Top Banner
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user HUBUNGAN PENGETAHUAN MENGENAI ZAT BESI DENGAN TINGKAT KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET BESI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS SIBELA MOJOSONGO SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran Dwi Tiara Septiani G0009066 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012
57

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan... · Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, pendarahan antepartum

Feb 17, 2019

Download

Documents

haliem
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan... · Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, pendarahan antepartum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

HUBUNGAN PENGETAHUAN MENGENAI ZAT BESI DENGAN TINGKAT

KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET BESI PADA IBU HAMIL DI

PUSKESMAS SIBELA MOJOSONGO SURAKARTA

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

Dwi Tiara Septiani

G0009066

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan... · Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, pendarahan antepartum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ii

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan... · Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, pendarahan antepartum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iii

PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan

sepanjang pengetahuan penulis tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis

atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan

disebutkan dalam daftar pustaka.

Surakarta,13 november 2012

Dwi Tiara Septiani NIM.G0009066

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan... · Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, pendarahan antepartum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iv

ABSTRAK

Dwi Tiara Septiani, G.0009066, 2012. Hubungan Pengetahuan Mengenai Zat Besi terhadap Tingkat Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Besi pada Ibu Hamil di Puskesmas Sibela Mojosongo Surakarta. Skripsi. Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Latar Belakang: Pada wanita hamil anemia meningkatkan frekuensi komplikasi kehamilan dan persalinan. Anemia karena defisiensi zat besi merupakan penyebab utama anemia pada ibu hamil dibandingkan dengan defisiensi zat gizi lain. Program penanggulangan anemia besi, khususnya untuk ibu hamil sudah dilakukan melalui pemberian zat besi secara cuma-cuma melalui Puskesmas atau Posyandu. Akan tetapi karena masih rendahnya pengetahuan sebagian besar ibu-ibu hamil maka program ini tampak berjalan lambat. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya hubungan antara tingkat pengetahuan mengenai zat besi dengan tingkat kepatuhan mengkonsumsi tablet besi. Metode: Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian adalah ibu hamil di Puskesmas Sibela Mojosongo Surakarta. Sampel yaitu ibu hamil yang mengkonsumsi tablet besi. Sampel diambil secara purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner tingkat pengetahuan mengenai zat besi, kuisioner tingkat pengetahuan mengkonsumsi tablet besi dan skala inventori LMMPI. Data skor pengetahuan mengenai zat besi dan kepatuhan mengkonsumsi tablet besi yang diperoleh dianalisis dengan uji Chi Square. Hasil: Didapatkan 30 sampel ibu hamil. Hasil analisis Chi square menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara tingkat pengetahuan mengenai zat besi dengan tingkat kepatuhan mengkonsumsi tablet besi di Puskesmas Sibela Mojosongo Surakarta. yaitu pasien dengan tingkat pengetahuan tinggi memiliki kepatuhan 35 kali lebih tinggi dibanding dengan yang berpengetahuan dengan p = < 0.001 (OR = 35 ; Cl 95% 2,977 s.d. 411,466). Simpulan: Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan mengenai zat besi dengan tingkat kepatuhan mengkonsumsi tablet besi pada ibu hamil. Semakin tinggi tingkat pengetahuan ibu terhadap zat besi, semakin tinggi pula tingkat kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet besi Kata kunci: Ibu hamil, pengetahuan mengenai zat besi, kepatuhan mengkonsumsi tablet besi.

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan... · Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, pendarahan antepartum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user v

ABSTRACT

Dwi Tiara Septiani, G.0009066, 2012. The Relation of Knowledge about Iron with Compliance Consuming Iron Tablets in Pregnant Women in Sibela Mojosongo Health Centre Surakarta. Mini Thesis, Faculty of Medicine, Sebelas Maret University, Surakarta. Background : Anemia in pregnant women increases the frequency of complications of pregnancy and childbirth. Anemia due to iron deficiency is a major cause of anemia in pregnant women compared with deficiencies of other nutrients. Iron anemia prevention programs, especially for pregnant women has been done through the provision of iron for free through the health center or Posyandu. However, because of the limited knowledge of most of the pregnant women then this program seem to run slow. This study aims to demonstrate a link between the level of knowledge about the level of compliance with the iron taking iron tablets. Methods: This study was an observational analytic cross-sectional approach. Subjects were pregnant women Sibela Mojosongo the Surakarta Health Center. Sample of pregnant women who took iron tablets. Samples were taken by purposive sampling. The data collection technique using a questionnaire concerning the knowledge level of iron, the level of knowledge questionnaires and scales consuming iron tablets LMMPI inventory. Data score of knowledge about iron with Compliance Consuming Iron Tablets in pregnant women were analyzed with Chi Square test. Result : Obtained 30 samples of pregnant women. The results of Chi-Square analysis showed that there is a positive relationship between the level of knowledge regarding iron with adherence consuming iron tablets at the health center Mojosongo Sibela Surakarta. that patients with a high level of knowledge has compliance 35 times higher than those knowledge able with p = < 0.001 (OR = 35; 95% Cl 2.977 411.466 sd). Conclusion : Based on this study it can be concluded that there is a correlation between the level of knowledge about the level of compliance with the iron taking iron tablets to pregnant women. The higher the mother's level of knowledge of the iron, the higher the level of compliance in consuming iron tablets Keywords : Pregnant women, knowledge of iron, compliance consuming iron tablets.

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan... · Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, pendarahan antepartum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vi

PRAKATA

Alhamdulillahirobbil’alamin, atas ridho Allah SWT, meksipun dengan segala keterbatasan, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Mengenai Zat Besi dengan Tingkat Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Besi pada Ibu Hamil di Puskesmas Mojosongo Surakarta”.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan tingkat sarjana di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak lepas dari kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp.PD-KR-FINASIM., selaku Dekan Fakultas

Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Muthmainah, dr., M.Kes., selaku Ketua Tim Skripsi Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Erick Edwin, dr., Sp. OG, selaku pembimbing utama yang telah berkenan

meluangkan waktu memberikan bimbingan, saran, serta motivasi bagi penulis. 4. FX. Bambang Sukilarso S., dr., M.Sc. Sp. ParK, selaku pembimbing pendamping

atas segala bimbingan, arahan, dan waktu yang telah beliau luangkan bagi penulis.

5. Tri Budi W, dr., Sp.OG (K), selaku penguji utama yang telah berkenan menguji serta memberikan saran untuk menyempurnakan penulisan skripsi ini.

6. Ruben D., dr., Ir, Sp. ParK., Ph.D, selaku anggota penguji yang telah berkenan menguji sehingga ketidaksempurnaan skripsi ini dapat diminimalisir.

7. Kepala beserta Staf Puskesmas Sibela Mojosongo atas ijin dan segala bantuannya.

8. Bagian SMF Kedokteran Obsgyn RSUD Dr. Moewardi Surakarta, para dosen beserta segenap staf.

9. Tim Skripsi, Perpustakaan FK UNS yang banyak membantu dalam penyelesaian skripsi.

10. Bapak, Ibu, kakak, adik serta seluruh keluarga yang telah memberi dukungan moral, material, serta senantiasa mendoakan untuk terselesaikannya skripsi ini.

11. Faiz Yunanto, Asri Sukawati, Calista Giovani, Francine Roselind serta pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, yang turut membantu terselesaikannya skripsi ini. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini. Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan selanjutnya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Surakarta, 13 November 2012 Dwi Tiara Septiani

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan... · Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, pendarahan antepartum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ................................................................................................... vii

DAFTAR SINGKATAN ................................................................................... ix

DAFTAR TABEL dan GAMBAR ..................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xi

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5

D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 5

BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................... 7

A. Tinjauan Pustaka ........................................................................ 7

B. Kerangka Pemikiran ................................................................... 28

C. Hipotesis ..................................................................................... 29

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 34

A. Jenis Penelitian ........................................................................... 30

B. Waktu dan Lokasi Penelitian ...................................................... 30

C. Subjek Penelitian ........................................................................ 30

D. Besar Sampel .............................................................................. 31

E. Teknik Sampling ......................................................................... 31

F. Rancangan Penelitian..................................................................... 32

G. Identifikasi Variabel Penelitian .................................................. 32

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan... · Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, pendarahan antepartum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

H. Definisi Operasional Variabel .................................................... 33

I. Instrumen Penelitian ................................................................... 34

J. Cara Kerja ................................................................................... 35

K. Teknik Analisis Data .................................................................. 36

BAB IV HASIL PENELITIAN ........................................................................ 37

BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................ 44

BAB IV PENUTUP ........................................................................................... 46

A. Simpulan ..................................................................................... 46

B. Saran ........................................................................................... 46

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 47

LAMPIRAN

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan... · Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, pendarahan antepartum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR SINGKATAN

HB : Hemoglobin

PH : Power of Hydrogen

Fe : Ferum

L-MMPI : Lie Minnesota Multhiphasic Personality Inventory

ASI : Air Susu Ibu

SPSS : Statistic Program for Social Science

WHO : World Health Organization

PT : Perguruan Tinggi

OR : Odd Ratio

CI : Confidence Interval

KEK : Kekurangan Energi Kronis

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan... · Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, pendarahan antepartum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Gambar 3.1 Rancangan Penelitian

Gambar 4.1 Distribusi sampel berdasarkan pendidikan terakhir responden

Tabel 4.1. Distribusi sampel berdasarkan pendidikan terakhir responden

Gambar 4.2 Distribusi sampel berdasarkan pekerjaan

Tabel 4.2. Distribusi sampel berdasarkan pekerjaan

Gambar 4.3 Distribusi sampel berdasarkan tingkat pengetahuan mengenai zat

besi

Tabel 4.3. Distribusi sampel berdasarkan tingkat pengetahuan mengenai zat

besi

Gambar 4.4 Distribusi sampel berdasarkan tingkat kepatuhan mengkonsumsi

tablet besi

Tabel 4.4. Distribusi sampel berdasarkan tingkat kepatuhan mengkonsumsi

tablet besi

Tabel 4.5 Analisis bivariat tentang hubungan tingkat pengetahuan dengan

kepatuhan mengkonsumsi tablet besi

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan... · Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, pendarahan antepartum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Identitas Responden

Lampiran 2 Kuisioner Tingkat Pengetahuan Mengenai Zat Besi

Lampiran 3 Kuisioner Tingkat Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Besi pada Ibu

Hamil

Lampiran 4 Skala L-MMPI

Lampiran 5 Data Primer

Lampiran 6 Hasil Analisis Statistik

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan... · Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, pendarahan antepartum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang menjadi dambaan

setiap pasangan suami istri. Dari setiap kehamilan yang diharapkan adalah

lahirnya bayi yang sehat sempurna secara jasmaniah dengan berat badan

yang cukup. Masa kehamilan adalah salah satu fase penting dalam

pertumbuhan anak karena calon ibu dan bayi yang dikandungnya

membutuhkan gizi yang cukup banyak (Depkes RI, 2004). Simarmata

(2008) menyebutkan bahwa seseorang dipastikan hamil jika pada

pemeriksaan ditemukan tanda hamil pasti, yaitu mendengar suara detak

jantung janin dan meraba bentuk janin.

Kehamilan menyebabkan peningkatan metabolisme energi. Kebutuhan

energi diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, pertambahan

besarnya organ kandungan, perubahan posisi dan metabolisme tubuh ibu.

Sehingga kekurangan zat gizi tertentu menyebabkan janin tidak tumbuh

sempurna (Lubis, 2003). Ibu hamil memerlukan tambahan gizi untuk

pertumbuhan janin, placenta dan organ/jaringan lainnya. Ibu hamil

memerlukan tambahan energi rata-rata 220 kkl perhari (Khumaidi, 1994)

Kurang gizi pada saat hamil apabila tidak mendapatkan penanganan

dengan baik secara intensif akan mengakibatkan anemia. Kebanyakan ibu

hamil mengalami anemia gizi (Depkes RI, 2003).

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan... · Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, pendarahan antepartum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Sohimah (2006) menyebutkan bahwa tingginya angka anemia pada ibu

hamil mempunyai kontribusi pula terhadap tingginya angka bayi lahir

dengan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Indonesia yang diperkirakan

mencapai 350.000 bayi setiap tahunnya. Oleh karena itu penanggulangan

anemia gizi menjadi salah satu program potensial untuk meningkatkan

kualitas sumber daya manusia yang telah dilaksanakan pemerintah sejak

pembangunan jangka panjang I.

Pada wanita hamil anemia meningkatkan frekuensi komplikasi

kehamilan dan persalinan. Risiko kematian maternal, angka prematuritas,

Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), dan angka kematian perinatal

meningkat. Di samping itu, pendarahan antepartum dan postpartum lebih

sering dijumpai pada wanita yang anemia dan lebih sering berakibat fatal,

sebab wanita yang anemia tidak dapat mentolerir kehilangan darah. Dampak

anemia pada kehamilan bervariasi dari keluhan yang sangat ringan hingga

terjadinya gangguan kelangsungan kehamilan, partus imatur/prematur,

gangguan proses persalinan (inertia, atonia, partus lama, perdarahan atonis),

gangguan pada masa nifas (subinvolusi rahim, produksi ASI rendah), dan

gangguan janin seperti abortus, dismaturitas, mikrosomia, Berat Badan Lahir

Rendah (BBLR), kematian perinatal dan lain sebagainya. (Ulfah ,2009).

Prevalensi anemia pada ibu hamil di indonesia berkisar 20 – 80 %,

tetapi banyak penelitian yang menunjukkan prevalensi anemia pada ibu

hamil yang lebih besar dari 50%. Prevalensi anemia pada trimester III

berkisar 50 – 79%. Prevalensi anemia pada kehamilan secara bermakna

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan... · Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, pendarahan antepartum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

tinggi pada trimester ketiga atau kehamilan aterm dibanding dengan

trimester pertama dan kedua kehamilan (Ulfah, 2009).

Anemia karena defisiensi zat besi merupakan penyebab utama anemia

pada ibu hamil dibandingkan dengan defisiensi zat gizi lain. Sehingga

anemia gizi pada kehamilan sering diidentikan dengan anemia besi (Ulfah,

2009). Hal ini disebabkan kurangnya asupan zat besi dalam makanan karena

gangguan reabsorbsi, gangguan penggunaan atau perdarahan (Prawiroharjo,

2002).

Pada saat ini angka kematian ibu di Indonesia masih sangat tinggi,

yaitu 307 per 100.000 kelahiran hidup (Departemen Kesehatan, 2003). Jika

dibandingkan dengan negara-negara lain maka kematian ibu di Indonesia

adalah 15 kali angka kematian ibu di Malaysia, 10 kali lebih tinggi dari pada

Thailand, atau 5 kali lebih tinggi dari pada Philipina (Dandriani, 2007).

Sekitar 50% dari kematian di negara-negara berkembang dilatarbelakangi

oleh anemia defisiensi besi (Sofyan, 2006).

Untuk menanggulangi masalah anemia gizi besi pada ibu hamil maka

pemerintah melalui Departemen Kesehatan (Depkes) RI melaksanakan suatu

program pemberian tablet zat besi pada ibu hamil. Menurut Manuaba (1998),

suplementasi tablet zat besi dan peningkatan gizi merupakan upaya penting

dalam pencegahan dan penanggulangan anemia.

Meskipun program pemberian tablet zat besi pada ibu hamil sudah

dijalankan sejak tahun 1970, namun masih terdapat beberapa kasus yang

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan... · Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, pendarahan antepartum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

disebabkan karena anemia pada masa kehamilan. Hanya sedikit wanita

hamil di negara berkembang seperti di Indonesia yang dapat memenuhi

kebutuhan zat besi selama kehamilan melalui makanan sehari-hari, karena

sumber utama zat besi yang mudah diserap oleh tubuh (besi heme) yaitu

protein hewani seperti ikan dan daging relatif mahal harganya dan belum

sepenuhnya terjangkau oleh masyarakat (Beard, 2000)

Walaupun terdapat sumber makanan nabati yang kaya zat besi seperti

sayuran hijau dan kacang-kacangan, namun zat besi dalam makanan tersebut

lebih sulit penyerapannya. Oleh karena itu program pemberian suplementasi

tablet zat besi selama kehamilan merupakan salah satu alternatif untuk

mengatasi anemia (Departemen Kesehatan, 2000).

Program penanggulangan anemia besi, khususnya untuk ibu hamil

sudah dilakukan melalui pemberian zat besi secara cuma-cuma melalui

Puskesmas atau Posyandu. Akan tetapi karena masih rendahnya pengetahuan

sebagian besar ibu-ibu hamil maka program ini tampak berjalan lambat

(Notoatmodjo, 2003).

Berdasarkan hasil di atas dan didukung pula dengan banyaknya kasus-

kasus kekurangan zat besi pada ibu hamil yang berkaitan dengan

pengetahuan ibu tentang zat besi dan kepatuhan mengkonsumsi tablet besi,

penulis melakukan penelitian dengan judul hubungan pengetahuan zat besi

dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet besi pada ibu hamil di Puskesmas

Sibela Mojosongo Surakarta mengingat besarnya dampak buruk dari

defisiensi zat besi pada wanita hamil dan janin.

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan... · Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, pendarahan antepartum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka dapat

dirumuskan masalah penelitian: Adakah hubungan pengetahuan zat besi

dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet besi pada ibu hamil di Puskesmas

Sibela Mojosongo Surakarta?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan zat

besi dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet besi pada ibu hamil di

Puskesmas Sibela Mojosongo Surakarta

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Dengan penelitian ini diharapkan akan dapat menambah wawasan

mengenai hubungan tingkat pengetahuan zat besi dengan kepatuhan

mengkonsumsi tablet besi pada ibu hamil.

2. Manfaat praktis

Bagi praktisi, khususnya di bidang obstetri ginekologi penelitian

ini diharapkan dapat digunakan sebagai pertimbangan penanganan

kasus-kasus mengenai kekurangan gizi besi pada ibu hamil

berdasarkan pengetahuan mengenai zat besi dan kepatuhan terhadap

konsumsi tablet besi.

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan... · Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, pendarahan antepartum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengetahuan

a. Definisi Pengetahuan

Menurut Notoadmojo (2003), pengetahuan adalah merupakan hasil

dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap

suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni:

1) indera penglihatan

2) indera pendengaran

3) indera penciuman

4) indera perasa

5) indera peraba

Pengetahuan seseorang individu terhadap sesuatu dapat berubah dan

berkembang sesuai kemampuan, kebutuhan, pengalaman dan tinggi

rendahnya mobilitas informasi tentang sesuatu dilingkungannya.

Sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru) dalam

diri orang tersebut menjadi proses berurutan yakni :

1) Awarenes (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).

2) Interest (merasa tertarik) terhadap atau objek tersebut, di sini sikap

subjek sudah mulai timbul.

3) Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik atau tidaknya stimulus

tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan... · Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, pendarahan antepartum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

lagi.

4) Trial (mencoba), dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu

sesuai dengan apa yang dikehendaki stimulus.

5) Adoption (beradaptasi), dimana subjek telah berperilaku baru sesuai

dengan pengetahuan, kesadarann, dan sikapnya terhadap stimulus.

b. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6

tingkatan.

1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang

dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu itu

merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk

mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain

menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan

sebagainya.

2) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah

paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan... · Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, pendarahan antepartum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek

yang dipelajari.

3) Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya.

Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi hukum-hukum, rumus,

metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

4) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam

struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan

analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat

menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan

sebagainya.

5) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk

menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-

penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau

menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada (Notoatmodjo, 2003).

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan... · Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, pendarahan antepartum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

c. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

1) Umur

Umur adalah lamanya hidup yang dihitung sejak lahir sampai saat

ini dalam satuan tahun. Umur merupakan periode penyesuaian terhadap

pola kehidupan yang baru dan harapan baru, semakin bertambah umur

semakin banyak seseorang menerima respon suatu objek, sehingga

pengetahuan semakin bertambah (Notoatmodjo, 2003).

2) Pendidikan

Pendidikan adalah proses pertumbuhan seluruh kemampuan dan

perilaku manusia melalui pengajaran, sehingga dalam pendidikan perlu

dipertimbangkan umur (proses perkembangan) dan hubungannya dengan

proses belajar. Tingkat pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi persepsi seseorang untuk lebih menerima ide-ide dan

teknologi yang baru (Arikunto, 1997).

Menurut Notoatmodjo (2003), lewat pendidikan manusia akan

dianggap memperoleh pengetahuan dan dengan pengetahuannya manusia

diharapkan dapat membangun keberadaan hidupnya dengan lebih baik.

Semakin tinggi pendidikan hidup manusia akan semakin berkualitas. Jika

wanita berpendidikan, wanita tersebut akan membuat keputusan yang

benar dalam memperhatikan kesehatannya.

3) Pekerjaan

Pekerjaan adalah aktifitas yang dilakukan sehari-hari. Jenis

pekerjaan dapat diketagorikan adalah Ibu Rumah Tangga, Wiraswasta,

Pegawai Negri Sipil (PNS). Dalam bidang pekerjaan, pada umumnya

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan... · Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, pendarahan antepartum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

diperlukan adanya hubungan sosial dan hubungan dengan orang.

Pekerjaan memiliki peranan penting dalam menentukan kualitas manusia,

pekerjaan membatasi kesenjangan antara informasi kesehatan dan

praktek yang memotivasi seseorang untuk memperoleh informasi dan

berbuat sesuatu untuk menghindari masalah kesehatan (Notoatmodjo,

2003).

4) Sumber Informasi

Informasi yang diperoleh dari berbagai sumber akan

mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Bila seseorang

memperoleh informasi, maka seseorang cenderung memperoleh

pengetahuan yang lebih luas. (Notoatmodjo, 2003). Sumber informasi

adalah sesuatu yang menjadi perantara dalam menyampaikan informasi,

merangsang pikiran dan kemampuan.

2. Kepatuhan

a. Definisi Kepatuhan

Kepatuhan adalah derajat di mana pasien mengikuti anjuran klinis dari

dokter yang mengobatinya (Kaplan dkk, 1997). Menurut Bart (1994)

mengutip dari Sackett bahwa mendefinisikan kepatuhan pasien sebagai

sejauh mana perilaku individu sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh

profesional kesehatan. Kepatuhan sulit diukur karena tergantung pada

banyak faktor, di antaranya pasien seringkali tidak mengakui bahwa dirinya

tidak melakukan apa yang dianjurkan dokter. Untuk itu diperlukan

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan... · Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, pendarahan antepartum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

pendekatan yang baik dengan pasien agar dapat mengetahui kepatuhan

pasiennya dalam melakukan pengobatan tersebut.

Bart (1994) mengutip pendapat Taylor, ketidakpatuhan sebagai suatu

masalah medis yang berat. Derajat ketidak patuhan bervariasi sesuai dengan

apakah pengobatan tersebut kuratif atau preventif jangka panjang atau

jangka pendek.

Menurut Nivven (2002) yang mengutip pendapat dari Dinicola dan

Dimatteo bahwa cara meningkatkan kepatuhan di antaranya melalui

perilaku sehat dan pengontrolan perilaku dengan faktor kognitif, dukungan

sosial dalam bentuk dukungan emosional dari anggota keluarga lainnya,

teman, waktu dan uang merupakan faktor yang penting dalam kepatuhan

terhadap pelaksanaan program-program medis dan tentunya ada juga

dukungan dari profesional kesehatan.

Tablet zat besi sebagai suplemen yang diberikan pada ibu hamil

menurut aturan harus dikonsumsi setiap hari. Namun karena berbagai alasan

misalnya pengetahuan, sikap dan tindakan ibu hamil yang kurang baik, efek

samping tablet yang ditimbulkan tablet tersebut dapat memicu seseorang

untuk kurang mematuhi konsumsi tablet zat besi secara benar sehingga

tujuan dari pemberian tablet tersebut tidak tercapai.

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan... · Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, pendarahan antepartum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

b. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan

1) Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari tahu manusia, dan ini terjadi setelah

seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu

(Notoatmodjo, 2003).

2) Sikap

Menurut Berkowitz yang dikutip Notoatmodjo (2003) sikap adalah

suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap

suatu objek adalah perasaan mendukung atau (Favorable) maupun

perasaan yang tidak mendukung atau memihak (Unfavorable) pada objek

tersebut.

Sikap adalah merupakan suatu reaksi atau respon yang masih

tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulasi atau objek, manifestasi

sikap tidak dapat langsung dilihat tetapi hanya dapat ditafsirkan

(Notoatmodjo, 2003). Dengan kata lain sikap adalah tanggapan atau

persepsi seseorang terhadap apa yang diketahui. Jadi sikap tidak dapat

dilihat secara nyata, tetapi hanya dapat ditafsirkan sebagai perilaku

tertutup. Sikap belum merupakan tindakan atau aktivitas tetapi

merupakan predisposisi tindakan.

Notoatmodjo (2003) mengutip dari Allport bahwa sikap terdiri dari

tiga komponen yaitu:

a) Komponen Kognitif (kepercayaan suatu objek)

b) Komponen emosional (perasaan)

c) Komponen perilaku kecenderungan untuk bertindak.

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan... · Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, pendarahan antepartum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang

utuh (total attitude).

3) Tindakan

Menurut Notoatmodjo (2003) tindakan adalah realisasi dari

pengetahuan dan sikap menjadi suatu perbuatan nyata. Tindakan juga

merupakan respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk nyata atau

terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk

tindakan atau praktek yang dengan mudah dapat diamati oleh orang lain.

Empat tingkatan tindakan adalah sebagai berikut:

a) Persepsi (Perception)

Mengenal dan memiliki berbagai objek sehubungan dengan tindakan

yang diambil

b) Respon terpimpin (Guided response)

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar

c) Mekanisme (Mechanism)

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara

otomatis atau sesuatu itu merupakan kebiasaan.

d) Adaptasi (Adaptation)

Adalah suatu praktek yang sudah berkembang dengan baik artinya

tindakan sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan

tersebut.

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan... · Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, pendarahan antepartum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

3. Zat Besi

a. Definisi Zat Besi

Zat besi (Fe) merupakan mikroelemen yang esensial bagi tubuh, zat

ini terutama diperlukan dalam hemopoiesis (pembentukan darah) yaitu

dalam sintesa haemoglobin (Hb) (Moehji, 1993)

Zat Besi adalah komponen penting bagi tubuh. Hemoglobin (Hb)

dalam eritrosit berfungsi penting bagi tubuh yaitu mengantarkan oksigen ke

seluruh tubuh. Hemoglobin terdiri dari Fe (zat besi), protoporfirin, dan

globin (1/3 berat Hb terdiri dari Fe) (Departemen Gizi dan Kesehatan

Masyarakat FKM UI, 2007).

b. Fungsi Zat Besi

Besi mempunyai beberapa fungsi esensial di dalam tubuh yaitu

sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh, sebagai alat

angkut elektron di dalam sel, dan sebagai bagian terpadu berbagai reaksi

enzim di dalam jaringan tubuh (Almatsier, 2009).

c. Komposisi Zat Besi di dalam Tubuh

Jumlah zat besi di dalam tubuh orang normal berkisar antara 3 – 5 gr

tergantung dari jenis kelamin, berat badan dan haemoglobin. Besi di dalam

tubuh terdapat dalam hemoglobin sebanyak 1,5 – 3,0 gr dan sisa lainnya

terdapat di dalam plasma dan jaringan. Di dalam plasma besi terikat dengan

protein yang disebut “transferin” yaitu sebanyak 3 – 4 gr. Sedangkan dalam

jaringan berada dalam suatu status esensial dan bukan esensial. Disebut

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan... · Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, pendarahan antepartum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

esensial karena tidak dapat dipakai untuk pembentukan Hb maupun

keperluan lainnya (Soeparman, 1990).

d. Sumber Zat Besi

Ada dua jenis zat besi dalam makanan, yaitu zat besi yang berasal dari

hem dan bukan hem. Walaupun kandungan zat besi hem dalam makanan

hanya antara 5 – 10% tetapi penyerapannya mencapai 20-30%. Makanan

hewani seperti daging, ikan dan ayam merupakan sumber utama zat besi

hem. Zat besi non hem terdapat dalam pangan nabati, seperti sayur-sayuran,

biji-bijian, kacang-kacangan dan buah-buahan (Wirakusumah, 1999)

Asupan zat besi selain dari makanan adalah melalui suplemen tablet

zat besi. Suplemen ini biasanya diberikan pada golongan rawan kurang zat

besi yaitu balita, anak sekolah, wanita usia subur dan ibu hamil. Pemberian

suplemen tablet zat besi pada golongan tersebut dilakukan karena kebutuhan

akan zat besi yang sangat besar, sedangkan asupan dari makan saja tidak

dapat mencukupi kebutuhan tersebut. Makanan yang banyak mengandung

zat besi antara lain daging, terutama hati dan jeroan, apricot, prem kering,

telur, polong kering, kacang tanah dan sayuran berdaun hijau (Pusdiknakes,

2003).

e. Bentuk zat besi dalam tubuh

Terdapat empat bentuk zat besi dalam tubuh yaitu:

1) Zat besi dalam hemoglobin.

2) Zat besi dalam depot (cadangan) terutama sebagai feritin dan

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan... · Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, pendarahan antepartum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

hemosiderin.

3) Zat besi yang ditranspor dalam transferin.

4) Zat besi parenkhim atau zat besi dalam jaringan seperti mioglobin dan

beberapa enzim antara lain sitokrom, katalase, dan peroksidase

(Allen, 2012)

f. Penyerapan Zat Besi

Diperkirakan hanya 5-15 % besi makanan diabsorbsi oleh orang

dewasa yang berada dalam status besi baik. Dalam keadaan defisiensi besi

absorbsi dapat mencapai 50%. Banyak faktor berpengaruh terhadap absorbsi

besi (Almatsier, 2009) :

1) Bentuk besi di dalam makanan berpengaruh terhadap penyerapannya.

Besi-hem, yang merupakan bagian dari hemoglobin dan mioglobin yang

terdapat di dalam daging hewan dapat diserap dua kali lipat daripada besi

nonhem. Kurang lebih 40% dari besi di dalam daging, ayam dan ikan

terdapat besi-hem dan selebihnya sebagai non-hem. Besi-nonhem juga

terdapat di dalam telur, serealia, kacang-kacangan, sayuran hijau dan

beberapa jenis buah-buahan. Makan besi-hem dan non-hem secara

bersama dapat meningkatkan penyerapan besi-nonhem. Daging, ayam

dan ikan mengandung suatu faktor yang membantu penyerapan besi.

Faktor ini terdiri atas asam amino yang mengikat besi dan membantu

penyerapannya. Susu sapi, keju, telur tidak mengandung faktor ini hingga

tidak dapat membantu penyerapan besi.

2) Asam organik, seperti vitamin C sangat membantu penyerapan besi

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan... · Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, pendarahan antepartum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

nonhem dengan merubah bentuk feri menjadi bentuk fero. Seperti telah

dijelaskan, bentuk fero lebih mudah diserap. Vitamin C di samping itu

membentuk gugus besi-askorbat yang tetap larut pada pH tinggi dalam

duodenum. Oleh karena itu sangat dianjurkan memakan makanan sumber

vitamin C tiap kali makan. Asam organik lain adalah asam sitrat.

3) Asam fitat dan faktor lain di dalam serat serelia dan asam oksalat di

dalam sayuran menghambat penyerapan besi. Faktor-faktor ini mengikat

besi, sehingga mempersulit penyerapannya. Protein kedelai menurunkan

absorbsi besi yang mungkin disebabkan oleh nilai fitatnya yang tinggi.

Karena kedelai dan hasil olahnya mempunyai kandungan besi yang

tinggi, pengaruh akhir terhadap absorbsi besi biasanya positif. Vitamin C

dalam jumlah cukup dapat melawan sebagian pengaruh faktor-faktor

yang menghambat penyerapan besi ini.

4) Tanin yang merupakan polifenol dan terdapat di dalam teh, kopi dan

beberapa jenis sayuran dan buah juga menghambat absorbsi besi dengan

cara mengikatnya. Bila besi tubuh tidak terlalu tinggi, sebaiknya tidak

minum teh atau kopi waktu makan. Kalsium dosis tinggi berupa

suplemen menghambat absorbsi besi, namun mekanismenya belum

diketahui dengan pasti.

5) Tingkat keasaman lambung meningkatkan daya larut besi. Kekurangan

asam klorida di dalam lambung atau penggunaan obat-obatan yang

bersifat basa seperti antasid menghalangi absorbsi besi.

6) Faktor intrinsik di dalam lambung membantu penyerapan besi, diduga

karena hem mempunyai struktur yang sama dengan vitamin B12.

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan... · Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, pendarahan antepartum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

7) Kebutuhan tubuh akan besi berpengaruh terhadap absorbsi besi. Bila

tubuh kekurangan besi atau kebutuhan meningkat pada kondisi tertentu,

absobsi besi-nonhem dapat meningkat sampai sepuluh kali, sedangkan

besi-hem dua kali.

g. Eksresi Zat Besi

Berbeda dengan mineral lainnya, tubuh tidak dapat mengatur

keseimbangan besi melalui ekskresi. Besi dikeluarkan dari tubuh relatif

konstan berkisar antara 1,0 – 1,5 mg setiap hari melalui rambut, kuku,

keringat, air kemih dan terbanyak melalui deskuamasi sel epitel saluran

pencernaan.

Lain halnya dengan wanita yang sedang menstruasi dan wanita hamil

setiap hari kehilangan besi 0,5 – 1,0 mg atau 40 – 80 ml darah dan wanita

yang sedang menyusui sebanyak 1,0 mg sehari. Wanita yang melahirkan

dengan pendarahan normal akan kehilangan besi 500-550 mg (Soeparman,

1990).

h. Kebutuhan Zat Besi pada Ibu Hamil

Saat kehamilan zat besi yang dibutuhkan oleh tubuh lebih banyak

dibandingkan saat tidak hamil. Zat besi pada wanita hamil dibutuhkan selain

untuk memenuhi kehilangan basal, juga untuk pembentukan sel-sel darah

merah yang semakin banyak pada tubuh wanita hamil, serta janin dan

plasentanya. Seiring dengan bertambahnya umur kehamilan, zat besi yang

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan... · Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, pendarahan antepartum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

dibutuhkan semakin banyak. Dengan demikian risiko anemia zat besi

semakin besar (Wirakusumah, 1998).

Pada setiap kehamilan kebutuhan zat besi yang diperlukan sebanyak

900 mg Fe yaitu meningkatnya sel darah ibu 500 mg Fe, terdapat dalam

plasenta 300 mg Fe dan untuk darah janin sebesar 100 mg Fe. Jika

persediaan cadangan Fe minimal, maka setiap kehamilan menguras

persediaan Fe tubuh dan akhirnya akan menimbulkan anemia pada

kehamilan (Manuaba, 1998).

Kebutuhan zat besi selama triwulan pertama relatif kecil yaitu 0,8

mg/hari, namun meningkat dengan pesat selama triwulan kedua dan ketiga

hingga 6,3 mg/hari. Sebagian dari peningkatan dapat dipenuhi oleh

simpanan zat besi dan peningkatan aditif persentase Fe yang diserap, tetapi

bila zat besi rendah atau tidak sama sekali dan zat besi yang diserap dari

makanan sangat sedikit, makanya suplemen zat besi sangat dibutuhkan pada

masa kehamilan (Demaeyer, 1993). Menurut Galloway (2002) selama

kehamilan, penyerapan besi meningkat menjadi 4 mg/dl, hampir tiga kali

lipat dibandingkan dengan keadaan tidak hamil.

i. Akibat Kekurangan Zat Besi pada masa Kehamilan

Kurangnya zat besi dan asam folat dapat menyebabkan anemia. Proses

kekurangan zat besi sampai menjadi anemia melalui beberapa tahap.

Awalnya terjadi penurunan simpanan cadangan zat besi, bila tidak dipenuhi

masukan zat besi lama-kelamaan timbul gejala anemia disertai penurunan

kadar Hb. Kadar normal haemoglobin dalam darah yaitu pada anak Balita

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan... · Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, pendarahan antepartum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

11 gr%, anak usia sekolah 12 gr%, wanita dewasa 12 gr%, ibu hamil 11

gr%, laki-laki 13 gr%, ibu menyusui 12 gr% (Departemen Kesehatan,

1992).

Ciri-ciri gejala anemia tidak khas dan sulit ditemukan tetapi dapat

terlihat dari kulit dan konjungtiva yang pucat, tubuh lemah, nafas pendek

dan nafsu makan hilang. Penentuan anemia klinis dipengaruhi oleh banyak

variabel seperti ketebalan kulit dan pigmantasi yang tidak dapat diandalkan

kecuali pada anemia berat. Oleh karena itu, pemeriksaan laboratorium

sebaiknya digunakan untuk mendiagnosis dan menentukan beratnya anemia

(Daemeyer, 1995).

j. Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Anemia Zat Besi pada Ibu

Hamil

Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah dan menanggulangi

kurang zat besi pada ibu hamil menurut Departemen Kesehatan (1999)

adalah:

1) Meningkatkan konsumsi zat besi dari sumber alami, terutama makanan

sumber hewani (hem iron) yang mudah diserap seperti hati, daging, ikan.

Selain itu perlu ditingkatkan juga, makanan yang banyak mengandung

Vitamin C dan Vitamin A (buah-buahan dan sayuran) untuk membantu

penyerapan zat besi dan membantu proses pembentukan Hb.

2) Fortifikasi bahan makanan yaitu menambahkan zat besi, asam folat,

vitamin A dan asam amino esensial pada bahan makanan yang dimakan

secara luas oleh kelompok sasaran. Penambahan zat besi ini umumnya

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan... · Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, pendarahan antepartum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

dilakukan pada bahan makanan hasil produksi industri pangan.

3) Suplementasi besi-folat secara rutin selama jangka waktu tertentu,

bertujuan untuk meningkatkan kadar Hb secara cepat. Dengan demikian

suplementasi zat besi hanya merupakan salah satu upaya pencegahan dan

penanggulangan kurang zat besi yang perlu diikuti dengan cara lainnya.

Menurut Lutsey dkk (2006) tables besi adalah strategi yang paling

banyak digunakan untuk meringankan defisiensi besi.

4. Suplementasi Zat Besi pada Ibu Hamil

a. Pengertian Suplementasi Tablet Zat Besi

Suplementasi tablet zat besi adalah pemberian zat besi folat yang

berbentuk tablet. Tiap tablet 60 mg besi elemental dan 0,25 mg asam folat,

yang diberikan oleh pemerintah pada ibu hamil untuk mengatasi masalah

anemia gizi besi (Departemen Kesehatan, 1999).

Pemberian suplementasi zat besi menguntungkan karena dapat

memperbaiki status Hb dalam tubuh dalam waktu relatif singkat. Sampai

sekarang cara ini masih merupakan salah satu cara yang dilakukan pada ibu

hamil dan kelompok yang berisiko tinggi lainnya. Di Indonesia tablet besi

yang digunakan Ferrous Sulfat senyawa ini tergolong murah dan dapat

diabsorbsi sampai 20% (Wirakusumah, 1999).

Suplemen dengan tablet besi adalah pendekatan yang paling banyak

digunakan untuk mengendalikan masalah anemia defisiensi besi global.

(Allen, 2012)

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan... · Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, pendarahan antepartum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

b. Dosis dan Cara Pemberian Tablet Zat Besi pada Ibu Hamil

Menurut Depkes RI (1999), tablet zat besi diberikan pada ibu hamil

sesuai dengan dosis dan cara yang ditentukan yaitu:

1) Dosis pencegahan

Diberikan pada kelompok sasaran tanpa pemeriksaan Hb. Dosisnya yaitu

1 tablet (60 mg besi elemental dan 0,25 mg asam folat) berturut-turut

selama minimal 90 hari masa kehamilan mulai pemberian pada waktu

pertama kali ibu memeriksa kehamilannya (K1).

2) Dosis Pengobatan Diberikan pada sasaran (Hb < ambang batas) yaitu bila

kadar Hb < 11gr% pemberian menjadi 3 tablet sehari selama 90 hari

kehamilannya.

c. Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi

pada Ibu Hamil

Anemia defisiensi besi mempengaruhi lebih dari 2 miliar orang.

Risiko utama adalah wanita hamil dan anak-anak muda. Meskipun distribusi

tablet besi diamalkan dalam banyak program antenatal perawatan di negara

berkembang, diduga bahwa wanita hamil tidak mengkonsumsinya.

Rendahnya kepatuhan mengakibatkan sulitnya program tablet besi ini

berkembang (Galloway, 2002)

Menurut Bart (1994) mengutip dari Sackett bahwa mendefinisikan

kepatuhan pasien sebagai sejauh mana perilaku individu sesuai dengan

ketentuan yang diberikan oleh profesional kesehatan. Kepatuhan sulit diukur

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan... · Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, pendarahan antepartum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

karena tergantung pada banyak faktor, di antaranya pasien seringkali tidak

mengakui bahwa dirinya tidak melakukan apa yang dianjurkan dokter.

Untuk itu diperlukan pendekatan yang baik dengan pasien agar dapat

mengetahui kepatuhan pasiennya dalam melakukan pengobatan tersebut.

Bart (1994) mengutip pendapat Taylor, ketidakpatuhan sebagai suatu

masalah medis yang berat. Derajat ketidak patuhan bervariasi sesuai dengan

apakah pengobatan tersebut kuratif atau preventif jangka panjang atau

jangka pendek.

Menurut Nivven (2002) yang mengutip pendapat dari Dinicola dan

Dimatteo bahwa cara meningkatkan kepatuhan di antaranya melalui

perilaku sehat dan pengontrolan perilaku dengan faktor kognitif, dukungan

sosial dalam bentuk dukungan emosional dari anggota keluarga lainnya,

teman, waktu dan uang merupakan faktor yang penting dalam kepatuhan

terhadap pelaksanaan program-program medis dan tentunya ada juga

dukungan dari profesional kesehatan.

Faktor faktor yang mempengaruhi kepatuhan dalam mengkonsumsi

tablet besi pada ibu hamil yaitu :

1) Umur

Umur adalah usia ibu yang secara garis besar menjadi indikator

dalam kedewasaan dalam setiap pengambilan keputusan yang mengacu

pada setiap pengalamannya. Karakteristik pada ibu hamil berdasarkan

umur sangat berpengauh terhadap status berat badan ibu, kepatuhan ibu

dalam mengkonsumsi tablet besi, dimana semakin muda umur ibu hamil

maka ketidaksiapan ibu dalam menerima sebuah kehamilan, yang

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan... · Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, pendarahan antepartum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

berdampak tidak baik yang berisiko terjadi gangguan selama kehamilan,

yang salah satunya adalah anemia.

Hal ini berdampak pada kejadian keguguran pada ibu yang kurang

gizi. Pada ibu yang hamil dengan keadaan yang seperti ini akan

mengakibatkan kondisi bayi yang dilahirkan akan terganggu, misalnya

pada bayi prematur dan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) (Nasoetion

dkk, 1998)

2) Pendidikan

Tingkat pendidikan turut menentukan mudah tidaknya seseorang

menyerap dan memahami pengetahuan gizi yang diperoleh. Dari

kepentingan keluarga pendidikan itu sendiri amat diperlukan seseorang

lebih tanggap adanya masalah defisiensi zat besi (Fe) pada ibu hamil dan

bisa mengambil tindakan secepatnya (Kodyat, 1993)

Tingkat rendahnya pendidikan erat kaitannya dengan tingkat

pengertian tentang zat besi (Fe) serta kesadarannya terhadap konsumsi

tablet zat besi (Fe) untuk ibu hamil. Tingkat pendidikan turut pula

menentukan rendah tidaknya seseorang menyerap dan memakai

pengetahuan tentang zat besi (Fe) yang diperoleh. Keadaan defisiensi zat

besi (Fe) pada ibu hamil sangat ditentukan oleh banyak faktor antara lain

tingkat pendidikan ibu hamil. Tingkat pendidikan ibu hamil yang rendah

mempengaruhi penerimaan informasi sehingga pengetahuan tentang zat

besi (Fe) menjadi terbatas dan berdampak pada terjadi defisiensi zat besi

(Fe) (Suhardjo, 1990).

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan... · Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, pendarahan antepartum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Semakin baik pendidikan ibu hamil, maka dalam menyerap

informasi yang diterima semakin baik khususnya tentang manfaat zat

besi (Fe), hal ini berdampak pada kepatuhan ibu hamil dalam

mengkonsumsi zat besi (Fe) karena ibu hamil mengetahui manfaat dari

konsumsi zat besi (Fe) bagi ibu hamil.

3) Pekerjaan

Banyak ibu-ibu berkerja mencari nafkah, baik untuk kepentingan

sendiri maupun keluarga. Faktor berkerja saja nampak belum berperan

sebagai timbulnya suatu masalah pada ibu hamil, tetapi kondisi kerja

yang sangat menonjol sebagai faktor yang mempengaruhi konsumsi

tablet zat besi (Fe) pada ibu hamil (Depkes, 2000)

4) Pendapatan

Pendapatan biasanya berupa uang yang mempengaruhi daya beli

seseorang untuk membeli sesuatu. Pendapatan merupakan faktor yang

peling menentukan kuantitas maupun kualitas makanan sehingga ada

hubungan yang erat antara pendapatan dengan kepatuham mengkonsumsi

tablet besi pada ibu hamil. Namun Pedapatan yang meningkat tidak

merupakan kondisi yang menunjang bagi keadaan defisiensi zat besi (Fe)

pada ibu hamil yang memadai, terutama dimana kepercayaan atau

takhayul mengenai jenis makanan dan praktek pengolahan masakan

membawa akibat merusak pada keadaan gizi (Berg, 1986). Akibatnya

dalam pemilihan makanan yang mengandung zat besi (Fe), tidak bisa

dibeli atau dikonsumsi oleh ibu hamil.

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan... · Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, pendarahan antepartum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

d. Efek Samping Pemberian Suplementasi Zat Besi

Pemberian zat besi secara oral dapat menimbulkan efek samping

pada saluran gastrointestinal pada sebagian orang, seperti rasa tidak enak

di ulu hati, mual, muntah dan diare. Frekuensi efek samping ini berkaitan

langsung dengan dosis zat besi. Tidak tergantung senyawa zat besi yang

digunakan, tak satupun senyawa yang ditolelir lebih baik daripada

senyawa yang lain. Zat besi yang dikonsumsi bersamaan dengan

makanan akan ditolerir lebih baik meskipun jumlah zat besi yang diserap

berkurang (Demaeyer, 1993). Pemberian suplementasi Preparat Fe pada

sebagian wanita menyebabkan sembelit. Penyulit ini dapat diredakan

dengan cara memperbanyak minum, menambah konsumsi makanan yang

kaya akan serat seperti roti, serealia, dan agar-agar (Arisman, 2009).

5. Hubungan pengetahuan mengenai zat besi dengan kepatuhan

mengkonsumsi tablet besi pada ibu hamil

Pengetahuan dapat membentuk suatu sikap ibu hamil dan menimbulkan

suatu prilaku pada ibu hamil dalam mematuhi dan mengkonsumsi tablet zat

besi (Fe). Tanpa adanya pengetahuan tentang zat besi (Fe), maka ibu sulit

menanamkan kebiasaan dalam menggunakan bahan makanan sumber zat besi

yang penting bagi kesehatan (Soekirman, 1990)

Pengetahuan tentang zat besi (Fe) akan berdampak pada sikap terhadap

pangan yang akan terlihat dari praktek dalam penyediaan makanan sumber zat

besi (Fe) yaitu kemampuan untuk menerapkan informasi yang dimiliki dalam

kehidupan sehari-harinya. Pengetahuan ibu hamil tentang zat besi (Fe) yang

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan... · Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, pendarahan antepartum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

baik diharapkan dapat menerapkan, khususnya dalam pemilihan bahan

makanan sumber zat besi (Fe) (Soekirman, 1990)

Kurangnya pengetahuan sering dijumpai sebagai faktor yang penting

dalam masalah defisiensi zat besi (Fe). Hal ini dapat terjadi karena masyarakat

kurang mampu dalam menerapkan informasi tentang zat besi (Fe) dalam

kehidupan sehari-hari (Khumaidi, 1994).

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan... · Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, pendarahan antepartum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

B. Kerangka Pemikiran

Mempengaruhi

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Tingkat Pengetahuan mengenai Zat Besi

Kecerdasan

Tingkat Pendidikan

Tingkat Sosial-Ekonomi

Informasi yang diterima

Penyuluhan oleh Institusi Kesehatan

Bacaan/ publikasi

Kesadaran pentingnya zat besi

Keinginan memenuhi kebutuhah zat besi

Kepatuhan mengkonsumsi tablet

besi

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan... · Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, pendarahan antepartum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

C. Hipotesis

Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir di atas, maka diajukan

hipotesis sebagai berikut: adanya hubungan antara pengetahuan mengenai zat besi

dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet besi pada ibu hami di Puskesmas

Mojosongo Surakarta

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan... · Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, pendarahan antepartum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan

cross sectional. Yang dimaksud dengan penelitian analitik, yaitu penelitian

yang hasilnya tidak hanya berhenti pada taraf pendeskripsian, akan tetapi

dilanjutkan sampai taraf pengambilan simpulan yang dilakukan dengan

menggunakan uji statistik untuk menganalisis data yang diperoleh (Arief,

2004). Yang dimaksud dengan pendekatan cross sectional, yaitu penelitian

dengan pengumpulan data yang dinilai secara simultan pada satu saat, sehingga

dalam studi ini tidak ada follow up (Pratiknya, 2001).

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Sibela Mojosongo Surakarta

C. Subjek Penelitian

1. Populasi

Ibu Hamil di Puskesmas Sibela Mojosongo Surakarta

2. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Subjek dalam penelitian ini adalah pasien di Puskesmas Sibela Mojosongo

Surakarta yang memenuhi kriteria sebagai berikut

a. Kriteria inklusi:

ibu hamil yang mengkonsumsi tablet besi

b. Kriteria eksklusi, yaitu:

Ibu hamil yang tidak mengkonsumsi tablet besi

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan... · Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, pendarahan antepartum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

31

3. Besar Sampel

Penentuan besar sampel pada analisis bivariat yang melibatkan sebuah

variabel dependen dan sebuah variabel independen, diambil berdasarkan

teori “rule of thumb” menggunakan ukuran sampel sebesar minimal 45

subjek penelitian (Bhisma, 2010).

Jumlah sampel yang dibutuhkan untuk tiap variabel independen antara 15-20

pengamatan (Hair dkk, 1998).

n = 2 * (15 – 20 ) subjek penelitian

= 30 – 45 subjek penelitian

Dan peneliti menetapkan jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini

sebesar 30 subjek penelitian

4. Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan

menggunakan purposive sampling, yaitu peralihan subyek berdasarkan ciri-

ciri atau sifat tertentu yang berkaitan dengan karakteristik populasi

(Taufiqurrohman, 2003). Dan selanjutnya pemilihan besar sampel dari total

populasi yang ada dilakukan dengan cara random sampling.

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan... · Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, pendarahan antepartum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

32

D. Rancangan Penelitian

Gambar 3.1 Rancangan Penelitian

E. Identifikasi Variabel Penelitian

1. Variabel bebas : Pengetahuan mengenai zat besi pada ibu hamil

2. Variabel terikat : Kepatuhan mengkonsumsi tablet besi pada ibu

hamil

Analisis Statistik Data

Tidak patuh patuh

Sampel : Ibu Hamil yang menkonsumsi tablet besi

Pemberian kuisioner pengetahuan mengenai zat besi dan LMMPI

tinggi buruk sedang

kepatuhan mengkonsumsi

tablet besi

kepatuhan mengkonsumsi

tablet besi

kepatuhan mengkonsumsi

tablet besi

patuh patuh Tidak patuh Tidak patuh

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan... · Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, pendarahan antepartum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

33

3. Variabel luar

a. Dapat dikendalikan : Usia, faktor genetik, sosial ekonomi

b. Tidak dapat dikendalikan : Ras, kondisi stres psikososial, aktivitas

sehari-hari

F. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Variabel bebas :

a. Tingkat pengetahuan adalah skor yang didapatkan dari jawaban

kuesioner responden yang menggambarkan kemampuan kognitif:

mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, sintesis, dan

evaluasi responden mengenai zat besi

b. Skala : Ordinal

c. Kategori :

1) Tingkat pengetahuan baik, bila skor responden >50% dari skor seluruh

pertanyaan tentang pengetahuan.

2) Tingkat pengetahuan buruk, bila skor responden ≤50% dari skor

seluruh pertanyaan tentang pengetahuan

d. Cara Pengukuran : Pengisian kuesioner

2. Variabel terikat :

a. Definisi: Kepatuhan mengkonsumsi tablet besi pada ibu hamil yaitu

kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi selama kehamilan

b. Skala : Ordinal

c. Kategori :

1) Patuh, bila skor responden >50% dari skor seluruh pertanyaan tentang

kepatuhan.

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan... · Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, pendarahan antepartum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

34

2) Tidak patuh, bila skor responden ≤50% dari skor seluruh pertanyaan

tentang kepatuhan

d. Cara Pengukuran : Pengisian kuesioner

G. Instrumen penelitian

Alat yang digunakan untuk mengukur masing-masing variabel dalam

penelitian ini adalah kuesioner dengan bentuk pertanyaan tertutup yaitu:

1. Formulir Biodata

2. Kuesioner Tingkat Pengetahuan Mengenai Zat Besi

Kuesioner yang digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan

mengenai zat besi pada ibu hamil, yang terdiri dari 10 petanyaan nilai item

maksimal 1 yaitu :

1 : ibu hamil menjawab benar pada pertanyaan

0 : ibu hamil menjawab salah pada pertanyaan

Kuesioner ini meliputi proses untuk mengetahui atau mengingat kembali

apakah ibu hamil tahu atau mengerti tentang zat besi (Fe), yang terdiri dari

pengertian, cara mengkonsumsi, pelaksanaan dan akibat dari defisiensi zat

besi (Fe).

3. Kuesioner Tingkat Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet besi

kuesioner untuk mengetahui kepatuhan ibu hamil dalam

mengkonsumsi tablet besi adalah menggunakan kuesioner dengan bentuk

pertanyaan tertutup yang terdiri dari 10 pertanyaan yang terdiri dari

pertanyaan favourabel dengan nilai item maksimal 1 yaitu:

1: ibu hamil menjawab ya dalam pertanyaan

0: ibu hamil tidak dalam menjawab pertanyaan

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan... · Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, pendarahan antepartum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

35

Yaitu terdapat pada soal nomor 1,2,3,6,7,8,9

Sedangkan unfavourabel :

0: ibu hamil tidak dalam menjawab pertanyaan

1: ibu hamil ya dalam pertanyaan

Yaitu pada soal nomor 4,5,7,10

Kuesioner terdiri dari kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi

selama kehamilan dan dapat dinilai dengan skor penelitian.

Kedua kuesioner ini telah divalidasi oleh Muhammad Hadi Subhan

dengan judul hubungan karakteristik dan tingkat pengetahuan ibu hamil

tentang zat besi (Fe) dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet besi di Desa

Sowan Lor Wilayah Kerja Puskesmas Kedung I Kabupaten Jepara.

4. Skala inventori Lie Scale Minnesota Multiphasic Personality Inventory

(L-MMPI)

Tes ini berfungsi sebagai skala validitas untuk mengidentifikasi hasil

yang mungkin invalid karena kesalahan atau ketidakjujuran subjek

penelitian. Tes terdiri dari 15 soal dengan jawaban “ya” atau “tidak” dengan

nilai batas skala adalah ≥ 10, artinya apabila responden mempunyai nilai 10

maka responden tersebut dinyatakan invalid (Graham, 2005).

H. Cara kerja

1. Mencari referensi yang berhubungan dan mendukung penelitian yang akan

dilaksanakan, agar memberi bekal saat melakukan penelitian.

2. Peneliti memperlengkapi perijinan untuk pelaksanaan penelitian.

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan... · Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, pendarahan antepartum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

36

3. Melakukan informed consent kepada pasien atau keluarga pasien untuk

dapat melakukan penelitian.

4. Responden mengisi kuesioner untuk mengetahui tingkat pengetahuan pasien

dan keteraturan pengobatan

5. Hasil kuesioner dikumpulkan lalu dianalisis menggunakan analisis regresi

logistik ganda.

I. Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan mengenai zat

besi dengan tingkat kepatuhan mengkonsumsi tablet besi pada ibu hamil, data

yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan menggunakan Uji Chi Square

dengan bantuan software SPSS for Windows, dikarenakan masalah penelitian

adalah kategorik dan data tidak berpasangan (Dahlan, 2011).

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan... · Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, pendarahan antepartum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Penelitian dilakukan kepada ibu hamil di Puskesmas Mojosongo Surakarta

pada bulan April - Mei 2012. Penelitian menggunakan responden sebanyak 30

orang. Responden adalah Setiap ibu hamil yang memeriksakan diri di Puskesmas

Sibela Mojosongo Surakarta. Setelah itu dilakukan pemilahan dari kelengkapan

pengisian kuisioner yang mencakup biodata, kuesioner tingkat pengetahuan

mengenai zat besi, dan kuesioner tingkat kepatuhan mengkonsumsi tablet besi.

Didapatkan 47 responden yang mengisi lengkap kuesioner. Kemudian dilakukan

random sampling dengan menggunakan undian untuk mengambil 30 sampel

sesuai dengan jumlah sampel minimal yang dibutuhkan pada penelitian.

A. Karakteristik Responden

1. Pendidikan Terakhir Ibu Responden

Dari hasil penelitian diperoleh data karakteristik pendidikan terakhir ibu

responden sebagai berikut:

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan... · Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, pendarahan antepartum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pendidikan Terakhir Ibu Responden

pendidikan terakhir ibu frekuensi persentase

Tidak Sekolah 0 0%

Tamat SD 6 20%

Tamat SMP 5 17%

Tamat SMA 14 47%

Tamat PT 5 17%

Jumlah 30 100%

Atau dapat dilihat pada diagram berikut:

Gambar 4.1 Distribusi Frekuensi Pendidikan Terakhir Ibu Responden

Dari tabel 4.1 dan gambar 4.1 dapat dilihat bahwa pendidikan terakhir

ibu paling banyak adalah Tamat SMA sebanyak 14 responden (46%) dan

paling sedikit adalah SMP dan PT sebanyak 5 responden (17 %).

20%

17%

46%

17%

Tamat SD

Tamat SMP

Tamat SMA

Tamat PT

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan... · Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, pendarahan antepartum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

2. Pekerjaan Ibu Responden

Sesuai hasil penelitian, diperoleh karakteristik usia responden sebagai

berikut

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Ibu Responden

Pekerjaan Frekuensi Persentase

Ibu Rumah Tangga 17 57%

Buruh 3 10%

Petani 0 0%

PNS 1 3%

Swasta 9 30%

Jumlah 30 100%

Atau dapat dilihat pada diagram berikut:

Gambar 4.2 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Ibu Responden

57%

10%

0% 3%

30% Ibu Rumah Tangga

Buruh

Petani

PNS

Swasta

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan... · Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, pendarahan antepartum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Dari tabel 4.2 dan gambar 4.2 dapat dilihat bahwa pekerjaan ibu

paling banyak adalah Ibu Rumah Tangga sebanyak 17 responden (57%) dan

paling sedikit adalah petani sebanyak 0 responden (0%).

B. Tingkat pengetahuan mengenai zat besi

Dari hasil penelitian didapatkan karakteristik tingkat pengetahuan responden

adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Mengenai Zat Besi

Tingkat Pengetahuan Frekuensi persentase

tinggi 22 73%

rendah 8 27%

jumlah 30 100%

Atau dapat dilihat pada diagram berikut:

Gambar 4.3 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Mengenai Zat Besi

73%

27%

tinggi

rendah

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan... · Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, pendarahan antepartum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Dari tabel dan gambar di atas, tingkat pengetahuan responden terbanyak

adalah tinggi sebanyak 22 responden (73%), dan tingkat pengetahuan

responden dengan jumlah paling sedikit adalah tingkat pengetahuan rendah

sebanyak 8 responden (27%).

C. Tingkat Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Besi

Dari hasil penelitian didapatkan karakteristik tingkat kepatuhan responden

mengkonsusi tablet besi adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Tingkat Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Besi

Atau dapat dilihat pada diagram berikut:

Gambar 4.4 Distribusi frekuensi tingkat kepatuhan mengkonsumsi tablet besi

88%

12%

Patuh

Tidak Patuh

Tingkat Kepatuhan Frekuensi Peresentase

Patuh 24 80%

Tidak Patuh 6 20%

Jumlah 30 100%

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan... · Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, pendarahan antepartum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Dari tabel dan gambar di atas, didapatkan bahwa sebagian besar

responden patuh mengkonsumsi tablet besi yaitu sebanyak 26 responden (88%)

dan yang tidak patuh mengkonsumsi tablet besi adalah sebanyak 6 responden

(12%).

D. Analisis statistik

Pada tahap ini dilakukan analisis bivariat untuk mengetahui hubungan

dengan variabel bebas (tingkat pengetahuan) terhadap variabel terikat (tingkat

kepatuhan) serta arah hubungannya. Uji statistik menggunakan Chi-Square

Test dengan Confidence Interval (CI) = 95%.

Hubungan pengetahuan mengenai zat besi dengan tingkat kepatuhan

mengkonsumsi tablet besi

Tabel 4.5 Analisis Bivariat tentang Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan

Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Besi

Tingkat kepatuhan

Variabel Patuh Tidak patuh Total OR p

n(%) n(%) n(%)

Tingkat pengetahuan:

Tinggi 21 (95) 1 (5) 22 (100)

Rendah 3 (37) 5 (63) 8 (100) 35 <0,001

Dari Tabel 4.5 dan Gambar 4.5 didapatkan 22 orang yang memiliki

pengetahuan tinggi, 21 orang (95%) tergolong patuh dan 1 orang (5%)

tergolong tidak patuh. Sedangkan untuk 8 sampel yang berpengetahuan rendah

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan... · Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, pendarahan antepartum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

didapatkan 3 orang (37%) yang tergolong patuh dan 5 orang (63%) tergolong

tidak patuh. Analisis bivariat terhadap hubungan antara tingkat pengetahuan

mengenai zat besi dan kepatuhan mengkonsumsi tablet besi menunjukkan

hubungan yang signifikan (p = 0,00). Pasien dengan tingkat pengetahuan tinggi

memiliki kepatuhan 35 kali lebih tinggi dibanding dengan yang

berpengetahuan rendah. (OR=35 ; Cl 95% 2,977 s.d. 411,466), tetapi hasil ini

belum mengontrol pengaruh dari variabel perancu.

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan... · Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, pendarahan antepartum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

BAB V

PEMBAHASAN

Penelitian yang berjudul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Mengenai Zat

Besi dengan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Besi pada Ibu Hamil di

Puskesmas Sibela Mojosongo Surakarta” dilakukan pada bulan April - Mei 2012

di Puskesmas Sibela Mojosongo Surakarta dan didapatkan 47 responden yang

mengisi lengkap kuesioner. Kemudian dilakukan random sampling dengan

menggunakan undian untuk mengambil 30 sampel sesuai dengan jumlah sampel

minimal yang dibutuhkan pada penelitian.

Responden terdiri dari Setiap ibu hamil yang memeriksakan diri di

Puskesmas Sibela Mojosongo Surakarta. Pendidikan terakhir responden adalah,

tidak sekolah, tamat SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi. Sumber pengetahuan

dari responden berasal dari media masa, buku, sekolah atau kuliah, orangtua, dan

teman. Sedangkan pekerjaan responden adalah ibu rumah tangga, buruh, petani,

PNS dan pegawai swasta.

Dari hasil penelitian, dapat dilihat tingkat pengetahuan zat besi responden

yang berpengetahuan tinggi sebanyak 22 responden (73%), dan yang tingkat

pengetahuan zat besi rendah sebanyak 8 responden (27%). Menurut

(Notoatmodjo, 2003) tingkat pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh umur,

tingkat pendidikan, pekerjaan dan sumber informasi. Dengan adanya perbedaan

umur, tingkat pendidikan, pekerjaan dan sumber informasi, maka didapatkan pula

tingkat pengetahuan yang berbeda sari sampel.

Kepatuhan mengkonsumsi tablet besi dari sampel adalah bahwa sebagian

besar responden patuh mengkonsumsi tablet besi yaitu sebanyak 26 responden

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan... · Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, pendarahan antepartum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

(88%) dan yang tidak patuh mengkonsumsi tablet besi adalah sebanyak 6

responden (12%). Sesuai dengan yang diungkapkan Soekirman (1990)

Pengetahuan dapat membentuk suatu sikap ibu hamil dan menimbulkan suatu

prilaku pada ibu hamil dalam mematuhi dan mengkonsumsi tablet zat besi (Fe).

Tanpa adanya pengetahuan tentang zat besi (Fe), maka ibu sulit menanamkan

kebiasaan dalam menggunakan bahan makanan sumber zat besi yang penting bagi

kesehatan.

Dari data tingkat pengetahuan zat besi dan kepatuhan mengkonsumsi tablet

besi kemudian dilakukan analisis statistik menggunakan Chi Square untuk

mengetahui apakah terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan mengenai zat

besi dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet besi. Dari hasil analisis statistik,

didapatkan expected count >5.0, maka data tersebut dapat dianalisis menggunakan

uji Chi Square dan dinilai ukuran kekuatan hubungan dengan Odds Ratio.

Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara

tingkat pengetahuan mengenai zat besi dengan tingkat kepatuhan mengkonsumsi

tablet besi, yaitu pasien dengan tingkat pengetahuan tinggi memiliki kepatuhan 35

kali lebih tinggi dibanding dengan yang berpengetahuan rendah.

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan... · Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, pendarahan antepartum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

BAB VI

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian terdapat hubungan yang positif antara

tingkat pengetahuan mengenai zat besi dengan tingkat kepatuhan

mengkonsumsi tablet besi pada ibu hamil di Puskesmas Sibela Mojosongo.

Ibu hamil dengan tingkat pengetahuan tinggi memiliki kepatuhan 35 kali

lebih tinggi dibanding dengan yang berpengetahuan rendah (OR=35)

B. Saran

1. Petugas kesehatan hendaknya lebih banyak melakukan edukasi terhadap

ibu hamil mengenai pentingnya zat besi dan dampak yang diakibatkan

oleh defisiensi zat besi untuk mengurangi kejadian anemia defisiensi zat

besi pada ibu hamil

2. Mengadakan penelitian lanjutan dengan menggunakan jumlah sampel

yang lebih banyak dan kriteria inklusi yang lebih lengkap, serta dalam

lingkup wilayah yang lebih luas

3. Mengadakan penelitian lanjutan dengan menggunakan metode lain

dengan mengendalikan faktor-faktor luar lain yang turut

mempengaruhi, seperti kepribadian, pendidikan, pekerjaan dan sosial

ekonomi yang belum dapat dikendalikan dalam penelitian ini