BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kemajuan Teknologi di bidang industry berpengaruh terhadap peningkatan penggunaan pesawat uap dan bejana tekanan, apabila dalam penggunaannya tidak dikendalikan dengan baik akan menimbulkan peledakan, kebakaran, dan kecelakaan kerja. Untuk menjamin keselamatan kerja maka dalam pembuatan, pemasangan, pemakaian dan perawatan pesawat uap perlu mentaati ketentuan-ketentuan atau syarat- syarat teknis yang sudah ditetapkan dalam peraturan perundangan keselamatan kerja pesawat uap, selain itu perlu disiapkan sumber daya manusia yang memenuhi syarat untuk penanganan pesawat uap agar terhindar dari kecelakaan, peledakan, kebakaran, dan penyakit akibat kerja. 1.2 MAKSUD DAN TUJUAN
245
Embed
denisutisna.files.wordpress.com … · Web viewUntuk menjamin keselamatan kerja maka dalam pembuatan, pemasangan, ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kemajuan Teknologi di bidang industry berpengaruh terhadap peningkatan
penggunaan pesawat uap dan bejana tekanan, apabila dalam penggunaannya tidak
dikendalikan dengan baik akan menimbulkan peledakan, kebakaran, dan
kecelakaan kerja.
Untuk menjamin keselamatan kerja maka dalam pembuatan, pemasangan,
pemakaian dan perawatan pesawat uap perlu mentaati ketentuan-ketentuan atau
syarat-syarat teknis yang sudah ditetapkan dalam peraturan perundangan
keselamatan kerja pesawat uap, selain itu perlu disiapkan sumber daya manusia
yang memenuhi syarat untuk penanganan pesawat uap agar terhindar dari
kecelakaan, peledakan, kebakaran, dan penyakit akibat kerja.
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN
Dalam rangka peningkatan kompetensi peserta diklat Spesialis K3 Pesawat
Uap dan Bejana Tekanan berkaitan dengan pengetahuan empiris dan aplikasi
lapangan, maka dilakukan Praktek Kerja Lapangan ( PKL) yang dilaksanakan
mulai tanggal, 24 November 2008 s.d. 4 Desember 2008 di 3 (tiga lokasi )
yaitu : Wilayah DKI Jakarta pada perusahaan Grand Kartech (Ketel Pipa Api);
Wilayah Kodya Yogyakarta pada RS. Panti Rapih (Ketel Pipa Api) serta
Kabupaten Bantul pada PG. Madukismo PT. Madu Baru (Ketel Pipa air, Bejana
Uap dan Bejana Bertekanan).
Untuk kepentingan pemeriksaan tersebut maka disusun rencana kerja
pengawas Speseialis Uap dan Bejana Bertekanan sbb:
No Hari/Tanggal Nama Perusahaan Pemeriksaan
1. Senin-selasa,
24-25 Nop -
2008
PT. Grand Kartech
DKI Jakarta
Pemeriksaan Pertama Ketel Pipa
api
2. Jumat, 28-11-
2008
Rs. Panti Rapih
Kota Yogyakarta
Pemeriksaan Khusus ketel pipa api
3 Sabtu, 29-11-
2008
Rs. Panti Rapih,
Kota Yogyakarta
Pemeriksaan antar Periodik ketel
pipa api
4. Senin, 1-12-
2008
PG. Madukismo
PT. Madu Baru,
Kabupaten Bantul
Pemeriksaan Berkala ketel pipa air
dan Pemeriksaan Pertama bejana
uap
5. Selasa, 2-12-
2008
PG. Madukismo-
PT. Madu baru
Kabupaten Bantul
Pemeriksaan Pertama Bejana
Tekanan
Sebagai gambaran umum berikut ini dijelaskan speseifikasi dari masing-
masing obyek pemeriksaan dan pengujian sbb :
No Jenis
peralatan
Spesifikasi Keterangan
1. Ketel Pipa api Pembuat PT. Grand
Kartech, tahun 2008
No. seri HB120/10-
Pabrikasi Ketel uap
01, Tekanan 10
Kg/cm2
2. Ketel pipa api 1. Pembuat
K.Hagoort&Zonen
BV-
Tilburg ,Belanda,
tahun 1981 No. seri
2968 Tekanan 12
Kg/Cm2
2. Pembuat PT.
Grand Kartech,
tahun 2003 No. seri
HB30/13-01
Tekanan 13 Kg/Cm2
Pemeriksaan Khusus ketel pipa api
karena reparasi dan pemeriksaan
dan
Pemeriksaan antar Periodik ketel
pipa api.
3 Ketel Pipa
air
Pembuat PT. Sachsen
Neumark,Germany
tahun 1955 No. seri
4531 Tekanan, 16
Kg/cm2
Pemeriksaan berkala
Sesuai Surat Keputusan Dirjen
Binwasnaker No,
286/BW/KK/U/1994, No,
287/BW/KK/U/1994, No,
288/BW/KK/U/1994 tanggal 25
Juni 1994 seharusnya dilakukan
PB II pada tahun 2003 untuk drum
Mendatar bawah sedangkan untuk
drum mendatar atas dan drum
tegak PB II dilakukan pada tahun
2006.
4. Bejana Uap Pembuat
PT.Encoxim, tahun
1987 No. seri 87-RI-
01 Tekanan 2
Kg/Cn2
Pemeriksaan Berkala
5. Bejana
Bertekanan
Pembuat Jerman ,
tahun 1958 No. seri
--- Tekanan, 6
Kg/cm2
Pemeriksaan Pertama
Dalam pelaksaan praktek kerja lapangan akan dilakukan tahapan – tahapan
kegiatan sebagai berikut :
1. Mempersiapkan prosedur administrasi maupun teknis
2. Pelaksanaan pemeriksaan visual
3. Rekalkulasi kekuatan konstruksi
4. Pemeriksaan appendages
5. Pelaksaaan pemadatan dengan air ( hidro test )
6. Pelaksanaan steam test
7. Penulisan dalam akte ijin termasuk syarat-syarat sesuai dengan aspek
K3.
8. Penyusunan laporan pemeriksaan
9. Kesimpulan dan saran.
1.3 DASAR HUKUM
Pemerintah Republik Indonesia telah mengeluarkan Undang Undang,
Peraturan Pemerintah, dan Surat Keputusan yang menjadi dasar hokum dari
penggunaan peaswat uap dan bejana tekanan serta pemeriksaan dan pengujian
sebagai berikut :
a. Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
b. Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
c. Undang-undang Uap Tahun 1930.
d. Peraturan Uap Tahuin 1930
e. Permenaker No. Per-01/MEN/1982 tentang Bejana Tekanan.
f. Permenaker No. Per-02/MEN/1982 tentang Kwalifikasi Juru Las.
g. Permenaker No. Per-01/MEN/1988 tentang Kwalifikasi dan Syarat-
Syarat Operator Pesawat Uap.
h. Permenaker No. Per-03/MEN/1978 tentang Penunjukan dan Wewenang
serta Kewajiban Pegawai Pengawas Spesialis K3 dan Ahli K3.
1.4 RUANG LINGKUP
a. Pemeriksaan Pertama Fire tube Boiller di PT. Grand Katech, pada
tanggal 24 Nopember 2008
b. Pemeriksaan Khusus Ketel Uap Berpindah/Ketel Pipa Api, di RS. Panti
Rapih tanggal 28 Nopember 2008.
c. Pemeriksaan Antar Berkala Ketel Uap Berpindah/Ketel Pipa Api, di
RS. Panti Rapih tanggal 29 Nopember 2008.
d. Pemeriksaan Berkala Ketel Uap Dalam Tembokan/Ketel Pipa Air, di
PG Madukismo PT. Madubaru tanggal 1 Desember 2008.
e. Pemeriksaan Pertama Bejana Uap, di PG Madukismo PT. Madubaru
tanggal 1 Desember 2008.
f. Pemeriksaan Pertama Bejana Tekanan, di PG Madukismo PT.
1. 1 buah KU Hoiken Boiler dengan kapasitas 1,5 Ton uap/jam;
2. 1 buah KU Hagomatic dengan kapasitas 1,5 Ton uap/jam
Gambar instalasi :
Keterangan : G1, G2 : Pompa Suply AirAir dari penampung ( Tower Air ) di pompa ke Softener ( Water Treatment ) kemudian dilanjutkan ke Condensat bercampur dengan air dari pemakaian bagian penggosokan, pemanas air, dapur dan pencuci (washery). Air dari condensat di pompa masuk ke boiler ditambah cairan chemical yang selanjutnya uap dari boiler masuk ke header terus didistribusikan ke penggunaan menggosok, pemanas air, dapur dan mencuci. Air sisa dari proses menggosok, mencuci, pemanas air dan dapur kembali masuk ke bak kondensor.
Washery
Dapur
Pemanas Air
Menggosok
Header
Chemical Tambaha
Boiler
Condensat
Water Treatment
Tangki Air
Pompa G 2
Pompa G 1
BAB IIPEMERIKSAAN PERTAMAKETEL UAP PIPA API DIPT. GRAND CARTECH
BAB II
PEMERIKSAAN PERTAMA KETEL UAP PIPA API
DI PT. GRANS CARTECH
2.1 PROSES/PROSEDUR
1. Pemeriksaan berkas Ketel Uap
2. Mencocokan data teknis dalam berkas dengan data teknis pada name plate
3. Pemeriksaan ketel uap bagian dalam dengan menggunakan alat-alat riksa uji
sebagai berikut :
a. Schimat, digunakan untuk mengukur tebal pipa bagian ujung, diameter
pipa, dll.
b. Ultrasonic Wall Thickness Meter, digunakan untuk mengukur tebal plat
dan pipa ketel.
c. Meteran.
d. Lampu senter.
4. Perhitungan kekuatan konstruksi dengan menggunakan standar JIS.
Perlengkapan yang dibutuhkan :
a. Buku standar JIS.
b. Kalkulator Scientific.
5. Pemeriksaan visual apendages.
6. Hydro Test dengan air dingin
Perlengkapan yang dibutuhkan :
a. Flens mati untuk menutup laluan uap pada safety valve sebanyak 2 (dua)
atau 3 (tiga), berukuran 2 dan 3 inchi.
b. Hydrostatic Water Pump minimal bertekanan 23 atm, lengkap dengan
nepel dan slang.
c. Hammer Test.
7. Steam test perlengkapan yang dibutuhkan adalah :
a. Tracker untuk mematikan salah satu safety valve secara bergantian
b. Kunci kunci pada satu set untuk membuka dan mengencangkan mur safety
valve
c. Shicmat untuk mengukur tinggi cincin ppengatur safety valve
8. Pemsangan segek pengamanan safety valve dengan menggunakan tang segel,
kawat dan locis
9. Membuat laporan pemeriksaan memakai formulir bentuk 9 ditanda tangani
oleh pegawai spesialis pesawat uap bejana tekanan
10. Membuat akte izin bentuk 1 untuk ditanda tangani oleh kepala dinas tenaga
kerja dan transmigrasi provinsi DKI Jakarta
11. Menjilid buku akte izin yang isinya sebagai berikut :
……..….. suling tanda bahaya (Blacksfluit) atau alat lain
berupa………………………………
1 (satu) tanda batas air terendah, letaknya…………………..cm diatas garis api.
1 (satu) kerangan/tingkap pembuang, dibuat dari bahan : besi tuang
tdak dipasangdipasang dipasangkan.
1 (satu) lobang lalu orang : …2 (dua)……lobang untuk
cuci/pemeriksaan……..katup memutup sendiri pada lobang
pengisi……….kerangan pembuang air/tekanan.
Alat-alat pengisi :
……………………………pompa jalan:…………………….pompa uap:
……………………pompa tangan;
………2 (Dua)……….pompa Listrik:……………..injektur: masing-masing
mempuntayi rumah tingkap karangan tersendiri
penutupbersama dengan kerangan coba.
Pelat nama
bertuliskan………………………………………………………………..,
Kapasitas……………………….kg/jam, Tahun pembuatan……………………,
No. Seri……………….Telah/belum dicap:
…………………………………………………………… kerangan-kerangan
packing dengan lobang terusan diameter > 30 mm ternyata tidak ada
telah/diberi penjamin .
Hasil-hasil pemeriksaan / pemadatan :
Pemeriksaan pertama dilakukan secara visual pada tanggal 27 November 2008,
dan lobang-lobang pemeriksaan dan Menhole dibuka, dilakukan pemeriksaan luar
dan pemeriksaan dalam bagian-bagian sisi api dan sisi air dan mencocokkan
keaadaan konstruksinya dengan gambar konstruksinya termasuk sambungan las-
lasanya. Semua bagian tidak terdapat cacat konstruktif dan alat-alat appendages
lengkap dan terpasang sesuai dengan pasal 12 Peraturan Uap 1930. Pengujian
padat dilakukan pada tanggal 28 November 2008 lubang-lubang pemeriksaan dan
Manhole ditutup, kerangan uap induk ditutup dan flens mati dipasang pada
tingkap pengaman, selanjutnya ketel uap diisi air dingin sampai penuh, kemudian
dilakukan pemadatan secara bertahap hingga mencapai tekanan 15 kg/cm2, dan
ditahan selama 40 menit, dilakukan pemerikssaan, tidak terdapat
bocoran/rembesan serta perubahan bentuk yang memetap dan penurunan tekanan.
Kemudian tekanan diturunkan perlahan-lahan hingga tekanan kerja 0 (nol)
kg/cm2.
Percobaan dengan tekanan uap diadakan pada tanggal 29 November
2008.
Percobaan dengan api penuh, tutup abu terbuka dan dengan pipa-pipa
pengisi dan uap tutup, tambahnya tekanan uap dalam ketel dalam tempo 15 menit
ada…………….-……..kg/cm2 tepat.
Laporan keaadaan pada waktu percobaan tentang tingkap pengaman,
pedoman tekanan. baut-baut penahan, dan lain-lain.
Pengujian operasi dengan uap dilaksanakan setelah semua peralatan terpassang
kembali sebagaimana keaadaan semula. Ketel uap di panaskan secara berlahan-
lahan hingga mencapai tekanan 10 kg/cm2 dan tingkap pengaman membuka
penuh, api tetap hidup selama 15 menit tidak terdapat kenaikan tekanan, api
dimatikan, tekanan turun sampai 9,5 kg/cm2. Tingkap pengaman menutup
kembali.
Usul mengenai pemberian buku Akte Ijin:
Pemeriksa mengusulkan supaya diberikan ijin untuk pemakaian ketel uap
tersebut. Dengan tekanan uap paling tinggi:….10…kg/cm2 diatas tekanan udara
luar dengan syarat-
sayarat………………………………………………………………………………
1. Air pengisi ketel harus memenuhi syarat sebagai air pengisi
2. Opereator Ketel Uap harus yang memiliki sertifikat Operator Boiler.
3. Pada Manometer harus diberi tanda / strip merah pada tekanan kerja yang
diijinkan.
4. Salah satu safety valve disarankan agar spiringnya diganti.
Jakarta, 29 November 2008
Pegawai Pengawas/ Ahli Keselamatan
Kerja
Yang memriksa,
(…………………………….)
A K T E I Z I NNO :……………… No. Petunjuk :……………….
No. Klas Idk :………………
MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASIMembaca surat permohonan tanggal 24 Nopember 2008
………………………………..dari…….Sdr. Andreas, Jabatan Factory Manager PT. Garand Kartech………………………………..Mengenai permintaan ijin untuk menggunakan suatu:……….Ketel Uap…………………………. di buat di……Jakarta……………………………………………………………………………….…………………………………….pada tahun 2008 oleh PT. Grand Kartech, yang akan digunakan untuk….Menhasilkan Uap dalam Proses Produksi…..di perusahaan PT. Garand Kartech, ……………………………………………………………………………………………..……………………………………………………………………….AlamatJln. Rawa Bali II No. 7 Kawasan Industri Pulau Gadung.Kabupaten/Kotamadya Jakarta Timur…………………………………….......……………………Propinsi…...........DKI Jakarta….............................………………………………………………………
Dengan mengigat pasal 6 s/d 8 dan Stoomverodening 1930 ditetapkan menurut Gouvernements Besluit tertanggal 19 Juni 1930 No. 44 (Staatsbland No.225).
MEMUTUSKANMemberi ijin kepada……..Factori Manager PT. Grand
Kartech………………………………………………alamat Jln. Rawa Bali II No. 7 Kawasan Industri Pulau Gadung. Jakarta Timur……………………untuk menggunakan……Ketel Uap………..Tersebut…………………………..(yang dijelaskan lebih lanjut) dengan tekanan sebesar……….…10……………………………………………...kg tiap persegi diatas tekanan udara luar dengan syarat ……………………………………………………………………………………………….1) Pada gelas pedoman air harus dipasang tanda batas air terendah yang di
izinkan…………………………………………………………………………………………
2) Air pengisi ketel uap harus memenuhi syarat…………………………………………………………………………………………
3) Ketel Uap harus dilayani oleh Operator yang bersertifikat…………………………………………………………………………………….
4) Pada kepala baut-baut pemegang pelat nama harus dicapkan nomor dari bentuk 9-nya. ……………………………………………………………………………………………..
Jakarta, ……….November 2008DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROV. DKI
JAKARTAKEPALA
(…………………………..)NIP. ………………………
BAB III
PEMERIKSAAN KHUSUS KETEL UAP PIPA API
RUMAH SAKIT PANTI RAPIH
3.1. PROSES / PROSEDUR
1. Pemeriksaan bentuk 10 di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota
Yogyakarta.
2. Pemeriksaan pertinggal Akte Izin Ketel Uap Berpindah / Ketel Pipa Api di
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Yogyakarta.
3. Mencocokkan data teknis pada Name Plat dengan data teknis dalam Akte Izin.
4. Melakukan pemeriksaan bagian dalam Ketel Uap secara visual dan
melaakukan pengukuran. Alat antu yang digunakan adalah sbb :
a. Ultrasonic Wall Thicknes Meter untuk mengukur ketebalan pelat dan pipa
ketel
b. Hardness Tester atau Poldy Hammer untuk mengukur kekerasan / kuat
tarik pelat dan pipa
c. Lampu senter
d. Kapur tulis untuk menandai cacat yang harus direparasi
5. Rekalkulasi kekuatan kontruksi dengan menggunakan standar Gronslagen,
dengan perlengkapan sebagai berikut :
a. Buku standart Gronslagen
b. Kalkulator Scientific
6. Pemeriksaan secara visual Appendages
7. Pengisian hasil dan syarat pemeriksaan didalam buku Akte Izin
8. Pengisian laporan bulanan bentuk 10
9. Pengiriman laporan bulanan bentuk 10 ke Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Dirjen c/q Direktur
Pengawasan Norma K3
3.2. HASIL PEMERIKSAAN
1. Pemeriksaan pada Drum (Shell) dari arah dalam Drum.
Tebal = 7,29 mm
Kuat tarik = 48,21 Kg/mm2. (Material H II DIN)
Tidak ditemui adanya cacat konstruktif, kecuali adanya burik-burik
karena korosi berdiameter 2-5 mm sedalam 1-3 mm sejajar sepanjang 90
mm pada pelat drum sebelah kiri dilihat dari arah depan ( ditandai dengan
spidol )
2. Pemeriksaan pada Pron depan dari arah dalam dan luar Drum.
Tebal = 15 mm
Kuat Tarik = 48,21 Kg/mm2 (Material H II DIN)
Tidak terdapat cacat yang konstruktif
3. Pemeriksaan Pron belakang dari arah dalam dan luar
Tebal = 15 mm
Kuat Tarik = 48,21 Kg/mm2 (Material H II DIN)
Tidak terdapat cacat yang konstruktif
4. Pemeriksaan Lorong Api
Tebal = 15 mm
Kuat Tarik = 48,21 Kg/mm2 (Material H II DIN)
Tidak terdapat cacat yang konstruktif
5. Pemeriksaan Ruang Nyala
Tebal = 15 mm
Kuat Tarik = 48,21 Kg/mm2
Tidak terdapat cacat yang konstruktif
6. Pemeriksaan pipa-pipa api
Tebal = 2,9 mm
Kuat Tarik = 40,67 Kg/mm2
Tidak terdapat cacat yang konstruktif
7. Pemeriksaan kecukupan dan kondisi visual apendages
a. Safety Valve 2 unit, jenis bobotan, diameter masing-masing 25 mm,
kondisi visual baik.
b. Manometer 1 unit, kondisi visual baik dilengkapi dengan strip warna
merah pada skal WP dan pipa syphone, namun tidak dilengkapi flens coba.
c. 2 buah gelas pedoman air, kondisi visual baik dengan kerangan sembur,
tidak dipassang pada satu kolom bersama, kondisi baik
d. 1 buah peluit tanda bahaya, kondisi baik
e. Garis tanda batas air terendah, letaknya 10,8 cm diatas garis api
f. 1 buah kerangan pembuang, kondisi baik
g. 1 buah lubang lalu orang dan 3 buah lubang periksa, kondisi visual baik
h. 2 buah pompa pengisi air, kondisi baik
i. 1 buah pelat nama, dilakukan pengamatan terhadap kondisi pelat nama dan
tulisan-tulisan, secara visual kondisi baik
Catatan :
- Pengukuran ketebalan dilakukan dg memakai Wall Thicness meter.
- Pengukuran Kuat Tarik dilakukan dg menggunakan Hardness Tester /
Poldy Hammer ( asumsikan krn tidak tersedia ).
- Pengukuran Kedalaman dan lebar korosif dilakukan dg menggunakan
Schitmaat.
8. Perhitungan Kekuatan Konstruksi
KETEL UAP PIPA API
Gambar Nomor : HH 6932 B
Type : Horizontal Furnace Fire Tube Boiler
Kapasitas : 1.000 kg/jam
Tekanan Kerja : 12 kg/cm2
Luas Pemanasan : 25 m2
Suhu Uap : 190,8 oC
Jumlah : 1 (satu) unit
Pembuat : K. Hagoort & Zonen BV – Tilburg, Belanda
Tahun Pembuatan : July, 1981
Pemakai : RS. Panti Rapih
Nomor Seri : 2968
A. PERHITUNGAN KEKUATAN KONSTRUKSI
I. Tebal Pelat Badan Ketel
P
Di
X
Z
C
SB
SV
υ
∆
= 12 Kg/Cm2
= 1384 mm
= 5/3 ............... (III.1.c, tabel 4) diambil harga X = 5/3 karena
dianggap kondisi pabrik pembuat ketel uap bekerja normal, atau
keadaan normal.
= 90 ............... (III.1.d.1, tabel 6) diambil harga Z = 90 karena untuk
ketel uap wajib dilakukan pemeriksaan radiografi. Selain itu dipakai Z
= 90 meski ada lubang lalu orang, hasil perhitungan Z menunjukan
harga Z = ............ (perhitungan di bawah) ,oleh karena itu diambil
harga terkecil yaitu 90.
= 5 ............... (III.1.c, tabel 5) Diambil harga C = 5 karena ketel uap
dilakukan proses pemanasan lepas (heat treatment)
= 473 N/mm2 = 48,21 Kg/mm2
= 328 N/mm2 = 33,43 Kg/mm2
= υ a + 50 = 190,8 + 50 = 240,8 oC (ditambah 50 karena terjadi
perpindahan panas secara konveksi)
= 1 mm
Harga Z dengan adanya lobang pemeriksaan atau sejenisnya
Z = Y (W + 1) ............................... (III.1.d.2)
Diketahui ukuran lobang lalu orang (bentuk elips) :
t1 = tebal pelat tabung = 20 mm
t = tebal pelat badan = 8 mm
L = tinggi manhole/panjang tabung untuk perhitungan = 120
d = garis tengah lubang = 320
W =2 t 1 L
t d …………………….. (III.d.3, tabel 7)
W =(2 )(20 )(120)
(8)(320)
W = 1,87
Check
d - 60( D )
=320 - 601384
= 0,18 Karena kurang dari 0,3 maka harga Y
adalah :
Y =2 + 20 (d - 60
D)
1 + 60(d - 60D
)100
………………………(III.d.3)
Y =2 + 20 (0,18)1 + 60(0,18 )
100
Y = 47,45
maka harga Z adalah :
Z = Y (W+1)
Z = 47,45 (1,87+1)
Z = 136,18
Z yang dipakai adalah 90 karena lebih kecil dari 136,18
f(υ) = 1−( υ
525 )2
…………………………. Tabel 3
= 1−(240 , 8
525 )2
= 1−(0 ,458 )2
= 0,790
SVυ = SV . f(υ)
= 33,43 x 0,790
= 26,40 Kg/mm2
SV υ = 2/3 .SB . f(υ)
= 2/3 x 48,21 x 0,790
= 25,39 Kg/mm2
( dipilih SV υ terkecil )
t =
P . D . X2. (Z−C ). SV υ−P. X
+ Δ ………………………. (III.1.b)
=
12 .1384 . 5/32.(90−5 ). 25 ,39−12 .5 /3
+1
=
27569 , 284316 ,3−19 ,2
+1
=
27569 , 284297 ,1
+1
= 7,41 mm
Jadi pelaksanaan t = 7,89 mm, “memenuhi”
Namun karena ada cacat karena korosif berdiamater 2-5 mm sedalam 1-3
mm sejajar sepanjang 90 mm pada pelat drum sebelah kiri dilihat dari arah
depan, menjadikan pada daerah tersebut memiliki ketebalan efektif 7,89 mm
– 3 mm = 4,89 mm
Sehingga tidak memenuhi, maka harus dilakukan reparasi terhadap cacat
tersebut.
II. Tebal plat Lorong Api
Jenis : Lurus ( Plain )
D = 630 mm
C = 9 ……(IV.1.b) diambil harga C = 9 karena jenis konstruksi
sambungan secara las- lasan
L = 1940 mm
SB = 48,21 Kg/mm2
SV = 33,43 Kg/mm2
υ = υ a + 75 = 190,8 + 75 = 265,8 oC (ditambah 75 karena terjadi
perpindahan panas
secara radiasi)
f(υ) = 1−( υ
525 )2
= 1−(265 , 8
525 )2
= 1−(0 , 256)
= 0,744
SV υ = SV . f(υ)
= 33,43 x 0,744
= 24,87 Kg/mm2
SV υ = 2/3 .SB . f(υ)
= 2/3 x 48,21 x 0,744
= 23,67 Kg/mm2
( dipilih SVυ terkecil )
Y =
5 .2+ D
L
10+ DL ……………………………………(IV.1.c)
= 5 .
2+6301940
10+6301940
= 5 .
2+0 , 32410+0 , 324
= 1,25
t =
D
16 .(√1+100 .SV v
C . P . y−1) …………………………..(IV.1.a)
=
630
16 .(√1+100 .23 ,679.12
.1, 125−1)
=
63016 x 4 , 95
= 7,95 mm
Jadi pelaksanaan t = 14 mm, ”memenuhi”.
III. Tebal Pelat Api
L = 420 mm (lebar efektif, dari lebar total 450 mm dikurangi
ketebalan
15 mm x 2 (dua sisi)
C = 6 ……. (VI.2.b, table 20) diambil harga C = 6 karena cara
pemasangan dengan sambungan las-lasan.
P = 12 Kg/Cm2
SVv = 23,67 Kg/mm2
t=2,31. L100
.√C . PSV v ......……………………………………………(VI.2.c)
t= 2,31.420100
.√ 6.1233,43
t=9,7 .1,467
t=14,23 mm
Jadi pelaksanaan t=15 mm, “memenuhi”
IV. Tebal Pipa Api
P = 12 Kg/cm2
D = 57 mm
X = 1,5 …………………………………………(VII.1.b, table 21)
Diambil harga X = 1,5 karena suhu belum melebihi 275 OC
SV = 28,84 Kg/mm2
SB = 40,67 Kg/mm2
U = u a + 75 = 190,8 + 75 = 265,8 OC
(ditambah 75 karena terjadi perpindahan panas secara radiasi)
∆ = 0,5 mm
f =1−( v525 )
2
¿1−( 265,8525 )
2
¿1−(0,256)
¿0,744
SVu = SV.F(u)
= 28,84 x 0,744
= 21,45 Kg/mm2
SVu = 2/3.SB. f(u)
= 2/3x40,67x0,744
= 20,17 Kg/mm2
(dipilih SVu terkecil)
t= P .d . X200. Sv .ϑ 2+P . X
+∆……………………………………………
(VII.1.b)
t= 12.57 .1,5200.(20,17)2+12.1,5
+0,5
t= 10260200.(406,82)+18
+0,5
t=1026081382
+0,5
t=0,62 mm
Jadi pelaksanaan t = 2,9 mm, “memenuhi”
B. PERHITUNGAN DIAMETER SAFETY VALVE (Jenis Bandul/Bobotan)
P = 12 Kg/cm2
HS = Luas Pemanasan = 25 m2
Kapasitas Ketel : 1000 Kg/Jam
W ¿(1,03. P+1 ) . A
2,5. N
W ¿(1,03.12+1 ) . π
4. (25)2
2,5.2
W ¿5243,8 Kguap / jam
Kapasitas Ketel uap = 1000 kg uap/jam, sehingga Diameter safety valve
mencukupi
3.3. ANALISIS
3.3.1. Badan/Shell
Ketebalan minimum hasil perhitungan adalah 7,41 mm. Sehingga dengan
pemasangan pelat badan setebal 8 mm (desain) dan hasil pemeriksaan 7,89
mm, dinyatakan memenuhi syarat. Namun karena pada pelat badan
tersebut terdapat burik-burik akibat korosif berdiameter 2-5 mm, sedalam
1-3 mm sejajar sepanjang 900 mm pada pelat drum sebelah kiri dilihat dari
arah depan (ditandai dengan spidol), sehingga tebal efektif pada daerah
korosif = 7,89 mm – 3 mm = 4,89 mm. oleh karena itu dengan ketebalan
4,89 mm, tidak mampu menahan tekanan 12 kg/cm2, sehingga harus
dilakukan perbaikan.
3.3.2. Lorong Api
Ketebalan minimum hasil perhitungan adalah 7,95 mm. Sehingga dengan
pemasangan pelat lorong api setebal 14 mm (desain) dan hasil
pemeriksaan 13,95 mm, dinyatakan memenuhi syarat.
3.3.3. Peti Api
Ketebalan minimum hasil perhitungan adalah 14,23 mm, Sehingga dengan
pemasangan pelat badan setebal 15 mm (desain) dan hasil pemeriksaan
14,89 mm, dinyatakan memenuhi syarat.
3.3.4 Pipa Api
Ketebalan minimum hasil perhitungan adalah 0,611 mm, Sehingga dengan
pemasangan pelat badan setebal 2,9 mm (desain) dan hasil pemeriksaan
2,9 mm, dinyatakan memenuhi syarat.
3.3.5. Safety Valve
Diameter minimum hasil perhitungan adalah 20,68 mm, Sehingga dengan
pemasangan safety valve dengan diameter 25 mm (desain) dan hasil
pemeriksaan 25 mm, dinyatakan memenuhi syarat.
(semua hasil perhitungan kontruksi terlampir)
3.3.6. Pemeriksaan Kecukupan dan Visual Appendages :
Semua appendages telah diperiksa dan telah sesuai dengan yang
dipersyaratkan untuk alat-alat perlengkapan sesuai dengan peraturan uap
1930 pasal 12. Namun pada manometer belum dilengkapi flens coba.
3.3.7. Pengisian hasil dan syarat pemeriksaan di dalam buku Akte Ijin
Hasil pemeriksaan pada tanggal 28 November 2008 di RS. Panti Rapih
Kotamadya Yogyakarta karena pemeriksaan khusus.
Ketel uap api dalam tembokan/bersalut semua manhole dan lubang periksa
dibuka dilakukan pemeriksaan visual pada bagian luar dan dalam tidak
ditemui adanya cacat yang konstruktif, kecuali adanya burik-burik dalam
drum karena korosif yang berdiameter 2-5 mm, sedalam 1-3 mm sejajar
sepanjang 90 mm pada pelat drum sebelah kiri dilihat dari arah depan
( ditandai dengan spidol).
Dilakukan pemeriksaan ketebalan plat dengan wall thickness meter dan
kuat tarik dengan hardness tester pada drum, front, tube plate, lorong api,
kamar nyala seta pipa api dan pipa pebguat kemudian dilakukan
perhitungan kontruksi, dengan hasil baik.
Diperiksa secara visual semua perlengkapan dalam kondisi baik.
Diisyaratkan :
Agar cacat tersebut ditambal dengan elektroda las yang memenuhi syarat oleh
Juru las Kelas I (jenis electroda las dan teknik prosedur pengelasan sesuai
petunjuk Pengawas KK yang berwenang). Dan pelaksana Repair (PJK3) harus
memeiliki SKP dari Dirjen Binwasnaker Depnakertrans, dan selama pelaksanaan
reparasi dibawah pengawasan Spesialis K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekanan.
Apabila reparasi telah selesai harus segera dilaporkan kepada Disnakertrans Kota
Kerawang untuk dilakukan pemeriksaan khusus sebagaimana mestinya.
: ............................................................................................................................Mohon diberikan izin untuk menggunakan Ketel uap (Steam Ketel) Pemanas Air (Verwarmer) Pemanas Uap (Stoom Verbitter) Pesawat Penguap (Verdomper). Bejana Penguap (Stoom Vet).
Yang gambar konstruksinya dilampirkan bersama ini Tidak dilampirkanGambar konstruksi tsb. Pernah disahkan oleh D.P.N.K gambar No. 87.RI/BU/87 .................................. belum .....Pesawat tersebut pernah mempunyai Akte Izin (A.I) .............................................................................. Belum pernahPenjelasan selanjutnya adalah sebagai berikut :a. Pesawat tsb. dibuat oleh : PT. ENCOXIM ................................................................................................... diSurabaya .................. Tahun 1987 ............. No. Pabrik 87-RI-01. ..................................................................................................................................................................b. Pesawat tsb. Akan digunakan untuk Bejana Uap untuk memasak nira gula ................................................. di perusahaan : PT. Madu Baru .................................................................................................................. Alamat : Padokan Tirta Nirmala – Kasihan Kabupaten Karawang Jawa Barat. ...............................................c. Pesawat tsb. Dibuat dari bahan : Baja Lumer ......................................................................................d. Luas pemanasan (V.O) : 221 – m2 Ketel uap
: ....................... m2 Luas panggang (R.O) : ------- m2 Pemanas uap : -------------------m2 I s i : 375 dm2 Bahan bakare. Tekanan kerja (Werduk) yang tertinggi yang diperlukan adalah : 2 (dua) kg/m2
Perlengkapan adalah sbb :
1 (satu) buah tingkap pengaman (veilegheidskleppen) dengan ukuran ............. dimuati bobotan PegasLangsung, garis tengah 50 .... mm, tinggi cincin-cincin pengatur kanan .......... mm; kiri ......mm Tidak langsung1 (Satu) buah pedoman tekanan (manometer) p a k a i tanda tekanan tertinggi mempunyai tidak pakai
tidak mempunyaipipa penghubung, berisi air, mempunyai plendes coba dengan kerangan cabang tiga tidak mempunyai tidak dengan....................... gelas pedoman (peliglazen) pakai keranan sembur Tidak pakai....................... ceret duga (proefkranen)....................... pompa jalan (gangpomp)....................... pompa uap (stompomp)....................... pompa tangan (handpomp) sebagai alat2 pengisi air, masing2 mempunyai rumah tingkat....................... pompa keong (centrifugoalpomp) kerangan tersendiri dengan Penutup bersama tidak dengan....................... injectur (injecteur) kerangan coba....................... sumbat timah (Smel prop)....................... suling tanda bahaya (blacksfluit) atau lain berupa alarm listrik dan lampu tanda bahaya....................... tanda batas air terendah (merk laag watersland)1 (satu) buah kerangan/tingkap pembuang (spull kran) dibuat dari bahan : baja lumer. Afsluiter2 (dua) buah lobang lalu orang (mangat)1 (satu) buah lobang untuk cuci atau pemeriksaan (was/inspectie gaten)1 (satu) buah pelat nama (nameplat) memuat tulisan : No. Pabrik ........................... tahun pembuatan ......... tekanan kerja 2 kg/m2.Pesawat tersebut berada di PT. Madu baru padopokan kabupaten PALI. Akan ditempatkandan disana akan siap untuk diperiksa/diuji pada tanggal : 01 Desember 2008.Direktur pembinaan Norma-norma keselamatan kerja dan Hygiene perusahaan dan kesehatan kerja d/p Kepala Kantor Dinas tenaga kerja kabupaten karawang Dinas tenaga kerja dan transmigrasi kabupaten karawang
Di – Peminta,
Karawang
Ir. Sutriman
Catatan : - Surat permohonan ini (asli bermaterai ) harus dikirimkan pada kantor Dinas tenaga kerja dan transmigrasi diwilayah dimana pesawat yang besangkutan berada dan akan diperiksa/diuji.
- Isilah atau coret seperlunya- Tiap surat permohonan hanya berlaku untuk 1 (satu) pesawat.
BENTUK INI DITETAPKAN OLEH BNKK & HYPERKES/Ditjen binawasDEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI R.I. 1981
KETERANGAN
Laporan bentuk 9A No. PK.12/BU-K3/Nakertrans /2008 . . . . Akta lama No. - . . . . tgl. . . . . . . No. Pendaftaran : . . . . . . . . . . . . . gambar daftar No. . . . . . . . . . . . . . . . . . . tgl. . . . . . . . . . . . . Jenis pesawat uap : Bejana UapBentuk pesawat uap : Silinder tegak dengan pipa-pipa pemanasGambar konstruksi terlampir / tidak terlampir No. 87. R.I/BU/87 tgl. . . . . . 1987 . . . . . . . No. Pabrik dari pesawat uap : 87-RI-01Pesawat uap tersebut sesuai / tidak sesuai dengan gambar rencana yang diperiksa dan disetujui oleh Direktorat PNKK . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
UKURAN-UKURANG PESAWAT UAP : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . Tinggi Calandria antara tube plate sisi dalam = 1050 mmTinggi Calandria antara tube plate sisi dalam = 1100 mmDiameter dalam calandria = Ø 3900 mmTebal pelat calandria = 16 mmTebal pelat pipa (tube plate) atas / bawah = 25 mmTinggi steam belt = 600 mmDiameter dalam steam belt = Ø 4252 mmTebal pelat steam belt = 16 mmTinggi down take = Ø 1500 mmDiameter down take = Ø 101,6 / 97,6 mmTebal pipa pemanas = 2 mm