BAB 2
EURAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI
DAN PROGRAM KERJAE.1PENDEKATAN TEKNIS Guna mendapatkan hasil
pekerjaan leger yang maksimal di ruas jalan yang tertuang dalam
Kerangka Acuan (KA),metode pelaksanaan pekerjaan dan koordinasi
yang baik dengan pihak / instansi terkait. Dalam melaksanakan
pekerjaan diperlukan metode pelaksanaan yang baik dan terarah
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Konsultan diharapkan mampu memberikan jasa-jasa teknis secara
efesien dan efektif dalam pelaksanaan pekerjaan, dan beberapa
langkah yang dilakukan meliputi:
Organisasi dan Staffing yaitu konsultan wajib mengajukan tim
yang merupakan tenaga ahli yang berkualitas sesuai spesialisasi
yang diperlukan.
Modulus kerja yaitu semua pekerjaan akan ditangani oleh
konsultan dan secara proaktif melakukan konsultasi dan koordinasi
dengan direksi pekerjaan dan instansi terkait untuk memberikan
hasil yang maksimal
Sistem komunikasi yaitu Team Leader bertanggung jawab terhadap
aktiitas dan hasil pekerjaan secara keseluruhan serta dalam
melaksanakan tugas tetap mengacu pada standar kerja jasa
konsultasi.
Standar dan peraturan teknis yang dipergunakan tim konsultan
dalam pelaksanaan pekerjaan Leger ini pada dasarnya menggunakan
standar Peraturan Pemerintah No. 34/2006 tentang Jalan dan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 78/ PRT/M/2005 tentang Leger
Jalan, mewajibkan penyelenggara jalan untuk membuat leger jalan.
Leger jalan berguna untuk mengetahui perkembangan suatu ruas jalan
yang mencakup aspek hukum, teknis, pembiayaan, bangunan pelengkap,
perlengkapan jalan, bangunan utilitas, dan pemanfaatannya,
melaksanakan tertib penyelenggaraan jalan dengan mewujudkan dokumen
yang lengkap, akurat, mutakhir, dan mudah diperoleh, mengetahui
kekayaan negara, orang atau instansi atas jalan yang meliputi
kuantitas, kondisi dan nilai yang diperoleh dari biaya desain,
pembangunan, dan pemeliharaan.Leger jalan idealnya memuat informasi
teknis, aset dan hukum. Informasi teknis dalam leger jalan terkait
dengan ukuran/kuantitas jalan. Informasi aset dalam leger jalan
adalah biaya yang telah dikeluarkan baik itu untuk desain,
pembebasan lahan, pembangunan, peningkatan, penunjang, pemeliharaan
dan rehabilitasi, pemeliharaan berkala dan supervisi. Sedangkan
informasi hukum dalam leger jalan terdapat pada kolom
legalisasi.Karena pentingnya manfaat leger jalan maka pada tanggal
20 April 2011, Direktur Jenderal Bina Marga kembali
menginstruksikan kepada semua kepala satuan kerja untuk menggunakan
leger jalan untuk mendukung akuntabilitas pencatatan aset jalan dan
jembatan di lingkungan Ditjen Bina Marga. Setiap satuan kerja yang
memiliki aset jalan dan jembatan harus memiliki leger jalan dan
melakukan pemutakhiran data leger setiap ada perubahan konstruksi
atau belanja yang mengakibatkan pertambahan nilai aset.Pendataan
leger jalan mencakup pengumpulan data perkerasan jalan, bangunan
pengaman dan pelengkap jalan, perlengkapan jalan, dan utilitas
publik sekitar badan jalan sampai pada daerah pengawasan jalan baik
utilitas publik di atas permukaan jalan maupun yang ada di bawah
permukaan jalan, data luas rumija dan harga/nilai nya (NJOP), nilai
perwujudan jalan serta rincian lainnya.Sistem manajemen proyek,
Konsultan akan melaksanakan suatu sistem manajemen proyek yang
diperlukan dalam rangka pelaksanaan proyek yang meliputi
pengendalian jadwal, kualitas dan biaya pelaksanaan proyek.
E.1METODOLOGI
Metodologi penyelesaian pekerjaan Penyusunan Leger Jalan di Kota
Denpasar sepanjang 42,298 km ini dapat diselesaikan dengan tahapan
sebagai berikut:
1. Survei, jenis survei yang dilakukan disini adalah:
a. Survei pengukuran, penentuan lokasi dan pemasangan patok
leger.
b. Survei pengukuran alinyemen vertikal dan horizontalc. Survei
pembuatan dokumentasi.
2. Pengumpulan data primer adalah sebagaiberikut:
a. Konstruksi jalan dan jembatan
b. Bangunan pelengkap jalan
c. Bangunan pengaman jalan
d. Utilitas publike. Data luas dan harga lahan ruang milik
jalan
3. Pengumpulan data sekunder:
a. Survei institusional fasilitas public dari instansi terkait
b. Pengumpulan data perwujudan jalan dan jembatan (As Build
Drawing).4. Pengolahan data
5. Pembuatan laporan:
a. Laporan Pendahuluan.
b. Laporan Bulanan.
c. Laporan Akhir.
Metodologi pekerjaan leger jalan dapat dilihat pada bagan
berikut ini:
Pengumpulan data sekunder/survei institusional
Data sekunder yang dikumpulkan adalah sebagai berikut;
No.InstansiData sekunder yang dikumpulkan
1.Balai Penyelenggaraan Jalan Nasional / Satker Data perkerasan
jalan (jenis, tebal, umur dst.)
Data lalulintas (lintas harian rata-rata)
Data perwujudan jalan/jembatan (jenis, biaya, pelaksana, tahun,
volume, lokasi dst.)
Data riwayat longsoran/kerusakan/kebanjiran (black spot)
Data kepemilikan tanah (sertifikat, SPH dll.), dan
Data referensi lainnya
2.Pemerintah DaerahPerda yang berlaku pada ruas-ruas jalan yang
dilegerkan
3.Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (KPPBB) setempatNilai
Jual Objek Pajak (NJOP) untuk tanah jalan yang dilegerkan
4.PT. Telkom, PLN, PDAM dsbUtilitas publik (di atas dan di bawah
tanah) yang tersebar di sekitar ruang milik jalan (Rumija) dan
ruang pengawasan jalan (Ruwasja) pada ruas-ruas jalan yang
dilegerkan.
Pengumpulan data primer/survei lapangan
Jenis survei lapangan yang dilakukan untuk mengumpulkan data
primer adalah sebagai berikut;
No.Jenis survei lapangan yang dilakukanData primer yang
diperoleh
1.Survei pengukuran/penentuan lokasi titik ikat pada awal dan
akhir ruas jalan serta pada tiap interval sepanjang 5 Km yang
ditandai dengan patok beton sebagai kontrol leger jalan (Bench
Mark) dengan ukuran dan bentuk serta cara pemancangan sesuai
ketentuan pada buku 3 Pedoman Leger Jalan No. 011/BM/2008.
Titik-titik ikat tersebut dikaitkan pada Jaringan Kontrol
Horisontal dalam datum WGS 1984 dan Jaringan Kontrol Vertikal
Nasional. Untuk jarak maksimal 2 km antarpatok leger jalan,
dilakukan pengukuran poligon. Sedangkan untuk jarak lebih dari 2
km, dilakukan pengukuran GPS geodetic dual frequency secara
diferensial.Daftar koordinat titik kontrol leger jalan (X,Y) dalam
sistem koordinat UTM datum WGS 1984 dan data titik tinggi (h)
elevasi dalam satuan meter (m).
2.Survei pengukuran alinyemen horizontal dan vertikal jalanPeta
alinyemen horizontal dan vertikal jalan skala 1:2.000 atau skala
1:1.000
3.Survei pengukuran, pengumpulan data dan pengamatan bangunan
pelengkap jalan, terutama jembatan.Peta dan jumlah bangunan
pelengkap jalan
4.Survei pengukuran dan pengumpulan data konstruksi jalan dan
jembatanSketsa / desain konstruksi jalan dan jembatan
5.Survei pengukuran dan pengumpulan data perlengkapan jalanPeta
dan jumlah perlengkapan jalan
6.Survei pengukuran dan pengumpulan data bangunan pengaman
jalanPeta dan jumlah bangunan pengaman jalan
7.Survei pengukuran dan pengumpulan data utilitas publikPeta dan
jumlah utilitas publik
8.Survei pengukuran/pengumpulan data luas dan harga lahan ruang
milik jalan (Rumija).Luas dan harga Rumija
9.Pendokumentasian awal dan akhir setiap ruas jalan dan setiap
kelipatan 375 m (jalan dalam kota) serta bangunan pelengkap jalan
yang diukurFoto-foto awal dan akhir ruas jalan dan setiap kelipatan
375 m (jalan dalam kota) serta bangunan pelengkap jalan yang
diukur
10.Survei pengukuran/pengumpulan/pemetaan luas bidang tanah dan
batas batas bidang tanah yang ada disekitar ruang pengawasan jalan
(Rumija), per bidang per desa yang dilalui jalan nasional.Peta
bidang tanah, luas dan nama pemilik bidang tanah yang berbatasan
dengan ruang pengawasan jalan (Ruwasja).
Pengolahan data primer dan sekunder meliputi sebagai
berikut:
1. Pengolahan data titik ikat peta leger jalan
2. Pengolahan objek peta hasil pengukuran teristris
3. Penggambaran peta leger jalan
4. Pemotongan segmen ruas jalan untuk dimasukkan ke dalam kartu
leger jalan
5. Memasukkan peta leger jalan ke dalam kartu leger jalan
6. Cetak kartu leger jalan pada kertas standard (kertas untuk
foto).
Metodologi merupakan langkah pencapaian sasaran pekerjaan yang
telah ditetapkan melalui pentahapan pekerjaan yang terangkum dalam
suatu kegiatan yang utuh sehingga tercapai sasaran sesuai dengan
yang diinginkan. Secara garis besar metodologi pengumpulan data
untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan dilakukan dengan cara sebagai
berikut :
a. Survei Pendahuluan
Survei pendahuluan ini dimaksudkan untuk pengumpulan data awal
yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini. Adapun
pelaksanaan survei ini meliputi :
Kunjungan ke lokasi ruas-ruas jalan yang dilegerkan untuk
memperoleh gambaran umum kondisi existing serta situasi dari lokasi
pekerjaan.
Menyiapkan surat-menyurat untuk memohon data utilitas publik ke
Instansi terkait sehubungan dengan pekerjaan leger jalan ini.
Instansi yang dimaksud adalah PLN, Telkom, PDAM dan Pembina
jaringan jalan
Kunjungan ke Instansi terkait untuk memperoleh gambaran umum
dari sarana dan prasarana utilitas publik yang ada pada ruas jalan
yang dilegerkan yang dikelola oleh Instansi tersebut
Diskusi dengan pembina jaringan jalan untuk memperoleh data
sejarah pewujudan ruas-ruas jalan yang dilegerkan dan
pelaksananya
Konsultasi dan diskusi dengan pemimpin proyek dan pengelola
utilitas publik di Instansi terkait guna mendapatkan
masukan-masukan yang berguna untuk pelaksanaan pekerjaan ini.
b. Survei Lanjutan
Survei lanjutan adalah survei-survei yang dilakukan setelah
survei pendahuluan dengan tujuan untuk memperoleh gambaran yang
lebih mendetail dari lokasi pekerjaan dan melengkapi semua data
yang diperlukan sesuai form leger. Survei lanjutan ini meliputi
:
Survei Pengukuran
Survei ini dengan melakukan pengukuran alinyemen horisontal,
posisi uitilitas publik, alinyemen vertikal serta pembuatan
potongan melintang setiap 375 meter jalan karena ruas jalan yang
dilegerkan merupakan jalan Nasional dalam kota. Disamping itu juga
dilakukan pengukuran jembatan sehingga dapat digambarkan peta
situasi, pandangan atas, pandangan samping dan potongan untuk semua
jembatan yang ada pada ruas jalan yang dilegerkan.
Survei Inventory
Survei ini meliputi survei kondisi existing jalan dan jembatan
yang ada pada ruas jalan, jenis dan kuantitas bangunan pengaman dan
pelengkap, prasarana dan sarana utilitas serta perlengkapan jalan
lainnya.
Survei Institusional
Survei ini adalah dengan mendata jenis, kuantitas serta posisi
prasarana dan sarana utilitas publik dari berbagai Instansi seperti
PLN, Telkom dan PDAM. Termasuk juga dalam survei ini adalah
mengumpulkan data tentang sejarah pewujudan jalan dan jembatan.
Survei lalu-lintas Harian rata-rata
Dengan melakukan penghitungan jumlah kendaraan menurut jenisnya
selama 24 jam pada tiap-tiap ruas dengan pemilihan lokasi
mempertimbangkan arah lalu lintas.
Survei Lapisan Struktur Perkersan
Guna memperoleh lapisan struktur perkerasan dari tiap ruas jalan
adalah dengan mengumpulkan dan mempelajari gambar terbangun (as
built drawing) penanganan ruas jalan tersebut sebelumnya. Disamping
itu juga mencari informasi dari pihak-pihak yang terlibat dalam
penanganan ruas jalan tersebut. Semua data yang diperoleh kemudian
di cocokkan kembali dengan pengecekan langsung di lokasi secara
visual ataupun dengan melakukan core drill.
Survei pengumpulan data luas lahan Daerah Milik Jalan
Luas lahan daerah milik jalan dapat diketahui dari pengukuran
melintang (cross section) dan panjang ruas tersebut serta dari
sejarah penanganannya.
Pembuatan foto dokumentasi leger jalan
Foto dokumentasi leger dibuat setiap jarak 375 meter segmen ruas
jalan. Sedangkan untuk setiap jembatan dibuat foto as jalan
pandangan depan jembatan dan foto pandangan samping dari
hulu/hilir.
c. Kajian terhadap hasil survei terdahulu.
Analisa terhadap survei terdahulu dimaksudkan untuk memperoleh
gambaran ataupun informasi tentang hal-hal yang pernah dilakukan
pada ruas-ruas jalan yang dilegerkan yang berkaitan dengan
pekerjaan perkerasan, dan bangunan pelengkap lainnya. Pelaksanaan
survei ini berupa pengumpulan data tentang penanganan yang pernah
dilakukan baik pada perkerasan jalan, saluran drainase,
gorong-gorong maupun pada bangunan pelengkap lainnya serta tentang
sarana dan prasarana utilitas publik yang ada pada ruas jalan yang
bersangkutan.
Kriteria Teknis SurveiKriteria Teknis yang dipakai dalam survei
pekerjaan pembuatan Leger Jalan adalah sebagai berikut:
a. Pekerjaan survei leger jalan dimulai dengan menarik jarak
setiap 50 meter dengan pita ukur 50/100 meter sepanjang jarak yang
telah ditentukan di mulai dari pangkal ruas dan berakhir di ujung
ruas. Apabila pekerjaan tersebut merupakan pelegeran lanjutan maka
akan dimulai dari Sta. tertentu dan berakhir pada jarak yang telah
ditentukan pula. Adapun penarikan tiap 50 meter ini adalah
dimaksudkan untuk:
Mengetahui panjang ruas secara garis besar.
Menentukan lokasi pembuatan potongan melintang (cross section)
yang dianggap mewakili setiap perubahan topografi atau struktur
perkerasan.
Menentukan jumlah dan posisi jembatan yang ada.
b. Penarikan jarak 50 meter ditandai dengan memberikan tanda cat
tahan air pada permukaan jalan yang berawal dari Sta. (Km) kecil ke
arah Sta. (Km) yang lebih besar.
c. Gambar alinyemen Horizontal (mendatar) dibuat dengan
skala:
1 : 2.000 untuk kartu leger jalan luar kota.
1 : 1.000 untuk kartu leger jalan dalam kota.
d. Gambar alinyemen Vertikal (tegak) dibuat dengan skala :
Kartu leger jalan luar kota :
Skala tegak 1 : 500, skala memanjang 1 : 2.000.
Kartu leger jalan dalam kota :
Skala tegak 1 : 500, skala memanjang 1 : 1.000.
Struktur perkerasan jalan dibuat tidak berskala, namun ukuran
tiap tebal perkerasan dan jenisnya dibuat sedemikian rupa sehingga
terbaca dengan jelas.
e. Gambar potongan melintang jalan (cross section) dibuat pada
setiap jarak 375 meter untuk jalan dalam kota serta apabila terjadi
perubahan topografi maupun terjadi perubahan struktur jalan.
f. Data leger jembatan terdiri dari peta situasi, penampang
memanjang, pandangan atas, penampang melintang pondasi, kepala
jembatan dan pondasi pilar jembatan. Data hasil pengukuran jembatan
digambarkan di dalam kartu jembatan berbentuk penampang memanjang,
melintang dan pandangan atas.
g. Foto dokumen leger disajikan pada setiap awal segmen 375
meter untuk jalan dalam kota dan berakhir pada pelegeran.
h. Setiap jembatan dibuat foto dokumen yang diambil dari arah
depan, arah hulu dan arah hilir jembatan. Untuk daerah-daerah
tertentu yang memiliki jalan akses penghubung perlu diketahui
jenis, panjang dan lebar perkerasan yang ada sehingga dapat
diketahui seluruh jenis permukaan jalan pada ruas yang
dimaksud.
Analisis dan Pengisian Form Leger
Data yang diperoleh baik berupa data primer maupun data sekunder
berdasarkan survei pendahuluan, survei lanjutan dan analisa survei
terdahulu kemudian dianalisa secara mendalam, lalu hasilnya
dicantumkan dalam kartu leger jalan yang terdiri dari form-form
sebagai berikut:
a. Leger Jalan (Ringkasan Data), merupakan rekapan total data
leger untuk 1 ruas jalan. Form ini terdiri dari 2 sisi yaitu :
(i) Sisi depan memberikan informasi tentang :
Identifikasi ruas jalan
Nomor/Nama Propinsi
Nomor dan Panjang Ruas jalan
Nama Pengenal jalan
Titik Pangkal dan Ujung serta Arah jalan
Sistem Jaringan Jalan
Status Jalan
Peranan Jalan
Pembina Jalan yang bertanggung jawab
Tanggal selesai diwujudkan
Tanggal dibuka untuk lalu lintas
Tanggal ditarik kembali untuk lalu lintas
Peta lokasi
Digambar posisi ruas jalan pada peta propinsi yang
bersangkutan
Peta situasi
Pewujudan
Kegiatan Pokok yang meliputi : Desain, Pembebasan Lahan,
Pembangunan, Peningkatan, Penunjangan, Pemeliharaan dan Rehab.,
Supervisi dan lainnya.
Tahun Asal dan perubahan Data Leger
Pelaksana, Cacah, Biaya dan Sumber dana dari kegiatan pokok
pewujudan jalan tersebut.
Lalu lintas harian rata-rata
Luas lahan daerah milik jalan
Disini dicantumkan luas Damija untuk sepanjang satu ruas jalan
yang dilegerkan
Legalisasi
Tahun Asal dan Perubahan legalisasi sesuai dengan data leger
Legalisasi yang meliputi : Dipersiapkan, Diumumkan, Diperiksa,
Disetujui, Ditetapkan/Dikukuhkan dimana setiap hal tersebut
terdapat tempatnya, tanggal serta pejabat yang melegalisasi
(ii) Sisi belakang memberi informasi :
Tahun Asal dan Perubahan Data Teknik sesuai dengan data
leger
Jenis permukaan jalan
Jenis jembatan
Bangunan Pengaman dan Pelengkap
Perlengkapan Jalan
Prasarana dan Sarana Utilitas Publik
Semua data yang tercantum pada Ringkasan Data ini adalah
merupakan jumlah total dari semua data yang ada pada Data Teknik,
Kartu Jalan dan Bangunan Pelengkap Lainnya serta Kartu Jembatan.
Jadi data yang tercantum pada Ringkasan Data memberi informasi data
teknis jalan, bangunan pelengkap maupun sarana dan prasarana
utilitas publik yang ada sepanjang suatu ruas jalan.
b. Leger Jalan (Data Teknik)
Mencantumkan informasi lebih detail untuk tiap sagmen jalan
yaitu setiap 375 meter dari tiap ruas jalan. Tiap lembar form juga
terdiri dari 2 sisi :
(i) Sisi depan berisi :
Identifikasi segmen jalan
Nama Propinsi
Nomor Ruas
Titik Ikat
Luas lahan Daerah Milik Jalan
Dalam hal ini dicantumkan luas Damija untuk tiap-tiap panjang
sagmen 375 m dari ruas jalan
Data Teknik yang meliputi
Konstruksi Lapis Permukaan (lebar, tebal, jenis dan
kondisinya)
Konstruksi Lapis Pondasi Atas (lebar, tebal, jenis dan
kondisinya)
Konstruksi Lapis Pondasi Bawah (lebar, tebal, jenis dan
kondisinya)
Bahu Jalan Kiri maupun Kanan (lebar, tebal, jenis)
Trotoar Kiri maupun Kanan (lebar, tebal, jenis)
Bangunan Pengaman dan Pelengkap
Gorong-gorong (jenis material, ukuran panjang dan
kondisinya)
Saluran samping dan tegak permanen (jenis material, ukuran pokok
dan kondisinya)
Drainase bawah tanah (jenis material, ukuran pokok dan
kondisinya)
Manhole bak penamp. (jenis material, ukuran pokok dan
kondisinya)
Bangunan penahan taanah (jenis material, ukuran pokok dan
kondisinya)
Kerb saluran (jenis material, ukuran pokok dan kondisinya)
Kerb (jenis material, ukuran pokok dan kondisinya)
Penutup lereng (jenis material, ukuran pokok dan kondisinya)
Krib (jenis material, ukuran pokok dan kondisinya)
Perlengkapan Jalan di Kiri dan Kanan Jalan, yang meliputi :
Pagar Pengaman Dinding Pengaman Patok Pemandu Marka Jalan
Rambu Jalan
Patok Rumija
Rambu lalu lintas
Lampu lalu lintas
Lampu penerangan
Prasarana dan sarana Utilitas Publik di Kiri dan Kanan Jalan,
yang meliputi :
Air
Listrik
Telepon/Komunikasi
Minyak/gas
Lainnya
Riwayat Kerusakan , Penanganan dan Referensi
Legalisasi berdasarkan asal dan perubahan data leger yang
meliputi :
Kegiatan diukur, digambar, dicatat, diperiksa dan disahkan
Tanggal, Bulan, Tahun legalisasi
Personil yang melaksanakan dan parafnya
(ii) Sisi belakang mencantumkan :
Gambar Alinyemen Horizontal dengan skala lebar 1 : 1000, skala
memanjang 1 : 1000
Gambar Alinyemen Vertikal dengan skala tegak 1 : 500, skala
memanjang 1 : 1000
Gambar penampang melintang jalan dengan skala tegak 1 : 500,
skala memanjang 1 : 500
Gambar struktur perkerasan tanpa skala tapi tercantum ukuran
tebal dan jenis perkerasan yang jelas.
c. Kartu jalan dan bangunan pelengkap lainnya
Form ini juga dibuat setiap segmen 375 meter ruas jalan yang
mempunyai dua sisi juga dan terdapat informasi yang sama dengan
kartu leger jalan (data teknik) di atas, hanya pada sisi depan
tercantum data lalu-lintas harian rata-rata menurut golongan jenis
kendaraan. Sedangkan sisi belakangnya terdapat gambar yang sama
dengan karut leger (data teknik).
d. Kartu jembatan
Kartu ini dibuat bila pada ruas dimaksud terdapat jembatan. Tiap
lembar kartu ini juga terdiri dari 2 sisi yang memberi informasi
sebagai berikut :
(i) Sisi depan terdapat informasi :
Identifikasi jembatan
Nama propinsi
Nomor/Nama jembatan
Lokasi
Panjang jembatan
Kelas jembatan
Titik ikat
Tanggal selesai dibangun
Tanggal dibuka untuk lalu lintas
Tanggal ditutup untuk lalu lintas
Data Umum
Panjang jembatan
Panjang bentang I, II,III dst
Lebar bentang I, II, III dst
Jenis bentang I, II, III dst
Taraf bangunan bawah kepala jembatan kiri dan kanan
Taraf bangunan bawah pilar I, II di kiri dan kanan
Taraf landasan kepala jembatan kiri dan kanan
Taraf landasan pilar I, II di kiri dan kanan
Data teknik
Tipe bangunan atas pada bentang I, II, III dst
Tipe bangunan bawah kepala jembatan kiri dan kanan
Tipe bangunan bawah pilar I, II
Tipe pondasi kepala jembatan kiri dan kanan
Tipe pondasi pilar I, II
Bahan konstruksi utama bentang I, II, III dst
Bahan konstruksi sekunder bentang I, II, III dst
Bahan lantai bentang I, II, III dst
Bahan trotoar/kerb bentang I, II, III dst
Bahan sandaran bentang I, II, III dst
Bahan bangunan bawah kepala jembatan kiri dan kanan
Bahan bangunan bawah pilar I, II
Bahan pondasi kepala jembatan kiri dan kanan
Bahan pondasi pilar I, II
Kondisi setiap elemen konstruksi sama seperti halnya bahan di
atas
Tipe landasan kepala jembatan kiri dan kanan
Tipe landasan pilar I (kiri dan kanan), pilar II (kiri dan
kanan)
Macam dan bahan bangunan pengaman bangunan bawah jembatan
Perwujudan
Kegiatan pokok yang meliputi : desain, pembebasan lahan,
pembangunan, penggantian, peningkatan, penunjangan, pemeliharaan,
rehab, supervisi, dan lain sebagainya.
Tahun asal dan perubahan Data leger jembatan
Pelaksana, cacah, biaya dan sumber dana dari kegiatan pokok
pewujudan jembatan tersebut.
(ii) Sisi belakang terdapat :
Gambar penampang memanjang
Gambar penampang melintang
Gambar peta situasi jembatan
Gambar tampak atas
Foto pandangan samping
Foto pandangan depan
Kondisi umum jembatan
Menyangkut kondisi seluruh elemen konstruksi baik bangunan atas,
bangunan bawah maupun pondasi
Referensi
Meliputi informasi tentang lalu-lintas, longsoran, getaran,
aliran sungai, geologi, penyelidikan tanah, final report,
kalendering, studi kelayakan, survei kondisi, as built drawing
beserta keterangan tentang tanggal/bulan/tahun dan oleh siapa
kegiatan tersebut dilaksanakan.
Riwayat
Meliputi macam kerusakan/kelainan, sebab kerusakan, penanganan
dan biaya yang diperlukan
Legalisasi berdasarkan asal dan perubahan data leger yang
meliputi :
Kegiatan diukur, digambar, dicatat, diperiksa dan disahkan
Tanggal, bulan, tahun legalisasi
Personil yang melakukan dan parafnya
E.3PROGRAM KERJAPelaksanaan kegiatan oleh konsultan harus
dilakukan secara sistematik mulai dari pengumpulan. Data yang
dikumpulkan berupa data sekender dan data primer. Data primer
diperoleh dari pengukuran data dilapangan sepanjang ruas jalan yang
sudah tertera dalam TOR.
Rencana kerja disusun supaya pekerjaan leger ini bisa
diselesaikan tepat waktu sesuai dengan alokasi waktu yang sudah
tercantum dalam TOR. Konsultan didalam Perencanaan suatu pekerjaan
memiliki Rencana Kerja yang akan diuraikan sebagai berikut : a)
Persiapan
Mobilisasi Tim Konsultan
Penyiapan Kantor dan Peralatan, akan dilakukan segera setelah
SPMK dikeluarkan oleh Pemberi Tugas. Kelancaran langkah awal ini
akan sangat mendukung kegiatan-kegiatan berikutnya.
Mobilisasi tenaga ahli dan tenaga penunjang, dilakukan secara
serentak sesuai dengan jadwal penugasan masing-masing personil.
Koordinasi tim tetap diperlukan untuk mengawali pekerjaan ini.
Penyusunan Program Kerja
Pendalaman pemahaman terhadap KAK dan usulan teknis, dilakukan
untuk mengetahui seberapa jauh tingkat efektifitas metoda yang
tertuang di dalam KAK dan usulan teknis yang dibuat oleh konsultan
di dalam menjamin pencapaian maksud dan tujuan pekerjaan leger.
Tinjauan awal kondisi eksisting lokasi pekerjaan, sebagai upaya
pengenalan lokasi pekerjaan melalui data sekunder dan
dokumen-dokumen yang sudah pernah dilakukan sebelumnya. Dengan
pengenalan wilayah studi dengan baik diharapkan dapat disusun suatu
metodologi dan program kerja yang lebih bersifat operasional dan
lebih sesuai dengan kondisi lapangan.
Perumusan dan pemantapan metodologi pelaksanaan pekerjaan, hasil
ini akan menjadi panduan operasional bagi tim konsultan dalam
melaksanakan tugasnya pada tahap-tahap selanjutnya.
Penjabaran rencana kerja, sebagai tindak lanjut dari perumusan
metodologi yang operasional dan pemahaman yang mendalam tentang
KAK, penjabaran rencana kerja juga perlu dilakukan agar dapat
menjadi acuan setiap tenaga ahli dalam melaksanakan tugasnya.
Penetapan organisasi pelaksanaan pekerjaan, untuk mengetahui
posisi masing-masing tenaga ahli dengan arah koordinasi yang harus
dilakukan.
b) Survei, Pengumpulan Data dan Analisis
Persiapan Survei
Menentukan Sasaran, melakukan tinjauan awal kondisi existing
lokasi pekerjaan yang telah ditentukan. Lokasi ini akan disurvei
dan dianalisis secara mendalam untuk kemudian disusun sasaran yang
akan dicapai dalam kegiatan survei tersebut.
Menetapkan Metoda Survei, membuat desain survei dengan menyusun
materi yang perlu diketahui di lapangan.
Menyiapkan Format dan Instrumen Survei, menyusun format
pendataan, daftar pertanyaan yang terstruktur dan peralatan survei
lainnya yang siap digunakan untuk melaksanakan survei data
primer
Pengumpulan data
Data primer diperoleh langsung dilapangan berupa data teknis
fisik jalan, data teknis fisik jembatan, data bangunan pelengkap
jalan, dan data teknis tanah dasar. Data sekender diperoleh dari
instansi yang terkait yaitu Isntansi PDAM, Instansi PLN, dan yang
lainnya yang terkait. lainnya yang siap digunakan untuk
melaksanakan survei data primerAnalisis data.
Analisis data dilakukan setelah semua data terkumpul
Apabila ditemukan data yang diragukan validitasnya dilakukan
pengecekan lagi ke lapangan ataupun ke instansi yang terkait.
Pengumpulan Data dan Keluaran Leger Jalan.
Lingkup penugasan konsultan untuk pekerjaan Penyusunan Leger
Jalan di Kota Denpasar adalah sebagai berikut:A. Pengumpulan Data
Lapangan
Survei pendahuluan atau reconnaissance survei meliputi kegiatan
pengumpulan data sekunder, pengumpulan data perimer. Data data
berupa data identifikasi jalan, data jalan, data jembatan, peta
lokasi ruas jalan, data ruang milik jalan, dan data lainnya.
B. Keluaran Leger Jalan
Keluaran leger jalan di peroleh dari pengambaran semua data data
yang sudah diperoleh di lapangan berupa:
1. Kartu leger jalan
2. Daftar Koordinat titik ikat/patok leger jalan.
3. Semua obyek dalam peta dan titik ikat (soft copy) dalam
sistem koordinat UTM.
Program Kerja dan Dasar Hukum
Guna mencapai pelaksanaan pekerjaan agar berjalan dengan
efektif, dimana sasaran dapat tercapai dengan baik sesuai dengan
lingkup pekerjaan dan pelaporan dalam KAK/TOR, maka diperlukan
suatu sistematika kegiatan yang jelas dan terarah. Adapun
sistematika kegiatan tersebut adalah seperti ditunjuk pada gambar
E.1. tentang Alur Rencana Kegiatan
Gambar E.1 Alur Program Kerja
Dasar hukum leger jalan adalah: Peraturan Pemerintah No. 34/2006
tentang Jalan dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 78/
PRT/M/2005 tentang Leger Jalan, mewajibkan penyelenggara jalan
untuk membuat leger jalan. Leger jalan berguna untuk mengetahui
perkembangan suatu ruas jalan yang mencakup aspek hukum, teknis,
pembiayaan, bangunan pelengkap, perlengkapan jalan, bangunan
utilitas, dan pemanfaatannya, melaksanakan tertib penyelenggaraan
jalan dengan mewujudkan dokumen yang lengkap, akurat, mutakhir, dan
mudah diperoleh, mengetahui kekayaan negara, orang atau instansi
atas jalan yang meliputi kuantitas, kondisi dan nilai yang
diperoleh dari biaya desain, pembangunan, dan pemeliharaan.
Karena pentingnya manfaat leger jalan maka pada tanggal 20 April
2011, Direktur Jenderal Bina Marga kembali menginstruksikan kepada
semua kepala satuan kerja untuk menggunakan leger jalan untuk
mendukung akuntabilitas pencatatan aset jalan dan jembatan di
lingkungan Ditjen Bina Marga. Setiap satuan kerja yang memiliki
aset jalan dan jembatan harus memiliki leger jalan dan melakukan
pemutakhiran data leger setiap ada perubahan konstruksi atau
belanja yang mengakibatkan pertambahan nilai aset.
E.3ORGANISASI DAN PERSONILPada dasarnya fungsi organisasi
pelaksanaan pekerjaan tidak hanya sekedar untuk mengatur hubungan
internal tenaga ahli konsultan, tetapi juga untuk mengatur hubungan
keluar antara konsultan dengan pihak pemilik pekerjaan dan instansi
terkait lainnya yang dibutuhkan dalam penyelesaian pekerjaan.
Organisasi pekerjaan ini dibuat dalam bentuk Struktur Organisasi
Pekerjaan yang mengacu kepada kebutuhan, ketersediaan personil,
kualifikasi dan penugasan personil sesuai arahan Kerangka Acuan
Kerja. Struktur Organisasi dapat dilihat pada Gambar E.2
Gambar E.2 Struktur Organisasi.Posisi dan jumlah tenaga ahli,
tenaga sub professional, maupun tenaga pendukung yang dibutuhkan
dalam kegiatan ini, adalah sebagai berikut:A. Tenaga Ahli1. Ahli
Teknik Jalan/Highway EngineerAhli Teknik Jalan yang disyaratkan
minimal Sarjana Teknik Sipil Strata Satu (S1) lulusan perguruan
tinggi negeri/swasta/luar negeri yang terakreditasi B atau
setingkat yang berpengalaman kerja di bidang teknik jalan
sekurangkurangnya 5 (lima) tahun, serta memiliki SKA Ahli
Perencanaan Jalan/SKA Ahli Teknik Jalan Jumlah yang harus
disediakan minimal 1 (satu) orang. Tugas Ahli Teknik Jalan adalah:
Melakukan koordinasi atas semua tenaga/personil yang terlinat di
dalam pekerjaan survei pengukuran dan pengumpulan data leger jalan
kabupaten dimaksud, sehingga tercapai hasil yang sebaik-baiknya
sesuai lingkup pekerjaan yang telah ditentukan untuk Kabupaten
dimaksud; Bertanggung jawab atas kebenaran, ketelitian,
kemutakhiran dan kelengkapan data hasil pelaksanaan survei sesuai
Surat Edaran Dirjen Bina Marga tentang Pedoman Leger Jalan No.
011/BM/2008; Bertanggung jawab atas ketepatan waktu pelaksanaan
pekerjaan yang telah ditetapkan meliputi pekerjaan survei /
pengumpulan data primer, pengumpulan data sekunder, pengolahan,
penggandaan dan digitalisasi leger jalan.2. Ahli GeodesiAhli Teknik
Geodesi yang disyaratkan minimal Sarjana Teknik Teknik Sipil Strata
satu (S1) lulusan perguruan tinggi negeri/swasta/luar negeri yang
terakreditasi A atau setingkat yang berpengalaman
sekurang-kurangnya 4 (Empat) tahun. Memiliki SKA Sistem Informasi
Geografi. Jumlah yang harus disediakan minimal 1 (satu) orang.
Tugas ahli Teknik Geodesi adalah sebagai berikut: Mengendalikan
pengawasan lapangan dan juru ukur serta memberi petunjuk dalam
pelaksanaan survei pengukuran (primer) dan pengumpulan data
sekunder leger jalan dimaksud untuk wilayah yang telah
ditentukan.
Memeriksa dan mengolah semua data hasil survei sekunder dan data
primer yang berada di bawah tanggung jawabnya.
Bertanggung jawab atas kualitas pengumpulan data mencakup
kebenaran, ketelitian, kemutakhiran dan kelengkapan hasil survei
yang dilaksanakan sesuai waktu yang telah ditetapkan.
Bertanggung jawab atas kualitas hasil pengolahan data leger
jalan dalam wilayah pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.B.
Tenaga Sub Profesional
1. SurveyorSurveyor / Juru Ukur yang disyaratkan Minimal Diploma
III (D3) yang berpengalaman sekurang kurangnya 5 (lima) tahun atau
Sarjana Teknik Teknik Sipil Strata satu (S1) lulusan perguruan
tinggi negeri/swasta/luar negeri yang terakreditasi A atau
setingkat. Jumlah yang harus disediakan 3 (tiga) orang. Tugas dan
tanggung jawab surveyor / juru ukur adalah sebagai berikut:
Melaksanakan survei pengukuran, pengumpulan data leger jalan
dimaksud yang telah ditetapkan sesuai ruasruas jalan yang menjadi
tanggung jawabnya dengan baik, tepat waktu, lengkap dan akurat.
Bertanggung jawab atas kebenaran, ketelitian, dan ketepatan waktu
survey sesuai dengan Buku Petunjuk dan jadwal yang telah ditetapkan
berdasarkan ruas jalan yang telah ditentukan. 2. Juru
Gambar/Operator CADOperator CAD yang disyaratkan minimal lulusan
Diploma Tiga (D3) atau sederajat yang berpengalaman 5 (lima) tahun
atau Sarjana Teknik Teknik Sipil Strata satu (S1) lulusan perguruan
tinggi negeri/swasta/luar negeri yang terakreditasi A atau
setingkat. Jumlah yang harus disediakan 2 (dua) orang. Tugas dan
tanggung jawab juru gambar adalah sebagai berikut: Juru gambar
lapangan bertugas membantu juru ukur di lapangan dalam pembuatan
gambar draft leger jalan.
Membuat gambar jadi konsep leger jalan dari gambar draft pada
pekerjaan pengolahan data.
Bertanggung jawab atas kebenaran penggambaran, ketelitian
pengisian data, serta ketepatan dalam penyalinan data agar
pekerjaan penggambaran sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan
(Surat Edaran Dirjen Bina Marga tentang Pedoman Leger Jalan No.
011/BM/2008)C. Tenaga Pendukung1. AdministrasiTenaga Administrasi
yang disyaratkan minimal lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) atau
sederajat. Jumlah yang harus disediakan 1 (satu) orang. Tugas dan
tanggung jawab tenaga administrasi adalah membantu Ketua Tim dalam
pembuatan laporan dan administrasi.
2. PekerjaPekerja diperlukan 6 (enam) orang yang mana
pendidikannya disyaratkan sekurangkurangnya setara Sekolah Menengah
Atas (SMA) atau sederajat . Pekerja bertugas membantu juru ukur
dalam melaksanakan tugas pengukuran dan pengumpulan data leger
jalan di lapangan agar pekerjaan dapat berjalan baik dan
lancar.Berikut ini daftar mobilitas personil
:No.Posisi/JabatanJumlah tenaga (orang)Pengalaman
minimal(tahun)Pendidikan minimal
1.Ahli Teknik Jalan/Ketua Tim15S1
2.Ahli Perencanaan Jalan14S1
3.Surveyor / Juru Ukur35D3/S1
4.Operator CAD25D3/S1
5.Administrasi1-SMA/Sederajat
6.Pekerja2-SMA/Sederajat
E.4Inovasi/ Kelanjutan Program Leger
UU No. 38 Tahun 2004 tentang jalan menjelaskan bahwa jalan
sebagai bagian dari sistem transportasi nasional mempunyai peranan
penting dalam mendukung bidang ekonomi, sosial dan budaya
masyarakat. Begitu pentingnya fungsi ini menuntut pemerintah untuk
mempunyai suatu strategi perencanaan dan penanganan jalan yang
cepat, tepat dan akurat. Hal ini tentunya sangat memerlukan
ketersediaan informasi data historis jalan dan jembatan berserta
kondisinya yang sesuai dengan keadaan sebenarnya.
Pembuatan leger jalan sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum No. 37/PRT/1987 dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang
akurat, lengkap dan mutakhir mengenai keadaan ruas jalan. Tujuannya
adalah membentuk sekumpulan dokumen berupa leger jalan, dimana
datanya dapat digunakan sebagai masukan untuk penyusunan rencana
dan program pembinaan jaringan jalan, serta dokumennya memberikan
catatan tentang data inventaris jalan.
Pada saat ini, dokumen leger jalan yang umum digunakan masih
bersifat paper-based dan belum terkomputerisasi. Maka seringkali
penyusunan program tentang jalan terlambat karena analisis
dilakukan secara manual dan menggunakan peta jalan yang parsial
(terpisah-pisah). Untuk mengintegrasikan seluruh dokumen leger
jalan, kami mengusulkan sebuah program komputer berbasis Sistem
Informasi Geografis (SIG), di mana peta spatial leger jalan dapat
diintegrasikan dalam sebuah struktur database, sehingga memudahkan
menampilkan informasi yang dibutuhkan, serta pemutakhiran data
leger jalan dapat dengan cepat dilakukan. Dengan usulan ini,
diharapkan penyediaan informasi terhadap suatu ruas jalan dapat
dilakukan lebih efektif dan efisien sehingga pengambilan keputusan
penanganan suatu ruas jalan dapat dilakukan dengan lebih cepat dan
tepat.
LEGER JALAN
Pendataan leger jalan dilakukan berpedoman pada Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum No. 37/PRT/1987 tentang Pedoman Leger Jalan.
Beberapa hal yang perlu diinventarisasi adalah sebagai berikut
:
1 Identitas Ruas Jalan, yang meliputi pencatatan Nomor kode
Daerah, Nama Daerah, Nomor dan Panjang ruas jalan, nama pengenal
jalan, titil awal ruas jalan, titik akhir ruas jalan, tanggal
dibuka/ditutup untuk lalu lintas dll.
Data teknik jalan, yang meliputi jenis lapis permukaan, lapis
pondasi atas, lapis pondasi bawah, median, bahu jalan dan trotoar.
Pada data ini dilakukan pengukuran langsung di lapangan terutama
yang berkaitan dengan jenis lapis permukaan, ukuran lebar jalan
bahu jalan, median trotoar
2 Bangunan Pengaman dan pelengkap, yang meliputi pendataan
terhadap jenis gorong-gorong, saluran permanen, drainase bawah
tanah, manhole, riol, bangunan penahan tanah, kerb, penutup lereng,
krip dsb.
3 Bangunan perlengkapan jalan, yang meliputi pagar pengaman
jalan, dinding pengaman, patok pemandu, marka jalan, rambu jalan,
patok Damija, rambu lalu lintas, lampu penerangan, jembatan
penyebrangan, shelter bis, serat cermin jalan.
4 Utilitas publik, diantaranya meliputi prasarana
telpon/komunikasi, listrik, air, dll
5 Data lalu lintas harian rata-rata.
Keseluruhan data tersebut diatas lalu diinputkan ke dalam form
Kartu Jalan dan Bangunan Pelengkan lainnya seperti terlihat pada
Gambar 1 dan 2. Kartu leger jalan umumnya dicetak per lembar
seukuran kertas A3 dan dijadikan sebuah buku, yang biasanya disebut
dengan nama buku leger jalan. Karena sifatnya yang masih berbentuk
hardcopy dan paper-based, maka data-data yang terkandung didalamnya
belum terkomputerisasi. Kesulitan yang ditemui dalam leger jalan
yang bersifat paper-based diantarnya adalah pencarian, penyortiran
dan pemutakhiran (updating) data akan membutuhkan waktu yang cukup
lama.
Gambar E.5. Data form kartu jalan dan bangunan pelengkap
lainnya
Gambar E.6. Gambar situasi, profil memanjang dan profil
melintang jalan
SURVEI
PENGUMPULAN DATA PRIMER
PENGUMPULAN DATA SEKENDER
PENGOLAHAN DATA
PEMBUATAN LAPORAN
Telaah Awal
Survei Pendahuluan
dan
Survei Intitusional
Orientasi Lapangan
Laporan Pendahuluan
- Survei Lanjutan untuk pengumpulan Data Primer
dan Sekunder
- Kajian hasil survei terdahulu
Analisis Data
- Penggambaran
- Pengisian dan Penyusunan Form Leger
Laporan Akhir Kegiatan
Buku Leger Jalan
Penyimpanan
Dokumen Leger Jalan
Direktur
Perusahaan
Administrasi
Ahli Teknik Jalan/
Team Leader
Ahli Geodesi
Surveyor
Operator CAD
Pekerja