EFEK ANTIHELMINTIK EKSTRAK BIJI JINTAN HITAM (Nigella sativa) TERHADAP Ascaris suum Goeze in vitro SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran TITA RIF’ATUL MAHMUDAH G0006163 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
55
Embed
EFEK ANTIHELMINTIK EKSTRAK BIJI JINTAN … yang senantiasa mengikuti keteladanannya. Penyusunan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk meperoleh gelar
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
EFEK ANTIHELMINTIK EKSTRAK BIJI JINTAN HITAM (Nigella sativa)
TERHADAP Ascaris suum Goeze in vitro
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
TITA RIF’ATUL MAHMUDAH
G0006163
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi dengan judul : Efek Antihelmintik Ekstrak Biji Jintan Hitam (Nigella sativa) terhadap Ascaris suum Goeze in vitro
Tita Rif’atul Mahmudah, G0006163, Tahun 2010
Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta
Sri Wahjono, dr., M.Kes NIP : 19450824 197310 1 00
Dekan FK UNS
Prof. Dr. A.A. Subijanto, dr., MS. NIP : 19481107 197310 1 003
PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Surakarta, Juli 2010
Tita Rif’atul Mahmudah
NIM. G0006163
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmatnya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Efek Antihelmintik Ekstrak Biji Jintan Hitam (Nigella sativa) terhadap Ascaris suum Goeze in vitro”. Shalawat dan salam bagi Rasulullah Muhammad SAW dan orang-orang yang senantiasa mengikuti keteladanannya. Penyusunan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk meperoleh gelar Sarjana Kedokteran pada Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. A.A. Subijanto, dr., M.S, selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Sri Wahjono, dr., M.Kes, selaku Ketua Tim Skripsi Universitas Sebelas Maret
Surakarta. 3. Ruben Dharmawan, dr., Ir., Sp.ParK, Ph.D, selaku Pembimbing I yang telah
banyak memberikan bimbingan, masukan, saran dan arahan dalam penelitian ini.
4. Sutartinah Sri Handayani, dra, selaku Pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan, masukan, saran dan arahan dalam penelitian ini.
5. Paramasari Dirgahayu, dr., Ph.D, selaku Penguji I yang telah berkenan menguji serta memberikan saran dan masukan dalam penelitian ini.
6. Mujosemedi, drs, selaku Penguji II yang telah berkenan menguji serta memberikan saran dan masukan dalam penelitian ini.
7. Seluruh staf bagian skripsi dan staf Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret yang telah banyak membantu dalam penelitian ini.
8. Ayah, ibu, kakak, dan adik-adik yang telah memberikan dukungan yang tak terhitung baik material maupun moril.
9. Rekan-rekan keluarga besar wisma deka, keluarga besar wisma permata bunda, dan teman-teman satu lingkaran, yang tak pernah memberiku alasan untuk mengeluh dan takut.
10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Akhir kata, tak ada gading yang tak retak. Demikian pula dengan skripsi ini yang masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif sangat penulis harapkan demi perbaikan skripsi yang akan datang. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu.
Surakarta, Juli 2010
Tita Rif’atul Mahmudah
ABSTRAK
Tita Rif’atul Mahmudah, G0006163, 2010. Efek Antihelmintik Ekstrak Biji Jintan Hitam (Nigella sativa) terhadap Ascaris suum Goeze in vitro, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya efek antihelmintik ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa) terhadap Ascaris suum Goeze in vitro dan untuk memberikan alternatif pengobatan askariasis dengan tanaman herbal yang ada di Indonesia Metode: Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorium dengan rancangan penelitian the post only controlled group design. Subjek penelitian berupa Ascaris suum Goeze yang masih hidup dan aktif bergerak, diambil dari usus halus babi yang terinfeksi. Sampel terbagi dalam lima kelompok perlakuan, yaitu kontrol negatif yang direndam dalam larutan garam fisiologis, dan kelompok perlakuan yang direndam dalam larutan ekstrak biji jintan hitam dalam empat konsentrasi, yaitu 5,5%gr/ml, 7%gr/ml, 8,5%gr/ml, dan 10%gr/ml. Hasil penelitian dianalisis dengan regresi linear menggunakan program SPSS 16. Hasil: Cacing Ascaris suum Goeze di luar tubuh babi dalam larutan garam fisiologis rata-rata dapat hidup selama 112 jam. Waktu yang dibutuhkan untuk mematikan cacing pada prosentase kematian cacing yang sama dalam konsentrasi yang berbeda secara umum mengalami penurunan seiring dengan peningkatan konsentrasi ekstrak biji jintan hitam yang diberikan. Nilai R square model pada semua kelompok > 0.80 menunjukkan bahwa konsentrasi ekstrak merupakan variabel yang sangat baik untuk menjelaskan variabel waktu kematian cacing. Dengan uji Anova pada analisis regresi didapatkan Fhitung>Ftabel dengan taraf signifikansi 0.03, maka H0 ditolak, atau dengan kata lain terdapat efek antihelmintik pada ekstrak biji jintan hitam terhadap cacing Ascaris suum Goeze in vitro. Taraf signifikansi < 0.05 menunjukkan bahwa variabel konsentrasi ekstrak biji jintan hitam dalam penelitian ini memberikan pengaruh yang signifikan terhadap waktu kematian cacing dalam berbagai prosentase kematian. Simpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa) memiliki efek antihelmintik terhadap Ascaris suum Goeze in vitro dengan taraf signifikansi 0.003. Kata kunci : antihelmintik, Ascaris suum Goeze, ekstrak, Nigella sativa,
ABSTRACT
Tita Rif’atul Mahmudah, G0006163, 2010. Anthelmintic Effect of Sativa Seed Extract (Nigella sativa) for Ascaris suum Goeze in vitro, Faculty of Medicine, University of Sebelas Maret, Surakarta. Objectives: The aims of this study are to determine the anthelmintic effect of sativa seed extract (Nigella sativa) for Ascaris suum Goeze in vitro and to give the alternative treatment for ascariasis with the local herbal plant in Indonesia. Method: The study was laboratory experimental with the post only controlled group design research plan. The subject of the research was alive and viable Ascaris suum Goeze which was obtained from the intestine of infected pigs. The sample was divided into five groups: negative control group which was placed in saline, and experimental group which was placed in four consentration of sativa seed extract solution, 5%gr/ml, 7%gr/ml, 8,5%gr/ml, and 10%gr/ml. The results were analyzed by linear regression analysis using SPSS 16. Results: The life time average of Ascaris suum Goeze in vitro in saline soluble is 112 hours. And the time to kill all worm for the same death percentage in different consentrations are generally declining, while the extract consentration is increasing. The R square model for all groups > 0.80, shows that the exstract consentration is a very good variable for explaining the death time variable. Fhitung>Ftabel has been obtained by the Anova test in regression model with 0.03 significancy, which means H0 is rejected, or in the other words, it shows that the anthelmintic effect of sativa seed extract (Nigella sativa) for Ascaris suum Goeze in vitro was present. The level of significance < 0.05 shows that consentration of sativa seed extract in this study has a significant influence on the worm death time in different death percentage. Conclusions: This study shows that sativa seed extract (Nigella sativa) has the anthelmintic effect for Ascaris suum Goeze in vitro with the level of significance 0.003
Keywords: anthelmintic, Ascaris suum Goeze, extract, Nigella sativa,
DAFTAR ISI
PRAKATA........................................................................................................ vi
DAFTAR ISI……………………………………......………………….......... vii
DAFTAR TABEL………………………………………………………........ ix
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………........... x
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………............ xi
BAB I. PENDAHULUAN………………………………………….......... 1
A. Latar Belakang Masalah…………………………………........ 1
B. Rumusan Masalah………………………………………......... 4
C. Tujuan Penelitian…………………………………………...... 5
D. Manfaat Penelitian………………………………………........ 5
BAB II. LANDASAN TEORI……………………………………….......... 6
A. Tinjauan Pustaka…………………………………………........ 6
1. Ascaris lumbricoides Linn…………………………………. 6
2. Ascaris suum Goeze………..……………….…………....... 10
3. Jintan Hitam (Nigella sativa)………………………........… 14
B. Kerangka Pemikiran……………………………………......… 19
C. Hipotesis……………………………………………….…....... 20
BAB III. METODE PENELITIAN…………………………………............ 21
A. Jenis Penelitian………………………………………….......... 21
B. Lokasi Penelitian………………………………………........... 21
C. Subjek Penelitian……………..…………………………......... 21
D. Teknik Sampling…………….……………………………...... 21
E. Rancangan Penelitian.................................................................22
F. Identifikasi Variabel…………………………………….......... 23
G. Definisi Operasional Variabel……..…………………..........…23
H. Alat dan Bahan Penelitian………………………………........ 25
I. Prosedur Penelitian….………………………………….......... 26
J. Analisis Data……………………………………………........ 29
BAB IV. HASIL PENELITIAN……………………………………........... 30
A. Data Hasil Penelitian……………………………………....... 30
B. Analisis Data……………………………………………........ 32
BAB V. PEMBAHASAN……………………………………………........ 39
BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN………………………………........... 42
A. Simpulan……………………………………………….......... 42
B. Saran……………………………………………………......... 42
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………............43
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
halaman
Tabel 1. Rerata waktu kematian semua cacing Ascaris suum Goeze pada
pemberian ekstrak biji jintan hitam (jam)………….…….........................30
Tabel 2. R square Model pada masing-masing tingkat kematian cacing................33
Tabel 3. Tabel hasil perhitungan statistik dengan uji anova ……………………..34
Dari tabel 1 dapat dilihat rata-rata waktu kematian semua cacing dalam
larutan ekstrak biji jintan hitam yang paling cepat adalah kelompok perlakuan
dengan pemberian ekstrak biji jintan hitam 10%gr/ml, sedangkan rata-rata waktu
kematian paling lama adalah kelompok perlakuan dengan pemberian ekstrak biji
jintan hitam 5,5%gr/ml. Hasil pengamatan dan pencatatan lama hidup cacing
Ascaris suum Goeze dalam larutan ekstrak biji jintan hitam secara lengkap dapat
dilihat pada lampiran 1 dan 2.
Sedangkan rata-rata waktu kematian cacing pada prosentase 20, 40, 60,
80, dan 100% ditampilkan pada diagram di bawah ini.
Gambar 4. Diagram waktu dan prosentase kematian pada berbagai konsentrasi ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa).
Dari diagram tersebut dapat dilihat bahwa waktu yang dibutuhkan untuk
mematikan cacing pada prosentase kematian cacing yang sama dalam konsentrasi
yang berbeda secara umum mengalami penurunan seiring dengan peningkatan
konsentrasi ekstrak biji jintan hitam yang diberikan.
B. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji regresi linear, untuk
mencari hubungan linear antara variabel bebas dengan variabel terikat, dengan
tipe data berjenis rasio. Hasil analisis menggunakan uji regresi linear sederhana
dengan program SPSS selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3.
Dari hasil analisis akan didapatkan model regresi linear sederhana dari
populasi penelitian, yaitu :
Dengan
X adalah variabel bebas
Y adalah variabel terikat
β0 adalah intercept
β1 adalah slope
Y = β0 + β1.X+ e
(Suharjo, 2008).
Berikut adalah hasil analisis data dengan menggunakan program SPSS
pada masing-masing tingkat kematian cacing yang dijelaskan secara ringkas.
Tabel 2. R square Model pada masing-masing tingkat kematian cacing
Tingkat kematian cacing R square
20% 0.962
40% 0.961
60% 0.963
80% 0.967
100% 0.966
Tampak bahwa nilai R square model pada tingkat kematian cacing 20%
sebesar 0,962, yang berarti bahwa variabel bebas konsentrasi ekstrak biji jintan
hitam dapat menjelaskan variabel terikat waktu secara linear sebesar 96,2%, atau
ada 3,8% yang tidak dapat dijelaskan secara linear oleh konsentrasi ekstrak.
Demikian pula pada tingkat kematian cacing 40%, 60%, 80%, dan 100% yang
menunjukkan nilai R square model antara 0,961-0,967, yang berarti bahwa
variabel bebas konsentrasi ekstrak biji jintan hitam dapat menjelaskan variabel
terikat waktu secara linear sebesar 96,1-96,7%, atau ada 3,3-3,9% yang tidak
dapat dijelaskan secara linear oleh konsentrasi ekstrak. Dengan demikian maka
variabel konsentrasi ekstrak biji jintan hitam merupakan variabel yang sangat
baik untuk menjelaskan variabel waktu kematian cacing dalam penelitian ini
(Suharjo, 2008).
Tabel 3. Tabel hasil perhitungan statistik dengan uji anova
Kelompok
perlakuan F hitung df pembilang df penyebut F tabel
20% 76.246 1 3 10.13
40% 73.928 1 3 10.13
60% 77.857 1 3 10.13
80% 86.739 1 3 10.13
100% 84.802 1 3 10.13
Dari hasil uji anova menunjukkan masing-masing nilai Fhitung seperti di
atas, dengan taraf signifikansi 0,03. Nilai ini kemudian dibandingkan dengan nilai
Ftabel yang dihitung pada derajat bebas pembilang (df pembilang) sebesar 1 dan
derajat bebas penyebut (df penyebut) sebesar 3, yaitu sebesar 10,13. Dari tabel F
tersebut (lampiran 4) didapatkan nilai Fhitung > Ftabel, sehingga dapat disimpulkan
bahwa model yang dihasilkan adalah baik dan variabel waktu kematian cacing
dapat dijelaskan secara bersama oleh variabel konsentrasi ekstrak dan
interceptnya, atau dengan kata lain H0 ditolak. Dengan demikian terdapat
perbedaan efek antihelmintik yang bermakna pada masing-masing kelompok
perlakuan (Suharjo, 2008).
Tabel 4. Tabel koefisien regresi
Tingkat kematian Koefisien regresi (model yang dihasilkan)
20% Y = 56.637 - 0.436X
40% Y = 93.801 - 0.823X
60% Y = 99.906 - 0.824X
80% Y = 103.914 - 0.813X
100% Y = 109.568 - 0.825X
Persamaan regresi yang dihasilkan pada masing-masing tingkat kematian
cacing didapatkan seperti tabel di atas secara terpisah, karena analisis data
dilakukan secara terpisah. Persamaan pada masing-masing tingkat kematian ini
tidak bisa dijadikan data panel karena intercept antar tingkat kematian berbeda
dan koefisien slope regresinya pun berbeda.
Sedangkan kurva hasil estimasi regresi linear dari data yang ada adalah
sebagai berikut.
Gambar 5: Kurva waktu yang diperlukan untuk membunuh cacing pada prosentase kematian 20% dalam berbagai konsentrasi ekstrak
Gambar 6 : Kurva waktu yang diperlukan untuk membunuh cacing pada prosentase kematian 40% dalam berbagai konsentrasi ekstrak
Gambar 7 : Kurva waktu yang diperlukan untuk membunuh cacing pada prosentase kematian 60% dalam berbagai konsentrasi ekstrak
Gambar 8: Kurva waktu yang diperlukan untuk membunuh cacing pada prosentase kematian 80% dalam berbagai konsentrasi ekstrak
Gambar 9 : Kurva waktu yang diperlukan untuk membunuh cacing pada prosentase kematian 100% dalam berbagai konsentrasi ekstrak
Hasil plot di atas menunjukkan scatter data dan estimasi garis regresi
linear sederhana yang menghubungkan kedua variabel di atas. Tampak bahwa
plot garis regresi merupakan estimasi yang baik dari data sebaran data yang ada
dan dapat digunakan sebagai model untuk menduga nilai waktu yang diperlukan
untuk membunuh cacing Ascaris suum Goeze apabila konsentrasinya di luar data
yang ada.
BAB V
PEMBAHASAN
Pada penelitian ini dilakukan penelitian pendahuluan terlebih dahulu, untuk
mengetahui lama hidup cacing Ascaris suum Goeze di luar tubuh babi, dengan
menggunakan larutan garam fisiologis sebagai mediumnya. Hasil penelitian
pendahuluan juga menunjukkan bahwa waktu kematian semua cacing tidak terjadi
secara bersamaan, sehingga untuk mengetahui efek antihelmintik ekstrak biji jintan
hitam digunakan parameter rerata waktu kematian semua cacing.
Untuk mengetahui konsentrasi optimal yang akan digunakan untuk penelitian
akhir, terlebih dahulu dilakukan penelitian pendahuluan dengan menggunakan empat
konsentrasi, yaitu 1%gr/ml, 4%gr/ml, 7%gr/ml, dan 10%gr/ml yang didapatkan
dengan membandingkan ukuran cacing dari penelitian oleh Azza et al. (2005) yang
menggunakan cacing Schistosoma mansoni sebagai objek.
Rerata waktu kematian semua cacing pada kelompok perlakuan perendaman
dalam larutan garam fisiologis menunjukkan perbedaan yang sangat bermakna jika
dibandingkan dengan rerata waktu kematian semua cacing pada kelompok perlakuan
dengan pemberian ekstrak biji jintan hitam. Hal ini menunjukkan bahwa larutan
garam fisiologis tidak mempunyai efek antihelmintik.
Rerata waktu kematian cacing pada tiap prosentase kematian mengalami
kenaikan, yang menunjukkan bahwa dibutuhkan waktu yang semakin banyak untuk
membunuh lebih banyak cacing dewasa Ascaris suum Goeze dengan pemberian
ekstrak biji jintan hitam. Sedangkan rerata waktu kematian cacing pada konsentrasi
ekstrak yang berbeda menunjukkan penurunan waktu kematian secara bermakna
seiring dengan kenaikan konsentrasi ekstrak. Hal ini menunjukkan hubungan regresi
yang linear, seperti yang ditunjukkan pada kurva regresi. Semakin tinggi konsentrasi
ekstrak biji jintan hitam (sampai 10%gr/ml), semakin cepat waktu yang dibutuhkan
untuk membunu semua cacing Ascaris suum Goeze in vitro
Pada penelitian ini, didapatkan bahwa konsentrasi yang paling efektif
ditunjukkan pada konsentrasi ekstrak 10%gr/ml, dengan rerata waktu yang
dibutuhkan untuk membunuh semua cacing adalah 24,67 jam. Hal ini membuktikan
bahwa semakin besar konsentrasi ekstrak, semakin singkat waktu yang dibutuhkan
untuk membunuh cacing. Namun waktu ini masih dinilai terlalu lama, karena
membutuhkan waktu lebih dari 24 jam.
Dari penelitian terdahulu, diketahui bahwa kandungan utama dari biji jintan
hitam adalah thymoquinone, thymohydroquinone, thymol, carvacrol, nigellicine,
nigellimine, nigellimine-N-oxide, nigellidine, dan alpha hedrin (Al Jabre et al., 2003).
Adanya efek antihelmintik dalam ekstrak biji jintan hitam mungkin disebabkan
karena adanya senyawa aktif yang terkandung di dalamnya, yaitu thymoquinone
(Korshom et al.,1998). Thymoquinone berfungsi sebagai scavenger dan menurunkan
aktivitas enzim antioksidan, sehingga dapat meningkatkan host oxidant attack pada
tubuh cacing. Selain itu, thymoquinone juga berfungsi untuk menurunkan aktivitas
glikolisis dalam tubuh cacing, sehingga sumber energi dari tubuh cacing dapat
berkurang sampai habis. Dua mekanisme inilah yang bisa mengakibatkan kematian
cacing (Azza et al., 2005)
Hasil penelitian yang dijelaskan pada bab IV menunjukkan bahwa variabel
konsentrasi ekstrak merupakan model yang baik dalam menjelaskan waktu kematian
cacing, yang ditunjukkan dengan nilai R square model. Selanjutnya dengan uji anova
pada analisis regresi, nilai Fhitung lebih besar daripada Ftabel. Dengan demikian maka
H0 ditolak (Suharjo, 2008). Atau dengan kata lain, ekstrak biji jintan hitam (Nigella
sativa) memiliki efek antihelmintik terhadap Ascaris suum Goeze in vitro. Efek
antihelmintik ini digambarkan secara lebih jelas pada kurva regresi linear, yang
menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi ekstrak biji jintan hitam, semakin
singkat waktu yang diperlukan untuk membunuh cacing. Kemudian dari tabel
koefisien regresi, didapatkan persamaan-persamaan yang berbeda pada masing-
masing prosentase kematian yang berbeda. Dengan adanya koefisien regresi yang
didapat, untuk selanjutnya persamaan tersebut dapat digunakan sebagai prediksi
untuk penelitian serupa dengan besar konsentrasi yang berbeda.
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
O. Simpulan
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak biji jintan hitam
(Nigella sativa) memiliki efek antihelmintik terhadap Ascaris suum Goeze in
vitro dengan taraf signifikansi 0,003.
P. Saran
1. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai efek antihelmintik ekstrak
biji jintan terhadap Ascaris suum Goeze in vitro dengan penggunaan metode
yang lebih baik berdasar kepustakaan terkini.
2. Mengingat hasil penelitian yang masih membutuhkan waktu cukup lama
(lebih dari 24 jam), maka perlu dilakukan penelitian serupa dengan
menggunakan konsentrasi ekstrak yang lebih optimal.
3. Dengan adanya hasil penelitian yang positif, maka perlu dilakukan penelitian
lebih lanjut dengan metode in vivo, sehingga dapat membuktikan apakah
ekstrak biji jintan hitam benar-benar efektif dikonsumsi.
DAFTAR PUSTAKA
Abdulelah, H.A.A. and Abidin, Z.B.A.H. (2007) In vivo Anti-malarial Tests of Nigella sativa (Black Seed) Different Extracts. American Journal of Pharmacology and Toxicology 2(2): 46-50
Akhtar, M.S. and Rifaat, S. (1991) Field Trial of Saussurea lappa roots Against
Nematodes and Nigella sativa Seeds Against Cestodes in Children. Journal of the Pakistan Medical Association 41: 185-187
Alba, J.E., Comia, M.N., Oyong, G., and Claveria, F. (2009) Ascaris lumbricoides
and Ascaris suum: A Comparison of Electrophoretic Banding Patterns of Protein Extracts from the Reproductive Organs and Body Wall. Veterinarski Arhiv 79(3): 281-291
Ali, B.H. and Blunden, G. (2003) Pharmacological and Toxicological Properties of
Nigella sativa. PubMed 17(4): 299-305 Al-Jabre, S., Al-Akloby, O.M., Al-Qurashi, A.R., Akhtar, N., Al-Dossary, A., and
Randhawa, M.A. (2003) Thymoquinone, an Active Principle of Nigella sativa, Inhibited Aspergillus niger. Pakistan J. Med. Res 42: No.3
Anonim. (2000) Domestication of plants in the Old World, 3, Oxford University
Press, p. 206. ISBN 0198503563. Azza, M.M., Nadia, M.M., and Sohair, S.M. (2005) Sativa seeds against Schistosoma
mansoni different stages. Mem Inst Oswaldo Cruz 100(2): 205-211. Brownell, S.A., and Nelson, K.L. (2005) Inactivation of Single-Celled Ascaris suum
Eggs by Low-Pressure UV Radiation. Applied and Environmental Mycrobiology 72(3): 2178-2184.
Bughio, N. I., Faubert, G. M., and Prichard, R. K. (1994) Interaction of
Mebendaazole with Tubulin from Body Wall Muscle, Intestine, and Reproductive System of Ascaris suum. J. Parasitol, 80: 126-132.
Ekanem, J.T. dan Yusuf, O.K. (2008) Some Biochemical and Haematological Effects
of Black Seed (Nigella sativa) Oil on T. brucei-Infected Rat. African Journal of Biomedical Research Vol, 11 (2008): 79-85
Elkins, H.M., Elkins, D., and Anderson, R.M. (1989). The Influences of Individual, Social Group and Household Factors on the Distribution of Ascaris lumbricoides within a Community and Implications for Control Strategies. Parasitology 98(Pt): 125
Gandahusada, S., Ilahude, H.D., dan Pribadi, W. (1996) Parasitologi Kedokteran,
Jakarta, Gaya Baru, pp: 8-11. Garcia, L.S. (2001) Diagnostic Medical Parasitology 4th edition, Washington, ASM
C.M., Welters, I.D.M., Sonetti, D., and Stefano, G.B. (2000) Ascaris suum, an Intestinal Parasite, Produces Morphine. The Journal of Immunology 165: 339-343
Gusti, Aria. (2004) Hubungan Perilaku Sehat dan Sanitasi Lingkungan dengan Infeksi
Cacing yang Ditularkan Melalui Tanah di Nagari Kumanis Kabupaten Sijunjung. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada.
Hanafiah, K.A. (2001) Rancangan Percobaan: Teori dan Aplikasi, Edisi Revisi,
Jakarta, Raja Grafindo Persada, pp:1-9. Hawsawi, Z.A., Ali, B.A., and Bamosa, A.O. (2001) Effect of Nigella sativa (Black
Seed) and Thymoquinone on Blood Glucose in Albino Rats. Annals of Saudi Medicine 21: Nos 3-4.
Hosseinzadeh, H., Bazzaz, B.S.F., and Haghi, M.M. (2007) Antibacterial Activity of
Total Extracts and Essential Oil of Nigella sativa L. Seeds in Mice. Pharmacologyonline 2: 429-435.
Hutapea, J.R. (1994) Inventaris Tanaman Obat Indonesia (III), Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia, p: 163.
Katzer, Gernot. (2004) Nigella (Nigella sativa) http://www.uni-graz.at/%7Ekatzer/spice_icon.ico Korshom M., Moghney, A.A., and Mandour, A. (1998) Biochemical and
Parasitological Evaluation of Nigella sativa Against Ruminant Fluke
(Paramphistomum) in Sheep as Compared with Trematocide “Hapadex”. Assiut. Vaternary Med. J. 39 (78): 238–244.
Kurniawan, Deny. (2008) Regresi Linier, Vienna, Foundation of Statistical
Computing, p:1. Laskey, Aaron. (2007) Ascaris Lumbricoides http://emedicine.medscape.com/article/788398-overview Liu, L.X. and Weller, P. F. (1996) Antiparasitic Drug. The New England Journal of
Medicine 334(18): 1178-1184 Loreille, O., and Bouchet, F. (2003) Evolution of Ascaris in Humans and Pigs: A
Multi-Disciplinary Approach. Mem Inst Oswaldo Cruz Vol 98(I): 39-46. Mansour, M.A., Nagi, M.N., El-Khatib, A.S., and Al-Bekairi, A.M. (2002) Effects of
Thymoquinone on Antioxidant Enzyme Activities, Lipid Peroxidation and DT-Diaphorase in Different Tissues of Mice: A Possible Mechanism of Action. Cell Biochem Funct 2002 20: 143-151.
Mardiana dan Djarismawati. (2008) Prevalensi Cacing Usus pada Murid Sekolah
Dasar Wajib Belajar Pelayanan Gerakan Terpadu Pengentasan Kemiskinan Daerah Kumuh di Wilayah DKI Jakarta. Jurnal Ekologi Kesehatan Vol 7(2): 769-774.
Miyazaki, Ichiro. (1991) An Illustrated Book of Helminthic Zoonoses, Tokyo,
International Medical Foundation of Japan, pp: 296-305. Moretti, A., D’Antuono, L.F., and Elementi, S. (2004) Essential Oils of Nigella sativa
L. and Nigella damascene L. Seed. Journal of Essential Oil Research. Roberts, L.S. and Janovy, J.Jr. (2005) Gerald D. Schmidt and Larry S. Roberts’
Foundations of Parasitology 7th edition, New York, McGraw-Hill Companies, pp: 431-435.
Seltzer,E. (1993) Tropical Infectious Disease: Principles, Pathogens, and Practice,
Philadelphia, Churchill Livingstone. Situmeang dan Ridwanto (2004) Efikasi Gabungan Pyrantel Pamoate dan
Mebendazole pada Nematoda Usus. Universitas Sumatera Utara.
Suharjo, B. (2008) Analisis Regresi Terapan dengan SPSS, Yogyakarta, Graha Ilmu,
pp: 53-70. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 424/MENKES/SK/VI, 2006, Pedoman
Pengendalian Cacingan, Jakarta: Departemen Kesehatan. Zaman, V., Ah Keong, L., Rukmono, B., Oemijati, S., dan Pribadi, W. (1988) Buku
Penuntun Parasitologi Kedokteran, Bandung, Binacipta, pp: 119-121.