-
1DESAIN PONDASI TELAPAK TYPE BUJUR SANGKAR
Nopolion Eka PutraFakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil dan
perencanaan Universitas Jayabaya
ABSTRAKPondasi telapak adalah pondasi yang biasa digunakan untuk
menumpu kolom
bangunan ,tugu,tangki air,cerobong asap,da beberapa bangunan
sipil lainya.Pondasi ini dibuatdengan dimensi yang lebih besar dari
pada kolom di atasnya,hal ini bertujuan agar beban yangditeruskan
ke pondasi dapat di sebarkan keluasan tanah yang lebih besar
dibawahnya..Pondasidengan bentuk bujur sangkar digunakan jika beban
yang bekerja pada pondasi berupa bebantekan sentris(P)dan tanpa
moment(M),jika ada tapi momentnya kecil.
Tugas ini bertujuan untuk mendesain pondasi telapak type bujur
sangkar dengan muka airtanah 1m dari muka tanah dan Df pondasi
2m,mulai dari menghitung daya dukungtanah,penentuan dimensi
pondasi,menghitung daya dukung tanah,penulangan, kontrol kuat
geser1 arah dan 2 arah,hitung penulangan pondasi,sampai cek kuat
dukung pondasi.
Perhitungan daya dukung tanah adalah menggunakan rumus Terzaghi;
untuk perhitungatanpenulangan pondasi tunggal menggunakan acuan SNI
03 -2847-2002 ; sertaKata kunci: desain pondasi dangkal,muka air
tanah, type bujur sangkar,beton bertulang,
PENDAHULUAN
Pondasi telapak tunggal biasa digunakan untuk menumpu kolom
bangunan ,ruko,rumahtinggal bertingkat,tugu,menara,tangki air,pilar
jembatan,cerobong asap.Untuk memudahkanhitungan konstruksi pondasi
ini,maka digunakan beberapa anggapan praktis,bahwa:A. Plat pondasi
kaku sempurna,tidak akan melengkung karena beban terpusat dan tetap
merupan
bidang lurusB. Gaya desak yang terjadi pada tanah di bawah dasar
pondasi,berbanding lagsung dengan
penurunan pondasi.C. Karena tanah tidak dapat menahan tegangan
tarik,maka apabila dari hitungan akan timbul
tegangan tarik harus diabaikan.
Keterbatasan tempat bisa mempengaruhi tipe pondasi yang akan
digunakan. Apakahpondasi telapak tunggal atau pondasi kombinasi,
tergantung situasi dan mana yang lebih efisienterhadap keterbatasan
tempat. Pondasi telapak tunggal, adalah pondasi yang hanya menopang
satukolom, dibagi menjadi dua macam, pondasi bujur sangkar dan
empat persegi panjang. Pondasidengan bentuk bujur sangkar digunakan
jika beban yg bekerja pada pondasi berupa beban tekansentris
(P),dan tanpa momen (M),jika ada momennnya kecil.Namun apabila
beban yang bekerjapada pondasi berupa beban sentris (P) dan momen
secara bersamaan maka digunakan pondasipersegi panjang.
Apabila beban sentris sebesar v yang diteruskan kolom ke pondasi
maka plat pondasiakan memberikan tekanan pada tanah sebesar:
AV
Dimana:
-
2 = daya dukung tanah ( ton/m2 )V = gaya sentris lewat kolom (
ton )A = luas dasar pondasi ( m2 )
Perhitungan daya dukung tanah untuk pondasi bujur sangkar
menggunakan rumus Terzaghi
t = 1.3 .c. cN + q. qN + 0.4. tnh . B. Ndengan:
t = kapasitas daya dukung ultimit untuk pondasi persegi(kN/m2)C
= kohesi (t/m2)
Df = kedalaman pondasi (m)tnh = berat volume tanah ( t/m3)
q = tnh . D = surcharge load ( ton/m3)
cN , qN dan N , adalah besar nya faktor daya dukung tanah yang
tergantung dari sudut gesertanah )( . Jadi untuk menghitung daya
dukung tanah perlu diketahui:
A. Berat volume tanah ( tnh )B. Kohesi tanah (c)C. Sudut geser
tanah
Tabel 1. Faktor Daya Dukung Terzaghi
cN qN N )(c
'Nc 'Nq 'N
5.7 1.0 0.0 0 5.7 1.0 0.07.3 1.6 0.5 5 6.7 1.4 0.29.6 2.7 1.2 10
8.0 1.9 0.512.9 4,4 2.5 15 9.7 2.7 0.917.7 7.4 5.0 20 11.8 3.9
1.7
-
3Untuk nilai nilai diantara nilai tersebut dapat di
interpolasi
Rumus daya dukung tanah Terzaghi digunakan untuk pondasi dangkal
BD .Apabilakedalaman pondasi lebih besar dari lebar pondasi BD
,maka rumus Terzaghi akan memberikannilai yang lebih kecil dasi
pada daya dukung tanah yang sebenarnya,sehingga rumus Terzaghi
masihdapat digunakan.
Dari rumus daya dukung diatas akan kita peroleh dimensi pondasi
yang akan kita pakai.Perhitungan penulangan pondasi bujur sangkar
akan menggunakan acuan Peraturan SNIsedangkan perhitungan
penulangan pondasi kombinasi menggunakan acuan Peraturan ACI.
Pengaruh muka air tanah,kapasitas dayang dukung tanah berkurang
dengan adanya mukaair tanah yang tinggi..Hal ini disebabkan karna
berkurangnya overburden pressures dan rusaknayaikatan kohesi di
dalam struktur tanah dengan adanya air tersebut.Di dalam penggunaan
persamaandaya dukung tanah terzaghi keberadaan muka air tang
dihubungkan dengan dimensi atau lebarpondasi B.Letak muka air tanah
didalam perhitungan kapasitas daya dukung bnerpengaruh
untukpenentuan besaran isi .Besaran yang digunakan dapat berupa
total, terendamsepenuhnya = b atau yang merupakan transisi dari b
dan total
Gambar 1. pengaruh muka air tanah.
Daerah Zw B
Muka air tanah jika berada daerah ini tidak berpengaruh pada
penggunaan persamaan.untukmenghitung kapasitas daya dukung.Didalam
perhitungan digunakan
= t = m
25.1 12.7 9.7 25 14.8 5.6 3.237.2 22.5 19.7 30 19.0 8.3 5.757.8
41,4 42.4 35 25.2 12.6 10.195.7 81.3 100.4 40 34.9 20.5 18.8
-
4Daerah Zw B
JIka muka air tanah pada daerah ini,gunakan persamaan kapasitas
daya dukung dengan:
= b + ( Zw /B ).( t - b )Dimana
b = - wDaerah Zw 0
Untuk kasus ini gunakan persamaan kapasitas daya dukung
dengan
= bDimana, Zw = kedalaman muka air tanah dari dasar pondasi.
= t = m = berat isi tanahb = - w = terendam = efektif
Untuk keperluan praktis para perencana,pada umumnya menggunakan
= b untuk lapistanah yang terletak di bawah muka air tanah.
Perencanaan Pondasi Telapak
a. Beban dan Reaksi Pondasi Telapak
Beban-beban dan reaksi yang bekerja pada pondasi telapak
ditentukan sebagai berikut :
1. Pondasi telapak harus dirancang untuk menahan beban terfaktor
dan reaksi tanah yangdiakibatkannya.
2. Luas bidang dasar pondasi telapak atau jumlah dan penempatan
tiang pancang harusditetapkan berdasarkan gaya dan momen tidak
terfaktor yang disalurkan oleh pondasi padatanah atau tiang pancang
dan berdasarkan tekanan tanah izin atau kapasitas tiang izin
yangditentukan berdasarkan prinsip mekanika tanah.
3. Untuk pondasi telapak di atas tiang pancang, perhitungan
momen dan geser boleh didasarkanpada anggapan bahwa reaksi dari
setiap tiang pancang adalah terpusat di titik pusat tiang.
Luas bidang dasar pondasi telapak (A = B x H ) ditentukan
sebagai berikut:
> Beban yang bekerja merupakan beban sentris, P :
aqAPp max
-
5> Beban yang bekerja merupakan beban eksentris, P danM :
aqIceP
AP
IcM
APp ...min
aqIceP
AP
IcM
APp ...max
dimana : P ; besarnya beban aksial yang bekerjaM ; besarnya
momen lentur yang bekerjae ; eksentrisitas, dengan e = M/Pc ;
tinggi garis netral , c = h/2I ; momen inersia penampang pelat
pondasi, I = 1/12. b.h3qa ; daya dukung tanah ijin (dihitung
berdasarkan beban kerja)
b. Tebal Pondasi Telapak
Tebal pondasi telapak ditentukan dari kriteria geser dengan 2
cara berikut :
Geser satu arah (aksi balok) :
Digunakan untuk pondasi telapak yang panjang dan sempit.Gaya
tarik diagonal beton pada penampang kritis (sejarak d), ditentukan
sebagai berikut , baikdalam arah sisi pendek maupun arah sisi
panjang)
dbfV wcc .' ..61
Gaya geser yang bekerja pada penampang kritis sejarak
d,Ditentukan sebagai berikut :
dcHBqV nettoau 22..1
.
Atau
dcBHqV nettoau 22..2
.
Apabila : cu VV . . Tebal pelat pondasi amandimana : 75 ; untuk
keruntuhan geser
Geser dua arah (geser-pons) :
Digunakan untuk pondasi telapak segi-empat biasa.Besarnya
kapasitas geser beton pada keruntuhan geser dua arah (geser-pons)
dari pondasi telapak,pada penampang kritis sejarak d/2, ditentukan
nilai terkecil dari persamaan berikut
-
6dbfV cc
c .0' ..21
12..2. .0'
0
dbfbdV csc
dbfV cc .0' ..31
dimana : d : tinggi efektif pelat lantaib0 : keliling dari
penampang kritis, pada jarak d/2. c : rasio dari sisi panjang
terhadap sisi pendek dari kolom,
daerah beban terpusat atau daerah reaksi
Nilai c untuk daerah pembebanan yang bukan persegi
Untuk c < 2, ` untuk kolom dalam : dbfV cc .0' ..31
s : 40 untuk kolom dalam, 30 untuk kolom pinggir dan 20 untuk
kolom sudut, dimanakata-kata dalam, pinggir dan sudut berhubungan
dengan jumlah sisi dari penampang kritis.
Besarnya gaya geser yang bekerja pada penampang kritis sejarak
d/2, ditentukan dapat ditentukansebagai berikut :
dcdcHxBqV nettoau 21. ..Apabila : cu VV . . Tebal pelat pondasi
amandimana : 75 ; untuk keruntuhan geser
c. Tebal minimum pondasi telapakKetebalan pondasi telapak di
atas lapisan tulangan bawah tidak boleh kurang dari 150 mm
untukpondasi telapak di atas tanah; ataupuntidak kurang dari 300 mm
untuk pondasi telapak di atas pancang.
-
7d. Momen pada Pondasi Telapak
1. Momen luar di setiap irisan penampang pondasi telapak harus
ditentukan dengan membuatpotongan bidang vertikal pada pondasi
tersebut, dan menghitung momen dari semua gaya yangbekerja, pada
satu sisi dari bidang pondasi telapak yang dipotong oleh bidang
vertikal tersebut.2. Momen terfaktor maksimum untuk sebuah pondasi
telapak setempat, harus dihitungberdasarkan pada penampang kritis
yang terletak di :
> muka kolom, pedestal, atau dinding, untuk pondasi telapak
yang mendukungkolom,pedestal atau dinding beton;
> setengah dari jarak yang diukur dari bagian tengah ke tepi
dinding, untuk pondasi telapakyang mendukung dinding pasangan;
> setengah dari jarak yang diukur dari muka kolom ke tepi
pelat alas baja, untuk pondasiyang mendukung kolom yang menggunakan
pelat dasar baja.
Gambar .1 memperlihatkan penampang kritis untuk momen pada muka
kolom dan dindingpasangan.
(a). penampang kritis pada muka kolom (b). penampang kritis pada
dinding
Gambar 1 , Penampang kritis pada muka kolom dan dinding untuk
momen
Gambar 2. memperlihatkan cara menentukan besarnya momen
terfaktor yang bekerja padaPenampang kritis pondasi telapak.
.Gambar .. Free body pada penampang kritis untuk momen
-
8Besarnya momen terfaktor yang bekerja pada penampang kritis,
ditentukan sebagai berikut :
22...cLqM nettouu
dimana :qu.netto : tekanan tanah netto3. Pada pondasi telapak
satu arah, dan pondasi telapak bujur sangkar dua arah, tulangan
harustersebar merata pada seluruh lebar pondasi telapak.4. Pada
pondasi telapak persegi panjang dua arah, tulangan harus dipasang
sebagai berikut :
>Tulangan dalam arah panjang harus tersebar merata pada
seluruh lebar pondasitelapak;
>untuk tulangan dalam arah pendek, sebagian dari tulangan
total yang diberikandalam pers. (3.14) harus tersebar merata dalam
suatu jalur (yang berpusat di sumbukolom atau pedestal) yang
lebarnya sama dengan panjang dari sisi pendek pondasitelapak
(Gambar 3.8 ). Sisa tulangan yang dibutuhkan dalam arah pendek
harusdisebarkan merata di luar lebar jalur pusat tersebut di
atas.
dimana : rasio antara sisi panjang terhadap sisi pendek fondasi
telapak
Gambar 4. Pemasangan tulangan dalam arah pendek dan arah
panjang
e. Penyaluran gaya-gaya pada dasar kolom, dinding, atau
pedestalbertulang
Penyaluran gaya-gaya dan momen pada dasar kolom, dinding atau
pedestal ditentukan sebagaiberikut :
1. Gaya-gaya dan momen-momen pada dasar kolom, dinding, atau
pedestal harusdisalurkan ke pedestal atau pondasi telapak pendukung
dengan cara tumpu pada betondan dengan tulangan, pasak, dan alat
sambung mekanis.
-
92. Tegangan tumpu pada beton di bidang kontak antara komponen
struktural yangdidukung dan yang mendukung tidak boleh melampaui
kuat tumpu masing-masingpermukaan sebagaimana ditetapkan dalam
SK-SNI-2002 :12.17, yaitu sebesar :(0,85.fc.A1).
Bila permukaan penumpu lebih lebar dari permukaan beban pada
semua sisinya, kuattumpu rencana di daerah yang dibebani boleh
dikalikan dengan A2/A1, tetapi tidaklebih dari 2. A1 adalah luas
daerah yang dibebani, A2 adalah luas maksimum dari
sebagianpermukaan pendukung yang secara geometris serupa dan
konsentris dengan daerah yangdibebani. Gambar 3.8. memperlihatkan
cara penentuan luas A1 dan A2 pada tumpuanmiring atau berundak.
3. Tulangan, pasak, atau alat sambung mekanis antara komponen
struktur yang didukungdan yang mendukung harus cukup kuat untuk
menyalurkan:
Semua gaya tekan yang melampaui kuat tumpu beton dari
masing-masingkomponen struktur tersebut.
Semua gaya tarik yang dihitung, yang melalui bidang kontak.
Gambar 5. Penentuan luas A1 dan A2 pada tumpuan miring atau
berundak.f. Penyaluran tulangan dalam pondasi telapak
1. Gaya tarik atau tekan pada tulangan di masing-masing
penampang harus disalurkanpada setiap sisi penampang melalui metode
panjang penyaluran, bengkokan/kait (hanyauntuk tarik) atau alat
sambung mekanis, atau kombinasi dari beberapa
kemungkinantersebut.
Penampang kritis untuk penyaluran tulangan harus berada pada
lokasi untuk momenterfaktor maksimum, dan pada semua bidang
vertikal di mana terjadi perubahanpenampang atau penulangan.
SK-SNI-2002, Pasal 14.3, panjang penyaluran dasar ldb, dalam mm,
untuk batang uliryang berada dalam kondisi tekan dapat diambil
sebesar
-
10
'.
4..
c
ybdb f
fdl
Nilai ldb tidak boleh kurang dari 200 mm, atau ldb =
0,04.db.fydimana : db ; diameter nominal batang tulangan, mm
METODOLOGIGambar menjelaskan secara skematik tahapan
perhitungan.
Pemodelan pondasi serta asumsi datadatayang diperlukan.
Data-datatersebut antara lain:-Data tanah: , , c-Data mutu beton:
fy, fc-Beban (Pudan Mu)
Perhitungan daya dukungtanah
Penentuan ukuran telapak pondasibujur sangkar (B , L)
Kontrol kuat geser1 arah dan 2arah
Penulangan PondasiTelapak Bujur
Cek kuat dukung pondasi
-
11
Analisis dan perhitungan
Pondasi telapak bujur sangkar dengan mat. 1 m dari muka tanah.Df
= 2m
Data-data yang dibutuhkan:
Data Beton:Kolom pondasi 400 mm x 400 mm menahan beban mati PD =
100 kN, beban hidup 50 kN, danmomen terfaktor Mu = 10 kNm. Dan
berat beton = 24 kN/m3. Mutu bahan fc = 20 MPa, fy =300MPa.Tulangan
yang digunakan D19.
Data tanah Berat isi tanah normal ( n ) = 17,2 kn/m3, berat isi
saturated ( sat ) = 20 kN/m3.Kohesi tanah c = 0, sudut geser tanah
= 20o,
1. Perhitungan ukuran dimensi pondasi berdasarkan beban yang
dipikul.Beban total yang dipikul pondasi adalah sebesar:
P ult = 1,2. PD+ 1,6 PL1.2.100 + 1.6 50 = 200 kN.
Formula Terzaghi untuk Pondasi Bujur Sangkar: t = 1.3 .c. cN +
q. qN + 0.4. tnh . N B.
dengan angka keamanan 3
31
2 Bp ult . ( 1.3 .c. cN + q. qN + 0.4. tnh . B. N )
31200
2 B . ( 1.3 .c. cN + q. qN + 0.4. tnh . B. N )
-
12
Dari tabel 3.1 , untuk = 20o didapat nilai cN = 17,7 ; = qN 7,4
dan N = 5,0.Untuk kasus muka air berada di tengah pondasi, maka q
dihitung dengan cara:
q = ( Df - D ) + ' . DDengan tnhsat ' = berat volume efektif
tanah. Demikian juga, berat volume tanah yang ada pada suku ketiga
persamaan daya dukung harus diganti dengan ' .q = 17 ,2 (2-1) +
(20-17,2).(1)
= 19 kN/m2.
Maka:
31200
2 B . ( 1.3 (0). (17.7) + (19). (7.4) + 0.4 . 2,8. B. 5 )
2200B = 49.333 + 1,866 BDengan cara coba-coba didapat nilai B
sebesar 1,95 m.
Dengan ini maka kita pakai dimensi pondasi bujur sangkar 2 m x 2
m.
2. Daya dukung tanah t t = 1.3 .c. cN + q. qN + 0.4. tnh . B. N
t = 1.3 .( 0). ( 17.7) + (20). (7.4) + 0.4. 3. 2. 5 ) t= 160
2mKN
3. Kontrol tegangan yang terjadi pada tanah
q = berat pondasi + berat tanah= ht x c + ha x = 0,5. X 24 + 1,5
x 17,2 = 37,8 kN/m2
Tegangan maksimal pondasi
Pult Multmaks = + + q t
B x L 1/6 B x 2L
200 10= + + 37,8 160
2 x 2 1/6 2 x 22
= 95,3 160 Save!
-
13
Pult Multmin = -- + q t
B x L 1/6 B x L2
200 10= -- + 37,8 160
2 x 2 1/6 2 x 22
= 80,3 160 Save!
4. Kontrol tegangan geser 1 arah
min a mak
Gambar kontrol tegangan geser 1 arah
ds = beton decking + Dia. Tulangan/2
ds = 75 + D/2= 75 + 9.50= 85.00 mm
d= tebal pondasi - dsd = ht - ds
= 500 - 85.00= 415.00
a = L/2 - b/2 - d= 2000/2 - 400/2 - 415.00= 785.00 mm= 0.785
m
a = min + {(B - a) x (maks - min) /B)}
= 80.3 + { (2.00 - 0.785) x (95.3 - 80.3 ) /2.00)}
= 92,413 KN/m2
-
14
.Vc = 463.984 > Vu = 72.269 ......... Save!
5. Kontrol tegangan geser 2 arah (geser pons)
min mak Gambar kontrol tegangan geser 2 arah (geser pons)
Gaya tekan ke atas dari tanah (Vu)
Vu = {(a x B) x (maks + a)} / 2
={ (0.385 x 2.00) x (95.300 + 92.413) }/2
= 72.269 KN
Gaya geser yang dapat ditahan oleh beton (.Vc)
= faktor reduksi
.Vc = x 6'fc
x B x d
= 0.75 x 620 x 2.00 x 415.00
= 463.984 KN
-
15
Gaya geser yang ditahan oleh beton
Dimensi Kolom,b = 400h = 400
b + d = 400 + 415.00 = 815.00 mm = 0.815 mh + d = 400 + 415.00 =
815.00 mm = 0.815 m
Gaya Tekan Ke Atas (Geser Pons)
Vu = dhdbB 2 x 2 minmaks= 22 - 0.815 x 0.815 x
2300.80300.95
= 292.881045
Vc1 =
c21 x 6
..' dbocf
Vc1 =
121 x .6
415.3260.20
Vc1 = 3025176.367 N= 3025.176 KN
c = rasio dari sisi panjang terhadap sisi pendek pada
kolom,daerah beban terpusatdaerah reaksi.
c =k
kbh = 1400
400
bo = 2 x ( kb + d) + ( kh + d) bo = 2 x (400 + 415 ) + (400 +
415)
= 3260 mm
-
16
Vc2 = 12...2
' dbofcxbods
Vc2 = 12415.3260.20
320415.302
Vc2 = 2429730.098 N= 2429.730 KN
Vc3 = 31 x 'fc .bo .d
Vc3 = 31 x 20 .3260 .415
= 2016784.245 N= 2016.784KN
Jadi
Vc1 = 3025.176Vc2 = 2429.730 Diambil yang terkecilVc3 =
2016.784
Vc = 2016.784KN.Vc = 0.75 x 2016.784
= 1512.588KN
.Vc = 1512.588> Vu = 292.881 ......... Save!
-
17
6. Hitungan penulangan pondasi
min x makGambar tegangan tanah pada jarak x
ds = 75 + 19 + 9.5= 103.500 mm 0.105 m
d = ht - ds= 0.50 - 0.105= 0.395 m= 395 mm
x = 2B - 2
kh
x = 22000 - 2
400
x = 800 mm= 0.8 m
x = min + BmaksXB /min x = 80.300 + 2/3.803.958.02
`= 89.300 KN/m3
-
18
Kmaks = 5.69 Mpa
K < KmaksK = 0.239 < Kmaks = 5.690 ......... OK!
Tinggi blok tegangan beton tekan persegi ekivalen (a)
a = dfck
'85.0
211
a = 3952085.0239.0211
a = = 5.597 mm
As(1)= fy bafc ''85.0
= 3001000597.52085.0
= 317,184 2mm
Momen yang terjadi pada pondasi ( Mu )
Mu = 25.0 Xx + 23 Xxmaks
= 22 8.033.893.9513.895.0
= 29.856 KNm
Faktor momen pikul K dan Kmaks
Syarat : K harus < Kmaks
Kmaks = 2'
600/122560085.05.382
fyfcfy
Kmaks = 230060020/85.022530060085.05.382
-
19
Jikafc' 31.36 Mpa
maka
fydbas 4.1 ........... (R.1) ...... SNI 03-2847-2002 (Pasal
12.5.1)
Jikafc' > 31.36 Mpa
Maka
fydbfcas 4
' ........... (R.2) ....... SNI 03-2847-2002 (Pasal 12.5.1)
fc' = 20 < 31.36maka yang dipakai adalah pers
..................... (R.1)
As(2) = fydb 4.1
= 30039510004.1
= 1843.333 mm2 ........... As dipakai
Di pilih yang terbesar dari As(1) dan As(2).........
Sehingga,
As(1) = 317.184 mm2 As = 1843.333mm2As(2) = 1843.333 mm2
Jarak tulangan,
S = AsSDphi 225.0
S= 33.184310001914.325.0 2
S= 153.735 mm
s 2 x ht 2 x 500 1000
s 450 mm
-
20
Dipilih (s) yang terkecil = 153.735 mm
Jadi dipakai tulangan = D 19 - 153
7. Kontrol kuat dukung pondasi
Cek Panjang Penyaluran Tegangan Tulangan
Panjang penyaluran tegangan (d) = dbdb
ktrcfcyfy
'109
= 1919
075201018.0113009
= 195.2201018.0113009
= 367.073 mm > 300 mm 368 mm
= faktor penulangan = faktor pelapisy = faktor ukuran batang
tulangan = faktor beton agregat ringan
dbktrc
tidak boleh besar dari 2,5
Panjang Tersedia (t) = 7522 BkB
= 752400
22000
= 725
-
21
Panjang Tersedia (t) > Panjang penyaluran tegangan (d)725
> 368 ....... OK!
Kuat Dukung Fondasi
Pu = x 0.85 x fc' x A= 0.7 x 0.85 x 20 x 160000
= 1904000 N
= 1904 KN
Pu,k= 200 KN
Pu = 1904 > Pu,k= 200 ....... OK!
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari hasil perhitungan
dan analisis, antara lain:1. Kegagalan/kerusakan pondasi selalu
diawali oleh terjadinya retak pada beton. Keadaan iniTerjadi karena
pondasi tidak mampu menahan beban yang berupa momen lentur
dan/ataugaya geser. Inilah sebabnya kenapa perlu dihitung juga
kontrol tegangan geser 1 arah dan 2arah.
2. Beban yang bekerja pada pondasi berasal dari tekanan tanah di
bawah pondasi. Jika tulangantidak mampu menahan momen lentur yang
bekerja pada pondasi, maka akan terjadi retak betonpada momen
terbesar (umumnya di bagian tengah pondasi) dengan arah vertikal ke
atas.
3. Tegangan geser 2 arah atau tegangan geser pons (punching
shear), dapat mengakibatkan retakmiring di sekeliling kolom dengan
jarak d/2 dari muka kolom, d adalah tebal efektif pondasi.
4. Tegangan geser 1 arah yang bekerja pada dasar pondasi dapat
mengakibatkan retak di sekitarpondasi pada jarak d dari muka
kolom.
Saran
Beberapa saran yang dapat diaplikasikan dari perhitungan desain
pondasi telapak dan evaluasipenurunan pondasi kali ini:
1. Untuk pencegahan pondasi dari bahaya kerusakan/kegagalan yang
diawali oleh retak padabeton, disarankan agar mengontrol momen
lentur, tegangan geser 1 arah dan 2 arah.
2. Bila pada situasi letak sumbu kolom saling berdekatan, lebih
baik menggunakan pondasitelapak kombinasi dibanding pondasi telapak
tunggal karena akan lebih ekonomis.
-
22
DAFTAR PUSTAKA
Asroni, Ali, 2010, Kolom Fondasi & Balok T Beton Bertulang.
Yogyakarta: Graha Ilmu
Ir,Sudarwati MM,Modul teknik pondasi Universitas Jayabaya
Jakarta
Prof,Zaidir. Dr.Eng.Kontruksi beton II ,Universitas Andalas
Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI
03-2847-2002)DilengkapiPenjelasan (S-2002).