Top Banner
PENGARUH KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH DAN PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP MUTU LAYANAN PENDIDIKAN PADA SLB DI KABUPATEN CIAMIS TESIS : Oleh : JAHIDIN NIM 82320607150 Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Bidang Kajian Manajemen Sistem Pendidikan 1
335

Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

Jan 30, 2018

Download

Documents

vankhuong
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

PENGARUH KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH DAN PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP MUTU LAYANAN PENDIDIKAN PADA

SLB DI KABUPATEN CIAMIS

TESIS :

Oleh :JAHIDIN

NIM 82320607150Program Studi Magister Manajemen Pendidikan

Bidang Kajian Manajemen Sistem Pendidikan

PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS GALUH

CIAMIS2007

1

Page 2: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH DAN PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP MUTU LAYANAN

PENDIDIKAN PADA SLB DI KABUPATEN CIAMIS

Telah disetujui dan disahkan oleh Tim Pembimbing pada tanggal seperti tertera di bawah ini

Ciamis, 10 April 2008

PEMBIMBING I,

Prof. DR. H. Djam’an Satori, M.A.

PEMBIMBING II,

Drs. Yagus Triana, M.Pd.

2

Page 3: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa :

Nama : Jahidin

NIM : 82320607150

Angkatan/Tahun Akademik : VII/2006/2007

Judul : Pengaruh Kompetensi Kepala Sekolah dan

Partisipasi Masyarakat Terhadap Mutu Layanan

Pendidikan pada SLB di Kabupaten Ciamis

Adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan

plagiatisme atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika yang

berlaku dalam tradisi keilmuan. Atas pernyataan ini saya siap menerima

tindakan/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan

adanya pelanggaran atas etika akademik dalam karya saya ini, atau ada klaim

terhadap keaslian karya saya ini.

Ciamis, 10 April 2008 Yang membuat pernyataan,

Jahidin, Drs. NIM : 82320607150

3

Page 4: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

ABSTRAK

Sejalan dengan upaya yang dilakukan oleh pemerintah, penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkap tentang mutu layanan pendidikan yang dilakukan pada SLB di Kabupaten Ciamis, serta mengungkap faktor-faktor yang dipandang turut menentukan mutu layanan pendidikan, yakni Kompetensi Kepala Sekolah sesuai dengan Permendiknas No. 13 tahun 2007 dan Partisipasi Masyarakat yang semakin diharapkan untuk mengikuti paradigma baru pendidikan yang berkembang ke arah sistem desentralisasi pendidikan, sehingga peran serta masyarakat semakin diperlukan.

Penelitian dilakukan pada SLB di Kabupaten Ciamis dari 11 SLB yang sudah lama berdiri dengan jumlah guru 106 orang diambil 51 orang responden sebagai sampel penelitian.

Dalam penelitian ini ada tiga variabel penelitian yang terdiri dari dua variabel bebas yaitu Kompetensi Kepala Sekolah ( X1), dan Partisipasi Masyarakat ( X2 ), serta satu variabel terikat yaitu Mutu Layanan Pendidikan ( Y ). Kompetensi kepala sekolah ditinjau berdasarkan Permendiknas No. 13 tahun 2007 tentang Kompetensi Kepala Sekolah. Partisipasi masyarakat dilihat dari aspek sumber partisipasi, mekanisme partisipasi, dan bentuk partisipasi masyarakat. Mutu layanan pendidikan ditinjau sesuai dengan Standar nasional Pendidikan yaitu PP 19 tahun 2005.

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menggambarkan bahwa mutu layanan pendidikan pada SLB di Kabupaten Ciamis cukup baik dengan mencapai nilai 79,63 % dari standar mutu yang dijadikan kriteria penilaian. Hal itu sejalan dengan kompetensi kepala sekolah yang mencapai skor 76,8 % dari kompetensi yang dipersyaratkan dan paartisipasi masyarakat mencapai 63,94 %. Hasil uji hipotesis membuktikan bahwa kompetensi kepala sekolah berpengaruh terhadap mutu layanan pendidikan dengan persentase kontribusi sebesar 28,70 %, dan partisipasi masyarakat berkontribusi terhadap mutu layanan pendidikan sebesar 18,58 %. Secara bersama-sama kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat berpengaruh terhadap mutu layanan pendidikan sebesar 34,11 % dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.

Berdasarkan pada hasil penelitian di atas direkomendasikan kepada Dinas Pendidikan, kepala sekolah, guru, da masyarakat sebagai berikut : (1) Perlunya meningkatkan dan mengembangkan kompetensi kepala sekolah sesuai dengan tupoksinya. (2) Perlu dicarikan strategi dan upaya dalam menggali dan mendorong masyarakat agar mau berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan. (3) Semua personel yang ada di sekolah diupayakan untuk memahami dan merealisassikan Standar Nasional Pendidikan untuk meningkatkan mutu layanan pendidikan. (4) Kepada para peneliti selanjutnya diharapkan untuk dapat mengungkap faktor-faktor lain selain kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat yang berpengaruh terhadap mutu layanan pendidikan.

Sesuai dengan hasil penelitian dan studi kepustakaan, bahwa untuk mewujudkan layanan pendidikan yang bermutu harus ada kerjasama serta

4

Page 5: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

memberdayakan seluruh stakeholders pendidikan yang dimotori oleh kepala sekolah.

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Illahi Rabbi, atas berkat dan rahmat-

Nya penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul : ”Pengaruh kompetensi

Kepala Sekolah dan Partisipasi Masyarakat terhadap Mutu Layanan Pendidikan

pada SLB di Kabupaten Ciamis”. Tulisan ini merupakan salah satu syarat dalam

menyelesaikan pendidikan Program Studi Magister Manajemen Pendidikan di

Pasca Sarjana Universitas Galuh Ciamis.

Selesainya penelitian dan penyusunan tesis ini tidak terlepas dari

dukungan berbagai pihak. Oleh karenanya, pada kesempatan ini penulis

menghaturkan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada Yth :

1. Prof. DR. H.S. Koswara, selaku Rektor Universitas Galuh Ciamis,

2. Prof. DR. Suryana, M.Si. selaku Direktur Program Pasca Sarjana Universitas

Galuh Ciamis,

3. Drs. H. Adun Rusyana, M.Pd. selaku Sekretaris Program Studi Magister

Manajemen Pendidikan Program Pasca Sarjana Universitas Galuh Ciamis,

4. Prof. DR. Djam’an Satori, M.A. sebagai Pembimbing I dalam penyusunan

tesis,

5. Drs. Yagus Triana, M.Pd. sebagai Pembimbing II dalam penyusunan tesis,

6. Seluruh dosen dan asisten dosen serta seluruh staf tata usaha Program Studi

Magister Manajemen Pendidikan Program Pasca Sarjana Universitas Galuh

5

Page 6: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

Ciamis, yang telah memberikan arahan dan tambahan wawasan ilmu

pengetahuan selama perkuliahan,

7. Ketua Gugus SLB Kabupaten Ciamis yang telah memberikan izin kepada

penulis untuk melakukan penelitian di SLB Kabupaten Ciamis,

8. Para Kepala Sekolah dan guru-guru SLB di Kabupaten Ciamis yang telah

berkenan menjadi responden dalam penelitian,

9. Seluruh rekan mahasiswa Program Studi Magister Manajemen Pendidikan

Program Pasca Sarjana Universitas Galuh Ciamis,

10. Istriku Dra. Nining Budiwarni, dan anak-anakku tercinta Shinta Febri Andini,

Wanda Ariyatna Yanuar, dan Pradifta Sekar Apsari sebagai sumber motivasi

yang selalu memberikan dorongan moril maupun material kepada penulis,

11. Ayah, ibu, kakak, dan adikku yang turut berupaya mencarikan bahan-bahan

literatur serta memberikan masukan-masukan kepada penulis untuk

kepentingan penulisan tesis ini.

Dengan segala kerendahan hati dan kesadaran akan keterbatasan wawasan

dan kemampuan, penulis sampaikan tesis hasil penelitian ini semoga bermanfaat

bagi penulis khususnya dan bagi dunia pendidikan pada umumnya.

Akhirnya penulis senantiasa menantikan saran dan pendapat dari para

pembaca yang mengarah pada kesempurnaan tesis ini.

Ciamis, 10 April 2008

6

Page 7: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman

BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ................................................... 10

1. Identifikasi Masalah ........................................................................ 10

2. Perumusan Masalah ........................................................................ 12

C. Maksud dan Tujuan Penelitian ....................................................... .... 13

1. Maksud Penelitian ........................................................................... 13

2. Tujuan Penelitian ............................................................................ 14

D. Kegunaan Penelitian ............................................................................ 14

1. Kegunaan Teoritis ........................................................................... 14

2. Kegunaan Praktis ............................................................................ 15

BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN

HIPOTESIS ......................................................................................... 16

A. Kajian Pustaka ..................................................................................... 16

1. Kompetensi Kepala Sekolah ......................................................... 16

a. Pengertian Kompetensi Kompetensi Kepala Sekolah .............. 16

b. Jenis-jenis Kompetensi Kepala Sekolah .................................. 20

1) Kompetensi Kepribadian ..................................................... 23

2) Kompetensi Manajerial ....................................................... 24

3) Kompetensi Supervisi ......................................................... 71

4) Kompetensi Kewirausahaan ............................................... 74

5) Kompetensi Sosial............................................................... 77

2. Partisipasi Masyarakat dalam Pendidikan ................................... 79

a. Pengertian Partisipasi Masyarakat ............................................ 79

b. Masyarakat Sebagai Sumber Daya Pendidikan ........................ 83

7

Page 8: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

c. Manajemen Pemberdayaan Masyarakat dalam Pendidikan .... 87

3. Mutu Layanan Pendidikan ........................................................... 90

a. Pengertian Mutu Layanan Pendidikan ..................................... 90

b. Standar Mutu Layanan Pendidikan .......................................... 93

c. Dimensi-dimenensi Standar Mutu Layanan Pendidikan .......... 99

1) Standar Isi ............................................................................ 99

2) Standar Proses .....................................................................102

3) Standar Kompetensi Lulusan ..............................................104

4) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan ......................105

5) Standar Sarana dan Prasarana .............................................106

6) Standar Pengelolaan ............................................................107

7) Standar Pembiayaan .............................................................109

8) Standar Penilaian Pendidikan ..............................................110

B. Kerangka Pemikiran ...........................................................................113

C. Hipotesis Penelitian ………............................................................... 118

BAB III. OBJEK DAN METODE PNELITIAN ...........................................119

A. Objek Penelitian ................................................................................ 119

B. Metode Penelitian .............................................................................. 121

C. Disain Penelitian ................................................................................ 122

D. Operasionalisasi Variabel .................................................................. 124

E. Sumber Data dan Alat Pengumpulan Data ........................................ 130

F. Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis ............................................. 137

BAB IV. HASIL-HASIL PENELITIAN .........................................................140

A. Hasil Penelitian ..................................................................................140

1. Tinjauan Umum Objek Penelitian...................................................140

2. Deskripsi Variabel yang Diteliti......................................................142

3. Hasil Pengujian Hipotesis................................................................151

a. Pengujian Hipotesis Pertama ………………………………….. 154

b. Pengujian Hipotesis Kedua …………………………………… 158

8

Page 9: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

c. Pengujian Hipotesis Ketiga …………………………………... 162

B. Pembahasan.........................................................................................165

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN............................................................170

A. Kesimpulan..........................................................................................170

B. Saran....................................................................................................171

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................173

LAMPIRAN-LAMPIRAN................................................................................176

9

Page 10: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 : Keadaan Guru SLB Kabupaten Ciamis .............................................. 120

Tabel 2 : Dimensi dan Indikator Variabel Penelitian ......................................... 143

Tabel 3 : Pengujian Normalitas Data Variabel X1.............................................. 147

Tabel 4 : Pengujian Normalitas Data Variabel X2.............................................. 149

Tabel 5 : Pengujian Normalitas Data Variabel Y.............................................. 150

Tabel 6 : Skor-skor Hasil Penelitian .................................................................. 152

Tabel 7 : Perhitungan Korelasi Product Moment untuk Uji Hipotesis

Pertama (X1.Y) …. ………………………………………………..… 155

Tabel 8 : Perhitungan Korelasi Product Moment untuk Uji Hipotesis

Kedua (X2.Y) …. ………………………………………………….… 159

10

Page 11: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

DAFTAR GAMBAR halaman

Gambar 1 : Standar Kompetensi Kepala Sekolah …………………………….... 20

Gambar 2 : Proses Perencanaan Pendidikan......................................................... 31

Gambar 3 : Model Sistem Informasi Berbasis Komputer .................................... 69

Gambar 4 : Pengelolaan Sistem Informasi Melalui Komputer dan Non

Komputer............................................................................................ 70

Gambar 5 : Kerangka Pemikiran Penelitian ....................................................... 117

11

Page 12: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kisi-kisi dan Instrumen Penelitian

Lampiran 2 : Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Kompetensi Kepala

Sekolah ( X1 )

Lampiran 3 : Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Partisipasi Masyarakat

( X2 )

Lampiran 4 : Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Mutu Layanan

Pendidikan ( Y )

Lampiran 5 : Daftar Tabel Statistik

Lampiran 6 : Daftar Lambang dan Singkatan

Lampiran 7 : SK Pembimbing Penelitian

Lampiran 8 : Surat Pengantar Penelitian

Lampiran 9 : Surat Keterangan Penelitian

Lampiran 10: Daftar Riwayat Hidup Penulis

12

Page 13: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN

X1 : Kompetensi Kepala Sekolah

X2 : Partisipasi Masyarakat

Y : Mutu Layanan Pendidikan

r : Koefisien korelasi

n : Jumlah Responden

dk : Derajat kebebasan

H : Hipotesis

α : Signifikansi

R : Koefisien Korelasi Ganda

N : Jumlah populasi

e : Nilainkritis

t : Hasil uji t

Fhitung : Hasil perhitungan uji signifikansi korelasi ganda

k : jumlah variabel bebas

M : Rata-rata

Σ : Jumlah

SLB : Sekolah Luar Biasa

SNP : Standar Nasional Pendidikan

KTSP : Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

ALI : Analisis Lingkungan Internal

13

Page 14: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

ALE : Analisis Lingkungan Eksternal

PAKEM : Pembelajaran Aktif Kreatif Menyenangkan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam ketentuan umum UU Sisdiknas tahun 2003 pasal 1 ayat 1

dikemukakan bahwa : “Proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya, kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan,

yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara” (UU Sisdiknas, 2006 :

72). Bertitik tolak dari tujuan itulah setiap lembaga pendidikan hendaknya

bergerak dari awal hingga akhir sampai titik tujuan suatu proses pendidikan, yang

pada akhirnya dapat “mewujudkan terjadinya pembelajaran sebagai suatu proses

aktualisasi potensi peserta didik menjadi kompetensi yang dapat dimanfaatkan

atau digunakan dalam kehidupan” (Hari Suderadjat, 2005 : 6).

Syafaruddin (2002 :87) mengemukakan bahwa : “Dalam system

pendidikan nasional Indonesia sekolah memiliki peranan strategis sebagai institusi

penyelenggra kegiatan pendidikan.” Oleh karena itu, jelaslah bahwa sekolah

memiliki dan mengemban tugas yang berat tetapi penting. Berat karena harus

selalu berperang menghadapi berbagai kelemahan, ancaman dan tantangan guna

menselaraskan program-program kegiatan yang terealisir dengan dinamika

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang bergerak demikian

cepat. Penting, karena tugas-tugas dan fungsi sekolah sangat diperlukan untuk

14

Page 15: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

mengembangkan potensi manusia demi kelangsungan hidupnya yang harus selalu

dinamis dan optimis.

Tentang peranan sekolah dikemukakan oleh H. Hadari Nawawi (1982 :27)

sebagai berikut :

Peranan sekolah sebagai lembaga pendidikan adalah mengembangkan potensi manusia yang dimiliki anak-anak agar mampu menjalankan tugas-tugas kehidupan sebagai manusia, baik secara individual maupun sebagai anggota masyarakat. Kegiatan untuk mengembangkan potensi itu harus dilakukan secara berencana, terarah dan sistematik guna mencapai tujuan tertentu. …. Oleh karena itulah, maka dapat dikatakan bahwa fungsi sekolah adalah meneruskan, mempertahankan dan mengembangkan kebudayaan suatu masyarakat yang menyelenggarakan sekolah sebagai lembaga pendidikan.

Melihat kedudukan sekolah yang demikian pentingnya Syafaruddin (2002

: 88) mengatakan bahwa : “ sekolah menjadi pusat dinamika masyarakat.

Keberadaan sekolah menjadi institusi sosial yang menentukan pembinaan pribadi

anak dan sosialisasi serta pembudayaan suatu bangsa.”

Di balik fungsi dan peranan sekolah yang sangat esensial bagi

perkembangan pribadi peserta didik, masyarakat dan bangsa, serta tingginya

harapan masyarakat terhadap sekolah ada satu realita yang masih jauh dari apa

yang diharapkan oleh masyarakat. Dengan kata lain lembaga-lembaga sekolah

masih berkualitas rendah dan belum dapat memenuhi harapan masyarakat. Hal itu

tercermin dari rendahnya kualitas lulusan sekolah yang diekspresikan dengan

banyaknya pengangguran lulusan sekolah dan timbulnya gejala-gejala

kemerosotan mental dan moral dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan dalam realita

keseharian terlihat meningkatnya kejahatan-kejahatan sebagai cerminan masih

rendahnya kualitas sumber daya manusia bangsa kita. Gambaran di atas sesuai

15

Page 16: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

dengan yang dikemukakan oleh Hari Suderadjat (2005 : 4) yang mengemukakan

bahwa “lulusan sekolah khususnya di Indonesia dinilai bermutu rendah dalam

komparasi Internasional”.

Sejalan dengan pendapat Hari Suderajat dikemukakan pula tentang

lemahnya mutu pendidikan kita oleh Syafaruddin (2002 : 19) sebagai berikut :

Dunia pendidikan kita belum sepenuhnya dapat memenuhi harapan masyarakat. Fenomena itu ditandai dari rendahnya mutu lulusan, penyelesaian masalah pendidikan yang tidak tuntas, atau cenderung tambal sulam, bahkan lebih orientasi proyek. Akibatnya, seringkali hasil pendidikan mengecewakan masyarakat. Mereka terus mempertanyakan relevansi pendidikan dengan kebutuhan masyarakat dalam dinamika kehidupan ekonomi, politik, sosial, dan budaya. Kualitas lulusan pendidikan kurang sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja dan pembangunan, baik industri, perbankan, telekomunikasi, maupun pasar tenaga kerja sektor lainnya yang cenderung menggugat eksistensi sekolah. Bahkan SDM yang disiapkan melalui pendidikan sebagai generasi penerus belum sepenuhnya memuaskan bila dilihat dari segi akhlak, moral, dan jati diri bangsa dalam kemajemukan budaya bangsa.

Berangkat dari kenyataan di atas maka mau tidak mau harus dilakukan

berbagai upaya untuk meningkatkan keberhasilan sekolah sehingga menjadi

lembaga pendidikan yang efektif dan produktif. Terwujudnya sekolah yang efektif

dan produktif merupakan suatu ciri bahwa sekolah itu berhasil dalam mengemban

dan menjalankan tugas dan fungsinya. Sondng P. Siagian (dalam Syafaruddin,

2002 : 97) mengemukakan bahwa : “Organisasi yang berhasil adalah organisasi

yang tingkat efektivitas dan produktivitasnya makin lama makin tinggi.” Oleh

sebab itu, dikemukakan Sondang P. Siagian (2002 : 1) bahwa :”Produktivitas

suatu organiasasi harus selalu dapat diupayakan untuk terus ditingkatkan, terlepas

dari tujuannya, misinya, jenisnya, strukturnya, dan ukurannya. Aksioma tersebut

berlaku bagi semua jenis organisasi.” Jadi, sesuai dengan pendapat tersebut,

16

Page 17: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

tentunya termasuk di dalamnya organisasi pendidikan atau sekolah harus

melakukan berbagai upaya guna meningkatkan efektivitas dan produktivitasnya,

sehingga apa yang diharapkan dapat dicapai secara optimal.

Untuk melihat keberhasilan suatu sekolah tentu harus diukur dengan

kriteria sebagaimana dikemukakan Sergiovanni dan Carver (H.M. Daryanto, 2006

: 17) bahwa ada empat tujuan yaitu :

Efektivitas produksi, efisiensi, kemampuan menyesuaikn diri (adaptiveness), dan kepuasan kerja, dapat digunakan sebagai kriteria untuk menentukan keberhasilan suatu penyelenggaraan sekolah. Efektivitas produksi, yang berarti menghasilkan sejumlah lulusan yang sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berlaku.

Menelaah perkembangan yang terjadi di sekolah dan lulusan sekolah

sebagai refleksi dari kualitas layanan pendidikan dibandingkan dengan PP No. 19

tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang di dalamnya meliputi : (1)

Sandar Isi, (2) Standar Proses, (3) Standar Kompetensi Lulusan, (4) Standar

Pendidik dan Tenaga Kependidikan, (5) Standar Sarana dan Prasarana, (6) Standar

Pengelolaan, (7) Standar Pembiayaan, dan (8) Standar Penilaian Pendidikan,

ternyata masih banyak kesenjangan antara harapan dengan kenyataan. Hal ini

terlihat dengan masih rendahnya mutu kompetensi lulusan, masih kurangnya

profesionalisme guru dalam mengelola pembelajaran, masih banyaknya guru yang

belum berkualifikasi akademik S1, masih rendahnya relevansi pendidikan dengan

kebutuhan masyarkat, dan sebagainya. Dengan kata lain, fenomena yang terlihat

dalam lembaga pendidikan sekolah saat ini masih rendah mutu layanannya.

Kualitas layanan pendidikan tersebut dicerminkan dengan suatu ukuran tingkat

daya hasil suatu program yang menjadi tanggung jawab sekolah.

17

Page 18: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

Demikian pentingnya masalah mutu layanan pendidikan sehingga mempunyai

kaitan yang sangat erat dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. Hal ini

sesuai dengan yang dikemukakan oleh Greiner (2000) dan Riportela Couste dan

Torres (2001) . (Tersedia :http/Google.pakguruonline ) sebagai berikut :

Perhatian pada mutu layanan pendidikan yang menekankan pada kepuasan siswa muncul dalam rangka menarik para calon siswa, melayani dan mempertahankan mereka. Peningkatan mutu pendidikan termasuk di dalamnya mutu layanan akademik dan mutu pengajaran merupakan upaya-upaya yang harus dilakukan agar kepuasan pelanggan dapat diberikan secara optimal. Namun pada beberapa masalah layanan pendidikan pada sebagian besar lembaga pendidikan di Indonesia menjadi kendala dalam meningkatkan mutu pendidikan nasional.

Dalam upaya meningkatkan mutu layanan pendidikan di sekolah tidak

dapat terlepas dan harus didukung oleh berbagai pihak yang berkepentingan

(stakeholders) diantaranya pihak masyarakat. Hal ini penting karena masyarakat

memiliki peran yang sangat diperlukan oleh sekolah. Mengenai hal ini

diungkapkan dalam UU Sisdiknas tahun 2003 (Hadiyanto, 2004 : 85) sebagai

berikut

1) Masyarakat berperan dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan yang meliputi perencanaan, pengawasan, dan evaluasi program pendidikan melalui dewan pendidikan dan komite sekolah/madrasah. 2) Komite sekolah/madrasah sebagai lembaga mandiri dibentuk dan berperan dalam peningkatan mutu pelayanan dan memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana serta pengawasan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan.

Peranan-peranan itulah yang diperlukan dari pihak masyarakat guna

meningkatkan mutu layanan penidikan di sekolah. Diperoleh beberapa

keuntungan dengan adanya partisipasi masyarakat. Dikemukakan oleh Aan

Komariah dan Cepi Tritna (2006 : 5) bahwa : “Keputusan tentang bagaimana

berlangsungnya sekolah yang didasarkan atas partisipasi diharapkan akan dapat

18

Page 19: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

menumbuhkan rasa memiliki bagi semua kelompok kepentingan sekolah.”

Dengan adanya rasa memiliki maka akan tumbuh rasa tanggung jawab terhadap

berlangsungnya pendidikan di sekolah yang pada saatnya akan membuahkan

tingginya mutu layanan pendidikan di sekolah. Karena dengan adanya rasa

tanggung jawab masyarakat, akan memberikan peranan yang lebih intensip sesuai

dengan hak-haknya sebagaimana ditegaskan dalam Keputusan Mendiknas Nomor

044/U/2002, tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah (Hadiyanto,

2004 :87) bahwa masyarakat akan berperanan sebagai :

1) Pemberi pertimbangan (advisory agency), dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan;

2) Pendukung (supporting agency), baik yang berwujud finansial, pemikiran maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan;

3) Pengontrol (controlling agency) dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan.

Dari uraian-uraian di atas jelaslah bahwa dalam rangka meningkatkan

mutu layanan pendidikan di sekolah sangat diperlukan partisipasi secara aktif dari

masyarakat. Dengan kerja sama yang optimal berbagai permaslahan dan kendala-

kendala yang dihadapi akan lebih mudah diatasinya. Dikemukakan oleh Suharman

(8 May 2007 : Tersedia : http//radarlampung.co.id) sebagai berikut :

Pertisipasi orang tua siswa atau masyarakat merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilan desentralisasi pendidikan dalam bentuk manajemen berbasis sekolah atau otonomi sekolah. Partisipasi orang tua yang diukur antara lain, (1) partisipasi dalam ikut menentukan kebijakan program, (2) ikut mengawasi pelaksanaan kebijakan dan program sekolah, (3) pertemuan rutin sekolah, (4) kegiatan ekstra kurikuler, (5) pengawasan mutu sekolah, (6) pertemuan masyarakat, (7) membiayai pendidikan, (8) mengembangkan iklim sekolah, dan (9) pengembangan sarana dan prasarana fisik sekolah.

19

Page 20: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

Dukungan masyarakat berkaitan dengan hal-hal di atas yaitu bahwa masyarakat

berperan sebagai pemberi pertimbangan (advisor agency), pendukung (supporting

agency) dan pengontrol (controlling agency) dan selanjutnya masyarakat akan :

… memberi masukan, pertimbangan, dan rekomendasi kepada satuan pendidikan mengenai kebijakan dan program pendidikan, rencana anggaran pendidikan dan belanja sekolah, kriteria kinerja satuan pendidikan, tenaga kependidikan, fasilitas pendidikan, dan hal-hal yang terkait pendidikan. (8 May 2007 : Tersedia : http//radarlampung.co.id)

Upaya-upaya yang dilakukan sekolah dengan menggalang kerja sama

dengan masyarakat, singkatnya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan

yang di dalamnya tak lepas dari faktor mutu layanan pendidikan yang diberikan

oleh pihak sekolah kepada para siswa yang pada akhirnya memberikan kepuasan

kepada para pelanggan lainnya (orang tua, masyarakat, dan dunia usaha). Aan

Komariah dan Cepi Triatna (2006 : 9) mengatakan : “Dengan demikian,

pengertian mutu tidak dapat dilepaskan dari kepuasan pelanggan.” Oleh karena

itu, dalam memberikan layanan pendidikan agar dapat memberikan kepuasan

kepada pelanggan diperlukan berbagai upaya agar terwujud layanan pendidikan

yang berkualitas. Salah satu upaya yang dapat ditempuh yakni dengan

memberdayakan dan mendorong masyarakat agar mau berpartisipasi dalam

pendidikan di sekolah.

Namun demikian perlu disadari karena kompleksitasnya problematika

yang terjadi di masyarakat, maka keterjalinan hubungan yang harmonis dan

kerjasama yang sinergi antara pihak sekolah dengan pihak masyarakat tidak akan

terjadi begitu saja tanpa diupayakan. E. Mulyasa (2006 :163) mengatakan bahwa

“Jalinan semacam itu dapat terjadi jika kepala sekolah aktif dan dapat membangun

20

Page 21: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

hubungan yang saling menguntungkan (mutualisme).” Pernyataan ini

mengandung makna bahwa seorang kepala sekolah harus memiliki ketangguhan

dalam menjalankan tugas-tugasnya agar dapat meningkatkan mutu layanan

pendidikan. Dalam Media Informasi dan Komunikasi Guru Indonesia dikatakan

(Tersedia : http//www.geoceties.com/pakguruonline) bahwa kepala sekolah yang

tangguh yaitu :”kepala sekolah yang memiliki kemampuan untuk mengelola dan

memimpin sekolahnya sebagai system”.

Pada level operasional pendidikan yakni di sekolah, orang yang berada

pada garis terdepan adalah kepala sekolah. Sebagai orang yang ada pada jajaran

terdepan di sekolah tentunya kepala sekolah mempunyai peran yang sangat

penting bagi kemajuan pendidikan di sekolahnya. Semua personel dan fasilitas

yang ada tidak akan berarti apa-apa tanpa pengelolaan dan pemberdayaan dari

kepala sekolah. Oleh karenanya, yang bertugas untuk mengkoordinasikan

berbagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah adalah kepala

sekolah. Sebagai pimpinan satuan pendidikan, kepala sekolah memiliki fungsi dan

peranan yang sama dengan manajer-manajer unit kerja atau perusahaan lainnya.

Bahkan kepala sekolah mempunyai tugas yang lebih dan tidak ringan bila

dibandingkan dengan pimpinan sebuah perusahaan yang hanya memproduksi

barang-barang benda mati. Kepala sekolah lebih dari itu karena yang dipimpin

dan dikelolanya dalam lembaga pendidikan adalah manusia, yang tentunya

mempunyai pikiran, perasaan, keinginan, dan karakter yang berbeda-beda. Untuk

dapat menjalankan tugas dan fungsinya seorang kepala sekolah tidak saja harus

mempunyai berbagai kompetensi tetapi juga harus mempunyai visi dan misi dari

21

Page 22: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

lembaga yang dipimpinnya. Mengenai hal ini dikemukakan oleh Agus Dharma

(30 April 2003, Tersedia : http//Google.pakguruonline.AgusDharma) sebagai

berikut :

Kepemimpinan pendidikan mengacu pada kualitas tertentu yang harus dimiliki kepala sekolah untuk dapat mengemban tanggung jawabnya secara berhasil. Apa saja kualitas itu ? Pertama, kepala sekolah harus tahu persis apa yang ingin dicapainya (visi) dan bagaimana mencapainya (misi). Kedua, kepala sekolah harus memiliki sejumlah kompetensi untuk melaksanakan misi guna mewujudkan visi itu. Dan ketiga, kepala sekolah harus memiliki karakter tertentu yang menunjukkan integritasnya.

Akan sangat janggal bila seorang kepala sekolah tidak mengetahui secara

persis apa visi sekolahnya serta bagaimana cara mencapai visi tersebut. Lebih

ironis lagi bila sorang kepala sekolah tidak memahami benar arti visi dan misi itu

sendiri. Kepala sekolah yang profesional akan berupaya memahami visi

sekolahnya dan berupaya untuk mewujudkannya secara konsisten.

Kepala sekolah mempunyai kedudukan yang menentukan dalam mencapai

keberhasilan di sekolah. Bila kepala sekolah mampu memberdayakan semua

potensi yang ada maka akan sampailah ke arah tujuan yang dicita-citakan, dan

sebaliknya bila kepala sekolah tidak memiliki kemampuan maka akan terciptalah

suatu keterpurukan. Dengan demikian tampak begitu kuatnya kompetensi kepala

sekolah berpengaruh terhadap kinerjanya sehingga sangat logis bahwa rendahnya

mutu layanan pendidikan di sekolah salah satunya disebabkan karena kompetensi

kepala sekolah yang belum memenuhi kriteria. Dikemukakan oleh E.Mulyasa

(2006 :158) bahwa : “Kegagalan dan keberhasilan sekolah banyak ditentukan oleh

kepala sekolah, karena kepala sekolah merupakan pengendali dan penentu arah

yang hendak ditempuh oleh sekolah menuju tujuannya.”

22

Page 23: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

Dari beberapa pendapat di atas dapat diambil simpulan bahwa kompetensi

kepala sekolah dapat berperan dalam meningkatkan mutu layanan pendidikan di

sekolah. Oleh karena itu pula, setiap kepala sekolah harus selalu berupaya untuk

meningkatkan kompetensinya sesuai dengan ketentuan yang ada dalam PP RI No.

19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 38.

Bertitik tolak dari uraian-uraian dan permasalahan di atas yang

mengungkapkan betapa pentingnya peran keterlibatan masyarakat dan kompetensi

kepala sekolah dalam upaya meningkatkan mutu layanan pendidikan di sekolah,

maka penulis memandang perlu mengadakan penelitian yang berkaitan dengan

permasalahan di atas. Adapun judul penelitian yang diambil adalah :

“PENGARUH KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH DAN PARTISIPASI

MASYARAKAT TERHADAP MUTU LAYANAN PENDIDIKAN PADA

SEKOLAH LUAR BIASA DI KABUPATEN CIAMIS”.

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah

1.2.1 Identifikasi Masalah

Suatu permasalahan yang muncul dalam dunia pendidikan diantaranya

rendahnya mutu pendidikan di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan data IPM

(Indek Pembanguan Manusia) Indonesia “Pada tahun 2004 Indonesia berada pada

ranking 111, dari 127 negara yang diukur. Data tersebut memperkuat laporan

Mendiknas dalam Rakorkesra tahun 2001, bahwa mutu pendidikan di Indonesia

rendah dalam komparasi Internasional” (Hari Suderadjat, 2005 : 3). Rendahnya

IPM di Indonesia ini mencerminkan bahwa mutu lulusan pendidikan sekolah di

23

Page 24: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

Indonesia masih rendah. Rendahnya mutu lulusaan sekolah memberikan

gambaran bahwa mutu layanan pendidikan di Indonesia masih belum mencapai

sasaran yang diharapkan. Karena lulusan yang kurang bermutu merupakan satu

unsur yang mencerminkan bahwa mutu layanan pendidikan yang ada masih

rendah.

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi mutu layanan pendidikan di

sekolah, mulai kurikulum, kompetensi guru, kompetensi kepala sekolah,

partisipasi masyarakat, sarana prasarana, letak geografis, sosial budaya dan adat

istiadat masyarakat setempat, dan sebagainya. Seluruh unsur yang turut

berpengaruh terhadap peningkatan mutu layanan pendidikan di sekolah, apabila

tidak disediakan dan dikelola dengan baik maka akan dapat menimbulkan

permasalahan yang pada akhirnya akan menyebabkan rendahnya mutu pendidikan

sebagai cerminan rendahnya mutu layanan yang diberikan. Masyarakat sebagai

salah satu stakeholders pendidikan memiliki banyak peranan yang berguna untuk

meningkatkan mutu layanan pendidikan, sehingga apabila di sekolah tidak ada

partisipasi dari pihak masyarakat sudah dapat diduga bahwa permasalahan akan

timbul, seperti rendahnya mutu layanan pendidikan di sekolah. Begitu pula

apabila sekolah dikelola oleh seorang kepala sekolah yang berkompetensi rendah

maka tidak dapat diharapkan adanya mutu layanan pendidikan yang tinggi.

Sesuai dengan gambaran-gambaran di atas dalam upaya perbaikan mutu

pendidikan di sekolah, maka sebagai sumbangan pemikiran untuk bahan masukan

bagi dunia pendidikan, dalam penelitian ini menggarisbawahi permasalahan yang

berkenaan dengan mutu layanan pendidikan, serta faktor-faktor yang dapat

24

Page 25: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

mempengaruhinya, yakni faktor keterlibatan masyarakat dan kompetensi kepala

sekolah.

1.2.2 Perumusan Masalah

Ada tiga pokok permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini yaitu

masalah kompetensi kepala sekolah, partisipasi masyarakat, dan mutu layanan

pendidikan. Untuk memperoleh gambaran yang jelas, sebelum sampai pada

perumusan masalah terlebih dahulu perlu diuraikan pengertian-pengertian atau

definiasi dari ketiga pokok permasalahan tersebut di atas sebagai berikut :

Kompetensi kepala sekolah. Kompetensi adalah suatu kemampuan yang

berupa pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang diwujudkan dalam

kebiasaan berpikir dan bertindak. Kemampuan tersebut sesuai dengan tugas pokok

dan fungsi dari jabatan orang yang bersangkutan, dalam hal ini adalah kepala

sekolah. Kompetensi kepala sekolah agar dapat meningkatkan mutu layanan

pendidikan, minimal harus sesuai dengan standar kompetensi yang ditentukan

oleh BSNP yaitu memiliki kompetensi kepribadian, manajerial, supervisi,

kewirausahaan, dan kompetensi sosial.

Partisipasi masyarakat dalam pendidikan maksudnya adalah keikutsertaan

masyarakat secara nyata dalam upaya mengembangkan pendidikan di sekolah

baik berupa moril maupun material. Masyarakat di sini mencakup orang tua

murid dan tokoh-tokoh masyarakat setempat (pemerhati pendidikan, ulama,

budayawan, pelaku bisnis, dan masyarakat terinstitusi seperti lurah, camat, utusan

dinas pendidikan, dan sebagainya. Peranan masyarakat dalam pendidikan dapat

25

Page 26: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

memberikan masukan-masukan ide atau gagasan, harapan-harapan, kontrol,

evaluasi, dan memberikan dukungan dana atau fasilitas yang diperlukan dalam

rangka memberikan layanan pendidikan yang berkualitas.

Layanan pendidikan merupakan proses yang mencakup setiap kegiatan

yang diselenggarakan oleh sekolah yang diberikan kepada murid-murid dalam

rangka mencapai tujuan pendidikan, termasuk penggunaan fasilitas-fasilitas

pendukungnya. Mutu yaitu suatu keadaan yang dapat memuaskan para konsumen

karena sesuai atau melebihi dari yang diharapannya, serta dilihat dari pihak

sekolah bahwa hasil atau layanan yang diberikan sesuai dengan rencana yang

telah ditentukan oleh sekolah tanpa ada kecacatan (zero defect).

Sesuai dengan pokok permasalahan tersebut di atas, masalah-masalah yang

dibahas dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimakah pengaruh kompetensi kepala sekolah terhadap mutu layanan

pendidikan pada SLB Kabupaten Ciamis ?

2. Bagaiamakah pengaruh partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan

pendidikan pada SLB Kabupaten Ciamis ?

3. Bagaimanakah pengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi

masyarakat secara bersama-sama terhadap mutu layanan pendidikan pada

SLB Kabupaten Ciamis ?

1.2.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

1.2.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi,

26

Page 27: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

mendeskripsikan, dan menganalisa pengaruh kompetensi kepala sekolah dan

partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan di SLB Kabupaten

Ciamis. Hasil-hasil yang diperoleh dalam penelitian ini dimaksudkan untuk bahan

masukan bagi dunia pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu layanan

pendidikan di sekolah.

1.2.3.2 Tujuan Penelitian

Secara khusus tujuan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh kompetensi kepala sekolah terhadap mutu

layanan pendidikan pada SLB Kabupaten Ciamis.

2. Untuk mengetahui pengaruh partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan

pendidikan pada SLB Kabupaten Ciamis.

3. Untuk mengetahui pengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi

masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada SLB Kabupaten Ciamis.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Secara Teoritis

Secara teoritis manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah

digunakan sebagai sumbangan pemikiran yang dapat memperkaya teori dan

kepustakaan pendidikan. Manfaat dimaksud khususnya yang berkaitan dengan

kompetensi kepala sekolah dan pemberdayaan masyarakat dalam upaya

meningkatkan mutu layanan pendidikan di sekolah.

27

Page 28: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

1.4.2 Secara Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan hal-hal praktis, yakni

memberikan kontribusi bagi sekolah-sekolah dengan memberdayakan masyarakat

untuk kepentingan pendidikan. Hasil penelitian ini juga diharapkan akan menjadi

pendorong bagi para kepala sekolah untuk meningkatkan kompetensinya. Dan

pada akhirnya tiap sekolah akan berupaya meningkatkan mutu layanan khususnya

melalui peningkatan kompetensi kepala sekolah dan melalui pemberdayaan

masyarakat

28

Page 29: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Kompetensi Kepala Sekolah

2.1.1.1 Pengertian Kompetensi Kepala Sekolah

Untuk menghindari kesalahan persepsi dalam membaca pembahasan ini

pada bagian ini terlebih dahulu diketengahkan pengertian-pengertian tentang

”kompetensi”. Dalam buku kurikulum 2006 Panduan Penyusunan KTSP dari

Depdiknas (2006 : 57) dikemukakan bahwa ”Kompetensi adalah kemampuan

bersikap, berpikir, dan bertindak secara konsisten sebagai perwujudan dari

pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dimiliki.”

”Kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai yang

diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.” (Husein Siregar, 2004 : 2).

Pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai yang dimaksud di atas disesuaikan

dengan tugas pokok dan fungsi dari jabatan orang yang bersangkutan. Bagi

seorang kepala sekolah harus memiliki kompetensi sebagai seorang kepala

sekolah yang bertugas sebagai pengelola satuan pendidikan. Untuk dapat

mengelola satuan pendidikan secara efektif dan efisien banyak kompetensi yang

harus dimiliki oleh kepala sekolah. Dalam hal kompetensi kepala sekolah Danim

29

Page 30: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

(Danim, 2002 : 127) mengemukakan bahwa : ”Kompetensi minimal seorang

kepala sekolah adalah memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam bidang

keadministrasian sekolah, keterampilan hubungan manusiawi dengan staf, siswa,

dan masyarakat; dan keterampilan teknis instruksional dan non-instruksional.”

Sejalan dengan pendapat di atas dikemukakan oleh Sanusi dan Sutisna

(dalam Danim, 2002 : 135) tentang kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala

sekolah berkenaan dengan aspek teknis manajerial sebagai berikut :

1) pemahaman yang luas terhadap seluruh operasi sekolah dalam hubungan dengan semua tuntutan teknis yang dihadapi, 2) pemahaman terhadap manajemen keorganisasian, 3) pemahaman yang luas tentang berbagai teknologi pendidikan dan organisasi.

Sedangkan E. Mulyasa (2006 : 43) mengatakan bahwa kompetensi yang harus

dimiliki oleh kepala sekolah adalah sebagai berikut : ”Kepala sekolah harus

mampu berperan sebagai edukator, manajer, administrator, supervisor, leader,

inovator, dan motivator pendidikan (EMASLIM).”

Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

dengan kompetensi dalah kemampuan-kemampuan yang harus dikuasai, baik

yang menyangkut pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai. Dalam hal ini

oleh kepala sekolah sebagai pengelola satuan pendidikan.

”Kepala sekolah adalah guru yang mendapat tugas tambahan sebagai

kepala sekolah.” (Danim, 2002 : 145). Oleh karena itu, harus dapat dipastikan

bahwa seorang kepala sekolah di samping memiliki kemampuan yang berkenaan

dengan pembelajaran juga harus memiliki kemampuan sebagai seorang pemimpin

satuan pendidikan. Sebagai seorang pemimpin, kepala sekolah harus mempunyai

kemampuan dalam hal merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan,

30

Page 31: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

mengarahkan, mengkoordinasikan, mengawasi, dan mengevaluasi semua kegiatan

pendidikan yang ada di sekolah. Hal tersebut lebih jelas dikemukakan oleh

Hadari Nawawi (1982 : 90) sebagai berikut :

Kepala sekolah selaku administrator berfungsi merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengkoordinasikan dan mengawasi seluruh kegiatan pendidikan yang diselenggarakan di suatu sekolah. Di samping itu kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan berfungsi mewujudkan hubungan manusiawi (human relationship) yang harmonis dalam rangka membina dan mengembangkan kerja sama antar personal, agar secara serempak seluruhnya bergerak ke arah pencapaian tujuan melalui kesediaan melaksanakan tugas msing-masing secara efisien dan efektif. Kepala sekolah sebagai manajer pendidikan berfungsi mewujudkan pendayagunaan setiap personal secara tepat, agar mampu melaksanakan tugas-tugasnya secara maksimal untuk memperoleh hasil yang sebesar-besarnya, baik dari segi kuantitas maupun kualitas.

Kepala sekolah selaku Administrator berfungsi merencanakan, mengorgansasikan, mengarahkan, mengkoordinasikan, dan mengawasi seluruh kegiatan pendidikan yang diselenggarakan di suatu sekolah.

Dihubungkan dengan fungsi-fungsi kepala sekeolah tersebut di atas baik

sebagai administrator, pemimpin, maupun manajer maka semua itu harus

diterapkan dalam rangka melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya

sebagai kepala sekolah. Tugas-tugas yang harus dilaksanakan oleh kepala sekolah

mencakup berbagai aspek yang turut mendukung ke dalam proses pencapaian

tujuan pendidikan. Itulah sebabnya, seorang kepala sekolah yang profesional

harus memiliki berbagai kompetensi yang sesuai dan akan mendukung terhadap

kelancaran proses pendidikan yang efektif dan efisien.

Secara garis besarnya tugas pokok kepala sekolah menurut Hadari Nawawi

mencakup tujuh bidang (1982 : 91) sebagai berikut :

1. Bidang akdemik yang berkenaan dengan proses belajar mengajar di dalam dan di luar sekolah. 2. Bidang Ketatausahaan dan Keuangan Sekolah. 3. Bidang Kesaiswaan. 4. Bidang Personalia/Kepegawaian. 5.

31

Page 32: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

Bidang Gedung dan Perlengkapan Sekolah. 6. Bidang Peralatan Pelajaran. 7. Bidang Hubungan Sekolah dan Masyarakat.

Tolok ukur bagi keberhasilan kepala sekolah dalam menjalankan fungsi

dan tugasnya pada saat ini telah disusun standar kompetensi oleh BSNP sesuai

dengan UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, PP Nomor 19 tahun 2005

tentang Standar Nasional Pendidikan dan Permen Diknas Nomor 13 tahun 2005

tentang Kepala Sekolah. Standar kompetensi kepala sekolah yang dikeluarkan

oleh BSNP mencakup ”kompetensi kepribadian, manajerial, supervisi, sosial, dan

kewirausahaan.” (Surya Dharma, 2007 : Kompac Disk Depdiknas). Upaya

pemerintah melalui BSNP yang selanjutnya didukung oleh pembinaan melalui

Direktorat Peningkatan Mutu Pedidik dan Tenaga Kependidikan tiada lain untuk

meningkatkan mutu layanan pendidikan, sehingga dapat memuaskan para

pelanggan atau stakeholders pendidikan. Orientasi mutu dalam pendidikan ini

sesuai dengan program Depdiknas yang telah dituangkan dalam Renstra

Depdiknas 2005-2009. Salah satu penentu keberhasilan layanan pendidikan di

sekolah adalah kepala sekolah . Dikemukakan oleh E. Mulyasa (2006 : 26)

sebagai berikut :

Sedikitnya terdapat lima sifat layanan yang harus diwujudkan oleh kepala sekolah agar pelanggan puas; yakni layanan sesuai dengan yang dijanjikan (reliability), mampu menjamin kualitas pembelajaran (assurance), iklim sekolah yang kondusif (tangible), memberikan perhatian penuh kepada peserta didik (emphaty), cepat tanggap terhadap kebutuhan peserta didik (responsivenees).

Dari uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi kepala

sekolah adalah suatu gambaran keadaan yang harus dikuasai oleh kepala sekolah

yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus diwujudkan

32

Page 33: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

dalam tindakan nyata secara konsisten dalam rangka memberikan layanan

pendidikan secara optimal untuk memperoleh lulusan yang bermutu tinggi.

2.1.1.2 Jenis-jenis Kompetensi Kepala Sekolah

Dalam uraian terdahulu telah disinggung bahwa kompetensi yang harus

dimiliki oleh kepala sekolah cukup banyak. Namun sebagai gambaran minimal

yang dapat dijadikan sebagai pedoman bagi terciptanya kepala sekolah yang

berkompeten dapat menggunakan acuan yang dikeluarkan oleh BSNP tentang

Standar Nasional Pendidikan yang untuk pelaksanaannya diikuti oleh Peraturan

Menteri Pendidikan Nasaional Nomor 13 tahun 2005. Sesuai dengan itu oleh

Direktur Tenaga Kependidikan, Surya Dharma bahwa standar kompetensi kepala

sekolah digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1

Standar Kompetensi Kepala Sekolah

33

KOMPETENSI KEPALA

SEKOLAH

KEPRIBADIAN

MANAJERIAL SUPERVISI

Page 34: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

Standar yang dimaksud di sini yaitu sesuai dengan pengertian bahwa ”

Standar kompetensi adalah kualifikasi kemampuan minimal yang

menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang

diharapkan dicapai.” (Depdiknas, 2006 : 57). Pengembangan kompetensi kepala

sekolah merupakan suatu hal yang sangat penting dalam upaya peningkatan mutu

pendidikan secara keseluruhan termasuk di dalamnya untuk meningkatkan mutu

layanan pendidikan guna mendongkrak mutu lulusan pendidikan di sekolah.

Kepala sekolah sebagai salah satu SDM dalam dunia pendidikan di sekolah

mempunyai kedudukan yang sangat strategis dan menentukan untuk mencapai

suatu keberhasilan pendidikan karena kepala sekolah mempunyai peran sebagai

pengelola nomor satu pada satuan pendidikan. Hadriyanus Suharyanto dan Agus

Hendro Hadna (2005 : 17) mengemukakan bahwa :

Sekalipun cukup tersedia secara melimpah sumber daya ekonomi non manusia, tidak akan banyak memberi arti bagi pembangunan ekonomi dan nilai tambah yang tinggi kalau tanpa pengembangan kualitas sumber daya manusia yang mengelolanya.

Sejalan dengan pendapat di atas dikemukakan oleh Danim (2002 : 125) yang lebih

tegas ditujukan kepada kepala sekolah sebagai berikut :

Sebagaian besar kelemahan administrasi pendidikan kita disebabkan oleh ketidakmampuan kepala sekolah dalam menjalankan fungsinya secara profesional. Efek lanjutan dari kelemahan sistem administrasi pendidikan kita yang berkepanjangan adalah makin tertinggalnya kemajuan pendidikan dilihat dari sudut kemajuan di sekitar ekonomi dan industri.

34

SOSIALKEWIRAUSAHAAN

Page 35: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

Inovasi dalam berbagai bidang seperti kurikulum, sarana dan prasarana, pola pendidikan kepada anak , dan sebagainya, tidak banyak manfaatnya tanpa kemampuan administrasi yang memadai dari para pengelolanya.

Sejalan dengan pendapat di atas dapat dikatakan bahwa upaya yang

dilakukan pemerintah melalui BNSP sangat penting untuk direspon secara positif.

Karena tanpa adanya upaya perbaikan kompetensi kepala sekolah akan sulit

mendapat Sumber Daya Manusia lainnya seperti guru, tata usaha, penjaga

sekolah, orang tua murid, dan masyarakat lainnya yang berkompeten dan

mendukung terhadap program-program sekolah.

Perlu disadari oleh tiap kepala sekolah bahwa ia memiliki peran sebagai

figur keteladanan, sehingga baik buruknya perilaku, berkompeten atau tidaknya

seorang kepala sekolah disadari atau tidak akan diperhatikan oleh bawahannya,

orang tua murid, dan masyarakat. Efek lanjutannya akan mewarnai prilaku, sikap,

dan dukungan mereka terhadap proses pendidikan di sekolah. Oleh karena itu,

guna meningkatkan mutu layanan pendidikan, kepala sekolah harus memiliki

beberapa kompetensi yang dapat menunjukan sebagai seseorang yang profesional.

Terlebih lagi dengan paradigma baru pendidikan dengan adanya desentralisasi

pendidikan, maka sekolah di bawah kepemimpinan kepala sekolah diberi

wewenang yang lebih luas untuk mengelola pendidikan di sekolahnya. Hal ini

dikemukakan oleh E. Mulyasa (2006:36) sebagai berikut :

Sekolah sebagai lembaga pendidikan diberi kewenangan dan kekuasaan yang luas untuk mengembangkan program-program kurikulum dan pembelajaran sesuai dengan kondisi dan kebutuhan peserta didik serta masyarakat. Untuk mendukung keberhasilan program tersebut, sekolah memiliki kekuasaan dan kewenangan mengelola dan memanfaatkan berbagai sumber daya yang tersedia di masyarakat dan lingkungan sekitar.”

35

Page 36: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

Untuk mewujudkan pengembangan program yang sesuai dengan tuntutan

masyarakat sebagaimana diuraikan di atas bukanlah suatu hal yang mudah tetapi

menuntut adanya sikap, prilaku, pengetahuan, dan keterampilan yang profesional

dari kepala sekolah. Oleh karenanya, dalam upaya mewujudkan layanan

pendidikan yang bermutu ada beberapa kompetensi yang harus dimiliki oleh

kepala sekolah sesuai dengan PP 19 tahun 2005. Kompetensi kepala sekolah yang

dimaksud yaitu: kompetesi kepribadian, kompetensi manajerial, kompetensi

supervisi, kompetensi kewirausahaan, dan kompetensi sosial. Lebih jelasnya

kompetensi-kompetensi tersebut diuraikan dalam bahan di bawah ini.

2.1.1.2.1 Kompetensi Kepribadian

Kepribadian merupakan kunci utama bagi setiap orang untuk dapat

berprilaku sesuai dengan yang diharapkan. Buruknya prilaku seseorang termasuk

kepala sekolah tergantung dari kepribadian yang dimilikinya. Pengetahuan,

keterampilan, dan kecerdasan yang dimiliki seorang kepala sekolah tidak dapat

menjamin bahwa dia akan melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik sebagai

pengelola pendidikan apabila tidak dibarengi dengan kepribadian yang baik.

Kepribadian seseorang ini dapat terbentuk oleh faktor kebiasaan, lingkungan, dan

pendidikan. Dengan demikian, kepribadian seseorang itu tidak terjadi dengan

sendirinya. Jelasnya, faktor kepribadian yang sangat diperlukan oleh setiap orang

termasuk kepala sekolah dapat dibentuk melalui pembinaan-pembinaan

kepribadian, walapun kepribadian seseorang terbentuk secara perlahan sejak

kanak-kanak hingga dewasa.

36

Page 37: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

Berkenaan dengan kepribadian seseorang yang merupakan syarat bagi

seorang pemimpin diantaranya meliputi sifat-sifat : jujur, berani, tegas, bijaksana,

adil, ulet, setia, berwibawa, percaya diri, optimis, terbuka, sederhana, loyal,

ikhlas, dan berhati-hati (Mar’at, 1982:47-48). Sifat–sifat tersebut jelas sangat

penting untuk dimiliki oleh seorang kepala sekolah dalam kinerjanya agar dapat

meningkatkan mutu layanan pendidikan di sekolah.

Dengan kepribadian yang menyenangkan seorang kepala sekolah secara

profesional akan dapat memerankan fungsinya sebagai manajer, supervisor,

fasilitator, dan evaluator pendidikan di sekolah. Yakni dapat mendukung

kompetensi–kompetensi lainnya yang harus dimiliki oleh seorang kepala sekolah

dan dapat mewujudkannya dalam tindakan nyata.

Mengingat pentingnya masalah kepribadian bagi seorang kepala sekolah

BSNP dan Permen Diknas No 13 tahun 2005 menentukan standar bahwa seorang

kepala sekolah harus memiliki kompetensi kepribadian yang di dalamnya

mencakup hal–hal sebagai berikut :

1. Memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin.

2. Memiliki tanggung jawab sebagai pemimpin satuan pendidikan.

3. Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai kepala

sekolah.

4. Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya.

5. Mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan sebagai

kepala sekolah.

6. Memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan.

37

Page 38: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

2.1.1.2.2 Kompetensi Manajerial

Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang kepala sekolah

Adalah kompetensi manajerial, karena salah satu peranan kepala sekolah adalah

sebagai manajer. Hadiyanto (2004:55) menjelaskan bahwa :

Kepala sekolah adalah manajer pendidikan tingkat sekolah dan ujung tombak utama dalam mengelola pendidikan di level sekolah. Kepala sekolah memegang peran paling penting (privotal role) untuk keberhasilan implementasi manajemen berbasis sekolah, dan oleh karena itu kepala sekolah harus mempunyai kemampuan manajerial yang profesional dalam mengelola sekolahnya.

Kepala sekolah sebagai manajer mempunyai peran yang sangat penting

dalam pengembangan pendidikan di sekolah. Hal ini dapat dipahami karena ”

Salah satu faktor yang membuat organisasi itu dapat berkembang adalah

kompetensi manajernya.” (Made Pidarta, 2004:234). Jadi, maju mundurnya

pendidikan di sekolah sangat besar dipengaruhi oleh faktor kompetensi

manajernya, dalam hal ini kepala sekolah. Ditegaskan oleh Made Pidarta bahwa :

”Manajer yang mempunyai kompetensi yang memadai cendrung mampu

meningkatkan orgnisasi, sebaliknya manajer yang kurang memiliki kompetensi

cendrung membuat organisasi itu mandeg atau mundur.” Dengan demikian,

seorang kepala sekolah harus dapat menerapkan konsep–konsep manajemen

dalam mengelola pendidikan di sekolahnya guna mencapai tujuan yang telah

ditetapkan.

Perlu disadari bahwa setiap proses yang dilakukan, dengan sarana prasarana

pendukungnya semua itu diarahkan guna mencapai tujuan. Oleh karena itu, agar

tujuan dapat dicapai secara efektif dan efisien harus dilakukan manajemen yang

38

Page 39: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

tepat. Mengenai manajemen dijelaskan oleh G.R. Terry (Hadriyanus Suharyanto

dan Agus Heruanto Hadna, 2005 :11) sebagai berikut : ”Management is the

accomplishing of the predetermined, objective through the effort of other people.”

Maksudnya bahwa manajemen melakukan upaya pencapaian tujuan yang telah

ditetapkan melalui atau bersama-sama dengan orang lain. Sejalan dengan

pendapat G.R. Terry pengertian manajemen dikemukakan oleh John M. Pfifner

(Hadriyanus Suharyanto dan Agus Heruanto Hadna, 2005 :12) sebagai berikut :

”Management is concerned with the direction of this individuals and functions to

achieve ends previously determined.” Yakni bahwa manajemen berkaitan dengan

mengarahkan orang–orang dan tugas–tugasnya dalam rangka mencapai tujuan

yang telah ditentukan.

Tanpa kemampuan manajerial, seorang kepala sekolah akan sulit

melaksanakan tugasnya mengarahkan, membina, dan memberdayakan sumber

daya yang ada guna meningkatkan mutu layanan pendidikan di sekolahnya.

Padahal untuk menyiasati dan mencari solusi–solusi dalam mengatasi masalah

pendidikan seperti masalah rendahnya mutu layanan pendidikan merupakan tugas

seorang kepala sekolah sebagai manajer. Dan bukan suatu hal yang tidak mungkin

masalah rendahnya mutu layanan pendidikan bisa jadi disebabkan oleh

manajemen yang salah. Sesuai dengan permasalahan di atas Edward Sallis

menjelaskan sebagai berikut : ”Sebagian besar masalah sedemikian disebabkan

oleh manajemen yang lemah atau tidak mencukupi. Mengetahui sebab kegagalan

mutu dan memperbaikinya adalah tugas kunci seorang manajer.” (Edward Sallis,

alih bahasa Ahmad Ali Riyadi dan Fahrurrozi, 2006:106).

39

Page 40: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

Oleh karena itu, dalam upaya mengatasi masalah-masalah tersebut di atas

maka kepala sekolah harus memiliki kemampuan manajerial sebagaimana di

jelaskan oleh Hari Suderadjat (2005 : 42-54 yang tiada lain kemampuan dalam

melaksanakan fungsi-fungsi manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian,

penggerakan, pengawasan, dan evaluasi terhadap semua komponen di sekolah

seperti kurikulum, personalia , kesiswaan, sarana prasarana, keuangan, dan

lingkungan. Dengan kemampuan itu kepala sekolah akan dapat secara terarah

menata dan mengelola pendidikan yang menjadi tanggung jawabnya, sehingga

layanan pendidikan bermutu dapat terwujud.

Untuk kepentingan pengelolaan pendidikan BNSP menentukan standar

kompetensi manajerial bagi kepala sekolah yang di dalamnya meliputi

kompetensi-kompetensi sebagai berikut:

a. Menyusun perencanaan sekolah

Perencanaan merupakan suatu hal yang penting dalam setiap kegiatan,

terlebih dalam kegiatan pendidikan di sekolah, karena penyelenggaraan

pendidikan di sekolah merupakan suatu kebutuhan bagi setiap orang, sesuai

dengan tujuan pendidikan nasional, dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa. Penyelenggaraan pendidikan yang tidak direncanakan secara matang

jangan diharap akan mencapai tujuan secara optimal. Oleh karena itu, kepala

sekolah sebagai manajer di sekolah harus mempunyai kemampuan membuat

perencanaan sekolah sesuai dengan visi dan misi sekolahnya. Sehingga segala

tindakan, dan keputusan yang diambil oleh sekolah didasarkan pada perencanaan

yang telah dibuat. Dengan perencanaan yang matang akan dapat menentukan

40

Page 41: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

tujuan, prosedur, strategi, metode, indikator keberhasilan dan evaluasi sehingga

perencanaan ini akan menjadi pedoman dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengertian perencanaan menurut

Udin Syaefudin Sa’ud dan Abin Syamsuddin Makmun ( 2006 :3-4 )

adalah sebagai berikut :

Pada hakekatnya perencanaan adalah suatu rangkaian proses kegiatan menyiapkan keputusan mengenai apa yang diharapkan terjadi (peristiwa, keadaan, suasana, dan sebagainya) dan apa yang akan dilakukan (intensifikasi, ekstensifikasi, revisi, renovasi, substitusi, kreasi, dan sebagainya).

Ahli lain yaitu Anen mendefinisikan perencanaan dengan mengatakan

bahwa : “Planning is future thinking; planning is controlling the future; planning

is decision making; planning is integrated decision making.” (Udin Syaefudin

Sa’ud dan Abin Syamsuddin Makmun (2006 : 5).

Dari pengertian-pengertian perencanaan di atas dapat diuraikan bahwa

fungsi dan tujuan perencanaan pendidikan di sekolah adalah sebagai berikut :

1. Perencanaan merupakan pedoman dalam melaksanakan kegiatan pendidikan

di sekolah.

2. Perencanaan berfungsi untuk mengendalikan kegiatan.

3. Perencanaan berfungsi untuk efisiensi yakni menghindari pemborosan sumber

daya.

4. Perencanaan berfungsi untuk memberikan jaminan mutu (quality assurance).

5. Perencanaan berfungsi untuk menjaga akuntabilitas kelembagaan.

Adapun hal-hal penting yang harus digarisbawahi dan dijadikan acuan

dalam pembuatan suatu rencana adalah sebagai berikut :

41

Page 42: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

1. Perencanaan berhubungan dengan masa depan yang lebih baik.

2. Adanya seperangkat kegiatan yang logis.

3. Adanya tahapan-tahapan proses yang tersusun secara sistematis.

Dapat meramalkan hasil serta tujuan yang diharapkan.

Kita ketahui bahwa perencanaan pendidikan merupakan suatu hal yang

sangat penting karena diperlukan dalam pengambilan keputusan menyangkut

tentang mutu pendidikan yang harus terus ditingkatkan. Dan perencanaan

merupakan pedoman untuk melakukan kegiatan-kegiatan dalam rangka mengubah

keadaan yang dinilai kurang saat ini ke posisi yang lebih baik sesuai dengan yang

diinginkan. Dengan kata lain dapat dijelaskan bahwa perencanaan pendidikan

berkenaan dengan proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan

guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hal tersebut dapat dilihat dari

pengertian perencanaan yang dikemukakan oleh Guruge (Udin Syaefudin Sa’ud

dan Abin Syamsuddin Makmun, 2006 : 8) bahwa : ”A simple definition of

educational planning is the process of preparing decisions for action in the future

in the field of educatioinal development is the function of educational planning.”

Guruge mengatakan bahwa perencanaan pendidikan merupakan proses

mempersiapkan kegiatan di masa depan dalam bidang pembangunan pendidikan

adalah tugas dari perencanaan pendidikan.

Guna menghasilkan perencanaan pendidikan yang baik, kepala sekolah

sebagai manajer harus memahami dimensi-dimensi yang terkait dengan proses

perencanaan. Mengenai dimensi-dimensi perencanaan dikemukakan oleh Udin

42

Page 43: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

Syaefudin Sa’ud dan Abin Syamsuddin Makmun (2006 :53-54) ada sembilan

dimensi yang terkait dengan proses pendidikan, yaitu :

1. Significance, yaitu tingkat kebermaknaan perencanaan.

2. Feasibillity, yaitu kelayakan teknis dan perkiraan biaya dilihat secara relistik.

3. Relevance, yaitu diperlukan dalam implementasi rencana.

4. Definitiveness, yaitu penggunaan teknik simulasi untuk menjalankan rencana

dengan data model buatan, untuk meminimalkan hal yang tidak diharapkan.

5. Parsimoniousness, yaitu perencanaan harus digambarkan secara sederhana.

6. Adaptability, yaitu perencanaan harus dinamis dan dapat berubah sesuai

dengan perkembangan informasi.

7. Time, yaitu siklus alamiah pokok bahasan pada perencanaan, dan merubah

siatuasi yang tidak dapat dilakukan akibat keterbatasan-keterbatasan dalam

meramalkan masa depan.

8. Monitoring, yaitu untuk menjamin bahwa berbagai unsur rencana berjalan

secara efektif.

9. Subject matter, yaitu pokok bahasan yang akan direncanakan mencakup

sasaran dan tujuan, program dan pelayanan, sumber daya manusia, sumber

daya fisik, penganggaran, struktur pemerintahan, dan konteks sosial.

Dalam proses perencanaan pendidikan di sekolah melalui beberapa tahap

mulai dari pembuatan visi dan misi sekolah, menentukan tujauan, melihat

permasalahan-permasalahan melalui analisis lingkungan internal dan analisis

lingkungan eksternal (ALI dan ALE), mengkonsepsikan dan merancang rencana,

43

Page 44: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

mengevaluasi rencana, dan revisi rencana, yang pada akhirnya implementasi

rencana dan evaluasinya untuk memperoleh umpan balik. Dengan menempuh

tahapan-tahapan seperti di atas akan diperoleh suatu perencanaan yang matang.

Mengenai proses perencanaan pendidikan digambarkan oleh Udin

Syaefudin Sa’ud dan Abin Syamsuddin Makmun (2006 : 45) sebagai berikut :

Gambar 2

Proses Perencanaan Pendidikan

44

Pendahuluan

Mendefinisikan Permasalahan Perencanaan PendidikanA. Ruang lingkup

permaslahan pendidikan.

B. Pengkajian sejarah perencanaan pendidikan.

C. Perberdaan antara kenyataan dan harapan pendidikan.

D. Sumber daya dan hambatan perencanaan pendidikan.

E. Menentukan bagian-bagian dari perencanaan pendidikan beserta prioritasnya.

Evaluasi Implementasi Rencana dan Umpan BaliknyaA. Monitoring

rencana.B. Evaluasi rencana.C. Menyelesaikan,

mengubah dan mendesain ulang rencana.

Analisis Bidang Telaahan Permasalahan PerencanaanA. Bidang atau

wilayah dan sistem-sistem sub bidang telaahan.

B. Pengumpulan data.

C. Tabulasi data.D. Perkiraan

perencanaan.

Menentukan RencanaA. Rumusan

masalah.B. Laporan hasil.

Implementasi RencanaA. Persiapan

program.B. Persetujuan

perencanaan.C. Pengaturan unit-

unit operasional perencanaan.

Mengkonsepsikan dan Merancang RencanaA. Mengidentifikasi

kecenderungan umum.

B. Menentukan tujuan dan sasaran.

C. Mendesain perencanaan.

Evaluasi RencanaA. Perencanaan

melalui simulasi.B. Evaluasi

perencanaan.C. Pemilihan

perencanaan.

Page 45: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

b. Mengembangkan Organisasi Sekolah

Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan formal di dalamnya terdapat

sekelompok orang yang bekerjasama dalam mencapai suatu tujuan.

Dengan ciri-ciri seperti itu maka sekolah merupakan suatu organisasi.

Sebagaimana dikemukakan oleh Sondang P. Siagian (20021:35) bahwa “

Organisasi merupakan gabungan sekelompok orang yang terikat secara formal dan

hierarkis, serta bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan

sebelumnya.” Dengan demikian, maka kepala sekolah sesuai dengan tugas dan

fungsinya sebagai manajer pendidikan di sekolah harus dapat mengembangkan

organisasi di sekolahnya, dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Bila tidak dikembangkan secara baik organisasi sekolah ini akan statis dan tidak

akan berfungsi sebagaimana mestinya. Organisasi sekolah dikembangkan sesuai

dengan tujuan dan kondisi yang ada sehingga semua anggota yang ada dalam

organisasi berkolaborasi secara sinegis dalam upaya mencapai tujuan. Hadari

Nawawi (1982:87) menjelaskan bahwa :

Setiap kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan harus mampu memilih dan mempersiapkan bentuk organisasi yang sesuai dengan kondisi sekolahnya dan harus berusaha pula menerapkan asas-asas organisasi bilamana menghendaki tujuan secara efektif.”

45

Page 46: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam upaya mengembangkan

organisasi sekolah yaitu struktur organisasi, bentuk atau tipe organisasi, asas-asas

organisasi, dan budaya organisasi.

1) Struktur Organisasi.

Struktur organisasi yang dimaksud disini adalah mekanisme kerja, yakni

adanya pembagian unit-unit kerja sesuai dengan tugas yang harus dikerjakan.

Untuk memperoleh kinerja yang efektif maka harus dibentuk struktur organisasi

yang tepat dengan penempatan personil yang profesional. Pemahaman struktur

organisasi seperti di atas sejalan dengan yang dikemukakan oleh Made Pidarta

(2004:57) sebagai berikut :

Struktur organisasi adalah mekanisme kerja organisasi itu yang menggambarkan unit-unit kerjanya dengan tugas-tugas individu yang didalamnya beserta kerja samanya dengan individu-individu lain dan hubungan anatara unit-unit kerja itu baik secara vertikal maupun horisontal.

Dengan adanya struktur organisasi maka kinerja seluruh personil yang ada di

sekolah akan terlaksana secara sistematis sehingga akan mewujudkan harmonisasi

kinerja. Kinerja yang sistematis dan harmonis dari semua personil yang ada di

sekolah merupakan suatu hal yang penting untuk meningkatkan mutu layanan

pendidikan. Mutu layanan pendidikan baru akan terwujud bila kepala sekolah

memiliki kemampuan untuk mengembangkan struktur organisasi yang efektif

yang dapat menunjang kelancaran proses layanan pendidikan yang dilaksanakan.

2) Bentuk-bentuk atau tipe organisasi sekolah.

46

Page 47: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

Bentuk-bentuk organisasi sekolah ini menggambarkan tentang pembagian

tugas, tanggung jawab, dan arus pelaksanaan tugas. Terdapat beberapa bentuk

organisasi yang dapat dikembangkan di sekolah. Tiap-tiap bentuk organisasi itu

mempunyai ciri-ciri tersendiri, sehingga kepala sekolah dapat memilih bentuk

atau tipe organisasi yang akan dikembangkan di sekolahnya berdasarkan ciri-ciri

yang dipandang paling sesuai dengan tujuan, situasi, dan kondisi yang ada.

Bentuk-bentuk organisasi yang dapat dikembangkan di sekolah

diantaranya seperti yang dikemukakan oleh Sondang P. Siagian (2002 : 54-56)

dan Hadari Nawawi (1982 : 88-90) sebagai berikut :

a) Organisasi Lini (Line Organization)

Organisasi lini ini dikenal dengan struktur yang sederhana, karena sesuai

dengan ciri-cirinya yang antara lain sebagai berikut :

1. Tergolong organisasi yang kecil dan belum memiliki personil yang banyak.

2. Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan masih sederhana.

3. Semua kekuasaan ada pada pucuk pimpinan.

4. Personilnya belum dituntut memiliki keterampilan yang khusus dan belum

dituntut untuk bisa melakukan berbagai kegiatan.

5. Produk organisasinya tidak beraneka ragam

6. Wilayah operasinya masih bersifat lokal.

7. Teknologi yang digunakan belum modern.

8. Pemimpin organisasi masih dimungkinkan untuk dapat berinteraksi secara

langsung dengan semua personilnya.

47

Page 48: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

b) Organisasi Staf (Staff Organization)

Ciri-ciri organisasi staf adalah sebagai berikut :

1. Semua hak, kekuasaan, dan tanggung jawab dibagi habis kepada unit kerja

yang ada secara bertingkat.

2. Setiap unit mempunyai sebagaian hak dalam menentukan kebijakan sesuai

dengan bidang tugasnya, sepanjang tidak bertentangan dengan kebijakan

pucuk pimpinan.

3. Tanggung jawab disampaikan secara bertingkat sesuai dengan hak dan

kekuasaan yang dilimpahkan kepadanya.

4. Setiap personil mempunyai kesempatan yang sama untuk menyampaikan

pendapat, ide atau gagasan, dan saran-saran.

5. Personil mempunyai kesempatan untuk mengembangkan kreativitas dan

inisiatifnya dalam melaksanakan tugas-tugas yang menjadi tanggung

jawabnya.

c) Organisasi Lini dan Staf (Line and Staff Organization)

Bentuk organisasi ini merupakan bentuk gabungan dari organisasi lini dan

organisasi staf. Bentuk organiasi ini dikenal dengan struktur yang birokratis.

Artinya, jika bentuk organisasi ini yang diberlakukan berarti organiasinya besar

dengan tugas-tugas yang sangat rutin.

Adapun ciri-ciri dari organisasi bentuk ini adalah sebagai berikut :

1. Organisasinya besar.

48

Page 49: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

2. Tugas-tugas diselenggarakan dengan berbagai jenis spesialisasi keterampilan

personil.

3. Dalam penyusunan dan penerapan ketentuan yang formal dan normatif sangat

formalistik.

4. Pemusatan wewenang pada manajemen puncak dan pengambilan keputusan

secara terpusat.

5. Hierarki organisasi berlapis-lapis dan bentuknya piramidal.

6. Deliniasi atau pembedaan yang jelas antara satuan kerja pelaksana tugas

pokok dan satuan kerja yang tanggung jawabnya melaksanakan tugas-tugas

penunjang.

7. Kewenangan satuan kerja pelaksana satuan tugas pokok bersifat komando

(line authority), sedangkan pelaksana tugas penunjang hanya memiliki

kewenangan staf (staff atau functional authority) yang biasanya berupa

nasihat.

8. Tidak semua hak, kekuasaan, dan tanggung jawab dibagi habis kepada unit

kerja yang ada, yakni tugas-tugas yang bersifat prinsipil tetap berada pada

pucuk pimpinan.

d) Organisasi Fungsional (Functional Organization)

Dalam organisasi bentuk ini pembagian hak dan kekuasaan dilakukan

berdasarkan fungsi yang dimiliki oleh unit kerja. Jelasnya organisasi bentuk ini

dapat dilihat pada ciri-ciri yang dimilikinya sebagai berikut :

49

Page 50: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

1. Dalam bagan organisasi dan perlakuan manajerial tidak ada pembedaan antara

satuan-satuan kerja pelaksana tugas pokok dengan pelaksana tugas penunjang.

2. Prinsip-prinsip lain seperti pembagian tugas, spesialisasi, koordinasi,

kesatuan komando, kesatuan arah, dan rentang kendali tetap berlaku bahkan

dipegang teguh.

3. Wewenang yang dilimpahkan dibatasi pada bidang teknis yang memerlukan

keahlian tertentu dan mengangkat personil sesuai dengan keahliannya.

3) Asas-asas organiasi.

Berkenaan dengan kompetensi manajerialnya, kepala sekolah harus dapat

mengupayakan bahwa organiasi harus bermanfaat dan berdaya guna dalam rangka

mencapai tujuan. Melalui pengelolaan organisasi yang optiumal harus dapat

tercipta lulusan pendidikan yang bermutu. Hal ini sesuai dengan pendapat

Sondang P. Siagian (2002 : 25-34) yang mengungkapkan filsafat organisasi yang

di dalamnya mencakup hal-hal sebagai berikut :

1. Fokus perhatian pada kepuasan pelanggan.

2. Pemupukan loyalitas.

3. Perhatian pada budaya organisasi.

4. Pentingnya ketentuan formal dan prosedur.

Faktor-faktor tersebut di atas harus diperhatikan oleh suatu organisasi

karena :

Organisasi tidak sekedar berarti wadah sekelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan, akan tetapi juga merupakan mekanisme yang berlangsung dalam proses kerja sama itu. Oleh karena itu, maka organisasi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Sebagai alat organisasi dapat baik dan dapat pula buruk bagi pencapaian tujuan. (Hadari Nawawi, 1982 : 93).

50

Page 51: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

Mengelola organisasi sekolah sehingga menjadi organisasi yang baik merupakan

tugas kepala sekolah. Untuk dapat menjalankan tugas tersebut maka kepala

sekolah harus memahami dan menggunakan berbagai asas organisasi yang

meliputi “(1) kejelasan tujuan, (2) pembagian kerja, (3) kesatuan perintah, (4)

koordinasi, (5) reentangan kontrol, dan (6) kelentukan.” (Hadari Nawawi, 1982 :

93). Sedangkan Sondang P. Siagian (2002 : 36-48) mengungkapkan hal-hal

tersebut sebagai prinsip-prinsip organisasi yang di dalamnya meliputi :

1. Kejelasan tujuan, yaitu tujuan organisasi harus dirumuskan

secara jelas agar dapat dipahami oleh semua personel, dan dapat meyakinkan

personel bahwa tujuan dimaksud pantas untuk dicapai.

2. Fungsionalisasi, yaitu segala jenis fungsi yang akan

diselenggarakan ditempatkan dalam wadah tertentu sehingga tidak ada fungsi

yang tidak jelas pewadahannya. Dan tidak ada fungsi yang bernaung di bawah

lebih dari satu wadah dalam organisasi. Fungsionalisasi ini berguna untuk

menghindari terjadinya tumpang tindih dalam pelaksanaan berbagai jenis

kegiatan.

3. Pembagian tugas, yaitu dalam menyelesaikan tugas-tugas

organisasi dilakukan dengan cara membagikan tugas, dengan dasar bahwa

walaupun betapa hebatnya seorang manajer tentu tidak akan dapat bekerja

sendirian. Setiap satuan kerja mempunyai tugas dan kegiatan yang secara

fungsional menjadi tanggung jawabnya. Oleh karenanya, diperlukan uraian

tugas yang kemudian dirinci menjadi uraian pekerjaan setiap orang dalam

satuan kerjanya masing-masing.

51

Page 52: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

4. Penempatan yang tepat, yaitu menempatkan personel sesuai

dengan pengetahuan, keterampilan, bakat, dan minatnya. Hal ini berfungsi

untuk menghindari kinerja yang hanya bersifat rutinitas, repetitip, dan

mekanistik yang pada akhirnya dapat menimbulkan kebosanan. Dengan

penempatan kerja yang tepat akan meningkatkan kepuasan kerja yang

pada gilirannya akan

meningkatkan produktivitas kerja.

5. Koordinasi, yaitu melakukan tugas-tugas organisasi yang bersifat

multi-dimensi tidak dengan cara yang berkotak-kotak, melainkan dengan

melihat

keterkaitan tugas yang satu dengan tugas yang lainnya.

6. Departementalisasi, hal ini dilakukan karena tuntutan

spesialisasi, dan pembagian tugas yang tepat. Departementalisasi ini biasanya

dilakukan oleh organisasi yang besar.

7. Kesatuan arah, yaitu setiap kegiatan yang dilakukan dalam

organisasi harus diarahkan hanya pada upaya pencapaian tujuan, karena

kegiatan yang tidak relevan hanya akan sia-sia saja.

8. Kesatuan komando, yaitu seseorang bawahan hanya bertanggung

jawab kepada dan menerima perintah dari atasannya. Jika prinsip ini tidak

diikuti maka akan menimbulkan kerancuan dalam kinerjanya.

9. Rentang kendali, yaitu suatu kegiatan yang berkaitan erat dengan

efektivitas supervisi.

52

Page 53: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

10. Pola pengambilan keputusan, yaitu pola sentralisasi dan

desentralisasi, masing-masing memiliki ciri, dan dampak yang berbeda

terhadap prilaku personel. Itulah sebabnya, kepala sekolah harus pandai

membaca situasi, kondisi, waktu, dan ruang untuk menentukan pola

pengambilan keputusan yang tepat.

4) Budaya organisasi.

Suatu hal yang wajar bahwa setiap organisasi memiliki karekteristik yang

berbeda dengan organisasi lainnya walaupun organisasi itu sejenis. Hal ini terjadi

karena budaya organisasi terbentuk oleh faktor-faktor yang berbeda di setiap

organisasi. Mengenai budaya organisasi seperti itu dikemukakan oleh Keits Davis

dan John Newstorm (Aan Komariah dan Cepi Triatna, 2006 : 98) sebagai berikut :

Seperti halnya pribadi seseorang, organisasi selalu unik dan ingin tampil khas, masing-masing organisasi memiliki budayanya sendiri-sendiri, hal ini karena dipengaruhi oleh visi dan misi, serta tujuan. Walaupun organisasi itu sejenis, namun budayanya akan berbeda. Oleh kerena itu, budaya organisasi disebut juga dengan sifat-sifat internal organisasi yang dapat membedakannya dengan organisasi lain. Budaya organisasi ini dapat tampil lewat tradisi-tradisi, metode tindakannya sendiri secara keseluruhan menciptakan suatu iklim.

Berkaitan dengan budaya organisasi yang penting untuk dicermati oleh

kepala sekolah dalam pengembangan organisasi di sekolahnya adalah

pengaruhnya terhadap pencapaian tujuan pendidikan di sekolah. Hal ini sesuai

dengan pendapat para ahli bahwa :

Budaya organisasi dapat mempengaruhi persepsi, pandangan dan cara kerja orang yang ada di dalamnya. Apakah karyawan menunjukkan kegairahan, disiplin, rasa suka atau moral-moral yang negatif seperti malas, kurang responsif, apatis, dan sebagainya, dapat ditentukan oleh

53

Page 54: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

pengaruh-pengaruh kultural yang terjadi pada organisasi. (Aan Komariah dan Cepi Triatna, 2006 : 98).

Di sinilah letak pentingnya ada pembentukan dan pembinaan dari kepala sekolah

berkaitan dengan budaya organiasi, yakni agar dapat berperan dalam menciptakan

organisasi yang kondusif untuk terjadinya layanan pendidikan yang sesuai dengan

harapan sekolah maupun pelanggannya. Budaya organisasi harus dibentuk dan

dikembangkan kerena adanya budaya organisasi tidak terjadi dengan sendirinya

tetapi melalui proses yang memerlukan waktu, mulai dari terbentuknya organisasi

hingga menjadi organisasi yang mapan, yang pada gilirannya organisasi itu akan

menemukan jati dirinya yang khas. (Sondang P. Siagian, 2002 : 187).

Dengan adanya budaya organisasi yang mapan dan kondusif maka budaya

organisasi itu akan berfungsi bagi organisasi, dalam arti akan menjamin

keberhasilan organisasi mencapai tujuan dan berbagai sasarannya. Berbicara

masalah fungsi budaya Sondang P. Siagian (2002 :199-200) mengemukakan

bahwa ada lima fungsi budaya yang penting untuk diaktualisasikan yaitu :

1. Penentu batas-batas berprilaku.

2. Menumbuhkan kesadaran tentang identitas sebagai anggota organisasi.

3. Penumbuh komitmen.

4. Pemelihara stabilitas organisasi.

5. Mekanisme pengawasan.

c. Memimpin Sekolah dalam Pendayagunaan Sumber Daya Secara Optimal.

Dalam pasal 1 UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas dikemukakan

bahwa yang dimaksud dengan “Sumber daya pendidikan adalah segala sesuatu

54

Page 55: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

yang dipergunakan dalam penyelenggaraan pendidikan yang meliputi tenaga

kependidikan, masyarakat, dana, sarana, dan prasarana.” (UU Sisdiknas, 2006 :

74).

Dari pengertian sumber daya pendidikan tersebut di atas dapat

dikelompokkkan menjadi dua dimensi yaitu sumber daya manusia dan sumber

daya material. Sumber daya manusia merupakan elemen yang paling strategis

dalam organisasi, karena berjalan tidaknya kegiatan-kegiatan yang telah

direncanakan akan sangat ditentukan oleh prilaku-prilaku dan motivasi orang-

orang yang ada di dalamnya. Itulah sebabnya, kepala sekolah pertama-tama harus

dapat memanaje sumber daya manusia, dalam hal ini para siswa, tenaga

kependidikan dan personel lainnya yang berpotensi untuk diberdayakan demi

kepentingan kemajuan pendidikan di sekolah.

Siswa sebagai sumber daya pendidikan harus dikelola, sebagaimana

dikemukakan oleh Aan Komariah dan Cepi Triatna (2006 : 55) bahwa :

“Manajemen sekolah yang efektif bagi bidang kesiswaan diarahkan untuk

menumbuhkembangkan kecerdasan, minat dan bakat, meningkatkan keimanan

dan ketakwaan, dan untuk meningkatkan disiplin siswa.”

Sedangkan tenaga kependidikan dikelola secara profesional guna

melakukan layanan pendidikan yang profesional. Pengelolaan profesional oleh

kepala sekolah dalam masalah ketenagaan dilakukan secara komprehensif. Yakni

mencakup seluruh aspek yang berkaiatan dengan keberadaan personel baik bidang

keahlian, sikap, dan kepribadiannya maupun unsur kepuasan kerja para personel,

sehingga para akhirnya para guru dan tenaga kependidikan lainnya memiliki

55

Page 56: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

kematangan intelektual, emosional, dan sosial untuk kepentingan layanan

pendidikan.

Sumber daya manusia lainnya dalam pendidikan adalah masyarakat. Aan

Komariah dan Cepi Triatna (2006 : 57) mengemukakan bahwa : “Masyarakat

merupakan mitra untuk mengembangkan sekolah. Sekolah tidak dapat maju pesat

tanpa bantuan dari masyarakat. Oleh karena itu, kemitraan dengan masyarakat

harus terus terjalin.” Berdaya guna atau tidaknya sumber daya masyarakat yang

sangat potensial ini akan sangat tergantung pada kompetensi kepala sekolah dalam

hal pengelolaan sumber daya pendidikan. Dengan demikian hal ini merupakan

tantangan bagi kepala sekolah untuk selalu meningkatkan kemampuannya dalam

hal manajemen sumber daya manusia untuk kepentingan pendidikan.

Dimensi yang kedua dari sumber daya pendidikan adalah sumber daya

material, yang mencakup dana, sarana dan prasarana. Yang harus dilakukan oleh

kepala sekolah dalam mengelola sumber daya material ini meliputi pengadaan,

pemanfaatan, dan pemeliharaannya, sehingga bermanfaat untuk memperlancar

berlangsungnya proses pendidikan di sekolah. Tanpa ada pengelolaan yang

profesional, maka sumber daya material akan sia-sia, dan tidak akan memiliki

nilai sama sekali untuk pendidikan karena “Berbagai sumber daya dan dana

merupakan ‘benda mati’, maka sarana prasarana tersebut harus digunakan

sedemikian rupa sehingga memberikan manfaat yang sebesar-besarnya selama

mungkin.” (Sondang P. Siagian, 2002 : 2).

Dengan kemampuan kepala sekolah untuk melakukan pengelolaan sumber

daya pendidikan secara menyeluruh dan profesional, maka seluruh sumber daya

56

Page 57: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

yang ada akan menjadi sesuatu yang dirasakan sangat penting untuk mewujudkan

tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditentukan. Dengan pengelolaan yang

total atau menyeluruh dan secara profesional maka semua sumber daya

pendidikan yang ada akan berperan secara simultan sehingga akan sangat besar

dampak positifnya terhadap mutu layanan pendidikan dan keberhasilan

pendidikan pada akhirnya. Di sini terihat bahwa sebagai kepala sekolah harus

memiliki kemampuan profesional untuk kepentingan pengelolaan pendidikan,

yakni mempunyai kemampuan manajerial, dan kemampuan akademik.

d. Mengelola Perubahan di Sekolah

Sesuai dengan kompetensi yang harus dimilikinya, salah satu “Tugas

kepala sekolah adalah menjadi agen perubahan (change agent) yang mendorong

dan mengelola agar semua pihak termotivasi dan berperan aktif dalam perubahan

tersebut.” (E. Mulyasa, 2006 : 181). Seiring dengan perkembangan ilmu dan

teknologi yang selalu berubah, maka mau tidak mau dalam dunia pendidikan pun

selalu ikut berubah. Perubahan-peruibahan yang terjadi tentu ada faktor-faktor

penyebabnya. Faktor pemicu terjadinya perubahan secara umum dikemukakan

oleh Sondang P. Siagian (2002 : 207) sebagai berikut :

Faktor yang diakui secara umum sebagai pemicu perubahan ialah : a) konfigurasi tenaga kerja, b) terobosan di bidang teknologi, c) ketidak pastian di bidang ekonomi, d) persaingan yang makin ketat, e) gejala-gejala sosial, f) pergeseran nilai-nilai moral dan etika, dan g) situasi politik.

Senang maupun tidak senang suatu perubahan akan selalu terjadi, baik

akibat pengaruh internal ataupun pengaruh eksternal. Oleh karena itu, perubahan

57

Page 58: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

yang terjadi di sekolah harus direspon secara positif yakni dengan cara mengelola

perubahan, yakni diarahkan dan dikembangkan menuju terwujudnya organisasi

pembelajar yang efektif. Sondang P. Siagian (2002 : 206) mengemukakan bahwa :

Perubahan yang diperkirakan akan terjadi harus dapat diantisipasi dan siap mengambil langkah-langkah untuk “menampung” dampaknya. Bahkan apabila mungkin dampak tersebut diubah menjadi peluang bagi organisasi dalam upaya mencapai tujuan dan berbagai sasarannya termasuk tujuan dan sasaran pribadi para anggotanya.

Dalam upaya mengelola perubahan agar menjadi sesuatu hal yang bermanfaat

bagi berlangsungnya proses pendidikan di sekolah, maka terlebih dahulu harus

dilakukan analisis SWOT. Analisis SWOT di sini dimaksudkan untuk

menganalisis kekuatan-kekuatan yang dimiliki sekolah, kelemahan-kelemahan

yang mungkin ada di sekolah, kemampuan memanfaatkan peluang yang timbul

akibat adanya perubahan, dan menganalisis kemampuan untuk menghadapi

berbagai ancaman. Kepala sekolah harus dapat menyiasati bagaimana cara yang

harus ditempuh agar kelemahan-kelemahan yang ada dapat berubah menjadi

kekuatan, dan bagaimana pula cara yang harus ditempuh agar ancaman atau

tantangan dapat berubah menjadi suatu kesempatan. Kekuatan dan kesempatan

yang timbul akibat terjadinya perubahan selanjutnya dikelola sehingga

mendukung terciptanya organisasi pembelajar atau sekolah yang efektif.

Dalam upaya mengelola perubahan di sekolah ada beberapa tahap yang

harus dilakukan (E. Mulyasa, 2006 : 186) sebagai berikut :

1. Menemukan. Pada tahap ini kepala sekolah berupaya menemukan hal-hal

yang harus diatasi.

58

Page 59: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

2. Mengkomunikasikan. Masalah yang telah ditemukan dikomunikasikan dengan

pihak-pihak terkait untuk mendapat kejelasan tentang masalah yang telah

ditemukan.

3. Mengkaji dan menganalisa. Masalah yang ditemukan dan telah

dikomunikasikan pada tahap ini dikaji secara cermat untuk mencari faktor-

faktor penyebabnya melalui data-data yang relevan.

4. Mencari dukungan. Untuk meyakinkan bahwa masalah benar-benar terjadi,

kepala sekolah mencari sumber, baik orang maupun sarana yang menguatkan

adanya masalah dan mencari jalan untuk melakukan perubahan.

5. Menerima perubahan. Pada tahap ini perubahan dimulai, sebagai problem

solving untuk memecahkan masalah.

Sebagai kepala sekolah yang profesional tentu akan mampu menghadapi

dan mengelola perubahan yang terjadi. Yakni kepala sekolah yang memiliki visi

tentang gambaran sekolah yang dicita-citakan, serta memiliki kemampuan

membimbing, memotivasi, dan mengorganisasikan tenaga kependidikan,

masyarakat, dan lingkungan sekitar dengan baik.

e. Menciptakan Budaya dan Iklim Sekolah yang Kondusif dan Inovatif

Berbagai upaya yang dilakukan dan sumber daya yang tersedia di sekolah

semuanya harus bermuara pada pembelajaran peserta didik. Satu hal yang tidak

boleh dilupakan oleh kepala sekolah agar proses pembelajaran berjalan secara

efektif, maka kepala sekolah harus memiliki kemampuan untuk menciptakan

budaya dan iklim sekolah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran peserta

59

Page 60: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

didik. Aan Komariah dan Cepi Triatna (2006 :101) menjelaskan bahwa sekolah

memiliki budaya tersendiri sebagai berikut :“Sekolah sebagai organisasi, memiliki

budaya tersendiri yang dibentuk dan dipengaruhi oleh nilai-nilai, persepsi,

kebiasaan-kebiasaan, kebijakan-kebijakan pendidikan, dan prilaku orang-orang

yang ada di dalamnya.”

Hal yang esensial dari budaya adalah unsur nilai-nilai, kepercayaan, sikap

dan prilaku yang kesemuanya itu akan membentuk karakter sekolah. Unsur-unsur

tersebut sangat penting bagi terciptanya iklim yang kondusif bagi kelangsungan

proses pendidikan. Oleh karena faktor budaya dapat berpengaruh terhadap unsur-

unsur lain yang ada di sekolah, maka kepala sekolah harus dapat menciptakan dan

mengembangkan budaya sekolah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran

siswa. Mengenai masalah budaya sebagaimana dimaksud di atas dijelaskan oleh

Syafaruddin ( 2002 : 99 ) bahwa :

Budaya bersifat dinamis bukan statis. Dorongan budaya ini bertolak dari visi organisasi mengenai apa yang dapat dicapai dan strategi lembaga untuk menolong dorongan budaya agar melakukan perubahan organisasi. Budaya organisasi sekolah ini yang akan menentukan perbaikan mutu dalam kontek kepemimpinan sekolah.

Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi budaya sekolah

diantaranya kepemimpinan kepala sekolah, nilai-nilai masyarakat sekolah, kondisi

sekolah, tantangan-tantangan yang ada di sekolah, dan perubahan yang terjadi.

Hal yang perlu diingat bahwa kepala sekolah sebagai puncak pimpinan akan

sangat berperan dan sangat mewarnai corak budaya sekolah. Mengenai hal itu

dikemukakan oleh Safaruddin (2002 : 99) bahwa “Perubahan budaya sekolah pada

60

Page 61: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

pokoknya ditentukan oleh atmosfer budaya yang dikembangkan oleh kepala

sekolah bersama dengan guru-guru.”

Pembelajaran yang efektif karena budaya sekolah yang kondusif dan

inovatif, akan makin bermakna dan meningkatkan keberhasilan pembelajaran bila

didukung dengan diciptakannya iklim sekolah yang kondusif. Pengembangan

iklim sekolah dalam upaya mewujudkan mutu pembelajaran merupakan hal

penting yang harus dilakukan oleh kepala sekolah. Dikemukakan oleh Hadiyanto

(2004 :177) bahwa “Iklim sekolah adalah suasana sosial psikologis di mana iklim

kelas berada di dalamnya.” Dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa mutu

pembelajaran akan berkorelasi positif dengan iklim sekolah yang kondusif, karena

bagaimana mungkin pembelajaran berjalan dengan baik manakala suasana sosial

psikologis yang ada tidak kondusif. Lebih lanjut Hadiyanto (2004 : 178)

menjelaskan bahwa “ Iklim sekolah merupakan kualitas dari lingkungan sekolah

yang terus menerus dialami oleh guru-guru, mempengaruhi mereka dan berdasar

pada persepsi kolektif tingkah laku mereka.” Jadi, jelaslah bahwa iklim sekolah

yang merupakan gambaran kualitas lingkungan sekolah, merupakan faktor yang

penting untuk diciptakan, dan dikelola oleh kepala sekolah agar iklim sekolah

menjadi kondusif dan inovatif bagi kelancaran pembelajaran.

Membahas tentang iklim sekolah ada beberapa dimensi yang dikemukakan

oleh Moos dan Arter (Hadiyanto, 2004 : 179) sebagai berikut :

1) Dimensi hubungan

Dimensi ini mengukur sejauh mana partisipasi personalia yang ada di

sekolah. Dimensi ini mencakup afektif dan interaksi para personel yang ada. Skala

61

Page 62: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

yang dipakai untuk mengukur hubungan adalah dukungan peserta didik (student

support), afiliasi (affiliation), keretakan (disengagement), keintiman (intimacy),

kedekatan (closeness), dan keterlibatan (involvment).

2) Dimensi pertumbuhan/perkembangan pribadi.

Dimensi perkembangan pribadi berorientasi pada tujuan, yang di

dalamnya membahas tentang tujuan utama sekolah dalam mendukung

pertumbauhan pribadi dan motivasi guru untuk tumbuh dan berkembang. Skala

yang dipakai untuk melihat iklim sekolah adalah minat profesional (professional

interest), halangan (hindrence), kepercayaan (thrust), standar presatasi

(achievement standard), dan orientasi pada tugas (task orientation).

3) Dimensi perubahan dan perbaikan sistem.

Dimensi ini membahas sejauh mana iklim sekolah mendukung harapan,

memperbaiki, kontrol, dan merespon perubahan. Skala yang dipakai dalam

dimensi ini adalah kebebasan staf (staff freedom), partisipasi dalam pembuatan

keputusan (participatory decision making), inovasi (innovation), tekanan kerja

(work pressure), kejelasan (clarity), dan pengawawan (control).

4) Dimensi lingkungan fisik

Dimensi ini membicarakan sejauh mana lingkungan fisik seperti fasilitas

sekolah dapat mendukung harapan pelaksanaan tugas. Skala yang dipakai

mengukur iklim sekolah adalah kelengkapan sumber (resource adequacy), dan

kenyamanan lingkungan (physical comfort).

Berdasarkan kepada penjelasan-penjelasan tersebut di atas dapat dikatakan

bahwa prilaku seseorang dipengaruhi oleh faktor lingkungan, demikian pula

62

Page 63: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

peserta didik yang ada di sekolah seudah barang tentu akan dipengaruhi oleh

faktor lingkungan sekolah, yang di dalamnya terdapat faktor budaya dan iklim

sekolah. Itulah sebabnya, budaya dan iklim sekolah harus diciptakan dan dikelola

sedemikian rupa oleh kepala sekolah sebagai agen perubahan (change agent)

sekaligus sebagai manajer, motivator, dan inovator di sekolah.

f. Pengelolaan Tenaga Kependidikan

Untuk dapat berlangsungnya kegiatan pendidikan di sekolah, unsur

manusia merupakan unsur penting, karena kelancaran pelaksanaan program-

program sekolah sangat ditentukan oleh orang-orang yang melaksanakannya.

Dengan demikian, hal tersebut harus betul-betul disadari oleh kepala sekolah,

sehingga dengan segala kemampuannya kepala sekolah akan terus berupaya

mengelola personalia yang ada di sekolah. Kepala sekolah harus memegang

prinsip seperti yang dikemukakan oleh H.M. Daryanto (2006 : 29) bahwa :

Bagaimanapun lengkap dan modernnya fasilitas yang berupa gedung, perlengkapan, alat kerja, metode-metode kerja, dan dukungan masyarakat akan tetapi apabila manusia-manusia yang bertugas menjalankan program sekolah itu kurang berpartisipasi, maka akan sulit untuk mencapai tujuan pendidikan yang dikemukakan.

Personalia atau tenaga kependidikan yang dimaksud di sini adalah semua

orang yang tergabung untuk bekerja sama pada suatu sekolah untuk melaksanakan

tugas-tugas dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Personalia atau Tenaga

kependidikan di sekolah meliputi kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru,

pegawai tata usah, dan pesuruh. Agar kegiatan-kegiatan di sekolah berlangsung

secara harmonis maka semua personel yang ada itu harus mempunyai kemampuan

63

Page 64: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

dan kemauan, serta bekerja secara sinergi dengan melaksanakan tugasnya masing-

masing dengan sungguh-sungguh dengan penuh dedikasi. Untuk dapat

terlaksananya kegiatan-kegiatan seperti itu diperlukan suatu pengelolaan dari

kepala sekolah sebagai manajer pada satuan pendidikan. Itulah sebabnya, kepala

sekolah harus memiliki kompetensi tentang pendayagunaan sumber daya

manusaia secara optimal untuk mengelola tenaga kependidikan di sekolah.

Dengan jelas mengenai hal ini dikemukakan oleh Hari Suderadjat (2005 : 18)

sebagai berikut :

Kepala sekolah merupakan penanggung jawab pertama dan utama dalam peningkatan mutu pendidikan di sekolah bersama dengan guru-guru sebagai fasilitator dan motivator pembelajaran siswa. Kepemimpinan pendidikan kepala sekolah merupakan tumpuan keberhasilan manajemen sekolah

Sejalan dengan pendapat di atas dikemukakan oleh E. Mulyasa (2006 :

151) bahwa “Keberhasilan pendidikan di sekolah sangat ditentukan oleh

keberhasilan kepala sekolah dalam mengelola tenaga kependidikan yang tersedia

di sekolah.”

Mencermati pendapat para ahli tersebut di atas maka kepala sekolah

semestinya menguasai bidang manajemen tenaga kependidikan. Manajemen

tenaga kependidikan ini bertujuan untuk mendayagunakan tenaga kependidikan

secara efektif dan efisien untuk mencapai hasil yang optimal. Dalam rangka

melaksanakan manajemen tenaga kependidikan di sekolah, E. Mulyasa (2006 :

152) mengemukakan pendapatnya sebagai berikut :

Pelaksanaan manajemen tenaga kependidikan di Indonesia sedikitnya mencakup tujuh kegiatan utama, yaitu perencanaan tenaga kependidikan, pengadaan tenaga kependidikan, pembinaan dan pengembangan tenaga

64

Page 65: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

kependidikan, promosi dan mutasi, pemberhentian tenaga kependidikan, kompensasi, dan penilaian tenaga kependidikan.

Lebih jelasnya, unsur-unsur manajemen tenaga kependidikan tersebut di

atas oleh E. Mulyasa (2006 : 153-158) diuraikan sebagai berikut :

1) Perencanaan

Perencanaan tenaga kependidikan dilakukan untuk menentukan kebutuhan

tenaga kependidikan, baik dari segi jumlah maupun mutunya sesuai dengan

bidang kerja yang ada.

2) Pengadaan

Pengadaan tenaga kependidikan merupakan kegiatan yang dilakukan

dalam rangka memenuhi kebutuhan tenaga. Kegiatannya melalui rekrutmen dan

seleksi. Rekrutmen dimaksudkan untuk mencari calon sebanyak-banyaknya yang

memenuhi persyaratan, dan selanjutnya dilakukan pemilihan melalui seleksi.

3) Pembinaan dan pengembangan

Pembinaan dan pengembangan tenaga kependidikan dilakukan untuk

memperbaiki, menjaga, dan meningkatkan kinerja tenaga kependidikan. Kegiatan

ini dapat dilakukan dengan cara on the job training dan in service training.

4) Promosi dan mutasi

Promosi dilakukan dalam rangka menentukan calon tenaga kependidikan

menjadi anggota organisasi yang sah, yaitu melalui pengangkatan. Dengan

promosi ini personel akan menjadi anggota yang sah disertai dengan hak dan

kewajibannya sebagai tenaga kependidikan. Sedangkan mutasi dilakukan dengan

tujuan agar personel yang bersangkutan memperoleh kepuasan kerja, memberikan

65

Page 66: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

prestasi kerja, menghilangkan kejenuhan yakni melalui pemindahan fungsi, dan

tanggung jawab pada situasi yang baru.

5) Pemberhentian

Pemberhentian personel dapat terjadi atas permintaan sendiri,

pemberhentian oleh dinas, dan pemberhentian karena sebab lain.

6) Kompensasi

Kompensasi yaitu balas jasa yang diberikan kepada personel. Kompensasi

yang diberikan harus seimbang dengan beban dan prestasi kerja personel yang

bersangkutan. Bentuk kompensasi ini dapat berupa gaji, tujangan, fasilityas

perumahan, kendaraan, dan sebagainya.

7) Penilaian

Penilaian biasanya difokuskan pada prestasi individu dan peran sertanya

dalam kegiatan sekolah. Penilai personel penting dilakukan dalam rangka

pengambilan keputusan berbagai hal seperti identifikasi kebutuhan program

sekolah, penerimaan, pemilihan, pengenalan, penempatan, promosi, sistem

imbalan, dan aspek lain dari keseluruhan proses pengembangan sumber daya

manusia secara keseluruhan. Hasil-hasil dari penilaian dimanfaatkan sebagai

sumber data untuk perencanaan tenaga kependidikan, nasihat yang perlu

disampaikan kepada personel, alat untuk umpan balik, salah satu cara untuk

menetapkan kinerja yang diharapkan, dan bahan informasi dalam pengambilan

keputusan yang berkaitan dengan tenaga kependidikan.

Guna memperoleh efektivitas dan efisiensi dalam pemberdayaan tenaga

kependidikan tentu harus dilakukan secara profesional oleh kepala sekolah. Dalam

66

Page 67: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

melakukan upaya-upaya pemberdayaan tenaga kependidikan harus

memperhatikan faktor-faktor yang sekiranya akan dapat meningkatkan kinerja

para personel. Dengan kata lain bahwa hal-hal yang harus diperhatikan dalam

upaya pemberdayaan tenaga kependidikan adalah segala unsur yang turut

berpengaruh terhadap produktivitas kerja personel tenaga kependidikan. Hal-hal

yang dapat berpengaruh terhadap produktivitas kerja dan harus diupayakan

pengembangannya antara lain sebagai berikut :

1. Sikap mental tenaga kependidikan. Untuk memperoleh sikap mental yang

diharapkan harus diupayakan melalui pemberian motivasi, pembinaan disiplin,

dan penanaman etika kerja.

2. Tingkat pendidikan. Dengan pengembangan pendidikan para personel

diharapkan akan memperluas wawasan, pengetahuan, dan keterampilan, serta

sikap profesionalisme.

3. Penghargaan (reward). Dengan pemberian penghargaan personel dirangsang

untuk meningkatkan kinerjanya secara positif. Pemberian penghargaan seperti

ini harus dilakukan secara terbuka dan dikaitkan dengan prestasi kerja, yakni

agar terhindar dari efek negatif.

4. Hubungan antar personel. Terciptanya hubungan yang harmonis antar

pimpinan dan bawahan, antara bawahan dengan rekan-rekan sejawatnya akan

dapat menciptakan suasana kerja yang kondusif. Untuk semua itu, maka

kepala sekolah harus dapat membangun hubungan yang terjadi antara semua

tenaga kepandidikan yang ada berjalan dengan harmonis. Hal itu dapat

67

Page 68: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

diupayakan dengan jalan memberikan bimbingan, keteladanan, dan

keterbukaan dalam berbagai program kegiatan sekolah.

5. Kesempatan berprestasi. Dengan memberikan kesempatan berprestasi kepada

seluruh tenaga kependidikan akan menumbuhkan semangat untuk

meningkatkan potensi yang dimilikinya dan pada saatnya akan dapat

meningkatkan dedikasinya dalam bekerja.

6. Lingkungan dan suasana kerja. Lingkungan dan suasana kerja yang

menyenangkan akan membuat para pekerja merasa senang, dan nyaman dalam

bekerja sehingga akan membuahkan kinerja yang efektif, efisien, dan

produktif.

7. Jaminan sosial dan kesehatan. Jaminan sosial dan kesehatan yang mencukupi

akan menumbuhkan percaya diri, dan semangat kerja yang tinggi sehingga

akan menumbuhkan pengabdian yang tinggi pula. Dengan senang hati para

personel akan mengerahkan segalanya tenaga, pikiran, dan waktunya.

g. Mengelola Sarana dan Prasarana

Proses berlangsungnya pendidikan di sekolah melibatkan berbagai unsur

yang kesemuanya itu saling berkaitan dan saling melengkapi guna lancarnya

proses pendidikan yang diselenggarakan. Salah satu unsur penting yang tidak bisa

dilupakan adalah unsur sarana dan prasarana pendidikan, kerena untuk

melaksanakan kegiatan-kegiatan di sekolah diperlukan berbagai fasilitas yang

serasi sesuai dengan jenis kegiatan yang dilakukan. Sarana dan prasarana tersebut

harus dikelola agar berdaya guna bagi pencapaian tujuan pendidikan.

68

Page 69: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

Mengingat pentingnya unsur sarana dan prasarana pendidikan ini,

pemerintah dalam PP 19 tahun 2005 mengeluarkan Standar Sarana dan Prasana

Pendidikan. Dalam pasal 1 ayat 8 dijelaskan bahwa :

Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang

berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolah raga,

tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain,

tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk

menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan

komunikasi.

Sarana dan prasarana yang ada tidak akan bermanfaat secara optimal tanpa

dikelola dengan baik. Oleh karena itu, kepala sekolah harus dapat mengelola

sarana dan prasarana agar dapat berdaya guna untuk menunjang kelancaran, dan

memberi kemudahan-kemudahan dalam upaya mencapai tujuan pendidikan.

Dalam mengelola sarana dan prasarana harus dilakukan secara profesional, yakni

sesuai dengan prinsip-prinsip pengelolaan yang di dalamnya mencakup fungsi-

fungsi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengawasan dan penilaian.

Dengan pengelolaan yang profesional segala fasilitas yang ada akan berdaya guna,

karena semua fasilitas yang ada telah melalui proses pertimbangan yang matang.

Pengadaannya telah disesuaikan dengan kebutuhan, dipertimbangkan segi

kebermaknaannya, kepraktisannya, dan nilai estetikanya. Sehingga adanya sarana

dan prasarana betul-betul memberi kemudahan, menimbulkan rasa senang, dan

memberi kenyamanan kepada semua personel di sekolah terutama peserta didik.

69

Page 70: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

h. Mengelola Hubungan Sekolah dan Masyarakat

Dalam rangka mencapai tujuan sekolah sesuai dengan paradigma baru

manajeman pendidikan diperlukan pemberdayaan masyarakat secara optimal.

Sekolah sebagai suatu lembaga formal yang ada di lingkungan masyarakat,

merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat. Antara

sekolah dan masyarakat akan saling mempengaruhi dan saling membutuhkan.

Sekolah membutuhkan dukungan masyarakat dan masyarakat memerlukan jasa

sekolah dalam bidang pendidikan. Namun demikian untuk dapat terwujudnya

hubungan sekolah dan masyarakat yang harmonis tidak akan terjadi dengan

sendirinya tetapi akan tergantung pada upaya yang dilakukan oleh kepala

sekolah. Dikatakan oleh E. Mulyasa (2006:163) bahwa :” Jalinan semacam itu

dapat terjadi, jika kepala sekolah aktif dan dapat membangun hubungan yang

saling menguntungkan (mutualisme).” Sesuai dengan pendapat tersebut, maka

kepala sekolah harus dapat mengelola hubungan antara sekolah dengan

masyarakat.

Agar tercipta hubungan yang harmonis, kepala sekolah dapat menempuh

cara-cara sebagai berikut :

1. Mengikutsertakan masyarakat dalam membuat

program-program sekolah mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan

evaluasi.

2. Menjalin komunikasi secara rutin, yaitu dengan

menyelenggarakan rapat bersama, dialog, diskusi, dan sebagainya.

70

Page 71: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

3. Menyampaikan laporan tentang perkembangan

sekolah secara berkala.

4. Mengadakan kunjungan rumah dalam rangka

mencari informasi-informasi dan pemecahan masalah-masalah yang dihadapi.

H.M. Daryanto (2006 :72) menjelaskan tentang keterangan-keterangan

yang harus diketahui oleh kepala sekolah agar dapat menjalin hubungan yang

harmonis dengan masyarakat sebagai berikut :

1. Unsur-unsur penting pada anggota masyarakat, lingkungan sekolah, kesetiaan, kepatuhan dan perasaan terikat yang ada pada masyarakat, cara-cara beraksi, menangani ide baru. 2. Tradisi dan adat istiadat. 3. Organisasi anggota masyarakat. 4. Kepemimpinan/struktur kekuatan yang terdapat dalam masyarakat. 5. Situasi fisik masyarakat, ciri-ciri pengelompokan formil dan hubungan ciri-ciri populasi.

Dengan adanya hubungan yang harmonis antara sekolah dan masyarakat,

maka akan menumbuhkan simpati, perhatian, dan rasa tanggung jawab

masyarakat terhadap sekolah, sehingga dukungan dan bantuan yang diperlukan

untuk penyelenggaraan pendidikan akan dengan mudah diberikan oleh

masyarakat. Hal inilah yang harus terus diupayakan oleh kepala sekolah guna

memperoleh dukunghan baik berupa gagasan-gagasan, dana, maupun sarana

prasarana dalam rangka memperlancar dalam mencapai tujuan pendidikan telah

ditetapkan.

i. Mengelola Peserta DidikTanpa ada murid tentu tidak akan ada sekolah. Pernyataan singkat ini

dengan jelas menggambarkan bahwa unsur murid ini termasuk untur yang utama

untuk berdirinya sekolah. Oleh karenanya, murid sebagai subyek dalam

71

Page 72: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

pendidikan sudah semestinya menjadi pusat segala-galanya dalam

penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Semua program yang dibuat harus

dipertimbangkan dan sisesuaikan dengan kebutuhan dan potensi murid.

Menyikapi hal tersebut di atas maka sekolah, dalam hal ini kepala sekolah harus

memiliki kemampuan untuk mengelola murid, mulai dari proses penerimaan

murid baru, penempatan, dan pengembangan kapasitas murid.

Berkenaan dengan pengelolaan murid dijelaskan oleh Hari Suderadjat

(2005 : 50) sebagai berikut : “Tugas kepala sekolah dalam manajemen siswa

adalah menyeleksi siswa baru, penyelenggaraan pembelajaran, kehadiran murid,

uji kompetensi akademik dan atau kejuruan, bimbingan karir serta penelusuran

lulusan.”

Khusus dalam hal penerimaan murid baru Hari Suderadjat (2005 : 50)

menjelaskan sebagai berikut :

Inovasi dalam hal penerimaan siswa baru bagi sekolah, yaitu identifikasi potensi dan bakat siswa yang sesuai dengan persyaratan program studi atau program keahlian, sehingga hasil bimbingan akan menjadi optimal dalam mengarahkan siswa ke pendidikan lanjutan dan atau dunia kerja yang relevan.

Kegiatan-kegaitan yang dapat dilakukan berkenaan dengan penerimaan

murid baru antara lain sebagai berikut :

1. Tahap persiapan, yaitu membentuk Panitia Penerimaan Murid Baru, kemudian

menyebarkan informasi kepada masyarakan berkaitan dengan penerimaan

murid baru.

2. Tahap pelaksanaan, yaitu menerima pendaftaran dengan segala persyaratannya

dan seleksi.

72

Page 73: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

3. Tahap penempatan, yaitu melalui berbagai pertimbangan yang matang, siswa

ditempatkan pada tempat yang sesuai.

4. Tahap pengembangan, yaitu memberikan program-program kegiatan

pendidikan baik kokurikuler maupun ekstrakurikuler, sesuai dengan hasil

analisa dari data-data yang berkaitaan dengan faktor minat, bakat, dan

kemampuan yang diminati murid.

j. Mengelola Pengembangan Kurikulum

Tugas kepala sekolah pada jenis dan tingkat sekolah apa pun adalah

memberikan jaminan adanya program pengajaran yang baik bagi murid. Agar

program pengajaran dapat tersusun dan terlaksana dengan baik maka kepala

sekolah harus mempunyai kemampuan mengelola kurikulum. Dalam UU

Sisdiknas tahun 2003 pasal 1 ayat 19 dijelaskan bahwa : “Kurikulum adalah

seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran

serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.”

Berdasarkan pada pengertian tersebut di atas maka penyusunan kurikulum

harus betul-betul dilakukan secara matang, karena akan digunakan sebagai

pedoman dan arah dalam proses pembelajaran yang merupakan inti dari kegiatan

pendidikan di sekolah. Itu semua, merupakan tanggung jawab kepala sekolah,

karena sesuai dengan UU Sisdiknas tahun 2003 bahwa kurikulum disusun oleh

masing-masing satuan pendidikan (KTSP) di bawah kepemimpinan kepala

sekolah.

73

Page 74: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

Adapun prinsip-prinsip pengembangan kurikulum dijelaskan dalam pasal

36 ayat 2 UU Sisdiknas 2003 sebagai berikut : “Kurikulum pada semua jenjang

dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip-prinsip diversifikasi sesuai

dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.”

Berdasarkan ketentuan UU Sisdiknas 2003 tersebut di atas, diuraikan lebih

terperinci dalam buku Panduan Penyusunan KTSP (Depdiknas, 2006 : 12-14)

bahwa pengembangan dan pelaksanaan kurikulum didasarkan pada beberapa

prinsip sebagai berikut :

1) Prinsip pengembangan kurikulum

1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta

didik dan lingkungannya. Dalam hal ini peserta didik menempati posisi sentral

dalam rangka mengembangkan potensinya.

2. Beragam dan terpadu. Dalam pengembangan kurikulum disesuaikan dengan

karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, tanpa

membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, status sosial ekonomi dan

jenis kelamin. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib

kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, disusun

dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna.

3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

Semangat dan isi kurikulum dikembangkan mendorong peserta didik untuk

mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan,

teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis.

74

Page 75: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan. Pengembangan kurikulum dilakukan

dengan memperhatikan faktor relevansi dengan kebutuhan kehidupan

kemasyarakatan, dunia usaha, dan dunia kerja. Oleh karena itu, dikembangkan

pula keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial,

keterampilan akademik, dan keterampilan kerja.

5. Menyeluruh dan berkesinambungan. Substansi kurikulum mencakup

keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kegiatan keilmuan, dan mata

pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan.

6. Belajar sepanjang hayat. Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan,

pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang

hayat.

7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah. Kepentingan

nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi sesuai dengan motto

Bhineka Tunggal Ika.

2) Prinsip pelaksanaan kurikulum

Prinsip pelaksanaan kurikulum pada setiap satuan pendidikan adalah

sebagai berikut :

1. Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi

peserta didik, untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya.

Dengan ini peserta didik diberi kesempatan untuk mengekspresikan dirinya

secara bebas, dinamis, dan menyenangkan.

2. Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar, yaitu : (a)

75

Page 76: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha

Esa, (b) belajar untuk memahami dan menghayati, (c) belajar untuk mampu

melaksanakan dan berbuat secara efektif, (d) belajar untuk hidup bersama dan

berguna bagi orang lain, dan (e) belajar untuk membangun dan menemukan

jati diri, melalui proses dan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan

menyenangkan (PAKEM).

3. Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik memperoleh pelayanan

perbaikan, pengayaan, dan percepatan sesuai dengan potensinya.

4. Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik

yang saling menerima, dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat dengan

prinsip tutwuri handayani, ing madia mangun karsa, ing ngarsa sung tulada.

5. Kurikulum dilaksanakan dengan pendekatan multistrtategi, dan multimedia,

sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan memanfaatkan lingkungan

sekitar sebagai sumber belajar.

6. Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial dan

budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan.

7. Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran,

muatan lokal, dan pengembangan diri dilaksanakan dalam keseimbangan,

keterkaitan dan berkesinambungan.

Kepala sekolah dalam melaksanakan pengelolaan kurikulum dilakukan

dengan menerapkan ”fungsi-fungsi manajemen pada komponen kurikulum, yaitu

komponen tujuan, materi, metode atau proses dan evaluasi.” (Hari Suderadjat,

76

Page 77: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

2005 : 44). Yakni dalam rangka pengelolan kurikulum, kepala sekolah

melakukan

perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengawasan, dan evaluasi.

k. Mengelola Keuangan Sekolah

Masalah keuangan merupakan hal yang penting, karena semua kegiatan di

sekolah berkaitan dengan masalah keuangan. Untuk keperluan pendidikan yang

bermutu memerlukan dana yang cukup banyak, terutama untuk keperluan

operasional dan penyediaan sarana prasarana pembelajaran. Pengelolaan

keuangan sekolah ini merupakan tanggung jawab kepala sekolah, sebagaimana

dikemukakan oleh E.Mulyasa (2006 : 194) bahwa : ”Kepala sekolah memiliki

tanggung jawab penuh terhadap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan

pertanggungjawaban keuangan sekolah.” Oleh karena itu, sudah selayaknya

kepala sekolah memiliki kemampuan untuk mengelola keuangan sekolah, yakni

mulai dari merencanakan dengan penyusunan RAPBS, melaksanakan yakni

menerima dan menggunakan keuangan, mengevaluasi dan menyusun laporan

pertanggungjawaban penggunaan keuangan secara efektif, efisien, transparan, dan

akuntabel.

Hal-hal yang harus dilakukan oleh kepala sekolah dalam mengelola

keuangan antara lain sebagai berikut :

1. Perencanaan keuangan sekolah, yaitu mulai dengan penyusunan rencana

anggaran belanja sekolah ( RAPBS) hingga menjadi APBS yang akuntabel.

2. Pelaksanaan keuangan sekolah, yaitu penerimaan dan pengeluaran keuangan

77

Page 78: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

untuk keperluan sekolah.

3. Evaluasi dan pertanggungjawaban keuangan sekolah, yaitu untuk

mengendalikan penggunaan dana agar tepat sasaran, dan tidak terjadi

penyimpangan, dengan disertai dengan adanya pengawasan dari pihak

eksternal seperti petugas dari dinas pendidikan, bawasda, dan KPK.

l. Mengelola Ketatausahaan Sekolah

Mengingat fungsi dan peranannya dalam mendukung kelancaran proses

pendidikan di sekolah dalam rangka mencapai tujuan, tidak bisa lepas dari unsur

ketatausahaan. Oleh karenanya sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari

organisasi sekolah, maka pengelolaan ketatausahaan sekolah ini merupakan

tanggung jawab kepala sekolah. Jelasnya, kepala sekolah harus mempunyai

kemampuan mengelola ketatausahaan sekolah.

Dalam bukunya yang berjudul Administrasi Pendidikan, H.M. Daryanto

(2006 : 94) mendefinisikan tata usaha sebagai berikut :

Tata usaha adalah segenap kegiatan pengelolaan surat-menyurat yang dimulai dari menghimpun (menerima), mencatat, mengolah, mengadakan, mengirim, dan menyimpan semua bahan keterangan yang diperlukan oleh organisasi. Tata usaha merupakan salah satu unsur administrasi.

Sesuai dengan definisi tersebut di atas kegiatan-kegiatan tata usaha

sekolah antara lain sebagai berikut :

1) Menghimpun atau menerima surat-surat, keterangan-keterangan, yang

diperlukan sekolah.

2) Melakukan pencatatan atas surat-surat, keterangan-keterangan, dan data-data

yang diperlukan sekolah.

78

Page 79: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

3) Mengolah data-data, dan keterangan-keterangan yang diterima agar lebih

praktis dan bermanfaat.

4) Menggandakan surat-surat, data-data, dan keterangan-keterangan sesuai dengan

keperluan.

5) Mengirim surat, data, dan keterangan-keterangan kepada pihak-pihak yang

memerlukan.

6) Menyimpan atau mengarsipkan surat-surat, data-data, dan keterangan-

keterangan pada tempat yang aman, dan mudah mencarinya apabila

diperlukan.

Dari hasil kegiatan tata usaha sekolah merupakan sumber data yang sangat

diperlukan oleh sekolah dalam rangka membuat keputusan-keputusan, dan

program-program kegiatan yang akan dilakukan. Dengan demikian kegiatan

ketatausahaan ini mempunyai peranan yang diperlukan untuk mendukung

kelancaran program sekolah dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang telah

ditentukan. H.M. Daryanto (2006 : 94) menjelaskan bahwa tata usaha memiliki

tiga pokok peranan sebagai berikut :

1. Melayani pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan operatif untuk mencapai tujuan dari suatu organisasi. 2. Menyediakan keterangan-keterangan bagi pimpinan organisasi itu untuk membuat keputusan atau melakukan tindakan yang tepat. 3. Membantu kelancaran perkembangan organisasi sebagai suatu keseluruhan.

Peranan-peranan itulah yang membuat kegiatan ketatausahaan diperlukan

dan penting dalam kegiatan pendidikan di sekolah. Sehingga kepala sekolah harus

dapat mendayagunakan potensi ini hingga dapat berperan sebagaimana yang

diharapkan.

79

Page 80: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

m. Mengelola Unit Layanan Khusus

Untuk mendukung kegiatan pembelajaran bagi peserta didik di sekolah

dilakukan berbagai upaya, dan kegiatan-kegiatan itu harus memenuhi prinsip

relevansi sesuai dengan yang dibutuhkan oleh peserta didik dan lingkungannya.

Program-program spesialisasi yang dibutuhkan diselenggarakan dengan

membentuk unit-unit layanan khusus sesuai dengan karakteristik potensi peserta

didik, sehingga fokus dan tepat pada sasaran yang efeknya akan memberi

kepuasan kepada peserta didik dan masyarakat pengguna jasa pendidikan.

Guna mewujudkan unit layanan khusus yang memiliki kemampuan sesuai

dengan yang diharapkan tentunya tidak bisa dipenuhi tanpa pengelolaan yang

optimal oleh kepala sekolah. Itulah sebabnya, kepala sekolah harus mengelola

unit-unit layanan khusus yang ada di sekolah secara profesional. Maksudnya,

program-program yang diselenggarakan merupakan hasil perencanaan yang

matang, dan menempatkan tenaga-tenaga yang betul-betul ahli sesuai dengan unit

layanan khusus yang ditanganinya. Untuk keperluan layanan khusus, sekolah

dapat membentuk unit-unit layanan sesuai dengan kebutuhan, misalnya unit

layanan khusus dengan program otomotif, teknologi informasi, pertanian, dan

sebagainya yang kesemua itu ditangani oleh tenaga-tenaga yang ahli di bidangnya.

n. Mengelola Sistem Informasi

Sejalan dengan kemajuan teknologi dan era globalisasi yang membuat

berbagai informasi dapat diakses secara global, maka sekolah sebagai agen

perubahan, dan agen pembaharu jangan sampai ketinggalan oleh informasi-

informasi terbaru. Sekolah yang tertinggal dengan sistem informasi yang

80

Page 81: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

berkembang, berarti sekolah itu berjalan statis yang dapat membuat keterpurukan.

Untuk menghindari keadaan yang demikian, maka di sekolah semestinya

mempunyai sistem informasi yang andal. Sehingga dengan sistem informasi yang

andal ini data-data, fakta, opini, dan informasi yang diperlukan sekolah dapat

diperoleh, dan diproses secara cepat dan cermat. Mengenai hal itu dikemukakan

oleh Made Pidarta (2004 : 146) sebagai berikut : ”Informasi itu diharapkan bisa

mendetail. Sebab keputusan yang diambil akan kurang sempurna bila didasari

oleh informasi tentang sesuatu secara garis besar saja.” Sedangkan Johnson (Made

Pidarta, 2004 : 145) menjelaskan bahwa informasi hendaknya memiliki sifat-sifat

sebagai berikut :”(1) integratif, (2) untuk jangka waktu tertentu, (3) cukup

mendetail, dan (4) berorientasi kepada masa yang akan datang.”

Masalah penanganan informasi dikatakan sebagai suatu sistem karena

data-data atau berita-berita yang ada dihimpun, disimpan, diproses sehingga

menjadi satu keterkaitan yang integral dan pada akhirnya dirumuskan menjadi

suatu informasi yang baku. Suatu informasi yang akurat sangat penting bagi

kemajuan sekolah, sehingga untuk kepentingan itu kepala sekolah harus

mempunyai kemampuan mengelola sistem informasi sekolah guna mendukung

penyusunan program-program sekolah dan pengambilan keputusan. Karena

pengambilan keputusan yang tidak didasarkan pada data-data dan informasi-

informasi yang akurat tidak akan diperoleh keputusan yang akuntabel.

o. Memanfaatkan Kemajuan Teknologi Informasi

Pada uraian terdahulu telah dibahas tentang pentingnya informasi untuk

81

Page 82: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

mendukung program pembelajaran yang efektif. Namun seiring dengan kemajuan

teknologi yang semakin pesat, bagaimanakah pengelolaan sistem informasi yang

dilakukan di sekolah-sekolah ? Sudahkah sekolah-sekolah mengelola sistem

informasi dengan menggunakan fasilitas hasil kemajuan teknologi ?

Pengelolaan sistem informasi tentunya akan lamban bahkan mungkin akan

ketinggalan jika dilakukan secara manual dan tradisional. Lain halnya bila kita

menggunakan fasilitas-fasilitas hasil kemajuan teknologi tentu akan diperoleh

berbagai kemudahan dan keuntungan. Dengan demikian bila kita ingin

memperoleh kemajuan dalam penyelenggaraan pendidikan, harus sudah

meninggalkan cara-cara tradisional, dan beralih ke cara-cara yang moderen dan

inovatif. Oleh karenanya, guna memperoleh sistem informasi yang cepat, akurat,

inovatif, efektif, dan efisien sudah selayaknya pada saat ini sekolah-sekolah

memanfaatkan kemajuan teknologi informasi berupa komputer. Melalui fasilitas-

fasilitas yang praktis dan inovatif, dengan mudah kita dapat mencapai tujuan yang

diharapkan, sehingga akan memberikan kepuasan kepada semua pihak. Dalam

aplikasinya teknologi informasi sesuai dengan yang dimaksud di atas dijelaskan

oleh Munir (2007 : 4) dalam Konsep Dasar Sistem Informasi Berbasis Komputer,

sebagai berikut :

Teknologi informasi secara aplikasinya adalah merupakan gabungan teknologi komputer (hardware) dan teknologi komunikasi (data, gambar dan rangkaian suara). Selain itu, sistem juga dikelompokkan ke dalam sistem fisik dan sistem konseptual. Sistem fisik adalah perusahaan dan sistem konseptualnya adalah sumber daya manusia, sistem fisiknya adalah komputer dan konseptualnya adalah data, informasi.

Digambarkan oleh Munir (2007 : 6) model sistem informasi berbasis

komputer sebagai berikut :

82

Page 83: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

Gambar 3

Model Sistem Informasi Berbasis Komputer

83

PROBLEM

DECISION

Computer Based Information System (CBIS) Data Procesing System Management

Information System Decision Support

System Office Automation

Systerm Expert System

PROBLEM SOLUTION

Page 84: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

Manfaat atau kelebihan yang diperoleh dengan memanfaatkan kemajuan

teknologi informasi adalah akan diperoleh keputusan-keputusan yang secara

otomatis melalui program-program komputer. Dengan demikian manfaat dari

penggunaan teknologi informasi, akan diperoleh berbagai informasi yang cepat,

dan akurat. Sehingga apa yang disajikan sebagai hasil dari pengembangan-

pengembangan informasi akan terasa up to date. Hal ini terlihat dari penjelasan

yang digambarkan oleh Made Pidarta (2004 : 156) sebagai berikut :

Gambar 4Pengelolaan Sistem Informasi

Melalui Komputer dan Non Komputer

Informasi dan Keputusan Keputusan Rutin yang Prosedur dengan Otomatis Komputer (Otomatis)Data Informasi Keputusan Proses Nonrutin Nonkomputer Informasi

Keputusan Rutin

p. Melakukan Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan Pelaksanaan Program

Kegiatan Sekolah

Kompetensi manajerial kepala sekolah dalam rangka pengendalian mutu

yang berkelanjutan yaitu kemampuan melakukan monitoring, evaluasi, dan

pelaporan pelaksanaan program-program kegiatan sekolah. Monitoring dan

84

Page 85: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

evaluasi ini dilakukan agar selalu terpantau perkembangan dari pelaksanaan

program kegiatan-kegiatan di sekolah. Dengan melakukan monitoring dan

eveluasi kepala sekolah akan mengetahui kekurangan-kekurangan dan juga

kelebihan-kelebihan program yang dijalankannya. Sehingga secara dini akan

dilakukan berbagai upaya sebagai solusi untuk perbaikan program yang masih

kurang dan mempertahankan serta meningkatkan program-program yang sudah

baik.

Sebagai bentuk akuntabilitas dari program-program sekolah yang sudah

dilaksanakan sesuai dengan hasil monitoring dan evaluasi, selanjutnya kepala

sekolah harus mampu menyampaikan laporan pelaksanaan program kegiatan

sekolah, baik secara vertikal kepada dinas pendidikan maupun kepada masyarakat.

Hasil semua itu juga digunakan sebagai umpan balik dalam rangka

mengendalikan mutu layanan pendidikan.

2.1.1.3 Kompetensi Supervisi

Dalam pasal 57 PP 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

dijelaskan bahwa : “Supervisi yang meliputi supervisi manajerial dan akademik

dilakukan secara teratur dan berkesinambungan oleh pengawas atau penilik satuan

pendidikan dan kepala satuan pendidikan.” Dari ketentuan tersebut jelas bahwa

salah satu tugas kepala sekolah adalah sebagai supervisor. Sebagai supervisor

kepala sekolah harus melakukan supervisi terhadap jalannya penyelenggaraan

pendidikan pada satuan pendidikan yang dipimpinnya. Dengan demikian, sudah

85

Page 86: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

barang tentu kepala sekolah harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang

supervisi.

Sebagai gambaran tentang supervisi dikemukakan oleh H.M. Daryanto

(2006 : 84) bahwa : “Supervisi adalah aktivitas menentukan kondisi/syarat-syarat

yang esensial yang akan menjamin tercapainya tujuan pendidikan.” Sesuai

dengan pengertian tersebut, maka kepala sekolah sebagai supervisor harus dapat

meneliti, mengidentifikasi, mengolah dan membuat keputusan-keputusan yang

berguna untuk meningkatkan pendidikan di sekolahnya.

Pengertian supervisi yang lain dikemukakan oleh Sergiovani dan Starrat

(E. Mulyasa, 2006 : 111) sebagai berikut :

Supervisi is a process designed to help teacher and supervisor learn more about their practice; to better able to use their knowledge and skill to better serve parents and school; and to make the school a more effective learning community.

Definisi tersebut menjelaskan bahwa supervisi adalah suatu proses yang dirancang

secara khusus untuk membantu guru dan supervisor, dalam mempelajari tugasnya

sehari-hari, agar dapat menggunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk

memberikan layanan yang lebih baik kepada orang tua peserta didik dan sekolah,

serta berusaha menjadikan sekolah sebagai masyarakat belajar yang lebih efektif.

Dari uraian-uraian di atas dapat dilihat betapa besar tugas dan tanggung

jawab kepala sekolah sebagai supervisor. Dalam rangka melaksanakan tugasnya

sebagai supervisor, maka kepala sekolah minimal harus dapat melakukan hal-hal

sebagai berikut :

1. Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan

profesionalisme guru.

86

Page 87: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

2. Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan pendekatan dan

teknik supervisi yang tepat.

3. Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka

membina dan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan profesionalisme

guru-guru.

Superevisi yang dilakukan oleh kepala sekolah hendaknya berfungsi untuk

memantau dan mengendalikan mutu pembelajaran agar tetap terpelihara

pembelajaran yang efektif. Mengenai hal tersebut di atas oleh H.M. Daryanto

(2006 : 179) dijelaskan bahwa fungsi supervisi adalah sebagai berikut :

a. Menjalankan aktivitas untuk mengetahui situasi administrasi pendidikan sebagai kegiatan pendidikan di sekolah dalam segala bidang. b. Menetapkan syarat-syarat yang diperlukan untuk menciptakan situasi pendidikan di sekolah. c. Menjalankan aktivitas untuk mempertinggi hasil dan untuk menghilangkan hambatan-hambatan.

Supervisi dilakukan bukanlah untuk mencari-cari kesalahan guru, tetapi

mengarah ke pembinaan untuk memperoleh peningkatan kinerja yang pada

gilirannya akan tercapai tujuan pendidikan yang diharapkan secara memuaskan.

Untuk terwujudnya pelaksanaan supervisi yang baik, harus berpegang terhadap

prinsip-prinsip supervisi. Adapun prinsip-prinsip supervisi yang dapat dijadikan

pegangan oleh kepala sekolah diantaranya dikemukakan oleh Moh. Rifai (H.M.

Daryanto, 2006 : 85-87) sebagai berikut :

1. Supervisi harus bersifat konstruktif, yaitu dapat menimbulkan dorongan kepada

yang disupervisi untuk meningkatkan kinerjanya.

2. Supervisi harus berdasarkan pada keadaan yang sebenarnya, ralistis dan mudah

dilaksanakan.

87

Page 88: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

3. Supervisi hendaknya memberi perasaan aman kepada yang disupervisi.

4. Supervisi harus sederhana dengan suasana pelaksanaan yang informal.

5. Supervisi dilakukan atas dasar hubungan profesional, bukan hubungan pribadi.

6. Supervisi hendaknya memperhitungkan kesanggupan sikap dan prasangka yang

disupervisai.

7. Supervisi jangan bersifat menekan.

8. Supervisi jangan dilakukan atas dasar kekuasaan, pangkat, kedudukan, atau

kekuasaan pribadi.

9. Supervisi tidak boleh bersifat mencari kesalahan dan kekurangan.

10. Supervisi jangan terlalu cepat mengharapkan hasil, dan jangan cepat merasa

kecewa.

11. Supervisi hendaknya juga bersifat preventif, korektif, dan koopratif.

2.1.1.2.4 Kompetensi Kewirausahaan

Sekolah merupakan suatu organisasi yang mempunyai fungsi memberikan

pelayanan terhadap masyarakat dalam bidang pendidikan. Sebagai suatu

organisasi sudah barang tentu sekolah memiliki tujuan yang selalu diupayakan

agar tercapai secara optimal. Keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan di

sekolah, sangat tergantung pada upaya-upaya yang dilakukan sekolah. Begitu pula

sekolah dalam menarik simpati para orang tua murid dan masyarakat dalam

rangka mencari dukungan guna kelancaran penyelenggaraan pendidikan, ini pun

sangat tergantung pada upaya-upaya yang dilakukan sekolah.

88

Page 89: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

Sesuai dengan fungsi dan kedudukannya, yang harus bertanggung jawab

dalam melakukan berbagai upaya dimaksud di atas adalah kepala sekolah. Salah

satu cara yang diarahkan pada masalah kemampuan kepala sekolah untuk

melakukan upaya-upaya dalam pencapaian tujuan pendidikan, yaitu dengan cara

bahwa kepala sekolah harus memiliki kompetensi kewirausahaan atau

kewiraswastaan. Kompetensi kewirausahaan sangat penting bagi kepala sekolah,

karena sikap, kepribadian, prilaku, dan prinsip-prinsip kewirausahaan akan sangat

berguna untuk mengelola sekolah. Sifat-sifat gigih, percaya diri, aktif, kreatif,

dinamis, berani mengambil resiko, tidak mudah putus asa, selalu berorientasi pada

hasil, peka terhadap perubahan dan perkembangan, dan sebagainya merupakan

sifat-sifat yang selayaknya dimiliki oleh kepala sekolah sebagai manajer satuan

pendidikan.

Dikemukakan oleh Hari Suderadjat (2005 : 116) bahwa “Kewiraswastaan

adalah nilai dan sikap yang dapat menambah tingkat keberhasilan pemimpin dan

atau manejer, baik keberhasilan pribadi maupun lembaga.” Sedangkan E. Mulyasa

(2006: 179) menjelaskan tentang kewirausahaan sebagai berikut : “...wirausaha

adalah orang yang dapat meningkatkan nilai tambah terhadap sumber daya tenaga

kerja, alat, bahan, dan aset lain, serta orang yang memperkenalkan perubahan,

inovasi, dan cara-cara baru.”

Menganalisa pengertian-pengertian wirausaha di atas, maka jelaslah dari

ciri-ciri yang dimiliki oleh kewirausahaan tersebut merupakan hal yang harus

dilaksanakan oleh kepala sekolah. Melaksanakan kewirausahaan di sekolah berarti

menerapkan sikap-sikap, pribadi, dan prilaku kewirausahaan di lingkungan

89

Page 90: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

sekolah guna meningkatkan mutu layanan pendidikan di sekolah dan pencapaian

tujuan pendidikan. Itulah sebagnya, sifat kewirausahaan merupakan suatu hal

yang penting dalam dunia pendidikan, sehingga dikatakan oleh Hari Suderadjat

(2005 : 116) bahwa :

Nilai dan sikap kewiraswastaan merupakan kunci keberhasilan individu dalam posisi apapun ia berada; apakah ia seorang pemimpin, seorang manajer, karyawan, anggota TNI, pengusaha besar, pengusaha menengah atau kecil, ataupun seorang ulama.

Karakteristik kepribadian wirausaha dijelaskan lebih terperinci oleh

Steinhoff (E. Mulyasa, 2006 : 179 – 180) sebagai berikut :

1. Percaya diri (self confidence) yang tinggi, terhadap kerja keras, mandiri, dan

memandang bahwa resiko merupakan bagian dari keberhasilan. Dengan itu

mereka bekerja dengan tenang, optimis, dan tidak takut gagal.

2. Memiliki kreativitas diri (self creativity) yang tinggi dan kemampuan mencari

cara untuk melakukan suatu kegiatan.

3. Berpikir positif (positive thinking) dalam menghadapi setiap masalah, dan

melihat dari segi positifnya, sehingga akan selalu melihat peluang yang

dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan.

4. Berorientasi pada hasil (output oriented), sehingga tidak menyerah terhadap

hambatan yang dihadapi bahkan sebaliknya tertantang untuk mengatasinya

hingga mencapai hasil yang diharapkan.

5. Berani mengambil resiko yaitu tidak takut gagal atau rugi dalam melakukan

tindakan.

6. Berjiwa pemimpin, yaitu selalu ingin memberdayakan orang lain dan tampil ke

depan dalam menghadapi pekerjaan.

90

Page 91: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

7. Berpikir orisinal, yaitu kreatif dan inovatif untuk mendapatkan peluang.

8. Suka pada tantangan, dan suka merealisasikan ide-idenya.

Untuk menerapkan kiat-kiat kewirausahaan dalam mengelola pendidikan,

kepala sekolah dapat berpedoman pada acuan yang dikeluarkan pemerintah sesuai

dengan PP 19 tahun 2005 dan Permendiknas nomor 13 tahun 2005 tentang

Kompetensi Kepala Sekolah, yang mengarahkan bahwa kepala sekolah harus

mempunyai kompetensi minimal tentang kewirausahaan yang meliputi kegiatan-

kegiatan sebagai berikut :

1. Kepala sekolah harus mampu menciptakan inovasi yang berguna untuk

pengembangan sekolah.

2. Kepala sekolah harus mampu bekerja keras dalam upaya mencapai keberhasilan

sekolah sebagai organisasi pembelajar yang efektif.

3. Kepala sekolah harus memiliki motivasi yang kuat untuk mencapai kesuksesan

dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya.

4. Kepala sekolah pantang menyerah dan selalu mencari solusi dalam menghadapi

kendala di sekolah.

5. Kepala sekolah harus memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan

produksi/jasa sekolah sebagai sumber belajar peserta didik.

2.1.1.2.5 Kompetensi Sosial

Sekolah merupakan bagian yang integral dari kehidupan masyarakat,

sehingga sekolah tidak bisa berdiri sendiri atau mengisolir diri dari kehidupan

91

Page 92: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

sosial. Sekolah perlu masyarakat, dan masyarakat pun perlu sekolah. Nana

Syaodih Sukmadinata (2000 : 59) menjelaskan bahwa :

Pelaksanaan pendidikan dipengaruhi dan didukung oleh lingkungan masyarakat tempat pendidikan itu berlangsung. Kehidupan masyarakat berpengaruh terhadap proses pendidikan, karena pendidikan sangat melekat dengan kehidupan masyarakat. Pelaksanaan pendidikan membutuhkan dukungan dari lingkungan masyarakat, penyediaan fasilitas, personalia, sistem sosial budaya, politik, keamanan, dan lain-lain.

Posisi mutualisme yang dapat menguntungkan ini merupakan sumber daya yang

sangat potensial untuk diberdayakan demi kepentingan penyelenggaraan

pendidikan. Dengan demikian untuk mendapatkan manfaat dari potensi ini hanya

tinggal tergantung kepada dapat atau tidaknya sekolah menjadikan masyarakat

sebagai partner dalam mengelola pendidikan. Mengenai hal ini dijelaskan pula

oleh E. Mulyasa (2006 : 22) sebagai berikut :

Dalam alam demokratis, masyarakat merupakan partner sekolah dalam melaksanakan pendidikan dan pembelajaran, karena sekolah merupakan bagian integral dari masyarakat. Kerjasama antara keduanya sangat penting untuk meningkatkan keterlibatan, kepedulian, kepemilikan, dan dukungan operasional, baik moral maupun finansial.

Upaya memberdayakan potensi yang ada di masyarakat merupakan

tanggung jawab kepala sekolah. Kepala sekolah harus mampu mengelola

hubungan yang harmonis dengan masyarakat, agar tercipta suatu kondisi

lingkungan yang kondusif bagi terlaksananya penyelenggaraan pendidikan yang

bermutu. Kenyataan saat ini hubunghan yang terjadi antara sekolah dengan

masyarakat, diungkapkan oleh E. Mulyasa (2006 : 22) bahwa : “Hubungan

sekolah dengan masyarakat sebenarnya sudah didesentralisasikan, tetapi

pelaksanaannya belum optimal.”

92

Page 93: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

Melihat kenyataan seperti digambarkan di atas, terlepas benar ataupun

tidak, tetap kepala sekolah harus segera berpikir dan segera berbuat melakukan

berbagai cara untuk menjalin hubungan dan kemitraan dengan pihak lain atau

masyarakat. Tentu banyak cara yang dapat ditempuh oleh kepala sekolah untuk

dapat menjalin hubungan yang harmonis dengan pihak lain, misalnya mengadakan

pertemuan-pertemuan, mengadakan dialog dan diskusi, mengadakan acara-acara

yang dapat melibatkan masyarakat dan sebagainya. Namun demikian, sukses atau

tidaknya sekolah menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat

tergantung pada kompetensi atau kemampuan kepala sekolah dalam mengelola

hubungan.

Dalam rangka menjalin kemitraan dan menjalankan fungsi sosial sesuai

dengan uraian-uraian di atas, maka kepala sekolah harus mempunyai kompetensi

sosial sebagaimana digambarkan dalam Permendiknas nomor 13 tahun 2005

sebagai berikut :

1. Kepala sekolah harus berkompeten untuk menjalin kerja sama dengan pihak

lain untuk kepentingan pendidikan.

2. Kepala sekolah harus mampu berpartisipasi dalam kegiatan sosial

kemasyarakatan.

3. Kepala sekolah harus memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok

lain.

Dengan adanya kemampuan kepala sekolah merealisasikan hal-hal

tersebut di atas, maka sudah dapat diperkirakan efek atau timbal balik dari pihak

lain terhadap sekolah akan bersifat positf sesuai dengan yang diharapkan. Yakni

93

Page 94: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

masyarakat akan bersedia bahkan dengan ihlas memberikan dukungannya

terhadap penyelenggaraan pendidikan.

2.1.2 Partisipasi Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan

2.1.2.1 Pengertian Partisipasi Masyarakat

Gambaran sepintas apabila mendengar kata masyarakat akan terbayang

cakupannya sangat luas dan umum, sehingga bila kurang cermat dalam

menggambarkan tentang masyarakat akan terkesan rancu terutama bila dikaitkan

dengan partisipasinya dalam pendidikan. Memang demikian adanya masyarakat

sangat luas dan beraneka ragam karakter, status, budaya, lingkungan, dan

sebagainya dari kelompok yang disebut masyarakat. Sehingga untuk kepentingan

yang berkaitan dengan partisipasi masyarakat dalam pendidikan di sekolah,

semestinyalah ada penegasan terlebih dahulu masalah pemahaman tentang

masyarakat. Untuk memperoleh gambaran secara umum yang dimaksud dengan

masyarakat dapat dilihat definisi yang dikemukakan dalam UU Sisdiknas 2003

pasal 1 butir 27 bahwa “Masyarakat adalah kelompok Warga Negara Indonesia

nonpemerintah yang mempunyai perhatian dan peranan dalam bidang

pendidikan.” Selanjutnya, kelompok masyarakat yang diharapkan berpartisipasi

dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah, saat ini ada yang dikenal dengan

Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah. Pengertian Dewan Pendidikan dan

Komite Sekolah dijelaskan dalam pasal 24 dan 25 UU Sisdiknas 2003 sebagai

berikut :

Dewan Pendidikan adalah lembaga mandiri yang beranggotakan berbagai unsur masyarakat yang peduli pendidikan. Komite Sekolah/Madrasah

94

Page 95: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

adalah lembaga mandiri yang beranggotakan orang tua/wali peserta didik, komunitas sekolah, serta tokoh masyarakat yang peduli pendidikan.

Sejalan dengn pengertian di atas Made Pidarta (2004 : 188)

mengemukakan kelompok-kelompok yang dapat memberi dukungan atau

berpartisipasi dalam pendidikan di sekolah sebagai berikut :

Beberapa contoh partisipasi masyarakat dalam pendidikan adalah : 1. Bentuk parrtisipasi antara lain : a. Dewan Pendidikan, b. Komite Sekolah, c. Persatuan orang tua siswa, d. Perkumpulan olah raga, e. Perkumpulan kesenian, f. Organisasi-organisasi yang lain.

Dalam pasal 54 UU Sisdiknas 2003 diuraikan pula tentang kelompok

masyarakat yang dapat berpartisipasi dalam pendidikan sebagai berikut :

Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peranserta perseorangan, kelompok, keluarga, organisasi profesi, pengusaha, dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan.

Dari uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa masyarakat yang dapat

berpartisipasi dalam pendidikan di sekolah adalah semua orang baik secara

individu, keluarga, kelompok, dan organisasi terutama yang ada di sekitar

lingkungan sekolah yang peduli terhadap pendidikan. Kita maklumi bahwa

masyarakat yang ada di sekitar sekolah itu sikapnya terhadap sekolah bermacam-

macam ada yang peduli, acuh tak acuh, dan mungkin ada yang kontra.

Sejauh mana realisasi dan peranan partisipasi masyarakat terhadap

pendidikan tergantung pada pemahaman masyarakat itu sendiri pada pendidikan,

dan tergantung pada kemampuan sekolah, dalam hal ini kepala sekolah, menjalin

hubungan dengan masyarakat. Padahal dalam pasal 6 dan 9 UU Sisdiknas 2003

ditegaskan bahwa setiap warga negara bertanggung jawab dalam penyelenggaraan

pendidikan, dan masyarakat wajib memberikan dukungan sumber daya untuk

95

Page 96: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

penyelenggaraan pendidikan. Demikian pula dengan dibentuknya Komite SD/MI

ditujukan untuk mendorong partisipasi masyarakat terhadap pendidikan, seperti

dijelaskan oleh Sukirno (2006 : 3) bahwa : “Komite SD/MI bertujuan

meningkatkan keikutsertaan atau partisipasi orang tua/wali siswa dan tokoh

masyarakat sebagai anggota komite dalam membantu keberhasilan pelaksanaan

pendidikan dan pembelajaran di SD/MI yang bersangkutan.” Untuk dapat

terlaksana sesuau dengan ketentuan-ketentuan tersebut di atas, itu semua harus

diupayakan oleh kepala sekolah beserta stafnya, dan ini penting sekali mengingat

bahwa sekolah tidak akan berjalan secara optimal tanpa partisipasi masyarakat.

Yang dimaksud dengan partisipasi dijelaskan oleh E. Mulyasa (2006 :

170) sebagai berikut : “Partisipasi masyarakat mengacu kepada adanya

keikutsertaan secara nyata dalam suatu kegiatan. Partisipasi itu bisa berupa

gagasan, keritik membangun, dukungan dan pelaksanaan pendidikan.”

Partisipasi masyarakat ini dimaksudkan untuk memperlancar

penyelenggaraan pendidikan dalam rangka memenuhi harapan-harapan, baik itu

harapan masyarakat maupun harapan pihak sekolah itu sendiri, sehingga semua

pihak akan mendapatkan kepuasan. Kepuasan itu akan muncul bila apa yang

diharapkan terpenuhi dengan baik. Dengan adanya partisipasi masyarakat berarti

akan tercipta hubungan kerjasama yang sangat diperlukan dalam penyelenggaraan

pendidikan di sekolah. Dengan terjalinnya hubungan akan dapat menghindari

terjadinya kesalahpahaman dalam menterjemahkan harapan dan kebutuhan

masyarakat dari pendidikan, karena dengan terjalinnya komunikasi segala sesuatu

persoalan dapat dibicarakan bersama-sama. Bent dan Kronenberg (H.M.

96

Page 97: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

Daryanto, 2006 : 75) menjelaskan bahwa tujuan utama dari hubungan sekolah dan

masyarakat adalah sebagai berikut :

: a. To prevent misunderstanding. (Untuk mencegah kesalahpahaman antara masyarakat terhadap sekolah), b. To secure financial support. (Untuk memperoleh sumbangan-sumbangan finansial dan material dari masyarakat), c. To secure copperation in policy making. (Untuk menjalin kerja sama dalam pembuatan kebijaksanaan-kebijaksanaan).

Koentjaraningrat (E. Mulayasa, 2006 : 170) menggolongkan partisipasi

masyarakat ke dalam tipologi pertisipasi kuantitatif dan partisipasi kualitatif,

yakni : “Partisipasi kuantitatif menunjuk pada frekuensi keikutsertaan masyarakat

terhadap implementasi kebijakan, sedangkan partisipasi kualitatif menunjuk

kepada tingkat dan derajatnya.”

Partisipasi masyarakat dapat dilihat juga dari segi cakupannya seperti

dikemukakan oleh E. Mulyasa (2006 :171) sebagai berikut :

Secara luas, partisipasi dapat diartikan sebagai demokratisasi politik. Di dalamnya masyarakat menentukan tujuan, strategi dan perwakilannya dalam pelaksanaan kebijakan dan pembangunan. Secara sempit, partisipasi dapat diartikan sebagai keterlibatan masyarakat dalam keseluruhan proses perubahan dan pengembangan masyarakat sesuai dengan arti pembangunan sendiri.

Dalam rangka meningkatkan mutu layanan pendidikan partisipasi

masyarakat sangat di perlukan. Masyarakat harus menjadi partner sekolah dalam

melaksanakan pendidikan, karena dengan kerja sama itu akan dapat menambah

masukan-masukan, gagasan, dan saran-saran untuk meningkatkan pelayanan, di

samping dukungan berupa material. Itulah sebabnya sekolah, dalam hal ini kepala

sekolah, harus mampu mendorong agar masyarakat mau berpartisipasi dalam

penyelenggaraan pendidikan.

97

Page 98: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

2.1.2.2 Masyarakat Sebagai Sumber Daya Pendidikan

Telah banyak disinggung dalam pembahasan di atas bahwa sekolah tidak

bisa berdiri sendiri dan harus bekerja sama agar mendapat dukungan dari

masyarakat. Tanpa dukungan dari masyarakat, sekolah akan menemui berbagai

kesulitan dalam mewujudkan cita-citanya memperoleh lulusan yang bermutu.

Berkaitan dengan hal ini H.M. Daryanto (2006 :71) menjelaskan sebagai berikut :

Adalah merupakan sesuatu kenyataan bahwa, sekolah tidak merupakan sesuatu yang berdiri sendiri terpisah dari dunia luar melainkan berada dalam suatu sistem masyarakat yang telah tetap. ... Oleh karena itu, orang-orang yang bekerja disekolah mau tidak mau harus bekerja dengan masyarakat.

Banyak manfaat yang dapat diambil dari masyarakat untuk kepentingan

pendidikan sehingga mutlak perlunya bagi sekolah yang mau meningkatkan mutu

pendidikan yang diselenggarakannya, untuk menjalin hubungan kerja sama

dengan masyarakat, terutama masyarakat lingkungan sekitar sekolah. Masyarakat

sebagai salah satu sumber daya pendidikan memiliki berbagai potensi, karena

masyarakat untuk kemajuan pendidikan mempunyai andil dalam masukan-

masukannya berupa ide, gagasan, pertimbangan, pengontrol dan mengevaluasi,

maupun dukungan dana. Perlu disadari bahwa dalam hal dana saja misalnya, saat

ini pemerintah belum mampu menangani pendidikan tanpa bantuan masyarakat.

Hal itu tercermin dari banyaknya bangunan fisik sekolah, dan fasilitas-fasilitas

belajar yang memprihatinkan. Realita ini sekaligus mencerminkan masih belum

tergalinya potensi masyarakat sebagai salah satu sumber daya pendidikan. Sebatas

dalam ketentuan memang secara yuridis sudah dituangkan dalam UU Sisdiknas

tahun 2003, misalnya dalam pasal 9 disebutkan bahwa masyarakat wajib

98

Page 99: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

memberikan dukungan sumber daya dalam penyelenggaraan pendidikan.

Selanjutnya dalam pasal 46 disebutkan pula bahwa masyarakat ikut bertanggung

jawab dalam hal pendanaan pendidikan di samping sebagai tanggung jawab

pemerintah.

Di negara-negara yang sudah maju, tentang partisipasi masyarakat

dikemukakan oleh Walsh (Made Pidarta, 2004 : 185) sebagai berikut :

“Masyarakat memandang sekolah (lembaga Pendidikan) sebagai cara yang

meyakinkan dalam membina perkembangan para siswa (dan mahasiswa), karena

itu masyarakat berpartisipasi dan setia kepadanya.” Namun belum demikian

halnya pada masyarakat kita karena satu dan lain hal. Menurut Made Pidarta

(2004 :186) belum tingginya tingkat partisipasi masyarakat terhadap pendidikan

“... disebabkan karena banyak warga masyarakat yang belum paham akan makna

lembaga pendidikan, lebih-lebih bila sosial ekonomi mereka rendah, mereka

hampir tidak hirau akan lembaga pendidikan.” Gambaran ini hanyalah analisis

pada satu sisi, mengingat pada sisi yang lain ada penentu tingginya partisipasi

masyarakat terhadap sekolah, yaitu upaya pendekatan dan sosialisasi yang

dilakukan oleh sekolah, terutama kepala sekolah. Mengenai hal ini dikemukakan

oleh Made Pidarta (2004 :187) sebagai berikut :

Bila manajer berhasil, biasanya imbalannya dari warga masyarakat cukup besar. Mereka secara antusias akan mendukung lembaga pendidikan bersangkutan baik secara moral maupun material. Kadang kala sebelum mahasiswa tamat, beberapa di antara mereka sudah dipesan oleh konsumen. Melihat kondisi seperti ini sudah tentu orang-orang tua mahasiswa bersangkutan sangat gembira. Makin banyak orang tua dan konsmen yang merasakan kepuasan itu, makin banyak dan makin besar pula partisipasi masyarakat terhadap lembaga pendidikan itu.

99

Page 100: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

Dengan adanya gambaran-gambaran tersebut di atas, kita harus tetap

optimis karena pada dasarnya dalam kondisi dan status sosial yang bagaimana pun

dari masyarakat, bila dikelola dengan profesional akan dapat membuahkan hasil

yang baik, dan masyarakat sebagai sumber daya pendidikan akan berperan secara

optimal. Dengan kata lain, kepala sekolah harus memiliki kemamapuan dalam

memanfaatkan sumber daya pendidikan baik yang ada di sekolah maupun di luar

sekolah. Sejalan dengan maksud yang dikemukakan di atas Sudarwan Danim

(2002 : 142) menjelaskan sebagai berikut : “Salah satu penyebab lambannya

pertumbuhan kualitatif pendidikan kita adalah lemahnya kemampuan profesional

para pengelola satuan pendidikan, terutama kepala sekolah dalam memanfaatkan

potensi sumber daya pendidikan di sekolah dan di luar sekolah.”

Dalam menghadapi merosotnya hasil pendidikan, maka pihak sekolah

semestinya menempuh berbagai strategi untuk mengatasinya. Salah satu strategi

untuk menghadapi merosotnya hasil pendidikan itu ditempuh dengan

mengupayakan partisipasi masyarakat. Mengenai hal ini dikemukakan oleh M.

Sobri Sutikno (2006, Tersedia :http://sobrysutikno.com [12/05/2006]) sebagai

berikut :

Mengenai kecenderungan merosotnya hasil pendidikan selama ini, langkah antisipatif yang ditempuh adalah mengupayakan peningkatan partisipasi masyarakat terhadap dunia pendidikan guna meningkatkan kualitas dan relevasi pendidikan.

Dalam rangka memberdayakan potensi masyarakat ke dunia pendidikan di

sekolah terlebih dahulu harus dapat menjalin hubungan yang harmonis dengan

masyarakat. Menurut E. Mulyasa (2006 : 166) hubungan yang harmonis akan

membentuk hal-hal sebagai berikut :

100

Page 101: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

1. Menumbuhkan saling pengertian antara sekolah, orang tua murid, masyarakat,

lembaga-lembaga lain yang ada di masyarakat, dan dunia kerja.

2. Antara sekolah dan masyarakat akan saling membantu, karena mengetahui

manfaat, arti dan pentingnya peranan masing-masing.

3. Kerjasama yang erat antara sekolah dengan berbagai pihak yang ada di

masyarakat dan mereka merasa bangga serta ikut bertanggung jawab atas

suksesnya pendidikan di sekolah.

Dalam uraian di atas terlihat bahwa masyarakat, sesuai dengan potensi yang

dapat dikembangkannya menunjukkan bahwa masyarakat merupakan salah satu

sumber daya pendidikan. Hal ini dikemukakan pula oleh Hari Suderadjat (2005 :

54) sebagai berikut : “Masyarakat lingkungan juga merupakan sumber daya

pendidikan, baik dalam arti sumber dana, sumber tenaga kependidikan (gues

lecture), laboratorium pendidikan, maupun sebagai penasihat pendidikan

(advisory council).”

Berdasarkan uraian-uraian di atas, jelaslah bahwa masyarakat merupakan

sumber daya pendidikan yang harus diberdayakan untuk kemajuan pendidikan.

Adapun potensi-potensi yang terdapat dalam sumber daya masyarakat ini

diantaranya :

1. Berupa ide atau gagasan, dan masukan-masukan untuk kemajuan pendidikan.

2. Masyarakat sebagai sumber belajar, dan sebagai laboratorium bagi sekolah.

3. Masyarakat sebagai pendukung dana, fasilitas, sarana dan prasarana sekolah.

4. Masyarakat dapat menciptakan kondisi lingkungan yang kondusif bagi

berlangsungnya pendidikan.

101

Page 102: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

5. Masyarakat sebagai pengontrol, penilai, dan memberikan umpan balik berupa

masukan-masukan, keritik dan saran-saran sesuai dengan permasalahan yang

dihadapi.

2.1.2.3 Manajemen Pemberdayaan Masyarakat dalam Pendidikan

Sudah diketahui bahwa masyarakat merupakan salah satu sumber daya

pendidikan yang potensia. Partisipasi dan kebermanfaatannya bagi dunia

pendidikan tidak begitu saja terjadi dengan sendirinya, tetapi agar masyarakat

berdaya guna bagi pendidikan harus dikelola secara profesional. Jelas, tidak

mudah memberdayakan masyarakat terhadap dunia pendidikan di sekolah. Hal ini

dapat dimengerti karena antara pihak sekolah dan masyarakat tidak ada ikatan

formal. Kepala sekolah sebagi pimpinan sekolah tidak bisa memaksakan

kehendaknya yakni program-program sekolah dengan begitu saja kepada

masyarakat, tetapi harus menempuh cara-cara yang khusus dan profesional. Itulah

pentingnya bagi kepala sekolah untuk menguasai manajemen pemberdayaan

masyarakat. Antara kepala sekolah dan masyarakat tidak punya hubungan atasan

dan bawahan, tetapi hubungan sebagai mitra dalam rangka mengembangkan

pendidikan yang bermutu. Dalam hal ini kepala sekolah harus dapat memberikan

pengertian-pengertian dan mengikutsertakan masyarakat dalam menyusun dan

melaksanakan program-program sekolah. Made Pidarta (2004 : 177) menyatakan

bahwa : “Perhatian manajer terpusat pada kelompok manusia atau masyarakat

lingkungannya. Sebab hanya masyarakatlah yang bisa diajak berbicara tentang

hal-hal yang menyangkut pendidikan.” Dalam hal apa masyarakat dapat diajak

102

Page 103: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

bicara oleh kepala sekolah ? Yakni dalam : “merencanakan, mengkoordinasi, dan

bahkan dapat ikut mengontrol jalannya pendidikan” (Made Pidarta, 2004 : 178).

Dengan demikian semakin luas dan kompleksnya tugas-tugas yang harus

dilaksanakan oleh kepala sekolah. Oleh karenanya, kepala sekolah harus

mempunyai kemampuan profesional, sebagaimana dikemukakan oleh Sudarwan

Danin (2002 : 127) sebagai berikut :

Makin kompleksnya tugas-tugas kepala sekolah, membuat lembaga itu tidak mungkin lagi berjalan baik, tanpa dipimpin oleh kepala sekolah yang profesional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberhasilan sekolah meningkatkan mutu lulusan banyak ditentukan oleh kapasitas kepala sekolahnya, di samping guru-guru yang kompeten di sekolah itu.

Dalam upaya memberdayakan masyarakat dan lingkungan sekitar sekolah,

kepala sekolah dan guru-guru merupakan kunci yang menentukan berhasil atau

tidaknya manajemen pemberdayaan masyarakat dalam pendidikan. Oleh karena

itulah, kemampuan ini termasuk salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh

kepada sekolah yang tercakup dalam Standar Nasional Pendidikan. Hal ini sejalan

dengan yang dikemukakan oleh Ametembun (H.M. Daryanto,2006 : 75) bahwa :

“Setiap pejabat/petugas sekolah terutama para guru haruslah menganggap dirinya

adalah petugas hubungan masyarakat.”

Berkenaan dengan manajemen pemberdayaan masyarakat dalam

pendidikan dikemukakan oleh E. Mulyasa (2006 : 164) sebagai berikut :

Model manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan seluruh proses kegiatan sekolah yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh, serta pembinaan secara kontinyu untuk mendapatkan simpati dari masyarakat pada umumnya, khususnya mayarakat yang berkepentingan langsung dengan sekolah.

103

Page 104: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

Adapun indikator untuk menentukan tingkat partisipasi orang tua murid

atau masyarakat dikemukakan oleh Suharman (8 May 2007 : Tersedia :

http//radarlampung.co.id/web/index.php?

option=com_conten&task=view&id=3616&lte ) sebagai berikut :

1. Partisipasi dalam menentukankebijakan dan program sekolah.

2. Mengawasi pelaksanaan kebijakan dan program sekolah.

3. Pertemuan rutin sekolah.

4. Kegiatan ekstrakurikuler.

5. Pengawas mutu sekolah.

6. Membiayai pendidikan.

7. Mengembangkan iklim sekolah.

8. Pengembangan sarana dan prasarana fisik sekolah.

2.1.3 Mutu Layanan Pendidikan

2.1.3.1 Pengertian Mutu Layanan Pendidikan

Mutu merupakan konteks yang dinamis, wujudnya dapat berupa kepuasan.

Kepuasan ini dapat dilihat dari dua sisi, pertama dari sisi produsen dan yang

kedua dari sisi pengguna. Mutu bersifat dinamis karena ukuran kepuasan akan

selalu berubah dengan cepat sejalan dengan perubahan waktu dan perubahan-

perubahan yang terjadi di masyarakat. Itulah sebabnya, konsep mutu harus

dikaitkan dengan upaya perbaikan secara terus-menerus dan berkelanjutan

(continuous quality improvement). Dari sisi produsen mutu dapat digambarkan

sebagai sesuatu hasil yang telah sesuai atau melebihi dari apa yang ada dalam

104

Page 105: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

perencanaan program. Program perencanaan dimaksud meliputi input, proses, dan

pencapaian tujuan yang telah ditetapkan atau output. Namun mutu atau kepuasan

dari sisi produsen belum tentu sama dengan mutu atau kepuasan menurut

pelanggan. Dikatakan bermutu menurut pelanggan apabila program-program,

kegiatan, dan hasil yang dicapai telah sesuai atau melebihi apa yang diharapkan

oleh pelanggan itu sendiri.

Menyiasati agar ada relevansi antara mutu yang dimaksud oleh pelanggan,

dalam hal ini sekolah, maka harus ada kerja sama antara sekolah dengan pihak

pengguna pendidikan dalam penentuan dan pembuatan program-program kegaitan

yang akan dilaksanakan di sekolah.

Pengukuran mutu dari sisi produsen (sekolah) disebutr quality in fact

sedangkan pengukuran mutu dari sisi pelanggan disebut sebagai quality in

perception. Adapun standar yang dipakai standar yang dipakai pengukuran quality

in fact adalah standar proses dan pelayanan, yakni yang sesuai dengan spesifikasi

dalam perencanaan, cocok dengan tujuan dan dilaksanakan dengan tanpa

kesalahan (zero defect) atau mengerjakan sesuatu yang benar sejak pertama dan

seterusnya (right first time and every time). Standar yang digunakan untuk

pengukuran quality in perception adalah standar pelanggan, yakni kepuasan

pelanggan yang dapat meningkatkan permintaan dan harapan pelanggan (Hari

Suderadjat, 2005 : 2).

Mutu merupakan suatu keadaan yang esensi dalam segala hal, termasuk

dalam dunia pendidikan. Karena pendidikan di sekolah yang tidak bermutu lambat

laun akan mati ditinggalkan pelanggannya dan kalah bersaing oleh penyelenggara

105

Page 106: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

pendidikan yang bermutu. Mengingat esensinya masalah mutu, ditegaskan oleh

Syafaruddin (2005 : 34) bahwa : “Konsep sekolah bermutu (unggul) perlu ada

dalam konsep setiap kepala sekolah.”

Memandang mutu pendidikan tidak bisa serta merta hanya dilihat dari sisi

mutu lulusannya saja, karena yang paling penting justru harus mempertanyakan

bagaimana caranya meningkatkan mutu lulusan tersebut ? Jelasnya, hal-hal yang

dapat dan berpengaruh terhadap mutu lulusan adalah suatu proses dan fasilitas-

fasilitas pendukungnya dalam upaya mencapai tujuan yang diharapkan. Proses

yang dimaksud tiada lain berupa layanan yang diberikan kepada pelanggan

pendidikan, baik kepada siswa sebagai pelanggan utama yang menerima layanan

pendidikan dan pembelajaran, maupun orang tua dan masyarakat sebagai

pengguna hasil pendidikan. Dalam upaya mencapai lulusan yang bermutu tentu

harus melalui tahap proses yang bermutu, yakni memberikan layanan pendidikan

dengan mengerahkan segala sumber daya sebagai pendukungnya, baik sumber

daya material maupun nonmaterial. Sejalan dengan itu, Syafaruddin (2002 : 37)

menjelaskan sebagai berikut :

Tuntutan terhadap pelayanan terbaik juga menjadi perhatian manajemen mutu terpadu, tak terkecuali dalam pendidikan. Sekolah-sekolah pada dewasa ini tidak hanya cukup menawarkan program studi dengan kurikulum tertentu, orang tua dan pelajar menjadi puas. Akan tetapi, sekolah juga harus menyediakan alat-alat belajar dan mengajar yang relevan dengan perkembangan zaman untuk mendukung kemajuan proses pembelajaran dan pengajaran. Gedung sekolah yang bagus diisi dengan sarana dan fasilitas belajar yang baik dan fungsional, tempat bermain pelajar, serta pelayanan yang prima terhadap pelajar, guru, orang tua, dan masyarakat. Situasi dan kondisi sekolah yang kondusif akan memberikan kontribusi positif bagi mutu proses dan mutu produk (lulusan) sekolah.

106

Page 107: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

Sesuai dengan gambaran tersebut di atas dapat dikatakan bahwa layanan

pendidikan mencakup dimensi proses dan dimensi sarana prasarana. Proses

berupa pelaksanaan pembelajaran, metode, komunikasi, motivasi, dan sebagainya.

Sarana prasarana berupa alat-alat pembelajaran, gedung, dan lingkunang sekolah

yang kondusif.

Bermutu atau tidaknya proses dan sarana prasarana pendidikan sebagai

indikator dalam layanan pendidikan dapat dibandingkan dengan standar yang

tertuang dalam PP 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yang di

dalamnya mencakup standar isi, standar proses, standar pendidik dan tenaga

kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pembiayaan, dan standar

pengelolaan. Apabila sarana prasarana, dan proses yang dilakukan telah sesuai

denga rencana dan harapan pelanggan, maka layanan pendidikan dapat

memuaskan produsen maupun pelanggan. Dengan kata lain, layanan pendidikan

yang bermutu adalah layanan pendidikan yang sesuai dengan rencana dan

mencapai tujuan yang telah ditetapkan serta dapat memenuhi harapan dan

kebutuhan pelanggan.

2.1.3.2 Standar Mutu Layanan Pendidikan.

Digulirkannya paradigma baru pendidikan yang menganut sistem

desentralisasi pendidikan, sesuai dengan PP Nomor 25 tahun 2000 tentang

Pelimpahan Kewenangan Pemerintah dan Propinsi sebagai daerah Otonom,

bertitik tolak pada peningkatan mutu pendidikan. Dengan sistem desentralisasi

pendidikan sekolah diberi keleluasaan untuk memperoleh pendidikan yang lebih

107

Page 108: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing dan kondisi lingkungan serta

kemampuan masing-masing. Sehingga hasil dari pendidikan akan betul-betul

dirasakan manfaatnya karena mulai dari proses perencanaan sudah

mempertimbangkan segi relevansinya dengan kebutuhan-kebutuhan yang

diharapkan. Dengan cara ini akan memberikan kepuasan kepada semua pihak.

Seperti telah disinggung dalam pembahasan terdahulu bahwa kepuasan mrupakan

suatu ciri dari pendidikan yang bermutu. Namun perlu disadari, dengan sistem

desentralisasi pendidikan bukan berarti bebas dari permasalahan, karena dengan

kondisi dan kemampuan tiap-tiap daerah yang berbeda-beda tentu kemampuan

dalam mengelola pendidikannya pun akan berbeda-beda pula. Mengenai hal ini

dikemukakan oleh Fiska, Nurhadi, dan Satori (E. Mulyasa, 2006 : 17) sebagai

berikut :

Sedikitnya terdapat enam permasalahan yang harus diantisipasi pada paradigma baru manajemen pendidikan dalam konteks otonomi daerah, yakni kepentingan nasional, mutu pendidikan, efisiensi pengelolaan, perluasan dan pemerataan, peran serta masyarakat, dan akuntabilitas.

Permasalahan-permasalahan yang dapat muncul dari konteks mutu layanan

pendidikan dikaitkan dengan desentralisasi pendidikan mencakup berbagai aspek

yang berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan. Yakni masalah kurikulum,

tenaga kependidikan, pengelolaan, sarana dan prasarana, pembiayaan, proses

pembelajaran, dan penilaian. Dilihat dari kacamata nasional, regional, apalagi

global sebagai efek sampingnya dikhawatirkan bahwa mutu pendidikan yang

bersifat kedaerahan ini kurang kompetitif secara global. Permasalahan-

permasalahan tersebut sejalan dengan permasalahan yang dikemukakanoleh E.

Mulyasa (2006 : 18) sebagai berikut :

108

Page 109: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

Masalahnya adalah bagaimana menjamin divaritas yang disebabkan oleh adanya konteks lokalitas yang cenderung memunculkan kriteria lokal. Lebih lanjut perlu dipikirkan pengembangan standar kinerja pendidikan yang memenuhi tuntutan keunggulan kompetitif dan komparatif dalam konteks nasional bahkan internasional.

Guna menghadapi dan mengantisipasi permasalahan-permasalahan seperti

di atas, maka pemerintah mengeluarkan Standar Nasional Pendidikan. “Standar

Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh

wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia” (UU Sisdiknas 2003, pasal

1 butir 17). Dengan berpedoman dan mengacu pada SNP maka pengelolaan

pendidikan yang kewenangannya diberikan kepada tiap daerah dan tiap satuan

pendidikan, tatapi tetap akan ada dalam koridor nasional. Dengan demikian mutu

pendidikan secara nasional akan dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan sesuai

dengan Renstra Depdiknas 2005-2009 (Depdiknas, 2005 :23) yang

mengungkapkan masalah peningkatan mutu pendidikan sebagai berikut :

Kebijakan peningkatan mutu pendidikan diarahkan pada pencapaian mutu

pendidikan yang semakin meningkat yang mengacu pada standar nasional

pendidikan (SNP). SNP meliputi berbagai komponen yang terkait dengan mutu

pendidikan mencakup standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan,

standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar

pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Pemerintah

mendorong dan membimbing satuan-satuan dan program (studi) pendidikan

untuk mencapai standar yang diamanatkan oleh SNP. Standar-standar tersebut

digunakan juga sebagai dasar untuk melakukan penilaian terhadap kinerja satuan

109

Page 110: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

dan program pendidikan, mulai dari PAUD, Dikdas, Pendidikan Menengah

(Dikmen), PNF, sampai dengan pendidikan tinggi (Dikti).

Satu hal yang sangat mendasar dalam upaya peningkatan mutu pendidikan

adalah peningkatan mutu layanan pendidikan. Samtono (03-08-2006 : Tersedia :

http//sma1-sltg.sch.id/modules.php?name=News&new_topic=2) menjelaskan

bahwa : “Untuk mendapatkan standar mutu merupakan suatu keharusan

menggunakan konsep manajemen yang menggunakan pendekatan mutu, yang

kemudian kita kenal dengan istilah ’manajemen mutu’.” Ada lima dimensi yang

diarahkan untuk mutu layanan pendidikan sebagaimana dikemukakan oleh

Zeitham, Parasuraman, dan Berry dalam Media Informasi Pendidikan (3 Mei 2007

: Tersedia : http//Google.pakguruonline) sebagai berikut :

1. Tangibles, yaitu berkaitan dengan penampilan fisik lembaga, peralatan,

pegawai dan sarana komunikasi.

2. Reliability, yaitu kemampuan untuk memberikan layanan sebagaimana yang

dijanjikan, terpercaya, akurat, dan konsisten.

3. Responsiveness, yaitu kemauan untuk membantu pelanggan dan memberikan

layanan dengan cepat.

4. Assurance (kombinasi dari courtery competence,, credibility, scurity), yaitu

kemampuan staf lembaga untuk memberikan kepercayaan kepada pelanggan

melalui rasa hormat dan pengetahuan yang mereka miliki.

5. Empathy (kombinasi dari acess, communication, understanding the customer),

yaitu perhatian staf lembaga yang diberikan kepada pelanggan secara individu.

110

Page 111: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

Indikator untuk mengukur dimensi-dimensi mutu layanan pendidikan

sebagaimana tersebut di atas dapat mengacu pada Standar Nasional Pendidikan.

Selain itu, juga harus memperhatikan kriteria-kriteria pendidikan yang baik,

seperti dikemukakan dalam Renstra Depdiknas 2005-2009 (2005 : 84) sebagai

berikut :

Program dan latihan kegiatan pendidikan yang baik memiliki lima kriteria yang bisa disingkat dengan SMART (specific, measurable, achievebel, realistic, timebound). Kriteria tersebut dapat digunakan sebagai dasar dalam mengembangkan indikator kinerja pendidikan yang terukur dan yang dapat dicapai sebagai target/sasaran masing-masing program.

Sekolah sebagai suatu organisasi yang memberikan jasa layanan

pendidikan, mempunyai tujuan yang diharapkan tercapai secara optimal. Itulah

sebabnya, dilakukan berbagai upaya untuk meningkatkan mutu elemen-elemen

yang ada di dalamnya. Secara umum unsur-unsur yang ada dalam organisasi

sekolah ini terdiri dari tiga dimensi yaitu masukan (input), proses, dan keluaran

(output).

1. Input, meliputi peserta didik, kurikulum, dana, data dan informasi, pendidik dan

tenaga kependidikan, motivasi belajar, kebijakan-kebijakan dan perundang-

undangan, sararan dan prasarana, serta lingkungan.

2. Proses, meliputi lama waktu belajar dan mengikuti pendidikan, kesempatan

mengikuti pembelajaran, efektivitas pembelajaran, mutu proses pembelajaran,

metode dan strategi pembelajaran.

3. Output, meliputi jumlah siswa yang lulus atau naik kelas, nilai ujian, jumlah

siswa yang bekerja dan diteriama pada lapangan kerja, peran serta lulusan

dalam pembangunan dan kehidupan bermasyarakat.

111

Page 112: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

Dari unsur-unsur tersebut di atas yang berkenaan dengan mutu layanan

pendidikan adalah unsur masukan (input) dan unsur proses. Sedangkan mutu

lulusan merupakan hasil dari layanan pendidikan yang bermutu, perwujudannya

dari unsur proses yang bermutu dengan didukung input yang bermutu. Dengan

kata lain, mutu layanan pendidikan diperoleh dari hasil pengelolaan input dan

proses pendidikan dengan menerapkan prinsip-prinsip manajemen mutu.

Dalam implementasi pelaksanaan manajemen mutu, yakni untuk

meningkatkan mutu layanan pendidikan dapat menerapkan prinsip-prinsip

manajemen mutu total (TQM) yang dikemukakan oleh Henster dan Brunel

(Samtono, 3-8-2006 : Tersedia : http//sma1-sltg.sch.id) sebagai berikut :

1. Kepuasan pelanggan.

Dalam manajemen mutu total diperlukan konsep tentang mutu dan

pelanggan. Mutu tidak hanya bermakna kesesuaian dengan spesifikasi-spesifikasi

tertentu, tetapi mutu tersebut ditentukan oleh pelanggan. Pelanggan itu meliputi

pelanggan internal dan eksternal. Kebutuhan pelanggan diusahakan untuk

dipuaskan dalam segala aspek, termasuk di dalamnya harga, keamanan, dan

ketepatan waktu. Oleh karena itu, segala aktivitas harus dikoordinasikan untuk

memuaskan para pelanggan.

2. Respek terhadap setiap orang.

Di sekolah setiap personel sekolah dipandang sebagai individu yang

memiliki talenta dan kreativitas tersendiri yang unik. Dengan demikian warga

sekolah merupakan sumber daya sekolah yang paling berharga. Oleh karena itu,

112

Page 113: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

setiap orang dalam organisasi diperlakukan dengan baik dan diberi kesempatan

untuk berperan serta dalam pengambilan keputusan.

3. Manajemen berdasarkan fakta.

Sekolah bermutu berorientasi pada fakta, yakni setiap keputusan yang

diambil selalu berdasarkan pada data-data dan bukan berdasarkan pada perasaan.

Ada dua konsep pokok berkaitan dengan hal ini, pertama prioritisasi yaitu suatu

konsep bahwa perbaikan tidak dapat dilakukan pada semua aspek pada saat yang

bersamaan. Oleh karena itu, berdasarkan data sekolah dapat memfokuskan

usahanya pada situasi atau kegiatan tertentu yang dianggap paling penting.

Konsep kedua, variasi atau vitabilitas kinerja manusia. Data statistik dapat

memberikan gambaran mengenai variabilitas yang merupakan bagian yang wajar

dari setiap sistem organisasi. Dengan demikian manajemen dapat memprediksi

hasil dari setiap keputusan dan tindakan yang dilakukan.

4. Perbaikan berkesinambungan.

Untuk mencapai kesuksesan setiap sekolah harus melakukan proses secara

sistematis dalam melaksanakan perbaikan berkesinambungan. Konsep yang

berlaku di sini adalah siklus PDCA (plan-do-check-act), yang terdiri dari langkah-

langkah perencanaan, pelaksanaan rencana, pemeriksaan hasil pelaksanaan

rencana, dan tindakan korektif terhadap hasil yang diperoleh.

2.1.3.3 Dimensi-dimensi Standar Mutu Layanan Pendidikan

Untuk mencapai mutu layanan pendidikan sesuai dengan yang diharapkan

harus menempuh suatu sistem secara integral. Beberapa dimensi penentu mutu

113

Page 114: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

layanan pendidikan dikelola secara sinergi sehingga satu unsur dengan unsur

lainnya akan saling mendukung mewujudkan suatu layanan pendidikan yang

bermutu. Hal ini sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh BSNP dalam PP

19 tahun 2005 pasal 2 bahwa dalam penyelenggaraan pendidikan minimal harus

memenuhi kriteria yang berkenaan dengan delapan standar nasional pendidikan

yaitu : “ a. Standar Isi; b. Standar Proses; c. Standar Kompetensi Lulusan; d.

Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan; e. Standar Sarana Prasarana; f.

Satandar Pengelolaan; g. Standar Pembiayaan; dan h. Standar Penilaian

Pendidikan.” Lebih jelasnya mengenai hal-hal tersebut diuraikan dalam

pembahasan di bawah ini.

1) Standar Isi

Pengertian Standar Isi dikemukakan dalam PP 19 tahun 2005 pasal 1

sebagai berikut :

Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

Intinya yang tercakup dalam standar isi ini adalah berkenaan dengan materi

pembelajaran. Materi pembelajaran dimaksud yakni yang sesuai dengan harapan

pelanggan, harapan masyarakat, kondisi lingkungan, perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi, serta tuntutan dunia kerja sesuai dengan jenjang dan

jenis pendidikan yang diselenggarakan. Sebagai upaya untuk mengimbangi

tuntutan-tuntutan tersebut maka muncul kebijakan dan paradigma baru pendidikan

dalam bidang kurikulum yang dikenal dengan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan

114

Page 115: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

Pendidikan). Dengan KTSP setiap satuan pendidikan diberi keleluasaan untuk

merancang dan memformulasikan bahan-bahan ajar sesuai dengan kebutuhan

yang ada. Dengan cara demikian diharapkan penyelenggaraan pendidikan akan

tepat sasaran sesuai dengan harapan peserta didik, dan pengguna hasil

pendidikan. Efek lanjutannya akan memberikan kepuasan kepada pelanggan dan

pengguna hasil pendidikan. Dengan adanya kepuasan tersebut merupakan suatu

ciri bahwa pendidikan yang diselenggarakan telah berhasil menciptakan mutu

layanan pendidikan yang baik.

Guna menuju mutu layanan pendidikan maka dalam mengembangkan

KTSP harus didasarkan pada prinsip-prinsip sesuai dengan yang dikembangkan

oleh BSNP dalam Panduan Penyusunan KTSP (2006 : 5-7) sebagai berikut :

1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta

didik, dan lingkungannya.

2. Beragam dan terpadu. Yakni sesuai dengan keragaman peserta didik, kondisi

daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta keberagaman lainnya dalam

kerangka kesatuan nasional.

3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang

berkembang secara dinamis.

4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan.

5. Menyeluruh dan berkesinambungan.

6. Belajar sepanjang hayat.

7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.

115

Page 116: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

Selain yang diuraikan tersebut di atas ditegaskan pula bahwa dalam

menyusun KTSP harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia.

2. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat

perkembangan dan kemampuan peserta didik.

3. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan.

4. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional.

5. Tuntutan dunia kerja.

6. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

7. Agama.

8. Dinamika perkembangan global.

9. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.

10. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat.

11. Kesetaraan gender, dan

12. Karakteristik satuan pendidikan.

Untuk mendapatkan KTSP yang bermutu, yakni yang sesuai dengan

harapan dan kebutuhan maka setiap satuan pendidikan harus memiliki visi dan

misi sekolah yang jelas. Visi dan misi sekolah ini merupakan gambaran yang

diharapkan dan sebagai pedoman arah dalam penyelenggaraan pendidikan.

Sehingga dengan kejelasan arah dan tujuan, sekolah akan dapat memberikan

layanan pendidikan yang bermutu. Di sinilah pentingnya bahwa dalam

penyelenggaraan pendidikan harus memperhatikan dimensi standar isi, yang di

dalamnya berkaitan erat dengan dengan visi dan misi sekolah, beban belajar,

116

Page 117: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

KTSP, dan kalender pendidikan. Tanpa semua itu mutu layanan pendidikan sulit

untuk diwujudkan sebagaimana yang diharapkan.

2) Standar Proses

Dalam PP 19 tahun 2005 pasal 1 butir 6 dikemukakan bahwa : “Satandar

proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan

pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi

lulusan.” Sesuai dengan pengertian itu dalam sistem pendidikan, pelaksanaan

pembelajaran merupakan jantungnya kegiatan pendidikan, karena berhasil atau

tidaknya dan tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan akan sangat tergantung

pada proses pembelajaran yang dilaksanakan. Dengan kata lain keberhasilan

pendidikan ditentukan oleh mutu proses pembelajaran yang dilakukan. Dengan

demikian layanan pendidikan yang bermutu salah satu unsurnya adalah proses

pembelajaran.

Bila kita mengharapkan akan terwujudnya mutu layanan pendidikan mau

tidak mau harus memperhatikan teknik dan metode yang dipandang sesuai dengan

karakteristik peserta didik. Oleh karena itu, mengingat pentingnya masalah proses

pembelajaran dalam rangka meningkatkan mutu layanan pendidikan maka

pemerintah melalui BSNP dalam PP 19 tahun 2005 pasal 19 menentukan bahwa :

Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

117

Page 118: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

Untuk kepentingan tersebut di atas perlu ditempuh berbagai teknik dan

strategi dalam proses pembelajaran. Salah satu strategi yang dapat dilakukan oleh

guru misalnya dengan teknik-teknik pertanyaan kepada peserta didik

sebagaimana dikemukakan dalam buku Kegiatan Belajar Mengajar yang Efektif

(2003 : 21) sebagai berikut :

Sedikitnya ada tiga hal strategis yang perlu dikuasai guru dalam pengelolaan

kegiatan pembelajaran yaitu, penyediaan pertanyaan yang mendorong berpikir dan

berproduksi, penyediaan umpan balik yang bermakna, dan penyediaan penilaian

yang memberikan peluang semua siswa mampu melakukan unjuk perbuatan.

Strategi yang dikemukakan di atas untuk merangsang peserta didik agar

mempunyai kemampuan berpikir, yakni melalui pertanyaan-pertanyaan yang

diberikan oleh guru. Selain itu umpan balik atau respon darim guru juga perlu

diperhatikan, jangan sampai respon dari guru bersifat memvonis yang dapat

mematahkan semangat dan keberanian peserta didik, tetapi sebaliknya respon dari

guru harus dapat mendorong semangat peserta didik.. Mengenai hal ini

dikemukakan lebih lanjut dalam buku Kegiatan Belajar Mengajar yang Efektif

(2003 : 24) bahwa : “Umpan balik yang tidak memvonis membuat siswa merasa

dihargai, dapat berpikir, dan bertanggung jawab untuk menilai mutu gagasan

sendiri.”

Hal-hal yang harus diperhatikan agar proses pembelajaran ini betul-betul

dapat memenuhi kriteria yang ditentukan yakni pembelajaran yang aktif, kreatif,

dan menyenangkan diantaranya dengan cara membuat perencanaan proses

pembelajaran, sebagaimana dikemukakan dalam PP 19 tahun 2005 pasal 19

118

Page 119: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

sebagai berikut : “Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses

pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran,

dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran

yang efektif dan efisien.”

3) Standar Kompetensi Lulusan

Dalam upaya menciptakan mutu layanan pendidikan di sekolah harus

mempunyai kriteria lulusan yang diharapkan. Kriteria tentang lulusan ini

merupakan pedoman dalam menentukan kelulusan peserta didik. Seperti

dikemukakan dalam PP 19 tahun 2005 kriteria lulusan ini disebut dengan Standar

Kompetensi Lulusan. “Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan

lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. (PP 19 tahun 2005

pasal 1 butir 4)”

Dalam pasal 25 PP 19 tahun 2005 dikemukakan bahwa : “Standar

kompetensi lulusan digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan

kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan.” Standar kompetensi lulusan ini

meliputi seluruh kompetensi untuk mata pelajaran sesuai dengan jenis dan jenjang

satuan pendidikan.

Dengan adanya standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan, maka

proses pendidikan dan pembelajaran akan terarah dan terukur sesuai dengan

kriteria kompetensi yang telah ditentukan. Semua unsur yang ada dalam sistem

pendidikan akan dikelola sesuai dengan kompetensi lulusan yang diharapkan.

Dengan cara pengelolaan seperti itu maka mutu layanan pendidikan akan terjamin.

119

Page 120: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

4) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Mutu layanan pendidikan di dalamnya turut ditentukan oleh tenaga

pendidik dan tenaga kependidikan yang ada di sekolah. Perlu diingat

bagaimanapun idealnya tujuan, visi misi, dan perencanaan pendidikan,

menterengnya gedung sekolah, lengkapnya fasilitas tetapi tanpa dimanfaatkan

dan dikelola oleh tenaga pendidiknya untuk kepentingan proses pembelajaran

tentulah semua itu tidak akan berarti apa-apa. Itulah sebabnya, unsur manusia

yang ada di sekolah baik posisinya sebagai pendidik, maupun tenaga

kependidikan merupakan unsur yang sangat penting untuk menciptakan mutu

layanan pendidikan di sekolah.

Dalam posisinya yang sangat menentukan keberhasilan pendidikan, maka

unsur pendidik dan tenaga kependidikan merupakan salah satu bagian yang

termasuk ke dalam standar nasional pendidikan. Pendidik dan tenaga

kependidikan harus memiliki profesionalisme agar dapat melukan tugas-tugasnya

dengan baik, sebagaimana dituangkan dalam PP 19 tahun 2005 pasal 28 bahwa :

Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. ... Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi : a. Kompetensi pedagogik, b. Kompetensi kepribadian, c. Kompetensi profesional, dan d. Kompetensi sosial.

Kualifikasi dan kompetensi sebagaimana dikemukakan di atas disesuaikan

dengan jenis dan jenjang satuan pendidikannya. Seperti halnya jumlah tenaga

pendidik, dan tenaga kependidikannya harus sesuai dengan kebutuhan sekolah.

120

Page 121: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

Satuan pendidikan yang dapat memenuhi tenaga pendidik dan tenaga

kependidikan sesuai dengan kualifikasi akademik, maupun kualifikasi lainnya

yang dipersyaratkan sebagaimana telah dibahas di atas, diharapkan akan dapat

mengelola pendidikan secara profesional, termasuk di dalamnya dapat

memberikan layanan pendidikan yang bermutu.

5) Standar Sarana dan Prasarana

Tentang perlunya sarana dan prasarana pendidikan sangat tegas

diungkapkan dalam SNP PP 19 tahun 2005 pasal 42 sebagai berikut :

(1) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot,

peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan

habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses

pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. (2) Setiap satuan pendidikan wajib

memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan

pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang

laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi

daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat

berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses

pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

Sejalan dengan yang dikemukakan di atas bahwa masalah sarana dan

prasarana mempunyai kaitan yang erat dengan proses pembelajaran. Proses

pembelajaran yang tidak dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang memadai

akan berpengaruh terhadap hasil yang dicapai. Sangat tidak mungkin

121

Page 122: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

penyelenggaraan pendidikan yang sarana dan prasarana seadanya dapat membuat

senang, nyaman semangat kepada peserta didiknya. Oleh sebab itu, unsur sarana

dan prasarana merupakan hal yang wajib adanya dalam rangka meningkatkan

mutu layanan pendidikan. Mengenai hal ini dikemukakan pula oleh H.M.

Daryanto (2006 : 51` ) sebagai berikut :

Jenis peralatan dan perlengkapan yang disediakan di sekolah dan cara-cara pengadministrasiannya mempunyai pengaruh besar terhadap program mengajar belajar. Persediaan yang kurang dan tidak memadai akan menghambat proses belajar mengajar.

Mengingat pentingnya masalah sarana dan prasarana dalam rangka

meningkatkan mutu layanan pendidikan maka unsur sarana dan prasarana ini

termasuk unsur yang ditentukan dalam SNP. Mengenai pentingnya sarana dan

prasarana ini berkaitan dengan fungsinya yang sangat menunjang terhadap mutu

dan keberhasilan pendidikan, yakni guna menciptakan pembelajaran yang

nyaman, dan menyenangkan, efektif dan efisien.

6) Standar Pengelolaan

Setiap organisasi yang mengharapkan tujuannya tercapai secara efektif

dan efisien termasuk di dalamnya sekolah sebagai organisasi pendidikan,

memerlukan pengelolaan yang optimal. Oleh karena itu, sudah barang tentu

sekolah yang berupaya ingin merealisasikan mutu layanan pendidikannya menjadi

urgen adanya pengelolaan pendidikan yang bermutu. Dalam rangka menuju hal

tersebut pemerintah mengeluarkan ketentuan yaitu standar pengelolaan sekolah.

Dijelaskan dalam PP 19 tahun 2005 pasal 1 butir 9 bahwa :

122

Page 123: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan.

Standar pengelolaan sebagaimana dimaksud di atas meliputi pengelolaan

yang dilakukan oleh sekolah, pemerintah daerah, maupun oleh pemerintah pusat.

Adapun pengelolaan yang dilakukan oleh satuan pendidikan dasar dan menengah

dijelaskan dalam PP 19 tahun 2005 pasal 49 sebagai berikut : “Pengelolaan

satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah menerapkan

manajemen berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan,

partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas.”

Melaksanakan pengelolaan satuan pendidikan ini merupakan tugas kepala

sekolah. Maju atau mundurnya suatu sekolah sebagaian besar merupakan

tanggung jawab kepala sekolah. Dalam rangka pengelolaan ini kepala sekolah

harus menguasai tentang MBS, yang secara singkat dapat dilihat dari definisi yang

dikemukakan oleh Hari Suderadjat (2005 :42) sebagai berikut : “Secara

operasional manajemen berbasis sekolah dapat didefinisikan sebagai pelaksanaan

fungsi-fungsi manajemen terhadap semua komponen pendidikan di sekolah.”

Dengan demikian sesuai dengan konsep MBS maka kepala sekolah harus

melakukan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengawasan, dan

penilaian terhadap unsur-unsur kurikulum, personel, kesiswaan, sarana dan

prasarana, keuangan, dan lingkungan. Melalui pengelolaan unsur-unsur trersebut

diharapkan mutu layanan pendidikan akan terwujud.

123

Page 124: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

7) Standar Pembiayaan

Uang memang bukan segalanya, tetapi sebagai alat tukar yang sah uang

merupakan sesuatu yang vital dalam rangka memenuhi berbagai keperluan. Tanpa

adanya uang atau biaya berbagai keperluan, perencanaan dan program-program

kegiatan yang telah dibuat akan menjadi vakum. Dengan begitu dapat diartikan

bahwa tanpa adanya uang atau biaya tidak mungkin sekolah dapat mewujudkan

mutu layanan pendidikan yang dicita-citakan. Jadi, masalah biaya termasuk ke

dalam salah satu bagian yang turut menentukan mutu layanan pendidikan.

Biaya-biaya sebagaimana dimaksud di atas diperlukan untuk memenuhi

berbagai kebutuhan sebagaimana dikemukakan dalam PP 19 tahun 2005 pasal 62

bahwa :

(1) Pembiayaan pendidikan terdiri aatas biaya investasi, biaya operasi, dan biaya personal. (2) Biaya investasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi biaya penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumberdaya manusia, dan modal kerja tetap. (3) Biaya personal sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan. (4) Biaya operasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud paada ayat 1 maliputi : a. Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada gaji, b. Bahan atau peralatan pendidikan habis pakai dan c. Biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya, air, jasa telekomunikasi, pemeliharaan saran dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dan lain sebagainya.

Dari uraian di atas jelas sekali keparluan-keperluan yang harus dibiayai

merupakan unsur yang sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Namun

demikian menyikapi masalah pembiayaan pendidikan yang pada umumnya relatif

sulit untuk dapat memenuhi kebutuhan sekolah, maka sebagai solusinya harus

124

Page 125: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

diupayakan oleh kepala sekolah baik pengadaannya maupun pengelolaannya.

Mengenai hal ini dikemukakan oleh Hari Suderadjat ( 2005 : 52 ) sebagai berikut :

Disadari bahwa dana yang diperoleh sekolah ataupun madrasah pada umumnya sulit untuk dapat memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan, oleh karena itu dalam MBS kepala sekolah yang interpreneur tidak mengandalkan dana yang biasa diperoleh sekolah melainkan menggali sumber dana lain yang ada di masyarakat. Built-in control mechanism dibangun agar terjadi transparansi dalam manajemen keuangan dan waskat (pengawasan melekat) yang melekat pada siklus dan prosedur keuangan dan pembelanjaan barang ataupun jasa.

Dengan adanya kerjasama dan kekompakan antara pihak sekolah,

masyarakat, dan pemerintah masalah kesulitan pembiayaan pendidikan

diharapkan dapat diatasi, sehingga dengan pembiayaan yang mencukupi mutu

layanan pendidikan dapat ditingkatkan.

8) Standar Penilaian Pendidikan

Mehrens dan Lehmann (M. Ngalim Purwanto, 2000 : 3) memberikan

pengertian penilaian atau evaluasi sebagai berikut : “Dalam arti luas, evaluasi

adalah suatu proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi

yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan.”

Sejalan dengan pengertian yang dikemukakan di atas M. Ngalim Purwanto

( 2000: 3 ) menjelaskan bahwa :

Kegiatan evaluasi merupakan proses yang sistematis. Ini berarti bahwa evaluasi merupakan kegiatan yang terencana dan dilakukan secara berkesinambungan. Evaluasi bukan hanya meerupakan kegiatan akhir atau penutup dari suatu program tertentu, melainkan merupakan kegiatan yang dilakukan pada permulaan, selama program berlangsung, dan pada akhir program setelah program itu dianggap selesai. Yang dimaksud dengan program di sini adalah program satuan pelajaran yang akan dilaksanakan dalam satu pertemuan atau lebih, program catur wulan ataupun program

125

Page 126: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

semester, dan juga program pendidikan yang dirancang untuk satu tahun ajaran, empat tahun ajaran, atau enam tahun ajaran, dan sebagainya.

Sedangkan yang dimaksud dengan standar penilaian pendidikan

dikemukakan dalam PP 19 tahun 2005 pasal 1 butir 11 sebagai berikut : “Standar

penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan

mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.”

Adapun fungsi dari penilaian dalam penyelenggaraan pendidikan adalah

untuk mengetahui tingkat kemajuan dan keberhasilan peserta didik setelah

mengikuti proses pendidikan dan pembelajaran. Hasil dari penilaian itu

selanjutnya digunakan untuk memperbaiki hal-hal yang masih kurang,

mempertahankan dan mengembangkan hal-hal yang sudah baik, serta untuk

menentukan kenaikan atau kelulusan peserta didik. Hal ini sesuai dengan yang

dikemukakan oleh M. Ngalim Purwanto ( 2000 : 5 ) bahwa fungsi evaluasi adalah:

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program pengajaran. Pengajaran

sebagai suatu sistem terdiri atas beberapa komponen yang saling berkaitan satu

sama lain. Komponen yang dimaksud antara lain adalah tujuan, materi, atau bahan

pengajaran, metode dan kegiatan belajar mengajar, alat dan sumber pelajaran, dan

prosedur serta alat evaluasi.

Dari uraian-uraian di atas tampak begitu pentingnya peran penilaian dalam

penyelenggaraan pendidikan yang bermutu, termasuk mutu layanan pendidikan.

Sehingga masalah penilaian ini dituangkan pula dalam PP 19 tahun 2005 yang

antara lain dalam pasal 83 dikemukakan bahwa penilaian berfungsi untuk

mengetahui hal-hal sebagai berikut :

126

Page 127: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

a. Tingkat relevansi pendidikan terhadap visi, misi, tujuan, dan paradigma pendidikan nasional; b. tingkat relevansi satuan, jalur, jenjang, dan jenis pendidikan terhadap kebutuhan masyarakat akan sumberdaya manusia yang bermutu dan kompetitif; c. tingkat pencapaian standar nasional pendidikan oleh satuan, jalur, jenjang, dan jenis pendidikan; d. tingkat efisiensi dan produktivitas satuan, jalur, jenjang, dan jenis pendidikan pada tingkat daerah, nasional, regional, dan global.

Dengan menelaah uraian-uraian di atas jelaslah bahwa mutu layanan

pendidikan tidak dapat dipisahkan dari masalah penilaian sehingga pemerintah

menentukan tentang standar penilaian pendidikan agar setiap lembaga pendidikan

minimal dapat memenuhi kriteria-kriteria yang telah ditentukan.

Akhirnya setelah membahas berbagai dimensi dari standar mutu layanan

pendidikan di atas yang mencakup delapan dimensi, dapat disimpulkan bahwa

untuk mewujudkan mutu layanan pendidikan maka kedelapan dimensi tersebut di

atas harus dikelola secara integral dan simultan, karena satu sama lain saling

mendukung dan memperkokoh untuk mewujudkan mutu layanan pendidikan.

Mutu layanan pendidikan di sekolah akan dapat terwujud apabila sekolah dapat

merealisasikan dalam tindakan nyata kedelapan dimensi standar mutu layanan

pendidikan secara berkesinambungan. Dan hal ini barulah kriteria minimal yang

sesuai dengan ketentuan yang dikelurkan oleh pemerintah, selanjutnya satuan

pendidikan dapat mengembangkan strategi-strategi yang dapat melebihi dari

kriteria minimal.

2.2 Kerangka Pemikiran

Keberhasilan pendidikan di sekolah tidak dapat dicapai dengan baik tanpa

adanya kerjasama dari berbagai pihak. Secara garis besarnya tanggung jawab

perkembangan sekolah ada pada pihak pemerintah, masyarakat dan keluarga.

127

Page 128: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

Sehingga tanpa ada keterlibatan dan kerjasama dari semua unsur yang terkait itu

akan berat dalam melakukan upaya untuk meningkatkan mutu layanan

pendidikan. Dalam buku MBS di Jawa Barat, Tim Pokja MBS Jawa Barat

(2003 :83) dikemukakan bahwa untuk mewujudkan sekolah yang berkualitas

merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat, dan keluarga.

Semua pihak yang turut bertanggung jawab dan terkait dunia pendidikan itulah

yang dimaksud stakeholder pendidikan. Dikemukakan lebih lanjut oleh Tim Pokja

MBS Jawa Barat (2003 : 84) bahwa untuk dapat terwujudnya suatu partisipasi

yang berdayaguna dari semua stakeholders pendidikan diperlukan kesadaran dan

kepedulian melakukan aktivitas-aktivitas untuk turut serta mengambil keputusan,

melaksanakan dan mengevaluasi keputusan suatu program pendidikan di sekolah

secara proporsional yang dilandasi dengan kesepakatan. Walaupun saat ini

keadaannya belum sesuai dengan yang diharapkan tetapi melalui proses

sosialisasi, dan berjalannya waktu dengan berbagai upaya pembinaan, diharapkan

kerjasama dari berbagai unsur untuk kepentingan pendidikan akan berkembang

semakin baik.

Sebagai konsekuensi untuk mengakomodasi aspirasi, harapan dan

kebutuhan masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu layanan pendidikan

perlu adanya kerjasama dan keterlibatan dari pihak masyarakat sebagai salah satu

bagian dari stakeholders pendidikan. Adapun pihak-pihak yang termasuk ke

dalam stakeholders pendidikan di tingkat sekolah yaitu pihak orang tua siswa,

kepala sekolah, guru, tokoh masyarakat setempat dari berbagai lapisan, dunia

usaha, unsur pemerintah setempat baik umum maupun dari dinas pendidikan.

128

Page 129: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

Dengan demikian untuk pemberdayaan masyarakat diperlukan senter pengelola,

yang dalam hal ini adalah di sekolah, yang dimotori oleh kepala sekolah sebagai

pimpinan tertinggi di sekolah.

Sekolah sebagai lembaga formal merupakan suatu organisasi yang

memiliki visi, misi dan tujuan yang hendak dicapai melalui proses dan

pemberdayaan dari unsur-unsur yang ada di dalam organisasi. Unsur-unsur yang

ada di dalam organisasi mulai dari guru, siswa, program-program akademik, dan

fasilitas pendukungnya tanpa ada yang memberdayakan atau memanajenya

merupakan suatu hal yang mustahil akan berjalan dengan sendirinya bersinergi

untuk dapat mencapai visi, misi, tujuan yang telah ditentukan. Untuk kepentingan

itulah di setiap satuan pendidikan diperlukan seorang kepala sekolah sebagai

pengelolanya. Sudah semestinya kepala sekolah sebagi top leader harus memiliki

kemampuan-kemampuan yang diperlukan untuk mengelola organisasinya secara

profesional dalam upaya mencapai tujuan. Oleh karena itu, untuk menjadi kepala

sekolah yang profesional tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang yang tidak

memiliki kualifikasi sesuai dengan tuntutan tugas dan fungsi sebagai kepala

sekolah. Baik itu kualifikasi akademik, kepribadian, pedagogik, maupun

kualifikasi sosial. Paling tidak untuk dapat menjadi kepala sekolah harus memiliki

kriteria-kriteria seperti yang ditentukan oleh BSNP sesuai dengan PP RI No. 19

Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (2005 : 34) pada pasal 38 butir

4 dijelaskan sebagai berikut :

Kriteria untuk menjadi kepala SDLB/SMPLB/SMALB meliputi : 1) Berstatus sebagai guru pada satuan pendidikan khusus.

2) Memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku,

129

Page 130: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

3) Memiliki penglaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun di satuan pendidikan khusus, dan

4) Memiliki kemampuan kepemimpinan, pengelolaan, dan kewirausahaan, di bidang pendidikan khusus.

Dengan demikian jelaslah bahwa ada kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki

oleh seorang kepala sekolah agar dapat melakukan tugas dan fungsinya secara

optimal. Sejalan dengan itu Depdiknas menjabarkan secara rinci tugas dan fungsi

kepala sekolah seperti yang tertuang dalam Pedoman Penilaian Kinerja Kepala

Sekolah yang biasa disingkat dengan EMASLIM (Edukator, Manajer,

Administrator, Supervisor, Leader, Inovator, dan Motivator). Sesuai dengan

tupoksi kepala sekolah dan kriteria yang telah ditentukan oleh BSNP maka dapat

diperinci secara jelas bahwa kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang kepala

sekolah meliputi hal-hal sebagai berikut : kompetensi kepribadian, manajerial,

supervisi, kewirausahaan, dan kompetensi sosial.

Berbagai upaya yang dilakukan oleh kepala sekolah dengan dukungan dari

pihak masyarakat, semua itu diarahkan untuk mencapai mutu layanan yang

berkualitas sehingga pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas sekolah. Hal

yang berkenaan dengan produktivitas sekolah tidak hanya memandang dari segi

kuantitasnya saja tetapi harus memperhatikan pula masalah kualitasnya. Hal ini

dikemukakan oleh E. Mulyasa (2006 : 135) bahwa : ”Produktivitas bukan

semata-mata untuk mendapatkan hasil kerja sebanyak-banyaknya melainkan

kualitas unjuk kerja juga perlu diperhatikan”.

Sekolah sebagai lembaga atau organisasi yang bekerja memproduksi

bidang jasa pendidikan harus berkiprah memenuhi tuntutan kebutuhan siswa

sebagai peserta didik dan masyarakat sebagai pengguna dari hasil lulusan

130

Page 131: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

pendidikan di sekolah. Dengan demikian sekolah sebagai produsen harus

mempertimbangkan berbagai kompetensi yang dibutuhkan, sehingga memiliki

mutu dan relevansi yang tinggi dengan realita yang ada di masyarakat. Mengenai

kompetensi peserta didik dikemukakan oleh Tim Pokja MBS Jawa Barat (2003 :

45) sebagai berikut :

Mempersiapkan peserta didik yang memiliki berbagai kompetensi pada hakikatnya merupakan upaya untuk menyiapkan peserta didik yang memiliki kemamapuan intelektual, emosional, spiritual, dan sosial yang bermutu tinggi. Dengan memiliki kompetensi semacm itu, peserta didik diharapkan mampu untuk menghadapi dan mengatasi segala macam akibat dari adanya perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam lingkungan yang terdekat sampai yang terjauh (lokal, nasional, regional dan internasional). Untuk menjawab berbagai tantangan yang dihadapi para lulusan maka di sekolah harus mengembangkan kurikulum secara dinamik sesuai dengan potensi sekolah berdasarkan pada keseimbangan etika, logika, estetika dan kinestetika.

Dengan berbagai upaya yang dilakukan di sekolah diharapkan para lulusan

memiliki nilai-nilai moral dan sosial serta memiliki kemampuan untuk

mengekspresikan gagasan, rasa, dan karsanya. Di samping itu juga para lulusan

sekolah diharapkan mampu berpikir kreatif dan inovatif dengan keseimbangan

antara kognisi dan emosinya. Dengan kondisi ideal seperti tersebut di atas akan

berfungsi dalam rangka memperkuat identitas diri dan bangsanya menghadapi

globalisasi informasi, komunikasi dan teknologi, yang pada akhirnya akan

berkembang pula kecakapan hidup (life skill) para lulusan sekolah.

Dari uraian-uraian di atas dapat digambarkan krangka pemikiran dalam

penelitian ini sebagai berikut :

Gambar : 5

Kerangka Pemikiran Penelitian

131

Page 132: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

B

C. Hipotesis Penelitian

Sesuai dengan latar belakang dan kerangka pemikiran yang telah diuraikan

di atas maka dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut : Terdapat pengaruh

positif dari kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu

layanan pendidikan.

Secara terperinci hipotesis tersebut di atas dirumuskan sebagai berikut :

132

MASYARAKAT

1. Orang tua siswa

2. Tokoh masyarakat

setempat (ulama,

budayawan, pemuka adat,

pemerhati pendidikan)

3. Wakil masyarakat

terinstitusi (camat, lurah,

dan pejabat lainnya)

4.Pelaku bisnis (Dunia

Usaha)

MUTU LAYANAN PENDIDKAN

1. Standar Isi2. Standar Proses3. Standar Kompetensi Lulusan4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan5. Standar Sarana dan Prasarana6. Standar Pengelolaan7. Standar Pembiayaan8. Standar Penilaian Pendidikan

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH

1. Kompetensi kepribadian

2. Kompetensi manajerial

3. Kompetensi supervisi

4. Kompetensi

Kewirausahaan

5. Kompetensi sosoal.

Page 133: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

1. Kompetensi kepala sekolah berpengaruh positif terhadap mutu layanan

pendidikan.

2. Partisipasi masyarakat berpengaruh positif terhadap mutu layanan pendidikan.

3. Kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat secara bersama-sama

berpengaruh positif terhadap mutu layanan pendidikan di sekolah.

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini meliputi tiga pokok permasalahan yaitu :

133

Page 134: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

1. Kompetensi kepala sekolah ditinjau dari kompetensi berdasarkan standar yang

ditentukan oleh BNSP dalam PP 19 Tahun 2005. Di dalamnya mencakup lima

permasalahan yang dijadikan objek penelitian yaitu: Kompetensi kepribadian,

manajerial, supervisi, kewirausahaan, dan sosial. Kelima permasalahan ini

ditinjau berdasarkan persepsi guru dan dihubungkan dengan mutu layanan

pendidikan.

2. Partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan yang berpengaruh

terhadap mutu layanan pendidikan. Partisipasi masyarakat dilihat dari

beberapa segi yaitu sumber partisipasi, mekanisme partisipasi masyarakat, dan

wujud partisipasi masyarakat nonmaterial (seperti gagasan, saran, kreativitas,

dedikasi, dan sebagainya) dan material (seperti bantuan dana dan fasilitas

belajar, sarana dan prasarana). Data-data yang diperlukan diambil

berdasarkan persepsi guru yang dijadikan sebagai responden dalam penelitian.

3. Mutu layanan pendidikan. Objek permasalahan ini ditinjau berdasarkan

ketentuan dari BNSP yang mencakup proses-proses layanan terhadap siswa

maupun mutu layanan ditinjau dari faktor-faktor pendukung proses layanan

berupa sarana prasarana.

Semua objek yang diteliti dihimpun dari guru-guru SLB yang ada di

Kabupaten Ciamis baik SLB Negeri maupun SLB Swasta, dari guru-guru PNS

maupun non-PNS.

Keadaan Guru di Sekolah Luar Biasa (SLB) yang ada di Kab Ciamis

adalah sebagai berikut :

134

Page 135: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

TABEL 1

KEADAAN GURU SLB KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2008

NO. NAMA SLB JUMLAH GURU1. SLB Negeri Ciamis 45 orang

2. SLB Negeri Widi Asih Parigi 11 orang

3. SLB Budi Bakti 1 Kawali 8 orang

4. SLB Budi Bakti 2 Cipaku 4 orang

5. SLB Sindangkasih 10 orang

6. SLB Al Huda Sadananya 4 orang

7. SLB Bagor Rancah 6 orang

8. SLB Amanah Kawali 3 orang

9. SLB Binaharapan Pangandaran 7 orang

10. SLB Kalangsari Cijulang 2 orang

11. SLB YKS Cijeungjing 6 orang

JUMLAH 106 orang

3.2 Metode Penelitian

Penelitian yang dilakukan penulis termasuk ke dalam penelitian kuantitatif

non eksperimen, yaitu penelitian yang menyangkut sebab akibat antara variabel

bebas dan variabel terikat. Keadaan yang digambarkan dalam penelitian ini adalah

fakta-fakta yang terjadi pada saat sekarang. Karena itu penelitian ini tergolong ke

135

Page 136: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

dalam penelitian deskriptif. Sutaryat Trisnamansyah (2007:13) mengemukakan

bahwa :

Penelitian deskriptif menggambarkan fenomena yang ada saat ini, dengan menggunakan angka-angka untuk memberikan karakteristik terhadap individu atau kelompok yang diteliti. Penelitian ini mengakses hakekat dari kondisi yang ada saat ini, sehingga tujuannya terbatas pada penyebaran karakteristik sesuatu sebagai mana adanya.

Dalam mengumpulkan data-data yang diteliti menggunakan kuisioner,

maka jenis penelitian ini termasuk penelitian survey. Sebagaimana dijelaskan oleh

Sutaryat Trisnamansyah (2007:13) bahwa: “Survey adalah jenis penelitian yang

dalam pengumpulan datanya dilakukan dengan menggunakan kuisioner, yaitu

daftar pertanyaan untuk mengumpulkan jawaban dari sejumlah responden

(sampel).”

Pada tahap akhir hasil dari penelitian ini dicarikan tingkat hubungannya

antara variabel bebas yaitu kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat

dalam penyelenggaraan pendidikan (X1,dan X2) dengan variabel terikat yaitu mutu

layanan pendidikan (Y). Dengan demikian penelitian ini tergolong juga ke dalam

metode penelitian korelasional. Untuk mengukur tingkat hubungan variabel-

variaberlnya menggunakan analisis statistik korelasi. Mengenai penelitian

korelasional Sutaryat Trisnamansyah (2007:13) menjelaskan sebagai

berikut :

Penelitian korelasional berkaitan dengan pengukuran lembaga-lembaga di antara dua atau lebih variabel. Jenis penelitian ini menggunakan analisis statistik korelasi untuk mengukur hubungan-hubungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lainnya berdasarkan pada koefisien korelasi. Ukuran hubungan adalah pernyataan tentang derajat asosiasi antara variabel-variabel yang dikaji. Korelasinya bisa positif atau negatif. Korelasi positif berarti semakin tinggi nilai

136

Page 137: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

variabel yang satu (variabel independen) diikuti dengan semakin tinggi pula nilai variabel yang lain (variabel dependen). Sedangkan korelasi negatif jika semakin tinggi nilai variabel yang satu diikuti oleh semakin rendah nilai variabel lainnya.

Singkat kata, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian deskriptif dan metode penelitian survey dengan pendekatan kuantitatif

dan korelasional.

3.3 Disain Penelitian

3.3.1 Tahap Persiapan Penelitian

a. Menentukan topik permasalahan penelitian. Adapun topik dalam penelitian ini

adalah kompetensi kepala sekolah, partisipasi masyarakat, dan mutu layanan

pendidikan. Permasalahannya, yaitu bagaimanakah pengaruh kompetensi

kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan

pada SLB Kab Ciamis?

b. Melakukan penjajakan lokasi dan objek penelitian guna memperoleh data awal

tentang permasalahan yang akan diteliti.

c. Melakukan pendalaman materi dengan studi kepustakaan tentang

permasalahan yang akan diteliti.

d. Menyusun kisi-kisi dengan instrumen penelitian yaitu angket berisi kuisioner

tentang kompetensi kepala sekolah, partisipasi masyarakat, dan mutu layanan

pendidikan.

e. Melakukan uji coba (tryout) untuk menguji validalitas dan reliabilitas

instrumen penelitian.

137

Page 138: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

3.3.2 Tahap Penelitian

a. Menentukan responden penelitian yaitu dari guru-guru SLB Kab Ciamis yang

seluruhnya berjumlah 134 orang dari 11 SLB yang ada di Kab Ciamis.

Responden penelitian diambil 100 orang secara random dengan dasar bahwa

jumlah itu sudah mendapatkan 63% dari jumlah seluruhnya.

b. Pengumpulan data tentang kompetensi kepala sekolah, partisipasi masyarakat,

dan mutu layanan pendidikan melalui angket yang diisi oleh guru-guru SLB.

3.3.3 Tahap Pengolahan dan Analisis Data

a. Tabulasi data yaitu menghimpun dan mengelompokan data-data sesuai dengan

permasalahannya.

b. Menganalisis data-data hasil penelitian dengan menggunakan statistik

korelasional untuk menentukan tingkat hubungan antara variabel bebas

dengan variabel terikat.

c. Menentukan kesimpulan tentang pengaruh kompetensi kepala sekolah dan

partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada SLB di

Kabupaten Ciamis.

3.4 Operasionalisasi Variabel

Dalam penelitian ini ditetapkan tiga variabel yang akan diukur, yaitu

dua variabel bebas (independen variable) dan satu variabel terikat (dependen

variable). Variabel-variabelnya adalah sebagai berikut :

1) Kompetensi kepala sekolah (variabel bebas) dengan notasi X1.

2) Partisipasi masyarakat (variabel bebas) dengan notasi X2.

138

Page 139: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

3) Mutu layanan pendidikan (variabel terikat) dengan notasi Y.

Vaiabel-variabel tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Keterangan :

X1 = variabel bebas kesatu, yaitu kompetensi kepala sekolah.

X2 = variabel bebas kedua, yaitu partisipasi masyarakat.

Y = variabel terikat, yaitu mutu layanan pendidikian.

Secara operasional dalam rancangan penelitian ini, variabel beserta sub-

sub variabel dan indikatornya diuraikan dalam pembahasan di bawah ini.

Bahasan dalam variabel ini disesuaikan dengan ketentuan yang

dikeluarkan oleh BSNP PP 19 tahun 2005 yang dipertegas dengan Permen Diknas

Nomor 13 tahun 2007 tentang Standar Kompetensi Kepala Sekolah.Secara

lengkap dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.

Tabel 2

OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN

VARIABEL PENELITIAN DIMENSI INDIKATOR

A. KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH

(X1)

1. KEPRIBADIAN 1. Intergritas kepribadian.2. Tanggung jawab3. Keinginan/hasrat

pengembangan diri

139

X1

X2

Y

Page 140: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

4. Pengendalian diri5. Bakat dan minat jabatan

2. MANAJERIAL 1. Mengelola perencanaan2. Pengembangan organisasi3. Mengelola sumber daya

sekolah4. Mengelola perubahan5. Menciptakan budaya dan

iklim sekolah6. Mengelola guru dan staf7. Mengelola sarana prasarana8. Mengelola hubungan

masyarakat9. Mengelola peserta didik10. Mengelola kurikulum11. Mengelola keuangan12. Mengelola ketatausahaan

sekolah13. Mengelola sistem

informasi14. Pemanfaatan teknologi

informasi15. Melakukan monitoring,

evaluasi dan pelaporan3. SUPERVISI 1. Merencanakan dan

melaksanakan supervisi4. KEWIRAUSAHAAN 1. Bekerja keras dan pantang

menyerah5. SOSIAL 1. Kerjasama dengan pihak

lain2. Berpartisipasi dalam

kegiatan sosial3. Kepekaan sosial terhadap

orang lainB. PARTISIPASI MASYARAKAT

(X)

1. SUMBER PARTISIPASI

1. Orang tua murid2. Tokoh masyarakat

lingkungan sekolah3. Masyarakat terinstitusi (RT,

RW, Lurah, Camat)4. Pelaku bisnis5. Organisasi kemasyarakatan

2. MEKANISME PARTISIPASI

1. Diskusi dan dialog2. Pengawasan dan penilaian3. Pameran/bazar4. Pemanfaatan nara sumber

140

Page 141: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

3. BENTUK PARTISIPASI

1. Loyalitas2. Kreativitas3. Motivasi dan dedikasi4. Tanggung jawab5. Bantuan dana dan fasilitas

belajar6. Bantuan sarana dan

prasaranaC. MUTU

LAYANAN PENDIDIKAN (Y)

1. STANDAR ISI 1. Visi dan misi sekolah2. Beban relajar3. KTSP4. Kalender pendidikan

2. STANDAR PROSES

1. Pembuatan perencanaan pembelajaran

2. Proses pembelajaran yang aktif, kreativ, efektif, dan menyenangkan.

3. Pengawasan dan penilaian pembelajaran

4. Pemberian layanan dan mutu layanan

3. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

1. Pedoman penentuan kelulusan

4. STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKIAN

1. Kualifikasi akademik2. Kemampuan mewujudkan

tujuan pendidikan3. Agen pembelajaran

(kemampuan pedagogik, kepribadian, profesional, dan social

4. Kelengkapan personel sekolah

5. STANDAR SARANA DAN PRASARANA

1. Fasilitas relajar2. Buku dan sumber pelajaran3. Bahan habis pakai4. Bangunan sekolah5. Ruangan kelas6. Toilet sekolah7. Kantin sekolah8. Sarana olah raga9. Kondisi lingkungan sekolah

6. STANDAR PENGELOLAAN

1. Keterbukaan dalam pengambilan keputusan

2. Tata tertib sekolah

141

Page 142: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

3. Pembagian tugas4. Musyawarah sekolah dan

komite sekolah5. Rencana kerja pengelolaan

sekolah6. Pertanggungjawaban

pengelolaan sekolah7. Pengelolaan murid

7. STANDAR PEMBIAYAAN

1. Biaya operacional, sarana prasarana dan pengembangan SDM

8. STÁNDAR PENILAIAN PENDIDIKAN

1. Ruang lingkup penilaian2. Waktu pelaksanaan

penilaian3. Tindak lanjut penilaian4. Kepuasan hasil penilaian

3.5 Sumber Data dan Alat Pengumpul Data

3.5.1 Sumber Data

Sumber data-data yang diperlukan dari variabel-variabel yang diteliti ada

dua kelompok sumber yaitu :

a. Kepustakaan, yaitu berupa buku-buku yang ditulis para ahli, karangan ilmiah

dan internet sesuai dengan permasalahan yang diteliti.

b. Guru-guru SLB Kabupaten Ciamis yang berjumlah 51 orang sebagai sampel

penelitian dari jumlah keseluruhan guru 106 orang. Pengambilan sampel

sebanyak 51 orang dilakukan secara random dengan dasar asumsi bahwa

keadaan guru relatif homogen dilihat dari pengalaman bekerja dan latar

belakang pendidikannya. Mengenai banyaknya sampel 51 orang didasarkan

pada perhitungan dengan rumus Slovin (dalam Endang Suryana, 2005 : 61)

142

Page 143: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

bahwa jumlah sampel yang diambil secara minimal dapat dihitung dengan

rumus sebagai berikut :

Nn = 1 + N (e)2

Keterangan :

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

e = Nilai kritis (toleransi) sebesar 10 %

Dengan demikian jumlah sampel dalam penelitian ini adalah :

106 n = --------------------- 1 + 106 (0,10)2

= 51,45 ~ 51 responden

Adapun sekolah yang dijadikan sampel adalah empat sekolah secara random

dan menyebar yaitu SLB Negeri Ciamis, SLB Bagor Rancah, SLB Binaharapan

Pangandaran, dan SLB Negeri Widi Asih Parigi. Jumlah responden dari tiap

sekolah diperhitungkan sesuai dengan banyaknya guru, sebagai berikut :

1. SLB Negeri Ciamis 33 responden,

2. SLB Bagor Rancah 4 responden,

3. SLB Binaharapan Pangandaran 5 responden,

4. SLB Negeri Widi Asih Parigi 9 responden.

3.5.2 Alat Pengumpul Data

143

Page 144: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

Alat yang digunakan dalam mengumpulkan data-data yang diperlukan

menggunakan angket. Alat ini dipilih dengan pertimbangan bahwa penggunaan

angket ini efisien dan efektif.

Dikatakan bahwa dengan angket ini efisien karena dengan menggunakan

angket akan lebih menghemat biaya, tenaga, dan waktu bila dibandingkan dengan

wawancara misalnya. Bila kita harus mewawancarai 51 orang guru sebagai

responden dengan letak sekolah yang berjauhan tentu akan memerlukan biaya,

waktu, dan tenaga yang lebih banyak dibandingkan dengan menggunakan angket.

Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sanapiah Faisal (1981 : 12) sebagai

berikut :

Keutamaan angket terletak pada unit kos yang relatif murah dari data persampelnya. Suatu sampel responden yang berjumlah 1000 orang misalnya, lebih-lebih bila terpencar di berbagai daerah yang saling berjauhan, untuk mewawancarai atau mengobservasinya secara perorang, sudah tentu memerlukan biaya yang lebih besar bila dibandingkan dengan penggunaan angket. Karena unit kos persampelnya relatif rendah (murah), maka dengan angket lebih memungkinkan dijangkaunya sampel (daerah dan responden) dalam jumlah besar.

Selanjutnya alasan penggunaan angket tidak ditinjau dari segi efisiennya

saja tetapi dari segi efektivitasnya. Dari segi efektivitasnya, angket dijamin dapat

digunakan sebagai alat pengumpul data-data yang diperlukan guna mencapai

tujuan penelitian yang telah ditetapkan. Hal ini tentunya dengan memperhatikan

segi penyusunan angket yang harus memiliki nilai validitas dan reliabilitas sesuai

dengan permasalahan yang diteliti. Sebagaimana dikemukakan oleh Sanapiah

Faisal (1981 : 24) bahwa : ”Upaya pengumpulan data (pengukuran variabel),

seyogyanyalah menggunakan alat pengukuran yang benar-benar sesuai, cermat,

144

Page 145: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

dan relatif stabil, sehingga bisa menghasilkan data yang benar-benar valid dan

reliabel.”

Agar alat pengumpulan data (angket) yang digunakan memiliki nilai valid

dan reliabel maka dalam penyusunannya dilakukan dengan cermat dan seteliti

mungkin. Setelah angket selesai disusun sebelum digunakan perlu dilakukan uji

coba dalam rangka menguji validitas dan reliabilitasnya dengan melakukan revisi

seperlunya.

Dikatakan angket itu valid bila benar-benar sesuai dan dapat menjawab

secara cermat tentang variabel yang diteliti. Sedangkan angket dikatakan

memiliki nilai reliabel bila data-data yang diperoleh hasil pengisian angket

bersifat konstan atau memiliki nilai ketetapan sekalipun angket itu diisi dalam

waktu yang berbeda-beda. Hal ini dikemukakan oleh M. Ngalim Purwanto (2000 :

137) sebagai berikut :

Validitas merupakan syarat yang terpenting dalam suatu alat evaluasi. Suatu teknik evaluasi dikatakan mempunyai validitas yang tinggi (disebut valid) jika teknik evaluasi atau tes itu dapat mengukur apa yang sebenarnya akan diukur. ... Keandalan (reliability) adalah ketetapan atau ketelitian suatu alat evaluasi. Suatu tes atau alat evaluasi dikatakan andal jika ia dapat dipercaya, konsisten, atau stabil dan produktif. Jadi, yang dipentingkan di sini adalah ketelitiannya : sejauh mana tes atau alat tersebut dapat dipercaya kebenarannya.

Adapun bagian-bagian yang ada dalam angket ini meliputi :

1) Surat pengantar.

2) Petunjuk pengisian.

3) Item pertanyaan.

Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup.

Yakni angket yang berisi item-item pertanyaan sekaligus telah disertai alternatif

145

Page 146: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

jawaban, sehingga responden tinggal memilih jawaban yang dianggap paling

sesuai.

a. Uji Validitas Instrumen Penelitian

Dalam pengukuran validitas instrumen penelitian digunakan rumus product

moment correlation dari Pearson (M. Ngalim Purwanto, 2000 : 139) sebagai

berikut :

M. Ngalim Purwanto (2000 : 142) mengatakan bahwa :”Dengan rumus ini

kita dapat menghitung validitas suatu tes dengan membandingkan atau mencari

korelasi antara dua kelompok skor, dihitung berdasarkan deviasi setiap skor dari

mean”. Yakni suatu instrumen, misalnya X1, diteskan kepada dua kelompok

responden dan hasil dari tiap kelompok dihitung koefisien korelasinya. Langkah

pengolahannya adalah dengan menyusun Tabel Product Moment Correlation

yang mencakup hal-hal sebagai berikut :

1. Memasukkan dua kelompok skor, X dan Y pada kolom dua.

2. Menentukan mean dari kedua kelompok skor dengan rumus .

3. Menentukan deviasi setiap skor dari mean (skor yang diperoleh dikurangi

mean) pada kolom tiga, kemudian dijumlahkan.

4. Menguadratkan tiap deviasi dari tiap skor pada kolom empat, kemudian

dijumlahkan untuk memperoleh Σ X2 dan Σ Y2.

146

Page 147: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

5. Mengalikan tiap pasangan deviasi untuk memperoleh Σ X′Y′.

6. Tahap selanjutnya mencari korelasi koefisien (r) dengan rumus Product

Moment Correlation tersebut di atas.

Selanjutnya dihitung dengan rumus Uji t dengan rumus :

Kriteria penilaian : Jika t hitung > t tabel berarti valid sebaliknya jika t

hitung < t tabel berarti tidak valid

Untuk melihat tingkat validitasnya dengan cara membandingkan nilai

koefisien korelasi (r) dengan kriteria sebagai berikut :

0,00 – 0,20 = hampir tidak ada validitas

0,21 – 0.40 = validitas rendah

0,41 – 0,70 = validitas cukup

0,71 – 0,90 = validitas tinggi

0,91 – 1,00 = validitas sangat tinggi.

Dari hasil uji coba instrumen penelitian yang telah dilakukan dengan

pengolahan uji validitas sebagaimana diuraikan di atas (dengan bantuan komputer

program Excel Statistik metode Pearson) pada taraf signifikansi 0,05 dengan

derajat kebebasan 8 diperoleh nilai t tabel = 2,306 sehingga instrumen penelitian

ternyata :

1. Variabel X1 yaitu Kompetensi Kepala Sekolah diperoleh r = 0,654 hasil uji t

diperoleh t hitung 2,447 dengan demikian secara keseluruhan instrumen

penelitian ternyata cukup valid.

147

Page 148: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

2. Variabel X2 yaitu Partisipasi Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan

diperoleh r = 0,973 hasil uji t diperoleh t hitung 11,965 dengan demikian

secara keseluruhan instrumen penelitian ternyata memiliki validitas sangat

tinggi.

3. Variabel Y yaitu Mutu Layanan Pendidikan diperoleh r = 0,968 hasil uji t

diperoleh t hitung 10,908 dengan demikian secara keseluruhan instrumen

penelitian ternyata memiliki validitas sangat tinggi.

b. Uji Reliabilitas

Untuk menentukan reliabilitas instrumen penelitian dengan menggunakan

rumus product moment correlation dari Pearson (M. Ngalim Purwanto, 2000 :

139) sebagai berikut :

Tahap selanjutnya dihitung dengan Uji t dengan rumus sebagai berikut :

Kriteria penilaian : Jika t hitung > t tabel berarti reliabel sebaliknya

Jika t hitung < t tabel berarti tidak reliabel

Untuk melihat tingkat reliabilitasnya dengan cara membandingkan nilai

koefisien korelasi (r) dengan kriteria sebagai berikut :

0,00 – 0,20 = hampir tidak reliabel

0,21 – 0.40 = reliabilitas rendah

0,41 – 0,70 = reliabilitas cukup

0,71 – 0,90 = reliabilitas tinggi

148

Page 149: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

0,91 – 1,00 = reliabilitas sangat tinggi.

Dari hasil uji coba instrumen penelitian yang telah dilakukan dengan

pengolahan uji validitas sebagaimana diuraikan di atas (dengan bantuan komputer

program Excel Statistik metode Pearson) pada taraf signifikansi 0,05 dengan

derajat kebebasan 8 diperoleh nilai t tabel = 2,306 sehingga instrumen penelitian

ternyata :

1. Variabel X1 yaitu Kompetensi Kepala Sekolah diperoleh r = 0,654 hasil uji t

diperoleh t hitung 2,447 dengan demikian secara keseluruhan instrumen

penelitian ternyata cukup reliabel.

2. Variabel X2 yaitu Partisipasi Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan

diperoleh r = 0,973 hasil uji t diperoleh t hitung 11,965 dengan demikian

secara keseluruhan instrumen penelitian ternyata memiliki reliabilitas sangat

tinggi.

3. Variabel Y yaitu Mutu Layanan Pendidikan diperoleh r = 0,968 hasil uji t

diperoleh t hitung 10,908 dengan demikian secara keseluruhan instrumen

penelitian ternyata memiliki reliabilitas sangat tinggi.

3.6 Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis

3.6.1 Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan teknik korelasi sederhana dan korelasi

linier ganda. Analisis linier sederhana dilakukan pada dua hipotesis pertama,

yaitu (1) Korelasi antara kompetensi kepala sekolah dengan mutu layanan

pendidikan, (2) Korelasi antara partisipasi masyarakat dengan mutu layanan

149

Page 150: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

pendidikan, sedangkan analisis korelasi ganda dilakukan pada hipotesis ketiga,

yaitu (3) Korelasi antara kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat

dengan mutu layanan pendidikan.

3.6.2 Uji Hipotesis

Uji hipotesis pertama dan kedua dilakukan dengan mencari koefisien

korelasi dengan Product Moment Correlation (M. Ngalim Purwanto, 2000 : 139)

dengan rumus sebagai berikut :

kemudian ke uji t, untuk menguji keberartiannya dengan rumus :

Apabila t hitung lebih besar dari t tabel maka H0 ditolak, dengan tarap signifikansi

0,05. Besarnya sumbangan variabel bebas terhadap variabel terikat dicari dengan

menguadratkan koefisien korelasi kemudian dikalikan 100% yang disebut

koefisien determinasi. Selanjutnya diuji model regresi linieritasnya dengan

menggunakan persamaan

Dengan

150

Page 151: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

dan

Untuk menguji hipotesis ketiga digunakan korelasi ganda dengan

menggunakan rumus seperti dikemukakan oleh Sugiyono (Yusuf Bachtiar, 2001 :

102) sebagai berikut :

Selanjutnya dilakukan uji signifikansi dengan rumus sebagai berikut :

Dimana :

R2 = Koefisien korelasi ganda

k = Jumlah variabel bebas

n = Jumlah sampel

Fhitung = Fhitung yang selanjutnya akan dibandingkan dengan Ftabel

Ketentuan Uji Signifikansi :

Tolak H0 jika Fhitung ≥ Ftabel dan terima H0 jika Fhitung ≤ Ftabel

Cara mencari nilai Ftabel menggunakan Tabel F dengan rumus :

Taraf signifikansi α = 0,05

Ftabel = F (1-α) { (dk = k), (dk=n-k-1) }

151

Page 152: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

= F (1-α) { (dk = 2), (dk=51-2-1) }

= F (1-0,05) (2, 48)

Cara mencari Ftabel = 2 sebagai angka pembilang

= 48 sebagai angka penyebut

Ftabel = 3,10

Sedangkan untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan atau koefisien

determinan dengan menguadratkan koefisien korelasi, dikalikan 100 %.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

152

Page 153: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

4.1.1 Tinjauan Umum Objek Penelitian

Untuk memperolah gambaran tentang objek penelitian terlebih dahulu

akan digambarkan tentang keadaan Sekolah Luar Biasa (SLB) di Kabupaten

Ciamis. SLB di Kabupaten Ciamis tersebar mulai dari Ciamis Utara sampai ke

Ciamis Selatan. Perkembangan SLB di Kabupaten Ciamis akhir-akhir ini cukup

bagus, terutama berkembang pesat dalam kurun waktu tujuh tahun ke sini yang

sekarang semuanya dengan sekolah yang baru dirintis sudah ada tujuh belas

sekolah. Sebelumnya hanya ada satu SLB dalam satu kabupaten, yaitu SLB

Negeri yang ada di kota Ciamis. Sekolah yang dijadikan sampel penelitian

diambil dari tiap wilayah mulai dari Ciamis kota, Ciamis Utara, hingga ke Ciamis

Selatan, yaitu SLB Negeri di kota Ciamis, SLB Bagor Rancah, SLB Bina Harapan

Muhammadiyah Pangandaran, dan SLB Negeri Widi Asih Parigi serta SLB Al-

Magfiroh Lakbok sebagai tempat uji coba instrumen penelitian.

Dari hasil studi lapangan, lebih dari 90 % guru-guru SLB yang ada

memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai dengan bidang kerjanya yaitu dari

jurusan Pendidikan Luar Biasa (PLB), dan hampir semuanya sudah memiliki

ijazah S1 yang lainnya sedang menempuh kuliah program S1 jurusan PLB.

Di samping perkembangan berdirinya SLB yang sudah cukup bagus,

namun dilihat dari segi mutu penyelenggaraan SLB ini masih menghadapi

berbagai permasalahan. Sebagaimana telah disinggung di atas bahwa SLB yang

ada sebagian besar sekolah swasta yang didirikan karena terdesak oleh perlunya

sekolah, sehingga berdiri atas dorongan dari atas, sedangkan masyarakat masih

banyak yang belum mengerti, belum menyadari, minder, dan sebagainya. Dengan

153

Page 154: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

demikian bisa dibayangkan lingkup sekolah yang kecil dan swasta di tengah-

tengah masyarakat yang masih awam dan para orang tua murid yang sosial

ekonominya relatif lemah, maka jelas dukungan yang ada masih sangat jauh dari

yang diharapkan. Sehingga dilihat dari sumbangan ide dan saran-saran, fasilitas,

sarana dan prasarananya, serta dukungan dana untuk pengelolaan pendidikan

sangat terbatas.

Sesuai dengan gambaran tersebut di atas, jelas masalah hubungan atau

partisipasi masyarakat masih perlu sekali digali, ditingkatkan agar sumber daya

masyarakat yang potensial itu dapat berdaya guna untuk penyelenggaraan

pendidikan yang bermutu. Rendahnya hubungan SLB dengan masyarakat ini tentu

ada keterkaitan dengan pengetahuan masyarakat tentang Sekolah Luar Biasa, dan

perlunya meningkatkan sosialisasi dari pihak sekolah. Melihat kondisi seperti ini

semestinya sekolah dalam hal ini kepala sekolah, harus berperan lebih aktif

mengupayakan jalinan hubungan dengan masyarakat dalam rangka mendorong

partisipasi masyarakat untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.

Kesigapan dan kreativitas dari pihak sekolah berkaitan dengan

kompetensi kepala sekolah sebagai orang nomor satu yang menentukan gerak

lajunya penyelenggaraan pendidikan. Berhasil atau tidaknya penyelenggaraan

sekolah, terjalin tidaknya hubungan yang harmonis dengan pihak masyarakat, dan

bermutu tidaknya layanan pendidikan di sekolah banyak ditentukan oleh

kemampuan kepala sekolah dalam mengelola berbagai sumber daya yang ada.

Untuk mencapai ukuran yang standar tentang kompetensi kepala sekolah pada

saat ini dapat ditinjau dengan berpedoman pada ketentuan atau standar yang

154

Page 155: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

dikeluarkan oleh pemerintah melalui UU Sisdiknas 2003, PP 19 tahun 2005

tentang Standar Nasional Pendidikan, dan Permendiknas Nomor 13 tahun 2005

tentang Kompetensi Kepala Sekolah.

Seluruh kepala sekolah yang ada pada SLB Kabupaten Ciamis dilihat

dari kriteria akademik sudah sesuai dengan ketentuan yang ada yaitu semuanya

sudah berpendidikan Sarjana PLB. Ditinjau dari segi pengalaman kerjanya antara

20 tahun sampai dengan 32 tahun dengan pangkat golongan antara III-d sampai

dengan IV-b. Namun mengenai kompetensi-kompetensi kepala sekolah lainnya

terutama yang sesuai dengan standar dari BSNP tentunya perlu diungkap lebih

teliti melalui penelitian.

Responden dalam penelitian ini adalah guru-guru SLB yang ada di

Kabupaten Ciamis. Pendidikan responden penelitian ini, hampir semuanya

berlatar belakang pendidikan sarjana PLB dan hanya sebagian kecil yang belum

berstatus sebagai PNS. Data yang diperlukan yaitu meliputi tiga variabel,

kompetensi kepala sekolah, partisipasi masyarakat, dan mutu layanan pendidikan

semuanya dihimpun dari guru-guru sebagai responden penelitian.

4.1.2 Uji Normalitas Distribusi Data

Menguji normalitas distribusi data dilakukan untuk menentukan teknik

analisis yang akan dipergunakan. Bila hasil uji normalitas distribusi data tersebut

normal, maka dipergunakan teknik analisis parametrik, dan sebaliknya bila hasil

uji normalitas distribusi data, tidak normal maka yang dipergunakan teknik non

parametrik. Dalam uji normalitas data menggunakan rumus Chi Kuadrat ( χ2 )

sebagai berikut :

155

Page 156: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

Dimana :

χ2 = Harga Chi Kuadrat yang dihitung dibandingkan dengan Chi

Kuadrat tabel.

fo = Frekuensi hasil pengamatan atau frekuensi empiris.

fe = Frekuensi yang diharapkan atau frekuensi teoritis.

Langkah-langkah yang harus ditempuh untuk uji normalitas distribusi data

dengan menggunakan rumus tersebut di atas adalah sebagai berikut :

1. Mengubah skor mentah menjadi skor baku.

2. Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan jalan :

(a) Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri kelas interval dikurangi 0,5.

(b) Mencari nilai Zscore untuk batas kelas interval dengan rumus ;

Dimana :

= nilai rata-rata

156

Page 157: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

s = standar deviasi

Z = nilai Zhitung

(c) Mencari luas 0 – Z dari Tabel Statistik dengan menggunakan angka-angka

untuk batas kelas.

(d) Mencari luas tiap kelas interval dengan jalan mengurangkan angka-angka

0 – Z yaitu angka baris peertama dikurangi baris kedua, angka baris kedua

dikurangi baris ketiga, dan begitu seterusnya. Kecuali angka untuk baris

paling tengah berbeda yaitu dengan menambahkan angka baris paling

tengah dengan angka baris berikutnya.

(e) Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalikan luas tiap

kelas interval dengan jumlah responden.

(f) Mencari Chi Kuadrat ( χ2 ) hitung.

(g) Membandingkan ( χ2 ) hitung dengan ( χ2 ) tabel dengan kriteria sebagai

berikut :

Jika ( χ2 ) hitung < ( χ2 ) tabel, maka berdistribusi normal.

Jika ( χ2 ) hitung > ( χ2 ) tabel, maka tidak berdistribusi normal.

Tabel 3

PENGUJIAN NORMALITAS DATA VARIABEL X1

NO KELAS INTERVAL

BATAS KELAS

Σ UNTUK BATAS KELAS

NILAI0 - Z

LUAS TIAP KELAS

INTERVALEi Oi

1. 65 – 72 64,5 -2,59 4952 0,0336 1,714 3

2. 75 – 80 74,5 -1,77 4616 0,0619 3,157 7

3. 81 – 88 80,5 -1,28 3997 0,1673 8,532 10

4. 89 – 96 88,5 -0,62 2324 0,2484 12,668 12

157

Page 158: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

5. 97 – 104 96,5 0,04 0160 0,2389 12,184 11

6. 105 – 112 104,5 0,69 2549 0,1582 8,0688 6

7. 113 - 120 112,5 1,36 4131 0,0652 3,325 2

Dari hasil perhitungan distribusi frekuensi diperoleh :

= 96 dan S = 12,154

= 7,104

dk = 4

χ20,95 = 9,49

χ2 hitung = 7,104 dan dari daftar distribusi frekuensi banyaknya kelas K = 7 dengan

demikian derajat kebebasan dk = k – 3 = 4 dan derajat kepercayaan α = 95 %

maka nilai χ2 tabel = 9,49. Oleh karena χ2

tabel > χ2 hitung maka jelaslah bahwa data

kompetensi kepala sekolah berdistribusi normal.

Tabel 4

PENGUJIAN NORMALITAS DATA VARIABEL X2

NO KELAS INTERVAL

BATAS KELAS

Σ UNTUK BATAS KELAS

NILAI0 - Z

LUAS TIAP KELAS

INTERVALEi Oi

1. 48,0 – 48,2 47,5 -1,84 4671 0,0524 2,672 4

2. 48,3 – 51,5 47,8 -1,37 4147 0,0961 4,901 10

158

Page 159: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

3. 51,6 – 54,8 51,1 -0,91 3186 0,1486 7,579 6

4. 54,9 - 58,1 54,4 -0,44 1700 0,1780 9,078 12

5. 58,2 – 61,4 57,7 0,02 0080 0,1799 9,175 9

6. 61,5 – 64,7 61,0 0,49 1879 0,1410 7,191 7

7. 64,8 – 68,0 64,3 0,95 3289 0,0947 4,829 3

Dari hasil perhitungan distribusi frekuensi diperoleh :

= 57,549 dan S = 7,089

= 7,936

dk = 4

χ20,95 = 9,49

159

Page 160: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

χ2 hitung = 7,936 dan dari daftar distribusi frekuensi banyaknya kelas K = 7 dengan

demikian derajat kebebasan dk = k – 3 = 4 dan derajat kepercayaan α = 95 %

maka nilai χ2 tabel = 9,49. Oleh karena χ2

tabel > χ2 hitung maka jelaslah bahwa data

kompetensi kepala sekolah berdistribusi normal.

Tabel 5

PENGUJIAN NORMALITAS DATA VARIABEL Y

NO KELAS INTERVAL

BATAS KELAS

Σ UNTUK BATAS KELAS

NILAI0 - Z

LUAS TIAP KELAS

INTERVALEi Oi

1. 63 – 66 62,5 -1,78 4625 0,0718 3,662 3

2. 67 – 70 66,5 -1,23 3907 0,1390 7,089 8

3. 71 – 74 70,5 -0,68 2517 0,2000 10,200 9

4. 75 – 78 74,5 -0,13 0517 0,2108 10,751 9

5. 79 – 82 78,5 0,41 1591 0,1724 8,792 9

6. 83 – 86 82,5 0,96 3315 0,1030 5,253 8

7. 87 - 90 86,5 1,51 4345 0,0458 2,336 5

Dari hasil perhitungan distribusi frekuensi diperoleh :

= 96 dan S = 12,154

160

Page 161: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

= 7,92

dk = 4

χ20,95 = 9,49

χ2 hitung = 7,92 dan dari daftar distribusi frekuensi banyaknya kelas K = 7 dengan

demikian derajat kebebasan dk = k – 3 = 4 dan derajat kepercayaan α = 95 %

maka nilai χ2 tabel = 9,49. Oleh karena χ2

tabel > χ2 hitung maka jelaslah bahwa data

kompetensi kepala sekolah berdistribusi normal.

4.1.3 Deskripsi Variabel yang Diteliti

Untuk mengetahui keadaan variabel penelitian yaitu Kompetensi Kepala

Sekolah, Partisipasi Masyarakat, dan Mutu Layanan Pendidikan dilakukan dengan

pengukuran menggunakan angket yang meliputi X1, X2, dan Y. Setiap pernyataan

masing-masing disertai lima kemungkinan jawaban untuk dipilih yang dianggap

paling sesuai menurut responden. Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas

tentang variable penelitian ini dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.

161

Page 162: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

Tabel 6

SKOR-SKOR HASIL PENELITIAN

NO.SKOR

VARIABEL 1 ( X1 )

SKOR VARIABEL 2 ( X2 )

SKOR VARIABEL 3 ( Y )

1 75 45 132

2 87 60 156

3 89 65 167

4 81 64 166

5 91 50 178

6 88 50 178

7 94 53 156

8 92 51 154

9 90 50 178

10 90 49 179

11 88 57 175

12 106 67 179

13 89 55 175

14 90 50 173

15 113 66 181

16 114 67 181

17 113 66 182

18 97 53 178

19 113 67 179

20 113 67 180

21 81 54 186

22 115 67 176

23 96 58 152

24 96 58 150

25 94 57 156

26 81 53 135

162

Page 163: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

27 65 47 147

28 96 58 155

29 93 47 154

30 104 57 168

31 104 58 167

32 87 60 156

33 89 65 167

34 81 64 156

35 90 49 179

36 88 57 175

37 106 67 179

38 89 55 175

39 113 66 182

40 97 53 178

41 113 67 179

42 113 67 180

43 88 50 178

44 94 53 166

45 92 51 154

46 90 50 173

47 113 66 181

48 114 67 181

49 93 47 154

50 104 57 168

51 104 58 167

Dari tabel di atas menggambarkan bahwa sebagian besar responden

penelitian menyatakan bahwa kepala sekolah pada SLB di Kabupaten Ciamis

163

Page 164: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

memiliki kompetensi yang cukup baik. Hal itu terlihat dari skor nilai perolehan

jawaban responden dibandingkan dengan skor ideal.

Selanjutnya tabel di atas menggambarkan pula bahwa sebagian besar

responden penelitian menyatakan bahwa partisipasi masyarakat dalam

penyelenggaraan pendidikan pada SLB di Kabupaten Ciamis Belem mencapai

partisipasi yang optimal. Hal itu terlihat dari skor nilai perolehan jawaban

responden dibandingkan dengan skor idealnya.

Skor perolehan yang terlihat pada tabel di atas, yakni tentang mutu

layanan pendidikan menggambarkan bahwa layanan pendidikan pada SLB di

Kabupaten Ciamis cukup baik

4.1.4 Analisis Data dan Pengujian Hipótesis

Rumusan hipotesis utama yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

Terdapat pengaruh yang positif dari kompetensi kepala sekolah, dan partisipasi

masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan. Selain hipotesis tersebut diuji pula

tentang hubungannya secara parsial dari setiap variable bebas dengan variabel

terikat, sehingga secara keseluruhan dalam penelitian ini ada tiga pengujian

hipótesis sebagai berikut :

a. Terdapat pengaruh yang positif dari kompetensi kepala sekolah terhadap mutu

layanan pendidikan.

Selanjutnya rumusan statistik hipotesis yang ingin diuji dapat dinyatakan

sebagai berikut :

164

Page 165: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

H0 : β = 0, Tidak terdapat pengaruh yang positif dari kompetensi kepala

sekolah terhadap mutu layanan pendidikan.

Hipotesis alternatif :

H1 : β ≠ 0, Terdapat pengaruh yang positif dari kompetensi kepala sekolah

terhadap mutu layanan pendidikan.

Pengujian hipotesis tersebut menggunakan analisis korelasi Product

Moment metode Pearson dan uji t.

Ketentuan Uji Hipotesis :

Tolak H0 jika t (hitung) ≥ t (tabel), dan terima H0 jika t (hitung) ≤ t (tabel).

Perhitungan korelasi dengan metode Pearson disajikan dalam tabel

sebagai berikut :

Tabel 7

PERHITUNGAN KORELASI PRODUCT MOMENT

NO.

SKOR X1 Y

DEVIASIX1’ Y’

KUADRAT DEVIASIX1’2 Y’2

PRODUCT DEVIASI

X1’Y’1 75 132 -21 -35,22 441 1240,4484 739,62

2 87 156 -9 -11,22 81 125,8884 100,98

3 89 167 -7 -0,22 49 0,0484 1,54

4 81 166 -15 -1,22 225 1,4884 18,3

5 91 178 -5 10,78 25 116,2084 -53,9

6 88 178 -8 10,78 64 116,2084 -86,24

7 94 156 -2 -11,22 4 125,8884 22,44

8 92 154 -4 -13,22 16 174,7684 52,88

9 90 178 -6 10,78 36 116,2084 -64,68

10 90 179 -6 11,78 36 138,7684 -70,68

165

Page 166: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

11 88 175 -8 7,78 64 60,5284 -62,24

12 106 179 10 11,78 100 138,7684 117,8

13 89 175 -7 7,78 49 60,5284 -54,46

14 90 173 -6 5,78 36 33,4084 -34,68

15 113 181 17 13,78 289 189,8884 234,26

16 114 181 18 13,78 324 189,8884 248,04

17 113 182 17 14,78 289 218,4484 251,26

18 97 178 1 10,78 1 116,2084 10,78

19 113 179 17 11,78 289 138,7684 200,26

20 113 180 17 12,78 289 163,3284 217,26

21 81 186 -15 18,78 225 352,6884 -281,7

22 115 176 19 8,78 361 77,0884 166,82

23 96 152 0 -15,22 0 231,6484 0

24 96 150 0 -17,22 0 296,5284 0

25 94 156 -2 -11,22 4 125,8884 22,44

26 81 135 -15 -32,22 225 1038,1284 483,3

27 65 147 -31 -20,22 961 408,8484 626,82

28 96 155 0 -12,22 0 149,3284 0

29 93 154 -3 -13,22 9 174,7684 39,66

30 104 168 8 0,78 64 0,6084 6,24

31 104 167 8 -0,22 64 0,0484 -1,76

32 87 156 -9 -11,22 81 125,8884 100,98

33 89 167 -7 -0,22 47 0,0484 1,54

34 81 166 -15 -1,22 225 1,4884 18,3

35 90 179 -6 11,78 36 138,7684 -70,68

36 88 175 -8 7,78 64 60,5284 -62,24

37 106 179 10 11,78 100 138,7684 117,8

38 89 175 -7 7,78 49 60,5284 -54,46

39 113 182 17 14,78 289 218,4484 251,26

40 97 178 1 10,78 1 116,2084 10,78

166

Page 167: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

41 113 179 17 11,78 289 138,7684 200,26

42 113 180 17 12,78 289 163,3284 217,26

43 88 178 -8 10,78 64 116,2084 -86,24

44 94 166 -2 -1,22 4 1,4884 22,44

45 92 154 -4 -13,22 16 174,7684 52,88

46 90 173 -6 5,78 36 33,4084 -34,68

47 113 181 17 13,78 289 189,8884 234,26

48 114 181 18 13,78 324 189,8884 248,04

49 93 154 -3 -13,22 9 174,7684 39,66

50 104 168 8 0,78 64 0,6084 6,24

51 104 167 8 -0,22 64 0,0484 -1,76

Nx=Ny=51

M’x1=96M’y =167,22

ΣX’12=6960

ΣY’2=8265,1084 4062

Hasil perhitungan dari tabel 4 di atas selanjutnya diolah dengan rumus

korelasi Product Moment (Ngalim Purwanto, 2000 : 143) sebagai berikut :

= 0,536

167

Page 168: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

Selanjutnya dilakukan uji t dengan rumus sebagai berikut (Wahyudin,

1999 : 92) :

= 5,262

Dari hasil perhitungan di atas diperoleh t (hitung) = 5,262 dan dengan derajat

kebebasan (dk) n – 2 = 49 pada taraf signifikansi 0,05 diperoleh nilai t

(tabel) 2,014.

Sesuai dengan ketentuan bahwa bila t (hitung) ≥ t (tabel), maka H0 ditolak

dan jika t (hitung) ≤ t (tabel) maka H0 diterma. Dengan demikian pengujian

hipotesis nol (H0) yang menyatakan : “Tidak terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari kompetensi kepala sekolah terhadap mutu layanan pendidikan”,

ditolak. Oleh karenanya, hipotesis penelitian yang diajukan yaitu : “Terdapat

pengaruh yang positif dari kompetensi kepala sekolah terhadap mutu layanan

pendidikan”, diterima.

Sedangkan kontribusi (sumbangan langsung) variabel X1 terhadap Y = r2

x 100 % yaitu 0,5362 x 100 % = 28,70 % dan sisanya 71,30 % ditentukan oleh

variabel lain.

b. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari partisipasi masyarakat

terhadap mutu layanan pendidikan.

168

Page 169: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

Rumusan statistik hipotesis yang ingin diuji dapat dinyatakan sebagai

berikut :

H0 : β = 0, Tidak terdapat pengaruh yang positif dari partisipasi

masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan.

Hipotesis alternatif :

H1 : β ≠ 0, Terdapat pengaruh yang positif dari partisipasi masyarakat

terhadap mutu layanan pendidikan.

Pengujian hipotesis tersebut menggunakan analisis korelasi Product

Moment metode Pearson dan uji t.

Ketentuan Uji Hipótesis :

Tolak H0 jika t (hitung) ≥ t (tabel), dan terima H0 jika t (hitung) ≤ t (tabel).

Perhitungan korelasi dengan metode Pearson disajikan dalam tabel

sebagai berikut :

Tabel 8

PERHITUNGAN KORELASI PRODUCT MOMENT

NO. SKOR X2 Y

DEVIASIX2’ Y’

KUADRAT DEVIASIX2’2 Y’2

PRODUCT DEVIASI

X2’Y’1 45 132 -12,55 -35,22 157,5025 1240,4484 442,011

2 60 156 2,45 -11,22 6,0025 125,8884 -27,489

3 65 167 7,45 -0,22 55,5025 0,0484 -1,639

4 64 166 6,45 -1,22 41,6025 1,4884 -7,869

5 50 178 -7,55 10,78 57,0025 116,2084 -81,389

6 50 178 -7,55 10,78 57,0025 116,2084 -81,389

7 53 156 -4,55 -11,22 20,7025 125,8884 51,051

169

Page 170: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

8 51 154 -6,55 -13,22 42,9025 174,7684 86,591

9 50 178 -7,55 10,78 57,0025 116,2084 -81,389

10 49 179 -8,55 11,78 73,1025 138,7684 -100,719

11 57 175 -0,55 7,78 0,3025 60,5284 -4,279

12 67 179 9,45 11,78 89,3025 138,7684 111,321

13 55 175 -2,55 7,78 6,5025 60,5284 -19,839

14 50 173 -7,55 5,78 57,0025 33,4084 -43,639

15 66 181 8,45 13,78 71,4025 189,8884 116,441

16 67 181 9,45 13,78 89,3025 189,8884 130,221

17 66 182 8,45 14,78 71,4025 218,4484 124,891

18 53 178 -4,55 10,78 20,7025 116,2084 -49,049

19 67 179 9,45 11,78 89,3025 138,7684 111,321

20 67 180 9,45 12,78 89,3025 163,3284 120,771

21 64 135 6,45 18,78 41,6025 352,6884 121,131

22 67 175 9,45 8,78 89,3025 77,0884 82,971

23 58 152 0,45 -15,22 0,2025 231,6484 -6,849

24 58 150 0,45 -17,22 0,2025 296,5284 -7,749

25 57 155 -0,55 -11,22 0,3025 125,8884 6,171

26 53 135 -4,55 -32,22 20,7025 1038,1284 146,601

27 47 147 -10,55 -20,22 111,3025 408,8484 213,321

28 58 155 0,45 -12,22 0,2025 149,3284 -5,499

29 47 154 -10,55 -13,22 111,3025 174,7684 139,471

30 57 168 -0,55 0,78 0,3025 0,6084 -0,429

31 58 167 0,45 -0,22 0,2025 0,0484 -0,099

32 60 156 2,45 -11,22 6,0025 125,8884 -27,489

33 65 167 7,45 -0,22 55,5025 0,0484 -1,639

34 64 156 6,45 -1,22 41,6025 1,4884 -7,869

35 49 179 -8,55 11,78 73,1025 138,7684 -100,719

36 57 175 -0,55 7,78 0,3025 60,5284 -4,279

37 67 179 9,45 11,78 89,3025 138,7684 111,321

170

Page 171: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

38 55 175 -2,55 7,78 6,5025 60,5284 -19,839

39 66 182 8,45 14,78 71,4025 218,4484 124,891

40 53 178 -4,55 10,78 20,7025 116,2084 -49,049

41 67 179 9,45 11,78 89,3025 138,7684 111,321

42 67 180 9,45 12,78 89,3025 163,3284 120,771

43 50 178 -7,55 10,78 57,0025 1 16,2084 -81,389

44 53 156 -4,55 -1,22 57,0025 1,4884 -81,389

45 51 154 -6,55 -13,22 20,7025 174,7684 51,051

46 50 173 -7,55 5,78 57,0025 33,4084 -43,639

47 66 181 8,45 13,78 71,4025 189,8884 116,441

48 67 181 9,45 13,78 89,3025 189,8884 130,221

49 47 154 -10,55 -13,22 111,3025 174,7684 139,471

50 57 168 -0,55 0,78 0,3025 0,6084 -0,429

51 58 167 0,45 -0,22 0,2025 0,0484 -0,099

Nx=Ny=51

M’x2=57,55M’y =167,22

ΣX’22=2535,7275

ΣY’2=8265,1084 1972,631

Hasil perhitungan dari tabel 4 di atas selanjutnya diolah dengan rumus

korelasi Product Moment (Ngalim Purwanto, 2000 : 143) sebagai berikut :

= 0,431

171

Page 172: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

Selanjutnya dilakukan uji t dengan rumus sebagai berikut (Modul Praktika

Statistika, 1999 : 92) :

= 3,345

Dari hasil perhitungan di atas diperoleh t (hitung) = 3,345 dan dengan

derajat kebebasan (dk) n – 2 = 49 pada taraf signifikansi 0,05 diperoleh nilai t

(table) = 2,014. Sesuai dengan ketentuan bahwa bila t (hitung) ≥ t (tabel), maka

H0 ditolak dan H0 jika t (hitung) ≤ t (tabel) maka H0 diterma. Dengan demikian

pengujian hipotesis nol (H0) yang menyatakan : “Tidak terdapat pengaruh yang

positif dari partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan”, ditolak.

Oleh karenanya, hipotesis penelitian yang diajukan yaitu : “Terdapat pengaruh

yang positif dari partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan”,

diterima.

Sedangkan kontribusi (sumbangan langsung) variabel X2 terhadap Y = r2

x 100 % yaitu 0,4312 x 100 % = 18,58 % dan sisanya 81,42 % ditentukan oleh

variabel lain.

172

Page 173: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

c. Terdapat pengaruh yang positif dari kompetensi kepala sekolah, dan partisipasi

masyarakat secara bersama-sama terhadap mutu layanan pendidikan.

Selanjutnya rumusan statistik hipotesis yang ingin diuji dapat dinyatakan

sebagai berikut :

H0 : β = 0, Tidak terdapat pengaruh yang positif dari kompetensi kepala

sekolah, dan partisipasi masyarakat secara bersama-sama

terhadap mutu layanan pendidikan.

Hipotesis alternatif :

H1 : β ≠ 0, Terdapat pengaruh yang positif dari kompetensi kepala

sekolah, dan partisipasi masyarakat secara bersama-sama

terhadap mutu layanan pendidikan.

Pengujian hipotesis tersebut menggunakan analisis korelasi ganda dengan

rumus seperti dikemukakan oleh Sugiyono (Yusuf Bachtiar, 2001 : 102) sebagai

berikut :

Selanjutnya dilakukan uji signifikansi dengan rumus sebagai berikut :

Dimana :

R2 = Koefisien korelasi ganda

173

Page 174: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

k = Jumlah variabel bebas

n = Jumlah sampel

Fhitung = Fhitung yang selanjutnya akan dibandingkan dengan Ftabel

Ketentuan Uji Hipotesis :

Tolak H0 jika Fhitung ≥ Ftabel dan terima H0 jika Fhitung ≤ Ftabel

Sedangkan untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan atau koefisien

determinan dengan menguadratkan koefisien korelasi, dikalikan 100 %.

Perhitungan selengkapnya adalah sebagai berikut :

= 0,548

Perhitungan uji signifikansinya adalah dengan uji F sebagai berikut :

174

Page 175: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

= 10,288

Dari hasil perhitungan di atas diperoleh F (hitung) = 10,288 dan dengan

derajat kebebasan (dk) n – 2 = 49 pada taraf signifikansi 0,05 diperoleh nilai F

(table) = 3,10. Sesuai dengan ketentuan bahwa bila F (hitung) ≥ F (tabel) maka

H0 ditolak, dan jika F (hitung) ≤ F (tabel) maka H0 diterma. Dengan demikian

pengujian hipotesis nol (H0) yang menyatakan : “Tidak terdapat pengaruh yang

positif dari kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat secara bersama-

sama terhadap mutu layanan pendidikan”, ditolak. Oleh karenanya, hipotesis

penelitian yang diajukan yaitu : “Terdapat pengaruh yang positif dari kompetensi

kepala sekolah dan partisipasi masyarakat secara bersama-sama terhadap mutu

layanan pendidikan”, diterima.

Sedangkan kontribusi (sumbangan lansung) variabel X1 dan X2 terhadap Y

= R2 x 100 % yaitu 0,5842 x 100 % = 34,11 % dan sisanya 65,89 % ditentukan

oleh variabel lain.

4.2 Pembahasan

175

Page 176: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

4.2.1 Pengaruh Kompetensi Kepala Sekolah Terhadap Mutu Layanan

Pendidikan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kompetensi Kepala Sekolah

berpengaruh positif terhadap Mutu Layanan Pendidikan. Artinya semakin baik

kompetensi kepala sekolah, maka akan semakin baik pula mutu layanan

pendidikan di sekolah.

Keadaan tersebut di atas sejalan dengan pendapat para ahli sebagaimana

telah dibahas dalam bab terdahulu. Pendapat yang dikemukakan oleh para ahli

lainnya antara lain adalah sebagai berikut : Samtono (28-2-2007, Tersedia :

http//www.sma1-sltg.id) mengemukakan bahwa

Sebagai pengelola institusi satuan pendidikan, kepala sekolah dituntut untuk selalu meningkatkan efektivitas kinerjanya. Untuk mencapai mutu sekolah yang efektif, kepala sekolah dan seluruh stakeholders harus bahu membahu kerjasama dengan penuh kekompakan dalam segala hal. Masih berkisar dalam kompetensi kepala sekolah dikatakan oleh Agus

Dharma (30-4-2003, Tersedia : http//Google.pakguruonline) bahwa ”Agar

berhasil, kepala sekolah harus memiliki kompetensi yang disyaratkan untuk dapat

mengemban tanggung jawabnya dengan baik dan benar.” Lebih lanjut tentang

kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala sekolah dikatakan oleh Agus Dharma

(30-4-2003, Tersedia : http//Google.pakguruonline) sebagai berikut :

Dapat dipercaya, konsisten, komit, bertanggung jawab, dan secara emosional terkendali adalah kualitas yang seharusnya dimiliki para pemimpin. Karakter moral seperti itulah sebenarnya yang memiliki dampak jangka panjang. Kepala sekolah yang hanya mengandalkan kewenangan jabatannya untuk mempengaruhi lingkungan, hanya akan menimba hasil jangka pendek.

176

Page 177: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

Sesuai dengan hasil penelitian ini, kompetensi kepala sekolah merupakan

faktor yang sangat penting untuk diperhitungkan guna meningkatkan mutu

pendidikan. Itulah sebabnya perlu adanya suatu standar kompetensi bagi kepala

sekolah, apabila mengharapkan mutu pendidikan terus meningkat. Agus Dharma

(30-4-2003, Tersedia : http//Google.pakguruonline) mengatakan bahwa ”Tanpa

adanya standar kompetensi yang cukup tinggi bagi para kepala sekolah rasanya

sukar berharap bahwa pendidikan di Indonesia akan dikenal berkualitas baik di

dunia.”

4.2.2 Pengaruh Partisipasi Masyarakat terhadap Mutu Layanan

Pendidikan

Untuk mencapai suatu keberhasilan dalam upaya meningkatkan mutu

layanan pendidikan kepala sekolah tidak bisa bekerja sendiri tetapi ada satu hal

yang sangat esensial yaitu mendayagunakan masyarakat agar memberikan

dukungannya terhadap pendidikan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang

dilakukan, dan sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Suharman (8-5-

2007, Tersedia : http//radarlampung.co.id) sebagai berikut :

Guna mewujudkan visi dan misi sekolah sesuai paradigma baru manajemen pendidikan, perlu memberdayakan masyarakat dan lingkungan sekolah secara optimal. Hal ini penting karena sekolah perlu masukan dari masyarakat dalam menyusun program yang relevan.

Dihubungkan dengan program desentralisasi pendidikan, faktor

partisipasi masyarakat dalam pendidikan tampak semakin penting. Suharman (8-

5-2007, Tersedia : http//radarlampung.co.id) mengatakan bahwa : ”Partisipasi

orang tua siswa atau masyarakat merupakan faktor yang sangat menentukan

177

Page 178: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

keberhasilan desentralisasi pendidikan dalam bentuk manajemen berbasis sekolah

atau otonomi sekolah.” Ditegaskan lebih lanjut oleh Suharman (8-5-2007,

Tersedia : http//radarlampung.co.id) bahwa : ”Masyarakat perlu dilibatkan dalam

segala kebijakan sekolah, sehingga mereka mempunyai rasa tanggung jawab

bersama.” Sesuai dengan pendapat di atas oleh Sudarwan Danim (2002 : 63)

menjelaskan sebagai berikut :

Kolaborasi pemerintahan negara bagian dengan sekolah personel atau tokoh masyarakat sangat esensial. Kepala, guru, dan anggota masyarakat, personel universitas, dan asisten teknis, semuanya muncul menjadi vital bagi usaha membangun lingkungan yang favorabel dan keterlibatannya sangat krusial.

Berbagai upaya yang dilakukan oleh kepala sekolah dengan menjalin

kerjasama dengan masyarakat tiada lain bertujuan agar mutu layanan pendidikan

secara khusus dan umumnya mutu pendidikan dapat mencapai sasaran sesuai

dengan yang diharapkan dan memberikan kepuasan kepada masyarakat sebagai

konsumen dan pengguna hasil pendidikan. Karena tugas dari sekolah sebagai

suatu institusi tiada lain memberikan pelayanan kepada masyarakat. Hal ini

sesuai dengan pendapat Edward Sallis (2006 : 82) yang menjelaskan sebagai

berikut :

Misi utama dari sebuah institusi TQM adalah untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggannya. Organisasi yang unggul, baik negeri maupun swasta, adalah organisasi yang, dalam istilah Peters dan Waterman, ’menjaga hubungan dengan pelanggannya’ dan ’memiliki obsesi terhadap mutu’. Mereka mengakui bahwa pertumbuhan dan perkembangan sebuah institusi bersumber dari kesesuaian layanan institusi dengan kebutuhan pelanggan. Mutu harus sesuai dengan harapan dan keinginan pelanggan dan klien. Mutu adalah sesuatu yang diinginkan pelanggan dan bukan apa yang terbaik bagi mereka menurut institusi.

178

Page 179: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

Dari hasil penelitian sesuai pula dengan pendapat para ahli ternyata

terdapat pengaruh positif dari partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan

pendidikan. Hal itu berarti apabila partisipasi masyarakat meningkat maka mutu

layanan pendidikan pun akan meningkat.

Tentang partisipasi masyarakat dapat dilihat dari segi manfaatnya bagi

pengembangan lembaga pendidikan sebagaimana dikemukakan Made Pidarta

(2004:184) sebagai berikut :

1. memperbesar dorongan mawas diri, 2.memudahkan memperbaiki pendidikan, 3. memperbesar usaha peningkatan potensi pengajar,4 konsep masyarakat tentang guru/dosen menjadi benar, 5 mendapat koreksi dari kelompok masyarakat, 6. mendapat dukungan moral dari masyarakat, 7. memudahkan meminta bantuan dari masyarakat, 8. memudahkan pemakaian media pendidikan masyarakat, 9. memudahkan pemanfaatan nara sumber.

Sejalan dengan pendapat di atas dijelaskan oleh Tim Poleja MBS Jawa

Barat (2003:84) bahwa partisipasi masyarakat berkaitan dengan hal-hal sebagai

berikut :

Kesadaran dan kepedulian masyarakat melakukan aktivitas untuk turut serta mengambil keputusan, melaksanakan dan mengevaluasi keputusan suatu program pendidikan di sekolah secara proporsional yang dilandasi kesepakatan.

Tentang partisipasi orang tua murid dikemukakan oleh E.Mulyasa

(2006:167) sebagai berikut: ” Partisipasi orang tua merupakan keterlibatan orang

tua secara nyata dalam suatu kegiatan. Partisipasi itu bisa berupa gagasan,

kritikmembangun, dan pelaksanaan pendidikan.”

4.2.3 Pengaruh Kompetensi Kepala Sekolah dan Partisipasi

Masyarakat terhadap Mutu Layanan Pendidikan

179

Page 180: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

Hasil penelitian penunjukkan bahwa faktor kompetensi kepala sekolah dan

partisipasi masyarakat secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap mutu

layanan pendidikan di sekolah. Hal ini mengandung arti bahwa jika kompetensi

kepala sekolah dan partisipasi masyarakat meningkat maka mutu layanan

pendidikan pun akan meningkat.

Masalah kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat merupakan

dua hal yang sangat penting untuk diperhatikan dalam penyelenggaraan

pendidikan di sekolah apabila mengharapkan mutu layanan pendidikan yang baik.

Kepala sekolah yang memiliki kompetensi sesuai dengan acuan yang ada

merupakan kunci keberhasilan dalam menggerakkan semua pihak yang terkait

dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Masyarakat sebagai salah satu

bagian dalam pendidikan yang sangat potensial dapat berperan aktif dan

berdayaguna dalam meningkatkan mutu layanan pendidikan manakala masyarakat

telah memeiliki perhatian yang tinggi terhadap penyelenggaraan pendidikan

sekolah.

Dapat ditegaskan bahwa kompetensi kepala sekolah dan partisipasi

masyarakat hendaknya dijadikan suatu bagian yang diperhatikan jika ingin

meningkatkan mutu layanan pendidikan di sekolah. Upaya untuk mewujudkan

meningkatnya kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap

pendidikan di sekolah diharapkan dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi

berbagai potensi sekolah sehingga pada gilirannya akan terwujud layanan

pendidikan yang bermutu.

180

Page 181: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

4.3 Temuan Penelitian

Temuan penelitian yang berkenaan dengan permasalahan pengaruh

kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat adalah sebagai berikut :

1. Kompetensi kepala sekolah pada SLB di Kabupaten Ciamis sudah termasuk

baik bila dilihat dari Standar Kompetensi yang dituangkan dalam

Permendiknas Nomor 13 tahun 2007 tentang Kompetensi Kepala Sekolah.

Dari hasil wawancara dan pengamatan hal ini sejalan dengan kualifikasi

akademik yang telah dimiliki oleh para Kepala Sekolah yaitu berpendidikan

S1 jurusan PLB sesuai dengan yang dipersyaratkan oleh BSNP. Selain itu

seringnya diadakan diklat dan seminar yang diperuntukkan bagi Kepala SLB

juga dapat menambah wawasan para Kepala Sekolah dalam hal mutu layanan

pendidikan.

2. Tingkat partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah

masih belum terlaksana secara optimal. Hal itu disebabkan oleh masih

kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pendidikan luar biasa, sebagai

akibat kurangnya sosialisasi dari pihak sekoah maupun dari dinas pendidikan.

181

Page 182: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Kompetensi kepala sekolah berpengaruh positif terhadap mutu layanan

pendidikan. Hal ini berarti jika kompetensi kepala sekolah meningkat maka

mutu layanan pendidikan pun akan meningkat

2. Partisipasi masyarakat berpengaruh positif terhadap mutu layanan pendidikan.

Hal ini berarti jika partisipasi masyarakat meningkat maka mutu layanan

pendidikan pun akan meningkat

3. 3. Secara bersama-sama kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat

berpengaruh positif terhadap mutu layanan pendidikan. Hal ini berarti jika

kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat meningkat maka mutu

layanan pendidikan pun akan meningkat.

5.2 Saran-saran

Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian di bawah ini disamapaikan

saran-saran sebagai berikut :

1. Untuk meningkatkan mutu layanan pendidikan diperlukan kepala sekolah

yang memiliki berbagai kompetensi sesuai dengan acuan dari Badan Standar

Nasional Pendidikan. Oleh karena itu, diperlukan berbagai upaya untuk selalu

meningkatkan kompetensi kepala sekolah secara kontinyu dan terus menerus,

182

Page 183: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

sehingga kepala sekolah dapat melaksanakan tugas dan fungsinya secara

profesional. Dengan berbagai upaya kepala sekolah harus memiliki beberapa

kompetensi, yaitu kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial,

kompetensi supervisi, kompetensi kewirausahaan, dan kompetensi sosial.

2. Selain kompetensi kepala sekolah yang berpengaruh terhadap mutu layanan

pendidikan adalah partisipasi masyarakat. Oleh karena itu, faktor partisipasi

masyarakat ini harus diberdayakan secara optimal. Untuk mengoptimalkan

partisipasi masyarakat dapat dilakukan dengan mengadakan sosialisasi dan

pembinaan-pembinaan terhadap sumber partisipasi masyarakat seperti orang

tua murid, komite sekolah, yayasan pendidikan, tokoh masyarakat, pelaku

bisnis, dan sebagainya. Sosialisasi dan pembinaan mencakup masalah

kurikulum, masukan dan ide-ide, harapan masyarakat, dana, fasilitas belajar,

dan sebagainya. Adapun mekanisme pembinaan terhadap masyarakat itu dapat

dilakukan dengan cara mengadakan pertemuan-pertemuan, diskusi, dialog,

mengundang masyarakat sebagai nara sumber, dan sebagainya.

3. Dalam upaya meningkatkan mutu layanan pendidikan di sekolah, hendaknya

diperhatikan hal-hal yang telah dituangkan dalam PP 19 tahun 2005 tentan

SNP yang mencakup Standar Isi, Standar Proses, Standar Kompetensi

Lulusan, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan

Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan, dan Standar Penilaian

Pendidikan.

183

Page 184: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

DAFTAR PUSTAKA

BSNP, 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jenjang Pendidikan Dasar dab Menengah, Jakarta : BSNP.

Bachtiar, Yusuf. 2001. Kesiapan Implementasi Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah (MPBS), Tesis Program Pasca Sarjana UPI. Bandung : Tidak Diterbitkan.

Danim, Sudarwan. 2002. Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan

Profesionalisme Tenaga Kependidikan. Bandung : Pustaka Setia.

Daryanto, H.M..2006.Administerasi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta

Depdiknas. 2006. Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan dan Panduan Penyusunan KTSP, Jakarta : Depdiknas.

Depdiknas. 2005. Rencana Strategi Departemen Pendidikan Nasional 2005-2009. Jakarta : Depdiknas.

Depdiknas. 2003. Kegiatan Belajar Mengajar yang Efektif, Pelayanan Profesional Kurikulum 2004, Jakarta : Depdiknas.

Faisal, Sanapiah. 1981. Dasar dan Teknik Menyusun Angket. Surabaya : Usaha Nasional.

Hadi, Sutrisno. 1986. Metodologi Research, Jilid I. Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM.

Hadiyanto. 2004. Mencari Sosok Desentralisasi Manajemen Pendidikan di Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta.

Komariah, Aan dan Cepi Triatna. 2006. Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif. Bandung : Bumi Aksara.

Manulang, M. 1983. Dasar-dasar Manajemen. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Mar’at.1982. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Mulyasa, E..2006. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Munir, 2007. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan, Diktat Materi Kuliah Program Pasca Sarjana Universitas Galuh Ciamis

184

Page 185: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

Program Studi Magister Manajemen Pendidikan : Tidak Diterbitkan.

Nawawi, H. Hadari. 1982. Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas. Jakarta : Gunung Agung.

Pidarta, Made. 2004. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta.

Purwanto, M. Ngalim. 2000. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Samtono. 2007. Efektivitas Kepemimpinan Kepala Sekolah.. Tersedia : http//www.sma1-sltg.id. [28 Februari 2007]

Sallis, Edward. Alih Bahasa Ahmad Ali Riyadi dan Fahrurrozi. 2006. Total Quality Management in Education (Manajemen Mutu Pendidikan). Jogjakarta : IRCiSoD.

Sa’ud, Udin Syaefudin dan Abin Syamsuddin Makmun. 2006. Perencanaan Pendidikan Suatu Pendekatan Komprehensif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Siagian, Sondang P..2002. Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Jakarta : Rineka Cipta.

Suderadjat, Hari. 2005. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Bandung : Cipta Cekasa Grafika.

Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung : Tarsito.

Suharman. 2007. Peran Masyarakat Dalam Pendidikan. Tersedia : http//radarlampung.co.id/web/index.php?option=com_content&task=view&id=3616&lte. [8 May 2007]

Suharyanto, Hadriyanus dan Agus Heruanto Hadna. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : Media Wacana.

Sukirno, 2006. Pedoman Kerja Komite Sekolah. Jakarta : Pustaka Widyatama.

Sutikno, M. Sobri. 2006. Pendidikan Sekarang dan Masa Depan. Tersedia :http://sobrysutikno.com [12/05/2006]

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2000. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, Bandung : Remaja Rosdakarya.

185

Page 186: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

Syafaruddin. 2002. Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan, Konsep, Strategi dan Aplikasi. Jakarta : Grasindo.

Tim Pokja MBS Jawa Barat. 2003. Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di Jawa Barat. Bandung : Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

Trisnamansyah, Sutaryat. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Ciamis : Unigal.

Unpas, 1999, Modul Praktika Statistika, Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan, Bandung : tidak diterbitkan.

Wahyudin. 2006. Aplikasi Statistika. Diktat Kuliah. Program Pascsarjana Universitas Galuh Ciamis : tidak diterbitkan.

____________.2005. Standar Nasional Pendidikan, PP RI No. 19 tahun 2005. Jakarta : LeKDiS.

____________. 2006. Undang-undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, Permendiknas No. 11 tahun 2005 tentang Buku Pelajaran, PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Bandung : Citra Umbara.

____________. 2007. Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi Untuk Tenaga Kependidikan di Lingkungan SLTP. Tersedia : www.geocities.com/pakguruonline

____________. 2007. Mutu Layanan Pendidikan. Tertsedia : http//Google.pakguruonline [3-5-2007]

186

Page 187: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

LAMPIRAN 6UJI KORELASI VARIABEL 1 DAN VARIABEL 2 (X1.X2)

Pengujian Korelasi Variabel 1 dan Variabel 2 ( X1 & X2 )

Hipotesis yang akan diuji adalah hipotesis nol yang berbunyi : ”Tidak

terdapat korelasi yang positif antara kompetensi kepala sekolah dan partisipasi

masyarakat.”

Selanjutnya rumusan statistik hipotesis yang ingin diuji dapat dinyatakan

sebagai berikut :

H0 : β = 0, Tidak terdapat korelasi yang signifikan antara kompetensi

kepala sekolah dan partisipasi masyarakat.”

Hipotesis alternatif :

H1 : β ≠ 0, Terdapat korelasi yang signifikan antara kompetensi kepala

sekolah dan partisipasi masyarakat.”

Pengujian hipotesis tersebut menggunakan analisis korelasi Product

Moment metode Pearson dan uji t.

Ketentuan Uji Hipotesis :

Tolak H0 jika t (hitung) ≥ t (tabel), dan terima H0 jika t (hitung) ≤ t (tabel).

Perhitungan koefisien korelasi dengan metode Pearson disajikan dalam

tabel sebagai berikut :

187

Page 188: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

Tabel 9

PERHITUNGAN KOEFISIEN KORELASI PRODUCT MOMENT

VARIABEL 1 DENGAN VARIABEL 2 (X1, X2)

NO. SKOR X1 X2

DEVIASIX1’ X2’

KUADRAT DEVIASIX1’2 X2’2

PRODUCT DEVIASI

X1’X2’1 75 45 -21 -12,55 441 157,5025 263,55

2 87 60 -9 2,45 81 6,0025 -22,05

3 89 65 -7 7,45 49 55,5025 -52,15

4 81 64 -15 6,45 225 41,6025 -96,75

5 91 50 -5 -7,55 25 57,0025 37,75

6 88 50 -8 -7,55 64 57,0025 60,40

7 94 53 -2 -4,55 4 20,7025 9,10

8 92 51 -4 -6,55 16 42,9025 26,20

9 90 50 -6 -7,55 36 57,0025 45,30

10 90 49 -6 -8,55 36 73,1025 51,30

11 88 57 -8 -0,55 64 0,3025 4,40

12 106 67 10 9,45 100 89,3025 94,50

13 89 55 -7 -2,55 49 6,5025 17,85

14 90 50 -6 -7,55 36 57,0025 45,30

15 113 66 17 8,45 289 71,4025 143,65

16 114 67 18 9,45 324 89,3025 170,10

17 113 66 17 8,45 289 71,4025 143,65

18 97 53 1 -4,55 1 20,7025 -4,55

19 113 67 17 9,45 289 89,3025 160,65

20 113 67 17 9,45 289 89,3025 160,65

21 81 64 -15 6,45 225 41,6025 -96,75

22 115 67 19 9,45 361 89,3025 179,55

23 96 58 0 0,45 0 0,2025 0

24 96 58 0 0,45 0 0,2025 0

188

Page 189: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

25 94 57 -2 -0,55 4 0,3025 1,10

26 81 53 -15 -4,55 225 20,7025 68,25

27 65 47 -31 -10,55 961 111,3025 327,05

28 96 58 0 0,45 0 0,2025 0

29 93 47 -3 -10,55 9 111,3025 31,65

30 104 57 8 -0,55 64 0,3025 -4,40

31 104 58 8 0,45 64 0,2025 3,60

32 87 60 -9 2,45 81 6,0025 -22,05

33 89 65 -7 7,45 47 55,5025 -52,15

34 81 64 -15 6,45 225 41,6025 -96,75

35 90 49 -6 -8,55 36 73,1025 51,30

36 88 57 -8 -0,55 64 0,3025 4,40

37 106 67 10 9,45 100 89,3025 94,50

38 89 55 -7 -2,55 49 6,5025 17,85

39 113 66 17 8,45 289 71,4025 143,65

40 97 53 1 -4,55 1 20,7025 -4,55

41 113 67 17 9,45 289 89,3025 160,65

42 113 67 17 9,45 289 89,3025 160,65

43 88 50 -8 -7,55 64 57,0025 60,40

44 94 53 -2 -4,55 4 57,0025 9,10

45 92 51 -4 -6,55 16 20,7025 26,2

46 90 50 -6 -7,55 36 57,0025 45,30

47 113 66 17 8,45 289 71,4025 143,65

48 114 67 18 9,45 324 89,3025 170,10

49 93 47 -3 -10,55 9 111,3025 31,65

50 104 57 8 -0,55 64 0,3025 -4,40

51 104 58 8 0,45 64 0,2025 3,60

Nx=Ny=51

M’x1=96M’x2 =57,55

ΣX’12=6960

ΣX2’2=2535,7275 2712

189

Page 190: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

Hasil perhitungan dari tabel di atas selanjutnya diolah dengan rumus

korelasi Product Moment (Ngalim Purwanto, 2000 : 143) sebagai berikut :

= 0,646

Selanjutnya dilakukan uji t dengan rumus sebagai berikut (Modul Praktika

Statistika, 1999 : 92) :

= 5,873

Dari hasil perhitungan di atas diperoleh t (hitung) = 5,873 dan dengan

derajat kebebasan (dk) n – 2 = 49 pada taraf signifikansi 0,05 diperoleh nilai t

(table) = 2,014. Sesuai dengan ketentuan bahwa bila t (hitung) ≥ t (tabel), maka

H0 ditolak dan H0 jika t (hitung) ≤ t (tabel) maka H0 diterma. Dengan demikian

pengujian hipotesis nol (H0) yang menyatakan : “Tidak Terdapat korelasi yang

positif antara kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat,” ditolak.

Oleh karenanya, hipotesis yang diajukan yaitu : “Terdapat korelasi yang positif

antara kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat,” diterima.

190

Page 191: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

LAMPIRAN 8UJI VALIDITAS INSTRUMEN PENELITIAN

191

Page 192: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

1. Variabel 1 : Kompetensi Kepala Sekolah (X1)

Hasil perhitungan dari skor yang diperoleh pada uji coba validitas

instrumen penelitian seperti pada tabel di atas koefisien korelasi dengan

pengolahan menggunakan komputer program Excel dengan Statistik metode

Pearson diperoleh r = 0,654 dan selanjutnya dilakukan uji t dengan rumus :

= 2,447

Dari hasil perhitungan di atas diperoleh t (hitung) = 2,447 dan dengan

derajat kebebasan (dk) n – 2 = 8 pada taraf signifikansi 0,05 diperoleh nilai t

(table) = 2,306. Sesuai dengan ketentuan bahwa bila t (hitung) ≥ t (tabel), maka

instrument penelitian dinyatakan valid. Adapun untuk melihat tingkat validitas

yang dimiliki dengan cara membandingkan nilai r dengan kriteria yang telah

dikemukakan pada pembahasan sub bagian uji validitas, yakni dengan r = 0,654

ternyata tingkat validitas dari instrumen penelitian yakni variabel Kompetensi

Kepala Sekolah tergolong pada kriteria cukup valid.

2. Variabel 2 : Partisipasi Masyarakat dalam Penyelenggaran Pendidikan di Sekolah (X2)

Hasil perhitungan dari skor yang diperoleh pada uji coba validitas

instrumen penelitian seperti pada tabel di atas koefisien korelasi dengan

192

Page 193: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

pengolahan menggunakan komputer program Excel dengan Statistik metode

Pearson diperoleh r = 0,973 dan selanjutnya dilakukan uji t dengan rumus :

= 11,965

Dari hasil perhitungan di atas diperoleh t (hitung) = 11,965 dan dengan

derajat kebebasan (dk) n – 2 = 8 pada taraf signifikansi 0,05 diperoleh nilai t

(table) = 2,306. Sesuai dengan ketentuan bahwa bila t (hitung) ≥ t (tabel), maka

instrument penelitian dinyatakan valid. Adapun untuk melihat tingkat validitas

yang dimiliki dengan cara membandingkan nilai r dengan kriteria yang telah

dikemukakan pada pembahasan sub bagian uji validitas, yakni dengan r = 0,973

ternyata tingkat validitas dari instrumen penelitian yakni variabel Partisipasi

Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan tergolong pada kriteria sangat

valid.

3. Variabel 3 : Mutu Layanan Pendidikan (Y)

Hasil perhitungan dari skor yang diperoleh pada uji coba validitas

instrumen penelitian seperti pada tabel di atas koefisien korelasi dengan

pengolahan menggunakan komputer program Excel dengan Statistik metode

Pearson diperoleh r = 0,968 dan selanjutnya dilakukan uji t dengan rumus :

193

Page 194: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

194

Page 195: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

= 10,908

Dari hasil perhitungan di atas diperoleh t (hitung) = 10,908 dan dengan

derajat kebebasan (dk) n – 2 = 8 pada taraf signifikansi 0,05 diperoleh nilai t

(table) = 2,306. Sesuai dengan ketentuan bahwa bila t (hitung) ≥ t (tabel), maka

instrument penelitian dinyatakan valid. Adapun untuk melihat tingkat validitas

yang dimiliki dengan cara membandingkan nilai r dengan kriteria yang telah

dikemukakan pada pembahasan sub bagian uji validitas, yakni dengan r = 0,968

ternyata tingkat validitas dari instrumen penelitian yakni variabel Mutu Layanan

Pendidikan tergolong pada kriteria sangat valid.

195

Page 196: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

LAMPIRAN 10UJI RELIABILITAS INSTRUMEN PENELITIAN

1. Variabel 1 : Kompetensi Kepala Sekolah (X1)

Hasil perhitungan dari skor yang diperoleh pada uji coba reliabilitas

instrumen penelitian seperti pada tabel di atas koefisien korelasi dengan

pengolahan menggunakan komputer program Excel dengan Statistik metode

Pearson diperoleh r = 0,822 dan selanjutnya dilakukan uji t dengan rumus :

= 4,086

Dari hasil perhitungan di atas diperoleh t (hitung) = 4,086 dan dengan

derajat kebebasan (dk) n – 2 = 8 pada taraf signifikansi 0,05 diperoleh nilai t

(table) = 2,306. Sesuai dengan ketentuan bahwa bila t (hitung) ≥ t (tabel), maka

instrument penelitian dinyatakan reliabel. Oleh karenanya, instrumen penelitian

tentang Kompetensi Kepala Sekolah memiliki nilai reliabel.

2. Variabel 2 : Partisipasi Masyarakat dalam Penyelenggaran Pendidikan di Sekolah (X2)

Hasil perhitungan dari skor yang diperoleh pada uji coba reliabilitas

instrumen penelitian seperti pada tabel di atas, koefisien korelasi dengan

pengolahan menggunakan komputer program Excel dengan Statistik metode

Pearson diperoleh r = 0,805 dan selanjutnya dilakukan uji t dengan rumus :

196

Page 197: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

= 3,839

Dari hasil perhitungan di atas diperoleh t (hitung) = 3,839 dan dengan

derajat kebebasan (dk) n – 2 = 8 pada taraf signifikansi 0,05 diperoleh nilai t

(table) = 2,306. Sesuai dengan ketentuan bahwa bila t (hitung) ≥ t (tabel), maka

instrument penelitian dinyatakan reliabel. Oleh karenanya, instrumen penelitian

tentang Partisipasi Masyarakat memiliki nilai reliabel.

3. Variabel 3 : Mutu Layanan Pendidikan (Y)

Hasil perhitungan dari skor yang diperoleh pada uji coba reliabilitas

instrumen penelitian seperti pada tabel di atas, koefisien korelasi dengan

pengolahan menggunakan komputer program Excel dengan Statistik metode

Pearson diperoleh r = 0,678 dan selanjutnya dilakukan uji t dengan rumus :

197

Page 198: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

= 2,608

Dari hasil perhitungan di atas diperoleh t (hitung) = 2,608 dan dengan

derajat kebebasan (dk) n – 2 = 8 pada taraf signifikansi 0,05 diperoleh nilai t

(table) = 2,306. Sesuai dengan ketentuan bahwa bila t (hitung) ≥ t (tabel), maka

instrument penelitian dinyatakan reliabel. Oleh karenanya, instrumen penelitian

tentang Mutu Layanan Pendidikan memiliki nilai reliabel.

198

Page 199: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

PENGARUH KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH DAN PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP MUTU

LAYANAN PENDIDIKAN PADA SLB KABUPATEN CIAMIS

ANGKET UNTUK GURU

Oleh :JAHIDIN

NIM : 82320607150

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKANPROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS GALUH

199

Page 200: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

CIAMIS 2008

Kepada Yth. Ibu/Bapak Guru SLB di Kabupaten Ciamis

وبرگاتة ورحمةآهللا معليكم آلسالDengan kerendahan hati dan rasa hormat yang paling dalam, saya

bermaksud memohon dukungan dan bantuan kepada saudara-saudaraku. Dalam

rangka menyelesaikan studi pada program S2 UNIGAL Ciamis, sebagai

persyaratan saya diharuskan membuat karya tulis berupa Tesis hasil penelitian di

lapangan. Judul yang penuis pilih adalah : PENGARUH KOMPETENSI

KEPALA SEKOLAH DAN PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP

MUTU LAYANAN PENDIDIKAN PADA SLB DI KABUPATEN CIAMIS.

Angket ini semata-mata hanya untuk keperluan penulisan karya ilmiah. Oleh

karena itu, angket isian ini tidak ada kaitannya dengan kondite saudara-saudaraku,

dan tidak akan berpengaruh terhadap status kepegawaian. Begitu pula kerahasiaan

saudara-saudaraku akan saya jamin, dan oleh karenanya, dalam angket ini tidak

perlu mencantumkan nama atau identitas lainnya.

Dengan demikian saya memohon agar angket ini diisi sesuai dengan apa

adanya.

Adapun cara pengisiannya adalah memilih salah satu jawaban yang

tersedia dengan memberi tanda silang (X) pada : SS, S, CS, KS, TS (Sangat

Setuju, Setuju, Cukup Setuju, Kurang Setuju, Tidak Setuju).

Contoh :

1. Sekolah saudara merupakan sekolah pavorit di Kabupaten Ciamis. SS

S CS KS TS

200

ANGKET UNTUK GURU

Page 201: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

2. Karena sulit berkembang sebaiknya sekolah saudara dibubarkan saja. SS S CS KS TS

Atas segala dukungan dan bantuannya saya mengucapkan banyak terima

kasih, dan mohon maaf atas segala kehilafan !

وبرگاتة ورحمةآهللا معليكم وآلسال Banjarsai, Januari 2008 Hormat saya

Jahidin

PETUNJUK PENGISIAN ANGKET(ANGKET UNTUK GURU)

Dalam angket ini disajikan item-item pernyataan tentang

keadaan, situasi, kondisi, dan kejadian di sekolah saudara.

Saya mohon saudara memberikan penilaian yang dianggap

paling sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dengan memberikan

tanda silang (X) pada salah satu pernyataan : SS, S, CS, KS, TS.

SS = Sangat Setuju

S = Setuju

CS = Cukup Setuju

KS = Kurang Setuju

TS = Tidak Setuju

Contoh :

1. Sekolah saudara merupakan sekolah pavorit di Kabupaten Ciamis. SS

S CS KS TS

2. Karena sulit berkembang sebaiknya SS S CS KSTS

201

Page 202: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

sekolah saudara dibubarkan saja.

ANGKET UNTUK GURU

A. VARIABEL KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH (X1)

1. Kepribadian kepala sekolah saudara sangat disenangi orang banyak. SS S CS KS TS

2. Kepala sekolah saudara orangnya sangat bertanggung jawab. SS S CS KS TS

3. Keinginan dan usaha kepala sekolah saudara untuk pengembangan profesional dirinya sangat tinggi.

SS S CS KS TS

4. Tampaknya kepala sekolah saudara memang berbakat menjadi seorang pimpinan. SS S CS KS TS

5. Kemampuan pengendalian diri kepala sekolah saudara sangat bagus. SS S CS KS TS

6. Kepala sekolah saudara pandai dalam membuat perencanaan kegiatan sekolah. SS S CS KS TS

7. Kepala sekolah saudara dapat mengembangkan organisasi sekolah hingga berkembang dengan

SS S CS KS TS

202

Page 203: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

baik.

8. Sunber daya manusai maupun sarana dan prasarana dapat dikembangkan dengan baik oleh kepala sekolah.

SS S CS KS TS

9. Kepala sekolah saudara dapat mengelola perubahan-perubahan hingga sekolah berkembang dan tidak statis.

SS S CS KS TS

10. Kepala sekolah saudara dapat mengembangkan budaya dan iklim sekolah yang menyenangkan.

SS S CS KS TS

11. Kepala sekolah saudara punya kemampuan yang baik untuk membina dan membimbing guru dan staf lainnya.

SS S CS KS TS

12. Kepala sekolah saudara mampu mengelola sarana dan prasarana mulai dari pengadaan hingga pemanfaatannya.

SS S CS KS TS

13. Jalinan kerja sama kepala sekolah saudara dengan masyarakat sangat baik. SS S CS KS TS

14. Kepala sekolah saudara memiliki kemampuan mengelola penerimaan murid baru dan penempatan kelas yang tepat.

SS S CS KS TS

15. Kemampuan kepala sekolah saudara mengelola kurikulum sangat baik. SS S CS KS TS

16. Keuangan mulai dari pemasukan hingga pemanfaatannya dikelola sangat baik oleh kepala sekolah saudara.

SS S CS KS TS

17. Kemampuan kepala sekolah mengelola ketatausahaan sekolah sangat baik. SS S CS KS TS

18. Kepala sekolah mengelola dengan baik informasi-informasi yang diperlukan untuk pengembangan sekolah.

SS S CS KS TS

19. Pemanfaatan teknologi informasi, misalnya komputer, sudah berjalan baik berkat bimbingan kepala sekolah.

SS S CS KS TS

203

Page 204: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

20. Kemampuan kepala sekolah dalam monitoring, supervisi, dan evaluasi kegiatan-kegiatan sekolah sangat baik.

SS S CS KS TS

21. Hasil monitoring, supervisi, dan evaluasi kepala sekolah selalu ada tindak lanjutnya. SS S CS KS TS

22. Kepala sekolah saudara suka bekerja keras dan pantang menyerah dalam menyelesaikan program sekolah.

SS S CS KS TS

23. Kepala sekolah saudara suka menjalin kerja sama dengan pihak-pihak lain. SS S CS KS TS

24. Kepala sekolah saudara suka berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan. SS S CS KS TS

25. Nampaknya kepala sekolah saudara mempunyai kepekaan sosial yang tinggi terhadap orang lain.

SS S CS KS TS

B. VARIABEL PARTISIPASI MASYARAKAT (X2)

26. Partisipasi orang tua murid dan masyarakat terhadap sekolah sangat baik. SS S CS KS TS

27. Tokoh-tokoh masyarakat lingkungan perhatiannya sangat baik terhadap sekolah. SS S CS KS TS

28. Perhatian dan dukungan terhadap sekolah juga datang dari pimpinan institusi seperti RT, RW, Lurah, dan Camat.

SS S CS KS TS

29. Sekolah saudara juga mendapat dukungan dan perhatian dari pera pengusaha. SS S CS KS TS

30. Organisasi masyarakat sekitar sangat terasa dukungannya oleh sekolah. SS S CS KS TS

31. Pihak sekolah suka mengadakan diskusi dan dialog dengan para orang tua murid tentang program-program sekolah.

SS S CS KS TS

32. Untuk kepentingan pendidikan sekolah suka SS S CS KS TS

204

Page 205: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

mengadakan diskusi dan dialog dengan masyarakat sekitar.

33. Sering ada masukan atau saran-saran untuk kemajuan sekolah dari orang tua murid maupun masyarakat lainnya.

SS S CS KS TS

34. Orang tua murid, komite sekolah dan masyarakat luas, memberikan pengawasan untuk kemajuan sekolah.

SS S CS KS TS

35. Di sekolah saudara sering mengadakan bazar atau pameran yang melibatkan orang tua murid dan masyarakat.

SS S CS KS TS

36. Sekolah sering memanfaatkan orang tua murid dan masyarakat sebagai nara sumber. SS S CS KS TS

37. Orang tua murid dan masyarakat mempunyai loyalitas yang baik terhadap sekolah. SS S CS KS TS

38. Kreativitas orang tua murid dan masyaraskat untuk kegiatan-kegiatan sekolah sangat baik. SS S CS KS TS

39. Motivasi dan dedikasi orang tua murid dan masyarakat sangat baik dalam menunjang kemajuan sekolah.

SS S CS KS TS

40. Orang tua murid dan masyarakat terlihat ikut bertanggung jawab secara baik terhadap kemajuan sekolah.

SS S CS KS TS

41. Dukungan dana dan fasilitas belajar untuk sekolah sangat baik dari orang tua murid. SS S CS KS TS

42. Selain dari orang tua murid dukungan dana dan fasilitas belajar datang juga dari masyarakat lingkungan.

SS S CS KS TS

43. Orang tua murid dan masyarakat sangat menunjang dalam pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana.

SS S CS KS TS

C. VARIABEL MUTU LAYANAN PENDIDIKAN (Y)

205

Page 206: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

44. Materi pembelajaran di sekolah saudara dirasakan sudah sangat sesuai dengan kebutuhan murid.

SS S CS KS TS

45. KTSP (kurikulum tingkat satuan pendidikan) di sekolah saudara sangat tersa manfaatnya bagi guru maupun murid.

SS S CS KS TS

46. Kalender pendidikan yang ada sudah sesuai dengan kebutuhan, situasi dan kodisi di sekolah saudara.

SS S CS KS TS

47. Visi misi sekolah saudara sudah dipahami oleh semua personil. SS S CS KS TS

48. Guru-guru di sekolah saudara sebelum mengajar selalu membuat perencanaan pembelajaran.

SS S CS KS TS

49. Pembelajaran di sekolah sudah termasuk pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

SS S CS KS TS

50. Saudara sangat menguasai model pembelajaran yang bervariasi, yang digunakan dalam proses pembelajran.

SS S CS KS TS

51. Kegembiraan dan kepuasan murid dalam proses pembelajaran selalu saudara perhatikan.

SS S CS KS TS

52. Dalam proses pembelajaran yang saudara lakukan selalu disertai dengan evaluasi yang sudah direncanakan.

SS S CS KS TS

53. Kepalas sekolah saudara memprioritaskan tentang mutu layanan pendidikan. SS S CS KS TS

54. Sekolah selalu siap memeberikan layanan dan informasi-informasi kepada murid, orang tua, dan masyarakat.

SS S CS KS TS

55. Sekolah saudara mempunyai dan menggunakan standar untuk menentukan lulusan. SS S CS KS TS

206

Page 207: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

56. Latar belakang pendidikan saudara sangat sesuai dengan pekerjaan saudara. SS S CS KS TS

57. Dalam mengajar, saudara selalu memahami dan fokus pada tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

SS S CS KS TS

58. Saudara sudah merasa senang dan nyaman mejadi seorang guru. SS S CS KS TS

59. Anda selalu dapat menyampaikan materi pembelajaran dan dapat mengatasi permasalahan yang muncul.

SS S CS KS TS

60. Tenaga kependidikan di sekolah saudara sudah sangat lengkap sesuai dengan kebutuhan. SS S CS KS TS

61. Dalam proses pembelajaran, saudara selalu menggunakan alat peraga yang sesuai. SS S CS KS TS

62. Buku-buku sumber yang diperlukan di sekolah saudara sudah sangat lengkap dan sesuai dengan program yang ada.

SS S CS KS TS

63. Bahan-bahan habis pakai seperti kertas, kapur, spidol, dan sebagainya selalu tersedia di sekolah saudara.

SS S CS KS TS

64. Keadaan gedung sekolah saudara sangat memuaskan, letaknya strategis dan mencukupi kebutuhan.

SS S CS KS TS

65. Murid-murid kelihatan sangat senang, mengikuti pembelajaran, karena kondisi kelasnya sangat nyaman.

SS S CS KS TS

66. Toilet di sekolah saudara keadaannya bersih, dan selalu terawat. SS S CS KS TS

67. Di sekolah saudara ada kantin yang selalu siap, keadaannya baik dan sehat. SS S CS KS TS

68. Sarana olah raga di sekolah saudara sudah sesuai dengan kebutuhan. SS S CS KS TS

207

Page 208: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

69. Halaman dan lingkungan sekolah saudara tertata dengan rapih dan indah. SS S CS KS TS

70. Keputusan-keputusan sekolah tentang akademik merupakan hasil musyawarah dengan guru-guru.

SS S CS KS TS

71. Di sekolah saudara selalu ada kesempatan untuk berdiskusi untuk peningkatan mutu pendidikan.

SS S CS KS TS

72. Kepemimpinan kepala sekolah saudara sangat menyenangkan. SS S CS KS TS

73. Tata tertib yang ada di sekolah saudara selalu ditaati oleh seluruh personil sekolah. SS S CS KS TS

74. Pembagian tugas di sekolah dirasakan sudah sangat sesuai dan adil. SS S CS KS TS

75. Di sekolah saudara sudah secara rutin mengadakan musyawarah dengan orang tua murid dan komite sekolah.

SS S CS KS TS

76. Pengelolaan sekolah saudara sudah sesuai dengan rencana yang telah disusun. SS S CS KS TS

77. Kepala sekolah saudara memiliki visi misi yang jelas dan menyebarkannya ke semua personil.

SS S CS KS TS

78. Di sekolah saudara sudah rutin berjalan rapat laporan kegiatan kepada guru, orang tua murid dan komite sekolah.

SS S CS KS TS

79. Kepala sekolah saudara mengenal dengan baik tentang kondisi dan kemampuan murid-murid. SS S CS KS TS

80. Keselamatan murid-murid di lingkungan sekolah sangat terjamin. SS S CS KS TS

81. Biaya operasional, fasilitas belajar dan biaya sarana prasarana di sekolah saudara sudah sangat mencukupi.

SS S CS KS TS

208

Page 209: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

82. Penilaian yang dilakukan di sekolah saudara sudah mencakup faktor kognitif, sikap, dan keterampilan.

SS S CS KS TS

83. Penilaian di sekolah saudara dilakukan setiap waktu secara terus menerus. SS S CS KS TS

84. Hasil-hasil penilaian selalu ditindaklanjuti, dimanfaatkan untuk pengembangan dan memperbaiki pembelajaran.

SS S CS KS TS

85. Penyelenggaraan pendidikan di sekolah saudara, hasilnya sangat memuaskan murid, orang tua, dan masyarakat..

SS S CS KS TS

-------------TERIMA KASIH BANYAK---------------

209

Page 210: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Drs. JAHIDIN lahir di Ciamis pada tanggal 12 Mei 1961,

putra kedua dari tiga bersaudara pasangan Bapak Engkun

Sujawinata (Alm) dengan Hj. Urnah. Menyelesaikan

pendidikan formal di SD Negeri Pasawahan 1 Kecamatan

Banjarsari Ciamis tahun 1974, SMP Negeri 1 Banjarsari tahun 1977, SPG Negeri

Ciamis tahun 1981, S1/A-IV PLB FIP IKIP Bandung tahun 1985.

Tempat tinggal sekarang di Jl. Raya Entrong RT 04/01 Dusun Sukahurip,

Desa Sukasari, Kecamatan Banjarsari, Kabupaten Ciamis. Saat ini penulis

dikaruniai dua orang putri yaitu Shinta Febri Andini, Pradifta Sekar Apsari dan

satu orang putra Wanda Ariyatna Yanuar dari istri bernama Dra. Nining

Budiwarni guru SMA Negeri 1 Banjarsari Ciamis.

Pekerjaan sekarang sebagai Kepala Sekolah Luar Biasa Muhammadiyah

Banjarsari Ciamissejak tahun 2004, dan sebelumnya pernah bekerja sebagai guru

SLB Frobel Montessori, Jakarta Timur tahun 1987, guru SLB Zinnia Tebet

Jakarta Selatan sejak tahun 1987 sampai dengan 1999, guru SLB Muhammadiyah

Banjarsari sejak tahun 1999 sampai dengan 2003, guru SMK 1 Muhammadiyah

Banjarsari tahun 2000 sampai dengan 2007, dan menjadi peraga isyarat berita TV

RI Jakarta tahun 1993 sampai dengan 1998.

210

Page 211: Doc Retrieval - Jahidinjayawinata61's Blog  Web viewpengaruh kompetensi kepala sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan pada slb di kabupaten ciamis

211