Top Banner
Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 1 Neraca Bahan Makanan (NBM) & PPH Ketersediaan Kota Ternate Tahun 2017 Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate
79

Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate · 2 Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 KATA …

Jul 08, 2018

Download

Documents

nguyenkien
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate · 2 Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 KATA …

Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017

1

Neraca Bahan Makanan (NBM) &

PPH Ketersediaan Kota Ternate

Tahun 2017

Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate

Page 2: Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate · 2 Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 KATA …

Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017

2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas terselesaikannya Laporan

Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Tingkat Ketersediaan

Dinas Ketahanan Kota Ternate Tahun 2017.

Neraca Bahan Makanan (NBM) adalah penyajian data dalam bentuk tabel yang

dapat menggambarkan situasi dan kondisi ketersediaan pangan untuk konsumsi penduduk

di wilayah Kota Ternate dalam kurun waktu satu tahun. NBM menyajikan angka rata-rata

jumlah pangan yang tersedia di tingkat rumah tangga konsumen untuk konsumsi penduduk

perkapita (Kg/thn atau gr/hari atau zat gizi tertentu/kap/hari). Sedangkan Pola Pangan

Harapan (PPH) adalah susunan beragam pangan atau kelompok pangan yang didasarkan

atas sumbangan energinya, baik secara absolut maupun relatif terhadap total energi baik

dalam hal ketersediaan maupun konsumsi pangan, yang mampu mencukupi kebutuhan

dengan mempertimbangkan aspek-aspek sosial, ekonomi, budaya, agama, cita rasa.

Maksud dan tujuan Laporan NBM dan PPH Tingkat Ketersediaan Kota Ternate

adalah untuk mengetahui gambaran pengadaan (produksi, impor, stok) dan penggunaan

serta ketersediaan pangan untuk konsumsi penduduk di wilayah kota Ternate. Selain itu

juga untuk mengetahui Angka Kecukupan Gizi (AKG) dan skor Pola Pangan Harapan (PPH)

Kota Ternate Tahun 2016 pada tingkat ketersediaan.

Dengan Tersediannya data dan informasi tentang ketersediaan pangan Kota Ternate

diharapkan dapat dijadikan acuan dalam perencanaan dan pengambilan kebijakan yang

menyangkut ketahanan pangan.

Ternate, Oktober 2017

KEPALA DINAS KETAHANAN PANGAN KOTA TERNATE

SOFYAN WAHAB,SP, ME NIP. 19630312 198803 1 034

Page 3: Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate · 2 Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 KATA …

Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017

3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii DAFTAR TABEL ..................................................................................................... iii DAFTAR GRAFIK ................................................................................................... iv DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. v BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1 1.2 Pengertian ...................................................................................... 2 1.3 Tujuan ............................................................................................ 3 1.4 Manfaat .......................................................................................... 4 BAB II METODOLOGI ...................................................................................... 5 2.1 Konsepsi Neraca Bahan Makanan dan Pola Pangan Harapan ....... 5 2.2 Komponen-komponen Neraca Bahan Makanan (NBM) .................. 7 2.3 Kelompok Bahan Makanan............................................................. 12 2.3.1 Kelompok Bahan Makanan dalam NBM ............................... 12 2.3.2 Kelompok Bahan Makanan dalam PPH ................................ 15 2.3.3 Perbedaan Kelompok Bahan Makanan dalam NBM dan PPH 17 2.4 Sumber data dan Informasi ............................................................ 18 2.5 Cara Perhitungan ........................................................................... 19 2.5.1 Perhitungan dalam Neraca Bahan Makanan (NBM) ............. 19 2.5.2 Prosedur Pengisian Tabel NBM ........................................... 21 2.5.3 Penentuan Bobot dalam PPH ............................................... 24 2.5.4 Cara Perhitungan Skor Pola Pangan Harapan (PPH) ........... 25 2.6 Permasalahan dalam Neraca Bahan Makanan (NBM).................... 25 BAB III ANALISIS KETERSEDIAAN PANGAN DAN GIZI KOTA TERNATE .... 27 3.1 Situasi Ketersediaan Pangan dan Gizi Kota Ternate ...................... 27 3.2 Neraca Bahan Makanan Kota Ternate............................................ 28 3.2.1 Ketersediaan Pangan per Kelompok Bahan Makanan .......... 28 3.2.2 Komposisi Tingkat Ketersediaan Kelompok Bahan Makanan 36 3.3 Pola Pangan Harapan Kota Ternate Tahun 2016 ........................... 39 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 43 4.1 Kesimpulan .................................................................................... 43 4.2 Saran ............................................................................................. 44 4.3 Rekomendasi ................................................................................. 44

Page 4: Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate · 2 Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 KATA …

Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017

4

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Pengelompokan Bahan Makanan dalam NBM ....................................... 12 Tabel 2 Pengelompokan Bahan Makanan dalam PPH ........................................ 15 Tabel 3 Perbedaan Kelompok Pangan dalam NBM dan PPH ............................. 17 Tabel 4 Susunan PPH Ideal Tingkat Nasional berdasarkan Tingkat Ketersediaan Pangan ............................................................................................. 19 Tabel 5 Ketersediaan Pangan per Kelompok Bahan Makanan Tahun 2016........ 29 Tabel 6 Pola Pangan Harapan (PPH) Kota Ternate Tahun 2016 ........................ 39

Page 5: Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate · 2 Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 KATA …

Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017

5

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1 Ketersediaan Energi, Protein dan Lemak per Kapita per Hari Berdasarkan Neraca Bahan Makanan Kota Ternate Tahun 2016........... 28 Grafik 2 Komposisi Ketersediaan Energi Per Kelompok Bahan Makanan ............ 36 Grafik 3 Komposisi Ketersediaan Protein Per Kelompok Bahan Makanan ........... 37 Grafik 4 Komposisi Ketersediaan Lemak Per Kelompok Bahan Makanan ........... 38

Page 6: Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate · 2 Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 KATA …

Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017

6

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Tabel Neraca Bahan Makanan Kota Ternate Tahun 2016 .............. 45 Lampiran 2 Tabel Pola Pangan Harapan (PPH) Tingkat Ketersediaan Kota Ternate Tahun 2016 ....................................................................... 49 Lampiran 3 Komposisi Bahan Makanan ............................................................ 50 Lampiran 4 Jenis Bahan Makanan, Produksi Turunannya dan Besaran Konversi Input ke Output menurut Kelompok Komoditas ............................... 53 Lampiran 5 Besaran Konversi ( Persentase terhadap Penyediaan dalam Negeri) ........................................................................................... 56 Lampiran 6 Konversi yang Digunakan untuk Ternak ......................................... 62 Lampiran 7 Konversi Olahan Komoditas Perikanan .......................................... 63 Lampiran 8 Faktor Konversi Bahan Makanan yang Dipakai untuk Penghitungan Produksi ......................................................................................... 71

Page 7: Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate · 2 Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 KATA …

Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017

7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Undang-Undang nomor 18 tahun 2012, pangan adalah segala sesuatu yang

berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, dan peternakan,

baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi

konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lainnya

yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan pembuatan makanan dan minuman.

Sedangkan ketahanan pangan menurut Undang-undang Nomor 18 tahun 2012 tentang pangan

adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari

tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata,

dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk

dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan.

Untuk mencapai ketahanan pangan masyarakat diperlukan perencanaan pangan dan gizi

yang tepat, baik di tingkat nasional maupun wilayah. Perencanaan tersebut memerlukan informasi

yang akurat tentang situasi ketersediaan, distribusi, konsumsi dan kerawanan pangan. Ketersediaan

pangan berfungsi menjamin pasokan pangan untuk memenuhi kebutuhan seluruh penduduk dari

segi kuantitas, kualitas keragaman dan keamanannya. Ketersediaan pangan dapat dipenuhi dari 3

(tiga) sumber yaitu ; produksi dalam negeri, pemasokan pangan, dan pengelolaan cadangan

pangan. Ketersediaan pangan dapat diamati pada berbagai tingkatan yang secara hirarkhis

mencakup rumah tangga, regional (kabupaten, kota, propinsi) dan nasional. Namun demikian,

penyediaan pangan yang sesuai dengan kebutuhan gizi penduduk baik jumlah maupun mutunya,

merupakan masalah yang masih harus ditemukan solusinya. Oleh karena itu diperlukan suatu upaya

atau cara yang cepat, teliti dan mudah untuk memahami situasi dan mengembangkan ketersediaan

pangan di suatu wilayah pada periode tertentu. Salah satu cara/instrumen untuk memperoleh

Page 8: Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate · 2 Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 KATA …

Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017

8

gambaran situasi tersebut dapat dituangkan dalam suatu neraca atau tabel yang disebut dengan

neraca bahan makanan (NBM).

Situasi ketersediaan pangan wilayah antara lain tercermin dari jumlah ketersediaan pangan,

yang digambarkan dari tingkat ketersediaan maupun mutu keanekaragaman pangan yang

ditunjukkan oleh skor Pola Pangan Harapan (PPH). Dengan mencermati Tabel NBM dari tahun ke

tahun dapat diketahui adanya perubahan jenis bahan makanan yang dikonsumsi penduduk dan

perubahan ketersediaan bahan makanan secara keseluruhan, tingkat kecukupannya menurut

kebutuhan gizi dan terpenuhinya Pola Pangan Harapan (PPH) masyarakat. NBM juga berguna untuk

meneliti dan meramalkan situasi pangan di wilayah Kota Ternate, dengan dasar analisis informasi

pangan yang disajikan. Sedangkan Pola Pangan Harapan (PPH) merupakan parameter sederhana

yang digunakan untuk mengukur keberhasilan penyediaan pangan, dengan tingkat

diversifikasi/keanekaragaman pangan dan menilai mutu gizi pangan.

Penyusunan Neraca Bahan Makanan (NBM), Angka Kecukupan Gizi (AKG) dan Pola

Pangan Harapan (PPH) di Kota Ternate dilakukan dalam periode satu tahun. Penyusunannya

mengacu pada metode yang disusun oleh Food and Agriculture Organization (FAO) serta mengacu

pada pedoman umum NBM pusat, dengan beberapa penyesuaian sejalan dengan perkembangan

ketersediaan data, dan beberapa penyempurnaan khususnya dalam penggunaan konversi dalam

NBM dengan menggunakan kajian-kajian/survey.

Apabila NBM dan PPH disusun secara lengkap, tepat waktu dan berurutan dari suatu

periode ke periode berikutnya akan sangat berguna untuk memantapkan kebijakan pangan secara

menyeluruh menuju kemandirian dan kestabilan pangan.

1.2 Pengertian

Neraca Bahan Makanan (NBM) adalah tabel yang menyajikan gambaran menyeluruh

tentang penyediaan/pengadaan (supply), penggunaan/pemanfaatan (utilization) pangan di suatu

Page 9: Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate · 2 Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 KATA …

Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017

9

wilayah dalam periode tertentu (dalam kurun waktu satu tahun). NBM menunjukkan ketersediaan

bahan pangan untuk setiap komoditas dan olahannya yang lazim dikonsumsi penduduk berdasarkan

sumber penyediaan dan penggunaannya. Penyediaan diperoleh dari jumlah total bahan pangan

yang diproduksi dikurangi dengan perubahan stok ditambahkan dengan jumlah total yang diimpor

dan dikurangi dengan jumlah total yang diekspor selama periode tersebut. Sedangkan penggunaan

diperoleh dari jumlah total kebutuhan pakan, bibit, industri makanan dan non makanan, tercecer,

serta bahan makanan yang tersedia untuk dikonsumsi manusia. Ketersediaan per kapita untuk

dikonsumsi diperoleh dengan membagi ketersediaan bahan makanan dengan jumlah penduduk

pertengahan tahun.

Pola Pangan Harapan (PPH) adalah susunan beragam pangan atau kelompok pangan

yang didasarkan atas sumbangan energinya, baik secara absolute maupun relatif terhadap total

energi baik dalam hal ketersediaan maupun konsumsi pangan, yang mampu mencukupi kebutuhan

dengan mempertimbangkan aspek-aspek sosial, ekonomi, budaya, agama, cita rasa.

1.3 Tujuan

Penyusunan Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Kota

Ternate bertujuan :

1. Untuk mengetahui gambaran pengadaan (produksi, impor, stok) dan penggunaan serta

ketersediaan pangan untuk konsumsi penduduk di wilayah Kota Ternate.

2. Untuk mengetahui Angka Kecukupan Gizi (AKG) dan skor Pola Pangan Harapan (PPH) Kota

Ternate Tahun 2016 pada tingkat ketersediaan.

3. Tersediannya data dan informasi tentang ketersediaan pangan kota Ternate sehingga dapat

dijadikan acuan dalam perencanaan dan pengambilan kebijakan yang menyangkut ketahanan

pangan.

Page 10: Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate · 2 Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 KATA …

Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017

10

1.4 Manfaat

Manfaat yang diperoleh dalam penyusunan Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola

Pangan Harapan (PPH) adalah:

1. Mengetahui jumlah penyediaan pangan, penggunaan pangan dan ketersediaan pangan per

kapita untuk konsumsi penduduk

2. Mengevaluasi pengadaan dan penggunaan pangan

3. Mengevaluasi tingkat ketersediaan pangan berdasarkan rekomendasi Angka Kecukupan Gizi

(AKG) dan komposisinya berdasarkan Pola Pangan Harapan (PPH)

4. Bahan acuan dalam perencanaan produksi/pengadaan pangan

5. Bahan perumusan kebijakan pangan dan gizi

Page 11: Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate · 2 Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 KATA …

Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017

11

BAB II METODOLOGI

2.1 Konsepsi Neraca Bahan Makanan Dan Pola Pangan Harapan

Penyusunan NBM Indonesia diawali pada tahun 1963 yang dilakukan oleh Biro Pusat

Statistik (BPS) dibantu oleh tenaga ahli dari Food and Agriculture Organization (FAO). Penerbitan

publikasi NBM pada waktu itu bersifat tiga tahunan dan hanya untuk keperluan intern BPS yang

dimulai edisi 1963 – 1965 dan 1964 – 1966. NBM secara tahunan disusun sejak tahun 1970.

Berdasarkan Instruksi Menteri Pertanian Nomor 12/INS/UM/6/1975 tanggal 19 Juni 1975, dibentuk

Tim Penyusun NBM tingkat nasional yang beranggotakan beberapa instansi seperti Departemen

Pertanian, BPS, dan instansi terkait lainnya. Tim ini bertugas melakukan penyusunan Buku Pedoman

Penyusunan NBM serta menyajikan publikasi NBM secara tahunan. BPS menerbitkan publikasi NBM

secara tahunan hanya sampai dengan edisi 1998 – 1999. Selanjutnya mulai edisi 1999 – 2000

penerbitan publikasi NBM dilakukan oleh Badan Bimas Ketahanan Pangan (BBKP) sesuai dengan

salah satu fungsi BBKP menurut Keputusan Presiden Nomor 165 tahun 2001, yaitu melakukan

pengkajian, perumusan kebijakan, pemantauan dan pengembangan ketersediaan dan produksi

pangan. Keberadaan NBM di tingkat nasional dirasakan terlalu bersifat agregasi, padahal dalam

menyusun kebijakan pangan di tingkat regional sangat membutuhkan informasi NBM. Menyadari

akan tuntutan tersebut, pada tahun 1979 Sekretaris Jenderal Departemen Pertanian atas nama

Menteri Pertanian mengeluarkan instruksi ke seluruh Kepala Kantor Wilayah Departemen Pertanian

melalui surat Nomor 92/B/1979, tanggal 18 Januari 1979 untuk melakukan penyusunan NBM

regional/provinsi. Sejalan dengan itu, dikeluarkan pula Instruksi Presiden Nomor 20 tahun 1979,

tanggal 8 Oktober 1979 tentang Perbaikan Mutu Makanan Rakyat termasuk didalamnya penyajian

NBM, sebagai kelanjutan Instruksi Presiden Nomor 14 tahun 1974. Pada tahun 1985 seluruh Kepala

Kantor Wilayah Departemen Pertanian diinstruksikan untuk mengembangkan penyusunan NBM

regional/provinsi, melalui surat Nomor RC.220/487/B/II/1985, tanggal 20 Januari 1985.

Page 12: Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate · 2 Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 KATA …

Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017

12

Dasar hukum lainnya yang mendukung penyusunan NBM antara lain PP No.68 tahun 2002

tentang Ketahanan Pangan, UU No.32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Perpres RI No.83

tahun 2006 tentang Dewan Ketahanan Pangan, Perpres No.24 tahun 2010 tentang Kedudukan,

Tugas dan Fungsi Kementerian Negara Serta Susunan Organisasi, Permentan No.61 tahun 2010

tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, Permentan No. 65 tahun 2010 tentang

Standar Pelayanan Minimal Bidang Ketahanan Pangan Provinsi dan Kabupaten/Kota serta UU

No.18 tahun 2012 tentang Pangan.

Berdasarkan Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) X Tahun 2012, rekomendasi

angka kecukupan gizi (AKG) pada tingkat konsumsi adalah 2.150 kal/kap/hr untuk energi dan 57

gr/kap/hr untuk protein. Rekomendasi pada tingkat ketersediaan adalah 2.400 kal/kap/hr untuk

energi dan 63 gr/kap/hr untuk protein. Berkaitan dengan hal tersebut diatas, untuk mengukur

keberhasilan upaya pemenuhan kecukupan gizi dengan mempertimbangkan keberagaman pangan

dalam produksi, ketersediaan dan konsumsi pangan penduduk diperlukan suatu parameter, salah

satunya adalah Pola Pangan Harapan (PPH). Secara umum, PPH pada tingkat ketersediaan dapat

digunakan untuk: (1) menilai mutu dan keragaman pangan dari sisi ketersediaan melalui

penghitungan skor PPH, (2) menyusun perencanaan ketersediaan pangan. Dengan melihat skor

PPH diketahui tidak hanya pemenuhan kecukupan gizi tetapi sekaligus juga mempertimbangkan

keseimbangan gizi yang didukung oleh cita rasa, daya cerna, daya terima masyarakat, kuantitas dan

kemampuan daya beli. Semakin tinggi skor mutu pangan tersebut, maka tingkat ketersediaan

pangan semakin beragam dan komposisinya semakin baik/berimbang. Sedangkan penyusunan

perencanaan ketersediaan pangan melalui pengelompokkan PPH dilakukan berdasarkan tingkat

konsumsi hasil angka Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS). Dengan demikian perencanaan

ketersediaan pangan tersebut tetap mempertimbangkan kecukupan gizi dan keberagaman pangan

yang seimbang.

Page 13: Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate · 2 Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 KATA …

Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017

13

2.2 Komponen-Komponen Neraca Bahan Makanan (NBM)

Tabel NBM terdiri atas 19 kolom yang terbagi menjadi 3 kelompok penyajian yaitu

pengadaan/penyediaan, penggunaan/pemakaian dan ketersediaan perkapita. Jumlah pengadaan

harus sama dengan jumlah penggunaan. Komponen pengadaan meliputi produksi (masukan dan

keluaran), perubahan stok, impor, dan ekspor. Sedangkan komponen penggunaan meliputi

penggunaan untuk pakan, bibit, industri (makanan dan bukan makanan), tercecer, dan bahan

makanan yang tersedia untuk dikonsumsi. Bahan makanan yang tersedia untuk dikonsumsi ini

dijadikan dalam penghitungan ketersediaan bahan makanan perkapita (kg/th dan gram/hari),

ketersediaan energi perkapita per hari (kkal), ketersediaan protein per kapita per hari (gram), dan

ketersediaan lemak per kapita per hari (gram).

a. Jenis Bahan Makanan

Jenis bahan makanan yang dicakup dalam NBM meliputi bahan makanan yang bersumber

dari nabati maupun hewani dan lazim dikonsumsi oleh penduduk. Bahan makanan tersebut

dikelompokkan menjadi 11 kelompok menurut jenisnya, dan diikuti prosesnya mulai dari saat

diproduksi sampai dengan dapat dipasarkan atau tersedia untuk dikonsumsi penduduk, dalam

bentuk awal maupun bentuk turunan. Bahan makanan turunan tersebut dapat masuk ke dalam satu

kelompok bahan makanan yang sama atau yang berbeda dengan jenis bahan makanan awalnya.

Cakupan bahan makanan setiap kelompok pada NBM Provinsi / Kabupaten / Kota dapat

berbeda dengan NBM Nasional. Hal ini sangat dipengaruhi oleh potensi wilayah dalam produksi

dan pola konsumsi bahan makanan. Pengelompokan bahan makanan tersebut adalah padi-padian,

makanan berpati, buah/biji berminyak, buah-buahan, sayuran, daging, telur, susu, ikan serta

kelompok minyak dan lemak.

b. Produksi

Produksi adalah jumlah keseluruhan hasil masing – masing bahan makanan yang

dihasilkan dari sektor pertanian (tanaman pangan, holtikultura, peternakan, perikanan, dan

Page 14: Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate · 2 Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 KATA …

Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017

14

perkebunan), baik yang belum mengalami proses pengolahan maupun yang sudah mengalami

proses pengolahan. Produksi dibedakan menjadi 2 kategori sebagai berikut:

a) Masukan (Input)

Masukan adalah produksi masih dalam bentuk asli maupun dalam bentuk hasil olahan yang akan

mengalami proses pengolahan lebih lanjut.

b) Keluaran (Output)

Keluaran adalah produksi hasil keseluruhan atau sebagai hasil turunan yang diperoleh dari

kegiatan berproduksi, atau hasil utama yang langsung diperoleh dari kegiatan berproduksi yang

belum mengalami perubahan. Besarnya output sebagai hasil dari input sangat tergantung pada

besarnya derajat ekstraksi dan faktor konversi.

Produksi untuk komoditas tanaman pangan mencakup hasil seluruh panen (tua/muda), baik

yang berasal dari lahan sawah maupun lahan tegal serta lahan lama maupun baru. Sedangkan

produksi turunannya diperoleh dengan menggunakan faktor konversi dan tingkat ekstraksi dari

komoditas yang bersangkutan.

Produksi komoditas holtikultura adalah dalam bentuk segar yang mencakup hasil seluruh

panen, baik yang dipanen sekaligus maupun yang dipanen berkali – kali, sehingga pengisiannya

langsung dimasukkan ke kolom 3 (keluaran) kecuali untuk bawang merah dan bawang putih

pengisiannya dimulai dari kolom (2). Kedua komoditas ini tidak dapat langsung dikonsumsi dalam

bentuk segar (kering panen), sehingga harus melewati proses pengeringan untuk menjadi kering

konsumsi.

Pada komoditas peternakan, untuk produksi daging dihitung dari jumlah pemotongan resmi

(RPH) ditambah dengan perkiraan pemotongan tak resmi. Produksi daging (masukan) dinyatakan

dalam bentuk karkas dari semua jenis ternak, sedangkan keluaran dalam bentuk daging murni.

Khusus untuk jeroan dihitung dari total persentase berat karkas masing – masing jenis dan langsung

dimasukkan ke kolom 3 (keluaran).

Page 15: Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate · 2 Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 KATA …

Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017

15

Produksi telur dihitung dari hasil peternakan rakyat, yang langsung dimasukkan ke kolom 3

(keluaran). Produksi perikanan merupakan semua hasil penangkapan ikan/binatang air

lainnya/tanaman air yang ditangkap dari sumber perikanan alami atau dari tempat pemeliharaan baik

yang diusahakan oleh perusahaan perikanan maupun rumah tangga perikanan yang dimakan

nelayan/petani ikan/rumah tangga perikanan atau yang diberikan kepada nelayan/petani ikan

sebagai upah.

Produksi minyak nabati didasarkan pada jumlah yang diolah untuk makanan, kecuali

minyak sawit merupakan produksi asli. Sedangkan produksi untuk lemak hewani didasarkan pada

presentase berat karkas masing – masing jenis daging, yang langsung dimasukkan ke kolom 3

(keluaran).

c. Stok dan Perubahan Stok

Stok adalah sejumlah bahan makanan yang disimpan/dikuasai oleh pemerintah atau

swasta, seperti yang ada di pabrik, gudang, depo, lumbung petani/rumah tangga, dan

pasar/pedagang, yang dimaksudkan sebagai cadangan dan akan digunakan apabila sewaktu –

waktu diperlukan. Data stok yang digunakan adalah data stok awal dan akhir tahun.

Perubahan stok adalah selisih antara stok akhir tahun dengan stok awal tahun. Perubahan

stok ini hasilnya bisa negatif (-) dan bisa positif (+). Negatif (-); berarti ada penurunan stok akibat

pelepasan stok ke pasar. Dengan demikian komoditas yang beredar di pasar bertambah. Positif (+);

berarti ada peningkatan stok yang berasal dari komoditas yang beredar di pasar. Dengan demikian

komoditas yang beredar di pasar menjadi menurun.

d. Impor

Impor adalah sejumlah bahan makanan baik yang belum maupun yang sudah mengalami

pengolahan, yang didatangkan/dimasukkan dari luar daerah ke dalam wilayah Kota Ternate, dengan

tujuan untuk diperdagangkan, diedarkan, atau disimpan. Untuk penghitungan NBM Kota

Ternate,yang termasuk impor adalah:

Page 16: Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate · 2 Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 KATA …

Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017

16

a) Bahan makanan yang didatangkan/dimasukkan dari luar wilayah Kota Ternate langsung ke

dalam wilayah Kota Ternate; dan atau

b) Bahan makanan yang didatangkan/dimasukkan dari wilayah daerah administrasi lain ke dalam

wilayah daerah administrasi Kota Ternate.

e. Penyediaan Dalam Negeri Sebelum Ekspor

Penyediaan Dalam Negeri Sebelum Ekspor adalah sejumlah bahan makanan yang berasal

dari produksi (keluaran) dikurangi perubahan stok ditambah impor.

f. Ekspor

Ekspor adalah sejumlah bahan makanan baik yang belum maupun yang sudah mengalami

pengolahan, yang dikeluarkan dari wilayah Kota Ternate. Untuk penghitungan NBM Kota Ternate,

yang termasuk ekspor adalah :

a) Bahan makanan yang dikeluarkan langsung dari wilayah Kota Ternate

b) Bahan makanan yang dikeluarkan dari wilayah Kota Ternate ke wilayah lain.

g. Penyediaan Dalam Negeri

Penyediaan Dalam Negeri adalah sejumlah bahan makanan yang berasal dari produksi

(keluaran) dikurangi perubahan stok ditambah impor dikurangi ekspor.

h. Pemakaian Dalam Negeri

Pemakaian Dalam Negeri adalah sejumlah bahan makanan yang digunakan di dalam

negeri/daerah untuk pakan, bibit/benih, diolah untuk industri makanan dan bukan makanan, yang

tercecer, dan yang tersedia untuk dikonsumsi.

a) Pakan

Pakan adalah sejumlah bahan makanan yang langsung diberikan kepada ternak peliharaan baik

ternak besar, ternak kecil, unggas, maupun ikan.

b) Bibit/Benih

Bibit adalah sejumlah bahan makanan yang digunakan untuk keperluan reproduksi.

Page 17: Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate · 2 Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 KATA …

Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017

17

c) Diolah untuk Makanan

Diolah untuk makanan adalah sejumlah bahan makanan yang masih mengalami proses

pengolahan lebih lanjut melalui industri makanan dan hasilnya dimanfaatkan untuk makanan

manusia dalam bentuk lain.

d) Diolah untuk Bukan Makanan

Diolah untuk bukan makanan adalah sejumlah bahan makanan yang masih mengalami proses

pengolahan lebih lanjut dan dimanfaatkan untuk kebutuhan industri bukan untuk makanan

manusia, termasuk untuk industri pakan ternak/ikan.

e) Tercecer

Tercecer adalah sejumlah bahan makanan yang hilang atau rusak sehingga tidak dapat dimakan

oleh manusia, yang terjadi secara tidak sengaja sejak bahan makanan tersebut diproduksi hingga

tersedia untuk konsumen.

f) Bahan Makanan

Bahan makanan adalah sejumlah bahan makanan yang tersedia untuk dikonsumsi oleh

penduduk suatu Negara atau daerah, pada tingkat pedagang pengecer dalam suatu kurun waktu

tertentu.

i. Ketersedian Per Kapita

Ketersediaan per kapita adalah sejumlah bahan makanan yang tersedia untuk dikonsumsi

penduduk Kota Ternate dalam suatu kurun waktu 1 tahun, baik dalam bentuk natura maupun dalam

bentuk unsur gizinya. Unsur gizi utama tersebut adalah sebagai berikut:

a) Energi adalah sejumlah kalori hasil pembakaran karbohidrat yang berasal dari berbagai jenis

bahan makanan. Energi ini sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk kegiatan tubuh seluruhnya.

b) Protein adalah suatu persenyawaan yang mengandung unsur “N”, yang sangat dibutuhkan tubuh

untuk pertumbuhan serta penggantian jaringan – jaringan yang rusak/aus.

Page 18: Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate · 2 Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 KATA …

Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017

18

c) Lemak adalah salah satu unsur zat makanan yang dibutuhkan oleh tubuh sebagai tempat

penyimpanan energi, protein, dan vitamin.

d) Vitamin adalah salah satu unsur zat makanan yang diperlukan tubuh untuk proses metabolisme

dan pertumbuhan yang normal.

e) Mineral adalah zat makanan yang diperlukan manusia agar memiliki kesehatan dan pertumbuhan

yang baik.

Catatan : Sampai saat ini, data yang disajikan baru mencakup ketersediaan per kapita untuk energi,

protein, dan lemak.

2.3 Kelompok Bahan Makanan

2.3.1 Kelompok Bahan Makanan Dalam Neraca Bahan Makanan (NBM)

Jenis bahan makanan yang dicakup dalam NBM meliputi bahan makanan yang bersumber

dari nabati maupun hewani dan lazim dikonsumsi oleh penduduk. Bahan makanan terebut

dikelompokkan menjadi 11 kelompok menurut jenisnya, dan diikuti prosesnya mulai dari saat

diproduksi sampai dengan dapat dipasarkan atau tersedia untuk dikonsumsi penduduk dalam bentuk

awalnya (belum berubah) atau bentuk lain yang berbeda dengan bentuk awal setelah melewati

proses pengolahan, yang biasanya disebut sebagai produk turunan. Bahan makanan yang berupa

produk tersebut dapat masuk ke dalam satu kelompok bahan makanan yang sama atau kelompok

bahan makanan yang berbeda dengan jenis bahan makanan awalnya.

Ada 11 kelompok makanan yang disajikan untuk NBM Kota Ternate. Rincian jenis bahan

makanan pada setiap kelompok dapat dilihat pada tabel 1 berikut :

Tabel 1. Pengelompokan Bahan Makanan dalam NBM

No. Kelompok Bahan Makanan Keterangan/Jenis Bahan Makanan

1. Padi – padian Padi – padian terdiri atas bahan makanan seperti ;

gandum beserta produksi turunannya tepung

Page 19: Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate · 2 Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 KATA …

Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017

19

gandum (tepung terigu), gabah (gabah kering giling)

beserta produksi turunannya beras, jagung (pipilan),

dan jagung basah

2. Makanan berpati

Makanan berpati adalah bahan makanan yang

mengandung pati yang berasal dari akar/umbi dan

lain – lain bagian tanaman yang merupakan bahan

makanan pokok lainnya. Kelompok ini terdiri atas;

ubi jalar, ubi kayu dengan produksi turunannya yaitu

gaplek dan tapioka, tepung sagu yang merupakan

produksi turunan dari sagu.

3. Gula Kelompok ini terdiri atas gula pasir dan gula merah

(gula mangkok, gula aren, gula semut, gula siwalan,

dan lain – lain), baik yang merupakan hasil olahan

pabrik maupun rumah tangga.

4. Buah/biji berminyak

Buah/biji berminyak adalah kelompok bahan

makanan yang mengandung minyak yang berasal

dari buah dan biji – bijian. Bahan makanan dalam

kelompok ini adalah; kacang tanah berkulit beserta

produksi turunannya kacang tanah lepas kulit,

kedelai, kacang hijau, kelapa daging (produksi

turunan dari kelapa berkulit), dan kopra (turunan

dari kelapa daging)

5. Buah - buahan

Kelompok ini terdiri atas; alpokat, jeruk, duku,

durian, jambu, mangga, apel, nenas, papaya,

pisang, rambutan, salak, sawo, dan lainnya

Page 20: Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate · 2 Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 KATA …

Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017

20

6. Sayur – sayuran

Kelompok ini terdiri atas; bawang merah, ketimun,

kacang merah, kacang panjang, kentang, kubis,

tomat, wortel, cabe, terong, petsai/sawi, bawang

daun, kangkung, lobak, labu siam, buncis, bayam,

bawang putih, dan lainnya.

7. Daging Kelompok ini terdiri atas; daging sapi, daging

kerbau, daging kambing, daging domba, daging

kuda/lainnya, daging babi, daging ayam buras,

daging ayam ras, daging itik, dan jeroan semua

jenis.

8. Telur

Telur yang dimaksud yaitu telur ayam buras, telur

ayam ras, telur itik, dan telur unggas lainnya.

9. Susu Terdiri atas susu sapi termasuk susu olahan impor

yang disetarakan susu segar.

10. Ikan

Ikan yang dimaksud adalah komoditas yang berupa

binatang air dan biota perairan lainnya. Pada

awalnya penyajian untuk kelompok ini hanya

meliputi jenis ikan darat dan ikan laut, namun

sekarang berkembang menjadi 17 jenis ikan.

11. Minyak & Lemak Berasal dari nabati : minyak kacang tanah, minyak

goreng kelapa, minyak goreng sawit. Berasal dari

hewani : lemak sapi, lemak kerbau, lemak kambing,

lemak domba, lemak babi.

Page 21: Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate · 2 Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 KATA …

Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017

21

2.3.2 Kelompok Bahan Makanan Dalam Pola Pangan Harapan (PPH)

Pengelompokkan jenis pangan berdasarkan PPH berbeda dengan pengelompokkan jenis

pangan berdasarkan NBM. Oleh karena itu, untuk penghitungan skor PPH perlu dilakukan

penyesuaian kelompok pangan dari kelompok pangan NBM ke kelompok pangan PPH. Jenis bahan

makanan yang dicakup dalam NBM dan PPH meliputi bahan makanan yang bersumber dari nabati

maupun hewani dan lazim dikonsumsi oleh penduduk. Bahan makanan dalam NBM dikelompokkan

menjadi 11 kelompok menurut jenisnya, dan diikuti prosesnya mulai dari saat diproduksi sampai

dengan dapat dipasarkan atau tersedia untuk dikonsumsi penduduk dalam bentuk awalnya (belum

berubah) atau bentuk lain yang berbeda dengan bentuk awal setelah melewati proses pengolahan,

yang biasanya disebut sebagai produk turunan. Bahan makanan yang berupa produk tersebut dapat

masuk ke dalam satu kelompok bahan makanan yang sama atau kelompok bahan makanan yang

berbeda dengan jenis bahan makanan awalnya. Sedangkan dalam PPH jenis bahan makanan

tersebut diperkecil lagi menjadi 9 kelompok bahan makanan.

Kelompok bahan makanan dalam PPH dan rinciannya dapat dilihat pada tabel 2, yaitu:

Tabel 2. Pengelompokan Bahan Makanan Dalam Pola Pangan Harapan

No. Kelompok Pangan Keterangan / Jenis Bahan Makanan

1. Padi-padian Beras & olahannya, jagung & olahannya, gandum &

olahannya

2. Umbi-umbian Ubi kayu & olahannya, ubi jalar, kentang, talas, sagu

(termasuk makanan berpati)

3. Pangan hewani Daging & olahannya, ikan & olahannya, telur, susu &

olahannya

4. Minyak & lemak Minyak kelapa, minyak sawit, margarin, lemak hewani

Page 22: Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate · 2 Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 KATA …

Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017

22

5. Buah/biji berminyak Kelapa, kemiri, kenari, cokelat

6. Kacang-kacangan

Kacang tanah, kacang kedelai, kacang hijau, kacang merah,

kacang polong, kacang mete, kacang tunggak, kacang lain,

tahu, tempe, tauco, oncom, sari kedelai, kecap

7. Gula Gula pasir, gula merah, sirup, minuman jadi dalam

botol/kaleng

8. Sayur & buah Sayur segar & olahannya, buah segar & olahannya, termasuk

emping

9. Lain-lain Aneka bumbu & bahan minuman spt terasi, cengkeh,

ketumbar, merica, pala, asam, bumbu masak, teh, kopi

Berdasarkan Deptan 2001, susunan PPH ideal dari total energi (tingkat nasional) adalah

sebagai berikut :

Padi – padian (50% dari total energi),

Umbi – umbian (6% dari total energi),

Pangan hewani (12% dari total energi),

Minyak dan lemak (10% dari total energi)

Buah/biji berminyak (3% dari total energi)

Kacang – kacangan (5% dari total energi)

Gula (5% dari total energi)

Sayur dan buah (6% dari total energi)

Lain – lain (3% dari total energi)

Page 23: Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate · 2 Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 KATA …

Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017

23

2.3.3 Perbedaaan Kelompok Bahan Makanan Dalam NBM dan PPH

Perbedaan dalam pengelompokan bahan makanan dalam NBM dan PPH yang tampak

nyata adalah berdasarkan jumlah kelompok pangan, kelompok pangan dalam NBM berjumlah 11

sedangkan dalam PPH kelompok pangan tersebut diperkecil lagi menjadi 9 kelompok pangan.

Adapun perbedaannya dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini :

Tabel 3. Perbedaaan Kelompok Pangan dalam NBM dan PPH

No. NBM

No. PPH

Kelompok Pangan Kelompok Pangan

1. Padi-padian 1. Padi-padian

2. Makanan berpati (Ubi kayu & olahannya, ubi

jalar, talas, sagu)

2. Umbi-umbian (termasuk makanan berpati yaitu

Ubi kayu & olahannya, ubi jalar, talas, sagu

dan kentang)

3. Gula 3. Gula

4. Buah/Biji berminyak (terdiri dari kac. tanah,

kedelai, kac. hijau, kelapa)

4. Buah/Biji Berminyak (hanya kelapa)

5. Buah-buahan 5. Kacang-kacangan (terdiri dari kac. merah,

kacang tanah, kedelai, kac. Hijau)

6. Sayur-sayuran 6. Sayur dan Buah (tidak termasuk kentang dan

kacang merah)

7. Daging (termasuk jeroan) 7. Pangan Hewani (terdiri dari daging, telur, susu,

ikan, minus jeroan)

8. Telur 8. Minyak dan Lemak (termasuk jeroan)

9. Susu 9. Lain-lain

10 Ikan

11. Minyak dan Lemak

Page 24: Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate · 2 Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 KATA …

Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017

24

2.4 Sumber Data Dan Informasi

Data/informasi yang dibutuhkan antara lain adalah data yang meliputi produksi, perubahan

stok, impor, ekspor, penggunaan untuk pakan, bibit, tercecer, industri pangan dan non pangan serta

data jumlah penduduk.

Data pokok yang digunakan dalam penyusunan NBM adalah :

a. Data stok beras diperoleh dari Distributor

b. Data produksi palawija, sayuran, buah-buahan, perkebunan dan peternakan diperoleh dari Dinas

Pertanian dan Kehutanan Kota Ternate.

c. Data produksi perikanan diperoleh dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Ternate

d. Data Ekspor Impor di peroleh dari Balai Karantina Pertanian, Badan Karantina Perikanan dan

Distributor.

e. Untuk data pakan, bibit, tercecer, didapatkan dari besaran angka konversi yang ditetapkan oleh

Tim NBM Pusat yang didasarkan atas hasil kajian dan pendekatan-pendekatan ilmiah.

f. Data penduduk yang digunakan adalah bersumber dari Proyeksi Jumlah Penduduk Kota Ternate

tahun 2016 yang diperoleh dari Badan Pusat Statistika (BPS).

g. Komponen penggunaan/pemakaian dalam negeri diperoleh dengan melakukan perhitungan

berupa persentase terhadap penyediaan dalam negeri (seperti pakan dan tercecer), atau

merupakan residual dari hasil perhitungan.

Data – data yang diperlukan dalam perhitungan skor PPH adalah:

a. Data ketersediaan pangan dalam bentuk energi pada Neraca Bahan Makanan (NBM), sumber:

NBM Kota Ternate tahun 2017.

b. Rekomendasi AKG Ketersediaan Pangan besarnya 2400 kalori perkapita perhari, sumber :

Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi X tahun 2012.

c. Bobot dan skor ideal PPH, sumbernya Deptan 2001.

Page 25: Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate · 2 Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 KATA …

Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017

25

Tabel 4. Susunan PPH Ideal Tingkat Nasional Berdasarkan Tingkat Ketersediaan Pangan

No. Kelompok Pangan Energi

(Kkal/kap/hr)

%

AKG Bobot

Skor

PPH Maksimal

1. Padi-padian 1200 50,0 0,5 25,0

2. Umbi-umbian 144 6,0 0,5 2,5

3. Pangan Hewani 288 12,0 2,0 24,0

4. Minyak dan Lemak 240 10,0 0,5 5,0

5. Buah/biji berminyak 72 3,0 0,5 1,0

6. Kacang-kacangan 120 5,0 2,0 10,0

7. Gula 120 5,0 0,5 2,5

8. Sayur dan buah 144 6,0 5,0 30,0

9. Lain-lain 72 3,0 0,0 0,0

Jumlah 2400 100,0 100,0

2.5 Cara Penghitungan

2.5.1 Perhitungan Dalam Neraca Bahan Makanan (NBM)

Tabel NBM terbagi menjadi tiga kelompok penyajiaan, yaitu :

1. Penyediaan (supply) terdiri atas komponen-komponen produksi, perubahan stok, impor dan

ekspor dengan persamaan sebagai berikut :

dimana,

TS : total penyediaan dalam negeri (total supply)

O : produksi

St : stok akhir – stok awal

TS = O - St + M – X

Page 26: Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate · 2 Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 KATA …

Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017

26

M : impor

X : ekspor

2. Penggunaan (utilization), untuk keperluan pakan, bibit, industri makanan dan non makanan,

tercecer, serta bahan makanan yang tersedia pada tingkat pedagang pengecer, yang dapat

dinyatakan dalam bentuk persamaan sebagai berikut :

dimana,

TS : total penggunaan

F : pangan

S : bibit

I : industri

W : tercecer

Fd : ketersediaan bahan makanan

3. Ketersediaan bahan makanan (pangan) per kapita, diperoleh dari ketersediaan masing-masing

bahan makanan dibagi dengan jumlah penduduk, disajikan dalam bentuk kuantum (volume) dan

kandungan nilai gizinya dalam satuan kalori energi gram protein dan gram lemak.

4. Perlakuan Khusus

Bagi komoditi yang data produksinya tidak tersedia, perhitungan dimulai dari kolom 15 yaitu

ketersediaan per kapita (kg/tahun). Kolom 15 ini diperoleh dengan menggunakan pendekatan

data konsumsi hasil susenas (modul) dimark-up 10 %, dengan asumsi bahwa perbedaan antara

angka kecukupan energi pada tingkat konsumsi dengan angka kecukupan energi ditingkat

ketersediaan sebesar 10 %.

TS = F + S + I + W + Fd

Page 27: Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate · 2 Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 KATA …

Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017

27

2.5.2 Prosedur Pengisian Tabel NBM

Menurut teori, prosedur pengisian Tabel NBM dilakukan secara berurutan kolom demi kolom,

mulai kolom 2 dan 3 (produksi) dan seterusnya sampai dengan kolom 19 (ketersediaan per kapita

untuk lemak). Namun dalam kenyataannya, ada beberapa jenis bahan makanan yang pengisiannya

tidak dimilai dari kolom produksi, hal ini dipengaruhi oleh sumber data yang tersedia pada masing –

masing jenis bahan makanan.

Adapun pengisian yang dilakukan secara berurutan kolom demi kolom adalah :

Kolom 1 : Jenis bahan makanan

Tuliskan nama seluruh bahan makanan sesuai dengan kelompok komoditasnya pada

kolom (1).

Kolom 2 : Produksi (Masukan)

Tuliskan angka produksi yang masih akan mengalami perubahan bentuk (bila ada) pada

kolom (2), sesuai dengan komoditasnya.

Kolom 3 : Produksi (Keluaran)

Tuliskan pada kolom (3) angka unsur produksi yang merupakan produksi asli yang

diperoleh dari kegiatan berproduksi dan belum mengalami perubahan atau produksi

turunan yang sudah mengalami perubahan.

Kolom 4 : Perubahan Stok

Tuliskan angka perubahan stok (bila ada) pada kolom (4) berikut tandanya: negatif (-)

atau positif (+).

Kolom 5 : Impor

Tuliskan pada kolom (5) angka jumlah bahan makanan yang masuk dari negara lain

atau wilayah lain baik melalui darat, perairan maupun udara

Page 28: Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate · 2 Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 KATA …

Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017

28

Kolom 6 : Penyediaan dalam negeri sebelum ekspor

Tuliskan pada kolom (6) angka hasil dari produksi (keluaran) kolom (3) dikurangi

perubahan stok kolom (4) ditambah impor kolom (5).

Kolom 7 : Ekspor

Tuliskan pada kolom (7) angka jumlah bahan makanan yang dikeluarkan dari wilayah

administrasi/daerah ke luar negeri maupun ke wilayah lain baik melalui darat, perairan

maupun udara.

Kolom 8 : Penyediaan dalam negeri

Tuliskan pada kolom (8) angka hasil dari penyediaan dalam negeri sebelum ekspor

kolom (6) dikurangi ekspor kolom (7).

Kolom 9 : Pakan

Tuliskan angka pakan pada kolom (9).

Kolom 10: Bibit/Benih

Tuliskan angka kebutuhan bibit pada kolom (10)

Kolom 11: Diolah untuk makanan

Tuliskan pada kolom (11) angka banyaknya komoditas bahan makanan yang berasal

dari penyediaan dalam negeri yang diolah untuk makanan.

Kolom 12: Diolah untuk bukan makanan

Tuliskan pada kolom (12) angka banyaknya komoditas bahan makanan yang berasal

dari penyediaan dalam negeri yang diolah untuk keperluan bukan makanan.

Kolom 13: Tercecer

Tuliskan pada kolom (13) angka hasil perkalian persentase tercecer dengan penyediaan

dalam negeri untuk masing – masing komoditas.

Page 29: Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate · 2 Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 KATA …

Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017

29

Kolom 14: Bahan makanan

Tuliskan pada kolom (14) angka jumlah bahan makanan yang tersedia untuk dikonsumsi

penduduk. Angka tersebut merupakan hasil dari : kolom (8) – kolom (9) – kolom (10) –

kolom (11) – kolom (12) – kolom (13).

Kolom 15: kg/Tahun (kg/year)

Tuliskan pada kolom (15) angka hasil pembagian kolom (14) dengan jumlah penduduk

pertengahan tahun. Kg/Tahun = kolom (14) : penduduk pertengahan tahun x 1.000

dikalikan 1.000 karena konversi dari satuan ton ke kilogram.

Kolom 16: Gram/Hari (Gram/Day)

Tuliskan pada kolom (16) angka hasil pembagian kolom (15) dengan jumlah hari dalam

satu tahun dikali 1.000.

Gram/Hari = {kolom (15) : 365} x 1.000.

Dikalikan 1.000 karena konversi dari kilogram ke gram.

Kolom 17: Energi,kkal/Hari (Energi,kcal/Day)

Tuliskan pada kolom (17) angka hasil perkalian kolom (16) dengan persen bagian yang

dapat dimakan (bdd), kemudian dikalikan dengan kandungan energi dari 100 gram

bahan makanan, dibagi 100.

Energi, Kalori/Hari = kol (16) x % bdd x kandungan energi : 100

Kolom 18: Protein,Gram/Hari (Protein,kcal/Day)

Tuliskan pada kolom (18) angka hasil perkalian kolom (16) dengan persen bagian yang

dapat dimakan (bdd), kemudian dikalikan dengan kandungan protein dari 100 gram

bahan makanan, dibagi 100.

Protein, Gram/Hari= kol (16) x % bdd x kandungan protein : 100

Page 30: Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate · 2 Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 KATA …

Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017

30

Kolom 19: Lemak, Gram/hari (Fats,Grams/Day)

Tuliskan pada kolom (19) angka hasil perkalian kolom (16) denagn persen bagian yang

dapat dimakan (bdd), kemudian dikalikan dengan kandungan lemak dari 100 gram

bahan makanan, dibagi 100.

Lemak, Gram/Hari = kol (16) x % bdd x kandungan lemak : 100

Ketersediaan per kapita pada kolom (15) sampai dengan kolom (19) merupakan ketersediaan bahan

makanan yang bersangkutan untuk dikonsumsi penduduk per kapita (per capita consumption). Perlu

ditegaskan bahwa angka ini bukan jumlah yang benar – benar dimakan, melainkan yang tersedia di

tingkat pengecer. Sampai saat ini Tabel NBM yang dikerjakan hanya sampai kolom (19), belum

menyajikan ketersediaan vitamin dan mineral.

2.5.3 Penentuan Bobot dalam PPH

Berdasarkan triguna pangan, pangan berfungsi sebagai sumber energi yang berasal dari

karbohidrat, sumber pembangun yang berasal dari protein dan sumber pengatur yang berasal dari

vitamin dan mineral. Setiap fungsi berperan sama besarnya, dengan bobot turunan masing-masing

33,3%. Penentuan bobot kelompok pangan dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Untuk kelompok pangan sumber karbohidrat dan energi, terdiri dari padi-padian, umbi-umbian,

minyak dan lemak, buah/biji berminyak dan gula, dengan total konstribusi energi (%AKG) dari

PPH adalah 74% (Deptan, 2001). Bobot untuk kelompok pangan ini adalah 0,5 (berasal dari nilai

33,3 dibagi 74).

b. Untuk kelompok pangan sumber protein/lauk-pauk, terdiri dari kacang-kacangan dan pangan

hewani, dengan total konstribusi energi (%AKG) dari PPH adalah 17%. Bobot untuk kelompok

pangan ini adalah 2,0 (berasal dari nilai 33,3 dibagi 17).

c. Untuk kelompok pangan sumber vitamin dan mineral, terdiri dari sayur dan buah dengan dengan

total konstribusi energi (%AKG) dari PPH adalah 6%. Bobot untuk kelompok pangan ini adalah

5,0 (berasal dari nilai 33,3 dibagi 6).

Page 31: Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate · 2 Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 KATA …

Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017

31

d. Kelompok pangan lainnya (aneka minuman dan bumbu) dengan konstribusi energi 3% akan

diperoleh rating 0,0 yang berasal dari nilai 0 dibagi 3. Rating 0 untuk kelompok pangan lainnya

didasarkan pada pertimbangan bahwa konsumsi bumbu dan minuman tidak dimaksudkan untuk

memenuhi kebutuhan gizi.

2.5.4 Cara Perhitungan Skor Pola Pangan Harapan (PPH) a. Menyesuaikan pengelompokan pangan dari NBM ke kelompok PPH.

b. Memasukkan data ketersediaan pangan dalam bentuk energi (kkal/kap/hr) pada setiap kelompok

pangan pada tabel PPH.

c. Menghitung konstribusi energi dari setiap kelompok pangan (%) terhadap total energi tingkat

ketersediaan (2.400 kkal/kap/hr).

d. Memasukkan angka bobot dan skor maksimum setiap kelompok pangan ke dalam tabel PPH.

e. Menghitung skor PPH dengan mengalikan antara persentase AKE dengan bobot setiap

kelompok pangan.

f. Jika skor PPH setiap kelompok pangan lebih besar dari skor maksimumnya, maka skor PPH

yang diambil adalah skor maksimumnya. Jika skor PPH setiap kelompok pangan lebih kecil dari

skor maksimumnya, maka skor PPH yang diambil adalah skor riilnya

g. Menjumlahkan skor PPH dari seluruh kelompok pangan. Jumlah hasil perhitungan skor PPH

maksimal 100.

2.6 Permasalahan Dalam Neraca Bahan Makanan ( NBM )

Meskipun penyusunan NBM sudah dilakukan sejak tahun 1963 sampai sekarang, namun dari

tahun ke tahun selalu diupayakan untuk melakukan penyempurnaan penyusunan NBM.

Penyempurnaan tersebut dilakukan dengan melihat adanya permasalahan dalam penyusunan NBM,

seperti tidak tersedianya data perubahan stok untuk semua komoditas, masih underestimate-nya

Page 32: Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate · 2 Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 KATA …

Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017

32

data industri, dan besaran konversi (bibit, pakan, dan tercecer) yang sudah tidak sesuai dengan

kondisi sekarang.

Data impor yang disajikan dalam Tabel NBM masih banyak yang overestimate. Hal ini

disebabkan Ternate merupakan pintu masuk impor barang dari luar propinsi Maluku Utara, sehingga

bahan makanan tertumpuk di satu sentra. Padahal sebenarnya kebutuhan bahan makanan ini untuk

hamper seluruh wilayah di Propinsi Maluku Utara. Sedangkan data ekspor sampai saat ini belum

bias didapat secara detail, kecuali data dari Balai Karantina Pertanian dan Badan Karantina Ikan

(Ekspor barang keluar Maluku Utara), sedangkan untuk barang yang keluar dari Ternate datanya

belum tersedia secara akurat. Selain itu,ketersediaan data semua mencakup ekspor dalam bentuk

olahan belum ada, padahal ada beberapa jenis bahan makanan yang diekspor dalam bentuk olahan,

seperti : mie instan dan roti sebagai produk olahan dari tepung gandum. Dengan demikian,

ketersediaan tepung gandum yang disajikan dalam Tabel NBM masih overestimate, karena

seharusnya ada sejumlah tepung gandum yang diekspor dalam bentuk mie instan dan roti.

Terdapat angka konversi yang masih menggunakan hasil studi pada tahun 1970-an, bahkan

ada angka konversi yang hanya merupakan angka kesepakatan. Hal ini akan menghasilkan

informasi ketersediaan bahan makanan yang kurang akurat.

Cakupan jenis bahan makanan dalam Tabel NBM belum lengkap bila dibandingkan dengan

cakupan jenis bahan makanan yang riil dikonsumsi. Hal ini dikarenakan penyajian jenis bahan

makanan dalam Tabel NBM didasari oleh tersedianya data produksi secara berkesinambungan.

Padahal penyediaan suatu jenis bahan makanan di dalam negeri tidak selalu berasal dari produksi

lokal, dapat saja berasal dari impor. Disamping itu, kenyataannya ada jenis bahan makanan yang

banyak dikonsumsi oleh penduduk, namun tidak muncul dalam Tabel NBM, contoh beberapa jenis

ikan, minyak jagung, dan lain-lain Sebaliknya ada bahan makanan yang disajikan dalam Tabel NBM,

namun kenyataan di lapangan bahan makanan tersebut tidak dijumpai, seperti minyak kacang tanah.

Page 33: Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate · 2 Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 KATA …

Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017

33

BAB III

ANALISIS KETERSEDIAAN PANGAN DAN GIZI KOTA TERNATE

3.1 Situasi Ketersediaan Pangan dan Gizi Kota Ternate

Ketersediaan energi kota Ternate yang diperoleh berdasarkan neraca bahan makanan

(NBM) tahun 2016 adalah sebesar 3.243 Kkalori/kapita/hari, hal ini menunjukkan bahwa tingkat

ketersediaan energi Kota Ternate sudah memenuhi angka kecukupan energi yang dianjurkan pada

tingkat ketersediaan yaitu sebesar 2.400 Kkalori/kapita/hari (Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi

X tahun 2012). Hal ini disebabkan Kota Ternate adalah sentra perdagangan di Maluku Utara, hampir

semua komoditi ada di Ternate dan masyarakat Kota Ternate tidak pernah kekurangan ketersediaan.

Untuk tahun 2016 ketersediaan energi sebagian besar berasal dari pangan nabati yaitu sebesar

2.672 Kkalori/kapita/hari atau 82,37 %, sedangkan pangan hewani hanya memberikan sumbangan

sebesar 572 Kkalori/kapita/hari atau 17,63 %.

Ketersediaan protein Kota Ternate berdasarkan Neraca Bahan Makanan tahun 2016 adalah

sebesar 88,91 gram/kapita/hari, tingkat ketersediaan protein telah memenuhi angka kecukupan

protein yang disarankan secara nasional yang sebesar 63 gram/kapita/hari (Widyakarya Nasional

Pangan dan Gizi X tahun 2012), atau memenuhi sekitar 141,13 %. Ketersediaan protein kota

Ternate sebagian besar bersumber dari protein hewani yaitu sebesar 60,24 gram/kapita/hari atau 85

% dan yang bersumber dari protein nabati sebesar 35,35 gram/kapita/hari atau hanya 39,76 %.

Untuk ketersediaan lemak kota Ternate berdasarkan Neraca Bahan Makanan tahun 2016

adalah sebesar 54,64 gram/kapita/hari, dari ketersediaan lemak tersebut terdiri dari lemak yang

berasal dari sumber nabati sebesar 25,77 gram/ kapita/hari atau 47,16 % dan yang berasal dari

hewani sebesar 28,87 gram per kapita per hari atau 52,84 %.

Page 34: Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate · 2 Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 KATA …

Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017

34

Tingkat ketersediaan energi, protein dan lemak kota Ternate berdasarkan tabel Neraca

Bahan Makanan kota Ternate Tahun 2016 dapat dilihat pada gambar 1 dibawah ini :

Gambar 1. Ketersediaan Energi, Protein dan Lemak Per Kapita Per Hari Berdasarkan Neraca Bahan

Makanan Kota Ternate Tahun 2016

3.2 Neraca Bahan Makanan Kota Ternate

3.2.1 Ketersediaan Pangan Per Kelompok Bahan Makanan

Gambaran situasi ketersediaan pangan per kelompok bahan makanan berdasarkan neraca

bahan makanan kota Ternate tahun 2016 yang dirinci per masing-masing kelompok bahan makanan

dapat dilihat pada tabel 5, yaitu sebagai berikut :

-

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

3.500

Total Nabati Hewani

Energi (Kkal/kap/hr) 3.244 88,91 54,64

Protein (gr/kap/hr) 2.672 35,35 25,77

Lemak (gr/kap/hr) 572 53,55 28,87

Page 35: Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate · 2 Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 KATA …

Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017

35

Tabel 5. Ketersediaan Pangan Per Kelompok Bahan Makanan Tahun 2016

Kelompok Bahan Makanan

Ketersediaan

Energi

Ketersediaan

Protein

Ketersediaan

Lemak

Kkal/kap/hr % gram/k

ap/hr %

gram/k

ap/hr %

Padi-padian 1.343 41,41 31,80 35,77 5,30 9,78

Makanan Berpati 90 2,81 0,42 0,47 0,42 0,77

Gula 898 27,69 - - - -

Buah/Biji Berminyak 49 1,51 2,41 2,71 3,71 6,85

Buah-buahan 9 0,28 0,09 0,1 0,04 0,07

Sayuran 12 0,37 0,59 0,66 0,12 0,22

Daging 89 2,74 5,71 6,42 7,2 13,28

Telur 24 0,74 1,95 2,19 1,7 3,14

Susu 293 9,03 15,37 17,29 16,81 31,01

Ikan 162 5 30,52 34,33 2,78 5,13

Minyak dan Lemak 273 8,42 0,04 0,04 16, 29,74

Sumber : Tabel Neraca Bahan Makanan Kota Ternate Tahun 2016

a. Kelompok Padi-padian

Konstribusi energi tertinggi dari semua kelompok bahan pangan adalah konstribusi dari

kelompok padi-padian. Kelompok ini memberikan sumbangan energi sebesar 1.343 kkal/kap/hr atau

41,41 %. Untuk kelompok padi-padian komoditas beras menjadi bahan makanan yang memegang

peranan penting dibanding bahan makanan lain karena merupakan penyumbang energi terbesar

yaitu sebesar 1.243 kkal/kap/hari. Di kota Ternate sendiri, ketersediaan beras yang digunakan untuk

mencukupi kebutuhan konsumsi penduduk serratus persen masih perlu didatangkan/diimpor dari

daerah lain karena Kota Ternate tidak memiliki lahan sawah. Ketersediaan beras kota Ternate untuk

Page 36: Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate · 2 Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 KATA …

Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017

36

tahun 2016 adalah sebesar 28.070 ton, yang berasal dari daerah lain (impor). Dengan kebutuhan

konsumsi beras penduduk kota Ternate tahun 2016 sebesar 16.330 ton atau 0,205 kg/kapita/hari

maka ketersediaan beras yang dimiliki sebesar 28.070 ton atau 0,352 kg/kapita/hari masih

mencukupi untuk memenuhi kebutuhan konsumsi penduduk. Selain beras komoditas lain di

kelompok padi-padian yang memberikan sumbangan energi cukup besar adalah tepung gandum,

total energi yang diberikan adalah sebesar 97 kkal/kap/hari. Di kota Ternate ketersediaan tepung

gandum (sering dimanfaatkan dalam pembuatan kue) masih mencukupi untuk memenuhi kebutuhan

konsumsi tepung gandum penduduk kota Ternate yang sebesar 2.071 ton/tahun. Penghitungan

keterediaan tepung gandum menggunakan pendekatan susenas, yaitu sebesar 10%, karena tidak

ada data ekspor untuk tepung gandum ini. Apabila penghitungan ketersediaan tanpa menggunakan

pendekatan susenas, maka didapatkan hasil ketersediaan yang overestimate, yaitu sebesar 19.264

ton/tahun atau 88,35/kap/th. Hal ini disebabkan Hampir semua kebutuhan pangan di Kota Ternate

adalah hasil impor, dan posisi Kota Ternate sebagai sentra perdagangan di Maluku Utara dan

sebagai pintu masuk untuk Kota / Kabupaten lain di Maluku Utara.

Untuk ketersediaan protein, kelompok padi-padian menjadi penyumbang tertinggi bila

dibandingkan dengan kelompok bahan makanan lainnya. Total konstribusi protein yang diberikan

oleh kelompok padi-padian adalah sebesar 31,8 gram/kapita/hari atau 35,77 % dari total

ketersediaan protein. Di kelompok ini komoditas beras menjadi penyumbang protein terbanyak yaitu

sebesar 29,11 gram/kapita/hari, kemudian tepung gandum dengan sumbangan protein sebesar 2,63

gram/kapita/hari. Kelompok Ikan juga memberikan kontribusi protein yang cukup tinggi, yaitu sebesar

30,52 gram/kapita/hari atau 34,33 % dari total ketersediaan protein. Hal ini disebabkan Hasil

Produksi Ikan di Kota Ternate memang sangat melimpah, karena luas wilayah laut lebih besar dari

luas wilayah daratan. Dan kebiasaan masyarakat Kota Ternate lebih banyak mengkonsumsi protein

yang berasal dari ikan daripada protein hewani lainnya.

Page 37: Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate · 2 Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 KATA …

Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017

37

Sedangkan untuk ketersediaan lemak, beras masih menjadi penyumbang tertinggi

dibandingkan jagung dan tepung gandum, yaitu sebesar 4,98 gram/kapita/hari. Hal ini disebabkan

masyarakat Kota Ternate memang lebih banyak mengkonsumsi beras dibandingkan Jagung dna

Tepung gandum.

b. Kelompok Makanan Berpati

Kelompok makanan berpati yang terdiri dari umbi-umbian dan produksi turunannya

memberikan konstribusi energi yang tidak begitu besar yaitu 91 kkal/kapita/hari atau 2,81 % dari total

ketersediaan energi. Di kelompok ini komoditas yang paling besar memberikan konstribusi

energinya adalah sagu/tepung sagu yaitu sebesar 43 kkal/kapita/hari, kemudian ubi kayu yang

memberikan konstibusi energi sebesar 36 kkal/kapita/hari. Masyarakat Kota Ternate sering

mengkonsumsi Sagu / Ubi Kayu dalam bentu “Popeda”. Jadi wajar kiranya jika kontribusi energi dua

komoditi ini lebih tinggi dibandingkan ubi jalar.

Sumbangan untuk ketersediaan protein yang diberikan kelompok makanan berpati tidak

signifikan yaitu sebesar 0,42 gram/kapita/hari atau hanya 0,47 % dari ketersediaan protein total.

Sedangkan untuk konstribusi ketersediaan lemak, kelompok makanan berpati juga memberikan

sumbangan yang sangat kecil yaitu sebesar 0,42 gram/ kapita/hari atau 0,77 % dari ketersediaan

lemak total.

Perhitungan ketersediaan makanan berpati menggunakan perhitungan pendekatan susenas,

karena data impor yang didapatkan hanya dari luar propinsi Maluku Utara, sedangkan banyak impor

dari pulau Halmahera namun belum ada data yang tersedia.

c. Kelompok Gula

Konstribusi energi yang diberikan oleh kelompok gula adalah sebesar 898 kkal/kapita/hari

atau 27,69 % dari total ketersediaan energi. Untuk memenuhi kebutuhan konsumsi penduduk Kota

Ternate akan gula maka ketersediaannya harus didatangkan dari daerah lain karena di kota Ternate

sendiri tidak ada tanaman tebu yang menghasilkan gula. Ketersediaan gula untuk tahun 2016 yang

Page 38: Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate · 2 Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 KATA …

Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017

38

harus diimpor atau didatangkan dari daerah lain sebesar 19.770 ton yang digunakan untuk

mencukupi kebutuhan konsumsi gula penduduk kota Ternatedan sekitarnya. Kebutuhan gula untuk

penduduk Kota Ternate selama tahun 2016 adalah sebesar 2.071,3 ton. Hal ini menunjukkan

ketersediaan gula lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kota Ternate.

Untuk kelompok gula yang dihitung hanyalah ketersediaan energi, sedangkan untuk

ketersediaan protein dan ketersediaan lemak tidak dihitung. Hal ini disebabkan kandungan yang

ada di gula hanyalah kalori, untuk protein dan lemak tidak termasuk didalamnya.

Untuk ketersediaan gula merah, dihitung menggunakan pendekatan Susenas 10 %,

dikarenakan belum ada data yang akurat terkait impor gula merah dari Bacan, Galela dan Subaim.

d. Kelompok Buah/Biji Berminyak

Untuk kelompok buah/biji berminyak mampu memberikan kontribusi energi sebesar 49

kkal/kapita/hari dengan persentase sebesar 1,51 % dari ketersediaan energi total. Dari kelompok ini

kelapa menjadi penyumbang energi terbanyak yaitu sebesar 26 kkal/kapita/hari, kemudian kedelai

dengan sumbangan energi sebesar 18 kkal/kapita/hari, dan yang terendah adalah kacang hijau

dengan sumbangan energi sebesar 1 kkal/kapita/hari. Sebagian besar produksi dari kelompok

buah/biji berminyak diimpor dari daerah lain, seperti produksi kedelai yang perlu mendatangkan

sebesar 390 ton untuk mencukupi kebutuhan dalam produksi tahu dan tempe di Kota Ternate,

kacang tanh dan kacang hijau dari Surabya. Untuk kelapa, sebagian besar didatangkan dari Pulau

Halmahera.

e. Kelompok Buah-buahan

Sumbangan energi yang mampu diberikan oleh kelompok buah-buahan masih sangat kecil,

yaitu sebesar 9 kkal/kapita/hari atau 0,28 % dari total ketersediaan energi. Untuk ketersediaan

protein kelompok buah-buahan hany memberikan sumbangan sebesar 0,09 gram/kapita/hari

dengan persentase sebesar 0,1 % dari ketersediaan protein total. Konstribusi ketersediaan lemak

dari kelompok buah-buahan adalah sebesar 0,04 gram/kapita/hari atau 0,07 % dari ketersediaan

Page 39: Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate · 2 Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 KATA …

Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017

39

lemak total. Sumbangan energy kelompok buah-buahan sangat kecil, karena ketersediaan buah

tidak cukup banyak di Kota Ternate. Mayoritas buah-buahan didatangkan dari luar Kota Ternate dan

harganya yang cukup mahal sehingga masyarakat kurang mengkonsumsi buah-buahan ini.

Buah-buahan yang diproduksi di Kota Ternate sangat terbatas, yaitu Durian, Mangga,

Pepaya, Pisang, Salak, Manggis dan Sukun. Hasil produksi tersebut belum dapat memenuhi

kebutuhan seluruh masyarakat. Akhirnya sebagian besar buah-buahan harus diimpor dari Pulau

Halmahera, Pulau Sanana maupun dari Manado. Untuk data impor buah-buahan dari Pulau

Halmahera belum tersedia, sehingga menggunakan pendekatan Susenas 10 % untuk menghitung

ketersediaan Alpukat, Jeruk, Duku, Durian, Mangga, Pepaya, Pisang, Salak dan Semangka.

f. Kelompok Sayuran

Berdasarkan Tabel neraca bahan makanan Kota Ternate tahun 2016, kelompok sayuran

memberikan konstribusi energi yang cukup kecil, yaitu sebesar 12 kkal/kapita/hari dengan

persentase sebesar 0,37 % dari ketersediaan energi total. Konstribusi kelompok sayuran pada

ketersediaan protein adalah sebesar 0,59 gram/kapita/hari atau 0,66 % dari ketersediaan protein

total. Sumbangan kelompok sayuran pada ketersediaan lemak adalah sebesar 0,12 gram/kapita/hari

atau 0,22 % dari ketersediaan lemak total.

Kondisi sayuran ini hampir sama dengan buah-buahan, dimana sebagian besar sayuran

harus didatangkan dari luar Kota Ternate untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Sayuran yang

diproduksi di Kota Ternate adalah ketimun, tomat, cabe, terong, kangkung dan bayam. Tingginya

konsumsi Tomat dan Cabe, menyebabkan dua komoditi ini masih banyak didatangkan dari Manado,

Makasar dan Hamahera. Kedua jenis sayuran ini juga termasuk penyumbang inflasi yang terjadi di

Kota Ternate. Hal ini harus menjadi perhatian khusus bagi Pemerintah Kota Ternate.

Perhitungan ketersediaan menggunakan pendekatan Susenas 10% juga diberlakukan untuk

komoditi sayuran ini karena belum adanya data yang akurat untuk komoditi yang didatangkan dari

Pulau Halmahera. Komoditi yang dimaksdukan adalah Ketimun, Tomat dan Cabe

Page 40: Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate · 2 Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 KATA …

Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017

40

g. Kelompok Daging

Sumbangan energi yang diberikan oleh kelompok daging adalah sebesar 89 kkal/kapita/hari

atau 2,74 % dari total ketersediaan energi. Pada kelompok daging penyumbang energi terbesar

adalah daging ayam ras dengan konstribusi energi sebesar 80 kkal/kapita/hari. Untuk daging sapi,

sumbangan energy tidak signifikan, karena masyarakat biasa mengkonsumsi daging sapi ketika hari-

hari besar keagamaan. Sedangkan untuk sehari-hari, masyarakat lebih banyak mengkonsumsi ikan

dan daging ayam sebagian kecil. Ketersediaan daging sapi dan ayam lbih banyak dimanfaatkan

rumah-rumah makan daripada rumah tangga, seperti untuk menyediakan lalapan ayam maupun coto

makasar.

Untuk ketersediaan protein kelompok daging memberikan sumbangan sebesar 5,71

gram/kapita/hari atau 6,42 % dari total ketersediaan protein. Daging ayam ras memberikan

konstribusi protein terbesar dengan sumbangan sebesar 4,82 gram/kapita/hari. Konstribusi yang

diberikan kelompok daging untuk ketersediaan lemak sebesar 7,2 gram/kapita/hari atau 13,28 %.

h. Kelompok Telur

Konstribusi energi yang diberikan oleh kelompok telur hanya sebesar 0,74 % dari

ketersediaan energi total atau hanya 24 kkal/kapita/hari. Kurangnya masyarakat mengkonsumsi

telur sehari-hari di kota Ternate menyebabkan kecilnya konstribusi energi yang disumbangkan oleh

kelompok telur. Telur lebih banyak dikonsumsi ketika ada acara-acara tertentu ataupun

dimanfaatkan untuk rumah makan yang ada di Kota Ternate.

Sumbangan protein yang mampu diberikan kelompok telur adalah sebesar 1,95

gram/kapita/hari atau sebesar 2,19 % sedangkan untuk konstribusi lemak yang mampu diberikan

sebesar 1,7 gram/kapita/hari atau sebesar 3,14 %.

i. Kelompok Susu

Kelompok susu memberikan konstribusi energi sebesar 293 kkal/kapita/hari atau 9,03 % dari

ketersediaan energi total. Untuk ketersediaan protein kelompok susu memberikan sumbangan

Page 41: Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate · 2 Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 KATA …

Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017

41

sebesar 15,37 gram/kapita/hari atau sebesar 17,29 %, sedangkan ketersediaan lemak yang mampu

diberikan kelompok ini adalah sebesar 16,81 gram/kapita/hari atau 31,01 % dari total ketersediaan

lemak.

Konstribusi kelompok susu untuk ketersediaan lemak adalah yang tertinggi dibandingkan

dengan kelompok lain, yaitu sebesar 16,81 gram/kapita/hari atau 31,01 %. hal ini disebabkan posisi

Kota Ternate sebagai sentra perdagangan di Maluku Utara dan sebagai pintu masuk untuk Kota /

Kabupaten lain di Maluku Utara, dan masih belum adanya data ekspor susu ke wilayah lain di luar

Kota Ternate.

j. Kelompok Ikan

Kelompok ikan memberikan konstribusi energi sebesar 162 kkal/kapita/hari atau 5 % dari total

ketersediaan energi total. Sedangkan Konstribusi protein yang diberikan oleh kelompok ikan

tertinggi kedua seteleah kelompok padi-padian, yaitu sebesar 30,52 gram/kapita/hari atau sebesar

34,33 % sedangkan konstribusi lemak hanya sebesar 2,78 gram per kapita per hari atau 5,13 %.

Wilayah Kota Ternate yang sebagian besar adalah Lautan ikut memberikan kontribusi terhadap

ketersediaan ikan ini.

k. Kelompok Minyak dan Lemak

Sumbangan energi kelompok minyak dan lemak yaitu sebesar 273 kkal/kapita/hari atau 8,42

% dari ketersediaan energi total. Untuk ketersediaan protein kelompok ini memberikan konstribusi

sebesar 0,04 gram/kapita/hari atau sebesar 0,04 %, sedangkan sumbangan lemak yang diberikan

adalah sebesar 16,12 gram/kapita/hari atau sebesar 29,74%. Sumbangan lemak ini merupakan

kontribusi lemak tertinggi kedua setelah susu.

Dari kelompok minyak dan lemak, kontribusi lemak didominasi leh Minyak Goreng yaitu

sebesar 12,34 gram/kapita/hari . Sekali lagi hal ini disebabkan posisi Kota Ternate sebagai sentra

perdagangan di Maluku Utara dan sebagai pintu masuk untuk Kota / Kabupaten lain di Maluku Utara,

dan masih belum adanya data ekspor minyak goreng ke wilayah lain di luar Kota Ternate.

Page 42: Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate · 2 Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 KATA …

Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017

42

3.2.2 Komposisi Tingkat Ketersediaan Kelompok Bahan Makanan

Komposisi ketersediaan energi per kelompok bahan makanan berdasarkan Neraca Bahan

Makanan kota Ternate Tahun 2016 dapat ditunjukkan pada gambar 2.

Gambar 2. Komposisi Ketersediaan Energi Per Kelompok Bahan Makanan

Padi-padian; 1.343

Makanan Berpati; 91

Gula; 898

Buah/Biji Berminyak; 49

Buah-buahan; 9

Sayuran; 12

Daging; 89

Telur; 24

Susu; 293Ikan; 162

Minyak dan Lemak; 273

Komposisi Ketersediaan Energi Per Kelompok Bahan Makanan (Kkal/kapita/hari)

Padi-padian Makanan Berpati GulaBuah/Biji Berminyak Buah-buahan SayuranDaging Telur SusuIkan Minyak dan Lemak

Page 43: Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate · 2 Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 KATA …

Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017

43

Komposisi ketersediaan protein per kelompok bahan makanan berdasarkan Neraca Bahan Makanan

kota Ternate Tahun 2016 dapat ditunjukkan pada gambar 3.

Gambar 3. Komposisi ketersediaan Protein Per Kelompok Bahan Makanan

Padi-padian; 31,8

Makanan Berpati; 0,42

Gula; 0

Buah/Biji Berminyak;

2,41

Buah-buahan;

0,09Sayuran;

0,59Daging; 5,71

Telur; 1,95Susu; 15,37

Ikan; 30,52

Minyak dan Lemak; 0,04

Komposisi Ketersediaan Protein Per Kelompok Bahan Makanan (gram/kapita/hari)

Padi-padian Makanan Berpati GulaBuah/Biji Berminyak Buah-buahan SayuranDaging Telur SusuIkan Minyak dan Lemak

Page 44: Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate · 2 Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 KATA …

Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017

44

Komposisi ketersediaan lemak per kelompok bahan makanan berdasarkan Neraca Bahan

Makanan kota Ternate Tahun 2016 dapat ditunjukkan pada gambar 4.

Gambar 4. Komposisi Ketersediaan Lemak Per Kelompok Bahan Makanan

Padi-padian; 5,3 Makanan Berpati; 0,42

Gula; 0

Buah/Biji Berminyak; 3,71

Buah-buahan; 0,04

Sayuran; 0,12

Daging; 7,2

Telur; 1,7

Susu; 16,81

Ikan; 2,78

Minyak dan Lemak; 16,12

Komposisi Ketersediaan Lemak Per Kelompok Bahan Makanan (gram/kapita/hari)

Padi-padian Makanan Berpati GulaBuah/Biji Berminyak Buah-buahan SayuranDaging Telur SusuIkan Minyak dan Lemak

Page 45: Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate · 2 Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 KATA …

Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017

45

3.3 Pola Pangan Harapan Kota Ternate Tahun 2016

Pola pangan harapan merupakan suatu metode yang digunakan untuk menilai jumlah dan

komposisi atau ketersediaan pangan. Pola pangan harapan mencerminkan susunan konsumsi

pangan anjuran untuk hidup sehat, aktif dan produktif. Dengan pendekatan PPH dapat dinilai mutu

pangan berdasarkan skor pangan dari 9 bahan pangan. Pola pangan harapan biasanya digunakan

untuk perencanaan konsumsi, kebutuhan dan penyediaan pangan suatu wilayah.

Pola Pangan Harapan (PPH) kota Ternate berdasarkan Neraca Bahan Makanan kota

Ternate tahun 2016 dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6. Pola Pangan Harapan (PPH) Kota Ternate Tahun 2016

No. Kelompok Energi % AKE Bobot Skor riil Skor PPH Skor Maks Ket

Bahan Pangan (Kalori)

1. Padi-padian 1.343 56,0 0,5 28,0 25,0 25,0

2. Umbi-umbian 91 3,8 0,5 1,9 1,9 2,5

3. Pangan Hewani 566 23,6 2,0 47,2 24,0 24,0

4. Minyak dan Lemak 278 11,6 0,5 5,8 5,0 5,0

5. Buah/biji berminyak 26 1,1 0,5 0,5 0,5 1,0

6. Kacang-kacangan 23 1,0 2,0 1,9 1,9 10,0

7. Gula 898 37,4 0,5 18,7 2,5 2,5

8. Sayuran dan buah 19 0,8 5,0 4,0 4,0 30,0

9. Lain-lain - - - - -

Jumlah 3.243 135,1 107,9 64,81 100,0

Berdasarkan tabel 6, skor Pola Pangan Harapan yang dicapai kota Ternate tahun 2016

adalah 64,81 ini masih dibawah dari skor PPH ideal yang diharapkan secara nasional yaitu mencapai

skor 100. Masih rendahnya skor PPH Kota Ternate Tahun 2016 bila dibandingkan dengan skor PPH

ideal nasional terutama disebabkan oleh masih rendahnya produksi komoditas pertanian yaitu

sayuran dan buah-buahan dan masih tingginya ketergantungan pasokan dari luar Kota Ternate.

Page 46: Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate · 2 Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 KATA …

Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017

46

Selain itu ketergantungan masyarakat terhadap konsumsi beras juga menjadi salah satu penyebab

rendahnya skor PPH kota Ternate.

Untuk kota Ternate Dari 9 kelompok bahan pangan yang termasuk dalam komponen Pola

Pangan Harapan, hanya 4 kelompok bahan pangan yang telah memenuhi skor PPH maksimal yaitu

kelompok padi-padian, pangan hewani, minyak dan lemak, serta gula, sedangkan kelompok bahan

pangan yang lainnya masih belum mampu untuk mencapai skor PPH maksimal yang diharapkan.

Berdasarkan Pola Pangan Harapan tingkat ketersediaan kota Ternate Tahun 2016,

kelompok padi-padian memberikan sumbangan energi yang paling tinggi yaitu sebesar 1.343

kkal/kap/hari, hal ini menunjukkan bahwa ketersediaan kelompok ini di kota Ternate sangat tinggi

sehingga mampu memenuhi kebutuhan konsumsi penduduk dan telah melebihi anjuran

ketersediaan energy nasional yaitu sebesar 1.200 kkal/kap/hari. Kelompok pangan hewani juga

telah memenuhi skor PPH maksimal dengan skor PPH 24 dan telah melebihi anjuran ketersediaan

nasional yaitu sebesar 288 kkal/kap/hari, dengan sumbangan energy sebesar 566 kkal/kap/hari.

Sumbangan ketersediaan energi yang tinggi dari pangan hewani disebabkan kondisi Kota Ternate

yang sebagian besar adalah lautan sehingga produksi ikan tinggi di sini.

Kelompok minyak dan lemak juga telah mencapai skor PPH ideal yang diharapkan, yaitu

sebesar 5. Ketersedian energi kelompok minyak dan lemak yang sebesar 278 Kkal/kap/hari juga

telah melebihi dari anjuran ketersediaan energi nasional yang sebesar 240 Kkal/kap/hari. Dengan

terpenuhinya angka PPH ideal untuk kelompok ini, secara otomatis kebutuhan konsumsi minyak dan

lemak di wilayah kota Ternate dapat pula terpenuhi secara kontinyu, walaupun komoditas di

kelompok ini harus mendatangkan dari wilayah lain untuk memenuhi kebutuhan penduduk.

Kelompok ke empat yang telah memenuhi skor PPH adalah gula, dengan skor PPH 2,5 dan

sumbangan nergi sebesar 898 kkal/kap/hari, telah melebihi anjuran ketersdiaan energy nasional

sebesar 120 kkal/kap/hari.

Page 47: Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate · 2 Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 KATA …

Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017

47

Untuk kelompok bahan pangan yang masih jauh mampu memenuhi skor PPH ideal yang

dianjurkan secara nasional, adalah kelompok sayuran dna buah. Dengan nilai ketersediaan energi

sebesar 19 kkal/kap/hari, kelompok padi-padian masih belum mampu memenuhi nilai anjuran

ketersediaan energi nasional yang sebesar 144 Kkal/kap/hari. Dalam tabel 6 ditunjukkan bahwa

kelompok sayuran dan buah skor PPH nya masih sebesar 4 (13,22%) atau masih perlu ditingkatkan

untuk memenuhi skor PPH maksimal yang sebesar 30. Kekurangan kelompok sayuran dan buah

dalam mencukupi kebutuhan eenrgi penduduk disebabkan kurangnya produksi dari jenis bahan

pangan kelompok ini. Kondisi geografis dan iklim kota Ternate yang panas menyebabkan hanya

beberapa komoditi saja yang cocok untuk wilayah ini, diantaranya : duian, manga, papaya, pisang,

salak, manggis dan sukun, sehingga untuk memenuhi kebutuhan penduduk sebagian besar masih

harus mendatangkan dari daerah lain.

Dengan nilai PPH sebesar 1,9 kelompok umbi-umbian juga perlu meningkatkan

ketersediaannya sampai mencapai angka kecukupan gizi yang dianjurkan yaitu sebesar 2,5 dengan

anjuran ketersediaan nasional sebesar 144 kkal/kap/hari. Untuk mengatasi kekurangan dalam

memenuhi kebutuhan energi penduduk, selain peningkatan hasil produksi dan impor beras dari luar

daerah yang surplus produksi, yang paling perlu digalakkan adalah penganekaragaman pangan

dengan penggunaan bahan pangan lain selain beras sebagai makanan pokok. Pengolahan jenis

bahan makanan dari kelompok umbi-umbian seperti ubi jalar, ubi kayu, talas dan kentang dapat

dijadikan salah satu alternatif untuk dapat menggantikan beras sebagai makanan pokok.

Kelompok buah/biji berminyak yang terdiri dari kelapa juga masih belum mampu memenuhi

angka kecukupan energi yang dianjurkan karena hanya mampu menyediakan energi sebesar 26

kkal/kap/hari, masih perlu ditingkatkan lagi untuk mencapai angka anjuran nasional sebesar 72

kkal/kap/hari. Angka PPH dari kelompok ini yang masih sebesar 0,5 perlu ditingkatkan lagi untuk

mencapai angka PPH ideal nasional yang sebesar 1. Belum terpenuhinya PPH di kelompok pangan

ini dikarenakan produksi kelapa belum dapat memenuhi kebutuhan seluruh masyarakat Kota

Page 48: Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate · 2 Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 KATA …

Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017

48

Ternate, sehingga masih harus mendatangkan dari luar Kota Ternate untuk memenuhi kebutuhan

energy masyarakat Kota Ternate dari kelapa,

Angka kecukupan energi dari kelompok kacang-kacangan yang sebesar 23 kkal/kap/hari

masih perlu ditingkatkan lagi agar dapat mencapai angka anjuran nasional yang sebesar 120

kkal/kap/hari. Nilai PPH kelompok gula yang sebesar 1,9 juga masih belum mencapai nilai PPH ideal

nasional yang sebesar 10. Ketersediaan energi kelompok ini sangat perlu ditingkatkan lagi karena

masih sangat jauh apabila dibandingkan dengan angka rekomendasi nasional. Kelompok kacang-

kacangan yang termasuk kacang kedelai, kacang hijau dan kacang merah tidak dapat diproduksi

dan dikembangkan di wilayah kota Ternate karena ketidaksesuaian kondisi geografis dan iklim,

karena tidak adanya produksi inilah yang menyebabkan nilai PPH dari kelompok ini masih kurang.

Secara umum angka kecukupan gizi (AKG) untuk tingkat ketersediaan energi kota Ternate

tahun 2016 yang sebesar 3.243 kkal/kap/hari sudah memenuhi angka rekomendasi nasional yang

sebesar 2.400 Kkal/kap/har, namun belum berimbang di beberapa kelompok pangan. Untuk

sembilan kelompok bahan pangan komponen PPH hanya 4 kelompok yang mampu memenuhi

bahkan melebihi dari angka rekomendasi ketersediaan energi secara nasional yaitu kelompok padi-

padian, kelompok pangan hewani, kelompok minyak dan lemak, dan kelompok gula .

Untuk kelompok bahan pangan yang belum mampu memenuhi angka anjuran ketersediaan

energi dan angka anjuran PPH nasional, perlu lebih ditingkatkan lagi produksinya terutama untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat akan kelompok bahan pangan tersebut, karena dengan semakin

meningkatnya nilai PPH maka mutu dan keseimbangan gizi masyarakat akan semakin meningkat

pula.

Page 49: Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate · 2 Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 KATA …

Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017

49

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Gambaran ketersediaan pangan dan gizi berdasarkan Neraca Bahan Makanan (NBM) dan

PPH Kota Ternate tahun 2016 adalah sebagai berikut :

a. Ketersediaan energi Kota Ternate tahun 2016 yang sebesar 3.243 Kkalori/kapita/hari sudah

memenuhi angka anjuran nasional yang sebesar 2.400 Kkalori/kapita/hari, namun belum

berimbang.

b. Dari total ketersediaan enegi Kota Ternate tahun 2016, didominasi oleh pangan nabati sebesar

2.672 Kkalori/kapita/hari atau 82 %, sedangkan pangan hewani hanya sebesar 571

Kkalori/kapita/hari atau 18 %.

c. Ketersediaan protein Kota Ternate tahun 2016 adalah sebesar 88,73 gram/ kapita/hari, angka ini

telah memenuhi angka kecukupan protein yang dianjurkan secara nasional yaitu sebesar 63

gram/kapita/hari. Ketersediaan protein kota Ternate sebagian besar bersumber dari protein

hewanii yaitu sebesar 53,58 gram/kapita/hari atau 60 % dan yang bersumber dari protein hewani

sebesar 35,35 gram/kapita/hari atau 40 %.

d. Ketersediaan lemak Kota Ternate tahun 2016 sebesar 54,63 gram/kapita/hari, dari ketersediaan

lemak tersebut terdiri dari lemak yang berasal dari sumber hewani sebesar 28,86

gram/kapita/hari atau 53 % dan yang berasal dari nabati sebesar 25,77 gram/kapita/hari atau 47

%.

e. Skor Pola Pangan Harapan (PPH) pada tingkat ketersediaan Kota Ternate tahun 2016 adalah

64,81 masih perlu ditingkatkan lagi untuk memenuhi skor PPH maksimal nasional yang sebesar

100.

Page 50: Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate · 2 Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 KATA …

Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017

50

f. Berdasarkan PPH tingkat ketersediaan Kota Ternate tahun 2016 dari 9 komponen bahan

makanan penyusun PPH, ada 4 kelompok bahan makanan yang mampu memenuhi skor PPH

ideal nasional yaitu kelompok padi-padian, kelompok pangan hewani, kelompok minyak dan

lemak, dan kelompok gula.

4.2 Saran

Untuk memperoleh informasi ketersediaan pangan dan gizi yang lengkap dan akurat perlu

dilakukan upaya strategis antara lain :

a. Perlu adanya koordinasi lintas sektor terkait sehingga data yang dipergunakan dalam

penyusunan Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) tingkat

ketersediaan lebih tepat dan akurat.

b. Dukungan dari pemerintah setempat sangat dibutuhkan sehingga penyusunan NBM dan PPH

Kota Ternate dapat dilaksanakan secara rutin dan berkelanjutan.

c. Dalam penyusunan NBM dan PPH diperlukan persamaan persepsi mulai dari tingkat daerah,

provinsi sampai tingkat pusat sehingga diperoleh informasi yang lengkap, akurat dan seragam.

d. Perlu adanya sosialisasi tentang pentingnya penganekaragaman pangan untuk mengurangi

ketergantungan akan beras sehingga mutu dan keseimbangan pangan dapat lebih meningkat.

4.3 Rekomendasi

Perlu segera dibentuk Dewan Ketahanan Pangan agar dapat tercipta koordinasi dan kolaborasi antar

stakeholder di bidang pangan.

Page 51: Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate · 2 Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 KATA …

Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017

51

Lampiran 1. Tabel Neraca Bahan Makanan Kota Ternate Tahun 2016

(000 ton) Penduduk pertengahan tahun : Jiwa

Peny ediaan dalam Peny ediaan

negeri sblm Ekspor Dalam Bahan

Masukan Keluaran Changes Supply availa- Negeri Makanan Gram/ Kalori/ Protein/ Lemak/

Input Output in ble for domestic Domestic Bukan hari Calories Proteins Fats

Stock utilization before Supply Makanan Grams/ kkal/hari Gram/hr Gram/hr

exports Food Non food day kcal/day Grams/day Grams/day

(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)

I. PADI-PADIAN/CEREALS 1.343 31,80 5,30

Padi gagang/gabah - - - - - - - - - - - - -

Dry stalk paddy/unhusked rice

Gabah/Beras --74,9 - - 28.070 28.070 28.070 48 - 702 27.321 125,31 343,31 1.243 29,11 4,98

Unhusked rice/Rice

Jagung/Maize --0,4 - 56 7 63 63 4 - 3 56 0,26 0,71 2 0,05 0,02

Jagung basah/Fresh maize - - - - - - - - - - - - -

Gandum/Wheat - - - - - - - - - - - - - -

Tepung Gandum/ Wheat flour --9,5 - - 19.264 19.264 16.930 2.334 - - - 7 2.327 10,67 29,24 97 2,63 0,29

II. MAKANAN BERPATI/ STARCHY FOOD 90 0,42 0,42

Ubi jalar/Sweet potatoes--4,1 - 12 974 986 986 20 - - - 99 867 3,98 10,90 12 0,11 0,31

Ubi kay u/Cassava--12,4 - 796 2.211 3.007 0 3.006 60 - - - 64 2.882 13,22 36,22 36 0,23 0,07

Ubi kay u/Gaplek - - - - - - - - - - - - - - -

Cassava/Manioc

Ubi kay u/Tapioka - - - - - - - - - - - - - - -

Cassava/Tapioca

Sagu/Tepung sagu--4,2 - 1.009 1.009 1.009 - - - 7 1.001 4,59 12,58 43 0,08 0,04

Sago pith/Sago flour

III. GULA/SUGAR 898 0,02 0,06

Gula pasir/White sugar--9,5 - 19.770 19.770 19.770 - - - 194 19.576 89,79 245,99 895 - -

Gula mangkok/Other sugar--0,2 - 49 49 - 49 - - - - 49 0,22 0,62 2 0,02 0,06

IV. BUAH BIJI BERMINYAK 49 2,41 3,71

PULSES NUT AND OIL SEEDS

Kacang tanah berkulit - (5) 5 - - - - - - - - - - - - - -

Groundnuts in shell

Kacang tanah lepas kulit--0,3 - 94 94 94 - 8 5 81 0,37 1,02 5 0,26 0,44

Groundnuts shelled

Kedelai/Soyabeans--2,5 - 390 390 390 1 - 20 369 1,69 4,64 18 1,88 0,78

Kacang hijau/Mungbean - 13 13 - 13 0 - - 1 12 0,06 0,15 1 0,03 0,00

Kelapa berkulit/daging--5 3.272 - 3.272 3.272 - - 2.071 119 1.082 4,96 13,59 26 0,24 2,50

Coconuts in husk/Coconut fresh

Kelapa daging/Kopra 2.071 518 - 518 518 - - 512 6 - - - - - -

Coconuts meat/Copra

Tabel : NERACA BAHAN MAKANAN / FOOD BALANCE SHEET

2016 Tetap

Jenis Bahan Makanan

Produksi Perubahan

Stok Impor Ekspor

Seed

ProductionPakan Bibit

Diolah untuk

Pemakaian Dalam Negeri / Domestic utilization Ketersediaan Per Kapita

Manufactured forKg/Th

TercecerPer capita availability

(1)

MakananWaste Food

CommodityImports Exports Feed

218.028

Kg/Year

Page 52: Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate · 2 Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 KATA …

Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017

52

V. BUAH-BUAHAN/FRUITS--26,4 9 0,09 0,04

Alpokat/Avocados - 6 6 0 6 - - - - 0 6 0,03 0,08 0 0,00 0,00

Jeruk/Oranges - 412 412 412 - - - - 16 396 1,82 4,98 1 0,02 0,01

Duku/Lanzon - - 11 11 0 11 - - - - 0 11 0,05 0,14 0 0,00 0,00

Durian/Durians - 12 171 183 183 - - - - 18 165 0,75 2,07 0 0,00 0,00

Jambu/Waterapples - - - - - - - - - - - - - -

Mangga/Mangoes - 16 221 237 0 237 - - - - 17 221 1,01 2,77 1 0,01 0,00

Nanas/Pineapples - 14 14 14 - - - - 1 13 0,06 0,16 0 0,00 0,00

Pepay a/Papayas - 20 418 438 438 - - - - 27 411 1,88 5,16 1 0,01 -

Pisang/Bananas - 23 360 383 159 224 - - - - 11 214 0,98 2,69 1 0,01 0,00

Rambutan/Rambutans - 43 43 0 43 - - - - 0 43 0,20 0,54 0 0,00 0,00

Salak/Salacia - 1 247 247 247 - - - - 17 230 1,06 2,90 3 0,01 0,00

Saw o/Sapodila - - - - - - - - - - - - - -

Semangka/Watermelon - 136 136 136 - - - - 1 135 0,62 1,70 0 0,00 0,00

Belimbing/ Star Fruit - - - - - - - - - - - - - -

Manggis/ Mangosteen - 1 2 2 2 - - - - 0 2 0,01 0,03 0 0,00 0,00

Nangka/Cempedak/ Jackfruit - - - - - - - - - - - - - -

Markisa/ Marquisa - - - - - - - - - - - - - -

Sirsak/ Soursop - - - - - - - - - - - - - -

Sukun/ Bread Fruit - 9 9 9 - - - - 0 9 0,04 0,11 0 0,00 0,00

Apel/ Apple 179 179 179 - - - - 1 177 0,81 2,23 1 0,01 0,01

Anggur/ Grape 34 34 34 - - - - 0 34 0,15 0,42 0 0,00 0,00

Lainny a/Others *) - 45 45 45 - - - - 0 45 0,21 0,56 0 0,00 0,01

*) Melon, blew ah dan stroberi -

Melon, cantalaupe and strawberry

VI. SAYUR-SAYURAN/ VEGETABLES--33,6 12 0,59 0,12

Baw ang Merah/ Shallot(Onion) - 563 563 563 - 1 - 47 515 2,36 6,47 2 0,08 0,02

Ketimun/Cucumber - 43 76 119 119 - 1 - 3 115 0,53 1,44 0 0,00 0,00

Kacang Merah/Kidney beans - 2 2 2 - 0 - 0 1 0,01 0,02 0 0,00 0,00

Kacang Panjang/ String beans - 70 70 70 - 0 - 2 68 0,31 0,85 0 0,02 0,00

Kentang/Potatoes--0,2 - 251 251 251 - 3 - 13 235 1,08 2,96 1 0,04 0,00

Kubis/Cabbage - 722 722 722 - - - 40 681 3,13 8,56 1 0,07 0,01

Tomat/Tomatoes - 62 1.421 1.483 0 1.482 - 11 - 131 1.341 6,15 16,85 3 0,15 0,05

Wortel/Carrots - 259 259 259 - - - 6 253 1,16 3,18 1 0,02 0,01

Cabe/Chilli - 16 253 269 26 244 - 2 - 13 229 1,05 2,88 1 0,02 0,01

Terong/Eggplant - 60 0 60 60 - 0 - 2 58 0,27 0,73 0 0,01 0,00

Petsai/ Saw i/ Mustard greens - 271 271 271 - - - 7 264 1,21 3,32 0 0,02 0,00

Baw ang Daun/Spring onion - 43 43 43 - 0 - 1 41 0,19 0,52 0 0,01 0,00

Page 53: Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate · 2 Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 KATA …

Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017

53

Kangkung/Swamp cabbage - 60 60 60 - 0 - 2 58 0,27 0,73 0 0,01 0,00

Lobak/Radish - - 1 1 1 - 0 - 0 1 0,00 0,01 0 0,00 0,00

Labu siam/Chayotte - 49 49 49 - 0 - 1 48 0,22 0,60 0 0,00 0,00

Buncis/Greenbeans - 4 4 4 - 0 - 0 4 0,02 0,05 0 0,00 0,00

Bay am/Spinach - 16 16 16 - 0 - 0 15 0,07 0,19 0 0,00 0,00

Baw ang Putih/Garlic - 158 158 158 - 0 - 11 147 0,67 1,84 1 0,06 0,00

Kembang Kol/ Cauliflowe r 4 4 4 - - - 0 4 0,02 0,05 0 0,00 0,00

Jamur/ Mushroom 3 3 3 - - - 0 3 0,01 0,03 0 0,00 0,00

Melinjo/ Melinjo - - - - - - - - - - - - -

Petai/ Twisted Cluster Bean - 0 0 0 - - - 0 0 0,00 0,00 0 0,00 0,00

Jengkol/ Jengkol - - - - - - - - - - - - -

Lainny a/Others *) - 24 24 24 - 0 - 1 23 0,11 0,29 0 0,06 0,00

*) Paprika/ Sweet Pepper -

VII. DAGING/MEAT - 89 5,71 7,20

Daging Sapi/Beef--0,4 202 151 1 152 1 151 - - - - 8 144 0,66 1,80 4 0,34 0,25

Daging Kerbau/Buffalo Meat - - - - - - - - - - - - - -

Daging Kambing/Mutton 266 180 180 180 - - - 9 171 0,78 2,15 3 0,36 0,20

Daging Domba/Lamb - - - - - - - - - - - - - -

Daging Kuda/Lainny a - - - - - - - - - - - - - -

Horse Meat/Other -

Daging Babi/Pork - - - - - - - - - - - - - -

Daging Ay am Buras - - - - - - - - - - - - -

Lokal Chicken Meat - - -

Daging Ay am Ras--1,3 53 3.773 3.826 3.826 - - - - 191 3.635 16,67 45,68 80 4,82 6,62

Improved Chicken Meat -

Daging Itik/Duck Meat 31 31 31 - - - - 2 30 0,14 0,38 1 0,03 0,06

Jeroan semua jenis - 81 1 82 82 - - - - - 82 0,38 1,03 1 0,16 0,07

Offal All Kinds

VIII. TELUR/EGGS 24 1,95 1,70

Telur Ay am Buras/ Local Hen Eggs - - - - - - - - - - - - -

Telur Ay am Ras/ Improved Hen Eggs--2,2 1.592 1.592 1.592 - - - 33 1.560 7,15 19,60 24 1,95 1,70

Telur Itik/Ducks Eggs - - - - - - - - - - - - -

IX. SUSU/MILK 293 15,37 16,81

Susu Sapi/Cow Milk - - - - - - - - - - - - - - -

Susu Impor/Imported Milk--1,2 - 38.215 38.215 38.215 - - - - 38.215 175,28 480,21 293 15,37 16,81

Page 54: Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate · 2 Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 KATA …

Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017

54

X. IKAN/FISH--42,1 161 30,35 2,77

Tuna/Cakalang/Tongkol - 2.702 8 2.710 235 2.475 - - - - 74 2.401 11,01 30,17 22 3,28 0,77

Tunas/Skipjack/Little Tuna

Kakap/Giant Seaperch - 660 0 660 3 657 - - - - 20 638 2,93 8,01 5 1,03 0,04

Cucut/Sharks - 272 272 272 - - - - 8 264 1,21 3,31 1 0,17 0,00

Baw al/Pomfret - 609 609 609 - - - - 18 591 2,71 7,43 5 1,13 0,10

Teri/Anchovies - 1.429 0 1.429 228 1.201 - - - - 36 1.165 5,34 14,63 11 1,51 0,08

Lemuru/Indian Oil Sardinella - 532 1 533 533 - - - - 16 517 2,37 6,49 6 1,04 0,16

Kembung/Indian Mackerels - 1.163 6 1.169 31 1.138 - - - - 34 1.103 5,06 13,87 9 1,95 0,09

Tenggiri/Narrow Bard/ King Mackerels - 125 1 127 6 121 - - - - 4 117 0,54 1,47 1 0,16 0,04

Bandeng/Milk Fish - 8 8 0 8 - - - - 0 8 0,04 0,10 0 0,01 0,00

Belanak/Mullets - - - - - - - - - - - - - -

Mujair/Mozambique Tilapia - - - - - - - - - - - - - -

Ikan Mas/Common Carp - 353 353 353 - - - - 11 342 1,57 4,30 2 0,44 0,05

Lele/Catfish - - - - - - - - - - - - - -

Patin/Pangasius spp - - - - - - - - - - - - - -

Nila/Nile tilapia - 29 29 0 29 - - - - 1 28 0,13 0,35 0 0,05 0,00

Kerapu/Groupers - 603 4 607 360 247 - - - - 7 240 1,10 3,01 2 0,41 0,01

Gurami/Giant gouramy - - - - - - - - - - - - - -

Udang/Shrimps - 6 6 6 - - - - 0 6 0,03 0,08 0 0,01 0,00

Rajungan dan Kepiting/Swimming and mud crab - 0 0 0 - - - - 0 0 0,00 0,00 0 0,00 0,00

Kekerangan / Clams - - - - - - - - - - - - - -

Cumi-cumi, Sotong & Gurita - 819 0 819 25 795 - - - - 24 771 3,53 9,68 7 1,56 0,07

Cuttle fish,squids and octopus

Rumput laut/Sea weeds - - - - - - - - -

Lainny a/Others - 18.861 170 19.031 1.301 17.731 - - - - 532 17.199 78,88 216,12 90 17,60 1,35

XI. MINYAK & LEMAK 273 0,04 16,12

OILS & FATS

Kacang tanah/Miny ak 8 4 4 4 - - - - - 4 0,02 0,05 0 - 0,05

Groundnuts/Oils

Kopra/Miny ak goreng--1,8 512 307 307 307 - - - 5 302 1,39 3,80 33 0,04 3,72

Copra/Cooking Oils

Miny ak saw it/Palm Oils - - - - - - - - - - - - -

Miny ak saw it/Miny ak goreng--7,4 - - 2.145 2.145 - 2.145 - - - 33 2.112 9,69 26,54 239 - 12,34

Palm Oils/Cooking Oils

3 0,01 0,38

Lemak Sapi/Cattle Fats 202 13 - 13 - 13 - - - - - 13 0,06 0,16 1 0,00 0,15

Lemak Kerbau/Buffalo Fats - - - - - - - - - - - - - - - - -

Lemak Kambing/Goat Fats 266 21 - 21 - 21 - - - - - 21 0,09 0,26 2 0,00 0,23

Lemak Domba/Sheep Fats - - - - - - - - - - - - - - - - -

Lemak Babi/Pig Fats - - - - - - - - - - - - - - - - -

Catatan :

Total : 3.243 88,73 54,63

Nabati : 2.672 35,35 25,77

Hewani : 571 53,38 28,86

Selisih hasil penghitungan secara manual dengan komputer disebabkan o leh faktor pembulatan

Page 55: Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate · 2 Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 KATA …

Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017

55

Lampiran 2. Pola Pangan Harapan Kota Ternate Tahun 2016

No. Kelompok Energi % AKE Bobot Skor riil Skor PPH Skor Maks Ket

Bahan Pangan (Kalori)

1. Padi-padian 1.343 56,0 0,5 28,0 25,0 25,0

2. Umbi-umbian 91 3,8 0,5 1,9 1,9 2,5

3. Pangan Hewani 566 23,6 2,0 47,2 24,0 24,0

4. Minyak dan Lemak 278 11,6 0,5 5,8 5,0 5,0

5. Buah/biji berminyak 26 1,1 0,5 0,5 0,5 1,0

6. Kacang-kacangan 23 1,0 2,0 1,9 1,9 10,0

7. Gula 898 37,4 0,5 18,7 2,5 2,5

8. Sayuran dan buah 19 0,8 5,0 4,0 4,0 30,0

9. Lain-lain - - - - -

Jumlah 3.243 135,1 107,9 64,81 100,0

Pangan Harapan (PPH) Tingkat Ketersediaan

Berdasarkan Neraca Bahan Makanan Kota Ternate Tahun 2016

Page 56: Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate · 2 Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 KATA …

Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan

Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 56

Lampiran 3. Komposisi Bahan Makanan

Jenis Bahan Makanan

Komposisi zat gizi per 100 gr bahan Bagian yang Dapat Dimakan (BDD) % Energi

(kkal) Protein (gram)

Lemak (gram)

1 2 3 4 5

I PADI-PADIAN

Beras 362,2 8,48 1,45 100%

Jagung 320 8,28 3,9 90%

Jagung basah 36,12 1,15 0,36 28%

Tepung gandum 333 9 1 100%

II MAKANAN BERPATI

Ubi jalar 125,2 1,18 0,33 86%

Ubi kayu 130,9 0,85 0,26 75%

Ubi kayu / Gaplek 338 1,5 0,7 100%

Tep.ketela pohon (tapioka) 362 0,5 0,3 100%

Sagu / tepung sagu 338 0,6 0,3 100%

III GULA

Gula pasir 364 - - 100%

Gula Mangkok 377 3 10 100%

IV BUAH/BIJI BERMINYAK

Kacang tanah berkulit

Kacang tanah lepas kulit 452 25,3 42,8 100%

Kedelai 381 40,4 16,7 100%

Kacang hijau 337,3 20,27 1,8 100%

Kelapa berkulit / daging 270 3,7 24,85 53%

V BUAH-BUAHAN

Alpukat 85 0,9 6,5 61%

Jeruk 31,13 0,53 0,16 71%

Duku 40,32 0,64 0,13 64%

Durian 29,48 0,55 0,66 22%

Jambu 44,18 0,58 0,29 86%

Mangga 36,53 0,36 0,13 65%

Nanas 20,4 0,31 0,15 53%

Pepaya 34,5 0,38 - 75%

Pisang 64,4 0,7 0,21 75%

Rambutan 27,6 0,36 0,04 40%

Salak 135,06 0,47 0,16 67%

Sawo 66,55 0,69 1,95 79%

Semangka 12,88 0,23 0,09 46%

Blimbing 30,96 0,34 0,34 86%

Manggis 63 0,6 0,6 29%

Nangka 29,68 0,34 0,08 28%

Markisa 144 3,5 1,2 48%

Page 57: Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate · 2 Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 KATA …

Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan

Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 57

Sirsak 65 1 0,3 68%

Sukun 123 1,5 0,2 88%

Apel 48,45 0,43 0,34 88%

Anggur 40 0,5 0,2 100%

Lainnya(Melon, Blewah, Stroberi) 58,7 1 1,8 63%

VI SAYUR-SAYURAN

Bawang merah 35,1 1,35 0,3 90%

Ketimun 6,87 0,32 0,12 70%

Kacang merah 267 13,9 2,3 100%

Kacang panjang 27,6 2,76 0,46 75%

Kentang 52,08 1,76 0,17 85%

Kubis 18 1,05 0,15 75%

Tomat 19 0,95 0,3 95%

Wortel 28,8 0,8 0,48 88%

Cabe 26,4 0,85 0,3 85%

Terong 37,31 1,53 0,59 87%

Petsai/Sawi 6,6 0,63 0,15 87%

Bawang daun 29 1,8 0,7 67%

Kangkung 16,8 2,04 0,42 70%

Lobak 21 0,9 0,1 87%

Labu siam 30 0,6 0,1 83%

Buncis 30,6 2,16 0,27 90%

Bayam 11,36 0,64 0,28 71%

Bawang putih 83,6 3,96 0,2 88%

Kembang kol 25 2,4 0,2 57%

Jamur 71,5 9,9 0,8 100%

Melinjo 66 5 0,7 60%

Petai 51,1 3,74 0,7 36%

Jengkol 126 5,67 0,09 93%

Lainnya (Paprika) 28,5 24,96 0,59 85%

VII DAGING/MEAT

Daging sapi 207 18,8 14 100%

Daging kerbau 84 18,7 0,5 100%

Daging kambing 154 16,6 9,2 100%

Daging Domba 260 16,4 21,3 100%

Daging Kuda 113 18,1 4,1 100%

Daging Babi 416,5 13 40 100%

Daging Ayam Buras 302 18,2 25 100%

Daging Ayam Ras 302 18,2 25 100%

Daging Itik 312 13,7 27,8 100%

Jeroan 121,33 14,98 6 100%

Page 58: Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate · 2 Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 KATA …

Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan

Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 58

VIII TELUR/EGGS

Telur Ayam Buras 137,8 9,04 10,6 90%

Telur Ayam Ras 137,06 11,04 9,61 90%

Telur Itik 179,14 11,09 14,57 90%

IX SUSU/MILK

Susu Murni 61 3,2 3,5 100%

Susu Impor 61 3,2 3,5 100%

X IKAN/FISH

Tuna/Cakalang/Tongkol 90,4 13,6 3,2 80%

Kakap 73,6 16 0,56 80%

Cucut 57 10,7 0,3 49%

Bawal 91 19 1,7 80%

Teri 74 10,3 0,56 100%

Lemuru 112 20 3 80%

Kembung 82,4 17,6 0,8 80%

Tenggiri 90,4 13,6 3,6 80%

Bandeng 103,2 16 3,84 80%

Belanak 64 10,8 2 90%

Mujair 71,2 14,69 0,8 80%

Ikan Mas 68,8 12,8 1,6 80%

Lele 84 14,8 2,3 80%

Patin 90 18,7 1,1 80%

Nila 82 16,1 1,3 80%

Kerapu 82,1 17 0,5 80%

Gurami 76,5 20,7 2,8 80%

Udang 61,88 14,28 0,14 68%

Rajungan Dan Kepiting 67,95 6,21 1,71 45%

Kekerangan 101 14,4 2,6 20%

Cumi-Cumi,Sotong Dan Gurita 75 16,1 0,7 100%

Rumput Laut 312 1,3 1,2 100%

Lainnya 55,22 10,86 0,83 75%

XI MINYAK & LEMAK

Kacang Tanah/Minyak 902 0 100 100%

Kopra/Minyak Goreng 870 1 98 100%

Minyak Sawit/Minyak Goreng 902 0 46,5 100%

Lemak Sapi 818 1,5 90 100%

Lemak Kerbau 818 1,5 90 100%

Lemak Kambing 818 1,5 90 100%

Lemak Domba 818 1,5 90 100%

Lemak Babi 902 0 100 100% Sumber :

- BPS, 2011, Konsumsi Kalori dan Protein Penduduk Indonesia dan Provinsi. Buku 2. Survey Sosial Ekonomi Nasional - DKBM, diolah Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan, BKP, Kementan.

Page 59: Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate · 2 Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 KATA …

Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan

Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 59

Lampiran 4. Jenis Bahan Makanan, Produksi Turunannya dan Besaran Konversi Input ke Output menurut Kelompok Komoditas

Jenis Bahan Makanan

Produksi Konversi Input ke Output

(%) Masukan (Input) Keluaran (Output)

(1) (2) (3) (4)

Padi-padian

Tepung Gandum Biji gandum Tepung gandum 72

Gabah - Gabah kering giling (GKG) -

Gabah/Beras Gabah kering giling (GKG) Beras 62,74

Jagung - Jagung pipilan kering -

Jagung basah - Jagung basah -

Makanan Berpati

Ubi jalar - Ubi jalar basah -

Ubi kayu - Ubi kayu basah -

Ubi kayu / gaplek Ubi kayu basah Gaplek 36

Ubi kayu / tapioka Ubi kayu basah Tapioka 28

Sagu / tepung sagu Sagu Tepung Sagu 20

Gula

Gula pasir - Gula pasir -

Gula merah - Gula merah -

Buah / biji berminyak

Kacang tanah berkulit - Kacang tanah berkulit -

Kacang tanah lepas kulit Kacang tanah berkulit Kacang tanah lepas kulit/biji kering 60

Kedelai - Kedelai(biji kering) -

Kacang hijau - Kacang hijau (biji kering) -

Kelapa berkulit / daging Kelapa berkulit Kelapa daging 24

Kelapa daging / kopra Kelapa daging Kopra 25

Buah-buahan

Alpokat - Alpokat segar -

Jeruk - Jeruk segar -

Duku - Duku segar -

Durian - Durian segar -

Jambu - Jambu segar -

Mangga - Mangga segar -

Nanas - Nanas segar -

Pepaya - Pepaya segar -

Pisang - Pisang segar -

Rambutan - Rambutan segar -

Page 60: Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate · 2 Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 KATA …

Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan

Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 60

Salak - Salak segar -

Sawo - Sawo segar -

Lainnya - Lainnya segar -

Sayur mayur

Bawang merah Bawang merah kering panen Bawang merah kering konsumsi 64,56

Ketimun - Ketimun segar -

Kacang merah - Kacang merah segar -

Kacang panjang - Kacang panjang segar -

Kentang - Kentang segar -

Kubis - Kubis segar -

Wortel - Wortel segar -

Cabe - Cabe segar -

Terong - Terong segar -

Petsai - Petsai segar -

Bawang daun - Bawang daun segar -

Kangkung - Kangkung segar -

Labu siam - Labu siam segar -

Buncis - Buncis segar -

Bayam - Bayam segar -

Bawang putih Bawang putih segar Bawang putih kering konsumsi 71

Lainnya - Lainnya -

Daging

Daging sapi Karkas Daging 74,93

Daging kerbau Karkas Daging 70,3

Daging kambing Karkas Daging 67,83

Daging domba Karkas Daging 72,32

Daging kuda Karkas Daging 72,28

Daging babi Karkas Daging 67,47

Daging ayam buras Karkas -

Daging ayam ras Karkas -

Daging itik Karkas -

Jeroan semua jenis Karkas Jeroan -

Telur

Telur ayam ras - Telur -

Telur ayam buras - Telur -

Telur itik - Telur -

Susu

Susu sapi - Susu -

Susu impor - - -

Page 61: Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate · 2 Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 KATA …

Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan

Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 61

Ikan Ikan tuna / cakalang / tongkol - Ikan tuna / cakalang / tongkol -

Ikan kakap - Ikan kakap -

Ikan cucut - Ikan cucut -

Ikan bawal - Ikan bawal -

Ikan teri - Ikan teri -

Ikan lemuru - Ikan lemuru -

Ikan kembung - Ikan kembung -

Ikan tenggiri - Ikan tenggiri -

Ikan bandeng - Ikan bandeng -

Ikan belanak - Ikan belanak -

Ikan mujair - Ikan mujair -

Ikan mas - Ikan mas -

Ikan lele - Ikan lele -

Ikan patin - Ikan patin -

Ikan nila - Ikan nila -

Ikan kerapu - Ikan kerapu -

Ikan gurame - Ikan gurame -

Udang - Udang -

Rajunga - Rajunga -

Kerang-kerangan - Kerang-kerangan -

Cumi-cumi, sotong & gurita - Cumi-cumi, sotong & gurita -

Rumput laut - Rumput laut -

Lainnya - Lainnya -

Minyak dan lemak

Kacang tanah / minyak Biji kering Minyak 52

Kopra / minyak goreng Kopra Minyak goreng kelapa 60

Minyak sawit - Minyak sawit - Minyak sawit / minyak goreng Minyak sawit Monyak goreng sawit 68,28

Lemak sapi Karkas Lemak 6,5

Lemak kerbau Karkas Lemak 4,69

Lemak kambing Karkas Lemak 7,87

Lemak domba Karkas Lemak 7,7

Lemak babi Karkas Lemak 11,92

Page 62: Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate · 2 Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 KATA …

Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan

Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 62

Lampiran 5. Besaran Konversi (Persentase terhadap Penyediaan dalam Negeri)

Jenis Bahan Makanan (Commodity) Pakan / Feed

Bibit / Seed

Diolah untuk /Manufactured for

Tercecer / Waste Makanan

/ Food

Bukan makanan

/ Non food

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

I.

PADI-PADIAN/CEREALS

Padi gagang/gabah 0,44 2) - - - 5,4 3)

Dry stalk paddy/unhusked rice

Gabah/Beras 0,17 1) - - - 2,5 3)

Unhusked rice/Rice

Jagung/Maize 6,00 3) - - - 5,00 3)

Jagung basah (muda) / Fresh maize - - - - -

Gandum/Wheat - - - - -

Tepung Gandum/ Wheat flour - - - - 0,29 1)

II. MAKANAN BERPATI/ STARCHY FOOD

Ubi jalar/Sweet potatoes 2,00 3) - - - 10,00 3)

Ubi kayu/Cassava 2,00 3) - - - 2,13 1)

Ubi kayu/Gaplek - - - - 0,72 1)

Cassava/Manioc

Ubi kayu/Tapioka - - - - 0,71 1)

Cassava/Tapioca

Sagu/Tepung sagu - - - - 0,72 1)

Sago pith/Sago flour

III. GULA/SUGAR

Gula pasir/White sugar - - - - 0,98 2)

Gula mangkok/Other sugar - - - - -

IV. BUAH BIJI BERMINYAK

PULSES NUT AND OIL SEEDS

Kacang tanah berkulit - - - - 5,00 3)

Groundnuts in shell

Kacang tanah lepas kulit - - 8,51 1) - 5,00 3)

Groundnuts shelled

Kedelai/Soyabeans 0,34 1) - - - 5,00 3)

Kacang hijau/Mungbean 2,00 3) - - - 5,00 3)

Kelapa berkulit/daging - - 63,29 5) - 3,65 2)

Coconuts in husk/Coconut fresh

Kelapa daging/Kopra - - - - 1,09 2)

Coconuts meat/Copra

V. BUAH-BUAHAN/FRUITS

Alpokat/Avocados - - - - 0,81 1)

Jeruk/Oranges - - - - 3,91 2)

Duku/Lanzon - - - - 0,81 1)

Durian/Durians - - - - 10,00 3)

Jambu/Waterapples - - - - 0,81 1)

Page 63: Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate · 2 Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 KATA …

Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan

Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 63

Mangga/Mangoes - - - - 7,00 2)

Nanas/Pineapples - - - - 5,2 2)

Pepaya/Papayas - - - - 6,2 2)

Pisang/Bananas - - - - 4,7 2)

Rambutan/Rambutans - - - - 0,81 1)

Salak/Salacia - - - - 6,8 2)

Sawo/Sapodila - - - - 0,81 1)

Melon - - - - 0,83 1)

Semangka/Watermelon - - - - 0,83 1)

Belimbing/ Star Fruit - - - - 0,83 1)

Manggis/ Mangosteen - - - - 0,83 1)

Nangka/Cempedak/ Jackfruit - - - - 0,83 1)

Markisa/ Marquisa - - - - 0,83 1)

Sirsak/ Soursop - - - - 0,83 1)

Sukun/ Bread Fruit - - - - 0,83 1)

Apel/ Apple - - - - 0,83 1)

Anggur/ Grape - - - - 0,83 1)

Lainnya/Others *) - - - - 0,83 1)

*) Melon, blewah dan stroberi

Melon, cantalaupe and strawberry

VI. SAYUR-SAYURAN/ VEGETABLES

Bawang Merah/ Shallot(Onion) - 0,24 1) - - 8,36 2)

Ketimun/Cucumber - 0,71 1) - - 2,48 1)

Kacang Merah/Kidney beans - 2,87 1) - - 2,75 2)

Kacang Panjang/ String beans - 0,44 1) - - 2,73 1)

Kentang/Potatoes - 1,19 1) - - 5,02 2)

Kubis/Cabbage - - - - 5,59 2)

Tomat/Tomatoes - 0,71 1) - - 8,83 2)

Wortel/Carrots - - - - 2,46 1)

Cabe/Chilli - 0,71 1) - - 5,27 2)

Terong/Eggplant - 0,73 1) - - 2,52 1)

Petsai/ Sawi/ Mustard greens - - - - 2,46 1)

Bawang Daun/Spring onion - 0,7 1) - - 2,46 1)

Kangkung/Swamp cabbage - 0,58 1) - - 2,58 1)

Lobak/Radish - 0,39 1) - - 2,79 1)

Labu siam/Chayotte - 0,43 1) - - 2,74 1)

Buncis/Greenbeans - 0,44 1) - - 2,73 1)

Bayam/Spinach - 0,44 1) - - 2,73 1)

Bawang Putih/Garlic - 0,24 1) - - 7,13 2)

Kembang Kol/ Cauliflower - - - - 2,61 1)

Jamur/ Mushroom - - - - 2,61 1)

Melinjo/ Melinjo - - - - 2,61 1)

Petai/ Twisted Cluster Bean - - - - 2,61 1)

Jengkol/ Jengkol - - - - 2,61 1)

Lainnya/Others *) - 0,64 1) - - 2,61 1)

*) Paprika/ Sweet Pepper

Page 64: Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate · 2 Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 KATA …

Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan

Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 64

VII. DAGING/MEAT

Daging Sapi/Beef - - - - 5,00 3)

Daging Kerbau/Buffalo Meat - - - - 5,00 3)

Daging Kambing/Mutton - - - - 5,00 3)

Daging Domba/Lamb - - - - 5,00 3)

Daging Kuda/Lainnya - - - - 5,00 3)

Horse Meat/Other 5,00 3)

Daging Babi/Pork - - - - 5,00 3)

Daging Ayam Buras - - - - 5,00 3)

Lokal Chicken Meat 5,00 3)

Daging Ayam Ras - - - - 5,00 3)

Improved Chicken Meat 5,00 3)

Daging Itik/Duck Meat - - - - 5,00 3)

Jeroan semua jenis - - - - 5,00 3)

Offal All Kinds

VIII. TELUR/EGGS

Telur Ayam Buras/ Local Hen Eggs - 25,00 3) - - 3,86 3)

Telur Ayam Ras/ Improved Hen Eggs - - - - 2,05 3)

Telur Itik/Ducks Eggs - 13,50 3) - - 3,92 3)

IX. SUSU/MILK

Susu Sapi/Cow Milk 10,00

3) - - - 5,7 3)

Susu Impor/Imported Milk - - - - -

X. IKAN/FISH

Tuna/Cakalang/Tongkol - - - - 3,00 4)

Tunas/Skipjack/Little Tuna

Kakap/Giant Seaperch - - - - 3,00 4)

Cucut/Sharks - - - - 3,00 4)

Bawal/Pomfret - - - - 3,00 4)

Teri/Anchovies - - - - 3,00 4)

Lemuru/Indian Oil Sardinella - - - - 3,00 4)

Kembung/Indian Mackerels - - - - 3,00 4)

Tenggiri/Narrow Bard/ King Mackerels - - - - 3,00 4)

Bandeng/Milk Fish - - - - 3,00 4)

Belanak/Mullets - - - - 3,00 4)

Mujair/Mozambique Tilapia - - - - 3,00 4)

Ikan Mas/Common Carp - - - - 3,00 4)

Lele/Catfish - - - - 3,00 4)

Patin/Pangasius spp - - - - 3,00 4)

Nila/Nile tilapia - - - - 3,00 4)

Kerapu/Groupers - - - - 3,00 4)

Gurami/Giant gouramy - - - - 3,00 4)

Udang/Shrimps - - - - 3,00 4)

Rajungan dan Kepiting/Swimming and mud crab - - - - 3,00 4)

Kekerangan / Clams - - - - 3,00 4)

Cumi-cumi, Sotong & Gurita - - - - 3,00 4)

Page 65: Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate · 2 Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 KATA …

Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan

Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 65

Cuttle fish,squids and octopus

Rumput laut/Sea weeds - - - - 3,00 4)

Lainnya/Others - - - - 3,00 4)

XI. MINYAK & LEMAK

OILS & FATS

Kacang tanah/Minyak - - - - -

Groundnuts/Oils

Kopra/Minyak goreng - - - - 1,56 2)

Copra/Cooking Oils

Minyak sawit/Palm Oils - - - - 2,39 2)

Minyak sawit/Minyak goreng - - - - 1,55 2)

Palm Oils/Cooking Oils

Lemak Sapi/Cattle Fats - - - - -

Lemak Kerbau/Buffalo Fats - - - - -

Lemak Kambing/Goat Fats - - - - -

Lemak Domba/Sheep Fats - - - - -

Lemak Babi/Pig Fats - - - - -

Catatan : 1) Merupakan rasio I-O tahun 2000 2) Hasil kajian NBM tahun 2002 dan 2003 3) Konversi NBM lama 4) Kementrian Kelautan dan Perikanan Merupakan konversi tercecer dan bagian yang tidak dapat dimakan

Page 66: Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate · 2 Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 KATA …

Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan

Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 66

Lampiran 6. Konversi yang digunakan untuk Ternak

Jenis Ternak

Dari berat karkas ke Konversi karkas ke daging (%) Jeroan Lemak

(1) (2) (3) (4)

1 Sapi 14,49 6,5 74,93

2 Kerbau 18,04 4,7 70,3

3 Kambing 17,49 7,9 67,83

4 Domba 13,47 7,7 73,32 2)

5 Babi 15,44 11,9 67,47

6 Kuda 16,29 2,3 72,28

7 Ayam Buras (Kampung) 10,00 1) - 58,00 1)

8 Ayam Ras 10,00 1) - 58,00 1)

9 Itik 10,00 1) - 60,00 1)

Sumber : Studi Penyempurnaan Neraca Pangan Komoditas Peternakan (Karkas) dalam rangka NBM Tahun 2002, Badan Pusat Statistik

Catatan : 1) Hasil Penelitian Departemen Kesehatan, 1967 2) Hasil Survey Pusdatin Kementan, 2010

Page 67: Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate · 2 Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 KATA …

Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan

Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 67

Lampiran 7. Konversi Olahan Komoditas Perikanan

KOMODITI ANGKA KONVERSI (%)

UDANG DAN LOBSTER

Udang Beku

Udang kecil dan udang biasa air dingin 42

Udang windu dengan kepala 60

Udang windu tanpa kepala 60

Udang windu lainnya 60

Udang Vanamei dengan kepala 42

Udang vanamei tanpa kepala dengan ekor 42

Udang vanamei tanpa kepala tanpa ekor 42

Udang vanamei lainnya 42

Udang galah 60

Udang lainnya 60

Lain-lain, termasuk tepung, tepung kasar dan pellet dari udang-udangan, layak untuk dikonsumsi manusia 60

Segar / Dingin

Udang kecil dan udang biasa air dingin 40

Udang windu 40

Udang vanamei 40

Lain-lain 40

Tepung kasar dan pellet dari udang-udangan, layak untuk dikonsumsi manusia 40

Dikeringkan

Udang kecil dan udang biasa air dingin dalam kemasan kedap udara 60

Udang kecil dan udang biasa air dingin dikeringkan lainnya 60

Udang kecil dan udang biasa air dingin lainnya 60

Udang kecil dan udang biasa lainnya dalam kemasan kedap udara 60

Udang kecil dan udang biasa lainnya dikeringkan 60

Udang lainnya dalam kemasan kedap udara 60

Udang kecil dan udang biasa lainnya 60

Lain-lain, termasuk tepung, tepung kasar dan pellet dari udang-udangan, layak untuk dikonsumsi manusia 60

Diolah/diawetkan Pasta udang kecil dan udang biasa tidak dalam kemasan kedap udara 60

Pasta udang lainnya tidak dalam kemasan kedap udara 60

Udang kecil dan udang biasa diberi tepung 60

Pasta lainnya dari udang 60

Pasta udang lainnya 60

Udang lainnya diberi tepung 60

Pasta udang lainnya dari udang kecil dan udang biasa lainnya 60

Kerupuk udang 29

Lainnya

Page 68: Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate · 2 Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 KATA …

Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan

Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 68

Termasuk tepung, tepung kasar dan pellet dari udang-udangan, layak untuk dikonsumsi manusia dalam kemasan kedap udara 60

Lain-lain, termasuk tepung, tepung kasar dan pellet dari udang-udangan, layak untuk dikonsumsi manusia 60

Lobster

Beku

Lobster karang dan udang laut besar lainnya 60

Lobster 60

Norway lobster 60

Hidup

Lobster karang dan udang laut besar lainnya 40

Lobster 40

Segar / Dingin

Lobster karang dan udang laut besar lainnya 40

Lobster 40

Dikeringkan dalam kemasan kedap udara

Lobster karang dan udang laut besar lainnya 60

Lobster 60

Lainnya 60

Lainnya

Lobster karang dan udang laut besar lainnya 60

Lobster 60

Diolah / diawetkan

Lobster 60

IKAN CAKALANG, TUNA

Hidup

Ikan tuna atlantik bersirip biru 100

Ikan tuna pasifik bersirip biru 100

Ikan tuna selatan bersirip biru 100

Segar atau dingin

Ikan albacore atau tuna bersirip panjang 100

Ikan tuna bersirip kuning 100

Ikan skipjack 100

Ikan tuna bermata besar 100

Ikan tuna atlantik bersirip biru 100

Ikan tuna pasifik bersirip biru 100

Ikan tuna selatan bersirip biru 100

Lain - Lain 100

Beku

Ikan albacore atau tuna bersirip panjang 85

Ikan tuna bersirip kuning 85

Ikan skipjack 85

Ikan tuna bermata besar 84

Ikan tuna atlantik bersirip biru 84

Ikan tuna selatan bersirip biru 84

Page 69: Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate · 2 Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 KATA …

Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan

Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 69

Lain - Lain 84

Fillet dan daging ikan lainnya, segar - dingin - beku

Ikan tuna,cakalang 60

Ikan tuna loin, cakalang 60

Tuna gourmet 60

Tuna, skipjack dan bonito dalam kemasan kedap udara

Tuna 60

Lain - Lain 60

Tuna, skipjack dan bonito lainnya 60

RUMPUT LAUT DAN GANGGANG LAINNYA

Layak untuk dikonsumsi manusia

Eucheuma spp 48

Gracilaria lichenoides 48

Lain - Lain 48

Lainnya

Agar - agar 40

Karanginan dalam bentuk bubuk 40

Karanginan lainnya 40

IKAN LAINNYA

Kerapu

Hidup 100

Segar atau dingin 100

Beku 93

Ikan Tilapia

Hidup 100

Tilapia lainnya segar, dingin 100

Beku 80

Tilapia lainnya beku 80

Fillet segar dingin 100

Tilapia lain - lain segar atau dingin 100

Fillet beku 80

Belut, sidat

Hidup 100

Segar atau dingin 100

Beku 80

Dikeringkan 65

Diolah atau diawetkan dalam kemasan kedap udara 65

Diolah atau diawetkan lainnya 80

Kakap merah

Segar atau dingin 100

Beku 93

Lele

Segar atau dingin

Lele ekor kuning 100

Patin / pangasius 100

Page 70: Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate · 2 Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 KATA …

Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan

Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 70

Lele 100

Lain - Lain 100

Beku

Lele / catfish 80

Fillet segar dingin

Patin / pangasius 80

Lele / catfish 80

lainnya 80

Fillet segar dingin lainnya

Ikan pati / pangasius 100

Lain - Lain 100

Diasapi

Lainnya 51

Bawal

Bawal putih segar dingin 100

Bawal hitam segar dingin 100

Bawat putih beku 93

Bawal hitam beku 93

Gurame

Beku 80

Salem

Salem pasifik 80

Salem lainnya segar atau dingin 100

Salem sockeye 80

Salem atlantik beku 80

Salem pasifik lainnya 80

Salem lainnya beku 93

Fillet ikan salem pasifik, segar atau dingin 100

Salem fillet beku 93

Salem pasifik diasap 65

Makarel

Segar atau dingin

Makarel 100

Makarel jack dan makarel kuda 100

Makarel scomberomorus commerson 100

Makarel indian 100

Makarel islan 100

Beku

Makarel 80

Makarel pasifik 80

Makarel jack dan makarel kuda 80

Makarel indian 80

Ikan makarel islan 80

Makarel scomberomorus commerson 80

Diasinkan

Page 71: Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate · 2 Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 KATA …

Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan

Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 71

Makarel 51

Diolah atau diawetkan

Makarel dalam kemasan kedap udara 60

Makarel jack dan makarel kuda 60

Makarel lainnya 60

Trout

Hidup 100

Segar atau dingin 100

Beku 80

Fillet segar atau dingin 56

Fillet beku 56

Fillet diasapi 47

Cod

Fillet beku 80

Fillet diasapi 60

Herring

Segar atau dingin 100

Lainnya 100

Beku 80

Diasapi 55

Dalam kemasan kedap udara 60

Todak (ikan pedang)

Segar atau dingin 100

Beku 93

Fillet beku 93

Fillet segar atau dingin 100

Fillet beku lainnya 93

Fillet lainnya 93

Tooth

Fillet segar atau dingin 100

Fillet beku lainnya 93

Sarden

Segar atau dingin 100

Beku 90

Dalam kemasan kedap udara 60

Dalam kemasan kedap udara lainnya 60

Sarden lainnya dalam kemasan kedap udara 60

Sarden lainnya dalam kemasan kedap udara lainnya 60

Teri

Segar atau dingin 100

Diasinkan 40

Dalam kemasan kedap udara lainnya 60

Layur

Segar atau dingin 100

Layur beku 80

Page 72: Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate · 2 Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 KATA …

Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan

Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 72

Beku 80

Marlin

Segar atau dingin 100

Beku 93

Parit dan skates

Segar atau dingin 100

Beku 93

Layar indo - pasifik

Beku 93

Salmon

Fillet beku 93

Dalam kemasan kedap udara 60

Salmon lainnya dalam kemasan kedap udara 60

Sirip Hiu

Dapat dimakan 5

Diolah atau diawetkan dalam kemasan kedap udara 5

Olahan lainnya 5

Ikan Tilapia,lele

Beku 80

Dikeringkan 65

Diasinkan 51

Lainnya

Segar atau dingin

Halibut 100

Plaice 100

Turbots 100

Ikan Pipih lainnya 100

Cobia 100

Blue whitings 100

Lainnya air tawar 100

Dogfish dan hiu lainnya 100

Seabream 100

Longfin mojarra 100

Bluntnose lizarfish 100

Lainnya laut 100

Rohu 100

Indian treadfins 100

Lainnya bukan dari laut 100

Beku

Lainnya air tawar 80

Halibut 80

Sole 80

Turbots 80

Ikan Pipih lainnya 80

Cobia 80

Page 73: Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate · 2 Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 KATA …

Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan

Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 73

Coalfish 80

Lainnya bregmacerotidae 80

Dogfish dan hiu lainnya 80

Longfin mojarra 93

Bluntnose lizarfish 93

Scad torpedo 93

Lainnya 93

Indian treadfins 80

Wallago 80

Lainnya 80

Filet dan daging ikan lainnya

Segar atau dingin

Ikan lainnya selain nile perch dan ikan pipih 100

Fillet ikan pipih 80

Ikan lainnya 100

Lain -lain segar atau dingin

Ikan lainnya selain nile perch dan ikan pipih 100

Fillet ikan pipih 100

Ikan lainnya 100

Beku

Ikan lainnya 80

Beku lainnya

Ikan pipih 80

Ikan lainnya 93

Filet lain-lain beku

Ikan dari keluarga bregmacerotidae 80

Ikan lainnya 93

Filet ikan diasikan atau dalam air garam, tetapi tidka diasapi

Ikan garfish air tawar 51

Ikan lainnya 51

Ikan dikeringkan diasinkan atau dalam air garam

Tepung kasar dan pellet dari ikan yang layak dikonsumsi manusia 25

Ikan laut konsumsi 60

Ikan lainnya 51

Ikan laut diasinkan 60

Ikan laut lainnya 60

Sosis Ikan diolah atau diawetkan

Lainnya 60

Diolah atau diawetkan lainnya

Bakso ikan dna udang 60

Lainnya 60

Kaviar dan pengganti kaviar

Pengganti kaviar 40

Sirip ikan, kepala, ekor, perut, dapat dimakan

Perut ikan 60

Page 74: Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate · 2 Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 KATA …

Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan

Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 74

Kepala ikan 51

Lainnya 51

Lainnya

Dalam kemasan kedap udara 60

Lainnya 49

KEPITING

Beku, hidup. Segar atau dingin

Kepiting cangkang lunak 100

Lainnya beku 70

Hidup 100

Segar atau dingin 100

Diolah atau diawetkan

Dalam kemasan kedap udara 43

Lainnya 43

Lainnya

Dalam kemasan kedap udara 60

Direbus 60

Lainnya 60

CUMI-CUMI, SOTONG, GURITA

Cumi-cumi dan sotong

Hidup, segar atau dingin

Hidup 100

Segar atau dingin 100

Lain-lain

Beku 76

Kering, asin atau dalam air garam 40

Diasapi 40

Sotong dan cumi-cumi 65

Gurita

Hidup, segar atau dingin

Hidup 100

Segar atau dingin 100

Lain-lain

Beku 80

Kering, asin atau dalam air garam 30

Diasapi 40

Gurita 65

KEKERANGAN

Tiram

Hidup 60

Segar atau dingin 60

Beku 60

Kering, asin atau dalam air garam 60

Diasapi 60

Kerang

Page 75: Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate · 2 Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 KATA …

Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan

Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 75

Hidup 100

Segar atau dingin 100

Beku 40

Kering, asin atau dalam air garam 30

Remis

Hidup, segar atau dingin

Hidup 100

Segar atau dingin 100

Beku 40

Kering, asin atau dalam air garam 30

Diolah atau diawetkan 30

Siput, selain siput laut

Hidup 60

Segar, singin atau beku 60

Siput, selain siput laut 60

Remis, tiram dan kerang

Hidup 60

Segar atau dingin 60

Beku 40

Diolah atau diawetkan 30

Abalon

Hidup 100

Beku 30

Kering, asin atau dalam air garam 30

Diolah atau diawetkan 30

Lainnya

Hidup 100

Segar atau dingin 100

Beku 40

Kering, asin atau dalam air garam 30

Lainnya 30

Sotong dan cumi-cumi diolah diawetkan 30

Gurita dioalh atau diawetkan 30

Invertebrata air lainnya

Teripang

Hidup 100

Segar atau dingin 100

Beku 100

Kering, asin atau dalam air garam 30

Diasapi 30

Diolah atau diawetkan 30

Bulu babi

Hidup 100

Kering, asin atau dalam air garam 30

Segar atau dingin 100

Page 76: Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate · 2 Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 KATA …

Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan

Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 76

Ubur-ubur

Hidup 80

Segar, dingin atau beku 80

Kering, asin atau dalam air garam 80

Diolah dan diawetkan 80

Lainnya

Hidup 100

Segar atau dingin 100

Beku 80

Kering, asin atau dalam air garam 30

Linnya 30

Diolah atau diawetkan 30

Lainnya ekstrak ikan atau krustasea, moluska atau invertebrata air lainnya 80

Dibumbui ekstrak ikan atau krustasea, moluska atau invertebrata air lainnya 80

PRODUK IKAN LAINNYA

Hati dan telur ikan

Hati dan telur 100

Hati ikan beku 80

Telur ikan beku 80

Hati dna telur ikan air tawar 100

Hati dna telur ikan lainnya 100

Binatang menyusui

Binatang air hidup

Binatang melata (termasuk ular dan penyu) 100

Daging dan sisanya yang dapat dimakan, asin, dalam air garam, kering atau diasapi, tepung dan tepung kasar

Dari binatang melata (termasuk ular dan penyu) 30

Daging dari anjing laut, sing alaut dna beruang laut (mamalia dari sub ordo Pinnipedia) diasinkan dalam air garam, dikeringkana atau diasapi, tepung dan tepung kasar dari daging dan sisanya yang dapat dimakan 30

Daging dari anjing laut, sing alaut dna beruang laut (mamalia dari sub ordo Pinnipedia)segar/dingin/beku 30

Minyak hati ikan dna fraksinya

Fraksi padat 30

Lainnya 30

Lemak dan minyak serta fraksinya, dari ikan, selain minyak hati ikan

Fraksi padat 30

Lain-lain 30 Lemak dan minyak serta fraksinya, dari binatang laut menyusui lainnya 30

Pasta diidi dimasak atau diolah secara lain

Page 77: Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate · 2 Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 KATA …

Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan

Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 77

Diisi dengan ikan, siput atau moluska 30

Saus ikan 30

Terasi 30

Spermaceti (bentuk minyak ikan) 30

Daging dan sisanya yang dapat dimakan dari binatang lainnya, segar, dingin atau beku

Daging dari binatang melata (termasuk ular dan penyu) 40

Paha kodok 40

Page 78: Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate · 2 Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 KATA …

Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan

Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 78

Lampiran 8. Faktor Konversi Bahan Makanan yang dipakai untuk Perhitungan Produksi / Conversion Factors for Calculating Production

01. Gandum / Wheat

A B

A. Biji gandum / Wheat seed 100 139

B. Tepung gandum / Wheat flour 72 100

02. Padi / Paddy

A B C D E

A. Padi gagang basah / Dry stalk paddy during harvest

100 130 144 170 250

B. Padi gagang keringgiling (di penggilingan) / Dry stalk paddy before milling

77 100 111 131 192

C. Gabah basah / panen / Dry unhusked paddy during harvest

69 90 100 115,48 169

D. Gabah kering / GKG (dipegilingan) / Dry unhusked paddy before milling

59 76,5 86,02 100 154

E. Beras / Rice 40 52 59,08 62,74 100

03. Jagung / Maize

A B C D E

A. Jagung berkulit basah / ontongan basah dengan kulit / Maize with ear in shell during harvest

100 133 167 256 278

B. Jagung berkulit kering / Maize with ear in shell after drying

75 100 125 192 208

C. Jagung lepas kulit kering / Maize with ear shelled after drying

60 80 100 154 167

D. Jagung pipilan kering / Maze wthout ear after drying

39 52 65 100 108

E. Jagung berasan / Miled maize 36 48 60 93 100

04. Ubi kayu / Cassava

A B C D

A. Ubi basah berkulit / Fresh cassava 100 278 295 357

B. Gaplek / Manioc 36 100 106 128

C. Pellet / Pellets 34 94 100 120

D. Tapioka / Tapioca 28 78 83 100

05. Sagu / Sago

A B

A. Sagu / Sago 100 500

B. Tepung Sagu / Sago flour 20 100

06. Kacang Tanah / Groundnut

Page 79: Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate · 2 Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 KATA …

Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan

Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate – Tahun 2017 79

A B C D

A. Glondongan basah berkulit / Fresh in shell 100 188 315 588 B.

Glondongan kering berkulit (polong) / Dry in shell 53 100 167 323

C. Biji kering lepas kulit / Dry shelled 32 60 100 192

D Minyak / Cooking oils 17 31 52 100

07. Kacang kedelai / Soyabean

A B C

A. Batang dan daun basah / Fresh leaves and stalk 100 187,9 549,4

B. Batang dan daun kering / Dry leaves and stalk 53,2 100 292,4

C. Biji kering / Dry shelled 18,2 34,2 100

08. Kacang Hijau / Mungbean

A B C

A. Polong basah tanpa daun / Fresh in shell 100 125 186

B. Polong kering / Dry in shell 80 100 149

C. Biji kering / Dry shelled 54 67 100

09. Kelapa / Coconuts

A B C D

A. Kelapa berkulit / Coconuts 100 417 1667 2778

B. Daging kelapa / Coconuts fresh 24 100 400 667

C. Kopra / Copra 6 25 100 167

D. Minyak / Cooking oils 4 15 60 100

10. Kelapa sawit / Palm

A B C

A. Inti sawit / Palm kernel 100 217

B. Minyak sawit / Palm oils 100 154

C. Minyak goreng / Cooking oils 46 68,28 100

11. Bawang merah / Bawang putih (Shallots / Garlic)

Bawang merah / Shallot Bawang putih /

Garlic

A B A B

A. Bawang segar / Fresh 100 147 100 141

B. Bawang kering / Dry 64,56 100 71 100

12. Telur / Eggs

A B

A. Telur berkulit /Eggs 100 111

B. Telur tanpa kulit / Edible portion 90 100