6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Karies 1. Pengertian Karies Karies gigi atau gigi berlubang merupakan suatu penyakit pada jaringan keras gigi (email, dentin, dan sementum) yang disebabkan oleh aktivitas suatu jasad renik dalam karbohidrat yang dapat diragikan. Karies gigi ditandai dengan adanya demineralisasi jaringan keras gigi yang diikuti oleh kerusakan bahan organiknya, sehingga mengakibatkan terjadinya invasi bakteri dan kematian pulpa serta penyebaran infeksi ke jaringan di sekitar akar gigi dan menyebabkan nyeri. (Kidd dan Bechal, 2012) Menurut Brauer (Tarigan, 2011) karies adalah penyakit yang ditandai dengan kerusakan jaringan, dimulai dari permukaan gigi (pits, fissure, dan daerah interproximal) meluas ke arah pulpa. Sementara menurut (Shuurs, 2010) karies gigi adalah suatu proses kronis yang dimulai dengan larutnya mineral email, sebagai akibat terganggunya keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang disebabkan oleh pembentukan asam mikrobal destruksi komponen organik dan akhirnya terjadi kavitas atau pembentukan tulang.
25
Embed
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Karies 1. Pengertian Kariesrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1933/6/6. BAB II.pdf6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Karies 1. Pengertian Karies Karies gigi atau gigi
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Karies
1. Pengertian Karies
Karies gigi atau gigi berlubang merupakan suatu penyakit pada
jaringan keras gigi (email, dentin, dan sementum) yang disebabkan oleh
aktivitas suatu jasad renik dalam karbohidrat yang dapat diragikan.
Karies gigi ditandai dengan adanya demineralisasi jaringan keras gigi
yang diikuti oleh kerusakan bahan organiknya, sehingga mengakibatkan
terjadinya invasi bakteri dan kematian pulpa serta penyebaran infeksi ke
jaringan di sekitar akar gigi dan menyebabkan nyeri. (Kidd dan Bechal,
2012)
Menurut Brauer (Tarigan, 2011) karies adalah penyakit yang ditandai
dengan kerusakan jaringan, dimulai dari permukaan gigi (pits, fissure,
dan daerah interproximal) meluas ke arah pulpa. Sementara menurut
(Shuurs, 2010) karies gigi adalah suatu proses kronis yang dimulai
dengan larutnya mineral email, sebagai akibat terganggunya
keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang disebabkan oleh
pembentukan asam mikrobal destruksi komponen organik dan akhirnya
terjadi kavitas atau pembentukan tulang.
7
a. Proses Terjadinya Karies
Makanan dari jenis tepung – tepungan seperti roti, ubi, nasi,
adalah makanan yang digolongkan dalam zat tepung atau karbohidrat.
Disebut juga zat gula sebab setelah dicerna di dalam usus akan
menjadi zat gula yang manis, yakni glukosa. Maka dari itu gula
sendiri dan semua makanan dari gula masuk ke kelompok karbohidrat
ini. Karbohidrat disebut juga hidrat arang, zat tepung atau zat gula.
Makanan jenis ini, bila terselip atau menempel di dalam permukaan
gigi, oleh kuman – kuman yang terdapat di dalam mulut akan
berubah menjadi asam. Caranya adalah dengan membubuhkan ke
dalam sisa makanan di permukaan gigi atau sela – sela gigi – gigi
tersebut dengan bahan – bahan yang dikeluarkan dari tubuh kuman.
Asam yang sudah terbentuk adalah bahan yang tajam dan mampu
membuat permukaan email menjadi lunak. Di atas permukaan email
yang dilunakkan tersebut, bakteri masuk ke email, sehingga
berlubang. Gigi berlubang seperti itu disebut karies gigi. Bila gigi
telah berlubang dibiarkan saja dan tidak dilakukan perwatan maka
akan meluas makin dalam. Gigi yang berlubang tidak bisa menjadi
utuh lagi, seperti jaringan lain yang lunak. Email tidak ada kapiler –
kapiler darahnya yang bisa mengirim zat – zat pembangun email.
Sekali berlubang akan tetap berlubang bahkan akan makin dalam.
(Ircham dan Asmar, 2005)
8
b. Penyebaran Karies
Menurut data Riskesdas seseorang yang mengalami karies dari
umur 3 tahun sampai lebih dari 65 tahun, ini menunjukkan bahwa
karies tidak memandang usia, baik usia tua, dewasa, remaja maupun
anak – anak bisa mengalami karies jika dari awal mereka tidak
melakukan kebersihan gigi dan mulut dengan cara yang benar.
2. Macam – Macam Karies pada Anak
a. Jenis karies gigi sulung berdasarkan proses terbentuknya karies:
Proses karies dapat dengan cepat dari email terus ke dentin terus ke
pulpa (karies akut). Ada juga yang prosesnya lambat (karies kronis)
dan ada juga yang berhenti (karies terhenti = arrasted), dan juga
kadang – kadang setelah terhenti kemudian timbul lagi (karies
intermitten).
b. Jenis karies gigi sulung berdasarkan penyebarannya di seluruh gigi
dalam mulut. Klasifikasi karies gigi sulung:
Kelas 1 : ada karies di gigi molar sulung
Kelas 2 : ada karies di gigi insisivus dan gigi kaninus atas
Kelas 3 : ada karies di gigi insisivus, gigi kaninus atas dan di gigi
molar
Kelas 4 : ada karies di gigi insisivus dan gigi kaninus bawah tanpa
atau dengan karies di gigi yang lain.
9
c. Jenis karies gigi sulung berdasarkan lokasi kariesnya:
Berdasarkan lokasi karies dapat dengan mudah diketahui berapa
permukaan yang terkena (satu atau lebih permukaan), juga dapat
diketahui di mana letak kariesnya (bukal, oklusal, atau permukaan
lain). Luas dan letak permukaan gigi yang karies menentukan jenis
perawatan, antara lain menentukan jenis restorasi yang akan dipilih
sesuai dengan kariesnya.
d. Jenis karies gigi sulung berdasarkan kedalaman karies:
Pada anak – anak diagnosis gigi dapat dilakukan berdasarkan
penyakit kariesnya (berdasarkan dalamnya kerusakan yang terjadi).
Kedalaman karies yang terjadi dapat hanya pada email, mencapai
dentin, mencapai pulpa, atau karies sudah mengenai akar.
e. Jenis karies berdasarkan keganasan dan perluasannya:
Ada tiga macam karies menurut keganasan dan perluasannya yaitu
karies biasa, karies botol, dan karies rampan. (Harun Achmad, 2015)
3. Pengertian Rampan Karies
Karies rampan adalah karies yang terjadi sangat cepat, mengenai
beberapa gigi serta sering menimbulkan rasa sakit sehingga anak rewel.
Karies ini sering ditemukan pada anak usia dibawah 5 tahun dengan
penyebaran yang tertinggi pada anak usia tiga tahun. Karies rampan
sering menimbulkan masalah dan yang paling sering dialami oleh anak
yaitu adanya rasa sakit. Adanya rasa sakit mengakibatkan anak sering
10
kali menangis atau rewel yang tidak menentu waktunya. Apabila terjadi
demikian perlu segera melakukan pemeriksaan gigi dan mulutnya.
(Heriandi Sutadi, 2002)
Karakteristik karies rampan adalah terkenanya permukaan proksimal
gigi insisvus bawah dan yang berkembang hingga mengenai daerah
servikal. Proses karies rampan adalah sama dengan proses karies biasa,
hanya terjadinya lebih cepat. Banyak ahli menghubungkan karies rampan
ini dengan kondisi anak sendiri, yaitu email gigi sulung lebih tipis,
strukturnya yang kurang solid, morfologi gigi yang lebih tidak beraturan,
dan kontak antar gigi yang merupakan kontak bidang yang lebih luas.
Keadaan saliva juga dihubungkan dengan karies rampan. Selain itu anak
lebih sering makan makanan serta minuman yang bersifat kariogenik,
yang akan mempermudah terjadinya karies rampan. (Harun Achmad,
2015)
4. Tahap Perkembangan Rampan Karies
Karies pada anak balita / ECC (Early Childhood Caries) adalah
istilah yang digunakan untuk menggambarkan karies gigi yang terlihat
pada gigi susu anak – anak. Umumnya karies pada balita berhubungan
dengan prevalensi konsumsi minuman yang mengandung gula atau
penggunaan dot. (Harun Achmad, 2015)
Berdasarkan perkembangannya, ECC dibagi menjadi 4 stadium yaitu :
11
a. Stadium Inisial
Stadium inisial dikarakteristikkan dengan adanya lesi
demineralisasi yang opak seperti kapur pada permukaan gigi
insisivus sulung maksila ketika anak berusia 10 – 20 bulan atau
kadang lebih muda. Pada stadium ini, lesi bersifat reversibel tetapi
sering terabaikan oleh orang tua maupun dokter gigi saat memeriksa
rongga mulut anak. Garis putih yang khas dapat dilihat pada bagian
servikal permukaan labial dan palatal gigi insisivus maksila, dapat
didiagnosa setelah gigi yang terlibat dikeringkan.
Gambar 1. ECC Stadium inisial
Sumber: repository.usu.ac.id
b. Stadium Kedua
Stadium kedua berlangsung ketika anak berusia antara 16 – 24
bulan. Bagian dentin ikut terlibat ketika lesi putih pada gigi insisivus
berkembang dengan cepat. Pada stadium ini, anak mulai mengeluh
terjadinya hipersensitifitas terhadap rasa dingin. Dentin terekspos
dan berwarna kuning serta konsistensinya lunak. Orang tua