Page 1
DESAIN ALAT PENDETEKSI KEKERUHAN AIR MENGGUNAKAN
SENSOR OPTOCOUPLER UNTUK MENGANALISIS KUALITAS
AIR MINUM DI BAK SEDIMENTASI PADA INSTALASI
PENGOLAHAN AIR (IPA) PDAM ”WAY RILAU”
KOTA BANDAR LAMPUNG
(Skripsi)
Oleh
Akhfi Zamri
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
2017
Page 2
i
ABSTRAK
DESAIN ALAT PENDETEKSI KEKERUHAN AIR MENGGUNAKAN
SENSOR OPTOCOUPLER UNTUK MENGANALISIS KUALITAS AIR
MINUM DI BAK SEDIMENTASI PADA INSTALASI PENGOLAHAN AIR
(IPA) PDAM ”WAY RILAU” KOTA BANDAR LAMPUNG
Oleh
AKHFI ZAMRI
Telah dirancang dan dibuat alat yang mampu mendeteksi kekeruhan air pada instalasi
pengolahan air di PDAM Way Rilau Kota Bandar Lampung. Alat yang dirancang
untuk menganalisis kualitas air minum di bak sedimentasi dibuat lebih praktis dan
mudah pemakaiannya. Desain dirancang menggunakan Arduino UNO R3, LED RGB
dan penampil LCD I2C dan alat disimpan pada SD Card dengan Sensor yang
digunakan adalah Optocoupler pengujian sensor menggunakan air jernih dan
penambahan tiap tetes susu kental manis untuk mendapatkan respon dan kesamaan
dengan alat standar yang digunakan PDAM. Hasil pengujian menunjukkan bahwa
semakin banyak tetesan susu maka semakin besar tegangan yang dihasilkan.
Pembacaan uji sensor pada alat buatan dimulai dari 09 mV sampai dengan 498 mV,
sedangkan alat standar PDAM Way Rilau dimulai dari 0 NTU sampai 130,6 NTU.
Setelah didapatkan data pengujian sensor, dimasukan rumus untuk menyesuaikan alat
buatan dengan alat standar menggunakan bahasa C, kemudian tahap selanjutnya
pengambilan data pengujian sampel air di bak sedimentasi, pada alat standar,
kekeruhan terbesar adalah 11,2 NTU dan yang terkecil 3,2 NTU, sedangkan pada alat
buatan nilai terbesarnya adalah 8,1 dan untuk nilai terkecil 5,7.
Kata Kunci: Optocoupler, NTU, Arduino UNO.
Page 3
ii
ABSTRACT
DESIGN OF TURBIDITY WATER DETECTOR USING OPTOCOUPLER
SENSOR FOR ANALYSING THE QUALITY OF DRINKING WATER IN
SEDIMENTATION TANK OF WATER TREATMENT PLANT (IPA)
PDAM “WAY RILAU” BANDAR LAMPUNG
Oleh
AKHFI ZAMRI
It has been designed and fabricated the turbidity water datector in water
treatment plant PDAM Way Rilau Bandar Lampung. The instument that is
designed for analysing the quality of drinking water in sedimentation tank made
on more practical and more easy. The design using Arduino UNO R3, LED RG,
and LCD 12C with SD Card for saving the data. The sensor that was used is
Optocouple. The sensor is tested by using clear water at first and than add each
drop of cream milk to find a respond and similarity with the standard instument of
PDAM. The result of the test indicate that the more cream milk in the water, the
more voltage is obtained. The perusal of sensor in the design instument been set
from 09 mV until 498 mV, while the standard instument of PDAM Way Rilau
Bandar Lampung been set from 0 NTU until 130,6 NTU. After the result of sensor
been obtained, bahasa C formula is added into design instrument for adjusting
with the standard instument. The data is taken by using water sample from
sedimentation tank at PDAM. The best result of standar instument is 11,2 NTU
and the worst is 3,2 NTU, while on the design instrument the best result is 8,1 and
the worst is 5,7.
Keyword: Optocoupler, NTU, Arduino UNO.
Page 4
DESAIN ALAT PENDETEKSI KEKERUHAN AIR MENGGUNAKAN
SENSOR OPTOCOUPLER UNTUK MENGANALISIS KUALITAS
AIR MINUM DI BAK SEDIMENTASI PADA INSTALASI
PENGOLAHAN AIR (IPA) PDAM ”WAY RILAU”
KOTA BANDAR LAMPUNG
Oleh
Akhfi Zamri
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
SARJANA SAINS
Pada
Jurusan Fisika
Fakuktas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Lampung
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
Page 5
Judul : DESAIN ALAT PENDETEKSI KEKERUHAN AIR
MENGGUNAKAN SENSOR OPTOCOUPLER
UNTUK MENGANALISIS KUALITAS AIR
MINUM DI BAK SEDIMENTASI PADA
INSTALASI PENGOLAHAN AIR (IPA) PDAM
”WAY RILAU” KOTA BANDAR LAMPUNG
Nama Mahasiswa : Akhfi Zamri
Nomor Pokok Mahasiswa : 1017041015
Jurusan : Fisika
Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing
Prof. Dr. Warsito, S.Si., D.E.A. Drs. Amir Supriyanto, M.Si.
NIP. 19710212 199512 1 001 NIP. 19650407 199111 1 001
2. Ketua Jurusan Fisika
Arif Surtono, S.Si.,M.Si., M.Eng.
NIP. 19710909 200012 1 001
Page 6
MENGESAHKAN
1. Tim penguji
Ketua : Prof. Dr. Warsito, S.Si., D.E.A. ………………
Sekertaris : Drs. Amir Supriyanto, M.Si. ………………
Penguji
Bukan pembimbing : Gurum Ahmad Pauzi, S.Si., M.T. ………………
2. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
3.
Prof. Dr. Warsito, S.Si., D.E.A NIP. 19710212 199512 1 001
Tanggal Lulus Ujian Skripsi: 26 April 2017
Page 7
vi
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah dilakukan orang lain dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya
atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara
tertulis diacu dalam naskah ini sebagaimana disebutkan dalam daftar pustaka,
selain itu saya menyatakan pula bahwa skripsi ini dibuat oleh saya sendiri.
Apabila pernyataan saya tidak benar maka saya bersedia dikenakan sangsi sesuai
dengan hukum yang berlaku.
Bandar Lampung, Mei 2017
Akhfi Zamri
NPM. 1017041015
Page 8
vii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kota Bandar Lampung Kelurahan Sukajawa
Tanjung Karang Barat, anak ke-7 dari 7 bersaudara pasangan
Bapak Amir Rochim dan Ibu Zubaidah. Penulis penyelesaikan
pendidikan di SDN 3 Sukajawa tahun 2004, SMP Negeri 16
Bandar Lampung tahun 2007 dan MA Negeri 2 Bandar Lampung tahun 2010.
Pada tahun 2010 penulis masuk dan terdaftar sebagai mahasiswa di Universitas
Lampung melalui jalur SNMPTN. Selama menempuh pendidikan penulis pernah
menjadi Asisten Praktikum Fisika Dasar, Asisten Praktikum Elektronika Dasar,
Asisten Pemrograman Komputer dan Asisten Praktikum Sensor dan
Pengkondisian Sinyal. Penulis pernah aktif di kegiatan organisasi Himpunan
Mahasiswa Fisika (HIMAFI) periode 2010-2012 sebagai ketua bidang
Kesekertariatan dan periode 2012-2013 sebagai Ketua bidang Kaderisasi. Selain
itu penulis juga pernah aktif di UKM Rois FMIPA Unila sebagai anggota badan
khusus bimbingan baca Al Quran pada periode 2011-2012.
Penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PDAM Way Rilau
Bandar Lampung dan melaksanakan Kerja Kuliah Nyata (KKN) di Desa Tambah
Subur Kecamatan Way Bungur Kabupaten Lampung Timur.
Page 9
viii
MOTTO
Berusahalah Dengan Prinsip Kerja Keras, Cerdas,
Ikhlas dan Waras.
Jalankan Sunnah Tinggalkan Bid’ah.
Di dunia ini tidak ada yang kekal, maka
berbagilah dengan mengharapkan ridha Allah SWT.
Page 10
ix
Teriring Rasa Syukur Kepada Allah SWT Karya Ini kupersembahkan Untuk Orang-Orang Yang Ku Cintai
dan Ku Sayangi Karena Allah SWT
Bapak Amir Rochim & Ibu Zubaidah Kedua orang tua yang telah banyak berkorban tanpa lelah dan menjadi motivasi
hingga dapat menyelesaikan pendidikan di tingkat universitas dan
menyelesaikan skripsi ini.
Bapak-Ibu guru serta Bapak-Ibu dosen Terima kasih atas bekal ilmu pengetahuan dan budi pekerti yang telah membuka
hati dan wawasanku
Para sahabat dan teman-teman seperjuangan Terima kasih atas kebaikan kalian dan kebersamaan yang kita lalui
dan
Almamaterku tercinta Universitas Lampung
Page 11
x
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahim,
Segala puji bagi Allah SWT berkat rahmat dan hidayah Nya, penulis dapat
menyelesaikan kuliah serta skripsi dengan baik. Judul skripsi ini “Desain Alat
Pendeteksi Kekeruhan Air Menggunakan Sensor Optocoupler Untuk
Menganalisis Kualitas Air Minum di Bak Sedimentasi pada Instalasi
Pengolahan Air (IPA) PDAM Way Rilau Kota Bandar Lampung”. Shalawat
dan salam kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, para sahabat dan
pengikutnya.
Skripsi ini dilaksanakan dari bulan November 2016 sampai Februari 2017
bertempat di PDAM Way Rilau Kota Bandar Lampung dan Laboratorium
Elektronika Dasar Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Lampung.
Penekanan skripsi ini adalah Menambah referensi alat deteksi kekeruhan air
minum khususnya di PDAM Way Rilau Kota Bandar Lampung.
Penulis menyadari dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan
bagi kita semua. Aamiin…
Bandar Lampung, 26 April 2017
Penulis
Page 12
xi
SANWACANA
Alhamdulillah, penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat terselesaikan dengan
baik berkat dorongan, bantuan dan motivasi dari berbagai pihak, oleh karena itu
pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tuaku, Bapak dan Ibu yang selalu memberikan motivasi dan
do’a.
2. Bapak Prof. Dr. Warsito, S.Si., D.E.A. Selaku Pembimbing I sekaligus Dekan
FMIPA Unila.
3. Bapak Drs. Amir Supriyanto, M.Si, Selaku Pembimbing II.
4. Bapak Gurum Ahmad Pauzi, S.Si., M.T. Selaku Penguji.
5. Bapak Drs. Posman Manurung, M.Si., Ph.D. selaku Pembimbing Akademik.
6. Bapak Arif Surtono, S.Si.,M.Si., M.Eng. selaku Ketua Jurusan Fisika dan
Seluruh Dosen serta Staf Jurusan Fisika FMIPA Unila.
7. Bapak/Ibu Kepala dan Petugas PDAM Way Rilau Kota Bandar Lampung
8. Teman-teman 2010 seperjuangan khususnya Andry, Muji, Suci, Tika, Rita,
Alvhy, Helrita yang telah memberikan support dan kawan-kawan 2010
lainnya yang tidak bisa disebutkan semua.
9. Kakak/adik yang penulis banggakan: k’Jono, k’Taqim, k’Mardi, k’Manto,
Abdan, Encep, Heri, Jovizal, Maksum, Gana, Ratna, Randha, Jayanti, Agung,
Nasta, Dwi dhomas yang selalu ada dikala susah maupun senang.
10. Teman2 pengurus Himafi. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, serta memberkahi hidup kita. Aamiin…..
Bandar Lampung, April 2017
Penulis
Page 13
xii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ......................................................................................................... i
ABSTRACT ....................................................................................................... ii
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... v
PERNYATAAN ................................................................................................. vi
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... vii
MOTTO ............................................................................................................. viii
PERSEMBAHAN .............................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ....................................................................................... x
SANWACANA .................................................................................................. xi
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xv
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian......................................................................... 3
D. Batasan Masalah .......................................................................... 3
Page 14
xii
xiii
E. Manfaat Penelitian....................................................................... 3
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terkait ........................................................................ 4
B. Tinjauan Teoritis ......................................................................... 18
C. Faktor yang Mempegaruhi Kekeruhan........................................ 19
1. Suhu ...................................................................................... 19
2. Zat Padat Terlarut .................................................................. 19
3. Debit air ................................................................................. 20
D. Proses Pengolahan Air di Bak Sedimentasi ................................ 20
E. Turbidimeter atau Alat Ukur Kekeruhan Zat Cair ...................... 22
F. Kualitas Air Minum .................................................................... 25
1. Rasa ...................................................................................... 25
2. Bau ....................................................................................... 26
3. Suhu ..................................................................................... 26
4. Kekeruhan ............................................................................ 26
5. Zat Padat Terlarut .................................................................. 26
G. Intensitas Cahaya ........................................................................ 27
H. Kecerahan ................................................................................... 27
I. Light Emitting Diode (LED) ....................................................... 28
J. Sensor Cahaya LDR .................................................................... 29
K. Arduino UNO .............................................................................. 30
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................... 35
B. Alat dan Bahan ............................................................................ 35
C. Prosedur Penelitian ...................................................................... 37
1. Perancangan Perangkat Keras ............................................... 37
2. Prosedur Perangkat Lunak .................................................... 39
D. Diagram Alir Penelitian .............................................................. 39
E. Rancangan Data Pengamatan ...................................................... 41
Page 15
xiv
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................... 42
B. Hasil Penelitian ........................................................................... 45
1. Hasil Penelitian Rangkaian Sensor ....................................... 46
2. Data Kekeruhan Air di Bak Sedimentasi .............................. 50
C. Pembahasan ................................................................................. 51
1. Analisis Perangkat Keras ...................................................... 51
2. Analisis Perangkat Lunak...................................................... 60
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan.................................................................................. 65
B. Saran ............................................................................................ 65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Page 16
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1. Rangkaian Alat yang Di Rancang Oleh Yefri Hendrizon ................... 4
2.2. Alat Deteksi Kecerahan Minyak Goreng .............................................. 6
2.3. Water Quality Indeks (WQI) Sungai Klantan ......................................... 8
2.4. Keruh dan Warna Coklatan dari Sungai Kelantan Akibat Aktivitas
Penambangan ........................................................................................ 8
2.5. Skema Rangkaian Elektronik Sistem Sensor Turbidity ........................ 10
2.6. Desain Sistem Sensor Kumar Dkk ....................................................... 12
2.7. Alat Ukur Turbidity yang Telah Dibuat Oleh Kumar Dkk ................... 12
2.8. Diagram Program Arduino Untuk Tampilan Gyroscope ....................... 14
2.9. Tes Gyroscope pada Arduino Peron ..................................................... 14
2.10. Alat yang Telah Dirancang Ebere Dkk ............................................... 15
2.11. Pengujian Air Bersih Oleh Ginting Dkk ............................................ 16
2.12. Diagram Blok Sistem Keseluruhan .................................................... 17
2.13. Unit Aselator Pada Instalasi Pengolahan Air ...................................... 21
2.14. Proses Pengolahan Air Bersih Sampai ke Konsumen ......................... 22
2.15. Light Emitting Diode (LED) ............................................................... 29
2.16. Sensor Light Dependent Resistor (LDR). ........................................... 30
2.17. Board Arduino Uno ............................................................................. 32
2.18. Rangkaian Arduino Uno R3 ................................................................ 33
xv
Page 17
3.1. Blok Diagram Perancangan Alat Uji .................................................... 37
3.2. Perangkat Keras Alat Deteksi Kekeruhan Air Minum ......................... 38
3.3. Rangkaian Prototipe Keseluruhan Alat ................................................ 39
3.4. Diagram Alir Penelitian ........................................................................ 40
4.1. Bak Sedimentasi di Instalasi Pengolahan Air (IPA) ............................. 43
4.2. Alat Deteksi Kekeruhan Air .................................................................. 44
4.3. Grafik Antara Alat Standar dan Alat Buatan ........................................ 47
4.4. Rangkaian Sensor .................................................................................. 51
4.5.Grafik Respon Rentang Alat Standar dan Alat Buatan .......................... 51
4.6. Grafik Uji Sampel Alat Standar dan Alat Buatan ................................. 52
4.7. Tampilan Pada LCD ............................................................................. 53
4.8. Lcd I2c .................................................................................................. 54
4.9. Rangkaian Micro Sd .............................................................................. 55
4.10. Rangkaian Mikrokontroler Arduino Uno R3 ...................................... 57
4.11. Rangkaian Alat Secara Keseluruhan ................................................... 58
4.12. Tampilan Data Pada Micro Sd ........................................................... 63
xvi
Page 18
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Analisa Pengaruh Suhu Terhadap Kekeruhan Air pada IPA PDAM
Way Rilau Kota Bandar Lampung Tahun 2015 ..................................... 5
2.2. Fitur Board Arduino UNO .................................................................... 34
3.1. Data pengukuran kekeruhan air ............................................................ 41
4.1. Data perbandingan alat yang dirancang dengan alat standar ................ 46
4.2. Data pengujian sampel Air Bak Sedimentasi ........................................ 49
Page 19
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Air minum merupakan kebutuhan manusia paling penting, seperti diketahui,
kadar air tubuh manusia mencapai 68 – 75% dan untuk tetap hidup air dalam tubuh
tersebut harus dipertahankan. Kebutuhan air minum setiap orang bervariasi dari 2,1
liter hingga 2,8 liter per hari, tergantung pada berat badan dan aktivitasnya.
Namun, agar tetap sehat, air minum harus memenuhi persyaratan fisik, kimia,
maupun bakteriologis (Surawira, 1996).
Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan umat
manusia dan makhluk hidup lainnya dan fungsinya bagi kehidupan tersebut tidak
dapat digantikan oleh senyawa lainnya. Hampir semua kegiatan yang dilakukan
manusia membutuhkan air, mulai dari membersihkan diri (mandi), membersihkan
ruangan tempat tinggalnya, menyiapkan makanan dan minuman sampai dengan
aktivitas-aktivitas lainnya (Achmad, 2004).
Sebagian besar kebutuhan air sehari-hari berasal dari sumber air tanah dan
sungai, air yang bersal dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) juga bahan
bakunya berasal dari sungai, oleh karena itu kuantitas dan kualitas sungai sebagai
sumber air harus dipelihara (Achmad, 2004).
Page 20
2
Masyarakat Kota Bandar Lampung akan air minum untuk memenuhi
kebutuhan banyak yang mengandalkan suplay dari Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Way Rilau Kota Bandar Lampung, tetapi yang menjadi masalah apakah
suplay air minum tersebut memenuhi standar kualitas air minum khususnya
kekeruhan.
Data dari Bagian Produksi Sub Bagian Pengendalian Kualitas Air dan
Laboratorium Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) “Way Rilau” Kota Bandar
Lampung tahun 2014 menunjukkan bahwa kekeruhan air di bak sedimentasi saat
debit air melonjak cenderung meningkat yaitu melebihi ambang batas dari
ketetapan Permenkes No. 492/MENKES/PER/IV/2010 adalah 10 NTU,
Pada penelitian ini, parameter yang digunakan adalah kecerahan air
dimana kecerahan ini sangat berhubungan dengan kejernihannya. Kemudian
penelitian ini digunakan sensor Optocoupler sebagai pendeteksi cahaya untuk
mengetahui tingkat kecerahan air yang hasilnya dapat dilihat pada penampil LCD
dan disimpan pada Micro SD. Penelitian ini juga digunakan Arduino sebagai
pengolah data dari sensor yang kemudian dimasukan pada program bahasa C dari
komputer.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, perumusan masalah adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana mengaplikasikan sensor cahaya LDR sebagai alat untuk mengetahui
kekeruhan air sebagai dasar penentuan kualitas air minum.
Page 21
3
2. Bagaimana membuat rangkaian prototipe untuk menguji tingkat kekeruhan air
di bak sedimentasi.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Mengaplikasikan sensor cahaya LDR sebagai pendeteksi kekeruhan air sebagai
parameter penentuan kualitas air minum.
2. Menambah referensi alat deteksi kekeruhan air minum.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilaksanakan bermanfaat untuk:
1. Adanya pengenalan alat deteksi kekeruhan air dengan sensor optocoupler;
2. Diperolehnya sebuah standar mutu air minum berdasarkan kekeruhan.
E. Batasan Masalah
Batasan masalah pada penelitian adalah sebagai berikut.
1. Pada penelitian ini digunakan air minum di bak sedimentasi.
2. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah bahasa C.
3. Penelitian ini menggunakan Arduino uno.
4. Sumber cahaya yang digunakan adalah LED RGB.
Page 22
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terkait
Telah dihasilkan suatu alat ukur tingkat kekeruhan zat cair berbasis
mikrokontroler AT89S51 dengan menggunakan sistem sensor yang
terdiri dari LED dan fototransistor, serta LCD karakter 2x16 sebagai
penampil data hasil pengukuran. Alat ukur ini bekerja berdasarkan
prinsip hamburan cahaya oleh partikel-partikel tersuspensi di dalam zat
cair, dengan posisi sudut fototransistor adalah 90o terhadap cahaya
yang datang dari LED (disebut metode Nephelometer).
Gambar 2.1 Rangkaian Alat yang Di Rancang Oleh Yefri Hendrizon
Pengukuran tingkat kekeruhan zat cair dengan metode
Nephelometer paling sensitif dibandingkan dengan sudut 45o dan 0
o
Page 23
(metode Turbidimeter). Jarak antara partikel penghambur dan
detektor fototransistor pada metode Nephelometer terbatas dalam
jarak yang dekat (sekitar 7 cm), dan kemampuan pengukuran alat ini
adalah dalam rentang 6 NTU hingga 164 NTU. Kesalahan relatif
rata-rata alat ukur tingkat kekeruhan zat cair hasil rancang bangun ini
adalah 3,03% dan kesalahan relatif maksimumnya adalah sebesar 12,5%
(Hendrizon,2012).
Pengaruh suhu terhadap kekeruhan air menunjukkan bahwa ada
pengaruh sedang. Dari penelitian ini, garis dapat diprediksi bahwa
kekeruhan akan naik rata-rata 0,326 NTU bila suhu dinaikkan 1oC pada
air. Hasil uji statistik didapat nilai p-value = 0,055 artinya ada pengaruh
antara suhu dengan kekeruhan air.
Tabel 2.1. Analisa Pengaruh Suhu Terhadap Kekeruhan Air pada IPA
PDAM Way Rilau Kota Bandar Lampung Tahun 2015.
Variabel R R2 Persamaan Garis P Value
Suhu 0,389 0,151 Kekeruhan =
-1,630+0.326*suhu
0.055
Dari tabel 2.1 dapat diketahui bahwa pengaruh suhu terhadap
kekeruhan air menunjukkan bahwa ada pengaruh sedang (r = 0,389) dan
berpola positif artinya semakin tinggi suhu semakin tinggi kekeruhan air.
Nilai koefesien dengan determinasi 0,151 artinya persamaan garis regresi
yang kita peroleh dapat menerangkan 15,1 % variasi kekeruhan air atau
persamaan garis yang diperoleh sedang untuk menjelaskan variabel
5
Page 24
kekeruhan air. Dari persamaan garis dapat diprediksi bahwa kekeruhan
akan naik rata-rata 0,326 NTU bila suhu dinaikkan 1oC pada konstanta -
1,630. Hasil uji statistik didapat nilai p-value = 0,055 artinya ada
pengaruh antara suhu dengan kekeruhan air pada bak sedimentasi IPA
PDAM Way Rilau Kota Bandar Lampung Tahun 2013 (Munawir 2013).
Telah direalisasikan alat pendeteksi kecerahan minyak goreng
sebagai standar mutu kualitas minyak goreng kelapa sawit serta akuisis
data pada komputer dengan menggunakan serial USB. Alat pendeteksi
ini terdiri atas perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak
(software). Perangkat keras terdiri atas catu daya, rangkaian sensor,
rangkaian sistem minimum mikrokontroler, K-125 dan komputer,
sedangkan untuk perangkat lunak digunakan bahasa pemrograman Basic
Computer dan Visual Basic. Basic computer merupakan program pada
mikrokontroler untuk membaca masukan dari sensor, dan visual basic
meruapakan program interfacing dari mikrokontroler ke komputer.
Gambar 2.2. Alat deteksi kecerahan minyak goreng.
6
Page 25
Prinsip kerja alat yaitu cahaya dari LED akan diterima oleh sensor
cahaya LDR. sensor LDR mengubah besaran fisis cahaya menjadi
besaran elektrik berupa tegangan. Tegangan dari sensor kemudian dibaca
oleh mikrokontroler ATMEGA8535 dan diubah menjadi data digital oleh
ADC pada mikrokontroler ATMEGA8535. Data kemudian dikirim
menggunakan komunikasi serial ke komputer.
Data dapat dibaca oleh mikrokontroler dan di kirim secara serial ke
komputer dengan menggunakan bahasa pemrograman. Bahasa
pemrograman yang digunakan pada penelitian ini adalah Basic Computer
dan Visual Basic 6.0. Basic computer merupakan program pada
mikrokontroler untuk pembacaan masukan ADC dari sensor, sedangkan
visual basic 6.0 merupakan program untuk membaca data ADC dan
mengkonversi nilai ADC tersebut menjadi tegangan dan kecerahan untuk
ditampilkan pada computer (Yulianti, 2012).
Pengambilan sampel kualitas air di sepanjang Sungai Kelantan
telah dilakukan pada November 2010 sampai Feberuari 2011 di lima
stasiun yang dipilih. Pengambilan sampel ini bertujuan untuk
menggambarkan tentang kondisi status mutu air di Sungai Kelantan.
Analisis fisik seperti konduktivitas, oksigen terlarut (DO), pH, jumlah
padatan terlarut (TDS), jumlah padatan tersuspensi (TSS) dan kekeruhan
dilakukan. Riset juga melibatkan analisis kimia nutrisi nitrogen seperti
amonia, nitrat dan nitrit. Hasil penelitian menemukan TSS, kekeruhan
dan kandungan nitrat melebihi standar kualitas air nasional (INWQS) dan
7
Page 26
ada perbedaan antara sampel di Stasiun 1 (KK) dan Stasiun 3 (TM).
Variasi nilai kandungan TDS,
Gambar 2.3: Water Quality Indeks (WQI) Sungai Klantan dari
tahun 1998 sampai 2009.
WQI adalah indeks yang menunjukan kualitas air pada tempat
tertentu, pada gambar yang telah ditampilkan terlihat WQI di sungai
klantan secara keseluruhan dari tahun ke tahun dimulai dari tahun 1998
sampai dengan tahun 2009.
(a) (b)
Gambar 2.4. kekeruhan dan warna kecoklatan dari Sungai Kelantan
akibat aktivitas penambangan pasir. (a) gambar asli
warna kecoklatan air. (b) gambar yang di edit untuk
menampilkan peningkatan kecoklatan air
8
Page 27
kekeruhan dan nutrisi nitrogen di sungai ini secara keseluruhan
dalam keadaan buruk, dan yang terparah ada di stasiun 1, karena faktor
penambangan pasir di sepanjang sungai dan aktivitas penebangan di
daerah hulu sungai. Konten TSS/Zat Padat Tersuspensi yang sangat
tinggi dan kekeruhan telah menciptakan kondisi yang tidak baik dan
memberi pengaruh buruk kehidupan air di Sungai Kelantan (Peck, 2011).
Air merupakan sumber kehidupan bagi makhluk hidup. Dewasa ini
keberadaan air di sekitar semakin menurun kualitasnya akibat banyak
tercemar oleh limbah. Salah satu parameter dalam menentukan kualitas
air ialah tingkat kekeruhan air (turbidity). Kekeruhan air menentukan
banyak tidaknya partikel dalam air, partikel yang dimaksud bisa berupa
organik maupun anorganik. Dan keberadaan partikel dalam air tersebut
bisa saja membahayakan apabila dikonsumsi langsung oleh manusia.
Oleh karena itu untuk dapat mengetahui tingkat kekeruhan air maka
diperlukan alat ukur untuk mengukurnya.
Dalam penelitian ini telah dibuat alat ukur tingkat kekeruhan air
untuk analisis kualitas air yang berbasis Arduino UNO dengan
menggunakan sistem sensor yang terdiri dari dioda laser dengan
panjang gelombang 650 nm dan fotodioda TSL250 sebagai detektornya.
Serta LCD karakter 2x16 sebagai penampil data hasil pengukuran. Alat
ukur yang telah dirancang bekerja berdasarkan konsep hamburan cahaya
oleh partikel-partikel tersuspensi di dalam air, dengan posisi TSL250
adalah 90o
terhadap cahaya yang datang dari dioda laser disebut
9
Page 28
sebagai metode nephelometrik. Alat ukur yang dibuat mempunyai tingkat
akurasi pengukuran 98,70%, serta mempunyai tingkat presisi yang cukup
baik. Rentang pengukuran yang dapat dilakukan oleh alat ukur ini
adalah dari 0 – 150 NTU. Dan daya resolusi dari alat ukur yang dibuat
adalah 0,17 NTU.
Sistem sensor yang dibuat terdiri dari sebuah detektor fotodioda TSL
250 dan juga dioda laser sebagai sumber cahayanya dimana
mempunyai panjang gelombang 650 nm. Keduanya komponen ini
dirangkai sedemekian rupa sehingga membentuk posisi sudut 90o
antara
kedua komponen ini. Adapun rangkaian elektronika untuk sistem sensor
yang dibuat seperti yang ditunjukan pada Gambar 2.5.
Gambar 2.5. Skema Rangkaian Elektronik Sistem Sensor Turbidity
Rangkaian sistem sensor ini berfungsi untuk mendeteksi tingkat
kekeruhan air dengan cara melewatkan air diantara detector dan sumber
cahayanya. Fotodioda TSL 250 sebagai detector sangat peka terhadap
10
Page 29
perubahan intensitas cahaya yang masuk ke dalamnya. Sumber cahaya
yang ditembakkan dalam hal ini adalah dioda laser akan mengenai air, dan
apabila dalam air tersebut banyak sekali terdapat partikel dalam kata lain
keruh, maka cahaya tersebut sebagian akan ada yang diteruskan dan
sebagian akan dihamburkan. Intensitas cahaya yang diterima oleh
fotodioda TSL 250 ini adalah intensitas cahaya yang dihamburkan
oleh partikel yang ada dalam air. Intensitas cahaya yang diterima oleh
fotodioda TSL 250 akan dikonversi menjadi sinyal tegangan. Dan sinyal
tegangan keluaran dari alat ini menunjukkan nilai tegangan yang sebanding
dengan tingkat kekeruhan air.
Desain sistem sensor ini terbuat dari bahan yang sangat mudah di
dapat yaitu sambungan pipa sock valve 1x3/4. Bagian sambungan pipa
yang ¾ diberikan lubang pahatan, lalu setelah itu dipasang kaca dengan
tebal 1 mm sebagai dinding-dinding pada pahatan tersebut. Penggunaan
kaca ini bertujuan agar komponen didalamnya bisa tetap mendeteksi air
yang berada diluar kaca tanpa ada air yang masuk ke dalam ruangan
sambungan pipa tersebut. Untuk bagian atasnya menggunakan tutup pipa
satu inch. Kedua komponen utama penyusun sistem sensor ini diletakkan
diatas sebuah Printed Circuit Board (PCB) seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 2.6.
11
Page 30
Gambar 2.6 Desain sistem sensor (a) PCB Sistem Sensor (b)
Tampak Samping Desain Sistem Sensor (c) Tampak
Bawah Desain sensor (d) Tampak atas
diperoleh sistem alat ukur turbidity seperti yang ditunjukkan
dalam Gambar 2.7. Sistem alat ukur yang dibuat dirancang untuk dapat
mengukur tingkat kekeruhan air secara on-line. Selanjutnya dilakukan
beberapa pengujian terhadap alat yang telah dibuat.
Gambar 2.7. Alat Ukur Turbidity yang Telah Dibuat Oleh Kumar dkk
12
Page 31
Pengujian sistem alat ukur yang dibuat ini dilakukan guna
mengetahui kemampuan alat meliputi tingkat akurasi, presisi, tingkat
kesalahan, serta range (rentang) pengukuran yang dapat dilakukan. Dalam
pengujian ini sistem alat ukur yang dibuat dibandingkan dengan
turbidimeter acuan yaitu tubidimeter LaMotte tipe 2020. Keenam cairan
standar tersebut terlebih dahulu diukur dengan turbidimeter acuan dan
selanjutnya dilakukan pengukuran oleh alat ukur yang telah dibuat
(Kumar, 2016).
Giroskop adalah perangkat untuk mengukur atau mempertahankan
orientasi atau awalan, yg berlandaskan prinsip – prinsip momentum sudut
giroskop ini seperti cakram yang berputar dimana porosnya bebas untuk
mengambil orientasi, meskipun orientasi ini tidak tetap, giroskop memiliki
kemampuan untuk mendapatkan data yang akurat dari gerakan untuk
ruang tiga dimensi seperti sumbu x, y dan z. aplikasi yang tertutup ini
sangat luas seperti pada ponsel, pengguna elektronik, dll karena
kemampuan baik yang kuat dari arah dan gerak. Dalam jurnal ini,
digunakan untuk mendapatkan data dari gerak dan data ini ditampilkan
dalam jendela dan layar LCD. Hasil percobaan menunjukkan bahwa sensor
ini memiliki kinerja yang baik terhadap Arduino.
13
Page 32
Gambar 2.8. Diagram program Arduino untuk tampilan gyroscope
Gambar 2.9. Tes gyroscope pada Arduino peron
Dalam jurnal ini, kontrol giroskop untuk papan Arduino telah
berhasil dikembangkan. Pengembangan aplikasi kontrol giroskop dapat
digunakan untuk mengembangkan aplikasi yang berguna antara lain
seperti robot, pengguna elektronik dan kendaraan elektronik, dll Hasil
percobaan menunjukkan bahwa kinerja Arduino yang baik dan sudah
tercapai (Mon, 2015).
Jurnal sistem pengaturan otomatis dengan mikrokontroler untuk
mengetahui tingkat kualitas air. Kelangkaan air adalah salah satu masalah
utama yang dihadapi kota-kota besar didunia dan selama ini, pemborosan
airlah yang telah diidentifikasi sebagai penyebab utama. ini adalah salah
satu motivasi untuk penelitian ini, oleh sebab itu maka dirancang teknik
14
Page 33
komputasi dalam menciptakan penghematan air. bukan hanya
memberikan keuntungan keuangan dan juga untuk hemat energi, tetapi
juga untuk membantu lingkungan dan siklus air untuk masa depan
kita. Oleh sebab itu maka kami memberikan Sistem pengaturan otomatis
dengan mikrokontroler untuk mengetahui tingkat kualitas air .
(a) (b)
Gambar 2.10. Sistem Oprasi alat (a) diagram blok (b) alat yang telah
dirancang (Ebere, 2013).
Manusia sangat membutuhkan air, karena air sangat penting untuk
kehidupan sehari – hari. Seringkali manusia tidak memperhatikan air
yang jernih untuk mengkonsumsi air dalam kehidupan sehari - hari.
Karena pentingnya kejernihan air untuk manusia pada saat ini, maka
dirancang suatu alat yang dapat mengukur suatu kekeruhan air
menggunakan sensor LDR (Light Dependent Resistor), dimana sensor ini
dapat mendeteksi cahaya dari tingkat cahaya Dioda LED (Light
Emitting Diode) yang menembus air tersebut, maka akan terdeteksi
kekeruhan air. Dalam sistem ini yang menjadi pengendali adalah
mikrokontroler ATMega 8535. Keluaran dari alat ini adalah tingkat
15
Page 34
persentase kekeruhan air yang akan ditampilakan di LCD (Liquid
Crystal Display), dengan menambahkan 1 sendok sampai 10 sendok
setiap masing – masing larutan dalam 4 larutan percobaan maka akan
mendapatkan tingkat kekeruhan air yang berbeda- beda setiap percobaan.
(a) (b)
Gambar 2.11. Pengujian Air Bersih, gambar (a) Sebelum Start, (b)
Sesudah Start.
Secara garis besar diagram blok sistem perancangan alat ukur
kekeruhan air berbasis mikrokontroler Atmega 8535 menggunakan
LCD. Perancangan alat ukur kekeruhan air berbasis mikrokontroler
Atmega 8535 menggunakan LCD merupakan blok diagram terbuka
yang dibagi menjadi tiga bagian sesuai dengan blok diagram sistem
kendali yaitu, input berupa cahaya, dimana cahaya ini berfungsi
untuk mengaktifkan input 1 dan input 2, dimana input 1 dan input 2
adalah LDR. Di bagian proses yang terdiri dari
mikrokontroller, dan output berupa LCD. Sebelum dilakukan
pengukuran sebaiknya alat-alat ukur dikalibrasi terlebih dahulu, sehingga
hasil pengukuran sesuai yang diharapkan Hasil proses dari
perbandingan tegangan input 1 dan tegangan input 2 adalah kadar
16
16
Page 35
kekeruhan air dalam bentuk persen yang akan ditampilkan di
LCD. Gambar 2.12 adalah diagram blok sistem keseluruhan alat yang
dapat dilihat dibawah ini
Gambar 2.12. Diagram Blok Sistem Keseluruhan
Dalam pengujian alat didapat bahwa respon alat terhadap
perubahan kekeruhan sampel sangat sensitif. Dalam pengujian alat
ukur dari keseluruhan sampel, maka dapat dibuktikan juga cara
kerja dari sebuah sensor LDR, dimana ketika sensor LDR mengenai
cahaya besar resistansinya adalah 375 ohm. Dan sebaliknya, jika sensor
LDR tidak mengenai cahaya, maka hambatanya akan semakin besar
sebesar 70.000 ohm. Hasil pengukuran yang paling gelap adalah pada
sampel menggunakan larutan tanah dengan nilai kekeruhan 93,14 %.
Hasil pengukuran untuk nilai sensor 1 yang digunakan sebagai
pembanding terhadap sampel adalah stabil dengan pengukuran di LCD
0,30 V dan yang berubah - ubah adalah pada S2 sebagai sampel
(Ginting,2013).
17
17
Page 36
B. Tinjauan Teoritis
Kekeruhan atau turbidity adalah adanya partikel koloid dan
supensi dari suatu bahan pencemar antara lain beberapa bahan organik
dan bahan anorganik dari buangan industri, rumah tangga, budidaya
perikanan dan sebagainya yang terkandung dalam perairan (Surawira,
1996).
Kekeruhan dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan organik
yang dihasilkan oleh buangan industri. Kekeruhan dapat disebabkan
bahan-bahan tersupensi yang bervariasi dari ukuran koloidal sampai
dispersi kasar, tergantung derajat turbelensinya (Achmad,2004)
Penyebab yang tidak biasanya dari kenaikkan turbidity/kekeruhan
dalam air tidak mudah ditetapkan. Kenaikkan kekeruhan disebabkan oleh
bahan yang melayang, karat besi yang berasal dari pipa besi dan
tertumpuk dalam dinding pipa pada jaringan distribusi, cenderung akan
bergabung dengan bahan melayang dalam air pada permukaannya. Jika
kecepatan aliran air atau arahnya berubah, beberapa padatan akan lepas
dari dinding pipa (Asmadi, 2011)
Kekeruhan dapat berperan sebagai faktor pembatas perairan oleh
partikel-partikel tanah, sebaliknya kekeruhan dapat berperan sebagai
indikator bagi produktivitas hayati perairan jika kekeruhan itu
disebabkan oleh bahan-bahan organik dan organisme hidup. Kekeruhan
air dapat diuji dengan metode:
a. standar silica;
b. dengan turbidimeter;
c. spektrofotometer DR I (Achmad, 2004).
18
Page 37
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kekeruhan
1. Suhu
Suhu memegang peranan penting dalam berbagai aktivitas kimia
dan fisika perairan. Aktivitas kimia dan fisika seringkali mengalami
peningkatan dengan naiknya suhu. tingkat oksidasi senyawa organik jauh
lebih besar pada suhu tinggi dibanding pada suhu rendah.
Suhu air di sungai lebih bervariasi dibanding perairan pantai di
sekitarnya. Hal ini dipengaruhi oleh luas permukaan dan volume airnya.
Pada sungai yang memiliki volume air yang besar dapat ditemukan suhu
vertikal. Kisaran suhu terbesar terdapat pada permukaan perairan dan
akan semakin kecil mengikuti kedalaman (Asmadi, 2011).
2. Zat Padat Terlarut (TDS)
Kandungan TDS air minum biasanya berkisar antara 20-1500 mg/l
dan sebagai satu pedoman kekerasan dari air akan meningkatkan TDS,
disamping itu pada semua bahan cair jumlah koloid yang tidak terlarut
dan bahan yang tersuspensi akan meningkat sesuai derajad dari
pencemaran.
Zat padat selalu terdapat dalam air dan kalau jumlahnya terlalu
banyak tidak baik sebagai air minum, banyaknya zat padat yang
disyaratkan untuk air minum adalah kurang dari 500 mg/l. pengaruh yang
menyangkut aspek kesehatan dari pada penyimpangan kualitas air minum
19
Page 38
dalam hal total solids ini yaitu bahwa air akan memberikan rasa tidak
enak pada lidah dan rasa mual (Achmad,2004).
3. Debit Air
Selain dari pada adanya kemungkinan bahwa air sungai boleh jadi
menghayutkan benda-benda yang mengapung (seperti daun-daun, ranting
pohon, kertas, sampah-sampah lainnya), air yang mengalir juga
mempunyai kemampuan untuk membawa partikel-partikel zat padat yang
mempunyai berat jenis lebih besar dari air, semakin tinggi kecepatannya,
semakin besar partikel yang dibawanya. Sungai-sungai selama banjir
akan lebih keruh, oleh karena kecepatan alirannya bertambah tinggi
(Notoatmodjo,2005).
D. Proses Pengolahan Air Bak Sedimentasi
Secara umum, pengolahan air bersih terdiri tiga cara pengolahan,
yaitu pengolahan secara fisika, kimia, dan biologi. Pada pengolahan secara
fisika, biasanya dilakukan secara mekanis, tanpa adanya penambahan
bahan kimia. Contohnya adalah pengendapan, filtrasi, adsorpsi, dan lain-
lain.
Pengolahan secara kimiawi, terdapat pada penambahan bahan
kimia, seperti klor, tawas, dan lain-lain, biasanya digunakan untuk
menyisihkan logam-logam berat yang terkandung dalam air. Pada
pengolahan secara biologis, biasanya memanfaatkan mikroorganisme
sebagai media pengolahnya.
20
Page 39
PDAM, biasanya melakukan pengolahan secara fisika dan kimiawi
dalam proses penyediaan air bersih kemudian bak sedimentasi yaitu
setelah melewati proses destabilisasi partikel koloid melalui unit koagulasi
dan unit flokulasi, selanjutnya perjalanan air akan masuk ke dalam unit
sedimentasi. Unit ini berfungsi untuk mengendapkan partikel-partikel
koloid yang sudah didestabilisasi oleh unit sebelumnya. Unit ini
menggunakan prinsip berat jenis. Berat jenis partikel koloid (biasanya
berupa lumpur) akan lebih besar daripada berat jenis air. Dalam bak
sedimentasi, akan terpisah antara air dan lumpur (Asmadi 2004).
Gambar 2.13. Unit Aselator pada IPA
Gabungan unit koagulasi, flokulasi, dan sedimentasi disebut unit aselator
dimana proses ini adalah proses untuk menghasilkan air yang bersih di
PDAM Way Rilau Kota Bandar Lampung. Setelah air melalui proses
penyaringan maka air dapat diproses ke tahapan sampai ke konsumen
seperti pada gambar 2.14
21
Page 40
Gambar 2.14 Proses Pengolahan Air Bersih Sampai ke Konsumen
(Notoadmojo, 2005).
E. Turbidimeter atau Alat Ukur Kekeruhan Zat Cair
Turbidimeter adalah pengukuran kumpulan hamburan cahaya dalam
larutan dengan memanfaatkan intensitas cahaya berkas masuk setelah
dilewatkan melalui larutan. Untuk uji turbidimetri, perubahan cahaya yang
diserap (kebalikan dari jumlah yang ditransmisikan) bisa dikaitkan dengan
jumlah agglutimasi yang terjadi. Dengan demikian, jumlah analit (spesies
yang menyebabkan agglutimasi) dalam sampel bisa ditentukan dengan mudah
(Julianti, 2015).
Turbudimeter yang biasa digunakan untuk mengukur kekeruhan air di
PDAM Way Rilau Bandar lampung biasanya menggunakan turbidimeter
model 2100Q made in hach Metode Pengukuran Rasio Penentuan
22
Page 41
Turbidimeter Menggunakan Nephelometric Sinyal Hamburan Cahaya Primer
(Lampu Filamen Tungsten Sumber Lampuyang rentangnya 0-1000 NTU).
1. Akurasi 0-1000 Ntu. dibaca ketika tidak ada cahaya dari luar
2. Waktu pengulangan 1 detik dan angka yang diambil adalah angka yang
lebih besar
3. Ada dua koma di belakang (0,01 NTU)
4. Sinyal Averaging untuk menghidukan dan mematikan
5. menggunakan Detector Silicon Photodiode
6. Mode Membaca pembacanya mudah yaitu (tekan kemudian terbaca)
7. Sinyal Averaging cepat
8. Tingkat kalibrasi yang bisa di pakai pada kekeruhan 0-40 Ntu
9. Sangat pas untuk perbandingan alat karna range pembacaan adalah 0-1000
Ntu
10. Kalibrasi ke derajat kekeruhan
11. Untuk kalibrasi merekam 25 logger hingga mendapatkan nilai terbaik.
12. Logger Verifikasinya adalah 250
13. Data Loggernya adalah 500 Catatan
14. Power: Ac 100-240 V, 50/60 Hz (Dengan Power Opsional Atau Usb)
15. Menggunakan 4 Baterai Alkaline Aa
16. Bisa di charger dengan opsional Usb atau langsung dengan listrik AC
(Julianti, 2015).
Turbiditas merupakan sifat optik akibat dispersi sinar dan dapat
dinyatakan sebagai perbandingan cahaya yang dipantulkan terhadap cahaya
yang tiba. Intensitas cahaya yang dipantulkan oleh suatu suspensi adalah
23
Page 42
fungsi konsentrasi jika kondisi-kondisi lainnya konstan. Metode pengukuran
turbiditas dapat dikelompokkan dalam tiga golongan, yaitu pengukuran
perbandingan intensitas cahaya yang dihamburkan terhadap intensitas yang
datang; pengukuran efek ekstingsi, yaitu kedalaman di mana cahaya yang
mulai tidak tampak di dalam lappisan medium yang keruh. Instrumen
pengukuran perbandingan tyndall disebut sebagai tyndall meter. Dalam
instrumen ini intensitas diukur secara langsung. Sedangkan pada nefelometer,
intensitas cahaya diukur dengan larutan standar. Turbidineter mliputi
pengukuran cahaya yang diteruskan. Turbiditas berbandinglurus terhadap
konsentrasi dan ketebalan, tetapi turbiditas tergantung juga pada warna.
Untuk partikel yang lebih kecil, rasio tyndall sebanding dengan pangkat tiga
dari ukuran partikel dan berbanding terbalik terhadap pangkat empat panjang
gelombang (Khopkhar, 2003)
Prinsip spektroskopi absorbsi pada turbidimeter dan nefelometer.
Untuk turbidimeter, absorbsi akibat partikel yang tersuspensi yang diukur
sedangkan pada nefelometer, hamburan cahaya oleh suspensilah yang diukur.
Meskipun presisi metode ini tidak tinggi tetapi mempunyai kegunaan praktis,
sedangkan akuransi pengukuran tergantung pada ukuran dan bentuk partikel.
Setiap instrumen spektroskopi absorbsi dapat digunakan untuk turbidimeter.
Sedangkan nefelometer sering digunakan pada nalisis anorganik. Pada
konsentrasi yang lebih tinggi, absorbsi bervariasi secara linier terhadap
konsentrasi, sedangkan pada konsentrasi yang lebih rendah untuk sistem
koloid Te dan SnCl2, tembaga ferrosianida dan sulfida-sulfida logam berat
tidak demikian halnya. Kelarutan zat tersuspensi seharusnya kecil. Suatu
24
Page 43
gelatin pelindung koloid biasanya digunakan untuk membentuk suatu dispersi
koloid yang seragam dan stabil. turbidimetri merupakan analisis berdasarkan
pengukuran berkurangnya kekuatan sinar melalui larutan yang mengandung
partikel tersuspensi (Mulyono, 2007).
F. Kualitas Air Minum
Sesuai dengan dasar pertimbangan penetapan kualitas air minum,
usaha pengolahan terhadap air minum berpedoman pada standar kualitas air
terutama dalam penilaian terhadap produk air minum yang dihasilkannya,
maupun dalam merencanakan sistem dan proses yang akan dilakukan
terhadap sumber daya air (Asmadi, 2011).
Standar kualitas air merupakan harga-harga yang digunakan untuk
meningkatkan tingkat-tingkat air dimana air menjadi ofensif secara estetik,
tidak sesuai secara ekonomik maupun tidak layak secara higienis untuk
penggunaan air. Fungsi utama dari pengolahan air adalah untuk menyediakan
air yang aman dan cocok untuk diminum dengan menjamin kontinuitasnya.
Air yang aman adalah air yang bebas dari kontaminan yang dapat
menyebabkan penyakit atau mengandung racun yang berbahaya bagi
pengguna air, sedangkan air yang cocok untuk dikonsumsi adalah air yang
tidak mengandung parameter-parameter yang tidak diinginkan. Kualitas air
yang baik adalah.
a. Rasa
Kualitas air bersih yang baik adalah tidak berasa. Rasa dapat terjadi
ditimbulkan karena adanya zat organik atau unsur lain yang masuk ke
badan air.
25
Page 44
26
b. Bau
Kualitas air bersih yang baik adalah tidak berbau, karena bau ini dapat
ditimbulkan oleh pembusukan zat organik seperti bakteri serta akibat
tidak langsung dari pencemaran lingkungan, terutama sistem sanitasi.
c. Suhu
Secara umum, kenaikan suhu perairan akan mengakibatkan kenaikan
aktivitas biologi sehingga akan membentuk O2 lebih banyak lagi.
Kenaikan suhu perairan secara alamiah biasanya disebabkan oleh
aktivitas penebangan vegetasi disekitas sumber air tersebut, sehingga
menyebabkan banyaknya cahaya matahari yang masuk tersebut
mempengaruhi akuifer yang ada secara langsung atau tidak langsung.
d. Kekeruhan
Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan organic dan
anorganik, kekeruhan juga dapat mewakili warna. Sedangkan dari segi
estetika kekeruhan air dihubungkan dengan kemungkinan hadirnya
pencemaran melalui buangan sedangkan warna air tergantung pada
warna buangan yang memasuki badan air.
e. Zat Padat Terlarut/Total Dissolved Solids (TDS)
Adalah bahan padat yang tertinggal sebagai residu pada penguapan dan
pengeringan pada suhu 105 oc, dalam portable water kebanyakan bahan
bakar terdapat dalam bentuk terlarut yang terdiri dari garam anorganik
selain itu juga gas-gas yang terlarut. Kandungan TDS pada portable
water biasanya berkisar antara 20-1500 mg/l dan sebagai satu pedoman
kekerasan dari air akan meningkatkan TDS, disamping itu pada semua
bahan cair jumlah koloid yang tidak terlarut dan bahan yang tersuspensi
Page 45
27
akan meningkat sesuai derajad dari pencemaran. Zat padat selalu
terdapat dalam air dan kalau jumlahnya terlalu banyak tidak baik
sebagai air minum, banyaknya zat padat yang disyaratkan untuk air
minum adalah kurang dari 1500 mg/l. pengaruh yang menyangkut
aspek kesehatan dari pada penyimpangan kualitas air minum dalam hal
total solids ini yaitu bahwa air akan memberikan rasa tidak enak pada
lidah dan rasa mual. (Sitepoe, 1997).
G. Intensitas Cahaya
Cahaya mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan
sehari-hari misalnya cahaya lampu, dimana iluminansi cahaya bergantung pada
jarak terhadap sumber cahaya tersebut.
Luminous intensity atau intensitas cahaya I didefinisikan sebagai banyaknya
fluks cahaya yang memancar 𝜙 per sudut ruang 𝜔:
𝐼 =𝜙
𝜔
Total sudut ruang adalah 𝜔 = 4𝜋 (Sterdian). Fluks cahaya adalah besarnya
intensitas cahaya yang memancar pada sudut ruang tertentu (Frederick, 1994).
H. Kecerahan
Kecerahan adalah sebagian cahaya yang diteruskan dalam air dan
dinyatakan dengan persen (%) dari beberapa panjang gelombang di daerah
spectrum yang terlihat cahaya yang melalui lapisan sekitar satu meter, jatuh
agak lurus pada permukaan air (Kerdi dan Tancung, 2007).
27
(2.1)
Page 46
Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kejernihan sangat ditentukan oleh
partikel-partikel terlarut dan Lumpur. Semakin banyak partikel atau bahan
organik terlarut maka kekeruhan akan meningkat. Kekeruhan atau konsentrasi
bahan tersuspensi dalam perairan akan menurunkan efisiensi makanan dari
organisme (Sembiring, 2008).
Kecerahan air tergantung pada warna dan kekeruhan. Kecerahan
merupakan ukuran transparansi perairan yang ditentukan secara visual dengan
menggunakan recchi disk. Kekeruhan pada perairan yang tergenang (lentik),
misalnya danau, lebih banyak disebabkan oleh bahan tersuspensi yang berupa
koloid dan partikel –partikel halus. Sedangkan kekeruhan pada sungai yang
sedang banjir lebih banyak disebabkan oleh bahan-bahan tersuspensi yang
berukuran lebih besar yang berupa lapisan permukaan tanah yang terletak oleh
aliran air pada saat hujan (Effendi 2003).
I. Light Emitting Diode (LED)
LED merupakan suatu semikonduktor sambungan PN yang
memancarkan cahaya apabila diberi panjar maju (Sutrisno, 1987). Light
Emitting Diode (LED) merupakan piranti yang vital dalam teknologi
electroluminescent seperti untuk aplikasi teknologi display (tampilan), sendor
dan lain-lainnya. Teknologi electroluminescent didasarkan pada konsep
pancaran cahaya yang dihasilkan oleh suatu piranti sebagai akibat dari adanya
medan listrik yang diberikan kepadanya (Hariyadi, 1998).
28
Page 47
Gambar 2.15. Light Emitting Diode (LED).
Karakteristik chip LED pada umumnya adalah sama dengan karakteristik
diode yang hanya memerlukan tegangan tertentu untuk dapat beroperasi.
Namun bila diberikan tegangan yang terlalu besar, LED akan rusak walaupun
tegangan yang diberikan adalah tegangan maju. Tegangan yang diperlukan
sebuah diode untuk dapat beroperasi adalah tegangan maju (Vf) (Murtawijaya,
2015).
J. Sensor Cahaya LDR
Sensor adalah device atau komponen elektronika yang digunakan untuk
mengubah besaran fisik menjadi besaran listrik sehingga bisa dianalisa dengan
menggunakan rangkaian listrik. Sebagai contoh, sensor cahaya adalah sensor
yang cara kerjanya mengubah besaran cahaya menjadi besaran listrik (Hani,
2010).
LDR atau Light Dependent Resistor adalah salah satu jenis resistor
yang nilai hambatannya dipengaruhi oleh cahaya yang diterima. LDR dibuat
dari bahan Cadmium Sulfida (CdS) yang peka terhadap cahaya. Saat cahaya
mengenai LDR, foton akan menabrak atom CdS dan melepaskan elektron.
Semakin besar intensitas cahaya yang datang, maka semakin banyak elektron
29
Page 48
yang terlepas dari ikatannya sehingga hambatan LDR akan berubah (Suyamto,
dkk, 2008).
Gambar 2.16. Sensor Light Dependent Resistor (LDR).
Karakteristik LDR terdiri atas dua macam yaitu laju recovery dan respon
spektral.
1. Laju Recovery
Laju recovery merupakan suatu ukuran praktis dan suatu kenaikan nilai
resitansi dalam waktu tertentu.
2. Respon Spektral
LDR tidak mempunyai sensitivitas yang sama untuk setiap panjang
gelombang cahaya yang jatuh padanya (yaitu warna). Bahan yang biasa
digunakan sebagai penghantar arus listrik yaitu tembaga, aluminium, baja,
emas, dan perak. Dari kelima bahan tersebut tembaga merupakan
penghantar yang paling banyak digunakan karena mepunyai daya hantar
yang baik (Herlambang, 2010).
K. Arduino UNO
Arduino adalah suatu perangkat prototipe elektronik berbasis
mikrokontroler yang fleksibel dan open-source, perangkat keras ini ditujukan
30
Page 49
pada siapapun yang tertarik untuk memanfaatkan mikrokontroler dengan cara
praktis dan mudah. Arduiono dapat digunakan untuk ‘mendeteksi’ lingkungan
dengan menerima masukan dari berbagai sensor dan dapat mengendalikan
peralatan sekitarnya. Arduino dikatakan sebagai sebuah platform dari physical
computing yang bersifat open source. Arduino tidak hanya sekedar sebuah
alat pengembangan, tetapi ia adalah kombinasi dari hardware, bahasa
pemrograman dan Integrated Development Environment (IDE) yang canggih.
IDE adalah sebuah software yang sangat berperan untuk menulis
program, meng-compile menjadi kode biner dan meng-upload ke dalam
memory microcontroller. Ada banyak projek dan alat-alat dikembangkan oleh
akademisi dan profesional dengan menggunakan Arduino, selain itu juga ada
banyak modul-modul pendukung (sensor, tampilan, penggerak dan
sebagainya) yang dibuat oleh pihak lain untuk bisa disambungkan dengan
Arduino.
Arduino berevolusi menjadi sebuah platform karena menjadi pilihan
dan acuan bagi banyak praktisi. Salah satu yang membuat Arduino memikat
hati banyak orang adalah karena sifatnya yang open source, baik untuk
hardware maupun software-nya. Diagram rangkaian elektronik Arduino
digratiskan kepada semua orang. Anda bisa bebas men-download gambarnya,
membeli komponen-komponennya, membuat PCB-nya dan merangkainya
sendiri tanpa harus membayar kepada para pembuat Arduino. Sama halnya
dengan IDE Arduino yang bisa di-download dan diinstal pada komputer
secara gratis (Andrianto,2013).
31
Page 50
Arduino UNO adalah sebuah board mikrokontroler yang didasarkan
pada ATmega328 (datasheet). Arduino UNO mempunyai 14 pin digital
input/output (6 di antaranya dapat digunakan sebagai output PWM), 6 input
analog, sebuah osilator Kristal 16 MHz, sebuah koneksi USB, sebuah power
jack, sebuah ICSP header, dan sebuat tombol reset. Arduino UNO memuat
semua yang dibutuhkan untuk menunjang mikrokontroler, mudah
menghubungkannya ke sebuah computer dengan sebuah kabel USB atau
mensuplainya dengan sebuah adaptor AC ke DC atau menggunakan baterai
untuk memulainya (Kadir, 2012).
Gambar 2.17. Board Arduino UNO.
Arduino Uno berbeda dari semua board Arduino sebelumnya, Arduino
UNO tidak menggunakan chip driver FTDI USB-to-serial. Sebaliknya, fitur-
fitur Atmega16U2 (Atmega8U2 sampai ke versi R3) diprogram sebagai
sebuah pengubah USB ke serial. Revisi 3 dari board Arduino Uno
32
Page 51
mempunyai sebuah resistor yang menarik garis 8U2 HWB ke ground, yang
membuatnya lebih mudah untuk diletakkan ke dalam DFU mode.
Gambar 2.18. Rangkaian Arduino UNO R3
“Uno” berarti satu dalam bahasa Italia dan dinamai untuk menandakan
keluaran (produk) Arduino 1.0 selanjutnya. Arduino UNO dan versi 1.0 akan
menjadi referensi untuk versi-versi Arduino selanjutnya. Arduino UNO
adalah sebuah seri terakhir dari board Arduino USB dan model referensi
untuk papan Arduino, untuk suatu perbandingan dengan versi sebelumnya.
Arduino UNO menggunakan mikrokontroler ATmega328 beberapa pin yang
terdapat dalam Arduino memiliki ungsi yang ganda , terdapat 6 pin input
Analog dan mempunyai 14 pin digital yang dapat di setting sebagai
input/output.
33
Page 52
Tabel 2.2. Fitur Board Arduino UNO:
Mikrokontroler Atmega328
Tegangan pengoprasian 5V
Tegangan input yang disarankan 7.12V
Batas tegangan input 6.20V
Jumlah pin I/O digital 14 (6 diantaranya PWM)
Jumlah pin analog 6
Arus DC tiap pin I/O 40mA
Arus DC untuk pin 3.3V 50mA
Memori Flash 32 KB
SRAM 2kb
EEPROM 1kb
Clock speed 16MHz
Bahasa C adalah bahasa pemrograman yang digunakan untuk menulis
program di dalam Arduino. Bahasa C adalah bahasa pemrograman tingkat
tinggi yang dialeknya sangat mirip dengan Processing dan Java, sehingga
pengguna yang sudah terbiasa dengan kedua bahasa tersebut tidak akan
menemui kesulitan dengan Bahasa C. Bahasa pemrograman Bahasa C
sungguh-sungguh sangat memudahkan dan mempercepat pembuatan sebuah
program karena bahasa ini sangat mudah dipelajari dan diaplikasikan
dibandingkan bahasa pemrograman tingkat rendah seperti Assembler yang
umum digunakan pada platform lain namun cukup sulit (Kadir, 2012).
.
34
Page 53
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2016 sampai dengan
Oktober 2016 di Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi Jurusan Fisika,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengatahuan Alam, Universitas Lampung dan
di Laboratorium bagian produksi PDAM Way Rilau Kota Bandar Lampung
B. Alat dan Bahan
Alat - alat yang digunakan pada penelitian.
1. Pipa air 0,5 inchi
Digunakan sebagai penyalur air.
2. Multimeter Digital
Digunakan sebagai alat pengukur listrik baik tegangan, arus atau hambatan.
3. Arduino UNO
Arduino Uno ini digunakan untuk merekam data yang dihasilkan oleh
sensor yang kemudian untuk menghidupkan LED serta menampilkan pada
LCD.
4. LCD I2C
Digunakan untuk menampilkan hasil pembacaan alat.
5. Micro SD
Digunakan untuk menyimpan hasil data yang di peroleh.
Page 54
6. Komputer
Komputer digunakan sebagai piranti perangkat keras untuk mendownload
program ke Arduino UNO R3 ataupun sebagai penampil pembacaan hasil
rancang bangun alat oleh Arduino UNO R3 menggunakan Micro SD.
5. Bor Listrik digunakan untuk melubangi papan PCB.
6. Solder, digunakan untuk melelehkan timah agar komponen dapat melekat
kuat pada papan PCB.
7. LED RGB (Light Emitting Diode, Red Green Blue) sumber cahaya yang
akan dibaca oleh sensor.
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian.
1. Lay-Out PCB
a. Papan PCB digunakan untuk menghubungkan arus diantara
komponen-komponen agar arus mengalir dari komponen satu ke
yang lain.
b. Spidol Permanen digunakan untuk menggambar jalur rangkaian pada
papan PCB.
c. Pelarut Fe2Cl3 digunakan untuk melarutkan lapisan tembaga yang
tidak dilapisi spidol atau yang bukan merupakan jalur rangkaian
pada papan PCB.
2. Baterai berfungsi sebagai listrik kimiawi yang menyimpan energi dan
mengeluarkan tenaganya dalam bentuk listrik
3. Sensor Optocoupler
a. LED (Light Emitting Diode) sebagai sumber cahaya yang diberikan ke
sensor.
36
Page 55
b. LDR (Light Dependent Resistor) sebagai penerima cahaya yang
kemudian dikonversi menjadi tegangan listrik.
4. Kabel untuk menghubungkan setiap rangkaian ke rangkaian lain.
5. Aquades untuk mengkalibrasi alat.
6. Susu kental manis untuk membuat parameter kekeruhan.
C. Prosedur Penelitian
1. Perancangan Hardware atau Perangkat Keras
Pada perancangan dan realisasi alat uji deteksi kekeruhan air minum
ini menggunakan sensor optocouple (LED dan LDR). LED pada alat uji
ini berfungsi sebagai sumber cahaya yang kemudian cahaya tersebut
ditangkap oleh sensor LDR untuk diubah menjadi besaran elektrik.
Keluaran sensor diolah oleh arduino yang hasilnya akan ditampilkan pada
LCD dan keluarannya terdapat pada Micro SD. Prosedur perancangan alat
deteksi kekeruhan air dapat dilihat pada gambar 3.3 dan gambar 3.1 yang
merupakan blok diagram dari perancangan alat ini.
Gambar 3.1. Blok diagram perancangan alat uji.
Sensor Arduino SD Card
LCD
37
Page 56
Gambar 3.2. Perangkat keras alat deteksi kekeruhan air minum.
Sensor yang digunakan pada penelitian ini adalah sensor
optocoupler. Optocoupler merupakan pasangan sensor LDR dengan
LED, dimana LED sebagai sumber cahaya dan LDR sebagai sensor
yang mengubah cahaya menjadi besaran elektrik. LED dan LDR ini
masing-masing dirangkai secara seri dengan resistor.
Mikrokontroler merupakan pusat kendali pada pembuatan alat
ini. Mikrokontroler yang digunakan pada penelitian ini adalah
Mikrokontroler Arduino UNO R3. Berikut sistem minimum Arduino
UNO R3 ditunjunjukkan pada gambar 3.3.
38
Penerima Cahaya
Penghubung Arus Listrik
Pipa saluran air
Kotak alat
LCD
LED Indikator
Micro SD
Sumber Cahaya LED (RGB)
Page 57
Gambar 3.3. Rangkaian Prototipe Keseluruhan Alat.
2. Perancangan Software
Perancangan perangkat lunak pada penelitian ini adalah program
khusus untuk Arduino dan ditampilkan pada LCD. Pada arduino
menggunakan bahasa C untuk mengolah data dari sensor sampai ke LCD
dan di simpan ke Mikro SD.
D. Diagram Alir Penelitian
Diagram alir dari perancangan dan realisasi alat uji deteksi kekeruhan air
minum dapat dilihat pada gambar 3.4.
39
Page 58
Gambar 3.4. Diagram alir penelitian.
40
Membuat Diagram Blok
Merancang dan Membuat Rangkaian
Pengujian Rangkaian
Berhasil/Tidak
Pembuatan Program
Berhasil/Tidak
Program Interface
Berhasil/Tidak
Mulai
Selesai
Berhasil/Tidak
Penyatuan rangkaian dan pengujian alat deteksi
secara keseluruhan
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Ya
Tidak
Ya
Page 59
E. Rancangan Data Pengamatan
Setelah perancangan dan pembuatan alat deteksi kekeruhan air
minum selesai, untuk selanjutnya adalah pengambilan data penelitian.
Tabel 3.1 berikut ini merupakan rancangan tabel data pengukuran
kekeruhan air minum bak sedimentasi Way Rilau Kota Bandar Lampung.
Tabel 3.1. Data pengukuran kekeruhan air.
No Jenis
sampel Alat Standar Kekeruhan Alat Buatan (Volt)
(NTU) LED Merah LED Hijau LED Biru
1
2
3
4
5
41
Page 60
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan.
1. Rentang alat buatan yang didapatkan adalah 0 NTU sampai 130,6 NTU,
selebihnya data tidak akurat.
2. Tidak adanya pengaruh warna cahaya dari LED RGB ke sensor LDR
sebagai penerima pada rangkaian Optocoupler.
3. Alat yang buatan jika dibandingkan dengan alat standar keduanya
menunjukan grafik yang linier, tetapi sensor alat buatan tidak terlalu peka
dibandingkan kepekaan sensor alat standar yang terlihat pada tabel data
pengujian sampel.
4. Desain alat buatan lebih praktis dibandingkan dengan alat standar PDAM
Way Rilau Kota Bandar Lampung.
5. Alat deteksi kekeruhan air ini baik digunakan pada malam hari karena
terdapat Micro SD sebagai kontrol penyimpan data tiap 30 menit.
B. Saran
Untuk pengembangan dan penyempurnaan penelitian selanjutnya, maka
disarankan hal-hal berikut ini:
Page 61
1. Alat yang telah dibuat kurang peka terhadap kekeruhan, oleh sebab itu
gunakan sensor air yang lebih sensitif.
2. Gunakan sumber cahaya yang lebih baik seperti laser atau sumber cahaya
yang tidak terpengaruh oleh sinar ultraviolet.
3. Gunakan perangkat Real Time Clock (RTC) untuk menampilkan pada LCD
dan simpanan Micro SD sesuai dengan waktu yang berlaku untuk
mempermudah pembacaan.
66
Page 62
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, 2004. Kimia Lingkungan. Jakarta: Gramedia.
Akrimi dan Subroto. 2002. Pengantar Limnologi. Jakarta: Gramedia.
Andrianto, Heri. 2013. “Pemrograman Mikrokontroler AVR Atmega16
Menggunakan Bahasa C (CodeVisionAVR) Edisi Revisi, Bandung: Penerbit
Informatika
Asmadi. 2011. Teknologi Pengolahan Air Minum. Jakarta: Gosyen Publishing.
Ebere, Ejiofor Virginia dan Oladipo Onaolapo Francisca. 2013. Microcontroller
based Automatic Water level Control System. International Journal of
Innovative Research in Computer and Communication Engineering. An
ISO 3297: 2007 Certified Organization.Vol. 1, Issue 6. pp. 1390-1408.
Effendi. 2003. Tela’ah Kualitas Air. Yogyakarta: Kanisius.
Frederick Buechedan David L, Wallach. 1994. Technical Physics 4th Ed. John
Wiley &Sons: Inc.
Ginting, Filemon J. Elia K, Allo dan Novi M, Tulung. 2013. Perancangan Alat
Ukur Kekeruhan Air Menggunakan Light Dependent Resistor Berbasis
Mikrokontroler Atmega 8535. E-Journal Teknik Elektro dan Komputer. Jurusan Teknik Elektro-FT, UNSRAT, Manado-95115. pp. 1-7.
Hani, Selamet. 2010. Sensor Ultrasonik SRF05 Sebagai Memantau Kecepatan
Kendaraan Bermotor. (skripsi). Jurusan Teknik Elektro. Jogjakarta: IST
AKPRIND Yogyakarta.
Hariyadi, Purwiyatno. 1998. Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR dan
Handphone. (skripsi). Medan: Universitas Sumatra Utara.
Hendrizon, Y. 2012. Rancang Bangung Alat Ukur Tingkat Kekeruhan Zat Cair
Berbasis Mikrokontroler AT89S51 Menggunakan Sensor Fototransistor dan Penampil LCD. Jurnal Fisika Unand, Vol. 1, No. 1, Oktober 2012. pp. 6-11.
Herlambang. 2010. Sensor Cahaya – LDR (Light Dependent Resistor).
http://nubielab.com. Diakses tanggal 8 November 2015 pukul 21.35 WIB
Page 63
Julianti, Riza. 2015. Laporan Praktikum Pengenalan dan Aplkasi Alat
Turbidimeter Pada Pengujian Kekeruhan Air Limbah, scribd.com.
www.scribd.com. Diakses pada tanggal 30 November 2015 pukul 21.20
WIB.
Kadir, Abdul. 2012. “Panduan Praktis Mempelajari Aplikasi Mikrokontroler dan
Pemrograman Menggunakan Arduino”. Yogyakarta: Penerbit Andi
Ketaren, S. 2008. Pengantar Perangkat Sederhana Mikrokontroler. Jakarta: UI
Press.
Khopkhar. 2003. Dasar-dasar Kimia Analitik. Jakarta: Penerbit Universitas
Indonesia (UI-Press).
Kordi dan Andi, Tanchung. 2002. Pengelolaan Kualitas Air dalam Budidaya
Perairan. Jakarta: RinekaCipta.
Kumar, Pradept. 2016. The Real Time Monitoring of Water Quality in IoT
Environment. International Journal of Innovative Research in Science,
Engineering and Technologi. Vol. 5, Issue 3. pp. 4419-4438.
Martawijaya, dkk. 2008. Dasar – Dasar Elektronika, Buku 1. Makassar : Badan
Penerbit UNM Makassar.
Mon, Yi-Jen. 2015. The Gyroscope Sensor Test by Using Arduino Platform.
International Journal Of Scientific & Technology Research. Volume 4, Issue
06. pp. 398-405.
Mulyono. 2007. Kamus Kimia. Jakarta: Bumi Aksara.
Munawir. 2013. Pengaruh Suhu, Debit Air, Zat Padat Terlarut, Zat Padat
Tersuspensi, Terhadap Kekeruhan Air di Bak Sedimentasi Pada Pengolahan
Air (IPA) PDAM “Way Rilau Kota Bandar Lampung. (skripsi). Malahayati
Bandar Lampung.
Notoatmodjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: RinekaCipta.
Peck, Tan and Rohasliney. 2011. Status of Water Quality Subject to Sand
Mining in the Kelantan River, Kelantan. International Journal of Current
Research, 24(1). pp. 19–34.
Sarudji. 2001. Ilmu Kesehatan Masyarakat. PUSDIKNAKES. Diakses pada
tanggal 30 November 2015 pukul 21.30 WIB
Sembiring. 2008. Keanekaragaman dan Kelimpahan Ikan serta Kaitanya dengan
Faktor Fisik Kimia. Diambil dari www.repository.usu.ac.id. Pada tanggal 8
November 2014 pukul 21.45 WIB.
Page 64
Setya, Abadi dan Agus Delta. 2008. Sensor Ultrasonik Sebagai Alat Navigasi
Robot Pada Robot Pemadam Api Berbasis Mikrokontroler ATmega 8535.
(Skripsi). Semarang: Universitas Diponegoro.
Sitepoe. 1997. Air Untuk Kehidupan, Pencemaran Air dan Usaha Pencehagahan.
Jakarta: PT. Grasindo.
Soebhakti, Hendawan. 2007. Basic AVR Microcontroller Tutorial. Batam:
Politeknik Batam.
Surawira. 1996. Air Dalam Kehidupan Lingkungan Yang Sehat. Bandung: Institut
Pertanian Bandung.
Suyamto, Amrullah, dan Saputra. 2008. Rancang Bangun Dan Analisis Perangkat
Telemetri Suhu dan Cahaya Menggunakan Amplitude Shift Keying (Ask)
Berbasis Pc. Seminar Nasional IV Sdm Teknologi Nuklir Yogyakarta. 25-26
Agustus 2008 ISSN 1978-0176. Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN
Yulianti, Yuyun. 2013. Desain dan Realisasi Alat Deteksi Kecerahan Minyak
Goreng Kelapa Sawit Menggunakan Sensor Optocoupller Berbasis
Mikrokontroler ATMega8535. (skripsi). Universitas Lampung.