Top Banner
Pendahuluan Interaksi obat merupakan masalah penting yang mengakibatkan ribuan orang harus di rumah sakit di Amerika Serikat setiap tahun. Penelitian selama satu tahun baru-baru ini disejumlah apotek menunjukkan bahwa hampir satu dari 4 pasien yang mendapatkan resep pernah mengalami interaksi obat yang berarti pada suatu saat tertentu dalam tahun tersebut. Interaksi demikian telah menimbulkan gangguan yang serius sehingga kadang-kadang menyebabkan kematian. Yang lebih sering terjadi adalah interaksi yang meningkatkan toksisitas atau turunya efek terapi pengobatan sehingga pasien tidak merasa sehat kembali atau tidak cepat sembuh sebagaimana seharusnya (Harknoss, 1989). Saat kita mendapatkan obat dari apotik, kita sering diberi tahu bahwa obat sebaiknya diminum sebelum atau sesudah makan. Kita kadang tidak tahu, untuk apa sebenarnya hal tersebut harus dilakukan. Mengapa obat tertentu harus diminum sebelum makan dan obat lainnya harus diminum sesudah makan. Hal itu sebenarnya berkaitan dengan masalah interaksi obat, sebagai salah satu langkah unttuk menghindari terjadinya interaksi dari suatu obat yang merugikan ( Lulukria, 2010). Secara singkat dikatakan interaksi obat terjadi jika suatu obat mengubah efek obat yang lainnya. Kerja obat yang diubah dapat menjadi lebih atau kurang efektif (Harknoss, 1989). Untuk mendapatkan efek obat harus berinteraksi dengan reseptor tetapi adakalanya obat berinteraksi dengan faktor lain yang dapat meningkatkan atau mengurangi efek dari obat tersebut, antara lain: faktor lingkungan, kondisi fisiologi tubuh, metabolisme tubuh, farmakodinamik, farmakokinetik, dan makanan. Makanan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi interaksi obat. Pengaruh makanan terhadap kerja obat masih sangat kurang. Karena itu, pada banyak bahan obat masih belum jelas bagaimana pengaruh pemberian makanan pada saat yang sama pada kinetika obat. Pada sejumlah senyawa makanan menyebabkan peningkatan, penundaan, dan penurunan absorbsi obat (Mutschler, 1999). Makanan dapat berikatan dengan obat, sehingga mengakibatkan absorbsi obat berkurang atau lebih lambat. Sebuah contoh diskusi tentang makanan yang berikatan dengan obat adalah interaksi tetrasiklin dengan produk-produk dari susu. Akibatnya adalah penurunan konsentrasi tetrasiklin dalam plasma. Oleh karena adanya efek pengikatan ini, maka tetrasiklin harus dimakan satu jam
32

Dwicky Uts Farasi

Dec 27, 2015

Download

Documents

ok
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Dwicky Uts Farasi

PendahuluanInteraksi obat merupakan masalah penting yang mengakibatkan ribuan orang harus di rumah sakit di Amerika Serikat setiap tahun. Penelitian selama satu tahun baru-baru ini disejumlah apotek menunjukkan bahwa hampir satu dari 4 pasien yang mendapatkan resep pernah mengalami interaksi obat yang berarti pada suatu saat tertentu dalam tahun tersebut. Interaksi demikian telah menimbulkan gangguan yang serius sehingga kadang-kadang menyebabkan kematian. Yang lebih sering terjadi adalah interaksi yang meningkatkan toksisitas atau turunya efek terapi pengobatan sehingga pasien tidak merasa sehat kembali atau tidak cepat sembuh sebagaimana seharusnya (Harknoss, 1989).

Saat kita mendapatkan obat dari apotik, kita sering diberi tahu bahwa obat sebaiknya diminum sebelum atau sesudah makan. Kita kadang tidak tahu, untuk apa sebenarnya hal tersebut harus dilakukan. Mengapa obat tertentu harus diminum sebelum makan dan obat lainnya harus diminum sesudah makan. Hal itu sebenarnya berkaitan dengan masalah interaksi obat, sebagai salah satu langkah unttuk menghindari terjadinya interaksi dari suatu obat yang merugikan ( Lulukria, 2010).Secara singkat dikatakan interaksi obat terjadi jika suatu obat mengubah efek obat yang lainnya. Kerja obat yang diubah dapat menjadi lebih atau kurang efektif (Harknoss, 1989). Untuk mendapatkan efek obat harus berinteraksi dengan reseptor tetapi adakalanya obat berinteraksi dengan faktor lain yang dapat meningkatkan atau mengurangi efek dari obat tersebut, antara lain: faktor lingkungan, kondisi fisiologi tubuh, metabolisme tubuh, farmakodinamik, farmakokinetik, dan makanan.Makanan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi interaksi obat. Pengaruh makanan terhadap kerja obat masih sangat kurang. Karena itu, pada banyak bahan obat masih belum jelas bagaimana pengaruh pemberian makanan pada saat yang sama pada kinetika obat. Pada sejumlah senyawa makanan menyebabkan peningkatan, penundaan, dan penurunan absorbsi obat (Mutschler, 1999). Makanan dapat berikatan dengan obat, sehingga mengakibatkan absorbsi obat berkurang atau lebih lambat. Sebuah contoh diskusi tentang makanan yang berikatan dengan obat adalah interaksi tetrasiklin dengan produk-produk dari susu. Akibatnya adalah penurunan konsentrasi tetrasiklin dalam plasma. Oleh karena adanya efek pengikatan ini, maka tetrasiklin harus dimakan satu jam sebelum atau 2 jam sesudah makan dan tidak boleh dimakan dengan susu (Hayes et al., 1996).Jadi interaksi obat merupakan sarana bagi semua pihak. Pasien, dokter dan farmasis harus bekerjasama, untuk upaya memaksimalisasi pemakiaan obat demi kepentingan pasien. Di era informasi yang serba cepat dan mudah seperti sekarang ini, masyarakat mestinya semakin menyadari untuk menjadi mitra aktif dalam menjaga pemeliharaan kesehatannya sendiri dan keluarga (Harknoss, 1989).

Interaksi Obat dan MakananDasar yang menentukan apakah obat diminum sebelum, selama atau setelah makan tentunya adalah karena absorpsi, ketersediaan hayati serta efek

Page 2: Dwicky Uts Farasi

terapeutik obat bersangkutan, yang amat tergantung dari waktu penggunaan obat tersebut serta adanya kemungkinan interaksi obat dengan makanan itu sendiri. Cukup banyak usaha-usaha yang dilakukan untuk menyelidiki hal ini. Kemungkinan-kemungkinan yang menyebabkan dapat terjadinya interaksi obat dengan makanan adalah :• Perubahan motilitas lambung dan usus, terutama kecepatan pengosongan lambung dari saat masuknya makanan• Perubahan pH, sekresi asam serta produksi empedu• Perubahan suplai darah di daerah splanchnicus dan di mukosa saluran cerna• Dipengaruhinya absorpsi obat oleh proses adsorpsi dan pembentukan kompleks• Dipengaruhinya proses transport aktif obat oleh makanan• Perubahan biotransformasi dan eliminasi.(Widianto, 1989)Dari semua pengaruh ini, ada beberapa factor yang mempengaruhi interaksi obat dan makanan antara lain:

a. Pengosongan lambungPada kasus tertentu misalnya setelah pemberian laksansia atau penggunaan preparat retard, maka di usus besarpun dapat terjadi absorpsi obat yang cukup besar. Karena besarnya peranan usus halus dalam hal ini, tentu saja cepatnya makanan masuk ke dalam usus akan amat mempengaruhi kecepatan dan jumlah obat yang diabsorpsi. Peranan jenis makanan juga berpengaruh besar di sini. Jika makanan yang dimakan mengandung komposisi 40% karbohidrat, 40% lemak dan 20% protein maka walaupun pengosongan lambung akan mulai terjadi setelah sekitar 10 menit. Proses pengosongan ini baru berakhir setelah 3 sampai 4 jam. Dengan ini selama 1 sampai 1,5 jam volume lambung tetap konstan karena adanya proses-proses sekresi.Tidak saja komposisi makanan, suhu makanan yang dimakanpun berpengaruh pada kecepatan pengosongan lambung ini. Sebagai contoh makanan yang amat hangat atau amat dingin akan memperlambat pengosongan lambung. Ada pula peneliti yang menyatakan pasien yang gemuk akan mempunyai laju pengosongan lambung yang lebih lambat daripada pasien normal. Nyeri yang hebat misalnya migren atau rasa takut, juga obat-obat seperti antikolinergika (missal atropin, propantelin), antidepresiva trisiklik (misal amitriptilin, imipramin) dan opioida (misal petidin, morfin) akan memperlambat pengosongan lambung. Sedangkan percepatan pengosongan lambung diamati setelah minum cairan dalam jumlah besar, jika tidur pada sisi kanan (berbaning pada sisi kiri akan mempunyai efek sebaliknya,) atau pada penggunaan obat seperti metokiopramida atau khinidin. Jelaslah di sini bahwa makanan mempengaruhi kecepatan pengosongan lambung, maka adanya gangguan pada absorpsi obat karenanya tidak dapat diabaikan.b. Komponen makananEfek perubahan dalam komponen-komponen makanan :1. Protein (daging, dan produk susu)Sebagai contoh, dalam penggunaan Levadopa untuk mngendalikan tremor pada penderita Parkinson. Akibatnya, kondisi yang diobati mungkin tidak terkendali

Page 3: Dwicky Uts Farasi

dengan baik. Hindari atau makanlah sesedikit mungkin makanan berprotein tinggi (Harknoss, 1989).2. LemakKeseluruhan dari pengaruh makan lemak pada metabolisme obat adalah bahwa apa saja yang dapat mempengaruhi jumlah atau komposisi asam lemak dari fosfatidilkolin mikrosom hati dapat mempengaruhi kapasitas hati untuk memetabolisasi obat. Kenaikan fosfatidilkolin atau kandungan asam lemak tidak jenuh dari fosfatidilkolin cenderung meningkatkan metabolism obat (Gibson, 1991). Contohnya : Efek Griseofulvin dapat meningkat.interaksi yang terjadi adalah interaksi yang menguntungkan dan grieseofluvin sebaiknya dimakan pada saat makan makanan berlemak seperti daging sapi, mentega, kue, selada ayam, dan kentang goring (Harkness, 1989).3. KarbohidratKarbohidrat tampaknya mempunyai efek sedikit pada metabolism obat, walaupun banyak makan glukosa, terutama sekali dapat menghambat metabolism barbiturate, dan dengan demikian memperpanjang waktu tidur. Kelebihan glukosa ternyata juga mengakibatkan berkurangnya kandungan sitokrom P-450 hati dan memperendah aktivitas bifenil-4-hidroksilase (Gibson, 1991). Sumber karbohidrat: roti, biscuit, kurma, jelli, dan lain-lain (Harkness, 1989).4. VitaminVitamin merupakan bagian penting dari makanan dan dibutuhkan untuk sintesis protein dan lemak, keduanya merupakan komponen vital dari system enzim yang memetabolisasi obat. Oleh karena itu tidak mengherankan bahwa perubahan dalam level vitamin, terutama defisiensi, menyebabkan perubahan dalam kapasitas memetabolisasi obat. Contohnya :a. Vit A dan vit B dengan antacid, menyebabkan penyerapan vitamin berkurang.b. Vit C dengan besi, akibatnya penyerapan besi meningkat.c. Vit D dengan fenitoin (dilantin), akibatnya efek vit D berkurang.d. Vit E dengan besi, akibatnya aktivitas vit E menurun.(Harkness, 1989)5. MineralMineral merupakan unsur logam dan bukan logam dalam makanan untuk menjaga kesehatan yang baik. Unsur – unsure yang telah terbukti mempengaruhi metabolisme obat ialah: besi, kalium, kalsium, magnesium, zink, tembaga, selenium, dan iodium. Makanan yang tidak mengandung magnesium juga secara nyata mengurangi kandungan lisofosfatidilkolin, suatu efek yang juga berhubungan dengan berkurangnya kapasitas memetabolisme hati. Besi yang berlebih dalam makanan dapat juga menghambat metabolisme obat. Kelebihan tembaga mempunyai efek yang sama seperti defisiensi tembaga, yakni berkurangnya kemampuan untuk memetabolisme obat dalam beberapa hal. Jadi ada level optimum dalam tembaga yang ada pada makanan untuk memelihara metabolism obat dalam tubuh (Gibson, 1991).c. Ketersediaan hayatiPenggunaan obat bersama makanan tidak hanya dapat menyebabkan perlambatan absorpsi tetapi dapat pula mempengaruhi jumlah yang diabsorpsi (ketersediaan hayati obat bersangkutan). Penisilamin yang digunakan sebagai basis terapeutika dalam menangani reumatik, jika digunakan segera setelah

Page 4: Dwicky Uts Farasi

makan, ketersediaan hayatinya jauh lebih kecil dibandingkan jika tablet tersebut digunakan dalam keadaan lambung kosong. Ini akibat adanya pengaruh laju pengosongan lambung terhadap absorpsi obat (Gibson, 1991).Interaksi antara obat dan makanan disini dapat dibagi menjadi :1. Obat-obatan yang dapat menurunkan nafsu makan, mengganggu pengecapan dan mengganggu traktus gastrointestinal atau saluran pencernaan.2. Obat-obatan yang dapat mempengaruhi absorbsi, metabolisme dan eksresi zatGizi

Obat dan penurunan nafsu makanEfek samping obat atau pengaruh obat secara langsung, dapat mempengaruhi nafsu makan. Kebanyakan stimulan CNS dapat mengakibatkan anorexia. Efek samping obat yang berdampak pada gangguan CNS dapat mempengaruhi kemampuan dan keinginan untuk makan. Obat-obatan penekan nafsu makan dapat menyebabkan terjadinya penurunan berat badan yang tidak diinginkan dan ketidakseimbangan nutrisi (Mahan, 2002).

Obat dan perubahan pengecapan atau penciumanBanyak obat yang dapat menyebabkan perubahan terhadap kemampuan merasakan dysgeusia, menurunkan ketajaman rasa hypodysgeusia. Gejala-gejala tersebut dapat mempengaruhi intake makanan. Obat-obatan yang umum digunakan dan diketahui menyebabkan hypodysgeusia seperti: obat antihipertensi (captopril), antriretroviral ampenavir, antineoplastik cisplastin, dan antikonvulsan phenytoin (Mahan, 2002).

Obat dan gangguan gastrointestinalObat dapat menyebabkan perubahan pada fungsi usus besar dan hal ini dapat berdampak pada terjadinya konstipasi atau diare. Obat-obatan narkosis seperti kodein dan morfin dapat menurunkan produktivitas tonus otot halus dari dinding usus. Hal ini berdampak pada penurunan peristaltik yang menyebabkan terjadinya konstipasi (Lulukria, 2010).

AbsorbsiInteraksi dalam proses absorpsi dapat terjadi dengan berbagai cara misalnya,- Perubahan (penurunan) motilitas gastrointestinal oleh karena obat-obat seperti morfin atau senyawa-senyawa antikolinergik dapat mengubah absorpsi obat-obat lain.- Kelasi yakni pengikatan molekul obat-obat tertentu oleh sen/.zyawa logam sehingga absorpsi akan dikurangi, oleh karena terbentuk senyawa kompleks yang tidak diabsorpsi. Misalnya kelasi antara tetrasiklin dengan senyawa-senyawa logam /berat akan menurunkan absorpsi tetrasiklin.- Makanan juga dapat mengubah absorpsi obat-obat tertentu, misalnya: umumnya antibiotika akan menurun absorpsinya bila diberikan bersama dengan makanan(Grahame, 1985)

Page 5: Dwicky Uts Farasi

Obat-obatan yang dikenal luas dapat mempengaruhi absorbsi zat gizi adalah obat-obatan yang memiliki efek merusak terhadap mukosa usus. Antineoplastik, antiretroviral, NSAID dan sejumlah antibiotik diketahui memiliki efek tersebut. Mekanisme penghambatan absorbsi tersebut meliputi: pengikatan antara obat dan zat gizi (drug-nutrient binding) contohnya Fe, Mg, Zn, dapat berikatan dengan beberapa jenis antibiotik; mengubah keasaman lambung seperti pada antacid dan antiulcer sehingga dapat mengganggu penyerapan B12, folat dan besi; serta dengan cara penghambatan langsung pada metabolisme atau perpindahan saat masuk ke dinding usus (Lulukria, 2010).

MetabolismeInteraksi dalam proses metabolisme dapat terjadi dengan dua kemungkinan, yakni• Pemacuan enzim (enzyme induction) suatu obat (presipitan) dapat memacu metabolisme obat lain (obat obyek) sehingga mempercepat eliminasi obat tersebut. Obat-obat yang dapat memacu enzim metabolism obat disebut sebagai enzyme inducer. Dikenal beberapa obat yang mempunyai sifat pemacu enzim ini yakni Rifampisin; Antiepileptika: fenitoin, karbamasepin, fenobarbital.• Penghambatan enzim, Obat-obat yang punya kemampuan untuk menghambat enzim yang memetabolisir obat lain dikenal sebagai penghambat enzim (enzyme inhibitor). Akibat dari penghambatan metabolisme obat ini adalah meningkatnya kadar obat dalam darah dengans egala konsekuensinya, oleh karena terhambatnya proses eliminasi obat. Obat-obat yang dikenal dapat menghambat aktifitas enzim metabolisme obat antara lain kloramfenikol, isoniazid, simetidin, propanolol, eritromisin, fenilbutason, alopurinol,dan lain-lain.(Grahame, 1985)Obat-obatan dan zat gizi mendapatkan enzim yang sama ketika sampai di usus dan hati. Akibatnya beberapa obat dapat menghambat aktifitas enzim yang dibutuhkan untuk memetabolisme zat gizi. Sebagai contohnya penggunaan metotrexate pada pengobatan kanker menggunakan enzim yang sama yang dipakai untuk mengaktifkan folat. Sehingga efek samping dari penggunaan obat ini adalah defisiensi asam folat (Lulukria, 2010).

EkskresiObat-obatan dapat mempengaruhi dan mengganggu eksresi zat gizi dengan mengganggu reabsorbsi pada ginjal dan menyebabkan diare atau muntah. Sehingga jika dirangkum, efek samping pemberian obat-obatan yang berhubungan dengan gangguan GI (gastrointestinal) dapat berupa terjadinya mual, muntah, perubahan pada pengecapan, turunnya nafsu makan, mulut kering atau inflamasi/ luka pada mulut dan saluran pencernaan, nyeri abdominal (bagian perut), konstipasi dan diare. Efek samping seperti di atas dapat memperburuk konsumsi makanan si pasien. Ketika pengobatan dilakukan dalam waktu yang panjang tentu dampak signifikan yang memperngaruhi status gizi dapat terjadi (Bruyne, 2008).

http://afdalgizi1c.blogspot.com/2013/01/interaksi-obat-dan-makanan.html

Page 6: Dwicky Uts Farasi

INTERAKSI OBAT DENGAN MAKANAN

a.    Apa Itu Interaksi Obat-MakananSetiap saat, ketika suatu makanan atau minuman mengubah efek suatu obat, perubahan tersebut dianggap sebagai interaksi obat-makanan. Interaksi seperti itu bisa terjadi, tetapi tidak semua obat dipengaruhi oleh makanan, dan beberapa obat hanya dipengaruhi oleh makanan tertentu. Interaksi obat-makanan dapat terjadi dengan obat yang diresepkan oleh dokter, obat yang dibeli bebas, produk herbal, dan suplemen diet. Meskipun beberapa interaksi mungkin berbahaya atau bahkan fatal pada kasus yang langka, interaksi yang lain bisa bermanfaat dan umumnya tidak akan menyebabkan perubahan yang berarti terhadap kesehatan anda.b.    Bagaimana makanan dan obat BerinteraksiMakanan dan obat dapat berinteraksi dalam banyak cara yang berbeda. Sering, zat tertentu di dalam makanan memberikan efek. Perubahan-perubahan lain dapat disebabkan oleh jumlah protein dalam diet anda, atau bahkan cara makanan tersebut disiapkan. Salah satu cara yang paling umum terjadi, dimana makanan mempengaruhi efek obat adalah dengan mengubah cara obat tersebut diuraikan ( dimetabolisme ) oleh tubuh anda. Jenis protein yang disebut enzim, memetabolisme banyak obat. Pada sebagian besar obat, metabolisme adalah proses yang terjadi di dalam tubuh terhadap obat dimana obat yang semula aktif/ berkhasiat, diubah menjadi bentuk tidak aktifnya sebelum dikeluarkan dari tubuh. Sebagian obat malah mengalami hal yang sebaliknya, yakni menjadi aktif setelah dimetabolisme, dan setelah bekerja memberikan efek terapinya, dimetabolisme lagi menjadi bentuk lain yang tidak aktif untuk selanjutnya dikeluarkan dari tubuh. Beberapa makanan dapat membuat enzim-enzim ini bekerja lebih cepat atau lebih lambat, baik dengan memperpendek atau memperpanjang waktu yang dilalui obat di dalam tubuh. Jika makanan mempercepat enzim, obat akan lebih singkat berada di dalam tubuh dan dapat menjadi kurang efekteif. Jika makanan memperlambat enzim, obat akan berada lebih lama dalam tubuh dan dapat menyebabkan efek samping yang tidak dikehendaki.

c.    Apa Saja Interaksi Makanan Dan Obat Yang Umum TerjadiMakanan yang mengandung zat Tyramine ( seperti bir, anggur, alpukat, beberapa jenis keju, dan berbagai daging olahan ) memperlambat kerja enzim yang memetabolisme obat penghambat MAO ( kelompok obat antidepresi ) dan dapat menyebabkan efek yang berbahaya, termasuk tekanan darah tinggi yang serius. Beberapa jenis makanan dapat mencegah obat  tertentu untuk diserap ke dalam darah setelah ditelan, dan yang lain sebaliknya dapat meningkatkan penyerapan obat. Contohnya, jika anda meminum segelas susu ketika menggunakan obat antibiotik tetrasiklin, calcium yang ada dalam susu akan mengikat tertrasiklin, membentuk senyawa yang tidak mungkin dapat diserap oleh tubuh ke dalam darah. Sehingga efek yang diharapkan dari obat tetrasiklin tidak akan terjadi. Di sisi lain, meminum segelas jus citrus bersamaan dengan suplemen yang mengandung zat besi akan sangat bermanfaat karena vitamin C yang ada dalam jus akan meningkatkan penyerapan zat besi. Akhirnya, beberapa makanan benar-benar bisa mengganggu efek yang diinginkan dari obat. Contohnya, orang yang menggunakan obat pengencer darah warfarin seharusnya tidak mengkonsumsi secara bersamaan dengan makanan yang banyak mengandung vitamin

Page 7: Dwicky Uts Farasi

K seperto brokoli, atau bayam. Vitamin K membantu pembekuan darah, sehingga melawan efek dari obat warfarin. Efek yang sebaliknya, terjadi dengan vitamin E, bawang dan bawang putih, karena bahan-bahan ini menghaslkan efek yang mirip dengan efek warfarin. Konsumsi dalam jumlah besar dari makanan ini dapat menyebabkan efek warfarin menjadi terlalu kuat.makanan.

d.    Beberapa Contoh Interaksi Obat Dan MakananTidak semua obat berinteraksi dengan makanan. Namun, banyak obat-obatan yang dipengaruhi oleh makanan tertentu dan waktu Anda memakannya. Berikut adalah beberapa contohnya:•    Jus jeruk menghambat enzim yang terlibat dalam metabolisme obat sehingga mengintensifkan pengaruh obat-obatan tertentu. Peningkatan pengaruh obat mungkin kelihatannya baik, padahal tidak. Jika obat diserap lebih dari yang diharapkan, obat tersebut akan memiliki efek berlebihan. Misalnya, obat untuk membantu mengurangi tekanan darah bisa menurunkan tekanan darah terlalu jauh. Konsumsi jus jeruk pada saat yang sama dengan obat penurun kolesterol juga meningkatkan penyerapan bahan aktifnya dan menyebabkan kerusakan otot yang parah. Jeruk yang dimakan secara bersamaan dengan obat anti-inflamasi atau aspirin juga dapat memicu rasa panas dan asam di perut.•    Kalsium atau makanan yang mengandung kalsium, seperti susu dan produk susu lainnya dapat mengurangi penyerapan tetrasiklin.•    Makanan yang kaya vitamin K (kubis, brokoli, bayam, alpukat, selada) harus dibatasi konsumsinya jika sedang mendapatkan terapi antikoagulan (misalnya warfarin), untuk mengencerkan darah. Sayuran itu mengurangi efektivitas pengobatan dan meningkatkan risiko  trombosis (pembekuan darah).•    Kafein meningkatkan risiko overdosis antibiotik tertentu (enoxacin, ciprofloxacin, norfloksasin).Untuk menghindari keluhan palpitasi, tremor, berkeringat atau halusinasi, yang terbaik adalah menghindari minum kopi, teh atau soda pada masa pengobatan.

e.    Makanan Yang Meningkatkan Efek Beberapa OBat

Obat yang efeknya dapat ditingkatkan oleh makanan dn biasanya harus digunakan bersamaan dengan makanan agar didapatkan efek yang tetap :

•    Obat Jantung pemblok beta Digunakan untuk mencegah angina ,untuk menormalkan kembali denyut jantung yang tidak beraturan,dan untuk menanggulangi tekanan darah tinggi. Nama paten pemblok beta : Blocadren,Corgard,Inderal,Lopressor,Ternomin,Visken.Karbamazepin (Tregretol) – Antikolvusan yang digunakan untuk mencegah serangan.Diazepam (Valium) –Suatu TrankuilansiaDiuretika-Digunakan untuk mrngobati tekanan darah tinggi dan layu jantung . Nama  paten Diuretika yang berinteraksi : Anhydron,Aquatag,Aquatensin,Diucardin,Diulo,Diuril,Enduron,Esidrix,Exna,Hydrodiuril,Hydromox,Hygroton,Metahydrin,Naqua,Naturetin,Oretic,Ranese,Saluron,Zaroxylyn.

Page 8: Dwicky Uts Farasi

Hidralazin (Apresoline) – Digunakan untuk menanggulangi tekanan darah tinggiNitrofurantoin (Furadantin,Macrodantin) – Suatu antimikroba,digunakan untuk mengobati infeksi saluran kemih.Fenitoin (Dilantin) – Suatu antikonvulsan yang digunakan untuk mencegah seranganSpironolakton (Aldactazide, Aldactone) – Suatu diuretika,digunakan untuk menanggulangi tekanan darah  tinggi dan layu jantung.

f.    Makanan Yang Menurunkan Efek Beberapa Obat

Gunakan obat berikut ini satu jam sebelum atau dua jam sesudah makan untuk mencegah interaksi yang mungkin menurunkan efek obat :

Kaptopril (Capoten) – Digunakan untuk menanggulangi tekanan darah tinggi dan layu jantung.Antibiotika Kekecualian – Antibiotika yang tidak dipengaruhi oleh makanan:Amoksisilin (Amoxil,Larotid,Polymox,Robamox,Trymox,Wymox)Becampisilin (Spectrobid)Doksisilin (Doxychel,Vibramycin,Vibratab)Hefasilin (Versapen)Eritromisin estolat (Ilosone)Eritromisin salut enterik (E-Mycin,Ery-Tab,Eryc,Ilotycin,RobimycinMinoksiklin (Minocin)

    Makanan beralkali – Metenamin (Hiprex,Mandelamine,Urex)Efek metenamin dapat berkurang ,Metenamin digunakan untuk mengobati infeksi saluran kemih (kandung kemih dan ginjal). Akibatnya : Infeksi mungkin tidak terobati dengan baik.Hindari makanan beralkali seperti ;Amandel,susu mentega,kastanye,sari buah jeruk,kelapa,kepala susu,buah-buahan,(kecuali berry,prem,buah prem yang dikeringkan ),susu,sayuran (kecuali jagung ,miju-m.u)

    Makanan Beralkali – Kinidin(Cardioquin,Duraquin,Quignalute Dura-Tabs,Quinidex Extentabs,Ouinora)Efek kinidin dapat meningkat . Kinidin digunakan untuk menormalkan kembali denyut jantung yang tak beraturan. Akibatnya ; mungkin terjadi efek samping merugikan karena terlalu banyak kinidin disertai gejala jantung berdebar atau denyut jantung tidak teratut,pusing,sakit kepala,telinga berdenging dan gangguan penglihatan.Hindari makanan seperti ;Amandel,susu,mentega,kastanye,sari buah jeruk,kelapa,kepala susu,buah-buahan (kecuali jagung,miju-miju)

    Makanan beralkali-Kinin (Coco-Quinine,Quinamm,Quine)

Page 9: Dwicky Uts Farasi

Efek kinin dapat meningkat. Kinin adalah obat bebas yang digunakan untuk mengobati malaria dan untuk kejang kaki malam hari. Akibatnya ; mungkin terjadi efek samping merugikan karena terlalu banyak kinin disertai gejala pusing,sakit kepala,telinga berdenging dan gangguan penglihatan.Hindari makanan bertalkali seperti ;Amandel,susu mentega,kastanye,sari buah jeruk,kelapa,kepala susu,buah-buahan (kecuali jagung, miju-miju)

    Makanan berkarbohidrat – AsetaminofenEfek asetaminofen dapat berkurang . Asetaminofen adalah obat pengjilang nyeri dan demam yang masyhur . Akibatnya ; nyeri atau demam mungkin tidak hilang sebagaimana mestinya .Sumber karbohidrat : Roti,Biskuit,korma,jeli dll.Nama paten asetaminofenAnacin-3,Bromo-seltzer,Datlir,Excedrin PM,Febrinol,Liquiprin,percogesic,Phenaphen,Tapar,Tempra,Tylenol,Valadol.

    Sate sapi atau hamburger – Obat asma (Turunanan teofilin)Efek obat asma dapat berkurang .Obat asma membuka jalan udara di paru-paru dan mempermudah pernapasan penderita asma . Akibatnya ; asma mungkin tidak terkendali dengan baik.

    Makanan berserat banyak – Digoksin (Lanoksin)Efek digoksin dapat berkurang,Digoksin digunakan untuk mengobati layu jantungan untuk menormalkan kembali denyut jantung yang tak beraturan.Akibatnya ; Kondisi yang diobati mungkin tidak terkendali dengan baik.Gunakan digoksin satu jam sebelum atau dua jam sesudah menyantap makanan yang beserat banyak seperti ;Sari buah prem,serealia beras,makanan dari gandum,biji-bujian ,sayuran mentah,sayuran berdaun yang sudah dimasak,dan buah-buahan.

    Susu Dan Produk Susu – Antibiotika TetrasiklinEfek tetrasiklin dapat berkurang . Tetrasikilin adalah antibiotika yang digunakan untuk melawan infeksi. Akibatnya ; Infeksi yang diobati mungkin tidak terkendali dengan baik. Untuk mencegah interaksi,gunakan tetrasiklin satu jam sebelum atau dua jam sesudah minum susu atau produk susu.Kekecualian ; Doksisiklin (Doxychel,Vibramycin,Vibratab) dan monosiklin (Minocin).

I . INTERAKSI OBAT DENGAN OBAT 

Page 10: Dwicky Uts Farasi

Interaksi obat adalah kejadian di mana suatu zat mempengaruhi aktivitas obat. Efek-efeknya bisa meningkatkan atau mengurangi aktivitas, atau menghasilkan efek baru yang tidak dimiliki sebelumnya. Biasanya yang terpikir oleh kita adalah antara satu obat dengan obat lain. Tetapi, interaksi bisa saja terjadi antara obat dengan makanan, obat dengan herbal, obat dengan mikronutrien, dan obat injeksi dengan kandungan infus.Interaksi obat bisa ditimbulkan oleh berbagai proses, antara lain perubahan dalam farmakokinetika obat tersebut, seperti Absorpsi, Distribusi, Metabolisme, dan Ekskresi (ADME) obat. Kemungkinan lain, interaksi obat merupakan hasil dari sifat-sfat farmakodinamik obat tersebut, misal, pemberian bersamaan antara antagonis reseptor dan agonis untuk reseptor yang sama.Interaksi obat yang paling umum melibatkan hati. Beberapa obat dapat memperlambat atau mempercepat proses enzim hati. Ini dapat mengakibatkan perubahan besar pada tingkat obat lain dalam aliran darah yang memakai enzim yang sama. Beberapa obat memperlambat proses ginjal. Ini meningkatkan tingkat bahan kimia yang biasanya dikeluarkan oleh ginjal.

    Interaksi Obat Mempengaruhi ADME ObatDi dalam tubuh obat mengalami berbagai macam proses hingga akhirnya obat di keluarkan lagi dari tubuh. Proses-proses tersebut meliputi, absorpsi, distribusi, metabolisme (biotransformasi), dan eliminasi. Dalam proses tersebut, bila berbagai macam obat diberikan secara bersamaan dapat menimbulkan suatu interaksi. Selain itu, obat juga dapat berinteraksi dengan zat makanan yang dikonsumsi bersamaan dengan obat.Interaksi yang terjadi di dalam tubuh dapat dibedakan menjadi dua, yaitu interaksi farmakodinamik dan interaksi farmakokinetik. Interaksi farmakodinamik adalah interaksi antar obat (yang diberikan berasamaan) yang bekerja pada reseptor yang sama sehingga menimbulkan efek sinergis atau antagonis. Interaksi farmakokinetik adalah interaksi antar 2 atau lebih obat yang diberikan bersamaan dan saling mempengaruhi dalam proses ADME (absorpsi, distribusi, metabolisme, dan eliminasi) sehingga dapat meningkatkan atau menurunkan salah satu kadar obat dalam darah. Selanjutnya akan dibahas lebih lanjut tentang interaksi farmakokinetik.

Interaksi Famakokinetik1. Interaksi pada proses absorpsiInteraksi dala absorbs di saluran cerna dapat disebabkan karenaa. Interaksi langsung yaitu terjadi reaksi/pembentukan senyawa kompleks antar senyawa obat yang mengakibatkan salah satu atau semuanya dari macam obat mengalami penurunan kecepatan absorpsi.Contoh: interaksi tetrasiklin dengan ion Ca2+, Mg2+, Al2+ dalam antasid yang menyebabkan jumlah absorpsi keduanya turun.

b. Perubahan pHInteraksi dapat terjadi akibat perubahan harga pH oleh obat pertama, sehingga

Page 11: Dwicky Uts Farasi

menaikkan atau menurukan absorpsi obat kedua.Contoh: pemberian antasid bersama penisilin G dapat meningkatkan jumlah absorpsi penisilin G

c. Motilitas saluran cernaPemberian obat-obat yang dapat mempengaruhi motilitas saluan cerna dapat mempegaruhi absorpsi obat lain yang diminum bersamaan.Contoh: antikolinergik yang diberikan bersamaan dengan parasetamol dapat memperlambat parasetamol.2. Interaksi pada proses distribusiDi dalam darah senyawa obat berinteraksi dengan protein plasma. Seyawa yang asam akan berikatan dengan albumin dan yang basa akan berikatan dengan α1-glikoprotein. Jika 2 obat atau lebih diberikan maka dalam darah akan bersaing untuk berikatan dengan protein plasma,sehingga proses distribusi terganggu (terjadi peingkatan salah satu distribusi obat kejaringan).Contoh: pemberian klorpropamid dengan fenilbutazon, akan meningkatkan distribusi klorpropamid.3. Interaksi pada proses metabolismea. Hambatan metabolismePemberian suatu obat bersamaan dengan obat lain yang enzim pemetabolismenya sama dapat terjadi gangguan metabolisme yang dapat menaikkan kadar salah satu obat dalam plasma, sehingga meningkatkan efeknya atau toksisitasnya.Cotoh: pemberian S-warfarin bersamaan dengan fenilbutazon dapat menyebabkan mengkitnya kadar Swarfarin dan terjadi pendarahan.

b. Inductor enzimPemberian suatu obat bersamaan dengan obat lain yang enzim pemetabolismenya sama dapat terjadi gangguan metabolisme yang dapat menurunkan kadar obat dalam plasma, sehingga menurunkan efeknya atau toksisitasnya.Contoh: pemberian estradiol bersamaan denagn rifampisin akan menyebabkan kadar estradiol menurun dan efektifitas kontrasepsi oral estradiol menurun.4. Interaksi pada proses eliminasia. Gangguan ekskresi ginjal akibat kerusakan ginjal oleh obatjika suatu obat yang ekskresinya melalui ginjal diberikan bersamaan obat-obat yang dapat merusak ginjal, maka akan terjadi akumulasi obat tersebut yang dapat menimbulkan efek toksik.Contoh: digoksin diberikan bersamaan dengan obat yang dapat merusak ginjal (aminoglikosida, siklosporin) mengakibatkan kadar digoksin naik sehingga timbul efek toksik.

b. Kompetisi untuk sekresi aktif di tubulus ginjalJika di tubulus ginjal terjadi kompetisi antara obat dan metabolit obat untuk sistem trasport aktif yangsama dapat menyebabkan hambatan sekresi.Contoh: jika penisilin diberikan bersamaan probenesid maka akan menyebabkan klirens penisilin turun, sehingga kerja penisilin lebih panjang.

Page 12: Dwicky Uts Farasi

c. Perubahan pH urinBila terjadi perubahan pH urin maka akan menyebabkan perubahan klirens ginjal. Jika harga pH urin naik akan meningkatkan eliminasi obat-obat yang bersifat asam lemah, sedangkan jika harga pH turun akan meningkatkan eliminasi obat-obat yang bersifat basa lemah.Contoh: pemberian pseudoefedrin (obat basa lemah) diberikan bersamaan ammonium klorida maka akan meningkatkan ekskersi pseudoefedrin. Terjadi ammonium klorida akan mengasamkan urin sehingga terjadi peningkatan ionisasi pseudorfedrin dan eliminasi dari pseudoefedrin juga meningkat.

    BEBERAPA CONTOH INTERAKSI OBAT DENGAN OBAT

•    INTERAKSI OBAT PADA PENGOBATAN INFEKSI BEKTERI (INTERAKSI ANTIBIOTIKA)

o    Aminoklikosida – Antibiotika sefalosporinEfek samping merugikan dari masing-masing obat dapat meningkat.Akibatnya ; ginjal mungkin rusak. Gejala yang dilaporkan : pengeluaran air kemih berkurang,ada darah dalam air kemih,rasa haus yang berkelebihan,hilang nefsu makan,pusing,mengantuk dan mual.

o    Aminoglikosida – Digoksin (Lanoxin)Efek digoksin dapat berkurang .Digoksin digunakan untuk mengobati layu jantung dan untuk menormalkan kembali denyut jantung yang tak teratur .Akibatnya ; kelainan jantung mungkin tidak terkendali dengan baik.Catatan ; Hanya aminoglikosida neomisin (Mycifradin,Neobiotic) yang berinteraksi.

o    Sefalosporin – Kloramfenikol (Chloromycetin, Mychel Kombinasi ini dapat menekan sumsum tulang belakang secara berlebihan. Gejala yang dilaporkan ; sakit tenggorokan ,demam,kedinginan,tukak mulut,perdarahan atau memar di seluruh tubuh ,tinja hitam pekat dan kehilangan tenaga yang tidak lazim. Kloramfenikol diberikan untuk infeksi yang berbahaya,yang tidak cocok bila diobati dengan antibiotika lain yang kurang begitu efektif.

•    INTERAKSI OBAT PADA PENANGANAN KELAINAN JANTUNG

o    Obat angina /antiaritmika – DiuretikaKombinasi ini dapat menyebabkan tekanan darah turun terlalu rendah.Akibatnya ; Hipotensi postural dengan gejala yang menyertainya: pusing,lemah,pingsan,penurunan tekanan darah yang hebat dapat menyebabkan kejang dan syok. Diuretika menghilangkan kelebihan cairan dari tubuh dan digunakan

Page 13: Dwicky Uts Farasi

untuk mengobati tekanan darah tinggi dan layu jantung.

o    Disopiramida (Norpace) – Biperiden (Akineton)Kombinasi ini dapat menimbulkan efek antikolinergik yang berlebihan.Akibatnya ; Mulut kering,penglihatan kabur,pusing,nanar,rasa tak enak pada lambung,sembelit,kencing sulit,mungkin timbul psikosis toksik (disorientasi,agitasi,meracau) sikrimin digunakan untuk mengendalikan tremor akibat penyakit perkinson atau akibat pengobatan dengan antipsikotika.

o    Disopiramida (Norpace) – Fenitoin (Dilantin)Efek disopiramida dapat berkurang . Akibatnya ; denyut jantung yang tak teratur dapat dikendalikan dengan baik. Fenitoin digunakan untuk mengendalikan kejang pada kelainan seperti ayan. Obat lain yang mirip fenitoin juga berinteraksi ,misalnya mesantoin (mefinitoin) dan peganone (etotoin).

•    INTERAKSI PADA PENANGANAN AYAN DAN KEJANG 

o    Fenitoin (Dilantin) – Trimetadion (Tridione)Efek trimetadion dapat berkurang. Trimetadion juga merupakan antikonvulsan yang digunakan untuk mengendalikan serangan jantung.Akibatnya ; Kemampuan mengendalikan serangan kejang dapat hilang kecuali jika dosis disesuaikan .Karena kedua obat merupakan depresan system saraf pusat,amati terjadinya gejala akibat depresi berlebihan : mengantuk,pusing,nanar,dan hilang kewaspsadaan mental.

o    Primidon (Mysoline) – Fenitoin (Dilantin)Efek fenitoin dapat berkurang . Fenitoin juga meripakan antikonvulsan yang digunakan untuk mengendalikan kejang . Akibatnya ; serangan kejang tak dapat dikendalikan sesuai dengan yang dikehendaki. Interaksi ini beragam,bergantung pada perorangan. Pada beberapa pasien efek fenitoin dapat bertambah jika dosis primidon meningkat; pada pasien lain efek primidon yang meningkat.

o    Fenitoin (Dilantin) – Metilfenidat (Ritalin)Efek fenitoin dapat meningkat. Akibatnya ; efek samping yang merugikan mungkin terjadi akibat terlalu banyak fenitoin. Gejala yang dilaporkan antara lain gangguan penglihan,nanar. Metilfenidat digunakan untuk menanggulangi perilaku hiperkinetik serta gangguan belajar pada anak-anak ,narkolepsi,depresi ringan ,acuh tak acuh atau pikun.

III. INTERAKSI OBAT DENGAN KOSMETIK

Page 14: Dwicky Uts Farasi

Interaksi obat pada kulit terhadap bahan pengawet ,dalam hal ini bahan pengawet yang terdapat di dalam kosmetika dan obat-obat oles ,dapat berupa dermatitis (eksema) dengan tanda-tanda kulit kering ,bersisik,merah ,berlempuh sampai basah atau retak-retaknya kulit. Reaksi bisa ringan atau berat dan biasanya disertai dengan rasa terbakar dan gatal.Reaksi dapat timbul sebagai urtika atau kadang-kadang berupa pembengkakan lokal. Sering terjadi timbulnya reaksi kulit pada pemakaian pertama kali dari obat oles atau kosmetika pada kulit yang terluka atau sedang mengalami iritasi.Interaksi obat pada penyalahgunaan kosmetik dimana kulit yang wajah yang sensitif cepat sekali memberikan reaksi iritasi jika salah dalam merawatnya. Biasanya,kulit wajah yang sensitive akan cepat memerah jika kosmetika yang dipakai tidak cocok. Terasa pedih dan kemudian akan muncul bimtik-bintik merah yang mengakibatkan kulit menjadi mudah teriritasi . Alkohol yang terkandung dalam kosmetik biasanya sering menyebabkan iritasi.Iritan adalah substansi yang akan menginduksi dermatitis pada setiap orang jika terpapar pada kulit ; pada konsentrasi yang cukup,pada waktu yang sufisien dengan frekuensi yang sufisien. Masing-masing individu memiliki predisposisi yang berbeda terhadap berbagai iritan,tetapi jumlah yang rendah dari iritan menurunkan dan secara bertahap mencegah kecenderungan untuk meninduksi dermatitis. Zat-zat iritan mempunyai efek eritem,mengeringkan dan peeling,zat-zat iritan golongan kemikal ,zat ini dapat dalam bentuk larutan,bedak kocok,kompres,pasta,krem,dan bahan pembersih (cleansing preparation).1.     Sulfur Dapat berupa unsure (elemental) sulfur atau ikatan (compound) sulfur. Menurut Mills   dan Kligman (1972) untuk sulfur bersifat komedogenik.2. Resorsin     Konsentrasi resorsin 1-10 %,pemakaian bahan ini berkurang setelah dikenal benzoil perokaida 3. Asam Salisilat    Asam salisilat selain sebagai iritan juga mempunyai sifat keratolitik pada konsentrasi diatas 3 %.4. Asam Vitamin A (Asam retionik,tretinoin) mempunyai efek sebagai iritan5. Benzoil peroksida ,mempunyai efek sebagai iritan

Anti Iritasi merupakan aspek vital dari formula perawatan kulit. Apapun penyebabnya ,iritasi adalah permasalan untuk semua jenis kulit ,namun sangat sulit untuk dihindari,apakah itu Karena matahari,kerusakan oksidatif dari polusi,atau dari produk perawatan kulit yang digunakan ,iritasi dapat menjadi permasalahan terus menerus dari kulit. Ironisnya,bahkan bahan-bahan yang dibutuhkan seperti zat-zat tbir surya,pengawet,exofilant kulit ,dan zat-zat pembersih dapat menyebabkan iritasi . Bahan-bahan lain seperti pewangi,menthol, dan ekstrak tanaman yang menyebabkan kulit sensitif adalah penyebab utama iritasi dan umumnya tidak memberikan hasil yang menguntungkan bagi kulit ,jadi pengunaan zat-zat ini tidak berguna,setidaknya jika serius ingin menciptakan dan mempertahankan kulit yang sehat.Anti Iritasi sangat membantu karena memberikan waktu penyembuhan bagi kulit dan

Page 15: Dwicky Uts Farasi

mengurangi permasalahan oksidatif dan sumber kerusakan eksternal .Anti iritasi seperti metil salisilat bekerja sebagai anti iritan lokal dan mampu berpenetrasi sehingga menghasilkan efek analgesis.

Upaya pengobatan dermatitis kontak iritan yang terpenting adalah menyingkirkan pajanan bahan iritan,baik yang bersifat mekanik,fisik maupun kimiawi. Bila hal ini dapat dilaksanakan dengan sempurna,dan tidak terjadi komplikasi,maka dermatitis iritan tersebut akan sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan topikal ,mungkin cukup dengan pelembab untuk memperbaiki kulit yang kering. Apila diperlukan,untuk mengatasi peradangan dapat diberikan kortikosteroid topical,misalnya hodrokortison atau untuk kelainan yang kronis bisa diawali dengan kortikosteroid yang lebih kuat. Pemakaian alat pelindung yang adekuat diperlukan bagi mereka yang bekerja dengan bahan iritan,untuk mencegah kontak dengan bahan tersebut.Interaksi Obat Acne Vulgaris Pada Penanganan Lesi Inflamasi dan Komedo Tertutup dan TerbukaCara Kerja Obat :Tretinoin bekerja dengan mengeliminasi peningkatan keratinisasi dan penebalan epitel folikel dengan cara mempercepat pergantian sel. Clindamycin phospate bekerja dengan menghambat produksi enzim dan inflamasi atau aktivitas oleh P. acnes pada sebum.Interaksi Obat :- Dengan sabun atau kosmetik yang mengandung obat atau bersifat abrasive.- Cleanser atau preparat jerawat yang mengandung peeling agent seperti resorcinol,     salicylic acid, sulfur.- Preparat topikal yang mengandung alkohol seperti after-shave lotion, astringent, perfumed toiletris, shaving cream atau lotion.- Kosmetik atau sabun yang mempunyai sifat mengeringkan.- Dengan produk untuk rambut seperti semir rambut atau penghilang bulu.- Obat-obat yang membuat fotosensitif seperti fluoroquinolone, phenothiazine, sulfonamide, thiazide diuretic.

http://defiandhayani.blogspot.com/2012/10/interaksi-obat.html

R/ ICaptopril

Clonidin

Dicynon

Transamin

Pycin

Vitamin C

Panso

Page 16: Dwicky Uts Farasi

Neulin

Cepiran

Neurobion

Ranitidine

Interaksi Obat :

Captopril

- alopurinol : resiko besar untuk hipersensitifitas dengan coadministration- antasid : mungkin menurunkan bioavailabilitas dari kaptopril- capsaicin : batuk kemungkinan bertambah parah- digoksin : menaikkan tingkatan digoksin- makanan : menurunkan bioavailabilitas dari kaptopril- indometasin : bisa mengurangi efek hipotensif- lithium : menaikkan kadar lithium dan kemungkinan terjadi gejala keracunan lithium- Phenothiazine : kemungkinan menaikkan efek kaptopril- Probenecid : menaikkan kadar kaptopril dalam darah dan menurunkan total klirens.

Clonidin

- efek antihipertensi dipertinggi oleh oleh diuretika, vasodilator, dan ß-bloker.- menurunkan detak jantung dan disritmia dengan ß-bloker dan atau glikosida jantung.- pengurangan efek menurunkan tekanan darah jika digunakan dengan antidepresan trisiklis

Dicynon (etamsilat)

---

Transamin (Asam Traneksamat)

resiko penggumpalan darah meningkat jika digunakan dengan kontrasepsi oral yang mengandung Estrogen.

Pycin [sulfamicin (ampisilin + sulbaktam)]

Dengan Obat Lain :

Meningkatkan efek toksik:

1. Disulfiran dan probenezid kemungkinan meningkatkan kadar ampisilin.

2. Warfarin kemungkinan dapat meningkatkan kadar ampisilin

3. Secara teori, jika diberikan dengan allopurinol dapat meningkatkan efek ruam.

Page 17: Dwicky Uts Farasi

Menurunkan efek:

Dicurigai ampisilin juga dapat menurunkan efek obat kontrasepsi oral.

Dengan Makanan :

Makanan dapat menurunkan tingkat absorbsi ampisillin, sehingga kemungkinan akan menurunkan kadar ampisillin.

Vitamin C

Dengan Obat Lain :

Meningkatkan efek / toksisitas : asam askorbat meningkatkan absorpsi besi dari saluran cerna. Bila asam askorbat diberikan bersama kontrasepsi oral maka akan meningkatkan efek kontrasepsi. Menurunkan efek : asam askorbat dapat menurunkan level fluphenazine, asam askorbat bila diberikan dengan warfarin maka akan menurunkan efek antikoagulan.

Panso (Pantoprazole)

Dapat mempengaruhi penyerapan obat-obat yang absorbansinya tergantung dari pH (Ketokonazol)

Neulin (Citicoline)

---

Cepiran

---

Neurobion

Mengurangi efek levodopa

Ranitidine

Dengan Obat Lain :

Meningkatkan efek/toksisitas siklosporin (meningkatkan serum kreatinin), gentamisin (blokade neuromuskuler), glipizid, glibenklamid, midazolam (meningkatkan konsentrasi), metoprolol, pentoksifilin, fenitoin, kuinidin, triazolam. Mempunyai efek bervariasi terhadap warfarin. Antasida dapat mengurangi absorpsi ranitidin. Absorpsi ketokonazol dan itrakonazol berkurang; dapat mengubah kadar prokainamid dan ferro sulfat dalam serum, mengurangi efek nondepolarisasi relaksan otot, cefpodoksim, sianoklobalamin (absorpsi berkurang), diazepam dan oksaprozin, mengurangi toksisitas atropin. Penggunaan etanol dihindari karena dapat menyebabkan iritasi mukosa lambung.

Page 18: Dwicky Uts Farasi

Dengan Makanan :

Makanan tidak mengganggu absorpsi ranitidin.

INTERAKSI DARI R/ I

Interaksi antara captopril dan ranitidine menyebabkan neuropati.

Page 19: Dwicky Uts Farasi

R/ IIISDN

Simvastatin

Terfacef seftriaxon

Metronidazol

Nasta

Panso

Vitamin C

Cipro

Dopamine

Interaksi Obat :

ISDN

Dengan Obat Lain :

Penginduksi CYP3A4: Penginduksi CYP3A4 dapat menurunkan kadar/efek isosorbid dinitrat. Contoh obat ini adalah aminoglutethimid, karbamazepin, nafsilin, nevirapin, fenobarbital, fenitoin, and rifamisin.

Penghambat CYP3A4: Dapat meningkatkan kadar/efek isosorbid dinitrat. Contoh obat ini adalah antifungi golongan azol, kalritromisin, diklofenak, doksisiklin, eritromisin, imatinib, isoniazid, nefazodon, nikardipin, propofol, penghambat protease,kuinidin, telithromisin, dan verapamil. Sildenafil, tadalafil, vardenafil: Menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik bila digunakan bersama (kontraindikasi), harus diberi interval 24 jam.

Etanol: dapat meningkatkan risiko hipotensi.

Metotreksat : Meningkatkan toksisitas Metotreksat dengan menurunkan eliminasi di ginjal.

Dengan Makanan :

Obat ini bisa diberikan tanpa terpengaruh oleh adanya makanan.

Simvastatin

Dengan Obat Lain :

Page 20: Dwicky Uts Farasi

Efek Cytochrome P450: substrat CYP3A4 (mayor); menghambat CYP2C8/9 (lemah), 2D6 (lemah)

Meningkatkan efek/toksisitas : resiko myopathy/rhabdomyolyis dapat meningkat dengan pemberian bersama senyawa penurun lipid yang dapat menyebabkan rhabdomyolysis (gemfibrozil, turunan asam fibrat atau niasin pada dosis = 1 g/ hari),atau selama penggunaan bersama inhibitor CYP3A4 kuat .

Inhibitor CYP3A4 dapat meningkatkan efek/kadar simvastatin;contoh inhibitor meliputi:antifungi golongan azol,klaritromisin,diklofenak,doksisiklin, eritromisin,imatinib,isoniazid,nefazodon,nicardipin,propofol,inhibitor protease,kuinidin, telitromisin dan verapamil.Dalam jumlah besar ( > 1 quart/hari, 1 quart = 0,9463 L), jus grapefruit dapat meningkatkan serum konsentrasi simvastatin, meningkatkan risiko rhabdomyolysis. Pada umumnya penggunaan bersama dengan inhibitor CYP3A4 tidak direkomendasikan; produsen merekomendasikan pembatasan dosis simvastatin hingga 20 mg/hari jika digunakan dengan amiodaron atau verapamil, dan 10 mg/hari jika digunakan dengan siklosporin,gemfibrozil atau turunan asam fibrat.

Efek antikoagulan warfarin dapat ditingkatkan oleh simvastatin. Efek penurun kolesterol aditif bila digunakan bersama dengan golongan sekuestran asam empedu (kolestipol atau kolestiramin). Menurunkan efek: Jika digunakan dalam 1 jam sebelum atau hingga 2 jam sesudah kolestiramin, penurunan absorpsi simvastatin dapat terjadi.

Dengan Makanan :

Hindari penggunaan etanol yang berlebihan (potensial mengakibatkan efek hepatik) Konsentrasi serum simvastatin dapat ditingkatkan jika digunakan dengan jus grapefruit ; hindari penggunaan bersama dengan jus dalam jumlah besar ( > 1 quart/hari, 1 quart = 0,9463 L) St. John’s wort dapat menurunkan efek simvastatin.

Terfacef (Seftriaxon)

Dengan Obat Lain :

Chephalosporin : menigkatkan efek antikoagulan dari derivat kumarin(Dikumarol dan Warfarin)

Agen urikosurik: (Probenesid, Sulfinpirazon) dapat menurunkan ekskresi sefalosporin, monitor efek toksik.

Metronidazol

Dengan Obat Lain :

Efek Cytochrome P450 : menghambat CYP2C8/9 (lemah), 3A4 (moderate)

Page 21: Dwicky Uts Farasi

Meningkatkan efek/toksisitas : Etanol dapat menyebabkan reaksi seperti disulfiram. Warfarin dan metronidazol dapat meningkatkan bleeding time (PT) yang menyebabkan perdarahan. Simetidin dapat meningkatkan kadar metronidazol.

Metronidazol dapat menghambat metabolisme cisaprid, menyebabkan potensial aritmia; hindari penggunaan secara bersamaan. Metronidazol dapat meningkatkan efek/toksisitas lithium. Metronidazol dapat meningkatkan efek/toksisitas benzodiazepin tertentu, calcium channel blocker, siklosporin, turunan ergot, HMG-Coa reduktase inhibitor tertentu, mirtazapine, nateglinid, nefazodon, sildenafil ( dan PDE-5 inhibitor yang lain), takrolimus, venlafaxine, dan substrat CYP3A4 yang lain.

Menurunkan efek: fenobabital, fenobarbital (inducer enzim yang lain), dapat menurunkan efek dan waktu paro metronidazol

Dengan Makanan :

Konsentrasi puncak serum antibiotik diturunkan dan terjadi delay (terlambat), tetapi jumlah total obat yang diabsorbsi tidak dipengaruhi.

Nasta

Panso

Dapat mempengaruhi penyerapan obat-obat yang absorbansinya tergantung dari pH (Ketokonazol)

Vitamin C

Dengan Obat Lain :

Meningkatkan efek / toksisitas : asam askorbat meningkatkan absorpsi besi dari saluran cerna. Bila asam askorbat diberikan bersama kontrasepsi oral maka akan meningkatkan efek kontrasepsi. Menurunkan efek : asam askorbat dapat menurunkan level fluphenazine, asam askorbat bila diberikan dengan warfarin maka akan menurunkan efek antikoagulan.

Ciprofloxacin

Dengan Obat Lain :

Meningkatkan efek:

Meningkatkan efek toksik dari substrat CYP1A2 (seperti; aminofilin, fluvoxamine, mexiletin, mirtazapin, ropinirol, trifluoperazin), gliburid, metotreksat, ropivacaine, teofilin, dan warfarin. Jika digunakan dengan kortikosteroid maka akan dapat meningkatkan kerusakan tendon. Jika digunakan dengan foscarnet dapat meningkatkan efek kejang. Probenezid kemungkinan meningkatkan kadar siprofloksasin.

Page 22: Dwicky Uts Farasi

Menurunkan efek:

Antasida, suplemen elektrolit oral, quinapril, sukralfat, kemungkinan juga siprofloksasin dapat menurunkan kadar fenitoin

Dengan Makanan :

Makanan (kalsium yang ada dalam sari buah, multivitamin dan mineral)kemungkinan menganggu penyerapan siprofloksasin pada saluran cerna akibat efek kation divalen dan trivalen.Sebaiknya obat digunakan 2 jam sebelum makan atau 6 jam setelah makan. Jika siprofloksasin dalam bentuk obat lepas lambat, digunakan 4 jam sebelum makan dan 6 jam setelah makan. Kofein (dari kopi), jika dikonsumsi bersamaan dengan siprofloksasin dapat meningkatkan efek detak jantung yang berlebihan atau stimulasi SSP meningkat.

Dopamine

Dengan Obat Lain :

Meningkatkan efek/toksisitas : efek dopamin diperpanjang dan ditingkatkan oleh MAO inhibitor; alpha dan beta-adrenergic blockers, cocaine, anestetik umum, metilldopa,fenitoin, reserpin dan antidepresan trisiklik. Menurunkan efek: Efek antidepresan trisiklik diturunkan jika digunakan bersama dengan dopamin. Efek hipotensif guanetdin hanya berefek sebagian; memerlukan simpatomimetik kerja langsung.

INTERAKSI DARI R/ II

Tidak ada interaksi.

Page 23: Dwicky Uts Farasi

R/ IIIISDN

Pronalges

Ceftriaxon

Neurobion 5000

Nausea amp

Vitamin C

Dicynon amp

Vitamin K

Transamin

Interaksi obat

ISDN

Dengan Obat Lain :

Penginduksi CYP3A4: Penginduksi CYP3A4 dapat menurunkan kadar/efek isosorbid dinitrat. Contoh obat ini adalah aminoglutethimid, karbamazepin, nafsilin, nevirapin, fenobarbital, fenitoin, and rifamisin.

Penghambat CYP3A4: Dapat meningkatkan kadar/efek isosorbid dinitrat. Contoh obat ini adalah antifungi golongan azol, kalritromisin, diklofenak, doksisiklin, eritromisin, imatinib, isoniazid, nefazodon, nikardipin, propofol, penghambat protease,kuinidin, telithromisin, dan verapamil. Sildenafil, tadalafil, vardenafil: Menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik bila digunakan bersama (kontraindikasi), harus diberi interval 24 jam.

Etanol: dapat meningkatkan risiko hipotensi.

Metotreksat : Meningkatkan toksisitas Metotreksat dengan menurunkan eliminasi di ginjal.

Dengan Makanan :

Obat ini bisa diberikan tanpa terpengaruh oleh adanya makanan.

Pronalges (Ketoprofen)

Dengan Obat Lain :

Page 24: Dwicky Uts Farasi

Obat antikoagulan & antitrombosis : Sedikit memperpanjang waktu prothrombin & Waktu thromboplastin parsial. Jika Pasien menggunakan antikoagulan (warfarin) atau zat thrombolitik (streptokinase), waktu prothrombin harus dimonitor.

Lithium : Meningkatkan toksisitas Lithium

Obat yg terikat pada protein plasma : Menggeser ikatan dengan protein plasma, sehingga dapat meningkatkan munculnya efek samping

Obat Diuretik : Meningkatkan risiko kerusakan ginjal

AINS : Meningkatkan efek samping

Probenesid : meningkatkan toksisitas Ketorolac.

Metotreksat : Meningkatkan toksisitas Metotreksat dengan menurunkan eliminasi di ginjal.

Ceftriaxon

Dengan Obat Lain :

Chephalosporin : menigkatkan efek antikoagulan dari derivat kumarin(Dikumarol dan Warfarin)

Agen urikosurik: (Probenesid, Sulfinpirazon) dapat menurunkan ekskresi sefalosporin, monitor efek toksik.

Neurobion

Mengurangi efek levodopa

Nausea amp

Analgesik opiat dapat meningkatkan depresi sistem saraf pusat. Hindari alkohol karena dapat meningkatkan depresi sistem saraf pusat.

Vitamin C

Dengan Obat Lain :

Meningkatkan efek / toksisitas : asam askorbat meningkatkan absorpsi besi dari saluran cerna. Bila asam askorbat diberikan bersama kontrasepsi oral maka akan meningkatkan efek kontrasepsi. Menurunkan efek : asam askorbat dapat menurunkan level fluphenazine, asam askorbat bila diberikan dengan warfarin maka akan menurunkan efek antikoagulan.

Page 25: Dwicky Uts Farasi

Dicynon (etamsilat)

---

Vitamin K

Dengan Obat Lain :

Fitonadione dapat mengurangi efek koagulan warfarin, pemberian fitonadione secara oral tidak diabsorpsi dengan baik jika diberikan bersamaan dengan orlistat.

Transamin (Asam Traneksamat)

resiko penggumpalan darah meningkat jika digunakan dengan kontrasepsi oral yang mengandung Estrogen.

INTERAKSI DARI R/ III

Interaksi antara seftriakson dan dicynon menyebabkan kemungkinan terjadinya keracunan seftriakson pada pasien dengan gangguan ginjal (menghambat ekskresi).

Page 26: Dwicky Uts Farasi

R/ IVCefizox seftizoksim

Tranexid

Vitamin K

Dcynon

Panso

Neurotam

Interaksi Obat :

Cefizox (seftizoksim)

Pemberian bersama-sama dengan aminoglikosida dapat mengakibatkan inaktivasi. Bila diberikan bersamaan sebaiknya diinjeksikan pada tempat (bagian tubuh) yang berbeda. Jangan mencampur kedua obat ini dalam kantong atau botol infus yang sama.

Dengan vancomycin dapat terjadi pengendapan sehingga untuk pemberian dengan infus harus dibilas terlebih dahulu bila menggunakan selang yang sama.

Tranexid

resiko penggumpalan darah meningkat jika digunakan dengan kontrasepsi oral yang mengandung Estrogen.

Vitamin K

Dengan Obat Lain :

Fitonadione dapat mengurangi efek koagulan warfarin, pemberian fitonadione secara oral tidak diabsorpsi dengan baik jika diberikan bersamaan dengan orlistat.

Dicynon (etamsilat)

---

Panso (Pantoprazole)

Dapat mempengaruhi penyerapan obat-obat yang absorbansinya tergantung dari pH (Ketokonazol)

Neurotam

Pemberian bersama dengan ekstrak tiroid, menyebabkan confusion, iritabilitas dan gangguan tidur.

INTERAKSI DARI R/ IV

Page 27: Dwicky Uts Farasi

Interaksi antara seftriakson dan dicynon menyebabkan kemungkinan terjadinya keracunan seftriakson pada pasien dengan gangguan ginjal (menghambat ekskresi).

Dapus…..

Ganiswarna G.Sulistia, 1995, “Farmakologi dan Terapi” Edisi 4, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

OOP

IONI

Cape….deh….

http://awapt.blogspot.com/2010/06/contoh-interaksi-obat-dalam-resep.html