DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN PUSAT MATA NASIONAL RUMAH SAKIT MATA CICENDO BANDUNG Sari Kepustakaan : Komplikasi Noninfeksi Penggunaan Lensa Kontak Penyaji : Resky Maynora Pembimbing : Dr. Karmlita Satari, dr., SpM(K) Telah diperiksa dan disetujui oleh: Pembimbing Unit Refraksi, Low Vision dan Lensa Kontak Dr. Karmlita Satari, dr., SpM(K) Senin, 16 Januari 2017 Pukul 07.00 WIB
12
Embed
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2017/02/... · 2020. 2. 14. · Salah satu enzim proteolitik atau bahan kimia yang digunakan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN PUSAT MATA NASIONAL RUMAH SAKIT MATA CICENDO BANDUNG Sari Kepustakaan : Komplikasi Noninfeksi Penggunaan Lensa Kontak
Penyaji : Resky Maynora
Pembimbing : Dr. Karmlita Satari, dr., SpM(K)
Telah diperiksa dan disetujui oleh: Pembimbing Unit Refraksi, Low Vision dan Lensa Kontak
kabur, dan pergerakan lensa yang berlebihan. Pengguna harus mengurangi waktu
pemakaian dan menggunakan mast cell stabilizer. 1,2,4,7,9
Infiltrat steril secara tipikal terlihat pada bagian perifer kornea. Penggunaan lensa
kontak akan menginduksi terjadinya keratitis steril, dengan onset adanya infiltrat pada
stroma anterior atau leukosit polimorfonuklear di subepitel dan sel mononuklear di
perifer kornea secara tiba-tiba. Berdiameter 0,1-2 mm, tunggal atau berkelompok,
dengan bentuk bulat, oval, dan menempel pada sel epitel yang menyebabkan
kerusakan epitel. Manifestasi klinisnya adalah nyeri ringan, inflamasi pada bilik
depan mata yang minim, kerusakan epitel, kemudian terbentuk ulkus. 1,4,7
4.5 Mata Kering
Sindroma mata kering adalah suatu gangguan permukaan mata yang ditandai
dengan ketidakstabilan produksi dan fungsi dari lapisan air mata. Sindroma mata
kering ini dapat diesebabkan banyak hal salah satunya karena penggunaan lensa
kontak yang kita kenal dengan contact lens induce dry eye (CLID). Gejala dimulai
dari mata terasa panas, kering, terasa seperti kemasukan benda asing, berpasir, berair,
dan merah. 1, 4, 6, 7,13
Gambar 4.8: sindroma mata merah degan pewarnaan rose Bengal. Dikutip dari : Roth HW4
Evaluasi mata kering harus menjadi bagian dari prefitting lensa kontak. Fitting
lensa kontak yang benar harus memperhatikan kenyamanan dan memungkinkan
pertukaran cairan dan oksigen di bawah lensa kontak untuk membersihkan kotoran
10
dan penghantaran oksigen. Pasien dengan mata kering sebaiknya tidak diberikan
lensa kontak atau dapat menggunakan lensa kontak dengan kelembaban yang lebih
baik. 1, 4, 6, 7,13
Penatalaksanaan mata kering disesuaikan dengan gejala yang ditunjukkan.. Lendir
yang telah terakumulasi dalam semalam saat tidur dibersihkan dengan larutan
hipoosmolar pada pagi hari. Pemberian tetes mata dikombinasikan dengan
phospholipid-liposome eye spray dilaporkan memberikan hasil yang baik. Pasien juga
disarankan untuk mengganti lensa kontak misalnya dengan menggunakan lensa
kontak hydrogel.1, 4, 6, 7,13
V. Simpulan
Lensa kontak merupakan salah satu alat yang digunakan untuk mengoreksi
kelainan refraksi selain kaca mata. Selain untuk mengoreksi kelainan refraksi, lensa
kontak juga digunakan sebagai terapi dan kosmetik. Penggunaan lensa kontak dapat
menimbulkan berbagai komplikasi pada mata mulai dari ringan hingga berat, akibat
infeksi maupun noninfeksi. Komplikasi noninfeksi memliputi beberapa kategori
yakni hipoksia, toksisitas, mekanik, inflamasi dan dry eye terkait penggunaan lensa
kontak, yang mana penatalaksaan setiap komplikasi ini dibedakan dengan
penatalaksanaan komplikasi infeksius dari penggunaan lensa kontak sesuai dengan
mekanisme penyebabnya.
11
DAFTARPUSTAKA
1. American Academy of Ophthalmology. Basic and Clinical course section 3 : Clinical optics. San Fransisco. The Foundation of American Academy Ophthalmology: 2014.
2. Beljan J1, Beljan K, Beljan Z. Complications caused by contact lens wearing. Coll Antropol: 2013;37 (Suppl 1): Hal 179-87.
3. Bennett ES, Henry VA. Clinical Manual of Contact Lens. Edisi ke-3. Philadelpia. Lippincott Williams & Wilkins; 2009.
4. Roth HW. Contact Lens Complication. New York, NY. Thieme: 2003. 5. Gasson A, Morris J. The Contact Lens Manual, A Practical Guide to Fitting.
Edisi ke-3. Edinburgh. Butterworth Heinemann: 2003. 6. Flynn LS, Ahearn DG, Barr J, Benjamin W, Kiang T, Nicholas JJ, Schein OD
et al. History evolution and evolving standards of contact lens care. Cont Lens Anterior Eye. 2013:6 (Suppl 1): Hal 4-8.
7. Mannis MJ, Zadnik K. Contact Lens in Ophthalmic Practice. New York. Springer; 2004.
8. Boyd K. Proper Care of Contact Lenses. American Academy of Ophthalmology. Mar, 01: 2016.
9. Anne E. Fung, MD, Deborah S. Jacobs, MD, and Bruce H. Koffler, MD. Contact Lenses: When a Solution is The Problem. American Academy of Ophthalmology. August: 2012. Diunduh dari : https://www.aao.org/eyenet/article/contact-lenses-when-solution-is-problem
10. Weissman BA, Barr JT, Harris MG, McMahon T, Rah M, Secor GB, et al. Optometric clinical practice guideline Care of the contact Lens Patient. Edisi ke 2. St. Louis, USA: American Optometric Association: 2006.
11. Young G, Canavan K, Jones S, Hunt C. Predisposing factors for solution-induced corneal staining. Optom Vis Sci. 2012:89(11): Hal 1582-9
12. Patrão LF, Canedo AL, Azevedo JL, Correa R, Ambrósio R Jr. Differentiation of mild keratoconus from corneal warpage according to topographic inferior steepening based on corneal tomography data. Arq Bras Oftalmol. Jul-Aug. 2016.:79(4). Hal 264-7.
13. Khaireddin R. Contact lens associated dry eye. Current study results and practical implementation. Jun:2013. 110(6): Hal 511-4. doi: 10.1007/s00347-013-2864-4