 g/kgBB.
Kadar glukosa darah diukur menggunakan spektrofotometri visible dengan
metode enzimatik GOD-PAP. Sebelum dilakukan pengukuran resapan glukosa
perlakuan terlebih dahulu dilakukan pengukuran resapan glukosa standar.
Perhitungan kadar glukosa menggunakan perbandingan relatif antara kadar dan
resapan dari standar dan perlakuan. Contoh perhitungan kadar dapat dilihat pada
lampiran 7, sedangkan data kadar glukosa darah pada tiap perlakuan dan waktu
sampling dapat dilihat pada tabel X ataupun lampiran 8.
43
Tabel X. Data kadar glukosa darah rata-rata dan LDDK0-300 setiap kelompok perlakuan
Kadar glukosa darah rata-rata (mg/dl) tikus putih jantan K
elom
pok
perl
akua
n
0 15 30 45 60 90 120 180 240 300
LDDK0-300
(mg.menit
/dl)
kont
rol -
91,2
3
158,
21
172,
10
194,
75
165,
28
116,
87
97,5
2
84,9
4
76,6
2
81,1
1
32300,65
kont
rol +
86,3
6
122,
69
135,
86
132,
01
114,
01
76,8
7
73,8
8
66,3
5
59,4
5
55,1
4
23903,95
Perl
akua
n I
78,8
0
133,
80
139,
50
130,
85
125,
02
109,
18
94,1
5
82,4
9
75,3
7
78,1
9
28795,41
Perl
akua
n II
76,3
4
143,
47
156,
54
148,
72
137,
71
94,9
5
82,7
7
76,0
1
76,7
9
78,8
0 28507,21
Perl
akua
n II
I
80,1
5
126,
29
137,
00
129,
70
118,
34
81,5
0
75,9
7
65,2
6
63,4
4
63,6
7
24654,42
Perl
akua
n IV
86,7
8
149,
48
163,
96
156,
34
145,
64
86,2
6
79,1
0
75,2
6
67,5
9
68,8
6
27758,48
Keterangan : Kontrol negatif: aquades Kontrol positif : glibenklamida dosis 0,45 mg/kgBB Perlakuan I : ekstrak daun binahong dosis 1,20 g/kgBB Perlakuan II : ekstrak daun binahong dosis 1,80 g/kgBB Perlakuan III : ekstrak daun binahong dosis 2,70 g/kgBB Perlakuan IV : ekstrak daun binahong dosis 4,05 g/kgBB
44
Kurva hubungan antara waktu sampling dan kadar glukosa darah
0
50
100
150
200
250
0 15 30 45 60 90 120 180 240 300
Waktu sampling (menit)
Kad
ar (m
g/dl
)
Kontrol Negatif Kontrol Positif Perlakuan I
Perlakuan II Perlakuan III Perlakuan IV
Selanjutnya grafik hubungan antara kadar glukosa darah dan waktu
sampling dari tiap-tiap kelompok perlakuan yaitu aquades, larutan glibenklamida
dan ekstrak daun binahong dapat dilihat pada gambar 12.
Gambar 12. Kurva hubungan antara waktu sampling dan kadar rata-rata glukosa darah
akibat pemberian aquades, glibenklamida, dan ekstrak daun binahong Keterangan : Kontrol negatif : aquades Kontrol positif : glibenklamida dosis 0,45 mg/kgBB Perlakuan I : ekstrak daun binahong dosis 1,20 g/kgBB Perlakuan II : ekstrak daun binahong dosis 1,80 g/kgBB Perlakuan III : ekstrak daun binahong dosis 2,70 g/kgBB Perlakuan IV : ekstrak daun binahong dosis 4,05 g/kgBB
Gambar 12 tersebut memaparkan respon kadar glukosa darah hewan uji
akibat pembebanan glukosa saat UTGO pada berbagai perlakuan. Pada kelompok
kontrol negatif menunjukkan rata-rata kadar glukosa paling tinggi dibandingkan
perlakuan yang lain. Hal ini dikarenakan pada kontrol negatif, tikus hanya diberi
45
aquades yang tidak memiliki efek terapetik, sehingga kadar glukosa darah
ditentukan oleh kemampuan tubuh tikus untuk menurunkan kadar glukosa,
akibatnya kelompok kontrol negatif memberikan rata-rata kadar glukosa paling
tinggi jika dibandingkan dengan kelompok perlakuan yang lain.
Hasil percobaan menunjukkan bahwa pada kadar glukosa darah mencapai
maksimum pada menit ke-30 sampai menit ke-45, kemudian kadar glukosa darah
menurun kembali setelah dua sampai tiga jam setelah pemberian glukosa oral. Hal
ini sesuai dengan teori menurut Mayes (1990) dimana kadar glukosa darah pada
individu normal meningkat dalam satu jam setelah pemberian glukosa oral.
Absorpsi glukosa menjadi normal kembali setelah dua sampai tiga jam setelah
pemberian glukosa. Ini berarti tubuh hewan uji tersebut dalam keadaan sehat
karena masih dapat menoleransi pembebanan glukosa UTGO pada tingkat normal.
Kontrol positif memberikan rata-rata kadar glukosa yang paling rendah
diantara kelompok perlakuan lainnya. Hal ini disebabkan pada kontrol positif
diberi perlakuan larutan glibenklamida yang merupakan obat hipoglikemik oral
golongan sulfonilurea yang memiliki efek terapetik menurunkan kadar glukosa
darah.
Dari kelompok perlakuan I sampai IV, ternyata kelompok perlakuan III
dengan dosis ekstrak daun binahong 2,70 g/kgBB memberikan efek penurunan
kadar glukosa darah yang paling baik dibandingkan perlakuan lainnya. Hal ini
terlihat dari harga LDDK0-300 kelompok perlakuan tersebut paling mendekati
harga LDDK0-300 kontrol positif. Urutan penurunan kadar glukosa dari yang
paling baik adalah kelompok III (ekstrak daun binahong dengan dosis sebesar
46
2,70 g/kgBB, kelompok IV (ekstrak daun binahong dengan dosis sebesar 4,05
g/kgBB), kelompok II (ekstrak daun binahong dengan dosis sebesar 1,80
g/kgBB), dan kelompok I (ekstrak daun binahong dengan dosis sebesar 1,20
g/kgBB). Semua perlakuan dengan ekstrak daun binahong memberikan kurva
yang relatif sama dengan kurva kelompok kontrol positif. Ini dimungkinkan
mekanisme kerja ekstrak daun binahong tersebut hampir sama dengan mekanisme
kerja kontrol positif dalam menurunkan kadar glukosa darah.
Data kadar glukosa darah kemudian dianalisis mengikuti tata cara
rancangan GLM Repeated Measure untuk melihat perbedaan harga kadar glukosa
darah pada setiap waktu cuplikan akibat berbagai perlakuan. Hasil analisis
statistik secara GLM Repeated Measure menunjukkan adanya perbedaan yang
bermakna apabila probability (p) < 0,05 dan perbedaan yang tidak bermakna
apabila p > 0,05. Hasil analisis dapat dilihat pada lampiran 10 dan teringkas pada
tabel XI.
Tabel XI. Hasil analisis GLM Repeated Measure kadar glukosa darah
Subjek variasi Jumlah kuadrat Db Rata-rata
kuadrat F p
Tes antar subjek
- Periode (waktu) 310475,68 9 34497,30 313,97 0,000BB
- Periode perlakuan 18042,92 45 408,95 3,727 0,000BB
Pada tabel XI dapat kita lihat adanya perbedaan yang bermakna (p < 0,05)
antara purata kadar glukosa darah hewan uji yang dipengaruhi oleh periode waktu
(p = 0,000). Hal ini menunjukkan bahwa secara statistik terjadi perbedaan kadar
glukosa darah yang bermakna (signifikan) dari setiap waktu sampling darah
(menit ke 0-300) pada taraf kepercayaan 95%. Juga terlihat perbedaan yang
bermakna (p < 0,05) antara purata kadar plasma hewan uji yang dipengaruhi oleh
perlakuan (dosis), sehingga perlakuan antar kelompok terbukti memberi pengaruh
signifikan terhadap perbedaan kadar glukosa darah pada menit ke 0-300 dengan
taraf kepercayaan 95%.
Kemampuan ekstrak daun binahong dalam menurunkan kadar glukosa
darah dapat diperjelas dengan membandingkan nilai LDDK0-300 glukosa darah
dari masing-masing kelompok. LDDK0-300 merupakan besaran yang
menggambarkan jumlah glukosa darah yang diamati pada menit ke-0 sampai
menit ke-300 pada setiap kelompok perlakuan.
Tabel XII berikut menunjukkan adanya perbedaan antara kelompok
kontrol positif, perlakuan I, II, III, dan IV terhadap kontrol negatif, dengan
perbedaan harga LDDK0-300 berturut-turut sebesar 25,99%, 10,85%, 11,74%,
23,67%, dan 14,06%. Penurunan yang paling besar terlihat pada kontrol positif
yang diberi glibenklamida. Sedangkan untuk kelompok perlakuan ekstrak daun
binahong, perlakuan III dengan dosis 2,70 g/kgBB memberikan penurunan yang
paling besar.
48
Tabel XII. Pengaruh praperlakuan ekstrak daun binahong terhadap LDDK0-300 kadar glukosa darah tikus putih jantan dan prosentase perbedaan terhadap kelompok negatif dan positif
prosentase perbedaan terhadap Kelompok
perlakuan N
Mean LDDK0-300 ± SE
(mg.menit/dl) kontrol negatif kontrol positif
Kontrol negatif 5 32300,64 ± 1104,79 - 35,13
Kontrol positif 5 23903,95 ± 519,55 -25,99 -
Perlakuan I 5 28795,41 ± 1667,35 -10,85 20,46
Perlakuan II 5 28507,21 ± 697,47 -11,74 19,26
Perlakuan III 5 24654,42 ± 1366,92 -23,67 3,14
Perlakuan IV 5 27758,48 ± 452,98 -14,06 16,13
Keterangan : Kontrol negatif: aquades Kontrol positif : glibenklamida dosis 0,45 mg/kgBB Perlakuan I : ekstrak daun binahong dosis 1,20 g/kgBB Perlakuan II : ekstrak daun binahong dosis 1,80 g/kgBB Perlakuan III : ekstrak daun binahong dosis 2,70 g/kgBB Perlakuan IV : ekstrak daun binahong dosis 4,05 g/kgBB
Perbedaan kontrol positif yang diberi glibenklamida terhadap kontrol
negatif, perlakuan I, II, III, dan IV berturut-turut sebesar 35,13%, 20,46%,
19,26%, 3,14%, dan 16,13%. Perbedaan yang paling besar terlihat pada kontrol
negatif yang diberi aquades. Sedangkan untuk kelompok perlakuan ekstrak daun
binahong, perlakuan III dengan dosis 2,70 g/kgBB memberikan perbedaan
terhadap kontrol positif yang paling kecil. Berdasarkan hasil di atas terlihat bahwa
perlakuan ekstrak daun binahong dosis III lebih efektif dalam menurunkan kadar
glukosa darah dibandingkan dengan dosis lainnya. Gambaran Mean LDDK pada
tiap kelompok perlakuan dapat dilihat pada gambar 13.
49
32300.64
23903.95
28795.41 28507.21
24654.42
27758.48
0
5000
10000
15000
20000
25000
30000
35000
LDDK (mg.menit/dl)
KontrolNegatif
KontrolPositif
Dosis I Dosis II Dosis III Dosis IV Perlakuan
Diagram LDDK0-300 glukosa darah masing-masing perlakuan
Gambar 13. Diagram LDDK0-300 glukosa darah masing-masing perlakuan
Keterangan : Kontrol negatif : aquades Kontrol positif : glibenklamida dosis 0,45 mg/kgBB Perlakuan I : ekstrak daun binahong dosis 1,20 g/kgBB Perlakuan II : ekstrak daun binahong dosis 1,80 g/kgBB Perlakuan III : ekstrak daun binahong dosis 2,70 g/kgBB Perlakuan IV : ekstrak daun binahong dosis 4,05 g/kgBB
Data LDDK0-300 dari enam kelompok perlakuan ini kemudiaan dianalisis
menggunakan uji Anova One Way untuk terlebih dahulu mengetahui homogenitas
variansi data LDDK0-300. Dari hasil uji tersebut menunjukkan bahwa variansi data
LDDK0-300 memang berbeda, sehingga uji Anova One Way tidak dapat dilanjutkan
Adapun syarat yang harus dipenuhi dalam uji Anova One Way, antara lain data
mempunyai distribusi normal, variansi data sama, dan masing-masing data berdiri
sendiri. Perbedaan variansi data LDDK0-300 dapat dilihat dari tabel XIII yang
menunjukkan bahwa nilai p < 0,05 yaitu 0,000.
50
Tabel XIII. Hasil analisis homogenitas variansi menggunakan uji Anova One Way
Levene Statistic df1 df2 Sig.
5,742 5 24 0,001
Oleh karena itu data LDDK0-300 dianalisis menggunakan uji Kruskal-
Wallis untuk mengetahui apakah ada perbedaan nilai LDDK0-300 yang bermakna
dari kelompok-kelompok perlakuan. Berdasarkan tabel XIV dapat diketahui
bahwa keenam kelompok perlakuan memiliki rata-rata LDDK0-300 (Mean) yang
memang berbeda. Hal ini disebabkan berdasarkan nilai probabilitasnya, data
LDDK0-300 tersebut menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0,001 atau p < 0,05.
Tabel XIV. Test Mean LDDK0-300 keenam kelompok perlakuan dengan uji Kruskal-Wallis
LDDK
Chi-Square
df
Asymp. Sig
20,174
5
0,001
Setelah diketahui bahwa ada perbedaan LDDK0-300 yang signifikan di
antara keenam kelompok perlakuan, masalah yang timbul adalah kelompok
perlakuan mana yang berbeda dan tidak berbeda. Untuk itu analisis Kruskal-
Wallis ini dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney untuk mengetahui pengaruh
peringkat dosis ekstrak daun binahong pada masing-masing kelompok. Hasil uji
dinyatakan berbeda bermakna antar kelompok perlakuan bila nilai p < 0,05. Hasil
ini dapat dilihat pada lampiran 12 dan secara ringkas dapat dilihat pada tabel XV.
Hasil uji Mann-Whitney LDDK0-300 glukosa darah pada tabel XV
menunjukkan perbedaan yang bermakna antara kontrol negatif terhadap kontrol
51
positif, kelompok perlakuan III dan IV. Hal ini berarti kontrol positif, kelompok
perlakuan III, dan IV dapat menurunkan kadar glukosa darah bila dibandingkan
dengan kontrol negatif. Sedangkan kelompok perlakuan I dan II menunjukkan
perbedaan yang tidak bermakna terhadap kontrol negatif yang berarti kelompok
perlakuan tersebut tidak memiliki efek penurunan glukosa darah.
Tabel XV. Hasil uji Mann-Whitney LDDK0-300 glukosa darah tikus putih jantan terbebani glukosa
Kelompok Kontrol
negatif
Kontrol
Positif
Perlakuan
I
Perlakuan
II
Perlakuan
III
Perlakuan
IV
Kontrol negatif - BB TB TB BB BB
Kontrol positif BB - TB BB TB BB
Perlakuan I TB TB - TB TB TB
Perlakuan II TB BB TB - BB TB
Perlakuan III BB TB TB BB - BB
Perlakuan IV BB BB TB TB BB -
Keterangan:
BB : berbeda bermakna (p <0,05) TB : berbeda tidak bermakna (p >0,05) Kontrol negatif : aquades
Kontrol positif : glibenklamida dosis 0,45 mg/kgBB Perlakuan I : ekstrak daun binahong dosis 1,20 g/kgBB Perlakuan II : ekstrak daun binahong dosis 1,80 g/kgBB Perlakuan III : ekstrak daun binahong dosis 2,70 g/kgBB Perlakuan IV : ekstrak daun binahong dosis 4,05 g/kgBB
Berdasarkan tabel XV tersebut dapat dilihat pula bahwa kelompok
perlakuan III menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna bila dibandingkan
terhadap kontrol positif yang menerima perlakuan glibenklamida. Ini berarti
bahwa kemampuan kelompok perlakuan III dalam menurunan kadar glukosa
darah sebanding dengan kontrol positif. Sementara itu kelompok perlakuan IV
memberikan perbedaan bermakna terhadap kontrol positif, sehingga dapat
52
disimpulkan bahwa kelompok perlakuan III memiliki efek penurunan kadar
glukosa darah lebih efektif dibandingkan kelompok perlakuan IV.
53
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun binahong dengan dosis
1,20 g/kgBB sampai 4,05 g/kgBB memberikan penurunan kadar glukosa darah
sebesar 10,85% sampai 23,67% terhadap kontrol negatif. Dosis 2,70 g/kgBB dan
4,05 g/kgBB memberikan efek penurunan kadar glukosa darah secara bermakna
terhadap kontrol negatif. Dari hasil penelitian tersebut dapat diambil kesimpulan
bahwa ekstrak daun binahong dapat menurunkan kadar glukosa darah tikus
percobaan.
B. Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang toksisitas akut dan kandungan
kimia ekstrak daun binahong.
21
53
54
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, 7, 9, 32, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta Anonim, 1991, Penapisan Farmakologi, Pengujian Fitokimia dan Pengujian
Klinik (Pedoman Pengujian dan Pengembangan Fitofarmaka), 233-240, Balai Pengembangan dan Pemanfaatan Obat Bahan Alam, Jakarta
Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, 410, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta Anonim, 2003 a, Bihrmann’s CAUDIFORMS Anredera baselloides, http://
www.bihrmann.com/caudiciforms/subs/anr-bas-sub.asp. Diakses tanggal 28 Febuari 2006
Anonim, 2003 b, Taxonomy of Bihrmann’s CAUDIFORMS, http://
www.bihrmann.com/caudiciforms/div/tax.asp, diakses tanggal 28 Febuari 2006
Anonim, 2005, Back to Nature, http:// www.tanaman-obat.com, diakses tanggal
19 Maret 2006 Anonim, 2006 a, All About Diabetes, http:// www.diabetes.org/about-diabetes.jsp,
diakses tanggal 23 Desember 2006 Anonim, 2006 b, Swaziland's Alien Plants Database, http://
www.kbraunweb.com/alienplants/speciesinfo.asp, diakses pada tanggal 19 Maret 2006
Biochemistry, 2nd Edition, 12.30-12.32, Neil Patterson Publisher/Prentice Hall, USA
Mulja, M., dan Suharman, 1995, Analisis Instrumental, 1-59, 238, Airlangga
Universitas Press, Surabaya
56
Nolte, M.S., and Karam, J.H., 2002, Hormon Pankreas dan Obat Anti Diabetes, dalam Katzung, B.G., (Ed.), Farmakologi Dasar dan Klinik, diterjemahkan oleh Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Buku 2, Edisi 8, 699, Salemba Medika, Jakarta
Richterich, R., and Colombo, J.P., 1981, Clinical Chemistry : Theory, Practice,
and Interpretation, 362-381, John Wiley & Sons, USA Risdyastuti, A.A., 2003, Pengaruh Pemberian Sari Buah Jambu Biji (Psidium
guajava L.) terhadap Efek Hipoglikemi dari Glibenklamida pada Tikus Diabetes Melitus tidak Tergantung Insulin (DMTTI), Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Santosa, S., 2001, Buku Latihan SPSS Statistik Non Parametrik, 118-126, 172-
179, Elex Media Komputindo, Jakarta Santosa, S., 2003, Mengatasi Berbagai Masalah Statistik dengan SPSS versi 11.5,
251-256, 291-304, Elex Media Komputindo, Jakarta Schwinghammer, T.L., 2003, Endocrinologic Disorders, in Wells, B.G.,
Pharmacotherapy Handbook, 5th Edition, 170-183, McGraw Hill Companies, USA
Tests the null hypothesis that the error covariance matrix of the orthonormalized transformed dependent variables isproportional to an identity matrix.
May be used to adjust the degrees of freedom for the averaged tests of significance. Corrected tests are displayed inthe Tests of Within-Subjects Effects table.
a.
Design: Intercept+Perlakuan Within Subjects Design: menit1