Top Banner
1

Dukungan SBY Jadi Pembeda “Rematch” Pilpres 31 Juli ...bigcms.bisnis.com/file-data/1/4197/8dc63176_Jun18-MultiPrimaSejaht...elite Partai Gerindra, Demokrat, PKS, dan PAN, sepekan

May 12, 2019

Download

Documents

doankhanh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Dukungan SBY Jadi Pembeda “Rematch” Pilpres 31 Juli ...bigcms.bisnis.com/file-data/1/4197/8dc63176_Jun18-MultiPrimaSejaht...elite Partai Gerindra, Demokrat, PKS, dan PAN, sepekan

[JAKARTA] Pilpres 2019 merupakan tanding ulang atau rematch pemilu sebe-lumnya, yakni antara Joko Widodo dan Prabowo Subianto.

Pertemuaan intens para e l i te Par ta i Gerindra , Demokrat, PKS, dan PAN, sepekan terakhir akhirnya mengerucut pada koalisi yang mendaulat Prabowo sebagai bakal capres. Kubu penantang petahana ini tinggal merumuskan siapa bakal cawapres pendam-ping Prabowo.

Rematch Pilpres 2014 diharapkan tidak mengu-lang kesalahan yang sama yakni memainkan isu SARA dan menghalalkan kampanye hitam yang ber-dampak pada polarisasi ber-kepanjangan di tingkat ba-wah.

“Semua mendengar bahwa Pak SBY menyam-paikan bahwa capres Pak Prabowo. Saya kira mena-rik kalau ada rematch anta-ra Pak Prabowo dan Pak Jokowi,” kata Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan, Senin (30/7).

Prabowo dan Jokowi se-belumnya berkompetisi pa-da Pilpres 2014. Ketika itu, Prabowo berpasangan de-ngan Hatta Rajasa, sedang-kan Jokowi didampingi Jusuf Kalla (JK). Partai Demokat kala itu tidak me-mihak Prabowo-Hatta mau-pun Jokowi-JK. Jokowi-JK akhirnya sebagai pemenang Pemilu 2014-2019.

Menurut Hinca, pihak-nya menjadi energi tam-bahan untuk berhadapan

dengan Jokowi pada 2019. “Energinya akan berlebih. Jangan lupa, pada pilpres lalu Pak SBY dan Demokrat belum menggunakan ke-mampuannya untuk turun. Kali ini kami turun full. Jadi rematch ini akan menarik,” tegasnya.

Kekuatan penuh yang dimaksud Hinca adalah ka-rena SBY turun langsung. “Kami semua mesin partai turun langsung. Kalau isti-lah tadi di Gerindra kami bicara bahwa Pak SBY itu turun gunung,” katanya.

Pada bagian lain, ia mengungkapkan, SBY telah bertemu dengan Prabowo, Ketum PAN Zulkifli Hasan, dan Ketum PKS Sohibul Iman. Nantinya pertemuan

bersama pimpinan empat parpol tersebut bakal dilak-sanakan.

Demokrat, Gerindra, PAN, dan PKS telah mem-punyai kesamaan visi. Pintu masih dibuka untuk partai lain. “Kami sudah bicara dengan Partai Berkarya, Partai Bulan Bintang dan lain-lain,” imbuhnya.

Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani mengung-k a p k a n , p e r t e m u a n Prabowo-SBY didasari kondisi bangsa saat ini yang makin terpuruk sehingga perlupergantian pemimpin pada 2019 mendatang.

Muzani mengapresiasi Demokrat yang mendukung Prabowo sebagai bakal cap-res.

S e d a n g k a n K e t u a Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al-Jufri, seusai berte-mu SBY, menyampaikan bahwa koalisi semakin kuat dan semakin solid. Banyak visi dan misi yang sama serta kesepakatan yang sa-ma.

“Bahkan saya melihat titik pandang yang sama untuk bagaimana ke depan supaya lebih bagus di bi-dang ekonomi, bidang sosi-al dan seluruh aspek kehi-dupan yang kita cukup pri-hatin dengan apa yang ter-jadi pada saat ini,” katanya.

Pada kesempatan yang sama SBY menyatakan, PKS merupakan partai Islam yang amanah, ideal dengan sistem di Indonesia.

“Kami tidak menginginkan adanya tindakan radikal da-ri siapa pun, kelompok ma-na pun,” ungkapnya.

Pilpres sebaiknya tidak diibaratkan peperangan. Justru ajang Pileg dan Pilpres bertujuan untuk me-menangkan hati rakyat Indonesia.

“ K o m p e t i s i d a l a m Pemilu bukan (perang) Barata Yudha. Bukan untuk saling menghancurkan. (Tapi) saling berkompetisi siapa yang nanti mendapat-kan mandat dan kepercaya-an rakyat untuk lima tahun mendatang. Di situlah kori-dor kami, di situlah etika kami, moral politik yang akan kami junjung bersa-ma-sama,” kata SBY di Hotel Gran Melia, Jakarta, Senin (30/7).

Ketua DPP PAN Yandri Susanto menyatakan, pi-haknya menyambut baik keputusan Demokrat berga-bung ke koalisi. “Kami syu-kuri karena menambah jumlah kekuatan di koalisi,” kata Yandri.

Politik IdentitasSBY atau Demokrat se-

bagai pembeda bukan ha-nya terkait dukungan mela-inkan soal etika politik. Pad p e r t e m u a n d e n g a n Prabowo, SBY menegaskan agar jangan sampai politik identitas dan politik SARA secara ekstrem mendomina-si pelaksanaan pemilu.

Peneliti dari lembaga s u r v e i P o l t r a c k i n g Indonesia Agung Baskoro menilai dari nama-nama pa-ra calon yang beredar di ku-

bu penantang maupun pe-tahana yang menyinggung latar belakang ulama atau irisan ormas Islam menyi-ratkan isu politik identitas masih menjadi bahan kam-panye.

“Isu-isu politik identitas bakal menjadi bahan kam-panye sebagaimana kita da-pati saat Pilpres 2014 dan Pilkada DKI 2017 di mana ujungnya bertarung keras dua kubu,” katanya.

Ia berharap, pihak-pihak yang bertanding, pemimpin negeri, maupun penyeleng-gara pemilu bisa menetral-kan keadaan.

Anal is pol i t ik dar i Exposit Strategic Arif Suanto mengemukakan jika terjadi rematch maka repli-kasi pertarungan politik da-lam Pilkada Jakarta 2017 tampaknya berpeluang ter-jadi. Tanpa kesadaran ke-bangsaan kuat, kontestasi kekuasaan hanya akan me-nyuarakan kebencian poli-tik dan menghambat kema-juan demokrasi. [C-6/R-14/H-14]

Utama2 Sua ra Pem ba ru an Selasa, 31 Juli 2018

Cegah Isu SARA dan Kampanye Hitam

Dukungan SBY Jadi Pembeda “Rematch” Pilpres

langgeng
Rectangle
langgeng
Typewriter
31 Juli 2018, Suara Pembaruan|Hal.2