TENUN IKAT PAKAN NAMA KELOMPOK : LAILATUL QOMARIYAH (125404009) SEPTIA NUR AINI (125404011) ISTIKHAROTIN (125404020) MITSA QANA CHOLISAH (125404021)
TENUN IKAT PAKAN
NAMA KELOMPOK :
LAILATUL QOMARIYAH (125404009)
SEPTIA NUR AINI (125404011)
ISTIKHAROTIN (125404020)
MITSA QANA CHOLISAH (125404021)
Kain Tenun Ikat Pakan
Tenun ikat pakan terdapat di daerah Sulawesi
Selatan, Sulawesi Tengah, Sumatera Selatan, Lombok
dan Jawa.
Pada umumnya kain ini menggunakan benang sutera atau benang rayon sehingga permukaan kain tampak lebih mengkilap daripada kain yang dibuat dari benang kapas.Berdasarkan sejarah perkembangannya, motif ragam hias pada kain tenun ikat pakan banyak dipengaruhi oleh kebudayanan Hindu, Budha, dan Islam.
Kain Tenun Ikat Pakan
Sulawesi Tengah
Kain Tenun Donggala
Kain Tenun Donggala
Kain tenun ikat Donggala termasuk salah satu kelompok tenun ikat pakan Indonesia.
Dalam penerapan pola hiasannya yang lebih dulu dikenal pada zaman prasejarah ini, terlihat dari hiasan kain tenun ikat lungsi, dimana hiasan geometris itu mempunyai unsur persamaan dengan hiasan-hiasan nekara pada perunggu bagi kebudayaan Dongsong.
Kain Tenun Donggala
(Buya Sabe) ini menggunakan teknik dobel ikat, pakan dan lungsi.
Motif yang terdapat pada koleksi ini adalah motif kotak yang mengandung makna saling memegang keutuhan dan kebersamaan.
Digunakan pada upacara perkawinan adat dan hari – hari besar keagamaan.
Kain Tenun Donggala (Buya Sabe)
Kain tenun Donggala telah ada sejak ratusan tahun silam.
Kain tradisional dari Kabupaten Donggala itu telah dikenal secara nasional meski namanya tidak seharum batik yang telah ditetapkan menjadi kain busana nasional.
Buya Sabe atau Sarung Donggala, umumnya terbuat dari benang sutra. Dibuat oleh para perempuan paruh baya berusia 50 – 60 tahun dan gadis remaja berusia 12-20 tahun menggunakan alat tenun bukan mesin, yang terbuat dari kayu berukuran 2×1 meter.
Kain Tenun Donggala (Buya Sabe)
Corak kain tenun ini antara lain, kain palekat garusu, buya bomba, buya sabe, kombinasi bomba, sabe , motif bunga mawar, bunga anyelir, bunga subi, kombinasi bunga subi dan bomba, dan buya subi kumbaja.
Corak Buya bomba yang paling sulit, dapat membutuhkan waktu pengerjaan hingga dua bulan. Berbeda dengan corak lainnya hanya beberapa minggu saja.
Kain Tenun Donggala (Buya Sabe)
Sejumlah tempat di Kabupaten Donggala yang menjadi pusat perajin tenun di antaranya berada di Desa Towale dan Watusampu di Kecamatan Banawa yang berjarak 40 kilometer dari Kota Palu.
Harga kain tenun Donggala pun beragam, mulai Rp300.000,00 hingga Rp700.000,00 tergantung tingkat kesulitan pembuatannya.
Ciri-ciri Tenun Ikat Pakan :
Batas gambar atau motif tidak membentuk garis tegas dan jelas. Hal ini disebabkan karena letak benang pakan tidak selalu tepat
pada tempatnya tetapi agak menggeser.
Walaupun tidak jelas, batas gambar atau garis conturnya tampak membentuk tangga-tangga sebagai akibat dari cara pengikatan
benang pakan secara berkelompok.
Warna motif terdiri dari warna campuran yaitu campuran dari benang lusi dan warna asli benang pakan sebelum dicelup. Warna
dasar kain merupakan hasil campuran antara warna lusi dan warna pakan setelah dicelup.
Tebal kain sesuai dengan nomor benang yang digunakan.
Proses pembuatan tenun ikat pakan : 1. Proses Plangkan
Proses plangkan pada tenun ikat pakan yaitu :
menyusun benang pakan dari bentuk streng atau kones ke
dalam plangkan.Benang-benang ini tak perlu dikres karena akan dibuat
untuk benang pakan.Benang-benang disusun secara
teratur, dari streng pertama sampai streng terakhir, dari
arah kiri ke kanan.Jumlah susunan streng
disesuaikan dengan lebar dan panjang kain yang akan dibuat, serta kerapatan sisir yang akan
digunakan.Proses Plangkan
2. Proses Pengikatan
Pengikatan dilakukan mengikuti pola atau motif yang sudah digambar. Talinya
menggunakan tali plastik atau tali rafia.
Teknik ikatan harus benar, ikatan yang
bagus adalah ikatan yang tepat pada garis
pola dan ikatannya padat, sehingga warna
tidak tembus pada benang yang sudah
diikat.Mengingat tujuan
pengikatan adalah untuk menghalangi zat
pewarna masuk ke dalam benang.
Proses Pembuatan Pola
Proses Pengikatan Benang
3. Proses Pewarnaan
Proses Pencelupan WarnaProses Penjemuran Benang
cara pewarnaan pada tenun ikat harus dimulai dari warna tertua terlebih dahulu, karena teknik penghalang zat pewarnanya dengan teknik membuka ikatan.
Dipilih warna tertua lebih dulu karena warna tua tidak tertutup dengan warna yang lebih muda. Benang-benang yang sudah diberi zat pewarna lalu dikeringkan, setelah kering dilanjutkan
dengan pekerjaan membuka ikatan atau mbatil.Membuka ikatan harus hati-hati jangan sampai ada benang yang terputus, bila putus harus
langsung disambung.
4. Proses Pemaletan
Proses Malet
Pemaletan adalah memindahkan benang
pakan dari bentuk streng ke dalam kelenting sehingga
menjadi benang dalam bentuk paletan dengan
menggunakan alat pintal (erek).
Benang yang dipalet tidak boleh melewati ujung
kelenting karena dapat mengakibatkan benang
dari teropong susah ditarik atan keluar.
5. Proses Penghanian atau Nyekir
Proses Nyekir
Sekiran adalah alat untuk menyusun benang lungsi,
dalam proses ini motif sudah bisa ditentukan.
Proses ini merupakan pekerjaan penggulungan
benang dari bentuk kelos ke dalam tambur (bom besar), dalam keadaan sejajar satu sama lain dan membentuk
lapisan.Dalam proses ini dituntut
ketelitian dalam memperhatikan jumlah
benang tata warna benang dan lancarnya putaran kelos
pada sekiran.
6. Proses Pengeboman
Proses Pengeboman
Pengeboman yaitu memindahkan benang
dari tambur (bom besar) ke dalam bom
kecil yaitu bom penggulung benang
lungsi, bom inilah yang nantinya tersimpan
pada alat tenun ATBM. Proses ini juga bertujuan agar
ketegangan dan kesejajaran benang
sama dan seandainya ada kesalahan dalam
proses penyekiran dapat diketahui.
7. Proses Penyucukan
Proses Penyucukan
Yaitumemasukkan benang-
benang lungsi dari bom kecil (benang lungsi sudah dikres
pada saat penggulungan dari
sekir) satu demi satu benang tersebut dimasukkan pada
mata gun yang sesuai dengan rencana
tenun, benang lungsi melewati sisir,
kemudian ditata, disetel, dan digulung
pada bom penggulung kain.
8. Proses Penenunan
Proses Menenun Ikat Pakan
Diperlukan ketelitian dan kecermatan, tak hanya menenun saja
namun juga mengatur motif sesuai dengan yang direncanakan.Cara ataupun proses
yang lain sama caranya seperti menenun pada
pembuatan tenun lurik maupun tenun
ikat lungsi.Lalu dilanjutkan
dengan pekerjaan finishing agar hasil tenunan menjadi
kelihatan lebih baik.
Perawatan Kain Tenun Ikat Pakan :
Sebelum menggunakan kain tenun sebagai bahan pembuat pakaian, sebaiknya dicuci terlebih dahulu. Karena semua jenis tenun akan menyusut setelah dicuci.
Gunakan sampo atau lerak untuk mencuci kain tenun. Hindari penggunaan deterjen, sebab dapat merusak warna.
Saat mencuci kain tenun, sebaiknya jangan direndam.
Cuci kain tenun menggunakan tangan, sebab kain tenun tidak terlalu kotor setelah digunakan. Jangan menggunakan sikat pakaian, dapat merusak kain.
Penjemuran dilakukan dengan diangin-anginkan di ruang terbuka. Hindari terkena sinar matahari langsung.
Setrika kain tenun dengan suhu yang tidak terlalu panas.
SEKIAN&
TERIMAKASIH