GEDUNG INDUSTRI TENUN IKAT DI GIANYAR SEMINAR TUGAS AKHIR 7 BAB II PEMAHAMAN TERHADAP GEDUNG INDUSTRI TENUN IKAT Pada bab ini akan menguraikan landasan teori yang berhubungan dengan gedung industri, dengan cara menguraikan secara umum hingga khusus, seperti tinjauan umum industri, dan tinjauan umum kain tenun ikat. Pada bab ini juga berisikan sub-bab mengenai hasil dari tinjauan proyek sejenis dan spesifikasi umum Industri Tenun Ikat. 2.1 Tinjauan Umum Gedung Industri Tinjauan umum akan membahas mengenai pengertian gedung, industri, jenis industri, peralatan dalam industri, ruang dalam industri, pengguna industri, kebutuhan ruang industri. 2.1.1 Pengertian Gedung Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus. Secara umum gedung dapat diartikan sebagai gedung yang fungsinya untuk kepentingan publik, baik berupa fungsi keagamaan, fungsi usaha, maupun fungsi sosial dan budaya (Poerwadarminta, 1976:303).
52
Embed
industri tenun ikat di gianyar - sinta.unud.ac.id filePada bab ini juga berisikan sub-bab mengenai hasil dari tinjauan proyek sejenis dan spesifikasi umum Industri Tenun Ikat. 2.1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
GEDUNG INDUSTRI TENUN IKAT DI GIANYAR
SEMINAR TUGAS AKHIR 7
BAB II
PEMAHAMAN TERHADAP GEDUNG INDUSTRI TENUN IKAT
Pada bab ini akan menguraikan landasan teori yang berhubungan dengan gedung industri,
dengan cara menguraikan secara umum hingga khusus, seperti tinjauan umum industri, dan
tinjauan umum kain tenun ikat. Pada bab ini juga berisikan sub-bab mengenai hasil dari
tinjauan proyek sejenis dan spesifikasi umum Industri Tenun Ikat.
2.1 Tinjauan Umum Gedung Industri
Tinjauan umum akan membahas mengenai pengertian gedung, industri, jenis industri,
peralatan dalam industri, ruang dalam industri, pengguna industri, kebutuhan ruang industri.
2.1.1 Pengertian Gedung
Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan
tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di dalam tanah
dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk
hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya,
maupun kegiatan khusus. Secara umum gedung dapat diartikan sebagai gedung yang
fungsinya untuk kepentingan publik, baik berupa fungsi keagamaan, fungsi usaha, maupun
fungsi sosial dan budaya (Poerwadarminta, 1976:303).
GEDUNG INDUSTRI TENUN IKAT DI GIANYAR
SEMINAR TUGAS AKHIR 8
2.1.2 Pengertian Industri
Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang
setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan
(Godam, 2006).
Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang
setengah jadi, dan barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk
penggunaanya (UU No.5 Tahun 1986 Tentang Perindustrian).
Suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan mengubah suatu barang dasar
secara mekanis, kimia, atau dengan tangan sehingga menjadi barang jadi/setengah jadi, dana
tau barang yang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, dan sifatnya
lebih dekat kepada pemakai akhir (BPS).
Pengertian industri secara luas, yaitu kegiatan manusia memanfaatkan sumberdaya,
sedangkan dalam arti sempit industri adalah suatu kegiatan ekonomi yang mengolah barang
jadi atau setengah jadi.
Jadi, pengertian industri dapat disimpulkan, yaitu suatu kegiatan mengolah bahan
mentah dengan harga serendah mungkin menjadi barang yang memiliki nilai yang lebih tinggi
nilainya.
2.1.3 Klasifikasi Industri
Pengertian industri sangatlah luas, yaitu menyangkut semua kegiatan manusia dalam
bidang ekonomi yang sifatnya produktif dan komersial. Karena merupakan kegiatan ekonomi
yang luas maka jumlah dan macam industri berbeda-beda untuk tiap negara atau daerah. Pada
umumnya, makin maju tingkat perkembangan perindustrian di suatu negara atau daerah,
makin banyak jumlah dan macam industri, dan makin kompleks pula sifat kegiatan dan usaha
tersebut. Cara penggolongan atau pengklasifikasian industri pun berbeda-beda. Tetapi pada
dasarnya, pengklasifikasian industri didasarkan pada kriteria yaitu berdasarkan bahan baku,
tenaga kerja, pangsa pasar, modal, atau jenis teknologi yang digunakan. Selain faktor-faktor
tersebut, perkembangan dan pertumbuhan ekonomi suatu negara juga turut menentukan
keanekaragaman industri negara tersebut, semakin besar dan kompleks kebutuhan masyarakat
yang harus dipenuhi, maka semakin beranekaragam jenis industrinya.
Adapun klasifikasi industri berdasarkan kriteria masing-masing, adalah sebagai
berikut.
GEDUNG INDUSTRI TENUN IKAT DI GIANYAR
SEMINAR TUGAS AKHIR 9
A. Klasifikasi industri berdasarkan bahan baku
Tiap-tiap industri membutuhkan bahan baku yang berbeda, tergantung pada apa yang akan
dihasilkan dari proses industri tersebut. Berdasarkan bahan baku yang digunakan, industri
dapat dibedakan menjadi:
a. Industri ekstraktif, yaitu industri yang bahan bakunya diperoleh langsung dari alam.
Misalnya: industri hasil pertanian, industri hasil perikanan, dan industri hasil kehutanan.
b. Industri nonekstraktif, yaitu industri yang mengolah lebih lanjut hasil-hasil industri lain.
Misalnya: industri kayu lapis, industri pemintalan, dan industri kain.
c. Industri fasilitatif atau disebut juga industri tertier. Kegiatan industrinya adalah dengan
menjual jasa layanan untuk keperluan orang lain. Misalnya: perbankan, perdagangan,
angkutan, dan pariwisata.
B. Klasifikasi industri berdasarkan tenaga kerja
Berdasarkan jumlah tenaga kerja yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:
a. Industri rumah tangga, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja kurang dari empat
orang. Ciri industri ini memiliki modal yang sangat terbatas, tenaga kerja berasal dari
anggota keluarga, dan pemilik atau pengelola industri biasanya kepala rumah tangga itu
sendiri atau anggota keluarganya. Misalnya: industri anyaman, industri kerajinan, industri
tempe/ tahu, dan industri makanan ringan.
b. Industri kecil, yaitu industri yang tenaga kerjanya berjumlah sekitar 5 sampai 19 orang,
Ciri industri kecil adalah memiliki modal yang relative kecil, tenaga kerjanya berasal dari
lingkungan sekitar atau masih ada hubungan saudara. Misalnya: industri genteng, industri
batubata, dan industri pengolahan rotan.
c. Industri sedang, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja sekitar 20 sampai 99
orang. Ciri industri sedang adalah memiliki modal yang cukup besar, tenaga kerja
memiliki keterampilan tertentu, dan pimpinan perusahaan memiliki kemapuan manajerial
tertentu. Misalnya: industri tekstil, industri konveksi, dan industri keramik.
d. Industri besar, yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100 orang. Ciri
industri besar adalah memiliki modal besar yang dihimpun secara kolektif dalam bentuk
pemilikan saham, tenaga kerja harus memiliki keterampilan khusus, dan pimpinan
perusahaan dipilih melalui uji kemapuan dan kelayakan (fit and profer test). Misalnya:
industri mobil, industri besi baja, dan industri pesawat terbang.
GEDUNG INDUSTRI TENUN IKAT DI GIANYAR
SEMINAR TUGAS AKHIR 10
C. Klasifikasi industri berdasarkan produksi yang dihasilkan
Berdasarkan produksi yang dihasilkan, industri dapat dibedakan menjadi:
a. Industri primer, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang tidak perlu
pengolahan lebih lanjut. Barang atau benda yang dihasilkan tersebut dapat dinikmati atau
digunakan secara langsung. Misalnya: industri anyaman, industri konveksi, industri
makanan dan minuman.
b. Industri sekunder, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang
membutuhkan pengolahan lebih lanjut sebelum dinikmati atau digunakan. Misalnya:
industri pemintalan benang, industri ban, industri baja, dan industri tekstil.
c. Industri tertier, yaitu industri yang hasilnya tidak berupa barang atau benda yang dapat
dinikmati atau digunakan baik secara langsung maupun tidak langsung, melainkan berupa
jasa layanan yang dapat mempermudah atau membantu kebutuhan masyarakat. Misalnya:
industri angkutan, industri perbankan, industri perdagangan, dan industri pariwisata.
D. Klasifikasi industri berdasarkan proses produksi
Berdasarkan proses produksi, industri dapat dibedakan menjadi:
a. Industri hulu, yaitu industri yang hanya mengolah bahan mentah menjadi barang
setengah jadi. Industri ini sifatnya hanya menyediakan bahan baku untuk kegiatan industri
yang lain. Misalnya: industri kayu lapis, industri alumunium, industri pemintalan, dan
industri baja.
b. Industri hilir, yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi barang jadi
sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung dipakai atau dinikmati oleh konsumen.
Misalnya: industri tekstil, industri konveksi, industri otomotif, dan industri meubeler.
E. Klasifikasi industri berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian
Selain pengklasifikasian industri tersebut di atas, ada juga pengklasifikasian industri
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 19/M/ I/1986 yang dikeluarkan
oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan. Adapun pengklasifikasiannya adalah
sebagai berikut:
a. Industri Kimia Dasar (IKD)
Industri Kimia Dasar merupakan industri yang memerlukan: modal yang besar, keahlian
yang tinggi, dan menerapkan teknologi maju. Adapun industri yang termasuk kelompok IKD
adalah sebagai berikut:
GEDUNG INDUSTRI TENUN IKAT DI GIANYAR
SEMINAR TUGAS AKHIR 11
1) Industri kimia organik, misalnya: industri bahan peledak dan industri bahan kimia tekstil.
2) Industri kimia anorganik, misalnya: industri semen, industri asam sulfat, dan industri
kaca.
3) Industri agrokimia, misalnya: industri pupuk kimia dan industri pestisida.
4) Industri selulosa dan karet, misalnya: industri kertas, industri pulp, dan industri ban.
b. Industri Mesin Logam Dasar dan Elektronika (IMELDE)
Industri ini merupakan industri yang mengolah bahan mentah logam menjadi mesin-mesin
berat atau rekayasa mesin dan perakitan. Adapun yang termasuk industri ini adalah sebagai
berikut:
1) Industri mesin dan perakitan alat-alat pertanian, misalnya: mesin traktor, mesin hueler,
dan mesin pompa.
2) Industri alat-alat berat/konstruksi, misalnya: mesin pemecah batu, buldozer, excavator,
dan motor grader.
3) Industri mesin perkakas, misalnya: mesin bubut, mesin bor, mesin gergaji, dan mesin pres.
4) Industri elektronika, misalnya: radio, televisi, dan komputer.
5) Industri mesin listrik, misalnya: transformator tenaga dan generator.
6) Industri kereta api, misalnya: lokomotif dan gerbong.
7) Industri kendaraan bermotor (otomotif), misalnya: mobil, motor, dan suku cadang
kendaraan bermotor.
8) Industri pesawat, misalnya: pesawat terbang dan helikopter.
9) Industri logam dan produk dasar, misalnya: industri besi baja, industri alumunium, dan
industri tembaga.
10) Industri perkapalan, misalnya: pembuatan kapal dan reparasi kapal.
11) Industri mesin dan peralatan pabrik, misalnya: mesin produksi, peralatan pabrik, the
blower, dan kontruksi.
c. Aneka Industri (AI)
Industri ini merupakan industri yang tujuannya menghasilkan bermacam-macam barang
kebutuhan hidup sehari-hari. Adapun yang termasuk industri ini adalah sebagai berikut:
1) Industri tekstil, misalnya: benang, kain, dan pakaian jadi.
2) Industri alat listrik dan logam, misalnya: kipas angin, lemari es, dan mesin jahit, televisi,
dan radio.
3) Industri kimia, misalnya: sabun, pasta gigi, sampho, tinta, plastik, obatobatan, dan pipa.
GEDUNG INDUSTRI TENUN IKAT DI GIANYAR
SEMINAR TUGAS AKHIR 12
4) Industri pangan, misalnya: minyak goreng, terigu, gula, teh, kopi, garam dan makanan
kemasan.
5) Industri bahan bangunan dan umum, misalnya: kayu gergajian, kayu lapis, dan marmer.
d. Industri Kecil (IK)
Industri ini merupakan industri yang bergerak dengan jumlah pekerja sedikit, dan
teknologi sederhana. Biasanya dinamakan industri rumah tangga, misalnya: industri kerajinan,
industri alat-alat rumah tangga, dan perabotan dari tanah (gerabah).
e. Industri Pariwisata
Industri ini merupakan industri yang menghasilkan nilai ekonomis dari kegiatan wisata.
Bentuknya bisa berupa: wisata seni dan budaya (misalnya: pertunjukan seni dan budaya),
wisata pendidikan (misalnya: peninggalan, arsitektur, alat-alat observasi alam, dan museum
geologi), wisata alam (misalnya: pemandangan alam di pantai, pegunungan, perkebunan, dan
kehutanan), dan wisata kota (misalnya: melihat pusat pemerintahan, pusat produksi, pusat
perbelanjaan, wilayah pertokoan, restoran, hotel, dan tempat hiburan).
2.1.4 Manajemen Industri
Manajemen Industri ini berkaitan dengan bagaimana sebuah industri memproduksi
atau proses pembuatan suatu barang. Manajemen Industri/production management terdiri atas
dua kata yaitu production dan management. Produksi adalah segala hal pekerjaan yang
menimbulkan guna, memperbesar guna yang ada dan membagikan guna itu diantara orang
banyak. Sedangkan manajemen merupakan kegiatan yang menggunakan keahlian khusus
untuk menyelesaikan suatu hal dengan penentuan tujuan dan pengawasan dari berbagai
aktivitas. Oleh karena itu, Production Management adalah suatu kegiatan untuk memproses
suatu barang dengan melakukan penentuan tujuan produksi dan pengawasan dari segala
aktivitas. Hal yang harus diperhatikan dalam manajemen industri adalah kegiatan produksi,
pembiayaan dan pemasaran. Dalam kegiatan produksi harus di manajemen dengan baik agar
barang yang dihasilkan memiliki kualitas baik dan memiliki biaya produksi yang minumun
sehingga mendapatkan keuntungan yang tinggi. Selain itu, pemasaran harus memiliki
manajemen untuk menjualkan barang tersebut agar dikenal masyarakat umum bahkan
wisatawan.
GEDUNG INDUSTRI TENUN IKAT DI GIANYAR
SEMINAR TUGAS AKHIR 13
2.1.5 Proses Produksi, Mesin dan Peralatan
Proses Produksi merupakan segala hal yang menimbulkan guna untuk menciptakan
suatu barang mentah menjadi barang yang siap dipergunakan oleh masyrakat. Proses produksi
dibedakan berdasarkan waktu persiapan dan pengaturan peralatan produksi, diantaranya
Continuous Processes dan Batch Processes. Continuous Processes adalah suatu kegiatan
produksi yang terus menerus dan dalam waktu jangka panjang. Sedangkan Batch Processes
adalah kegiatan produksi yang terputus-putus dan memiliki jangka waktu yang pendek. Hal
ini dikarenakan sistem ini memungkinkan terjadinya perubahan tujuan dari produksi suatu
industri.
Dalam industri terdapat mesin dan peralatan yang digunakan untuk membantu pekerja
dalam memproduksi suatu barang. Dalam proses produksi kain tenun ikat ini, berikut
merupakan alat – alat yang digunakan:
A. Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM)
Gambar 2.1 Alat Tenun Bukan Mesin merupakan alat yang akan digunakan untuk menenun benang
yang sudah siap ditenun menjadi sehelai kain tenun ikat.
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Ada pun bagian-bagian dari Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) yaitu:
a) Bum (Dii)
Merupakan gulungan benang yang digunakan sebagai bahan baku untuk kain yang
melintang (panjang kain/benang lungsi).
GEDUNG INDUSTRI TENUN IKAT DI GIANYAR
SEMINAR TUGAS AKHIR 14
Gambar 2.2 Bum merupakan alat yang digunakan untuk menggulung benang yang melajur.
Sumber: Dokumentasi Pribadi
b) Guun
Merupakan alat untuk mengatur benang, Terdiri atas 2 bagian, yaitu guun depan dan guun
belakang.
Gambar 2.3 Guun berfungsi untuk memasukkan benang-benang yang melajur ke dalam serat sisir.
Sumber: Dokumentasi Pribadi
c) Sisir
Sisir merupakan alat untuk menyisir dan memadatkan benang pakan supaya benang
pakan menjadi rapat sehingga hasil tenunan juga rapat. Sisir digunakan berdasarkan
ketebalan benang, semakin halus benang yang digunakan, maka nomor sisir yang
digunakan juga semakin tinggi, Nomor sisir yang umum digunakan adalah sisir nomor
60,70 ataupun 80 inchi.
GEDUNG INDUSTRI TENUN IKAT DI GIANYAR
SEMINAR TUGAS AKHIR 15
Gambar 2.4 Sisir berfungsi untuk mengatur jumlah benang sesuai ketebalan kain.
Sumber: Dokumentasi Pribadi
d) Injak-injak
Penggunaan injak-injak disesuaikan dengan letak teropong. Apabila teropong berada di
sebelah kanan, maka injak-injak yang diinjak juga injak-injak yang sebelah kanan; begitu
juga sebaliknya.
Gambar 2.5 Injak-injak berfungsi untuk mengatur memegang benang yang melintang.
Sumber: Dokumentasi Pribadi
B. Alat Bantu Tenun
a) Teropong
Teropong merupakan tempat untuk meletakkan palet. Palet adalah gulungan benang
yang digunakan sebagai bahan baku untuk benang yang membujur pada kain (lebar
kain/benang pakan). Benang yang diisikan pada palet disesuaikan dengan benang yang
digunakan pada bum. Misalnya benang yang digunakan pada bum adalah benang sutera,
maka sebaiknya benang yang digunakan pada palet adalah benang katun. Apabila benang
yang digunakan pada palet juga benang sutera, disamping akan menyulitkan penenun saat
proses pengerjaan, kain yang dihasilkan juga terlalu licin dan berkilau.
GEDUNG INDUSTRI TENUN IKAT DI GIANYAR
SEMINAR TUGAS AKHIR 16
Gambar 2.6 Teropong berfungsi untuk memegang benang pakan yang melintang ke kanan dan ke kiri.
Sumber: Dokumentasi Pribadi
b) Palet
Palet adalah alat bantu untuk menggulung benang yang digunakan untuk membuat
motif panjang pada kain tenun.
Gambar 2.7 Palet berfungsi untuk menggulung benang pakan yang akan ditaruh di teropong.
Sumber: Dokumentasi Pribadi
2.1.6 Perencanaan Industri
Perencanaan industri ini akan memfokuskan pada proses penentuan tata letak/layout
plan. Dalam perencanaan ini sangat diperlukan kesesuaian dan kesepakatan dari tujuan
pengolahan tentang proses produksi dan fasilitas–fasilitas yang disediakan. Proses
perencanaan bangunan industri harus paham atau mengerti betul akan type bangunan, jenis
konstruksi bangunan, pertimbangan yang diperlukan untuk pembuatan desain bangunan dan
cara – cara meperoleh fleksibilitas dari bangunan. Berikut merupakan beberapa faktor yang
harus diperhatikan dalam perencanaan industri adalah bahan yang diolah, proses pengolahan,
mesin atau peralatan yang digunakan, material handling, fleksibilitas, keamanan dari bahaya
musibah, kekuatan lantai bangunan serta tipe dan konstruksi dari bangunan.
Susunan tata letak bangunan industri adalah suatu kegiatan untuk meletakkan fasilitas,
mesin dan ruang-ruang yang mewadahinya agar memiliki efesiensi dan mempermudah dari
aktivitas untuk mengolah suatu bahan. Berikut merupakan tahapan dalam penentuan
GEDUNG INDUSTRI TENUN IKAT DI GIANYAR
SEMINAR TUGAS AKHIR 17
layouting, yakni plan inventory (mendata segala mesin yang akan digunakan dalam pabrik),
group outline (mengelompokan mesin), Alat – alat pembantu (menentukan peralatan
tambahan), ruang gerak produksi, ruang maintenance (bengkel khusus), machine blok plan
(pengaturan mesin sesuai dengan proses produksi) dan shop foor layout.
A. Ruang Dalam Industri Tenun Ikat
a) Ruang Pertenunan
Ruang ini merupakan ruangan yang dipergunakan untuk menenun melakukan pembuatan
kain Tenun Ikat yang dilakukan oleh para pengerajin kain.
b) Ruang Pengolahan Benang
Ruang ini merupakan ruangan yang dipergunakan untuk melakukan segala jenis akrivitas
yang berhubungan dengan pengolahan benang, baik itu penggulungan benang, pengikatan
benang, pewarnaan benang, dan lain-lain.
c) Ruang Penyimpanan Kain Tenun Ikat
Tempat untuk menyimpan kain yang sudah jadi dan siap dipasarkan. Ruang ini berada
ditempat yang tertutup, tetapi harus diperhatikan kelembapannya sehingga harus
mememiliki ventilasi udara yang cukup.
d) Ruang Pembuatan Desain
Ruang ini merupakan ruangan yang dipergunakan untuk melakukan segala jenis akrivitas
yang berhubungan dengan pembuatan motif dan desain kain tenun ikat.
e) Gudang Bahan Baku
Tempat untuk menyimpan benang yang datang dari supplyer. Ruang ini berada di tempat
yang tertutup, tetapi harus diperhatikan kelembapannya sehingga harus mememiliki
ventilasi udara yang cukup.
f) Ruang Pelatihan Tenun Ikat
Ruang ini merupakan ruangan yang dipergunakan untuk melakukan domenstrasi
mengenai cara pembuatan kain Tenun Ikat yang dilakukan oleh para pengerajin.
GEDUNG INDUSTRI TENUN IKAT DI GIANYAR
SEMINAR TUGAS AKHIR 18
g) Ruang Kantor Pengelola
Tempat ini untuk menaungi kegiatan administrasi dari pengelola dalam mengatur proses
produksi dan pemasaran. Ruang ini berada dekat dengan pintu masuk utama dan
berhubungan langsung dengan pabrik.
h) Ruang Pameran
Pada ruangan ini merupakan ruangan yang ditujukan untuk melakukan fungsi pelestarian,
pengenalan, promosi dan penjualan hasil karya dari pengerajin dan para desainer yang
terkait dengan kain tenun ikat.
i) Lobby
Merupakan ruang yang digunakan sebagai ruang peralihan dari ruang luar menuju fasilitas
lainnya dan ruangan ini juga digunakan sebagai pusat informasi mengenai bangunan atau
fasilitas di dalam Industri Kerajinan Tenun Ikat di Kabupaten Gianyar.
j) Cafetaria
Ruangan yang digunakan sebagai tempat beristirahat oleh pengunjung, pengerajin,
pengelola, dan terbuka untuk umum.
k) Ruang Pagelaran Busana
Ruangan yang digunakan sebagai tempat mengadakan pagelaran busana yang berbahan
dasar kain tenun ikat.
l) Ruang Ganti dan Rias
Ruangan yang digunakan sebagai tempat melakukan aktivitas para peraga busana, baik itu
untuk make-up dan pergantian busana.
m) Ruang Serbaguna
Ruangan ini digunakan untuk kegiatan-kegiatan seperti seminar, pelatihan, diskusi
mengenai sejarah dan produksi kain tenun ikat.
GEDUNG INDUSTRI TENUN IKAT DI GIANYAR
SEMINAR TUGAS AKHIR 19
n) Ruang Studio Desainer
Ruangan ini digunakan oleh desainer untuk mendesain model busana berbahan dasar
tenun ikat.
o) ATM Centre
p) Ruang MEP
q) Toilet
r) Parkir
B. Pengguna Industri Tenun Ikat
1. Kategori Pengunjung
a. Kelompok Umum/Pengunjung Biasa/Masyarakat Sekitar, merupakan masyarakat
Kabupaten Gianyar, dan masyarakat Bali.
b. Kelompok Pelajar dan Mahasiswa, berkunjung ke industri dengan tujuan menambah
pengetahuan dan informasi terkait kain Tenun Ikat.
c. Kelompok Para Ahli dan Peneliti, berkunjung ke industri untuk membagi ilmu
pengetahuan lewat seminar dan pelatihan.
d. Designer dan Seniman, berkunjung ke industri untuk menuangkan ide atau kreativitas
untuk perkembangan kain Tenun Ikat.
e. Kelompok Turis/Wisatawan, merupakan wisatawan mancanegara, dan wisatawan
domestik yang berkunjung ke Bali.
2. Kategori Pengelola
a. Direktur (pimpinan), bertugas untuk mengelola industri kerajinan/memimpin
pengelolaan industri kerajinan.
b. Sekretaris, bertugas mengurusi administratif yang menunjang kegiatan operasional
industri, meliputi pengetikan, penanganan telepon, pengelolaan surat dan arsip lainnya,
penanganan agenda, penggandaan, dan lain-lain.
c. Bendahara, bertugas untuk mengolah keuangan industri.
d. Kepala Bagian Pertenunan (Produksi), bertugas untuk mengontrol pekerja dan
mengoreksi jika ada kesalahan.
e. Bagian Administrasi Tata Usaha, bertugas untuk mengelola urusan administrasi dan tata
usaha
GEDUNG INDUSTRI TENUN IKAT DI GIANYAR
SEMINAR TUGAS AKHIR 20
f. Bagian Pameran, bertugas untuk pengelolaan pameran, mulai dari penyeleksian koleksi
hingga perawatan koleksi pameran.
g. Bagian Pemasaran, bertugas untuk memasarkan hasil produk tenun ikat ke pasar-pasar.
h. Bagian Gudang, bertugas mengatur semua bahan baku yang akan digunakan di dalam
industri.
i. Bagian Personalia, bertugas dalam recruitment pekerja di industri dan memelihara
hubungan dengan lembaga-lembaga penghasil calon pekerja, seperti sekolah tinggi,
akademi, universitas, balai latihan kerja, dan lain-lain.
j. Bagian Operasi Cafetaria, bertugas dalam mengawasi dan mengurusi kebutuhan-
kebutuhan yang dibutuhkan oleh cafeteria.
k. Bagian Publikasi, bertugas untuk mempromosikan industri kerajinan, baik melalui media
elektronik maupun melalui media cetak.
l. Bagian Workshop, bertugas untuk membuat karya kerajinan dan memamerkannya kepada
pengunjung.
m. Bagian MEP, bertugas untuk memasang dan memperbaiki peralatan yang berhubungan
dengan MEP.
n. Bagian Keamanan, bertugas menjaga keamanan lingkungan industri kerajinan.
o. Bagian Kebersihan, bertanggungjawab terhadap kebersihan lingkungan industri
kerajinan.
2.2 Tinjauan Umum Kain Tenun Ikat
Tinjauan umum akan membahas mengenai pengertian kain tenun ikat, jenis-jenis alat