II. TINJAUAN PUSTAKA A. Batang Tekan 1. Jenis Baja Menurut SNI 2002, baja struktur dapat dibedakan berdasarkan kekuatannya menjadi beberapa jenis, yaitu BJ 34, BJ 37, BJ 41, BJ 50, dan BJ 55. Besarnya tegangan leleh (fy) dan tegangan ultimit (fu) berbagai jenis baja struktur sesuai dengan SNI 2002, disajikan dalam tabel dibawah ini : Tabel 1. Kuat tarik batas dan tegangan leleh Jenis Baja Kuat Tarik Batas (fu) MPa Tegangan Leleh (fy) MPa BJ 34 340 210 BJ 37 370 240
46
Embed
digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/6774/8/bab 2 fix.docx · Web viewII. TINJAUAN PUSTAKA. Batang Tekan. 1. Jenis Baja . Menurut SNI 2002, baja struktur dapat dibedakan berdasarkan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Batang Tekan
1. Jenis Baja
Menurut SNI 2002, baja struktur dapat dibedakan berdasarkan
kekuatannya menjadi beberapa jenis, yaitu BJ 34, BJ 37, BJ 41, BJ 50,
dan BJ 55. Besarnya tegangan leleh (fy) dan tegangan ultimit (fu)
berbagai jenis baja struktur sesuai dengan SNI 2002, disajikan dalam
tabel dibawah ini :
Tabel 1. Kuat tarik batas dan tegangan leleh
Jenis Baja Kuat Tarik Batas (fu)
MPa
Tegangan Leleh (fy)
MPa
BJ 34 340 210
BJ 37 370 240
BJ 41 410 250
BJ 50 500 290
BJ 55 550 410
Sumber : SNI 2002
6
1. Sifat Bahan Baja
Sifat baja yang terpenting dalam penggunaannya sebagai bahan
konstruksi adalah kekuatannya yang tinggi, dibandingkan dengan bahan
lain seperti kayu, dan sifat keliatannya, yaitu kemampuan untuk
berdeformasi secara nyata baik dalam tegangan, dalam regangan maupun
dalam kompresi sebelum kegagalan, serta sifat homogenitas yaitu sifat
keseragaman yang tinggi. Baja merupakan bahan campuran besi (Fe),
1,7% zat arang atau karbon (C), 1,65% mangan (Mn), 0,6% silicon (Si),
dan 0.6% tembaga (Cu). Baja dihasilkan dengan menghaluskan bijih
besi dan logam besi tua bersama-sama dengan bahan tambahan
pencampur yang sesuai, dalam tungku temperatur tinggi untuk
menghasilkan massa-massa besi yang besar, selanjutnya dibersihkan
untuk menghilangkan kelebihan zat arang dan kotoran-kotoran lain.
Berdasarkan persentase zat arang yang dikandung, baja dapat
dikategorikan sebagai berikut :
a. Baja dengan persentase zat arang rendah (low carbon steel) yakni
lebih kecil dari 0.15%.
b. Baja dengan persentase zat arang ringan (mild carbon steel) yakni
0,15% - 0,29%.
c. Baja dengan persentase zat arang sedang (medium carbon steel)
yakni 0,3% - 0,59%.
d. Baja dengan persentase zat arang tinggi (high carbon steel) yakni
0,6%- 1,7% .
7
Baja untuk bahan struktur termasuk ke dalam baja yang persentase zat
arang yang ringan (mild carbon steel), semakin tinggi kadar zat arang
yang terkandung didalamnya, maka semakin tinggi nilai tegangan
lelehnya. Sifat-sifat bahan struktur yang paling penting dari baja adalah
sebagai berikut :
a. Modulus elastisitas (E) berkisar antara 193000 Mpa sampai
207000Mpa. Nilai yang lazimnya dipakai dalam perencanaan struktur
baja yaitu 200000 Mpa.
b. Modulus geser (G) dihitung berdasarkan persamaan :
G = E/2(1+µ)
Dimana : µ = angka perbandingan poisson (µ = 0,30)
E = 200000 Mpa, akan memberikan
G = 80000 Mpa.
c. Koefisien ekspansi (a), diperhitungkan sebesar : a = 11,25 x 10
d. Berat jenis baja (γ), diambil sebesar 7,85 t/m. Untuk mengetahui
hubungan antara tegangan dan regangan pada baja dapat dilakukan
dengan uji tarik di laboratorium. Sebagian besar percobaan atas baja
akan menghasilkan bentuk hubungan tegangan dan regangan seperti
gambar 1 di bawah ini :
8
Gambar 1. hubungan tegangan untuk uji tarik pada baja lunak
Keterangan gambar:
σ = t egangan baja
ε = regangan baja per °C
A = tit ik proporsional
B = titik batas elastis
C = titik batas plastis
D = titik runtuh
E = titik putus
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa sampai titik A hubungan tegangan
dengan regangan masih liniear atau keadaan masih mengikuti hukum
Hooke. Kemiringan garis OA menyatakan besarnya modulus elastisitas E.
Diagram regangan untuk baja lunak umumnya memiliki titik leleh atas
(upper yield point).
9
daerah leleh datar. Secara praktis, letak titik leleh atas ini, A’ tidaklah
terlalu berarti sehingga pengaruhnya sering diabaikan. Titik A’ sering juga
disebut sebagai titik batas elastis (elasticity limit). Sampai batas ini bila
gaya tarik dikerjakan pada batang baja maka batang tersebut akan
berdeformasi. Selanjutnya bila gaya itu dihilangkan maka batang akan
kembali ke bentuk semula. Dalam hal ini batang tidak mengalami
deformasi permanen.
Bila beban yang bekerja bertambah, maka akan terjadi pertambahan
regangan tanpa adanya pertambahan tegangan. Sifat pada daerah AB inilah
yang disebut sebagai keadaan plastis. Lokasi titik B, yaitu titik batas
plastis tidaklah pasti tetapi sebagai perkiraan dapat ditentukan yakni
terletak pada regangan 0,014. Daerah BC merupakan daerah strain
hardening, dimana pertambahan regangan akan diikuti dengan sedikit
pertambahan tegangan. Disamping itu, hubungan tegangan dengan
regangan tidak lagi bersifat liniear. Kemiringan garis setelah titik B ini
didefiniikan sebagai Ez. Di titik M, yaitu regangan berkisar antara 20%
dari panjang batang, tegangannya mencapai nilai maksimum yang disebut
dan sebagai tegangan tarik batas (ultimate tensile strength). Akhirnya bila
beban semakin bertambah besar lagi maka titik C batang akan putus.
Tegangan leleh adalah tegangan yang terjadi pada saat mulai meleleh.
Sehingga dalam kenyataannya, sulit untuk menentukan besarnya tegangan
leleh, sebab perubahan dari elastisitas menjadi plastis seringkali besarnya
tidak tetap.
10
2. Batang Tekan
Batang tekan (compression member) adalah elemen struktur yang
mendukung gaya tekan aksial. Batang tekan banyak dijumpai pada struktur
bangunan sipil seperti gedung, bangunan, dan menara. Pada struktur
gedung, batang tekan sering dijumpai sebagai kolom, sedangkan pada
struktur rangka batang (jembatan atau kuda – kuda) dapat berupa batang
tepi, batang diagonal, batang vertikal, dan batang – batang pengekang
(bracing). Berdasarkan kelangsingannya, batang tekan atau kolom dapat
digolongkan dalam tiga jenis, yaitu kolom langsing (slender column),
kolom sedang (medium column), dan kolom gemuk/pendek (stoky
column). Berbeda dengan batang tarik, kestabilan batang tekan kurang
baik dan perlu diperhitungkan dalam perencanaan. Batang akan
mengalami kegagalan akibat tekuk (buckling). Batang gemuk akan
mengalami kegagalan akibat tekuk dengan tegangan normal cukup besar,
sedang tegangan lenturnya masih kecil. Hal yang sebaliknya akan terjadi
pada batang langsing. Tampak di sini bahwa kuat tekan kolom dipengaruhi
oleh kelangsingan. Semakin langsing suatu kolom, kuat tekannya semakin
kecil.
3. Kekuatan kolom
Kolom ideal yang memenuhi persamaam Euler harus memenuhi
anggapan-anggapan sebagai berikut :
a. Kurva hubungan tegangan-regangan tekan sama di seluruh penampang
b. Tak ada tegangan sisa
11
c. Kolom benar-benar lurus dan prismatis
d. Beban bekerja pada titik berat penampang, hingga batang melentur
e. Kondisi tumpuan harus ditentukan secara pasti
f. Berlakunya teori lendutan kecil (small deflection theory)
g. Tak ada puntir pada penampang, selama terjadinya lentur
Bila asumsi-asumsi si atas terpenuhi, maka kekuatan kolom dapat
ditentukan berdasarkan:
Pcr = π2 Et
( L/r )2Ag = fcr.Ag
dengan :
Et = tangen Modulus Elastisitas ada tegangan Pcr/Ag
Ag = luas kotor penampang batang
kL/r= rasio efektif
L = panjang batang
k = faktor panjang efektif
r = jari-jari girasi
Komponen tekan yang panjang akan mengalami keruntuhan elastik,
sedangkan komponen tekan yang cukup pendek dapat dibebani hingga
leleh atau bahkan hingga memasuki daerah penguatan regangan. Namun,
dalam kebanyakan kasus keruntuhan tekuk terjadi setelah sebagian dara
penampang melintang batang mengalami leleh. Kejadian ini dinamakan
tekuk inelastik.
12
4. Faktor Panjang Tekuk (Kc)
Kolom dengan kekangan yang besar terhadap rotasi dan translasi pada
ujung-ujungnya (contohnya tumpuan jepit) akan mampu menahan beban
yang lebih besar dibandingkan dengan kolom yang mengalami rotasi serta
translasi pada bagian tumpuan ujungnya (contohnya adalah tumpuan
sendi). Selain kondisi tumpuan ujung, besar beban yang dapat diterima
oleh suatu komponen struktur tekan juga tergantung dari panjang
efektifnya. Semakin kecil panjang efektif suatu komponen struktur tekan,
maka semakin kecil pula risikonya terhadap masalah tekuk.
Gambar 2. Panjang tekuk untuk beberapa kondisi perletakan (SNI 2002)
Panjang efektif suatu kolom secara sederhana dapat di definisikan sebagai
jarak di antara dua titik pada kolom tersebut yang mempunyai momen
13
sama dengan nol, atau didefinisikan pula sebagai jarak di antara dua titik
belok dari kelengkungan kolom. Dalam perhitungan kelangsingan
komponen struktur tekan (λ = L/r), panjang komponen struktur yang
digunakan harus dikalikan suatu faktor panjang tekuk k untuk memperoleh
panjang perletakan pada ujung-ujung komponen struktur tersebut.
Nilai k untuk komponen struktur tekan dengan kondisi-kondisi tumpuan
ujung yang ideal seperti dalam gambar 2. dapat ditentukan secara mudah
dengan menggunakan ketentuan-ketentuan di atas, namun untuk suatu
komponen struktur tekan yang merupakan bagian dari suatu struktur portal
kaku seperti dalam Gambar 3, maka maka nilai k harus dihitung
berdasarkan suatu nomogram. Tumpuan-tumpuan pada ujung kolom
tersebut ditentukan oleh hubungan antara balok dengan kolom-kolom
lainnya. Portal dalam Gambar 3(a) dinamakan sebagai portal bergoyang
sedangkan portal dalam Gambar 3(b) disebut sebagai portal tak bergoyang
(goyangan dicegah dengan mekanisme kerja dari bresing-bresing yang
dipasang).
(a) (b)
Gambar 3. Portal kaku Bergoyang dan Tidak bergoyang
14
Nilai k untuk masing-masing sistem portal tersebut dapat dicari dari
nomogram dalam Gambar 4. Terlihat dalam Gambar 4 bahwa nilai k
merupakan fungsi dari GA dan GB yang merupakan perbandingan antara
kekakuan komponen struktur yang dominan terhadap tekan (kolom)
dengan kekakuan komponen struktur yang relatif bebas terhadap gaya
tekan (balok). Nilai G ditetapkan persamaan:
G = ∑ ( I
L )c
∑ ( IL )
b
Dengan :
I = Momen inersia penampang balok dan kolom (mm4)
L = Panjang balok atau kolom (m)
Persamaan diatas dapat dikecualikan untuk kondisi-kondisi berikut :
a. Untuk komponen struktur tekan yang dasarnya tidak terhubungkan
secara kaku pada pondasi (contohnya tumpuan sendi), nilai G tidak
boleh diambil kurang dari 10, kecuali bila dilakukan analisa secara
khusus untuk mendapatkan nilai G tersebut.
b. Untuk komponen struktur tekan yang dasarnya terhubungkan secara
kaku pada pondasi (tumpuan jepit), nilai G tidak boleh diambil kurang
dari 1, kecuali dilakukan analisa secara khusus untuk mendapatkan
nilai G tersebut.
Besaran ∑ ( IL )
c dihitung dengan menjumlahkan kekakuan semua
komponen struktur tekan (kolom) dengan bidang lentur yang sama yang
15
terhubungkan secara kaku pada ujung komponen struktur yang sedang
ditinjau. Besaran ∑ ( IL )
c dihitung dengan menjumlahkan kekakuan semua
komponen struktur lentur (balok) dengan bidang lentur yang sama yang
terhubungkan secara kaku pada ujung komponen struktur yang sedang
ditinjau.
Gambar 4. Nomogram Faktor Panjang Tekuk, k (SNI 03-1729-2002)
5. Kuat Tekan Rencana
Suatu komponen struktur yang mengalami gaya tekan konsentris, akibat
beban terfaktor Nu, menurut SNI 03-1729-2002, pasal 9.1 harus
memenuhi:
Nu < фc Nn
16
Dengan : фc = 0,85
Nu = Beban terfaktor
Nn = Kuat tekan nominal komponen struktur = Ag.fcr
Tegangan kritis untuk daerah elastik, dituliskan sebagai :
fcrfy = π ² E
λ ² fy = 1λc ²
7. Tekuk Lentur (Flexural Buckling)
Tekuk lentur adalah peristiwa menekuknya batang tekan (pada arah sumbu
Iemahnya) secara tiba-tiba ketika terjadi ketidakstabilan. Kuat tekan
nominal Nn pada kondisi batas ini dirumuskan dengan formula yang telah
dikenal.
Nn = Ag.fcr = Ag fyω
Untuk λ ≤ 0,25 maka ω = 1,0
Untuk 0,25 < λ <1,2 maka ω = 1,43
1,6−0,67 λ c
Untuk λ > 0,25 maka ω = 1,25λc2
17
B. Pengenalan WEB
Dalam membuat web yang dapat diakses pada umumnya seorang pemrogram
harus melakukan penginstalan softwere - softwere pendukung untuk membuat
webnya, untuk itu diperlukan pencarian dan penginstalan softwere tersebut,
terutama yang sesuai dan yang diperlukan oleh web yang akan kita desain,
sehingga setelah program dibuat nantinya tidak akan terjadi kegagalan
pengoperasian. Dalam pembuatan web ini digunakan softwere atau program
yang harus diinstal sebelumnya antara lain :
1. Web server
Web server atau server web merupakan perangkat lunak yang ditempatkan
pada komputer jenis apapun yang sesuai dengan spesifikasi teknis minimal
yang dianjurkan oleh perangkat lunak tersebut yang mampu menerima
permintaan HTTP/HTTPS dari klien melalui media browser ( IE, Firefox,
Chrome, dll) dan mengirimkan kembali dalam bentuk halaman-halaman
website yang umumnya secara standar adalah Hypertext Markup Language
(.html). Beberapa aplikasi perangkat lunak pembangun Web server yang
dapat dipergunakan diantaranya adalah Apache, Xitami, PWS, IIS dan
sebagainya. Ada banyak web server yang dapat digunakan dan sesuai
sebagai web server di komputer kita antara lain :
a. XAMPP server
XAMPP merupakan tool yang menyediakan paket perangkat lunak ke
dalam satu buah paket. Dengan menginstal XAMPP maka tidak perlu
18
lagi melakukan instalasi dan konfigurasi web server Apache, PHP dan
MySQL secara manual. XAMPP akan menginstalasi dan
mengkonfigurasikannya secara otomatis untuk anda atau auto
konfigurasi.
Gambar 5. logo XAMPP
b. Wamp server
Menginstal Wamp server sama seperti dengan XAMPP, menginstal
Wamp juga menyediakan paket perangkat lunak ke dalam satu buah
paket. Di dalam Wamp juga telah di lengkapi tool-tool seperti aphace
dan Mysql. Dengan menginstal Wamp maka tidak perlu lagi
melakukan instalasi dan konfigurasi web server Apache, PHP dan
Mysql secara manual.
Gambar 6 Logo Wamp Server
19
2. PHP Editor
Website, baik di dalamnya terkandung PHP atau tidak dibangun
menggunakan tag-tag HTML, dan untuk mengetikan tag-tag itu diperlukan
aplikasi yang dapat menyimpan file berupa HTML, PHP atau javaskrip.
Ada beberapa editor yang digunakan untuk mengembangkan atau
membangun website dan yang digunakan untuk membangun website ini
adalah Notepad++.
Notepad++ adalah sebuah editor text dan kode sumber yang berjalan di
sistem operasi Windows. Notepad++ menggunakan komponen Scintilla
untuk dapat menampilkan dan menyuntingan teks dan berkas kode sumber
berbagai bahasa pemrograman. Notepad++ digunakan pada website ini
karena termasuk editor yang sangat kompetibel dan karena dapat
<HTML><BODY><FORM><INPUT TYPE = "SUBMIT" VALUE = "HITUNG"> <FORM><INPUT TYPE = "RESET" VALUE = "BATAL"></FORM></FORM></BODY></HTML>
c. Perintah Form
Dengan adanya perintah Form biasanya digunakan bersama dengan
perintah Input. Skrip sederhana dari perintah form yang terdapat perintah
input dan submit adalah sebagai berikut :
<HTML><FORM ACTION = " HITUNG.PHP METHOD="POST"><PRE><TABLE BORDER ="1"><TR><TD> PANJANG <TD> <INPUT TYPE = "TEXT" NAME = "PANJANG" size=30><TR><TD> LEBAR <TD> <INPUT TYPE = "TEXT" NAME = "LEBAR" size=30></TABLE><BR><INPUT TYPE = "SUBMIT" VALUE = "HITUNG"> <INPUT TYPE = "RESET" VALUE = "BATAL"></FORM></HTML>
25
Gambar 8. Tampilan perintah Input, Submit dan Form
Perintah form adalah perintah dimana jika skrip diatas dijalankan pada
sebuah browser, input submit di atas dapat mengirim Input sebuah HTML
ke halaman lain yang dipostkan
C. Skrip PHP
Sebagaimana pemograman lain pada umumnya, PHP juga memiliki aturan dan
variabel kode dalam penulisannya, antara lain:
1. Aturan penulisan PHP skrip
Di dalam PHP skrip harus diawali dan diakhiri dengan sintaks, diantaranya
adalah sintaks PHP. Setelah itu interpreter akan menerjemahkannya,
sehingga dapat dijalankan oleh komputer. Didalam PHP skrip terdapat
beberapa cara penulisan, secara umum yang digunakan adalah dengan
sintaks <?php dan diakhiri dengan ?>.
2. Variabel dalam PHP
Variabel adalah tempat di dalam memori komputer yang diperuntuan
untuk menyimpan data. Untuk PHP pengidentifikasian Variabel dimulai
26
dengan tanda ($) dan diikuti dengan nama variabel. Aturan penamaannya
adalah sebagai berikut :
a. Harus diawali dengan huruf atau garis bawah, dapat diiuti dengan
huruf atau karakter lain.
b. Karena sensitive, maka penulisan huruf capital akan memberikan
variabel berbeda dengan huruf kecil.
c. Tidak menggunakan sepasi.
Variabel yang dipergunakan pada skrip PHP tidak perlu dideklarasikan
terlebih dahulu, hal ini berbeda dengan pemograman Fortran yang
variabelnya harus dideklarsikan terlebih dahulu sebelum dipergunakan.
3. Metode Post
Post merupakan metode dari syntax form untuk script HTML.
Penggunaannya biasanya sejalan dengan submit. Pengerjaannya biasanya
dilakukan untuk mengirim data dari berkas pertama (HTML) dan
dipostkan pada berkas kedua, contohnya berkas PHP. Penggunaan sintaks
untuk berkas pertama (HTML) seperti pada contoh perintah form pada
sintaks HTML. Saat berkas HTML dibuka di browser, lalu kita input nilai
dan kita tekan tombol hitung, maka nilai yang telah diinput akan dikirim
ke berkas kedua dengan nama HITUNG.PHP.
4. Echo
27
Sintaks echo digunakan untuk mencetak atau menampilkan string atau
argument skrip HTML. Penulisan sederhana dari skrip echo adalah