FTIP001656/019 [2] [3] [1] HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis Tidak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sifat Fisik Tanaman Edamame Edamame merupakan tanaman semusim berupa semak rendah, tubuh tegak, berdaun lebat, dengan beragam morfologi. Tinggi tanaman berkisar antara 30 sampai lebih dari 50 cm, dapat bercabang sedikit atau banyak tergantung kultivar dan lingkungan hidupnya. Daun pertama yang keluar dari buku sebelah atas kotiledon berupa daun tunggal berbentuk sederhana dan letaknya berseberangan (unifoliolat). Daun-daun yang terbentuk kemudian adalah daun- daun trifoliolat (daun bertiga) dan seterusnya. Ukuran, warna dan berat benih edamame bervariasi ( Samsu, 2003), yakni: 1. Mempunyai berat antara 30-56 gram/100 biji; 2. Warna kuning hingga hijau; 3. Berbentuk bulat hingga bulat telur dan; 4. Warna hilum gelap hingga terang warna bunga varietas Ryokkoh putih, sedangkan varietas edamame lainnya umumnya berwarna ungu. Biji kedelai terdiri dari dua bagian atau keping biji yang dinamakan kotiledon yang isinya kebanyakan adalah protein dan minyak. Berfungsi sebagai pemasok makanan kecambah sampai berumur 14 hari setelah tanam (HST). Di antara kotiledon terdapatcalon batang dan akar (Radix). Membran pelindung biji (seed coat) berfungsi sebagai pelindung terhadap infeksi cendawan dan bakteri sebelum dan sesudah tanam. Oleh karena itu, benih kedelai yang kulit bijinya sudah pecah (atau rusak) sering kali tidak akan dapat berkecambah dan tumbuh berkembang secara normal dan sehat. Umumnya biji kedelai mengandung minyak 18-20%, protein 40%, dedak 8%, dan kadar air 13%. Biji edamame merupakan biji tanaman leguminosa, berbentuk bulat atau lonjong (oval), berwarna kuning dan ada yang hitam, serta mempunyai hilum berwarna kecokelatan., Biji kedelai mempunyai variasi warna hilum seperti yang tampak dalam. Biji yang hilumnya berwarna terang atau tidak berwarna adalah jenis kedelai yang lebih disukai dalam kaitannya dengan gizi bagi manusia.
27
Embed
Edamame - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/240110/2006/240110060041_2_9488.pdf · Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
FTIP001656/019
[2]
[3]
[1]
HA
K C
IPTA
DIL
IND
UN
GI U
ND
AN
G-U
ND
AN
G
Tidak diperkenankan m
engumum
kan, mem
ublikasikan, mem
perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam
bentuk apapun tanpa izin tertulis
Tidak diperkenankan m
engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m
encantumkan sum
ber tulisan
Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem
ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sifat Fisik Tanaman Edamame
Edamame merupakan tanaman semusim berupa semak rendah, tubuh
tegak, berdaun lebat, dengan beragam morfologi. Tinggi tanaman berkisar antara
30 sampai lebih dari 50 cm, dapat bercabang sedikit atau banyak tergantung
kultivar dan lingkungan hidupnya. Daun pertama yang keluar dari buku sebelah
atas kotiledon berupa daun tunggal berbentuk sederhana dan letaknya
berseberangan (unifoliolat). Daun-daun yang terbentuk kemudian adalah daun-
daun trifoliolat (daun bertiga) dan seterusnya. Ukuran, warna dan berat benih
edamame bervariasi ( Samsu, 2003), yakni:
1. Mempunyai berat antara 30-56 gram/100 biji;
2. Warna kuning hingga hijau;
3. Berbentuk bulat hingga bulat telur dan;
4. Warna hilum gelap hingga terang warna bunga varietas Ryokkoh putih,
sedangkan varietas edamame lainnya umumnya berwarna ungu.
Biji kedelai terdiri dari dua bagian atau keping biji yang dinamakan
kotiledon yang isinya kebanyakan adalah protein dan minyak. Berfungsi sebagai
pemasok makanan kecambah sampai berumur 14 hari setelah tanam (HST). Di
antara kotiledon terdapatcalon batang dan akar (Radix). Membran pelindung biji
(seed coat) berfungsi sebagai pelindung terhadap infeksi cendawan dan bakteri
sebelum dan sesudah tanam. Oleh karena itu, benih kedelai yang kulit bijinya
sudah pecah (atau rusak) sering kali tidak akan dapat berkecambah dan tumbuh
berkembang secara normal dan sehat. Umumnya biji kedelai mengandung minyak
18-20%, protein 40%, dedak 8%, dan kadar air 13%. Biji edamame merupakan
biji tanaman leguminosa, berbentuk bulat atau lonjong (oval), berwarna kuning
dan ada yang hitam, serta mempunyai hilum berwarna kecokelatan., Biji kedelai
mempunyai variasi warna hilum seperti yang tampak dalam. Biji yang hilumnya
berwarna terang atau tidak berwarna adalah jenis kedelai yang lebih disukai dalam
kaitannya dengan gizi bagi manusia.
FTIP001656/020
[2]
[3]
[1]
HA
K C
IPTA
DIL
IND
UN
GI U
ND
AN
G-U
ND
AN
G
Tidak diperkenankan m
engumum
kan, mem
ublikasikan, mem
perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam
bentuk apapun tanpa izin tertulis
Tidak diperkenankan m
engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m
encantumkan sum
ber tulisan
Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem
ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
7
Edamame memiliki bentuk polong yang hampir sama dengan kedelai,
tetapi berukuran lebih besar, rasa yang lebih manis, tekstur yang lebih lembut, dan
lebih mudah dicerna. Klasifikasi botani tanaman edamame adalah sebagai berikut:
Jepang mengklasifikasikan edamame sebagai tipe musim panas dan tipe
musim gugur. Hampir semua varietas edamame musim panas memiliki sifat
sensitif terhadap temperatur, sedangkan tipe musim gugur, sejumlah kecil
varietasnya sensitif terhadap panjang hari. Edamame tipe musim panas ditanam
pada musim semi dan dipanen belum matang setelah 75 hingga 100 hari,
sedangkan tipe musim gugur ditanam pada awal musim panas dan dipanen 105
hari setelah tanam atau lebih.
FTIP001656/021
[2]
[3]
[1]
HA
K C
IPTA
DIL
IND
UN
GI U
ND
AN
G-U
ND
AN
G
Tidak diperkenankan m
engumum
kan, mem
ublikasikan, mem
perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam
bentuk apapun tanpa izin tertulis
Tidak diperkenankan m
engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m
encantumkan sum
ber tulisan
Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem
ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
8
Menurut Samsu (2003), Kultivar edamame yang pernah dikembangkan di
Indonesia diantaranya Ocumani, Tsurunoko, Tsurumidori, Taiso, dan Ryokkoh.
Kultivar edamame yang pernah ditanam di Indonesia tersebut mempunyai bobot
biji yang relatif sangat besar. Biji tanaman kedelai (grain soybean) dikatakan
berbiji sedang, bila bobot berat 100 biji antara 11-13 gram, dan besar bila bobot
berat lebih dari 13 gram. Saat ini kultivar yang dikembangkan untuk produk
edamame beku adalah varietas Ryokkoh yang mempunyai bobot berat per 100 biji
antara 40-56 gram.
Sentral produksi dan budidaya kacang kedelai edamame di Indonesia
terdapat di Jember, di mana pada tahun 2010 total ekspor yang telah dikirim
dalam bentuk produk beku segar ke negara Jepang sebesar 3000 ton (PT Mitra
Tani, 2008). Akan tetapi, jumlah tersebut hanya bisa memenuhi 3% dari
kebutuhan edamame di negara Jepang. Karakteristik kualitas edamame yang
dikehendaki pasar internasional utamanya di Jepang (AVRDC, 1991) adalah:
Tabel 2. Karakteristik Kualitas EdamameNo Kriteria1 Ukuran polong antara 1,2-1,5 cm (lebar) dan 4,5-5,0 cm (panjang).2 Polong sehat isi 2-3 biji per polong atau ± 165 polong per 0,5 kg3 Polong berwarna hijau segar4 Polong hasil panen pada stadia R-6 (berbiji penuh)5 Rasa manis
6Tidak tercampur benda lain seperti plastik, daun, tangkai dan benda bendaasing lainnya
7 Tidak mengandung bahan-bahan bersifat beracun8 Tanpa cacat
9Tidak mengandung bakteri atau cendawan patogen yang melebihi batasyang dapat ditoleransi berkaitan dengan kesehatan manusia
Sumber: (AVRDC, 1991)
2.1.1.Kadar Air
Kadar air bahan hasil pertanian memegang peranan sangat penting dalam
menjaga kualitas dari bahan hasil pertanian. Terjadinya kerusakan pada bahan
hasil pertanian selepas panen secara biologi, fisiologis, dan kimia disebabkan
karena masih tingginya kadar air bahan.
FTIP001656/022
[2]
[3]
[1]
HA
K C
IPTA
DIL
IND
UN
GI U
ND
AN
G-U
ND
AN
G
Tidak diperkenankan m
engumum
kan, mem
ublikasikan, mem
perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam
bentuk apapun tanpa izin tertulis
Tidak diperkenankan m
engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m
encantumkan sum
ber tulisan
Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem
ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
9
Sifat kacang kedelai mampu menyerap air cukup banyak dan dapat
menyebabkan beratnya naik menjadi dua kali lipat, dengan sifat biji yang keras
dan daya serap air tergantung ketebalan kulit ari. Kulit ari inilah yang ingin
dikupas secara mekanis dengan semaksimal mungkin tidak membelah kedelai
apalagi merusak kedelai. Sehingga mutu dari kacang kedelai baik dengan bentuk
yang baik dan tetap utuh. Dari permasalahan tersebut maka, diperlukannya mesin
pengupas kulit ari kacang kedelai dengan cara mekanis yang sederhana dan
mudah pengoperasiannya, dimana dapat dioperasikan dengan mudah, sederhana,
menggunakan penggerak tangan sehingga dapat dioperasikan oleh setiap orang
tanpa harus memiliki keterampilan khusus (Annas, 2002). Kandungan kadar air
pasca panen antara 13% - 16% (SNI 01-3922-1995). Selain itu terdapat Syarat
mutu kedelai :
a) Bebas hama penyakit
b) Bebas bau busuk, asam, apek, dan bau asing lainnya
c) Bebas dari bahan kimia, seperti : insektisida dan fungisida
d) Memiliki suhu normal
2.1.2. Bentuk dan Ukuran
Bentuk dan ukuran bahan hasil pertanian merupakan dua karakteristik
yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya diperlukan untuk mengetahui karakteristik
fisik suatu bahan. Ada beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk menjelaskan
bentuk dan ukuran bahan hasil pertanian diantaranya dari bentuk acuan,
kebulatan, dimensi sumbu, serta kemiripan bahan hasil pertanian terhadap benda-
benda geometri tertentu.
Gambar 3. Penampang Kedelai Basah (Suryawinata, 2006)
FTIP001656/023
[2]
[3]
[1]
HA
K C
IPTA
DIL
IND
UN
GI U
ND
AN
G-U
ND
AN
G
Tidak diperkenankan m
engumum
kan, mem
ublikasikan, mem
perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam
bentuk apapun tanpa izin tertulis
Tidak diperkenankan m
engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m
encantumkan sum
ber tulisan
Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem
ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
10
Biji kedelai memiliki diameter rata-rata sebesar 7 mm, dan massa rata-rata
15 gram/100 butir, berwarna cokelat muda atau kuning dan terdapat titik
kecambah. Bentuk yang mendekati bundar (roundness) sehingga biji kedelai
relatif memiliki bentuk yang homogen. Hasil dari proses pengupasan kacang
kedelai sendiri diperoleh kulit arinya, kulit ari dari kacang kedelai juga
mengandung cukup banyak protein sekitar 30 persen. Oleh karena itu kulit ari ini
juga digunakan sebagai pakan ternak (Suryawinata, 2006 ).
2.1.3.Volume, Densitas dan Specific Gravity
Dalam penanganan bahan hasil pertanian istilah densitas dibedakan
menjadi dua macam yaitu densitas massa atau kerapatan massa (mass density) dan
densitas kamba atau kerapatan kamba (bulk density). Kerapatan massa adalah
kerapatan bahan yang diukur tanpa menyertakan ruang-ruang kosong diantara
bahan atau dengan pengertian lain perbandingan antara massa sebuah bahan
dengan volumenya. Sedangkan kerapatan kamba adalah kerapatan bahan yang
diukur degan menyertakan ruang kosong diantara bahan atau dengan pengertian
lain perbandingan antara massa bahan dengan volume bahan beserta ruang-ruang
kosong diantara bahan (Zain dkk., 2005).
Menurut Mohsenin dalam Juliandra (2006), kerapatan kamba dinotasikan
dengan ρ (rho) merupakan salah satu parameter dan karakteristik dari bahan
pertanian berupa butiran atau biji. Pengertian kerapatan kamba adalah
perbandingan bobot bahan dengan volume ruang yang ditempatinya, termasuk
ruangan kosong diantara butiran bahan. setiap bahan pertanian berbentuk butiran
atau biji memiliki kerapatan kamba dalam menempati suatu ruang yang
ditempatinya, nilai kerapatan kamba (bulk density) kedelai 450 kg/m3.
FTIP001656/024
[2]
[3]
[1]
HA
K C
IPTA
DIL
IND
UN
GI U
ND
AN
G-U
ND
AN
G
Tidak diperkenankan m
engumum
kan, mem
ublikasikan, mem
perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam
bentuk apapun tanpa izin tertulis
Tidak diperkenankan m
engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m
encantumkan sum
ber tulisan
Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem
ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
11
2.1.4.Sudut Repos (angle of repose)
Karakteristik friksi yang perlu diketahui dalam perancangan mesin-mesin
dari bahan pertanian terutama biji-bijian adalah sudut repos (angle of repose).
Biasanya sudut repos diperlukan untuk menentukan sudut kemiringan corong
pengumpan (hoper).
Sudut repos adalah sudut yang terbentuk antara bidang datar dan bidang
miring dari sebuah segitiga pada saat bahan curuh (biji-bijian) mulai bergerak
jatuh bebas. Nilai sudut repos dari suatu bahan dipengerahui oleh bentuk, ukuran,
kadar air, dan orientasi bahan (Zain dkk., 2005). Menurut Stahl dalam Hilmi
(2010), nilai sudut repos (angle of repose) untuk bahan pertanian berbeda-beda.
Kedelai memiliki nilai sudut repos sebesar 16 0 pada peralatan pengupasan.
2.2 Komponen Mesin Pelecet Kacang Kedelai Edamame
Mesin Pelecet Kulit Kedelai Edamame terdiri dari lima bagian utama, yaitu
Unit Pelecet Kedelai, Unit bak penampung (hopper), Unit bak penampung air,
Unit saluran pengeluaran, dan rangka. Masing-masing mempunyai fungsi yang
berbeda. Mesin pelecet kulit kedelai edamame ini dirancang untuk melecetkan
kulit kedelai edamame sehingga terpisah antara biji dengan kulitnya.
Keterangan :1. Unit pelecet kedelai 3. Unit bak penampung air 5. Rangka2. Unit Bak Penampung (hopper) 4.Unit saluran pengeluaran
Gambar 4. Mesin Pelecet Kulit Kedelai edamame (LIPI, 2010)
FTIP001656/025
[2]
[3]
[1]
HA
K C
IPTA
DIL
IND
UN
GI U
ND
AN
G-U
ND
AN
G
Tidak diperkenankan m
engumum
kan, mem
ublikasikan, mem
perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam
bentuk apapun tanpa izin tertulis
Tidak diperkenankan m
engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m
encantumkan sum
ber tulisan
Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem
ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
12
Tabel 3. Spesifikasi Mesin pelecet kulit kedelai edamameNama Spesifikasi Mesin Pelecet Kulit Kedelai Edamame
Fungsi Mengupas kulit ari kedelai edamameDimensi Panjang (mm) 525
Lebar (mm) 540Tinggi (mm) 1060
Tenaga penggerak Merek / Model Motor Listrik 1 phaseDaya (HP) 0,5 HP/0,37 kW
Salah satu pendekatan untuk menilai apakah secara ekonomi alat yang
dipergunakan menguntungkan atau tidak adalah dengan menghitung jumlah biaya
yang dikeluarkan untuk mengupas per satuan berat bahan.
Tahap analisis ekonomi mesin pelecet kulit kedelai edamame meliputi
perhitungan biaya pokok pengoperasiannya, besarnya penerimaan, penentuan titik
impas usaha dan analisis kelayakan ekonomi yang menggunakan Metode
FTIP001656/041
[2]
[3]
[1]
HA
K C
IPTA
DIL
IND
UN
GI U
ND
AN
G-U
ND
AN
G
Tidak diperkenankan m
engumum
kan, mem
ublikasikan, mem
perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam
bentuk apapun tanpa izin tertulis
Tidak diperkenankan m
engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m
encantumkan sum
ber tulisan
Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem
ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
28
Ekivalensi Nilai Sekarang (NPV), Metode Rasio Manfaat dan Biaya (BCR),
Metode Tingkat Suku Bunga Pengembalian Modal (IRR) dan Metode
pengembalian modal (PBP).
2.5.1 Biaya Pokok
Biaya pokok atau biaya operasional adalah biaya yang diperlukan untuk
mengoperasikan mesin, terdiri dari biaya tetap dan biaya tidak tetap.
1. Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang harus dikeluarkan secara tetap pada periode
waktu yang besarnya tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya volume
operasi/volume produksi (Kastaman, 2001).
Komponen biaya tetap dalam pengoperasian mesin pelecet kulit kedelai
edamame adalah sebagai berikut:
a. Biaya Penyusutan
Biaya penyusutan adalah biaya yang secara periodik harus dikeluarkan
sebagai konsekuensi atas penurunan kinerja mesin. Besarnya biaya penyusutan
dapat dihitung menggunakan persamaan berikut (Kastaman, 2001):
n
SHD
…………………………………………………………….………. (43)
dimana :
D = biaya penyusutan (Rp/tahun)
H = harga mesin (Rp)
S = nilai akhir di akhir umur mesin (Rp)
n = umur mesin (tahun)
b. biaya Perbaikan dan Pemeliharaan
Biaya perbaikan dan pemeliharaan adalah biaya yang secara periodik harus
dikeluarkan untuk memperbaiki komponen mesin yang rusak. Besarnya biaya
perbaikan dan pemeliharaan diasumsikan sebesar 5% dari harga mesin per tahun
(Kastaman, 2001).
FTIP001656/042
[2]
[3]
[1]
HA
K C
IPTA
DIL
IND
UN
GI U
ND
AN
G-U
ND
AN
G
Tidak diperkenankan m
engumum
kan, mem
ublikasikan, mem
perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam
bentuk apapun tanpa izin tertulis
Tidak diperkenankan m
engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m
encantumkan sum
ber tulisan
Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem
ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
29
c. Bunga Modal
Bunga modal dihitung bila pembelian mesin dilaksanakan dengan
menggunakan dana pinjaman dari bank dengan bunga pinjaman yang harus
dibayarkan setiap bulan atau tahun secara periodik. Perhitungan bunga modal
menggunakan persamaan berikut (Kastaman, 2001) :
N
NPiI
2
)1(. ………………………………………………………………… (44)
dimana :
I = bunga modal (Rp/tahun)
i = suku bunga bank (%)
P = harga mesin (Rp)
N = umur mesin (tahun)
Biaya tetap per tahun kemudian dihitung menggunakan persamaan berikut:
BT = D + BP + I ...............................................................................................(45)
dimana :
BT = Biaya Tetap (Rp/tahun)
D = Biaya Penyusutan (Rp/tahun)
BP = Biaya Perawatan (Rp/tahun)
I = bunga modal (Rp/tahun)
2. Biaya Tidak Tetap
Biaya tidak tetap adalah biaya yang besarnya ditentukan oleh jumlah
satuan produk atau tingkatan kegiatan (Kastaman, 2001). Biaya tidak tetap dalam
pengoperasian mesin pelecet kulit kedelai edamame dihitung menggunakan
persamaan berikut :
BV = (BB + BP + BO) x T .................................................................................(46)
dimana :
BV = biaya tidak tetap (Rp)BB = konsumsi energi listrik (watt/jam)BP = biaya energi listrik (kwh)BO = upah operator (Rp/hari kerja)T = jam kerja mesin per tahun(jam/tahun)
FTIP001656/043
[2]
[3]
[1]
HA
K C
IPTA
DIL
IND
UN
GI U
ND
AN
G-U
ND
AN
G
Tidak diperkenankan m
engumum
kan, mem
ublikasikan, mem
perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam
bentuk apapun tanpa izin tertulis
Tidak diperkenankan m
engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m
encantumkan sum
ber tulisan
Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem
ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
30
3. Biaya Produksi
Menurut Kastaman (2001), “Harga pokok produksi terdiri dari biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik yang dimulai dari bahan
baku, bahan baku tambahan, yang diproses sampai menjadi barang jadi”.
Adapun pengertian dari biaya-biaya tersebut adalah sebagai berikut :
1. Biaya Bahan Baku Langsung
Biaya bahan baku langsung adalah semua biaya bahan yang membentuk
integral dari barang jadi dan dapat dimasukkan langsung ke dalam
kalkulasi biaya produk.
2. Biaya Tenaga Kerja
Biaya yang dikeluarkan untuk operator yang dikerahkan untuk mengubah
bahan langsung menjadi barang jadi.
3. Biaya Overhead Pabrik
Overhead pabrikasi atau beban pabrik dapat didefinisikan sebagai biaya
bahan tidak langsung, pekerja tidak langsung, dan semua biaya pabrikasi
lainnya yang tidak dapat dibebankan langsung ke produk tertentu.
4. Penerimaan
Penerimaan per tahun yang diterima dalam pengoperasian mesin
pengupasan kulit buah kedelai dihitung menggunakan persamaan berikut :
P = OP x KT x T ................................................................................................ (47)
dimana :
P = penerimaan (Rp/tahun)
OP = ongkos pengupasan (Rp/kg)
KT = kapasitas mesin (kg/jam)
T = jam kerja per tahun (jam/tahun)
2.5.2 Penentuan Titik Impas Usaha (Break Even Point/BEP)
Titik impas usaha adalah suatu kondisi dimana besarnya total pendapatan
sama dengan besarnya total pengeluaran atau biaya (Kastaman, 2001), maka :
Total Pendapatan = Total Pengeluaran
FTIP001656/044
[2]
[3]
[1]
HA
K C
IPTA
DIL
IND
UN
GI U
ND
AN
G-U
ND
AN
G
Tidak diperkenankan m
engumum
kan, mem
ublikasikan, mem
perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam
bentuk apapun tanpa izin tertulis
Tidak diperkenankan m
engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m
encantumkan sum
ber tulisan
Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem
ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
31
BP x KT x Q = BPK ………………………………………………………….. (48)
dimana :
Q = jam kerja mesin pada titik impas usaha (jam/tahun)
BP = biaya pengupasan (Rp/kg)
KT = kapasitas mesin (kg/jam)
BPK = biaya pokok pengoperasian mesin (Rp/tahun)
2.5.3 Analisis Kelayakan Ekonomi
1. Metode Ekivalensi Nilai Sekarang (Net Present Value/NPV)
Metode ini berdasarkan nilai bersih dari hasil perhitungan nilai sekarang
dana masuk (penerimaan) dengan nilai sekarang aliran dana keluar (pengeluaran)
selama jangka waktu analisis dan suku bunga tertentu. Kriteria kelayakan adalah
2. Rasio Manfaat dan Biaya (Benevit Cost Ratio/BCR)
Rasio manfaat dan biaya merupakan perbandingan antara nilai sekarang
dari penerimaan atau pendapatan yang diperoleh dari pengoperasian mesin dengan
nilai sekarang dari pengeluaran selama pengoperasian mesin tersebut berlangsung
dalam kurun waktu tertentu. Kriteria kelayakan jika BCR > 1 (Kastaman, 2001).= ∑∑ ..............................................................................(50)
3. Tingkat Suku Bunga Pengembalian Modal (Internal Rate ofReturn/IRR)
IRR adalah tingkat suku bunga yang dapat menyamakan penerimaan pada
cash flow dengan pengeluaran pada cash flow tersebut. Perhitungan IRR
dilakukan secara trial and error (mencoba-coba) hingga didapatkan suku bunga
yang menyebabkan NPV dibawah nol (Thuessen and Fabrycky, 1993).
FTIP001656/045
[2]
[3]
[1]
HA
K C
IPTA
DIL
IND
UN
GI U
ND
AN
G-U
ND
AN
G
Tidak diperkenankan m
engumum
kan, mem
ublikasikan, mem
perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam
bentuk apapun tanpa izin tertulis
Tidak diperkenankan m
engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m
encantumkan sum
ber tulisan
Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem
ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
32
Kriteria kelayakan financial untuk IRR adalah apabila IRR MARR/Suku
bunga bank (Blank and Tarquin, 2006). IRR dapat dihitung menggunakan