Top Banner
DIABETES MELITUS TIPE 2 Oleh: Aidillah Putri 1010070100197 Pembimbing dr. Lidya Dewi, Sp.PD
60

Diabetes Melitus Tipe 2

Dec 11, 2015

Download

Documents

mutiacifa

Ilmu Kedokteran
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Diabetes Melitus Tipe 2

DIABETES MELITUS TIPE 2

Oleh: Aidillah Putri

1010070100197

Pembimbingdr. Lidya Dewi, Sp.PD

Page 2: Diabetes Melitus Tipe 2

DEFINISI

Diabetes melitus (DM): kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia

akibat:

Gangguan sekresi insulin

Gangguan kerja insulin Keduanya

Page 3: Diabetes Melitus Tipe 2

KLASIFIKASI ETIOLOGIS DMDM tipe I (destruksi sel β, diikuti defisiensi insulin absolute) proses imunologik dan idiopatikDM tipe II (resistensi insulin dengan defesiensi insulin relatif, gangguan sekresi insulin bersama resistensi insulin)

DM tipe lain

DM gestational

Page 4: Diabetes Melitus Tipe 2

PREVALENSI DM TIPE II

Wanita > laki-laki

Tahun 2008, prevalensi DM di Indonesia 57%

Tahun 2012 angka kejadian diabetes melitus didunia: 371 juta jiwa (diabetes melitus tipe 2 adalah 95% dan hanya 5% diabetes melitus tipe 1)

Page 5: Diabetes Melitus Tipe 2

PATOGENESIS DM TIPE 2

Rusaknya sel-sel B pankreas

Penurunan reseptor glukosa

pada kelenjar pankreas

Kerusakan reseptor insulin di jaringan perifer

Page 6: Diabetes Melitus Tipe 2

PATOFISOLOGI Resistensi insulin produksi insulin sel β ↑↑ hiperinsulinemia dengan kadar glukosa darah

normal

Stres sel β produksi insulin ↓↓ insufisiensi sekresi insulin

DM

Ginjal glikosuria

Tekanan osmotik ginjal ↑↑

poliuria polidipsi polifagia penurunan BB tanpa sebab

Page 7: Diabetes Melitus Tipe 2

FAKTOR RISIKO

Obesitas (kegemukan) Hipertensi Riwayat Keluarga Diabetes MelitusDislipidemiaUmur Riwayat persalinan Faktor GenetikAlkohol dan Rokok

Page 8: Diabetes Melitus Tipe 2

DIAGNOSIS Keluhan klasik DM: poliuria, polidipsia, polifagia

dan penurunan BB yang tidak dapat dijelaskan sebabnya

Keluhan lain: lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulvae pada wanita.

Diagnosis DM dapat ditegakkan melalui tiga cara:- Keluhan klasik ditemukan, maka pemeriksaan glukosa plasma sewaktu >200 mg/dL sudah cukup untuk menegakkan diagnosis DM- Pemeriksaan glukosa plasma puasa ≥126 mg/dL dengan adanya keluhan klasik- Tes toleransi glukosa oral (TTGO) ≥200 mg/dL.

Page 9: Diabetes Melitus Tipe 2

Uji diagnostik DM gejala atau tanda DM,

Pemeriksaan penyaring risiko DM, namun tidak menujukan adanya gejala DM.

Pemeriksaan penyaring bertujuan untuk menemukan pasien dengan DM, TGT, maupun GDPT, sehingga dapat ditangani lebih dini secara tepat. Pasien dengan TGT dan GDPT juga disebut sebagai intoleransi glukosa, merupakan tahapan sementara menuju DM.

Page 10: Diabetes Melitus Tipe 2

KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU DAN GLUKOSA DARAH PUASA SEBAGAI PATOKAN PENYARING DAN DIAGNOSIS DM

Bukan

DM

Belum

pasti DM

DM

Kadar glukosa darah

sewaktu (mg/dL)

Plasma vena <100 100-199 ≥200

Darah kapiler <90 90-199 ≥200

Kadar glukosa darah

puasa (mg/dL)

Plasma vena <100 100-125 ≥126

Darah kapiler <90 90-99 ≥100

Page 11: Diabetes Melitus Tipe 2
Page 12: Diabetes Melitus Tipe 2

PENATALAKSANAAN

Tujuan Penatalaksanaan: Jangka pendek : hilangnya keluhan dan tanda DM,

mempertahankan rasa nyaman dan tercapainya target pengendalian glukosa darah.

Jangka panjang: tercegah dan terhambatnya progresivitas penyulit mikroangiopati, makroangiopati dan neuropati.

Tujuan akhir pengelolaan adalah turunnya morbiditas dan mortalitas DM.

Page 13: Diabetes Melitus Tipe 2

4 Pilar penatalaksanaan DM

Page 14: Diabetes Melitus Tipe 2

EDUKASI

Pengetahuan tentang a. pemantauan glukosa darah mandirib. tanda dan gejala hipoglikemia serta cara mengatasinya

Page 15: Diabetes Melitus Tipe 2

TERAPI GIZI MEDIS

Makan berat dibagi 3 porsi: pagi 20%, siang 30% dan sore 20%

Makan ringan dibagi 2-3 porsi (10-20%) diantara makan berat

Komposisi makan: Karbohidrat yang dianjurkan sebesar 45-65% total

asupan energi Lemak dianjurkan sekitar 20-25% kebutuhan kalori.

Tidak diperkenankan melebihi 30% total asupan energi Protein dibutuhkan sebesar 10-20% total asupan energi Natrium < 1 sendok teh per hari Serat ± 25 gram/hari

Page 16: Diabetes Melitus Tipe 2

Perhitungan jumah kalori ditentukan oleh status gizi yang dipakai indeks massa tubuh (IMT) atau rumus broca

Penentuan status gizi berdasarkan IMTIMT= BB/(TB)2 , dimana satuan BB dalam kg dan TB dalam meter

Klasifikasi status gizi berdasarkan IMT- BB kurang <18,5- BB normal 18,5-22,9- BB lebih ≥ 23,0 dengan resiko 23-24,5 obes I 25-29,9 obes II ≥30

Page 17: Diabetes Melitus Tipe 2

Penentuan status gizi berdasarkan rumus BrocaBerat Badan Ideal= (TBcm-100)-10%

Untuk laki-laki <160 cm dan wanita <150 cm, perhitungan BB ideal tidak dikurangi 10%. Penentuan status gizi di hitung dari:

Status Gizi = (BB aktual : BB ideal) x 100% BB kurang: BB<90% BBI BB normal: BB 90-110% BBI BB lebih: BB 110-120% BBI Gemuk : BB >120%

Page 18: Diabetes Melitus Tipe 2

Penentuan kebutuhan kalori perhari: Kebutuhan kalori basal = BB ideal x 30 kalori (laki-

laki)= BB ideal x 25 kalori (wanita)

Koreksi atau penyesuaian Umur diatas 40 tahun -5% Aktivitas ringan +10% Aktivitas sedang +20% Aktivitas berat +30% BB gemuk -20% BB lebih -10% BB kurang +20% Stress metabolik +10% Kehamilan trimester I,II +300 kalori Kehamilan trimester III, menyusui +500 kalori

Page 19: Diabetes Melitus Tipe 2

LATIHAN JASMANI

Prinsip Frekuensi : jumlah olahraga perminggu

sebaiknya dilakukan dengan teratur 3-5 kali per minggu

Intensitas : ringan dan sedang Durasi : 30-60 menit Jenis : latihan jasmani endurans (aerobic) untuk

meningkatkan kemampuan kerdiorespirasi seperti jalan, jogging, berenang dan bersepeda.

Page 20: Diabetes Melitus Tipe 2

TERAPI FARMAKOLOGI

Obat hipoglikemi oral

pemicu sekresi insulin (sekretagog)

Peningkat sensitivitas insulin

Penghambat glukoneogenesis

Penghambat absorbsi glukosa

DPP-IV inhibitor

Page 21: Diabetes Melitus Tipe 2

PEMICU INSULIN (INSULIN SECRETAGOG)

Sulfoniluria Meningkatkan sekresi insulin sel ß pankreas

Pilihan pertama BB normal/rendah

Risiko hipoglikemi hindari tua, ggn ginjal dan jantung

Page 22: Diabetes Melitus Tipe 2

PENINGKAT SENSITIVITAS TERHADAP INSULIN

Obatnya adalah tiazolidindion (pioglitazon)

Obat ini berikatan pada Peroxisome

ProliferatorActivated Receptor Gamma (PPAR-g)

reseptorinti di sel otot dan sel

lemak.

Efek: ↓ resistensi insulin

melalui ↑ Ʃ protein pengangkut

glukosaambilan glukosa di perifer ↑

Kontra indikasi :-gagal jantung

-gangguan fungsi hatiPerlu dikontrol faal hati setelah terapi

Page 23: Diabetes Melitus Tipe 2

PENGHAMBAT GLUKONEOGENESIS

Obatnya adalah metformin

Bekerja: -menghambat

glukoneogensis di hati

-memperbaiki ambilan glukosa

perifer

Efek: -↓

glukoneogenesis -↑ sensitivitas

insulinTerutama pada orang gemuk

Kontra indikasi:-kreatinin > 1,5

mg/dl, gangguan fungsi hati, cenderung hipoksia

ES: mual perlu titrasi diberi

setelah makan

Page 24: Diabetes Melitus Tipe 2

PENGHAMBAT GLUKOSIDASE

• ↓ absorbsi glukosa di usus halus

Mekanisme kerja

Page 25: Diabetes Melitus Tipe 2

DPP-IV INHIBITOR

Obat ini bekerja menghambat degradasi glukogon like peptida 1 ( GLP1) di usus halus menjadi GLP1 inaktif

GLP1 protein yang dihasilkan oleh sel L mukosa usus fungsi:↑ insulin post prandial

Page 26: Diabetes Melitus Tipe 2

2. Suntikan Jenisnya berupa insulin dan agonis GLP-1. Insulin diperlukan pada keadaan:

- penurunan BB yang cepat- hiperglikemia berat yang disertai ketosis- ketoasidosis diabetic- hiperglikemia hiperosmolar non ketotik- hiperglikemia dengan asidosis laktat- gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal- stress berat (infeksi sistemik, operasi besar, IMA, stroke)- kehamilan dengan DM/ diabetes mellitus gestational yang tidak terkendali dengan perencanaan makanan- kontraindikasi atau alergi terhadap OHO

Page 27: Diabetes Melitus Tipe 2

Fungsi insulin menaikkan pengambilan glukosa ke

dalam sel–sel sebagian besar jaringan menaikkan penguraian glukosa secara

oksidatif menaikkan pembentukan glikogen dalam

hati dan otot serta mencegah penguraian glikogen

menstimulasi pembentukan protein dan lemak dari glukosa.

Page 28: Diabetes Melitus Tipe 2

Komplikasi Diabetes Melitus

a. Komplikasi akut - Hipoglikemia: kadar glukosa darah dibawah nilai normal (< 50 mg/dl). Hipoglikemia lebih sering terjadi pada penderita DM tipe 1 yang dapat dialami 1-2 kali/minggu. Kadar gula darah rendah sel-sel otak tidak mendapat pasokan energi tidak berfungsi/kerusakan.

  - Hiperglikemia, kadar gula darah meningkat secara tiba-tiba, dapat berkembang menjadi keadaan metabolisme yang berbahaya, antara lain ketoasidosis diabetik, Koma Hiperosmolar Non Ketotik (KHNK)

Page 29: Diabetes Melitus Tipe 2

b. Komplikasi Kronis - Komplikasi makrovaskulertrombosis otak, penyakit jantung koroner (PJK), gagal jantung kongetif, dan stroke.

- Komplikasi mikrovaskulernefropati, diabetik retinopati (kebutaan), neuropati, dan amputasi

Page 30: Diabetes Melitus Tipe 2

Pencegahan

Pencegahan Premordial Pencegahan Primer Pencegahan Sekunder Pencegahan Tersier

Page 31: Diabetes Melitus Tipe 2

LAPORAN KASUS

Identitas Pasien Nama : Ny. R Umur : 50 tahun Jenis kelamin : Perempuan Pekerjaan : Ibu rumah tangga Alamat : Koto baru Tanggal/jam masuk: 27-07-2015/ 16.00 WIB Ruangan : Siti Nurbaya 5

Page 32: Diabetes Melitus Tipe 2

AnamnesisKeluhan Utama: muntah sejak 8 jam yang laluKeluhan Penyakit Sekarang: Muntah sejak 8 jam yang lalu, frekuensi

lebih dari 15 kali, berisi apa yang dimakan/diminum, jumlah lebih kurang ½ gelas, tidak berdarah. Muntah terjadi secara tiba-tiba tanpa pencetus, sore kemarin pasien makan mie instan saja tanpa makan nasi siangnya.

Badan terasa letih dan lesu sejak 1 minggu yang lalu dan pasien mengurangi aktifitasnya

Sakit perut sejak 1 hari yang lalu, sakit disertai rasa mendesak sampai ke ulu hati

Sakit kepala sejak 1 hari yang lalu

Page 33: Diabetes Melitus Tipe 2

Demam sejak 2 hari yang lalu dan berkeringat dingin

Sering merasa haus dan rasa ingin minum BAK frekuensi sering dalam jumlah banyak

dan warna yang normal Berat badan terasa menurun Kesemutan pada ujung-ujung jari kaki dan

tangan Pandangan sedikit kabur Terdapat luka yang sulit sembuh pada

kedua lutut dan sekitar daerah payudara kiri, luka sudah mulai mengering

Page 34: Diabetes Melitus Tipe 2

Bengkak pada lutut kiri sejak 1 hari yang lalu, berwarna merah, terasa hangat dan sakit jika digerakkan

Pruritus vulvae tidak ada, keputihan tidak ada

Batuk dan pilek tidak ada Sesak nafas tidak ada Nyeri dada dan jantung berdebar-

debar tidak ada Pembengkakan pada tungkai tidak ada

Page 35: Diabetes Melitus Tipe 2

Riwayat Penyakit Dahulu Pernah mengalami keluhan yang sama 2 bulan

yang lalu dan dirawat di rumah sakit Riwayat DM sejak 7 tahun yang lalu, dengan

pemeriksaan gula darah sewaktu tertinggi >300 mg/dL. Pernah makan obat glucodex tetapi tidak teratur, satu tahun terakhir ditambah metformin 500 mg.

Riwayat operasi amputasi di regio cruris dextra. Awalnya terdapat luka pada tumit yang sulit sembuh akibat tertusuk paku. Setelah dua bulan kemudian luka semakin menyebar hingga ke atas. Pernah transfusi darah hingga 20 kantong untuk operasi

Page 36: Diabetes Melitus Tipe 2

Riwayat maag ada Riwayat alergi obat disangkal Riwayat hipertensi Riwayat radang sendi disangkal Riwayat TB dan riwayat asma disangkal Riwayat penyakit jantung Riwayat hepatitis disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga Tidak ada anggota keluarga yang mendeita

penyakit yang sama. Riwayat keturunan DM, hipertensi, asma dan TB

disangkal.

Page 37: Diabetes Melitus Tipe 2

Riwayat Psikososial dan Kebiasaan Perkerjaan ibu rumah tangga dengan 4 orang

anak Status sosial ekonomi sedang Kebiasaan minum teh manis 1 gelas

besar/hari, sejak pasien tahu bahwa dia menderita DM agak dikurangi

Kebiasaan makan makanan berminyak, bersantan, manis dan ngemil

Kebiasaan minum kopi, merokok dan minum alkohol tidak ada

Page 38: Diabetes Melitus Tipe 2

Pemeriksaan FisikVital sign

Keadaan umum : sakit sedang Kesadaran : compos mentis kooperatif Tekanan darah : 110/60 mmHg Nadi : 80x permenit Nafas : 20x permenit Suhu : 36,6 0C Berat badan : 60 kg Tinggi badan : 165 cm

Page 39: Diabetes Melitus Tipe 2

Pemeriksaan Fisik Khusus

Kulit : normal, tidak kering, tidak ada sianosis dan ikterik

Kepala : bentuk bulat, normocephal, rambut hitam sedikit beruban, tidak mudah dicabut

Mata : pupil isokor, palpebra edema (-/-), konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)

Telinga : normotia, nyeri tekan tragus (-), nyeri tarik (-), nyeri ketok proc. Mastoideus (-)

Hidung : normonasi, deviasi septum (-), secret (-)

Mulut : bentuk normal, mukosa bibir basah, gusi tidak berdarah, tidak ada sianosis, lidah tidak kotor

Leher : JVP 5-2 cmH20, tidak ada pembesaran KGB dan tiroid, deviasi trakea (-)

Page 40: Diabetes Melitus Tipe 2

ThoraksParu I: bentuk dada normal simetris kiri dan kanan (statis dan

dinamis) P: tidak ada nyeri tekan, fremitus taktil normal kanan dan kiri

sama P: sonor dikedua lapang paru A: suara nafas vesicular, rhonki -/-, wheezing -/-

Jantung I: iktus kordis tidak terlihat P: iktus kordis kuat angkat P: Batas kanan linea sternalis dextra RIC IV

Batas kiri linea midclavicularis sinistra RIC VI Batas atas linea sternalis sinistra RIC II Batas pinggang linea parasternalis sinistra RIC III

A: bunyi jantung I dan II murni regular, bising (-), suara tambahan (-)

Page 41: Diabetes Melitus Tipe 2

Abdomen I: sikatrik (-), distensi (-) P: nyeri tekan epigastrium (+), nyeri lepas (-), tidak

ada pembesaran hepar dan lien, bimanual (-/-), ballottement (-/-), nyeri ketok CVA (-/-)

P: timpani A: bising usus normal, 6x/menit Anggota gerak Terdapat luka yang sulit sembuh pada kedua lutut Oedema pada lutut kiri Regio cruris dextra post amputasi Oedema tungkai (-), pitting oedema (-), akral

hangat, sianosis (-),

Page 42: Diabetes Melitus Tipe 2

Pulsasi arteriDextra A. dorsalis pedis : tidak dapat dinilai A. tibialis posterior : tidak dapat dinilai A. poplitea : teraba

Sinistra A.dorsalis pedis : teraba A. tibialis posterior : teraba A. poplitea : teraba Pemeriksaan Refleks Refleks fisiologis : +/+ Reflek patologis : -/- Reflek sensitivitas rasa raba halus dan kasar : +/+

Page 43: Diabetes Melitus Tipe 2

Pemeriksaan Laboratorium Hemoglobin : 12,2 gr/dL N: 11,5 – 16,5 gr/dL Hematokrit : 34,7 % (↓) N: 37-45 % Leukosit : 24.800/uL (↑↑) N: 4.000-11.000/uL Trombosit : 183.000/uL N:150-400 x

103/uL GD sewaktu (GDR) : 310 mg% (↑↑)N: <180 mg%

Diagnosis Kerja Diagnosis primer : Diabetes melitus tipe II tidak

terkontrol, normo weight dengan post op amputasi regio cruris dextra

Diagnosis sekunder : sepsis gastritis

Diagnosis Banding DM: Hiperglikemia reaktif

Page 44: Diabetes Melitus Tipe 2

PenatalaksanaanNonfarmakologi Edukasi Terapi gizi medis Penentuan status gizi berdasarkan IMT

IMT= BBkg/ (TBmeter)2 IMT= 60/(1,65) 2 = 60/2,72= 22 BB normal (IMT 18,5-22,9)

Klasifikasi status gizi berdasarkan IMT - BB kurang <18,5 - BB normal 18,5-22,9 - BB lebih ≥ 23,0 dengan resiko 23-24,5 obes I 25-29,9 obes II ≥30

Page 45: Diabetes Melitus Tipe 2

Penentuan status gizi berdasarkan rumus Broca Berat Badan Ideal= (TBcm-100)-10%

= (165-100)-10%= 65-6,5 = 58,5 kg

Status Gizi = (BB aktual : BB ideal) x 100%= (60:58,5) x 100%= 102 %

Jumlah kebutuhan kalori perhari:Kebutuhan kalori basal = BB ideal x 25 kalori

= 58,5 x 25 kalori = 1462,5 kalori

Page 46: Diabetes Melitus Tipe 2

Koreksi: umur diatas 40 tahun -5% x 1462,5 = -73

kalori Aktivitas sedang +20% x 1462,5 =

293 kalori Stress metabolik +10 % x 1462,5 =

146 kalori= (1462,5 – 73 + 293 + 146) kalori= 1828,5 kalori = 1829 kalori

Jadi total kebutuhan kalori perhari Ny. R 1829 kalori

Untuk mempermudah perhitungan dalam konsultasi gizi digenapkan menjadi 1800 kalori

Page 47: Diabetes Melitus Tipe 2

Distribusi makanan Karbohidrat 60% = 60% x 1800 kalori = 1080

kalori dari karbohidrat yang setara dengan 270 gram karbohidrat (1080 kalori : 4 kalori/gram karbohidrat)

Protein 20% = 20% x 1800 kalori = 360 kalori dari protein yang setara dengan 90 gram protein (360 kalori : 4 kalori/gram protein)

Lemak 20% = 20% x 1800 kalori = 360 kalori dari lemak yang setara dengan 40 gram lemak (360 kalori : 9 kalori/gram lemak)

Makanan tersebut dibagi dalam 3 porsi besar untuk makan pagi (20%), makam siang (30%), makan malam (25%) serta 2-3 porsi ringan (10-15%) diantara makan besar.

Page 48: Diabetes Melitus Tipe 2

Latihan jasmaniDianjurkan latihan jasmani secara teratur (3-4 kali seminggu) selama kurang lebih 30 menit yang disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi penyakit penyerta. Sebagai contoh olahraga ringan jalan santai.

Untuk menentukan intensitas latihan digunakan Maximum Heart Rate (MHR)= 220 – umur. Setelah MHR didapatkan, dapat ditentukan Target Heart Rate (THR). Pada pasien Ny. R berusia 50 tahun disasarkan sebesar 75%, maka THR=75% x (220-50)=120. Dengan demikian Ny.R dalam melakukan latihan jasmani, sasaran denyut nadinya sekitar 120/menit.

Page 49: Diabetes Melitus Tipe 2

Farmakologi IVFD RL 8 jam/kolf Ranitidine injeksi 2x1 ampul Domperidon injeksi 3x1 ampul Ceftriaxon injeksi 2x1 Ciprofloxacine infuse 2x100 Regular insulin 3x5 unit Nucral syrup 3x1 Paracetamol tablet 3x1

Anjuran Pemeriksaan EKG Pemeriksaan rontgen thorak Pemeriksaan GDP dan GD 2 jam PP

Page 50: Diabetes Melitus Tipe 2

FOLLOW UP

Kamis, 30 Juli 2015S: Mual (+) muntah (-)

Nafsu makan menurunBadan terasa lemas, nyeri pada perutOedema pada lutut kiri, sakit jika digerakkanBAB tidak ada, BAK lancar

O: Keadaan umum : sakit sedangKesadaran : compos mentis kooperatifTekanan darah : 100/70 mmHgNadi : 82x permenitNafas : 20x permenitSuhu : 36,6 0CPemeriksaan Labor : GDP 179 mg%

GD 2 Jam PP 256 mg%

Page 51: Diabetes Melitus Tipe 2

A: Diabetes melitus tipe II tidak terkontrol, normo weight post op amputasi regio cruris dextra

P: Bed rest IVFD RL 12 jam/kolf Ranitidine injeksi 2x1 ampul Ondansentron injeksi 3x1 ampul Ceftriaxon injeksi 2x1 Ciprofloxacine infuse 2x100 Regular insulin 3x5 unit IV Nucral syrup 3x1 Paracetamol tablet 3x1 Anjuran : cek ulang GDP dan GD 2jam PP

Page 52: Diabetes Melitus Tipe 2

Jumat, 31 Juli 2015S: Mual (-) muntah (-)

Nafsu makan mulai membaikBadan terasa lemas, nyeri perut (-)Oedema pada lutut kiri, sakit jika digerakkan

(-)BAB tidak ada, BAK lancar

O: Keadaan umum : sakit sedangKesadaran : compos mentis kooperatifTekanan darah : 110/60 mmHgNadi : 73x permenitNafas : 20x permenitSuhu : 36,7 0C

Page 53: Diabetes Melitus Tipe 2

A: Diabetes melitus tipe II tidak terkontrol, normo weight post op amputasi regio cruris dextra

P: bed rest IVFD RL 12 jam/kolf Ceftriaxon injeksi 2x1 Ciprofloxacine infuse 2x100 Regular insulin 3x5 unit IV Paracetamol tablet 3x1 Anjuran : cek ulang GDP dan GD 2jam PP

Page 54: Diabetes Melitus Tipe 2

Sabtu, 01 Agustus 2015

S: Oedema pada lutut kiri, sakit jika digerakkan (-)O: Keadaan umum : sakit sedang

Kesadaran : compos mentis kooperatifTekanan darah : 110/70 mmHgNadi : 78x permenitNafas : 21x permenitSuhu : 36,6 0C

A: Diabetes melitus tipe II tidak terkontrol, normo weight post op amputasi regio cruris dextra

P:bed rest IVFD RL 12 jam/kolf Ceftriaxon injeksi 2x1 Regular insulin 3x5 unit IV Anjuran : cek ulang GDP dan GD 2jam PP cek ulang darah rutin

Page 55: Diabetes Melitus Tipe 2

PEMBAHASAN KASUS

Ny.R usia 50 tahun datang ke bangsal interne wanita dengan keluhan muntah sejak 8 jam yang lalu. Muntah frekuensi lebih dari 15 kali, berisi apa yang dimakan/diminum, jumlah lebih kurang ½ gelas. Badan terasa letih dan lesu, sakit perut, sakit kepala, demam, sering merasa haus dan rasa ingin minum. BAK frekuensi sering, berat badan terasa menurun, kesemutan pada ujung-ujung jari kaki dan tangan, pandangan sedikit kabur, terdapat luka yang sulit sembuh pada kedua lutut dan sekitar daerah payudara kiri, luka sudah mulai mengering. Lutut kiri bengkak, merah, terasa hangat dan sakit jika digerakkan.

Page 56: Diabetes Melitus Tipe 2

Pasien punya pernah mengalami keluhan yang sama 2 bulan yang lalu, riwayat DM dengan post operasi amputasi dan riwayat maag ada.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien tampak sakit sedang dengan kesadaran compos mentis kooperatif, status gizi normal, tekanan darah 110/60 mmHg, nadi 80x permenit, nafas 20x permenit, suhu 36,6 0C, berat badan 60 kg dan tinggi badan 165 cm. Tidak ada kelainan yang ditemukan pada pemeriksaan kulit, kepala, mata, telinga, hidung, mulut, leher dan thorak. Pemeriksaan abdomen didapatkan nyeri tekan epigastrium.

Page 57: Diabetes Melitus Tipe 2

Pada pemeriksaan ektremitas didapatkan edema pada lutut kiri dan sakit jika digerakkan.. Terdapat bekas luka yang sulit sembuh pada kedua lutut, pulsasi arteri pada ekstremitas di A. Poplitea, A. Dorsalis pedis dan A. Tibialis posterior ada.

Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan hemoglobin: 12,2 gr/dL, hematokrit: 34,7% (↓), leukosit: 24.800/uL (↑↑), trombosit:183.000/uL, gula darah sewaktu (GDR): 310 mg% (↑↑). Menurut teori dari pemeriksaan klinis dan hasil pemeriksaan labor yang dilakukan Ny. R menderita diabetes mellitus tipe II.

Page 58: Diabetes Melitus Tipe 2

Untuk penatalaksaan pada pasien diberikan terapi nonfarmakologis dan farmakologis. Terapi nonfarmakologis berupa edukasi, terapi nutrisi medis dengan jumlah total kebutuhan kalori perhari yaitu 1800 kalori dan latihan jasmani sesuai kemampuan dan kondisi penyakit penyerta.dengan sasaran denyut nadinya sekitar 120/menit. Sedangkan untuk terapi non farmakologi dapat diberikan IVFD RL 8 jam/kolf, ranitidine injeksi 2x1 ampul, domperidon injeksi 3x1 ampul, ceftriaxon injeksi 2x1, ciprofloxacine infuse 2x100, regular insulin 3x5 unit, nucral syrup 3x1 dan paracetamol tablet 3x1. Dengan anjuran melakukan pemeriksaan EKG, pemeriksaan rontgen thorak dan pemeriksaan GDP dan GD 2 jam PP.

Page 59: Diabetes Melitus Tipe 2

DAFTAR PUSTAKA

Noor, Restyana. Diabetes Melitus Tipe 2, jurnal J MAJORITY, Volume 4 Nomor 5, Februari 2015

Ozougwu Jc, dkk. 2013. The pathogenesis dan pathophysiology of type 1 and type 2 diabetes mellitus. Journal of physiology and pathophysiology 4(4):46-57.

Rudianto, Ahmad, dkk, 2011. Kosensus pengendalian dan pencegahan diabetes mellitus tipe 2 di Indonesia. Jakarta: Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI)

Sudoyo, Aru W, dkk. 2010. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Interna Publising.

Suyono S. 2007. Penatalaksanaan diabetes mellitus terpadu. Jakarta: Penerbit FKUI.

Page 60: Diabetes Melitus Tipe 2

TERIMA KASIH