Drama Remaja AKU vs AYAHKU Budi Ros PEMBUKA GONG DUA BERBUNYI. PARA PEMAIN MUNCUL DARI PINTU MASUK AUDITORIUM, MENUJU PANGGUNG. SEMUA MENYAPA PENONTON DENGAN RAMAH : “ SELAMAT MALAM SEMUA, SELAMAT DATANG … APA KABAR ?. ” SESAMPAI DI PANGGUNG, PARA PEMAIN MENATA SET DAN PERALATAN LAINNYA. BAGUS, PEMIMPIN MEREKA, MEMBERI KOMANDO BAGAIMANA SET DAN PERALATAN HARUS DI TATA. KEMUDIAN DARI SALAH SATU SISI PANGGUNG MUNCUL MENEJER PANGGUNG, YANG MEMBERI TAHU BAHWA KOMANDO BAGUS TERNYATA SALAH. SET DAN SEMUA PERALATAN KEMUDIAN DI TATA ULANG SEPERTI PETUNJUK MENEJER PANGGUNG. SEMUA PEMAIN TURUT AKTIF MENYIAPKAN PERALATAN. MENEJER PANGGUNG DIBANTU BAGUS SESEKALI MENGECEK APAKAH SEMUA PERALATAN DITEMPATKAN PADA TEMPATNYA ATAU TIDAK. 1
313
Embed
Drama Remaja · Web viewSekarang, setelah aku sakit kau datang lagi untuk mengangkatku dan pasti akan menjatuhkan dari tempat yang lebih tinggi lagi. Pergilah Nimok itu lebih baik.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Drama Remaja
AKU vs AYAHKU Budi Ros
PEMBUKA
GONG DUA BERBUNYI.
PARA PEMAIN MUNCUL DARI PINTU MASUK AUDITORIUM, MENUJU
PANGGUNG. SEMUA MENYAPA PENONTON DENGAN RAMAH : “ SELAMAT
MALAM SEMUA, SELAMAT DATANG … APA KABAR ?. ”
SESAMPAI DI PANGGUNG, PARA PEMAIN MENATA SET DAN PERALATAN
LAINNYA. BAGUS, PEMIMPIN MEREKA, MEMBERI KOMANDO BAGAIMANA
SET DAN PERALATAN HARUS DI TATA.
KEMUDIAN DARI SALAH SATU SISI PANGGUNG MUNCUL MENEJER
PANGGUNG, YANG MEMBERI TAHU BAHWA KOMANDO BAGUS TERNYATA
SALAH. SET DAN SEMUA PERALATAN KEMUDIAN DI TATA ULANG SEPERTI
Ee, malah marah sama saya. Saya tokoh lho, tokoh ini !
MENEJER PANGGUNG :
Biar tokoh kalau ngaco dimarahin.
ANTO : ( TERTAWA ) ( BICARA PADA PENONTON )
Baiklah penonton sekalian, kelihatannya sudah waktunya bagi kita untuk berpisah.
Lakon sudah tamat, “ pesan sponsor ” mudah-mudahan tidak salah alamat. Dan
marilah kita sama-sama beristirahat.
PENUTUP
( ANTO MENGGANDENG MARNI DAN MENYANYI BERSAMA )
ANTO : ( MENYANYI )
CINTA ADALAH ANUGERAH ALAM
ANUGERAH SANG PENCIPTA
JANGAN COBA DIKEKANG
APALAGI DILARANG
MARNI : ( MENYANYI )
BIARKAN CINTA TUMBUH
MENGIKUTI ATURAN ALAM
BIARKAN ANAK MERDEKA
MEMILIH JALAN
46
SEMUA : ( MENYANYI )
TUGAS ORANG TUA
HANYA PENGGEMBALA
PENUNJUK JALAN YANG BIJAKSANA
MEMAKSAKAN KEHENDAK
BUKAN SIKAP BIJAK
LAMPU PADAM PERLAHAN
LAKON SELESAI
Depok, Mei 2004
Teriimakasih banyak,
jika sebelum mementaskan naskah ini memberitahukan pada penulis.
Selamat berkarya !
47
BIODATA SINGKAT
Budi Ros.
Lahir di Banjarnegara ( Banyumas ), 6 Januari 1959.
Menamatkan Sekolah Dasar hingga SLTA di daerah kelahirannya. Mulai tahun 1985 hingga sekarang ( 2004 ) bergabung dengan Teater Koma mendalami tiga bidang pilihan: penulisan, seni peran, dan penyutradaraan. Tahun 1989, sempat menjadi mahasiswa IKJ jursan teater.
Selama 9 tahun tinggal di sanggar Teater Koma di bilangan Setiabudi ( 1986 – 1994 ). 10 Juli 1994 menikah dengan Erna N Nursilowati, asal Semarang. Sejak itu tinggal di Depok, dikaruniai seorang putri, Sekar Dewantari ( lahir 1996 ).
“ Racun kesenian ” diserap sejak kanak-kanak. Sastro Mihardjo, sang ayah, sering mengajak nonton Wayang Kulit semalaman hingga paginya sering bolos sekolah. Selain Wayang Kulit, Wayang Orang dan Ketoprak seolah jadi tontonan wajib. Pasalnya, sang ayah sering “ nimbrung main ” setiap ada Ketoprak atau Wayang orang keliling mentas di kampung.
48
Tahun 2004, naskah dramanya berjudul FESTIVAL TOPENG mendapat penghargaan dalam sayembara penulisan naskah drama Dewan Kesenian Jakarta.
Alamat :Perumahan Puri Anggrek MasJl. Anggrek VI C, Blok E 1 No. 2Depok Barat 16434.
Telpon/fax : (021) 77883525 – HP : 08161949863
49
Naskah drama / teater
Judul :LIT
Oleh : Viddy AD Daery
Untuk pementasan 45 menit s-d 60 menit
50
SINOPSIS LIT :Di tengah kesemrawutan hukum Di REPUBLIK JOMBROT , Lit, pemimpin non-
formal dari kaum terpelajar miskin, menantang kekuasaan semena-mena sistem
pendidikan yang mahal dan mencekik rakyat, juga melawan polisi dan hamba-hamba
hukum yang justru mempermainkan hukum.
Tapi, alam selalu mempunyai hukumnya sendiri.
Tokoh-tokoh :
Lit………………………………19 tahun.
Kepala sekolah………………….45 tahun.
Orang BP 3……………………..35 tahun.
Pemimpin Gelandangan………..30 tahun.
Pemimpin Satpol Tramtib………30 tahun
Komandan Polisi………………..35 tahun
51
LITOleh : Viddy AD Daery
Setting : latar belakang bentuk sekolah dijepit gedung-gedung tinggi.Foreground : kumuh, tumpukan sampah dimana-mana persis di Indonesia.Tanah-tanah basah dan becek, tergenang air dan lumpur.Banyak lalat beterbangan.Kucing dan ayam mengais-ngais sampah.Kejorokan sangat terasa di mana-mana.Dinding sekolah dicoret-coret.Genteng sekolah bocor, piannya ngelingkap, jendela pecah pokoknya nggak terurus, duitnya Cuma dikorupsi para penggede.
Lampu gelap remang-remang memperlihatkan bentuk setting.Lampu menyorot fokus bidang-bidang kumuh yang harus diperhatikan penonton.
Musik gemrenggeng aneh, penuh suara kucing,lalat, ayam dan suara desah orang bermain sex. Juga bicara berebut rokok.
Lampu yang gelap tiba-tiba menyorot terfokus pada seorang remaja berseragam SMU yang belel dan ditulisi macam2 juga bertambal-tambal, pokoknya amburadul, rambutnya awut-awutan.
Dia berdiri dan menggugat :
LIT :
Kenapa seluruh pelajaran budi pekerti yang diajarkan sejak SD sampai SLTA tidak berlaku di kehidupan nyata ?
( hening …3 menit )
Kenapa seluruh ajaran Kitab Suci dan teladan para nabi menjadi NOL dalam perjalanan hidup di REPUBLIK JOMBROT ini ?
( hening….lampu menyoroti tubuh2 yang teler…)
Tiba2 musik disko berdentam…
52
Kamera menyorot anak2 SMU yang mabok, mereka bangkit lalu berdansa rancak pakai koreografi yang bagus, mengikuti irama disko, bagai di videoklip MTV di TVG :
Syair :
Lit,Lit,Lit..kita kawula alitLit,Lit,Lit…kita orang kejepitJangan lagi menjeritJangan lagi mencicit
Tiba-tiba Kepsek dan BP 3 datang dan menegur mereka :
KS : waaaah…waah….diamput tenan iki…. Ini dia biang rusuh sekolah kita ini
Wis sekolah bolos terus…SPP nggak pernah mbayarIuran OSIS gak bayarIuran komputer gak bayarIuran renang gak bayarIuran BP 3 gak bayarIuran guru udunen gak bayarIuran bu guru hamil gak bayarIuran kucing pak guru ketabrak truk gak bayarIuran fotokopi rumus-rumus gak bayarIuran ulang tahun guru kesenian gak bayarIuran tetangga pak guru kawinan gak bayarIuran guru agama naik haji gak bayarIuran guru fisika pindah rumah gak bayarIuran guru baru pesta tumpengan gak bayarIuran kepala sekolah kawin lagi gak bayar…waaah..wahhh….Kalian ini kalau MISKIN JANGAN SEKOLAAAH !!!!
Sekolah sekarang hanya untuk orang berduit tahu !Sudah nggak jamannya lagi sekolah mbayar bolet ! (keterangan: bolet= ubi jalar ).
53
Lit membantah :Tapi kenapa di Malaysia,Brunei,Singapura, Thailand, bahkan di Srilangka yang negara miskin aja SEKOLAH BISA GRATIS !!!! ?????
KS bingung lholak-lolok gak bisa jawab.KS nanya ke BP 3 :
Pak BP 3…gimana jawabannya nih ?Kamu kan yang paling bisa ngajarin aku praktek-praktek pemerasan terhadap orang tua siswa ?
BP 3 membisiki : wssswssswsss….
KS : Opoooo ???????? Wswswsws…iku opo ????
BP 3 : Whalah bapak ini ah…itu lhooo…wswswswswsw…..
KS : Oooo yayaya….pemerintah negara-negara asing itu kan memberi subsidi terhadap dunia pendidikan, goblok !
Pemerintah kita kan sudah mencabut subsidi pendidikan, dananya dikorupsi…weeeek….goblok !
BP 3 : Lho pak, yang goblok Bapak !
KS : Heh, lha kok aku yang goblok ?
BP 3 : Ya sudah, yang goblok dan bajingan adalah pemerintah !
LIT : ( bernada sangat marah dan berang )Kenapa ? Kenapa subsidi kepada anggota-anggota DPR, uang dinas jabatan menteri dan pejabat-
penjabat tinggi justru dinaikkan kok malah subsidi pendidikan dicabut ????
KS : Lha yo embuh….kok nanyak aku…
BP 3 : Lho pak, jawabannya wswswswswswsws….
KS : Jawabannya wes hewes hewes bablas angine…..
BP 3 : Lho bukan gitu pak….ssst…wewswswswswsws
KS : Oooo, ya supaya kalian bayar sekolah, gitu aja kok repot ! Lagian bukankah orangtua kalian selama ini adalah rakyat paling baik di dunia ? Tapi sebenarnya berarti rakyat paling bodoh didunia hehehehe….
54
Lha ya toh….orang tua kalian bayar tarif listrik yang terus naik, nggak pernah protes.
Tarif telpon naik, gak penah protes.Tarif air minum naik, gak pernah protes.Iuran sampah naik, gak pernah protes.
Pokoknya kami sampai heran, ortu kalian itu manusia apa mayat hidup ?
Naah, sudah ortu kalian kayak mayat hidup dan penurut kayak kerbau dongok…eeh,kalian anak-anaknya malah sok jadi PEMBERONTAK….
Lit :Karena kami tidak mau seperti orang tua kami yang bodoh dan jahiliyah !!!!!
BP 3 : waah,waah…Pak,anak-anak ini ngomongnya sudah keblinger ini pak, sudah bernada kiri !
55
Ini pasti sudah dihasut oleh LSM-LSM kiri itu pak.
Ini sudah masalah politik,pak !
Ini sudah subversib pak, berarti sudah masalah serius ini pak…
Kita harus lapor ke polisi ini pak….
Mudah-mudahan bisa ditindas lebih kejam dari yang di Makassar itu pak.
KS : ya setelah ada kasus Makassar polisi jadi ngeper, reeek…
BP 3 : Kata siapa ? Wong polisi itu ya preman kok, bedanya Cuma pakai seragam yang dibeli dari uang rakyat.
KS : Ya sudah ayo cepat telpon….
KS dan BP 3 nyari telpon
Ketemu Hp-nya, lalu saling nyuruh.
KS : ini Hp-nya,kamu aja yang nelpon.
BP 3 : Lho ya Pak KS toh, orang Bapak adalah kepala sekolah, yang punya wewenang kok….
KS : halaaahhhhhh….kamu juga nggak papa toh, soalnya kamu lebih pandai bicara….otakmu lebih kancil.
BP 3 : Bapak aja ah.
KS : Kamu aja.
BP 3 : Bapak aja.
KS : Kamu aja.
BP 3 : Bapak aja.
KS : Kamu aja.
BP 3 : Bapak.
KS : Kamu.
BP 3 : Bapak.
KS : Kamu.
BP 3 : Bapak kamu.
56
KS : Bapakku ? Bapakku sudah almarhum jeee…lho ini yok opo sih, kok mbanyol kayak Srimulat aja….tak antemi lho koen…
BP 3 : lho kehidupan kita ini memang panggung komedi pak, apalagi di Republik Silit ini…malah lebih lucu dari Srilmulat lho, makanya Srimulat di THR itu bangkrut pak, kalah lucu dari kehidupan sehari-hari pakk…
KS : Sudah-sudah….katamu ini masalah gawat, makanya jangan guyon ae…ayo cepat lapor polisi !!!
BP 3 : lha memangnya kenapa kalau bapak KS aja yang lapor ?
KS : hmmm….aku takut dimintai bayaran eee…soalnya kata orang, kalau lapor polisi kehilangan anjing, kita malah dimintai ongkos sebasar kambing…lho lak rugi reek…
Lha ini bukan soal anjing, ini soal subversi, kita bisa dimintai ongkos berjuta-juta toh ??
Biayanya itu lebih subversif ketimbang subversinya….ya tooh ?
BP 3 : Lhaaaaa,bapak ini….kita ini orang kaya, lembaga kaya….wong kita korupsi gedhe-gedhean kok takut dipalak polisi sejuta dua juta….
BP 3 : halaaah paak, jaman sekarang korupsi itu dilakukan dari presiden sampai tukang cat, jangan takuuut….lembaga komisi pemberantas korupsi aja nggak pernah ngapa-ngapain……malah kerjanya juga korupsi kok.
TIBA-TIBA terdengar suara gemuruh.Muncul sekelompok gelandangan kumal, membawa poster-poster :
BERI KAMI PENDIDIKAN GRATIS SESUAI PASAL 31 UUD 45
MEGAWATI : PENDIDIKAN GRATIS ITU MENYESATKAN ! DASAR YANG NGOMONG GUOBLOK !Dsbnya.
Yel-yel minta pendidikan gratis diteriakkan oleh para gelandangan, setelah itu pemimpinnya memberi isyarat agar diam.
Pimp.Gelandangan/PG : Apa benar ini kantor Dinas Pendidikan ?
KS dan BP 3 berpandangan bingung.
KS : Kamu ini guuuooobbloogghk uhuk-uhuk ( sampai batuk ). Ini SMU NOL BESAR !
Kantor Dinas Pendidikan itu disana lho, di bawah jembatan sana lho.
57
PG : Ooooo…itu tadi…ituuu tutup pak, lha pagere dikunci e pak, digembok pak.
KS : ya iya, tapi kan ada satpam yang jaga.
PG : Nggak ada pak,digembok kok pak, …
KS : Soalnya mereka tahu kalian akan datang berdemo…
PG : tahu dari mana ? wong kami nggak ngomong apa-apa sama mereka kok…
KS : Tapi kalian kan lapor polisi kan ?
PG : Lha iya toh pak…kan peraturannya begitu, kalau mau demo, harus lapor polisi dulu….
KS : Ya itu, kalian dibujuki polisi…ya polisinya sudah nelpon Kepala Dinas Pendidikan, Ndul.
PG : Waah busuk sekali kelakuan orang pinter itu ya, ulahnya Cuma minteri rakyat, bukan membangun dan memakmurkan rakyat….
KS : Lho, baru tahu toh ? Waaah….guuuoooblok, makanya kok dalam pemilu ini kalian pilih lagi partaipartai busuk…dasar rakyat guuuuooobbloookkkkk kelas berrraat !!!!
LIT : Ini memang negeri busuk, bang. Presiden busuk, menteri busuk, pejabat tinggi sampai rendah busuk.
Tentara busuk, kyai busuk, pengusaha busuk. Kepala sekolah juga busuk !!!!
KS : Lho kok malah aku diseret-seret dalam kebusukan toh….
BP 3 : Nggak apa-apa pak, nggak apa-apa….
KS : Lho kok nggak apa-apa…
BP 3 : Lebih baik busuk tapi duitnya banyak, ketimbang bersih tapi bodhoooooooo…
Musik menggema, disko dangdut. Semua menari rancak dengan koregrafi yang asyik.Semua menari dan menyanyi koor :
Suk-suk-suk-busssssssssssssssssssuuuuuuuuuuuuuuuuuuukkk….Ini negeri busukTelurnya busuk-busukTomatnya busuk-busukKatesnya busuk-busukMangganya busuk-busukDagingnya busuk-busukRotinya busuk-busuk
58
Airnya busuk-busukSusunya busuk-busuk
Insert LIT menyela : hanya SUSUMU yang tidak busuk….
Tiba-tiba datang rombongan tramtib dengan membawa pentungan, mereka petantang petenteng.
Kepala Tramtib ( Katib ) :Ada apa ini ? Heh…ada apa ini ? Apaaa iniiii ada-ada…eh…adakah.. iniiii apa-apa… eeeh…. pokoknya kalian ini mengganggu ketertiban….ketertiban apa ketiban yooo ? Ketiban lak kejatuhan….
Wis jangan pringisan…lho kan aku sendiri ya yang pringisan….yaaakkk hush !!!.lhaaaa iniiii ( menunjuk-mengenali-Kelompok Gelandangan )Ini…musuh besarku ini…kalian ini bisanya Cuma mengganggu kedamaian masyarakat saja too…bikin rusuh,bikin sampah….lha kalian ini sudah sering kuusir, tak garuk, tak giepuki…lha kok masih berani unjuk rasa !Gak kapok-kapok ya kalian…. ????
LIT maju dan menjendul kepala Katib.
Lit : Pak, dadi opooooooooooo koen iku, eta-ete…petentengan kayak wong penting aja.
Kamu itu preman bayaran tahu, kalian lebih sampah dari para gelandangan yang kalian anggap
sampah itu.
Ya kalian-kalian itu pak yang namanya RAKYAT BUSUK.
59
Mencari makan kok dengan cara menggebugi sesama rakyat kecil.
Ingat pak,kalian juga orang miskin.
Rumah kalian,rumah petak di pingiran kota toooh,sewanya Cuma Rp 100.000,- sebulan toh ?
Lihat saat ini isteri kalian belum masak nasi toh…anak kalian kelaparan,tidak bisa sekolah, semua
karena pemerasan yang dilakukan para pemimpin busuk, para elit tulalit.
Tapi kalian malah menjadi kaki tangan orang-orang busuk itu, dan malah memukuli sesama rakyat kecil yang tertindas. Kalian itu laksana ANJING, tahu !
Kok tega kalian memukuli sesama rakyat, merobohkan rumah-rumah gubug rakyat, apa kalian nggak bisa membayangkan kalau itu menimpa rumah dan keluarga kalian sendiri ?
Tiba-tiba Katib terharu dan menangis.Anak buahnya ikut menangis.Terdengar tangisan bersahut-sahutan.Ada yang hoaaaaaaaaaa…..huuuuuu….haaaaaaaaaoooo…. dsbnya ramai sekali. Memang tangisan mereka harus berefek lucu tapi serius.
Lit : He , he, he….sudah,sudah, berhenti menangis !Tangisan tidak menyelesaikan masalah !
Para pemimpin busuk sudah kebal, tidak akan jatuh kasihan hanya dengan air mata dan darah
rakyat.
Rakyat sendiri sih yang memang bodoh.
Pemilu itu kan sarana yang demokratis dan merupakan kesempatan untuk memilih pemimpin yang baik dan menendang pemimpin yang busuk.
Eee lha kok rakyat malah memenangkan partai-partai busuk, dan menelantarkan partai-partai yang ingin menyelamatkan rakyat.
Itu semua karena rakyat bodoh ! Bodoh terus karena tidak pernah dididik ! Karena sekolah bayarnya mahal ! Padahal seharusnya gratis !!!!
Coba baca UUD 45 !
( tiba-tiba semua mengeluarkan buku UUD 45 dari sakunya---ya sudah dipersiapkan toooh… )
60
Lit : Ayo semua membaca Pasal 31….
Semua koor membaca : 1. Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.
2. Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerntah wajib membiayainya.
3. Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta ahlak mulia dalam rangka mencerdasakan kehidupan bangsa…
4. Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20 % dari APBN dan APBD.
KS : Lho,lho,lho…berarti selama ini pemerintah sendiri melanggar undang-undang ?
Koor : Wis suwe rek, kok gek ngerti…
KS : Lho. Berarti aku bodho yo kok gek ngerti ?
Siswa-siswa : Lho wis suwe Pak… Kami sampek muak kok….Bapak aja yang kayak badak…..
KS : Oooo jadi aku ini badak yooo….wis rek, gini aja, aku sekarang sadar, tobat, pokoknya seperti drama-drama itu lho, orang yang salah akhirnya tobat, sadar….minta maaf…dan sekarang saya putuskan kalian semua boleh sekolah gratis, anak-anak !
Lit : Serius tah ?
KS : Lho serius ,anak-anak….aku ini Kepala sekolah lho, berkuasa memutuskan…
Koor siswa : Horeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeee…………………Hidup Pak Kepsek….
BP 3 : Lho Pak! Kok gratis sih…lha kita makan apa ?
Siswa-siswa koor : Taek iku panganen !
KS marah kepada BP 3.KS : Memang kamu ini kok yang bikin masalah. Kamu ini lembaga ekstra ! Tidak resmi,tidak formal,kamu ini calo! Rente !
Semua mengeroyok BP 3 dan memassa sampai hancur berdarah-darah, bajunya sobek parah.
61
Lit : Sabar, sabar…jangan main hakim sendiri,teman-teman….
Tramtib : Gak isok…gak isok…ini dia biangnya sehingga rakyat kecil tidak bisa menikmati pendidikan ! Ayo bakar !
( semua membakar BP 3 dengan trik diganti boneka,sosok BP 3 dibakar ).
Api menjilat-jilat ke atas.
Semua menari kesurupan diiringi musik disko seram….suara mereka fals mirip hantu haus darah….
Lirik :
Kami rakyat bisa seperti zombieSabar dan sabarMeski kalian sakitiDan terus kalian sakiti
Namun jika kesabaran habisKamipun berubah totalSeperti raksasa TiwikramaKami bisa marah tak terkendali
Jangan salahkan rakyat yang marahKarena marahnya akibat ditindasBerjuta-juta kali
Kalau rakyat sudah mengamokYang ada adalah REVOLUSI ! REVOLUSI ! REVOLUSI ! REVOLUSI !!!!!!!!!
Musik berhenti.Rakyat teriak-teriak tak terkendali.
Lit : Kita berRevolusi, tapi jangan anarki !
Tramtib : Yooo gak isoookkk….revolusi berarti cabut sampai akar-akarnya ! Ayoooo serbuuu !!!!
Semua massa menyerbu kota.Lit meraung-raung menenangkan massa.Massa tak perduli, bahkan ada yang memukuli dan menjongkrokkan Lit ke tanah.Massa sudah kesetanan.
62
Mereka melempari kota. ( puluhan onde-onde berbungkus plastik dilemparkan ke arah penonton )
Mereka membakari kota.
( Setting gedung-gedung dari kertas dibakar massa ).
Maka datang rombongan polisi menembakkan bedil ke udara.
Semua terpengaruh, kerusuhan mereda.
Komandan polisi : Hentikan ! Hentikan ! Menyerahlah kalian ! Kalau tidak, akan kami tembak di tempat !
Semua angkat tangan.
Seorang polisi teler, malah menembak salah seorang : Dor !
Ternyata yang terkena KS, KS roboh, semua terkejut dan meradang.
Komandan marah dan membentak polisi teler.
Kopol : He…kamu ini menyalahi prosedur…waah, bisa dicopot aku nanti….diaamput kamu ini Dul !
Dul : Sorry Pak !
Kopol : Enak aja sorry,sorry, ingat kasus Makassar….waaah aku dipecat nanti Dul gara-gara kamu.
Dul : Sorrrrrrrrrrrrrrrrryyyyyyyyyyyyyyyyyyyy….pak.
Lit : He, ini soal nyawa, jangan main-main !
63
Dul : alaaaaaaa di Negeri Jombrot ini, nyawa sangat murah kok !
Lit : Pernyataan bapak SANGAT MENYAKITKAN ! SANGAT MENYESATKAN !
Dul : Lhoooooooooo…ada faktanya lho, Nyongg !
Karena pemerintah menelantarkan rakyat, lalu rakyat yang putus asa bunuh diri, setahun ada sekitar 30 orang…lhooooooo aku polisi kok ya taaaaaaaaaaahuuu
Lalu yang nekad menjadi copet, maling, garong, rampok, mereka sudah membunuh korban sekitar 170 orang setahun…lhooooooo aku polisi kok ya taaaaaaaahuuu
Lalu para garong yang digerebeg polisi lalu lari dan ditembak, jumlah yang mati sekitar 200 orang setahun…lhooo….aku polisi kok ya taaaaaaaaaaahuuuu
Menurut data CDC dan AGI, 2 juta nyawa bayi di Republik Jombrot ini dibunuh per tahun di meja aborsi
Data yang dikutip koran MERDEKA baru-baru ini, setiap jam ada 2 ibu meninggal karena melahirkan lantaran kemiskinan dan buruknya fasilitas di Republik Gombal ini
Lalu data ELSAM mencatat 65 buruh TKI mati setiap tahun di Singapura, karena negeri ini nggak bisa ngasih makan, karena duit negara sudah digarong para pemimpin
Data dari Depkes RI mencatat 35 orang mati per tahun karena HIV AIDS
Waaaah….dataku lengkap nyong !
Belum lagi yang mati karena berbagai macam penyakit, kecelakaan lalu lintas, kapal laut dan udara, belum yang mati-mati karena 1001 macam bencana alam yang terjadi tiap hari karena alam lingkungan dirusak….wooooooo nggak karu-karuan jumlah orang mati di Negeri Gombal Mukiyo ini…Tapi kok ya jumlah penduduk tetap berjubeeeeel aja…Makanya aku tinggal melanjutkan upaya PENCIUTAN PENDUDUK hehehehe
Itu semua demi keseimbangan rasio kepadatan…hahahaha
Komandan Polisi : Sok tahu kamu Dul, daripada sok pinter dan lebih pinter dari aku, mendingan kamu tak tembak aja duluan !
Dor ! Polisi Dul mati.
Lit : Ini apa-apaan ? Apa tidak ada hukum di negeri ini ? Kok main bunuh semaunya ????
64
Komandan Polisi : hahahaha….hukum ? hukum di Republik Jombrot ini hanya berupa tulisan di buku-buku dan pidato para pejabat di televisi….pelaksanaannya Nol Besaaar !!!
Dor ! Komandan yang setres menembak satu gepeng.
Lit : Tunggu ! Anda polisi!anda penegak hukum, jangan justru malah menghancurkan hukum !
Kom-pol : He ! Kamu tidak tahu atau pura-pura bodoh ? Pelanggar hukum di Republik ini justru polisi, presiden dan para pejabat !
Coba kamu baca lagi kitab UUD 45 ! Berapa pasal yang dilanggar mereka ?
Dor ! Satu siswa mati.
Lit : Waaah…kalau begini caranya ya sudah, ayo perang…perang adalah satu-satunya pilihan karena terpaksa….hanya satu kata : Lawaaaan !!!!!!
Siswa sok pinter : Itu puisinya Wiji Thukul ya Lit ?
Siswa dan gepeng : Waaah, taek koen iki, sudah perang aja….serbuuuuu !!!!!!!!
Perang ramai.Semua saling bunuh. Polisi lawan massa.Semua mati, tinggal Lit yang hidup meski luka parah.
Dengan tertatih-tatih menahan luka, Lit menggugat negeri Gombal ini dengan puisi protes :
Dipimpin para pemimpin pengkhianatMinyak berkhianat kepada rakyatAir berkhianat kepada rakyatHutan berkhianat kepada rakyatGunung berkhianat kepada rakyatBeras berkhianat kepada rakyatGula berkhianat kepada rakyatUdara berkhianat kepada rakyatTransportasi berkhianat kepada rakyatTelekomunikasi berkhianat kepada rakyatRumah berkhianat kepada rakyatListrik berkhianat kepada rakyatBatu berkhianat kepada rakyatPupuk berkhianat kepada rakyatSayur mayur berkhianat kepada rakyatBuah-buahan berkhianat kepada rakyatDaging Berkhianat kepada rakyatRoti Berkhianat kepada rakyat
65
Sekolah berkhianat kepada rakyatBuku-buku berkhianat kepada rakyatGuru-guru mata duitan berkhianat kepada rakyat
Ulama-ulama gila hormat berkhianat kepada rakyatHakim-hakim bajingan berkhianat kepada rakyatPolisi-polisi pemeras berkhianat kepada rakyatPolitisi-politisi badak berkhianat kepada rakyatCendekiawan-cendekiawan gila jabatan berkhianat kepada rakyatRakyat yang bodoh berkhianat kepada KEHORMATANNYA SENDIRI !
Lit berjalan terseok-seok menuju penontonSorot lampu mengiringiBaunya menyebar harumLalu hilang di kerumunan penonton / lampu kian kabur
( Musik prihatin mendenging ngilu )
SELESAI
Penonton boleh tepuk tangan
Jakarta, Patal Senayan Juraganan 11 Mei 2004
Viddy AD [email protected]( fotokopi identitas akan dikirim menyusul, mungkin via pos )
66
BIODATA PENULIS NASKAH DRAMA / TEATER “ LIT ”
Viddy AD Daery atau Drs.Anuf Chafiddi lahir di Lamongan 28 Desember 1961 adalah penyair, cerpenis, novelis, kolumnis dan budayawan.
Sewaktu masih kuliah di FISIP UNAIR Surabaya, sudah menghasilkan puisi masterpiece “Surabaya mari Bicara Empat mata” yang sempat menjadi maskot DKS dan HUT Kotamadya Surabaya di zaman Walikota Poernomo Kasidi.
Setelah lulus sarjana sosiologi tahun 1987 , lalu menjadi koresponden Jawa Pos sambil mengelola toko emas di Lamongan.
Tahun 1991 hijrah ke Jakarta karena bekerja di TPI ( Televisi Pendidikan Indonesia ), mula-mula sebagai redaktur features SERBANEKA.
Tahun 1993-2001 menjadi produser eksekutif. Produknya yang terkenal antara lain : Lenong Bocah, Patrio Ngelaba, Telenovela Dimana Cinta Kutitipkan. Lalu keluar dari TPI dan mendirikan jaringan production house sambil menjadi budayawan yang banyak diundang ceramah budaya Indonesia oleh negara-negara Asia Tenggara.
Novelnya “Sungai Bening” diterbitkan oleh PT Grasindo Jakarta, dan cukup laku di pasaran.
Sejak remaja/mahasiswa sampai kini aktif ikut lomba kreatif dan cukup banyak menyabet juara di bidang penulisan puisi, cerpen dan produksi acara televisi.
1. Srikandi : remaja putri tomboy, cerdas dan cantik
umur sekitar 17 thn.
2. Dalang : remaja laki-laki atau perempuan, kocak dan cerdas.
3. Wayang wayang : kelompok koor moderat umur sekitar 17 thn
jumlahnya lebih 5 orang boleh laki, perempuan atau
campuran.
4. Pak pos : laki-laki atau perempuan umur sebaya mereka yang penting
bisa
naik sepeda motor atau sepeda biasa.
5. Dibantu oleh kelompok musik.
Synopsis
68
Srikandi jaman wayang belajar ilmu memanah kepada Arjuna pemilik ilmu
Danurwendo, jaman sekarang atau masa depan Srikandi belajar ilmu sejarah kepada
Arjuna juga.
Srikandi kali ini ingin belajar sejarah negeri ini supaya tahu dengan jelas sejarah
negerinya. Selama ini sejarah hanyalah sebagai ilmu yang dihafalkan.
Sampai sedikit edian Srikandi berusaha mencari Arjuna untuk belajar sejarah, tetapi
sayang sekali sampai cerita ini habis Srikandi tak bisa belajar sejarah tentang
negerinya. Mengapa ?
Apakah Arjuna memang tak mau ditemui Srikandi, atau karena sejarah negeri ini tak
perlu dipelajari, dan hanya dihafalkan saja ? Inilah kegelisahan Srikandi Srikandi
jaman ini.
= = = = =
ADEGAN I.
LAYAR DIBUKA, TAMPAK PANGGUNG DENGAN BEBERAPA
BUAH KOTAK SEBAGAI PROPERTY. BEGITU JUGA KELOMPOK
MUSIK SEDANG MEMAINKAN MUSIK. SEDERHANA.TAMPAK JUGA SEORANG DALANG SEDANG BERSIAP MAIN LENGKAP DENGAN PERALATAN DALANGNYA. WAYANG-WAYANG KELUAR DIIRINGI MUSIKNYA. MEMBUAT KOMPOSISI ENAK.
Dalang : Syahdan, malam ini kita bangunkan seorang tokoh wayang terkenal cantik jelita dan otaknya yang cemerlang. Srikandi namanya.
69
Tetapi Srikandi ini tidak tinggal di Madukara seperti Srikandi jaman Mahabharata dulu, sebab Madukara sekarang sudah habis dimakan gempa api dan banjir.Srikandi yang sekarang ini tinggal di kawasan Darmo Permai sana.
Itu lho perumahan elit dan mewah ya, sebelah barat setasiun
televisi.
Apa tuan ? Jauh ?
Ah ya nggak se, masak Darmo Permai jauh ?
Jauh darimana tuan ? Jauh dan dekat itu kan diukur darimana
tempatnya. Ya kan ?
Apa tuan ? Dari Wonokromo ?
Yo mesti ae adoh rek nek teko Wonokromo. Dari jembatan merah
juga jauh, apalagi dari Gresik. Dan lagi naik apa tempat itu kita
katakan jauh. Kalau naik sedan atau panther ya dekat. Kalau naik
sepeda, becak bendi, ya jauh apalagi kalau jalan kaki. Ya to ?
Srikandi jaman wayang dan Srikandi jaman komputer ini jauh
berbeda.
Srikandi jaman wayang dulu amat senang dan pandai sekali dalam
ilmu memanah, Srikandi sekarang pinter dan senang dengan ilmu
sejarah. Kata orang bijak, negara itu besar karena sejarah. Jangan
sekali kali meninggalkan sejarah kata salah seorang proklamator
negeri ini. Sejarah lain lho dengan sujarah. Coba tanyakan dulu
pada guru, apa bedanya sejarah dan sujarah.
Srikandi dulu, Srikandi jaman wayang jatuh cinta kepada Arjuna
pura pura edan atau gila. Srikandi sekarang ketika jatuh cinta pada
Arjuna pura-pura sakit keras.Nah, malam ini saya coba bangunkan lagi Srikandi ini. Tidak usah bertanya ini Srikandi dulu,
Srikandi sekarang ataukah Srikandi masa depan.
MUNCULLAH SEORANG GADIS ATAU REMAJA DENGAN PAKAIAN SANTAI. PAKAI KAOS OBLONG, CELANA JEAN LENGKAP DENGAN TOPINYA (TOMBOY) DARI WAYANG WAYANG.
Srikandi : Hallo selamat malam penontonselamat malam Surabaya
70
selamat malam malam ini. Apa kabar ?
Ya benar, akulah Srikandi yang tuan tunggu sejak tadi.
Apa tuan ? Cantik ?
Lho itu kan katanya dalang. Jangan gampang percaya kata dalang.
Dalang itu kan kerjanya memang mendalangi…mendalangi wayang, mendalangi kekacauan, mendalangi kerusuhan. Oalah
dalang dalang…..
Benar tuan, aku memang pengin sekali berjumpa Arjuna. Pengin
sekali belajar padanya.
Tuan tuan tahu rumah Arjuna ?
Tolonglah tuan kalau tahu rumah Arjuna. Aku ingin sekali
kerumahnya. Jangan khawatir soal uang lelahnya. Pasti ada. Kalau
hanya memberi tahu di mana rumahnya jelas berbeda lho dengan
kalau ikut mengantarkan aku sampai ke rumahnya.
Apa tuan ?
Oh ya aku ingin belajar kepadanya.
Belajar sejarah.
Wayang wayang : Belajar atau…
Srikandi : Atau apa ?Wayang wayang : Belajar atau jatuh cinta ?
Srikandi : Oh… belajar rek.
Wayang wayang : Jatuh cinta atau belajar
Srikandi : Belajar.
Wayang wayang : Belajar atau belajar
Srikandi : Belajar belajar !
Wayang wayang : Belajar atau jatuh cinta ?
Srikandi : Belajar !
Sekali belajar tetap belajar !
Wayang wayang : Belajar sambil jatuh cinta ?
Srikandi : Malu ah…..
71
LANGSUNG MASUK SEBUAH LAGU REMAJA CINTA DI SEKOLAH OLEH WAYANG WAYANG. : malu aku malu pada semut merah
yang berbaris di dinding menatapku curiga seakan penuh tanya sedang apa disini menunggu pacar jawabku
DISELA-SELA LAGU ITU DALAM DIALOG LAGI :
Dalang : Begitulah Srikandi memulai perjalanan cinta pertamanya.Sambil menyelam minum air.Belajar sejarah negerinya sambil jatuh cinta
Wayang wayang : mengapa belajar sejarahMengapa tidak belajar matematikaBelajar kok sejarah
Srikandi : Kenapa kalau belajar sejarahSejarah itu perlu dipelajariSejarah tidak saja hanya dihafalkan, tetapi harus dipelajari.Negara besar itu karena sejarahSejarah kok dihafalkan. Kalau sudah hafal terus untuk apa ? What for ?Pelajari sejarah negara-negara besarPelajari sejarah orang-orang besarPelajari sejarah pikiran-pikiran besarYa kan pak dalang ?
Dalang : Benar.Terus keinginanmu
Srikandi : Ya harus kucari rumah Arjuna.Dalang : kalau sudah ketemu Srikandi : ya belajar sejarah padanyaDalang : Kalau nggak ketemu ?Srikandi : Ya harus dicari sampai ketemuDalang : Pantang mundur ?Srikandi : Ya benar. Pantang mundur
Pantang untuk mundurSekali layar berkembang tak ingin perahu surut kembali sebelum sampai ke pulau tujuan
Dalang : Siap terus maksudmu ?Srikandi : Menurut dalang bagaimana harusnya ?Dalang : Tanyakan saja pada wayang wayang
Srikandi : Bagaimana wayang seharusnya ?Wayang : Jangan tanya kepada saya, nanti bisa dianggap ikut mendalangi
kisahmu SrikandiSesama wayang tidak boleh saling mendahului.
Srikandi : Sudahlah kalau begitu kuputuskan sendiri.
72
SRIKANDI LANGSUNG PERGI.
Wayang wayang : Kemana Srikandi ?Srikandi : Mencari rumah ArjunaWayang wayang : dimana rumahnya ?Srikandi : Nggak tahu, tetapi pasti ketemuDalang : begitulah kisah Srikandi sementara ini.
Ia berkeras hati, berkeras kepala untuk mencari rumah Arjuna. Ia harus melewati rumah-rumah besarIa harus melewati jalan-jalan besarIa harus melewati toko-toko besarIa harus melewati sekolah-sekolah besar karena ingin belajar tentang sejarah orang-orang besar, belajar tentang sejarah negara-negara besar, sebab Srikandi juga memiliki pikiran besar.
SRIKANDI SUDAH KELUAR DARI KOMPOSISI ITU.
Srikandi : benar, disinilah rumah ArjunaJalan Diponegoro, dekat pom bensin, belok ke kanan terus ada toko kelontong toko Bahagia belok kiri terus, terus nomoe dua puluh empat. Ya benar, inilah rumahnya.
Wayang wayang : masuklah Srikandi jangan takut Benar itu rumah Arjuna.
Srikandi : benar ya ini rumah ArjunaTetapi jangan marah lho ya, siapa tahu ini bukan Arjuna yang kau maksud itu. Bukankah nama Arjuna sekarang ini banyak. Cobalah Srikandi, cobalah dulu. Bukankah salah itu juga sebuah proses menuju benar
SRIKANDI BERAKTING SEPERTI SESEORANG YANG SEDANG MENGETUKPINTU.
Wayang wayang : thok thok thok
Wayang wayang nyanyi : buka pintu…buka pintu… buka pintu…Buka pintu buka pintu beta mau masukeSiolah nona nona nona betalah dimukaeAda anjing gonggong betaeAda hujan basah basahe…siolah nona beta mau masuke he he he…….
Wayang dialog : Arjuna keluarlah sebentarAda tamu ingin menemuimu
Arjuna : siapa dia ?Srikandi : benarkah ini rumah Arjuna ?Wayang wayang : benar tak salah lagi. Tunggulah sebentar
: cepatlah keluar Arjuna, ada tamuArjuna : Siapa dia ?
73
Wayang wayang : tidak tahu, tetapi tengoklah sebentar atau intip dari lubang kunci rumahmu
Arjuna : katakan padanya Hari ini aku tak bisa menemuinyaSampaikan permintaan maafku, tetapi tolong sampaikan aku akan menemui di rumahnya. Catat alamat dan nomor teleponnya.
Wayang wayang : tidak kecewa ?Arjuna : Sebenarnya kecewa, tetapi bagaimana lagi. Suatu saat pasti bisa
bertemu.Wayang wayang : Baiklah Arjuna
Srikandi ?!Srikandi : Bagaimana bisa ditemui hari ini ?Wayang wayang : Maafkan Srikandi
Hari ini Arjuna tak bisa kau temuiSrikandi : Kenapa ?Wayang wayang : Ada kepentingan yang tak bisa ditinggalkan, tetapi akan
menemuimu sendiri di rumahmu. Sekarang tolong alamat rumah dan nomor teleponmu
Srikandi : Benar tidak bohong ?Wayang wayang : Tidak, ia sendiri sebenarnya ingin juga bertemu denganmu.Srikandi : Tetapi apakah rumahnya memang disini ?Wayang wayang : Tidak. Tak seorangpun yang tahu alamatnya. Sesekali datang
kemari. Tetapi yang penting ia mau datang kerumahmu asal tahu alamat rumahmu Srikandi.
Srikandi : 0311234567. HP ku masih dipinjam yang punya.Wayang wayang : Sekarang mau kemana Srikandi ?
Srikandi : Tetap mencari Arjuna sampai ketemuDalang : Begitulah penonton tekad Srikandi.
Mencari Arjuna sampai ketemu.Tidak ada pilihan lain kita harus berjalan terus kata sang penyair.Bayangkan, siang malam Srikandi mencarinya.Sekarang lihatlah perjalanan Srikandi.
SRIKANDI KELUAR DARI KELOMPOK ITU DAN BERJALAN LAGI DENGANRASA KECEWA. DIALOG DENGAN PENONTON.
Srikandi : Penonton tolonglah saya.Dimana rumah Arjuna sebenarnyaAku ingin sekali ketemu dengannya untuk belajar sejarah.Biarlah orang lain mentertawakan aku belajar kok sejarah.Sejarah negeri ini perlu dipelajari dengan benar. Penting belajar sejarah itu. Apa tuan ?Rembulan ?Masa rembulan tahu rumah Arjuna.Nggak apa apa, siapa tahu rembulan memang tahu rumah Arjuna.
74
SRIKANDI DIALOG DENGAN REMBULAN.
Rembulan, selamat malam. Apa kabar ?Kalau aku sealalu dalam keadaan sehat.Oh ya rembulan, tahukah kau dimana rumah Arjuna.Tolonglah beritahu aku dimana rumah ArjunaJangan bohong lho rembulan. Aku perlu sekali dengannya.Aku ingin belajar sejarah negeri ini.Katanya dia adalah yang paling tahu tentang sejarah negeri ini.Apa rembulan ?Lho yok apa se rek rembulan ini.Pelajaran sejarah itu penting juga, terutama sejarah negerinya sendiri.Tolonglah rembulan dimana rumah Arjuna itu
Wayang wayang : Sudahlah Srikandi sudahSekarang pulanglah segera
Srikandi : Tidak, aku tidak mau pulang kalau belum bertemu Arjuna.Wayang wayang : Hari sudah larut malam
Besok kita cari lagi. Atau……
Srikandi : Atau apa.Wayang wayang : Cobalah tanya pada semut semut
Siapa tahu ia mengerti rumah ArjunaTanyalah pada semut atau rumput rumputCobalah kita bertanya pada rumput yang bergoyang.
SRIKANDI LANGSUNG JONGKOK SEAKAN BERBICARA DENGAN RUMPUT RUMPUT
Srikandi : Rumput rumput selamat malamMaaf ya kalau ada di antara kalian yang terinjak kakiku.Benar rumput, aku tidak sengaja.Habis malam hari dan rembulan tidak bersinar seperti tadi lagi.Rumput rumput boleh kan aku bertanya Eh rumput bangunlah sebentar dari tidurmu. Aku ingin mengganggumu sebentar rumput rumput.Tolonglah barangkali kalian tahu dimana rumah sang Arjuna. Apa ?Ya, Arjuna yang pinter ilmu sejarah itu. Aku ingin ketemu dia untuk belajar sejarah khususnya sejarah negeri ini. Masak kata guruku berbeda dengan kata bapakku tentang sejarah negeri ini.Benar rumput rumput aku pengin sekali bertemu dengan Arjuna untuk belajar sejarah.Oh ya, kalau sejarah untuk dihafalkan memang mudah. Tetapi sejarah kan tidak untuk dihafalkan saja. Sejarah harus dipelajari rumput rumput. Apa rumput ?
75
Tanya pada semut semut ?Tadi rembulan menyuruhku bertanya pada rumput sekarang kau suruh aku bertanya pada semut.Nanti semut…..ah biarlah aku mencoba untuk bertanya pada semut. Siapa tahu mengerti. Terima kasih rumput rumput.
Wayang wayang : Bagaimana Srikandi jadi bertanya pada semut.Srikandi : ya. Wayang wayang : benar Srikandi. Perlu bantuan ? Srikandi : Boleh kalau nggak keberatanWAYANG WAYANG BERNYANYI : Semut semut kecil
Saya mau tanya Apakah engkau di dalam sana Tahu rumah Arjuna
Srikandi : Ssst jangan ramai ramai nanti mereka marah.Coba aku.
SRIKANDI NYANYI : Semut semut kecil saya mau tanyaApakah engkau didalam sanaTahu rumah Arjuna…..
SRIKANDI DIALOG : Ayolah semut semut jawablahApakah engkau tahu rumah Arjuna. Tadi kata rumput rumput engkau tahu. Jangan takut nanti kuberi hadiah gula kalau kau mau memberi tahu di mana rumah Arjuna. Masak nggak tahu. Jangan bohong lho ya.Tolonglah semut, aku perlu sekali dengan Arjuna itu. Hanya Arjuna saja yang bisa menjadi tempat aku belajar sejarah negeri ini. Masa depan negeri ini jangan sampai keliru gara gara tak pernah mempelajari sejarah. Benar ?Nggak tahu. Siapa ?Ah nggak akan aku cari sendiri saja rumah Arjuna. Terima kasih semut semut. Selamat malamDaaag semut
TIBA TIBA TERDENGAR SUARA HANDPHONE. SRIKANDI LANGSUNG MENGANGKATNYA.
Wayang wayang : Lho tadi katanya nggak punya.Srikandi : Baru beli….Wayang wayang : Siapa Srikandi ?Srikandi : Ssst…
Ya hallo..Benar, ini aku sendiriArjuna ? Ah benar….benar. Ya ya.
Wayang wayang : Siapa Srikandi ?Arjuna ya. Nah, awas lho hati hati.
76
BIODATA PENULIS
Naskah SRIKANDI EDIAN
Nama penulis (samaran) : Sang Aru
Nama penulis (asli) : Hardjono Wiryosoetrisno
Alamat penulis : Desa Jatidukuh Gondang Mojokerto
Nimok, Aku cinta kamu.
Karya : I n u l.
( Hardjono Wiryosoetrisno )
Daftar Pemain.
1. Nimok : remaja putri umur 17 tahun,
cerdas, cantik dan lincah.
2. Momon : remaja putra umur sekitar 17 tahun
egois dan manja
3. Anu : suara - suara imaginer kedua tokoh berjumlah bebas.
4. Pasien : tokoh pengguna narkoba putra umur sekitar 17 tahun,
kurus ceking dan lelah.
77
Dibantu pemain musik kalau perlu musik alternatif.
Synopsis :
Awalnya, Nimok menolong Momon yang menjadi korban
pengguna narkoba hanya karena keduanya adalah sahabat. Momon
berhasil lepas dari persoalan itu tetapi mencintai Nimok dan Nimok
menolaknya.
Akibatnya, Momon makin parah terjerumus dalam persoalan itu
kembali. Nimok kembali datang, tetapi tetap tidak ingin
IJAH : Kung ! Klambi abang Kakung di dalam kamar. Ayo kita
ambil. Di dalam kamar. Ayo ke sana. Ada di dalam.
Menunggu Kakung. ( EYANG KAKUNG menurut sambil
ngomel klambi abang ).
NYONYA SUMIRAH : Jadi Ibu tidak tahu bagaimana lagi kita harus menegakkan
martabat keluarga. Apa dari dulu hingga kini keluarga kita
harus menjadi jelaga dalam sejarah. Tidak bisa
menampilkan trah keluarga yang bisa dibanggakan. Dua
anakku rasanya juga mengalami nasib yang tidak enak
juga. Lastri, rupanya terlalu dini menikah, kau salah
memilih suami, memang dulu, Umar, kelihatan baik, tapi
apa yang diperbuat pada Mawar adalah malapetaka
keluarga, noda hitam yang tak akan terhapus. Dan kau
Mawar juga mengambil langkah yang salah dalam cara
bergaul, kau ulangi kesalahan yang dilakukan kakakmu,
dan kini kau hamil. Ayahmu sendiri tidak mampu
memimpin keluarga. Justru mata keranjangnya makin
menjadi-jadi. Hidup di rumah ini rasanya asing. Semua
penghuni tidak ada yang saling mempercayai. Semua
asing.
TUAN SUNAN : Tentu saja karena ingin saling menang sendiri.
MAWAR : Ada yang ingin memaksakan kehendak sendiri.
MAMA : Kapal ini sudah karam. Nama keluarga sudah tercoreng.
Untuk apa dipertahankan.
NYONYA SUMIRAH : Ibu melakukan itu semua karena ingin menyelamatkan
keluarga.
TUAN SUNAN : Tabiatmu itulah yang menghancurkan semua ini.
Kehendak berkuasa berlebihan itulah sumber malapetaka.
170
Mulanya tidak dirasakan tapi dampak dari
kepemimpinanmu yang otoriter, anak-anak jadi korban.
Biduk keluarga pecah. Ingin bebas sendiri-sendiri. Sesuai
keinginan masing-masing. Tanpa tahu jalan yang ditempuh
benar apa salah. Semua salah kaprah. Tak ada kebaikan
yang muncul dari jiwa yang bersih, karena dalam diri dan
kalbu kita sudah dikotori perasaan-perasaan tidak senang
dan ingin menang sendiri. Ingin berkuasa sendiri.
NYONYA SUMIRAH : Apa yang kau tahu dengan kepemimpinan.
TUAN SUNAN : Pikiranmu itulah yang menyesatkan dirimu. Tidak mau
mendegarkan pendapat orang lain. Tidak mau
mempercayai orang lain. Seolah dirimu adalah pusat
kebenaran. Padahal kebenaran jauh dari jangkauan
tanganmu. Karena kebenaran dalam hidup hanyalah
mengarah pada kebaikan kita semua. Kebaikan yang
bersumber pada moral dan agama. Kebaikan yang
membuat diri kita tidak berdaya di hadapan Allah. Tidak
sebaliknya, membuat diri kita angkuh, keras, tidak mau
dikritik dan sewenang-wenang. Itu semua hanya membuat
diri kita rendah di mata Allah. Rendah di mata keluarga.
Rendah di mata masyarakat. Tunjukkan kebaikan dirimu
dengan bercermin dengan luka-luka masa lalu. Masa lalu
adalah cermin untuk masa depan. Semua ini salah kita.
Karena kita tidak saling percaya pada anggota keluarga
sendiri. Sekarang terserah. Kalau Ibu masih ingin
memimpin keluarga ini. Atau ingin mundur. Silahkan.
Yang penting ciptakan kebahagiaan dan kesejahteraan
keluarga. Jangan hanya mempertahankan keinginan-
keinginan yang semu saja. Hadapi kenyataan dengan
lapang dada. Dan ambil jalan keluar yang tepat. Kalau
Mawar kini sudah hamil sama Noki apa mungkin kita
biarkan bayi itu tidak berayah.
EYANG KAKUNG : ( Keluar membawa senapan ). Angkat tangan semua. Buka
topi. Topinya dibuka. ( Semua angkat tangan karena kaget
171
). Ha ha ha ha ha. Si Penguasa akhirnya menyerah juga.
Aku menang. Aku menang. Aku menang. ( Pada IJAH ).
Siap grak. Lapor komandan. Pasukan sudah menyerah.
Mereka mengaku kalah. Mereka membuka topi. Tanda
kalah. Kalah komandan. Kita menang. Kita menang.
Mereka kalah. Hidup perjuangan. Hidup perjuangan.
Merdeka. Merdeka. Hidup kita menang. Hidup kita
menang. Hidup mereka kalah. Hidup mereka kalah.
Mereka kalah. Mereka kalah. Mereka menyerah. Mereka
menyerah dalam hidup. Kita menang dalam hidup.
IJAH : Pasukan !
EYANG KAKUNG : Siap !
IJAH : Balik kanan ! Grak ! Maju jalan. Satu. Dua. Tiga. Satu.
Dua. Tiga. Belok kiri. Grak. Satu. Dua. Tiga.
( EYANG KAKUNG dan IJAH masuk kamar. Eksit. Yang lagi terdiam dalam kebisuan
yang memuncak, terpikirkan atas nasib hidupnya masing-masing. Merefleksi diri.
Jalan apa yang harus ditempuh ).
7( Seperti adegan pertama. NYONYA SUMIRAH dan TUAN SUNAN menghadap layar
kaca masing-masing, menghadap penonton, sementara meja dan kursi sofa ada di
belakang. Larut malam. Ada suara kentongan bertalu-talu. Mereka asyik menonton tv
sendiri-sendiri, sesekali berganti ke chanel lain. Wajah mereka dingin, diam, seolah
sedang memikirkan sesuatu, sorot matanya kosong, tak peduli pada sekitar, tak peduli
pada yang lain. Seorang pencuri masuk dengan baju ninja, turun dari atas dengan
tali yang mengelantung, turun perlahan dengan tenang, membuka almari, mengambil
barang, masuk kamar NYONYA SUMIRAH, mengambil barang, perhiasan dan uang,
kembali, tertarik pada jam tangan yang tergeletak di meja dekat sofa ).
172
EYANG KAKUNG : ( Dari pintu ). Angkat tangan. ( Maling kaget bukan main,
mengangkat tangan, meletakkan barang curian ). Buka
topi ! Buka topi ! ( Maling membuka kerudung, wajahnya
terlihat. Sementara itu TUAN SUNAN dan NYONYA
SUMIRAH cuek saja pada apa yang terjadi. Mereka sudah
muak dengan kelakuan EYANG KAKUNG yang selalu
mengganggu hidup mereka ). Jangan bergerak ! Aku
tembak ! Angkat tangan !
PAPA : ( Menyanyi Tul Jaenak, disambut EYANG KAKUNG yang
gembira bukan main mendengar lagu kesukaannya.
Mereka sambil menari berputar-putar dengan
kebahagiaan tersendiri. PAPA melepaskan semua baju
hitamnya. Tiba-tiba muncul IJAH dengan pakaian minim,
seronok, mengundang birahi. Ikut menari, mula-mula
menari bersama EYANG KAKUNG. Kemudian menari
bersama PAPA. Saling bergandeng tangan. PAPA dan
IJAH menari mesra sekali. PAPA memberikan kantung
berisi perhiasan, hasil curian, lalu membelai rambut
IJAH. IJAH senang dengan pemberian itu, lalu mencium
tangan PAPA ).
Tul jaenak
Jare jatul jaeji
Kuntul jare banyak
Ndoke bajul kari siji
Abang-abang gendero londo
173
Wetan sitik kuburan mayit
Klambi abang nggo tondo moto
Wedak pupur nggo golek dhuwit
( NYONYA SUMIRAH dan TUAN SUNAN cuek bukan main. Perlahan dan pasti
mereka mengeraskan suara tv, sehingga suara nyanyian EYANG KAKUNG, PAPA
dan IJAH perlahan hilang, tak terdengar meski penampakan mereka masih menari-
nari. Seolah menggoda kehidupan. Lampu mulai meredup perlahan hingga hitam
kelam. Tinggal suara televisi yang makin mengeras, berisik tak terusik, silih berganti,
tak jelas suara apa yang terdengar, sahut menyahut, melambung-lambung, kering di
telinga. Sampai puncaknya, tiba-tiba suara itu mati, seolah ada chanel yang
terputus ).
***
S E L E S A I
174
B I O D A T A S. Y O G A
S. Yoga dilahirkan di Purworejo Jawa Tengah tahun 70an, semasa kecil gemar akan wayang dan ketoprak, sejak SD sudah berkenalan dengan bacaan anak majalah Bobo dan Si Kuncung, perpustakaan di sekolah dasar merupakan pemicu utama kenapa ia akhirnya bergelut di dunia sastra. Sewaktu SMA ia telah memilih jurusan Bahasa dan Budaya sehingga banyak mempelajari sastra dan budaya, waktu itu ia kesengsem dengan karya-karya, Danarto, Iwan Simatupang, Budi Darma dan Putu Wijaya. Bersama teman-teman SMA tahun 1988 ia pernah membuat antologi cerpen dan puisi; Kering Shanira.
Kemudian melajutkan kuliah di Jurusan Sosiologi FISIP Unair Surabaya, di mana ia berkenalan dengan teori-teori ilmu sosial. Beberapa karya-karyanya masuk antologi lomba cipta cerpen dan puisi, dan juga banyak disebarluaskan di majalah dan media massa. Kini bekerja sebagai Fasilitator Kecamatan untuk Program Pengembangan Kecamatan di Madiun
Di antaranya karya-karyanya dimuat di Jurnal Cerpen, Jurnal Puisi, Graffiti Imaji-Antologi Cerpen Pendek YMS 2002, Para Penari-Lomba Cipta Cerpen Nasional Kota Batu 2002, Sepuluh Besar Lomba Cipta Cerpen Nasional Bali Post 2002, Dari Negeri Asing-Lomba Cipta Cerpen Forum Lingkar Pena 2002, Antologi Puisi Indonesia 1997-KSI, Gelak Esai & Ombak Sajak Anno 2001-Kompas, Amsal Sebuah Patung-Borobudur Award 1997, Lampung Kenangan: Lomba Cipta Puisi Krakatau Award 2002, Semi Finalis Poetry. Com bulan Agustus 2002, Lomba Cipta Cerpen dan Puisi KOPISISA Purworejo 1998, Permohonan Hijau-Antologi Penyair Jawa Timur 2003, Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia, Horison, Surabaya Post, Sinar Harapan, The Jakarta Post, Jawa Pos, Surya, Lampung Post, Surabaya News, Suara Merdeka, Solo Pos, Suara Karya dan Bali Post, Radio Jerman.
Pernah juga mencoba menjadi sutradara film independen bersama teman-temannya di @rekfilm Surabaya untuk lomba film di TVRI Surabaya tahun 2002, filmnya yang berjudul Ia yang Pergi dan Ia yang Kembali terpilih sebagai film terbaik.
Alamat : Jl. Ki Ageng Pemanahan Blok L 275 Perum Asabri Selo Kanigoro
Sikep (Antologi Cerpen Krakatau Award 2003), dll. Cerpennya yang bertajuk “Elegi
Gerimis Pagi” memenangkan Komunitas Sastra Indonesia Award 2002, sedangkan
cerpennya yang berjudul “Jejak-Jejak Terhapus Hujan” memenangkan juara III
Lomba Cipta Cerpen Kreativitas Pemuda Depdiknas 2003. tinggal di Wisma Dolphin
Balebak 32 Balumbangjaya, Bogor. (0251) 621628 / 081310326178.
184
SITTY NOERBAJA(EPISODE LEPAS DARI BUMI)
OLEH
ILHAM YUSARDI
185
PEMAINSeorang perempuan muda, berperan sebagai SITTY NOERBAJASeorang laki-laki muda, berperan sebagai SAMSUL BAHRISeorang laki-laki muda, berperan sebagai BAKHTIARSeorang laki-laki muda, berperan sebagai ARIFINSeorang laki-laki paruh baya, berperan sebagai AYAHSeorang laki-laki tua, berperan sebagai DATUK MARINGGIHSeorang laki-laki, berperan sebagai PENDEKAR LIMASeorang laki-laki, berperan sebagai PEDAGANGSeorang laki-laki, berperan sebagai PEDAGANG PALSU ( SURUHAN DATUK )Beberapa orang SISWA.
I.
186
PENTAS MENGGAMBARKAN SESUDUT JALAN ATAU HALTE TEMPAT ANAK-ANAK SEKOLAH MENUNGGU JEMPUTAN ATAU ANGKUTAN UMUM. DI SITU MANGKAL SEORANG PEDAGANG GEROBAK YANG MENJUAL MAKANAN DAN MINUMAN RINGAN. DI SEBELAH KIRI TERDAPAT SEBUAH RAMBU-RAMBU YANG MENUNJUKAN TEMPAT PERHENTIAN BUS.
SITTY, SAMSULBAHRI, BAKHTIAR DAN ARIFIN MASUK. MEREKA BERCENGKRAMA SEPERTI ADAYANG DIPERDEBATKAN.
BAKHTIAR :Yang namanya hidup di dunia tentu harus dengan akal, pandai-pandai. Kalau hidup di akhirat baru mesti dengan iman.
SITTY :Tapi, melihat jimat saat ujian tadi kamu bilang pandai, Bakhtiar ? Bukankah itu cara yang licik.
ARIFIN :Kalau saya berpendapat lain. Yang dilakukan Bakhtiar diwaktu ujian tadi namanya ‘licik pandai’, bukan cerdik pandai.
BAKHTIAR :Aah, hei. Untuk hasil maksimal dibutuhkan usaha yang maksimal. Betulkan Samsul ?
SAMSUL :Kata-kata itu benar. Kamunya yang tidak benar. Usaha maksimal bukannya menghalalkan segala cara. Ingat, alam terkembang jadikan guru. Bisa-bisa berubah pepatah itu, jimat terkembang otak membeku.
SITTY :Ujian tadi baru tahap percobaan. Apakah kamu bisa melihat jimat saat ujian akhir yang sebenarnya, Bakhtiar ?
ARIFIN :Kalau saya berpendapat lain. Resiko untuk melakukan kecurangan di ujian akhir sangat besar. Melihat kiri-kanan saja mungkin dicurigai. Bertanya tetangga ?, sesekali jangan. Nah, apalagi lihat jimat, kertas kecil apapun jenisnya pasti akan gagal.
SAMSUL :Barangkali Bakhtiar siap dengan resiko, didiskualifikasi.
ARIFIN :
187
Nah..., dari pada kepala pusing. Menurut pendapat saya. Lebih baik begini. Pertanyaan yang tidak terjawab oleh kita, gunakan pilihan bantuan. Pertama, ask the audience, kode tetangga-tetangga sebelah. Kalau dicurigai, urungkan niat. Kedua, phone a friends, siapkan kertas kecil untuk sms-sms-an,” bantu saya nomor sekian”. Lemparkan pada kawan yang mungkin tahu jawabannya. Tidak bisa juga ! Baru gunakan fifty-fifty.
BAKHTIAR :Fifty-fifty bagaimana ?
ARIFIN :Tentukan dua pilihan jawaban yang menurut kamu paling berkemungkinan benar. Dari dua jawaban tersebut, pilih satu saja dengan cara menimbang ( MENIRUKAN DENGAN TANGAN ). “Ma rancak iko pado iko, rancak iko”Nah, dapatlah satu jawabannya. Untung-untung betul. Gampangkan.... ?
SAMSUL :Alaahh...., sama juga bohong Arifin.
SITTY :Tidak ada gunanya. Seperti kata petuah :
Jalar-menjalar akar benaluKuat melingkar di batang manggaKita belajar menuntut ilmuTabiat buruk tak akan berharga
ARIFIN :Tapi bukankah fifty-fifty itu sah saja. Lain halnya dengan cara Bakhtiar yang menurut pendapat saya....
BAKHTIAR :Sudah, sudah. Waktu seminggu itu masih panjang. Cukup untuk bersantai menenangkan pikiran. Pergi piknik, tenangkan jiwa.
SAMSUL :Seminggu kamu bilang masih panjang ? Mana jari tanganmu ? Hitung mundur mulai detik ini. Saatnya siaga satu, kawan.
BAKHTIAR :Jangan tegang, rileks saja. Kita tentu punya cara masing-masing sebelum bertempur. Kalau saya, butuh refreshing dulu sebelum menuju gelanggang. Kalau mau belajar kejar tayang menghafal buku-buku, silahkan coba. Bisa-bisa meledak itu kepala.
ARIFIN :Dasar pemalas !
BAKHTIAR :Terserah saja, sekarang lebih baik pulang. Dengar,
Batang purut di tepi pagarDitanam putri anak bangsawan
188
Kerontang perut karena laparSegera pulang mencari makan.
Ayo, Arifin. Kamu pulang bersama saya atau tidak ? Biarlah mereka berdua menggagas masa depan. Apakah kamu mau jadi pamong terus, jadi obat nyamuk bakarnya ? ( ARIFIN MENGIKUTI BAKHTIAR ) Samsul, Sitty, kami duluan. O, ya. Bayar onde-onde kami ini. Buat tutup mulut kami. Daaah.., selamat berindehoi !
BAKHTIAR DAN ARIFIN KELUAR SETELAH MENGAMBIL BEBERAPA ONDE-ONDE
SAMSUL :Cerdik juga dia !Kamu lapar, Sitty ?
SITTY :(MENGGELENG)
SAMSUL :Benar tidak lapar ?
SITTY :( MENGGELENG )
SAMSUL :Bagaimana kalau kita beli onde-onde. Sekedar pengganjal perut.
SITTY : Mau, mau ! Boleh juga.
SAMSUL MENUJU PEDAGANG
SAMSUL :Onde-ondenya, pak.
PEDAGANG :Nah, begitu. Perhatikan juga nasib orang kecil seperti saya. Masa seharian saya berjualan di sini tidak ada yang beli ? Makanya dari tadi saya tawarkan onde-onde ini. Saya tahu kalau putrimu itu sangat suka onde-onde. Dia kan langganan saya.
SAMSUL :Berapa, pak ?
PEDAGANG :Belum seberapa, sepuluh onde-onde baru lima ribu saja. Kali ini saya kasih bonus dua buah. Buat nona Sitty.
SAMSUL : O. Ya. Terima kasih. Bapak baik sekali. Eh, benar tidak, pak ? Kata orang, hari esok harus lebih baik dari hari ini.
189
PEDAGANG :Ya, harus !
SAMSUL :Kalau begitu besok bapak harus lebih baik. Besok, kalau saya beli onde-onde bonusnya harus lebih dari dua. Hehehe ......
PEDAGANG :Pintar juga otakmu.
SAMSUL KEMBALI KE TEMPAT SITTY
SAMSUL :Sitty, ini onde-ondenya. Makanlah. Bapak itu memberi bonus buat kamu.
SITTY :O, ya. Kalau saya tadi yang beli pasti bonusnya lebih dari dua.
SITTY DAN SAMSUL DUDUK MENIKMATI ONDE-ONDE
SAMSUL :Sitty, selepas lulus sekolah nanti, ayahku menyuruhku untuk meneruskan ke perguruan tinggi. Aku sendiri setuju dengan itu. Kalau kamu bagaimana ?
SITTY :Baguslah. Siapa yang tidak bangga bisa lanjut ke jenjang yang lebih tinggi . Ayahmu tentu telah menyiapkan semua demi kamu. Aku sendiri belum tentu, Sam. Belakangan ini ayahku sakit-sakitan. Aku tidak mungkin memaksakan keinginanku dalam kondisi seperti ini. O... rencananya kamu mau melanjutkan kemana, Sam ?
SAMSUL :Ayahku menyarankan untuk kuliah di luar negeri.
SITTY :Luar negeri ?!
SAMSUL :Iya, Sitty. Tidak di sini.
SITTY :Kenapa mesti ke luar negeri, Sam ?
SAMSUL :Kata ayahku, sangat baik untukku nantinya. Dengan kuliah di luar negeri kita bisa mendapatkan ilmu dengan maksimal.
SITTY :Di sini juga bisa, bukan ? Banyak perguruan tinggi yang tidak kalah kualitasnya. Dan lagi, kuliah di luar itu butuh biaya besar, Sam. Apakah ayahmu sudah memikirkannya matang-matang ?
190
SAMSUL :Ah, entahlah. Selain itu sebenarnya aku belum siap untuk merantau terlalu jauh. Jauh dari kampung halaman, jauh dari keluarga, dan tentu akan menjauhkan aku dari kamu Sitty.
SITTY :Jauh tidak lagi persoalan, Sam. Selagi masih di bumi ini. Apalagi zaman sekarang ini. Jarak dan waktu bisa direkayasa dengan teknologi.
SAMSUL :Aku tidak ingin jauh dari kamu Sitty.
Anak baginda berburu rusaRusa mati tertembak panahJika kasih jauh dimataRasa mati badan sebelah.
SITTY :Burung puyuh masuk ke rimba Di dahan jati singgah merapatMeskipun jauh dipelupuk mataDi dalam hati tetapkan dekat.
SAMSUL :Ombak berdentum di hujan lebatSampan melaju ke pulau seberang Hendak kemana carikan obatBadan bertemu makanya senang.
Kalau lama tidak ke ladangTinggilah rumput dari padiKalau lama tak bisa kupandangRasa rindu menjadi-jadi.
SITTY :Risau kicaunya si anak balamDitinggal induknya di pohon jambuWalau tak bisa berjawat tanganDi dalam mimpi kita bertemu.
Utara selatan jadi penjuruTimur dan barat jadi pedomanJika tuan dilanda rinduDikerat rambut jadikan kenangan.
SAMSUL :Tetak lontar alaskan padiPeti dibawa dari PalembangBertemu sebentar bagaikan mimpiItu membawa hatiku bimbang
191
Bendi dipapah jalan berlikuMengangkut sirih ke tengah pekanKaki dilangkah terasa kakuTakut kasih berpindah tangan.
SITTY :Anak Kediri berdagang kainKain disimpan dalam petiNiat diri tidak pada yang lain Tuan terikat di dalam hati.
Anak dara bersunting kembangRupanya elok serta jelitaBanyak dara di negeri orangTidakkah tuan bersimpang mata.
SAMSUL :Manis-manis bukannya tebuManisnya manis si gula jawaManis tidak sekedar dari rupamuManis kupandang budi bahasa.
Surabaya kota pahlawanDikenang seluruh anak negeriSitty Noerbaja yang menawanTak akan kudapati di luar negeri.
SITTY :Merah warnanya si bunga mawarPutih suci bunga melatiJanji bukan untuk ditawarKasih hanya dilerai mati
SAMSUL :Tanam melati di depan rumah
Ubur-ubur berdamping duaJikalau mati kita bersamaSatu kubur kita berdua.
SITTY :Ubur-ubur berdamping duaTanam melati bersusun tangkaiKalau mati kita berduaJikalau boleh bersusun bangkai.
SAMSUL :Tanam melatai bersusun tangkai Tanam padi satu persatuJikalau boleh bersusun tangkai
192
Daging melebur jadi satu.
TANPA DISADARI, PEDAGANG MEMPERHATIKAN PERCINTAAN SAMSUL DENGAN SITTY.
PEDAGANG :“Allahuakbar Allahuakbar..............!!” ( KEARAH SITTY DAN SAMSUL )
SAMSUL :Hah ! O . Ayo kita pulang, Sitty. Sudah terlalu senja. Nanti orang di rumah marah-marah. Merantaunya masih lama. Lulus saja juga belum tentu.
SAMSUL DAN SITTY KELUAR
PEDAGANG :Ikat berikat tali kudaPasang pelana kuda yang putihHati terikat samanya mudaLupa waktu sebab berkasih
Minta daun diberi daunDalam daun buah bidaraMinta pantun diberi pantunDalam pantun ada cerita
PEDAGANG ITU PUN KEMUDIAN MENUTUP DAGANGANNYA. KELUAR SERAYA MEMBAWA RAMBU-RAMBU YANG TERNYATA BISA DICABUT DENGAN MUDAH.
* * *
II.
DI RUANGAN SEBUAH RUMAH SEORANG LAKI- LAKI SEPARUH BAYA DUDUK. LAKI-LAKI ITU TERBATUK-BATUK SERAYA MENGUSAP-USAP DADANYA MENAHAN SAKIT. ANAK PEREMPUANNYA DUDUK DI SEBELAH LAKI-LAKI ITU, SESEKALI MEMIJIT-MIJIT BAHUNYA.
SITTY :Istirahatlah lagi ayah, sudah terlalu larut.
AYAH :Tidak mudah tidur bagi ayah sekarang ini, Sitty.Dipejam mata tak terpejam Direbah tubuh tak jua senang perasaan.
193
SITTY :Apalagi yang ayah pikirkan ? Bukankah ayah pernah bilang pada Sitty, Tidaklah beban jadi rasian Habis daging dihisapnya.
AYAH :Sitty, anakku. Kamu ini seperti orang dulu bilang,Kecil tak lagi untuk disuruh-suruh.Besar belumlah dapat ditumpangi.
SITTY :Ah, ayah. Kecil Sitty anak ayah, besar juga tetap anak ayah. Kalau boleh Sitty tahu, apa yang ayah pikirkan ?
AYAH :Dipintal benang dengan gulunganBiar berpisah pangkal dengan ujungnyaTak kusut pula dalam genggaman.Tapi, kali ini kamu terpegang ujung benang, Sitty.Ayah memintal dari pangkalnya.
SITTY :Kalaulah ujung di tangan Sitty, tentulah Sitty takkan berlepas tangan.Ceritakanlah ayah. Dengan senang Sitty dengarkan.
AYAH :( MENARIK NAFAS )Berniaga ke tanah Jawa dagang emas dengan budi bahasa.Tapi, bagaimanapun, untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak.Nasib tertoreh di telapak tangan. Niat hendak menyekolahkanmu tinggi-tinggi, biar bertambah isi kepala.Cita-cita membumbung langit, Tuhan dari atas jua yang menentukan.Jerih peluh usaha niaga kita kali ini telah habis surut, Sitty. Ayah tak dapat lagi berbuat apa-apa. Sekarang, kamu juga tahu, harta ayah hanya tinggal badan sepembawaan ini. Hutang-hutang tumbuh melilit pinggang. Mencekik kerongkongan.
SITTY :Sitty mengerti, ayah.
AYAH :Hutang emas dibayar emas. Hutang budi, tentulah dibawa mati.
SITTY :Benar ayah.
AYAH :Kemarin Datuk Maringgih datang ke sini. Tak lain untuk menagih hutang pinjaman dagang yang sudah jatuh tempo. Ayah meminta Datuk menambah jangka waktu yang diberikan. Tapi, dia menolak. Karena telah melewati batas waktu yang seharusnya.
194
Sehingga bunganya sudah berlipat ganda. Rumah yang satu-satunya inipun hendak disitanya. Dan itupun belum juga akan menutupi hutang kita Sitty.
SITTY :Iya, ayah. Sitty paham, ayah.
AYAH :Panjang cerita segelas kopi, direntang masa setinggi bulan. Bersilat lidah di perbincangan, berkecamuk darah dalam dada. Ah. Hutang kita seperti memotong rumput di tengah padang. Potong dipotong tumbuh jua. Bunganya menjulang menyentuh lutut. Tiap melangkah terjatuh pula menyentuh tanah.
SITTY :Sitty mengerti, ayah. Jual gabah di tengah pekan, gabah dibawa dengan bendi.Kalaulah susah sama kita pikirkan, nak lapang jua beban di hati.Ayah, apa yang bisa Sitty perbuat untuk itu, Ayah.
AYAH :( KEMBALI MENARIK NAFAS, KEMUDIAN MENGGELENGKAN KEPALA )Daunmu terlalu hijau. Berputik sudah, berbunga belum. Harumnya belumlah melintas pagar.
SITTY :Maksud ayah.... ?
AYAH :Sitty, hutang emas dibayar emas ? Hutang budi dibayar budi ? Tapi, lain dengan Datuk Maringgih. Seluruh hutang kita padanya, tidak berguna pepatah demikian. Datuk ingin mempersuntingmu. Maka, lepaslah hutang yang selilit pinggang.
SITTY :( TERKEJUT )Dengan Sitty, ayah !? Datuk Maringgih !?
AYAH :Itulah jalan yang ia pintaskan agar terlepas dari segala hutang.
SITTY :Tidak, ... tidakkah ada jalan lain, ayah ?
AYAH :Kalaulah umur ayah masih panjang, dan tenaga berisi di badan. Tentu ayah tidak akan memberi tahu kamu, Sitty.
SITTY :Tapi, ... Sitty belum ...
AYAH :
195
Sitty, Ayah paham kalau kamu belum punya timbangan yang kuat, Sitty. Timbangan yang bagus tidak berat sebelah. Berlebih semata ditentang dengan pikiran. Selepas kamu lulus sekolah nanti, Datuk Maringgih hendak menjatuhkan hari.
SITTY :( TERDIAM LAMA SEPERTI BERPIKIR )Ayah, bolehkah Sitty mohon diri Ayah ?Sudah berat kelopak mata. O, ayah istirahatlah dahulu.
SITTY KELUAR MENINGGALKAN AYAHNYA.LAMPU MENYURUT.
* * *
III.
PENTAS KEMBALI MENGGAMBARKAN SESUDUT JALAN. PEDAGANG MENUNGGU ANAK-ANAK PULANG SEKOLAH.
DATUK MARINGGIH MASUK BERSAMA PENDEKAR LIMA—ASISTEN, JUBIR SEKALIGUS PENGAWALNYA.
DATUK :Sudah keluar anak sekolah itu ?
PEDAGANG :O, belum Tuan. Mungkin sebentar lagi. Coba lihat arlojinya ( MENARIK TANGAN DATUK, MELIHAT ARLOJI ). Baru pukul lima lewat sedikit. Lihat, baru sedikit lewatnya. Sekolah bubar pukul setengah enam. Ya, setengahnya saja. Sebentar lagi. Sabar, sabar. Silahkan duduk dulu. Santai dulu. Dan saya punya onde-onde, enak rasanya. Silahkan dicoba. Kalau tidak percaya lihat saja nanti. Seorang gadis cantik akan memborong onde-onde ini, Sitty Noerbaja gadis....
DATUK :Sitty Noerbaja ?!
PEDAGANG :Tepat sekali. Gadis manis, semanis tebu, suka onde-onde. Dia bilang onde-onde lebih hebat dari makanan import manapun. Eh, apa Tuan menunggu Sitty Noerbaja ?
DATUK :Ya. Saya menjemputnya.
PEDAGANG :Berarti Tuan ini keluarganya Sitty, kakeknya barangkali ?
196
PENDEKAR LIMA :Heh ! Jangan asal bicara ya !
PEDAGANG :Bapaknya ?
PENDEKAR LIMA :Datuk ini bukan bapaknya.
PEDAGANG :Jadi, pamannya begitu ?
PENDEKAR LIMA :Huhh ! Tidak kata saya !PEDAGANG :Kakek bukan, bapak tidak, paman juga salah. Tapi ke sini untuk menjemput Sitty. Nah, berarti Tuan ini sopir pribadinya nona Sitty.
PENDEKAR LIMA :Hei ! Mau kakek, kek. Mau bapak, kek. Mau paman, kek. Apa urusanmu ! Urus saja onde-ondemu itu.
PEDAGANG :O. Oke, oke. Maafkan saya. Tidak akan saya urus lagi. Ya, bukan urusan saya. Tapi ingat, sekedar informasi. Bagi saya, Sitty berarti onde-onde, seperti onde-onde. Lembut di luarnya, manis di dalamnya. Dia ramah sekali....
DATUK :( KEPADA PENDEKAR LIMA )Coba kau lihat kesana. Lama sekali keluarnya. Apa yang mereka perbuat di sekolah itu. Zaman saya sekolah tidak terlalu penting. Lihat saya, tidak perlu sekolah tinggi-tinggi untuk bisa hidup sejahtera. Cuma pakai akal-akalan. Kecil bahagia, muda foya-foya, tua sejahtera, mati masuk......
PENDEKAR LIMA :Itu dia, Datuk. Menuju kesini. Anak sekolah keluar seperti kambing lepas dari kandang. Tapi, Sitty bergandengan Datuk.
DATUK :Bergandengan ! Dengan siapa !?
PENDEKAR LIMA :Dengan laki-laki. Mesra sekali mereka.
DATUK :Siapa laki-laki itu ? Hah ! Samsul Bahri. Anak Sutan Mahmud. Sudah melekat-lekat pula ia dengan Sitty.
SAMSUL , SITTY, BAHKTIAR DAN ARIFIN MASUK.
197
SAMSUL :Tuan Datuk Maringgih rupanya. ( MENGULURKAN TANGAN HENDAK BERSALAMAN TAPI TIDAK DIBALAS OLEH DATUK )
PENDEKAR LIMA :Oh, bersalaman dengan Datuk harus melalui saya. Saya asisten, jubir, sekaligus pengawal pribadi Datuk. Jadi segala apapun urusan dengan Datuk harus melalui saya.
DATUK :Selamat sore Sitty. Sedari tadi saya menunggu. Niat di hati hendak menjemputmu. Mobil sudah saya persiapkan. Mari, kita berkeliling menikmati senja yang menarik ini. Bagaimana kalau kita ke tepi laut, mencari angin segar sambil makan rujak atau jagung bakar. Setelah itu kita ke plaza mencari oleh-oleh untuk ayahmu.
SITTY :Ah, eh. O. Mmmh ... Datuk !?
DATUK :Ayo Sitty, mari. ( MENARIK TANGAN SITTY )
SAMSUL :Ada apa ini Datuk ?
PENDEKAR LIMA :Bukan urusan kamu !
SAMSUL :Ini jadi urusan saya.
PENDEKAR LIMA :Oi, urus saja dirimu sendiri, kalau tidak mau berurusan panjang dengan saya !
SAMSUL :Tapi jangan main ... !
SITTY :Tenang Sam. Ini urusan saya. Pulanglah dulu bersama Bachtiar dan Arifin. Saya mau bicara sebentar dengan Tuan Datuk.
SAMSUL :Tapi, Sitty. Kamu...
SITTY :Sam, saya mohon pengertian kamu.
PENDEKAR LIMA :Nah, kamu dengar tidak ? Sitty menyuruhmu pergi dari sini. Tunggu apalagi, menunggu kena usir, ya ?
BACHTIAR :
198
Enak saja main usir. Ini tempat umum tahu.
PENDEKAR LIMA :Kamu juga mau turut campur urusan ini, ya ? Mau tahu prosedur berurusan dengan saya ?
ARIFIN :Op, op, op. Menurut pendapat saya lebih baik kita mengalah. Mundur. Ayo. Sitty, kami duluan. Jaga diri baik-baik.
SAMSUL, BACHTIAR DAN ARIFIN PERGI DENGAN KESAL.
SITTY :Datuk. Apa maksud Datuk menjemput saya ?
DATUK :Saya bermaksud baik Sitty. Mulai hari ini saya, eh, aku, akan menjemputmu. Sebagai seorang calon induk berasku, alangkah menyenangkan kita bertemu setiap saat. Biar kita merasa dekat. Bukan begitu hendaknya ?
SITTY :Siapa yang menyuruh Datuk melakukannya ?
DATUK :O, tidak siapa-siapa. Ini aku lakukan tulus dan murni dari hati nuraniku sendiri.
PENDEKAR LIMA :Ah, tidak usah pakai menolak segala. Turuti sajalah. Datuk akan membuat hari-harimu bahagia.
DATUK :Saya tidak menyuruhmu bicara !
SITTY :Datuk. Saya tidak pernah meminta untuk dijemput, Datuk.
DATUK :Sitty, semua sudah saya perhitungkan dengan ayahmu, Sitty. Tidak ada lagi yang perlu dipermasalahkan.
SITTY :Tuan Datuk. Ini bukan hitungan matematik, Tuan. Sebagai seorang yang jauh lebih dewasa, tentu Tuan lebih paham dunia ini.
DATUK :Ah, kau kan bukan lagi anak kecil yang tidak bisa menentukan langkahmu sendiri. Sudah tujuh belas tahun. Tentu kau mengerti Sitty.
SITTY :
199
Jalan saya masih panjang Datuk. Saya belum berpikir melangkah sejauh ini. Alangkah bagusnya Datuk mencari perempuan yang lebih dari saya. Lebih pantas, lebih pas menjalankan hidup dengan Datuk.
DATUK :Apalagi yang kamu cari setamat sekolah ini, Sitty ? Lebih baik lakukan langkah besar. Apalagi, kamu perempuan. Bukankah perempuan itu hanya ; sumur, dapur, dan kasur.
SITTY :Tuan. Hendaklah Tuan berpikir baik. Baik untuk Tuan, dan juga baik untuk saya.
PENDEKAR LIMA :Ini sudah yang terbaik Datuk lakukan untuk kamu dan Ayahmu, Sitty. Apakah kamu senang melihat ayahmu sakit-sakitan memikirkan...
SITTY :Tentang hutang Ayah saya pada Datuk, saya berharap Datuk sabar. Berilah saya kesempatan. Tunggu saya menyelesaikan sekolah saya dulu. Saya akan berusaha, bekerja mencari uang untuk membayarnya.
PENDEKAR LIMA :Heh ! Mau kerja apa kamu Sitty ? Tidak gampang mencari pekerjaan di jaman sekarang ini. Kerja di kantor ? Di Bank ? Jangan mimpi Sitty. O, barangkali kamu bisa jadi babu, buruh kasar, atau kamu jadi pekerja ... pekerja seks komersil.
SITTY :( MENAHAN AMARAH ) Saya tidak bicara demikian Tuan-tuan.
DATUK :Pendekar Lima. Saya tidak suruh kamu bicara. Diam saja di sana. Jadi, kamu keberatan dengan aku Sitty ?
SITTY :Maafkan saya Tuan Datuk.
DATUK :Saya tidak main-main Sitty.
PENDEKAR LIMA :Tidak tahu diuntung pula kau rupanya. Ingat. Hutang ayahmu dengan Datuk sudah terlalu banyak. Mau dibayar dengan apa lagi ? Ayahmu sudah menjual seluruh perusahaan dagangnya. Untuk bunganya saja itu pun belum cukup. Ayahmu sudah mulai bicara sendiri memikirkannya. Lebih baik kau bayar lunas dengan ...
SITTY :Hutang emas dibayar emas, Tuan.
PENDEKAR LIMA :
200
Jadi kau kemanakan perbuatan baik Datuk selama ini pada ayahmu ?
SITTY :Saya akan selalu mengingatnya. Tidak akan saya lupakan, bahwa Datuk adalah seorang yang baik. Bahkan terlalu baik.
PENDEKAR LIMA :Nah, tunggu apa lagi ?
SITTY :Namun, keinginan Datuk terhadap saya, apakah baik buat saya ?
PENDEKAR LIMA :Jelas sangat baik. Niat baik Datuk tidak akan ada yang menghalangi.
SITTY :Belum tentu, Tuan. Kalau Tuhan berkeinginan lain, tidaklah boleh mendahului yang di atas.
DATUK :Hhh. Jangan bermain-main, apalagi mempermainkan saya. Jadi kamu menolak saya ? Saya tidak pantas untuk kamu, begitu ? Lalu, siapa yang pantas ?
PENDEKAR LIMA :Samsul Bahri tentu telah mempengaruhi otaknya.
SITTY :Tidak baik menyangkut – pautkan persoalan ini dengan orang lain, Tuan. Samsul tidak tahu apa-apa dengan masalah ini.
PENDEKAR LIMA :Jangan bersilat lidah, Sitty. Sejak kapan kau berhubungan dengan dia ? Sudah sejauh mana ? Jangan-jangan kau telah melakukan......
SITTY :Cukup Tuan. Persoalan ini hanya antara keluarga saya dengan tuan Datuk.
DATUK :Baik, baik. Sitty ! Silahkan kamu berpikir baik-baik sekarang. Baik untuk kamu serta ayahmu. Terserah ! Saya tunggu keputusanmu.
SITTY :Sekali lagi, saya mohon maaf dan berharap Tuan mengerti. Maafkan atas kelancangan saya. Saya mohon diri dulu, Tuan. Saya pulang.
SITTY KELUAR
PENDEKAR LIMA :
201
Keras kepala juga dia !
DATUK :Keras hati, pendekar.
PENDEKAR LIMA :Keras hatinya pada Samsul Bahri.
DATUK :Mmmh. Hehehe ... Samsul Bahri !? Tampaknya dia akan menjadi batu sandungan bagi langkah saya. Tapi dia bukan masalah yang besar. Pendekar, ke sini !( MEMBISIKAN SESUATU. PENDEKAR MENGANGGUK-ANGGUK )
PENDEKAR LIMA :Ide yang usul. Tapi...
DATUK :Tapi bagaimana ?
PENDEKAR LIMA :Begini Datuk, apakah setelah ini dilakukan Sitty akan mau dengan Datuk ? Tentu dia akan tambah sulit didekati. Lebih baik langsung Sitty saja, Datuk.
DATUK :Kamu gila ya ! Tujuan saya itu jelas-jelas Sitty. Kenapa Sitty pula yang dijadikan sasaran. Goblok ! Sekarang gunakan otakmu, bagaimana caranya.
PENDEKAR LIMA :O. Baik. Begini ( BEBICARA PELAN DENGAN DATUK, SESEKALI MENUNJUK KE ARAH PEDAGANG )
DATUK :Bagus, bagus. Sekarang gunakan bibirmu itu kesana.
PENDEKAR LIMA MENDEKATI PEDAGANG.
PEDAGANG :Eh, Tuan. Kelihatan serius sekali pembicaraan tuan-tuan dengan Nona Sitty. Sehingga Ia tidak sempat menikmati onde-onde saya. Rejeki saya jadi hilang begitu saja.
PENDEKAR LIMA :Ah, biasalah. Kami ini memiliki sebuah Production House yang sedang menggarap sebuah film baru. Pembicaraan tadi itu, kami menawarkan sebuah peran pada Sitty Noerbaja. Tapi dia masih ragu. Pikir-pikir dulu katanya ( MEMAKAN SEBUAH ONDE-ONDE ) Mmmh..onde-ondenya enak sekali.
PEDAGANG :Tuan mengajak Sitty main film ? Dia menolaknya ?
PENDEKAR LIMA :
202
O, Belum. Sitty belum memutuskannya tadi.( MEMATUT-MATUT GEROBAK PEDAGANG )Selain dengan Sitty, sepertinya kita juga bisa berkerjasama.
PEDAGANG :Bekerjasama ? Tuan membutuhkan saya untuk main film ?
PENDEKAR LIMA :Ya. Kami membutuhkan gerobak Anda ini untuk setting sebuah adegan di film kami nantinya.
PEDAGANG :Aah..., masa cuma gerobaknya saja. Sayanya tidak. Memang apa judul filmnya ?
PENDEKAR LIMA :Mmmh. “Tidak Ada Apa-apa Dengan Cinta”.
PEDAGANG :Lho ! Kok pakai kata ‘tidak’ ?
PENDEKAR LIMA :Di situlah nilai jual film ini, lain dari yang lain. Film ini akan memperlihatkan bahwa tidak ada apa-apa dengan cinta. Persetan dengan yang namanya cinta. Nah, pengambilan gambar pertamanya akan dilakukan di sini. Sitty akan memainkan tokoh utamanya yang sedang menunggu kekasihnya sambil makan onde-onde.
PEDAGANG :Makan onde-onde ? Wah, cocok sekali dengan hobinya.
PENDEKAR LIMA :Karena itulah kami memberikan peran ini pada dia.
PEDAGANG :Semestinya saya juga diajak, dikasih peran. Saya ini kan sudah biasa melakukan adegan yang Tuan inginkan. Sitty pasti senang dengan saya sebagai lawan mainnya.
PENDEKAR LIMA :Sayang, wajah Anda itu tidak Kameragenik
PEDAGANG :Apa maksudnya ?
PENDEKAR LIMA :Wajah Anda itu tidak menarik jika dishoot dengan kamera. Itu akan merusak citra film ini di mata penonton nantinya. Jadi saya cuma pakai gerobaknya saja. Bagaimana ? Mau tidak ? Kami hargai ( MEMBERI PENJELASAN DENGAN TANGAN SAMBIL BERBISIK ).
PEDAGANG :
203
Ah, cuma segitu ? Biasanya seorang produser itu sangat royal. Apalagi untuk sebuah adegan penting.
PENDEKAR LIMA :Tenang, sesudah pengambilan gambar adegan ini akan saya tambah. Dua kali lipat, bagaimana ?
PENDEKAR LIMA :( HENDAK BERBALIK KE TEMPAT DATUK ) Apa lagi !?
PEDAGANG :Tadi kata Tuan, Nona Sitty belum memastikan dirinya untuk.......
PENDEKAR LIMA :O. Itu bukan urusan kamu. Nanti akan kami hubungi lagi dia. Cuma persoalan nilai kontrak. Dengan nilai yang lebih tinggi, pasti Sitty tidak akan sanggup menolaknya.( MENUJU DATUK )
DATUK :Bagaimana, Pendekar ?
PENDEKAR LIMA :Beres, Datuk. Semua sudah saya persiapkan
DATUK :Bagus. Tidak percuma kau kuangkat jadi jubir, bibirmu tak kalah cepatnya dengan otakmu. Setelah Samsul dibereskan, tidak ada lagi halangan bagi saya menuju Sitty. Oh, Sitty ( SERAYA MENERAWANG ).
* * *
IV.
SEORANG PEDAGANG PALSU SURUHAN PENDEKAR LIMA TELAH SIAP DI TEMPAT ITU. IA MONDAR-MANDIR MENUNGGU ANAK-ANAK SEKOLAH KELUAR.
SITTY :Betul. Tapi bapak ini siapa ? Biasanya kan pak Amat yang berjualan dengan gerobak ini.
PEDAGANG PALSU :Saya ini... anu, maksud saya, saya ini saudara dari isterinya si Amat yang biasanya berjualan di sini. Berhubungan si Amatnya ada urusan ke situ...., maksud saya ke....kampung isterinya itu, saya diminta untuk menggantikannya. Daripada tidak untung....Eh, maksud saya daripada merugi, lebih baik saya yang menjual-jual dagangannya hari ini. Katanya dia ada......
SITTY :Ada apa, Pak ?
PEDAGANG PALSU :Ah, entahlah. Tidak tahu saya. Pokoknya anu. Penting !
SITTY :Maksud bapak urusan penting.
PEDAGANG PALSU :Nah, betul. Seperti yang Nona maksudkan tadi.Yang penting bagi saya itu, si anu, maksud saya, teman Nona yang bernama Samsul itu .
SITTY :O, Samsul Bahri. Dia belum keluar. Sebentar lagi. Saya biasa menunggunya di sini.Ada perlu apa bapak dengan Samsul ?
PEDAGANG PALSU :Begini. Saya ini di...., maksud saya ada sesuatu yang akan saya......
SITTY :Maksud bapak ada yang ingin bapak sampaikan pada Samsul ? Katakan saja pada saya, nanti saya sampaikan pada Samsul.
PEDAGANG PALSU :Ooo...tidak bisa, maksud saya tidak usah. Biar saya saja. Ini juga penting Nona.
SITTY :Memangnya siapa yang berpesan ?
PEDAGANG PALSU :Si itu..., si anu, maksud saya.......
SITTY :Pak Amat ?
205
PEDAGANG PALSU :Iya, ya, seharusnya saya bilang begitu. Hehehe........
SEMENTARA PEDAGANG PALSU ITU MENUNGGU SAMSUL, SITTY MENGAMBIL BEBERAPA BUAH ONDE-ONDE DARI GEROBAKNYA.
SITTY :Pak, Saya beli onde-ondenya. Ini uangnya.
PEDAGANG PALSU :Ha! Onde-onde ? Nona Sitty membeli onde-onde ini untuk siapa ?
SITTY :Ya buat saya.
PEDAGANG PALSU :Tapi ini tidak untuk........
SITTY :O, tidak untuk dijual, begitu ? Apa bapak tidak mau uang ?
PEDAGANG PALSU :Uang ! Mau saya. Ini saya lakukan karena uang.
SITTY :Nah, ini uangnya. SITTY DUDUK MELEPAS LELAH . KEMUDIAN IA MEMAKAN SATU BUAH ONDE-ONDE. PEDAGANG PALSU :( KESAMPING ) Aduh ! Celaka saya. Seharusnya Samsul, seperti yang disuruhkan pada saya. Nona memakannya ? ( PADA SITTY )
SITTY :Iya, kenapa ?
PEDAGANG PALSU :Ditelan ?
SITTY :( MENGANGGUK )
PEDAGANG PALSU :Enak ?
SITTY :Mmm, enak. Tapi gulanya terlalu manis dari yang biasa.( MEMAKAN SEBUAH LAGI )
206
PEDAGANG PALSU :Yang itu ?
SITTY :Sama saja. Bapak ini kenapa ? Kalau bapak mau silahkan coba saja. ( MENYODORKAN ONDE-ONDE )
PEDAGANG PALSU :O. Tidak, tidak ! Saya tidak suka onde-onde. Onde-onde itu manis. Saya tidak boleh makan yang manis-manis. Kalau saya makan, saya akan batuk-batuk. Saya akan jadi pusing. ( SITTY MEMEGANG KEPALANYA SEPERTI KESAKITAN ) Nah, anak saya akan marah. Ia akan tambah pusing melihat saya. Ia akan kasak-kusuk mencarikan saya obat. Pernah saya pusing sekali gara-gara makan dodol yang juga sama manisnya dengan onde-onde. Saya jadi terbatuk-batuk, nafas saya sesak sekali ( SITTY MEMEGANG DADANYA KARENA SESAK NAFAS ) Hampir-hampir saya tidak kuat lagi. Untung anak saya segera membawa saya ke Puskesmas. Kata anak saya, puskesmas itu kependekan dari; pusing, kepala sakit dan masuk angin. Susternya menyuntik saya disini ( MENUNJUK BAGIAN PAHANYA ) Sakit. Tapi, setelah itu saya bisa sembuh. Kalau tidak, saya bisa mati.( SITTY SUDAH TERDIAM BEGITU SAJA.TERKAPAR ) Saya ini belum ingin mati. Saya ingin hidup seribu tahun lagi. Nona takut mati ? ( MENOLEH KEPADA SITTY ) Nona ? Nona ! Bangun nona. Nona, bangun. Wah, celaka. Aduh, seharusnya Samsul. Kalau tidak, saya tak dapat uang. Aduh, nona ini ( MENDEKATKAN TANGAN PADA HIDUNG SITTY ) Haa ! Tidak ada anginnya. Puskesmas, puskesmas ! Tolong ! Tolong ! Ah, kalau orang-orang datang hancur saya. Aduh, bagaimana ini !?.
SAMSUL, BAKHTIAR DAN ARIFIN MASUK
SAMSUL :Sitty !?
BAKHTIAR :Sitty kenapa !?
ARIFIN :Ada apa dengan Sitty !?
SAMSUL :Hah ! Tidak usah bertanya lagi. Cepat angkat. Bawa ke rumah sakit.
MEREKA KELUAR MEMBOPONG TUBUH SITTY. DARI ARAH LAIN DATUK MARINGGIH DAN PENDEKAR LIMA MASUK.
DATUK : Bagaimana ?
PEDAGANG PALSU :Wah. Aduh, celaka ! Sitty !
207
DATUK :Kenapa Sitty ?
PEDAGANG PALSU :Onde-onde, maksud saya Sitty makan onde-ondenya. Sudah saya larang, tapi ia terus saja. Mau apa lagi. Kalau saya katakan ada racunnya tidak mungkin. Sekarang Sitty diangkut ke... PENDEKAR LIMA :Diangkut ke rumah sakit ? Cepat bapak lihat kondisinya ! Segera balik, kami tunggu di sini !
PEDAGANG PALSU KELUAR MELIHAT SITTY
DATUK :Haahhh ! Kenapa bisa jadi seperti ini ? Kacau ! Yang saya perintahkan bunuh Samsul Bahri. Kalau Sitty mati, percuma semuanya !
PENDEKAR LIMA :Ini kesalahan teknis, Datuk.
DATUK :Ini kesalahan kamu ! Menyuruh orang yang tidak bisa diandalkan ! Apa tidak ada yang lebih punya akal !
PENDEKAR LIMA :Kalau orang berakal mungkin tidak mau melakukannya, Datuk.
DATUK :Sudah! Jangan mencari alasan lagi. Apa yang harus kita lakukan ? Kita dalam keadaan bahaya. Sebaiknya kita pergi dari sini.
PENDEKAR LIMA :Kita tunggu laporan dari orang tadi dulu Datuk.
DATUK :Untuk apa lagi ?
PENDEKAR LIMA :Mengetahui keadaan Sitty, ia mati atau tidak.
DATUK :Mati atau tidak, tidak perlu lagi saat ini. Kasus ini pasti diusut. Sekaranglah waktu yang tepat untuk menghindar. Ayo !
LANGKAH DATUK TERHENTI KARENA SAMSUL DATANG.
SAMSUL :O. Ternyata langkah saya tak kurang dan tak jua lebih. Hendak ke mana tuan-tuan ?
208
Tidak mau mempertanggungjawabkan perbuatannya, ya ! Begitu ? Sitty sekarang dalam keadan koma, Dokter telah mengetahui penyebabnya. Tidak ada alasan untuk tidak menuduh Datuk sebagai dalangnya.
DATUK :Jangan asal tuduh ! Kamu ingin mencemarkan nama baik saya, ya !?
PENDEKAR LIMA :Oi, anak muda. Apakah kau punya bukti otentik kalau bicara !?
SAMSUL :Bukti ? ( MENGODE DENGAN TEPUKAN TANGAN )
BAKHTIAR MASUK MEMBAWA PEDAGANG PALSU
SAMSUL :Siapa yang menyuruh bapak untuk meracuni Sitty ? ( KEPADA PEDAGANG PALSU )
PEDAGANG PALSU :Itu, Situ. Maksud saya orang itu ( MENUNJUK PENDEKAR LIMA )
SAMSUL :Berapa bapak dibayarnya ?
PEDAGANG PALSU :Tadi saya dikasihnya uang segini ( HENDAK MENGELUARKAN SELURUH ISI SAKUNYA ). Janjinya saya akan dikasih uang banyak, satu juta katanya. Jadi saya mau. Perintah cuma menyerahkan onde-onde itu pada Samsul Bahri. Samsul Bahrinya tidak ada. Tapi Nona Sitty membeli onde-onde itu dan mengasih saya uang. SAMSUL :Maksud bapak ?
PEDAGANG PALSU :Aduh, ini sudah tiga kali saya jelaskan pada kalian !
BAKHTIAR :Jadi tidak usah berkelit lagi dari kami, Datuk !
SAMSUL :Datuk hendak meracuni saya agar Sitty bisa jatuh ke tangan Datuk ? Terlalu sempit jalan pikiran datuk. Tidak semua orang bisa Datuk bodoh-bodohi. Zaman sudah bertukar, Datuk ! Nah, sekarang kau harus me......
ARIFIN MASUK DENGAN RAUT MUKA TEGANG BERCAMPUR TANGIS.
ARIFIN :Sitty sudah mendahului kita.
209
SEMUA :Sitty !?
SAMSUL :Gaek keparat ! ( HENDAK MENYERANG DATUK )
DATUK :Lari !
PENDEKAR LIMA :Kita hadapi saja, saatnya perhitungan terakhir, Datuk !
BAKHTIAR :Oooooooiii ! Babi hutan masuk ke ladang !
BEBERAPA ORANG SISWA MASUK MEMBAWA BENDA-BEDA KERAS DI TANGAN. MEREKA LANGSUNG MENYERANG SEHINGGA TERJADI TAWURAN.
“Bagi saya.”“Ini. Hajar !”“Kubunuh kau, anak ingusan !”“Ayo, pak tua !”“Beraninya keroyokan !”“Sudah biasa, Datuk !”“Ekstrakurikuler !”
DALAM PERISTIWA TAWURAN ITU SAMSUL BAHRI TEWAS TERTUSUK BELATI OLEH DATUK, SEDANGKAN DATUK MARINGGIH TEWAS DIKEROYOK SISWA DENGAN BATU.
“Samsul !?”
KAWAN SAMSUL MENGANGKAT TUBUH SAMSUL KELUAR. PENDEKAR LIMA DAN PEDAGANG PALSU MELARIKAN DIRI.
* * *
V.
DI SUDUT JALAN BEBERAPA HARI KEMUDIAN, SEORANG LAKI-LAKI BERPAKAIAN LUSUH DUDUK DI HALTE. IA TENGAH BERBICARA SEORANG DIRI.
AYAH :Sitty...kembalilah Sitty...dst.
210
SUARA-SUARA :Sitty di sini Ayah. Menjelma gunung. Orang-orang mendaki, seperti mendaki mimpi. Sitty melihat mimpi itu, Ayah. Bintang jatuh ke samudera jiwa, jiwa lepas dari tubuh....
SUARA-SUARA :Sitty di sini Ayah. Serupa jembatan, antara masa lalu, masa kini, dan masa datang. Jembatan waktu yang melingkar, metamorfosis. Orang-orang melintas, datang, singgah, pergi, dan menghilang.
SUARA-SUARA :Sitty jadi muara, Ayah. Tempat segalanya berakhir. Akhir dari kepedihan, akhir dari segala dendam. Akhir dari mimpi-mimpi yang dihanyutkan orang dari hulu, dari masa lalu. Telah jadi kisah, Ayah. Yang melahirkan seribu tafsir.... Meski kita tidak pernah tahu kapan episode ini berakhir....
LAMPU PERLAHAN MENYURUT. PADAM.
SELESAI
Bukandiya april-mei 2004
211
BIODATA PENULIS
Nama : Ilham YusardiTTL : Padang, 28 April 1982Alamat : Jl. DR. M. Hatta RT 05 / RW 01 No. 29-30 Anduring Padang 25151Alamat Surat : Himpunan Mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia Fak. Sastra Univ. Andalas Padang
PO. BOX 235.
Status : Mahasiswa Sastra Indonesia FSUA angkatan 2001Aktivitas : Menulis puisi, cerpen, esai. Aktif di Teater LANGKAH FSUA, HMJ SASINDO,
Teater GARAK. Pernah ikut berbagai pementasan teater. Diantaranya; “Suara-suara Patung” karya Mila K. Sari, “Primordial II” karya S. Metron M. Di beberapa kota di Sumatera Barat.
No. Rekening : 107.750093953.901 Atas nama HARIYANTO. Kantor BNI Capem. Andalas Limau Manih.
212
Sebuah sandiwara remaja
Symphoni anak jalanan
Karya : IGN. Arya Sanjaya
213
Sebuah sandiwara remaja
Symphoni Anak JalananKarya : IGN. Arya Sanjaya
Pemain
Atet = pengamen
Iwo = pengamen
Kemal = pengamen
Abdul = petugas
Nasir = petugas
Komandan
___________________________________ Symphoni anak jalanan
Babak Satu
214
Di sepotong trotoar sebuah jalan di sebuah kota, tiga remaja tanggung, Atet, Iwo dan Kemal sedang mengamen. Iwo sering bermimpi, Atet sangat acuh dengan dirinya dan Kemal senantiasa menepuk-nepuk perutnya yang selalu kelaparan. Mereka sedang menyanyikan sebuah lagu berirama dangdut.
Lagu Pengamen
Mondar-mandir di sela-sela mobilnyanyi-nyanyi sampai suaraku sember
hilir-mudik di antara rumah makansenyam-senyum sampai bibirku dower
andai saja kupunya rumah mobil jugaku tak akan sengsaraandai saja kudapat hasil berjuta-jutapasti aku traktir semua
( kepada penonton ) mau, mau, mau ...
Kemal : Dapat berapa kita hari ini ?Atet : Sebentar, aku hitung dulu. ( Menghitung uang
Iwo : Memangnya kenapa kalo aku mimpi ketiban durian ?!
Kemal : Kita jadi kebelet pingin durian dong ! Ah, bego
kamu !
Iwo : Iya, mimpi dulu, nanti benerannya !!
Kemal : Dasar tukang mimpi !
Atet : Sudah, sudah ! Eh, Wo, Mal, lumayan juga
penghasilan kita hari ini.
Iwo + Kemal : Berapa ?!
Atet : Tiga ribu dua ratus rupiah.
Kemal : Berarti kita bisa makan sama-sama sebungkus
nasi kuah sayur dong ...
215
Tiba-tiba dua orang petugas datang dari sebuah sisi panggung, bergegas sambil meniup peluitnya. Setelah kejar-kejaran, akhirnya anak-anak itu terperangkap di salah satu pojok.
Abdul : Eh, eh, mau lari kemana kalian, hah ?!Bertiga : Maaf pak, apa salah kami ?!
Nasir : Sudah sering dikasih tahu masih bandel juga,
memangnya kalian mau jadi jagoan ya ?!
Iwo : Ampun pak, kami sungguh tidak mengerti.
Abdul : Kalian dilarang ngamen di sekitar tempat ini,
tahu !!
Kemal : Maaf pak, kami tidak tahu, pak !
Nasir : Dasar anak brekele, kamu ...
Atet : Betul pak, kami bener-bener tidak tahu. Baru
pertama kali ini kita bertiga ngamen disini !
Abdul : Baru pertama-baru pertama, eh, kalian kira kita
berdua buta apa ?! Sudah sering aku lihat
kalian pada genjrang-genjreng di sekitar
sini ...
Iwo : Barangkali bukan kami, pak !
Nasir : Pokoknya aku tidak mau tahu, yang jelas malam ini kalian bertiga yang
kami tangkap. Sekarang, ayo ikut ke kantor. Ayo cepat, cepat,
cepat ...!!
Bertiga : Tapi pak, bukan kami, sungguh bukan kami ...
Ketiga anak itu digiring oleh petugas, mereka semua
keluar.
Babak dua
Keesokan harinya di kantor petugas. Iwo, Kemal dan
Atet duduk di bangku panjang, dua petugas, Abdul dan
Nasir mendampingi mereka. Abdul duduk di belakang meja,
216
sementara Nasir berdiri mondar-mandir dengan pentungan
karet di tangannya.
Nasir : Nah, hari ini kalian bertiga akan dibebaskan.
Tapi ingat, jangan sekali-sekali kulihat lagi
kalian ngamen di tempat itu lagi. Berisik
tahu !! Bapak pejabat yang rumahnya dekat situ
empet matanya ngeliatin kamu-kamu semua...
ngerti, nggak ?!
Bertiga : Ngerti bang, eh, pak !
Tiba-tiba telepon berdering, Abdul mengangkatnya.
terdengar suara komandan memanggilnya menghadap
kemejanya.
Komandan: Dul, harap segera datang keruangan saya !
Abdul : Siap, komandan. ( pergi ke meja komandan, yang
ada di ruangan itu juga, di atas level yang
agak ditinggikan )
Abdul : Siap, komandan !
Komandan: Duduklah.
Abdul : Terima kasih, ‘dan !
Komandan: Begini Dul, aku sedang bingung nih. Hari ini
anakku yang nomor dua akan berulang tahun. Dan
kami ingin sedikit ada perayaan di rumah,
karena dia ingin mengundang beberapa temannya.
Selain makan-makan ala kadarnya, aku juga minta
seorang pemusik, organ tunggal untuk
memeriahkannya. Tapi dasar apes, tadi pagi dia
telpon, katanya nggak bisa tampil karena
bapaknya meninggal. Nah, aku jadi bingung
mencari gantinya ?! Kira-kira kamu punya
kenalan yang bisa nyanyi nggak ?!
Abdul : Kenalan ? Rasanya nggak ada komandan.
217
Komandan: Atau, tolong cari tahu deh !
Abdul : Baik komandan. ( Hendak berbalik, tiba-tiba
ingat sesuatu ) Maaf komandan, bagaimana kalau
pengamen yang kami tangkap tadi malam saja kita
suruh tampil di rumah komandan ?!
Komandan: Pengamen ?!
Abdul : Iya, komandan !
Komandan: Kamu menangkapnya di mana ?
Abdul : Di depan rumah boss, komandan.
Komandan: Oh, begitu. Ehm, boleh juga. Tapi apa mereka
bisa bernyanyi dengan baik ?! Jangan-jangan
mereka hanya bisa nyanyi sepotong-sepotong
saja, kan di jalan mereka nggak pernah nyanyi
utuh ?!
Abdul : Oh ya, ya ?! Tapi bagaimana kalau kita test
saja mereka, komandan ?!
Komandan: Maksud kamu ?
Abdul : Ya, kita suruh mereka menyanyikan sebuah lagu,
yang utuh tentu saja. Nah, kalau komandan
anggap layak, kita tampilkan mereka di rumah
komandan.
Komandan: Wah, bagus juga ide kamu. Tidak sia-sia ku
manggil kamu kemari. Dimana mereka ?
Abdul : Di ruangan sebelah, komandan. Sedang diberi
pengarahan oleh Nasir.
Komandan: Kalau begitu mari kita temui mereka. ( mereka
berdua pergi ke ruang sebelah ).
Nasir : Siap, selamat pagi komandan !Komandan: Pagi, semua baik-baik saja Sir ?
Nasir : Baik, komandan.
Komandan: Terima kasih. Begini Sir, tadi aku sudah cerita
sama Abdul, aku butuh penyanyi untuk ulang
tahun anakku Ria nanti malam. Aku ingin anak-
anak ini bisa tampil, tapi sebelumnya aku ingin
218
mendengarkan mereka menyanyikan sebuah lagu
dulu.
Nasir : Siap, komandan ! ( terus mendekati para
pengamen ). Kalian bertiga, kalian betul-betul
beruntung, kalian bertiga mendapat kesempatan
yang bagus kali ini. Kalian diminta tampil
dalam acara ulang tahun anaknya bapak komandan.
Atet : Kami diminta tampil, wah kesempatan bagus
nih ...
Iwo : Ya, betul !
Nasir : Tapi, tentu saja kalau kalian lulus test.
Sekarang kalian diminta untuk bernyanyi di
hadapan komandan. Ayo, nyanyikanlah sebuah
lagu, lagu apa saja, yang penting enak didengar
dan sopan, jangan lagu protes-protesan, awas
kalau macam-macam !!
Kemal : Baik, pak. Ayo kita nyanyikan sebuah lagu
kawan.
Iwo : Iya, tapi lagu apa ?
Kemal : Lagu Judul-judulan aja ?!
Iwo : Jangan, itu saru ...
Atet : Bagaimana kalau lagu plesetannya kang Harry itu
?
Iwo : Jangan, itu masuk kategori lagu protes, kan
nggak boleh katanya.
Kemal : Kalau begitu, lagu ( menyebutkan sebuah judul
lagu yang akan di tampilkan ) saja !
Iwo : Ya, ya, lagu itu aja, tapi kamu hafal nggak ?!
Kemal : Hafal dong ...
Atet : Oke, kalau begitu !! Pak, kami siap pak !
Nasir : ( setelah mohon persetujuan komandan ) Baik,
mulailah.
219
Mereka bertiga mulai menyanyikan sebuah lagu
( yang judulnya sudah disebutkan diatas ) yang sesuai
dengan situasi serta kondisi di tempat pementasan.
Selesai nyanyian, komandan, Abdul dan Nasir bertepuk tangan.
Komandan: Bagus, bagus !!
Abdul : Dahsyat, man !!
Nasir : Asyiikkkk !!!
Komandan: Nah, sekarang bersiap-siaplah kalian. Biar
kostumnya nanti diatur oleh Abdul dan Nasir.
Ayo kita berangkat ( mereka keluar )
Babak tiga
Esok harinya, di kantor dua petugas, Abdul dan
Nasir ngobrol tentang pesta anak komandan mereka tadi
malam.
Abdul : Meriah banget pestanya si Ria tadi malam ya, Sir !!
Nasir : Ya, makanannya enak-enak dan melimpah, teman-
temannya si Ria juga cantik-cantik dan seksi-
seksi, wah, betah aku jadinya. Dan anak-anak
itu juga nyanyinya nggak malu-maluin, kompak
dan apik deh.
Abdul : Ya, walau peralatan mereka sederhana, tapi
penampilan mereka tetap memikat. Sampai semua
yang hadir terpikat dan terkagum-kagum
dibuatnya.
Nasir : Eh, kira-kira komandan datang nggak hari ini ?!
220
Abdul : Aku jamin, nggak bakalan. Paling-paling dia
sedang molor kecapaian ! ( Tiba-tiba masuk
sang komandan )
Komandan: Siapa yang kamu bilang molor, Dul ?!
Abdul : Eh, itu komandan, ehm .. anak-anak itu ...tentu
mereka kecapaian.
Komandan: Oh ya, tapi dimana mereka, ya ?!
Nasir : Kurang tahu, komandan.
Komandan: Dimana kira-kira aku bisa menemukan mereka ?!
Abdul : Apa mereka sudah nyolong sesuatu dari rumah
komandan ?!
Nasir : Betul komandan, apa mereka sudah berlaku kurang
senonoh di pesta tadi malam ?!
Komandan: Tidak, tidak. Kalian salah sangka. Tadi malam
aku tidak melihat mereka pulang. Jadinya belum
sempat mengucapkan terima kasih.
Abdul : Oh, saya kira mereka tak tahu diri dan berbuat
kacau.
Nasir : Ya, saya juga mengira mereka telah
mempermalukan komandan di depan para undangan
komandan.
Komandan: Oh, tidak-tidak. Malahan tamu-tamuku banyak
yang memuji mereka. Banyak diantaranya yang
menanyakan dimana aku menemukan mereka. Dan
sekarang aku mau minta tolong pada kalian
berdua untuk menemui mereka.
Abdul : Mereka disuruh tampil lagi, komandan ?!
Komandan: Tidak, aku hanya ingin menyampaikan ucapan
terima kasihku pada mereka. Karena mereka telah
tampil dengan baik dan dapat menghibur tamu-
tamuku. Tolong sampaikan ini kepada mereka.
( Menyerahkan amplop ). Nah, aku pulang dulu,
karena ada urusan yang harus kubereskan dulu,
berkaitan dengan pesta tadi malam.
221
Abdul + Nasir : Baik, komandan !
Komandan: Tolong sampaikan kepada mereka sekarang juga !
Abdul + Nasir : Siap, komandan !! ( Komandan keluar )
Abdul : Sir, ayo kita berangkat ..
Nasir : Ayo !!! ( mereka berdua keluar )
Babak tiga
Sepotong trotoar di sebuah jalan, di sebuah kota.
Abdul dan Nasir berjalan mencari Atet, Iwo dan Kemal.
Terlihat keringat mulai menitik di dahi mereka, karena
mentari mulai meninggi. Sambil berjalan mereka
mendendangkan potongan lagu.
Abdul : Mengamen jangan mengamen kalau tak pada tempatnya mengamen boleh saja asal dibagi dua ...
Nasir : Huusss ...
bertugas harus bertugas tak boleh karena terpaksa bertugas tentu saja suka atau tak suka ...
Abdul : Sir, kearah mana kita harus mencari mereka,
ya ?!
Nasir : Kesana !!
Abdul : Kenapa kesana ?
Nasir : Karena disana ada warungnya si Mawar, si janda
bahenol ...
Abdul : Dasar buaya kamu, ayo ... ( mereka berjalan
sebentar ) Wah, lumayan capek nih.
Nasir : Ya, kakiku juga mulai pegel nih.
Abdul : Tapi kemana perginya anak-anak brekele itu,
ya ?!
222
Nasir : He-eh, kalau dicari menghilang bagai setan, nah
kalau lagi nggak dicari, eh, malah ngibing di
depan mata. Dasar apa tuh ..., kata kamu ?!
Abdul : Brekele ...
Nasir : Ya, brekele ...
Abdul : Tapi ngomong-ngomong, apa ya isi amplop itu ?!
Nasir : Maksud kamu ?
Abdul : Iya, amplop yang diberikan komandan untuk anak-
anak itu.
Nasir : Huss, ini amanat tahu !!
Abdul : Eeeh, aku kan cuma pengen tahu isinya doang.
Nasir : Iya, ya. Apa ya, kira-kira isinya ?
Abdul : Makanya, buruan buka, biar kita tidak
penasaran.
Nasir : Tapi dosanya kita bagi dua, ya ?!
Abdul : Dosa-dosa, buruan ah ! ( Nasir mengeluarkan dan
membuka amplop ).
Nasir : Duit, isinya duit Dul !!
Abdul : Berapa banyak ? ( Nasir menghitung )
Nasir : Dua ratus ribu !!
Abdul : Dua ratus ribu ?! Wah banyak juga, ya !
Nasir : Iya, banyak ...
Abdul : Bagaimana kalau kita meminjamnya sedikit untuk
sarapan ?
Nasir : Meminjam bagaimana maksud kamu ?
Abdul : Ya, kita kan tidak mencuri atau merampoknya,
kita hanya meminjamnya. Ya, hitung-hitung
ongkos pengantaran. Nanti kalau kita ada rezeki
kita kembaliin kepada mereka. Anu, ngomong-
ngomong perutku sudah keroncongan, nih !!
Nasir : Boleh juga ide kamu. Tapi, dosanya kita bagi
dua, ya ?!
Abdul : Dosa-dosa, buruan ! ( Nasir mengambil satu
lembar 50 ribuan, segera dirampas oleh Abdul,
223
kemudian dengan malu-malu dia mengambil 50
ribuan satu lagi untuk dirinya )
Kemudian, masuk Atet dan Kemal sambil berdendang.
Kedua petugas itu buru-buru menyelipkan uang kutipan
serta amplop itu kedalam kantung baju mereka.
Nasir : Itu mereka, hai .. kamu !! ( mendengar teriakan
itu, atet dan Kemal lari, terus dikejar oleh
kedua petugas. Mereka lari keliling panggung )
Abdul : Tunggu, tunggu dulu !! Kami datang bukan mau menangkap kalian ...
Atet : Terus, mau ngapain dong ?!
Nasir : Mau ngasihin uang !!
Kemal : Ngasih uang buat apa ? ( mereka berhenti
berkejaran )
Abdul : Kamu aja yang ngejelasin, Sir.
Nasir : Bapak komandan ingin menyampaikan ucapan terima
kasih ala kadarnya. Karena berkat penampilan
kalian yang bagus, tamu-tamunya menjadi
terhibur. ( Nasir menyerahkan amplop terus
keluar bersama Abdul. Sementara Atet dan Kemal
bengong, seperti nggak percaya dengan
kenyataan yang mereka hadapi )
Kemal : Duit ?! Wah, berapa banyak isinya, ya ?!
Atet : ( Mengeluarkan isi amplop ) Seratus ribu ...
Kemal : Banyak amat ! Eh, Tet bagaimana kalau kita
pinjam sedikit buat sarapan, perutku lapar
nih !!
Atet : Tapi ini amanat buat kita bertiga. Bagaimana
kalau kita tunggu Kemal dulu, sebentar lagi
pasti dia datang. Nanti kita sarapannya sama-
sama, bagaimana ?! ( Iwo masuk ) Tuh, Iwo sudah
datang.
224
Iwo : Maaf friends, aku kebelet tadi. Tapi sekarang
sih sudah lega, kita berangkat ?!
Atet : Wo, tadi petugas yang menangkap kita kemarin
datang kemari. Komandannya menitipkan duit buat
kita ...
Iwo : Duit, berapa banyak ?!
Kemal : Seratus ribu.
Atet : Nah, ini uangnya. ( menyerahkan amplop ).
Iwo : Baik juga hati komandan itu, ya ?!
Atet + Kemal : Ya !!
Iwo : Nah, sekarang mari kita pergi kerumah makan
Padang yang di belokan jalan itu. Kita pesan
nasi kapau dengan ayam bakar bumbu balado yang
lezat itu, setuju ...
Atet + Kemal : Let’s go ... ( mereka berjalan berputar-
putar sambil bernyanyi )
Lagu Symphoni Anak Jalanan
Kucoba-coba menapis madumadu kutapis sengat kudapatkucoba-coba menulis lagulagu kutulis uang kudapat
Jamane-jamane jaman edanasyik jadi anak jalananwalaupun susah mencari makannamun tak pernah menjadi beban
Sungguh enak anak-anak jalanananak jalanan banyak kawannyawalau disaku uang tak adatetap berdendang tertawa-tawa
Selesai
Parakan Resik, Mei 2004.
225
BIODATA PENULIS :
NAMA : IGN. Arya Sanjaya
ALAMAT : Jl. Parakan Resik No. 14
Bandung
Telp. : (022) 7501232
226
Syair Kamelia
pp
Naskah oleh : Tri Aamalia Lestari
227
Nasib bunga diperantauanBertaut asa menyulam dukaAdat dan budaya dijunjung tinggiSopan dan santun Telah dijaga,kenapadaku Yang durjana ? Kasih entah kemana, cinta jauh dimata“AkulahKamelia yangterbiar disangkar kerinduanyang membakar”
BAG. I
Disuatu tempat kecil di Batavia, terdapat sebuah kampung bernama kampung melayu. Disana terdapat komunitas kecil daripada orang-orang melayu yang merantau. Tercipta suasana kampung yang asri seperti di kota melayu layaknya. Para penduduknya senang bersenda gurau. Di depan halaman rumah, Kamelia sedang menyapu halaman lalu lewatlah beberapa orang pemuda yang menyapa Kamelia dengan lirikan dan siulan, sesekali menyeru gadis desa itu. Kemudian disusul teman-teman dan tetangga Kamelia. Merekapun saling menyapa bersenda gurau penuh keramahan, saling memberi nasehat dengan bersenandung dan menari bersama.
Setelah suasana kembali sepi, Kamelia meneruskan pekerjaannya di teras. Dari kejauhan
datang Samsul dengan luka-luka di tubuhnya.
Kamelia : “ Abang ade apeni bang… ? Uww… pastilah abang betengka lagi, iye kan ? Sudah
berape kali abang mace mini,tak jera ke ? ” ( sambil mengobati luka-luka Samsul ).
Samsul : “ Bukannye abang yang nak betengka, merekelah yang berani-berani nak tantang abang
jadi ye abang terime aje. Tapi asal kau tau Kamelia, abang babak belo macam ni
bukannye kalah, abang dihantam oleh tujuh orang Jawe tu, soal kecillah tu, satu due kali
pukul tunggang langgang lah mereke lari.
Ha….ha…. ”
Kamelia : “ Abang-abang, jadi betul abang betengka lagi dengan orang-orang Jawe tu.
Alamakjang……hari ini tujuh orang besuk sepuluh orang besok lagi satu kampunglah
Sekarang kau boleh menang, tapi aku akan bales ini !! Cuih ” ( Jarwo langsung lari ).
Kamelia : ( mendekati dan menuntun Samsul ) “ Abang…abang tak ape-ape ? Luke abang tampak
parah, marilah kite cepat balek kerumah aje ”.
Samsul : “ Kemane aje kau ! Untung ade abang cube bile tak ade, mampuslah kau Kamelia ! ”
Kamelia : “ Maafkan Kamelia bang, tak ade maksud Kamelia nak susahkan abang, apalagi nak buat
abang terok macam ni ”.
Samsul : “Ahh…sudahlah kite cakap dirumah aje ” ( Akhirnya mereka kembali pulang ke rumah ).
233
BAG. IV
Didepan teras Kamelia mengobati luka Samsul.
Samsul : “ Aku heranlah dengan kau ini Kamelia, entah ape yang timpe kau sekarang ni, ah !
abang tak tau lah. Ape sebenernya yang kau sembunyikan dari abang ? kenape kau pergi
tak cakap dulu dengan abang ?”
Kamelia : “ Ehmm.. emm sebetulnya Kamelia… tadi sedang nantikan seseorang ”.
Samsul : “ Seseorang..? Seseorang ape maksud kau ni ? Laki-laki atau perempuan ? !”
( penasaran ).
Kamelia : ( menunduk ) “ anu…hem… laki-laki bang ”.
Samsul : “ Ape ? jadi kau tadi jumpe dengan laki-laki dan abang tak tau ?! ”.
Kamelia : “ Kamelia tak jumpelah dengan Satrio, die tak datang, kami cume buat janji nak jumpe
sebenta disane “.
Samsul : “ Owhh.. namenye Satrio. Orang mane ?!!!.
Kamelia : “ Anu… hmm.. dieorang Jawe ”.
Samsul : “ Orang Jawe !!! Kamelia.. Kamelia sudah berape kali abang cakap, janganlah sekali kali
dekat dengan orang-orang Jawe macam mereke tu ! ” ( memukul meja ).
Kamelia : “ Tapi bang… Satrio bukan orang yang macam abang bayangkan, tak macam orang-orang
Jawe tadi. Die seorang prajurit yang saat ini ade di medan perang melawan penjajah, die tu
orang baek bang.. Dulu kami jumpe ketike kite datang pertame kali di pulau seribu. Masih
inget kea bang ? Die yang selamatkan Kamelia, ketike Kamelia jatuh di pangkalan, ingat kan
bang ? ”
Samsul : ( Sedikit berfikir ) “ Tak ” !!.. Pokoknye abang tak nak tau, lepaskan hubungan kau tu, abang
tak ndak kau dekat dengan orang Jawe manepun, abang dah muak !!!! ”.
Kamelia : “ Abang diracun kepicikan akal dan otak yang kotor ! Kamelia ni tak sedang betaruh asal
muasal tapi betaruh cinte bang…”
Samsul : ( ingin memukul Kamelia lalu diurungkan ) “ Tau ape kau soal cinte hah !!!!”.
Kamelia : ( masuk kedalam rumah sambil menangis )
Samsul : ( Lalu Samsul pun menyusul masuk tanpa rasa bersalah )
BAG. V
Kamelia menyalakan lentera diteras rumah, beberapa saat kemudian Dahlia dan Nurul datang.
Kamelia : “ Eh Nur, Dahlia, sudah tibe rupanye ”.
Dahlia : “ Marilah kite pergi, ustadz sudah menanti ”.
Nurul : “ Belum siap ke kau Kamelia ? ”.
Kamelia : “ Maafkan aku la… aku baru saje selesai menanak nasi. Jangan lah terburu-buru, lagipun Hamidah belum datang ”
Nurul : “ Oh iye ye, kawan kite satu tu belum datang ”
234
Dahlia : “ Kite tunggu aje lah dulu ye ” ( Dahlia dan Nurul duduk di teras ).
Kamelia : “ Eiyy… ngape ni kalian duduk diluar, masuklah tak sopan orang orang tengok tamu duduk diluar malam-malam macam ni, mari masuk ”
Dahlia : “ Ah tak ape ape, disini ajelah ”
Nurul : “ Oh ye Kamelie, kau punye banyak sulaman ke ? ”
Kamelia : “ Oh iye tentu, banyaklah aku punye ”
Nurul : “ Boleh ke kami nak tengok sebenta, mane tau ade yang aku suke… boleh lah juge bile aku nak beli. Ye tak Dahlia ? ”
Dahlia : “ Iye, aku setujulah tu ”
Kamelia : “ Ah kalian ni bise aje, marilah masuk ke dalam, biar kukasih tunjuk ” ( Mereka bertiga masuk kedalam lalu Samsul berselisih sebentar keluar sambil membawa ayam )
Samsul : “ Eh ade tamu kirenye, marilah masuk ” ( diteras Samsul menaruh ayam itu dalam kurunannya, sesaat kemudian Hamidah datang membawa rantang sambil tersenyum malu ).
Hamidah : “ Eh…. Ade abang, kebetulan deh abang disini, aye mau ”
Samsul : “ Owwwh… Midah, abang kire gadis manelah tadi, mari masuk, Kamelia dan kawan-kawan Midah sudah tunggukan Midah, "
Hamidah : “ Iye bang… bentar. Aye kesini sekalian mau ngasih ini bang…. ( memberi rantangannya ) sayur jengkol kesukaan abang he… he….“
Samsul : “ Betulkah ??? Terime kasih banyak ye Midah, tapi tak payah lah kerap betul beri abang semur jengkol, nanti abang bise minte terus, payahlah Midah jadinye ”
Hamidah : “ Duh… abang jangan bikin jantung aye berdebar-debar, ayekan kagak enak hati bang ” ( menyenggol Samsul )
Samsul : “ Eh abang ni sungguh-sungguh ”.
Hamidah : “ Ah abang bise aje, aye pan malu bang… ” ( menyenggol lagi ).
Samsul : “ Malu macam mane ni ? kau ni bile, malu tambah eloklah wajah kau tu ”
Hamidah : “ Ih… abang,, ( mencubit Samsul ) genit deh ! ngapa kagak dari dulu abang ngomong kayak gini… jadi pan kagak ade penyesalan diantara kite berdue bang ”.
Samsul : “ Kenape pulelah harus menyesal, bekenalan dengan orang sebaik Midah ni “
Samsul : “ Hamidah abang nak…… ”
Hamidah : “ Iye… bang… ” ( geer ).
Samsul : “ Hamidah………? “
Hamidah : “ Iye bang……… ”
Samsul : “ Midah…….? ”
Hamidah : “ Kenape bang…………..? ”
Samsul : ( berbisik ) “ Kawanmu dah diluar………. ”
Kamelia : “ Ehmm….. hmm ( mengagetkan Midah ). Eh Midah sudah datang rupanye “ ( sambil tertawa kecil ).
Dahlia : “ Kite ni dah lame nanti, kite sangke Midah tak ngaji… tapi taunye…? ” ( ha….ha…. ).
Hamidah : “ Eh kalian udah disini ya….. ”
Kamelia : “ Bawe ape kau tu Midah ? ”
235
Hamidah : “ Oh…… ini sayur jengkol buat abang elu, katanya pan kemarin habis sakit, banyak luka-lukanya, jadi ya aye pikir mendingan aye nengok sekalian gitu. Tapi bener deh…. Kagak ade ape-ape sama kite berdue, ye bang ye….. bener deh……. ”
Nurul : “ Ade juge, tak ape-ape lah Midah, iye tak Kamelia ? ”
Kamelia : “ Iye betullah tu ”
Samsul : “ Cakap ape kalian ni ? Sudahlah abang nak masuk dulu, hati-hati ye di jalan ”
Kamelia, Midah, Nurul dan Dahlia : “ Iye bang ” ( Samsulpun masuk kedalam ).
Kamelia : “ Ssst…. Diam ! diam….. ! iye betul, tapi tak itu aje, yang lebih parah lagi aku tak jumpe dengan Satria, yang ade cume ketahuan bahwa aku ni punye pacar orang Jawe ”.
Dahlia : “ Owwh macam tu masalahnye, tapi ade ape dengan Satria, kenape die tak datang ? ”
Kamelia : “ Itu die masalahnye ( menunduk )…. Die…. Ah tak taulah aku, kenape die tak tepati janji, mungkin…. Die dah lupe dengan aku atau ade cinte lain dihatinye, aku tak tau lah ! Tapi sampai kapanpun aku nak nantikan die ”
Nurul : “ Memang payah punye pacar prajurit perang, iye betulah kite tau die beperang membele rakyat, tapi di tengah kampung yang sepi itu, mungkin aje die rase kesepian, lalu cari gadis dese lah die disane, iye tak ? ”
Kamelia : “ Janganlah kau takuti aku macam tu ”
Dahlia : “ Betullah cakap Nurul tu, die tak punye maksud nak takutkan engkau, cume saje die beri gambaran kenyataan, kehidupan orang di medan perang tu kejam. Kadang mereke rase lapar, sakit dan letih, hingge mereke pun tak bise bepikir jernih lagi, yang penting bagi mereke tu… bagaimane buat mereke bahagai dir mereke sorang dan melepas rase tegang yang ade, tentulah kau tau sendiri gimane lelaki buat bahagia dirinya ”
Hamidah : “ Maksud elu, cari cewek gituan ? ”
Dahlia : “ Iye bukannye saat-saat tu, cume wanitelah yang bise buat mereke rase bahagia, apalagi kalau gratis…… hee….. he….. ”
Kamelia : “ Dahlia janganlah cakap macam tu, Satria tak mungkin buat laku macam yang kau cakap ”
Nurul : “ Terserah kaulah Kamelia nak pecaya atau tak. Tapi kau tau kan, gimana dulu aku dikhianati oleh prajurit perang brengsek tu ”
Hamidah : “ Ha…….. ha…… ”
Nurul : “ Hey kenape kau ni ketawe ?! ”
Hamidah : “ Pacarmu dulu tu bukan ngkhianatin elu, tapi emang kagak naksir elu, lagian pan dulu elu yang ngejar-ngejar die. Lupa apa ye…..? ( dipukul Nurul ) au… pakai acara ngasih semur jengkol lagi …. he… he…”
Nurul : “ Iye tapi kau kini juge macam itu kan ? ”
Kamelia : “ Sudah ! sudah ! kalau macam ni terus, kapanlah kite jadi pergi, marilah tak payah dibahas lagi ” ( mereka pun akhirnya pergi ).
236
BAG. VI
Pasukan Jarwo datang dengan teriakannya yang berapi-api sehingga mengundang tontonan warga sekitar.
Jarwo : “ Samsul, keluar kau….. !! Samsul ayo keluar ! jangan bersembunyi saja !……..ayo keluar !! “
Pasukan Jarwo : “ Iya….. ayo keluar ! keluar ! keluar ! “
Samsul : “ ( keluar sambil menggeliat ) Hay….! Ade ape ni kau teriak-teriak, ganggu orang aje….! ”
Jarwo : “ Hey…… Samsul kau jangan pura-pura tidak tahu ! semua warga disini sudah tau siapa kamu, kamu yang sering membuat onar dimana-mana ! Orang perantauan yang tidak tahu sopan-santun ! ini tanah kami, jangan sok jago kau disini ! ”
Jarwo : “ Kau jangan sembarangan ! aku kesini mewakii seluruh warga disini yang ingin mengadili kamu ! kamu sudah sepantasnya mendapat hukuman karena telah mengganggu ketentraman warga disini ! kamu sudah jadi pengacau ! ”
Pasukan Jarwo : “ Benar ! benar itu ! bakar saja rumahnya ! adili…..! hajar saja ! pukuli !! “
Samsul : “ Alamak jang…. Fitnah macam pule tu…… sejak kapan kau jadi jaksa Jarwo ? ”
237
Jarwo : “ Aku hanya mewakili mereka saja….! Mereka sudah muak melihat kau yang suka membuat onar dan menggoda gadis-gadis, sudah lama mereka marah padamu hanya saja mereka takut…..! ”
Samsul : “ Jarwo……. Jarwo…… drame ape yang kau mainkan ni ? berape kau bayar orang-orang kau tu ??? kau memang pintar memutar balik fakta ! ”
Jarwo : “ Lihat dia ! ( mendekati warga sekitar ) dia pintar sekali bersilat lidah. Jangan percaya dia ! sudah saatnya kalian terbebas dari ketakutan akan keonaran Samsul !!! ayo habisi dia….! Serang dia !!! ( berkelahi dengan Samsul dan disusul pukulan dari warga dan pasukan Jarwo ) mati kau Samsul !! habisi dia !! ”
Setelah puas mereka memukuli Samsul yang sudah tergeletak tak berdaya. Kemudian Kamelia yang pulang dari pengajian sangatlah terkejut melihat abangnya yang tergeletak, apalagi setelah tau abangnya sudah tak bernyawa lagi.
Jarwo : ( mengusir semua warga kecuali, pasukannya ) “….. Ayo bubar semua …….! ”
Jarwo : ( mencoba mendekap Kamelia lalu ditangkis ) “ Sudahlah…… Kamelia, abangmu sudah tak bernyawa lagi. Tenang masih ada aku……. Aku bisa jadi abangmu……. Lebih dari itupun bisa…… bagaimana ? ”
Kamelia : ( memukul Jarwo ) “ Bangsat kau !!! kau apakan abang aku ?! Ape salah die hah ?!?? ”
Jarwo : “ Bukan aku…. Tapi kami semua warga disini, kamu tahu apa kesalahan abangmu ? Dia tak sopan sebagai warga perantauan selalu berbuat onar dan suka menggoda gadis-gadis, sehingga orang-orang disini tak tahan lagi, mereka ketakutan, dan….. ini hasilnya “ ( menunjuk mayat Samsul ).
Kamelia : “ Dusta kau !!! abang aku tak suke buat ribut, tak pernah menggoda gadis-gadis. Kau jangan pure-pure, aku tau siape kau, kau sengaje kan nak buat macam ni, itu karne kau dendam, Iye kan ?! Permainan kau sungguh kotor Jarwo !!!! ”
Jarwo : “ Ha……. Ha… pintar juga kau menebak manis, tapi bukan hanya itu alasanku menghilangkan nyawa abangmu dimuka bumi, aku terlanjur jatuh hati padamu Kamelia…. Setiap kali aku lihat wajahmu…. Hasratku semakin panas…. Ayolah sayang kau mau kan denganku….? ( memegang tangan Kamelia ).
Kamelia : ( Kamelia semakin gugup dan mundur perlahan ) “ Bajingan kau !!! pergi kau jangan dekat dengan aku !! ” ( melemparkan kayu ke badan Jarwo namun Jarwo semakin mendekat )
Ketakutan Kamelia semakin menjadi-jadi diantara dan ketakutan, semakin mundur ia melangkah hingga masuk ke dalam rumah dan mengunci pintu, tapi Jarwo mendobraknya dan masuk kedalam.
Jarwo : “ Ayo manis jangan takut, abangmu sudah tidak ada, percuma kau berteriak wargapun tak akan datang menolongmu Kamelia ”
Pasukan Jarwo: “ Kang Jarwo….. kami boleh ikut ngga !? iya nih… udah nggak tahan ! lumayan barang bagus, bagi kang yo…. !? ”
Jarwo : ( setelah menengok kanan kiri dan memastikan semua aman, Jarwo menganggukkan kepala dan yang lain ikut masuk kedalam ) “ Tapi jangan ribut….! ”
Malang nasib Kamelia, dia diperkosa oleh Jarwo dan pasukannya, dari dalam rumahnya itu hanya terdengar teriakan berontak dan jerit tangis diiringi tawa puas birahi lelaki.
Setelah puas, mereka keluar rumah dengan menyeret Kamelia keluar yang hanya berbalut selimut. Lalu tak cukup itu, merekapun juga memporak porandakan rumah Kamelia dan pergi
238
menyisakan amarah dan dendam. Tinggalah Kamelia meratapi nasib yang akan mengubah seluruh hidupnya.
BAG. VII
Di taman tepi hutan yang rindang diperbatasan kampung datanglah seorang pemuda di remang purnama dengan balutan perban di tangankirinya dan sedikit memar di kepala, pemuda itu memanggil-manggil Kamelia.
Satria : “ Kamelia…. Kamelia dimana kau, Kamelia aku sudah datang Kamelia…. ”
Kamelia : ( dari balik pohon Kamelia keluar dengan pakaian elok dan bunga dikepalanya ) “ Satria…. Satria…. ”
Satria : “ Kamelia kau cantik sekali, sudah lama wajah ini aku rindukan apa kabarmu adinda ? ” ( menggenggam tangan Kamelia )
Kamelia : “ Kanda tengok sendiri kan ? Kamelia bahagia sangat, air terjun pun tak bise gantikan keindahan hati ni, kanda sendiri ape kabar ? Ape ni kanda ?? luke… ?? Kanda terluke ?? ” ( meraba luke di tangan dan kepala Satria )
Satria : “ Ya…gara-gara luka inilah, aku tidak bisa menepati janjiku dulu padamu. Maafkan aku Kamelia, sudikah kiranya kau memberikan maaf untukku ? ” ( sambil mengajak Kamelia duduk di bangku ).
Kamelia : “ Jangankan maaf, semue akan kuberi. Andaipun kanda tak datang dan khianatkan Kamelia, tapi Kamelia kan selalu nantikan kanda disini. Bak syair pujangge. Ibarat bunge dahlia tak akan layu bile disiram cinte ”.
Satria : “ Terima kasih kau baik sekali, dinda tau ketika kanda berangkat pulang kesini, Belanda menyerbu camp kami, banyak yang meninggal dan terluka, sehingga tak mungkin untuk……. ”
239
Kamelia : “ Ssstt…. Sudahlah yang kanda selamat. Senang sangatlah hati Kamelia, kanda berade disamping Kamelia, rasenye macam mimpi ” ( Kamelia lalu bernyanyi )
Satria : “ Kamelia… aku bawakan sesuatu untukmu….. lihatlah gelang ini sengaja aku beli dari pedagang gujarat. Pakailah kau pasti cocok. “
Kamelia : “ Ah tak ape ape. Seandainye kanda datang menepati janji pasti Kamelia tak akan sendiri ”
Satria : “ Kanda tidak mengerti apa maksud Kamelia ? ”
Kamelia : “ Ah sudahlah kanda tak payah dipikirkan, Kamelia tak sungguh-sungguh. ( sesaat melamun lalu melihat purnama ) :Kanda sekarang waktunye Kamelia harus pulang, purname sudah tinggi ”
Satria : “ Kenapa tergesa-gesa adinda ? ”
Kamelia : “ Kamelia harus balek, abang Samsul pastilah marah bile die tau kite disini. Kamelia permisi ye kanda…. Maaf Kamelia tak bise lagi temani kanda, tapi Kamelia senang akhirnya kanda penuhi janji. Assalamualaikum ” ( Kamelia lalu pergi di balik hutan meninggalkan rasa heran pada Satria )
Satria : “ Kamelia… Kamelia… ( melamun lalu duduk ) mengapa begitu cepat dia pergi ? ah…. Mungkin dia takut pada abangnya ”.
Beberapa saat kemudian tanpa sengaja seorang pemuda lewat yang juga teman lama Satria kemudian berhenti menyapanya.
Bejo : “ Satria !! kowe wis balik toh, wah curang kowe ora aweh kabar ndisik nek wis bali. ”
Satria : “ Bejo…. Bejo kamu masih kayak dulu! ”
Bejo : “ Ngapa kowe mbengi-mbengi neng kene ? ”
Satria : “ He… he… ( tertawa malu ), aku baru ketemu bojoku ”
Bejo : “ Bojo sing endi ? ”
Satria : “ Kamu ini kayak ndak tau aja, siapa lagi, Kamelia anak kampung Melayu. ”
Bejo : “ Kamelia… ? Edan kowe, ora guyon ? ”
Satria : “ Sopo sing guyon ? baru saja dia pulang kerumah. ”
Bejo : ( kaget dan mengelus bulu kuduknya ) ” kowe ora ngerti yo ? ”
Satria : “ Tidak tahu apa ? ”
Bejo : “ Kamelia kan wis mati nem wulan wingi “
Satria : “ Apa maksudmu ? jangan buat aku bingung ?? ”
Bejo : “ Temenan, yakin, dek mbiyen mase Samsul dikeroyok Jarwo karo kanca-kancane Jarwo nganti mati. Rumahnya diobrak-abrik… pokokke wis hancur ! melasi banget, terus Kamelia di… di… ”
Satria : “ Di… diapakan Bejo… !? “
Bejo : “ Di…. Diperkosa Jarwo, preman pasar karo kanca - kancane kae “ ( takut dan gugup )
Satria : “ Tidak……. Ndak mungkin ! Kamu pasti mau ngerjain aku, jawab !! “ ( Satria mencekik leher Bejo ).
240
Bejo : ( sambil kesakitan ) “ Wani disamber gledek ! swer ! Maning bar Kamelia diperkosa, Kamelia ora dianggep maning nang kampung kiye, ono sing omong edan, ono sing omong strees…. Pokokke ora ono sing gelem nampung Kamelia, kanca-kancane dewek ora gelemnulungi, wedi kena sial…… akhirnya ( sedikit gugup ) ya…. Kaya kae kuwi, Kamelia akhirnya nganu…. nganu…. bunuh diri…. Hih! Aku dadi mrinding kiye ” ( lari lalu pergi meninggalkan Satria ).
Digambarkan kisah terakhir sejak Kamelia diperkosa, terlunta-lunta hingga bunuh diri dengan sebotol kecil racun di depan reruntuhan rumahnya sendiri. Setiap lelaki yang lewat dilempari dan dipukuli, dia kira itulah orang-orang yang telah memperkosanya, dibayangannya Satria akan datang, hanya menangisi pabila sadar itu hanya khayal. Satria tak percaya mendengar kisah itu diam lalu berteriak-teriak memanggil Kamelia, dia berlari-lari seperti orang yang tidak waras, hingga tiba di depan reruntuhan rumah Kamelia tak ada apapun disana tapi Satria menemukan setangkai bunga dahlia yang diselip Kamelia dirambutnya diantara reruntuhan rumah Kamelia yang sekaligus menjadi kuburan tak bernisan..
Satria : ( meremas bunga dahlia sambil terisak lalu berteriak )
“ Kamelia……………..!!! ”
Miracle of february 2004
BIODATA PENULIS
Nama : TRI AMALIA LESTARI
Lahir : Rantau, 28 Agustus 1984
Alamat : Jl. Sorogenen No. 27 C Nitikan, Umbulharjo