BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Otot merupakan alat gerak aktif. Gerakan tersebut disebabkan karena kerja sama antara otot dan tulang. Tulang tidak dapat berfungsi sebagai alat gerak jika tidak digerakan oleh otot. Otot mampu menggerakan tulang karena mempunyai kemampuan berkontraksi. Kerangka manusia merupakan kerangka dalam, yang tersusun dari tulang keras (osteon) dan tulang rawan (kartilago). Sistem otot adalah sistem tubuh yang memiliki fugnsi seperti untuk alat gerak, menyimpan glikogen dan menentukan postur tubuh. Terdiri atas otot polos, otot jantung dan otot rangka. Jaringan otot tersusun atas sel-sel otot yang fungsinya menggerakkan organ-organ tubuh. Kemampuan tersebut disebabkan karena jaringan otot mampu berkontraksi. Kontraksi otot dapat berlangsung karena molekul-molekul protein yang membangun sel otot dapat memanjang dan memendek. Otot lebih dikenal karena kemampuannya untuk fleksibel dan memberikan bentuk pada sebuah benda. Seperti bagian tubuh lain, otot juga cenderung penyakit. Penyakit otot, seperti jenis lain penyakit dan infeksi, dapat mempengaruhi siapa saja. Ia bahkan Keperawatan Medikal Bedah III 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Otot merupakan alat gerak aktif. Gerakan tersebut disebabkan karena kerja
sama antara otot dan tulang. Tulang tidak dapat berfungsi sebagai alat gerak jika
tidak digerakan oleh otot. Otot mampu menggerakan tulang karena mempunyai
kemampuan berkontraksi. Kerangka manusia merupakan kerangka dalam, yang
tersusun dari tulang keras (osteon) dan tulang rawan (kartilago). Sistem otot
adalah sistem tubuh yang memiliki fugnsi seperti untuk alat gerak, menyimpan
glikogen dan menentukan postur tubuh. Terdiri atas otot polos, otot jantung dan
otot rangka.
Jaringan otot tersusun atas sel-sel otot yang fungsinya menggerakkan organ-
organ tubuh. Kemampuan tersebut disebabkan karena jaringan otot mampu
berkontraksi. Kontraksi otot dapat berlangsung karena molekul-molekul protein
yang membangun sel otot dapat memanjang dan memendek.
Otot lebih dikenal karena kemampuannya untuk fleksibel dan memberikan
bentuk pada sebuah benda. Seperti bagian tubuh lain, otot juga cenderung
penyakit. Penyakit otot, seperti jenis lain penyakit dan infeksi, dapat
mempengaruhi siapa saja. Ia bahkan bisa membuat orang cacat fisik. Penyakit otot
ini sering membuat orang yang lemah.Penderitaan orang dari otot Penyakit nyeri
terus-menerus berada di bawah dan merasa kelemahan pada otot.Dia menemukan
kesulitan untuk berjalan, duduk dan bangun, memanjat, lari, mengangkat atau
membawa, atau memindahkan anggota badan.Dalam kebanyakan kasus, otot
progresif membuang diikuti oleh kontraksi otot terjadi.
Penyakit otot bervariasi dalam kondisi mereka dan memerlukan berbagai
jenis pengobatan.Meskipun beberapa perawatan menanggapi obat-obatan, yang
lain memiliki 'hanya' kemungkinan perbaikan.Penyakit otot mungkin karena
disebabkan berbagai alasan.Beberapa Penyakit Muscle adalah genetik. Ini adalah
disebabkan oleh gen yang rusak dalam tubuh yang disebabkan. penyakit tersebut
1
adalah gangguan genetik yang dapat membuat individu cacat permanen, secara
fisik.
Penyakit genetik otot sering tidak perlu diwarisi dari orangtua dengan
riwayat keluarga gangguan genetik.Hal ini dapat terjadi secara spontan, karena
kelainan gen. Penyakit ini dapat mempengaruhi mata, menyebabkan otot
pemborosan dan bahkan kelumpuhan.Penyakit yang paling terkenal dari otot yang
terjadi secara genetik adalah raga, membaca, atau otot-buang penyakit. Hal ini
disebabkan oleh kesalahan dalam gen dan dapat mempengaruhi siapa saja pada
usia berapa pun. Ia juga dikenal untuk mempengaruhi hati dalam beberapa kasus.
Distrofi otot merupakan kelompok gangguan otot kronik
dikarakteristikkan oleh kelemahan dan pelisutan skelet progresif atau otot
volunteer.Kebanyakan penyakit ini diturunkan.Gambaran patologik mencakup
degenerasi atau hilangnya serat-serat otot, ukuran serat otot, fagositosis, dan
regenerasi serta pergantian jaringan otot dengan jaringan penyambung.Umumnya
karakteristik penyakit ini terdiri dari berbagai derajat pelisutan dan kelemahan
otot; peningkatan abnormal pada kreatinin fosfokinase serum, yang menunjukkan
kebocoran enzim-enzim otot; dan temuan miopatik pada EMG dan biopsi otot.
Perbedaan berpusat pada pola yang diturunkan, keterlibatan otot, usia awitan, dan
kecepatan progresi.
1.2 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa dapat :
a. Memahami dan mengetahui tentang pengertian distrofi otot.
b. Mengetahui klasifikasi distrofi otot.
c. Memahami dan mengetahui epidemiologi dari distrofi otot.
d. Mengetahui etiologi distrofi otot.
e. Memahami patofisiologis distrofi otot.
f. Mengetahui manifestasi klinis distrofi otot.
g. Mengetahui tentang prognosis dan komplikasi distrofi otot.
h. Memahami pemeriksaan diagnostic distrofi otot.
i. Mengetahui dan memahami penatalaksanaan dan pengobatan distrofi otot.
j. Mengetahui dan memahami asuhan keperawatan dengan klien distrofi otot
2
1.3 Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang terdapat dalam makalah ini, antara lain :
a. Apa tentang pengertian distrofi otot ?
b. Apa saja klasifikasi dari distrofi otot ?
c. Bagaimana epidemiologi dari distrofi otot ?
d. Bagaimana etiologi distrofi otot ?
e. Bagaimana patofisiologis distrofi otot ?
f. Bagaimana manifestasi klinis distrofi otot ?
g. Bagaimana tentang prognosis dan komplikasi distrofi otot ?
h. Bagaimana pemeriksaan diagnostikdistrofi otot ?
i. Bagaimanapenatalaksanaan dan pengobatan distrofi otot ?
j. Bagaimana asuhan keperawatan dengan klien distrofi otot ?
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Distrofi Otot
Distrofi otot adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan
lebih dari 40 macam penyakit otot yang berlainan, yang kesemuanya ditandai
dengan kelemahan dan kemunduran yang progresif dari otot-otot yang
mengendalikan pergerakan. Distrofi ialah sekelompok miopati herediter yang
ditandai dengan kelemahan otot progresif tanpa bukti morfologis, histokimia, atau
biokimia adanya penyimpanan abnormal karbohidrat atau lemak di dalam serat-
serat otot. Biopsi otot akan memperlihatkan kelainan degenaratif, tetapi bukan
kelainan morfologik yang khas. Distrofi otot adalah berbagai penyakit yang
ditandai oleh atrofi otot. Gangguan ini tidakdisebabkanoleh abnormalitas saraf,
hormon, atau aliran darah, melainkan gangguan herediter yang melibatkan defek
enzimatik atau metabolik. pada defek tersebut, yang menyebabkan terbentuknya
jaringan parut dan penurunan fungsi otot.
Distrofi otot merupakan kelompok gangguan otot kronik
dikarakteristikkan oleh kelemahan dan pelisutan skelet progresif atau otot
volunter. Kebanyakan penyakit ini diturunkan. Gambaran patologik mencakup
degenerasi atau hilangnya serat-serat otot, fagositosis, dan regenerasi serta
pergantian jaringan otot dengan jaringan penyambung. Umumnya karakteristik
penyakit ini terdiri dari berbagai derajat pelisutan dan kelemahan otot;
peningkatan abnormal pada kreatinin fosfokinase serum, yang menunjukkan
kebocoran enzim-enzim otot, dan temuan miopatik pada EMG dan biopsi otot.
Perbedaan berpusat pada pola yang diturunkan, keterlibatan otot, usia awitan, dan
kecepatan progresi.
2.2 Klasifikasi Distrofi Otot
Distrofi otot ditandai sekelompok otot rangka tertentu berdegenerasi
secara progresif dan bersifat diturunkan.Sejumlah bentuk penyakit berbeda telah
4
dapat dibedakan berdasarkan manifestasi klinis dan genetik.Distrofi otot adalah
penyebab paling utama dari penyakit otot pada masa kanak-kanak.
1. Distrofi Otot Duchenne.
Penyakit ini adalah tipe utama, yang paling berat dari antara penyakit
distrofi otot dengan insidens 30 diantara 100.000 anak laki-laki yang lahir hidup.
Pada pemeriksaan DNA didapati ada gen yang hilang di nomor 21 lengan pendek
kromosom X (Xp21) pada sekitar 70% anak laki-laki yang menderita distrofi
Duchenne. Tempat ini dikenal sebagai gen distrofin karena gen ini mengkode
pembentukan protein distrofin yang terdapat pada semua sel otot yang
normal.Distrofin adalah sebuah protein sitoskeletal besar (400kD), terdapat dalam
jumlah sedikit di otot (0,002% dari protein total otot), tempat protein ini terletak
di sarkolema, jaringan lain yang mengandung distrofin adalah jantung, otot polos,
dan otak. Fungsi distrofin tidak diketahui, tetapi protein mungkin mempunyai
peran dalam menghubungkan sitoskeleton serat otot dengan matriks
ekstraselular.Distrofin tidak ditemukan pada sel-sel otot anak laki-laki penderita
distrofi Duchenne. Penurunannya bersifat resesif terkait-seks, akan tetapi sering
terjadi mutasi dan mutasi ini berperan pada 30% kasus khusus. Wanita pembawa
sifat (karier) biasanya tidak menunjukkan gejala-gejala (asimtomatis).
Gejala-gejala muncul di 5 tahun pertama kehidupan anak dan terdiri dari
keterlambatan berjalan, sering jatuh, sikap berjalan yang bergoyang-goyang
dengan posisi lordosis, dan sulit menaiki tangga.Otot-otot betis yang menonjol
adalah tanda klinis yang dini dan disebut ‘pseudohypertrophy’ karena meski otot-
ototnya besar tetapi lemah dan sering timbul nyeri otot. Karena kelemahan otot-
otot gluteus dan otot ekstensor paha menghasilkan ayunan langkah bergoyang-
goyang yang khas dan lordosis lumbalis kompensatorik, anak laki-laki berkondisi
ini akan mengangkat tungkai mereka ketika bangun dari posisi berbaring (tanda
Gower).Secara dini juga terlihat bahwa pasien berjalan dengan berjinjit secara
gerakan berlari aneh.Kelemahan otot proksimal lengan muncul belakangan, tetapi
fungsi otot kranilalis dan sfingter selalu tidak terkena. Refleks lutut (knee jerk)
lenyap secara dini, tetapirefleks pergelangan kaki (ankle jerk)mungkin bertahan
5
sampai akhir perjalanan penyakit yang kecepatan perkembangan penyakit ini
bervariasi.
Diagnosis distrofi Duchenne ditegakkan dengan menemukan peningkatan
kadar kreatinin kinase dalam serum 10-200 kali lebih tinggi dari normal,
terdapatnya perubahan miopati pada pemeriksaan elektromiografi dan gambaran
biopsi otot yang khas. Elektromiografi (EMG) akan memperlihatkan potensial
kecil dengan durasi singkat, peningkatan jumlah potensial polifasik, dan
rekrutmen berlebihan potensial unit motorik dengan usaha ringan. Fibrilasi dan
lepas muatan kacau berfrekuensi tinggi dapat dijumpai pada penyakit tahap
lanjut.Gambaran EMG mungkin normal pada stadium praklinis. Biopsy otot akan
memperlihatkan berbagai kelainan berikut, bergantung pada stadium penyakit:
peningkatan variasi ukuran serat, serat opak besar, daerah-daerah degenerasi dan
regenerasi serat yang bersifat fokal, peningkatan jumlah nucleus internal, dan
ilfiltrasi lemak dan jaringan ikat.Penting untuk memikirkan kemungkinan
diagnosis distrofi Duchenne di setiap anak laki-laki yang mengalami
keterlambatan perkembangan menyeluruh dan tidak dapat dijelaskan penyebabnya
atau yang mengalami keterlambatan berjalan lebih dari usia 18 bulan. Kadar
kreatinin kinase serum selalu sangat meningkat sebelum kelemahan otot terdeteksi
6
secara klinis dan hal ini dapat digunakan untuk uji skrining pada kasus-kasus
tersebut di atas.
Hampir semua anak laki-laki dengan distrofi Duchenne tidak dapat
berjalan sampai usia 8-11 tahun dan terbatas pada sebuah kursi roda. Mereka
sering mengalami skoliosis dan juga deformitas kaki ekuinus karena kelemahan
otot dan ketidakseimbangan. Infeksi saluran napas akan mempercepat kematian
menjelang usia 15-25 tahun. Perkembangan intelektual biasanya normal, tetapi
terdapat sedikit peningkatan frekuensi cacat mental.
Pada distrofi otot Duchenne penting dilakukan konseling genetik dan
wanita pembawa sifat dapat dideteksi dengan mendapatkan suatu peningkatan
kadar kreatinin kinase dalam serum. Bila seorang wanita diduga sebagai pembawa
sifat, diagnosis prenatal mungkin dapat ditegakkan dengan amniosentesis atau
biopsi vilus korionik.Hal ini benar bila terdapat suatu gen yang hilang di Xp21.
Karena tidak adanya terapi yang spesifik, perempuan pembawa sifat harus
dideteksi untuk mencegah timbulnya kasus baru.Sebagian dapat diidentifikasi
dengan menggunakan analisis silsilah sederhana.Ibu dari anak laki-laki yang
terkena dengan satu atau lebih saudara laki-laki ibu juga terkena juga dianggap
sebagai pembawa sifat yang definitive.Identifikasi kemungkinan pembawa sifat
sebagian (tidak semua) dapat dilakukan dengan analisis DNA langsung, dengan
analisis sekuens DNA polimorf yang terkait kegen Duschenne, atau
imunohistokimia distrofin pada biopsy otot.Diagnosis pralahir dibawa oleh
analisis DNA langsung pada vili amniosit atau chorionic.
2. Distrofi Otot Becker
Penyakit ini merupakan bentuk yang ringan dari antara penyakit distrofi
otot yang diturunkan secara resesif terkait-seks, yaitu secara klinis kelemahan otot
muncul lebih lambat. Sekarang telah diketahui bahwa gen penyebab distrofi otot
Becker beralel dengan gen distrofi Duchenne. Pada distrofi otot Becker ada
distrofin otot meskipun hanya tinggal sedikit.Gejalanya menyerupai distrofi otot
Duchenne, tetapi lebih ringan.Gejala pertama kali muncul pada usia 10
tahun.Ketika mencapai usia 16 tahun, sangat sedikit penderita yang harus duduk
di kursi roda dan lebih dari 90% yang bertahan hidup sampai usia 20 tahun.
7
3. Distrofi Otot Facioscapulohumeral
Pola penyakit ini diturunkan secara dominan autosom dan bermanifestasi
pada akhir masa kanak-kanak atau awal masa remaja, yang mungkin dihubungkan
dengan kerusakan otak dan mempengaruhi kedua jenis kelamin sama banyaknya.
Onsetnya saat pubertas ditandai oleh pengecilan progresif pada gelang bahu dan
gelang panggul serta wajah.Terdapat variasi keparahan penyakit yang jelas dalam
keluarga yang terserang.Kelemahan gelang bahu merupakan tanda awal diikuti
terkenanya wajah dan ketidakmampuan menutup mata secara kuat. Bersayapnya
scapula merupakan tanda lain. Keadaan tersebut berkembang lambat dan cocok
dengan rentang hidup normal.Gangguan ini bisa menghilang secara spontan atau
berkembang mengenai otot-otot pada batang tubuh dan ekstremitas bawah.
Biasanya penderita bisa hidup sepanjang usia normal.
4. Distrofi Gelang Ekstremitas (Gelang Bahu dan Panggul/ERB)
Jenis distrofi otot progresif ini diwariskan sebagai resesif autosomal
sehingga dapat menyerang anak perempuan dan laki-laki.Muncul pada usia 20-40
tahun. Kelainan ini mengenai otot-otot pada gelang bahu dan panggul dan
progresif perlahan-lahan, biasanya kematian terjadi pada usia pertengahan. Otot
gelang pinggul lebih terkena daripada otot gelang bahu. Distrofi tersebut dapat
menyerupai distrofi Duchenne pada seorang anak laki-laki tetapi distrofin otot
normal.
Bentuk lain bisa mengenai otot-otot wajah dan mata (distrofi
okulomuskular) atau otot-otot bagian distal ekstremitas (dstrofi muskular Gower).
Jenis ini sangat jarang.
5. Distrofi Miotonik
Distrofi ini sebelumnya dianggap sebagai suatu penyakit menyerang orang
dewasa tetapi saat ini diketahui bahwa onset pada masa kanak-kanak tidak jarang
terjadi. Distrofi tersebut berbeda dengan distrofi otot lain, tidak hanya pada
adanya keadaan miotonia tetapi juga karena terkenanya jaringan lainsecara luas.
Baik laki-laki maupun perempuan terkena dan pewarisan ini bersifat dominan
8
autosomal.Kelemahan otot secara khas mengenai otot wajah dan leher yang
menimbulkan fasies miopati, ptosis, mulut terbuka dan rahang turun.Miotonia
terlihat sebagai gejala terlambatnya mata untuk membuka setelah tertutup atau
kesulitan merelaksasi genggaman.Kelemahan ekstremitas distal juga dapat terjadi.
Gambaran lainmencakup terkenanya jantung, katarak, atrofi testis dan disfungsi
adrenal.
Pada bentuk kongenital, janin mengalami kesulitan bernapas dan
menyusu.Banyak kematian pada periode neonatus tetapi bagi yang selmat
memperlihatkan pemulihan yang baik.Namun, sebagian besar pendidikannya
subnormal.Pada setiap kasus kongenital orang tua yang terkena adalah ibu.
Miopati kongenital.Miopati ini merupakan sekelompok gangguan yang
kompleks yang hanya dapat dikenali setelah pemeriksaan detil otot diperoleh saat
biopsi, misalnya penyakit ini sentral dan miopati nemalin.
Miopati metabolik.Penyakit simpanan glikogen tipe II, defisiensi maltase
asam, merupakan keadaan resesif autosomal yang kelemahan ototnya merupakan
gambaran utama.Pada bentuk infantile (penyakit Pompe) bayi dating dengan gagal
jantung, hepatomegali, dan hipotonia yang nyata. Sebagian besar meninggal
sebelum usia 18 bulan.
2.3 Epidemiologi Distrofi Otot
Insidensi Duchenne distrofi otot terjadi pada anak laki-laki muda.Distrofi
otot Duchenne menyerang 1 dari setiap 3000 anak laki-laki(terkait–X resesif).
Anak perempuan dapat terserang, tetapi jarang.Distrofi muscular Duchenne terjadi
pada sekitar 50% dari semua kasus.Distrofi otot Becker menyerang anak laki-laki
dan terjadi pada sekitar 1 dalam 30.000 sampai 40.000 laki-laki yang lahir.
Distrofi muskular limb-girdle kira-kira memiliki insidens yang sama.Distrofi
fasioskapulohumeral menyerang semua jenis kelamin secara seimbang.Distrofi
limb-girdle dan okular menyerang kedua jenis kelamin (resesif autosom). Sekitar
50% saudara perempuan dari anak laki-laki dengan distrofi muskular akan
menjadi karier, dan separuh dari keturunan laki-laki mereka akan
mewarisipenyakit ini. Sekitar 50% anak dengan distrofi muskular dapat dicirikan
9
memiliki kepribadian yang normal.Perbedaan belajar dan/atau penurunan IQ tidak
jarang terjadi.
2.4 Etiologi Distrofi Otot
Distrofi otot disebabkan oleh kesalahan informasi genetic/hilangnya
informasi genetik yang menghambat tubuh dalam membuat protein yang
dibutuhkan untuk membangun dan mempertahankan otot yang sehat. Gen yang
mengkode protein bernama dystrophin. Protein ini esensial untuk kerja otot. Gen
yang mengkode protein ini berlokasi pada kromosom X. Sedangkan pada hasil
riset Kemajuan terakhir dalam bidang genetik molukelur memperlihatkan
penyebab bentuk distrofi yang paling sering, termasuk distrofi otot Duchenne,
distrofi otot Becker, dan distrofi miotonik. Penelitian serupa sedang dilakukan
terhadap distrofi lain dan kita dapat berharap diperolehnya kemajuan yang pesat
dalam pemahaman tentang gangguan yang parah ini.
2.5 Patofisiologi Distrofi Otot
Distrofi muscular adalah penyakit yang menyebabkan pelisutan otot
volunter secara simetris dan bilateral.Otot-otot mengalami pseudohipertropi, dan
jaringan otot diganti jaringan ikat dan lemak. Jenis distrofi muscular termasuk
Duchenne, Becker, limb-girdle, kongenital, okular, dan
fasioskapulohumeral.Awitan jenis resisif yang terkait seks (Duchenne, Becker,
limb-girdle, kongetal) terjadi lebih awal dari jenis yang dominan
(fasioskapulohumeral, okular). Distrofi muscular Duchenne dan Becker
disebabkan oleh mutasi pada gen distrofin. Distrofin adalah protein otot yang
tidak terdapat pada distrofi muscular Duchenne dan berubah pada distrofi
muscular Becker. Gejala-gejala awal yang tampak adalah gaya berjalan yang
abnormal dan kaku. Otot-otot sfingter, tangan, kaki,lidah,palatum, dan pengunyah
jarang terkena distrofi ini.Retardasi ringan sampai sedang tidak jarag
terjadi.Perbedaan belajar juga sering terjadi.Anak dengan distrofi muscular
Duchenne jarang ada yang hidup sampai berumur diatas 20 tahun kecuali jika
dapat mendapat bantuan ventilasi mekanik jangka panjang. Ciri lain dari distrofi