LAPORAN MIKROBIOLOGI FARMASIpengujian daya desinfektan
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS LAPORAN PRAKTIKUMMATA KULIAH
MIKROBIOLOGI FARMASI
YadisNurlaura12010091RizkiIllahi12010075
S-1 FARMASI REGULERDOSEN PEMBIMBING PRAKTIKUM
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI DAN FARMASIBOGOR2014
I. DasarTeoriDalam kehidupan sehari-hari banyak kita jumpai
berbagai macam senyawa kimia baik organik maupun anorganik bersifat
racun terhadap jasad renik. Sehubungan dengan itu,usaha manusia
dalam mengatasi jasad renik. Penyebab penyakit banyak dilakukan
menggunakan bahan kimia. Senyawa kimia yang mematikan jasad renik
disebut dengandisinfektan. Disinfektan adalah zat kimia yang
mematikan sel vegetatif tetapi belum tentu mematikan bentuk
mikroorganisme penyebab suatu penyakit. Beberapa kelompok utama
disinfektan yaitu fenol dan persenyawaan penolat, alkohol,
hidrogen, logam berat dan persenyawaannya, detergen, aldehid,
kemosferilisator gas, oxidator, aerosol, yodium, zat warna,
preparat Chlor, dan sabun (Adnan 2009: 3).Disinfektan merupakan
proses yang mematikan semua mikroorganisme patogen dengan cara
kimiawi atau fisik. Disinfeksi mempunyai daya kerja terhadap
vegetatif dari mikroorganisme, tetapi belum tentu mematikan
sporanya, sedangkan antiseptis merupakan proses yang mencakup
inakvikasi atau mematikan mikroorganisme dengan cara kimiawi.
Antiseptik dapat bersifat bakterisidal atau bakteri kostatik.
Proses bakteri kostatik hanya menghentikan pertumbuhan bakteri.
Istilah disinfeksi dan antiseptis secara umum sulit dibedakan,
sehingga penggunaanya boleh dikatakan sinonim.(Lay 1990:
246).Komponen-komponen disimpektan terdiri dari garam atau basa
yang kuat dengan komponen-komponen ammonium yang terdiri dari empat
bagian, adanya unsur radikal dalam gram atau basa tersebut, radikal
merupakan golongan alifat dan asam sulfat. Bakteri yang lebih muda
kurang daya tahannya terhadap, disinfektan jika dibandingkan
bakteri yang luar yang memberikan hasil zona hambat yang terbentuk.
Hal ini juga sesuai dengan sifat dari dinding sel dari bakteri
(Dwidjoseputro 2008: 183).Salah satu cara pengujian desinfektan
yang umumnya dipakai di laboratorium dalah metode pengeceran dimana
kekuatan desinfektan dinyatakan dengan koefisien fenol. Metode
koefisien fenol merupakan uji yang telah dibukukan dengan baik.
Dalam metode ini, mikroorganisme uji dimasukkan dalam larutan fenol
murni dan larutan zat kimia yang akan di evaluasi pada berbagai
taraf pengenceran. Koefisien fenol dinyatakan sebagai suatu
bilangan dan dihitung dengan cara membandingkan aktivitas suatu
larutan fenol dengan pengenceran terhadap aktivitas larutan zat
kimia dengan pengenceran tertentu yang sedang diuji (Pelczar &
Chan 1996: 140).Mikroorganisme yang dihambat mempunyai proses
penghambatan yang sama dan perbedaannya adalah sifat resisten yang
berbeda-beda antara lain mikroorganisme satu dengan yang lainnya.
Sifat resisten ini dapat dipengaruhi oleh kandungan lipid pada
membran selnya. Teknik dan cara-cara yang digunakan dapat dengan
cara fibrik atau kimiawi diantaranya dapat menggunakan
senyawa-senyawa fenolik, alcohol, chlor, iodium, dan
senyawa-senyawa lain yang mempunyai ciri komposisi molekuler yang
dapat menyebabkan terjadinya reaksi Adnan (2009: 6).Mikrobakteri
adalah sejenis kuman yang dapat tahan terhadap beberapa
disinfektan, bahkan tidak sedikit yang resisten terhadap antimicro
tuberculosis. Penggunaan disinfektan semua benda yang telah
terkontaminasi dengan mikrobakteri haruslah disinfektan.
Disinfektan adalah suatu bahan yang biasanya adalah zat kimia yang
mematikan sel-sel vegetatif dari mikrobia, akan tetapi belum tentu
mematikan bentuk-bentuk spora mikrobia penyebab penyakit. Sedangkan
disinfeksi adalah suatu proses penghancuran sel-sel vegetatif
penyebab infeksi namun tidak selalu mematikn sporanya dan
pengendalian mikroorganisme dengan bahan kimia lain, yaitu dengan
antiseptik yang merupakan suatu substansi yang dapat melawan
infeksi atau mencegah pertumbuhan atau kerja mikroorganisme dengan
cara menghancurkan mereka atau menghambat pertumbuhan serta
aktivitasnya (Pelczar & Chan 1996 : 140).Disinfektan yang telah
menunjukkan tanda-tanda kekeruhan atau tanda-tanda pengendapan
harus diganti dengan yang baru serta sebaiknya menyediakan hand
lotion untuk merawat tangan setelah berkontak dengan disinfektan.
Cara pengujian daya disinfektan ada bermacam-macam yaitu tergantung
pada sifat dan bentuk disinfektan. Pada umumnya digunakan cara
sebagai berikut yaitu pengenceran, cylinder plate method, paperdisk
method, dan juga digunakan agar dilution plate method (Adnan 2009:
4).Nilai suatu zat yang digunakan sebagai desinfektan tergantung
pada sejumlah faktor yang boleh dikatakan tidak ada satu pun
desinfektan dapat memenuhi seluruhnya. Suatu desinfektan yang ideal
seharusnya mempunyai sifat-sifat yaitu mempunyai efektivitas yang
tinggi terhadap sejumlah besar mikroorganisme dalam konsetnrasi
sedemikian rendahnya, tidak merusak dan tidak mewarnai bahan-bahan
seperti pakaian, bahan-bahan yang terbuat dari logam, bau dan tidak
menyengat, tidak hilang keaktifannya oleh bahan-bahan dari luar,
merupakan zat penegang permukaan yang baik, stabil dalam
penyimpanan, mudah didapat dan tidak mahal (irianto 2007:
81).Desinfektan dan antiseptic berbeda terhadap anti mikroba yang
aktif secara sistematik dalam hal toksisitas selanjutnya, yang mana
mereka mempunyai toksisitas tidak hanya pada mikrobia pathogen tapi
juga pada sel inang. Oleh karena itu, mereka hanya dapat digunakan
untuk membunuh mikroorganisme pada lingkungan mati atau pada
permukaan kulit. Mereka dapat tidak diberikan secara sistematik.
Cara kerja desinfektan ditentukan oleh konsentrasi, waktu dan suhu
serta cara evolusinya bisa kompleks(irianto 2007: 81).Dalam
mempergunakan desinfektan haruslah diperhatikan hal-hal tersebut
dibawah ini. Apakah suatu desinfektan tidak meracuni suatu
jaringan, apakah ia tidak menyebabkan rasa sakit, apakah ia tidak
memakai logam, apakah ia dapat hidup, apakah ia stabil, bagaimana
baunya, bagaimana warnanya, apakah ia mudah hilang atau
dilenyapakan dari pakaian apabila desinfektan itu sampai kena
pakaian, dan apakah ia murah harganya. Factor-faktor inilah yang
membuat orang sulit menilai desinfekta Tujuan dari desinfeksi
adalah untuk membunuh mikroorganisme pathogen yang dapat
menginfeksi manusia dan hewan. Dengan demikian serupa sehingga ia
tidak dapat terinfeksi lagi.(Dwidjoseputro 1998:95).
II. TujuanPraktikum
untukmelihatpengaruhberbagaimacamdesintanterhadappertumbuhanmikroba.
mampumengimplementasikancaramengujikekuatandesinfektan.
III. AlatdanBahan1. Pembakar bunsen 2. Ose3. Spidol4. Tabung
reaksi 5. Pingan petri6. Pipet steril
IV. Cara Kerja:1. Buatlah larutan desinfektan dengan pengenceran
yang dikehendaki, misalnya 1:200 dan 1:300 dst 2. Ambil kultur
bakteri dalam media cair sebanyak 0,5 ml dan masukkan ke dalam
masing-masing tabung yang berisis desinfektan (jika banyaknya
pengenceran ada 3 macam, maka tabung reaksi da cawan petri yand
dibutuhkan sebanyak 9 buah, begitu juga untuk standar fenolnya.3.
Tentukan kontak bakteri dengan desinfektan 4. Gunakan teknik
aseptik dan inokulasikan masing-masing tabung kedalam media pinggan
petri dengan ose secara garis lurus5. Simpan pada inkubator pada
suhu 370C salama 48 jam 6. Amati pertumbuhan bakteri dalam pinggan
petri, dan tentukan koefisien fenolnya.
VI. Hasil PercobaanPengenceran Lamanya waktu kontak bakteri
dengan desinfektan
Desinfektan 5 menit 10 menit15 menit 20 menit
1:200++++++
1:300+++++++++
1:400+++++++
Fenol
1:100+Tidak ada bakteri+++
1:200++Tidak ada bakteri +++
Keterangan : +++ : sangat banyak ++ : banyak + : sedikit
Gambar
VII. Pembahasan1. Yadis nurlaura Pada percoban pengujian daya
desinfektan menggunakan bakteri E. Colli pada waktu 5 menit
denganpengenceran desinfektan 1:200 menghasilkan bakteri yang
sedikit debandingkan dengan pengenceran desinfektan 1:300 dan
pengenceran 1:400 dikarenakan daya desinfekkan yang terkandung
lebih banyak sehingga menghasilkan bakteri yang sedikit pada
pengenceran fenol dengan perbandinga 1:200 lebih banyak bakteri hal
ini menyatakan daya desinfektan lebih kuat dari pada perbandingan
1:200, pada waktu 10 menit dengan pengenceran desinfektan 1:200 dan
1: 300 mendapatkan bakteri yang banyak mungkin karena daya
mematikan bakteri yang kurang sehingga pada pengenceran 1:100
menghasikan bakerti yang sediket, sedangan pada pengenceran fenol
tidak didapatkan bakteri ini menunjukan aktivitas fenol yang baik
untuk membunuh bakteri.pada wakru 15 menit dengan pengenceran 1;200
mendapatkan bakteri yang lebih sedikit dibandingan dengan
pengenceran desinfektan 1:300 dan 1:400 karena daya desinfektan
pada pengenceran tersebut lebih kuat dari pada pengenceran lainnya,
pada pengenceran feno 1:100 mengasilkan bakteri yang sedikit
dibandingan dengan 1:200 karena daya mematiakn bakteri yang kuat
dan pada waktu 20 menit dengan pengenceran 1:400 mengasilkan
bakteri yang banyak dari pada pengenceran 1:200 dan 1:100 karena
daya mematikan bakteri yang kuat , sedangkan pada pengenceran fenol
1: 100 lebih banyak bakteri dari pada 1:200 hal ini menujukan bahwa
padapengenceran 1:200 daya mematikannya lebih kuat.2. Rizki
IllahiPada percobaan ini menguji daya desinfektan pengertian
desinfektan adalah suatu stuktur kimia yang digunakan untuk
mematikan jasa renik pada permukaan tetapi tidak beracun untuk
dipakai langsung pada jaringan. Penggunakaan desinfektan harus
memperhatikan sifat beracun atau tidak berbahaya jika terkena
desinfektan.mikroorganisme yang ada di sekitar kita dapat
menyebabkan penyakit dan kerusakan. Mikroorganisme tersebut
disingkirkan atau dihambat pertumbuhannya salah satunya dengan
bahan kimia yang disebut desinfektan yang relativ paling kuat
diantara desinfektan lainnya.Pengenceran Lamanya waktu kontak
bakteri dengan desinfektan
Desinfektan 5 menit 10 menit15 menit 20 menit
1:200++++++
1:300+++++++++
1:400+++++++
Fenol
1:100+Tidak ada bakteri+++
1:200++Tidak ada bakteri +++
Jika di liat dari data yang di dapat dari 5, 10, 15, 20 menit
yang paling banyak pertumbuhan bakterinya pada desinfektan 1:200
oada menit 20 menit ,pada 15 menit 1:400 dan 5 menit pada
pengenceran ke 1:300 dan pada fenol tidak terlalu banyak yang di
tumbuhin bahkan pada waktu ke 10 menit pada pengenceran ke 1:100
dan 1:200
IX. KesimpulanDari percobaandiperolehhasil, bahwa:1. Semakin
kecil pengenceran desinfektan dan fenol semakin kecil pula
pertumbuhan bakteri 2. Semakin besar pengenceran desinfektan dan
fenol semakin besar pula pertumbuhan bakteri
DAFTAR PUSTAKA Adnan. 2009. Desinfektan.Jurnal mikrobiologi. 26
hlm. Dwidjoseputro. 2008.Dasar-dasar Mikrobiologi. Djambatan.
Surabaya. 206 hlm. Irianto, K. 2007.Mikrobiologi Menguak Dunia
Mikroorganisme. Yrama Widya. Bandung. 256 hlm. Lay, B.W. &
Hastomo. 1990.Mikrobiologi. Rajawali Press. Jakarta. 514 hlm.
Pelczar. 1996.Dasar-dasar mikrobiologi. UI Press. Jakarta. 443 hlm.
Volk, W. 1993.Mikrobiologi Dasar. Erlangga. Jakarta. 374 hlm.