Top Banner
MAKALAH Rampan Karies Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktikum Blok IKGP Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember Disusun oleh: Dewi Martinda Hartono (111610101073)
32

Dewi Mh 11-73 Revisi Makalah Rampan Karies

Nov 29, 2015

Download

Documents

dewimartinda
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Dewi Mh 11-73 Revisi Makalah Rampan Karies

MAKALAH

Rampan Karies

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktikum

Blok IKGP

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember

Disusun oleh:

Dewi Martinda Hartono (111610101073)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS JEMBER

2012

Page 2: Dewi Mh 11-73 Revisi Makalah Rampan Karies

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Karies Rampan ini. Makalah ini

dibuat sebagai bentuk pencapaian dalam tugas skill lab.

Penulisan makalah ini semuanya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,

oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada :

1. Pembimbing yang telah membimbing jalannya presentasi makalah dan

yang telah memberi masukan yang membantu bagi pengembangan ilmu

yang telah didapatkan.

2. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.

Makalah ini berisi etiologi,mekanisme terjadinya, pencegahan, dan

perawatan karies rampan dan penjelasan dari beberapa referensi buku.

Dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari kekurangan dan kesalahan.

Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi

perbaikan – perbaikan di masa mendatang demi kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua.

Jember, Oktober 2012

Penyusun

Page 3: Dewi Mh 11-73 Revisi Makalah Rampan Karies

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang

tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya sebab kesehatan gigi dan mulut

akan mempengaruhi kesehatan tubuh. Pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut

merupakan salah satu upaya di dalam meningkatkan kesehatan gigi dan

mulut.Peranan rongga mulut sangat besar bagi kesehatan dan kesejahteraan

manusia.Secara umum, seseorang dikatakan sehat bukan hanya tubuhnya yang

sehat melainkan juga sehat rongga mulut dan giginya. Oleh kerena itu, kesehatan

gigi dan mulut sangat berperan dalam menunjang kesehatan tubuh seseorang

(Gultom, 2009).

Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal

yang perlu mendapat perhatian serius. Hal ini dapat dilihat dari tingginya

prevalensi penyakit gigi dan mulut yang diderita oleh masyarakat Indonesia

termasuk anak-anak. Karies gigi dan penyakit periodontal adalah penyakit gigi

dan mulut yang banyak diderita masyarakat Indonesia.

Penelitian yang dilakukan oleh Taverud (2009) menunjukkan bahwa

prevalensi karies gigi pada anak sangat bervariasi jika didasarkan atas golongan

umur dimana anak berusia 1 tahun sebesar 5%, anak usia 2 tahun sebesar 10%,

anak, usia 3 tahun sebesar 40%, anak usia 4 tahun sebesar 55%, dan anak usia 5

tahun sebesar 75%. Dengan demikian golongan umur balita merupakan golongan

rawan terjadinya karies gigi.

Karies gigi yang sering terjadi pada balita adalah karies rampan. Karies

rampan merupakan suatu tipe karies yang timbul tiba-tiba dan menyebar dengan

cepat. Karies rampan adalah nama yang diberikan kepada kerusakan yang

meliputi beberapa gigi yang cepat sekali terjadinya, seringkali meliputi

Page 4: Dewi Mh 11-73 Revisi Makalah Rampan Karies

permukaan gigi yang biasanya bebas karies. Keadaan ini terutama dapat dijumpai

pada gigi sulung bayi yang selalu menghiap dot yang berisi gula atau dicelupkan

terlebih dahulu pada larutan gula. (Kidd Edwina, 1991)

Karena gigi balita sangat rentan terkena karies rampan, maka peranan

orang tua sangat diperlukan, khususnya pengetahuan ibu terhadap kesehatan gigi

dan mulut anaknya. Mulai tumbuhnya gigi merupakan proses penting dari

pertumbuhan seorang anak, orang tua khususnya ibu harus mengetahui cara

merawat gigi anaknya tersebut, dan juga harus mengajari anaknya cara merawat

gigi yang baik dan benar. Walaupun masih memiliki gigi susu, seorang anak harus

mendapatkan perhatian yang serius dari orang tua, karena gigi susu akan

mempengaruhi pertumbuhan gigi permanen anak. Akan tetapi banyak orang tua

yang beranggapan bahwa gigi susu hanya sementara dan akan diganti oleh gigi

tetap, sehingga mereka sering menganggapi bahwa kerusakan pada gigi susu yang

disebabkan oleh oral higiene yang buruk bukan merupakan suatu masalah.

(Gultom, 2009).

Berdasarkan penjelasan di atas, penulis tertarik untuk membahas lebih

banyak tentang etiologi, gambaran klinis, serta dampak-dampak karies rampan

yang akan dimuat dalam makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka perumusan masalah yang akan dikaji

adalah

1.      Bagaimana etiologi dari karies rampan?

2.     Bagaimana mekanisme terjadinya karies rampan?

3. Bagaimana upaya pencegahan dari karies rampan?

4. Bagaimana perawatan karies rampan?

 

Page 5: Dewi Mh 11-73 Revisi Makalah Rampan Karies

1.3 Tujuan dan Manfaat

         Mampu mengetahui etiologi dari karies rampan.

         Mampu mengetahui mekanisme terjadinya karies rampan.

         Mampu mengetahui upaya pencegahan karies rampan.

Mampu mengetahui perawatan karies rampan.

 

Page 6: Dewi Mh 11-73 Revisi Makalah Rampan Karies

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Proses Pertumbuhan Dan Perkembangan Gigi Balita

Pertumbuhan gigi susu dimulai sejak janin dalam kandungan usia 8

minggu kehamilan ibu, gigi susu pertama kali tumbuh pada bayi berusia lebih dari

6 bulan sejak ia lahir, gigi tumbuh secara berurutan yang dimulai dengan gigi seri

pertama bawah, kemudian diikuti dengan gigi seri pertama atas, selanjutnya gigi

seri kedua atas dan bawah akan tumbuh pada usia 1 tahun, pada usia 18 bulan

akan tumbuh gigi geraham pertama atas dan bawah yang akan diikuti dengan

tumbuhnya gigi taring. Pada usia 2 tahun tumbuh gigi geraham kedua atas dan

bawah. Gigi mencapai tumbuh sempurna pada saat anak berusia 2 tahun

(Afrilina,2006).

Diet yang baik sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan

bayi, tetapi perkembangan gigi geligi tampaknya lebih banyak di pengaruhi oleh

gangguan keseimbangan kalsium dan fosfor di dalam aliran darah, panas badan

yang tinggi atau infeksi usus dapat mengganggu keseimbangan mineral dan lebih

banyak mempengaruhi struktur gigi geligi janin dibanding gangguan nutrisi ibu

(Narendra, 2002).

Tahap-Tahap Pertumbuhan Gigi

Mulai tumbuhnya gigi merupakan proses penting dari pertumbuhan

seseorang anak, tahap-tahap penting tumbuh gigi dapat dilihat pada tabel di bawah

ini:

Gigi geligi Waktu erupsi (bulan)

       Geligi rahang atas

       Gigi seri pertama

       Gigi seri kedua

       Gigi taring

        6,5

        8

        18

Page 7: Dewi Mh 11-73 Revisi Makalah Rampan Karies

       Gigi geraham pertama

       Gigi geraham kedua

        14

        24

       Geligi rahang bawah

       Gigi seri pertama

       Gigi seri kedua

       Gigi taring

       Gigi geraham pertama

       Gigi geraham kedua

        6

        7

        16

        10

        20

sumber Child Development 2009

Karies berasal dari bahasa Latin yaitu caries yang artinya kebusukan.

Karies gigi adalah suatu proses kronis regresif yang dimulai dengan larutnya mineral

email sebagai akibat terganggunya keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang

disebabkan oleh pembentukan asam microbialdari substrat sehingga timbul destruksi

komponen-komponen organik yang akhirnya terjadi kavitas. Dengan perkataan lain,

dimana prosesnya terjadi terus berjalan ke bagian yang lebih dalam dari gigisehingga

membentuk lubang yang tidak dapat diperbaiki kembali oleh tubuh melalui proses

penyembuhan, pada proses ini terjadi demineralisasi yang disebabkan oleh adanya

interaksi kuman, karbohidrat yang sesuai pada permukaan gigi dan waktu. (Tarigan,

1991)

Perkembangan karies dapat berbeda antara satu dan lain orang dari

antara populasi satu dan populasi lain. Apabila perkembangannya lambat,

mungkin membutuhkan waktu bertahuntahun lamanya sehingga karies menjadi

kavitas besar. Akan tetapi proses yang sama hanya membutuhkan waktu beberapa

bulan saja, kalau perkembangannya cepat. (Tarigan, 1991)

Tanda-tanda karies gigi merupakan suatu keretakan pada email atau

kavitas pada gigi, dentin di dalam kavitas lebih lunak dari pada dentin di

sekelilingnya, dan merupakan suatu daerah pada email yang mempunyai warna

yang berbeda dengan email sekelilingnya.Karies yang berkembang cepat biasanya

berwarna agak terang, sedangkan karies yang berkembang lambat biasanya

berwarna agak gelap. Akan tetapi pit (lekukan pada email gigi) dan fisur (bentuk

lekukan email gigi pada gigi molar dan pre molar) kadang-kadang berwarna tua,

bukan karena karies gigi, tetapi karena noda akibat beberapa makanan. (Tarigan,

1991)

Page 8: Dewi Mh 11-73 Revisi Makalah Rampan Karies

Karbohidrat yang tertinggal di dalam mulut dan mikroorganisme,

merupakan penyebab karies gigi, penyebab karies gigi yang tidak langsung adalah

permukaan dan bentuk gigi tersebut. Gigi dan fisur yang dalam mengakibatkan

sisa-sisa makanan mudah melekat dan bertahan, sehingga produksi asam oleh

bakteri akan berlangsung dengan cepat dan menimbulkan karies gigi.

Rampan karies adalah istilah yang di gunakan untuk menggambarkan

terjadinya kerusakan yang sangat cepat pada beberapa gigi yang sering melibatkan

permukaan gigi yang biasanya relative bebas karies. Karies rampan terutama

terdapat pada gigi- geligi sulung anak yang terus-menerus menghisap botol yang

berisikan gula atau dicelupkan dahulu ke dalam larutan gula ( Kidd BGM Smith,

2002). Apabila rampan karies dibiarkan proses karies ini dapat cepat meluas

mengenai seluruh gigi sehingga keadaan menjadi lebih parah dengan akibat lanjut

yaitu pulpa nekrosis dan kelainan jaringan periapikal serta kerusakan pada gigi

permanen, Pada saat itu penderita akan kesulitan makan dan akan mempengaruhi

kesehatan umum. Rampant karies juga bisa muncul pada gigi permanen pada usia

remaja, karena seringnya mereka mengkonsumsi snack-snack yang bersifat

kariogenik juga minuman yang manis diantara waktu makan. Rampant karies pada

orang dewasa ditandai dengan karies pada bukal dan lingual dari premolar dan

molar dan juga proximal dan labial karies di insisiv Rahang bawah (Paradipta,

2009).

Gambaran klinis dari Rampan karies mempunyai pola dan tipe yang

khusus.Gambaran pola kariesnya terlihat jelas, dengan lesi terutama pada bagian

labial gigi insisif atas, dan atau pada palatal molar atas.Tipe kariesnya sejalan

dengan lengkung gusi gigi insisif rahang atas. Proses kariesnya cenderung aktif,

gigi lainnya akan terpengaruh sejalan dengan erupsinya yaitu akan mengenai

molar kesatu rahang atas, kaninus rahang bawah dan molar kedua, namun jarang

mengenai insisif rahang bawah, hal ini mungkin terjadi karena posisinya yang

terlindung oleh lidah (Paradipta, 2009).

Penyebab utama dari Rampan Karies adalah penggunaan botol susu

dalam waktu yang berkepanjangan.Susu akan berada di dalam mulut dalam jangka

waktu yang lama dan akan terjadi fermentasi.  Sehingga menyebabkan gigi akan

mudah terkena infeksi. Pemberian ASI dengan periode yang lama, memakai dot

Page 9: Dewi Mh 11-73 Revisi Makalah Rampan Karies

kosong yang dicelupkan ke dalam madu, sirup atau gula juga dapat menyebabkan

rampan karies.Sayangnya sebagian besar anak-anak yang menderita rampan karies

tidak sesegera mungkin diatasi. Karena orang tua baru akan memberi

perhatian,apabila telah ada keluhan dari sang anak.  Kebanyakan dari mereka

berfikiran bahwa gigi susu yang terinfeksi akan mengalami pergantian oleh gigi

tetap. Sehingga perawatan terhadap gigi susu seringkali terabaikan (Mamimendy,

2010).

Page 10: Dewi Mh 11-73 Revisi Makalah Rampan Karies

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Etiologi Karies

Karies terjadi karena sejumlah faktor di dalam mulut yang saling

berinteraksi. Newburn (1997) menggolongkan faktor tersebut menjadi tiga faktor

utama, yaitu host meliputi gigi dan saliva, mikroorganisme dan substrat serta satu

faktor tambahan yaitu waktu.

Faktor yang paling berperan untuk terjadinya karies rampan adalah

aktifitas mikroorganisme penyebab karies yang tinggi, seringnya menkonsumsi

makanan dan minuman kariogenik serta kebersihan mulut yang buruk. Faktor

psikologis, sistemik, dan herediter dapat juga berhubungan dengan terjadinya

karies rampan. (repository.usu.ac.id)

3.1.1 Faktor Etiologi Utama

Faktor etiologi utama meliputi host (gigi dan saliva), mikroorganisme,

substrat, dan waktu.

3.1.1.1 Gigi (Host)

Proses karies gigi sulung berjalan lebih cepat dibanding gigi tetap

karena ketebalan enamel gigi sulung hanya setengah dari gigi tetap. Enamel gigi

sulung lebih banyak mengandung bahan organik dan air, sedangkan jumlah

mineral lebih sedikit dibanding gigi tetap.

Finn (1973) menyatakan bahwa permukaan oklusal gigi sulung

memiliki tonjol yang tinggi sehingga pit dan fissure relatif dalam menyebabkan

daerah ini sulit dibersihkan sehingga mempermudah timbulnya karies. Menurut

Schour dan Massler (1964) gigi sulung memiliki permukaan proksimal yang

datar, kontak antar gigi merupakan kontak bidang sehingga memudahkan plak

melekat dan sulit disingkirkan. Rider (1982) menyatakan bahwa gigi yang

mengalami hipoplasia enamel akan mempengaruhi kecepatan terjadinya karies. Di

samping itu, susunan gigi geligi pada masa gigi bercampur yang sering crowding

dan overlapping akan mendukung prevalensi karies pada gigi sulung.

Page 11: Dewi Mh 11-73 Revisi Makalah Rampan Karies

3.1.1.2 Saliva (Host)

Saliva merupakan pertahanan pertama terhadap karies. Ini terbukti pada

penderita xerostomia akan timbul kerusakan gigi menyeluruh dalam waktu

singkat. Anak-anak yan mendapatkan radioterapi untuk perawatan kanker di

daerah kepala dan leher atau terkena pembedahan neoplasma di rongga mulut

akan mengalami penurunan sekresi saliva sehingga fungsi saliva terganggu dn

mempermudah terjadinya karies.

3.1.1.3 Mikroorganisme

Mikroorganisme berperan dalam terjadinya karies gigi.

Mikroorganisme utama di dalam mulut yang berhubungan dengan karies adalah

jenis streptokokus dan laktobasilus. Jumlah Streptokokus mutans dan

Laktobasilus pada sampel plak anak dengan karies rampan seratus kali lipat

dibanding anak yang bebas karies. Kohler dkk. (1980) melaporkan bahwa

semakin cepat rongga mulut seorang anak terkolonisasi Streptokokus mutans

maka semakin tinggi pula prevalensi karies. Ibu yang memiliki Streptokokus

mutans di dalam mulutnya dapat memindahkan mikroorganisme tersebut ke mulut

bayinya sebelum gigi bayinya erupsi ketika menggunakan sendok untuk memberi

makan bayinya atau membasahi dot dengan air ludahnya sebelum diberikan ke

bayinya.

3.1.1.4 Substrat

Pada awal kehidupan bayi, diet yang diberikan berupa susu, baik air

susu ibu (ASI), air susu sapi (ASS), atau keduanya. ASS mengandung kalsium,

fosfor, dan protein dengan konsentrasi yang lebih tinggi dibanding ASI sehingga

dapat membantu remineralisasi email sedangkn ASI mengandung lebih banyak

laktosa (7 persen) dibanding ASS yang hanya 4 persen. ASI lebih mudah

menyebabkan penurunan pH dibanding ASS. Oleh karena itu, ASI memiliki

potensi kariogenik yang lebih tinggi dibanding ASS.

Diet karbohidrat terutama gula merupakan substrat yang paling penting

untuk metabolisme mikrorrganisme. Peranan langsung karbohidrat dalam

Page 12: Dewi Mh 11-73 Revisi Makalah Rampan Karies

terjadinya karies adalah kemampuannya menyediakan sumber energi yang dapat

difermentasi secara sempurna oleh mikroorganisme. Stephen dan Joy (1956)

dalam penelitiannya menjumpai bahwa semakin sering individu mengkonsumsi

makanan yang mengandung karbohidrat dan gula di antara jam makan dapat

menyebabkan karies rampan.

3.1.1.5 Waktu

Pengertian waktu disini adalah kecepatan terbentuknya karies serta

lama dan frekuensi substrat menempel di permukaan gigi. Kroll dan Stone melihat

adanya korelasi karies dan waktu tidur anak dengan susu botol di dalam mulutnya.

Hal ini didukung oleh Dilley dkk. dan Johnson (1988) yang menemukan

persentase karies yang tinggi pada anak yang mengisap susu botol sambil tidur

sepanjang malam.

Bayi menyusui 10 sampai 40 kali setiap hari sehingga pemberian ASI

yang tidak tepat seperti tetap membiarkan bayi tertidur selama menyusui akan

mempercepat proses kerusakan gigi.

Keadaan lain yang menybabkan substrat lama berada di dalam mulut

adalah kebiasaan anak menahan makanan kariogenik di dalam mulut dimana

makanan tidak cepat-cepat ditelan.

3.1.2 Faktor Etiologi Penunjang

Faktor etiologi penunjang penyebab karies rampan adalah kebersihan

mulut yang buruk, faktor psikologis, sistemik, dan herediter.

3.1.2.1 Kebersihan Mulut

Pada dasarnya anak balita belum mampu melaksanakan kebersihan

mulut sendiri. Belum ada kesadaran dan pengetahuan tentang hal ini sehingga

sangat diperlukan peran orang tua terutama ibu untuk mengajarkan,

mendemostrasikan, mengawasi, membantu, dan melakukan pelaksanaan

kebersihan mulut anak.

Kebersihan mulut yang buruk mengakibatkan penumpukan plak dalam

jumlah banyak dan berkembangnya mikroorganisme sehingga keadaan pH rongga

Page 13: Dewi Mh 11-73 Revisi Makalah Rampan Karies

mulut turun mencapai di bawah 5,5. Pada keadaan ini terjadi demineralisasi

enamel dan proses karies pun dimulai.

3.1.2.2 Faktor Psikologis

Stimulasi serabut simpatis di glandula submandibularis atau

sublingualis menyebabkan sekresi saliva yang bersifat kental dimana sistem saraf

ini merupakan bagian penting mekanisme seseorang dalam bereaksi terhadap

stres. Hal inilah yang menjadi penyebab pada orang-orang yang mengalami stres

terjadi pengentalan dan penurunan sekresi saliva.

Gangguan emosi pada anak seperti perasaan tertekan, rasa takut,

ketidakpuuasan pada prestasi, pemberontakan terhadap situasi rumah, perasaan

rendah diri, pengalaman buruk (trauma) di sekolah, dan kegelisahan serta

ketegangan yang terus-menerus akan mempermudah terjadinya karies. Gangguan

emosi ini juga akan mengakibatkan kebiasaan buruk dalam hal memilih dan

mengkonsumsi diet dimana anak suka mengkonsumsi makanan dan minuman

kariogenik.

3.1.2.3 Faktor Sistemik

Pada penderita Diabetes Mellitus terjadi penurunan sekresi saliva

sehingga menyebabkan xerostomia. Keadaan ini akan mempermudah

perkembangan karies.

3.1.2.4 Faktor Herediter

Faktor potensial imunitas lainnya yang mempengaruhi perkembangan

karies pada anak-anak adalah level imunitas yang diperoleh untuk melawan

bakteri penyebab karies. Ibu yang dilahirkan di daerah geografis dengan

prevalensi karies rendah akan memiliki perkembangan level imunitas yang rendah

pula terhadap karies. Lehner (1980) menyatakan bahwa imunitas terhadap

streptokokus mutans yang dimiliki ibu dapat berpindah ke janin.

3.2 Mekanisme Terjadinya Karies Rampan

Page 14: Dewi Mh 11-73 Revisi Makalah Rampan Karies

Penyebab terjadinya rampan karies ( baby bottle syndrome) adalah

pemberian susu botol yang tidak tepat, hal ini terjadi akibat kebiasaan minum susu

atau cairan yang mengandung gula dari botol dalam jangka waktu yang lama,

bahkan sampai anak tertidur. Proses karies ini berlangsung sangat cepat dan

menyebar dari satu gigi ke gigi seri rahang lainnya, pada gigi seri rahang bawah

jarang terjadi karena gigi-gigi itu terlindung oleh saliva ketika anak menghisap

susu dari botol (Afrilina, 2006). Dan bila di tinjau dari dari faktor pathogenesis

bahwa posisi tidur, dengan dot botol dalam rongga mulut maka cairan manis akan

membasahi permukaan gigi sulung terutama insisif, molar atas dan molar bawah,

pada keaadaan tersebut jumlah aliran saliva menurun dan kualitas saliva

mengental sehingga efek pembersihan saliva berkurang, lingkungan demikian

akan meningkatkan kualitas bakteri kariogenik, hasil fermentasi antara sukrosa

dan bakteri menurunkan ph saliva sehingga lingkungan rongga mulut menjadi

asam permukaan gigi yang terkena akan mengalami demineralisasi dan akhirnya

karies (Kidd Edwina).

Mekanismenya, sebagai berikut :

1. EARLY ENAMEL LESION

Awal dari proses demineralisasi, tanda-tandanya:

• Email berwarna “Chalky White” dari warna translusennya

• Permukaan email menjadi rapuh

• Meningkatnya porositas

• Berkurangnya kepadatan email

2. The Advancing Coronal Lesion

• Permukaan email rapuh dan berlubang (kavitas)

• Proses remineralisasi semakin sulit dilakukan (penumpukan

bakteri oleh plak meningkat dan asam dari makanan)

• Adanya respon pulpa ok asam mulia masuk ke tubuli dentin

• Peningkatan mineralisasi sebagai pertahanan dari pulpa

Page 15: Dewi Mh 11-73 Revisi Makalah Rampan Karies

3. The Slowly Progression Lesion

• Lesi dan kavitas semakin besar (email dan dentin semakin

rapuh)

4. The Rampant Lesion

• Karies semakin luas, dasar dentin lunak

• Pulpa dalam keadaan bahaya ok proses remineralisasi dapat

mengurangi permeabilitas tubulus

Berdasarkan perkembangannya, Early Childhood Caries atau karies

rampan dibagi menjadi 4 stadium yaitu :

1. Stadium inisial

Stadium inisial dikarakteristikkan dengan adanya lesi demineralisasi yang

opak seperti kapur pada permukaan gigi insisivus sulung maksila ketika anak berusia

10 – 20 bulan atau kadang lebih muda. Pada stadium ini, lesi bersifat reversibel tetapi

sering terabaikan oleh orang tua maupun dokter gigi saat memeriksa rongga mulut

anak. Garis putih yang khas dapat dilihat pada bagian servikal permukaan labial dan

palatal gigi insisivus maksila, dapat didiagnosa setelah gigi yang terlibat dikeringkan.

2. Stadium kedua

Stadium kedua berlangsung ketika anak berusia antara 16 – 24 bulan.

Bagian dentin ikut terlibat ketika lesi putih pada gigi insisivus berkembang dengan

cepat. Pada stadium ini, anak mulai mengeluh terjadinya hipersensitifitas terhadap

rasa dingin. Dentin terekspos dan bewarna kuning serta konsistensinya lunak. Orang

tua terkadang sadar akan perubahan warna gigi anak dan menjadi perhatian. Pada gigi

molar sulung maksila terlihat lesi inisial pada bagian servikal, proksimal dan oklusal.

Page 16: Dewi Mh 11-73 Revisi Makalah Rampan Karies

3. Stadium ketiga

Stadium ketiga mulai berlangsung ketika anak berusia antara 20 – 36

bulan, dengan gambaran yang khas yaitu lesi yang besar dan dalam pada gigi

insisivus maksila serta terjadi iritasi pulpa. Anak mengeluh sakit ketika mengunyah

atau saat menyikat gigi. Anak juga mengeluh rasa sakit spontan pada malam hari.

Saat tahap ini terjadi, pada gigi molar sulung maksila berlangsung ECC stadium 2 dan

pada gigi molar sulung mandibula dan kaninus maksila berlangsung ECC stadium 1.

4. Stadium keempat

Stadium keempat mulai berlangsung ketika anak berusia antara 30 – 48

bulan. Gambaran karakteristik pada stadium ini yaitu adanya fraktur koronal gigi

anterior maksila sebagai akibat destruksi amelodentinal. Pada stadium ini, gigi

sulung anterior maksila biasanya nekrosis dan gigi molar sulung maksila

berlangsung ECC stadium 3. Gigi molar dua dan kaninus maksila serta molar satu

mandibula berlangsung ECC stadium 2. Beberapa anak menderita tetapi tidak

dapat mengekspresikan keluhan sakit gigi mereka. Mereka mengalami gangguan

tidur dan menolak makanan. (repository.usu.ac.id)

Page 17: Dewi Mh 11-73 Revisi Makalah Rampan Karies

3.3 Pencegahan Rampan Karies

Tindakan pencegahan terhadap rampan karies harus dilakukan, karena

semakin parah karies maka semakin kompleks pula perawatan yang harus

dilakukan. Ada beberapa cara untuk mencegah terjadinya rampan karies, meliputi :

a. Berikan nasihat pada orang tua anak agar membuat anak merasa tenang dan

nyaman saat tidur, jangan memberikan dot botol yang berisi larutan gula

(susu, formula atau sari buah), biasakan berikan anak air putih dalam dot

botol atau dot karet.

b. Usahakan jangan memasukkan gula, madu, atau yang mengandung larutan

gula ke dalam dot botol.

c. Jangan membiarkan anak menghisap ASI secara kontinyu saat tidur, karena

ASI juga dapat menyebabkan kerusakan gigi.Biasakan anak menghisap dot

botol yang berisi air.

d. Jangan menambahkan gula yang berlebihan dalam makanan anak

e. Gunakan kain kasa yang dibasahi air atau kain tipis untuk membersihkan gigi

dan gusi anak setelah makan atau minum yang mengandung gula atau

karbohidrat. Ini akan membantu menghilangkan plak bakteri dan gula yang

tumbuh dalam gigi dan gusi.

Page 18: Dewi Mh 11-73 Revisi Makalah Rampan Karies

f. Jika air minum yang diminum setiap harinya tidak mengandung fluoride,

maka suplemen fluoride atau perawatn fluoride seperti topikal aplikasi dan

fissure sealant dapat diberikan.

g. Ajarkan kepada anak untuk membiasakan minum menggunakan gelas atau

cangkir menjelang umurnya 1 tahun.Anak sebaiknya berhenti minum

menggunakan dot botol setelah umurnya 1 tahun.

h. Berikan nasihat pada orang tua anak untuk segera mengunjungi dokter gigi,

apabila tampak tanda kemerahan dan bengkak pada mulut anak atau

bercak/spot hitam pada gigi anak (Paradipta, 2009).

3.4 Perawatan Rampan Karies

Pada kasus rampan karies dapat di lakukan beberapa perawatan sebagai

berikut :

a. Relief of  pain (menghilangkan rasa sakit)

Tindakan yang di lakukan adalah trepanasi apabila di jumpai ganggren pulpa

atau abses, kemudian berikan obat- obatan melalui oral (antibiotic,analgetik)

b. Menghentikan proses karies

Tiap kavitas meskipun kecil mempunyai jaringan nekrotik, setelah rasa sakit

hilangkavitas dipreparasi untuk membuang semua jaringan yang nekrotik

sehingga proses karies terhenti.

c. Anjuran untuk melakukan diet kontrol dan jelaskan mengenai DHE dan oral

hygene. Lakukan oral profilaksis pada gigi.

d. Lakukan topical aplikasi dengan larutan fluor pada gigi sebagai preventif.

Apabila tidak jumpai karies cukup dengan pemakaian pasta gigi yang

mengandung fluor.

e. Evaluasi secara periodic setiap3 bulan sampai diperoleh keadaan oral hygene

yang baik dan diet yang sesuia dengan anjuran koreksi faktor sistemik( bila

ada) .

BAB IV

Page 19: Dewi Mh 11-73 Revisi Makalah Rampan Karies

KESIMPULAN

1. Etiologi Karies

a. Faktor Etiologi Utama.

Gigi (Host)

Saliva (Host)

Mikroorganisme

Substrat

Waktu

b. Faktor Etiologi Penunjang

Kebersihan Mulut

Faktor Psikologis

Faktor Sistemik

Faktor Herediter

2. Mekanisme Terjadinya Karies Rampan

Penyebab terjadinya rampan karies ( baby bottle syndrome) adalah

pemberian susu botol yang tidak tepat, hal ini terjadi akibat kebiasaan minum susu

atau cairan yang mengandung gula dari botol dalam jangka waktu yang lama,

bahkan sampai anak tertidur. Proses karies ini berlangsung sangat cepat dan

menyebar dari satu gigi ke gigi seri rahang lainnya, pada gigi seri rahang bawah

jarang terjadi karena gigi-gigi itu terlindung oleh saliva ketika anak menghisap

susu dari botol (Afrilina, 2006). Dan bila di tinjau dari dari faktor pathogenesis

bahwa posisi tidur, dengan dot botol dalam rongga mulut maka cairan manis akan

membasahi permukaan gigi sulung terutama insisif, molar atas dan molar bawah,

pada keaadaan tersebut jumlah aliran saliva menurun dan kualitas saliva

mengental sehingga efek pembersihan saliva berkurang, lingkungan demikian

akan meningkatkan kualitas bakteri kariogenik, hasil fermentasi antara sukrosa

dan bakteri menurunkan ph saliva sehingga lingkungan rongga mulut menjadi

Page 20: Dewi Mh 11-73 Revisi Makalah Rampan Karies

asam permukaan gigi yang terkena akan mengalami demineralisasi dan akhirnya

karies (Kidd Edwina).

3. Pencegahan Rampan Karies

a. Berikan nasihat pada orang tua anak agar membuat anak merasa tenang

dan nyaman saat tidur, jangan memberikan dot botol yang berisi larutan

gula (susu, formula atau sari buah), biasakan berikan anak air putih dalam

dot botol atau dot karet.

b. Usahakan jangan memasukkan gula, madu, atau yang mengandung

larutan gula ke dalam dot botol.

c. Jangan membiarkan anak menghisap ASI secara kontinyu saat tidur,

karena ASI juga dapat menyebabkan kerusakan gigi.Biasakan anak

menghisap dot botol yang berisi air.

d. Jangan menambahkan gula yang berlebihan dalam makanan anak

e. Gunakan kain kasa yang dibasahi air atau kain tipis untuk membersihkan

gigi dan gusi anak setelah makan atau minum yang mengandung gula

atau karbohidrat. Ini akan membantu menghilangkan plak bakteri dan

gula yang tumbuh dalam gigi dan gusi.

f. Jika air minum yang diminum setiap harinya tidak mengandung fluoride,

maka suplemen fluoride atau perawatn fluoride seperti topikal aplikasi

dan fissure sealant dapat diberikan.

g. Ajarkan kepada anak untuk membiasakan minum menggunakan gelas

atau cangkir menjelang umurnya 1 tahun.Anak sebaiknya berhenti minum

menggunakan dot botol setelah umurnya 1 tahun.

h. Berikan nasihat pada orang tua anak untuk segera mengunjungi dokter

gigi, apabila tampak tanda kemerahan dan bengkak pada mulut anak atau

bercak/spot hitam pada gigi anak (Paradipta, 2009).

4. Perawatan Rampan Karies

a. Relief of  pain (menghilangkan rasa sakit)

Page 21: Dewi Mh 11-73 Revisi Makalah Rampan Karies

Tindakan yang di lakukan adalah trepanasi apabila di jumpai ganggren

pulpa atau abses, kemudian berikan obat- obatan melalui oral

(antibiotic,analgetik)

b. Menghentikan proses karies

Tiap kavitas meskipun kecil mempunyai jaringan nekrotik, setelah rasa

sakit hilangkavitas dipreparasi untuk membuang semua jaringan yang

nekrotik sehingga proses karies terhenti.

c. Anjuran untuk melakukan diet kontrol dan jelaskan mengenai DHE dan

oral hygene. Lakukan oral profilaksis pada gigi.

d. Lakukan topical aplikasi dengan larutan fluor pada gigi sebagai preventif.

Apabila tidak jumpai karies cukup dengan pemakaian pasta gigi yang

mengandung fluor.

e. Evaluasi secara periodic setiap3 bulan sampai diperoleh keadaan oral

hygene yang baik dan diet yang sesuia dengan anjuran koreksi faktor

sistemik( bila ada) . (Paradipta, 2009).

Page 22: Dewi Mh 11-73 Revisi Makalah Rampan Karies

DAFTAR PUSTAKA

Afrilina, G. 2006. 75 Masalah Gigi Anak Dan Solusinya. Jakarta: Gramedia

Child development, 2009. Pertumbuhan gigi, http://www.bayisehat.com/child-

development-mainmenu35.html

Gultom, M, 2010. Pengetahuan Sikap Dan Tindakan Ibu-ibu Rumah Tangga.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/Chapter I.pdf.html

Kidd, Edwina. 1991. Dasar-dasar karies. Jakarta: EGC

Mamimendy, 2010. Rampan Karies. http://mamymendy.Blogspot.com

Narendra, M.sularyo, dkk. 2002. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja, Kesehatan

Gigi Anak dan Jaringan Sekitarnya. Jakarta : Sagang Seto

Panjaitan, M. 1997. Etiologi Karies Gigi dan Penyakit Periodontal. Ed 1st. Medan

: USU Press

Panjaitan, M. 1997. Ilmu Pencegahan Karies Gigi. Ed 1st . Medan : USU Press

Paradipta, A, 2009. Karies botol (bottle milk caries).

http://www.health.com/ency/68/445/main.html

Suwelo, I.S.,1992. Karies Gigi Pada Anak dengan Berbagai Faktor Etiologi,

Jakarta: EGC

Siahaan, Riden A. Masalah Karies Rampan Pada Anak : Pencegahan Dan

Perawatannya. http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/8059

Tarigan, R. 1991. Karies Gigi. Editor : Lilian Yuwono. Jakarta : Hipokrates