PEMANDANGAN UMUM FRAKSI KAR Y A PEMBANGUNAN DPR-RI TERI-IADAP I<ANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG DOKUMENPERUSAHAAN Disampaikan oleh : Drs. I-I. MUCHSIN RIDJAN Anggota DPR-RI Nomor 124 Jakarta, 25 Nopetnber 1996
PEMANDANGAN UMUM FRAKSI KAR Y A PEMBANGUNAN DPR-RI
TERI-IADAP
I<ANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
TENTANG
DOKUMENPERUSAHAAN
Disampaikan oleh :
Drs. I-I. MUCHSIN RIDJAN Anggota DPR-RI Nomor 124
Jakarta, 25 Nopetnber 1996
PEMANDANGAN UMUM
FRAKSI KARYA PEMBANGUNAN DPRRI
TERHADAP
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
TEN TANG
DOKUMEN PERUSAHAAN
Disampaikan oleh
Anggota DPR-RI Nomor
Drs. H. MUCHSIN RIDJAN
124
Assalamu~alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Yth. Sdr. Ketua/Pimpinan Rapat Paripurna,
Yth. Sdr. Menteri Kehakiman yang mewakili Pemerintah,
Yth. Para Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
serta hadirin yang kami hormati.
Marilah kita panjatkan puji syukur Alhamdulillah ke-hadirat
Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rachmat dan ridho
Nya kepada kita semua, sehingga pada hari ini kita dapat
menhadiri Rapat Paripurna Dewan untuk melaksanakan tugas
konstitusional, yakni pembahasan Rancangan Undang-Undang tentang
Dokumen Perusahaan.
Presiden Republik Indonesia telah menyampaikan Rancangan Undang
undang tentang Dokumen Perusahaan kepada Pimpinan DPRRI Rancangan
Undang-undang tentang Dokumen Perusahaan, kemudian
ditindaklanjuti dengan penyampaian Keterangan Pemerintah oleh
Saudara Menteri Kehakiman Republik Indonesia pada Rapat Paripurna
Dewan tanggal 11 Juli 1996.
Sesuai dengan proses pembentukan suatu Undang-undang, maka
pada hari ini masing-masing Fraksi menyampaikan Pemandangan
Umumnya terhadap Rancangan Undang-undang tentang Dokumen
Perusahaan.
Saudara Pimpinan Rapat~
Saudara Menteri Kehakiman, dan
Sidang Dewan yang kami hormati.
2
Fraksi Karya Pembangunan memandang bahwa momentum pengajuan
Rancangan Undang-undang ini adalah tepat sebab Dewan yang
terhormat ini selang beberapa waktu yang lalu telah menyetujui
Rancangan Undang-undang tentang Perseroan Terbatas untuk disah~an
menjadi Undang-undang. Sebagai mana diketahui Rancangan Undang
undang tentang Dokumen Perusahaan dengan Undang-undang Nomor : 1
tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas mempunyai kaitan yang erat.
Jika Undang-undang tentang Perseroan Terbatas merupakan salah
satu pilar dalam pembangunan ekonomi nasional, maka Rancangan
Undang-undang tentang Dokumen Perusahaan ini diharapkan sebagai
piranti untuk lebih memperkukuh bangunan pilar tersebut. Kedua
Undang-undang ini akan memperkaya hazanah peraturan perundang
undangan Indonesia, dan mempunyai makna yang sangat strategis
bagi pembangunan hukum nasional kita, karena kedua Undang-undang
ini akan semakin mempertegas dan memantapkan landasan struktural
di bidang ekonomi. Selain itu Rancangan Undang-undang ini akan
semakin meningkatkan efisiensi dunia usaha dalam memperkuat daya
saing Indonesia di dunia internasional memasuki era perdagangan
bebas Tahun 2020 nanti. Pembangunan hukum nasional merupakan
pengejawantahan dari cita-cita bangsa sebagaimana telah
ditegaskan di dalam Sistem Pemerintahan Negara yaitu Indonesia
adalah Negara yang berdasar atas hukum (Rechtsstaat), tidak
berdasar atas kekuasaan belaka (Machtsstaat). Pembentukan kedua
Undang-undang ini juga tidak terlepas dari upaya kita bersama
untuk mewujudkan jati diri Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang
menghormati dan mentaati hukum.
Dalam kaitan inilah Fraksi Karya Pembangunan menyambut
dengan gembira upaya Pemerintah untuk mengajukan Rancangan
Undang-undang tentang Dokumen Perusahaan ini dan Fraksi Karya
3
Pemhangunan akan ikut memberi andil yang optimal dalam membahae
Rancangan Undang-undang ini sebagai aktualieasi dari
tanggungjawab Fraksi Karya Pembangunan.
Salah satu pertimbangan/konsiderans diajukannya Rancangan
Undang-undang tentang Dokumen Perusahaan ini adalah untuk
mengurangi beban ekonomis dan administratif yang sangat berat
bagi perusahaan untuk menyimpan dokumen perueahaan.
Beban tersebut akan lebih ringan lagi apa bila praktek-praktek
yang menimbulkan ekonomi biaya tinggi seperti pungutan liar dan
kolusi dapat diberantas.
Memang telah lama disadari bahwa ketentuan sebagaimana
tercantum dalam Pasal 6 Kitab Undang-undang Hukum Dagang
(Wetboek van Koophandel, Staatsblad 1847 :23) yang mewajibkan
setiap orang yang menjalankan perusahaan menyelenggarakan
pencatatan tentang hal-hal yang berkaitan dengan perusahaan dan
menyimpan dokumen tersebut antara 10 (sepuluh)•aampai dengan 30
(tiga puluh) tahun, sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan
dan kebutuhan masyarakat dewasa ini.
Rancangan Undang-undang tentang Dokumen Perusahaan ini
dimaksudkan menggantikan ketentuan yang diatur dalam Kitab
Undang-undang Hukum Dagang (Wetboek van Koophandel, Staatsblad
1847 :23) yang tidak sesuai lagi dengan perkembangan dan
kebutuhan masyarakat.
Jadi pembahasan dan pembentukan Undang-undang ten tang
Dokumen Perusahaan ini merupakan bagian dari usaha kita untuk
secara berkesinambungan menggantikan peraturan perundang-undangan
yang berasal dari zaman kolonial dengan peratruran perundang
undangan nasional yang bertumpu pada Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945.
4
Fraksi Karya Pembangunan memahami bahwa tidaklah mudah
melaksanakan pembangunan hukum dalam bentuk kodifikaei Hukum
Dagang mengingat substansinya yang sangat luas, sedangkan hanya
mempergunakan dan menerapkan terjemahan KUHD {Wetboek van
Koophandel) sebagaimana yang kita lakukan sekarang belum dapat
memecahkan permasalahan ekonomi yang dinamikanya dewaea ini
berkembang sangat cepat.
Oleh karena itu Fraksi Karya Pembangunan dapat menerima
kebijaksanaan untuk melakukan pembaharuan hukum eecara parsial
dan bertahap sesuai dengan urgensinya.
Sidang Dewan yang terhormat,
Fraksi Karya Pembangunan dalam membahae pemandangan umum ini
berpedoman kepada pola pikir sebagai berikut
Pancasila adalah sumber dari segala sumber hukum karena itu
jiwa, dan semangatnya harus tercermin jelas dalam Rancangan
Undang-undang yang sedang kita bahas sekarang ini.
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang mengamanatkan
perlindungan terhadap segenap bangea dan seluruh tumpah darah
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, serta turut serta melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial,
harus ditaati dan diwujudkan oleh kita semua. Kesanalah eeluruh
semangat, arah dan gerak pembangunan itu diarahkan.
Garis-garis Besar Haluan Negara menetapkan bahwa pembangunan
hukum sebagai upaya untuk menegakkan keadilan, kebenaran dan
ketertiban dalam negara hukum Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan .Undang-undang Dasar 1945, diarahkan untuk
meningkatkan kesadaran hukum, menjamin penegakan, pelayanan dan
5
kepastian hukum~ serta mewujudkan sistem hukum naeional yang
mengabdi pada kepentingan naeional.
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, pembentukan peraturan
mengenai dokumen perusahaan disusun sebagai bagian dari
pembangunan hukum di bidang ekonomi pada khususnya, dalam upaya
memacu laju pertumbuhan ekonomi melalui jalur efisienei
pengelolaan perusahaan.
Penggantian peraturan perundang-undangan yang berasal dari
zaman kolonial dengan peraturan perundang-undangan nasional,
selain untuk mewujudkan sistem hukum nasional sebagaimana
diamanatkan oleh Garis-Garis Beear Haluan Negara, juga karena
peraturan perundangan dari zaman kolonial tersebut sudah tidak
mampu lagi menampung perkembangan dan kebutuhan hukum maeyarakat,
baik dalam hubungan hukum yang bereifat domeetik maupun hubungan
hukum yang bereifat regional, internasional, atau global. Hal ini
sejalan dengan Program Umum Golongan Karya di bidang Hukum yang
senantiasa memperjuangkan pengembangan dan pembaharuan hukum.
untuk mewujudkan sietem hukum naeional berdaearkan Pancaeila
serta terciptanya kepaetian dan ketertiban hukum yang berintikan
keadilan dan kebenaran, sehingga hukum akan semakin mampu menjadi
pengayom masyarakat dalam memberikan rasa aman, eerta dapat
memelihara kelangeungan pertieipaei maupun kreativitas masyarakat
dalam membangun.
Hal tersebut di atae dimantapkan dalam Pernyataan Politik
Golongan Karya Tahun 1996 yang disampaikan pada penutupan Rapat
Pimpinan Paripurna III Golongan Karya Tahun 1996 tanggal 20
Oktober, dalam butir 5 dinyatakan eebagai berikut "Golongan Karya
akan tetap berjuang dan berkarya untuk menjaga dan mengamankan
kesinambungan pembangunan naeional sebagai pengamalan Pancasila
untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, mewujudkan kemandirian
dan meningkatkan daya aaing bangsa agar sejajar dan sederajat
dengan bangsa-bangsa lain yang telah maju.
Seiring
kebijaksanaan
kebijaksanaan
kebijaksanaan
B
dengan itu, Golongan Karya eenantiasa mengupayakan
ekonomi yang koneieten dan terpadu antara
makro dan mikro melalui berbagai paket
deregulasi dan debirokratisasi, kebijaksanaan
fiskal dan moneter serta perdagangan internaeional yang terpadu".
Sidang Dewan yang terhormat,
Fraksi Karya Pembangunan menganggap perlu untuk mengingatkan
bahwa jaminan hukum dan kejelasan aturan main merupakan satu
aspek penting dalam dunia usaha, sehingga etika bienis berjalan
dengan wajar. Hal lain yang harus melekat secara konsisten pada
jaminan hukum dan aturan main teraebut ialah sikap mental dan
integritas profesi yang terus menerue masih perlu ditingkatkan
untuk mengaktualkan dan memfungaionalkan hukum dan aturan main
tersebut.
Dengan demikian Undang-undang tidak hanya diterima dan ~
diberlakukan sekedar sebagai rumuean normatif, atau sesuatu yang
hanya bagus di atae kertaa tanpa memiliki efek positif yang riil
di lapangan. Dalam proses pembahasan materi dari Rancangan
Undang-undang tentang Dokumen Perusahaan ini, Fraksi Karya
Pembangunan senantiasa memperhatikan aspiraei eemua pihak,
khususnya para kalangan dunia uaaha aerta khalayak di eeluruh
Nusantara, agar nantinya Rancangan Undang-undang tersebut benar
benar aspiratif.
Menyatunya kepastian hukum dan aturan main dengan integritas
itulah, melahirkan kepercayaan diri yang besar bagi pelaku utama
Undang-undang Dokumen Perueahaan, dan juga dukungan serta
penghargaan khalayak. Kami mengetuk hati nurani semua pihak, agar
menyatunya ketentuan hukum dan aturan main dengan faktor
integritaa tersebut, sehingga aturan dokumen perusahaan kita akan
memberikan sumbangsih terbaiknya bagi kemajuan eeluruh rakyat.
Saudara Pimpinan Rapat,
Saudara Menteri Kehakiman, dan
Sidang Dewan yang mulia,
7
Berdasarkan pandangan
sampaikan terdahulu, dan
dan pola pikir yang telah
setelah mempelajari eecara aeksama
Keterangan Pemerintah, serta mendalami naskah Rancangan Undang-
undang tentang Dokumen Perusahaan, Fraksi Karya Pembangunan ingin
menyampaikan beberapa hal yang masih memerlukan penjelaean maupun
tanggapan Pemerintah.
1. Menurut pengamatan Fraksi Karya Pembangunan, pengajuan
Rancangan Undang-undang tentang Dokumen Perueahaan ini lebih
mencerminkan kepentingan pihak swasta. Hal ini disebabkan
karena ketentuan yang mengatur mengenai dokumen negara sudah
diatur oleh Undang-undang tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok
Kearsipan. Frakei Karya Pembangunan mengharapkan kepada
Pemerintah dapat memberikan tanggapan dan penjelasan.
2. Konsiderans Menimbang.
Efisiensi makin dirasakan penting, karena perkembangan
perekonomian dan perdagangan baik nasional maupun
internasional yang bergerak cepat mengakibatkan meningkatnya
penggunaan dokumen perusahaan sehingga perlu dikelola secara
efektif dan efisien. Pertimbangan tersebut memang relevan
dalam mengajukan Rancangan Undang-undang ini, namun demikian
Fraksi Karya Pembangunan mengharapkan Koneiderans perlu pula
dikaji · lebih mendalam agar di dalamnya tercantum landasan
filosofis, sosiologis maupun yuridis serta lebih memberi arah
yang jelas untuk mantapnya sistem ekonomi naeional berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam rangka mewujudkan
Demokrasi Ekonomi.
9
6. Fraksi Karya Pembangunan mengharapkan penjelasan Pemerintah
bagaimana keterkaitan antara dokumen perusahaan menurut
Pasal 3 jo Pasal 11 ayat (1) Rancangan Undang-undang ini·
dengan ketentuan yang terdapat dalam Undang-undang di bidang
Perpajakan, termasuk wajib simpan dokumen perpajakan selama 10
(sepuluh) tahun yang sama dengan masa daluwarsanya.
7. Pasal 78 ayat (1) KUHP, menyebutkan bahwa kewenangan menurut
pidana hapus karena kedaluwarsa terhadap kejahatan yang
diancam dengan pidana penjara lebih dari 3 (tiga) tahun,
sesudah 12 (dua belas) tahun dan terhadap kejahatan yang
diancam dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup,
sesudah 18 (delapan belas) tahun.
Dalam Rancangan Undang·-undang ini wajib penyimpanan dokumen
perusahaan ditetapkan 10 (sepuluh) tahun. Sekiranya ketentuan
tersebut diberlakukan, dikhawatirkan menyulitkan mencari alat
alat bukti untuk keperluan penyidikan dan penuntutan tindak
pidana yang terkait. Fraksi Karya Pembangunan mengharapkan
penjelasan Pemerintah.
8. Mengenai ketentuan dalam Pasal 12 ayat (4) Rancangan Undang
undang tentang Dokumen Perusahaan, Fraksi Karya pembangunan
mengharapkan penjelasan lebih lanjut dari Pemerintah
kriteria suatu dokumen perusahaan mengandung nilai
demi kepentingan nasional.
mengenai
tertentu
9. Pasal 16 Rancangan Undang-undang tentang Dokumen Perusahaan,
menentukan perlunya pengaturan lebih lanjut mengenai tata cara
pengalihan dokumen perusahaan ke dalam mikrofilm atau media
lainnya dan legalisasi dalam Peraturan Pemerintah. Fraksi
Karya Pembangunan berpendapat bahwa hal tersebut tidak perlu
diatur lagi dalam Peraturan Pemerintah karena sudah cukup
jelas diatur dalam Rancangan Undang-undang ini. Mengharapkan
tanggapan Pemerintah.
10
lO.Dalam Rancangan Undang-undang ini banyak kewajiban yang harus
dilaksanakan oleh perusahaan, namun tanpa disertai dengan
sanksi. Fraksi Karya Pembangunan mengharapkan penjelasan
Pemerintah mengapa kewajiban-kewajiban tersebut tanpa disertai
dengan sanksi.
Yth. Pimpinan Rapat Paripurna,
Yth. Sdr. Menteri Kehakiman, dan
Anggota Dewan serta hadirin yang terhormat,
Demikianlah Pemandangan Umum Fraksi Karya pembangunan
terhadap Rancangan Undang-undang tentang Dokumen Perusahaan yapg
dapat kami sampaikan. Selanjutnya Fraksi Karya Pembangunan
menyatakan siap melakukan Pembicaraan Tingkat III bersama
Pemerintah dan Fraksi-fraksi di Dewan.
Atas nama Fraksi Karya pembangunan kami
penghargaan dan terima kasih kepada semua pihak.
WassalamuJalaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Jakarta, 25 Nopember 1996
menghaturkan
FRAKSI KARYA PEMBANGUNAN DPR-RI
•
BEWAN PERWAKILAN RAKYAT R.I. FRAKSI ABRI
PEMANDANGAN UMUM FRAKSI ABRI ATAS
·RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG
DOKUMEN PERUSAHAAN
\'nu~ h•l'hormat· Saudara Pimpinan Rapat, \ unQ. h.•rhormat Saudara Menteri Kehakiman selaku Wakil Pemerintah, \nuM h•rhormat para Anggota Dewan, serta lluclirln .vang kami hormati.
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena .atas •nklnnal tlan ridho-Nya pada hari ini kita dapat berkumpul dalam keadaan sehat wal'afiat, untuk mengikuti l'rru;lllc.lnugcm Umum Fraksi-fraksi atas Rancangan Undang-undang tentang Dokumen Perusahaan. t\tw; 111111111 Fraksi ABRI, perkenankanlah kami menyampaikan terima kasih kepada Saudara Pimpinan Rapat atas ~.:st·utpalan yang diberi-kan kepada Fr~ksi ABRI untuk menyampaikan Pemandangan Umwn ini dan terima kasih p11L1 ~mui sampaikan kepada Pemerintah melalui Saudara Menteri Kehakiman yang telah menyampaikan Keterlllll'ltll Pcmerintah dalatu Rapat Paripurna Dewan pada tanggal 11 Juli 1996, sebagai kelanjutan penyampaian Ran' iiiiJ•au Um.lnng-undang tentang Dokumen Perusahaan dengan Amanat Presiden sesuai Surat Nomor I U I I/ P II I IV 11996 tanggal 3 April 1996. .~f
·'"::
llnclirin ~~aug terhormat '.
Sehagaimana kita ketahui, GBHN telah mengamanatkan bahwa Pembangwmn Bidang Hukum diarahkan I'""'' tnlll-.in terwujudnya Sistim Hukum Nasimml yang bersumber pada Pancasila dan UUD 1945 untuk menciptal.,u. l,dtidupan masyarakat yang aman dan tenteram. Pembangunan hukum dilaksanakan melalui pembaharuan llul,nu• dcngan tetap memperhatikan kemajemukan tatanan hukum yang berlaku dalam rangka penyelenggaraan Nq•<lla yang makin tertib dan teratur serta penyelenggaraan Pembangmmn Nasional yang makin lancar. Guna utcu~..:apai tujuan tersebut, pembentukan peraturan perundangan mengenai dokumen perusahaan yang merupakan hagian dari Pcmbangmmn Hukum di bidang ekonomi pada umumnya perlu segera disusun dalam upaya mening~; 111. a•• k i 11etja perusahaan melalui upaya upaya efisiensi pengelolaan dokumen perusahaan .
. j
lkrkaitan dengan pembangunan bidang hukum sebagaimatla dianuumtkan oleh GBHN tersebut di atas dan sl'jalan c.kngan disahkannya berbagai peraturan perundang-undangan dalam bidang ekonomi antara lain Undang'"'"''"t' 1d~h Perseroan Terbatas, Undang-undang tentang Usaha Kecil, Undang-undang tentang Kepabeanan, llwlang~undang tentang Perpajakan dan lain sebagainya, Fraksi ABRI menghargai dan menyambut baik prakarsa I\ ttwriulah dcngan menyru_upaikan Rancangan Undang-undang tentang Dokumen Perusahaan. l'r"l~hmt•aan dan sambutan tersebut dilandasi oleh berbagai pertimbangan sebagai berikut :
Pada dewasa ini, efisiensi pengelolaan dokumen perusahaan makin dirasakan penting, seirama dengan pcrkembangan globalisasi di bidang perekonomian dan perdagangan baik tmsional maupun int(;!rnasional serta transaksi keuangan yang bergerak secara cepat dan dinamis yang dilakukan oleh berbagai perusalman. Perkembangan tersebut telah mengakibatkan meningkatnya penggunaan dokumen, baik dalam jumlah maupun jenis dan bentuknya yang pada giliratmya membawa akibat pada ketentuan-ketentuan yang mengatur tata cara pengelolaan. Pengelt>laan dokumen perusahaan yang dilakukan secara efisien, akan meningkatkan kinerja perusahaan dan pada gilirannya diharapkan dapat membantu peluang terwujudnya iklim usaha yang kondusif bagi perkembangan ekonomi dan khususnya perkembangan dunia usaha.
l{an~angan Undang-undang tentang Dokumen Perusahaan ini merupakan usaha positif yang terns menerus dan herkesinambungan mengganti peraturan perundang-undangan produk kolonial yang sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan perekonomian dan kebutuhan hukum masyarakat, antara lain Kitab Undangundang Hukum Dagang/ KUHD khususnya Pasal 6 yang mengatur kewajiban menyelenggarakan catatanl·atatan tentang hal-hal yang berkaitan dengan 'perusahaatmya dan menyimpan dokumen tersebut untuk
1
.iangka waktu an tara I 0 (sepuluh) tahun s/d 30 (tiga puluh) talmn, perlu ditil~au kembali. I >~mikian pula produk hukum nasional seperti Undang-undang Nomor 7 Tahun 1971 yang mengatur IL'lllang Kearsipan Nasional belum secara rinci memuat ketentuan tentang pengelolaan dokumen perusaltaan.
llutlh In ,\'RIIg terhormat,
M~masuki era globalisasi perdagangan, infonnasi merupakan faktor yang sangat menentukan dalil;lll llll'ltJII 1uskan kebijakan yang bersifat strategis dan dalam menetaplam langkah-langkah yang· bersifat operasional. I lnru~ IIIL'ningkatkan efektititas penggunaan infonnasi. baik untuk kepentingan operasional perusahaan yang I•· •· tiiiJ!~IItan maupun kepentingan lainnya yang lebih luas, diperlukan suatu sistem manajemen dokwuen perusal'"'"' \·IIIII~ lt:hih baik agar dokumen selalu tersedia dan siap ditantpilkan setiap kali diperlukan. 1 )ol"uucu perusahaan mempunyai nilai dan arti penting karena merupakan swuber data bagi penyelenggaraan mhui11is1msi perusahaan. Seirama dengan dinamika kehidupan perusahaan, ruang lingkup kegiatan administrasi pl'lusahaan terus meningkat dan berkembang, sebagai akibat dari volume arsip atau dokumen yang berkembang tkngan pcsat, sehingga dapat menimbulkan pelbagai masalah yang berkenaan dengan penyediaan tenaga manusia, lllll'f!alan. sarana dan prasarana serta pengelolaannya yang memerlukan peraturan yang baku dan tertib. t•,,d,J dn:;amya pengelolaan dokwnen perusahaan meliputj kegiatan penyimpanan, perawatan pemeliharaan, l~~"lll~auuu•an dan penyusutan termasuk pemindahan, pemusnahan serta penyerahan kepada pihak yang berkepenlln,•au dad SL'gala kegiatan tersebut penysutan merupakan salah satu sarana penting untuk mengatasi masalah I•• IIUIIIflllknya/hertimbunnya arsip atau dokumen yang tidak berguna lagi. Ill "·lllltt.:ll perusahaan yang tidak berguna lagi, perlu diiuusnahkan untuk memberi kemungkinan bagi tersedianya t· n•p111 pt·nyimpanan dan pemeliharaan yang lebih baik terhadap arsip-arsip atau dokwnen yang baru atau yang Ol.lolll IIICIIlpUilyai uiJai guna. I 'l·updt tlaan dokumen perusahaan pada dasarnya mengandung 2 unsur utama, yaitu : penilaian (appraisal) doku"~~'" dan penentuan jangka waktu simpan. Deugau penilaian tersebut dimungkinkau untuk menentukan jangka ";tl-tu simpan dan sekaligus juga menetapkan klasifikasi suatu dokumen . . Llltl•l,a waktu simpan dokwuen mencenninkan kualitas dan fungsi dokumen dalam daur hidupnya sedangkan , .. u• uruun nilai guna dokumen hanya mencemtinkan kualitas infom1asiuya untuk berbagai kepentingan.
llnelldn ynng terhormat,
Berdasarka'n hal-hal yang telah diuraikan di atas serta perkembangan globalisasi dan tuntutan pemh;~n,~un:m nasional yang merujuk kepada nilai-nilai dan nom1a-nomta yang terkandung dalam Pancasila, UUD I., I., tla11 GBHN, Fraksi ABRI mengharapkan agar pengelolaan dokumen perusahaan yang efisien perlu diatur d.tl.tnl p•:nuuran perundangan seh.ingga dapat memperkokoh struktur ekonomi nasional dan mencenninkan ·.uh·.Lu•-;i yang terkandung dalam Pokok-pokok Pikiran yang merupakan sikap politik Fraksi ABRI sebagai beril.ut
J. Bahwa Undang-undang tentang Dokumen Perusahaan harus mampu mendorong kinerja dunia usaha baik. nasional maupun internasional, dengan tetap memperhatikan aspek kewenangan, keabsahan dan pengaumnan serta nonna dan etika yang berlaku.
L, llal1wa Undang-undang tentang Dokumen Perusahaan sejauh mungkin harus mampu memenuhi ketemuan dan menjamin kepastian hukum, serta kelengkapan dan kemudahan dalan1 pelaksanaannya.
-.3 • I hthwu Undang-undang tentang Dokwlten Perusaltaan harus mampu menampung perkembangan dan l...ebutuhan hukwu bagi dunia usaha baik yang bersifat nasional maupun hubungan-hubungan hukwu yang I 1crsi t~tt internasional dengan tetap memperhatikan kepentingan ekonomi nasional.
·1. Bahwa Undang-undang tentang Dokumen Perusahaan pada dasarnya merupakan keklmsusan dari pengertian umum mengenai Tata Kearsipan. Oleh karena itu dalam pengaturan dan pelaksanaannya disamping sl'hagai pengganti ketentuan Pasal 6 Kitab Undang-undang Hukum Dagang, juga harus sejalan dengan I Jndang-undang Nomor 7 Talmn 1971 tentang Ketentuan Pokok Kearsipan dan undang-undang lain yang IL'rkait.
~·umdunt l)impinan Rapat, dan Hadirin yang terhormat,
Dengan menggunakan· ketiga pokok pikiran itu sebagai tolok ukur. perkenankanlah Fraksi ABRI menyor-1111 ltdll'lapa l~al yang merupakan muatan dari Rancangan Undang-undang tentang Dokwuen Perusahaan :
2
. '
t .,
.l.
1\.onsideran Menimbang
a. Dalam Konsideran Menimbang huruf h disebutkan babwa baik ketentuan Pasal 6 KUHD yang mewajibkan pen¥impanan buku, catatan. dan neraca selama 30 (tiga puluh) tahun, dan penyimpanan surat-surat kawat beserta tembusatmya selama 10 (sepuluh) tahun, maupun beherapa ketentuan peraturan perundangan yang berkaitan dengan tata cara pemindahan. penyerahan. dan pemusnahan arsip yang selama ini berlaku telah menimbulkan be ban ekonomi dan administratif yang sangat berat bagi perusahaan.
h.
Pertimbanga'n tersebut mengesankan bahwa RUU in.i lebih mementingkan perlindungan bagi perusahaan saja. · Dalam konsideran · huruf c memang disebutkan, bahwa sebagai upaya untuk tetap menjamin kepastian hukum dan melindungi kepentingan pihak-pihak dalam suatu hubungan bukum. ketentuan mengenai kewajiban membuat dan menyimpan catatan dan lain sebagaimana dimaksud dalam pertimbangan huruf b barns tetap dijalankan tanpa menimbulkan beban ekonomis dai1 administratif yang berlebihan, dan untuk itu pula diadakan pengurangan jangka waktu penyim-panannya. .
Pertimbangan tersebut mengandung filosofi yang kontradiktif, oleb karena pengurangan jangka ·t.·,·.
waktu tersebut bertentangan dengan jangka waktu perlindungan bagi pibak-pihak terkait yang diatur dalam peraturan perundangan lain seperti ketentuan kadaluarsa bak kebendaan dan per-seorangan dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUH Perdata) dan kadaluarsa hak penuntutan dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP). Fraksi ABRJ berpendapat bal1wa masalah ini perlu dikaji kembali.
Pertimbangan butir d yang menyatakan bahwa dengan kemajuan teknologi telal1 memungkinkan dokumen yang dibuat diatas kertas dialihkan kedalam media elektronik atau secara langsung dibuat dalam media elektronik.
Fraksi ABRI berpendapat pertimbangan tersebut terlantpau bersifat tektlis dan tidak mengandung muatan filosotis. Oleh karena itu pertimbangan tersebut juga perlu di~i kembali.
IJentuk usaha yang diatur dalam Rancangan Undang-undang tentang Dokumen Perusahaan
.Scperti diketalmi baltwa bentuk usaha yang' tergabung dalam Kadin Indonesia sesuai dengan rumusan pclaku ekonomi dalatn GB:HN adalah BUMN, Koperasi dan Swasta, yang hila dikelompokkan dalatn skala usaha dapat dibagi dalam kelompok : Usaha Besar, Usaha Menengah, Usal1a Kecil dan lnfonual. Kecmpat kelompok tersebut merupakan bentuk usaha yang melakukan kegiatan secara tetap dan terns- j mencrus dengan tujuan memperoleh keuntungan dan atan laba, sebagaimana yang dimaksud dalatn Pasal ~ I Rancangan Undang-undang tentang Dokumen Perusaltaan. Oleh karena itu kelompok Usal1a Kecil dan Informal akan menghadapi kesulitan untuk melaksanakan Undang-undang tersebut. mengingat kondisinya snat ini memang belum siap untuk dapat mengelola dokumen perusal1aan dengan baik. Dengan demikian llapat menimbulkan kesan bahwa Rancangat1 Undang-undang tersebut hanya berlaku atau dapat dilaksa-uakan oleh Usaha Besar dan sebagian Usal1a Menengal1 saja yang jwulahnya relatif sangat kecil dan Rancangan Undang-undang tersebut menjadi diskriminatif dan kurang realistis. Dalam hal itli Fraksi ABRI memandang perlu adanya penjelasan lebih lanjut.
-3, Prosedur Birokrasi yang berlebihan
Sesuai dengan Pasal 8 ayat (3) RUU yang berbunyi : "dalam hal ada izin dari menteri Keuangan, catattm .\t'lmgaimana dalam ayat (2) dapat dibuat dalam bahasa asing". Ketentuan ini menimbulkan prosedur ltirokrasi yang berlebihan, sehingga akan menimbulkan hambatan dalam pelaksanaam1ya. Sejalan dengan era globalisasi perdagangan akan metlingkatkan hubungan perdagangan internasional yang menuntut penggunaan dokumen-dokumen perusal1an dalant bal1asa asing yang jumlal,mya sangat besar dan ukan selalu meningk.at. Old1 karena itu Fraksi ABRI berpendapat rumusan Pasal 8 ayat (3) RUU ini perlu dikaji kembali.
1\etcntuan tentang sanksi
Pada dasarnya Undang-undang yang memuat Hak dan Kewajiban setiap orang ataubadan juga memuat "ctcntuan sanksi atas pelanggaran Undang-w1dang tersebut. l>alam Rancangan Undang-undang ini tidak ada satupun pasal yang mengatur sanksi pidana. padal1al
. dalam batang tubuhnya terdapat beberapa pasal yang nu~ncantumkan kata-kata wajib seperti Pasal 8 ayat · (I) dan ayat (2), Pasal 11 ayat (1) dan ayat (3), Pasal 13 serta Pasa118.
3
• I 'raksi ABRI berpendapat bahwa dalam RUU ini perlu adanya pengkajian lebih la1uut tentang perlunya pcngaturan sanksi yang jelas dan tegas, sehingga dapat menjalnin adanya kepastian hukum.
Keterl<aitan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1971 dengan Rancangan Un~ang-undang tentang l>olunnen Perusahaan
I J nc..lang-undang .tentang Dokumen Perusahaa.II dimaksudkan untuk memberi Jandasan dan kepasrian hu"-.um dalam mengatur jeti.is dok.umen perusahaan, pembuatan catatan, penyimpanan. pengalihan. pcmindahan pengesahan dan peuyusutan yang sebenarnya sudah ada pengaturannya dalam Ketemuan I J ndang-undang Nomor 7 Tahut1 1971 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kearsipan serta penjabarannya. l'raksi ABRI berpendapat perlu adanya kejelasan tentang keterkaitan antara RUU Dokumen Perusahaan dcngan Undang-undang Nomor 7 tahun 1971 dan Undang-undang lain yang terkait .
.Jnngl<a 'Waktu Penyimpanan Dokumen Perusahaan
Pcnyimpanan-penyimpanan dokumen perusahaan yang diatur dalam Pasal 6 Kitab Undang-undang llukum Dagang, dilihat dari jangka waktunya, yaitu 30 tahun dan 10 tahun, dipandang terlalu lama dan dapat menimbulkan beban ekonomi dan administrasi yang cukup berat. Di dalam Rancangan Undang-undang tentang Dokum~;:n Perusahaan, jangka waktu penyimpanan dokwnen pcrusahaan bervariasi, ada yang ditetapkan 10 tahun untuk dokumen yang diatur dalam Pasal 5. 6 dan Pasal 7 ayat (2) huruf a); ada yang disimpan sesuai dengan kebutuhan perusahaan untuk dokumen yang diatur' dalam Pasal 7 ayat (2) huruf b), ada yang penyimpanannya disesuaikan dengan nilai guna dokumen IL'rsdmt seperti yaug diatur dalam Pasal 4, dan ada pula dokumen perusahaan yang jangka waktunya ditl'lapkan dengan keputusan pimpinan perusahaan sebagaimana diatur dalam Pasal 11 ayat (4). I >engan demikian jangka waktu penyimpanan dokwuen perusahaan menu rut Rancangan U ndang-undang IL'lllang Dokumen Perusahaan tersebut, sangat relatif sehingga tidak menjamin kepastian hukum. Konsideran Menimbang RUU tentang Dokumen Perusahaan dalam butir b dan c menyebutkan bahwa pcruhahan jangka waktu penyimpanan dokumen perusahaan yang diatur dalam Pasal 6 Kitab Undangunc.lang Hukum Dagang didasarkati pada pertimbangan beban ekonomi dan administratif saja, Fraksi 1\ BR I herpendapat pertimbangan tersebut kurang tepat. Penyimpanan dokuiuen-dokumen' perusahaan yanl:! hcrujud kertas, dewasa ini dapat diganti dengan alat-alat elektronik seperti : micro tilm. disket dan CD-ROM, tanpa harus mengurangi jangka waktu penyimpanannya sebagaimana tercantwu dalam bagian menimbang butir d. I :raksi ABRl perlu mendapatkan petyelasan bagaimana keterkaitan jangka waktu penyimpanan dokumen 1•erusahaan dalam RUU ini dengan ketentuan untWll kadaluarsa dalam KUH Perdata, KUH Pidana dan t Jndang-undang lain yang terkait seperti Undang-undang Peq)ajakan.
l\1asalah Terminologi Dokumen dan Arsip
I >okumen perusahaan sebenarnya hanyalah pengertian generik dari arsip (record) sebagaimana diatur dalam UU No. 711971. ~icl:ant teoritis biasa disebut dengannama "Business Record" yang berarti arsip/naskah yang dibuat/diter-uua oleh suatu bada11 usaha ("corporate body"). ' l>okumen ("Documents") pada dasarnya adalah catatan, bukti pembukuan dan data pendukung adminis-1 ra~i keuangan yang apabila tidak metyadi bukti pelaksanaan k.egiatan administrasi a tau bukti transaksi dapat disebut arsip. -llerc..lasarkan rincian pasal 2 dan 3 RUU ini, tampaknya bahwa yang dimaksud dengan dokumen perusalme~ n sebenarnya adalah arsip perusal1aan. Dengan demikian produk hukum yang mengatur lebih tepat berupa Petunjuk Pelaksanaan atau Petmtiuk Tcknis dari UU No.7/197·l dan PP No.34/1979. I iraksi ABRI memandang perlu adanya penjelasan lebih lanjut agar memudahkan dalam pembahasan.
'11tud•u:l, l'impinan Rapat dan, llutlh ha .\'Ung terhormat
Dengan berbagai tanggapan, dan pernyataan yang diutarakan tadi, Fraksi ABRI menyetujui Rancangan t ludang-undang tentang Dokumen Perusahaan untuk dibal1as oleb Dewan Perwakilan Rakyat bersama Pemerintah.
I intksi. ABRI mengajak semua Fraksi dan Pemerintah untuk membal1as pemiasalal1an yang tercantum d.tl.llu IL-im:augan Undang-undang ini dengan sungguh-sunggub dist:!rtai argwuentasi yang rasional. ilmiah dan "''' d 11 I .... crttt llilandasi semangat musyawaral1 untuk mufakat.
4
• I. • I'·'"'' lltt.:dia massa, para palciu dan semua pihak yang terkait serta masyarakat luas. Fraksi ABRI mengharapkan l•·•••tll;tn hL·rurm masukan demi kesempurnaan Undang'-undang tentang Dokumen Perusahaan ini. ''' "!'"" 'kmildan diharapkat~ dapat dihasilkan Undang-undang tentang Dokumen Perusahaan yang lengkap, padat. 1111 "'''ttllhi tuntutan perkembangan pembangunan khususnya bidang ekonomi, menjamin kepastian hukum. mewuptdl "" ~~:udilan sosial dan menyentuh langsung kepentinganmasyarakat, bangsa dan negara.
1\khimya pada kesempatan ini. Fraksi ABRI mengucapkan terima kasih kepada Sdr. Pimpinan Rapat. '.d1 ~lt.:IHI.!ri Kd1akiman selaku Wakil Pemerintah dan para Anggota Dewan yang terhonuat serta hadirin sekall.ut \'illlg dl.!ngan sahar dan tekun telah mengikuti Pemandangan Umum Fraksi ABRI atas RUU tentang Dokumen 1\·tusahnan.
',, ""'''il 'l'uhau Yang Maha Esa berkena11 selalu memberikan bimbingan dan petunjuk-Nya kepada kita semua.
5
I'
Jakarta, 25 Noperitber 1996 FRAKSI ABRI DPR-RI
Juru Bicara,
'l <,•
.. ~w·
GUNAWAN KOSWARA. S.H A- 417
- .. i,t-·
;;. 1.·
I
'' .. FRAKSI PERSATUAN PEMBANGUNAN DEWAN PER,VAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
~ ' ' : .... JL. JEND. GATOT SU,BROTO- JAKARTA 10270
tr (021) 5715 428- 5715 447-5715 430, FAX. 5734 460
PEMANDANGAN UMUM FRAKSI PERSA'IVAN PEMBANGUNAN DPR-~I
TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG -TENTANG DOKUMEN PERUSAHAAN
======================================================= ·oisampaikan Jubir F-PP DPR RI : H. Oesman Sahidi, SH
Anggota DPR RI Nomor : 52
Saudara Ketua Sidang yang terhonnat, Saudara Menteri Kehakiman beser·ta j aj aranriya selaku wakil Pemerintah yang terhormat, Saudara-saudara Anggota Dewan yang terhormat, da~ hadirin sekali~n yang.ternormat;
11
Pertama-tama marilah kita panjatkan puj i dan puj a ke
hadirat Allah SWT. semata, pencurah rahmat, nikmat dan kaL~nia,
serta kesehatan dan kekuatan kepada kita semua. Salawat dan salam
kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhanunad SAW.
beserta segenap kerabat dan sahabatnya. Semoga kita diberi
kekuatan dan ketegaran untuk senantiasa dapat melanjutkan
perjuangan melaksanakan pembangunan nasional, khususnya
pembangunan di bidang hukum. Amin.
Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan
yang sebesar-besarnya kepada Pemerintah yang telah menyampaikan
1
Rancangan Undans-undang (RUU) tentang Dokumen Perusahaan kepada
DPR-RI dengan amanat Presiden tertanggal 3 April 1996 Nomor
R.04/PU/IV/1996, untuk dapat dibicarakan dalam sidang Dewan guna
mendapat persetujuan. Ucapan terima kasih secara khusus kami
sampaikan pula kepada Menteri Kehakiman RI yang telah
menyampaikan keterangan Pemerintah di hadapan Rapat Paripurna
Dewan tanggal 11 Juli 1996 yang lalu. Dengan disampaikannya RUU
tentang Dokumen Perusahaan kepa~a DPR-RI, berarti kita telah maju
selangkah lagi dala-m upaya memperkokoh bangunan perekonomian
nasional kita, setelah beberapa waktu lalu kita berhasil
I membuat UU Nomor. I Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas yang
telah diberiakukan semenjak tanggal 7 Maret 1996.
Diajukannya RUU tentang Dokumen Perusahaan ke hadapan
sekalian Anggota Dewan yang terhormat, menunjukkan kesungguhan I
Pemerintah dan kita semua untuk secara terus menerus dan
berkesinambungan mengganti peraturan perundan~-undangan yang
berasal dari jaman kolonial dengan peraturan perttndang-undangan
nasional yang mampu menampung perkembangan dan kebutuhan hukum
masyarakat. Lebih dari itu, keberadaan RUU tentang Dokumen
Perusahaan ini diharapkan dapat mendukung pembangunan di b~dang * .....
ekonomi. Dengan demikian, j ika UU Nomor I Tahun 1995 tentang
Perseroan Terbatas diharapkan dapat menj adi salah satu pilar
pembangunan ekonomi bangsa, maka keberad~an RUU tentang Dokumen
Perusahaan yang akan segera dibahas untuk disetujui menjadi
Undang-undang ini diharapkan pula dapat lebih memperkokoh pilar
tersebut, yakni melalui jalur efesiensi pengelolaan dokumen
perusahaan.
Saudara Ketua Sidans,
Saudara Menteri,
dan Saudara-saudara Anggota Dewan yang terhormat;
2
.... -
/ \
•
Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1993 telah
menggariskan, bahwa Pembangunan Jangka Panj ang {PJPT) 25 Tahun
Kedua merupakan era kebangkitan nasional kedua bagi bangsa,
rakyat dan masyarakat Indonesia yang .tumbuh dan berk~mbang dengan
semakin mengandalkan potensi, kekuatan dan kemampuan sendiri yang
diiringi dengan semakin menggeloranya semangat kebangsaan untuk
membangun bangsa Indonesia dalam upaya mewujudkan kehidupan yang I
sejajar, sederajat dan saling_ menghargai dengan bangsa-bangsa
lain yang relatif telah lebih maju .
Dalam kerangka semangat era kebangkitan nasional kedua, maka
PJPT Kedua harus memiliki arti pula sebagai kebangkitan bidang
hukum, dengan pengertian semakin tumbuh, berkembang, serta
semakin kokoh dan dihargainya eksistensi hukum nasional ·dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan semakin I .
kokoh dan dihargainya eksistensi hukum nasional, maka dapat!ah
diharapkan bahwa hukum nasional yang bersumberka~ Pancasila dan
UUD 1945 · akan semakin mampu memberikan Law Enfbrcement dalam
bentuk perlindungan hukum, ket'ertiba~, penegakap. dan kepastian ·
hukum yang berintikan keadilan dan kebenaran bagi seluruh rakyat
dan bangsa Indonesia tarlpa terkecuali. # --
Dalam kaitan ini, haruslah disadari secara sungguh-sungguh
bahwa pembangunan hukum nasional haruslah senantiasa berpegang
teguh kepada asas pembangunan nasional sebagai prinsip pokok yang
harus dipedomani dalam perencanaan maupun pelaksanaannya, baik
oleh aparat Pemerintah, masyarakat maupun mereka yang berkiprah
di bidang kegiatan swasta.
Ketetapan MPR No. II/MPR/1993 -tentang GBHN Bi~ang Hukum Bab
I menyangkut tentang Materi Hukum, di dalamnya disebutkan, bahwa
pembentukan hukum diselenggarakan melalui proses-secara terpadu
dan demokratis berdasarkan Pancasila dan UUD · 1945, serta
menghasilkan produk hukum hingga tingkat peraturan
3
. ·' '~
pelaksanaannya. Untuk itu tidak ada salahnya apabila Fraksi
Persatuan Pembangunan mengingatkan kembali asas-asas pembangunan nasional yang harus dipegang teguh-· dan dipedom.ani, diantaranya :
asas keimanan dan ketaqwaan terhadap Ketuhanan Yang Maha Esa, asas manfaat I asas Demokrasi- Pancasila, asas 'adil-- dan merata,
asas keseimbangan, keserasian dan keselarasan, serta asas
kejuang~n.
Dalam pembentukan hukum, termasuk pembentukan Undang-undang
tentang Dokumen Perusahaan ini, perlu diindahkan ketentuan yang 1 memenuhi nilai fil9sofis yang berintikan ~eimanan dan ketaqwaan
kepada TUhah Yang Maha Esa serta rasa keadilan dan kebenaran,
nilai sosiologis yang sesuai· dengan tata nilai budaya yang ,\ ...
berlaku di m.asyarakat serta perkembangan ·ilmu pengetahuan yang
memberikan manfaat bagi masyar~at dan bangsa, dan nilai yuridis .I
yang sesuai dengan keten~uan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Oleh karena itu, produk-produk hukum kolonial harus diganti
dengan hukum yang dij iwai dan bersumber pada Pancasila dan UUD
1945. Akan tetapi sekalipun demikian, Fraksi Persatuan 0 , ~ 0
Pembangunan perlu meng1.ngatkan,. selama produk hukum war1.san
kolonial itu masih berlaku maka para pelaksana dan para penegak hukum untuk menerapkannya dalam alam kemerdekaan ini hendaklah
tidak dalam alam berpikir kolonial pula, tetapi dalam semangat
jiwa dan filosofi Pancasila dan UUD 1945.
Saudara Ketua Sidang,
Saudara Menteri,
dan Saudara-saudara Anggota Dewan yang terhormat;
Pembangunan nasional meliputi seluruh bidang kehidupan
masyarakat, bangsa dan negara, . termasuk kehidupan ekonomi dan · .. ._ __
hukum. Penyelenggaraan pembangu.nan-nasional termasuk pembangiman
•
•..
hukum dan ekonomi, harus selalu mengacu kepada kaidah penuntun
yang merupakan pedoman bagi penentuan kebij aksanaan pembangunan
nasional. Pembangunan hukum diarahkan untuk menghasilkan produk
produk hukum nasional dengan melaksanakan pembangunan materi
hukum, yakni pembuatan peraturan perundang-undangan, termasuk
Undang-undang tentang Dokumen Perusahaan ini. Pembangunan ekonomi
diarahkan untuk mampu memelihara stabilitas ekonomi yang sehat
dan dinamis serta memiliki kemampuan menciptakan kemandirian
perekonomian nasional dengan daya saing tinggi dalam rangka
• mewujudkan kemakmuran rakyat yang adil dan merata berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945.
; ' ·~'
Dalam kaitan ini Fraksi Persatuan merasa perlu mengingatkan,
bahwa dalam penyelenggaraan pembangunan untuk mencapai tujuan
pembangunan nasional, telah kita tetapkan suatu wawasan yang kita
sebut Wawasan Nusantara yang merupakan wawasan nasional yang
bersumber pada Pancasila dan berdasarkan UUD 1945.
Wawasan Nusantara sebagai wawasan hukum berarti seluruh
kepulauan nusantara merupakan satu kesatuan sistem hukum nasional
dalam arti bahwa hanya satu hukum nasional yang mengabdi kepada
kepentingan rakyat, masyarakat dan bangsa Indonesia dengan
mengingat kemajemukan tatanan hukum yang ada. Dalam konteks
kehidupan perekonomian, Wawasan .. Nusantara adalah perwujudan dari
kepulauan nusantara sebagai satu kesatuanw ekonomi dalam arti
bahwa kekayaan potensial maupun kekayaan efektif wilayah.
nusantara adalah modal dan milik bersama bangsa, . dikembangkan
secara serasi, seimbang, dan demokratis, serta diselenggarakan )·
sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan
di tuj ukan bagi sebesar-besar kemakmuran rakyat ·.
Dalam penyampaian Keterangan Pemerintah ~i hadapan ·sekalian
Anggota Dewan yang terhormat pada tanggal 11 Juli 1996 yang lalu,
Saudara Menteri Kehakiman menegaskc;tn bahwa Kitab Undang-undang
5
.Hukum Dagang atau KUHD (Wetboek van Koophandel) sebagai warisan
dari jaman kolonial, sudah tidak mampu lagi menampung
perkembangan dan kebutuhan huku~ masyarakat, baik dalam hubungan
hubungan hukum yang bersifat domestik maupun hubungan-hubungan
hukum yang bersifat regional, internasional, atau global. Sebagai
produk masa kolonial, KUHD merupakan cerminan dan manifestasi
faham, kultur dan pola ... hubungan struktural yang dominan pada
waktu itu, baik dalam bidang sosial, politik, ekonomi maupun
hukum itu sendiri; yakni faham dan kultur· etatisme dan kolonialisme.
Dalam demokrasi ekonomi yang berdasarkan Pancasila dan UUD
1945, dihindarkan sistem etatisme dalam arti bahwa negara beserta <
aparatur ekonom~ nega:r:.a bersifat dominan yang mendesak dan
mematikan potensi serta daya kreasi unit-unit ekonomi di luar
sektor negara. Selain etatisme dihindarkan pula munculnya
persaingan tidak sehat serta pemusatan kekuatan ekonomi pada
orang seorang maupun satu kelompok dalam berbagai bentuk monopoli
dan monopsoni yang merugikan masyarakat dan bertentangan dengan
cita-cita keadilan sosial.
Fraksi Persatuan Pembangunan sekali lagi mengingatkan agar
hal-hal tersebut diatas senantiasa diperhatikan dalam pembentukan
hukum nasional, khususnya dalam pembuatan peraturan perundang
undangan. Hukum nasional sebagai sarana ketertiban ·dan
kesejahteraan masyarakat yang berintikan keadilan dan kebenaran,
harus dapat berperan secara maksimal dalam mengabdi kepada
kepentingan nasional, bukan kepentingan orang-seorang ataupun
satu kelompok tertentu, dan mengayomi seluruh anggota masyarakat
tanpa terkecuali. Dalam penentuan kebijaksanaan pembangunan
nasional, termasuk pembangunan kehidupan hukum, kaidah-kaidah
tersebut diatas harus dipedomani agar penyelenggaraan pembangunan
nasional senantiasa sesuai dengan landasan, makna dan hakikat,
serta sesuai pula dengan asas, wasasan dan tujuannya.
6
Saudara Ketua Sidang,
Saudara Menteri,
dan Saudara-saudara Anggot? Dewan yang terhormat;
Sesuai dengan arahan GBHN 1993 dan keterangan Pemerintah
yang disampaikan Saudara Menteri dalam kaitannya dengan RUU
ten tang Dokumen Perusahap.n ini, ada beberapa hal yang ingin· kami
ketengahkan.
Pada konsider·ans "Menimbang", Fraksi Persatuan berpendapat
bahwa substansi yang · terdapat pada huruf (b) pada konsiderans
tersebut lebih tepat apabila.diletakkan pada huruf (d), kemudian
selanjutnya huruf (c) dan huruf (d) pada konsiderans tersebut (
berubah menjadi huruf .(b). dan hurtif (c) .
Dasar pemikiran Fraksi Persatuan adalah, bahwa substansi
yang dikandung oleh•huruf (b) bersifat spesifik, yakni langsung
menunjuk secara definitif kepad~ Ketentuan Pasal .6 KUHD (Wetbook
van Kophandel, Staatblad 1847 23). Sementara itu, substansi
yang dikandung oleh huruf (c) dan huruf (d) lebih bernuansa
filosofis dan bersifat general. Dengan pengaturan demikian, maka
huruf demi huruf pacta konsiderans " Menimbang " akan secara
runtut menjelaskan substansi yang bersifat prinsipil umum, kemudian masuk kepada penjelesan substansi yang bersifat
definitif spesifik.
Selain itu, kiranya kita tidak sekedar mempertimbangkan
beban ekonomis dan administratif belaka, tapi hendaknya
mempertimbangkan pula segi yuridis berkaitan dengan berbagai
peraturan perundangan-undangan lainnya.
Selanjutnya, pada konsiderans " Mengingat " dalam hemat
Fraksi Persatuan perlu dicantumkan pula Pasal 33 UUD 1945,
mengingat kaitannya yang sangat prinsipil dengan RUU ini sebagai
7
'-~
. " .... J
.. )·· ·~ -~
salah satu dasar hukum kelahiran Undang-undang yang sedang kita
bahas ini, dan karenanya sangat relevan untuk dicantumkan pada
konsiderans " Mengingat " RUU ini.
Saudara Ketua Sidang,
Saudara Menteri,
dan Saudara-saudar~ Anggota Dewan yang terhormat;
Sebagaimana dijelaskan dalam keterangan Pemerintah, bahwa
RUU te.ntang Doktimen Perusahaan ini erat kaitannya dengan UU
Nomor I Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas, akan tetapi
-substansi RUU yang sedang kita bahas ini lebih luas cakupan dan
skopenya, yakni tidak terbatas kepada badan usaha yang berbentuk !
Perseroan Terbatas, bah~an mencakup badan atau lembaga yang tidak
· termasuk dalam pengertian pe_rusahaan, tetapi dalam kegiatan atau
tugasnya memiliki dan menghasilkan dokumen sebagaimana layaknya
perusahaan.
Dalam kaitan ini, Fraksi Persatuan berharap hendaknya
Pemerintah dapat memberikan penjelasan yang lebih definitif
mengenai apa yang dimaksud dengan " badan atau lembaga yang tidak
termasuk dalam pengertian perusahaan " diatas. Model atau bentuk
badan atau lembaga yang bagaimana yang masuk dalam kriteria ini.
Apakah forum-forum, paguyuban-paguyuban, yayasan-yayasan amal dan
atau semacam lembaga riset yang dalam aktivitasnya juga
menghasilkan dokumen, juga termasuk dalam pengertian kriteria
badan atau lembaga sebagaimana dimaksudkan dalam RUU tentang
Dokumen Perusahaan ini.
· Hal ini dikarenakan dalam kenyataannya forum, paguyuban,
yayasan amal dan semacam lembaga riset tersebut sekalipun tidak
secara eksplisit bertujuan mencari laba (nirlaba) , namun dalam
kenyataannya kegiatan badan atau lembaga tersebut diatas juga
sering menghasilkan laba. Dalam konteks ini, dapatlah disebut
8
-- ---- ----------------
misalnya semacam lembaga swadaya masyarakat, lembaga penelitian,
lembaga atau konsultasi, dan sebagainya. Berkenaan dengan lembaga
atau biro riset dan penelitian,, perlu diperhatikan secara khusus
kegiatan penelitian yang menghasilkan dokumen statisitik seperti
_statistik kinerja keuangan, yang nantinya direncanakan akan
diatur dalam RUU Statistik yang sedang menjadi pembicaraan hangat
kalangan akademisi dan ma.syarakat beberapa hari ini.
Selain itu, karena sifatnya yang luas, perlu juga diperjelas
apakah . dalam. sub.stansi RUU tentang Dokumen Perusahaan ini
tercakup pula lembaga-lembaga keuangan perbankan. Hal ini perlu
kami tanyakan, karena dalam. hemat kami, catatan a tau pembukuan
yang berkaitan dengan kinerja keuangan nasabah bank juga dapat t
dimasukkan dalam substanpi RUU ini. Dilain pihak, kita sama-sama
tnengetahui bahwa catatan atau pembukuan yang berkaitan dengan
nasabah perorangan atau kelompok dalam dunia perbankan adalah
termasuk salah satu•Rahasia Bank. yang memiliki aturan main serta
prosedurnya sendiri.
Dalam kondisi-kondisi hukum yang membutuhkan penyidikan,
pembuktian dan pengungkapan fakta yang berbentuk dokumen,
sangatlah wajar dan beralasan apabila dikhawatirkan pelaksanaan
RUU tentang Dokumen Perusahaan ini akan berbenturan dengan
peraturan mengenai perbankan, khususnya ketentuan mengenai
kerahasiaan bank. Misalnya dalam menghadapi kasus-kasus kredit
macet atau kasus-kasus persengketaan yang melibatkan dokumen
nasabah bank yang ada di bank atau lembaga perbankan itu sendiri.
Untuk menghindarkan kemungkinan terjadl.nya over lape atau
tabrakan substansi perundang-undangan, mohon pemerintah dapat
memberikan penjelasan yang memadai terhadap hal-hal yang
diuraikan diatas. Bagaimana menyandingkan ketentuan-ketentuan
dalam RUU ini dengan ketentuan-ketentuan dalam KUH Perdata dan
9
KUH Pidana tentang pernbuktian dan kadaluwarsa serta Undang-undang
tentang Perseroan Terbatas.
Saudara.Ketua Sidang,
Saudara Menteri,
dan Saudara-saudara Anggota Dewan yang terhormat;
... Berkenaan dengan kewajiban penyelenggaraan pencatatan
tentang hal-hal yang berkaitan dengan perusahaan terutama catatan
keuangan dan. yarig termasuk di dalamnya, Fraksi Persatuan
sependapat dengan Pemerintah bahwa hal tersebut wajib dilakukan
karena melalui pencatatan t.ersebut, dapatlah diketahui hak-hak
dan ke~ajiban-kewajiban p~rusahaan terhadap pihak-pihak lain di
luar perusahaan. (
Dengan adanya pencatatan tersebut, satu sisi pihak dalam
perusahaan itu sendiri melalui pencatatan tersebut dapat
mengetahui keadaan kekayaan dah kinerj a perusahaannya, dan di
sisi lain pihak-pihak luar perusahaan yang berhubungan secara
hukum dengan perusahaan tersebut juga dapat melindungi
kepentingannya berkaitan dengan perusahaan tersebut. Dengan
adanya bukti faktual pencatatan tersebut, segala sesuatu yang
timbul akibat· hubungan antara pihak perusahaan dengan pihak luar
perusahaan, dapat diselesaikan secara jujur, adil dan sewajarnya.
Dalam hal kewajiban untuk menyimpan dokumen perusahaan,
Fraksi Persatuan juga sependapat dengan Pemerintah bahwa
ketentuan penyimpanan dalam kurun waktu antara 10 tahun sampai .' .
dangan 30 tahun sebagaimana termaktub dalam Wetboek van
Koophandel, sangatlah tidak efesien, menimbulkan beban biaya yang
tinggi, dan tidak ekonomis. Penyimpanan dokumen secara
konvensional yang demikian lama, jelaslah tidak lagi relevan
dengan dinamika globalisasi dunia usaha yang serba cepat, efesien
dan seekonomis mungkin, namun hendaknya juga tidak melupakan
10
pertimbangan yuridis yang sudah kami kemukakan, antara lain
karena dokumen tersebut dapat juga merupakan alat bukti tertulis.
Selain itu, sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi di bidang informatika dan komunikasi, telah pula
ditemukan berbagai perangkat lunak (soft ware) maupun perangkat
keras (hard ware) yang_ berfungsi sebagai sarana pencatatan dan
penyimpanan suatu dokumen. ·nengan memanfaatkan kemajuan teknologi
sarana informatika, sekarang dunia usaha mengenal transaksi
perdag.angan .yang- bersifat paperless dengan menggunakan sarana
bukan kertas konvensional sebagaimana selama ini kita kenal.
Selain itu, dalam hal penyimpanan dokumen dan dunia I
kearsipan pada umumnya, sekarang ini telah dilakukan pula
~ penyimpanan dokumen dalam mikrofilm, tidak lagi dalam file
konvensional sebagaimana sebelumnya. Berdasarkan kenyataan telah
sedemikian majunya sarana-sarana informatika dalam kehidupan
masyarakat, maka sangatlah tepat apa yang disampaikan Pemerintah
dalam RUU ini untuk mengatur secara tersendiri tentang pencatatan
dan penyimpanan dokumen dengan sarana informatika modern non
konvensional.
Da1am kesempatan ini, Fraksi Persatuan menyampaikan penghargaan sebesar-besarnya atas upaya Pemerintah untuk
melakukan studi perbandingan dengan beberapa negara sahabat yang
dianggap relevan, sehingga hasil studi banding tersebut dapat
dij adikan referensi untuk menentukan batas waktu kewaj iban
penyimpanan dokumen perusahaan, khususnya dokumen yang berbentuk
catatan dan yang termasuk di dalamnya.
Berkaitan dengan kewaj iban pencatatan dan penyimpanan
dokumen perusahaan, Fraksi Persatuan ingin mengingatkan kembali
betapa pentingnya hal ini dalam berbagai bidang usaha, agar
masyarakat tidak menderita kerugian akibat keteledoran secara
11
sengaja ataupun yang tidak disengaja dalam hal pencatatan dokumen
perusahaan, khususnya yang berkaitan dengan kinerja keuangan
perusahaan yang telah go publi.k yang mencatatkan diri (listing)
dan menjual sahamnya ke lantai bursa efek.
Dengan mengetahui kinerj a keuangan perusahaan melalui
pemberitaan catatan .keuangan perusahaan, masyarakat dengan
obyektif dapat menentukan slkapnya terhadap perusahaan tersebut.
Dengan demikian, hal-hal yang dapat menimbulkan kerugian terhadap
masyarakat dapat · dihindari sedini mungkin dan kehidupan dunia
usaha dapat berlangsung secara wajar dan saling menguntungkan.
Saudara Ketua Sidang,
Saudara Menteri,
dan Saudara-saudara Anggota•Dewan yang terhormat;
Sebagaimana t€rtuang dalam materi RUU tentang Dokumen
Perusahaan yang sedang kita bahas ini, substansi RUU ini terbagi
kedalama 6 (enam) BAB yang terdiri atas 30 pasal. BAB I tentang
Ketentuan Umum, BAB II tentang Pembuatan Catatan dan Penyimpanan
Dokumen Perusahaan, BAB III tentang Pengalihan Bentuk Dokumen dan
Legalisasi, BAB IV tentang Pemindahan, Penyerahan dan Pemusnahan,
BAB V tentang Ketentuan Peralihan, dan BAB VI tentang Ketentuan .
Penutup.
Sebagai suatu bagan Rancangan Undang-Undang, materi RUU
tentang Dokumen Perusahaan ini dalam pandangan Fraksi Persatuan
untuk semen tara ini telah sesuai dan mencukupi kebutuhan. Akan
tetapi, dalam hemat Fraksi Persatuan, ada satu substansi
pembahasan yang belum dimuat secara eksplisit di dalam RUU ini.
Yakni, pembahasan mengenai Sanksi a tau konsekwensi hukum yang
timbul akibat tidak mengindahkan atau tidak mengikuti ketentuan
_ yang termuat di dalam materi atau substansi RUU tentang Dokumen
Perusahaan ini.
12
Misalnya berkaitan dengan ketentuan kewajiban pencatatan dan
penyimpanan, apabila seseorang pihak dalam perusahaan dengan
sengaja atau dengan tidak sengaja melakukan pencatatan kinerja
keuangan perusahaan publik, yang ternyata kemudian menimbulkan
kerugian kepada masyarakat atau pihak-pihak terkait. Atau karena
faktor ter~entu pihak dalam perusahaan publik sengaja tidak
melakukan pencatatan kiperja keuangannya. Demikian pula apabila
pihak dalarri perusahaan sengaj a a tau tidak sengaj a, tidak
melakukan penyimpnan dokumen perusahaan sehingga dokumen tersebut
jatuh ke pihak perusahaan lain yang menjadi pesaingnya atau jatuh
ke tangan pihak-pihak yang kemudian dapat menimbulkan kerugian
perusahaan.
. I
Apakah kasu~-kasus .. semacam · ini termasuk kategori-kategori
kasus pida·na atau perdata yang pengaturannya diatur oleh
perundang-undangan tentang pidana dan perdata, ataukah memerlukan
pengaturan secara spesifik dan eksplisit sebagai bagian dari RUU
tentang Dokumen Perusahaan ini: Mohon penjelasan dan tanggapan
Pemerintah ! .
Saudara Ketua Sidang,
Saudara Menteri,
dan·saudara-saudara Anggota Dewan yang terhormat;
Sebelum mengakhiri Pemandangan Umum terhadap RUU tentang
Dokumen Perusahaan ini, sekali lagi Fraksi Persatuan menyampaikan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Pemerintah yang telah
mengajukan RUU tentang Dokumen Perusahaan untuk dibahas bersama-~
s~ma dengan Anggota Dewan yang terhormat. Dengan memohon petunjuk
dan ridlo Allah SWT. Fraksi Persatuan Pembangunan menyetujui dan
siap meneruskan pembahasan terhadap RUU tentang Dokumen
Perusahaan ini ke pembahasan tingkat III. Dengan kesungguhan,
kecermatan dan kebersamaan kita semua, Insya Allah pembahasan
13
terhadap RUU tentang Dokumen Perusahaan ini dapat selesai dan
disetujui sesuai dengan waktunya.
Demikianlah Pemandangan Umum Fraksi Persatuan Pembangunan
terhadap RUU tentang Dokumen Perusahaan. Terima kasih yang
setul us- tul usnya kami ucapkan kepada Saudara Ketua Sidang,
Saudara Menteri, Sauda:ra-saudara rekan Anggota Dewan dan hadirin
sekalian yang telah deng~n sabar mengikuti dan mendengarkan
pembacaan Pemandangan Umum ini.
Semoga Allah SWT. senantiasa melindungi dan memberkahi kita
semua. Amin.
·( Wabillahit Taufiq .~al Hidayah.
Wassa·lamu' alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 25 November 1996
PIMP I NAN PERSATUAN PEMBANGUNAN DPR-Rl
PEMANDANGAN UMUM FRAKSI PARTAI DEMOI{RASI INDONESIA
DEWAN PERWAI{ILAN RAI{YAT REPUBLIK INDONESIA
TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG
TENTANG
DOKUMENPERUSAHAAN
,, '·
:~ ; l•
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
FRAKSI PARTAI DEMOI\ItASI INDONESIA Sekrelarial: Gedung MPR/DPR-RI Jl. Gatot Subroto, Jakarta 10270, tr 5715425, 5715560 Fax. 5715683
PEMANDANGAN UMUM
FRAKSI PARTAI DEMOKRASI INDONESIA
TERHADAP
RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG
DOKUMEN PERUSAHAAN
-----------------------------------Disampaikan Oleh
Anggota Nomor
Handjojo Putro, S.H.
A - 351
Assalamu•alaikum Wr. Wb.
M e r d e k a
Saudara Pimpinan Sidang yang terhormat,
Saudara Menteri Kehakiman yang mewakili Pemerintah yang terhor-
mat,
Rapat Dewan yang kami muliakan.
Mengawali Pemandangan Umwn Fraksi PDI terhadap Rancangan
Undang-undang tentang Dokumen Perusahaan, perkenankanlah kami
mengajak semua yang hadir di dalam Rapat Paripurna Dewan yang
mulia ini untuk memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha
Kuasa yang telah memberi berkah dan ridhonya sehingga kita dapat
berkumpul hari ini untuk menunaikan tugas serta kewajiban kenega
raan dalam rangka membahas Rancangan Undang-undang yang telah
diajukan oleh Pemerintah kepada Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat
Indonesia, dengan amanat Presiden tanggal 3 April 1996 nomor
R.04/PU/IV/1996.
·,
._,...--.-. .._.~,-'!1" ......... ---N---.....-~-~-· ·-~ ~~ • ..•.
- 2 -
Fraksi PDI menyambut gembira atas pengajuan Rancangan Undang
undang tentang Dokwnen Perusahaan oleh Pemerintah kepada DPR,
karena menilai Rancangan Undang-undang dimaksud sebagai pengganti
maupun pembaharu dari pada ketentuan yang diatur dalam Kitab
Undang-undang Hukum Dagang (Wetboek van koophandel) Pasal 6 Buku
Kesatu Bab II-nya, yang berkaitan dengan tata cara pemindahan,
penyerahan, dan pemusnahan arsip Perusahaan yang dirasa tidak
sesuai lagi sebagai upaya menjamin kepastian hukum dan sekaligus
melindungi kepentingan pihak-pihak dal~m suatu hubungan hukum.
Disamping Garis-garis Besar Haluan negara telah mengamanatkan
adanya penggantian perundang-undangan dari jaman kolonial yang
sudah tidak cocok lagi, juga terutama mewujudkan sistem hukum
nasional y~ng mampu menampung perkembangan dan kebutuhan hukum
masyarakat, baik dalam hubungan-hubungan yang bersifat domestik,
regional, maupun internasional atau global.
Saudara Ketua Pimpinan rapat dan para hadirin yang terhormat,
Sebelum Fraksi PDI menanggapi secara rinci substansi Rancan
gan Undang-undang tentang Dokumen Perusahaan, terlebih dahulu
ijinkanlah Fraksi PDI membahas sumber asal dari Rancangan Undang
undang serta keterkaitannya dengan Undang-undang Republik Indone
sia Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas yang dinyatakan
mulai efektif berlaku pada tanggal 7 Maret 1996.
Bahwa baik Undang-undang RI Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan
Terbatas maupun RUU tentang Dokumen Perusahaan sama-sama bersum
ber dan berasal dari Ki tab Undang-undang Hukum Dagang (Wetboek
van Koophandel Staatsblad 1847; 23) yang merupakan warisan kolo
nial Belanda. Undang-undang RI No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan
Terbatas intinya semula terdapat di dalam Pasal 36 sampai dengan
Pasal 56 Buku Kesatu, Bab III, Bagian 2 KUHD sebanyak 20 pasal,
kemudian m~jelma menjadi 129 pasal yang terbagi menjadi dua
belas bab. Sedangkan RUU tentang Dokumen Perusahaan dimaksudkan
untuk menggantikan Pasal 6 dari Kitab Undang-undang Hukum Dagang
(Wetboek van Koophandel) yang merupakan bagian dari Buku Kesatu,
Bab II tentang pembukuan terdiri 5 (lima) pasal yang masih efek
tif berlaku berdasarkan aturan Peralihan UUD 1945 Pasal II yang
menyebutkan, bahwa 11 Segala badan negara dan Aturan yang ada masih
•"--t"··- . ~~- -~ ... .....-, .~ .. :~ : --·- ..
- 3 -
langsung berlaku selama belum diadakan yang baru menurut Undang
undang Dasar ini. 11 Dengan sendirinya Rancangan Undang-undang
yang akan kita bahas sebanyak 30 Pasal yang terbagi kedalam enam
bab dengan judul Dokumen Perusahaan ini hanya merevisi 1 (satu)
Pasal dari KUHD yaitu Pasal 6 nya.
Saudara Ketua Pimpinan rapat dan para hadirin yang terhormat,
Berdasarkan atas hal tersebut Rancangan Undang-undang ten
tang Dokumen Perusahaan yang akan kita bahas ini sungguh bersifat
sangat parsial.
Untuk ini akan kami coba mengutip bunyi pasal 6 Kitap Undang
undang Hukum Dagang , sebagai berikut : 11 Setiap orang yang menja
lankan Perusahaan diwajibkan untuk menyelenggarakan Catatan
catatan menurut syarat-syarat perusahaannya tentang hartanya dan
tentang apa saja yang berhubungan dengan perusahaannya, dengan
cara yang demikian sehingga dari catatan-catatan yang diselengga
rakan itu sewaktu-waktu dapat diketahui segala hak dan kewajiban-
nya. 11
11 Ia ·diwajibkan dalam enam bulan pertama dan tiap-tiap tahun mem
buat neraca yang diatur menurut syarat-syarat perusahaannya dan
menanda tanganinya sendiri. 11
11 Ia diwajibkan menyimpan selama tiga puluh tahun, buku dan surat
surat dimana ia menyelenggarakan catatan-catatan dimaksud dalam
alinea pertama beserta neracanya selama sepuluh tahun, surat
surat dan telegram-telegram yang diterima dan salinan-saliman
surat-surat dengan telegram-telegram yang dikeluarkan. 11
Bahwa menyimak bunyi pasal 6 KUHD tersebut dapatlah disimpulkan
adanya syarat-syarat yang wajib dipenuhi oleh suatu Perusahaan
yang dijalankan oleh setiap orang diantaranya
Pertama
Kedua
Penyelenggaraan Catatan-catatan dan buku
keberadaan hartanya.
Pembuatan neraca tahunan
ten tang
:..... .....
Ketiga
- 4 -
Adanya wajib simpan semua catatan-catatan, buku dan
surat-surat dalam waktu yang telah ditentukan berikut
neraca serta surat-surat dan telegram yang masuk dan
keluar.
Dengan melihat konstruksi dari pada substansi Pasal 6 dari KUHD
tersebut terlihat adanya Wajib Pengadaan maupun Penyimpanan
catatan-catatan, buku, neraca, surat-surat, telegram bagi barang
siapa melakukan Perusahaan. Dengan demikian telah tepatlah posisi
Pasal 6 bahagian dari Buku Kesatu, Bah II KUHD dengan judul
Pemhukuan.
Saudara Ketua Pimpinan rapat dan para hadirin yang terhormat,
Menurut pandangan Fraksi PDI, pengelolaan pembukuan berikut
neraca perusahaan, termasuk di dalamnya Dokumen Perusahaan justru
dirasakan sangat panting, sehingga setiap saat dapat diketahui
aktifa dan pasifa atau hak dan kewajiban serta kegiatan usaha
yang wajib setiap saat diperlihatkan dalam suatu pemeriksaan
sebagaimana keterkaitannya antara lain dengan Undang-undang Nomor
9 Tahun 1994 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 6 Tahun
1983 Tentang Ketentuan Umwn dan Tata Cara Perpajakan, Undang
undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan dan Undang-undang
Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai.
Pemerintah di dalam keterangan telah menj elaskan an tara lain,
bahwa Dokumen Perusahaan tidak hanya berkaitan dengan usaha yang
berbentuk Perseroan Terbatas, tetapi lebih dari pada itu mencakup
semua bentuk usaha, bahkan mencakup pula badan atau lembaga yang
tidak termasuk dalam pengertian Perusahaan, tetapi dalam kegiatan
dan atau tugasnya memiliki dan menghasilkan dokumen sebagaimana
layaknya Perusahaan.
Untuk ini Fraksi PDI perlu penjelasan dari Pemerintah peng
ertian yang dimaksud 11 sebagaimana layaknya Perusahaan 11 •
Saudara Ketua Pimpinan rapat dan hadirin sekalian yang terhormat.
Sampailah kini Fraksi PDI berkenan untuk menanggapi hal-hal
yang dirasakan panting didalam inti substansi dari pada Rancangan
:.·--· . ~
- 5 -
Undang-undang tentang Dokumen Perusahaan antara lain sebagai
berikut :
1. Definisi tentang Perusahaan hendaknya lebih diperjelas baik
dalam batang tubuh Pasal 1 Angka 1 atau dalam penjelasannya.
Sebab yang dimaksud dengan Perusahaan dalam konteks ekonomi
adalah Perusahaan Terbatas yang diatur dalam Undang-undang No.
1 Tahun 1995, Perusahaan yang tergabung didalam Badan Usaha
Milik Negara, diatur dalam Undang-undang No. 9 Tahun 1969,
Firma, Perusahaan yang tunduk kepada Undang-undang Penanaman
Modal Asing (PMA) dan Undang-undang Penanaman Modal Dalam
Negeri (PMDN) yang diatur dalam Undang-undang No. 1 Tahun 1967
jo Undang-undang No. 1 Tahun 1968. Untuk itu perlu penjabaran
lebih lanjut dari definisi Perusahaan, karena setiap bentuk
Perusahaan memiliki karakteristik tersendiri.
2. Bahwa di dalam Pasal 2 Rancangan Undang-undang tentang Dokumen
Perusahaan hanya membagi Dokumen Perusahaan atas Dokumen
Keuangan dan Dokumen lainnya, sedang penjelasannya cukup
jelas. Dalam hal ini Fraksi PDI berpendapat, apakah tidak
sebaiknya dijabarkan dalam definisi, karena tanpa adanya
definisi yang jelas tentang Dokumen Perusahaan bisa saja
setiap catatan tulisan dapat dikatagorikan sebagai Dokumen
Perusahaan.
3. Bahwa dari 30 Pasal dalam Rancangan Undang-undang tentang
Dokwnen Perusahaan masih dirasa kurangnya Definisi dari be
berapa hal dan perlu untuk diadakan penambahan, seperti
Micro film, Media lain, Nilai guna, Wajib Legalisasi, Berita
acara, Daftar Pertelaan dan Warkat.
4. Bahwa perlu penjelasan dari Pemerintah, korelasi ketentuan
Pasal 11 ayat 3 jo Pasal 4 Rancangan Undang-undang tentang
Dokumen Perusahaan, bila dibandingkan dengan aturan dibidang
perpajakan, dokumen wajib disimpan selama 10 (sepuluh) tahun
terhitung sejak akhir tahun buku perusahaan. Menurut perpaja
kan semua dokumen termasuk dalam ketentuan Pasal 4 wajib
disimpan selama 10 (sepuluh) tahun, karena da1uarsa dibidang
5 '
:,r
~ '
r . -~- ·~--- .. .,r--·r:r.r-,.·--~ ---,.-~------ ........... -- .. - --·-· ---- ·- .... - ~-~:----~,~·~..,-,, . ..._,... .. __ •• :>"' ... ,,. 'W;lJi •. ~.:.~~-,..,.-~--,
~ .. 0 •• • tl..
i
- 6 -
perpajakan adalah 10 (sepuluh) tahun. Untuk itu perlu diperje
las lagi siapa yang menentukan jangka waktu penyimpanan,
Pimpinan Perusahaan atau Undang-undang ini ?
5. Bahwa perlu penjelasan relevansinya keheradaan Pasal 16 ten
tang ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengalihan
dokumen perusahaan ke dalam micro film atau media lainnya dan
legalisasi diatur dengan Peraturan Pemerintah, sedangkan
masalahnya sudah jelas. Menurut pendapat Fraksi PDI, justru
apabila Pemerintah akan mengaturnya dalam PP dapat menghambat
aktifitas tiap Perusahaan di Indonesia.
6. Bahwa hal-hal yang berkaitan dengan konsideran, menimbang
huruf b dan c, Penjelasan Umum alinea ke-4 dan seterusnya
serta Pasal 29 Bab VI mengenai ketentuan penutup sama sekali
tidak dijumpai keberadaan Rancangan Undang-undang tentang
Dokumen Perusahaan ini menggantikan Pasal 6 Kitab Undang
undang Hukum Dagang, baik rumusannya maupun kedudukan hukumnya
sebagai bagian dari Kitab Undang-undang Hukum Dagang terhadap
Kitab Undang-undang Hukup Perdata sebagaimana ditetapkan dalam
Pasal 1 Kitab Undang-undang Hukum Dagang yang berbunyi 11 Kitab
Undang-undang Hukum Perdata sepanjang tidak secara khusus
diadakan penyimpangan dengan Kitab Undang-undang ini, berlaku
juga terhadap hal-hal yang dibicarakan dalam Kitab Undang
undang ini.
Saudara Ketua Pimpinan Rapat dan para hadirin yang terhormat,
Pasal 29 tidak menetapkan, Rancangan Undang-undang ini mengganti
kan Pasal 6 KUHD, tetapi hanya menyatakan : 11 Pada saat Undang-undang ini mulai berlaku :
1. Pasal 6 Kitab Undang-undang Hukum Dagang (Wetboek van
Koophandel, Staatblad 1847 : 23) 11 dinyatakan tidak berlaku
lagi. 11
2. Semua peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan
dokumen perusahaan dan ketentuan peraturan perUndang-undan
gan yang berkaitan dengan pemindahan, penyerahan, dan
! '
- '7 --
pemusnahan . arsip yang bertentangan dengan Undang-undang
ini, dinyatakan tidak berlaku lagi. Untuk ini Fraksi PDI
meminta penjelasan dan penegasan dari Pemerintah, apakah
dengan demikian harus diambil kesimpulan, bahwa Undang
undang tentang Dokumen Perusahaan ini nanti tidak mewarisi
hubungan hukum khusus dengan Kitab Undang-undang Hukum
Perdata sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 1 Kitab Undang
undang Hukum Dagang ? Atau dengan perkataan lain, apakah
Kitab Undang-undang Hukum Perdata tidak otomotis berlaku
juga terhadap hal-hal yang diatur dalam Undang-undang
tentang Dokumen Perusahaan sepanjang Undang-undang tentang
Dokumen Perusahaan tersebut tidak secara khusus menyimpang
dari Kitab Undang-undang Hukum Perdata ? Kemudian apa
hubungan antara keduanya sesudah Pasal 6 KUHD dinyatakan
tidak berlaku lagi, dan sesudah ternyata bahwa Pasal 1
Kitab Undang-undang Hukum Dagang tidak terdapat rumusan
pasal Undang-undang tentang Dokumen Perusahaan ? Apakah
hubungan itu harus dikembalikan kepada azas-azas umum
hukum, adagium, ilmu pengetahuan hukum dan jurisprudensi ?
Jika demikian jawabnya, Saudara Ketua, perlu kiranya kami
membuat catatan, bahwa 150 tahun lalu ketika kitab Undang
undang Hukum Dagang dibuat, azas-azas umwnhukum (antara
lain seperti lex specialis derogat legi generali dll),
adagiwn atau pepatah-pepatah hukum, ilmu pengetahuan hukwn
dan juripredensi sudah dikenal orang, namun orang masih
merasa perlu untuk membuat rumusan mengenai hubungan khusus
antara kedua rumusan Kitab Undang-undang tersebut seperti
yang dilihat dalam Pasal 1 Kitab Undang-undang Hukum Da
gang. Mengapa ?
Saudara Ketua Pimpinan rapat dan para hadirin yang terhormat,
Selanjutnya di dalam Sub 2 Pasal 29 tertulis 11 Semua peraturan
perundang-undangan yang berkaitan dengan ·Dokumen Perusahaan
dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berkaitan
dengan pemindahan, penyerahan, dan
bertentangan dengan Undang-undang ini,
ku lagi. 11
pemusnahan arsip yang
dinyatakan tidak berla-
..... .;
t~ ·' .
; ..
1·.· . -.
j .....-
- 8 -
Penjelasan atas pasal tersebut mengatakan 11 cukup jelas 11 • Namun
Fraksi PDI masih merasa rumusan pasal itu tidak jelas benar,
karena kalau ••bertentangan dengan Undang-undang ini, dinyata
kan tidak berlaku lagi 11, apakah itu seluruh peraturan perun
dang-undangan yang manakah yang demikian itu. Menurut Fraksi
PDI mestinya peraturan perundang-undangan yang berkaitan
dengan dokumen perusahaan dan yang bertentangan dengan Undang
undang ini sudah diketahui sekarang dan selayaknya disebut
langsung namanya dan identitas lainnya untuk menghindari
timbulnya ketidak pastian hukum.
Demikian pula dengan bagian lainnya dari rumusan Pasal 29 Sub
2, yaitu : 11 ketentuan perundang-undangan yang berkaitan dengan
pemindahan, penyerahan, dan pemusnahan arsip yang bertentangan
dengan Undang-undang ini, dinyatakan tidak berlaku lagi. 11
Berarti hanya ketentuan-ketentuan tertentu yang bertentangan
yang dinyatakan tidak berlaku lagi, sedangkan peraturan perun
dang-undangannya sendiri masih tetap berlaku. Untuk ini Fraksi
PDI berharap agar Pemerintah menyebut beberapa nama peraturan
perundang-undangan secara enuntiatief yang potensial berten
tangan. Itu kalau bertentangan. Bagaimana kalau tidak berten
tangan, tetapi hanya sekedar berbeda ?.
7. Bahwa seluruh ketentuan Pasal 6 Kitab Undang-undang Hukum
Dagang dibuat demi kepentingan para kreditor dari sebuah
perusahaan, baik Pemerintah sebagai Dinas Pajak maupun swasta
dan kepentingan-kepentingan itu dilindungi oleh Hukum Pidana,
baik yang diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana,
maupun di luar KUHP.
Saudara Ketua, pertanyaan besar dari Fraksi PDI yang dengan
sendirinya mengharapkan jawaban dari Pemerintah, yaitu
sesudah Pasal 6 KUH Dagang dinyatakan tidak berlaku lagi, maka
salah satu akibat langsung kepentingan para kreditor seperti
yang dimaksudkan dengan rumusan Pasal 6 KUH Dagang, apakah
tidak lagi mendapat perlindungan secara hukum pidana sebagai
mana halnya sekarang ? Atau dalam arti lain apakah masih
adanya sanksi yang dipakai sebagai payung untuk menlindungi
,, . · •. j
~
~· ... ~~-... - ...... ~---r-~~ ... ..,_,_,..._...,__, __ .~~,':"'~• .... , -.......... ...., •. .-. .. -.; _ __,.._........,~ ... --.. ·-"'I
:.···. I
'. _j
,_
- 9 -
kepentingan para kreditor setelah Pasal 6 KUH Dagang dinyata
kan tidak berlaku lagi ?
Saudara Ketua Pimpinan rapat dan para hadirin yang terhormat,
Dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana, Bab XXVI tentang
perbuatan merugikan kreditor dan orang yang memiliki hak, terda
pat 4 buah pasal yang secara tegas menyebutkan Pasal 6 Wetboek
van Koophandel, perkenankanlah kami untuk membacakan :
Pertama
Kedua
Ketiga
Pasal 396 KUH Pidana : 11 Seorang Pengusaha yang dinyata
kan dalam keadaan pailit atau yang diizinkan melepaskan
boedel oleh Pengadilan, diancam karena bankbreuk seder
hana dengan pidana penjara paling lama satu tahun empat
bulan (ke 3) jika dia tidak dapat memperlihatkan dalam
keadaan tak diubah buku-buku dan surat-surat untuk
catatan menurut Pasal 6 Kitab Undang-undang Hukum
Dagang dan tulisan-tulisan yang harus disimpannya
menurut Pasal itu. 11
Pasal 397 KUH Pidana : 11 Seorang Pengusaha yang dinyata
kan dalam keadaan pailit atau diizinkan melepaskan
boedel oleh Pengadilan, diancam karena bersalah melaku
kan bankbreuk secara curang diancam dengan hukuman
pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun jika dia
untuk mengurangi hak kreditor secara curang (ke 4)
tidak memenuhi kewajiban untuk mengadakan pencatatan
menurut pasal 6 ayat pertama kitab undang-undang hukum
dagang a tau tidak memenuhi kewaj iban untuk menyimpan
dan memperlihatkan buku-buku, surat-surat dan tulisan
tulisan yang dimaksud dalam ayat ketiga pasal
tersebut. 11
Pasal 398 KUH Pidana : 11 Seorang Pengurus atau Komisaris
Perseroan Terbatas, maskapai andil Indonesia atau
perkumpulan koperasi yang dinyatakan dalam keadaan
pailit atau yang diperintahkan penyelesaian oleh pen
gadilan, diancam dengan pidana penjara paling lama satu
tahun empat bulan : {ke 3) jika dia dapat dipersalahkan
,.
----~.....--- • ---~ ---- - ·--~- .... ··.t·-~~>:"··
-------·----·-~·- .... -...-, ... ,-~-~---·-•·•~~-~------~-- __ --~~-·~·~·~.e:t-"..,...-'A~~-:v ~~-,...-/
": .. ···· -..... I.
Keempat
- 10 -
bahwa kewaj iban yang di terangkan dalam pasal 6 aya t
pertama KUH Dagang pasal 27 ayat pertama ordonansi
tentang maskapai andil Indonesia tidak terpenuhi, atau
bahwa buku-buku dan surat-surat yang memuat catatan
catatan dan tulisan-tulisan yang disimpan menuru·t pasal
tadi, tidak dapat diperlihatkan dalam keadaan tidak
diubah.
Pasal 399 KUH Pidana : 11 Seorang Pengurus atau Komisaris
Perseroan Terbatas, maskapai andil ·Indonesia atau
perkumpulan koperasi yang dinyatakan dalam keadaan
pailit atau yang penyelesaiannya diperintahkan oleh
pengadilan, diancam dengan pidana penjara paling lama
tujuh tahun jika dia, untuk mengurangi secara curang
hak-hak kreditor dari perseroan, maskapai atau perkum
pulan (ke 4) tidak memenuhi kewajiban tentang menga
dakan catatan menurut pasal 6 ayat pertama KUH Pidana
atau pasal 27 ayat pertama ordonansi tentang maskapai
andil Indonesia, dan tentang menyimpan dan memperlihat
kan buku-buku, surat-surat dan tulisan-tulisan menurut
pasal-pasal itu.
Saudara Ketua, itulah tadi contoh empat buah pasal dari KUH
Pidana yang melindungi para Kreditor terhadap kecurangan debitor
akan menjadi pasal-pasal mati dan tidak dapat dipergunakan lagi
pada waktu undang-undang tentang Dokumen Perusahaan yang Rancan
gannya tengah kita gumuli sekarang ini mulai berlaku nanti.
Jika tidak diadakan Amandemen atau perubahan secukupnya agar
lebih jelas, tegas bahwa keempat pasal KUH Pidana tersebut tetap
akan berlaku walaupun pasal 6 KUH Dagang (Wetboeck van Koophan
del) sudah dinyatakan tidak berlaku lagi, Fraksi Partai Demokrasi
Indonesia merasa khawatir, bahwa undang-undang ten tang Dokumen
Perusahaan nanti, secara diametral berlawanan dengan jiwa pasal 6
KUH Dagang, yaitu · bukannya melindungi para kreditor, melainkan
justru melindungi para debitor, yang nyata-nyata curang sekali
pun.
- 11 -
Dan untuk selebihnya usul perubahan secara konkrit dalam hal
ini dan usul perubahan untuk penyempurnaan Rancangan Undang
undang tentang Dokumen Perusahaan ini akan kami sampaikan pada
waktunya nanti setelah mendengar jawaban Pemerintah atas Peman
dangan Umum para Anggota Dewan.
Saudara Ketua Pimpinan rapat Dewan dan hadirin sekalian yang
terhormat,
Sebagai penutup Pemandangan Umum, Fraksi PDI berkenan men
yampaikan penghargaan kepada Pemerintah yang dengan RUU tentang
Dokumen Perusahaan ini telah menunjukkan kemauan politik {poli
tieke Wil) untuk melaksanakan perintah GBHN tahun 1988 No.
II/MPR/1988
"Bahwa pembangunan hukum Republik Indonesia sebagai upaya untuk
menegakkan keadilan, kebenaran dan ketertiban dalam negara hukum
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang
Dasar 1945, diarahkan untuk meningkatkan kesadaran hukum, menja
min penegakan, pelayanan dan kepastian hukwn serta mewujudkan
sistem hukum nasional yang mengabdi pada kepentingan nasional. 11
(baca Rancangan penjelasan umum, alinea I).
Saudara Ketua, Fraksi PDI sangat terkesan dengan dikutipnya
oleh Pemerintah perintah GBHN tahun 1988 11 bahwa pembangunan hukwn
Republik Indonesia sebagai upaya untuk menegakkan keadilan,
kebenaran dan ketertiban dalam negera Republik Indonesia, ...... ..
oleh karena sebagaimana akhir-akhir ini diberitakan secara luas
oleh media massa, masalah penegakkan keadilan, kebenaran dan
ketertiban dalam negara Republik Indonesia tercinta ini sangat
membutuhkan perhatian kita semua, baik sebagai warganegara biasa,
aparat penegak hukwn maupun Pemerintah.
Dan yang lebih penting lagi Saudara Ketua, perhatian dari kita
semua untuk penegakkan keadilan, kebenaran dan ketertiban dalam
negara Republik Indonesia ini bukan hanya untuk dunia perusahaan
.. T ,. -· ..... ·-··- .. ~-·· --
: .....
- 12 -
semata, tetapi kiranya 11 Politieke Wil 11 Pemerintah untuk menegak
kan keadilan, kebenaran dan ketertiban meluas keseluruh bidang
dalam hidup berbangsa dan bernegara, sekarang dan diwaktu yang
akan datang.
Sekian dan terima kasih.
Wassalamu•alaikum Wr Wb
M e r d e k a I
Jakarta, 25 Nopember 1996
PIMPINAN FRAKSI
PART AI DPR-RI
K e t u a, Sekretaris,
S • MARKUS WAURAN