PT. Riau Baraharum COAL MINING Jl. Alaydrus No. 82/4 Jakarta - 10130 Telp. (021) – 634 5222 Fax. (021) – 634 5221 / 633 5985 BAB II DESKRIPSI KEGIATAN 2.1. Identitas Pemrakarsa dan Penyusun KA-ANDAL 2.1.1. Identitas Pemrakarsa Nama Perusahaan : PT. Riau Baraharum Alamat Perusahaan : Jl. Alaydrus No. 82/4 Jakarta Telepon : (021) 634 5222 Faximile : (021) 634 5221 / 633 5985 Penanggung Jawab : Ir. Gatot Djoko Setijono, M.App.Sc Jabatan : General Manager General Affair 2.1.2. Identitas Penyusun KA-ANDAL Nama : Pusat Kajian Pengembangan Potensi Sumberdaya Perairan dan Lingkungan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau Alamat : Kampus Binawidya Sp. Panam Pekanbaru Telepon : (0761) 63275 Faximile : (0761) 63275 Penanggung Jawab : Ir. Sukirno Mus, MSc Jabatan : Kepala 2.2. Tujuan Rencana Kegiatan Tujuan dilaksanakannya penambangan batubara oleh PT. Riau Baraharum pada Wilayah KW. 99 PB 0262 di Kabupaten Indragiri Hulu dan Indragiri Hilir, Propinsi Riau adalah : Menyediakan dan memasok sumber energi alternatif yang dibutuhkan bagi kelangsungan pembangunan nasional. Mendayagunakan dan memanfaatkan sumberdaya alam (batubara) untuk tujuan ekonomis. Membuka peluang kesempatan kerja melalui multiflier effect dari kegiatan pembangunan dan menurunkan angka pengangguran. KA-ANDAL Penambangan Batubara Wilayah KW. 99 PB 0262 II - 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Nama Perusahaan : PT. Riau BaraharumAlamat Perusahaan : Jl. Alaydrus No. 82/4 Jakarta Telepon : (021) 634 5222Faximile : (021) 634 5221 / 633 5985Penanggung Jawab : Ir. Gatot Djoko Setijono, M.App.ScJabatan : General Manager General Affair
2.1.2. Identitas Penyusun KA-ANDAL
Nama : Pusat Kajian Pengembangan Potensi Sumberdaya Perairan dan Lingkungan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau
Tujuan dilaksanakannya penambangan batubara oleh PT. Riau Baraharum pada Wilayah KW. 99 PB 0262 di Kabupaten Indragiri Hulu dan Indragiri Hilir, Propinsi Riau adalah :
Menyediakan dan memasok sumber energi alternatif yang dibutuhkan bagi kelangsungan pembangunan nasional.
Mendayagunakan dan memanfaatkan sumberdaya alam (batubara) untuk tujuan ekonomis.
Membuka peluang kesempatan kerja melalui multiflier effect dari kegiatan pembangunan dan menurunkan angka pengangguran.
Memberikan tambahan penerimaan daerah dari royalty dan pajak yang dihasilkan kegiatan pertambangan kepada Pemda setempat, Propinsi dan Pemerintah Pusat.
Alih teknologi penambangan ke tenaga kerja lokal.
KA-ANDAL Penambangan Batubara Wilayah KW. 99 PB 0262 II - 1
Manfaat yang akan diperoleh dari kegiatan penambangan batubara di Kabupaten Indragiri Hulu dan Indragiri Hilir, Propinsi Riau diharapkan tidak hanya dinikmati oleh pemrakarsa saja namun juga dapat dinikmati oleh penduduk dan masyarakat sekitar kegiatan proyek, sambil ikut berpartisipasi dalam memacu pertumbuhan ekonomi nasional. Secara rinci manfaat dari penambangan batu bara ini adalah :
Mengembangkan usaha pemanfaatan sumberdaya alam secara legal, sehingga manfaat lainnya dirasakan oleh banyak pihak.
Mengembangkan potensi cadangan batubara bagi kepentingan pembangunan nasional.
Membuka isolasi daerah
Menambah PAD bagi pemerintah daerah setempat.
Terbukanya lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar daerah rencana kegiatan baik langsung maupun melalui multiflier effect dari kegiatan ekonomi.
Membantu pemerintah dalam mendidik tenaga yang terlatih dan terampil.
2.4. Lokasi Kegiatan
Rencana penambangan batubara PT. Riau Baraharum berada di Wilayah KW. 99 PB 0262 Kecamatan Seberida, Batang Gangsal dan Batang Cenaku Kabupaten Indragiri Hulu, serta Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir, Propinsi Riau. Setelah dilakukan penciutan daerah tersebut mempunyai luas 24.450 Ha yang terdiri dari 22.660 Ha di Kabupaten Indragiri Hulu dan 1.790 Ha di Kabupaten Indragiri Hilir.
Secara geografis lokasi tapak proyek PT Riau Baraharum terletak antara 035’30” - 048’00” Lintang Selatan dan 10217’00” - 10239’00” Bujur Timur. Selengkapnya koordinat lokasi tapak proyek PT. Riau Baraharum dapat dilihat pada Tabel 2.1. dan Gambar 2.1.
Tabel 2.1Koordinat Lokasi Proyek
No. Titik
Bujur Timur Lintang SelatanDerajat Menit Detik Derajat Menit Detik
1. 102 24 30.0 0 39 30.0
KA-ANDAL Penambangan Batubara Wilayah KW. 99 PB 0262 II - 2
Lokasi daerah proyek (Blok Kasai – Kelesa) terletak 250 Km sebelah Tenggara Pekanbaru. Daerah ini dibelah oleh jalan Lintas Timur Sumatera (Pekanbaru – Jambi) yang dapat dicapai oleh
KA-ANDAL Penambangan Batubara Wilayah KW. 99 PB 0262 II - 4
kendaraan roda dua/empat dari Pekanbaru atau kota yang terdekat yaitu Rengat dan Air Molek. Selain itu juga dapat dijangkau dari Propinsi Jambi ke arah Utara melalui Lintas Timur dengan kendaraan roda empat/dua sejauh 270 Km.
Kesampaian daerah Rantau Langsat dapat ditempuh dengan melintasi jalan berbatu sejauh 11 Km ke Barat dari jalan raya Lintas Timur (dari pertigaan jalan Desa Siberida). Peta lokasi kesampaian daerah rencana penambangan batubara PT. Riau Baraharum disajikan pada Gambar 2.1.
2.6. Umur Kegiatan
2.6.1. Umur Tambang
Produksi batubara direncanakan untuk tahun pertama 150.000 MT, dan produksi maksimum berdasarkan fasilitas/kapasitas sarana pengolahan yang tersedia 750.000 MT. Dilihat dari target produksi dan permintaan pasar diperkirakan produksi rata-rata atau produksi normal pertahun 550.000 MT (Tabel 2.2) dari cadangan batubara yang dapat ditambang (Tabel 2.3), namun demikian untuk kondisi tertentu produksi bisa mencapai kapasitas maksimum. Dengan demikian umur tambang diperkirakan 30 tahun.
Sumber : PT. Riau Baraharum Keterangan : SR = Stripping Ratio (Nisbah Pengupasan)
2.6.2. Jadwal Kegiatan
Secara garis besar rencana kegiatan penambangan batubara yang akan dilakukan PT. Riau Baraharum melalui beberapa tahapan kegiatan, dimana operasionalnya akan dimulai pada Tahun 2005 – 2035. Secara rinci jadwal rencana kegiatan penambangan batubara seperti disajikan pada Tabel 2.4.
2.7. Hubungan Antara Lokasi Kegiatan dengan Sumber Daya dan Kegiatan Lain Sekitarnya.
Di dalam wilayah Kuasa Pertambangan (KP) KW. 99 PB 0262 PT. Riau Baraharum maupun disekitar tapak proyek yang direncanakan serta jalur pengangkutan, juga terdapat kegiatan-kegiatan lain yang saling berkaitan dan mempengaruhi dari segi penggunaan lahan dan infrastruktur yang terdapat didaerah tersebut. Kegiatan-kegiatan lain sekitarnya adalah sebagai berikut :
a). Sebelah Utara: Rencana Perkebunan Tanisubur Agrimas, Perkebunan Kelapa Sawit PT. Inecda, Areal Pengembangan Permukiman dan Transmigrasi, Perkebunan Rakyat.
b). Sebelah Barat : Areal Rencana Perkebunan Swasta PT. Sumatera Makmur Lestari, Areal Perkebunan PT. Arvena Sepakat, Areal Pengembangan Pemukiman dan Transmigrasi, Areal Pengembangan Kehutanan.
KA-ANDAL Penambangan Batubara Wilayah KW. 99 PB 0262 II - 8
I. Tahap Persiapan Xa. Pembebasan Lahan Xb. Penerimaan Tenaga Kerja Xc. Mobilisasi Peralatan Xd. Pembangunan Sarana & Prasarana Xe. Pembersihan Lahan X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X
II. Tahap Operasia. Kasai - Kelesa - Pengupasan & Pengupasan Tanah Pucuk & Penutup X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X - Penambangan Batubara X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X - Pengangkutan Batubara X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X - Pengolahan Batubara X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X - Penimbunan Batubara X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X
b. Rantau Langsat - Pengupasan & Pengupasan Tanah Pucuk & Penutup X X X X - Penambangan Batubara X X X X - Pengangkutan Batubara X X X X - Pengolahan Batubara X X X X - Penimbunan Batubara X X X X
III. Tahap Pasca Operasia. Reklamasi/rehabilitasi lahan - Kasai – Kelesa X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X - Rantau Langsat X X X Xb. Penanganan Tenaga Kerja X
Sumber : PT. Riau Baraharum
KA-ANDAL Penambangan Batubara Wilayah KW. 99 PB 0262 II - 9
c). Sebelah Timur: Areal Rencana Perkebunan PT. Kencana Amal Tani, Areal Rencana Perkebunan PT. Inhuwana Palma lestari, Kawasan Lindung Gambut, Areal Pengembangan kehutanan.
d). Sebelah Selatan : Areal Perkebunan PT. Arvena Sepakat, Kawasan Taman Nasional Bukit, Areal Pengembangan Kehutanan, Perkebunan Rakyat.
2.8. Cadangan
Endapan batubara yang direncanakan akan ditambang dikelompokkan menjadi dua blok yaitu Blok Kasai kelesa dan Rantau Langsat. Untuk blok Kasai Kelesa dibagi menjadi beberapa Subblok yaitu subblok Todung, Sungai Arang, Kinotan, Payabewanah, Togan dan Kelesa. Adapun kualitas dan jumlah cadangan dari masing-masing blok/subblok disajikan pada Tabel 2.5 – 2.18.
Metode penambangan yang akan digunakan adalah secara tambang terbuka (Open pit). Peralatan yang akan digunakan adalah secara “Cyclic” (berdaur), yaitu merupakan kombinasi Excavator dan Dump Truck.
Didalam pelaksanaannya, lapisan tanah penutup dipindahkan ke daerah didekatnya (yang tidak mengandung batubara) dikombinasi dengan sistem “back filling”. Lapisan tanah pucuk (top soil) didaerah penambangan dikumpulkan disuatu tempat untuk selanjutnya disebarkan dipermukaan daerah bekas penambangan atau di permukaan timbunan lapisan penutup.
Dalam operasi pengupasan lapisan tanah penutup dibuat teras-teras atau jenjang-jenjang untuk memudahkan pembagian kerja dan operasi alat-alat berat dan juga untuk menjaga kemantapan lereng (slope stability). Tinggi jenjang dibuat sekitar enam meter dengan lebar jenjang kerja 25 – 30 meter. Lereng terakhir (final slope) dibuat dengan 450 yang terdiri dari teras-teras dengan tinggi enam dan sudut lereng masing-masing teras sekitar 560.
2.10. Fasilitas penunjang
Untuk menunjang lancarnya operasi penambangan batubara akan dibangun sarana dan prasarana sebagai berikut :
2.10.1. Kantor dan Tempat Pemukiman Karyawan
Untuk menunjang kegiatan operasi penambangan serta menampung karyawan PT. Riau Baraharum, akan dibangun perkantoran dan perumahan karyawan yang direncanakan di Desa Ringin dengan luas lahan sekitar 2 Ha. Fasilitas perumahan direncanakan mampu menampung 150 – 200 karyawan. Bangunan yang akan dibuat dapat dilihat pada Tabel 2.19.
Tabel 2.19.Bangunan Perkantoran dan perumahan karyawan
No
BangunanUkuran
(M)Jumla
h Keterangan
1. Kantor 8 x 16 2 Untuk W/P+umum & tambang
2. R. Rapat 8 x 10 2 Untuk W/P+umum &
KA-ANDAL Penambangan Batubara Wilayah KW. 99 PB 0262 II - 19
Tempat penumpukan batubara mempunyai dua tempat yaitu di daerah Ringin dan Rumbai Jaya. Dimana di Ringin akan dibangun dua stock pile yaitu “Raw Coal Stock Yard dan Clean Coal Stock Yard” dengan daya tampung masing-masing 50.000 MT dan 70.000 MT, sedangkan di Rumbai Jaya hanya “Clean Coal Stock Yard” dengan daya tampung 150.000 MT. Luas keseluruhan fasilitas pencucian/pengolahan di Ringin adalah sekitar 36 Ha, sedangkan luas keseluruhan fasilitas pelabuhan Rumbai Jaya sekitar 15 Ha.
2.10.3. Kolam Pengendap (Settling Pond)
Pada setiap dasar bukaan tambang (pit) akan dibuat kolam pengendap yang sifatnya temporer yaitu mengikuti kemajuan front penambangan, sedangkan pada permukaan tanah akan dibangun kolam pengendap yang sifatnya permanen. Kolam pengendap ini terdiri dari 4 buah kolam/bak yang disusun secara seri dengan ukuran masing-masing (25m x 20m x 3m).
Tailing pond berada dekat dengan lokasi pencucian batubara. Kolam tailing pond terdiri dari 4 bagian, yaitu kolam pengendapan tailing, kolam pengendap, kolam aerasi dan kolam penjernih. Bila air dalam kolam penjernih telah memenuhi BML sesuai dengan KepMenLH No. 113 Tahun 2003, tentang Baku Mutu Air Limbah bagi usaha dan atau kegiatan pertambangan, maka dilakukan pembuangan ke sungai Sekuyam dan Sungai Indragiri. Kapasitas kolam atau tailing pond dibuat 20% lebih besar dari volume tailing.
2.10.4. Gudang
Sarana pergudangan di lokasi penambangan termasuk dalam sarana penunjang operasi, yang digunakan baik untuk menyimpan peralatan, suku cadang maupun barang-barang yang diperlukan selama operasi penambangan berlangsung. Bangunan gudang berukuran 8 x 20 m.
2.10.5. Dermaga
Dermaga muat batubara akan dibangun di Rumbai Jaya. Loading Conveyor mempunyai ukuran sebagai berikut : Panjang horizontal lifting conveyor 90 meter, panjang horizontal moving conveyor 33 meter, lebar belt 120 cm dengan sudut kemiringan lifting conveyor sekitar 120 dengan kapasitas hopper sekitar 50 m3.
KA-ANDAL Penambangan Batubara Wilayah KW. 99 PB 0262 II - 21
Pembuatan jalan produksi sangat penting di lokasi penambangan, mengingat hasil produksi dari tempat penambangan diangkut melalui jalan tersebut. Jalan produksi yang digunakan sebagian besar merupakan jalan eks HPH dan jalan umum (jalan kabupaten) dimana sebahagian akan direhabilitasi, sedangkan jalan yang akan dibangun PT. Riau Baraharum selain jalan di lokasi tambang, adalah jalan yang menghubungkan Rumbai Jaya dengan lokasi Dermaga sepanjang 6 km dan jalan dari daerah tambang Rantau Langsat ke tempat pencucian (Ringin) sepanjang 17 km. Jalan produksi yang akan dibangun/rehabilitasi dapat dilihat pada Tabel 2.20. Selain itu, akan dibangun/ rehabilitasi beberapa jembatan serta gorong-gorong seperti Tabel 2.20.
Tabel 2.20.Jalan Produksi di Kasai Kelesa dan Rangau Langsat
No. Ruas JalanJarak (Km)
Lebar Jalan
1. Kasai Kelesa – Ringin – Rumbai Jaya 86 15 – 20
2.Rantau Langsat – Ringin – Rumbai Jaya
83 15 - 20
Tabel 2.21.Jembatan Gorong-Gorong
No. BangunanJumla
hUkuran
(M)Ukuran (M)
1. Jembatan 7 3x315 Bahan Kayu Bulat
3 5x4x15Bahan Beton Bertulang
1 30x10x5Bahan Beton Bertulang
2. Gorong-Gorong 32 2x2x20Bahan Beton Bertulang
2.10.7. Jenis dan Sumber Energi
Untuk memenuhi kebutuhan energi listrik pada kegiatan penambangan dan penerangan akan digunakan pembangkit tenaga listrik yang digerakkan dengan generator diesel sebanyak 2 buah
KA-ANDAL Penambangan Batubara Wilayah KW. 99 PB 0262 II - 22
masing-masing berkekuatan 400 KV, sedangkan cadangan dipersiapkan 1 buah. Dan karena kapasitas pembangkit listrik tersebut cukup besar maka perusahaan akan memenuhi semua ketentuan teknis dan administratif menyangkut genset tersebut di atas, sesuai dengan acuan dari Kanwil Dinas Pertambangan dan Energi Propinsi Riau.
Kebutuhan BBM untuk kegiatan genset ini diperkirakan sebesar 1.115.000 liter/tahun dan kebutuhan minyak pelumas/oil adalah sebesar 12.740 liter/tahun.
KA-ANDAL Penambangan Batubara Wilayah KW. 99 PB 0262 II - 23
Untuk memenuhi kebutuhan sarana tambang maupun karyawan, diperlukan air sebanyak 1.100 m3 per hari dengan memanfaatkan air Sungai Sekuyam. Neraca kebutuhan air untuk kegiatan pertambangan dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Prosentase pemakaian air Sungai Sekuyam =
1.100 m3/harix 100% =
0,32%349.056m3/hari
Gambar 2.3.Neraca Kebutuhan Air untuk Kegiatan Pertambangan
PT. Riau Baraharum
KA-ANDAL Penambangan Batubara Wilayah KW. 99 PB 0262
Pembebasan lahan dan ganti kerugian lahan yang dimiliki oleh penduduk sekitar proyek. Lahan yang dimaksud di antaranya adalah lahan kebun karet dan lahan pertanian milik penduduk setempat yang mana pada umumnya terletak disekitar DAS/Sub-DAS.
Luas lahan yang akan diganti rugi 1.575 Ha, dengan perincian adalah sebagai berikut :
- Daerah tambang (daerah Kasai Kelesa dan Rantau Langsat) 1.350 Ha
- Jalan Tambang Kasai Kelesa dan Rantau Langsat ke Ringin, serta jalan dari Rumbai Jaya ke Pelabuhan 190 Ha.
- Pelabuhan 15 Ha dan daerah pencucian di Ringin 20 Ha.
Ganti rugi lahan bervariasi mengacu kepada Surat Pemda Tk II Indragiri Hulu No. 1028/PHDT/1995. Jumlah kelapa keluarga yang terkena rencana pembebasan lahan sebanyak 32 KK, sedangkan jumlah KK yang mempunyai lahan di daerah tambang untuk berkebun tetapi bermukim di luar daerah rencana tambang sebanyak 235 KK.
2). Penerimaan Tenaga Kerja
Jumlah tenaga kerja yang diperkirakan akan menyerap cukup banyak tenaga kerja, baik yang didatangkan dari luar daerah maupun tenaga kerja dari daerah setempat sesuai dengan jenjang pendidikan, ketrampilan atau bidang keahlian yang diperlukan. Rencana kebutuhan tenaga kerja dan struktur organisasi PT. Riau Baraharum dapat dilihat pada Tabel 2.22. dan Gambar 2.6.
Tenaga kerja tempatan yang akan terserap banyak berasal dari tenaga kerja harian dan buruh tambang. Tenaga kerja tersebut akan bekerja dalam pembangunan fasilitas penunjang (perkantoran, pemukiman, gudang, sarana dan prasarana, dan dermaga).
KA-ANDAL Penambangan Batubara Wilayah KW. 99 PB 0262
Mobilisasi peralatan ini meliputi peralatan-peralatan berat yang akan digunakan untuk menunjang kegiatan penambangan baik untuk pembangunan sarana dan prasarana maupun untuk operasional penambangan. Peralatan yang digunakan selama pembangunan sarana dan prasarana penambagan relatif sedikit menggunakan alat-alat berat, jika dibandingkan pada operasional penambangan. Adapun daftar peralatan yang digunakan PT. Riau Baraharum dapat dilihat pada Tabel 2.23.
Kegiatan ini merupakan serangkaian pembangunan sarana dan prasarana penambangan yang akan memerlukan tenaga kerja dan lahan yang cukup besar. Disamping itu, juga akan dibangun instalasi
KA-ANDAL Penambangan Batubara Wilayah KW. 99 PB 0262 II - 30
pengolahan secara menyeluruh termasuk didalamnya unit pengolahan hasil tambang, penumpukan (stock pile), dan fasilitas pengolahan limbahnya (tailing pond).
KA-ANDAL Penambangan Batubara Wilayah KW. 99 PB 0262 II - 31
Sebelum kegiatan penambangan dimulai, dilakukan pembersihan lahan dengan cara penebasan pohon-pohonan (vegetasi) dengan menggunakan buldozer, baik untuk pembangunan sarana maupun prasarana dan juga untuk lahan penambangan. Pohon-pohon/vegetasi yang dapat digunakan akan diambil/disimpan, sedangkan yang tidak bermanfaat akan ditimbun di daerah penimbunan tanah penutup (waste dump). Pembersihan lahan dilakukan secara bertahap sesuai dengan kemajuan tambang/perpindahan blok/subblok/ daerah cadangan.
2.11.2. Tahap Operasi
Rencana penambangan yang akan dilakukan adalah secara tambang terbuka (open pit). Peralatan yang akan digunakan, adalah secara “Cyclic” (berdaur), yaitu kombinasi Excavator dan Dump Truck.
Penambangan pada tahap awal akan dilakukan pada Blok Kasai Kelesa dan dilanjutkan pada Blok Rantau Langsat. Berdasarkan penyebaran batubara di permukaan dan letak geografisnya, batubara di Blok Kasai Kelesa dapat dikelompokkan menjadi 6 subblok yaitu subblok Todung, Subblok Sungai Arang, Subblok Payabenawah, Subblok Togan dan Subblok Kelesa.
Dengan adanya blok-blok/subblok-subblok penambangan tersebut pada tiap blok/subblok dapat dilakukan operasi penambangan dari beberapa arah sesuai dengan bentuk blok/subblok dan sarana (lahan) pembuangan tanah penutup (waste dump) yang lebih ekonomis.
2.11.2.1. Pembersihan Lahan, Pengupasan dan Pemindahan Tanah Pucuk dan Penutup
Pada tahap pertama akan dilakukan pengupasan tanah pucuk (top soil) dengan menggunakan buldozer, backhoe dan selanjutnya diangkut ketempat penimbunan dengan dump truck. Timbunan tanah pucuk ini dipelihara dan dipisahkan dari tanah penutup (over burden) untuk keperluan rehabilitasi lahan bekas tambang.
Tahap selanjutnya adalah pengupasan tanah penutup (over burden) yang akan dilakukan dengan buldozer, excavator dan Dump Truck. Tanah penutup tersebut akan ditimbun di daerah penimbunan (waste dump) ditempat yang tidak mengandung batubara dan merupakan daerah lembah/cekungan (out dump area). Setelah
KA-ANDAL Penambangan Batubara Wilayah KW. 99 PB 0262 II - 32
batubara pada blok/subblok pertama habis diambil, penambangan dilanjutkan pada blok/subblok kedua.
Apabila daerah penambangan (out dump area) tersebut sudah penuh, maka selanjutnya direncanakan pembuangan di daerah bekas tambang (un pit dump) yang batubaranya sudah diambil dengan back filling.
Keadaan ini akan terus berlanjut sampai blok/subblok terakhir sesuai dengan kedalaman batubara yang akan diambil secara tambang terbuka. Setelah lapisan batubara terbawah daerah tersebut diambil, mulai diisi kembali dengan lapisan penutup hasil pengupasan (back filling).
Dalam operasi pengupasan tanah penutup (over burden) dibuat teras-teras atau jenjang untuk memudahkan pembagian kerja, operasi alat-alat berat dan juga untuk menjaga kemantapan lereng (slope stability), selisih tinggi antara jenjang dibuat sekitar 6 meter dengan lebar jenjang kerja 25 – 30 meter dan sudut lereng masing-masing teras sekitar 56, lereng terakhir (final slope) dibuat dengan kemiringan 45 yang terdiri dari teras-teras dengan tinggi 6 meter. Selanjutnya tanah penutup tersebut diangkut dengan dump truck ke tempat penimbunan, kemudian tanah penutup yang telah ditimbun tersebut ditutup dengan tanah pucuk yang berasal dari tempat penimbunan/ pemeliharaan.
Jumlah cadangan batubara yang akan ditambang secara keseluruhan dengan sistem tambang terbuka, adalah 15.166.000 MT. Untuk melakukan penambangan tersebut jumlah tanah penutup yang harus dipindahkan adalah sebesar 115.910.000 BCM sehingga nisbah pengupasannya (stripping ratio) 7,64. Secara rinci tanah penutup yang harus dipindahkan dapat dilihat pada Tabel 2.24.
Tabel 2.24.Lapisan Penutup yang Dipindahkan
Tahun Ke Kasai – Kelesa (BCM) Rantau Langsat (BCM)
Material permukaan yang relatif lunak (kecepatan rambat gelombang 600/detik) dapat dibongkar langsung dengan excavator (Back Hoe) dan yang dibawahnya dengan kecepatan rambat gelombang sekitar 600 – 900 meter/detik dapat dibongkar langsung dengan Bulldozer tanpa ripping, sedangkan yang relatif agak keras (kecepatan rambat gelombang lebih dari 900 meter/detik) harus di ripping terlebih dahulu.
Dengan memakai alat muat Back Hoe dan Wheel Loader material penutup hasil bongkaran dimuat ke dalam dump truck untuk selanjutnya diangkut dan dibuang ke tempat pelimbahan/pembuangan atau tempat bekas penggalian yang batubaranya sudah diambil.
KA-ANDAL Penambangan Batubara Wilayah KW. 99 PB 0262 II - 35
Penggalian lapisan penutup dibuat jenjang-jenjang dengan selisih tinggi antara jenjang dibuat 6 meter dengan lebar jenjang 25 – 30 meter. Lereng terakhir (final slope) dibuat dengan sudut 45 yang terdiri dari teras-teras berselisih tinggi 6 meter.
Sistem penirisan sedapat mungkin digunakan natural drainage tetapi bila sudah tidak memungkinkan maka digunakan sistem pemompaan. Batubara yang tersingkap digali dengan Excavator (Back Hoe) dan dimuat ke dalam dump truck untuk diangkut ke tempat penumpukan atau pencucian yang kemudian dimuat ke dalam ponton dan selanjutnya dimuat ke dalam kapal untuk diangkut ke pemakai akhir (end user). Bagan alir kegiatan penambangan dapat dilihat pada Gambar 2.7.
Gambar 2.7.Bagan Alir Kegiatan Penambangan
KA-ANDAL Penambangan Batubara Wilayah KW. 99 PB 0262 II - 36
Material yang dipindahkan dan dikumpulkan ke daerah lembah yang diperkirakan sekitar 45% (43.928.630 BCM) sedangkan yang 55% (53.690.560 BCM) ditimbunkan ke bekas penambangan yang sudah diambil batubaranya. Daya tampung daerah lembah (bukan untuk back filing) sebesar 54.160.000 m3.
Luas daerah potensial di Kasai Kelesa adalah 640.225 Ha, daerah lembah untuk penumpukan lapisan penutup 541,600 Ha, sehingga luas seluruh tapak tambang Kasai Kelesa adalah 1.181,825 Ha.
Rantau Langsat
Hampir sama dengan Kasai Kelesa, batubara di daerah Rantau Langsat mempunyai lapisan penutup yang terdiri dari material permukaan yang relatif lunak (kecepatan rambat gelombang kurang dari 600 meter/detik) yang dapat dibongkar langsung dengan Excavator (Back Hoe), material dibawahnya relatif agar keras (kecepatan rambat gelombang 600 meter/detik, tetapi kurang dari 900 meter/detik) yang dibongkar dengan Bulldozer tanpa ripping, material dibawahnya lagi agak keras (kecepatan rambat gelombang lebih dari 900 meter/detik) yang harus diripping terlebih dahulu sebelum didorong dengan Bulldozer.
Sistem pemindahan lapisan penutup juga hampir sama dengan yang ada di Kasai Kelesa yaitu dengan memakai alat muat Back Hoe dan Wheel Loader untuk memuat material penutup hasil bongkaran ke dalam Dump Truck selanjutnya diangkut dengan dikumpulkan ke tempat lembah dan atau pada tempat bekas penggalian yang batubaranya sudah diambil.
Penggalian lapisan penutup dibuat jenjang-jenjang dengan selisih tinggi antar jenjang 6 meter, dengan lebar jenjang kerja 25 – 30 meter. Lereng terakhir (final slope) dibuat dengan sudut 45 yang terdiri dari teras-teras berselisih tinggi 6 meter. Sistem penirisan sedapat mungkin digunakan natural drainage, tetapi bila sudah tidak memungkinkan maka digunakan sistem pemompaan.
Batubara yang tersingkap digali dengan Excavator (Back Hoe) dan dimuat ke dalam dump truck untuk diangkut ke tempat penumpukan dan atau pencucian yang kemudian diangkut ke pemakai akhir.
Material yang dipindahkan dan dikumpulkan ke daerah lembah diperkirakan sekitar 48% (8.779.590 BCM) sedangkan yang 52%
KA-ANDAL Penambangan Batubara Wilayah KW. 99 PB 0262 II - 37
(9.511.220 BCM) ditimbun ke bekas penambangan yang sudah diambil batubaranya. Daya tampung daerah lembah (bukan untuk back filling) sebesar 10.099.000 m3. Luas daerah potensial di Rantau Langsat adalah 75,450 Ha, daerah lembah 67,325 Ha sehingga luas seluruh tapak tambang Rantau Langsat adalah 142,775 Ha.
2.11.2.2. Penambangan/Penggalian Batubara
Penggalian batubara dilakukan setelah pengupasan tanah penutup selesai, seperti halnya pengupasan lapisan tanah penutup, penggalian batubara dilakukan per blok/subblok dan mengikuti arah kemajuan dari pengupasan tanah penutup. Batubara yang sudah tersingkap digali dengan exavator (Back Hoe) sampai kedalaman (pit limit) 50 m dari permukaan dan dimuat ke dalam Dump Truck untuk diangkut ke tempat penumpukan (stock pile) atau pencucian/pengolahan. Setelah dilakukan pencucian/pengolahan batubara kemudian dimuat ke dalam ponton dan selanjutnya dimuat ulang ke dalam kapal untuk diangkut ke pemakai akhir (end user).
Kedalaman penambangan batubara berdasarkan rencana teknis penambangan berkisar antara 5 – 40 m insitu atau berada pada ketinggian 95 – 65 m diatas permukaan laut.
Kasai Kelesa
Penambangan dimulai dari bagian Selatan (tahun ke-1) dengan terlebih dahulu dilakukan pembersihan lahan (land clearing) dan diikuti dengan pekerjaan pengupasan lapisan lunak menggunakan Excavator (Back Hoe) PC-400 yang dimuat ke dalam Dump Truck HD-205. Lapisan dibawahnya relatif lebih keras dibongkar dengan Bulldozer D 355 A dan D 155 A dimulai dekat outcrop line agar memudahkan menirisan (natural drainage).
Material hasil bongkaran dimuat dengan Wheel Loader 966 F ke dalam Dump Truck HD-205 kemudian diangkut dan dibuang ke tempat pelimbahan/ pembuangan didekatnya (daerah lembah). Gerakan pembongkaran mengarah ke Barat dan ke Utara.
Setelah batubaranya tersingkap, kemudian dibongkar dengan Excavator (Back Hoe) PC-220 dan dimuat ke dalam Dump Truck Scania R 143 EL untuk kemudian diangkut ke tempat penimbunan dan pencucian di Ringin.
Bila pembongkaran pada daerah tersebut sudah berada pada posisi lebih rendah dari pada saluran air, maka diperlukan pompa lumpur DDAH untuk keperluan penirisan. Posisi pompa diletakkan
KA-ANDAL Penambangan Batubara Wilayah KW. 99 PB 0262 II - 38
pada tempat yang terendah. Setelah daerah ini diambil batubaranya, mulai diisi kembali dengan lapisan penutup hasil pembongkaran (back filling) dengan catatan lapisan terbawah sudah diambil (seam-3).
Pembongkaran lapisan penutup di daerah ini disertai dengan pembentukkan jenjang-jenjang. Demikian seterusnya sampai cadangan habis ditambang tahun ke-25.
Penambangan pada tahun ke 21-25 terjadi tumpang tindih dengan jalan Lintas Timur, tetapi di dalam operasionalnya jalan tersebut tidak akan terganggu mengingat akan dibuat buffer zone antara bukaan tambang (pit) dengan jalan sejauh 125 meter.
Rantau Langsat
Pada dasarnya urutan penambangan hampir sama dengan daerah Kasai Kelesa. Penambangan dimulai dari bagian Utara (tahun ke-25), dengan terlebih dahulu dilakukan pembersihan lahan (land clearing) dan dibarengi dengan pengupasan lapisan lunak dengan Excavator (Back Hoe) PC-400 yang dimuat ke dalam Dump Truck HD-205.
Lapisan dibawahnya relatif agak keras dibongkar dengan Bulldozer D355A dan D155A. Material hasil bongkaran dimuat dengan Wheel Loader 966 F ke dalam Dump Truck HD-205 kemudian diangkut dan dibuang ke tempat pelimbahan/pembuangan didekatnya (daerah lembah). Pembongkaran lapisan penutup diteruskan hingga terbentuknya jenjang-jenjang.
Bila pembongkaran pada daerah tersebut sudah berada pada posisi lebih rendah dari pada saluran air, maka diperlukan pompa lumpur DDAH (kapasitas 3,5 m3/menit) untuk keperluan penirisan. Posisi pompa diletakkan pada tempat yang terendah. Setelah daerah ini diambil batubaranya, mulai diisi kembali dengan lapisan penutup hasil pembongkaran (back filling) dengan catatan lapisan terbawah sudah diambil (seam-2). Demikian seterusnya sampai tahun ke 30.
Sistem Penirisan Tambang
Beberapa blok/daerah cadangan batubara baik di Kasai Kelesa maupun di Rantau Langsat memotong sungai, seperti Sungai Sekuyam di Kasai Kelesa dan Sungai Gangsal di Rantau Langsat. Pelaksanaan penambangan tidak akan dilakukan pemindahan sungai atau perubahan pola aliran kecuali sungai-sungai kecil yang besanya < 1 m dan tidak permanen (berair hanya pada musim hujan), tetapi
KA-ANDAL Penambangan Batubara Wilayah KW. 99 PB 0262 II - 39
membatasi daerah penambangan 100 meter dari sungai sebagai buffer zone.
Untuk mengantisipasi agar air buangan tambang atau limpasan dari timbunan tanah penutup tidak mencemari badan air sekitarnya maka dilakukan sistem penirisan dengan cara pembuatan saluran (drainage) pada daerah yang sedang ditambang agar aktivitas penambangan tidak terganggu dan dialirkan ke kolam (sump) yang dibuat di lokasi tambang sehingga air masuk semua ke dalam kolam. Air yang masuk ke dalam tambang ini umumnya berasal dari air larian permukaan (air hujan) dan air tanah. Selanjutnya air pada kolam (sump) dipompakan keluar tambang. Sebelum disalurkan ke badan sungai terdekat, air tambang ini ditampung di kolam pengendapan (settling pond). Ukuran dari kolam pengendapan untuk masing-masing lokasi penambangan berbeda, sesuai dengan lokasi yang disiapkan dan banyaknya air yang dikeluarkan dari tambang.
2.11.2.3. Pengangkutan Batubara
a). Pengangkutan Batubara dari Tambang
Pengangkutan batubara dari tambang ke tempat pencucian/stock pile di daerah Ringin sepanjang 17 – 20 km dan ke tempat pengolahan di Rumbai Jaya sepanjang 88 km, atau dari Ringin ke pelabuhan Rumbai Jaya akan menggunakan jalan angkut batubara (coal haul road) sepanjang 66 km, dengan lebar jalan 15 – 20 meter, dan menggunakan Dump Truck kapasitas maksimum 40 ton.
b). Pengangkutan Batubara dari Unit Pencucian
Pengapalan batubara dilakukan di daerah Rumbai Jaya yang terletak di pinggir Sungai Indragiri. Batubara yang sudah bersih dan kualitas sesuai pesanan dari daerah penimbunan (stock pile) dimuat ke dalam hopper loading conveyor dengan alat muat Wheel Loader, selanjutnya batubara diangkut dengan ban berjalan berkapasitas 1.200 ton/jam dan langsung dikirim ke tongkang/ponton berkapasitas sekitar 5.000 ~ 5.500 MT.
2.11.2.4. Pengolahan Batubara
Batubara dari semua daerah lokasi (blok/subblok) penambangan PT. Riau Baraharum proses pencucian/pengolahannya dilakukan di daerah Ringin atau Rumbai Jaya. Secara garis besar pencucian batubara PT. Riau Baraharum terdiri dari pemecahan (crushing), pemisahan (screening) dan pencucian (washing). Untuk memperoleh
KA-ANDAL Penambangan Batubara Wilayah KW. 99 PB 0262 II - 40
produk batubara bersih berukuran sama sesuai ukuran spesifikasi ukuran yang dikehendaki pemasaran, batubara yang berasal dari tambang dimasukkan ke dalam instalasi pemecahan, pemisahan dan pencucian untuk membersihkan dan sekaligus mengklarifikasikan ukuran batubara. Kapasitas unit pemecah/pemisahan/pencucian batubara yang akan dibangun direncanakan berkapasitas 750.000 – 1.000.000 ton/tahun.
Proses pencucian batubara terdiri dari : grizzly, hopper, plate feeder, belt conveyor untuk raw coal, unbalanced, vibration screen, crusher, belt conveyor, baum jig, dewatering bucket elevator lifting, belt conveyor for refuse and middling, blower, silencer, dewatering bucket scooping-up elevator, belt conveyor untuk clean coal, pompa air dan slurry pond. Bagan alir pencucian dapat dilihat pada Gambar 2.9.
KA-ANDAL Penambangan Batubara Wilayah KW. 99 PB 0262 II - 41
Grizzly terbuat dari rel/batang besi dengan ukuran bukaan sebesar 300 mm. Jadi batubara dengan ukuran bongkahan kurang dari 300 mm akan lolos (under size) dan yang lebih dari 300 mm akan tersangkut (over size). Batubara yang tersangkut (over size) akan dipecahkan dengan hammer/pick hammer agar dapat lolos, akan tetapi jika ukuran bongkah dari batubara tersebut banyak yang besar-besar, pemecahannya bisa dilakukan di raw coal stock yard dengan menggunakan teeth loader atau sebelum batubara ada di stock yard, dipecahkan dahulu di tambang (mine sites) dengan menggunakan ripper bulldozer.
Hopper sebagai corong untuk menampung batubara yang disuapkan oleh wheel loader dan diarahkan ke bawah selanjutnya diterima oleh plate feeder.
Plate feeder (kemampuan 200 ton/jam) merupakan penyuap batubara yang diterima dari hopper menuju belt conveyor untuk raw coal. Plate feeder dimasukkan agar umpan yang masuk ke belt conveyor dapat merata (continue).
KA-ANDAL Penambangan Batubara Wilayah KW. 99 PB 0262
Belt Conveyor untuk raw coal dimasukkan untuk mengalirkan batubara untuk menuju ke penyaringan (unbalanced vibration screen).
Unbalanced vibration screen bertujuan untuk memisahkan ukuran yang lebih kecil dari 50 mm (tidak usah diremuk) dan yang lebih besar dari 50 mm (perlu diremuk), yang lebih kecil dari 50 mm akan langsung jatuh ke belt conveyor dan yang lebih besar dari 50 mm akan masuk ke crusher dahulu kemudian baru jatuh ke belt conveyor.
Crusher bertujuan memecahkan batubara yang berukuran lebih besar dari 50 mm dan lebih kecil dari 300 mm menjadi ukuran maksimum 50 mm. Batubara melalui belt conveyor dilanjutkan ke alat cuci Baum Jig. Dalam Baum Jig ini terjadi proses pencucian dengan air dan pemisahan material pengotor berdasarkan perbedaan berat jenis.
Material pengotor dan middling yang berupa batu-batuan berbutir besar (relatif) akan turun melalui discharge dan kemudian akan diangkat dengan menggunakan dewatering bucket elevator lifting dan diteruskan dengan belt conveyor untuk ditumpuk di suatu tempat, sedangkan batubara bersih yang diinginkan akan disaring dengan dewatering screen dengan ukuran lubang 1 mm.
Batubara bersih yang berukuran lebih kecil dari 50 mm akan masuk belt conveyor untuk selanjutnya ditumpuk di clean coal stock yard, sedangkan batubara yang berukuran lebih kecil dari 1 mm bersama air akan masuk ke bak penampungan dimana butiran yang relatif besar akan mengendap dan kemudian dengan menggunakan dewatering bucket scooping-up elevator akan diangkat dan masuk ke belt conveyor untuk menjadi satu dengan batubara bersih hasil cucian dan selanjutnya bersama-sama ditumpuk di clean coal stock yard.
Butiran-butiran yang halus bersama air cucian akan dialirkan ke kolam pengendap (slurry pond) dan endapannya akan dikeruk dengan excavator untuk ditumpuk. Air kolam yang relatif bersih tidak mengandung kotoran akan dipompa lagi untuk mencuci batubara di Baum Jig (closed circuit).
Tabel 2.27.Daftar Peralatan Pengolahan/Pencucian
No. Jenis AlatJumla
h (buah)
Kapasitas Keterangan
1. Grizzly 1 400500 ton/jam Lubang bukaan 50 mm
2. Hopper 1 500 m3
KA-ANDAL Penambangan Batubara Wilayah KW. 99 PB 0262 II - 44
14. Double Roll Crusher 2 60125 ton/jam In=<100 mm; out=<50 mm
15. Thickener 3 Diameter = 10 m Kapasitas 2040 ton/jam
16. Thickening Cyclone 2 3971 m3/jam17. High Frequency Screen 1 Q=1417 ton/jam Bukaan 0,5 mm18. Magnetic Detector 1 Jarak penangkapan
30 cm19. Water Pump 2 4321080 m3/jam 1 unit cadangan,
beda tinggi = 33m 42m
20. Water Pump 2 173 m3/jam Air tambahan21. Pompa Tailing 1 79194 m3/jam22. Belt Conveyor 8 Masing-masing
berbeda lebar dan panjangnya
Sumber : Laporan Studi Kelayakan, 1996
Hasil proses pencucian (batubara bersih) dengan menggunakan Belt Conveyor akan jatuh ke clean coal stock yard dan selanjutnya dengan menggunakan Wheel Loader 966 F dan sejenisnya akan dibuat tumpukan (stock pile). Setelah kolam pengendap penuh dengan batubara halus, kemudian akan dikeruk dengan Excavator PC 200 dan untuk sementara ditempatkan di samping kolam agar kandungan airnya berkurang.
Tabel 2.28.Spesifikasi Belt Conveyor yang Digunakan
Pengamanan penimbunan batubara terutama di stock pile clean coal dimaksudkan untuk pengamanan batubara terhadap erosi air hujan dan yang paling penting adalah pengamanan terhadap bahaya Spontaneous Combustion atau self Combustion. Untuk mencegah hal tersebut maka lereng (slope) dari pada tumpukan batubara dibuat sekitar 200 kemudian dilakukan pemadatan dengan injakan alat-alat berat (bulldozer). Kemudian secara terus menerus (sekali seminggu) dilakukan pengukuran terhadap temperatur tumpukan (1,5 – 2 m dari
permukaan tumpukan) dengan thermometer.
Keterangan : W = Total Air m3/jam (TM = Total Moisture pada Produk)
Gambar 2.11.Water Balance
Bila temperaturnya sudah menunjukkan relatif tinggi ( 400 C) maka pengukuran dilakukan setiap hari. Bila temperatur sudah
KA-ANDAL Penambangan Batubara Wilayah KW. 99 PB 0262 II - 47
mencapai 600 C ke atas, maka permukaan atas (tebal 2 – 3 m) dari tumpukan (bagian yang panas) harus dibongkar agar temperaturnya turun. Sedangkan penirisan untuk pengamanan terhadap tumpukan tersebut dibuatkan saluran di pinggir dari stock yard/stock pile agar dapat mengalirkan air yang tergenang di dalamnya.
2.11.3. Tahap Pasca Operasi
Kegiatan pada tahap pasca operasi adalah melakukan reklamasi atau rehabilitasi lahan dan penanganan tenaga kerja yang telah dilepas setelah kegiatan penambangan batubara PT. Riau Baraharum berakhir.
2.11.3.1. Reklamasi/Rehabilitasi lahan setelah operasi
a). Reklamasi
Metode tambang terbuka dengan back filling yang ditetapkan PT. Riau Baraharum selain untuk menghemat lahan pembuangan/pelimpahan lapisan tanah penutup (overburden) juga dimaksudkan untuk menanggulangi dampak negatif terhadap bentang alam, dan memperkecil luas lahan yang terbuka (terkena dampak negatif).
Untuk kepentingan reklamasi, khususnya vegetasi pada kegiatan pembersihan vegetasi dan pengupasan tanah penutup, pembersihan dan pengupasan lapisan tanah pucuk yang kaya akan unsur hara diusahakan sedemikian rupa sehingga tidak tercampur dengan lapisan lainnya dan pada saat back filling letaknya dikembalikan pada posisi paling atas. Dengan demikian pelaksanaan pengupasan tanah penutup dan back filling dilakukan beberapa tahap, tahap-tahap pengupasan tanah diawali tahap pengupasan lapisan tanah pucuk yang kaya akan organisme dan unsur hara, kemudian tahap pengupasan lapisan yang berada di bawahnya dan seterusnya.
Adapun tahapan dalam back filling diakhiri dengan meletakkan lapisan tanah pucuk yang kaya akan organisme dan unsur hara di posisi paling atas. Tahapan-tahapan ini dapat dilakukan dalam waktu bersamaan, asalkan lapisan atas tanah tidak dicampur dengan lapisan batubara lainnya. Untuk memperkecil erosi, maka bentang akhir back filling dibuat bentuk teras-teras. Penimbunan kembali bekas penambangan dan revegetasi dilakukan secara terus menerus sesuai dengan kemajuan kegiatan pertambangan.
Setelah akhir tambang tersisa lahan terbuka/cekungan masing-masing 14,4 Ha di Kasai Kelesa dan 9,2 Ha di Rantau Langsat,
KA-ANDAL Penambangan Batubara Wilayah KW. 99 PB 0262 II - 48
kedalaman cekungan/ lubang bekas tambang berkisar 40 m dpl. Kedua daerah tersebut menjadi tergenang air. Oleh karena itu alternatif penggunaan lahan untuk kedua daerah tersebut sebagai kolam penampungan air.
b). Revegetasi
Sebelum regevetasi dilakukan, terlebih dahulu tanah diberi pupuk dan untuk tanah yang bersifat asam, maka tanah tersebut disebari bubuk kapur (limestone). Jenis dan jumlah pupuk serta bubuk kapur yang diberikan disesuaikan dengan jenis dan sifat tanah lahan yang akan direvegetasi.
Sekitar dua minggu setelah pengapuran dan pemupukan, dilakukan penanaman rumput setaria. Selain rumput setaria, pada lahan juga akan ditanami jenis tumbuhan pionir. Pertumbuhan rumput setaria dan tumbuhan lain dipantau dan dipelihara setiap minggu selama bulan pertama dan kemudian dipantau sebulan sekali. Di antara tumbuh-tumbuhan yang ada umumnya akan tumbuh mahang (Macaranga rhizynoides) dan kelempayan jambon (Anthocephalus chinesis), kedua jenis tanaman ini akan dirawat.
Setelah sekitar satu tahun sejak tumbuhnya tumbuhan tersebut di atas, maka lahan dapat ditangani dengan tanaman budidaya seperti terap, rambutan laban, durian, langsat ataupun jenis polong-polongan (legume).
Penimbunan kembali bekas penambangan dan revegetasi dilakukan segera setelah penimbunan lapisan penutup dilakukan dan dikerjakan terus menerus sesuai dengan kemajuan kegiatan penambangan.
2.11.3.2. Penanganan Tenaga Kerja
Salah satu masalah pelik yang dihadapi oleh perusahaan adalah penanganan tenaga kerja yang di PHK akibat kegiatan penambangan tidak aktif lagi. Pemecahan yang diambil adalah memberikan tenggang waktu pada calon karyawan yang akan kena PHK dengan pendekatan personal pada jauh hari sebelum PHK dilakukan. Dengan demikian, karyawan yang bersangkutan akan bersiap-siap mencari jenis pekerjaan baru atau berwirausaha.
Alternatif lain dengan mempromosikan karyawan yang berprestasi dan masih dalam usia produktif pada perusahaan lain yang sejenis yang membutuhkan sumberdaya terdidik dan terlatih dan berpengalaman. Terakhir dengan memberikan bimbingan dan
KA-ANDAL Penambangan Batubara Wilayah KW. 99 PB 0262 II - 49
peluang secara tim untuk membuka lapangan usaha baru, misalnya dengan modal bersama mendirikan suatu usaha yang dapat menampung aspirasi mereka yang mengalami post power syndrome.
2.11.3.3. Demobilisasi Peralatan
Setelah kegiatan penambangan berakhir maka dilakukan pengembalian seluruh peralatan alat berat yang dipergunakan selama proses operasi penambangan berakhir. Waktu operasi penambangan diperkirakan berakhir setelah 30 tahun.
KA-ANDAL Penambangan Batubara Wilayah KW. 99 PB 0262 II - 50