Diversi urin A. Defenisi Prosedur diversi urin dilakukan untuk mengalihkan aliran urin dari kandung kemih ke tempat keluar yang baru, yang biasanya melalui lubang yang dibuat lewat pembedahan pada kulit (stoma). Prosedur ini terutama dilakukan jika tumor kandung kemih memerlukan pengangkatan keseluruhan kandung kemih (sistektomi). Diversi urin ini juga sudah pernah dilakukan dalam penatalaksanaan malignasi pelvis, defek lahir, striktur dan trauma pada ureter serta uretra, kandung kemih neurogenik, infeksi kronis yang menyebabkan kerusakan ureter serta ginjal yang berat dan sistitis interstisialis yang membandel. B. Klasifikasi Diversi urin Ada empat kategori diversi urin, sebagai berikut : 1. Diversi ureteroenterokutaneus (bagian dari intestinum digunakan untuk membuat tempat penampungan urin yang baru). 2. Diversi usus yaitu mengganti buli-buli dengan ileum sebagai penampung urin, sedangkan untuk mengeluarkan unrine di pasang kateter menetap melalui sebuah stoma. Konduit ini di perkenalkan oleh Bricker pada 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Diversi urin
A. Defenisi
Prosedur diversi urin dilakukan untuk mengalihkan aliran urin dari kandung
kemih ke tempat keluar yang baru, yang biasanya melalui lubang yang dibuat
lewat pembedahan pada kulit (stoma). Prosedur ini terutama dilakukan jika tumor
kandung kemih memerlukan pengangkatan keseluruhan kandung kemih
(sistektomi). Diversi urin ini juga sudah pernah dilakukan dalam penatalaksanaan
malignasi pelvis, defek lahir, striktur dan trauma pada ureter serta uretra, kandung
kemih neurogenik, infeksi kronis yang menyebabkan kerusakan ureter serta
ginjal yang berat dan sistitis interstisialis yang membandel.
B. Klasifikasi Diversi urin
Ada empat kategori diversi urin, sebagai berikut :
1. Diversi ureteroenterokutaneus (bagian dari intestinum digunakan untuk
membuat tempat penampungan urin yang baru).
2. Diversi usus yaitu mengganti buli-buli dengan ileum sebagai penampung urin,
sedangkan untuk mengeluarkan unrine di pasang kateter menetap melalui
sebuah stoma. Konduit ini di perkenalkan oleh Bricker pada tahun 1950 dan
saat ini tidak banyak dikerjakan lagi karena tidak praktis.
3. Diversi urine kontinen yaitu mengganti buli-buli dengan segmen ileum
dengan membuat stoma yang kontinen (dapat menahan urine pada volume
tertentu). Urine kemudian dikeluarkan melalui stoma dengan melakukan
katerisasi mandiri secara berkala. Cara diversi urine ini yang terkenal adalah
cara Kock pouch dan Indiana pouch
4. Diversi urine orthotopic adalah membuat neobladder dari segman usus yang
kemudian dilakukan anastomosis dengan uretra. Teknik ini dirasa lebih
fisiologis untuk pasien, karena berkemih melalui uretra dan tidak memakai
stoma yang dipasang abdomen. Tehnik ini pertama diperkenalkan oleh Camey
1
dengan berbagai kekurangannya dan kemudian disempurnakan oleh Studer
dan Hautmann.
C. Prosedur – prosedur diversi urin
1. Ileal Conduit Urinary Diversion (Ileal Loop)
Prosedur diversi urin tertua masih dianggap sebagai gold standard
karena jumlah komplikasinya yang rendah dan keakraban dokter bedah
dengan prosedur ini yaitu ileal conduit urinary diversion. Pada ileal
conduit, aliran urin dialihkan dengan mengimplantasikan ureter ke dalam
gelungan ileum yang dibiarkan berhubungan ke luar lewat dinding
abdomen. Gelungan ileum ini merupakan conduit (saluran) sederhana
untuk aliran urin dari ureter ke permukaan. Gelungan kolon sigmoid
dapat pula digunakan. Kantong Ileostomi dipakai untuk menampung urin.
Ujung reseksi (ujung potongan) usus yang tersisa kemmudian
dianastomosiskan (dihubungkan) untuk menghasilkan usus yang utuh.
Stent (pipa berongga ) yang terbuat dari pipa tipis yang lentur ditempatkan
dalam ureter untuk mencegah penyumbatan yang bisa terjadi akibat edema
pascaoperatif.
Stent ureter memungkinkan pengaliran urin dari ginjal ke stoma
dan memberikan suatu metode untuk mengukur keluaran urin yang akurat.
Stent tersebut dapat ditinggalkan di tempatnya selama 5 hingga 15 hari
pascaoperatif. Untuk mengimbangi rongga yang ditinggalkan oleh
kandung kemih yang diangkat keluar, pipa Jackson- Pratt atau jenis atau
jenis drain lainnya dapat disisipkan untuk mencegah penumpukan cairan.
sesudah pembedahan dipasang barrier kulit dan kantong drainase urin
transparan sekali pakai di sekitar conduit dan dihubungkan dengan
drainase. Alat ( kantong) yang sudah disesuaikan digunakan sampai
edema menghilang dan stoma mengerut hingga mencapai ukuran yang
normal. Kantong yang tembus pandang memungkinkan kita untuk melihat
2
stoma dan memantau patensi stent serta haluaran urin dengan lebih baik.
kantong ileum akan mengalirkan urin (bukan feses) keluar secara terus-
menerus. Kantong penampung urin biasanya dibiarkan pada tempatnya
selama kantong tersebut masih kedap air jika diperlukan, kantong tersebut
dapat diganti untuk mencegah kebocoran urin.
Kateter dapat dipasang lewat saluran urin jika diperlukan untuk
memantau kemungkinan statis atau tersisanya urin dari stoma yang
mengalami konstruksi. Penatalaksanaan keperawatan pasien dengan stent
ureter dapat dilakukan, jika dikehendaki, irigasi dengan larutan normal
saline setiap 6 hingga 8 jam sekali.Tariakan stent harus dihindari karena
keadaan ini dapat membuat stent tersebut terlepas.
Perawatan stoma dan kulit. stoma diinspeksi dengan sering untuk
mendeteksi kemungkinann perdarahan. perdarahan dapat terlihat dan
menunjukan suplai darah yang baik perubahan warna stoma dari merah
muda atau merah menjadi kekuningan yang gelap menunjukkan terjadinya
suplai vaskuler. Jika sianosis dan gangguan suplai darah tetap ada
intervensi bedah sering diperlukan.
Stoma tidak sensitif terhadap sentuhan tetapi kulit disekitar stoma
menjadi sangat peka jika teriritasi urin atau alat. Kulit harus diinspeksi
untuk melihat (1) tanda-tanda iritasi dan perdarahan dari mukosa stoma;
(2) pembentukan krusta dan iritasi kulit diskitar stuma( akibat urin yang
alkaslis mengenai urin yang terpajang) ; dan (3) Inspeksi pada luka
Pemeriksaan urin dan permasalahan peralatan. Seprai atau
peralatan tidur lainnya yang basah dan bau urin disekeliling pasien harus
membuat perawat waspadah terhadap kemungkinan bocornya alat atau
kantong penampung urin, adanya infeksi atau masalah dalam
penatalaksanaan heigine karena krusta yang berbentuk alkaliniasasi dapat
bertumpuk dengan cepat disekitar stoma, maka nilai PH urin dapat
ditentukan dengan memeriksa urin yang menetes dari stoma dan bukan
3
dari akantong penggumpul urin. Kantong yang menempel erat sangat
penting untuk mencegah agar kulit peristomal (kulit disekitar stoma) tidak
terkena urin. Bila urin berbau busuk, kateterisasi dilakukan pada stoma
jika dikehendaki dokter untuk mendapatkan spesimen urin bagi
pemeriksaan kultur dan sensitifitas.
Pasien dianjurkan minum banyak cairan guna membilas ileal
konduit dan mengurangi penumpukkan mukus. Pasien dapat
mengeluarkan mukus dengan jumlah yang banyak yang bercampur dengan
urin akibat penggunaan membran mukosa untuk membentuk konduit
tersebut. Untuk mengurangi kecemasan pasien, perawat harus menjelaskan
bahwa kejadian ini keadaaan normal yang lazim terjadi sebuah
pembentukkan ileal konduit.
Komplikasi sesudah pembentukkan ileal konduit mencakup infeksi
luka dehisens luka, perembesan urin, obstruksi ureter, asidosis
hiperkloremik, obstruksi usus halus dan gangrens stoma, komplikasi
lambat mencakup obstruksi ureter, kontraksi atau penyempitan stoma
(stenosis stoma) pielonefritis dan batu rinal.
Penyuluhan pasien. Pemilihan aplikator urin terdiri dari satu atau
dua dapat bersifat sekali pakai ( biasanya hanya digunakan sekali lalu
dibuang) atau dapat di pakai ulang.
Menentukan ukuran stoma.Pada saat edema pasca operasi
hilang,mulut stoma diukur kembali setiap 3-6 minggu pada bulan-bulan
pertama pasca operatif. Ukuran aplikator yang tepat ditentukan dengan
mengukur bagian yang terlebar stoma menggunakan penggaris. Aplikator
permanen diameternya harus kurang dari 1,6mm(1/8 inchi) dibandingkan
diameter stoma dan bentuknya harus sama dengan stoma untuk menjegah
kontak antara kulit dengan drainase.Mengganti aplikator. Penggantian
dilakukan pada saat yang paling nyaman banyak pasien menanyakan
4
bahwa penggantian di pagi hari merupakan penggantian yang paling
nyaman karena haluaran urin telah berkurang.
Instruksi pemakaian aplokator . Aplikator biasanya diganti
sebelum terjadi kebocoran. Berbagai aplikator tersedia di pasaran; selain
jenispemakaiannya, barier kulit jugaa penting untuk melindungi kulit dari
iritasi dan ekskoriasi, Untuk mempertahankan integritas kulit peristomal,
barier kulit atau kantong yang bocor tidak pernah direkatkan dengan
plester untuk mencegahpenumpukan urin dibawah barierbkulit tau bagian
permukaan.
Pengendalian bau. Pasien harus di anjurkan untuk menghindari
makanan yang dapat menyebabkan urin sangat bau (mis, asp s,keju,telur)
beberapa tetes deodoran atau cuka putih encer dapat di masukkan melalui
ujung drainase kedasar kantong menggunakan spuit atau pipet. Asam
askorbatper oral membantu mengasamkan urin dan mengurangi bau..
Memasang aplikator Ostomi.kantong di kosongkan melalui katup
drain setelah terisi sepertiganya, karena berat urin akan menyebabkan
kantong terlepas dari kulit apabila terisi penuh.
Membersih dan mengharumkan Aplikator. Biasanya aplikator
yang dapat dipakai ulang dibilas dengan air hangat dan direndam dalam
larutan air dan cuka putih dengan perbandingan 1:3 atau dengan cairan
deodoran selama 30 menit. Kemudian dibilas lagi dengan air hangat dan