Top Banner
SERIAL KEPUSTAKAAN PENGARUH SMOKING CHEMICALS AGENTS TERHADAP PERKEMBANGAN JANIN DALAM KANDUNGAN oleh: dr. Gede Wirata, S.Ked (NIK. 1991280520170112001) DEPARTEMEN ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA JANUARI 2019
22

dr. Gede Wirata, S.Ked (N - Universitas Udayana

Apr 08, 2023

Download

Documents

Khang Minh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: dr. Gede Wirata, S.Ked (N - Universitas Udayana

SERIAL KEPUSTAKAAN

PENGARUH SMOKING CHEMICALS AGENTS TERHADAP

PERKEMBANGAN JANIN DALAM KANDUNGAN

oleh:

dr. Gede Wirata, S.Ked (NIK. 1991280520170112001)

DEPARTEMEN ANATOMI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

JANUARI 2019

Page 2: dr. Gede Wirata, S.Ked (N - Universitas Udayana

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

rahmat-Nya artikel kepustakaan yang berjudul “Pengaruh Smoking Chemicals

Agents terhadap Perkembangan Janin Dalam Kandungan” dapat terselesaikan

tepat pada waktunya.

Tulisan kepustakaan ini disusun dalam perencanaan dasar untuk

pengembangan karya tulis bagian antomi sebagai salah satu bacaan bagi maasiswa

baru yang berminat pengetahuan mikroanatomi. Dalam penyusunan tulisan ini,

berbagai bantuan, petunjuk serta saran dan masukan penulis dapatkan dari banyak

pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Pihak Dekanat Fakultas Kedokteran Universitas Udayana atas bantuan

yang telah diberikan, baik secara moral maupun material.

2. Tim Departemen Anatomi FK UNUD yang kami hormati, atas masukan

dan bimbingan atas kajian ilmu lama untuk dikembangkan kembali.

3. Seluruh civitas akademika Universitas Udayana, yang penulis banggakan,

dan pihak-pihak yang turut mendukung baik secara moral maupun

material, yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.

Kami menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karenanya,

kritik dan saran yang bersifat membangun, sangat penulis harapkan dalam rangka

penyempurnaan. Akhir kata, semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat

bagi perkembangan dunia pendidikan, kesehatan dan pengetahuan secara luas.

Denpasar, 15 Januari 2019

Penulis

Page 3: dr. Gede Wirata, S.Ked (N - Universitas Udayana

BAB I

PENDAHULUAN

Di Indonesia, sekitar 65,6 juta wanita dan 43 juta anak-anak terpapar

asap rokok atau menjadi perokok pasif. Banyak warga Indonesia terpapar asap

rokok karena 91,8% perokok merokok di rumah. Ibu hamil yang merokok selama

kehamilan berhubungan dengan efek yang merugikan pada ibu dan janin seperti

gangguan pertumbuhan janin, berat bayi lahir rendah, persalinan preterm, dan

peningkatan kematian janin dan bayi. Efek serupa juga dilaporkan terjadi pada

ibu hamil yang terpapar asap rokok lingkungan. Terdapat hubungan signifikan

ditemukan antara paparan asap rokok lingkungan dengan berat lahir rata-rata

rendah.

Sudah terbukti bahwa merokok sangat berbahaya bagi kesehatan. Tak

hanya bagi si perokok aktif, tetapi juga orang-orang yang ada di sekitarnya.

Merokok dapat memberikan efek merugikan pada setiap individu yang tidak

merokok, termasuk janin yang masih ada dalam kandungan.

Paparan asap rokok terus-meneraus dan berkepanjangan oleh ibu hamil akan

mengakibatkan banyak masalah kesehatan terkait untuk janin. Karena itu,

perempuan berbadan dua sebaiknya menghindari rokok, termasuk asap rokok dari

orang lain. Oleh karena itu, penulis mengkaji efek asap rokok selama kehamilan

terhadap perkembangan janin dalam kandungan.

Page 4: dr. Gede Wirata, S.Ked (N - Universitas Udayana

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Merokok

2.1.1 Definisi Merokok dan Rokok

Merokok sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah

gulungan tembakau kira-kira sebesar kelingking yang dibungkus dengan daun

nipah atau kertas (Ardiansyah,2013). Sementara itu menurut Triswanto (2007)

dalam Ardiansyah (2013), merokok merupakan sesuatu yang berbentuk silinder,

yang terdiri dari kertas panjang, berwarna putih atau coklat, yang berisi daun

tembakau sebagai bahan utama dan telah di cacah sebelumnya. Biasanya untuk

saat ini rokok mempunyai filter yang terbuat dari busa.

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 rokok adalah

salah satu produk tembakau yang dimaksudkan untuk dibakar, dihisap atau

dihirup yang dihasilkan dari tanaman nicotiana tabacum, nicotiana rustica, dan

spesies lainnya atau sintetisnya yang asapnya mengandung nikotin dan tar, dengan

atau tanpa bahan tambahan. Nikotin adalah zat atau zenyawa pyrrolidine yang

terdapat dalam nicotiana tabacum, nicotiana rustica, dan spesies lainnya atau

sintetisnya yang bersifat adiktif dapat mengakibatkan ketergantungan. Tar

adalah kondensat asap yang merupakan total residu dihasilkan saat rokok dibakar

setelah dikurangi nikotin dan air yang bersifat karsinogenik (Pemprov, 2011).

2.1.2 Kandungan Rokok

Asap rokok utama (mainstream smoke) adalah asap rokok yang dihisap ke

dalam paru oleh perokoknya, sedangkan asap rokok yang berasal dari ujung

rokok yang terbakar disebut asap rokok sampingan (sidestream smoke).

Polusi udara yang ditimbulkan oleh asap rokok utama dan asap rokok

sampingan yang dihembuskan lagi oleh perokok disebut asap rokok lingkungan

(ARL) (environmental tobacco smoke, ETS) atau disebut juga second hand

smoker. Mereka tidak merokok tetapi terpaksa menghisap asap rokok dari

Page 5: dr. Gede Wirata, S.Ked (N - Universitas Udayana

lingkungan dan bukan tidak mungkin akan menderita berbagai penyakit akibat

rokok kendati mereka sendiri tidak merokok (Aditama, 2006).

Asap rokok mengandung sekitar 4.000 zat kimia seperti karbon monoksida

(CO), nitrogen oksida (NO), asam sianida (HCN), amonia (NH4OH), acrolein,

acetilen, benzaldehyde, urethane, benzene, methanol, coumarin, etilkatehol-4,

dan ortokresol. Selain komponen gas ada komponen padat atau partikel yang

terdiri dari nikotin dan tar (Pemprov, 2011).

Rokok mengandung ribuan bahan zat kimia, banyak yang terkandung di

dalamnya, juga mengandungalkaloid yang beracun bagi tubuh yaitu nikotin,

nikotinin, nikotein dan nikotelin. (Sukendro, 2007 dalam Wahyono & Maharani,

2010). Kandungan yang terdapat pada merokok yaitu:

a. Tar

Tar merupakan senyawa polinuklir hidrokarbon aromatika yang bersifat

karsinogenik (PP RI No. 19 Tahun 2003 dalam Wahyono & Maharani, 2010). Tar

terbentuk selama pemanasan tembakau dan kadar tar yang terdapat asap rokok

inilah yang menyebabkan adanya resiko kanker (Suryo Sukendro, 2007) dalam

Wahyono & Maharani, 2010).

b. Nikotin

Nikotin merupakan alkolid tokes yang terdapat didalam tembakau. Nikotin

merupakan racun bagi syaraf, sehingga efek dari nikotin ini dapat menjadikan

seseorang menjadi ketagihan atau kecanduan. Biasanya dalam satu batang rokok

berisi nikotin dengan takaran 1-3 mg (Sukendro, 2007) dalam Ardiansyah, 2013).

Formula kimia dari nikotin adalah C10H14N2 yaitu cairan berminyak yang

beracun dan tidak berwarna atau kadang berwarna kekuningan. Nikotin

merupakan obat perangsang yang memiliki efek berlawanan yaitu memberikan

rangsangan sekaligus menenangkan. Nikotin menyebabkan ketagihan karena

dapat memicu dopamine yaitu unsur kimia yang ada di dalam otak berhubungan

dengan perasaan senang (Yumaria, 2002 dalam Wahyono & Maharani, 2010).

c. Gas korban monoksida

Page 6: dr. Gede Wirata, S.Ked (N - Universitas Udayana

Gas Karbon Monoksida merupakan gas yang beracun dan tidak berwarna.

Kandungan dalam asap mencapai 2%-6%. Gas karbon monoksida ini menyerang

sistem peredaran darah manusia. Secara ilmiahnya, gas karbon monoksida ini

akan menggantikan oksigen yang seharusnya berikatan dengan hemoglobin.

Sehingga ikatan yang terjadi adalah karbon monoksida dengan hemoglobin. Dari

ikatan ini mengakibatkan sel darah merah kekurangan oksigen, yang dalam jangka

panjang menyebabkan pembuluh darah menyempit dan mengeras. Efek yang lebih

berbahaya lagin yaitu dapat menyebabkan serangan jantung (Sukendro, 2007

dalam Ardiansyah, 2013).

2.1.3 Dampak Rokok bagi Kesehatan

Sementara itu bahaya lain dari rokok adalah dapat menyerang berbagai

organ yang ada pada diri manusia. Ardiansyah (2013), menyebutkan bahwa

setidaknya ada 4 organ yang terkena dampak dari kebiasaan merokok yaitu :

a. Organ jantung : Jantung merupakan organ yang pertama yang

merasakan dampak dari rokok. Hal ini disebabkan, jika seseorang

menghisap rokok secara terus menerus, maka akan terjadi pengerasaan

dan penyempitan pembuluh darahnya. Sehingga jantung akan bekerja

lebih keras dalam mengalirkan darah keseluruh tubuh. Dan dampaknya

adalah serangan jantung atau stroke akan menimpa bagi yang hobi

merokok.

b. Organ mata : Mata merupakan organ yang juga terkena dampak buruk

bagi yang merokok. Kebutaan secara permanen merupakan salah satu

dampak terburuk yang akan menimpa seseorang yang senang merokok.

c. Organ paru-paru : Paru-paru merupakan organ yang mengalami

kerusakan pada setiap perokok. Penyakit yang menimpa organ paru-

paru yaitu pneumonia serta bronkitis. Jika tidak berhenti merokok dari

sekarang, maka kedua penyakit tersebut akan semakin parah dari hari

ke hari.

d. Organ ginjal : Ginjal merupakan salah satu organ yang juga terkena

dampak dari merokok. Kanker ginjal merupakan dampak paling buruk

yang dapat menyerang organ ginjal pada perokok.

Page 7: dr. Gede Wirata, S.Ked (N - Universitas Udayana

Bahan-bahan yang terkandung di dalam rokok menyebabkan terjadinya

berbagai macam kelainan dan penyakit. Dampak langsung setelah terpapar asap

rokok adalah batuk, sesak nafas dan pusing (Kemenkes, 2010). Beberapa

penyakit yang diakibatkan oleh rokok menurut Aulia (2010) adalah:

a. Memperlambat Pertumbuhan Anak

Berdasarkan fakta sejak tahun 1986, Amerika Serikat menyimpulkan

bahwa asap rokok yang dihasilkan secara langsung maupun hembusan perokok

dapat memperlambat pertumbuhan dan fungsi paru pada masa anak-anak, serta

meningkatkan resiko penyakit saluran pernafasan.

b. Kanker Rahim Dan Keguguran

Merokok bisa merusak kesuburan rahim (servik) dan kanker rahim, serta

merusak kesuburan wanita dan menyebabkan komplikasi kehamilan. Merokok

selama kehamilan mempertinggi resiko berat bayi lahir rendah, yang

menyebabkan si kecil rentan mengalami berbagai gangguan kesehatan.

Keguguran didapati dua sampai tiga kali lebih sering pada perokok.

c. Mengancam Kehamilan

Hal ini terutama ditunjukkan kepada wanita perokok. Banyak hasil

penelitian yang mengungkapkan bahwa wanita hamil yang merokok memiliki

resiko melahirkan bayi dengan berat bayi lahir rendah, kecacatan, keguguran,

bahkan bayi meninggal saat dilahirkan

2.1.4 Proses Berhenti Merokok

Salah satu hal yang dapat mempengaruhi seseorang untuk berhenti

merokok adalah motivasi. Keinginan seseorang berhenti merokok timbul

disebabkan oleh pengetahuan seseorang terhadap bahaya rokok yang disertai

dengan keinginan dan motivasi yang kuat untuk melaksanakannya (Nainggolan,

2004 dalam Kumboyono, 2011).

Kesehatan harus pikirkan, karena masa depan remaja masih panjang.

Remaja harus bisa terlepas dari pengaruh rokok, remaja dapat memulainya dari

Page 8: dr. Gede Wirata, S.Ked (N - Universitas Udayana

hal yang kecil dahulu. Secara perlahan, berkala, namun faktor yang paling

dominan adalah motivasi dari dalam diri sendiri. Berikut beberapa tips yang dapat

digunakan (Ardiansyah, 2013), yaitu:

a. Niat dengan mantap untuk berhenti merokok

Segala sesuatu dimulai dari niatnya. Jika kita berniat untuk bebas dari

jeratan rokok, yakinlah diri sendiri bisa terbebas dari rokok. Jika niat

memang sudah kuat, pasti seseorang tidak akan mudah tergoda dengan

berbagai halangan dan rintangan yang mungkin muncul ketika melalui

masa-masa sulit berjuang melepaskan diri dari rokok.

b. Mengganti rokok dengan permen

Permen merupakan alternatif yang paling tepat dalam usaha untuk

berhenti merokok, dengan permen juga menghemat pengeluaran,

dibanding harus membeli rokok.

c. Olahraga

Jika rajin berolahraga, maka tubuh akan sehat. Olahraga menyehatkan

tubuh seseorang. Yang terpenting adalah olahraga secara teratur agar

dapat menjaga kondisi tubuh, dan juga sebagai kegiatan agar seseorang

dapat melupakan rokok.

2.1.5 Metode Berhenti Merokok

Ada dua metode yang selama ini dikembangkan oleh para ahli di dalam

dunia rokok yang menghentikan kecanduan terhadap rokok (Jacken, 2002 dalam

Syafiie, Frieda dan Kahija, 2009). Yakni, metode yang mengandalkan perubahan

perilaku dan metode yang mengandalkan terapi obat-obatan, berikut

penjelasannya:

a. Metode yang mengandalkan perubahan perilaku

Yang dimaksud metode perilaku dalam menghentikan kebiasaan merokok

adalah bahwa perokok berubah tanpa bantuan obat-obatan.

1) Metode ‘Cold turkey’

Metode ini adalah metode yang paling sederhana dan paling mudah

dimengerti tetapi juga paling banyak terjadi kegagalan. Caranya

adalah tinggal berhenti saja. Metode ini tidak menggunakan

Page 9: dr. Gede Wirata, S.Ked (N - Universitas Udayana

perencanaan yang panjang. Perokok cukup menentukan kapan

seseorang akan melakukannya.

2) Terapi perilaku kognitif atau ‘Cognitive behavioral therapy’

Inti dari pendekatan ini adalah pengetahuan atau kesadaran akan

perilaku menjadi dasar untuk merubah perilaku kearah yang

diinginkan. Perokok hanya akan merubah perilaku buruk merokok

kalau seseorang tahu bahwa merokok itu buruk.

3) Pengkondisian berbalik atau ‘Aversive conditioning’

Teknik ini sangat unik, yaitu memasangkan (pairing) sebuah

stimulus atau masukan yang negatif dengan perilaku yang ingin

dirubah. Sulit dipahami, tetapi contoh ini bisa membantu:

a) Merokok terus menerus tanpa berhenti sampai muntah.

b) Saat sedang merokok membayakan hal buruk akibat merokok.

c) Membuat kontrak pengeluaran uang.

b. Metode yang mengandalkan terapi obat-obatan:

1) Nicotine Replacement Therapy atau Terapi penggantian nikotin

2) Pemberian obat-obatan bukan nikotin

3) Metode akupuntur

4) Metode hipnotis

2.2 Perkembangan Embrio-Janin Manusia

2.2.1 Definisi Embrio

Embrio merupakan sel atau organisme yang hidup pada masa di awal

pertumbuhan yang tidak bisa bertahan hidup sendiri. Sebenarnya definisi

tentang embrio itu bervariasi, tergantung pada organisme masing-masing.

Misal pada manusia, yaitu organisme yang berkembang biak secara seksual,

ketika satu sel sperma membuahi ovum, hasilnya adalah satu sel yang disebut

zigot yang memiliki seluruh DNA dari kedua orang tuanya. Dalam tumbuhan,

hewan, dan beberapa protista, zigot akan mulai membelah untuk menghasilkan

organisme multisel. Hasil dari proses ini disebut embrio. Pada manusia,

terbentuk embrio (mudhghah) antara umur 3-5 minggu masa kehamilan dan

sudah tampak rancangan bentuk alat-alat tubuh (Syahruli, 2008).

Page 10: dr. Gede Wirata, S.Ked (N - Universitas Udayana

2.2.2 Pertumbuhan dan Perkembangan Embrio Manusia

Manusia terbentuk diawali oleh pertemuan sebuah sel telur (ovum)

dengan sebuah sel sperma (spermatozoa). Pertemuan ini menghasilkan noktah

yang disebut zigot. Di dalam perut ibu, zigot lama-kelamaan akan tumbuh

berkembang menjadi janin. Pada manusia, proses pertumbuhan janin di dalam

perut ibu dibagi menjadi tiga tahap, yaitu pertumbuhan janin trimester

pertama, trimester kedua, dan trimester ketiga. Satu trimester itu adalah selama

13 minggu atau kurang lebih tiga bulan (Campbell dkk, 2005).

1. Tahapan Perkembangan janin Trimester Pertama

Trimester pertama merupakan waktu pembentukan dan perkembangan pesat

dari semua sistem dan organ tubuh bayi. Semua cikal bakal organ penting janin

terbentuk di trimester ini. Yang harus diperhatikan benar, kurun waktu ini amat

rawan terhadap kemungkinan terjadi kecacatan fatal.3

a. Bulan Pertama

Minggu ke-1 merupakan tahap perkembangan awal janin. Kurang

lebih satu jam setelah proses peleburan sel telur dan sel sperma, semua

aspek pendukung kehidupan, berupa materi genetic yang disebut gen,

saling dipertukarkan. Minggu ini sebenarnya masih periode menstruasi,

bahkan pembuahan pun belum terjadi. Sebab tanggal perkiraan kelahiran si

kecil dihitung berdasarkan hari pertama haid terakhir. Proses

pembentukan antara sperma dan telur yang memberikan informasi kepada

tubuh bahwa telah ada calon bayi dalam rahim. Selama masa ini, yang

dibutuhkan hanyalah nutrisi (melalui ibu) dan oksigen. Sel-sel telur yang

berada didalam rahim, berbentuk seperti lingkaran sinar yg mengelilingi

matahari. Sel ini akan bertemu dengan sel-sel sperma dan memulai proses

pembuahan 5 juta sel sperma sekaligus berenang menuju tujuan akhir

mereka, yaitu menuju sel telur yang bersembunyi pada saluran sel telur.

Walaupun pasukan sel sperma ini sangat banyak, tetapi pada akhirnya

hanya 1 sel saja yang bisa menembus indung telur. Pada saat ini kepala

sel sperma telah hampir masuk. Kita dapat melihat bagian tengah dan

Page 11: dr. Gede Wirata, S.Ked (N - Universitas Udayana

belakang sel sperma yang tidak henti-hentinya berusaha secara tekun

menerobos dinding indung telur.

Minggu ke-2 pembuahan terjadi pada akhir minggu kedua. 30

jam setelah dibuahi, sel telur akan membelah menjadi dua. Sambil terus

membelah, sel telur bergerak di dalam lubang falopi menuju rahim.

Setelah membelah menjadi 32, sel telur disebut morula. Sel-sel mulai

berkembang dan terbagi kira-kira dua kali sehari sehingga pada hari

yang ke-12 jumlahnya telah bertambah dan membantu blastocyst terpaut

pada endometrium.

Minggu ke-3 sampai usia kehamilan 3 minggu, Ibu mungkin

belum sadar jika sedang mengandung. Sel telur yang telah membelah

menjadi ratusan akan menempel pada dinding rahim disebut blastosit.

Ukurannya sangat kecil, berdiameter 0,1-0,2 mm.

Pada minggu ke-4, Darah mulai mengalir dari plasenta ke janin.

Plasenta adalah organ sistem sirkulasi antara ibu dan embrio. Melalui

plasenta ini, ibu memberi nutriens dan oksigen ke embrio. Tumbuh jari-jari

pada tangan, memiliki kaki, paha, dan organ dalam mulai tumbuh, seperti:

lidah, esofagus, dan lambung. Selain itu, ginjal, hati, kantung empedu,

dan pankreas berkembang untuk beberapa hari. Paru-paru mulai

berkembang, kelenjar tiroid, dan lainnya terbentuk. Muka, organ indera, dan

organ reproduksi mulai terbentuk, dengan ukuran embrio sekitar 2

hingga 3,5mm, jantung mulai berdenyut dan sistem peredaran darah

sudah melaksanakan fungsinya meski masih dalam taraf yang sangat

sederhana. Fungsi plasenta bagi janin sangat banyak. Dari menyediakan

hormon-hormon yang diperlukan untuk tumbuh kembang dan proses

pembedaan sesuai jenis kelamin janin, sampai mensuplai nutrisi dan

oksigen. Di samping itu, ia juga berfungsi sebagai alat pernapasan dan

pembuangan sisa-sisa metabolism janin.

Tahap ini merupakan fase gastrula yaitu tahap pertumbuhan

embrio berbentuk mangkuk yang terdiri atas dua sel atau masa embrio

dini setelah masa blastula yaitu struktur bulat, hasil pembelahan zigot.

Tahap kedua, yang disebut tahap embrio, berlangsung lima setengah

Page 12: dr. Gede Wirata, S.Ked (N - Universitas Udayana

minggu. Tahap embrio mulai ketika zigot telah tertanam dengan baik

pada dinding rahim. Dalam tahap ini, sistem dan organ dasar bayi mulai

terbentuk dari susunan sel. Meskipun bentuk luar masih jauh berbeda

dibandingkan manusia dewasa, beberapa bentuk seperti mata dan tangan,

bahkan telinga dan kaki mulai dapat dikenali.

b. Bulan Kedua

Pada minggu ke-5, embrio diperkirakan berukuran antara 5-7

mm. Pembentukan organ-organ tubuh seperti telinga dan alat pencernaan

makin sempurna. Pada minggu ke-6, persentase perkembangan embrio

sudah lebih besar dibanding dari minggu2 sebelumnya, yaitu 5 mm.

Bentuknya melengkung seperti udang. Pada minggu ini kepala dan leher

sudah mulai muncul, dan mata yang letaknya masih berjauhan juga sudah

ada. Selain itu hidung yang masih berbentuk tonjolan sudah mulai terlihat

walaupun masih kecil. Pada minggu ini juga peredaran darah dan organ

penting tubuh seperti ginjal, hati sistem pencernaan sudah mulai terbentuk.

Pada minggu ke-7, di minggu ini besarnya embrio seukuran kuku

jari kelingking atau 1 cm, tangan sudah mulai ada dan berkembang dengan

cepat. Tonjolan-tonjolan yang di minggu sebelumnya masih tampak pada

rangka, pada minggu ini sudah jelas.

Pada akhir minggu ke-8, ukuran embrio mencapai kisaran 2731

mm. Secara keseluruhan embrio makin menyerupai bayi dengan taksiran

berat sekitar 13-15 gram. Semua organ tubuh juga mulai bekerja, meski

belum sempurna (Rahmatia, 2008). Tubuh yang ringkih ini pun mulai bisa

bergerak secara tak teratur, yang jika dijumlahkan rata-rata sebanyak 60

kali gerakan dalam satu jam. Janin di usia dua bulan. Tubuh embrio

semakin menyerupai bayi. Cikal bakal mata janin tampak berupa dua bintik

hitam.

c. Bulan ke tiga

Minggu ke-9, perkembangan janin di minggu ini, si embrio ganti

nama, jadi janin. Panjang si janin ini sekarang adalah 3 cm dengan

Page 13: dr. Gede Wirata, S.Ked (N - Universitas Udayana

berat sekitar 2 gr, dia sudah punya tangan yang besarnya sekacang kapri

dan jari sudah mulai terbentuk. Kaki sudah membentuk lutut dan jari. Di

minggu ini organ genital sudah mulai terlihat jelas.

Minggu ke-10, Panjang janin 4,5 cm dengan berat 5 gr. Rahang

atas dan bawah sudah terbentuk dan janin sudah mulai memproduksi air

seni. Bentuk janin sudah hampir menyerupai manusia. Darah dan sel-sel

tulang mulai terbentuk. Minggu ke-11, organ tubuh sudah terbentuk dengan

lengkap dan mulai berfungsi. Panjang sekitar 6 cm, dengan berat 10 gr.

Rambut, kuku pada jari tangan dan kaki sudah tumbuh. Janin sudah

mulai bergerak dan bisa meluruskan tubuhnya, bahkan mengubah posisinya.

Di minggu ke-12, struktur yang telah terbentuk akan terus

bertumbuh dan berkembang kian sempurna. Di usia 3 bulan, sistem saraf

dan otot janin mencapai tingkat kematangan. Selain bernapas, kini janin

juga mulai mampu mencerna makanan.

2. Pertumbuhan Janin Trimester Kedua

Pertumbuhan janin di trimester kedua ditandai dengan percepatan

pertumbuhan dan pematangan fungsi seluruh jaringan dan organ tubuh.

a. Bulan Keempat

Pada minggu ke-13 panjang janin (dari puncak kepala sampai

bokong) ditaksir sekitar 65-78 mm dengan berat kira-kira 20 gram. Pada

minggu ini, seluruh tubuh janin ditutupi rambut-rambut halus yang disebut

lanugo.

Pada minggu ke-16, panjang janin mencapai taksiran 12 cm

dengan berat kira-kira 100 gram. Refleks gerak bisa dirasakan ibu, meski

masih amat sederhana, biasanya terasa sebagai kedutan. Di usia ini, janin

juga mulai mampu mengenali dan mendengar suara-suara dari luar

kantong ketuban.

Termasuk detak jantung ibu bahkan suarasuara di luar diri si ibu,

seperti suara gaduh atau teriakan maupun sapaan lembut. Pada bulan

keempat, janin sudah peka terhadap suara-suara dari luar perut ibunya

(Irianto, 2004).

Page 14: dr. Gede Wirata, S.Ked (N - Universitas Udayana

b. Bulan Kelima

Pada bulan kelima, berat dan panjang janin semakin semakin

meningkat. Pada minggu ke-18 taksiran panjang janin adalah 14 cm

dengan berat sekitar 150 gram. Pada minggu ke-21,beratnya sekitar 350

gram dengan panjang kira-kira 18cm. Pada minggu ke-21 ini, berbagai

sistem organ tubuh mengalami pematangan fungsi dan perkembangan.

Pada bulan kelima, janin mulai aktif mencari tahu sekelilingnya. Di

usia ini janin mulai aktif mencari tahu apa saja yang terdapat di sekelilingnya,

bahkan bagian dari kehidupannya. Dia sering meraba-raba kantonq

amnion (ketuban) dengan kedua tanganmungilnya. Kalau bosan bermain

dengan kantong amnion, janin akan mencoba menyentuh tubuhnya sendiri

(Mader, 2004).

3. Pertumbuhan Janin Trimester Ketiga

Pada trimester ketiga, masing-masing fungsi organ tubuh semakin matang.

Gerakan janin makin kuat dengan intensitas yang makin sering, sementara denyut

jantungnya pun kian mudah didengar.

a. Bulan Ketujuh

Pada minggu ke-29, berat janin sekitar 1250 gram dengan panjang

rata- rata 37 cm. Kelahiran bayi prematur mesti diwaspadai karena

umumnya meningkatkan keterlambatan perkembangan fisik maupun

mentalnya. Pada minggu ke-32, berat bayi berkisar 1800-2000 gram

dengan panjang tubuh 42 cm.

b. Bulan Kedelapan

Pada minggu ke-33 berat janin lebih dari 2000 gram dan

panjangnya sekitar 43 cm. Pada minggu ke-35, secara fisik bayi berukuran

sekitar 45 cm dengan berat 2450 gram, Namun yang terpenting, mulai

minggu ini bayi umumnya sudah matang fungsi paru-parunya. Ini

sangat penting karena kematangan paru-paru sangat menentukan

kemampuan si bayi untuk bertahan hidup.

Page 15: dr. Gede Wirata, S.Ked (N - Universitas Udayana

c. Bulan Kesembilan

Pada minggu ke-36,berat bayi harusnya mencapai 2500 gram

dengan panjang 46 cm. Pada minggu ke-37, dengan panjang 47 cm dan

berat 2950 gram, di usia ini bayi dikatakan siap lahir karena seluruh fungsi

organ-organ tubuhnya bisa matang untuk bekerja sendiri. Kepala bayi

biasanya masuk ke jalan lahir dengan posisi siap lahir, kendati sebagian

kecil di antaranya dengan posisi sungsang. Pada minggu ke38, berat bayi

sekitar 3100 gram dengan panjang 48 cm. Meski biasanya akan

ditunggu sampai usia kehamilan 40 minggu, bayi rata-rata akan lahir di

usia kehamilan 38 minggu.

Di usia kehamilan 38 minggu, bayi mencapai berat sekitar 3250

gram dengan panjang sekitar 49 cm. Pada minggu ke-40, panjang bayi

mencapai kisaran 45-55 cm dan berat sekitar 3300 gram dan siap dilahirkan.

2.3 Efek Merokok bagi Kehamilan

Gangguan kehamilan dan janin yang disebabkan oleh kebiasaan

merokok atau terpapar asap rokok selama hamil diantaranya adalah abortus,

gangguan perkembangan tumbuh janin dan berat bayi lahir rendah (Aditama,

2006). Paparan asap rokok terhadap ibu hamil menurut Surgeon General

Report menyebabkan prematur, berat bayi lahir rendah (BBLR), sindrom

kematian mendadak pada bayi (CDC, 2006).

Bahaya rokok dikuatkan dengan hasil penelitian Rasyid, dkk (2012)

menemukan keterpaparan asap rokok selama hamil memberi risiko 4,2 kali

secara signifikan (p=0,002) terhadap kejadian BBLR. Selain itu penelitian

Rufaridah (2012) mengatakan ibu hamil dengan perokok pasif memiliki resiko

81,2% dengan nilai p= 0,02 sehingga ada pengaruh perokok pasif terhadap berat

badan lahir.

2.4 Efek Merokok Bagi Perkembangan Janin

Rokok mengandung timbal (Pb), di mana timbal dapat terbawa ke asap

rokok dan dapat terhirup oleh perokok aktif maupun pasif. Timbal yang

Page 16: dr. Gede Wirata, S.Ked (N - Universitas Udayana

diabsorbsi oleh tubuh akan mengikat sel darah merah dan selanjutnya Pb

didistribusikan ke darah, cairan ekstraseluler, dan beberapa tempat deposit.

Tempat deposit Pb berada di jaringan lunak (hati, ginjal, dan syaraf) dan

jaringan mineral (tulang dan gigi). Timbal yang terakumulasi dalam skeleton

diperkirakan sekitar 90% dari jumlah keseluruhan. Tulang berfungsi sebagai

tempat pengumpulan Pb karena sifat ion Pb2+ yang hampir sama dengan Ca2+.

Ion timbal (Pb2+) yang terkumpul dalam skeleton kemungkinan dapat

diremobilisasi ke bagian-bagian tubuh lainnya lama setelah absorbsi awal,

termasuk pada janin yang dikandung saat kehamilan (Yoshihiro dkk, 2013).

Timbal mempunyai berbagai efek pada sel. Timbal terikat pada enzim, dapat

mengubah dan menghilangkan efek enzim. Timbal menghambat enzim asamδ-

aminolevulinat dehidrase dan ferrokelatase, sehingga enzim asam δ-

aminolevulinat dehidrase (ALAS) tidak dapat mengubah porfobilinogen akibatnya

besi tidak dapat memasuki siklus protoporfirin. Perkursor heme, eritrosit

protoporfirin yang digantikan menjadi zink protoporfirin, menjadi meningkat

dan pembentukan heme menurun, sehingga dapat menyebabkan anemia. Anemia

akan mengurangi metabolisme tubuh sehingga menggangu pertumbuhan dan

perkembangan janin dalam Rahim (Magdalena dkk, 2013).

Asap rokok sendiri juga mengandung komponen lain yang berbahaya

bagi ibu hamil yaitu karbon monoksida (CO) dan nikotin. Jika ibu terpapar

nikotin, nikotin akan menyebabkan perangsangan terhadap hormon katekolamin

(adrenalin) yang bersifat memacu jantung dan tekanan darah. Jantung tidak

diberikan kesempatan istirahat dan tekanan darah akan semakin tinggi, yang

mengakibatkan timbulnya hipertensi. Hal ini dapat mengubah denyut jantung

dan aliran darah umbilikal, dan menginduksi hipoksia pada janin (Ahadina,

2014).

Karbon monoksida dari rokok yang terisap oleh ibu hamil akan terbawa

ke aliran darah ibu. Karbon monoksida yang berada di dalam darah akan

berkompetisi dengan oksigen untuk berikatan dengan hemoglobin. Karbon

monoksida berikatan 200 kali lebih kuat pada hemoglobin dibandingkan dengan

O2, sehingga O2 yang terikat pada hemoglobin berkurang dan menyebabkan

berkurangnya kadar O2 dalam darah ibu. Unsur CO berikatan dengan Hb

Page 17: dr. Gede Wirata, S.Ked (N - Universitas Udayana

sehingga menghasilkan (COHb), dimana karboksihemoglobin tidak dapat

membawa O2 sehingga membatasi pelepasan O2 ke jaringan, dan dapat

menyebabkan hipoksia pada janin (Jouni dkk, 2001). Hipoksia pada janin dan

menurunnya aliran darah umbilikal sehingga menurunkan penerimaan nutrisi

bayi sehingga dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan pada janin sehingga

menyebabkan bayi berat lahir rendah (BBLR) (Hanifah dan Wibowo, 2006).

a. Efek Kardiovaskular

Risiko cacat jantung kongenital janin telah ditunjukkan oleh dua

penelitian yang sebagian terkait untuk paparan merokok pada awal kehamilan atau

secara langsung terkait dengan ibu merokok selama kehamilan untuk beberapa

subtipe tertentu. Korelasi positif antara ibu merokok selama kehamilan dan risiko

cacat jantung kongenital diamati dari sebuah penelitian dari Atlanta, GA, USA

dan didukung oleh meta-analisis di Inggris, yang juga mendeteksi korelasi positif

yang signifikan antara ibu merokok dan cacat jantung janin (OR 1,09; 95% CI

1,02-1,17). Dua belas dari 17 subtipe cacat jantung kongenital janin telah terbukti

terkait erat dengan ibu konsumsi rokok dari lima subtipe lainnya (Hackshaw,

2001). Dalam penelitian ini, kedua belas subtipe ini menyumbang 71% cacat

jantung kongenital janin. Defek septum jantung janin adalah risiko tertinggi untuk

semua subtipe (Tabel 1). Insiden cacat defek septum, defek septum atrium dan

septum atrioventrikular berkorelasi langsung dengan jumlah ibu terpapar asap

rokok (Lee, dkk, 2012).

Tabel 1. Efek merokok pada defek jantung kongenital (Lee, dkk, 2012).

b. Defek Perkembangan Ginjal Janin

Page 18: dr. Gede Wirata, S.Ked (N - Universitas Udayana

Ibu yang terpapar asap rokok selama kehamilan juga dapat

mempengaruhi perkembangan ginjal janin. Hubungan tergantung dosis antara

jumlah rokok yang dikonsumsi selama kehamilan dan volume ginjal janin yang

diamati oleh studi kohort prospektif di Belanda pada 1.072 anak. Peneliti

menemukan bahwa ibu yang merokok sepuluh batang per hari berkorelasi dengan

volume ginjal janin yang menurun dibandingkan dengan wanita yang merokok

kurang dari lima batang per hari (p = 0,002). Ini bisa mempengaruhi keturunan

dengan perkembangan penyakit ginjal dan hipertensi di kemudian hari dalam

kehidupan dewasa (Taal, dkk, 2011).

c. Gangguan Pulmoner

Sebuah studi dari Detroit, MI, AS, telah menunjukkan bahwa merokok

dan kehamilan terkait secara signifikan dengan penurunan fungsi paru pada

keturunan di kemudian hari. Studi dari Sekolah Kedokteran Universitas New

York, AS, dan dari Institut Karolinska,

Swedia, menemukan bahwa wanita hamil yang merokok meningkatkan risiko

mengi dan asma pada anak-anak mereka nanti. Jika janin telah terpapar

kandungan rokok di dalam rahim, OR mengi dan asma meningkat. Pada usia

empat hingga enam tahun, OR meningkat 1,39 untuk mengi (95% CI 1,08-1,77)

dan 1,65 untuk asma (95% CI 1,18-2,31). Menderita kedua penyakit ini di

kemudian hari meningkat secara signifikan dalam kaitannya dengan jumlah

paparan asap rokok uterin selama trimester pertama kehamilan (Sahinli, dkk,

2012).

d. Gangguan Gastrointestinal

Sebuah studi lanjutan Denmark tentang janin menyimpulkan bahwa ibu

merokok selama kehamilan meningkatkan risiko kolik infantil bahkan setelah

penyesuaian untuk faktor-faktor seperti usia ibu, berat lahir, usia kehamilan,

menyusui dan ayah yang merokok. Peningkatan risiko dua kali lipat menjadi kolik

infantil teramati pada keturunan wanita yang merokok setidaknya 15 batang per

hari selama kehamilan mereka (Søndergaard, dkk, 2001). Temuan ini konsisten

dengan studi dari Inggris pada kelahiran cacat non-kromosomal, yang menemukan

Page 19: dr. Gede Wirata, S.Ked (N - Universitas Udayana

bahwa bayi dari ibu yang telah merokok selama kehamilan juga berisiko lebih

tinggi untuk menderita cacat gastrointestinal, gastroschisis dan atresia anal (Tabel

2).

Tabel 2. Maternal smoking dan efek pada GIT pada keturunan mereka.

e. Perubahan Neurologis

Merokok selama kehamilan telah dikaitkan dengan pembatasan

pertumbuhan dan penurunan ukuran otak janin dari sekian banyak penelitian.

Telah terbukti bahwa kepadatan bagian penting dari otak janin, yaitu serebelum

dan corpus callosum berkurang. Penurunan koordinasi dalam bagian yang berbeda

dari otak janin selama pemrosesan informasi dan perlambatan kemampuan

memadai untuk menanggapi rangsangan eksternal dan kompetensi motorik halus

berkurang terutama pada sisi non-dominan yang telah ditunjukkan oleh beberapa

penelitian (Bublitz, dkk, 2012 ; Cents, dkk, 2012 ; dan Larsson, dkk, 2011).

Dalam penelitian kohort akhir 2011 yang menyelidiki berbagai fungsi kognitif

seperti penalaran umum, integrasi visual-motor, kompetensi verbal dan

pemahaman bahasa pada 1.019 bayi, peneliti menemukan pola antara konsumsi

rokok berat sebelum kehamilan dengan eksekutif kognitif yang lebih buruk dalam

fungsi kemahiran anak. Menariknya, hasil menunjukkan kinerja yang lebih buruk

pada anak bahkan jika wanita itu berhenti merokok sebelum konsepsi. Anak-anak

dari ibu yang merokok lebih dari sepuluh batang rokok per hari sebelum

kehamilan tetapi tidak ada selama kehamilan mencetak OR 12,07 (95% CI 4.07–

20.08) poin yang distandarisasi usia dan OR 11.23 (95% CI 2.81–19.66) poin

standar usia kurang dalam tes pemahaman bahasa dibandingkan dengan anak-anak

dari ibu yang tidak pernah merokok (Heinohen, dkk, 2012).

Page 20: dr. Gede Wirata, S.Ked (N - Universitas Udayana

BAB III

KESIMPULAN

Menghisap asap rokok memiliki dampak negatif pada tingkat gen dan

seluler ibu dan janin. Peningkatan cacat jantung septum janin berkorelasi langsung

dengan jumlah rokok ibu yang dihisap selama masa kehamilan. Ibu yang merokok

selama kehamilan kemungkinan akan mempengaruhi perkembangan ginjal janin

yang mengarah ke penyakit ginjal dan hipertensi di kemudian hari dalam

kehidupan dewasa. Merokok dan kehamilan secara signifikan terkait dengan

penurunan fungsi paru selain mengi, asma dan infeksi pernafasan pada keturunan

di kemudian hari. Selain itu, risiko tinggi untuk berbagai cacat gastrointestinal

diamati pada keturunan perokok. Merokok selama kehamilan merusak

pertumbuhan linear, meningkatkan BMI pada anak-anak dan menambah risiko

obesitas pada masa kanak-kanak dan kehidupan dewasa. Merokok selama

kehamilan telah dikaitkan dengan penurunan ukuran otak janin serta mengurangi

penalaran umum, integrasi visual-motor, kompetensi verbal dan pemahaman

bahasa pada keturunannya.

Page 21: dr. Gede Wirata, S.Ked (N - Universitas Udayana

DAFTAR PUSTAKA

Ahadina RZ. Hubungan lingkungan perokok dengan ibu hamil terpapar asap

rokok terhadap kejadian bayi berat lahir rendah di surakarta [Skripsi].

Surakarta: Universitas Sebelas Maret; 2014.

Bublitz, M.H.; Stroud, L.R. Maternal smoking during pregnancy and offspring

brain structure and function: Review and agenda for future research. Nicotine

Tob. Res. 2012, 14, 388–397.

Cents, R.A.; Bublitz, M.H.; Stroud, L.R. Maternal smoking during pregnancy

and child emotional problems: The relevance of maternal and child 5-

HTTLPR genotype. Am. J. Med. Genet. B Neuropsychiatr Genet. 2012, 159,

289–297.

Campbell JB Reece dan LG Mitchell, Biologi, terj. Manalu, (Jakarta: Erlangga,

2005), 220.

Diah Rahmatia. 2008. Bagaimana Pertumbuhan & Perkembangan Manusia,

Jakarta: Shakti Adiluhung; hlm. 2

Hanifah Hanum dan Adityo Wibowo. Pengaruh Paparan Asap Rokok

Lingkungan pada Ibu Hamil terhadap Kejadian BBLR. Majority. 2006; 5 (5).

Hackshaw, A.; Rodeck, C.; Boniface, S. Maternal smoking in pregnancy and

birth defects: A systematic review based on 173 687 malformed cases and

11.7 million controls. Hum. Reprod. Update 2011, 17, 589–604

Heinonen, K.; Räikkönen, K.; Pesonen, A.K.; Andersson, S.; Kajantie, E.;

Eriksson, J.G.; Wolke, D.; Lano, A. Longitudinal study of smoking cessation

before pregnancy and children’s cognitiveabilities at 56 months of age. Early

Hum. Dev. 2011, 87, 353–339.

Irianto, Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia, (Jakarta: Yrama Widya, 2004), hlm.

123

Jouni JKK, Niina J, Kolbjorn Z. Fetal growth and length of gestation in

relation to prenatal exposure to environmental tobacco smoke assessed by

hair nicotine concentration. Environ Health Perspect. 2001; 6(109):557-61.

Larsson, M.; Montgomery, S.M. Maternal smoking during pregnancy and

Page 22: dr. Gede Wirata, S.Ked (N - Universitas Udayana

physical control and coordination among offspring. J. Epidemiol. Community

Health 2011, 65, 1151–1158

Lee, L.J.; Lupo, P.J. Maternal Smoking During Pregnancy and the Risk of

Congenital Heart Defects in Offspring: A Systematic Review and

Metaanalysis. Pediatr. Cardiol. 2012, 34, 398–407. Mader, Biology, (Boston:

McGraw-Hill, 2004), 320.

Magdalena C, Jadwiga A, Katarzyna JS, Joanna G, Tomasz MM, Ewa B, et

al. Tobacco smoke exposure during pregnancy increases maternal blood

lead levels affecting neonate birth weight. Biol Trace Elem Res. 2013;

2(155):169-75.

Sahinli, A.S.; Marakoğlu, K.; Kiyici, A. Evaluation of the levels of oxidative

stress factors and ischemia modified albumin in the cord blood of smoker and

non-smoker pregnant women. J. Matern. Fetal Neonatal Med. 2012, 25,

1064–1068

Søndergaard, C.; Henriksen, T.B.; Obel, C.; Wisborg, K. Smoking during

pregnancy and infantile colic. Pediatrics 2001, 108, 342–346

Syahruli. 2008. Biologi. Surabaya: Lentera Ilmu.

Taal, H.R.; Geelhoed, J.J.; Steegers, E.A.; Hofman, A.; Moll, H.A.; Lequin, M.;

van der Heijden, A.J.; Jaddoe, V.W. Maternal smoking during pregnancy and

kidney volume in the offspring: The Generation R Study. Pediatr. Nephrol.

2011, 26, 1275–1283

Yoshihiro M, Keiko T, Masashi A. Active and passive maternal smoking

during pregnancy and birth outcomes: the kyushu okinawa maternal and

child health study. BMC Pregnancy Childbirth. 2013; 13(157):1471-2393.