Top Banner
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR FISIKA MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS ICT UNTUK SISWA KELAS XI SMA BATIK 1 SURAKARTA Skripsi Skripsi Oleh : Anwar Fuadi K 2306016 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011
71

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Sedangkan rata-rata kemampuan siswa dalam menjawab soal meningkat dari 60,4% pada siklus I menjadi 69,6% pada siklus II. perpustakaan.uns.ac.id

Apr 19, 2019

Download

Documents

hakhuong
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Sedangkan rata-rata kemampuan siswa dalam menjawab soal meningkat dari 60,4% pada siklus I menjadi 69,6% pada siklus II. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DAN PRESTASI

BELAJAR FISIKA MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN

BERBASIS ICT UNTUK SISWA KELAS XI

SMA BATIK 1 SURAKARTA

Skripsi

Skripsi

Oleh :

Anwar Fuadi

K 2306016

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

internet
Inserted Text
Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Sedangkan rata-rata kemampuan siswa dalam menjawab soal meningkat dari 60,4% pada siklus I menjadi 69,6% pada siklus II. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DAN PRESTASI

BELAJAR FISIKA MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN

BERBASIS ICT UNTUK SISWA KELAS XI

SMA BATIK 1 SURAKARTA

Oleh :

Anwar Fuadi

K 2306016

Skripsi

Ditulis Dan Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Guna

Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Fisika

Jurusan Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Sedangkan rata-rata kemampuan siswa dalam menjawab soal meningkat dari 60,4% pada siklus I menjadi 69,6% pada siklus II. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji di

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univesitas Sebelas Maret Surakarta.

Pada hari :

Tanggal :

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Trustho Raharjo, M. Pd

NIP. 19510823 198103 1 001

Ahmad Fauzi, S.Pd, M.Pd

NIP. 19790205 200312 1 001

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Sedangkan rata-rata kemampuan siswa dalam menjawab soal meningkat dari 60,4% pada siklus I menjadi 69,6% pada siklus II. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi sebagian dari persyaratan guna mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan.

Pada hari :

Tanggal :

Tim Penguji Skripsi :

Ketua : Dra. Rini Budiharti, M.Pd .......................

Sekretaris : Drs. Pujayanto, M.Si ........................

Anggota I : Drs. Trustho Raharjo, M. Pd ........................

Anggota II : Ahmad Fauzi, S.Pd, M.Pd ........................

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Dekan,

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd

NIP. 19600727 198702 1 001

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Sedangkan rata-rata kemampuan siswa dalam menjawab soal meningkat dari 60,4% pada siklus I menjadi 69,6% pada siklus II. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

Anwar Fuadi, K2306016. UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR

DAN PRESTASI BELAJAR FISIKA MELALUI PENERAPAN

PEMBELAJARAN BERBASIS ICT UNTUK SISWA SMA KELAS XI SMA

BATIK 1 SURAKARTA. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan Dan Ilmu

Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Januari 2011.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas belajar dan prestasi

belajar fisika siswa kelas XI IPA 2 SMA Batik 1 Surakarta tahun pelajaran

2009/2010 pada materi pokok Fluida Statik dengan penerapan pembelajaran

berbasis ICT.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action

Research) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus diawali tahap persiapan dan

tahap pelaksanaan siklus yang terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan

tindakan, observasi dan evaluasi, serta refleksi. Subyek penelitian adalah siswa

kelas XI IPA 2 SMA Batik 1 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010 yang

dikhususkan pada materi pokok Fluida Statik sebanyak 43 siswa. Data diperoleh

melalui pengamatan, wawancara dengan guru, tes, angket dan dokumentasi.

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa dengan

menerapkan pembelajaran berbasis ICT pada materi pokok Fluida Statik ternyata

dapat meningkatkan aktivitas belajar dan prestasi belajar siswa Kelas XI IPA 2

SMA Batik 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010. Dengan ditampilkannya

animasi-animasi melalui program Macromedia Flash menjadikan konsep yang

semula abstrak menjadi konkret sehingga mudah dipahami siswa. Penggunaan

metode diskusi kelompok dalam memecahkan permasalahan LKS juga

menjadikan siswa terlibat aktif untuk berpendapat, menyampaikan ide/gagasan,

kemudian bersama-sama menyimpulkan jawaban yang sebenarnya. Dari hasil

observasi dapat dilihat bahwa pada siklus I rata-rata pencapaian aspek aktivitas

belajar siswa mencapai 50% yang kemudian meningkat menjadi 67% pada siklus

II. Dari hasil tes siklus I dan II dapat dilihat bahwa pada siklus I ketuntasan

belajar siswa sebesar 41,86% yang kemudian meningkat menjadi 72,09% pada

siklus II. Sedangkan rata-rata kemampuan siswa dalam menjawab soal meningkat

dari 60,4% pada siklus I menjadi 69,6% pada siklus II.

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Sedangkan rata-rata kemampuan siswa dalam menjawab soal meningkat dari 60,4% pada siklus I menjadi 69,6% pada siklus II. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRACT

Anwar Fuadi, K2306016. THE IMPROVEMENT EFFORT OF LEARNING

ACTIVITY AND LEARNING ACHIEVEMENT OF PHYSICS THROUGH

THE APPLICATION OF ICT BASED LEARNING FOR SENIOR HIGH

SCHOOL IN CLASS XI IPA 2 SMA BATIK 1 SURAKARTA. Thesis.

Surakarta : Teacher Training and Education Faculty Sebelas Maret University,

January 2011.

The aims of the research are to increase the activity of learning and

learning achievement physics of XI IPA 2 Batik 1 Surakarta Senior High School’s

student in the school year of 2009/2010 on the subject matter Fluid Static with the

application of ICT based learning.

The method of this research was Classroom Action Research that was held

in two cycles. The cycles are started by preparation phase and execution phase

that consist of action planning, action, observation, evaluation, and reflection. The

research subject is XI IPA 2 Batik 1 senior High School student in the school year

of 2009/2010, which consist of 43 students in the subject matter Fluid Static.

Techniques of collecting data were observation, interview with teacher, test,

questionnaire and documentation. Descriptive qualitative technique was used to

analyze the data.

Based on research results, can be concluded that by implementing ICT-

based learning in subject matter Fluid Static can increase the activity of learning

and student achievement of XI IPA 2 students SMA Batik 1 Surakarta Academic

Year 2009/2010. By showing the animations through Macromedia Flash program

made the abstract concepts into concrete so it is easy to understand by students.

The use of group discussion method in solving problems of LKS also makes

students engage actively to the opinion, convey ideas / thoughts, and then jointly

conclude the actual answer. From the results of observation can be seen that in the

first cycle average attainment aspects of student learning activities reached 50%,

which later increased to 67% in cycle II. From the results of the test cycle I and II

can be seen that in the first cycle students' mastery of 41.86%, which then

increased to 72.09% in cycle II. While the average student's ability in answering

questions increased from 60.4% in the first cycle to 69.6% in cycle II.

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Sedangkan rata-rata kemampuan siswa dalam menjawab soal meningkat dari 60,4% pada siklus I menjadi 69,6% pada siklus II. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

”Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” ( QS. Al-Insyirah : 6 )

“Orang-orang besar akan senantiasa menganggap perkara dan masalah yang besar

menjadi hal yang biasa dan sering dihadapi,tetapi orang kerdil akan menganggap

sekecil apapun masalahnya menjadi suatu beban terberat yang diterimanya”.

( Anis Matta )

“Apapun hasil yang kita peroleh, itulah yang terbaik dari Nya”. ( Penulis )

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Sedangkan rata-rata kemampuan siswa dalam menjawab soal meningkat dari 60,4% pada siklus I menjadi 69,6% pada siklus II. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

Bapak dan ibu yang selalu menyayangi,

mendoakan, dan membimbing setiap

langkahku.

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Sedangkan rata-rata kemampuan siswa dalam menjawab soal meningkat dari 60,4% pada siklus I menjadi 69,6% pada siklus II. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan untuk memenuhi

sebagian dari persyaratan guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penulisan Skripsi

ini. Namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan tersebut dapat

dapat teratasi. Oleh karena itu, atas segala bentuk bantuannya, penulis

mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah

memberikan ijin penelitian.

2. Ibu Dra. Hj. Kus Sri Martini, M.Si, Ketua Jurusan P.MIPA Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah

menyetujui permohonan penyusunan Skripsi ini.

3. Ibu Dra. Rini Budiharti, M.Pd, Ketua Program Fisika Jurusan P. MIPA

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Bapak Drs. Trustho Raharjo, M.Pd, Dosen Pembimbing I Program Fisika

Jurusan P. MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

5. Bapak Ahmad Fauzi, S.Pd, M.Pd, Dosen Pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan dalam penyusunan Skripsi ini.

6. Bapak Drs. H. Literzet Sobri, M.Pd, Kepala SMA Batik I Surakarta yang telah

memberikan izin untuk mengadakan penelitian.

7. Bapak Zainul Arifin, S.Pd, guru mata pelajaran Fisika SMA Batik 1 Surakarta

telah memberikan pengarahan dan bimbingan selama penulis melakukan

penelitian.

8. Siswa-siswi kelas XI IPA 2. Terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya.

9. Kakak-kakakku dan Adik-adikku tercinta yang senantiasa menjadi motivator.

10. Sahabat dan saudara seperguruanku, Epha Hasan yang senantiasa mendukung dan

berjuang bersama.

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Sedangkan rata-rata kemampuan siswa dalam menjawab soal meningkat dari 60,4% pada siklus I menjadi 69,6% pada siklus II. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

11. Sahabat-sahabatku di fisika 2006 untuk segala dukungan, persahabatan, dan

bantuannya.

12. Teman-teman Raudhotut Tholibin (Ardan, Ivan, Qomar, Farid, Gatot, Ade) yang

selalu memberi warna tersendiri untuk segala dukungan dan kekeluargaannya.

13. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.

Semoga amal baik semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari Allah SWT.

Penulis menyadari sepenuhnya skripsi yang telah dikerjakan ini masih

jauh dari kesempurnaan. Namun penulis berharap semoga makalah ini dapat

bermanfaat bagi penulis sendiri dan pihak lain yang berkepentingan.

Surakarta, Januari 2011

Penulis

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Sedangkan rata-rata kemampuan siswa dalam menjawab soal meningkat dari 60,4% pada siklus I menjadi 69,6% pada siklus II. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................

HALAMAN PENGAJUAN..........................................................................

HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................

HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………...

HALAMAN ABSTRAK...............................................................................

HALAMAN ABSTRACT………………………………………………….

HALAMAN MOTTO...................................................................................

HALAMAN PERSEMBAHAN....................................................................

KATA PENGANTAR...................................................................................

DAFTAR ISI.................................................................................................

DAFTAR GAMBAR....................................................................................

DAFTAR TABEL.........................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah............................................................

B. Identifikasi Masalah..................................................................

C. Pembatasan Masalah.................................................................

D. Perumusan Masalah...................................................................

E. Tujuan Penulisan.......................................................................

F. Manfaat Penulisan.....................................................................

BAB II. LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka.....................................................................

1. Hakikat Pembelajaran Fisika.............................................

a. Hakikat Fisika..............................................................

b. Pembelajaran Fisika.....................................................

2. Hakikat Pembelajaran Berbasis ICT..................................

3. Hakikat Aktivitas Belajar...................................................

4. Hakikat Prestasi Belajar.....................................................

a. Pengertian Prestasi Belajar...........................................

i

ii

iii

iv

v

vi

vii

viii

x

xi

1

1

3

4

5

5

5

7

7

7

7

8

9

11

13

13

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Sedangkan rata-rata kemampuan siswa dalam menjawab soal meningkat dari 60,4% pada siklus I menjadi 69,6% pada siklus II. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

b. Pengukuran Prestasi Belajar.........................................

5. Materi Fluida Statik...........................................................

B. Penelitian yang Relevan...........................................................

C. Kerangka Pemikiran.................................................................

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat Dan Waktu Penelitian.................................................

B. Subjek Penelitian......................................................................

C. Metode Penelitian....................................................................

D. Data dan Teknik Pengumpulan Data.......................................

1. Data Penelitian...................................................................

2. Teknik Pengumpulan Data.................................................

a. Wawancara...................................................................

b. Observasi atau Pengamatan Langsung.........................

c. Nilai Tes.......................................................................

d. Angket.........................................................................

e. Kajian Dokumentasi....................................................

E. Instrumen Penelitian................................................................

a. Silabus.........................................................................

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).................

c. Instrumen Penelitian Kognitif.....................................

d. Lembar Observasi dalam Proses Belajar Mengajar.....

e. Angket Respon Siswa terhadap Pembelajaran.............

F. Analisis Data...........................................................................

G. Pemeriksaan Validitas Data....................................................

H. Prosedur Penelitian..................................................................

I. Indikator Kinerja.....................................................................

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Kondisi Awal...........................................................

B. Pelaksanaan Siklus I…………………………………………

C. Pelaksanaan Siklus II………………………………………...

D. Pembahasan…………………………………………………..

13

15

16

16

18

18

18

18

19

19

19

19

20

20

20

21

21

21

21

21

25

25

25

25

27

32

33

33

35

44

50

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Sedangkan rata-rata kemampuan siswa dalam menjawab soal meningkat dari 60,4% pada siklus I menjadi 69,6% pada siklus II. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan..................................................................................

B. Implikasi...................................................................................

C. Saran.........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................

LAMPIRAN..................................................................................................

PERIJINAN..................................................................................................

53

53

53

54

55

57

190

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Sedangkan rata-rata kemampuan siswa dalam menjawab soal meningkat dari 60,4% pada siklus I menjadi 69,6% pada siklus II. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1

Tabel 3.2

Tabel 4.1

Tabel 4.2

Tabel 4.3

Tabel 4.4

Tabel 4.5

Tabel 4.6

Tabel 4.7

Tabel 4.8

Tabel 4.9

Tabel 4.10

Tabel 4.11

Tabel 4.12

Tabel 4.13

Tabel 4.14

Tabel 4.15

Tabel 4.16

Tabel 4.17

Tabel 4.18

Tabel 4.19

Tabel 4.20

Pengungkapan Hasil Belajar...................................................

Indikator Keberhasilan Siklus 1 dan 2....................................

Persentase Aktivitas Belajar Siswa pada Observasi Awal......

Perencanaan dan Pelaksanaan Tindakan pada Siklus I..........

Pengamatan dan Refleksi Tindakan pada Siklus I.................

Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I..................

Hasil Tes Kognitif Siklus I.....................................................

One Sample Statistic................................................................

One Sample Test.....................................................................

Aspek Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus I......................

Rincian Hasil Tes Kognitif Siklus 1 Tiap Butir Soal..............

Target Keberhasilan dan Ketercapaian pada Siklus I.............

Perencanaan dan Pelaksanaan Tindakan pada Siklus II..........

Pengamatan dan Refleksi Tindakan pada Siklus II.................

Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II..................

Hasil Tes Kognitif Siklus II....................................................

One Sample Statistic................................................................

One Sample Test.....................................................................

Aspek Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus I......................

Rincian Hasil Tes Kognitif Siklus 1 Tiap Butir Soal..............

Persentase Hasil Penelitian dari Tahap Prasiklus-Siklus II....

Pencapaian Keberhasilan Target Penelitian............................

14

32

33

35

36

38

38

39

40

40

41

41

43

45

46

46

47

47

48

48

51

52

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Sedangkan rata-rata kemampuan siswa dalam menjawab soal meningkat dari 60,4% pada siklus I menjadi 69,6% pada siklus II. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1

Gambar 3.1

Gambar 3.2

Gambar 3.3

Gambar 4.1

Gambar 4.2

Gambar 4.3

Skema Kerangka Pemikiran....................................................

Komponen-Komponen Analisis Data.....................................

Skema Pemeriksaan Validitas Data........................................

Skema Prosedur Penelitian......................................................

Grafik Nilai Ulangan Harian Siswa Prasiklus.........................

Diagram Pie Aspek Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I..........

Diagram Pie Aspek Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II.........

17

26

27

31

34

40

48

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Sedangkan rata-rata kemampuan siswa dalam menjawab soal meningkat dari 60,4% pada siklus I menjadi 69,6% pada siklus II. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Lampiran 2

Lampiran 3

Lampiran 4

Lampiran 5

Lampiran 6

Lampiran 7

Lampiran 8

Lampiran 9

Lampiran 10

Lampiran 11

Lampiran 12

Lampiran 13

Lampiran 14

Lampiran 15

Lampiran 16

Lampiran 17

Lampiran 18

Lampiran 19

Lampiran 20

Lampiran 21

Lampiran 22

Lampiran 23

Lampiran 24

Lampiran 25

Lampiran 26

Lampiran 27

Jadwal Penelitian.....................................................................

Sauan Pembelajaran................................................................

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I.....................................

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II....................................

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III...................................

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II.........................

Lembar Kegiatan Siswa I........................................................

Lembar Kegiatan Siswa II.......................................................

Lembar Kegiatan Siswa III.....................................................

Lembar Kegiatan Siswa Siklus II............................................

Kisi-Kisi Soal Tryout Kemampuan Kognitif Fisika Siklus I..

Kisi-Kisi Soal Kemampuan Kognitif Fisika Siklus I..............

Soal Tes Kemampuan Kognitif Fisika Siklus I.......................

Uji Validitas, Reliabilitas, Daya Pembeda dan Tingkat

Kesukaran Soal Prestasi Belajar Siklus I................................

Kisi-Kisi Soal Tryout Kemampuan Kognitif Fisika Siklus II.

Kisi-Kisi Soal Kemampuan Kognitif Fisika Siklus II.............

Soal Tes Kemampuan Kognitif Fisika Siklus II......................

Uji Validitas, Reliabilitas, Daya Pembeda dan Tingkat

Kesukaran Soal Prestasi Belajar Siklus II..............................

Lembar Jawaban......................................................................

Lembar Observasi Aktivitas Siswa Prasiklus..........................

Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I (Pertemuan I).....

Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I (Pertemuan II)...

Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I (Pertemuan III)..

Simpulan Aktivitas Siswa Siklus I..........................................

Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II...........................

Simpulan Aktivitas Siswa Siklus II.........................................

Lembar Penghargaan Siswa Dan Kelompok Terbaik.............

57

58

64

71

80

89

103

105

108

111

112

113

114

122

125

126

127

135

138

139

140

141

142

143

144

145

146

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Sedangkan rata-rata kemampuan siswa dalam menjawab soal meningkat dari 60,4% pada siklus I menjadi 69,6% pada siklus II. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

Lampiran 28

Lampiran 29

Lampiran 30

Lampiran 31

Lampiran 32

Lampiran 33

Lampiran 34

Lampiran 35

Lampiran 36

Lampiran 37

Lampiran 38

Analisis Prestasi Belajar Siklus I............................................

Analisis Prestasi Belajar Siklus II...........................................

Angket Respon Siswa Terhadap Pembelajaran.......................

Analisis Angket Respon Siswa Terhadap Pembelajaran.........

Persentase Respon Siswa Terhadap Pembelajaran..................

Hasil Wawancara Guru...........................................................

Hasil Wawancara Siswa Prasiklus..........................................

Hasil Wawancara Siswa Pascasiklus.......................................

Daftar Kelompok.....................................................................

Daftar Nilai Ulangan Harian Momentum Sudut dan Rotasi

Benda Tegar............................................................................

Dokumentasi Proses Pembelajaran.........................................

148

151

154

155

156

157

159

161

163

164

165

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Sedangkan rata-rata kemampuan siswa dalam menjawab soal meningkat dari 60,4% pada siklus I menjadi 69,6% pada siklus II. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran pada dasarnya merupakan usaha untuk menciptakan

kondisi yang mendukung terjadinya aktivitas belajar pada diri siswa. Keberhasilan

suatu proses pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor yang saling

berhubungan, utamanya dari segi siswa sebagai subjek belajar dan sistem

lingkungan yang dibangun untuk membelajarkan siswa.

Prinsip belajar dalam kegiatan belajar mengajar apapun menuntut adanya

konsentrasi. Konsentrasi merupakan faktor penting dalam proses belajar karena

keberadaannya memberikan kemudahan dalam pencapaian tujuan belajar secara

optimal. Konsentrasi belajar memudahkan siswa dalam memahami dan menguasai

bahan yang dipelajari, serta menjadikan konsep-konsep pembelajaran diterima

secara lebih jelas dan bermakna. Berpijak dari urgensi tersebut maka dalam setiap

proses pembelajaran yang berlangsung perlu dikondisikan terbentuknya situasi

dan lingkungan belajar yang kondusif, yang mampu membangun terciptanya

konsentrasi belajar pada diri siswa. Peningkatan konsentrasi siswa dalam proses

pembelajaran dapat diupayakan dengan cara melibatkan siswa secara aktif dalam

setiap kegiatan pembelajaran yang berlangsung.

Dalam pembelajaran fisika di kelas, misalnya kelas XI IPA 2 SMA Batik

1 Surakarta, guru Fisika masih menerapkan pembelajaran konvensional yang

dicirikan dengan mengandalkan penggunaan metode ekspositori yaitu

menjelaskan, memberi contoh, mengajukan pertanyaan, dan memberi tugas secara

klasikal. Model pembelajaran seperti ini menunjukan bahwa guru masih menjadi

sentral dalam pembelajaran, sementara siswa kurang diberdayakan

kemampuannya secara optimal sehingga aktivitas dan partisipasi siswa kurang

berarti. Di samping kurang variatifnya metode pembelajaran yang digunakan,

penggunaan media yang belum optimal menjadi suatu permasalahan yang tidak

bisa diabaikan. Penggunaan media yang kurang menarik dapat menyebabkan

1

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Sedangkan rata-rata kemampuan siswa dalam menjawab soal meningkat dari 60,4% pada siklus I menjadi 69,6% pada siklus II. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

siswa cepat bosan dan tidak tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran

dengan sungguh-sungguh. Hal itu tentu akan berpengaruh pada pencapaian hasil

belajar siswa.

Oleh karena itu, guru hendaknya mampu berinovasi dan berkreasi dalam

rangka merancang suatu pembelajaran yang menarik dan bermakna bagi siswa.

Selain menggunakan metode pembelajaran yang tepat, guru hendaknya juga

mampu menggunakan media pembelajaran. Salah satu media yang dapat

dimanfaatkan guru adalah komputer yang dapat menampilkan konsep-konsep

fisika yang abstrak menjadi terlihat kongkret. Sehingga proses pembelajaran tidak

lagi monoton dan menjenuhkan. Salah satu program yang dapat dimanfaatkan

oleh guru untuk membuat animasi-animasi fisika adalah Macromedia Flash 8.

SMA Batik 1 Surakarta merupakan salah satu sekolah menengah atas

swasta yang terakreditasi A di kota Surakarta. Kendati demikian, dari hasil

wawancara dengan guru fisika kelas XI di SMA Batik 1 Surakarta diperoleh suatu

fakta bahwa tidak semua siswa kelas XI memiliki nilai yang bagus dalam mata

pelajaran fisika dan masih banyak siswa yang masih mengalami kesulitan dalam

menerima materi pelajaran Fisika. Selain itu, dalam proses pembelajaran fisika

yang berlangsung selama ini didominasi dengan metode ceramah sehingga

membuat suasana semakin tidak menarik sehingga mengakibatkan siswa jenuh

dengan pembelajaran yang kurang variatif tersebut. Proses pembelajaran selama

ini juga cenderung " Teacher Centered " sehingga siswa kurang terlibat aktif

dalam pembelajaran. Dari hasil wawancara dengan guru Fisika kelas XI di SMA

Batik 1 Surakarta dan pengamatan langsung dapat diidentifikasi permasalahan-

permasalahan yang terjadi. Permasalahan-permasalahan yang terjadi di SMA

Batik 1 Surakarta dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Metode konvensional masih dominan dalam kegiatan belajar-mengajar

sehingga menimbulkan kejenuhan pada siswa.

2. Kurang optimalnya perhatian dan aktivitas siswa dalam belajar Fisika.

Tercatat dari obsevasi awal hanya 13 siswa (30%) dari 43 siswa yang

memperhatikan penjelasan dari guru.

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Sedangkan rata-rata kemampuan siswa dalam menjawab soal meningkat dari 60,4% pada siklus I menjadi 69,6% pada siklus II. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

3. Kurangnya penggunaan media pembelajaran khususnya untuk mata pelajaran

Fisika.

4. Kondisi siswa yang kurang aktif dalam mengikuti pelajaran Fisika. Hal ini

ditunjukkan oleh sikap siswa yang enggan bertanya maupun menjawab

pertanyaan guru. Terbukti dari observasi awal hanya tercatat 3 orang (7%) dari

43 siswa yang mau bertanya maupun menjawab pertanyaan dari guru.

5. Setiap kelas telah dilengkapi dengan LCD dan sound system tetapi belum

dioptimalkan penggunaannya sebagai media pembelajaran.

6. Cara mengajar guru yang terlalu serius membuat situasi kelas terkesan kaku.

7. Pada umumnya banyak siswa yang masih sulit memahami konsep Fisika

sehingga berakibat kurang maksimalnya prestasi belajar siswa. Terbukti

dengan nilai ulangan harian Momentum Sudut dan Rotasi Benda Tegar yang

hanya 6 siswa (14%) dari 43 siswa dinyatakan tuntas dengan batas ketuntasan

65. Berdasarkan silabus, materi berikutnya adalah Fluida sehingga penelitian

mengambil materi tersebut tetapi hanya pada subbab Fluida Statis.

Berdasarkan permasalahan-permasalahan di atas, dapat dikemukakan bahwa

aktivitas siswa dan prestasi belajar siswa dalam proses pembelajaran fisika masih

kurang. Guru juga kurang memanfaatkan fasilitas yang ada. Untuk itu penulis akan

mencoba menyikapi dengan memberikan rangsangan berupa media yang berbasis

ICT, karena menurut Degeng (2005), dengan memberikan media berupa ICT maka

siswa akan termotivasi, tertantang, menyenangkan, terinspirasi dan interaktif.

Untuk itu, penulis mencoba mengangkat judul pada penelitian ini dalam menjawab

permasalahan pembelajaran Fisika pada materi Fluida Statik kelas XI SMA.

Adapun judul penelitian tersebut adalah " Upaya Peningkatan Aktivitas Belajar

dan Prestasi Belajar Fisika Melalui Penerapan Pembelajaran Fisika Berbasis

ICT Untuk Siswa SMA Kelas XI SMA Batik 1 Surakarta "

B. Identifikasi Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah yang dikemukakan, dapat

diidentifikasi masalah sebagai berikut :

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Sedangkan rata-rata kemampuan siswa dalam menjawab soal meningkat dari 60,4% pada siklus I menjadi 69,6% pada siklus II. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

1. Keberhasilan siswa dalam belajar tidak terlepas dari keberhasilan guru dalam

mengajar dan keberhasilan sekolah dalam menyelenggarakan program

pendidikan.

2. Siswa hanya dibiarkan duduk, mendengar, mencatat dan menghafal dan tidak

dibiasakan untuk belajar secara aktif sehingga diperlukan pengembangan

pembelajaran kreatif dan inovatif yang mampu mengembangkan bakat dan

potensi siswa secara optimal.

3. Metode pembelajaran yang dilakukan guru belum merangsang aktivitas

belajar siswa di dalam pembelajaran yang dapat di lihat dari kurangnya

keingintahuan siswa terhadap materi yang disampaikan guru, siswa kurang

memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru sehingga siswa menjadi

pasif. Hal ini akan berpengaruh pada hasil belajar siswa .

4. Pembelajaran fisika dengan menggunakan media ICT (komputer) jarang

digunakan dalam proses belajar mengajar di sekolah menengah.

5. Penggunaan pembelajaran dengan memanfaatkan media ICT dimungkinkan

dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran

yang berlangsung.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah di atas, maka

dalam penelitian ini penulis membatasi masalah agar penelitian ini dapat

mencapai tujuan, ruang lingkup dan arahan yang jelas. Adapun pembatasan

masalah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Materi Pelajaran

Materi pelajaran Fisika dibatasi pada materi Fluida Statis.

2. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah siswa kelas XI IPA 2 SMA Batik 1 Surakarta

semester genap Tahun Pelajaran 2009/2010.

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Sedangkan rata-rata kemampuan siswa dalam menjawab soal meningkat dari 60,4% pada siklus I menjadi 69,6% pada siklus II. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

3. Aktivitas

Aktivitas yang dimaksud adalah aktivitas siswa dalam belajar fisika yang

meliputi visual activities, oral activities dan writing activities

4. Prestasi belajar

Prestasi belajar ditinjau dari kemampuan kognitif akhir siswa.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan

masalah, maka dapat dikemukakan perumusan masalah yaitu bagaimana cara

meningkatkan aktivitas belajar dan prestasi belajar fisika siswa kelas XI IPA 2

SMA Batik 1 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010 pada materi pokok Fluida

Statik dengan penerapan pembelajaran berbasis ICT?

ICT yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penggunaan media teknologi

dan komunikasi (Information, Comunication and Technology) pada bidang

pembelajaran yaitu komputer yang kemudian dimanfaatkan sebagai media

penunjang untuk menampilkan beberapa animasi pembelajaran tentang Fluida

Statik dengan menggunakan program Macromedia Flash.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang ingin

dicapai dalam penelitian ini adalah: meningkatkan aktivitas belajar dan prestasi

belajar fisika siswa kelas XI IPA 2 SMA Batik 1 Surakarta tahun pelajaran

2009/2010 pada materi pokok Fluida Statik dengan penerapan pembelajaran

berbasis ICT.

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini

diharapkan bermanfaat dalam pendidikan baik secara langsung maupun tidak

langsung bagi berbagai pihak antara lain:

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Sedangkan rata-rata kemampuan siswa dalam menjawab soal meningkat dari 60,4% pada siklus I menjadi 69,6% pada siklus II. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

1. Bagi Siswa

Hasil penelitian tindakan kelas ini dapat meningkatkan aktivitas belajar dan

prestasi belajar fisika siswa yang terlibat dalam kegiatan penelitian.

2. Bagi Guru

Memberikan pengalaman dan wawasan baru dalam penerapan pembelajaran

berbasis ICT dan penelitian tindakan kelas.

3. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan yang positif bagi

pengembangan sekolah, utamanya untuk peningkatan kualitas proses

pembelajaran di sekolah.

4. Bagi Peneliti

Sebagai bentuk latihan dalam penulisan hasil penelitian khususnya penelitian

tindakan kelas.

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Sedangkan rata-rata kemampuan siswa dalam menjawab soal meningkat dari 60,4% pada siklus I menjadi 69,6% pada siklus II. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Hakikat Pembelajaran Fisika

a. Hakikat Fisika

Fisika merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam atau IPA. Oleh

karena itu untuk mengetahui hakekat Fisika, terlebih dahulu harus mengetahui

definisi tentang IPA. Berikut ini akan dikemukakan pendapat para ahli dalam

mendefinisikan IPA.

Secara sederhana IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun

secara sistematis tentang gejala alam. Menurut Margono dkk (1998: 21) bahwa

IPA meliputi tiga hal yaitu produk, proses dan sikap ilmiah yang ketiganya saling

berhubungan.

IPA dipandang sebagai suatu proses dari upaya manusia untuk memahami

berbagai gejala alam. Untuk itu diperlukan suatu tata cara tertentu yang sifatnya

analisis, cermat, lengkap dan menghubungkan gejala alam yang satu dengan

gejala alam yang lain sehingga keseluruhannya membentuk suatu sudut pandang

yang baru tentang obyek yang diamati.

IPA dipandang sebagai suatu produk dari upaya manusia untuk memahami

berbagai gejala alam. Produk ini berupa prinsip-prinsip, hukum-hukum, teori-

teori, konsep-konsep ataupun fakta-fakta yang kesemuanya itu ditunjukkan untuk

menjelaskan tentang gejala alam.

IPA dipandang sebagai faktor yang dapat mengubah sikap dan pandangan

manusia terhadap alam semesta dari sudut pandang mitologis menjadi sudut

pandang ilmiah (sikap ilmiah). Selama melakukan metode ilmiah melalui proses

observasi, eksperimentasi, dan berfikir rasional harus digunakan sikap-sikap

seperti: memiliki rasa ingin tahu atau kuriositas yang tinggi dan kemampuan

belajar yang besar, tidak dapat menerima kebenaran tanpa bukti, jujur, terbuka,

7

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Sedangkan rata-rata kemampuan siswa dalam menjawab soal meningkat dari 60,4% pada siklus I menjadi 69,6% pada siklus II. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

8

toleran, skeptis, optimis, pemberani dan kreatif. Sikap inilah yang dinamakan

sikap ilmiah.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa IPA adalah kumpulan

pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan metode berdasarkan observasi

mengenai gejala-gejala alam yang bisa diamati melalui percobaan maupun secara

teoritik. Sehingga IPA dapat mengubah sikap dan pandangan manusia terhadap

alam semesta dari sudut pandang mitologis menjadi sudut pandang ilmiah (sikap

ilmiah).

Fisika adalah salah satu cabang dari IPA, yaitu ilmu pengetahuan yang

mempelajari tentang gejala alam berdasarkan atas pengamatan dan pengukuran.

Menurut Garth seen yang dikemukakan oleh Herbert Druxes, Gernot Born dan

Fritz Siemsen (1986 : 3) menyatakan bahwa : "Fisika adalah suatu teori yang

menerangkan gejala-gejala alam sederhana dan berusaha menentukan hubungan

antara kenyataan-kenyataannya. Persyaratan dasar untuk pemecahannya ialah

mengamati gejala-gejala tersebut".

Sementara menurut pendapat Brackhous yang dikutip oleh Herbert Druxes

(1986: 3) menyatakan "Fisika adalah ilmu yang mempelajari kejadian alam yang

memungkinkan penelitian dengan percobaan, pengukuran apa yang didapat,

penyajian secara matematis dan berdasarkan peraturan-peraturan umum".

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Fisika merupakan ilmu

pengetahuan yang menguraikan dan menganalisis struktur dan peristiwa alam

yang sesederhana mungkin sehingga menghasilkan pengetahuan baru. Fisika

menguraikan dan menganalisa struktur peristiwa alam semesta dan dari sini akan

ditemukan konsep-konsep, aturan-aturan atau hukum-hukum dalam alam yang

dapat menerangkan gejala-gejala berdasarkan struktur logika.

b. Pembelajaran Fisika

Menurut Piaget, pengetahuan datang dari tindakan (Suparno, 2001).

Perkembangan kognitif sebagian besar bergantung pada seberapa aktif anak

memanipulasi dan berinteraksi dengan lingkungan. Perkembangan kognitif bukan

merupakan akumulasi dari kepingan informasi terpisah, namun lebih merupakan

pengkonstruksian oleh siswa untuk memahami lingkungan mereka. Sehingga

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Sedangkan rata-rata kemampuan siswa dalam menjawab soal meningkat dari 60,4% pada siklus I menjadi 69,6% pada siklus II. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

9

dalam pembelajaran fisika, guru seharusnya hadir sebagai fasilitator bagi siswa

dalam mengkonstruksi pemahaman dan pengetahuannya. Karena belajar fisika

akan menarik jika penyajiannya melibatkan siswa secara aktif baik dari segi

mental maupun fisik dan bersifat nyata (kontekstual).

Pembelajaran fisika memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mengembangkan kemampuan penyelidikan secara sistematis, memahami konsep

dan hubungan antar konsep berdasarkan fakta dalam kehidupan sehari-hari, serta

mampu berkomunikasi dengan menggunakan terminologi dan penyajian ilmiah.

Dengan demikian, pembelajaran fisika memberikan kesempatan seluas-luasnya

kepada siswa untuk mencari, mempertanyakan, dan mengeksplorasi pengetahuan.

2. Hakikat Pembelajaran Berbasis ICT

Pembelajaran yang berbasis ICT adalah pembelajaran yang memakai

media teknologi dan komunikasi (Information, Comunication and Technology)

pada bidang pembelajaran (Learning). Dengan menggunakan fasilitas elektronika,

penggabungan antara keduanya disebut pembelajaran melalui elektronik atau

e_learning. Dengan demikian, e-Lerning atau pembelajaran melalui on-line

adalah pembelajaran yang pelaksanaanya didukung oleh teknologi seperti telepon,

audio, video, tape, transmisi atau komputer.

Penggunaan media komputer dalam pembelajaran sangat memudahkan

bagi guru dalam menyajikan materi, misalnya dengan Macromedia Flash 8, guru

dapat membuat gambar yang bergerak (animasi) sehingga materi yang abstrak

dapat disajikan lebih kongkret.

Komputer adalah suatu alat teknologi yang mengambil satu daftar

langkah-langkah yang disebut program dan sejumlah informasi (data) dan secara

otomatis mengerjakan informasi itu untuk menghasilkan data-data baru (Forrest

M, 1986: 8). Komputer merupakan salah satu media komunikasi yang populer

dewasa ini. Mengingat proses belajar mengajar merupakan proses komunikasi,

maka komputer dapat digunakan sebagai media dalam pembelajaran. Hal ini

sejalan dengan pendapat Anderson, R.H (1986: 199-200) bahwa :

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Sedangkan rata-rata kemampuan siswa dalam menjawab soal meningkat dari 60,4% pada siklus I menjadi 69,6% pada siklus II. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

10

komputer dapat digunakan untuk mendukung proses pembelajaran, menurutnya

ada dua macam pemakaian komputer dalam proses pembelajaran yaitu CAI

(Computer Assisted Instruction), merupakan penggunaan komputer secara

langsung dengan siswa untuk menyampaikan isi pelajaran, memberikan latihan-

latihan dan mengantar kemajuan siswa, sedang CMI (Computer Managed

Instruction) merupakan alat untuk membantu pengajar mengerjakan fungsi

administratif.

Komputer mampu memberikan kontribusi yang penting dalam

pembelajaran, yakni dalam bentuk Computer Assisted Learning (CAL). Ada dua

model penggunaannya yaitu :

a) Model tutor pengganti

Dalam model ini siswa berinteraksi langsung dengan komputer yang

diprogram untuk mereaksi terhadap respon-respon siswa.

b) Model laboratorium simulasi

Dalam model ini komputer lebih merupakan sumber belajar. Situasi-situasi

praktis dapat dijadikan model pada komputer yang memungkinkan untuk

dipelajari (Oemar Hamalik, 1989 :68-73).

Meskipun dalam banyak hal komputer mengandung banyak kebaikan,

namun menurut Oemar Hamalik (1989 : 25-26) dalam beberapa segi juga

mengandung beberapa kelemahan diantaranya: kebutuhan pengetahuan yang luas

dan mendalam tentang pemrograman yang berbagai ragam dan berbeda-beda,

kebutuhan banyak biaya untuk menyusun program komputer, tenaga

pemrograman komputer dewasa ini masih langka.

Berdasarkan uraian di atas, nampak sekali bahwa komputer adalah salah

satu media yang dapat memudahkan penyampaian materi dalam proses

pembelajaran siswa. Dalam penelitian ini komputer dimanfaatkan sebagai media

penunjang untuk menampilkan beberapa animasi pembelajaran tentang Fluida

Statik dengan menggunakan program Macromedia Flash.

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Sedangkan rata-rata kemampuan siswa dalam menjawab soal meningkat dari 60,4% pada siklus I menjadi 69,6% pada siklus II. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

11

3. Hakikat Aktivitas Belajar

Menurut Anwar D. (2005:18) dalam kamus lengkap Bahasa Indonesia,

aktivitas didefinisikan sebagai kegiatan atau kesibukan. Selanjutnya menurut TIM

Dosen FIP IKIP Malang (1980:130) mengungkapkan bahwa manusia adalah

merupakan mahluk yang aktif. Keaktifan itu diperlukan untuk dapat memenuhi

kebutuhan dan menyusaikan diri dengan lingkungannya, yang mana proses

pendidikan adalah merupakan salah satu aktivitas pendidikan.

Menurut Montessori dalam Hamalik (2001:171) pengajaran yang

efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau

melakukan aktivitas sendiri. Anak (siswa) belajar sambil bekerja. Dengan bekerja

mereka memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan aspek-aspek tingkah laku

lainnya. Serta mengembangkan keterampilan yang bermakna untuk hidup

dimasyarakat. Dalam kemajuan metodologi dewasa ini asas aktivitas lebih

ditonjolkan melalui suatu program Unit activity, sehingga kegiatan belajar siswa

menjadi dasar untuk menjapai tujuan dan hasil belajar yang lebih memadai.

Aktivitas siswa merupakan prinsip yang sangat penting di dalam

proses belajar mengajar. Dengan aktif dalam pembelajaran, pelajaran menjadi

berkesan dan dipikirkan, diolah kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk yang

berbeda, siswa akan bertanya, mengajukan pendapat, menimbulkan diskusi

dengan siswa lain atau dengan guru. Selain itu, siswa mengalami sendiri proses

pencapaian pengetahuan sehingga kegiatan belajar akan lebih bermakna bagi

siswa. Menurut John Monaghan (2007: 1) menyatakan bahwa:

pemberian tugas untuk siswa kelas atas, merupakan salah satu hal agar

siswa bisa mengerjakan tugas tersebut dengan baik dan tanggung jawab

untuk menyelesaikannya, sehingga bisa memunculkan cita-cita siswa. Siswa

juga dituntut agar bisa aktif dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh

guru. Hal ini bertujuan agar siswa bisa menghasilkan sesuatu yang berguna

bagi dirinya.

Peran aktif siswa sangat penting untuk membentuk generasi kreatif, yang

mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain. Guru

diharuskan menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Sedangkan rata-rata kemampuan siswa dalam menjawab soal meningkat dari 60,4% pada siklus I menjadi 69,6% pada siklus II. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

12

berbagai tingkat kemampuan siswa. Jenis-jenis aktivitas belajar menurut

Sardiman (2001: 99) meliputi:

1) Visual activities (aktivitas melihat), misalnya: membaca, memperhatikan,

gambar demonstrasi, percobaan, dan pekerjaan orang lain;

2) Oral activities (aktivitas berbicara/lisan), seperti: menyatakan, merumuskan,

bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara,

diskusi, dan interupsi;

3) Listening activities (aktivitas mendengarkan), meliputi: uraian, percakapan,

diskusi, musik pidato;

4) Writing activities (aktivitas menulis), seperti: menulis cerita, karangan, laporan,

angket, dan menyalin;

5) Drawing activities (aktivitas menggambar), misalnya: menggambar, membuat

grafik, peta, dan diagram;

6) Motor aktivities (aktivitas motorik), seperti: melakukan percobaan, membuat

konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, dan beternak;

7) Mental activities (aktivitas mental), misalnya: menganggap, mengingat,

memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan, dan mengambil

keputusan;

8) Emosional activities (aktivitas emosional), seperti: menaruh minat, merasa

bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, dan gugup.

Selanjutnya Hamalik (2001:175) mengatakan bahwa penggunaan asas

aktivitas belajar besar nilainya bagi pengajaran para siswa, oleh karena :

1. Para siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri.

2. Berbuat sendiri akan mengembangkan selutuh aspek pribadi siswa secara

integrtal

3. Memupuk kerja sama yang harmonis di kalangan siswa

4. Para siswa bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri

5. Memupuk disiplin kelas secara wajar dan susana belajar menjadi

demokratis

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Sedangkan rata-rata kemampuan siswa dalam menjawab soal meningkat dari 60,4% pada siklus I menjadi 69,6% pada siklus II. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

13

6. Mempererat hubungan sekolah dan masyarakat dan hubungan antara orang

tua dengan guru.

7. Pengajaran diselenggarakan secara relistis dan kongkrit sehingga

mengembangkan pemahaman dan berfikir kritis serta menghindari

perbalistis .

8. Pengajaran di sekolah menjadi hidup sebagaimana aktivitas dalam

kehidupan di masyarakat.

4. Hakikat Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai di akhir proses belajar.

Menurut Zainal Arifin (1990: 2) kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu

“prestatie” . Prestatie dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil

usaha. Menurut Sutratinah Tirtonegoro (1984: 43) prestasi belajar adalah

penilaian hasil usaha yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun

kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak

dalam periode tertentu.

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi adalah suatu

hasil atau bukti dari usaha optimal yang telah dilakukan sehingga dapat

menunjukkan tingkat keberhasilan yang dicapai seseorang. Adapun dalam

penelitian ini, prestasi belajar siswa di batasi pada prestasi belajar siswa pada

mata pelajaran Fisika untuk sub pokok bahasan Fluida Statik.

b. Pengukuran Prestasi Belajar

Identifikasi wujud perubahan perilaku dan pribadi sebagai hasil belajar

bersifat fungsional-struktural, material-substansial, dan behaviorial.

Sistematikanya menggunakan penggolongan perilaku menurut Bloom dalam

kawasan-kawasan kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan menyadari

sepenuhnya bahwa mungkin sekali ada jenis perubahan atau hasil belajar itu yang

sukar untuk dimasukkan secara tegas salah satu diantaranya. Menurut Abin

Syamsuddin yang dikutip oleh A. Tabrani Rusyan, dkk (1989: 22), beberapa

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Sedangkan rata-rata kemampuan siswa dalam menjawab soal meningkat dari 60,4% pada siklus I menjadi 69,6% pada siklus II. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

14

indikator dan kemungkinan cara mengungkapkan secara garis besar dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 2.1. Pengungkapan Hasil Belajar

Jenis Hasil Belajar Indikator-indikator Cara pengungkapan

1) Kognitif

- Pengamatan / perceptual

- Hafalan / ingatan

- Pengertian / pemahaman

- Aplikasi / penggunaan

- Analisis

- Sintesis

- Evaluasi

1) Afektif

- Penerimaan

- Sambutan

- dapat menunjukkan,

membandingkan,

menghubungkan.

- dapat menyebutkan,

menunjukkan.

- dapat menjelaskan,

mengidentifikasi dengan

kata-kata sendiri

- dapat memberikan contoh,

menggunakan dengan tepat,

memecahkan masalah.

- dapat menguraikan,

mengklasifikasikan.

- dapat menghubungkan,

menyimpulkan,

menggenerasikan

- dapat menginterpretasikan,

memberikan kritik,

memberikan pertimbangan

penilaian.

- Bersikap menerima,

menyetujui, atau sebaliknya.

- Bersedia terlibat,

berpartisipasi,

memanfaatkan, atau

- tugas, tes, observasi.

- pertanyaan, tugas,

tes.

- pertanyan, soal, tes,

tugas.

- tugas, persoalan,

tes, observasi.

- tugas, persoalan,

tes.

- tugas, persoalan,

tes.

- tugas, persoalan,

tes.

- pertanyaan, tes

skala sikap.

- tugas, observasi, tes.

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Sedangkan rata-rata kemampuan siswa dalam menjawab soal meningkat dari 60,4% pada siklus I menjadi 69,6% pada siklus II. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

15

- Penghargaan / apresiasi

- Internalisasi/pendalaman

- Karakterisasi/

penghayatan

2) Psikomotorik

- keterampilan

bergerak/bertindak

- keterampilan ekspresi

verbal dan non verbal

sebaliknya.

- Memandang penting,

bernilai, berfaedah indah,

harmonis, kagum, atau

sebaliknya.

- Mengakui, mempercayai,

meyakinkan, atau

sebaliknya.

- Melembagakan,

membiasakan, menjelakan

dalam pribadi dan

perilakunya sehari-hari.

- Koordinasi mata, tangan,

dan kaki.

- Gerak, mimik, dan ucapan.

- skala penilaian,

tugas, observasi.

- skala sikap, tugas

ekspresif,proaktif

- observasi.

- tugas, observasi, tes,

tindakan, tugas.

- Observasi, tes,

tindakan

(A. Tabrani Rusyan, dkk 1989: 22)

5. Materi Fluida Statik

Sub pokok bahasan Fluida Statik terdiri dari enam materi yaitu :

a. Tekanan Hidrostatis

b. Hukum Pascal

c. Hukum Archimedes

d. Tegangan Permukaan

e. Kapilaritas

f. Viskositas

Keenam materi tersebut, selengkapnya dapat dilihat di lampiran 3.

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Sedangkan rata-rata kemampuan siswa dalam menjawab soal meningkat dari 60,4% pada siklus I menjadi 69,6% pada siklus II. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

16

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Suparman (2007). Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa pembelajaran fisika berbasis ICT mampu meningkatkan

aktivitas belajar dan hasil belajar siswa kelas XII SMAN 4 Kendari.

C. Kerangka Pemikiran

Batas ketuntasan belajar yang ditetapkan tiap sekolah berbeda-beda. SMA

Batik 1 Surakarta misalnya, menetapkan batas ketuntasan untuk pelajaran fisika

sebesar 65. Namun, dalam pelaksanaanya batas tersebut seringkali tidak tercapai.

Terbukti dari hasil ulangan harian Momentum Sudut dan Rotasi Benda Tegar

hanya 6 siswa (14%) dari 43 siswa yang dinyatakan tuntas. Dari hasil

pengamatan, sebagian besar pembelajaran yang dilakukan di SMA Batik I

Surakarta masih menggunakan metode ceramah atau konvensional yang hanya

berpusat pada guru, sehingga siswa tidak ikut terlibat secara aktif dalam proses

belajar tersebut. Guru kurang mengoptimalkan penggunaan media dalam

pembelajaran padahal fasilitas kelas di SMA Batik 1 Surakarta cukup lengkap.

Setiap kelas telah dilengkapi dengan LCD dan Sound System. Penyampaian ilmu

yang bersifat satu arah inilah yang menyebabkan siswa menjadi kurang semangat

dalam mengikuti pelajaran, cepat bosan mengikuti pelajaran, partisipasi rendah,

kerja sama dalam kelompok belum optimal, kegiatan belajar mengajar tidak

efisien dan pada akhirnya hasil belajar siswa rendah atau siswa tidak dapat

mencapai batas ketuntasan yang sudah ditetapkan.

Dalam belajar fisika tidak hanya sekedar menghafal dengan mentransfer

pengetahuan secara informatif saja tetapi melibatkan unsur proses dan aktivitas

siswa dalam mengolah informasi yang diterimanya menjadi suatu konsep yang

dapat dikuasai dan dipahaminya. Sedangkan dalam fisika ada banyak konsep

abstrak yang kadang tidak dimengerti siswa. Untuk itu perlu diterapkan strategi

belajar baru yaitu penggunaan pembelajaran berbasis ICT. Karena pembelajaran

berbasis ICT merupakan suatu pembelajaran yang memanfaatkan media komputer

sebagai sarana untuk menampilkan konsep-konsep fisika yang abstrak menjadi

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Sedangkan rata-rata kemampuan siswa dalam menjawab soal meningkat dari 60,4% pada siklus I menjadi 69,6% pada siklus II. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

17

terlihat kongkret. Dalam hal ini guru dapat memanfaatkan program Macromedia

Flash 8 untuk membuat animasi-animasi fisika sehingga proses pembelajaran

yang berlangsung tidak membosankan.

Dengan penerapan pembelajaran berbasis ICT diharapkan dapat

meningkatkan aktivitas belajar dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran.

Untuk lebih jelasnya, kerangka pemikiran dapat dilihat pada bagan berikut :

Gambar 2.1. Skema Kerangka Pemikiran

INPUT PROSES OUTPUT

1. Guru masih menggunakan

metode konvensional

2. Kurangnya pemanfaatan media

pembelajaran

3. Kondisi siswa yang kurang aktif

4. Prestasi belajar siswa rendah

atau siswa tidak dapat mencapai

batas ketuntasan yang sudah

ditetapkan.

Penerapan

pembelajaran

berbasis ICT

1. Aktivitas

belajar

meningkat

2. Prestasi

belajar siswa

meningkat

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Sedangkan rata-rata kemampuan siswa dalam menjawab soal meningkat dari 60,4% pada siklus I menjadi 69,6% pada siklus II. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Batik 1 Surakarta dan dilaksanakan pada

bulan Februari sampai Desember Tahun Pelajaran 2009/2010. Adapun tahap-

tahap pelaksanaanya sebagai berikut:

a. Tahap persiapan, meliputi pengajuan judul skripsi, permohonan pembimbing,

pembuatan proposal penelitian, survey ke sekolah yang digunakan untuk

penelitian, permohonan ijin penelitian, dan menyusun instrumen penelitian

b. Tahap pelaksanaan, meliputi semua kegiatan yang berlangsung di lapangan

meliputi uji coba instrumen, pelaksanaan penilitian dan pengambilan data.

c. Tahap penyelesaian, meliputi menganalisis data dan menyusun laporan

penelitian.

B. Subjek Penelitian

Subyek penelitian adalah siswa kelas XI IPA 2 SMA Batik 1 Surakarta

semester genap Tahun Pelajaran 2009/2010. Pemilihan subjek dalam penelitian ini

didasarkan pada pertimbangan yaitu subjek tersebut mempunyai permasalahan-

permasalahan yang telah diidentifikasi pada saat observasi awal.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas bersifat

praktis dengan tujuan utama memecahkan masalah-masalah dalam pembelajaran

yang sehari-hari dialami oleh guru dan siswa, di mana pelaksanannya dilakukan

dalam kawasan kelas atau sekolah tujuan, untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran.

Data yang didapatkan melalui catatan observasi dan hasil evaluasi yang

dilakukan sejak awal penelitian diinterprestasikan secara kualitatif. Observasi

18

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Sedangkan rata-rata kemampuan siswa dalam menjawab soal meningkat dari 60,4% pada siklus I menjadi 69,6% pada siklus II. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

dipergunakan untuk mengetahui aktivitas belajar siswa, sedangkan tes dilakukan

untuk mengetahui ketercapaian hasil belajar yang telah ditargetkan.

Penelitian deskriptif bertujuan untuk membuat gambaran secara sistematis,

faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat, serta hubungan antara fenomena

yang diselidiki. Metode deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini, bertujuan

untuk memperoleh data yang akurat sehingga akan mempermudah proses analisis.

Solusi permasalahan dirancang berdasarkan input dari lapangan dan kajian teori

pembelajaran (Zainal Aqib, 2006 : 136)

Rancangan solusi yang dimaksud adalah tindakan berupa penerapan

pembelajaran berbasis ICT. Dalam penerapannya digunakan tindakan siklus pada

setiap pembelajaran berbasis ICT pada pembelajaran siklus pertama hampir sama

dengan yang diterapkan pada pembelajaran siklus kedua, tergantung pada fakta

dan interpretasi data yang ada pada siklus pertama, artinya dalam siklus kedua

dilakukan perbaikan untuk bagian-bagian yang kurang dari pembelajaran di siklus

pertama.

D. Data dan Teknik Pengumpulan Data

1. Data Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data informasi tentang

keadaan siswa dilihat dari aspek kualitatif dan kuantitatif. Aspek kualitatif berupa

data catatan lapangan tentang proses pelaksanaan pembelajaran. Aspek kuantitatif

yang dimaksud adalah penilaian hasil belajar dari materi pokok fluida statik

berupa nilai yang diperoleh siswa dari tes kognitif.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

wawancara, observasi, angket, tes dan dokumentasi.

a. Wawancara

Teknik wawancara digunakan untuk mengetahui kondisi sekolah maupun

kondisi pembelajaran di kelas dari guru Fisika yang bersangkutan. Wawancara

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Sedangkan rata-rata kemampuan siswa dalam menjawab soal meningkat dari 60,4% pada siklus I menjadi 69,6% pada siklus II. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

dengan guru dilakukan sebelum proses pelaksanaan penelitian, sedangkan

wawancara dengan siswa dilakukan baik sebelum maupun sesudah pelaksanaan

penelitian.

b. Observasi atau Pengamatan Lapangan

Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang

berupa aktivitas siswa saat kegiatan belajar mengajar di kelas. Observasi atau

pengamatan yang peneliti lakukan adalah pengamatan berperan secara pasif.

Observasi awal (pra siklus) berupa pengamatan terhadap siswa ketika proses

belajar mengajar berlangsung. Pengamatan dilakukan peneliti dengan mengambil

posisi tempat duduk paling belakang. Pengamatan terhadap siswa diarahkan pada

perhatian, kesungguhan dalam mengikuti PBM, keaktifan siswa, dan tingkat

partisipasi siswa dalam mengajukan pertanyaan maupun menjawab pertanyaan

dari guru.

c. Tes

Nilai tes yang terdiri dari nilai ulangan materi fisika pra siklus (materi

momentum sudut dan rotasi benda tegar), tes siklus I dan tes siklus II untuk

mengetahui kemampuan kognitif fisika siswa.

d. Angket

Angket ini berisi tentang tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang

diterapkan di kelas. Dari angket respon ini dapat digunakan sebagai indikator

keberhasilan terhadap proses pembelajaran, sehingga angket ini dapat digunakan

sebagai salah satu sumber penentuan kualitas proses pembelajaran.

Angket ini diisi siswa secara langsung setelah seluruh proses

pembelajaran selesai dilaksanakan. Pada angket ini berupa bentuk daftar cek

(check list), pada saat pengisian siswa tinggal membubuhkan tanda cek pada

pernyataan-pernyataan yang sesuai dengan pendapatnya. Pada angket yang

disusun, digunakan alternatif jawaban setuju – tidak setuju.

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Sedangkan rata-rata kemampuan siswa dalam menjawab soal meningkat dari 60,4% pada siklus I menjadi 69,6% pada siklus II. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

e. Kajian Dokumentasi

Kajian juga dilakukan terhadap berbagai dokumen atau arsip yang ada

seperti kurikulum, rencana pembelajaran yang dibuat guru, buku atau materi

pelajaran. Hal ini dimaksudkan untuk menyesuaikan tindakan, media, maupun

instrumen yang digunakan dalam penelitian agar tetap sesuai dengan ketentuan

sekolah.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya

a. Instrumen Pelaksanaan Penelitian

Instrumen pelaksanaan penelitian dalam penelitian ini berupa Satuan

Pempelajaran (SP), Rencana Program Pembelajaran (RPP), dan Lembar Kerja

Siswa (LKS). Instrumen pelaksanaan penelitian tersebut disusun oleh peneliti dan

dikonsultasikan kepada dosen pembimbing.

c. Instrumen Penilaian Kognitif

Untuk penilaian kognitif menggunakan bentuk tes pilihan ganda. Adapun

langkah pembuatan tes terdiri dari : membuat kisi-kisi soal tes, menyusun soal tes

dan mengadakan uji coba tes (try-out).

Pada penilaian kognitif menggunakan bentuk tes objektif, terdiri dari soal

pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban (option). Skala penilaian

menggunakan skala 100. Sebelum tes digunakan untuk mengambil data dalam

penelitian, tes diujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui apakah instrumen

tes tersebut telah memenuhi persyaratan tes yang baik yaitu dalam hal validitas isi,

reliabilitas , taraf kesukaran soal dan daya pembeda soal, secara lengkap disajikan

sebagai berikut :

1. Uji Validitas

"Validitas berkenaan dengan ketepatan alat penilaian terhadap

konsep yang dinilai, sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya

dinilai (Nana Sujana, 2009 : 12)". Validitas yang diuji dalam penelitian ini

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Sedangkan rata-rata kemampuan siswa dalam menjawab soal meningkat dari 60,4% pada siklus I menjadi 69,6% pada siklus II. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

adalah validitas butir. Validitas butir suatu tes adalah ketepatan mengukur

yang dimiliki oleh sebutir soal. Dalam penelitian ini salah satu bentuk soal

yang digunakan adalah pilihan ganda. Pada bentuk soal pilihan ganda ini

skor terhadap jawaban setiap soal yang digunakan adalah bentuk soal

pilihan ganda. Pada bentuk soal pilihan ganda ini, skor terhadap jawaban

setiap soal hanya terdiri atas angka 1 dan 0. Menurut Saifudin Azwar

(1997: 19), ”bahwa dalam kasus yang salah satu variabelnya hanya terdiri

dari dua macam, yaitu 1 dan 0, perhitungan koefisien korelasinya dihitung

dengan point biserial, sehingga rumus perhitungannya sebagai berikut.

q

p

S

MM

t

tp

pbi

−=γ

dengan:

pbiγ = koefisien korelasi biserial

Mp = mean skor dari subjek yang menjawab benar, item yang dicari

validitasnya

Mt = mean skor total (skor rata-rata dari seluruh peserta tes)

St = standar deviasi dari skor total

P = proporsi subjek yang menjawab benar item soal

= siswaseluruhjumlah

benarmenjawabyangsiswajumlah

q = proporsi subjek yang menjawab salah item soal (q = 1-p)

Kriteria validitas item soal dikatakan valid apabila pbiγ � tabelγ

(Suharsimi Arikunto, 2006:76)

2. Uji Reliabilitas

Realibilitas adalah keajegan suatu tes apabila diteskan kepada subyek

yang sama, dalam waktu yang berlainan atau kepada subyek tidak sama pada

waktu yang sama. Untuk menghitung koefisien realibilitas tes bentuk obyektif

digunakan rumus KR 20 yaitu sebagai berikut :

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Sedangkan rata-rata kemampuan siswa dalam menjawab soal meningkat dari 60,4% pada siklus I menjadi 69,6% pada siklus II. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

r11 = ���

���

� �−

��

���

−2

2

S

pqS

1n

n

dengan :

r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan

p = proporsi subyek yang menjawab item dengan benar

q = proporsi subyek yang menjawab item dengan salah

q = 1 – p

�pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q

n = banyaknya item

S2 = varians dari tes

Kriteria reliabilitas adalah sebagai berikut :

0,91 � 1,00 = Sangat Tinggi (ST)

0,71 � 0,90 = Tinggi (T)

0,41 � 0,70 = Cukup (C)

0,21 � 0,40 = Rendah (R)

Negatif � 0,20 = Sangat Rendah (SR)

3. Daya Pembeda Soal

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan

antara siswa yang berkemampuan tinggi (pandai) dengan siswa yang

berkemampuan rendah (kurang pandai). Angka yang menunjukkan besarnya daya

pembeda disebut indeks diskriminasi (D). Untuk mengetahui daya pembeda dari

masing-masing item tes, digunakan rumus:

D = B

B

A

A

J

B

J

B− = PA - PB

dengan :

D = daya pembeda

JA = banyaknya peserta kelompok atas

JB = banyaknya peserta kelompok bawah

(Masidjo, 1995:233)

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Sedangkan rata-rata kemampuan siswa dalam menjawab soal meningkat dari 60,4% pada siklus I menjadi 69,6% pada siklus II. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar

BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar

PA = proporsi kelompok atas yang menjawab benar

PB = proporsi kelompok bawah yang menjawab benar

Klasifikasi daya pembeda:

D = 0,00 – 0,20 : jelek (poor)

D = 0,20 – 0,40 : cukup (satisfactory)

D = 0,40 – 0,70 : baik (good)

D = 0,70 – 1,00 : baik sekali (excellent)

D = negatif, semuanya tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai nilai D

negatif sebaiknya dibuang saja.

(Suharsimi Arikunto, 2006:218)

4. Uji Taraf Kesukaran Soal

Taraf kesukaran item tes adalah pengukuran derajat kesukaran suatu

item tes. Besarnya angka yang menunjukkan taraf kesukaran disebut Indeks

Kesukaran (P). Soal yang baik adalah soal yang memiliki taraf kesukaran

memadai, artinya tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Adapun rumus yang

digunakan untuk mengukur taraf kesukaran masing-masing soal adalah:

P = Js

B

dengan :

P = indeks kesukaran

B = Banyak siswa yang menjawab soal benar

Js = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Adapun indeks kesukaran diklasifikasikan sebagai berikut:

0,00 � P < 0,30 adalah sukar

0,30 � P < 0,70 adalah sedang

0,70 � P < 1,00adalah mudah

(Suharsimi Arikunto, 2006:210)

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Sedangkan rata-rata kemampuan siswa dalam menjawab soal meningkat dari 60,4% pada siklus I menjadi 69,6% pada siklus II. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

d. Lembar Observasi dalam Proses Belajar Mengajar

Observasi terhadap masing-masing individu dari siswa, kegiatan siswa

dalam kelompok serta kegiatan guru yang dilaksanakan pada saat proses belajar

mengajar berlangsung. Lembar observasi diisi langsung oleh pengamat secara

langsung pada saat proses belajar mengajar berlangsung di dalam kelas.

e. Angket Respon Siswa terhadap Pembelajaran

Angket ini berisi tentang tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang

diterapkan di kelas. Dari angket respon ini dapat digunakan sebagai indikator

keberhasilan terhadap proses pembelajaran, sehingga angket ini dapat digunakan

sebagai salah satu sumber penentuan kualitas proses pembelajaran.

Angket ini diisi siswa secara langsung setelah seluruh proses

pembelajaran selesai dilaksanakan. Pada angket ini berupa bentuk daftar cek

(check list), pada saat pengisian siswa tinggal membubuhkan tanda cek pada

pernyataan-pernyataan yang sesuai dengan pendapatnya. Pada angket yang

disusun, digunakan alternatif jawaban setuju – tidak setuju.

F. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dimulai sejak awal sampai berakhirnya

pengumpulan data. Data-data dari hasil penelitian di lapangan diolah dan

dianalisis secara kualitatif. Teknik analisis kualitatif mengacu pada model analisis

menurut Miles dan Huberman (1992: 15-21) yang dilakukan dalam tiga

komponen yang meliputi :

1. Reduksi Data

Reduksi data meliputi penyeleksian data melalui ringkasan atau uraian

singkat dan penggolongan data ke dalam pola yang lebih luas.

2. Penyajian Data

Penyajian data dilakukan dalam rangka mengorganisasikan data yang

merupakan penyusunan informasi secara sistematik dari hasil reduksi data dimulai

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Sedangkan rata-rata kemampuan siswa dalam menjawab soal meningkat dari 60,4% pada siklus I menjadi 69,6% pada siklus II. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Pengumpulan

Data

dari perencanaan, pelaksanaan tindakan observasi dan refleksi pada masing-

masing siklus.

3. Penarikan Simpulan dan Verifikasi

Penarikan simpulan merupakan upaya pencarian makna data, mencatat

keteraturan dan penggolongan data. Data terkumpul disajikan secara sistematis

dan perlu diberi makna.

Verifikasi dapat berisi mengenai tinjauan ulang catatan lapangan atau

peninjauan kembali mengenai hasil penelitian.

Adapun tahapan analisis data secara skematis dapat dilihat pada gambar

3.1 berikut ini

Gambar 3.1. Komponen-komponen Analisis Data

G. Pemeriksaan Validitas Data

Data yang telah berhasil diperoleh, dikumpulkan dan dicatat dalam

pelaksanaan tindakan harus diusahakan kemantapan dan kebenarannya. Cara

pengumpulan data dengan beragam tekniknya harus benar-benar sesuai dan tepat

untuk menggali data yang diperlukan bagi penelitianya. Teknik yang diperlukan

untuk memeriksa validitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

triangulasi yaitu teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di

luar data itu, yaitu observasi.

Penarikan Simpulan

Penyajian

Data

Reduksi

Data

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Sedangkan rata-rata kemampuan siswa dalam menjawab soal meningkat dari 60,4% pada siklus I menjadi 69,6% pada siklus II. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Menurut Elliot, triangulasi dilakukan berdasarkan tiga sudut pandang yaitu

sudut pandang guru, sudut pandang siswa dan sudut pandang yang melakukan

pengawasan atau observan (Rochiati, 2005:169). Triangulasi adalah teknik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu

untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Lexy J.

Moleong, 2000: 178). Teknik triangulasi yang digunakan adalah triangulasi

metode. Teknik triangulasi metode dilakukan dengan mengumpulkan data tetap

dengan menggunakan metode pengumpulan data yang berbeda-beda. Dalam

penelitian ini peneliti menggunakan metode pengumpulan data melalui teknik

observasi, wawancara, kajian dokumen atau arsip, angket dan tes hasil belajar.

Adapun skema dari pemeriksaan validitas data yang digunakan dapat

dilihat dalam gambar 3.2 berikut ini:

Gambar 3.2. Skema Pemeriksaan Validitas Data

H. Prosedur Penelitian

Prosedur dan langkah-langkah yang digunakan dalam melaksanakan

tindakan ini, yaitu mengikuti model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc

Taggart yang berupa model spiral. Perencanaan Kemmis menggunakan sistem

spiral refleksi diri yang dimulai dengan rencana tindakan, tindakan, pengamatan,

refleksi, perencanaan kembali merupakan suatu dasar pemecahan permasalahan.

Data Observasi

Tes / Angket

Wawancara / Arsip

Sumber Data

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Sedangkan rata-rata kemampuan siswa dalam menjawab soal meningkat dari 60,4% pada siklus I menjadi 69,6% pada siklus II. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Pada penelitian ini, untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran dari

aspek kognitif, setelah dilaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan rancangan

solusi yang telah direncanakan, siswa diberikan tes. Setelah dievaluasi, dari hasil

tersebut apakah hasilnya sudah memenuhi target keberhasilan yang telah

ditetapkan atau belum, jika belum memenuhi target keberhasilan di siklus I maka

dilaksanakan pembelajaran ulang di siklus II dengan menggunakan rancangan

solusi yang telah diperbaiki sesuai dengan hasil refleksi di siklus I.

Secara umum, langkah-langkah operasional penelitian meliputi tahap

persiapan dan tahap pelaksanaan siklus, yang terdiri dari : tahap perencanaan,

tahap pelaksanaan tindakan, tahap refleksi. Tahap pelaksanaan penelitian dapat

diuraikan sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini kegiatan yang dapat dilakukan adalah:

a. Observasi untuk mendapatkan gambaran awal mengenai keadaan belajar

mengajar khususnya mata pelajaran Fisika di SMA Batik 1 Surakarta.

b. Mengidentifikasi permasalan dalam pelaksanaan pembelajaran.

2. Tahap Perencanaan (Planning)

Kegiatan yang dilakukan meliputi :

a. Menyusun serangkaian kegiatan pelaksanaan tindakan berupa penerapan

variasi metode pembelajaran berbasis ICT pada pokok materi Fluida

Statik.

b. Menyusun instrumen penelitian meliputi lembar observasi atau

pengamatan aktivitas siswa, soal tes kognitif, dan angket respon siswa

terhadap pembelajaran.

3. Tahap Pelaksanaan atau Tindakan (Acting)

Tindakan dilakukan peneliti untuk memperbaiki masalah. Kegiatan yang

dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas ini antara lain :

a. Melaksanakan PBM sesuai langkah-langkah yang telah disusun dalam

Rencana Pembelajaran.

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Sedangkan rata-rata kemampuan siswa dalam menjawab soal meningkat dari 60,4% pada siklus I menjadi 69,6% pada siklus II. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

b. Melakukan kegiatan pemantauan proses pembelajaran melalui observasi

langsung.

c. Menyelenggarakan evaluasi untuk mengukur prestasi belajar siswa.

d. Melakukan modifikasi berupa perbaikan atau penyempurnaan alternatif

tindakan apabila proses dan prestasi belajar masih kurang memuaskan.

4. Tahap Observasi dan Evaluasi

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses observasi adalah :

a. Pengumpulan data.

b. Sumber data.

c. Critical friend dalam penelitian.

d. Analisis data.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam observasi adalah sebagai

berikut :

a. Pelaksanaan pengamatan oleh mitra peneliti.

b. Mencatat semua hasil pengamatan ke dalam lembar observasi.

c. Mendiskusikan dengan guru maupun dosen (sebagai critical friend)

terhadap hasil pengamatan setelah proses pembelajaran selesai.

d. Membuat kesimpulan hasil pengamatan.

Sedangkan langkah-langkah evaluasi yang dilaksanakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

a. Menyiapkan alat-alat evaluasi.

b. Melaksanakan evaluasi setelah proses pembelajaran selesai.

c. Melaksanakan analisis hasil evaluasi.

d. Kriteria keberhasilan tindakan.

5. Tahap Refleksi (Reflecting)

Refleksi adalah kegiatan mengulas secara kritis tentang perubahan yang terjadi

pada siswa, suasana kelas dan guru. Langkah-langkah dalam kegiatan analisis

dapat dilakukan sebagai berikut :

a. Menganalisis tanggapan siswa pada lembar angket.

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Sedangkan rata-rata kemampuan siswa dalam menjawab soal meningkat dari 60,4% pada siklus I menjadi 69,6% pada siklus II. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

b. Mencocokkan pengamatan oleh pengamat/guru pada lembar mentoring.

Apabila hasil pengamatan ternyata siswa mengikuti pelajaran dengan

antusias yaitu siswa aktif, perhatian siswa tertuju pada pelajaran, siswa

merespon dan terjadi komunikasi multi arah maka model kegiatan

pembelajaran yang dilaksanakan dinyatakan menarik dan dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan daya serap yang

tinggi.

Berdasarkan hasil refleksi, peneliti mencoba untuk mengatasi kekurangan

atau kelemahan yang terjadi akibat tindakan yang telah dilakukan. Dari data hasil

refleksi, baik keberhasilan maupun kegagalan dalam pelaksanaan tindakan maka

peneliti dengan guru mengadakan diskusi untuk mengambil kesepakatan

menentukan tindakan perbaikan berikutnya.

Dengan adanya penelitian ini diharapkan ada tindak lanjut dari guru yang

bersangkutan untuk melakukan perbaikan serta mengembangkan strategi

pembelajaran yang tepat agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara

efektif sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.

Adapun prosedur penelitian tindakan kelas ini secara skematis dapat

dilihat pada gambar sebagai berikut :

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Sedangkan rata-rata kemampuan siswa dalam menjawab soal meningkat dari 60,4% pada siklus I menjadi 69,6% pada siklus II. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Gambar 3.3 Skema Prosedur Penelitian

Pembelajaran Fisika

Berbasis ICT

Perencanaan I

Pelaksanaan

Tindakan I Pengamatan I

Refleksi I

SIKLUS I

Selesai Belum

Perencanaan II

Pelaksanaan

Tindakan II

Pengamatan II

Refleksi II

Selesai Belum

Siklus

Berikutnya

SIKLUS II

Aktivitas

Belajar Siswa

Kurang dan

Prestasi

Belajar Siswa

Rendah

Aktivitas

Belajar dan

Prestasi

Belajar Siswa

Meningkat

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Sedangkan rata-rata kemampuan siswa dalam menjawab soal meningkat dari 60,4% pada siklus I menjadi 69,6% pada siklus II. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

I. INDIKATOR KINERJA

Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan

dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian (Sarwiji Suwandi,

2008: 71). Indikator kinerja dikemukakan atau dirumuskan sebagai tolok ukur

keberhasilan penelitian yang dilakukan. Apabila hasil refleksi siklus telah

mencapai target pada indikator kinerja maka siklus dapat dihentikan namun

apabila hasil refleksi belum mencapai target yang ditetapkan maka dilanjutkan

dengan siklus berikutnya dengan melakukan beberapa perbaikan. Menurut

Suhardjono (2008 : 75), "Tidak ada ketentuan tentang berapa kali siklus harus

dilakukan. Banyaknya siklus tergantung dari kepuasan peneliti sendiri, namun ada

saran, sebaiknya minimal dua siklus".

Berikut ini merupakan indikator keberhasilan Siklus I dan Siklus II yang tertuang

dalam Tabel 3.2

Tabel 3.2. Indikator Keberhasilan Siklus 1 dan 2

Target No Indikator Sub Indikator

Siklus 1 Siklus 2 Siklus N

1. Visual Activity � Memperhatikan penjelasan guru/teman 80 %

� Memberikan/menanggapi pendapat dalam

kerja kelompok (diskusi/presentasi).

20 % 2. Oral Activity

� Bertanya/menjawab pertanyaan dari

guru/anggota kelompok.

25 %

� Mengerjakan tugas/PR 70 % 3. Writing Activity

� Menulis yang relevan dengan KBM 70 %

4. Prestasi Belajar Soal Tes Kognitif 65 %

siswa

mencapai

KKM

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Sedangkan rata-rata kemampuan siswa dalam menjawab soal meningkat dari 60,4% pada siklus I menjadi 69,6% pada siklus II. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Kondisi Awal

Berdasarkan observasi awal penelitian melalui wawancara dan observasi

langsung di lapangan pada mata pelajaran Fisika di kelas XI IPA 2 SMA Batik 1

Surakarta diketahui bahwa guru terbiasa menggunakan metode konvensional

dengan memberikan contoh–contoh soal yang menguatkan tentang materi

tersebut, kemudian menunjuk siswa untuk maju ke depan dan mengerjakan soal

yang diberikan dalam proses pembelajaran. Pada saat pembelajaran siswa hanya

diam dan mendengarkan penjelasan dari guru di kelas maka lama–kelamaan siswa

merasa jenuh dan cenderung mengobrol dengan teman sebangkunya dan bermain–

main sendiri di dalam kelas. Selain itu, cara mengajar guru yang demikian juga

membuat siswa merasa tegang dalam mengikuti proses pembelajaran karena

khawatir ditunjuk guru untuk mengerjakan soal di depan kelas.

Selain dalam hal kejenuhan siswa pada saat pembelajaran fisika, kendala

yang dialami guru dalam mengajar adalah belum bisa memaksimalkan

penggunaan media pembelajaran maupun fasilitas yang telah tersedia di kelas

yaitu LCD dan sound system.

Pada awal penelitian, dilakukan observasi pra siklus untuk mengetahui

aktivitas siswa selama proses pembelajaran di kelas tersebut. Dari observasi yang

telah dilakukan oleh peneliti dan mitra peneliti didapatkan data sebagai berikut :

Tabel 4.1 Persentase Aktivitas Belajar siswa pada Observasi Awal

No Indikator Sub Indikator Presentase

1. Visual Activity � Memperhatikan penjelasan guru/teman 30 %

� Memberikan/menanggapi pendapat dalam

kerja kelompok (diskusi/presentasi).

12 % 2. Oral Activity

� Bertanya/menjawab pertanyaan dari

guru/anggota kelompok.

7 %

� Mengerjakan tugas/PR 30 % 3. Writing

Activity � Menulis yang relevan dengan KBM 14 %

Rata-rata 19%

33

� �

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Sedangkan rata-rata kemampuan siswa dalam menjawab soal meningkat dari 60,4% pada siklus I menjadi 69,6% pada siklus II. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa

dalam proses pembelajaran masih kurang, siswa masih belum terlibat secara

penuh dan aktif dalam proses pembelajaran, atau hanya beberapa siswa yang

mendominasi dalam proses pembelajaran. Hasil diskusi dengan guru

menyebutkan bahwa rendahnya aktivitas siswa ini disebabkan oleh proses

pembelajaran yang kurang melatih siswa untuk berperan aktif, juga dalam berpikir

kritis dan analitis, sehingga dalam proses pembelajaran siswa masih cenderung

pasif.

Aktivitas siswa yang cenderung pasif ini memberikan dampak terhadap

kurangnya penguasaan konsep materi fisika dan ketuntasan belajar siswa, hal ini

ditunjukkan oleh hasil ulangan harian sebelum tindakan dimana dimana hanya

terdapat 6 siswa dari 43 siswa (14%) yang telah mencapai nilai KKM sekolah

yaitu 65, sedangkan sisanya yaitu 37 siswa (86%) belum mencapai nilai KKM

(lampiran 44). Nilai ulangan harian pra siklus disajikan dalam Gambar 4.1 dengan

daftar nilai ulangan harian siswa terlampir.

Gambar 4.1 Sebaran Nilai Ulangan Harian

B. Pelaksanaan Siklus I

Kegiatan pembelajaran yang telah direncanakan oleh peneliti diterapkan

di kelas XI IPA 2 SMA Batik I Surakarta tahun ajaran 2009/2010. Pelaksanaan

tindakan pada siklus I dilaksanakan pada tanggal 8-15 Februari 2010. Pada siklus

Nilai Ulangan Harian

0

20

40

60

80

100

1 5 9 13 17 21 25 29 33 37 41

Siswa

Nil

ai

Nilai Ulangan Harian

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Sedangkan rata-rata kemampuan siswa dalam menjawab soal meningkat dari 60,4% pada siklus I menjadi 69,6% pada siklus II. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

I peneliti membuat rencana pembelajaran yang terdiri dari tiga pertemuan.

Berdasarkan kesepakatan antara peneliti dan guru fisika yang bersangkutan,

pokok bahasan yang akan digunakan dalam penelitian adalah fluida statik.

Masing-masing pertemuan menggunakan metode diskusi kelompok dengan

bantuan media LCD untuk menampilkan animasi Flash. Pelaksanaan

pembelajaran pada siklus I yang berupa perencanaan dan pelaksanaan tindakan

dapat dijabarkan pada Tabel 4.2 sebagai berikut

Tabel 4.2 Perencanaan dan Pelaksanaan Tindakan pada Siklus I

Perencanaan Tindakan

1. Peneliti menyusun rencana

pembelajaran untuk tiga pertemuan

yaitu RPP 1 untuk pertemuan

pertama, RPP 2 untuk pertemuan

kedua, dan RPP 3 untuk pertemuan

ketiga.

1. Pertemuan pertama untuk siklus I

dilaksanakan pada tanggal 8 Februari

2010. Pada pertemuan pertama ini

menjelaskan materi mengenai

Tekanan Hidrostatis. Pertemuan

kedua dilaksanakan pada tanggal 9

Februari 2010. Pada pertemuan ini,

materi yang dibahas mengenai

hokum Pascal dan Archimedes.

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada

tanggal 11 Februari 2010. Materi

yang dibahas adalah tegangan

pemukaan, kapilaitas dan viskositas

2. Di dalam ketiga RPP tersebut

peneliti akan melaksanakan

pembelajaran dengan menerapkan

pembelajaran berbasis ICT dan

metode diskusi kelompok

2. Untuk kelompok diskusi dibuat

sembilan kelompok dengan personel

masing-masing kelompok berjumlah

5-6 orang. Pembelajaran yang

digunakan memanfaatkan media

komputer berupa animasi

Macromedia Flash mengenai fluida

statik.

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Sedangkan rata-rata kemampuan siswa dalam menjawab soal meningkat dari 60,4% pada siklus I menjadi 69,6% pada siklus II. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

3. Untuk mengamati aktivitas siswa

dalam setiap pertemuan, peneliti

menyusun lembar aktivitas belajar

siswa

3. Membuat lembar aktivitas siswa

berupa lembar cek list yang akan

diisi observer (teman sejawat) yang

berada di belakang kelas sebagai

lembar monitoring/pengamatan

aktivitas siswa yang tidak mungkin

diamati secara detail oleh peneliti

4. Sebagai alat evaluasi di akhir

pembelajaran siklus I, peneliti

menyusun instrumen tes kognitif

4. Membuat Instrumen tes kognitif

kemudian diujicobakan pada siswa

kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 SMA

MTA Surakarta. Berdasarkan hasil

ujicoba instrumen tes kognitif siswa

mengenai validitas, realibilitas,

tingkat kesukaran, dan daya pembeda

maka peneliti menyusun instrumen

tes kognitif siklus I yang terdiri dari

soal pilihan ganda berjumlah 20 soal

Sedangkan hasil pengamatan dan refleksi dari pelaksanaan tindakan pada

siklus I dijabarkan pada Tabel 4.3 sebagai berikut:

Tabel 4.3 Pengamatan dan Refleksi Tindakan pada Siklus I

Pengamatan Refleksi

1. Selama melakukan tindakan, guru

dibantu observer (peneliti)

mengamati kegiatan siswa baik

dalam kegiatan belajar mengajar

maupun di dalam kelompok. Pada

awal kegiatan pembelajaran pada

siklus I, kelas belum terkondisikan

dengan baik. Siswa masih sulit

menyesuaikan diri dengan teman-

1. Kegaduhan pada awal kegiatan

pembelajaran ini disebabkan karena

siswa belum sepenuhnya bisa

menyesuaiakan diri dengan teman-

teman kelompoknya. Selain itu,

siswa jarang menggunakan metode

diskusi kelompok dalam proses

pembelajaran sehingga siswa

memerlukan waktu untuk

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Sedangkan rata-rata kemampuan siswa dalam menjawab soal meningkat dari 60,4% pada siklus I menjadi 69,6% pada siklus II. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

teman kelompoknya dalam kegiatan

kelompok. Untuk perpindahan

tempat duduk siswa kelihatan masih

sedikit ribut. Siswa belum benar-

benar bisa menyesuaikan diri di

dalam kelompoknya. Pada awal

pembelajaran, siswa masih sedikit

mengalami kesulitan menemukan

penyelesaian dari permasalahan.

Akan tetapi, dengan bimbingan dari

guru, kesulitan tersebut dapat

diatasi.

beradaptasi.

2. Hasil observasi menunjukkan

bahwa oral activity siswa masih

kurang. Siswa masih enggan dalam

mengajukan pertanyaan maupun

memberikan tanggapan.

2. Hal tersebut dikarenakan masih

banyak siswa yang masih enggan

dan malu dalam mengajukan

pertanyaan, atau masalah-masalah

yang dihadapi baik kepada

temannya maupun kepada guru.

Selain itu dalam diskusi kelompok,

pertanyaan dan tanggapan banyak

didominasi oleh siswa yang

memiliki kemampuan akademik

tinggi.

3. Hanya 18 siswa dari 43 siswa yang

dinyatakan lulus pada tes siklus I

dengan persentase 41,86%.

Persentase ini belum melampaui

target yang ditentukan sebelumnya

yaitu 65%

3. Perlu adanya metode yang lebih

memprioritaskan penguasaan

konsep dalam diri siswa terutama

cara-cara penyelesaian soal

hitungan. Oleh karena itu, materi

pembelajaran yang diulang pada

siklus II lebih difokuskan pada

materi dengan indikator yang

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Sedangkan rata-rata kemampuan siswa dalam menjawab soal meningkat dari 60,4% pada siklus I menjadi 69,6% pada siklus II. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

menunjukkan hasil yang belum

maksimal dimana masih banyak

siswa yang menjawab salah.

Adapun data penelitian yang diperoleh dari siklus I ini adalah sebagai

berikut :

a. Aktivitas Belajar Siswa

Pengukuran aktivitas belajar siswa dalam penelitian ini dilakukan dengan

teknik observasi langsung. Dari hasil observasi, diperoleh bahwa distribusi

aktivitas belajar siswa pada siklus pertama seperti ditunjukkan pada Tabel 4.4

Tabel 4.4 . Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus 1

No Indikator Sub Indikator Presentase

1. Visual Activity � Memperhatikan penjelasan guru/teman 80 %

� Memberikan/menanggapi pendapat dalam

kerja kelompok (diskusi/presentasi).

13 % 2. Oral Activity

� Bertanya/menjawab pertanyaan dari

guru/anggota kelompok.

17 %

� Mengerjakan tugas/PR 70% 3. Writing

Activity � Menulis yang relevan dengan KBM

71 %

Rata-rata 50%

b. Ketuntasan Belajar Siswa

Hasil tes kognitif siklus I yang dilaksanakan pada akhir pemberian

tindakan pada siklus I dapat dilihat pada Tabel 4.5 sebagai berikut

Tabel 4.5 . Hasil tes kognitif Siklus 1

No Kode Siswa Nilai No Kode Siswa Nilai

1 A1 55 22 A22 75

2 A2 60 23 A23 60

3 A3 70 24 A24 50

4 A4 55 25 A25 50

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Sedangkan rata-rata kemampuan siswa dalam menjawab soal meningkat dari 60,4% pada siklus I menjadi 69,6% pada siklus II. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

5 A5 75 26 A26 70

6 A6 70 27 A27 60

7 A7 65 28 A28 45

8 A8 55 29 A29 55

9 A9 60 30 A30 45

10 A10 60 31 A31 70

11 A11 60 32 A32 65

12 A12 70 33 A33 65

13 A13 60 34 A34 50

14 A14 50 35 A35 45

15 A15 70 36 A36 55

16 A16 65 37 A37 50

17 A17 40 38 A38 70

18 A18 55 39 A39 55

19 A19 65 40 A40 80

20 A20 80 41 A41 55

21 A21 70 42 A42 65

43 A43 60

Berdasarkan analisis dengan menggunakan program SPSS 14, diperoleh

hasil yang ditampilkan pada Tabel 4.6 dan 4.7 sebagai berikut:

Tabel 4.6 One-Sample Statistic

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error

Mean

SEBELUM 43 60.5814 9.71065 1.48086

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Sedangkan rata-rata kemampuan siswa dalam menjawab soal meningkat dari 60,4% pada siklus I menjadi 69,6% pada siklus II. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Tabel 4.7 One-Sample Test

One-Sample Test

Test Value = 65

95% Confidence Interval of the Difference

t Df Sig. (2-tailed) Mean

Difference Lower Upper

SEBELUM -2.984 42 .005 -4.4186 -7.4071 -1.4301

Dari Tabel 4.7 diperoleh probabilitas 0,005 < 0,05 yang berarti H0 ditolak,

sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai siswa kelas XI IPA 2 berbeda

secara nyata dengan batas nilai kriteria ketuntasan yang ditetapkan.

Adapun data mengenai ketuntasan belajar siswa pada siklus I dapat dilihat

pada tabel 4.8 berikut :

Tabel 4.8 Aspek ketuntasan belajar siswa pada siklus I

Aspek Yang

Dinilai

Siswa Yang

Tuntas

Jumlah Siswa Persentase (%)

Ketuntasan Belajar 18 43 41.86%

Di bawah ini dapat dilihat diagram pie aspek ketuntasan belajar siswa

dalam pembelajaran

Gambar 4.2 Diagram Pie Aspek Ketuntasan Belajar Siswa

dalam Pembelajaran Pada Siklus I

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Sedangkan rata-rata kemampuan siswa dalam menjawab soal meningkat dari 60,4% pada siklus I menjadi 69,6% pada siklus II. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Apabila hasil tes kognitif siklus I dirinci tiap butir soal, persentase

ketercapaian masing-masing adalah sebagai berikut :

Tabel 4.9 Rincian hasil tes kognitif siklus I tiap butir soal

Persentase Ketercapaian (%) No Indikator Nomor

Soal Setiap

Soal

Setiap Indikator

kompetensi

1 Tekanan Hidrostatis

4

5

7

67

56

23

48.67

2 Hukum Pascal

1

2

6

8

9

60

95

65

70

16

61.2

3 Hukum Archimedes

3

13

14

60

79

58

65.67

4 Tegangan Permukaan dan

Kapilaritas

10

11

12

18

40

88

77

72

69.25

5 Viskositas

15

16

17

19

20

30

84

79

42

47

56.4

Rata-rata 60.4

60.24

Berdasarkan target keberhasilan pada siklus I, maka target keberhasilan

dari kegiatan pembelajaran pada siklus I diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.10 Target Keberhasilan dan Ketercapaian pada Siklus 1

Target Siklus 1 No Indikator Sub Indikator

Keberhasilan Ketercapaian

Kriteria

Keberhasilan

1. Visual

Activity

� Memperhatikan

penjelasan guru/teman

80 % 80 % Berhasil

2. Oral

Activity

� Memberikan/menangga

pi pendapat dalam kerja

20 % 13 % Tidak

Berhasil

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Sedangkan rata-rata kemampuan siswa dalam menjawab soal meningkat dari 60,4% pada siklus I menjadi 69,6% pada siklus II. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

kelompok

� Bertanya/menjawab

pertanyaan dari

guru/anggota kelompok.

25 % 17 % Tidak

Berhasil

� Mengerjakan tugas/PR 70 % 70% Berhasil 3. Writing

Activity � Menulis yang relevan

dengan KBM

70 % 71 % Berhasil

4. Hasil

Belajar

Soal Tes Kognitif 65 % tuntas 41,86 % tuntas Tidak

Berhasil

Adapun analisis data dari siklus I adalah sebagai berikut :

1. Berdasarkan observasi aktivitas siswa, indikator yang perlu ditingkatkan

adalah oral activity. Dalam hal menjawab pertanyaan hanya beberapa

siswa yang mau mengemukakan pendapat atau menjawab. Hal ini

disebabkan oleh kurang berani atau kurangnya rasa percaya diri siswa.

2. Dalam diskusi kelompok, banyak siswa terlihat kurang aktif dalam

mengajukan pertanyaan maupun memberikan tanggapan. Hal tersebut

dikarenakan masih banyak siswa yang masih enggan dan malu dalam

mengajukan pertanyaan atau menyampaikan masalah-masalah yang

dihadapi baik kepada temannya maupun kepada guru. Pertanyaan dan

tanggapan banyak didominasi oleh siswa yang memiliki kemampuan

akademik tinggi.

3. Untuk itu pada tindakan II perlu adanya metode yang dapat memancing

siswa untuk lebih aktif lagi.

4. Ketuntasan belajar siswa pada siklus I ini belum menunjukkan

keberhasilan. Dari 43 siswa hanya 18 siswa yang dinyatakan tuntas dengan

persentase 41,86%. Persentase ini belum mencapai keberhasilan yang

ditetapkan yaitu sebesar 65%.

5. Untuk sub materi tekanan hidrostatik, hukum pascal dan viskositas belum

dapat dikatakan mencapai batas tuntas karena hanya mencapai 48,67%

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Sedangkan rata-rata kemampuan siswa dalam menjawab soal meningkat dari 60,4% pada siklus I menjadi 69,6% pada siklus II. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

untuk sub materi tekanan hidrostatik, 61.2% untuk sub materi hukum

Pascal dan 56,4% untuk sub materi viskositas.

6. Perlu adanya metode yang lebih memprioritaskan penguasaan konsep

dalam diri siswa terutama cara-cara penyelesaian soal hitungan.

7. Materi pembelajaran yang diulang pada siklus II lebih difokuskan pada

materi dengan indikator yang menunjukkan hasil yang belum maksimal

dimana masih banyak siswa yang menjawab salah.

C. Pelaksanaan Siklus II

Berdasarkan hasil refleksi dari siklus I maka dilakukan perencanaan

untuk pelaksanaan tindakan pada siklus II. Siklus II ini dilaksanakan dalam dua

kali pertemuan yaitu tanggal 16 Februari dan 19 Februari 2010. Pertemuan

pertama adalah pelaksanaan pembelajaran, sedang pertemuan kedua digunkan

untuk tes kognitif siklus II. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II yang berupa

perencanaan dan pelaksanaan tindakan dapat dijabarkan pada Tabel 4.11 sebagai

berikut:

Tabel 4.11 Perencanaan dan Pelaksanaan Tindakan pada Siklus II

Perencanaan Tindakan

1. Pada siklus II ini materi yang

diberikan adalah sub materi yang

belum tuntas pada siklus I yaitu sub

materi tekanan hidrostatik, hukum

Pascal, dan Viskositas. Walaupun

demikian, sub materi yang lain juga

tetap diberikan namun hanya

sekadar pengingatan saja.

1. Guru mengingatkan kembali

konsep tentang tekanan hidrostatik,

hukum pascal dan viskositas

melalui ceramah siswa aktif

dengan menggunakan media

animasi Flash. Tindakan pada

siklus II lebih difokuskan untuk

penyempurnaan dan perbaikan

terhadap kendala – kendala yang

terdapat pada siklus I.

2. Pelaksanaan siklus II masih

menggunakan pendekatan dan

2. Pada diskusi kelompok ada sedikit

perbedaan dengan diskusi pada

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Sedangkan rata-rata kemampuan siswa dalam menjawab soal meningkat dari 60,4% pada siklus I menjadi 69,6% pada siklus II. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

metode yang sama dengan

pelaksanaan siklus I

siklus I. Pada diskusi kelompok

siklus II akan diberikan

penghargaan untuk siswa terbaik,

dan juga kelompok terbaik. Dengan

pemberian penghargaan tersebut

diharapkan dapat memancing

aktivitas siswa baik dalam visual

activity, oral activity maupun

writing activity –nya.

3. Pembelajaran tindakan II

dilaksanakan dalam sekali

pertemuan dengan alokasi waktu 90

menit.

3. Pada proses pembelajaran guru

menekankan konsep – konsep

pokok yang belum dipahami siswa

dengan hasil analisis dari refleksi

pada tindakan I yaitu tentang sub

materi tekanan hidrostatis, hukum

pascal dan viskositas

4. Untuk mengamati aktivitas siswa

dalam setiap pertemuan, peneliti

menyusun lembar aktivitas belajar

siswa

4. Membuat lembar aktivitas siswa

berupa lembar cek list yang akan

diisi observer (teman sejawat) yang

berada di belakang kelas sebagai

lembar monitoring/pengamatan

aktivitas siswa yang tidak mungkin

diamati secara detail oleh peneliti

5. Sebagai alat evaluasi di akhir

pembelajaran siklus II, peneliti

menyusun instrumen tes kognitif

5. Berdasarkan hasil ujicoba instrumen

tes kognitif siswa mengenai

validitas, realibilitas, tingkat

kesukaran, dan daya pembeda maka

peneliti menyusun instrumen tes

kognitif siklus II yang terdiri dari

soal pilihan ganda berjumlah 20

soal

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Sedangkan rata-rata kemampuan siswa dalam menjawab soal meningkat dari 60,4% pada siklus I menjadi 69,6% pada siklus II. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Sedangkan hasil pengamatan dan refleksi dari pelaksanaan tindakan pada

siklus II dijabarkan pada Tabel 4.12 sebagai berikut:

Tabel 4.12 Pengamatan dan Refleksi Tindakan pada Siklus II

Pengamatan Refleksi

1. Pada saat pelaksanaan pembelajaran

siklus II terlihat berbagai perubahan

yang ditunjukkan oleh siswa kelas

XI IPA 2. Pada aspek aktivitas

siswa, terjadi peningkatan di semua

indikator baik visual activity, oral

activity maupun writing activity.

1. Adanya penghargaan untuk siswa

terbaik, dan juga kelompok terbaik

ternyata berhasil memancing siswa

untuk lebih aktif. Siswa yang

dulunya masih enggan dan malu

dalam mengajukan pertanyaan

sudah mulai terlihat berpartisipasi

aktif. Jumlah siswa yang bertanya

dan menanggapi pendapat sudah

menunjukkan kemajuan. Dalam

diskusi juga sudah tidak lagi

didominasi oleh siswa dengan

kemampuan akademik tinggi.

2. Berdasarkan hasil tes siklus II

diperoleh hasil bahwa siswa yang

berhasil mencapai ketuntasan

belajar mengalami peningkatan dari

18 orang menjadi 31 orang dengan

persentase 72,09%

2. Adanya beberapa perubahan teknis

dalam pelaksanaan pembelajaran

siklus II tidak hanya berdampak

positif terhadap aspek aktivitas

siswa tapi juga prestasi belajar

siswa. Terbukti dengan terjadinya

peningkatan ketuntasan belajar

sebesar 72,09%. Hal ini sudah

melampaui target keberhasilan

yang ditetapkan yaitu 65%.

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Sedangkan rata-rata kemampuan siswa dalam menjawab soal meningkat dari 60,4% pada siklus I menjadi 69,6% pada siklus II. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Data penelitian yang diperoleh dari siklus II ini adalah sebagai berikut :

a. Aktivitas Siswa

Dari hasil observasi, diperoleh bahwa distribusi aktivitas belajar siswa

pada siklus kedua seperti ditunjukkan pada Tabel 4.13.

Tabel 4.13 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 2

No Indikator Sub Indikator Presentase

1. Visual Activity � Memperhatikan penjelasan guru/teman 93 %

� Memberikan/menanggapi pendapat dalam

kerja kelompok (diskusi/presentasi).

37% 2. Oral Activity

� Bertanya/menjawab pertanyaan dari

guru/anggota kelompok.

40 %

� Mengerjakan tugas/PR 86% 3. Writing

Activity � Menulis yang relevan dengan KBM 81%

Rata-rata 67%

b. Ketuntasan Belajar Siswa

Hasil tes kognitif siklus II yang dilaksanakan pada akhir pemberian

tindakan pada siklus II dapat dilihat pada Tabel 4.14 sebagai berikut

Tabel 4.14. Hasil tes kognitif Siklus II

No Kode Siswa Nilai No Kode Siswa Nilai

1 A1 70 22 A22 65

2 A2 60 23 A23 65

3 A3 90 24 A24 65

4 A4 85 25 A25 70

5 A5 90 26 A26 70

6 A6 75 27 A27 50

7 A7 75 28 A28 60

8 A8 65 29 A29 60

9 A9 60 30 A30 65

10 A10 85 31 A31 80

11 A11 90 32 A32 70

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Sedangkan rata-rata kemampuan siswa dalam menjawab soal meningkat dari 60,4% pada siklus I menjadi 69,6% pada siklus II. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

12 A12 80 33 A33 70

13 A13 70 34 A34 70

14 A14 60 35 A35 60

15 A15 85 36 A36 55

16 A16 80 37 A37 65

17 A17 65 38 A38 75

18 A18 80 39 A39 60

19 A19 70 40 A40 75

20 A20 65 41 A41 60

21 A21 50 42 A42 60

43 A43 65

Berdasarkan analisis dengan menggunakan program SPSS 14, diperoleh

hasil yang ditampilkan pada Tabel 4.15 dan 4.16 sebagai berikut:

Tabel 4.15 One-Sample Statistic

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error

Mean

SEBELUM 43 69.4186 10.36301 1.58034

Tabel 4.16 One-Sample Test

One-Sample Test

Test Value = 65

95% Confidence Interval of the Difference

t Df Sig. (2-tailed) Mean

Difference Lower Upper

SEBELUM 2.796 42 .008 4.4186 1.2293 7.6079

Dari Tabel 4.16 diperoleh probabilitas 0,008 < 0,05 yang berarti H0

ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai siswa kelas XI IPA 2

berbeda secara nyata dengan batas nilai kriteria ketuntasan yang ditetapkan.

Adapun data–data mengenai ketuntasan belajar siswa pada siklus II dapat

dilihat pada tabel 4.17 berikut :

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Sedangkan rata-rata kemampuan siswa dalam menjawab soal meningkat dari 60,4% pada siklus I menjadi 69,6% pada siklus II. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Tabel 4.17 Aspek Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II

Aspek Yang

Dinilai

Siswa Yang

Tuntas

Jumlah Siswa Persentase (%)

Ketuntasan

Belajar

31 43 72,09

Di bawah ini dapat dilihat diagram pie aspek ketuntasan belajar siswa pada

proses belajar dalam sistem pembelajaran:

������

���

������������

���

����������������� �������

Gambar 4.3. Diagram Pie Aspek Ketuntasan Belajar

Siswa pada Proses Belajar Siklus II

Apabila hasil tes kognitif siklus II dirinci tiap butir soal, persentase

ketercapaian masing-masing adalah sebagai berikut :

Tabel 4.18 Rincian hasil tes kognitif siklus II tiap butir soal

Persentase Ketercapaian (%) No Indikator Nomor

Soal Setiap

Soal

Setiap Indikator

kompetensi

1

Tekanan

Hidrostatis

1

3

4

5

7

14

84

67

65

63

65

63

67.83

2

Hukum Pascal

6

8

9

10

81

74

65

63

70.75

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Sedangkan rata-rata kemampuan siswa dalam menjawab soal meningkat dari 60,4% pada siklus I menjadi 69,6% pada siklus II. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

3

Hukum

Archimedes 2

11

12

13

17

84

65

56

72

74

70.20

4

Tegangan

Permukaan

16

20

63

88 75.5

5

Kapilaritas

dan Viskositas

15

18

19

67

70

63

66.67

Rata-rata 69.6 70.19

Dari data di atas dapat diketahui bahwa semua sub materi telah

mencapai persentase ketercapaian di atas 65%. Artinya semua sub materi telah

mencapai batas ketuntasan.

Adapun analisis data dari siklus II adalah sebagai berikut :

1. Pelaksanaan pembelajaran siklus II memberikan dampak positif terhadap

aktivitas siswa saat KBM berlangsung. Terbukti dengan meningkatnya

persentase hampir di semua indikator baik visual activity, oral activity

maupun writing activity. Dari sini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

siklus II telah berhasil dilaksanakan untuk mengatasi atau setidaknya

meminimalisir masalah yang timbul pada pembelajaran siklus I.

2. Adanya penghargaan untuk siswa terbaik, dan juga kelompok terbaik

ternyata berhasil memancing siswa untuk lebih aktif. Siswa yang dulunya

masih enggan dan malu dalam mengajukan pertanyaan sudah mulai

terlihat berpartisipasi aktif. Jumlah siswa yang bertanya dan menanggapi

pendapat sudah menunjukkan kemajuan. Dalam diskusi juga sudah tidak

lagi didominasi oleh siswa dengan kemampuan akademik tinggi.

3. Berdasarkan hasil tes kognitif siklus II diperoleh data bahwa jumlah siswa

yang dinyatakan tuntas sebanyak 31 orang dengan persentase 72,09%. Hal

tersebut menunjukkan bahwa target ketercapaian ketuntasan belajar

sebesar 65% telah tercapai.

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Sedangkan rata-rata kemampuan siswa dalam menjawab soal meningkat dari 60,4% pada siklus I menjadi 69,6% pada siklus II. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

D. Pembahasan

Penelitian Tindakan Kelas di kelas XI IPA 2 SMA Batik 1 Suakarta Tahun

Pelajaran 2009/2010 ini dilakukan karena berdasarkan hasil observasi awal

diketahui bahwa tingkat aktivitas belajar fisika dan nilai kognitif fisika siswa di

kelas tersebut masih rendah. Upaya yang dilakukan peneliti untuk mengatasi

permasalahan tersebut adalah dengan menerapkan pembelajaran berbasis ICT

yang dalam pelaksanaannya memanfaatkan media komputer dan juga program

animasi Macromedia Flash.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan penerapan pembelajaran

berbasis ICT dalam kegiatan belajar mengajar dapat meningkatkan aktivitas

belajar fisika dan prestasi belajar siswa. Peningkatan aktivitas belajar siswa dapat

dilihat melalui hasil observasi terhadap aktivitas belajar siswa selama kegiatan

belajar mengajar. Sedangkan peningkatan pestasi belajar siswa dapat diketahui

dari hasil tes kemampuan kognitif di akhir siklus.

Pada akhir siklus I terjadi peningkatan aktivitas belajar dan prestasi

belajar siswa. Rata-rata persentase observasi aktivitas siswa meningkat sebesar

31% dari pra siklus sebesar 19% menjadi 50% pada akhir siklus I. Kemampuan

kognitif fisika meningkat 27,86% dilihat dari tingkat ketuntasan pada hasil tes

kognitif siklus I yang mencapai 41,86% dibandingkan hasil ulangan bab

momentum sudut dan rotasi benda tegar sebesar 14%. Akan tetapi peningkatan

kemampuan kognitif fisika siswa belum maksimal dikarenakan masih di bawah

target yang ditetapkan yaitu 65%. Namun demikian, adanya peningkatan dua

aspek tersebut membuktikan bahwa penerapan pembelajaran berbasis ICT

memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan aktivitas belajar siswa dan

prestasi belajar siswa.

Perbaikan penerapan pembelajaran yang dilakukan peneliti pada

tindakan II ternyata berpengaruh terhadap hasil akhir observasi siklus II. Terbukti

pada siklus II ini sebagian besar siswa sudah aktif baik dalam aktivitas fisik,

visual activities, oral activities maupun writing activities. Hasil observasi

menunjukkan rata-rata persentase aktivitas belajar siswa meningkat sebesar 17%

dari siklus I sebesar 50% menjadi 67% pada akhir siklus II. Prestasi belajar juga

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Sedangkan rata-rata kemampuan siswa dalam menjawab soal meningkat dari 60,4% pada siklus I menjadi 69,6% pada siklus II. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

meningkat 30,23% dilihat dari tingkat ketuntasan pada hasil tes kognitif siklus II

yang mencapai 72,09% dibandingkan siklus I sebesar 41,86%. Selengkapnya hasil

penelitian dari tahap pra siklus sampai akhir siklus II dapat dilihat pada tabel 4.19

di bawah ini :

Tabel 4.19 Persentase hasil penelitian dari tahap pra siklus-siklus II

Persentase Ketercapaian No Indikator Subindikator

Prasiklus Siklus I Siklus II

1 Visual

Activity

Memperhatikan penjelasan

guru/teman

30 % 80% 93 %

� Memberikan/menanggapi

pendapat dalam kerja

kelompok

(diskusi/presentasi).

12 % 13 % 37 % 2 Oral

Activity

� Bertanya/menjawab

pertanyaan dari

guru/anggota kelompok.

7 % 17 % 40 %

� Mengerjakan tugas/PR 30 % 70% 86% 3 Writing

Activity � Menulis yang relevan

dengan KBM

14 % 71 % 81%

4 Prestasi

Belajar

Soal Tes Kognitif 14% 41,86% 72,09%

Dari tabel 4.19 dapat disimpulkan bahwa semua indikator yang dinilai

mengalami peningkatan. Peningkatan ini dipengaruhi oleh penggunaan

pembelajaran berbasis ICT. Penerapan pembelajaran ini mengakibatkan kegiatan

belajar mengajar menjadi menarik sehingga siswa tidak bosan dalam mengikuti

pelajaran fisika. Selain itu, ditampilkannya animasi-animasi melalui program

Macromedia Flash menjadikan konsep yang semula abstrak menjadi konkret

sehingga mudah dipahami siswa. Penggunaan metode diskusi kelompok dalam

memecahkan permasalahan LKS menjadikan siswa terlibat aktif untuk

berpendapat, menyampaikan ide/gagasan, kemudian bersama-sama

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Sedangkan rata-rata kemampuan siswa dalam menjawab soal meningkat dari 60,4% pada siklus I menjadi 69,6% pada siklus II. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

menyimpulkan jawaban yang sebenarnya. Dari hasil angket dapat diketahui

bahwa 70% siswa memberikan tanggapan positif (setuju) terhadap pembelajaran

berbasis ICT, dan 30% tidak setuju. Selengkapnya hasil rata-rata angket respon

siswa tersebut dapat dilihat pada lampiran 39.

Sarwiji Sarwandi (2008) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) memiliki

karakteristik untuk berupaya memperbaiki praktis pembelajaran agar menjadi

lebih efektif. PTK dilaksanakan dalam rangka memecahkan sebuah permasalahan

dalam sebuah kelas yang dialami guru dan siswa agar tercipta pembelajaran yang

lebih efektif. Pencapaian target keberhasilan Penelitian Tindakan Kelas yang

dilaksanakan terhadap siswa kelas XI IPA 2 SMA Batik1 Surakarta selengkapnya

dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.20 Pencapaian Keberhasilan Target Penelitian

Persentase

Ketercapaian

No Indikator Sub Indikator

Target

Penelitian

Hasil

Penelitian

Kesimpulan

1. Visual

Activity

Memperhatikan penjelasan

guru/teman 90% 93 % Tercapai

� Memberikan/menanggapi

pendapat dalam kerja kelompok

(diskusi/presentasi).

30 % 37 % Tercapai

2. Oral

Activity

� Bertanya/menjawab pertanyaan

dari guru/anggota kelompok. 35 % 40 % Tercapai

� Mengerjakan tugas/PR 80% 86% Tercapai 3. Writing

Activity � Menulis yang relevan dengan

KBM 80 % 81 % Tercapai

4 Prestasi

Belajar Soal Tes Kognitif 65% 72,09% Tercapai

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Sedangkan rata-rata kemampuan siswa dalam menjawab soal meningkat dari 60,4% pada siklus I menjadi 69,6% pada siklus II. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Dari hasil penelitian, maka dapat diambil simpulan yaitu : dengan

menerapkan pembelajaran berbasis ICT pada materi pokok Fluida Statik ternyata

dapat meningkatkan aktivitas belajar dan prestasi belajar siswa Kelas XI IPA 2

SMA Batik 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010. Dengan ditampilkannya

animasi-animasi melalui program Macromedia Flash menjadikan konsep yang

semula abstrak menjadi konkret sehingga mudah dipahami siswa. Penggunaan

metode diskusi kelompok dalam memecahkan permasalahan LKS juga

menjadikan siswa terlibat aktif untuk berpendapat, menyampaikan ide/gagasan,

kemudian bersama-sama menyimpulkan jawaban yang sebenarnya. Dari hasil

observasi dapat dilihat bahwa pada siklus I rata-rata pencapaian aspek aktivitas

belajar siswa mencapai 50% yang kemudian meningkat menjadi 67% pada siklus

II. Dari hasil tes siklus I dan II dapat dilihat bahwa pada siklus I ketuntasan

belajar siswa sebesar 41,86% yang kemudian meningkat menjadi 72,09% pada

siklus II. Sedangkan rata-rata kemampuan siswa dalam menjawab soal meningkat

dari 60,4% pada siklus I menjadi 69,6% pada siklus II.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat dikemukakan

implikasi secara teoritis dan praktis.

1. Implikasi Teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar

pengembangan penelitian selanjutnya dan dapat digunakan untuk mengusahakan

upaya bersama antara guru, orang tua dan siswa serta pihak sekolah lainnya agar

dapat membantu siswa dalam meningkatkan hasil dan proses belajar fisika secara

maksimal.

53

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Sedangkan rata-rata kemampuan siswa dalam menjawab soal meningkat dari 60,4% pada siklus I menjadi 69,6% pada siklus II. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

2. Implikasi Praktis

Secara praktis berdasarkan hasil penelitian, penerapan pembelajaran

berbasis ICT dapat diterapkan pada kegiatan belajar mengajar fisika untuk

meningkatkan aktivitas belaja dan pestasi belajar siswa pada materi pokok Fluida

Statik.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dapat dikemukakan beberapa saran sebagai

berikut :

1. Guru

Hendaknya guru dapat menyajikan materi pokok menggunakan variasi

pembelajaran berbasis ICT dengan baik. Guru lebih cermat lagi memilih metode

yang paling sesuai untuk digunakan dalam jenis materi tertentu dan karakteristik

siswanya sehingga dapat meningkatkan aktivitas belajar dan pestasi belajar siswa.

2. Siswa

Hendaknya siswa dapat memberikan respon yang baik terhadap guru

dalam menyajikan materi fluida statik menggunakan pembelajaran berbasis ICT

sehingga dapat meningkatkan aktivitas belajar dan pestasi belajar siswa.

3. Peneliti

a. Peneliti lain yang ingin melakukan penelitian sejenis hendaknya sedapat

mungkin terlebih dahulu menganalisis kembali perangkat pembelajaran yang

telah dibuat untuk disesuaikan penggunaanya, terutama dalam hal alokasi

waktu, fasilitas pendukung dan karakteritik siswa yang ada pada sekolah

tempat penelitian tersebut.

b. Hendaknya penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan penelitian selanjutnya

dengan mengaitkan aspek-aspek yang belum diungkapkan dan dikembangkan.