DIABETES MELITUS TIPE 2 Oleh: Aidillah Putri 1010070100197 Pembimbing dr. Lidya Dewi, Sp.PD
DEFINISI
Diabetes melitus (DM): kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia
akibat:
Gangguan sekresi insulin
Gangguan kerja insulin Keduanya
KLASIFIKASI ETIOLOGIS DMDM tipe I (destruksi sel β, diikuti defisiensi insulin absolute) proses imunologik dan idiopatikDM tipe II (resistensi insulin dengan defesiensi insulin relatif, gangguan sekresi insulin bersama resistensi insulin)
DM tipe lain
DM gestational
PREVALENSI DM TIPE II
Wanita > laki-laki
Tahun 2008, prevalensi DM di Indonesia 57%
Tahun 2012 angka kejadian diabetes melitus didunia: 371 juta jiwa (diabetes melitus tipe 2 adalah 95% dan hanya 5% diabetes melitus tipe 1)
PATOGENESIS DM TIPE 2
Rusaknya sel-sel B pankreas
Penurunan reseptor glukosa
pada kelenjar pankreas
Kerusakan reseptor insulin di jaringan perifer
PATOFISOLOGI Resistensi insulin produksi insulin sel β ↑↑ hiperinsulinemia dengan kadar glukosa darah
normal
Stres sel β produksi insulin ↓↓ insufisiensi sekresi insulin
DM
Ginjal glikosuria
Tekanan osmotik ginjal ↑↑
poliuria polidipsi polifagia penurunan BB tanpa sebab
FAKTOR RISIKO
Obesitas (kegemukan) Hipertensi Riwayat Keluarga Diabetes MelitusDislipidemiaUmur Riwayat persalinan Faktor GenetikAlkohol dan Rokok
DIAGNOSIS Keluhan klasik DM: poliuria, polidipsia, polifagia
dan penurunan BB yang tidak dapat dijelaskan sebabnya
Keluhan lain: lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulvae pada wanita.
Diagnosis DM dapat ditegakkan melalui tiga cara:- Keluhan klasik ditemukan, maka pemeriksaan glukosa plasma sewaktu >200 mg/dL sudah cukup untuk menegakkan diagnosis DM- Pemeriksaan glukosa plasma puasa ≥126 mg/dL dengan adanya keluhan klasik- Tes toleransi glukosa oral (TTGO) ≥200 mg/dL.
Uji diagnostik DM gejala atau tanda DM,
Pemeriksaan penyaring risiko DM, namun tidak menujukan adanya gejala DM.
Pemeriksaan penyaring bertujuan untuk menemukan pasien dengan DM, TGT, maupun GDPT, sehingga dapat ditangani lebih dini secara tepat. Pasien dengan TGT dan GDPT juga disebut sebagai intoleransi glukosa, merupakan tahapan sementara menuju DM.
KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU DAN GLUKOSA DARAH PUASA SEBAGAI PATOKAN PENYARING DAN DIAGNOSIS DM
Bukan
DM
Belum
pasti DM
DM
Kadar glukosa darah
sewaktu (mg/dL)
Plasma vena <100 100-199 ≥200
Darah kapiler <90 90-199 ≥200
Kadar glukosa darah
puasa (mg/dL)
Plasma vena <100 100-125 ≥126
Darah kapiler <90 90-99 ≥100
PENATALAKSANAAN
Tujuan Penatalaksanaan: Jangka pendek : hilangnya keluhan dan tanda DM,
mempertahankan rasa nyaman dan tercapainya target pengendalian glukosa darah.
Jangka panjang: tercegah dan terhambatnya progresivitas penyulit mikroangiopati, makroangiopati dan neuropati.
Tujuan akhir pengelolaan adalah turunnya morbiditas dan mortalitas DM.
EDUKASI
Pengetahuan tentang a. pemantauan glukosa darah mandirib. tanda dan gejala hipoglikemia serta cara mengatasinya
TERAPI GIZI MEDIS
Makan berat dibagi 3 porsi: pagi 20%, siang 30% dan sore 20%
Makan ringan dibagi 2-3 porsi (10-20%) diantara makan berat
Komposisi makan: Karbohidrat yang dianjurkan sebesar 45-65% total
asupan energi Lemak dianjurkan sekitar 20-25% kebutuhan kalori.
Tidak diperkenankan melebihi 30% total asupan energi Protein dibutuhkan sebesar 10-20% total asupan energi Natrium < 1 sendok teh per hari Serat ± 25 gram/hari
Perhitungan jumah kalori ditentukan oleh status gizi yang dipakai indeks massa tubuh (IMT) atau rumus broca
Penentuan status gizi berdasarkan IMTIMT= BB/(TB)2 , dimana satuan BB dalam kg dan TB dalam meter
Klasifikasi status gizi berdasarkan IMT- BB kurang <18,5- BB normal 18,5-22,9- BB lebih ≥ 23,0 dengan resiko 23-24,5 obes I 25-29,9 obes II ≥30
Penentuan status gizi berdasarkan rumus BrocaBerat Badan Ideal= (TBcm-100)-10%
Untuk laki-laki <160 cm dan wanita <150 cm, perhitungan BB ideal tidak dikurangi 10%. Penentuan status gizi di hitung dari:
Status Gizi = (BB aktual : BB ideal) x 100% BB kurang: BB<90% BBI BB normal: BB 90-110% BBI BB lebih: BB 110-120% BBI Gemuk : BB >120%
Penentuan kebutuhan kalori perhari: Kebutuhan kalori basal = BB ideal x 30 kalori (laki-
laki)= BB ideal x 25 kalori (wanita)
Koreksi atau penyesuaian Umur diatas 40 tahun -5% Aktivitas ringan +10% Aktivitas sedang +20% Aktivitas berat +30% BB gemuk -20% BB lebih -10% BB kurang +20% Stress metabolik +10% Kehamilan trimester I,II +300 kalori Kehamilan trimester III, menyusui +500 kalori
LATIHAN JASMANI
Prinsip Frekuensi : jumlah olahraga perminggu
sebaiknya dilakukan dengan teratur 3-5 kali per minggu
Intensitas : ringan dan sedang Durasi : 30-60 menit Jenis : latihan jasmani endurans (aerobic) untuk
meningkatkan kemampuan kerdiorespirasi seperti jalan, jogging, berenang dan bersepeda.
TERAPI FARMAKOLOGI
Obat hipoglikemi oral
pemicu sekresi insulin (sekretagog)
Peningkat sensitivitas insulin
Penghambat glukoneogenesis
Penghambat absorbsi glukosa
DPP-IV inhibitor
PEMICU INSULIN (INSULIN SECRETAGOG)
Sulfoniluria Meningkatkan sekresi insulin sel ß pankreas
Pilihan pertama BB normal/rendah
Risiko hipoglikemi hindari tua, ggn ginjal dan jantung
PENINGKAT SENSITIVITAS TERHADAP INSULIN
Obatnya adalah tiazolidindion (pioglitazon)
Obat ini berikatan pada Peroxisome
ProliferatorActivated Receptor Gamma (PPAR-g)
reseptorinti di sel otot dan sel
lemak.
Efek: ↓ resistensi insulin
melalui ↑ Ʃ protein pengangkut
glukosaambilan glukosa di perifer ↑
Kontra indikasi :-gagal jantung
-gangguan fungsi hatiPerlu dikontrol faal hati setelah terapi
PENGHAMBAT GLUKONEOGENESIS
Obatnya adalah metformin
Bekerja: -menghambat
glukoneogensis di hati
-memperbaiki ambilan glukosa
perifer
Efek: -↓
glukoneogenesis -↑ sensitivitas
insulinTerutama pada orang gemuk
Kontra indikasi:-kreatinin > 1,5
mg/dl, gangguan fungsi hati, cenderung hipoksia
ES: mual perlu titrasi diberi
setelah makan
DPP-IV INHIBITOR
Obat ini bekerja menghambat degradasi glukogon like peptida 1 ( GLP1) di usus halus menjadi GLP1 inaktif
GLP1 protein yang dihasilkan oleh sel L mukosa usus fungsi:↑ insulin post prandial
2. Suntikan Jenisnya berupa insulin dan agonis GLP-1. Insulin diperlukan pada keadaan:
- penurunan BB yang cepat- hiperglikemia berat yang disertai ketosis- ketoasidosis diabetic- hiperglikemia hiperosmolar non ketotik- hiperglikemia dengan asidosis laktat- gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal- stress berat (infeksi sistemik, operasi besar, IMA, stroke)- kehamilan dengan DM/ diabetes mellitus gestational yang tidak terkendali dengan perencanaan makanan- kontraindikasi atau alergi terhadap OHO
Fungsi insulin menaikkan pengambilan glukosa ke
dalam sel–sel sebagian besar jaringan menaikkan penguraian glukosa secara
oksidatif menaikkan pembentukan glikogen dalam
hati dan otot serta mencegah penguraian glikogen
menstimulasi pembentukan protein dan lemak dari glukosa.
Komplikasi Diabetes Melitus
a. Komplikasi akut - Hipoglikemia: kadar glukosa darah dibawah nilai normal (< 50 mg/dl). Hipoglikemia lebih sering terjadi pada penderita DM tipe 1 yang dapat dialami 1-2 kali/minggu. Kadar gula darah rendah sel-sel otak tidak mendapat pasokan energi tidak berfungsi/kerusakan.
- Hiperglikemia, kadar gula darah meningkat secara tiba-tiba, dapat berkembang menjadi keadaan metabolisme yang berbahaya, antara lain ketoasidosis diabetik, Koma Hiperosmolar Non Ketotik (KHNK)
b. Komplikasi Kronis - Komplikasi makrovaskulertrombosis otak, penyakit jantung koroner (PJK), gagal jantung kongetif, dan stroke.
- Komplikasi mikrovaskulernefropati, diabetik retinopati (kebutaan), neuropati, dan amputasi
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien Nama : Ny. R Umur : 50 tahun Jenis kelamin : Perempuan Pekerjaan : Ibu rumah tangga Alamat : Koto baru Tanggal/jam masuk: 27-07-2015/ 16.00 WIB Ruangan : Siti Nurbaya 5
AnamnesisKeluhan Utama: muntah sejak 8 jam yang laluKeluhan Penyakit Sekarang: Muntah sejak 8 jam yang lalu, frekuensi
lebih dari 15 kali, berisi apa yang dimakan/diminum, jumlah lebih kurang ½ gelas, tidak berdarah. Muntah terjadi secara tiba-tiba tanpa pencetus, sore kemarin pasien makan mie instan saja tanpa makan nasi siangnya.
Badan terasa letih dan lesu sejak 1 minggu yang lalu dan pasien mengurangi aktifitasnya
Sakit perut sejak 1 hari yang lalu, sakit disertai rasa mendesak sampai ke ulu hati
Sakit kepala sejak 1 hari yang lalu
Demam sejak 2 hari yang lalu dan berkeringat dingin
Sering merasa haus dan rasa ingin minum BAK frekuensi sering dalam jumlah banyak
dan warna yang normal Berat badan terasa menurun Kesemutan pada ujung-ujung jari kaki dan
tangan Pandangan sedikit kabur Terdapat luka yang sulit sembuh pada
kedua lutut dan sekitar daerah payudara kiri, luka sudah mulai mengering
Bengkak pada lutut kiri sejak 1 hari yang lalu, berwarna merah, terasa hangat dan sakit jika digerakkan
Pruritus vulvae tidak ada, keputihan tidak ada
Batuk dan pilek tidak ada Sesak nafas tidak ada Nyeri dada dan jantung berdebar-
debar tidak ada Pembengkakan pada tungkai tidak ada
Riwayat Penyakit Dahulu Pernah mengalami keluhan yang sama 2 bulan
yang lalu dan dirawat di rumah sakit Riwayat DM sejak 7 tahun yang lalu, dengan
pemeriksaan gula darah sewaktu tertinggi >300 mg/dL. Pernah makan obat glucodex tetapi tidak teratur, satu tahun terakhir ditambah metformin 500 mg.
Riwayat operasi amputasi di regio cruris dextra. Awalnya terdapat luka pada tumit yang sulit sembuh akibat tertusuk paku. Setelah dua bulan kemudian luka semakin menyebar hingga ke atas. Pernah transfusi darah hingga 20 kantong untuk operasi
Riwayat maag ada Riwayat alergi obat disangkal Riwayat hipertensi Riwayat radang sendi disangkal Riwayat TB dan riwayat asma disangkal Riwayat penyakit jantung Riwayat hepatitis disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga Tidak ada anggota keluarga yang mendeita
penyakit yang sama. Riwayat keturunan DM, hipertensi, asma dan TB
disangkal.
Riwayat Psikososial dan Kebiasaan Perkerjaan ibu rumah tangga dengan 4 orang
anak Status sosial ekonomi sedang Kebiasaan minum teh manis 1 gelas
besar/hari, sejak pasien tahu bahwa dia menderita DM agak dikurangi
Kebiasaan makan makanan berminyak, bersantan, manis dan ngemil
Kebiasaan minum kopi, merokok dan minum alkohol tidak ada
Pemeriksaan FisikVital sign
Keadaan umum : sakit sedang Kesadaran : compos mentis kooperatif Tekanan darah : 110/60 mmHg Nadi : 80x permenit Nafas : 20x permenit Suhu : 36,6 0C Berat badan : 60 kg Tinggi badan : 165 cm
Pemeriksaan Fisik Khusus
Kulit : normal, tidak kering, tidak ada sianosis dan ikterik
Kepala : bentuk bulat, normocephal, rambut hitam sedikit beruban, tidak mudah dicabut
Mata : pupil isokor, palpebra edema (-/-), konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)
Telinga : normotia, nyeri tekan tragus (-), nyeri tarik (-), nyeri ketok proc. Mastoideus (-)
Hidung : normonasi, deviasi septum (-), secret (-)
Mulut : bentuk normal, mukosa bibir basah, gusi tidak berdarah, tidak ada sianosis, lidah tidak kotor
Leher : JVP 5-2 cmH20, tidak ada pembesaran KGB dan tiroid, deviasi trakea (-)
ThoraksParu I: bentuk dada normal simetris kiri dan kanan (statis dan
dinamis) P: tidak ada nyeri tekan, fremitus taktil normal kanan dan kiri
sama P: sonor dikedua lapang paru A: suara nafas vesicular, rhonki -/-, wheezing -/-
Jantung I: iktus kordis tidak terlihat P: iktus kordis kuat angkat P: Batas kanan linea sternalis dextra RIC IV
Batas kiri linea midclavicularis sinistra RIC VI Batas atas linea sternalis sinistra RIC II Batas pinggang linea parasternalis sinistra RIC III
A: bunyi jantung I dan II murni regular, bising (-), suara tambahan (-)
Abdomen I: sikatrik (-), distensi (-) P: nyeri tekan epigastrium (+), nyeri lepas (-), tidak
ada pembesaran hepar dan lien, bimanual (-/-), ballottement (-/-), nyeri ketok CVA (-/-)
P: timpani A: bising usus normal, 6x/menit Anggota gerak Terdapat luka yang sulit sembuh pada kedua lutut Oedema pada lutut kiri Regio cruris dextra post amputasi Oedema tungkai (-), pitting oedema (-), akral
hangat, sianosis (-),
Pulsasi arteriDextra A. dorsalis pedis : tidak dapat dinilai A. tibialis posterior : tidak dapat dinilai A. poplitea : teraba
Sinistra A.dorsalis pedis : teraba A. tibialis posterior : teraba A. poplitea : teraba Pemeriksaan Refleks Refleks fisiologis : +/+ Reflek patologis : -/- Reflek sensitivitas rasa raba halus dan kasar : +/+
Pemeriksaan Laboratorium Hemoglobin : 12,2 gr/dL N: 11,5 – 16,5 gr/dL Hematokrit : 34,7 % (↓) N: 37-45 % Leukosit : 24.800/uL (↑↑) N: 4.000-11.000/uL Trombosit : 183.000/uL N:150-400 x
103/uL GD sewaktu (GDR) : 310 mg% (↑↑)N: <180 mg%
Diagnosis Kerja Diagnosis primer : Diabetes melitus tipe II tidak
terkontrol, normo weight dengan post op amputasi regio cruris dextra
Diagnosis sekunder : sepsis gastritis
Diagnosis Banding DM: Hiperglikemia reaktif
PenatalaksanaanNonfarmakologi Edukasi Terapi gizi medis Penentuan status gizi berdasarkan IMT
IMT= BBkg/ (TBmeter)2 IMT= 60/(1,65) 2 = 60/2,72= 22 BB normal (IMT 18,5-22,9)
Klasifikasi status gizi berdasarkan IMT - BB kurang <18,5 - BB normal 18,5-22,9 - BB lebih ≥ 23,0 dengan resiko 23-24,5 obes I 25-29,9 obes II ≥30
Penentuan status gizi berdasarkan rumus Broca Berat Badan Ideal= (TBcm-100)-10%
= (165-100)-10%= 65-6,5 = 58,5 kg
Status Gizi = (BB aktual : BB ideal) x 100%= (60:58,5) x 100%= 102 %
Jumlah kebutuhan kalori perhari:Kebutuhan kalori basal = BB ideal x 25 kalori
= 58,5 x 25 kalori = 1462,5 kalori
Koreksi: umur diatas 40 tahun -5% x 1462,5 = -73
kalori Aktivitas sedang +20% x 1462,5 =
293 kalori Stress metabolik +10 % x 1462,5 =
146 kalori= (1462,5 – 73 + 293 + 146) kalori= 1828,5 kalori = 1829 kalori
Jadi total kebutuhan kalori perhari Ny. R 1829 kalori
Untuk mempermudah perhitungan dalam konsultasi gizi digenapkan menjadi 1800 kalori
Distribusi makanan Karbohidrat 60% = 60% x 1800 kalori = 1080
kalori dari karbohidrat yang setara dengan 270 gram karbohidrat (1080 kalori : 4 kalori/gram karbohidrat)
Protein 20% = 20% x 1800 kalori = 360 kalori dari protein yang setara dengan 90 gram protein (360 kalori : 4 kalori/gram protein)
Lemak 20% = 20% x 1800 kalori = 360 kalori dari lemak yang setara dengan 40 gram lemak (360 kalori : 9 kalori/gram lemak)
Makanan tersebut dibagi dalam 3 porsi besar untuk makan pagi (20%), makam siang (30%), makan malam (25%) serta 2-3 porsi ringan (10-15%) diantara makan besar.
Latihan jasmaniDianjurkan latihan jasmani secara teratur (3-4 kali seminggu) selama kurang lebih 30 menit yang disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi penyakit penyerta. Sebagai contoh olahraga ringan jalan santai.
Untuk menentukan intensitas latihan digunakan Maximum Heart Rate (MHR)= 220 – umur. Setelah MHR didapatkan, dapat ditentukan Target Heart Rate (THR). Pada pasien Ny. R berusia 50 tahun disasarkan sebesar 75%, maka THR=75% x (220-50)=120. Dengan demikian Ny.R dalam melakukan latihan jasmani, sasaran denyut nadinya sekitar 120/menit.
Farmakologi IVFD RL 8 jam/kolf Ranitidine injeksi 2x1 ampul Domperidon injeksi 3x1 ampul Ceftriaxon injeksi 2x1 Ciprofloxacine infuse 2x100 Regular insulin 3x5 unit Nucral syrup 3x1 Paracetamol tablet 3x1
Anjuran Pemeriksaan EKG Pemeriksaan rontgen thorak Pemeriksaan GDP dan GD 2 jam PP
FOLLOW UP
Kamis, 30 Juli 2015S: Mual (+) muntah (-)
Nafsu makan menurunBadan terasa lemas, nyeri pada perutOedema pada lutut kiri, sakit jika digerakkanBAB tidak ada, BAK lancar
O: Keadaan umum : sakit sedangKesadaran : compos mentis kooperatifTekanan darah : 100/70 mmHgNadi : 82x permenitNafas : 20x permenitSuhu : 36,6 0CPemeriksaan Labor : GDP 179 mg%
GD 2 Jam PP 256 mg%
A: Diabetes melitus tipe II tidak terkontrol, normo weight post op amputasi regio cruris dextra
P: Bed rest IVFD RL 12 jam/kolf Ranitidine injeksi 2x1 ampul Ondansentron injeksi 3x1 ampul Ceftriaxon injeksi 2x1 Ciprofloxacine infuse 2x100 Regular insulin 3x5 unit IV Nucral syrup 3x1 Paracetamol tablet 3x1 Anjuran : cek ulang GDP dan GD 2jam PP
Jumat, 31 Juli 2015S: Mual (-) muntah (-)
Nafsu makan mulai membaikBadan terasa lemas, nyeri perut (-)Oedema pada lutut kiri, sakit jika digerakkan
(-)BAB tidak ada, BAK lancar
O: Keadaan umum : sakit sedangKesadaran : compos mentis kooperatifTekanan darah : 110/60 mmHgNadi : 73x permenitNafas : 20x permenitSuhu : 36,7 0C
A: Diabetes melitus tipe II tidak terkontrol, normo weight post op amputasi regio cruris dextra
P: bed rest IVFD RL 12 jam/kolf Ceftriaxon injeksi 2x1 Ciprofloxacine infuse 2x100 Regular insulin 3x5 unit IV Paracetamol tablet 3x1 Anjuran : cek ulang GDP dan GD 2jam PP
Sabtu, 01 Agustus 2015
S: Oedema pada lutut kiri, sakit jika digerakkan (-)O: Keadaan umum : sakit sedang
Kesadaran : compos mentis kooperatifTekanan darah : 110/70 mmHgNadi : 78x permenitNafas : 21x permenitSuhu : 36,6 0C
A: Diabetes melitus tipe II tidak terkontrol, normo weight post op amputasi regio cruris dextra
P:bed rest IVFD RL 12 jam/kolf Ceftriaxon injeksi 2x1 Regular insulin 3x5 unit IV Anjuran : cek ulang GDP dan GD 2jam PP cek ulang darah rutin
PEMBAHASAN KASUS
Ny.R usia 50 tahun datang ke bangsal interne wanita dengan keluhan muntah sejak 8 jam yang lalu. Muntah frekuensi lebih dari 15 kali, berisi apa yang dimakan/diminum, jumlah lebih kurang ½ gelas. Badan terasa letih dan lesu, sakit perut, sakit kepala, demam, sering merasa haus dan rasa ingin minum. BAK frekuensi sering, berat badan terasa menurun, kesemutan pada ujung-ujung jari kaki dan tangan, pandangan sedikit kabur, terdapat luka yang sulit sembuh pada kedua lutut dan sekitar daerah payudara kiri, luka sudah mulai mengering. Lutut kiri bengkak, merah, terasa hangat dan sakit jika digerakkan.
Pasien punya pernah mengalami keluhan yang sama 2 bulan yang lalu, riwayat DM dengan post operasi amputasi dan riwayat maag ada.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien tampak sakit sedang dengan kesadaran compos mentis kooperatif, status gizi normal, tekanan darah 110/60 mmHg, nadi 80x permenit, nafas 20x permenit, suhu 36,6 0C, berat badan 60 kg dan tinggi badan 165 cm. Tidak ada kelainan yang ditemukan pada pemeriksaan kulit, kepala, mata, telinga, hidung, mulut, leher dan thorak. Pemeriksaan abdomen didapatkan nyeri tekan epigastrium.
Pada pemeriksaan ektremitas didapatkan edema pada lutut kiri dan sakit jika digerakkan.. Terdapat bekas luka yang sulit sembuh pada kedua lutut, pulsasi arteri pada ekstremitas di A. Poplitea, A. Dorsalis pedis dan A. Tibialis posterior ada.
Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan hemoglobin: 12,2 gr/dL, hematokrit: 34,7% (↓), leukosit: 24.800/uL (↑↑), trombosit:183.000/uL, gula darah sewaktu (GDR): 310 mg% (↑↑). Menurut teori dari pemeriksaan klinis dan hasil pemeriksaan labor yang dilakukan Ny. R menderita diabetes mellitus tipe II.
Untuk penatalaksaan pada pasien diberikan terapi nonfarmakologis dan farmakologis. Terapi nonfarmakologis berupa edukasi, terapi nutrisi medis dengan jumlah total kebutuhan kalori perhari yaitu 1800 kalori dan latihan jasmani sesuai kemampuan dan kondisi penyakit penyerta.dengan sasaran denyut nadinya sekitar 120/menit. Sedangkan untuk terapi non farmakologi dapat diberikan IVFD RL 8 jam/kolf, ranitidine injeksi 2x1 ampul, domperidon injeksi 3x1 ampul, ceftriaxon injeksi 2x1, ciprofloxacine infuse 2x100, regular insulin 3x5 unit, nucral syrup 3x1 dan paracetamol tablet 3x1. Dengan anjuran melakukan pemeriksaan EKG, pemeriksaan rontgen thorak dan pemeriksaan GDP dan GD 2 jam PP.
DAFTAR PUSTAKA
Noor, Restyana. Diabetes Melitus Tipe 2, jurnal J MAJORITY, Volume 4 Nomor 5, Februari 2015
Ozougwu Jc, dkk. 2013. The pathogenesis dan pathophysiology of type 1 and type 2 diabetes mellitus. Journal of physiology and pathophysiology 4(4):46-57.
Rudianto, Ahmad, dkk, 2011. Kosensus pengendalian dan pencegahan diabetes mellitus tipe 2 di Indonesia. Jakarta: Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI)
Sudoyo, Aru W, dkk. 2010. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Interna Publising.
Suyono S. 2007. Penatalaksanaan diabetes mellitus terpadu. Jakarta: Penerbit FKUI.