Top Banner
Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini kepada ...................................................................................... ...................................................................................... dengan ucapan: ...................................................................................... ...................................................................................... dari ...................................................................................... ......................................................................................
112

Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

Mar 18, 2019

Download

Documents

vuongtram
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

Dengan segala puji syukur;kami persembahkan buku ini kepada

......................................................................................

......................................................................................

dengan ucapan:

......................................................................................

......................................................................................

dari

......................................................................................

......................................................................................

Page 2: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

Penerbit ANDI - Yogyakarta

Page 3: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

Penerbit ANDI - Yogyakarta

GOD IS GREATER

THAN CANCER

Michelle Theodora

Page 4: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

God is Greater than CancerPenulis Michelle TheodoraHak cipta © 2017 pada penulisYogyakarta; Penerbit Andi, 2017xii + 100 hlm; 14 x 21 cm1. Mukjizat 2. KesembuhanDDC. 248

ISBN: 978-979-29-5715-0

Penerbit ANDI(Penerbit Buku dan Majalah Rohani)Anggota IKAPIJl. Beo 38–40 Yogyakarta 55281Surel: [email protected].: 0274-561881, 584858; Fax.: 0274-523160

Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun tanpa izin tertulis dari penerbit/penulis sesuai Undang-undang Hak Cipta dan moral kristiani

_____________________________________________________

PBRA : 475/April 2017/1833Peredaksi : Dian ChristinePenata Letak : Gregorius DwiDesain sampul : Tri Widyatmaka Percetakan : Andi Offset YogyakartaCetakan ke : 5 4 3 2 1 Tahun : 21 20 19 18 17

Page 5: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

Daftar IsiDaftar Isi ..............................................................................................vEndorsement ......................................................................................viUcapan Terima Kasih .....................................................................viiiKata Pengantar .................................................................................xiPrakata .................................................................................................x1. Pengenalan Diri ..............................................................................12. Kekecewaan Besar ..........................................................................53. Hari yang Tak Terlupakan ..............................................................84. Tembakan dari Surga ....................................................................145. Kudapat Roh Sukacita ..................................................................186. Mukjizat yang Kelihatannya Sederhana......................................237. Saat Ku Mulai Bersaksi.................................................................308. Kembali Diuji ................................................................................379. Ku Diberi Kesanggupan ...............................................................4310. Menepati Nazar dan Beradaptasi dengan Rumah Sakit .............5111. Manakah Janji-Mu? .....................................................................5412. Faith Vs Fear .................................................................................5813. Dibentuk Menjadi Pelayan Sejati .................................................6614. Hanya karena-Mu Tuhan .............................................................73Lampiran ...........................................................................................83Kata Penutup ....................................................................................88Daftar Pusaka ...................................................................................91Terima Kasih Kepada ......................................................................92

Page 6: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

Buku ini ditulis berdasarkan pengalaman pribadi Michelle, seorang pasien leukemia remaja yang melewati hari-hari yang panjang di pembaringan rumah sakit dengan segala kelemahan dan penderitaannya. Namun, justru di tengah perjuangannya melawan penyakit yang menjadi momok bagi umat manusia, Michelle bertemu dengan pribadi Yesus yang sungguh ajaib. Michelle bertumbuh menjadi pribadi yang matang melebihi usianya yang baru 13 tahun pada waktu itu. Justru dalam kelemahannya, Michelle semakin intim dengan Tuhan dan hatinya semakin berpaut kepada Tuhan. Itulah kunci kemenangan yang dialami adik kekasih kita, Michelle.

Buku ini akan sangat berguna untuk membangun iman bagi mereka yang sedang menjalani “proses sakit penyakit” agar tidak mudah menyerah dan mengasihani diri sendiri.

—drg. Maria Tan Koordinator Healing Ministry Singapore

Sejak bertemu Michelle, saya terkesan bahwa anak ini cantik dan sehat, justru waktu itu saya yang sedang lemah karena baru menyelesaikan kemoterapi. Kami berdua sedang mengisi acara kesaksian di Anugrah Ministries. Saya mendengar Michelle bersaksi ditemani mamanya dan saya sangat diberkati dengan kesaksian mereka.

Saat mengalami masa-masa yang sulit, Michelle berdoa dan dipenuhi roh sukacita seharian.

Endorsement

Page 7: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

viiGod is Greater than Cancer

Saya percaya buku ini pasti menjadi kekuatan inspirasi untuk setiap kita. Saya berdoa Michelle boleh menjadi alat kemuliaan Tuhan Yesus.

—Ps. Hanna Hadisiswantoro YHS Church

Kami bertemu dan berkenalan dengan Michelle di Singapore beberapa tahun yang lalu. Waktu itu Michelle masih berusia sekitar 13 tahun. Pertama kali bertemu, kami sungguh terkesan dengan kesaksiannya yang juga ditulis dalam buku ini. Dan sekarang, membaca kesaksian Michelle membuat kami berkali-kali harus berhenti membaca untuk mengambil waktu berdoa. Berdoa untuk komitmen-komitmen baru yang harus diambil. Tulisan ini bagi kami seperti “paradoks”. Begitu SEDERHANA penuturannya, tetapi begitu DALAM maknanya. Kesederhanaan dan kedalaman maknanya yang membuat tulisan ini begitu unik.

Seorang Michelle, gadis kecil yang sedang bertumbuh menjadi remaja, menghadapi masa-masa sulit yang Tuhan izinkan sebagai seorang penderita leukemia, menjalani semua prosesnya bersama dengan Tuhan. Michelle, oleh karena leukemia, terpaksa menjalani masa-masa isolasi, seakan-akan tertutup semua pintu dan jendela untuk berhubungan dengan dunia luar. Namun, pintu-pintu dan jendela-jendela surga terbuka baginya sehingga ia bisa memasuki suatu keintiman dengan Bapa di surga melalui setiap hari yang penuh penderitaan.

Sekarang Michelle telah disembuhkan oleh Tuhan, terpujilah Tuhan Yesus, Allah Maha Besar. El Shaddai. Dan perjalanan iman Michelle tertuang dengan sederhana, jelas, dan dalam melalui buku ini. Bacalah, dan Anda akan melihat betapa besar Allah itu. Betapa Anda memerlukan-Nya. Betapa menyenangkan bergaul karib dengan-Nya, dan betapa indah mengenal-Nya.

—Pdt. Edy dan Ev. Jenny PhanklovaGembala Gereja Kristen Kalam Kudus Sorong

Page 8: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

Pertama-tama, aku sangat mengucap syukur dan berterima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus karena masih mengizinkan aku ada

sampai saat ini dan mengizinkan aku untuk menyelesaikan buku ini. Aku berterima kasih sekali kepada Tuhan karena Dia telah memberiku keluarga yang sangat menyayangiku, khususnya kedua orangtuaku, yaitu papi aku, Lewi Sasmita dan Mami aku, Yufi Sutanto. Aku nggak akan lupa semua pengorbanan Mami dan Papi. Mereka membantuku melewati badai ini bersama. Aku nggak bisa mengambarkan rasa terima kasihku sama Tuhan Yesus dan kedua orangtuaku. Tanpa dukungan dan cinta kasih dari Mami dan Papiku, aku pun pasti nggak bisa kuat sampai sekarang. So, Mami and Papi thank you, thank you so much. Tidak lupa aku berterima kasih juga kepada Koko, Cici dan Omaku atas kasih sayang, bantuan dan dukungan doa-doanya.

Untuk semua orang yang sudah mendukung aku dalam doa selama ini, baik yang aku ketahui atau tidak, aku juga mengucapkan terima kasih banyak. Dan pastinya, aku bisa ada sampai saat ini juga karena adanya dukungan-dukungan dari hamba-hamba Tuhan yang sudah kuanggap sebagai keluargaku sendiri. Aku berterima kasih kepada: Tim SOS, Pdt. Stefanus Wijaya dan Pdt. Iva yang sudah setia mendukung serta mendoakan, Tim IFGF Singapura, Tante Maria dan Om Tan, Tante Indah Keat dan Keluarga, Pak Hendrik Gunawan dan guru-guru lainnya, Tante Mieke Soetantyo dan Keluarga, Tante Riana

Ucapan Terima Kasih

Page 9: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

ixGod is Greater than Cancer

Rungkat dan keluarga, Ko Ricky Joncer dan keluarga, Om Lukman dan Tante Lena, Opa Theodores Tabaraka beserta tim doanya, Pdt. Matius, Cici Mila, Aunty Audrey, Uncle James Ong dan semuanya, terima kasih banyak atas dukungan doa-doa dan segala bantuannya. Maaf ya aku nggak bisa menyebutkan semua nama satu per satu, tetapi aku berdoa supaya Tuhan Yesus tidak melewatkan satu orang pun untuk Dia berkati. Kiranya Tuhan yang membalas semua kebaikan Om dan Tante berlipat kali ganda. Amin. Terakhir, aku juga berterima kasih kepada semua orang yang telah mendukung proses pembuatan buku ini hingga akhirnya buku ini bisa diterbitkan, biarlah Tuhan Yesus yang memberkati dengan melimpah! Amin.

Page 10: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

Kata Pengantar

Segala puji syukur hanya kepada Tuhan Yesus atas berkat kesembuhan dan anugerah-Nya yang diberikan kepada Michelle.

Saya melihat bagaimana Michelle, seorang anak muda yang luar biasa, berjuang melewati semua kesakitan, kekhawatiran dan keputusasaan selama pengobatan leukemianya. Michelle punya alasan untuk marah, kecewa, dan meninggalkan Tuhan, tetapi pada saat itulah ia mengingat janji-janji Tuhan, berseru kepada Tuhan, dan melalui kesaksiannya menjadi berkat untuk mengingatkan orang lain, untuk tidak pernah menyerah dalam situasi apa pun.

Saya berharap buku ini menjadi berkat untuk siapa pun yang tengah berjuang melawan penyakitnya dan tetap percaya bahwa Tuhan Yesus adalah jalan menuju kesembuhan dan keselamatan bagi kita yang percaya kepada-Nya.

Ps. Stefanus Wijaya

Founder Sahabat Orang Sakit Singapore, Malaysia, Cina, Indonesia & Belanda

Page 11: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

Ketika kita mendengar penyakit “kanker”, umumnya hal yang pertama kali muncul dalam pikiran kita pasti “berbahaya atau

mematikan.” Namun sadarkah kita, bahwa iri hati, kepahitan, kebencian, keputusasaan, ketakutan, kepalsuan, kesombongan, keserakahan atau dosa itu adalah kanker yang sebenarnya, yang bisa membinasakan tubuh dan jiwa kita?

Penyakit kanker bisa menggerogoti tubuh kita, tetapi tidak jiwa kita. Oleh sebab itu, kita tidak perlu takut. Kita lebih hebat dari kanker (jasmani ataupun rohani) karena kita berjalan bersama Tuhan yang terlebih besar dan hebat dari masalah atau kanker apa pun! Ingat, kita mempunyai Tuhan yang berkuasa untuk mengubah segala kemustahilan menjadi kenyataan. Jadi, jangan putus asa karena ingat, keputusaasaan adalah kanker yang sebenarnya. Lawan dan berharaplah terus kepada Tuhan karena hanya kuasa Tuhanlah yang terlebih besar dari penyakit kanker yang kita hadapi.

Buku ini kutulis dengan harapan supaya para pembaca bisa menyadari bahwa kita membutuhkan Tuhan untuk menghindarkan kita atau menolong kita menghadapi kanker-kanker dalam kehidupan rohani maupun jasmani kita. Namun, kerinduan terbesarku bukan hanya supaya para pembaca percaya akan mukjizat Tuhan aja, terlebih lagi supaya setiap pembaca bisa mempunyai kerinduan untuk mengenal Tuhan Yesus Sang Sumber secara pribadi. Khususnya untuk anak-anak

Prakata

Page 12: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

xii God is Greater than Cancer

sepantaranku, aku sangat berharap mereka juga bisa mempunyai kerinduan untuk mengenal Tuhan Yesus lebih lagi, supaya mereka juga bisa berdampak bagi Kerajaan Surga. Pengenalan akan Dia tidak selalu dimulai dari sebuah masalah, jika kita mau, kita bisa memulainya dari sebuah hubungan yang akrab layaknya seorang sahabat. Persahabatan karib dengan Tuhan tidak terjadi secara kebetulan, kita harus dengan sengaja berusaha untuk membangun hubungan dengan-Nya. Percayalah pengenalan akan Kristus adalah hal terindah yang sesungguhnya semua orang dambakan tetapi tidak semua orang menyadarinya. Pada saat kita mengenal Dia, mata kita akan terbuka dan menyadari betapa ruginya jika kita tidak mengenal Dia. Namun saat kita belum mau membuka hati untuk mengenal Dia secara pribadi, kita tidak akan pernah tahu betapa beruntungnya kita bisa mengenal Dia. Pengenalan akan Dia tidak akan sia-sia sebab itulah bekal bagi masa depan kehidupan kita di dunia maupun di Surga. Amsal 2:4–9, “Jikalau engkau mencarinya seperti mencari perak, dan mengejarnya seperti mengejar harta terpendam, maka engkau akan memperoleh pengertian tentang takut akan TUHAN dan mendapat pengenalan akan Allah. Karena Tuhanlah yang memberikan hikmat, dari mulut-Nya datang pengetahuan dan kepandaian. Ia menyediakan pertolongan bagi orang yang jujur, menjadi perisai bagi orang yang tidak bercela lakunya, sambil menjaga jalan keadilan, dan memelihara jalan orang-orang-Nya yang setia. Maka engkau akan mengerti tentang kebenaran, keadilan, dan kejujuran, bahkan setiap jalan yang baik.”

Aku berharap melalui kesaksianku dalam buku ini, nama Tuhan dapat semakin dimuliakan sehingga setiap pembaca dapat beroleh pengharapan dalam Tuhan Yesus dan diberkati. Segala hormat dan kemuliaan hanya bagi Tuhan selamanya. Amin!

Page 13: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

Pengenalan Diri1

Namaku Michelle Theodora Kosasih. Aku lahir pada 24 Mei 2000 di Jakarta. Aku lahir dalam keluarga Kristen. Aku didiagnosa

leukemia (kanker darah) pada 2011. Aku pun menjalani kemoterapi selama 4 tahun. Aku bersyukur sekali kepada Tuhan karena aku masih diizinkan ada sampai detik ini. Walaupun harus melewati proses yang begitu panjang dan menyakitkan, tetapi aku bersyukur aku bisa mengalami ini semua karena dalam proses inilah aku mempunyai banyak pengalaman bersama Tuhan. Sebuah pengalaman mengajarkan lebih banyak dari puluhan teori.

Sejak berumur 8 tahun, aku sudah dibiasakan oleh orangtuaku untuk selalu membaca Alkitab setiap pagi dan malam. Namun dahulu aku sering nggak ngerti dan bertanya pada papi atau Mami arti ayat yang aku baca. Aku ingat Mami pernah bilang, “Dede baca Amsal aja, Amsal itu banyak didikan dan bahasanya lebih gampang.” Akhirnya aku membaca Kitab Amsal terus. Dari Amsal, banyak didikan yang aku dapat seperti harus jujur, nggak boleh malas, takut akan Tuhan, bisa mengendalikan diri, tidak boleh iri hati, nggak boleh berdusta, banyak deh pokoknya. Setelah aku mengerti, aku selalu berusaha melakukannya di mana pun dan kapanpun. Setiap kali aku mau berbohong, aku selalu ingat firman-Nya dan aku tidak jadi berbohong begitu juga halnya mencontek di sekolah. Aku tidak pernah mau mencontek di sekolah karena aku takut dosa. Kalaupun aku nggak bisa, aku akan berdoa.

Page 14: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

2 God is Greater than Cancer

Sebelum dan sesudah ulangan, aku selalu berdoa. Aku selalu berusaha mempraktikan firman-Nya. Aku ingin selalu bisa menyenangkan hati orangtuaku, oleh sebab itu aku berpikir bahwa saat aku menuruti firman Tuhan yang sudah pasti benar, orangtuaku juga pasti senang dan Tuhan pun juga akan semakin menyayangiku.

Dahulu aku cuma membaca 1 sampai 2 ayat di Kitab Amsal secara acak dari Alkitab setiap pagi, tetapi rasanya hatiku mengganjal kalau belum membaca Alkitab dan berdoa pada pagi hari. Mungkin karena aku menganggap Alkitab sebagai buku yang dapat menunjukkan seperti apa anak yang baik dan mungkin juga karena aku memercayai Matius 6:33 yang berkata, “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” Dan benar loh, saat kita menaati firman-Nya, semuanya ditambahkan pada kita. Hidupku dahulu sangat nyaman. Tuhan mencukupkan orangtuaku sehingga aku dan Koko aku pun tercukupkan. Aku dikasihi oleh keluarga, teman-teman, guru-guru, aku bisa membeli apa yang kusuka, aku mendapat nilai yang bagus di sekolah maupun tempat les, aku bisa berjalan-jalan, pokoknya hidupku dalam zona aman dan nyaman. Namun aku juga punya kekurangan. Aku sering badmood, kalau lagi badmood, aku bisa kunci pintu seharian dan nggak mau ngomong. Aku juga susah banget makan, makannya pilah pilih, dan lama. Kalau orangtuaku bilang, aku ini keras kepala . Aku juga paling takut sama jarum suntik. Namun tentu hidupku tetap nyaman waktu itu. Hingga suatu saat, temanku menepuk pundak aku dan tubuhku tiba-tiba seperti hilang keseimbangan sehingga aku terjatuh ke lantai. Tangan dan kakiku membengkak. Aku dibawa ke tukang urut dan pergelangan tanganku akhirnya sembuh setelah beberapa kali diurut. Namun kakiku tidak kunjung sembuh, malah semakin membengkak sehingga aku tidak bisa berjalan (Gambar 1.2 &1.3). Tulang jari tanganku juga menjadi bengkak dan sakit sehingga singkat cerita akhirnya aku dibawa ke dokter orthopedi dan dokter memberi aku obat rematik. Namun setelah seminggu meminum obat, kakiku belum sembuh juga sampai akhirnya aku dirujuk ke dokter hematologi. Puji syukur kepada Tuhan, aku bertemu Dr. Dina Garniasih (seorang ahli darah) yang berhasil mendiagnosa aku dengan cepat dan tepat. Beliau juga yang sudah menangani aku

Page 15: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

3God is Greater than Cancer

selama 1 tahun di Jakarta. Beliau menyarankan aku untuk di BMP (Bone Marrow Puncture) karena seseorang baru akan dinyatakan menderita leukemia atau tidak setelah menjalani proses BMP yang merupakan sebuah proses pemeriksaan sumsum tulang belakang dengan cara mengambil sampel darah dari sumsum tulang belakang. Orangtuaku tidak langsung menyetujuinya karena masih shock dan bingung. Aku sempat dibawa ke Singapura untuk second opinion. Hasilnya pun sama dengan di Indonesia. Namun karena kami ke sana tanpa janji, maka saat sampai di rumah sakit dokter-dokternya pun sedang rapat di negara lainnya sehingga akhirnya orangtuaku memutuskan untuk berobat di Jakarta. Akhirnya aku kembali ke rumahku di Jakarta. Suatu malam, tiba-tiba aku nggak bisa membaringkan tubuhku karena sesak napas. Tidur dengan posisi duduk membuat aku nggak bisa tidur. Koko aku melihat aku dan ia menyarankan papi untuk membawa aku ke rumah sakit karena ranjang di rumah sakit bisa diatur posisinya. Papi dan Mami akhirnya setuju. Sejak malam itu aku nggak bisa tidur berbaring. Keesokkan harinya aku dibawa menemui Dr. Dina lagi dan aku langsung dirawat inap. Orangtuaku juga akhirnya menyetujui BMP. Beberapa hari kemudian hasil BMP pun keluar dan aku dinyatakan leukemia akut atau ALL (Acute Lymphoblastic Leukemia) L1. Orangtuaku bercerita, mereka terasa seperti tersambar petir dari ujung kepala hingga kaki saat aku dinyatakan leukemia atau kanker darah. Orangtuaku sempat tidak percaya, khususnya Mamiku sangat shock, karena makananku sangat dijaga. Apalagi aku susah makan, jadi aku makan apa-apa tuh nggak suka. Aku jarang sekali dikasih jajan, makan mie instan, junk food gitu-gitu. Ya memang sampai saat ini sebab dari kanker belum bisa dijawab oleh dokter, meski ada yang berkata itu penyakit turunan, tetapi sebenarnya tidak selalu karena penyebabnya sangat kompleks kata dokter. Namun, akhirnya aku pun harus menjalani proses kemoterapi. Saat itu aku belum mengerti, aku nggak stres dengan penyakitku. Yang kutahu, penyakit ini membuatku kesakitan, tidak bisa berjalan, sering disuntik, dan tidak bisa pulang sehingga aku pun merasa sangat sedih dan kecewa. Namun, dari situlah cerita-cerita menakjubkan yang ada di buku ini bermula.

Page 16: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

4 God is Greater than Cancer

Gambar 1.1 Kedua foto ini diambil sebelum aku sakit. Foto yang ada di sebelah kiri diambil saat aku berulang tahun yang ke 11.

Gambar 1.2 Tulang jari tanganyang bengkak. Gambar 1.3 Kaki yang membengkak

Page 17: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

Kekecewaan Besar2

Semakin hari aku semakin merasakan sakit. Sudah seminggu lebih di rumah sakit, nggak keluar-keluar dan tiap hari ada aja suntikan.

Kekecewaan aku sama Tuhan mulai timbul. Semakin aku merasa sakit, rasa kecewa itu semakin besar. Mami terus mengajak aku berdoa dan bernyanyi. Lama-kelamaan aku pun mengerti bahwa leukemia itu kanker. Namun, aku nggak takut pada kanker karena saat itu aku percaya bahwa hidup itu ditentukan oleh Tuhan Sang Pencipta. Namun, hari-hariku selalu dipenuhi dengan tangisan. Tiada hari tanpa tangisan. Aku belum bisa menerima keadaanku yang tidak bisa berjalan, tidak bisa tidur berbaring, duduk tanpa senderan, dan melakukan aktivitas seperti biasanya. Aku jadi semakin diam karena kecewa sekali sama Tuhan. Setiap hari aku selalu bertanya kepada Tuhan “Kenapa harus aku yang sakit, kenapa orang-orang yang jahat di luar sana nggak sakit dan kenapa aku harus sakit leukemia, kenapa bukan seperti batuk atau pilek aja?”

Aku merasa waktu yang kuberikan untuk Tuhan, doaku, firman yang kubaca setiap hari dan yang kupraktikkan selama ini hanyalah kesia-siaan. Saat itu aku merasa Tuhan tidak adil. Aku berhenti bersaat teduh, berdoa, membaca firman, memuji dan menyembah Tuhan. Mami yang paling sering bersamaku dan melihat aku sedih seharian. Aku pun tahu Mami juga sangat stres. Namun, Mami selalu berusaha menghiburku dan membujuk aku untuk berdoa meski aku terus menolak. Mami sempat putus asa karena sulit sekali untuk

Page 18: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

6 God is Greater than Cancer

membuatku tersenyum dan kembali kepada Tuhan lagi. Namun, Tuhan kita adalah Allah yang Mahapengasih. Mami bercerita, suatu hari ada suara yang timbul dari hatinya. Suara itu berkata, “Percaya saja, imanmu menyembuhkanmu.” Mami pun berpikir berarti iman Michelle yang menyembuhkannya karena setahu Mami, iman seorang anak bergantung pada iman orangtuanya sampai dengan umur 12 tahun (Yesus sudah ada di bait Allah saat umur 12 tahun). Setelah itu Mami pun bertanya dalam hatinya, “Kalau begitu iman itu dari mana?” dan seketika itu juga suara itu menjawab, “Iman timbul dari pendengaran, pendengaran akan firman Tuhan.”

Dan betul saja, semakin lama Mami tidak lagi mengajak dan membujukku aku untuk berdoa tetapi ia langsung naik ke ranjangku dan berdoa di depanku. Mami bernyanyi puji-pujian, membacakan ayat-ayat dari Alkitab untukku dan menceritakan banyak mukjizat yang Tuhan lakukan meski aku terus mengusirnya setiap kali ia naik ke ranjangku untuk menyembah Tuhan. Aku pun baru tahu setelah Mami bercerita bahwa sejak suara Tuhan timbul dari hatinya itulah Mami mulai langsung naik ke ranjangku untuk berdoa, membacakan firman tentang janji-janji-Nya untukku dan bernyanyi puji-pujian di depanku.

Akan tetapi, sayangnya hatiku masih belum mau kembali lagi menyembah Tuhan. Setiap aku merasa kesakitan, aku mempertanyakan keberadaan-Nya. Aku sering mencari diri-Nya di seluruh sisi kamar Rumah Sakit dan berharap menemukan-Nya supaya Dia menyembuhkanku seperti cerita-cerita dalam Alkitab. Namun, aku tidak pernah menemukan apa-apa. Waktu itu aku nggak bisa melihat ada tangan Tuhan, aku merasa Tuhan Yesus sudah meninggalkan aku atau bahkan mungkin Dia tidak ada.

Terkadang masa-masa itu sering terjadi, kayanya Tuhan itu jauh banget dan bahkan seperti menghilang. Memang itu menyedihkan, tetapi aku sekarang sudah mengerti, bahwa itu semua dilakukan-Nya untuk menjadikan iman kita lebih dewasa sehingga kita nggak jadi anak yang manja. Kalau kamu saat ini sedang mengalami hal ini, percayalah sesungguhnya Dia selalu hadir meskipun Dia seolah-olah kelihatannya telah meninggalkan kita atau melupakan kita. Mungkin

Page 19: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

7God is Greater than Cancer

kita tidak menyadari atau merasakan kehadiran-Nya, tetapi kita juga nggak bisa menentukan kehadiran-Nya hanya berdasarkan perasaan kita aja. Kehadiran-Nya terlalu kudus untuk ditentukan hanya dengan sebuah perasaan seorang manusia. Dia lebih ingin kita mempraktikkan firman-Nya untuk tetap percaya sekalipun kita nggak melihat atau merasakan kehadiran-Nya. Itulah yang dinamakan iman, percaya bahwa Tuhan akan terus beserta kita di tengah badai yang masih berlangsung sekalipun. Walaupun aku waktu itu belum mengerti dan belum sadar untuk percaya kepada Tuhan, walaupun aku saat itu masih mengukur kehadiran-Nya hanya dengan perasaanku dan mata fisikku, tetapi aku berharap bagi kamu yang membaca cerita pengalamanku ini bisa mengambil pelajaran supaya tidak membuang-buang waktu dan mengikuti kesalahanku yang dahulu. Belajar dari pengalaman memang baik, tetapi belajar dari pengalaman orang lain akan lebih baik bukan? Belajar dari pengalaman orang lain akan menghemat waktu kita untuk melakukan hal-hal yang lebih menyenangkan dan berguna.

Jadi jangan biarkan perasaan kita menghalangi diri kita untuk beriman, ya teman-teman! Ingatlah Dia sudah berjanji berkali-kali bahwa Dia tidak akan meninggalkan dan melupakan kita. (Ulangan 31:8; Mazmur 37:28; Yohanes 14:16–18; Ibrani 13:5).

Page 20: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

Hari yang Tak Terlupakan3

Oleh karena proses kemoterapiku di mulai pada Desember, maka di kemo aku yang ke-2, aku sudah berada di akhir tahun. Hatiku

semakin sedih dan kecewa karena biasanya di akhir tahun kami bisa pergi berkumpul dengan keluarga besar dan mengikuti acara-acara. Aku terus membayangkan dan berandai-andai jika aku masih sehat. Namun setiap kali aku melihat diriku yang hanya bisa terduduk di ranjang rumah sakit, aku pun semakin merasa sedih. Aku menangis dan terus berkata pada Mami “Aku kangen bisa seperti dulu lagi.” Saat itu aku nggak tahu kapan aku bisa tidur berbaring, bisa berjalan, dan bisa kembali normal lagi.

Suatu ketika, saat aku sedang bersedih, tiba-tiba ada seseorang datang ingin menemuiku. Ia adalah seorang perancang busana yang bernama Kanaya Tabitha. Ia juga pengikut Kristus. Ia datang ke kamarku sambil membawa tim stasiun Trans TV. Mereka berniat meliput aku untuk masuk ke acara Insert edisi Natal. Mami pun memberitahu aku bahwa ada orang yang mau meliput, tetapi aku langsung menolak mentah-mentah. Aku adalah seorang yang pemalu dan aku nggak suka di ekspose. Aku menolak sampai menangis karena mereka tetap menungguku sampai hampir 5 jam. Akhirnya beliau bercerita kalau sebetulnya ia berniat untuk pergi ke ICU. Namun, ternyata pasien di ICU sudah berpulang ke rumah Bapa. Lalu ia melihat daftar pasien kembali dan ia berkata bahwa hatinya mendorongnya untuk pergi ke kamarku. Singkat cerita, aku mau untuk diliput. Mereka menghibur

Page 21: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

9God is Greater than Cancer

Gambar 3.1 Saat aku

ditayangkan di Trans TV

pada 2011. Sebenarnya aku

sempat marah saat Mami

memfoto gambar ini, tetapi

ternyata foto ini sekarang

bisa berguna sebagai

bukti bahwa kemurahan

Tuhan tetap tersedia dalam

keadaan apa pun.

dan mendoakan aku. Beberapa hari kemudian, aku pun tampil di acara tersebut (Gambar 3.1)

Gambar 3.2a Saat aku berlatih bermain piano untuk acara Perayaan Hari Kanker di Jakarta.

Setelah sekian lama aku pun baru bersyukur atas kedatangannya. Aku pun sadar kalau Tuhan menjadikan Natal tahun itu Natal yang berbeda yang tidak pernah bisa aku lupakan karena saat itu Tuhan menyediakan sesuatu yang nggak pernah aku pikirkan dan nggak pernah sama sekali timbul dalam hatiku. Sebetulnya ini bukan satu-satunya pengalamanku diliput oleh acara TV. Pada tahun berikutnya, aku kembali diliput oleh Berita Satu saat mengisi acara Hari Raya Kanker tahun 2012. Aku diminta oleh salah satu pihak rumah sakit untuk bermain piano pada acara tersebut (Gambar 3.2). Akhirnya aku pun ditampilkan di berita satu dan masuk ke berita online serta sebuah majalah. Tentu, itu semua karena kemurahan Tuhan. Aku percaya setiap kejadian yang terjadi, tidak ada yang terjadi secara kebetulan. Sebab setiap kejadian sudah direncanakan oleh Tuhan dan kalau Tuhan yang merencanakan, pasti ujung-ujungnya adalah kebaikan bagi kita yang mengasihi Dia (Yer. 29:11).

Page 22: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

10 God is Greater than Cancer

Setelah selesai diliput, malamnya, Mami mengatakan kepadaku: “Dek, semenjak kamu sakit, kamu nggak pernah mau berdoa, coba kamu minta hadiah Natal sama Tuhan.” Walaupun awalnya saat Mami mengatakan hal itu, aku tidak menghiraukannya tetapi akhirnya ajakan Mami berhasil. Aku mau berdoa bersama dan aku meminta kepada Tuhan supaya aku bisa tidur berbaring seperti dahulu. Itulah pertama kalinya aku mau membuka hatiku kembali dan mau berdoa lagi untuk meminta sesuatu kepada-Nya. Keesokan malamnya, tiba-tiba ada keinginan yang kuat dari hatiku untuk mencoba tidur berbaring karena aku sudah berdoa. Dalam hati seperti ada yang berbicara “Turunin ranjangnya. Coba turunin.” Aku pun langsung menekan tombol remote tempat tidurku untuk menurunkannya dari 80 derajat sambil berkata dengan suara keras “Dalam Nama Yesus!” Namun, ternyata pinggangku masih sakit. Napasku juga masih sesak. Namun aku terus memaksakan diriku untuk menurunkan tempat tidurku. Semakin ranjangku turun semakin sesak napasku. Aku menangis karena kecewa masih belum sembuh dan aku sudah pasrah sepertinya, “kalau aku sampai nggak bisa bernapas, ya sudah (mati)” pikirku. Aku ingin melihat apakah Tuhan mau menolongku. Aku juga ingin menunjukkan ke Tuhan, “Ini lho Tuhan, aku yang sudah Tuhan izinkan sakit dan walaupun aku kecewa aku masih tetap memanggil nama-Mu untuk meminta tolong, apakah Engkau tega?”

Gambar 3.2b Saat diliput Berita Satu pada 2012.

Gambar 3.2c Saat ditayangkan di Berita Satu pada 2012.

Page 23: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

11God is Greater than Cancer

Coba bayangkan, lagi sakit pinggang dan sesak napas tetapi sambil berteriak dalam nama Yesus juga dan sambil menangis pula, semua itu dilakukan pada saat yang bersamaan. Aku berteriak, “Dalam nama Yesus!” dengan susah payah sambil air mataku mengalir. Mungkin kalau bukan Tuhan yang bekerja seharusnya aku sudah nggak bisa bernapas. Namun nama-Nya memang punya kuasa yang dahsyat. Aku tetap bisa bernapas sampai di remote ranjangku menunjukkan 0 derajat. Pertolongan-Nya selalu tersedia bagi kita yang menyerukan nama-Nya dengan segenap hati!

Aku pun tahu bahwa yang menjadi alasan utama mengapa doaku dikabulkan, bukan karena aku meminta hadiah Natal ataupun harinya hari Natal melainkan karena itulah pertama kalinya aku mau merendahkan hati dan membuka hatiku untuk kembali meminta pertolongan dari-Nya sejak aku didiagnosa. Sebab memang Natal yang sebenarnya bukan tentang hadiah ataupun tanggalnya, melainkan sebuah kenyataan yang perlu kita ingat bahwa Yesus, Anak Allah pernah datang ke dunia untuk menebus segala dosa kita supaya antara kita dan Allah tidak lagi terpisah oleh jurang dosa, melainkan dapat terhubung kembali dengan Allah melalui kematian Yesus di kayu salib sebagai jembatan penghubung. Itulah hadiah terbesar bagi kita yang sangat patut kita syukuri saat kita merasa tidak ada lagi hal yang bisa disyukuri. Sebab dapat berhubungan dengan Allah kembali adalah mukjizat terbesar dalam hidup ini.

Mukjizat di Tahun Baru

Suatu pagi, aku melihat Koko aku sedang tidur di samping ranjangku. Aku melihat tidurnya begitu nyenyak dan bebas. Aku pun mulai sedih dan bilang ke Mami, “Mami, Koko bobonya enak banget ya. Dede pengen bisa bobo kayak Koko, bebas gerak. Dede pengen seperti dulu lagi” Karena saat itu aku cuma bisa berbaring, tetapi masih belum bisa menggerakkan badanku ke kanan atau kiri. Mami menjawab, “Iya nanti juga bisa, Dede makanya doa lagi dong.” Akhirnya, kami berdoa. Aku bercerita kepada Tuhan bahwa aku ingin bisa tidur dengan memeluk guling ke kanan dan kiri karena tidur berbaring terus membuat badanku pegal. Keesokkannya, Mami menawarkanku untuk mencoba memeluk

Page 24: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

12 God is Greater than Cancer

guling kecil. Lalu aku pun mencobanya sambil dibantu dorong perlahan dari belakang oleh Mami. Walaupun belum maksimal dan masih berat untuk menggerakkan badan, tetapi puji Tuhan, akhirnya aku bisa memeluk guling sehingga aku nggak merasa pegal lagi karena posisi terbaring terus.

Mungkin bagi yang sehat menganggap bisa tidur berbaring dan memeluk guling itu mukjizat kecil atau hal biasa atau bahkan dianggap bukan mukjizat karena tidak “Wah”. Namun, saat itu aku sangat bersyukur bisa tidur berbaring dan memeluk guling lagi seperti orang pada umumnya. Hal itu karena aku yang mengalaminya sendiri rasa tidak enaknya tidur duduk dan tidur berbaring terus. Terkadang kita nggak bisa menyadari mukjizat Tuhan yang terjadi di kehidupan kita karena kita selalu mau melihat mukjizat yang langsung besar dan akhirnya kita malah nggak mendapati apa pun dan kecewa. Menurutku nggak ada yang langsung besar. Justru dari hal-hal kecil kita akan melihat hal-hal yang besar (Mat. 25:23). Dahulu hal yang pertama aku doakan bukanlah untuk sembuh dari leukemia, walaupun aku juga mau sembuh dari leukemia, tetapi aku minta Tuhan dari hal yang paling sederhana dulu yaitu bisa tidur berbaring. Kalau saat itu aku langsung minta Tuhan sembuhkan aku dari leukemia dan dokter langsung tiba-tiba menyatakan aku sembuh, semua cerita di buku ini pun tidak akan ada. Aku pun mungkin nggak akan sadar untuk belajar bersyukur bila bisa tidur berbaring, memeluk guling, jalan, duduk, sekolah, sehat, dan berkecukupan, kalau aku nggak pernah ngerasain rasanya nggak bisa tidur berbaring, rasanya nggak bisa jalan, rasanya nggak bisa sekolah, dan rasanya sakit.

Kita pun secara tidak sadar sering memperlambat terjadinya mukjizat Tuhan saat kita mengeraskan hati kita. Ayo dong, kalau kita mau mukjizat terjadi, buka hati kita, rendahkan hati kita dan berdoa dulu kepada Tuhan. Dia sangat menginginkan ketulusan hati kita untuk membuka hati kita. Berhenti mengeraskan hati dan berdoa meminta pertolongan dari-Nya, menunjukkan bahwa kita tidak mampu melakukannya dan kita membutuhkan pertolongan dari-Nya. Tuhan senang saat kita menunjukkan kerendahhatian kita dan kepercayaan kita saat kita berlari kepada-Nya meminta tolong. Meskipun ya Dia

Page 25: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

13God is Greater than Cancer

juga nggak selalu langsung menjawab doa kita, tetapi aku yakin Dia selalu mendengarkan seruan kita. Sebab memang kadang ada jawaban doa yang membutuhkan sebuah proses, bisa langsung dikabulkan, dan ada juga yang menguji iman kita supaya harus tetap percaya dan lebih percaya lagi. Semua Tuhan yang akan menentukan mana yang terbaik untuk kita. Alkitab pun mencatat begitu banyak mukjizat yang Yesus lakukan dengan cerita yang berbeda-beda. Ada yang seketika itu juga sembuh seperti wanita yang pendarahan, dirasuki roh jahat, lumpuh dan yang lainnya. Namun, ada juga beberapa mukjizat yang memakai proses seperti cerita Lazarus yang harus menunggu 3 hari untuk dibangkitkan-Nya dan orang yang buta sejak lahir contohnya. Yesus bisa membangkitkan Lazarus sejak hari yang ke 1 atau 2 setelah ia mati. Yesus juga bisa langsung menyembuhkan orang yang buta sejak lahir tanpa harus mengaduk-aduk ludah-Nya dan menyuruh orang itu pergi ke kolam Siloam untuk membasuh diri. Namun, Dia sengaja membiarkan hal tersebut supaya Allah lebih lagi dimuliakan. Proses mereka memang berbeda-beda tetapi pada akhirnya mereka semua sama-sama mendapat kesembuhan. Begitu juga dengan kita, kita diproses dengan berbeda-beda tetapi percayalah ujung-ujungnya Dia pasti memberikan kita yang terbaik bagi diri kita masing-masing.

Jadi, buka hati kita dan berdoalah kepada-Nya. Dijawab atau tidak, berdoa dulu aja karena Dia selalu mendengar. Percayalah, doa kita tidak akan sia-sia, pasti ada perbedaan bila kita berdoa dan tidak berdoa secara kita sadari atau tidak. Sebuah quotes mengatakan, Tuhan menjawab dengan 3 jawaban:

A. Ya, dan memberikan apa yang kita inginkan. B. Tidak, dan memberikan kita yang lebih baik. C. Dan yang terakhir tunggu, Dia akan memberikan kita yang

terbaik. Jangan kecewa apabila mungkin kita harus mengalami proses

karena seberapa baik hasilnya akan ditentukan juga oleh seberapa baik prosesnya.

Page 26: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

Tembakan dari Surga4

Seperti yang aku ceritakan di bab sebelumnya, hubunganku dengan Tuhan sudah mulai membaik karena aku sudah mulai mau berdoa.

Pada kemoterapi yang ke-3, puji Tuhan aku sudah dinyatakan bersih dari sel kanker, tetapi aku harus tetap menjalankan prosedur pengobatan. Tiba waktunya untuk lanjut ke kemo berikutnya, yaitu kemo ke-4. Di kemo ke-4 ini pertama kalinya aku merasakan salah satu efek samping kemo yaitu sakit tenggorokkan. Aku nggak mau makan karena tenggorokanku terasa kering sekali. Suatu malam akhirnya aku dikasih obat hisap oleh Dokter THT. Obatnya itu ternyata sangat asam dan aku belum makan saat itu. Terpaksa obatnya aku buang karena sudah nggak tahan. Besok paginya, aku langsung mual dan nggak bisa makan. Dari pagi sampai malam aku cuma bisa makan 3–4 sendok bubur. Singkat cerita akhirnya aku kena maag. Perut aku terasa sakit sekali sampai keluar seperti lilin saat aku berusaha untuk buang air besar. Lalu Mami pun langsung melapor ke dokter dan aku akhirnya di USG. Setelah hasil USG keluar, dokter menyatakan ada 2 batu ginjal di ginjalku sebesar 0,8 cm dan 1,2 cm (Gambar 4.1). Dokter menjelaskan, batu ginjal aku harus ditembak dengan laser atau dioperasi, tetapi tindakan ini hanya bisa dilakukan setelah semua kemoterapi selesai karena dalam masa pengobatan kemoterapi tidak boleh ada tindakan radikal. Saat itu dokter belum bisa kasih tahu secara pasti berapa lama pengobatan kemoterapi aku karena kondisi dan respons setiap orang berbeda-beda, tetapi biasa minimal 2 tahun. Karena saat itu nggak ada yang bisa dilakukan,

Page 27: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

15God is Greater than Cancer

dokter bilang akan dipantau aja dan aku diizinkan pulang ke rumah selama kira-kira seminggu karena saat itu kemoku seminggu sekali. Di rumah, kami sering berdoa bersama dari sebelum aku sakit. Dulu ada aku, Koko, Mami dan Papi. Siapa pun boleh mempimpin doa, biasanya kami bergantian. Namun, saat itu nggak ada Koko jadi kami hanya bertiga. Aku pun berdoa kepada Tuhan, “Tuhan Yesus, biarlah batu ginjal Michelle, Tuhan yang tembak laser dari surga.” Menembak dari surga itu lebih terbayang di pikiranku dibandingkan operasi dari rumah sakit, karena pikirku surga itu kan jauh, jadi Tuhan aja yang tembak dari surga kan Tuhan juga bisa.” Sesederhana itu sih pikiranku saat itu. Namun, ternyata nggak sampai seminggu di rumah, aku sudah nggak tahan kesakitan. Kalau aku bergerak dari duduk mau tidur baring dan sebaliknya atau duduk ke berdiri dan sebaliknya, urat pinggang aku terasa tertarik. Kalau udah begitu rasanya punggung sampai pinggangku kayak kram tetapi nggak boleh bergerak atau tarik napas karena kalau aku tarik napas, urat atau otot di pinggang sampai punggung aku terasa semakin tertarik. Kalau aku sudah kehabisan napas, terpaksa aku harus menarik napas pendek-pendek sambil menahan sakit. Aku benar-benar capek, sehari itu aku ada lho lima kali ngerasain kayak gitu. Jadi aku harus tahan napas, nggak bergerak dan pinggangku harus sambil diurut-urut pakai balsem sampai relaks baru aku bisa bernapas dan bergerak dengan normal lagi. Karena kalau lagi sakit, sakit banget, jadi aku bilang ke Mami, “Mami, relain aku aja, aku udah nggak kuat.” Akhirnya nggak sampai seminggu di rumah, aku dibawa ke rumah sakit. Lalu aku ditangani dokter dan aku di-USG lagi. Setelah hasil USG-nya keluar, dokter bertanya kepada Papi: “Pak, ini anaknya dikasih apa di rumah?” Papi jawab ya nggak dikasih apa-apa karena emang semuanya normal-normal aja. Namun dokter bertanya lagi: “Tapi ini batunya kok 1 hilang, 1 lagi pecah berkeping-keping?” Papi kaget dan bilang, “Cuman doa, Dok!” Dokternya bilang, “Wah, it’s miracle!” Dokter juga menjelaskan bahwa waktu aku merasakan kesakitan itu artinya kemungkinan karena holic (batu ginjalnya keluar lewat urine). Aku merasa terharu sekaligus tidak menyangka karena ternyata Tuhan benar-benar mendengarkan dan menjawab doa aku. Aku jadi lebih rajin untuk berdoa tetapi masih sering kali aku mengingat-ingat keadaanku saat aku sehat dulu. Hal itu membuatku selalu bertanya kepada Tuhan “Mengapa aku sakit?” Bisa

Page 28: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

16 God is Greater than Cancer

dibilang aku belum bisa menerima keadaanku meskipun aku sudah mau berdoa. Namun, Puji Tuhan sampai saat ini aku nggak pernah masuk ruang operasi untuk operasi ataupun penembakan laser karena belum lama ini aku diUSG lagi untuk memastikan tidak adanya batu ginjal kembali. Dan setelah pemeriksaan USG kembali di Singapura, dokter menyatakan bahwa ginjal aku sudah normal berdasarkan hasil bacaan laporan USG (Gambar 4.2). Sekarang percaya Markus 10:27 kan? Apa yang mustahil bagi kita bukan berarti mustahil bagi Tuhan kita, sebab bagi-Nya segala sesuatu adalah mungkin adanya. Halleluya!

Gambar 4.2 Berikut email dari kesimpulan yang diambil oleh dokter berdasarkan hasil laporan USG. Laporan ini menyatakan bahwa ginjalku normal, tidak terdeteksi ada batu ginjal. Hasil USG yang lengkap beserta foto x-ray akan diambil pada jadwalku berikutnya ke Singapura karena saat itu hasil belum keluar.

Gambar 4.1 Hasil laporan USG yang menunjukkan adanya batu ginjal.

Page 29: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

17God is Greater than Cancer

Yesaya 55:11, “Demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada Ku dengan sia sia,tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.”

Setelah aku coba ingat-ingat, apa yang membuat Tuhan me-ngabulkan doaku saat itu, aku mulai menyadari bahwa saat aku berdoa minta Tuhan Yesus tembak laser dari Sorga itu betul-betul nggak ada kepikiran kalau Tuhan nggak kabulkan gimana atau kalau Tuhan kabulkan gimana. Rasa ragu, khawatir juga nggak ada. Pokoknya 1 alasan aku berdoa seperti itu ya karena aku tahu kalau Tuhan juga bisa; Tuhan juga sanggup, udah gitu aja. Setelah aku membaca buku-buku renungan, ternyata salah satu definisi iman adalah percaya yang muncul setelah kita mengerti betapa berkuasa-Nya dan betapa besar kasih-Nya bagi kita.1 Mungkin ini juga salah satu alasan mengapa Tuhan Yesus sayang anak-anak ya. Anak-anak itu tulus, berbicara apa adanya dan kalo percaya, percaya sepenuhnya. Dan betul 100% kalau Firman-Nya Ya dan Amin! Jika kita percaya, iman sebiji sesawi pun bisa jadi dahsyat karena bukan kuat kuasa kita yang bekerja, melainkan Tuhanlah yang bekerja dan berperang untuk kita! Halleluya!

___________

Catatan1. Hanna Kristanto, 3 Jam di Surga, hal. 116

Page 30: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

Kudapat Roh Sukacita5

“Mengapa aku harus sakit, Tuhan?” Pertanyaan itu masih sering timbul di pikiranku. Walaupun aku memang udah lebih

rajin berdoa sejak Tuhan menembak batu ginjalku, tetapi rasanya itu sulit sekali untuk berdamai dengan keadaanku saat itu. Setiap kali aku melihat orang berjalan atau melakukan aktivitas lainnya, aku mengingat-ingat keadaanku dulu saat aku sehat. Hal itu membuatku selalu bersedih dan kecewa lagi. Namun nyatanya Tuhan kita memang sangat baik. Dia mengerti keadaanku dan Dia mau menolongku untuk keluar dari bayang-bayang masa laluku.

Suatu hari, tiba-tiba Tuhan membuatku tertawa seharian. Aku nggak pernah ketawa selepas itu sebelum aku sakit. Sebetulnya dulu untuk membuatku tertawa itu susah sekali lho. Namun, hari itu aku tertawa terbahak-bahak setiap kali aku melihat Mami. Aku juga nggak mengerti kenapa wajah Mami hari itu terlihat lucu sekali. Keluargaku pun bingung melihatku. Namun, keesokan paginya aku bangun seperti biasa. Aku udah nggak ketawa seperti kemarinnya lagi, tetapi aku berubah. Lebih tepatnya Tuhan mengubahku. Aku merasa senang dan aku lebih mudah tertawa dan tersenyum sejak hari itu. Hatiku terasa lega dan senang sekali. Tuhan seperti membuka pikiranku dan aku langsung menyadari bahwa mau bagaimana pun aku mengingat masa laluku, aku nggak akan bisa kembali lagi ke masa laluku. Malah setiap kali aku mengingat masa laluku, aku selalu terpuruk kembali. Saat itu aku belum tahu kapan aku bisa kembali sehat lagi. Namun akhirnya aku memutuskan untuk melihat ke depan bukan ke belakang karena

Page 31: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

19God is Greater than Cancer

aku tidak mau bersedih lagi. I chose to make a new start on that day. Aku pun memutuskan untuk berhenti menyesali keadaanku dan berhenti bertanya kepada Tuhan “Mengapa aku sakit.” Aku sungguh bersyukur karena mempunyai Tuhan yang sangat berkuasa. Dia bisa mengubah pemikiranku dalam sekejap.

Setelah beberapa hari kemudian, Mami membacakanku 1 Petrus 1:8–9, “Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihi-Nya. Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan, karena kamu telah mencapai tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu.” Mami bercerita, ayat tersebut membuatnya yakin bahwa aku mendapat Roh Sukacita dari Tuhan waktu aku tertawa seharian. Mami pun lanjut bercerita bahwa ia sempat bingung sekaligus stres karena takut aku “gila” akibat efek samping kemo. Saat itu Mami pun berdoa meminta petunjuk kepada Tuhan apa yang terjadi dengan aku. Lalu tengah malam, Mami tiba-tiba terbangun karena suara tawaku. Mami semakin bingung melihat aku tidur sambil tertawa. Karena khawatirnya, Mami berdoa lagi kepada Tuhan. Namun, saat itu Mami tiba-tiba mengingat saat ia mendatangi sebuah kebaktian pagi dahulu. Di sana ada orang yang menangis, berbahasa roh, dan ada juga yang tertawa-tawa. Mami pun langsung menyadari bahwa orang yang tertawa-tawa di kebaktian pagi tersebut seperti aku. Mami mulai berpikir bahwa itu adalah Roh Sukacita dari Tuhan. Namun, Mami masih menduga-duga. Namun, dugaan Mami diperkuat ketika keesokan harinya Mami melihat aku bangun pagi dengan ceria dan penuh semangat (Gambar 5.1). Mami juga bercerita bahwa ia lebih tenang saat membaca ayat ini karena fokus Mami jadi bukan hanya pada keselamatan secara fisik aja tetapi terlebih lagi yaitu keselamatan jiwa yang terpenting, katanya.

Gambar 5.1 Saat aku

sudah dapat Roh

Sukacita, aku mulai mau

tertawa dan difoto.

Page 32: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

20 God is Greater than Cancer

Aku pun bersyukur sekali atas sukacita yang diberikan Tuhan karena sukacita itu seperti bekal dari Tuhan untukku supaya aku mampu melewati ini semua. Tanpa sukacita itu mungkin aku tidak akan bisa sampai hari ini karena aku akan terus bersedih setiap hari dan tidak bisa menikmati hari-hariku sehingga hari-hariku akan terbuang sia-sia. Salomo pun berkata bahwa hati yang gembira adalah obat yang manjur jadi mungkin saja tanpa sukacita dari-Nya aku nggak akan bisa sembuh. Sukacita dari-Nya membuatku bisa menikmati sebuah proses meskipun aku belum sampai ke tujuanku. Aku juga jadi mau bernyanyi puji-pujian lagi dan lebih sering membaca Alkitab. Sedikit demi sedikit mataku seperti dibuka oleh Tuhan untuk menyadari sifat-sifat burukku yang dahulu. Ternyata Tuhan mau aku bisa menerima keadaan dan belajar percaya kepada-Nya lebih lagi melalui pengalaman bersama-Nya. Memang karakter aku nggak langsung berubah ekstrim kayak misalnya langsung kuat terus nggak pernah menangis, nggak mengeluh, langsung bisa bersaksi, dan sebagainya. Enggak loh ya. Namun itu merupakan titik awal yang baru di mana aku mau berserah dan berdamai dengan keadaanku. Untuk menghasilkan sesuatu yang berkualitas pasti membutuhkan proses yang tidak mudah karena proses akan menentukan hasil. Seperti metamorphosis yang sering kita pakai untuk menggambarkan perubahan yang mengagumkan dari seekor ulat menjadi seekor kupu-kupu. Begitu jugalah gambaran indah dari hal yang terjadi pada kita secara rohani. Untuk menjadi kupu-kupu yang indah, pasti si ulat harus melewati tahap-tahap yang sulit dulu. Hal itu jelas membutuhkan waktu dan tidak mudah. Ulat sih udah enak sebenarnya jadi kepompong aja. Namun, ulat ini sudah ditetapkan oleh Tuhan dari awal. Tuhan menciptakannya untuk menjadi kupu-kupu. Sama seperti kita, Tuhan mengizinkan kita melalui tahap-tahap seperti ulat dalam kehidupan ini supaya kita bisa menjadi lebih indah dan memenuhi tujuan yang Dia sudah rencanakan sejak awal. Kita diciptakan untuk kesenangan Tuhan, yaitu dengan menuruti firman-firman-Nya dan bertumbuh menjadi murid-Nya yang sejati sehingga nama-Nya dapat dipermuliakan. Aku pun masih diberi tugas oleh Tuhan untuk menjaga sukacita yang udah Dia berikan untukku dengan selalu bersyukur dan menjadikan-Nya sebagai sumber sukacitaku.

Page 33: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

21God is Greater than Cancer

Ingatlah sukacita bukan suatu keadaan, melainkan sebuah keputusan. Sukacita tidak ada hubungannya dengan keadaan karena sukacita itu ditentukan oleh hubungan kita dengan-Nya. Jadi seburuk apa pun keadaan kita kalau kita tetap menjaga keintiman hubungan kita dengan-Nya, sukacita itu akan terus tersedia di hati kita. Mungkin rasa sedih ada, tetapi tidak akan bertahan lama karena berdasarkan pengalamanku, setiap kali kita datang kepada-Nya dengan tawar hati dan sedih, Dia akan selalu menggantikannya dengan sukacita yang baru. Aku bisa terus bersukacita sampai sekarang karena aku sendiri juga mau berusaha. Berusaha untuk selalu semakin dekat dengan Tuhan, contohnya dengan berusaha menolak kemalasan, menguasai diri untuk rutin bersaat teduh, mencari arti dari firman-Nya, membaca Alkitab, dan mempraktikkan firman-Nya. Seperti yang tadi aku katakan, bukan pas dapat Roh Sukacita aku langsung diubah jadi dewasa atau langsung bertumbuh. Seiring berjalannya waktu, saat aku mau terus berusaha membuka hati aku dan terus bergaul dengan Tuhan, akhirnya Roh Kudus menaruh keinginan yang besar seperti perasaan ingin tahu di hatiku untuk bisa mengenal dan mengetahui kehendak-Nya lebih dan lebih lagi. Aku bersyukur Dia menaruh perasaaan tersebut dalam hatiku. Sebab untuk bertumbuh memang diperlukan usaha, dan nggak bisa automatis.1 Usahanya juga bukan 1 atau 2 kali, tetapi setiap hari atau seumur hidup. Kalau misalkan aku berhenti bergaul dengan-Nya setelah mendapat roh sukacita, mungkin sukacita itu tidak berlaku lagi sekarang, aku akan tetap jadi orang yang pendiam bukan periang.

Roh Kudus memampukanku untuk berusaha menerima keadaan, melihat setiap keadaan dari segi positifnya, bersyukur, percaya kepada Tuhan meskipun keadaan tidak mendukung, dimampukan juga untuk bisa saat teduh setiap hari dan masih banyak lagi. Untuk bertumbuh, peranan Roh Kudus juga sangat penting, kita nggak bisa mengandalkan diri kita dengan cuma pergi ke gereja setiap minggu dan membaca Alkitab aja. Kita juga harus benar-benar meminta supaya Roh Kudus mau membantu merubah kita karena hanya Roh Kuduslah yang punya kuasa untuk mengubah kita. Dalam buku yang kubaca, ada 2 peran Roh Kudus dalam pertumbuhan rohani kita, yaitu Monergi yang menggambarkan pekerjaan Roh Kudus dalam diri kita tanpa usaha

Page 34: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

22 God is Greater than Cancer

kita dan tanpa kesadaran kita. Lalu yang kedua adalah Sinergi yaitu pekerjaan yang Dia lakukan dalam kita dan kita ikut terlibat dalamnya. Dalam sinergi, Tuhan yang memampukan kita untuk bekerja, jadi kita juga terlibat, tetapi tetap Tuhanlah yang memberikan kita kemampuan untuk melakukannya.2 Jadi, ingat yah sukacita itu hanya berdasarkan hubungan kita dengan-Nya. Nikmatilah prosesnya supaya hari kita tidak terbuang sia-sia. Bangunlah hubungan dengan-Nya supaya sukacita dan damai sejahtera mengalir di hati kita. Apa lagi sih yang lebih baik dari sukacita dan damai sejahtera yang kekal di hati?

__________Catatan1. Rick Warren, The Purpose Driven Life, hal. 1972. Jerry Bridges, Growing Your Faith, hal. 49

Page 35: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

Mukjizat yang Kelihatannya Sederhana

6

Dalam bab ini, aku akan menceritakan tentang mukjizat-mukjizat Tuhan yang sering kelihatannya “sederhana” atau mungkin

dianggap sebagai “mukjizat kecil”. Namun, tahu nggak sih, tidak ada mukjizat yang terlalu sederhana untuk dibagikan? Mau mukjizat yang kelihatannya “sederhana” atau mukjizat yang terlihat “besar”, semuanya itu tetap kebaikan Tuhan yang harus kita bagikan. Kalau tidak, kisah tentang perbuatan yang sudah Tuhan lakukan untuk kita akan hilang begitu aja. Kita akan lupa dan berpikir “Tuhan nggak pernah melakukan mukjizat apa-apa untuk saya, jadi saya nggak bisa bersaksi.” atau “Saya bingung untuk bersaksi, saya nggak punya cerita apa-apa untuk bersaksi. Pokoknya Tuhan baik aja”. Mungkin seketika langsung hening jika tiba-tiba di persekutuan gereja kita diminta bersaksi tentang apa aja yang sudah Tuhan lakukan dalam hidup kita. Berbagi kesaksian itu adalah tugas kita di dunia dari Tuhan. Masing-masing kita mempunyai cerita yang unik karena Tuhan menciptakan manusia itu unik, tidak ada yang sama, sehingga proses yang Dia berikan untuk kita juga pasti berbeda-beda. Nggak ada yang sama 100% sama seperti kisahmu. Oleh sebab itu, hanya kamulah yang bisa menceritakannya.

Bersaksi membuatku selalu bersyukur akan perbuatan-perbuatan dan kebaikan Tuhan yang telah Dia lakukan. Dengan begitu, diriku sendiri pun semakin dikuatkan dalam iman kepada-Nya karena setiap kali aku merasa khawatir, aku pun teringat dengan kuasa-Nya yang pernah aku saksikan. Nggak perlu malu atau berkecil hati. Sesederhana apa pun mukjizat yang Dia berikan, kita bertugas untuk membagikannya.

Page 36: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

24 God is Greater than Cancer

Jangan menganggap seakan-akan orang yang mengalami mukjizat yang lebih “besar” itu lebih dikasihi Tuhan atau lebih hebat. No, semua itu bisa kita alami cuma karena seizin Tuhan. Jangan meninggikan diri karena ingatlah tanpa Dia, kita nggak bisa apa-apa. Bersaksilah mulai dari hal tersederhana yang sudah Tuhan lakukan untuk kita dan bagikan kepada orang-orang terdekat terlebih dahulu. Nggak harus di gereja dan nggak perlu menunggu atau memaksakan kata-kata yang indah untuk kesaksian kita. Hal yang terpenting adalah kebesaran Tuhan dan kemuliaan Tuhan bisa disampaikan aja sudah cukup. Berbicaralah apa adanya, jujur dan Tuhan pasti akan membantu kita berbicara saat kita bersaksi jika kita sudah memohon hikmat dan tuntunan-Nya.

Tuhan yang Kaya

Seperti yang aku bilang di bab sebelumnya, aku belum berjalan. Saat itu aku harus memakai kursi roda. Dalam cerita ini aku sudah bisa berjalan dengan walker. Suatu siang, aku ingin sekali bisa berjalan tanpa alat bantu. Aku ingin berjalan normal, aku kangen bisa melompat dan berlari lagi seperti saat aku sehat. Waktu itu juga ada obat kemo yang efek sampingnya ke tulang. Setiap kali aku dapat kemo, 2–3 hari kemudian, kakiku akan terasa ngilu sekali. Aku harus mencengkeram atau meremas-remas lututku terus-menerus. Aku nggak bisa berhenti mengeluh dan menangis setiap kali rasa ngilu itu datang. Saat tidur pun bisa terbangun karena ngilu tersebut. Rasa sakit itu bisa sampai seminggu. Jadi saat itu untuk belajar berjalan aja susah karena diam aja udah sakit bagaimana kalau aku belajar jalan. Aku ingin sekali bisa berjalan. Aku sampai berdoa kepada Tuhan siang itu, “Tuhan tolong dong aku pengen banget bisa berjalan. Satu hari aja deh. Aku mau cobain berjalan kayak dahulu lagi.”

Sorenya, sekitar pukul 6 saat aku sendiri di kamar, tiba-tiba hatiku “Coba berdiri deh, tadi kan sudah doa, coba berdiri.” Akhirnya aku mencoba menurunkan kakiku dari ranjang dan mencoba berdiri sambil memegang tembok. Lalu dengan perlahan, aku mencoba melepas tanganku dari tembok. Puji Tuhan walaupun aku hanya bisa berjalan pelan-pelan, tetapi kakiku sudah tidak lemas, aku bisa berdiri bahkan

Page 37: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

25God is Greater than Cancer

bisa berjalan pelan-pelan! Aku memanggil Mami yang ada di bawah untuk memperlihatkan diriku yang sudah bisa berjalan kepadanya. Saat Mami naik, Mami pun sangat senang karena ternyata aku sudah bisa berjalan.Namun, karena sangat senangnya aku sampai lupa memberi tahu Mami kalau Tuhan Yesuslah yang mengabulkan doaku untuk bisa berjalan. Namun aku senang sekali saat itu bisa berjalan-jalan di dalam rumah.

Keesokannya, aku pun bersemangat untuk bangun dari tempat tidurku karena sudah bisa berjalan. Bisa berjalan ke mana-mana sendiri itu rasanya enak, nggak perlu mengandalkan orang, nggak perlu pakai alat-alat, aku senang sekali. Namun, nggak terasa hari sudah mau gelap lagi. “Aku mau ke kamar, mau ke tempat tidur ah” demikian dalam hatiku (sambil berjalan menuju ke tempat tidur). Tiba-tiba, BRUK! Aku jatuh dan kakiku terkilir. Aku pun menangis kesakitan. Aku menangis sambil memanggil Mami dan berkata, “Sakit… Sakit. Nggak bisa berdiri. Keseleo… Keseleo.. Baru bisa berjalan sehari sudah nggak bisa berjalan lagi” omelku asal ceplos. Eh, tunggu deh. “Iya juga ya, aku baru kemarin sore bisa berjalan” dalam hati baru sadar. aku pun langsung menengok jam dinding, “Ih, kemaren kan sore-sore gini kayak mau magrib juga aku bisa berjalan.” Aku langsung berhenti merengek setelah aku teringat bahwa aku berdoa minta satu hari bisa berjalan. Akhirnya aku bercerita kepada Mami tentang doaku kemarin ke Tuhan. Setelah mendengar ceritaku, Mami menasihatiu bahwa minta sama Tuhan itu jangan tanggung-tanggung, karena Tuhan kita itu kaya.

Walaupun hanya satu hari bisa berjalan, tetapi yang terpenting untukku adalah Tuhan telah mendengar doaku. Dan mungkin satu pelajaran yang bisa aku ambil dari kisah ini, jangan lupa berterima kasih sama Tuhan kalau sudah menjawab doa kita dan mintalah kepada Tuhan jangan tanggung-tanggung, melainkan sesuai dengan kebutuhan kita.

Kelalaian Menepati Nazar

Setelah kejadian itu, aku pun selalu berdoa supaya bisa berjalan selamanya. Aku juga berjanji kepada Tuhan, kalau aku sudah bisa

Page 38: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

26 God is Greater than Cancer

berjalan, aku pasti pergi ke gereja tiap minggu karena dahulu pas aku sehat, aku paling hanya ke gereja sebulan 2 kali.

Dan kagetnya, beberapa hari kemudian setelah aku berjanji, seingatku hari Jumat, Tuhan mengabulkan doaku. Lututku kuat lagi, kakiku juga nggak sakit lagi. Puji Tuhan aku bisa berjalan. Tibalah hari saat aku harus ke gereja. Aku senang sekali bisa berjalan. Aku nggak begitu peduli lagi akan doa ataupun janjiku kepada Tuhan yang kuucapkan sebelum aku bisa berjalan. Cuma sempat ada sepintas kata-kata terlintas aja “Ke gereja nggak ya? Ah, udahlah minggu depan aja, aku kan juga baru bisa jalan” sahut-sahutan di hatiku. Akhirnya aku pun nggak ke gereja hari itu. Waktu begitu cepat, sudah hari Senin lagi. Pagi setelah aku bangun tidur, seperti biasa aku berdoa dan membaca Alkitab. Aku memang membaca Alkitab setiap hari. Hanya dahulu kalau aku membaca Alkitab itu nggak pernah berurutan kayak Kejadian, Keluaran, Imamat, dan seterusnya. Pasalnya juga nggak pernah urut, pokoknya asal buka aja. Namun aku kan seringnya buka Kitab Amsal. Jadi biasanya walaupun asal buka yang kebuka sudah pasti tetap Kitab Amsal walaupun ayat dan pasalnya acak karena aku membaca ayat yang pertama kali aku lihat aja.

Nah Senin pagi saat aku sedang bersaat teduh membaca firman Tuhan, aku membuka Alkitab aku seperti biasa, tetapi yang terbuka bukanlah Kitab Amsal melainkan malah Kitab Pengkhotbah. Lalu ayat pertama yang kulihat adalah Pengkhotbah 5:3 yang isinya “Kalau engkau bernazar kepada Allah, janganlah menunda-nunda menepatinya, karena Ia tidak senang kepada orang-orang bodoh. Tepatilah nazarmu. Lebih baik engkau tidak bernazar dari pada bernazar tetapi tidak menepatinya. Janganlah mulutmu membawa engkau ke dalam dosa, dan janganlah berkata di hadapan utusan Allah bahwa engkau khilaf. Apakah perlu Allah menjadi murka atas ucapan-ucapanmu dan merusakkan pekerjaan tanganmu?”

Aku nggak ngerti waktu itu apa arti nazar. Namun aku penasaran. Aku orangnya kalau membaca firman Tuhan nggak mau asal baca, jadi aku harus mengerti dahulu baru lanjut ke ayat berikutnya. Akhirnya, aku bertanya arti nazar kepada Mami yang sedang bersama aku di kamar. Mami pun menjelaskan bahwa nazar itu sama seperti janji. Aku pun

Page 39: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

27God is Greater than Cancer

berpikir lagi dan bertanya kepada diriku sendiri, apakah aku mempunyai janji dengan seseorang atau tidak. Aku pun mulai mengingat-ingat seorang demi seorang dari Mami, Papi sampai Koko apakah aku ada janji kepada mereka. Akhirnya aku ingat! Oh! Aku ada janji! Tapi Janji sama Tuhan! Aku kan kemarin pernah doa kalau bisa jalan mau pergi ke gereja tiap minggu! Aduh, merasa berdosanya baru hari itu.

Pagi itu juga aku berdoa minta maaf kepada Tuhan karena sudah mengingkari janji. Setelah berdoa, agak lega, tetapi hatiku mengganjal. Akhirnya hari itu berlalu, besoknya aku bangun pagi, tetapi ketika aku mencoba berjalan, tiba-tiba kaki aku nggak kuat lagi untuk berjalan. Aku panik sekaligus sedih dan langsung teringat, “Aduh Tuhan apa ini gara-gara aku ingkar janji sama Tuhan jadi Tuhan kasih pelajaran? Duh kalau iya, maaf Tuhan” pikirku. Lalu aku langsung berdoa lagi kepada Tuhan dan berjanji lagi, “Kali ini beneran janji deh Tuhan” doaku. “Bila aku bisa jalan aku mau pergi ke gereja.” Ini beneran janji, Guys.

Akan tetapi, aku nggak tahu kapan Tuhan mau mengampuni dan percaya lagi dengan janjiku sehingga Dia mau membuat aku bisa berjalan lagi.

Sudah hampir seminggu aku nggak bisa jalan, tetapi puji Tuhan aku cuma nggak bisa jalan kurang lebih semingguan. Setelah itu Tuhan mengizinkan aku untuk bisa berjalan lagi. Tentulah aku menepati janji untuk pergi ke gereja, memuji, menyembah Tuhan, dan mendengarkan firman-Nya!

Tepat Waktu

Penipu, penggoda, pembunuh, pencuri, pengadu domba, itulah bebera-pa tipikal Iblis. Iblis pasti nggak akan senang kalau kita mau melayani Tuhan dong, apalagi mau lebih dekat lagi pada Tuhan atau melakukan firman-Nya. Iblis nggak peduli kita membaca Alkitab, pergi ke gereja, ikut persekutuan, atau acara gereja lainnya. Iblis hanya peduli kita tidak melakukan apa yang sudah kita pelajari. Oleh sebab itulah, Iblis mempunyai 1.001 cara untuk menghalangi kita melayani Tuhan. Sering kali kita digoda atau dicobai Iblis supaya kita nggak melayani Tuhan. Namun tenang, karena Tuhan mempunyai berpuluh ribu cara untuk

Page 40: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

28 God is Greater than Cancer

menolong kita. Dia turut bekerja dalam segala hal untuk mendatangkan kebaikan bagi kita anak-anak-Nya yang mengasihi Dia.

Hal itu terjadi kepadaku setelah aku bisa berjalan. Ternyata Iblis belum puas dan ia nggak suka aku menepati janjiku kepada Tuhan untuk pergi ke gereja tiap minggu. Yup, ia berusaha membuat aku mengingkari janjiku kepada Tuhan. Setelah aku berjanji kepada Tuhan untuk pergi ke gereja tiap minggu, pasti 1 atau 2 hari sebelum pergi ke gereja, badanku langsung tiba-tiba nggak enak. Kata Mami sih orang sering menyebutnya seperti ngejarem. Jadi, kalau orang ngejarem itu kalau kulit kita bersentuhan dengan sesuatu itu pasti sakit, jalan pun kulit di pinggangnya sakit karena tergesek-gesek. Jadi, kalau aku ngejarem itu harus benar-benar bed rest karena kalau tidak, sembuhnya semakin lama dan rasa sakit ngejaremnya akan semakin menyebar ke seluruh tubuh.

Ada suatu cerita yang masih aku ingat sampai sekarang saat aku lagi ngejarem. Cerita ini berawal saat dua hari sebelum aku ke gereja. Badanku tiba-tiba aja nggak enak dan sakit semua. Aku tahu bahwa waktu itu aku ngejarem. Aku pun berdoa kepada Tuhan supaya ngejaremnya cepat sembuh sehingga lusa aku bisa pergi ke gereja. Namun, keesokan paginya, saat aku bangun, badanku masih sakit semua untuk bergerak. Aku pun berdoa lagi dong lebih sungguh-sungguh supaya Tuhan menyembuhkan aku sesegera mungkin sehingga besoknya aku bisa pergi ke gereja. Aku selalu berusaha supaya bisa menepati janjiku untuk ke gereja setiap Minggu.

Hari berganti lagi, tibalah waktunya aku untuk pergi ke gereja. Rasanya sudah malas bangun dan ingin lanjut tidur lagi, karena saat aku bangun badanku masih sakit semua. Aku merasa hopeless karena masih merasakan badan jarem.

Mami datang dan membangunkan aku, “Dek, bangun, gereja nggak, Dek?”

Aku jawab, “Nggak, ini masih sakit semua.”

Mami: “Ya sudah, ke gereja atau nggak, mandi dulu aja sudah siang nih.”

Ya sudah aku bangun karena tidur lagi juga nggak bisa.

Page 41: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

29God is Greater than Cancer

Setelah bangun tidur aku berdoa pagi seperti biasa. Dalam doa, aku bilang ke Tuhan: “Tuhan, ini belum sembuh juga. Michelle sih mau ke gereja, tapi badan Michelle kan sakit semua. Bener nih ya Tuhan belum mau sembuhin? Tapi, jangan salahin Michelle ya, kalau Michelle nggak ke gereja. Kan aku sudah mau ke gereja, tetapi ya biar kehendak Tuhan yang jadi.”

Selesai doa, aku pergi ke kamar mandi. Selesai mandi, aku mengambil handuk untuk mengeringkan tubuhku. Namun, saat aku melakukannya, aku bingung “Loh, loh kok nggak sakit lagi sih dari tadi kegesek-gesek handuk” kataku dalam hati. Aku gosok-gosok lagi dengan handuk dan benar sudah nggak sakit lagi! Aku pun langsung berteriak memanggil Mami, “Mami! Yuk ke gereja! Dedek sudah sembuh!” Aku pun bercerita ke Mami bahwa Tuhan menjawab doaku dengan tepat waktu. Akhirnya kami pergi ke gereja. Setelah kira-kira hampir dua bulan baru deh Iblis nggak ganggu aku lagi untuk mengingkari janjiku kepada Tuhan. Jadi, puji Tuhan satu atau dua hari sebelum pergi ke gereja semua lancar.

Nah, kejadian ngejarem ini mendatangkan kebaikan buat aku karena dari kejadian ini aku belajar untuk lebih percaya dan tetap berdoa sekalipun kelihatannya nggak ada gunanya untuk berdoa atau nggak ada dasar untuk berharap. Walaupun kelihatannya waktunya sudah mepet, buat kita yang mempunyai Tuhan Yesus nggak jadi masalah karena terkadang Tuhan pun senang bekerja di waktu yang sangat mepet itu, sebab semakin mepet waktunya semakin besar kuasa-Nya dibuktikan untuk kita bahwa Dia adalah Allah yang nggak pernah terlalu cepat dan juga nggak pernah terlambat, tetapi yang pasti Dia adalah Allah yang selalu tepat waktu. Perkataan Paulus benar, Tuhan turut bekerja dalam segala hal untuk mendatangkan kebaikan bagi kita yang mengasihi Dia. Puji nama Tuhan!

Aku belajar kalau Tuhan itu tepat waktu bukan di kejadian ini aja lho. Memang agak sulit mempelajari suatu hal dari suatu kejadian untuk langsung dipraktikkan pada kejadian berikutnya karena kita sering kali lupa dan terpengaruh oleh keadaan yang sedang terjadi. Oleh karena itu, dalam bab-bab selanjutnya, Tuhan mengingatkan aku kembali saat aku mulai lupa kalau Dia adalah Allah yang tepat waktu.

Page 42: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

Saat Ku Mulai Bersaksi7

Bagi yang sudah pernah melihat aku bersaksi, ketahuilah ada cerita panjang di balik aku yang sekarang bisa maju untuk bersaksi

di depan banyak orang. Bab ini akan menjelaskan bagaimana aku yang sebenarnya dan membuktikan bahwa jika sampai saat ini aku bisa bersaksi itu bukan karena kehebatan dan kepintaranku sendiri melainkan karena kesanggupan dari Tuhan.

Pada 2012, saat aku sudah masuk tahap kemoterapi yang satu bulan sekali di Jakarta, orangtuaku memutuskan supaya aku melanjutkan sisa kemoku di Singapura untuk pengobatan yang lebih baik lagi. Jadi, pengobatan kemoterapi untuk leukemia itu kan kurang lebih dua tahun, satu tahun aku lakukan di Jakarta dan sisanya aku lanjutkan di Singapura.

Tim dokter melihat perkembanganku sudah bagus dan sudah bersih dari sel kanker. Namun karena saat itu aku terkena osteonecrosis (tulang mati), akibat salah satu efek samping kemo di Jakarta, jadi di Singapura aku hanya di kemo 3 bulan sekali supaya osteonecrosis-nya nggak semakin parah. Kondisiku pun semakin membaik karena sudah jarang di-kemo.

Suatu hari Mami bilang ke aku, “Dek, kamu kan sudah mengalami banyak mukjizat, Tuhan sudah baik sama kamu. Kamu harus ceritakan kebaikan Tuhan, bersaksi untuk Tuhan ya.”

Page 43: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

31God is Greater than Cancer

Aku pun langsung menjawab “Ahh, aku nggak bisa bersaksi Mami, aku kan masih kecil. Mami kan juga lihat, Mami ajalah yang bersaksi.”

Mami: “Ya nggak bisalah.. kan kamu yang alami, masa Mami yang bersaksi. Tuhan kan sudah baik sama kamu.”

Aku: “Ah, Mami kan tahu aku itu orang nya bagaimana, aku malu kalau ngomong depan umum. Aku nggak bisa ngomong di depan umum, apalagi bersaksi. Mami ajalah yang bersaksi.”

“Nggak bisa, kamulah yang bersaksi, belajar. Bulan depan kamu coba bersaksi di FA (Family Altar) Mami. Di anak-anak dulu aja. Mami sudah atur jadwal kesaksianmu.”

Aku: “Hah? Mami kenapa nggak nanya-nanya aku dulu. Nggak mau ah!”

Aduh aku nggak suka maju ke mimbar gitu, aku nggak berani apalagi disuruh berbicara. Aku malu dan pokoknya nggak bisa deh begitu. Aku lebih suka bersaksi dengan perorangan. Namun, hatiku jadi terbeban untuk bersaksi sejak Mami berbicara seperti tadi. Aku jadi merasa nggak enak sama Tuhan, Dia sudah baik sekali. Namun, kalau aku bersaksi sepertinya itu bukan aku banget deh! Rasanya aku harus melawan diriku sendiri supaya bisa melakukan suatu hal yang menyenangkan Tuhan. Memang benar musuh yang terbesar itu ya diri kita sendiri. Mungkin itulah sebabnya Lukas 9:23 mengatakan bahwa bagi kita yang mau ikut Tuhan Yesus harus siap memikul salib dan menyangkal diri sendiri. Walaupun pergumulanku untuk bersaksi di persekutuan nggak sampai seberat ayat itu, tapi tetap aja susah untuk melakukan apa yang hati kita tidak inginkan—melainkan apa yang Tuhan inginkan—jika bukan Tuhan yang memberi kita kemampuan untuk menyangkal diri.

Rasanya karakterku yang pendiam dan pemalu itu bukan karakter yang cocok untuk maju dan bersaksi di depan banyak orang. Jadi kalau mau tahu aslinya aku ya seperti ini.

Akan tetapi, saat itu Mami pantang menyerah. Mami nggak menasihatiku dengan perkataannya lagi tetapi melalui firman-firman

Page 44: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

32 God is Greater than Cancer

Tuhan melalui handphonenya! Mulai dari Yeremia 1:7–9 “Ah, Tuhan ALLAH! Sesungguhnya aku tidak pandai berbicara, sebab aku ini masih muda.” Tetapi TUHAN berfirman kepadaku: “Janganlah katakan: Aku ini masih muda, tetapi kepada siapapun engkau Kuutus, haruslah engkau pergi, dan apapun yang Kuperintahkan kepadamu, haruslah kausampaikan. Janganlah takut kepada mereka, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau, demikianlah firman TUHAN.” Lalu TUHAN mengulurkan tangan-Nya dan menjamah mulutku; TUHAN berfirman kepadaku: "Sesungguhnya, Aku menaruh perkataan- perkataan-Ku ke dalam mulutmu.”

2 Timotius 1:7–8. “Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban. Jadi janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita dan janganlah malu karena aku, seorang hukuman karena Dia, melainkan ikutlah menderita bagi Injil-Nya oleh kekuatan Allah.”

Aku nggak menduga Mami akan mengirimkan ayat-ayat itu bahkan aku nggak menyadari bahwa ada ayat seperti itu. Ayat-ayat itu benar-benar masuk ke dalam hatiku dan menegur aku. Aku memang agak keras kepala. Namun kalau firman Tuhan yang sudah menegur, aku mati kutu karena aku tahu firman Tuhan adalah benar. Setiap kali aku membaca firman Tuhan, aku merasa Tuhan sendiri yang langsung berbicara padaku. Aku terus berdoa jika Tuhan mau aku bersaksi, aku meminta Tuhan yang mengajari dan memberikan aku hikmat serta kebijaksanaan supaya bisa berbicara di depan banyak orang untuk kemuliaan-Nya. Dalam membuat buku ini pun sama, sebelum menulis aku selalu berdoa lebih dahulu dalam hati meminta tuntunan Tuhan supaya buku ini bisa meninggikan nama Tuhan karena kalau aku tidak berdoa, aku pasti bingung mau menulis bagaimana. Akhirnya, karena firman-Nya terus terngiang-ngiang di pikiran dan hatiku, aku mau bersaksi walaupun karena perasaan terbeban nggak enak sama Tuhan, tetapi aku terus belajar supaya bisa bersaksi dengan motivasi untuk mengucap syukur atas semua kebaikan Tuhan yang sudah aku alami.

Akan tetapi ya tetap aja, deg, deg, deg, deg ... jantung nggak berhenti berdetak sampai aku selesai bersaksi sekitar pukul 9 malam. Ya, tetapi maksudnya nggak berhenti berdetak juga, ngertilah ya

Page 45: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

33God is Greater than Cancer

maksudnya deg-deg-an gitu. Setelah selesai barulah hatiku tenang, lega, senang, dan puas karena akhirnya aku bisa melakukan sesuatu untuk nama Tuhan.

Walaupun kesaksian aku berikutnya di gereja-gereja masih harus ditemani Mami. Mami harus bersaksi dahulu untuk pembukaan, tetapi akhirnya lama-lama aku bisa maju sendiri. Namun, sampai saat ini aku masih tidak bisa bersaksi tanpa bantuan dari Tuhan terlebih dahulu. Dialah yang masih tetap memampukanku untuk bersaksi sampai detik ini.

Malam itu aku pun pulang dengan hati yang tenang nggak terbeban lagi. Aku tidur juga dengan hati yang damai, tetapi aku bangun pagi tiba-tiba dengan muka yang bengkak!

Gambar 7.1 Muka

yang bengkak terasa

panas dan gatal

sekali.

Gambar 7.2 Muka lama-lama jadi kayak gitu. Mata juga ikut bengkak karena menangis nggak tahan panas dan gatal.

“Aaaa, kenapa inii.....! Mamiii!! Muka aku kenapaaa?” teriakku. Papi dan Mamiku pun terheran-heran.

“Aku nggak ada alergi apa-apa kok bisa bengkak begini?” pikirku.

Page 46: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

34 God is Greater than Cancer

Semakin lama mukaku semakin gatal, merah dan bengkak. Untungnya siang itu aku sudah dijadwalkan untuk kemo di Singapura dan tiket serta hotel juga sudah di-book dari beberapa hari sebelumnya sehingga kami lebih tenang karena bisa langsung konsultasi dengan Profesor di Singapura. Aku nggak malu sih mau keluar rumah karena aku kan selalu pakai masker dan topi kupluk kalau keluar. Jadi yang kelihatan cuma sekitar mata yang nggak bengkak dan merah sehingga aku pun nggak malu.

Setelah hampir dua jam di perjalanan, sampailah aku di bandara Singapura. Kebetulan aku lapar, Mami dan Papi juga lapar. Kami mencari tempat makan dan akhirnya ketemu. Namun, saat aku baru saja hendak membuka masker dan menyantap makananku, aku baru sadar, “Eh, tunggu-tunggu. Kalau aku buka masker, mukaku kelihatan dong kan lagi bengkak. Aduh gimana nih?” Aku bingung banget karena waktu itu tempat makannya lagi penuh, jadi duduknya itu harus berhadap-hadapan dengan orang lain karena nggak dapat meja.

Dalam hati: “Aduuh, gimana makannya nih? Nanti orang- orang lihat aku gimana? Muka aku lagi gini lagi, duh. Kalau nggak makan nanti aku kena maag, ya udahlah aku makan aja, nggak kenal ini (hela napas)! Tuhan kalau bisa, butain deh mata orang-orang supaya nggak lihat aku aneh.”

Aku membuka masker dan mulai makan. Saat aku mulai makan, tiba-tiba seorang ibu yang duduk berhadapan dengan kami bertanya kepada Mami yang ada di sampingku: “Bu, ini anaknya?”

Mami: “Iya.”

Ibu: “Cantik yah.”

Mami : “Oh ya. Makasih.”

Aku : ……………………………

Aku lagi makan, jadi bingung kan. Jadi pas ibu itu bilang aku cantik, aku sampai speechless, nggak kepikiran untuk berterima kasih. Dalam hati aku cuma bilang “oohh my God…. ini Tuhan pasti Tuhan nih.” Aku sampai nggak menyangka, Tuhan benar-benar menjawab doaku. Lucu, Tuhan itu bisaan aja deh, bisa jadi Tuhan, jadi Bapa, jadi

Page 47: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

35God is Greater than Cancer

sahabat, jadi dokter, duh banyak deh! Padahal waktu itu aku cuma kayak setengah bercanda ngomong dalam hati doang. Ya aku tau Tuhan bisa melakukannya, tetapi aku nggak kepikiran kalau memang Tuhan mau mengabulkannya.

Semua orang di sana nggak ada yang menatap aku dengan aneh. Biasanya aku pake masker aja, anak kecil sering melihatku. Saat itu aku buka masker dengan muka kayak “monster” tapi nggak ada yang melihat sambil kebingungan. Aku yakin itu semua pasti karena Tuhan yang bekerja. Itulah Tuhan kita, Dia dapat memberikan jauh lebih banyak daripada apa yang kita doakan dan pikirkan (Ef. 3:20). Oleh sebab itu, nanti kalo lagi kepepet berdoa aja yah, walaupun kelihatanya nggak mungkin, doa aja bilang sama Tuhan dalam hati anggap curhat sama teman. Dibantu atau nggak, bilang dulu aja. Andalkan Tuhan. Siapa tau Tuhan mau menolong kita saat itu juga.

Puji Tuhan beberapa minggu kemudian muka aku sembuh. Namun, aku tidak kapok untuk bersaksi sebab saat mukaku bengkak, aku merasa Iblis nggak senang aku bersaksi. Oleh sebab itu saat itu aku merasa tertantang dan berkata bahwa aku nggak akan berhenti bersaksi karena kalau aku berhenti bersaksi berarti aku kalah dan takut Iblis akan menyebabkan hal-hal buruk lainnya.

Aku melihat Tuhan juga nggak meninggalkan aku saat aku sedang dicobai. Jadi aku pun akan terus maju dan bersaksi karena aku mau membuktikan pada Iblis bahwa aku adalah pemenangnya! Jadi bagi kalian yang sedang dalam pencobaan atau tengah menghadapi suatu penyakit, jangan mau kalah juga sama keadaan maupun Iblis yah!

Jangan mau dikalahkan oleh keadaan. Kalau Papiku bilang, “Kita harus atur keadaan bukan keadaan yang mengatur kita. Jangan mau kalah sama penyakit! Jangan mau menyerah, kalahkan si Iblis, kalahkan penyakitmu, kalahkan masalahmu, kalahkan pikiranmu! Karena kita adalah lebih dari pemenang (Rm. 8:23) dan kuasa Tuhan kita terlebih besar dari segala macam kuasa di dunia ini. Tuhan kita terlebih besar dari penyakit dan terlebih besar dari masalah kita! Roh yang ada dalam tubuh kita lebih besar daripada roh yang ada di dunia ini, ingat 1 Yohanes 4:4. Jangan biarkan Iblis senang karena kita kalah. Kita harus bertahan, bahkan

Page 48: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

36 God is Greater than Cancer

semakin ditekan semakin menjulang tinggi kayak per, karena kita akan mendapatkan mah kota yang abadi yaitu mahkota kehidupan seperti yang dikatakan dalam Yakobus 1:12.

Coba lihat, Tuhan itu baik banget dan sweet juga loh. Gimana nggak sayang… saat dicobai Iblis aja Dia masih turut bekerja, Dia masih bisa nyatakan perbuatan-Nya yang ajaib. Betul firman-Nya itu dalam Roma 8:28 “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.”

Kita nggak perlu khawatir, kuasa-Nya bisa dinyatakan kapan aja dan di mana aja. Pokoknya yang jelas nggak ada masalah yang bisa terjadi tanpa seizin Tuhan karena kalau Tuhan nggak izinkan, hal itu nggak akan kita hadapi saat ini. Setiap hal sudah disaring Bapa dan Dia bermaksud memakainya untuk kebaikan kita. Meskipun Iblis atau orang lain memakainya sebagai kejahatan, Tuhan selalu memakai masalah-masalah untuk menggenapi tujuan-tujuan-Nya karena masalah memaksa kita buat fokus kepada Tuhan, melatih diri kita untuk mempraktikkan firman Tuhan, menarik kita bersosialisasi dengan orang lain dalam suatu persekutuan, membangun karakter serupa dengan Kristus, menyediakan pelayanan buat kita dan akhirnya memberikan kita suatu kesaksian. Yes itulah yang Tuhan inginkan.1 Semua yang terjadi dalam hidup kita mempunyai kepentingan rohani untuk kita khususnya untuk karakter kita karena sesungguhnya setiap hal yang kita hadapi melatih kita untuk bisa mempraktikkan firman-firman-Nya.1

Ibrani 12:11 “Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya.”

______________

Catatan1. Rick Warren, The Purpose of Driven Life, hal. 356

Page 49: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

Kembali Diuji8

”Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.” (Rm. 5:3)

Terkadang, iman kita diuji bukan saat kita sedang senang dan everything looks fine, tetapi justru saat kita lagi dalam kesulitan dan lagi menghadapi berbagai masalah. Sangat mudah bagi kita untuk berkata “Kami percaya kok pada Tuhan Yesus”, “Saya beriman kepada Tuhan Yesus” saat semuanya berjalan dengan baik. Namun, saat kita ditempatkan pada keadaan yang tidak kita inginkan, masihkah kita berkata, “Saya tetap percaya?”

Untuk melewati keadaan yang sulit dengan iman memang susah, tetapi itulah satu-satunya pilihan jika kita mau tetap bertumbuh dalam Tuhan dan naik kelas di tengah keterpurukan kita. Itu juga yang membuktikan perkataan kita dahulu kalau kita memang betul-betul

percaya dan setia kepada Tuhan.

Gambar 8.1 Saat kondisiku sudah lebih stabil pada 2013.

Page 50: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

38 God is Greater than Cancer

Hal itu pernah kualami tepatnya pada Agustus 2013. Aku pergi ke Singapura untuk melanjutkan kemoterapi lagi. Saat itu aku senang sekali karena akhirnya kemo aku tinggal 2 kali lagi habis. Aku pun sudah hampir normal. Rambutku sudah mulai panjang dan kondisiku semakin membaik setiap harinya. (Gambar 8.1) Seperti biasa, sebelum kemoterapi, biasanya aku dicek darah, diukur tinggi dan berat badannya dahulu. Setelah hasil darah keluar barulah aku ke ruang dokter untuk mendapatkan konfirmasi apakah darahku sudah cukup untuk melanjutkan kemoterapi berikutnya. Saat di ruang konsultasi, profesor bilang kemoterapiku bisa dipercepat dari 2 kali lagi menjadi 1 kali lagi karena kondisiku sudah bagus, jadi hari itu dijadikan kemoterapi yang terakhir. Kami sekeluarga sangat senang saat mendengar kabar tersebut. Aku pun mulai dikemoterapi untuk terakhir kalinya. Dokter juga mengambil cairan otak dari tulang sum-sumku untuk dicek apakah otak aku sudah bersih atau belum dari sel kanker. Beberapa jam kemudian, tiba-tiba profesor mendapat laporan bahwa dari hasilku yang terakhir ditemukan ada virus di otakku yang belum bisa terdeteksi jenisnya karena masih sedikit sekali. Namun, virus itu dicurigai sel kanker lagi. Akhirnya obat oral kemoku diberhentikan selama 3 bulan supaya virusnya bisa sesuai dengan minimum pengukuran dan bisa terdeteksi. Aku sempat kaget tetapi aku mencoba menenangkan pikiranku dengan berpikir lagi bahwa virus itu bisa juga virus biasa karena belum bisa dipastikan sebagai sel kanker. Namun, Mamilah yang paling stres. Ya wajar mungkin karena Mami yang terus-terusan menjaga aku di rumah sakit. Soalnya, dahulu itu Mami yang dari aku bangun sampai pukul 8 atau 9 malam merawat aku. Selanjutnya barulah Papi yang mengurusku sampai ia berangkat kerja pagi. Aku itu rata-rata sering sakitnya waktu siang dan sore, jadi Mami yang lebih sering stres lihat aku. Mami dahulu hampir di-hipnoterapi karena ia drop, lupa kanan dan kiri, rambutnya juga rontok banyak sampai tipis, kulitnya kering, muka capek, nggak terawat.

Akhirnya Mami bercerita bahwa ia khawatir kalau memang benar virus itu adalah sel kanker maka aku harus mengulang lagi kemoterapi lagi dari awal dan mau nggak mau harus stay di Singapura minimal 1 tahun. Dari situ aku pun mengerti bahwa Mami sangat trauma dan sudah nggak kuat. Mami pun pasti juga memikirkan keadaan Koko aku

Page 51: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

39God is Greater than Cancer

bila kami harus stay di Singapura. Namun aku selalu menjawab, “Itu kan belum pasti, Mi. Nanti Mami yang rugi kalau ternyata hasilnya bukan sel kanker tapi Mami sudah sedih, pusing, dan stres duluan.” Namun, ternyata setelah aku selesai kemoterapi sekarang ini, aku juga baru tahu sebagian besar orang yang kambuh lebih sulit untuk bisa disembuhkan. Aku rasa hal ini yang Mami takutkan dahulu, tetapi Mami nggak mau menceritakannya ke aku.

Saat itu kami sekeluarga terus berdoa. Tiba waktunya kami pulang ke Jakarta. Sebelum aku pergi ke Singapura dan dinyatakan ada virus di otak, aku sudah dijadwalkan kesaksian di suatu gereja untuk bersaksi pada bulan itu. Namun, aku sempat bingung. Kesaksian nanti harus bagaimana karena aku dinyatakan ada virus lagi. Aku cerita ke Mami dan Mami bilang aku harus jalan terus, percaya Tuhan yang taruh perkataan nanti dan buktikan bahwa kita bisa tetap memuliakan nama Tuhan saat keadaan tidak sesuai harapan sekalipun. Akhirnya setelah meminta tuntunan Roh Kudus, aku pun tetap bersaksi. Waktu aku menyiapkan slide-slide kesaksianku, Mami memberi aku firman Tuhan dari Yohanes 13:7, “Jawab Yesus kepadanya: ‘Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak.’” Dan akhirnya aku bawa ayat itu ke dalam kesaksianku dan aku selalu bawa ayat itu di setiap kesaksianku karena aku mau tetap percaya pada rencana-Nya meskipun waktu itu aku belum mengerti. Setelah aku bersaksi, hatiku lebih lega dan tenang, aku juga lebih dikuatkan lagi karena aku teringat lagi dengan banyaknya kebaikan yang sudah Tuhan lakukan untuk aku.

Waktunya aku untuk pergi lagi ke Singapura untuk cek ulang. Setelah dicek lagi ternyata benar, virus itu adalah sel kanker lagi. Jadi aku harus mengulang lagi dari awal serta harus stay di SG selama 1 tahun dan sekitar 1 tahun sisanya pulang-pergi.

Waktu dinyatakan kambuh dibilang sedih, ya manusiawi lah ya. Kecewa? Adalah sedikit. Namun kalau dibilang putus asa, jawabannya enggak. Hal itu karena aku percaya selalu ada harapan saat kita percaya kepada-Nya. Sudah banyak kebaikan-Nya dalam hidupku walaupun terkadang harus dibungkus dengan berbagai ujian, walaupun saat aku terdiagnosa kambuh kelihatannya sama sekali bukan hal yang baik. Namun, aku percaya kalau Tuhan nggak akan meninggalkanku sampai

Page 52: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

40 God is Greater than Cancer

kapan pun karena dahulu aja Tuhan nggak tinggalkan, masakan sekarang Tuhan mau tinggalkan aku? Kebaikan Tuhan yang sudah pernah kita rasakan, sekecil apa pun harus tetap kita ingat, dengan begitu, kita pasti bisa selalu mengucap syukur dan mempunyai pengharapan serta iman kepada Tuhan.

Benci Tuhan lagi? No way! Aku ingat 2 Korintus 5:17 mengatakan bahwa siapa di dalam Kristus ia adalah ciptaan baru. Aku nggak mau kayak dulu lagi, aku nggak mau benci dan menghancurkan hubungan dengan Tuhan kayak dulu lagi (stop baca Alkitab, stop berdoa, stop memuji Tuhan dan stop melakukan hal-hal lain untuk Tuhan).

Aku adalah ciptaan baru, masa aku mau membiarkan sukacita dan pengharapan yang sudah aku dapatkan hilang begitu aja karena situasi yang cuma sementara? Apabila aku menyerah, apa gunanya Roh sukacita yang Tuhan berikan? Toh Roh sukacita itu cuma menolong sebentar, toh aku akan balik lagi kayak aku dahulu membenci Tuhan. Aku benar-benar nggak mau seperti itu lagi. Aku memilih untuk mempertahankan sukacita dan imanku kepada Tuhan. Saat itu Mami terlihat terpukul sekali. Dan respons aku terhadap situasi saat itu adalah salah satu hal terbesar yang Mami khawatirkan dari awal saat aku dinyatakan ada virus. Suatu hari akhirnya Mami bercerita bahwa ia takut waktu aku dinyatakan kambuh, karena ia tidak tahu harus menjawab apa jika aku bertanya kepadanya: “Mana Tuhan, aku kan sudah bersaksi kenapa aku tetap diizinkan kambuh?” Namun, puji Tuhan, ketakutan Mami itu seketika sirna, saat itu aku malah berkata kepada Mami, “Mami jangan takut, nggak papa Mi, kan kalo orang naik kelas, ulangannya makin banyak dan makin susah. Waktu dede naik kelas juga gini kok di sekolah” Waktu itu cuma satu yang aku fokuskan dalam pikiran aku yaitu perkataan ini: “Iblis itu nggak suka kamu melayani Tuhan dan kamu sembuh. Karena itu, Iblis mau cobai kamu, kata Iblis ‘Nih, gua kasi cobaan lagi nih, biar ia benci sama Tuhan lagi dan berhenti bersaksi. Tuh lihat tuh Tuhan, si Michelle cuma mau berdoa, memuji Tuhan pas ia sudah sehat aja. Coba nih ya, gua kasi cobaan juga ia benci lagi sama Tuhan.” Persis kayak gitu aku pikirnya waktu itu. Aku jadi termotivasi untuk membuktikan bahwa aku nggak akan kalah oleh Iblis dan penyakitku, aku nggak akan balik lagi kayak dulu! Aku mau

Page 53: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

41God is Greater than Cancer

membuktikan bahwa aku akan lebih dekat dan lebih percaya lagi pada Tuhan.

Dari situlah aku tetap semangat karena aku tahu Tuhan bekerja nggak pernah setengah-setengah, dan semua kebaikan- Nya, kuasa-Nya yang begitu dahsyat nggak bisa aku lupakan begitu aja cuma karena satu masalah yang harus aku hadapi sementara. Aku nggak ungkit-ungkit apa saja yang sudah kulakukan untuk-Nya lalu kecewa lagi. Bahkan nggak ada sama sekali pemikiran seperti itu terlintas dalam pikiranku. Namun, sekarang ini setiap kali aku mengingat kembali cerita ini, aku nggak yakin kalau itu semua adalah hasil pemikiranku sendiri. Tanpa bantuan dari Tuhan yang menutup pikiran aku dari pemikiran-pemikiran negatif saat itu, aku pasti nggak akan bisa begitu tabah dalam meresponsnya.

Kalau kamu saat ini sedang menghadapi masalah, ayo jangan dibutakan oleh masalah. Betapa bahagianya kita jika kita bisa menyadari setiap saat bahwa kesanggupan yang kita miliki dan kebaikan yang kita rasakan berasal dari Dia yang merencanakan segalanya. Tuhan memakai masalah untuk membuat kita lebih bertumbuh. Jangan menganggap setiap masalah yang kita hadapi itu sebagai hukuman ataupun musuh. Anggaplah masalah tersebut sebagai partner untuk membuat kita bangkit dan bertumbuh lebih lagi di dalam-Nya sehingga kita tidak turun melainkan naik di tengah badai sekalipun. Perkembangan karakter itulah yang terpenting. Selama kita masih ingat kalau Tuhan memakai masalah, pencobaan, maupun ujian demi mengembangkan karakter Kristus, kita nggak akan pernah menyesali atau mempertanyakan kenapa hal itu terjadi pada diri kita.

Keluarga RohaniSetelah aku dinyatakan kambuh, akhirnya kedua orangtua aku harus memutuskan untuk stay di Singapura menemani aku berobat. Rasanya sangat berat untuk aku yang berumur 13 tahun saat itu karena waktu itu nggak ada yang bisa memprediksi waktu yang pasti kapan aku bisa balik ke Jakarta lagi. Profesor berkata bahwa semuanya tergantung respons tubuh aku terhadap setiap obat kemo. Kami juga terpaksa harus berpisah dengan Kokoku. Saat itu aku nggak tahu kapan bisa ketemu Koko lagi karena Koko lagi kuliah dan aku juga nggak tahu

Page 54: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

42 God is Greater than Cancer

kapan bisa kembali ke Jakarta. Kami bertiga pergi dengan berat hati dan penuh tangisan. Sedih banget, Guys. Aku nggak pernah bisa pisah sama Koko dari kecil. Dan saat itu aku harus pergi dan nggak tahu kapan bisa ketemu Kokoku lagi. Aku merasa kehilangan teman main sehari-hari aku.

Waktu berjalan terus, aku harus tetap pergi ke Singapura. Aku berpikir aku dan orangtuaku akan menjadi orang asing di sana seperti pada umumnya. Namun sampai di Singapura, ternyata Tuhan mengirimkan orang-orang pilihan-Nya yang sama sekali belum kami kenal. Pelayan Tuhan dari gereja NDFI, IFGF, GRII, methodist, NBC dan yang lainnya datang untuk menjenguk serta mendoakan aku di rumah sakit ataupun di rumahku. Tuhan seperti sudah mengatur semuanya. Aku jadi merasa bukan sebagai orang asing lagi di sana karena Dia memberikanku keluarga rohani. Bahkan aku merasa memiliki keluarga rohani lebih banyak daripada saat di treatment yang pertama. Tim Sahabat Orang Sakit adalah salah satu komunitas yang sangat memberkati aku dan keluargaku. Tuhan membentuk aku di treatment yang kedua ini untuk tidak hanya bertumbuh tetapi juga berbuah dan berbuah lebih banyak lagi. Di Jakarta aku lebih sering bersaksi perorangan karena aku memang lebih suka seperti itu. Namun ternyata Tuhan juga ingin membentukku supaya aku juga bisa banyak bersaksi di depan umum sehingga aku bisa berbuah lebih banyak lagi bagi kerajaan-Nya. Pintu kesaksian pun mulai dibukakan dari satu gereja ke gereja lainnya di Singapura. Saat itu aku paling sering bersaksi di gereja NDFI (pelayanan SOS) karena aku ingat, hampir setiap kali aku datang ke NDFI, Pak Steffanus Wijaya selalu meminta aku untuk bersaksi sehingga melalui pelayanan Sahabat Orang Sakit-lah Tuhan Yesus banyak melatihku untuk lebih berani bersaksi dan berbuah lebih banyak. Aku bersyukur sekali kepada Tuhan atas keluarga rohani yang Dia berikan untukku sehingga aku tidak merasa kesepian di Singapura. Puji Tuhan kita mempunyai Allah yang mengerti dan peduli akan apa yang kita butuhkan. Oleh sebab itu, percayalah bila Tuhan sudah mengizinkan sesuatu terjadi, pastilah Dia juga yang akan memperlengkapi kita sampai akhir dari tujuan-Nya.

Page 55: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

Ku Diberi Kesanggupan9

Jam tidak berhenti berdetak. Waktu terus berjalan, kemoterapi yang kujalani semakin berat. Proses kemo dari bulan ke-2 sampai bulan

ke-8 buat aku sering banget drop dan nggak bisa menemui banyak orang dari luar maupun pergi keluar. Efek kemo yang aku alami saat itu rasanya jauh lebih berat dari yang dahulu pernah kurasakan. Rambut sekali rontok, rontoknya banyak banget sampai alis aja bisa hilang. Gusi berdarah, demam, mual, infeksi mata, infeksi paru-paru, sesak napas, darah drop abis, dan lain-lainnya (Gambar 9.1–9.3). Di Jakarta itu rambutnya rontok sedikit-dikit, jarang demam apalagi tranfusi sangat amat jarang sekali. Pas kemoterapi di Singapura rambut aku move on cepat banget, apalagi kalau lagi keramas terkadang lubangnya air bisa tersumbat. Aku juga merasa muak dengan rumah sakit karena dari 2011 aku bertemunya dengan suster, dokter, suntikan, rumah sakit terus. Saat itu yang aku inginkan hanya satu yaitu keluar dari rumah sakit. Aku nggak perlu pulang ke Indonesia dulu, keluar dari rumah sakit dan balik ke apartemen di SG aja sudah senang. Aku bosan dengan rumah sakit karena sudah sejak 2011, aku tidak lepas dari rumah sakit. Aku benar-benar nggak ada kerjaan di rumah sakit, nonton TV sudah bosan, mau main gadget nggak ada wi-fi, beli quota juga mahal di sana.

Page 56: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

44 God is Greater than Cancer

Gambar 9.1 Foto waktu aku kekurangan oksigen.

Gambar 9.3 Waktu mata aku terinfeksi.

Gambar 9.2 Foto waktu aku terkena infeksi paru-paru pneumonia. Setiap hari aku harus pakai alat itu untuk melatih pernapasanku supaya paru-paruku lebih terbuka dan saat tidur tidak sesak napas dan batuk-batuk lagi.

Waktu aku berobat di Singapura, yang menemaniku di rumah sakit ialah Papi karena Mami sudah nggak sekuat dahulu. Mami hanya datang setiap siang sampai sore atau malam lalu pulang lagi ke apartemen. Oleh sebab itu saat-saat yang paling menghiburku adalah saat Mami datang menemaniku dan membawakan masakannya untuk aku makan siang di rumah sakit, karena aku nggak suka makanan rumah sakit. Namun, ya tetap aja I’m not a supergirl yang nggak pernah sedih, kecewa, mengeluh bahkan hampir menyerah dalam perjalanan mengalahkan kanker ini. Aku cuma seorang anak perempuan biasa yang bisa menangis, bosan bahkan kadang mengeluh dan ingin menyerah.

Page 57: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

45God is Greater than Cancer

Gambar 9.4 Saat aku kedinginan.

Aku mulai ingin menyerah setelah kira-kira 20 kali kemo di SG. Aku sempat berpikir bahwa tubuhku saat itu sudah nggak sekuat dahulu waktu aku jalani treatment pertama di Jakarta. Aku mulai mengingat bahwa sudah lebih dari 100 kali kemo yang sudah masuk ke dalam tubuhku dari awal sakit hingga saat itu. Tubuhku sudah nggak tahan lagi, pikirku saat itu. Rasanya 90% aku mau menyerah karena aku sudah demam 5 hari (demam kesekian kalinya dan saat itu adalah demam terlama yang pernah aku rasain selama aku menjalani kemoterapi). Saat itu adalah titik terjenuhku. Aku sudah muak dengan kemoterapi dan aku ingin marah, ingin menangis, ingin kabur, tetapi tidak bisa. Sempat bilang kayak “Sudah deh Tuhan, tolong angkat aku aja.” Namun, nyatanya ya aku nggak bisa lari dari kenyataan karena memang belum waktunya. Belum lagi kalau aku sedang demam, sangat kedinginan dan merasa panas, jadi tersiksa banget. (Gambar 9.4–Gambar 9.6). Kalau lagi menggigil kedinginan, ranjang aku sampai ikut bergetar.

Gambar 9.5 Subuh- subuh waktu suster sedang memberi air es dan handuk kecil untuk mengompres karena di dalam seluruh tubuhku rasanya panas sekali.

Gambar 9.6 Saat aku kepanasan, muka juga ikut panas, sehingga harus dikompres handuk dingin.

Page 58: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

46 God is Greater than Cancer

Aku nggak boleh pulang kalau darahku belum stabil dan demamnya belum sembuh. Aku selalu bertanya kapan aku bisa pulang kepada setiap dokter yang visit aku. Namun, jawaban mereka selalu sama semua. Aku bisa pulang kalau aku sudah sembuh demamnya dan darahku sudah mencukupi karena biasanya kalau demamnya sembuh, berarti daya imun atau darah aku juga sudah mulai naik. Namun, bila darah masih belum naik, ya demamnya juga biasanya nggak sembuh-sembuh. Aku pun bertanya lagi kepada dokter, “Kapan darah aku bisa naik?” Namun, dokter berkata bahwa darah itu nggak bisa langsung naik kalau habis di-kemoterapi, jadi kira-kira kurang lebih seminggu lagi mulai stabil. “HAH, seminggu lagii?” Aduh, saat itu pokoknya rasa bete-nya sudah sampai ke ubun-ubun. Aku sudah nggak kuat lagi menahan air mata yang sudah aku tahan dari kemarin-kemarin. Setelah dokter pergi aku langsung menangis sambil berbicara dengan Papi yang ada di samping aku, “Papiii, badan aku sudah nggak sekuat duluu, aku sudah nggak kuat lagi, huhuhu ... Apa yang aku nggak pernah rasain dahulu, sekarang aku rasain, aku nggak mau kemo lagi! Aku nggak sembuh-sembuh, aku nggak mau kemo, tolong ... aku nggak mau kemo lagi!!” Papi mencoba menenangkanku. Namun saat itu, ia menyadari bahwa beberapa hari itu aku jarang membaca Alkitab. Beberapa jam kemudian Papi bertanya kepadaku, mengapa aku kok tumben jarang baca Alkitab beberapa hari itu. Dan satu kata-kata Papi waktu itu yang aku ingat sampai sekarang, Papi bilang, “Ingat ya..kalau kita jauh dari Tuhan, kita yang rugi.”

Tiap subuh aku sering terbangun karena demam menggigil, minum obat dan kepanasan. Hari ke-6 subuh, aku terbangun saat semua orang masih tidur. Aku membuka mata dan melihat sekelilingku lalu aku menyadari bahwa aku masih di rumah sakit. Saat itu aku berkata dalam hati “Sampai kapan sih aku di sini, Tuhan?” sambil menangis. Tiba-tiba aku pun teringat kata-kata Papi, “jauh dari Tuhan kita yang rugi.” Akhirnya “Aku nggak bisa nih begini terus!” seruku dalam hati. Aku langsung duduk dan berdoa. Aku berdoa berseru minta tolong sama Tuhan, aku meminta maaf dan mengadu kalau aku sudah benar-benar nggak kuat. Aku cerita semua keluhan aku ke Tuhan dan aku buat perjanjian sama Tuhan. Rasanya saat itu aku cuma bisa tahan 4 hari lagi di rumah sakit. Jadi aku bilang ke Tuhan aku cuma mampu bertahan

Page 59: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

47God is Greater than Cancer

4 hari lagi di rumah sakit. Bila dalam 4 hari aku belum bisa pulang aku mau menyerah aja. Namun bila dalam 4 hari aku sudah bisa pulang karena Tuhan sudah menyembuhkanku, aku berjanji mau bersaksi di salah satu gereja di Singapura karena sebelumnya aku sempat diundang kesaksian, tetapi aku nggak bisa karena darahku masih drop. Subuh, setelah aku selesai berdoa aku pun tidur lagi. Saat aku bangun kembali, hari sudah menjelang siang. Hari itu aku masih panas dan belum ada tanda-tanda sembuh sama sekali.

Hari ke-7 atau hari pertama pada perjanjianku dengan Tuhan akhirnya tiba. Aku berharap mukjizat Tuhan akan terjadi hari itu karena aku sudah berdoa kemarin subuh. Saat dokter datang, aku selalu menanyakan hal yang sama yaitu kapan aku bisa pulang. Mereka pun juga tetap menjawab hal yang sama karena aku masih demam. Aku tetap berdoa dan bertanya ke Tuhan “Kenapa belum sembuh-sembuh juga sih, Tuhan?”

Hari ke-8 tiba, dari aku bangun pagi sampai sore hari, panasnya bukannya mengurang, malah semakin sering. Biasanya 5 atau 6 jam setelah minum obat baru panas lagi, tetapi ini belum juga sampai 6 jam, sudah panas lagi. Dalam hati, “Duh Tuhan, ini kok panasnya malah makin sering.” Aku itu sering ngomong langsung sama Tuhan dalam hati kayak mengobrol. Aku bilang lagi dalam hati “Aduh Tuhan 2 hari lagii lohh, kok panasnya makin sering siih, keburu nggak niihh.” Aku tetap berdoa minta tolong lebih sungguh-sungguh lagi sama Tuhan. Maksudku itu paling lama 4 hari lagi setelah aku berjanji, tetapi aku berharap sebelum 4 hari Tuhan sudah menyembuhkanku sehingga aku bisa pulang. Namun, ternyata hari ke-8; hari ke-2 dalam perjanjian aku dengan Tuhan, aku pun masih panas juga.

Hari terus berganti, matahari pagi pun terbit. Seperti biasa aku dibangunkan saat dokter datang untuk memeriksa. Aku belum berkata apa pun. Aku juga belum bertanya ke dokter lagi kapan aku bisa pulang. Namun setelah memeriksaku, dokter berkata (diterjemahkan dalam bahasa Indonesia) “Michelle kalau hari ini kamu nggak demam, kamu bisa pulang besok karena sejak semalam kamu sudah nggak demam.” Wah! Aku senang sekali saat itu. Setelah dokternya pergi, “DEG” dalam

Page 60: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

48 God is Greater than Cancer

hati aku. Aku baru sadar hari itu adalah hari ke 9 dan besok itu hari ke-10 atau hari ke-4 dalam perjanjian aku dengan Tuhan dalam doa. Aku speechless banget. Cuma ngomong dalam hati, Oh my God (berkali-kali), “How great is our God. ”Rasanya mau teriak-teriak senang tetapi mau nangis juga terharu Tuhan dengar doa aku karena bisa pas banget gitu 4 hari aku bisa pulang. Suster bilang aku sudah nggak panas lagi saat hari ke-9 subuh ini. Jadi terakhir minum obat karena panas itu pas hari ke-8 malam.

Melalui kejadian ini, Tuhan mengajarkanku beberapa pelajaran. Yang pertama, benar kata Papi bahwa jauh dari Tuhan itu kita yang rugi. Kalau kamu mau menjauh dari Tuhan kayak waktu aku saat itu, please sekarang juga berhenti dan balik lagi ke Tuhan yah. Terkadang kita nggak merasakan kerugiannya saat kita menjauh. Namun, saat kita mendekat kepada-Nya, mata kita akan terbuka dan menyadari betapa ruginya kita kalau kita nggak mendekat kepada-Nya. Kalau yang sehat aja butuh Tuhan, apalagi yang sakit. Jangan gengsi sama Tuhan atau menghakimi diri sendiri dan berpikir “Tuhan tidak akan menolong saya karena saya banyak salah" atau “saya nggak enak ah pas ada masalah baru cari Tuhan” dan akhirnya kita menjauh dari Tuhan. Tuhan kita adalah Allah yang panjang sabar, pemaaf, dan penuh kasih.

Justru Tuhan mengizinkan masalah terjadi bukan karena Dia mau menghukum kita tetapi karena Dia mau kita kembali lagi kepada-Nya. Namun jika kamu menjauh dari-Nya, nanti malah Iblislah yang mendekat dan kamu bisa semakin terpuruk karena Iblis itu pasti tujuannya adalah mencuri, membunuh dan membinasakan. Oleh sebab itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu! (Yak. 4:7) Mendekatlah kepada-Nya maka Dia akan mendekat kepadamu (Yak. 4:8). Kalau kamu lagi berada dalam kelemahan, berbahagialah, karena di dalam kelamahanlah kuasa-Nya menjadi sempurna (2 Kor. 12:9). Dalam kelemahan, kesakitan, dan penderitaanlah kita akan berdoa dari hati yang terdalam yang paling tulus dan jujur apa adanya kepada Tuhan. Joni Eareckson Tada menulis, “Ketika hidup berbunga- bunga, kita dapat meluncur begitu aja dengan cuma mengetahui tentang Yesus,

Page 61: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

49God is Greater than Cancer

mengutip perkataan-Nya dan berbicara tentang Dia. Tetapi hanya dalam penderitaanlah kita akan benar-benar mengenal Yesus.”1

Yang kedua, Tuhan kita itu Allah yang ON TIME! Tuhan mungkin terkadang terlihat lambat, tetapi Tuhan percayalah Dia nggak pernah terlambat. He is always, always ON TIME. Jangan pernah berbalik jika kita belum atau bahkan tidak mendapatkan apa yang kita minta dan harapkan dari Tuhan. Sebab di situlah kesetiaan iman kita akan diuji. Jika kita berbalik, artinya kita selama ini cuma menganggap Tuhan sebagai “Santa Clause” untuk kita aja. Aku dahulu juga begitu secara sadar dan nggak sadar, tetapi sekarang aku mengerti bahwa kita harusnya hidup untuk Tuhan bukan Tuhan ada untuk kita. Kita perlu tahu bahwa saat kita bertumbuh, ada waktunya Tuhan akan mendidik kita menjadi anak-anak yang bukan gampangan yang minta langsung dapat dan jika tidak dapat kecewa lalu pergi. Dia mendidik kita dengan menguji dan mendewasakan iman kita melalui keadaan-keadaan yang sulit atau yang tidak kita harapkan. Saat kita merespons dengan benar, pada akhirnya Tuhan akan memberikan apa yang kita inginkan atau memberikan yang lebih baik atau bahkan yang terbaik.

Yang ketiga, pentingnya respons. Setiap orang memiliki titik jenuh tersendiri di tengah badai. Namun untunglah, kita masih bisa memilih di tengah badai itu. Memilih untuk menyerah atau berlari kepada Tuhan. Aku ingin memberi satu kabar buruk dan satu kabar baik untuk orang-orang yang sedang menghadapi masalah maupun penyakit. Kabar buruknya adalah kita nggak bisa menentukan kapan badai datang, tetapi untunglah ada kabar baik bahwa kita selalu bisa menentukan kepada siapa kita mau berlari saat badai datang.

Puji Tuhan di titik terjenuhku, aku dapat merespons dengan benar, untung waktu itu aku memilih untuk berdoa dan berseru kembali kepada Tuhan. Coba bayangkan jika pada hari ke-8, karena panasnya semakin sering, aku berhenti berdoa dan marah sama Tuhan atau bahkan membenci Tuhan lagi. Mungkin cerita ini nggak kalian baca. Again, response. Penting sekali respons kita ini. Kadang respons kita yang salah bisa membuat kita kehilangan kesempatan untuk melihat mukjizat Tuhan.

Page 62: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

50 God is Greater than Cancer

Mintalah bantuan Roh Kudus agar kita dapat merespons setiap keadaan yang sulit maupun tindakan yang salah dengan benar sehingga keadaan kita dapat menjadi lebih baik. Waktu kita sudah merasa muak dengan keadaan dan nggak kuat lagi, respons dengan benar, datang ke Pencipta kita dan bertanyalah kepada-Nya. Apa yang Dia inginkan dari hidup kita. Setiap kali kita lupa bahwa perkembangan karakter itulah yang menjadi tujuan Tuhan dalam hidup kita, kita akan jadi frustasi karena keadaan kita. Kamu akan mulai bertanya kayak aku dahulu pertama kali sakit “Kenapa ini semua harus terjadi sama aku?” Jawabannya adalah karena itulah yang membuat kita bertumbuh menjadi lebih dewasa dalam karakter iman kita sebab untuk mengembangkan karakter harus melibatkan pilihan dan saat dalam masalahlah kesempatan untuk memilih itu disediakan.1 Kita nggak akan bisa menghadapi masalah kalau kita nggak pernah punya masalah. That’s why, Tuhan kasih kita waktu di bumi untuk membangun dan memperkuat karakter kita sebagai persiapan untuk kehidupan yang sebenarnya yaitu di surga. Oleh sebab itu, jangan sia-siakan waktu kita ini. Jangan menjauh dari Tuhan melainkan bangunlah sebuah persahabatan dengan-Nya. Percayalah sepenuhnya kepada Dia dalam keadaan terjepit sekalipun karena Dia adalah Allah yang tepat waktu. Terakhir, meresponslah dengan benar sesuai dengan firman-Nya maka kita akan dibentuk untuk lebih lagi bertumbuh dan berbuah di dalam-Nya.

___________

Catatan Chapter 9:1. Referensi: The Purpose of Driven Life, hal. 215 & 225

Page 63: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

Menepati Nazar dan Beradaptasi dengan

Rumah Sakit

10

Setelah aku diizinkan pulang dari rumah sakit, aku pun menepati janjiku bersaksi di salah satu gereja Singapura. Sejak Tuhan

mengizinkanku keluar dari rumah sakit dalam 4 hari, aku pun mau bangkit dan semangat lagi karena aku tahu Tuhan masih besertaku. Pikiranku mulai terbuka. Aku mulai mau berusaha membuat diriku nyaman dan nggak bete di rumah sakit. Soalnya, aku berpikir kalau aku menginap di rumah sakit kan bisa 4 sampai 10 hari dan 2 tahun ke depannya aku nggak bisa menghindar dari rumah sakit juga. Jadi aku mau buat diriku senyaman mungkin di rumah sakit itu supaya pemulihanku juga lebih cepat seperti firman Tuhan yang berkata, hati yang gembira adalah obat yang manjur. Memang benar juga, kita bisa lebih mudah melewati proses-proses kemoterapi apabila dijalani dengan hati yang bersyukur dan nggak bete. Bila aku terus-menerus bete, yang ada hari-hari yang kulewati akan terbuang sia-sia karena kesedihan, pikirku saat itu. Nah, kebetulan di NUH (rumah sakit tempatku berobat) anak-anak yang berumur di bawah 18 tahun diperbolehkan untuk meminjam mainan dari CCF (Children Cancer Foundation). Jadi setiap kali kita dirawat inap, para pekerja atau relawan CCF akan datang ke kamar kita untuk menawarkan mainan, puzzle, dvd, pensil warna atau barang lainnya yang dibutuhkan untuk dipinjam. Sayangnya sejak pertama kali aku dirawat inap di NUH, aku nggak pernah mau meminjam mainan-mainan itu karena dalam pikiranku semua yang ada di rumah sakit, pasti nggak enak dan membosankan termasuk

Page 64: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

52 God is Greater than Cancer

mainannya. Namun saat itu, aku berhenti menolak untuk meminjam mainan saat petugas-petugas CCF itu datang dan menawarkan aku lagi. Aku mau mencoba apa pun yang membuatku nggak bosan di rumah sakit. Aku mulai meminjam dari mainan, dvd sampai mencoba bahan-bahan untuk membuat sesuatu seperti prakarya selama di rumah sakit. Aku juga mempernyaman tempat tidurku secara sederhana sebisa mungkin karena itu adalah tempat aku melakukan kegiatanku seharian. Setiap kali aku dirawat inap, aku pasti meminta suster 3 buah plastik. Plastik yang pertama aku pakai sebagai tempat sampah kecil supaya nggak perlu meminta bantuan orang lain untuk membuang sampah, yang kedua sebagai tempat tisu dan yang ketiga sebagai tempat untuk menaruh barang- barangku supaya tempat tidurku tidak penuh dengan barang. Setelah itu, aku menempel semua plastik tersebut di gagang besi tempat tidurku (Gambar 10.1). Aku juga sering mendengarkan lagu-lagu rohani dari mp3 kecil yang kubawa dari rumah. Aku meminta beberapa bantal pada suster, aku bawa guling kecil, dan semua yang aku butuhkan dan bisa dibawa, aku bawa ke rumah sakit.

Gambar 10.1 Di foto ada plastik kuning yang menempel pada gagang besi ranjangku. Sebenarnya plastiknya tidak sekecil di gambar dan ada 3 plastik, tetapi dalam foto ini terpotong.

So yeahh, di mana pun kita berada, kita yang harus bisa menyesuaikan diri dengan keadaan kita karena kita nggak bisa ubah keadaan secara langsung. Hal yang kita bisa ubah adalah perspektif kita sendiri. Ubah cara berpikir kita ke pandangan positif yang bisa membuat kita merasa lebih nyaman. Kalau kamu sedang dirawat di rumah sakit, mungkin bisa coba tips ini. Kamar tiap rumah sakit memang berbeda-beda, tetapi yang kumaksud adalah coba ingat- ingat sesuatu yang

Page 65: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

53God is Greater than Cancer

simpel dan gampang, tetapi bisa membuat kita nyaman. Mungkin kamu bisa bawa mainan sendiri dari rumah dan ajak siapa pun untuk main bersama, mainan yang simpel yang pakai kertas juga seru kok. Kalau kamu suka menonton, bisa nonton youtube atau dvd bawa dari rumah atau baca buku cerita, menggambar, mewarnai, try anything deh yang positif, yang kamu suka, dan bisa isi hari kamu supaya nggak bosan. Mungkin ada yang awalnya kamu nggak suka, tetapi saat dicoba bisa suka. Contoh, baca Alkitab, rata-rata orang itu malas membaca Alkitab. Namun, Alkitab bisa kok dibuat fun, ambil 1 pasal dari Alkitab. Bacalah, renungkan, lalu minta orang terdekat untuk coba buat kuis untuk kamu. Alkitab bisa buat kita ketagihan juga lho. Kadang kalau baca Alkitab, aku suka jadi penasaran sampai aku harus searching, renungkan, sampai ketemu jawabannya. Namun, memang akan ada pertanyaan-pertanyaan di otak kita tentang firman Tuhan yang kadang nggak masuk akal. Jika hal itu terjadi, jangan kecewa dan mencoba menafsirkan sendiri, melainkan teruslah berdoa kepada Tuhan dengan segala kerendahan hati dan keinginan untuk mau diajar, supaya mengerti akan kebenaran-Nya karena barangsiapa yang mencari, ia akan mendapatkannya.

Yeremia 29:13 (Versi MSG diterjemahkan ke Bahasa Indonesia) “Jika engkau benar-benar ingin menemukan Aku, dan menginginkannya lebih dari apa pun, Aku akan memastikan bahwa engkau tidak akan kecewa.”

Sekarang hampir semua orang punya smartphone, nonton dari smartphone bisa, belajar bahasa juga bisa lewat aplikasi smartphone. Aku juga bersedia membantu bagi kamu yang bingung mau ngapain di RS. Kita sharing aja. Mungkin aku bisa bantu memberi ide-ide tentang hal-hal yang bisa mengisi hari-hari kamu secara produktif. Bagi yang butuh sharing, bisa hubungi aku lewat email aku yang ada di chapter terakhir ya. Namun, jangan terlalu bergantung juga sama barang ya. Ingat selalu bahwa kita harus tetap jadikan Dia sebagai sumber sukacita kita. Namun, jangan lupa juga untuk melakukan apa pun yang positif yang bisa kita lakukan, suka atau tidak, just try it!

Page 66: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

Manakah Janji-Mu?11

Dengan membaca firman Tuhan, kita bisa mengenal Allah dan dididik untuk bertumbuh dalam iman kepada-Nya. Aku suka

sekali membaca firman Tuhan. Aku nggak pernah merasa terbeban untuk membaca firman Tuhan karena menurutku firman Tuhan itu seru, bisa bikin penasaran, bisa bikin bertanya-tanya, tetapi juga bisa mengingatkan, menegur, kasih nasihat, buat hati tenang, kasih kekuatan, dan bisa kasih aku petunjuk serta tujuan. Semuanya seperti sudah tercakup di situ. Semakin aku mencoba mengerti maksud firman Tuhan, makin aku kagum akan karakter, kuasa, janji, kasih, nubuat, dan pengajaran-Nya. Dengan membaca firman Tuhan, aku juga menjadi mengerti bagaimana menjadi anak yang baik bagi orangtua. Aku jadi ingin terus belajar menjadi anak yang baik di mata Tuhan. Aku ingin membuat Tuhan dan orangtuaku senang dan bangga. Hal itu yang mendorongku untuk terus berusaha menjadi lebih baik.

Akan tetapi aku pun pernah meragukan firman Tuhan yang sangat kusukai itu. Hal itu terjadi saat aku sedang berada di rumah sakit menjalani kemoterapi rawat jalan. Sambil berbaring menunggu semua cairan kemoterapi masuk dalam tubuhku lewat infus, aku mulai memikirkan kapan perjalanan kemoterapiku bisa selesai. Selama aku berobat di sana, aku nggak pernah memikirkan berapa lama lagi aku kemo atau berapa banyak lagi kemo yang harus aku jalankan karena yang selalu aku pikirkan yaitu bisa sembuh dari efek samping kemoterapi itu dulu (demam,drop, infeksi). Saat itu waktu rasanya panjang banget,

Page 67: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

55God is Greater than Cancer

Guys. Setelah aku selesai tahap ini pun, aku masih harus diradiasi lagi kalau nggak salah sebanyak 12 kali, kata Profesor. Sehingga mulailah sebuah pertanyaan muncul dalam pikiranku “Rencana Tuhan katanya indah pada waktunya, tetapi indahnya kapan ya? Janji Tuhan itu benar nggak ya? Bagaimana jika janji Tuhan yang aku percayai selama ini bohong?” Ini nih, pertanyaan yang bikin bimbang kayak gini datangnya biasa dari si Iblis. Iblis tuh kerjaannya suka buat kita ragu dan menggoda kita supaya kita menyimpang dari jalan Tuhan dan masuk ke perangkapnya.

Untunglah aku nggak langsung percaya dengan pemikiran aku yang disarankan Iblis. Saat itu aku langsung ambil handphone, aku search tentang janji-janji Tuhan. Dan sesuai dengan pertanyaan aku sebelumnya, saat itu juga aku langsung menemukan ayat yang pas banget buat aku saat itu yaitu 2 Petrus 3:9; “Tuhan tidak lalai menepati janji- Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.” Halleluya, pertanyaan aku stop sampai di situ. Aku mulai berpikir “Aduh Michelle, ngapain sih mikir kayak gituuu? Maaf ya Tuhan (hela napas), aku percaya janjiMu.” Akhirnya setiap kali aku mulai jenuh dan meragukan janji Tuhan lagi, Roh Kudus mulai mengingatkan aku dari hati 2 Petrus 3:9 bahwa Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya meskipun kita sering menganggapnya sebagai kelalaian dan juga Yesaya 55:11 bahwa firman-Nya yang keluar dari mulut-Nya tidak akan kembali dengan sia-sia, tetapi akan berhasil dalam apa yang Dia suruhkan. Dan ayat ini nggak pernah gagal membangkitkan semangatku dan memberikanku pengharapan yang baru setiap kali aku mulai jenuh.

Di sini kita bisa melihat bahwa firman Tuhan itu memang sangatlah penting apalagi saat kita sedang dalam masalah. Jika firman Tuhan kita simpan dalam hati kita, Roh Kudus bisa mengeluarkan ayat-ayat yang pernah kita baca dari hati kita untuk menguatkan dan menyingkirkan pikiran negatif atau intimidasi Iblis supaya kita dapat dikuatkan di tengah masalah yang kita hadapi. Namun Iblis akan selalu berusaha mengambil kesempatan untuk menjatuhkan kita. Oleh sebab itu cara utama untuk melawan si Iblis ini adalah tetap kita harus percaya dan

Page 68: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

56 God is Greater than Cancer

menerima keselamatan dari Tuhan Yesus Kristus dahulu karena tanpa Dia, benteng kita nggak kuat untuk melawan Iblis. Setelah itu barulah jaga pikiran kita penuh dengan firman Tuhan dan pemikiran positif lainnya serta menggunakan perlengkapan senjata Allah.

Ingatlah firman Tuhan adalah Pedang Roh dan iman adalah perisai kita (Ef. 6:17). Masalah, sakit penyakit, bencana alam, atau kecelakaan bisa datang kapan aja. Iblis bisa mempengaruhi kita kapan aja. Jika kita nggak pernah mau membaca firman Tuhan, kita nggak punya pedang untuk melawan dan perisai untuk bertahan dari serangan Iblis karena iman (perisai) itu timbul dari pendengaran akan firman Tuhan. Akhirnya saat masalah datang yang keluar nanti bukan firman- firman Tuhan yang memberi kekuatan, penghiburan dan pengharapan malah kekhawatiran, pikiran negatif dan hal-hal negatif lainnya. Jangan membiarkan Iblis memengaruhi kita dan membuat kita jatuh atau jauh dari Tuhan karena kita nggak punya senjata dan pertahanan yang kuat. Inget lho, Iblis takutnya sama isi Alkitab dan Firman-Nya yang di dalam diri kita. Firman-Nya berkata “Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis”.

Baca Firman nggak akan rugi kok. Setiap waktu yang kita kur-bankan untuk membaca firman, berdoa dan saat teduh kepada Tuhan tidak akan pernah sia-sia. “Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.” (1 Kor. 15:58)

Oleh sebab itu, rajin-rajinlah membaca firman Tuhan! Aku akan bantu kasih tips supaya kamu bisa membaca firman Tuhan secara rutin di akhir bab ini. Namun, jangan lupa juga untuk menjadi tanah yang subur dengan selalu berusaha mempraktikkannya. Setan nggak peduli mau kita baca, meneliti, menghafal, merenungkan firman Tuhan, pergi ke gereja, pelayanan, pendalaman Alkitab, dan sebagainya selama kita nggak melakukan apa yang udah kita pelajarin dalam Firman Tuhan, nggak akan ada gunanya, harus ada pelaksanaan dari pelajaran Alkitab.1Jangan juga kita meremehkan firman Tuhan sebab kita bisa hidup sekarang karena “Tuhan berfirman.” Semua yang ada di sekitar kita—semua ciptaan—itu ada karena “Tuhan berfirman” dan semuanya

Page 69: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

57God is Greater than Cancer

jadi. 1Ada kuasa yang dahsyat dalam setiap firman Tuhan karena itu adalah suara Allah sendiri.

Ibrani 12:25 “Jagalah supaya kamu jangan menolak Dia, yang berfirman. Sebab jikalau mereka, yang menolak Dia yang menyampaikan firman Allah di bumi, tidak luput, apa lagi kita, jika kita berpaling dari Dia yang berbicara dari sorga?”

Alkitab bukanlah sekadar buku pengajaran bermutu, melainkan jauh lebih dari apa yang banyak orang bayangkan. Sebab di dalamnya terdapat kebenaran; firman Tuhan. Tidak hanya itu aja, tetapi kalau kita bisa simpan dan menjadikan firman-Nya sebagai kesukaan kita, nggak akan ada kata lagi yang cukup untuk melukiskan betapa beruntungnya kita bisa menyukai firman-Nya karena nggak semua orang bisa mempunyai perasaan tersebut. Firman Tuhan itu benar-benar terjadi dan akan terjadi. Apabila firman Tuhan itu nggak benar, aku nggak akan menjelaskannya berkali-kali di buku ini. Aku bisa menjelaskannya karena aku udah mengalaminya sendiri. Banyak nubuat yang ditulis dalam Alkitab betul terjadi dan masih akan terjadi. Untuk hal ini aku nggak akan berbicara lebih dalam lagi, tetapi yang pasti firman-Nya mempunyai peran yang sangat penting dalam hidup dan karakter kita.

Sekarang lihat janji Tuhan kalau kita mau menjadikan firman-Nya sebagai kesenangan kita untuk dibaca, direnungkan, dan dilakukan. Yohanes 15:7; “Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.” Percayalah selama kita bergaul erat sama Tuhan dan senantiasa berpegang teguh pada firman-Nya serta melakukannya, Roh Kudus akan terus bekerja melalui firman-Nya untuk membantu kita dalam melewati berbagai pencobaan sehingga kita bisa menjadi pemenang bahkan lebih dari pemenang. Lawan setiap intimidasi Iblis dengan firman-Nya dan marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia (Ibr. 10:23).

Catatan Chapter 11The Purpose of Driven Life. hal. 211 & 204

Page 70: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

Faith Vs Fear12

Pada September 2015, bulan yang nggak pernah aku pikirkan kalau aku akan menyelesaikan kemoterapi terakhirku pun akhirnya

tiba. Nggak nyangka, akhirnya aku bisa menyelesaikan semua treatment kemoterapi ini. Aku nggak pernah menghitung berapa kali lagi kemoterapi yang harus aku jalani ke depannya, jadi aku hanya menjalaninya aja. Namun, puji Tuhan sekali, semua berjalan dengan lancar. Semua karena anugerah Tuhan aja. Pada Oktober 2015 aku dinyatakan sembuh total dari kanker. Namun, aku masih harus minum salah satu obat oral kemoterapi sampai pada Desember 2015.

Setelah sembuh dari leukemia dan kembali ke Indonesia, sekarang aku melanjutkan sekolahku dengan menjalani homeschooling yang direkomendasi oleh Pak Hendrik Gunawan, kepala sekolahku dahulu. Aku masih belum kuat mengikuti sekolah biasa. Suatu kemurahan Tuhan kalau aku bisa tetap melanjutkan sekolah dengan tingkat kelas yang sama seperti anak sehat lainnya. Tuhan memakai Ibu Marlin, Ibu Iin (Kepala dan wakil sekolah SDku), Pak Hendrik kepala sekolah SMPku dan guru lainnya untuk membantu aku melewati proses ini. Puji Tuhan dari pertengahan kelas 6 sampai kelas 9 akhirnya aku bisa lulus. Time goes so fast. Penyertaan Tuhan begitu sempurna, janji-Nya dalam firman-Nya selalu memberi harapan yang baru untuk aku dan keluargaku. Dari renggangnya hubungan keluarga—Tuhan pulihkan kembali. Biaya pengobatan yang hampir habis pun Tuhan sediakan pada waktu yang tepat. Mengalami perpisahan antara jarak dan waktu tetapi

Page 71: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

59God is Greater than Cancer

Dia mempersatukan kami kembali dengan damai dan sukacita yang baru. Masih banyak lagi karya Tuhan dalam hidup kami. Orangtuaku masing-masing pun mempunyai kesaksian dari perjalanan merawatku selama kurang lebih 4 tahun. Sungguh Dia Allah sumber kekuatan kita, selain memberiku kekuatan, Dia pun memberikan kekuatan untuk kedua orangtuaku.

Akan tetapi setelah semuanya selesai, tiba-tiba suatu pagi aku bangun dengan leher kiri yang pegal dan sakit. Aku pun memijatnya, tetapi saat aku memijatnya, aku merasa ada benjolan yang kupikir gumpalan otot yang kencang karena aku kan duduk depan laptop terus saat menulis buku ini. Jadi, aku pikir besok juga sembuh dan aku belum cerita ke siapa pun. Namun keesokannya, ternyata semakin sakit. Aku pun bilang kepada Mami dan Papi karena pegal dan sakit saat menengok ke kanan dan kiri juga atas dan bawah, Mami akhirnya memijat leherku pelan-pelan. Mami bilang ke dokter aja, takutnya itu kelenjar getah bening atau infeksi. Aku tadinya sih nggak kepikiran begitu, tetapi pas Mami kasih tahu, aku langsung tolak dalam nama Yesus. Masa kayak begini aja jadi begitu serius, pikirku. Aku berdoa meminta pertolongan dari Tuhan supaya jangan ada satu pun yang buruk terjadi. Pikiranku sempat diserang Iblis dengan ketakutan dan kekhawatiran akan hal-hal negatif yang akan terjadi padaku karena kan ada juga kanker kelenjar getah bening. Namun, aku selalu berdoa dan menolaknya dalam nama Yesus.

Setelah sekitar 3 hari, ternyata leherku belum sembuh juga dan bahkan lebih membengkak daripada yang sebelumnya. Mami dan Papi selalu menanyakan tentang leherku setiap hari. Mami menyuruh Papi untuk membawa aku ke dokter terus, tetapi aku nggak mau walaupun sudah disuruh Papi. Orang biasa-biasa aja, kan cuma salah tidur untuk apa ke dokter, pikirku. Namun, Mami dan Papi terus memaksaku untuk pergi ke dokter, sampai akhirnya aku pun pergi ke dokter THT pada hari Jumat.

Setelah konsultasi, Dokter THT menganjurkan aku untuk di USG karena adanya dugaan kelenjar getah bening. Aku pun langsung di USG hari itu juga. Setelah di-USG, hasilnya menunjukkan ada

Page 72: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

60 God is Greater than Cancer

beberapa kelenjar getah bening. Dokter berkata saat itu akan lebih baik jika aku dibiopsi supaya bisa tahu sebab adanya benjolan. Dokter takut itu kelenjar TBC karena memang sedang sering terjadi saat itu. Aku langsung shock, masa pegal aja jadi kelenjar TBC. Aku nggak mau dibiopsi karena sepertinya terlalu cepat untuk memutuskan. Aku belum tanya Tuhan, belum sempat minta tolong sama Tuhan dahulu tentang diagnosis ini, dan aku juga nggak yakin dengan dokternya. Waktu itu Mami dan Papi agak panik dan takut jadi mereka setuju. Namun untungnya dokter belum selesai menjelaskan. Dokter THT tersebut melanjutkan bahwa dokter anestesinya hari itu sudah pulang jadi bila mau dibiopsi harus hari Senin. Bila mau bisa langsung di-booking oleh dokter THT ini. Meskipun aku sudah memberi kode untuk tidak setuju, Papi dan Mami tetap setuju. Akhirnya dokter THT memberi aku obat relaksasi otot oral untuk meredakan pegal dan nyerinya. Papi aku sempat menanyakan apakah setelah minum obat itu nanti benjolan di leher aku bisa hilang. Namun, dokter menjawab bahwa obat tersebut hanya sebagai pereda nyeri karena kelenjar seperti itu tidak akan bisa hilang. Oleh sebab itu, diperlukan tindakan biopsi supaya bisa memastikan bagaimana cara menanganinya. Sampai di rumah, aku berdoa kepada Tuhan karena aku sendiri juga nggak percaya dengan perkataan dokter tersebut karena ya aku merasakannya seperti salah tidur aja kok. Peperangan antara iman dan kekhawatiran dimulai lagi nih. Dari aku yang sudah nggak khawatir dan takut, karena pernyataan dokter, iman aku diguncang lagi. Namun, aku bangun kubu pertahanan aku dengan doa. Aku mulai lawan ketakutanku dan intimidasi Iblis. Aku terus menyanyikan lagu “I’m not gonna live by what I see, I’m not gonna live by what I feel! I know that You are here with me. I know that You can do anything!!! I’m living by faith! Nothing is impossible”—Nothing is Impossible.

Aku memperkatakan lagu itu dengan iman bukan hanya saat bernyanyi. Dalam setiap doa aku juga berkata dengan iman “Aku nggak akan hidup berdasarkan apa yang kulihat! (aku lihat benjolan di leher). Aku nggak akan hidup berdasarkan apa yang kurasa! (leherku rasanya sakit). Aku tahu Engkau bersamaku. Aku mau hidup oleh iman! Tidak ada yang mustahil bagiMu!” Setiap aku khawatir, aku selalu

Page 73: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

61God is Greater than Cancer

mengucapkan keadaan sebaliknya yang positif. Aku tolak terus dengan firman Tuhan, dan Dia selalu berikan damai sejahtera dalam hati aku sebagai ganti dari kekhawatiran itu. Jadi aku selalu merasa jauh lebih baik setelah aku membaca firman, berdoa dan menyanyikan lagu pujian kepada Tuhan. Aku selalu merasa tenang dan sukacita lagi.

Aku pun meminta Papi untuk mengirim hasil USG-ku melalui email dan menjelaskan tentang diagnosis dokter THT kepada Profesor di Singapura. Aku nggak rutin minum obat relaksasi itu, hanya saat aku ingat aja karena aku nggak mau terlalu banyak minum obat. Aku lebih sering pakai obat oles kayak balsem dan minyak zaitun jika sakit. Sambil aku berdoa, sambil aku perkatakan firman-firman Tuhan. Sambil aku bernyanyi, sambil aku oleskan juga balsem dan minyak urapan di leherku. Hari Minggu, puji Tuhan aku bangun dengan leher yang sudah lebih baik 80%. Namun, benjolan aku sepertinya masih ada.

Hari Senin pun tiba, Papi dan Mami membujuk aku lagi untuk dibiopsi tetapi aku terus menolak. Paginya Papi mendapat balasan email dari Profesor Quah. Profesor menyarankan Papi untuk menemui dr. Fita dahulu (salah satu rekannya di Jakarta) untuk memeriksa kondisi aku. Akhirnya aku mau pergi menemui dr. Fita untuk second opinion seperti yang dianjurkan Profesor. Waktu itu masih sekitar pukul 11 dan pukul 4 itu adalah jadwal biopsiku. Dalam perjalanan menuju ke dr. Fita, pihak rumah sakit menelepon Papi untuk mengonfirmasi biopsi tersebut. “Jadi mau biopsi nggak nih? Suster udah nelponin nih, kamu biopsi jam 4 loh,” tanya Papi kepadaku. “Enggak mau ah, udah ke dr. Fita dulu aja,” jawabku. Namun, Papi berkata bahwa setelah dari dr. Fita aku harus ke rumah sakit untuk dibiopsi karena sudah di-booking.

Dalam perjalanan aku pun terus bergumul dan berdoa dalam hati. Aku berdoa kepada Tuhan dan berkata bahwa apabila Tuhan melihat aku memang harus dibiopsi, maka aku bersedia untuk dibiopsi. Namun aku meminta Tuhan untuk berbicara melalui Profesor Quah, sehingga apa pun yang Profesor Quah katakan akan aku anggap sebagai petunjuk Tuhan.

Diam-diam aku mengirim email ke Profesor Quah sendiri. Aku bertanya apakah aku perlu dibiopsi. Setengah jam kemudian, Profesor

Page 74: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

62 God is Greater than Cancer

Quah membalas emailku dan berkata bahwa ia sudah menyarankan Papi untuk bertemu dr. Fita dan melakukan beberapa tes dahulu untuk aku. Namun, Papi berpikir bahwa aku ke dr. Fita cuma hanya untuk melakukan beberapa tes aja setelah itu bisa langsung dibiopsi. Oleh sebab itu, aku bertanya lagi ke Profesor, “Apakah tesnya adalah tes darah?” Lalu “Apakah setelah hasil darahnya keluar, barulah bisa ditentukan aku perlu dibiopsi atau tidak?” Profesor Quah langsung menjawab bahwa betul tes darah dan nanti setelah hasil darahnya keluar, dr. Fita yang akan memutuskan. Aku pun langsung memberitahukan Papi bahwa kami harus menunggu sampai hasil darahnya keluar barulah bisa ditentukan apa perlu biopsi atau tidak. Papi pun akhirnya membatalkan tindakan biopsi itu setelah Papi tahu kalau kami harus menunggu hasil darahnya keluar.

Huff ... lega hati ini. Thanks Jesus. Namun aku belum selesai, aku harus berdoa lagi untuk hasil darah aku. Aku dicek alergi dan TBCnya dari darah. Jadi, menurut penjelasan dr. Fita, kelenjar TBC juga bisa dicek melalui darah, kalau hasilnya negatif TBC, ya nggak perlu biopsi. Alergi juga bisa menyebabkan kelenjar. Namun, saat Dr. Fita cek leher aku, kelenjar aku udah nggak ada, cuma tinggal satu berukuran kecil. “Mana satu lagi (sambil raba-raba), itu di hasilnya katanya ada satu lagi yang besar” kata Dr. Fita. Puji Tuhan. Setelah bertemu Dr. Fita besoknya, aku dicek darah dan 4 hari kemudian hasilnya baru keluar. Kami sekeluarga berdoa supaya hasilnya baik. Aku pun berjanji kalaupun hasilnya baik, cerita ini akan menambah kesaksian di buku kesaksian aku. Empat hari terlewat sudah dari hari Selasa, aku ambil darah pada hari Jumat dan hasilnya keluar.

Puji Tuhan hasilnya negatif TBC, cuma alergi aku memang tinggi. Memang kata dr. Fita setelah kemoterapi selesai, banyak alergi akan keluar. Nggak terasa dan nggak sadar, leher aku udah nggak sakit sama sekali dan puji Tuhan sampai sekarang leherku udah nggak sakit sama sekali dan semuanya baik-baik saja. Aku percaya, Dia selalu mendengar doa kita, anak-anak-Nya. Dia izinkan keadaan-keadaan yang bisa membuat aku jadi bimbang, takut, dan khawatir supaya aku bisa membuat pilihan untuk mempraktikkan firman-Nya yaitu hidup karena percaya bukan karena melihat (Yoh. 20:29, 2 Kor. 5:7).

Page 75: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

63God is Greater than Cancer

Aku nggak akan bisa membuat pilihan untuk tetap percaya atau beriman kepada Tuhan kalau nggak ada yang perlu dikhawatirkan dari kondisi atau keadaanku, begitu juga dengan setiap anak-anak-Nya. Masalah disediakan untuk memberi kita kesempatan supaya kita bisa memilih mempraktikkan firman-Nya. Dokter boleh memvonis, tetapi Tuhanlah yang menentukan. See! Everything is still under His control. Percaya dahulu baru kita akan melihat karena hidup kita ini adalah hidup karena percaya bukan melihat (2 Kor. 5:7). Ayo praktikkan iman kita, taatlah pada firman-Nya walaupun fakta keadaan yang kita hadapi mungkin terlihat bertolak belakang dengan iman kita. Namun, majulah terus dengan imanmu. Jangan pernah takut karena Dia yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus. (Flp. 1:6).

Mulut Kita Diberi Kuasa

Sebenarnya, sebelum cerita yang barusan aku ceritakan, mataku sempat bengkak tetapi nggak separah sebelum-sebelumnya saat aku masih dalam treatment kemoterapi. Jadi saat itu aku sedang membersihkan barang-barang lama aku yang kebetulan adanya di ruko karena barang dari rumahku yang lama ditaruh di ruko. Koko dan Mami udah bilang sih sebelumnya supaya aku jangan ikut karena banyak debu tetapi aku kekeh mau ikut. Dan akhirnya aku ikut. Pas udah sampai di rukonya, aku niatnya sih mau membereskan barang lamaku dan mau kubawa ke tempat tinggalku sekarang. Namun, baru juga beres-beres setengah jam, tiba-tiba mataku gatal. Karena tanganku berdebu, aku menggaruk mataku dengan baju. Sebenarnya yang gatal itu kulit di bawah mata, tetapi kan susah garuk pakai baju jadi semata itu tergaruk. Baru sebentar aku usap-usap, nggak ada satu menit sudah gatal lagi, gatal lagi. Dan lama-lama aku nggak tahan lagi karena mataku jadi perih seperti kelilipan. Terpaksa, aku harus kembali ke mobil karena sudah nggak tahan. Setelah masuk ke mobil, aku langsung mengaca dan pas aku lihat, mata aku melenting bawahnya (Gambar 12.1).

Dahulu itu setiap kali sakit mata , pertama-tama kayak gitu dahulu dan memerah, lalu lama-kelaman kalau didiamkan bisa membengkak

Page 76: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

64 God is Greater than Cancer

Gambar 12.1 Pertama kalinya mataku membengkak lagi setelah beberapa bulan aku selesai kemoterapi.

seperti di gambar 9.3. yang ada di chapter 9. Aku langsung mengusap mataku dengan tisu basah, sementara hati aku udah deg-degan takut bengkak kayak dahulu lagi. Dalam hati nggak berhenti minta tolong sama Tuhan supaya jangan sampai bengkak kayak dulu. Aku juga curhat dalam doa kepada Tuhan bahwa aku ingin sekali bisa membawa mainan-mainan aku yang dahulu. Aku bingung harus bagaimana karena aku juga nggak bawa obat mata apa pun. Namun tiba-tiba, dalam hati ada yang ingatkan aku kalau aku punya alcohol swap. Itu bukan obat mata, tetapi itu tisu steril yang biasa dipakai untuk menyuntik. Aku sebenarnya sempat ragu untuk mengusap bawah mata aku dengan alcohol swap itu karena kan biasa dipakai di kulit yang agak tebal dan belum lagi baunya yang menyengat. Namun, dalam hati aku terus berkata “Pake.. pake.. pake...” Akhirnya dengan iman aku buka bungkus alcohol swap itu dan berkata “Dalam nama Yesus!” Setelah itu aku usap di bawah mata aku. Baru satu kali usapan, kulit bawah mata aku terasa sangat amat perih. Bau alkoholnya itu langsung masuk ke bola mataku jadi perih juga. Aku ngomong sendiri di mobil “fuuh fuuh fuuh (tiup-tiup), perih banget, perih banget.” Baru nyadar juga mata nggak bisa ditiup ternyata. Oleh karena itu aku dekatkan mata aku ke depan ac. Setelah mataku dingin kena ac, aku usap lagi pakai alcohol swap. Satu menit sekali aku lihat cermin untuk melihat bengkaknya mengecil atau nggak. Aku nggak tahu sih mengecil atau nggak, tetapi setiap kali aku lihat kaca aku ucapkan terima kasih pada Tuhan karena udah sembuh. Aku berkata, “Thanks God, udah mengecil, yes, yes, it’s getting smaller, thanks God.” Padahal aku gak tahu itu mengecil atau enggak. Aku aja udah lupa sama ukuran yang sebelumnya. Namun,

Page 77: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

65God is Greater than Cancer

saat itu aku merasa kayaknya udah mengecil walaupun masih menebak. Aku tetap mengimani bahwa bengkaknya udah mengecil. Dan lama-lama setelah setengah jam lebih di mobil berdoa dan berusaha, mataku udah jauh mendingan nggak gatal lagi dan bengkaknya juga mengempes. Aku pun akhirnya bisa membawa pulang barang-barangku dan puji Tuhan mataku pun sembuh tanpa adanya antibiotik maupun obat tetes mata.

Yup, di lidah kita ada kuasa (Ams. 18:21). Setiap kali aku sakit, aku selalu memperkatakan hal yang sebaliknya (yang positif) karena perkataan kita bisa jadi doa loh. Makanya pergunakanlah lidah kita dengan baik. Keluarkanlah kata-kata yang positif dan juga yang membangun serta memberkati. Walaupun ya susah sih bilang “Aku sudah sembuh” tetapi kenyataannya kita masih merasa sakit. Bahkan untuk mengucapkannya aja diperlukan ketabahan dan kepercayaan kepada Tuhan. Namun yaa, walaupun susah, tetapi sesuai dengan apa yang aku rasain. Saat aku udah selesai memperkatakannya, it always makes me feel better. Dengan memperkatakan hal yang sebaliknya membuat kita jadi lebih kuat dan lebih beriman lagi kepada Tuhan. Markus 11:24; “Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.”

Imani dahulu aja. Kan di situ dinyatakan juga bukan “maka hal itu langsung diberikan kepadamu.” Jika langsung dikasih, ya puji syukur atas kemurahan Tuhan. Namun bila belum, jangan kecewa, lebih beriman lagi dan tetap percaya bahwa Dia akan selalu menepati janji-janji-Nya. Terkadang memang diperlukan ketekunan dan kesetiaan untuk bisa melihat janji-Nya. Abraham aja harus menunggu 25 tahun. Lihat saksi-saksi iman lainnya di Ibrani 11. Jadwal Allah mungkin berbeda dengan jadwal kita. Namun, ingatlah satu hal dalam hati kita bahwa Dia yang menjanjikan adalah setia.

Page 78: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

Dibentuk Menjadi Pelayan Sejati

13

Chapter ini akan berisi tentang pertama kalinya aku bersaksi dengan hati seorang pelayan sejati yang bersaksi dengan motivasi karena

bersyukur atas kemurahan Tuhan. Suatu hari, ada tanggal merah pada 2016 yang jatuh pada hari Kamis dan Jumat sehingga ada libur cukup panjang dari Kamis sampai Minggu. Kami sekeluarga berencana untuk pergi. Namun, setelah kami menonton berita di TV ternyata kemacetan di mana-mana kecuali Jakarta. Akhirnya kami sekeluarga memutuskan untuk tetap di Jakarta dan berencana akan pergi ke Bandung minggu depan saat Mami dan Papi wedding anniversary.

Hari terus berganti , liburan itu pun akhirnya selesai. Hari Senin Jakarta sudah mulai penuh lagi. Pada hari Rabu, aku bangun seperti biasa. Mami dan Papi sedang berjemur di bawah matahari pagi. Aku tiap pagi saat teduh, jadi aku membaca Alkitab sampai mengerti, baca buku renungan sampai mengerti juga, lalu baru berdoa. Kalau tidak salah pada 2014, tante Maria Tan pernah menyarankanku untuk membaca buku renungan-renungan yang membangun kerohanianku juga setelah membaca Alkitab. Sejak saat itu akhirnya setiap pagi aku membaca Alkitab dan buku renungan masing-masing per judul.

Pagi itu aku sedang membaca buku The Purpose of Driven Life. Lebih dari setengah buku tersebut sudah aku baca. Setelah aku selesai membaca Alkitab, aku membaca bab baru dari buku tersebut yang berjudul Bagaimana Pelayan Sejati Bertindak. Bab tersebut cukup panjang jadi aku hanya membaca setengahnya dahulu dari bab itu baru sisanya

Page 79: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

67God is Greater than Cancer

dilanjutkan pada hari berikutnya. Namun tidak kusangka, kata-kata yang kubaca pagi itu sangat menegur aku dan hatiku terasa terguncang saat membacanya. Jika aku rangkum kata-kata apa aja yang menegur aku pagi itu, di situ dikatakan bahwa pelayan sejati siap melayani karena menjadi seorang pelayan Tuhan berarti menyerahkan hak untuk mengendalikan jadwal dan membiarkan Tuhan yang mengaturnya kapan pun Dia perlu melakukannya. Pelayan sejati juga melihat interupsi sebagai kesempatan untuk mempraktikkan pelayanan. Kesempatan-kesempatan besar dalam melayani tidak berlangsung lama, kesempatan itu akan segera lewat dan tidak kembali lagi. Dan terkadang kita kehilangan banyak kesempatan melayani karena kita tidak peka dan spontan.

Dari pertama kali bersaksi sampai saat itu, aku masih bersaksi atas dorongan dari Mami. Dan kayak hatinya setengah-setengah untuk hadir dalam ibadahnya, tetapi di sisi yang lain, hati aku juga terbeban karena aku merasa bersaksi adalah tugasku karena Tuhan Yesus sudah begitu baik. Namun, setiap kali aku mengalami perasaan terbeban itu, aku sadar aku salah karena bersaksi yang sebenarnya harus didasarkan oleh respons seseorang atas rasa syukur. Namun, sejujurnya aku jauh lebih suka bersaksi perorangan dibandingkan di depan mimbar, karena kalau perorangan itu nggak buat aku grogi dan juga waktunya lebih leluasa sehingga aku nggak takut kelebihan waktu. Setiap kali aku diminta kesaksian di gereja satu hari sebelumnya, aku harus bernyanyi “Tuhan ini tugas kami, beri keberanian bagi kami, taruhlah roh yang rela melayani, sebab menyenangkan hati Tuhan itu yang kuingini” supaya aku dimampukan oleh Roh Kudus. Aku selalu berdoa minta Tuhan kasih aku hati yang tulus dan rela melayani-Nya karena aku mau melayani Dia.

Setiap kali aku menyanyikan lagu tersebut aku selalu menangis karena rasanya berat banget. Di satu sisi aku ingin sekali menyenangkan Tuhan dengan melakukan apa yang Dia inginkan yaitu memuliakan nama-Nya. Namun, di lain sisi, dagingku rasanya menolak dan rasanya aku harus melawan diriku sendiri. Memang hatiku selalu lebih lega setelah menyanyikan lagu tersebut sambil berdoa meminta urapan Tuhan. Aku juga memang selalu dimampukan oleh Tuhan untuk bersaksi pada akhirnya. Setiap kali aku sudah maju ke depan, Tuhan

Page 80: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

68 God is Greater than Cancer

selalu memberiku kemampuan dan keberanian untuk berbicara dengan lancar bahkan terkadang sampai kelebihan waktu. Namun, walaupun setelah selesai bersaksi memang rasanya ada kepuasan tersendiri, senang, lega dan dari hati jadi timbul keinginan untuk bersaksi lagi. Namun tetap aja, setiap kali aku bersaksi aku harus bergumul melawan diriku sendiri dan itu sangat membebaniku.

Akhirnya pagi itu aku menyadari bahwa aku bukanlah seorang pelayan Tuhan yang sejati. Aku menangis dan memohon ampun kepada Tuhan. Aku berdoa memohon kepada Tuhan supaya memberi aku hati yang rela melayani. Aku berseru dengan segenap hati dalam doa meminta Tuhan memampukan aku untuk menjadi pelayan-Nya yang sejati karena aku betul-betul bersedia.

Setelah aku selesai saat teduh pagi itu, aku baru menyalakan handphoneku. Masuklah suara notif. Aku buka, dan aku lihat chat dari Papi yang sedang berjemur. “Cel, Mami ajak ke Jogja nih minggu ini, tiba-tiba.” Aku bingung dong, aku menjawab, “Loh kan minggu ini mau ke Bandung? Ngapain ke Jogja?” “Mau ikut KKR Om Stefanus” jawab Papi. Aku bertanya lagi “Loh nggak jadi ke Bandung dong?” “Iya” jawab Papi tetapi Papi bilang terserah aku.

Aku saat itu langsung mikir “Waduh mateng deh terserah aku lagi. Ke Jogja apa Bandung nih? Kalau aku pilih Bandung berarti aku lebih pilih jalan-jalan daripada pelayanan dong. Bila aku pilih Jogja, tetapi hati aku pengen ke Bandung. Kalau pilih ke Bandung tetapi hati aku juga nggak tenang, mengganjal karena nggak enak sama Tuhan. Mana hotel ke Bandung kan belum di-booking lagi, jadi nggak ada alasan. Apalagi barusan baru aja berdoa bilang sendiri mau jadi pelayan Tuhan sejati. Aduh Tuhan, cepat banget nih pembuktiannya” pikirku.

Setelah Mami selesai berjemur, aku langsung menanyakan Mami, ada apa tiba-tiba mau ke Jogja. Mami bilang 2 minggu yang lalu Pak Stefanus Wijaya, pendiri SOS, sempat menawarkan aku untuk bersaksi di KKR SOS Jogja melalui Mami tetapi Mami bilang masih belum tahu. Lalu pagi-pagi saat ia sedang berjemur, dalam hati Mami tuh berbicara begini “enak kali ya kalau seharian di rumah Tuhan” dan barulah Mami ingat tentang KKR Jogja itu. Mami berpikir daripada ke Bandung nggak

Page 81: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

69God is Greater than Cancer

ada tujuan, lebih baik ke Jogja ikut KKR dan Michelle isi kesaksian, kata Mami. Kan saat itu aku lagi sehat, semua sehat, cuma kita udah berencana ke Bandung aja hari Jumat. Namun akhirnya, Mami bilang semua terserah aku. Mami bilang Mami nggak mau memaksa. Waktu itu hotel di Bandung juga belum di-booking. Jadi benar-benar nggak ada alasan. Aku jadi tambah bingung karena keputusan di tangan aku, tetapi aku balikin lagi aja deh “Terserah Mami dan Papi deh, aku ikut aja” jawabku. Aku menceritakan kepada Mami dan Papi soal bacaan aku tadi pagi. Mami bilang, kalau aku mau Mami kasih tahu Om Stefanus jadi diatur kesaksiannya, udah cukup dekat kan harinya. Aku berpikir, kayaknya kalau dadakan mereka nggak bisa atur kali kesaksian aku, nanti jadwal mereka jadi berantakan. Selagi aku berpikir, tiba- tiba suara notif HP Mami bunyi. Dan itu mengagetkan, ternyata itu dari Om Stefanus yang bertanya “Mau ikut KKR Jogja?” Mami bingung jawabnya dan Mami bilang besok akan dikabari lagi. Wah pergumulan melawan diri sendiri ini. Musuh terbesar memang ya diri sendiri. Aku berdoa minta jawaban dari Tuhan, aku curhat aku ingin ke Bandung tetapi aku tahu bersaksi untuk Tuhan itu tugas atas rasa syukurku karena sudah sembuh. Namun, Tuhan merancang hari itu jadi pas sekali dari pagi.

Keesokannya, hari Kamis, aku bangun pagi seperti biasa. Sebelum baca Alkitab dan baca renungan aku selalu berdoa sebentar dahulu supaya bisa mengerti firman-Nya. Setelah itu aku membaca Alkitab, lalu membaca renungan lanjutan bab yang kemarin. Yeaaa.. kena lagi aku. Setelah aku rangkum, inilah teguran yang aku dapat kedua kalinya pagi itu. “Pelayan sejati juga tidak menunda-nunda atau membuat alasan maupun menunggu situasi yang sempurna dalam menyelesaikan tugas mereka. Seorang pelayan sejati memenuhi tanggung jawab, menepati janji mereka dan menyelesaikan komitmen mereka. Mereka tidak akan meninggalkan tugas mereka sebelum selesai, dan tidak berhenti ketika mereka berkecil hati. Apakah ada janji-janji yang harus Anda tepati atau sumpah yang perlu Anda penuhi atau komitmen yang harus Anda hormati? Ini adalah ujian. Tuhan sedang menguji kesetiaan Anda.”

Wow. Sangat menyesak di hati. Pagi itu Mami menanyakan kepadaku lagi bagaimana keputusannya. Akhirnya aku kasih tahu Mami

Page 82: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

70 God is Greater than Cancer

lagi bacaan pagi itu. Dan akhirnya Mami bilang “Ya udah Mami yang ambil keputusan, kita pergi aja ya, karena nanti minggu depan kan dede sudah ulang tahun. Di ulang tahun kamu yang ke-16 kamu kan sudah sembuh tidak kemoterapi dan tidak minum obat oral juga. Saat masih sakit aja kamu mau bersaksi, masa sekarang sudah sembuh dan sehat nggak mau bersaksi? Sebagai ucapan syukur atas kesembuhan, kita bersaksi di KKR Jogja sebelum kamu ulang tahun ke 16. Daripada ke Bandung cuma jalan-jalan, lebih baik memuji dan memuliakan Tuhan apalagi kamu sudah sehat. Nggak ada alasan untuk menolak pelayanan ini, daripada ke Bandung nggak tenang juga, ke Bandung kan bisa kapan aja. Namun, KKR ini belum tentu bisa ada kesempatan lagi.” Nasihat Mami membuat aku yakin untuk memilih pergi KKR ke Jogja. Walaupun awal memutuskannya berat, tetapi pas sudah memutuskan dan sudah sampai di Jogja hatiku tenang dan lega. Aku bersemangat untuk bersaksi memuliakan nama Tuhan. Sesudah selesai bersaksi, rasanya puas dan senang sekali!! Puji Tuhan, akhirnya hati nggak mengganjal lagi malah sebaliknya puas, lega, tenang dan senang sekali karena sudah bisa melakukan tugasku. Aku sungguh bersyukur karena itulah pertama kalinya aku bersaksi dengan sukacita dan tanpa beban (Gambar 13.1).

Gambar 13.1 Bersama Pendiri SOS yaitu Pak Stefanus Wijaya & Ibu Iva, juga Ketua SOS Jakarta, Pak Ari dan Bu Alin serta Tim SOS lainnya saat KKR di Jogja.

Page 83: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

71God is Greater than Cancer

Puji Tuhan sejak saat itu, Tuhan memberikanku kerelaan hati untuk melayani-Nya. Aku bersaksi dengan hati yang bersukacita dan tanpa beban lagi. Mungkin awalnya Tuhan belum kasih aku kerelaan hati supaya aku bisa melihat kuasa-Nya yang mengubahku melalui cerita ini. Setiap kesaksianku sekarang juga selalu Tuhan lancarkan. Memang pada hari pertama saat aku tertegur oleh tulisan tentang bagaimana pelayan sejati bertindak, dalam hatiku sempat terlintas perkataan ini, “Kalau kamu rela bersaksi, Iblis nggak akan ganggu kamu.” Sebab dahulu saat aku masih terbeban untuk bersaksi, tiap kali aku dijadwalkan bersaksi sering ada aja halangan. Kayak yang pertama kali bersaksi tiba-tiba muka aku bengkak (chapter 7). Halangan itu berlanjut saat aku bersaksi di persekutuan LOF, dari pihak sewa gedung pas H-1 malam dikabarkan tiba-tiba LCD dan micnya nggak ada padahal sebelumnya sudah siap. Terakhir mau bersaksi di Good News Program tiba-tiba sehari sebelumnya mataku bengkak (Gambar 13.2). Walaupun pada akhirnya Tuhan tetap melancarkan semuanya tetapi sering kali terjadi seperti itu. Namun sekarang saat aku mau berubah menjadi pelayan Tuhan yang sejati dan semua selalu berjalan dengan lancar. Pintu-pintu kesaksian pun semakin dibukakan lebar-lebar oleh Tuhan.

Gambar 13.2 Waktu mata kananku (sebelah kiri di foto) yang bawah bengkak sebelum acara Good News.

Bagi kamu yang menyadari bahwa kamu mempunyai cerita bersama-Nya, jangan lupa untuk membagikan cerita itu lagi supaya orang lain bisa diberkati. Setiap kita mempunyai tanggung jawab kepada generasi yang akan datang untuk memelihara kesaksian tentang bagaimana Tuhan menolong kita menggenapi tujuan-Nya di bumi.1Kalau kita nggak mau membagikannya, kita nggak akan pernah mengetahui bahwa cerita kita yang seram dan menyakitkan ternyata bisa menjadi cerita yang menginpirasi dan memberkati bagi orang

Page 84: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

72 God is Greater than Cancer

lain. Mulailah membagikannya kepada orang-orang terdekat. Memang untuk bersaksi, kita harus mengingat kembali hal-hal yang menyakitkan dan hal-hal yang tidak enak yang pernah kita rasakan. Namun, jika kita terus menyimpan hal-hal yang seram atau menyakitkan itu dan tidak pernah mau membagikannya, maka cerita itu akan selamanya menjadi cerita seram dan menyakitkan dalam ingatan kita sehingga bisa menimbulkan trauma. Padahal, cerita seram dan menyakitkan itu sesungguhnya adalah bukti dari penyertaan Tuhan yang begitu sempurna yang masih menjaga kita sampai dengan detik ini. Kita masih bisa hidup aja, itu sudah menjadi kesaksian karena artinya kita sudah berhasil melewati masa-masa yang sulit itu atas penyertaan Tuhan. Lawan ketakutan dan trauma itu, berdoa dan beranikanlah diri untuk membagikan cerita tersebut supaya orang dapat melihat bahwa Tuhan itu nyata. Percayalah, ketika kita membagikannya, lama-kelamaan cerita seram dan menyakitkan tersebut akan berubah menjadi sebuah tanda yang selalu membahagiakan karena hal itu mengingatkan kita untuk selalu bersyukur atas kasih-Nya yang begitu besar, yang selalu menyertai kita hingga kini. Aku sendiri nggak mau mengubur masa-masa saat aku sakit dalam-dalam. Aku malah berdoa supaya Tuhan selalu membuatku mengingat akan semua proses kemoterapi-kemoterapi berat yang aku alami. Aku sering berdoa dan bilang kepada Tuhan supaya 10 maupun 20 tahun bahkan sampai selamanya biarlah aku selalu mengingat akan masa-masa aku kesakitan dan putus asa. Sebab pada masa-masa seperti itulah kuasa-Nya juga dinyatakan dan dari situlah pengalaman-pengalaman terbaikku bersama Tuhan terbentuk. Di balik setiap kejadian, pasti akan selalu ada kebaikan Tuhan jika kita mau mencoba untuk mengubahkan fokus kita dari masalah kepada janji Tuhan. Apabila ada halangan-halangan saat kita mau melayani Tuhan, itu sudah biasa, jangan mundur. Kita tahu kalau Iblis memang selalu nggak suka kalau kita melayani Tuhan. Yang terpenting kita bisa tetap bertekun untuk menerobos setiap penghalang tersebut untuk memenuhi tugas kita.

____________________

Catatan Chapter 13:1. The Purpose of Driven Life, hal. 356

Page 85: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

Hanya karenaMu Tuhan14

Aku pernah mendengar suatu cerita dalam khotbah tentang keledai betina dalam Matius 21:1–11. Aku lupa kapan dan siapa yang

berkhotbah. Cerita ini mengingatkan aku tentang penyertaan Tuhan dalam hidupku mengapa aku bisa mengalami semua kebaikan-Nya. Namun, aku tahu bahwa Allah kita itu penuh kasih dan juga adil. Aku percaya kebaikan Tuhan dan perbuatan-Nya yang ajaib pastinya bukan hanya diberikan untuk aku aja, tetapi juga dapat diberikan bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya. Meskipun kebaikan tersebut diberikan dengan cara yang berbeda-beda setiap orangnya, tetapi tentu maksud dan tujuan-Nya untuk setiap anak-Nya sama, yaitu untuk mendatangkan kebaikan dan perkembangan karakter anak-Nya (Rm. 8:28, Ibr. 12:5–6, Pkh. 3:11).

Bagi kita yang mempunyai Yesus di dalam kita, hidup kita itu bagai keledai betina pada cerita ini. Ya walaupun agak beda sedikit, karena kita manusia. Kita lebih istimewa, jadi kita nggak dikembalikan lagi oleh Tuhan. Dikembalikan bagaimana maksudnya? Oleh sebab itu, mari kita lihat cerita tentang keledai betina ini.

Dalam Matius 21:1–3, Yesus sedang menyuruh 2 orang murid-Nya pergi dengan pesan “Pergilah ke kampung yang di depanmu itu, dan di situ kamu akan segera menemukan seekor keledai betina tertambat dan anaknya ada dekatnya. Lepaskanlah keledai itu dan bawalah keduanya

Page 86: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

74 God is Greater than Cancer

kepadaKu. Dan jikalau ada orang menegor kamu, katakanlah: Tuhan memerlukannya. Ia akan segera mengembalikannya.” Kedua murid-Nya melakukan persis seperti apa yang Yesus suruhkan (ay. 4–7). Akhirnya mereka membawa keledai betina itu bersama anaknya, lalu mengalasinya dengan pakaian mereka dan Yesus pun naik ke atasnya.

Coba lihat, ada suatu keistimewaan yang didapat oleh si keledai betina saat itu. Si keledai yang selama ini hanya dipandang rendah karena tidak seperti kuda yang sering dipakai sebagai lambang keperkasaan oleh para raja, bisa diberikan baju untuk mengalasi badannya.

Bukan itu aja, di ayat berikutnya (ay. 8) “Orang banyak yang sangat besar jumlahnya menghamparkan pakaiannya di jalan, ada pula yang memotong ranting-ranting dari pohon-pohon dan menyebarkannya di jalan.”

Wah, keledai ini juga dapat “red carpet”. Seumur hidup si keledai, paling ia cuma berjalan di atas tanah, batu-batuan, dan nggak jarang ia berjalan di tanah yang kotor serta berlumpur. Namun hari itu, orang-orang kok bisa memberikan pakaian mereka untuk mengalasi jalanan yang akan dilewati oleh si keledai ini ya? Orang-orang juga menyebarkan ranting-ranting lagi. Mungkin kalau sekarang ranting itu kayak bunga kali ya. Namun, sebenarnya ada penjelasan tersendiri tentang ranting pohon yang ditebarkan orang-orang itu lho. Secara singkat, memotong ranting pohon dan menebarkannya di jalan dahulu melambangkan kemerdekaan, kemenangan, dan sukacita.1

Selanjutnya, coba perhatikan lagi. Pada ayat 3, Yesus berkata kepada murid-Nya, “Jikalau ada orang menegor kamu, katakanlah: Tuhan memerlukannya. Ia akan segera mengembalikannya.”

Dari sini kita bisa lihat bahwa:

Yesus adalah Allah yang Mahatahu. Dia udah lebih dahulu mengetahui dan memperhitungkan hambatan yang nanti akan dihadapi para murid saat mereka melaksanakan perintah-Nya. Oleh sebab itu, Dia udah mempersiapkan dahulu alasan apa yang harus dijawab oleh murid-Nya ketika sang pemilik keledai bertanya. Hal ini berarti, Yesus akan menolong kita untuk menyelesaikan apa pun yang udah Dia perintahkan kepada kita. Dia yang akan memperlengkapi kita dengan

Page 87: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

75God is Greater than Cancer

apa pun yang akan kita butuhkan dan mempersiapkan jawaban-jawaban yang tepat bagi hambatan yang mungkin kita hadapi supaya kita mampu menyelesaikan tugas yang diberikan-Nya dengan baik.

Saat Dia menyuruh murid-murid-Nya pergi mengambil keledai untuk dipakai oleh-Nya, Yesus pun mau mereka mengambilnya dengan sepengetahuan dan persetujuan pemiliknya. Namun, pasti pemiliknya setuju, karena memang Dia udah merencanakannya. Hal ini menunjukkan bahwa Yesus adalah Tuhan dari segala ciptaan yang mampu menggerakkan hati semua makhluk hidup. Dari hati manusia yang paling hina, bahkan sampai hati para raja dan nabi, semua ada dalam genggaman tangan Tuhan.

Namun, kenapa sih keledai betina itu bisa mengalami hal-hal yang tidak biasa? Mengapa keledai tersebut begitu disambut oleh orang banyak dengan sukacita sampai mereka rela memberikan pakaian mereka untuk mengalasi jalanan yang dilewati si keledai? Padahal keledai tersebut sudah terbiasa berjalan di atas tanah atau lumpur. Jawabannya ada pada ayat 9, “Dan orang banyak yang berjalan di depan Yesus dan yang mengikuti-Nya dari belakang berseru, katanya: ‘Hosana bagi Anak Daud, diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, hosana di tempat yang mahatinggi!’”

Yup, karena ada Yesus Anak Daud berjalan bersama dengan si keledai, menungganginya.

Apakah si keledai layak mendapatkan perlakuan istimewa seperti itu kalau berjalan sendiri atau jika orang lain yang menungganginya? Tidak. Apakah si keledai layak mendapatkan perlakuan seperti itu saat Yesus menungganginya? Ya! Karena ia sedang membawa Yesus, Anak Allah yang luar biasa!

Keledai, seekor binatang aja diperlakuan istimewa saat membawa Yesus, gimana kita, manusia? Sayangnya manusia itu masih sering mengandalkan kekuatan sendiri dan merasa tidak membutuhkan Tuhan sehingga sering nggak mengizinkan Tuhan untuk melakukan bagian-Nya. Secara tidak sadar, kita sering mau menjadi tuhan atas masalah kita, masa depan kita, hidup kita dan terkadang hidup orang lain juga.

Page 88: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

76 God is Greater than Cancer

Ayo dong, jangan menjadikan Tuhan Yesus sebagai Juruselamat kita aja tetapi juga sebagai penguasa dalam hidup kita. Sebab Dia datang ke dunia ini untuk menjadi Juruselamat dan juga Raja/penguasa atas hidup kita. Jangan keraskan hatimu, buka hatimu! Terkadang Tuhan tidak mengubah keadaan kita karena Dia mau mengubah hati kita. Berjalanlah bersama Tuhan Yesus. Libatkan Dia dalam setiap langkah kita maka tidak akan ada yang mampu mengalahkan kita sebab ada Yesus, Anak Allah berjalan bersama kita. “Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu!” (1 Petrus 5:7).

Siapa sangka aku bisa hidup sampai sekarang bahkan bisa mengalami hal-hal yang tidak biasa? Sama seperti keledai betina itu, tanpa Tuhan dalam hidupku aku bukan siapa-siapa, nggak bisa berbuat apa-apa dan bahkan sudah tiada. Kalau aku bisa menulis buku ini, jangan berpikir aku hebat. Aku hanya manusia biasa sama seperti kamu, tetapi bila aku dapat melihat hal-hal yang ajaib dan tidak biasa, itu semua hanya karena aku berjalan bersama dengan Allah yang luar biasa! Dialah yang selalu memampukan aku. Dari aku yang terpuruk saat sakit kanker akut bisa sampai sembuh total, dari mengalami kekecewaan yang besar sampai mengalami sukacita yang tak terkatakan, dari nggak bisa bersaksi sampai bisa bersaksi, dari bukan seorang pelayan sejati dibentuk lagi sampai menjadi pelayan sejati dan kasih setia-Nya akan terus berlanjut. Aku percaya Dia membentuk hati dan karakterku setiap hari. Sungguh Dialah Sang Pencipta yang Mahakuasa. Tanpa-Nya, aku pun nggak akan tahu harus bagaimana menyelesaikan buku ini. Firman-Nyalah pedoman hidup aku yang memberiku pengetahuan akan apa yang benar dan yang tidak.

Pertanyaan aku dahulu, kenapa Tuhan aku harus sakit padahal dari kecil aku udah rajin baca firman, tidak pernah lupa saat teduh, selalu berusaha mempraktikkan Firman Tuhan dan sebagainya, akhirnyapun terjawab saat aku mulai membuka hati untuk kembali membaca firman-Nya lagi. Ibrani 6:10–11, “Sebab Allah bukan tidak adil, sehingga Ia lupa akan pekerjaanmu dan kasihmu yang kamu tunjukkan terhadap nama-Nya oleh pelayanan kamu kepada orang-orang kudus, yang masih kamu lakukan sampai sekarang. Tetapi kami ingin, supaya kamu masing-masing

Page 89: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

77God is Greater than Cancer

menunjukkan kesungguhan yang sama untuk menjadikan pengharapanmu suatu milik yang pasti, sampai pada akhirnya.”

Apabila kita sedang merasa Tuhan tidak adil, bukan berarti Dia betul-betul tidak adil. Tuhan Yesus adalah Allah yang adil. Dia hanya sedang mau membentuk karakter kita menjadi yang lebih baik lagi. Tuhan nggak pernah mengubah orang setengah-setengah, Daud dari seorang gembala domba ia ubah jadi seorang raja. Yusuf yang dijual, Dia ubah menjadi seorang kepala istana. Rasul Paulus seorang pembunuh, Dia ubah menjadi seorang penginjil dan banyak lagi. Semua tergantung kita, siapkah kita dibentuk?

Proses membuat bejana maupun berlian nggak pernah enak. Jadi kalau kita mau jadi seperti bejana yang indah ataupun berlian, kita juga harus siap untuk melalui proses yang harus dilewati supaya berlian atau bejana itu terbentuk. Namun kalau kita berpikir, ya udah nggak usah jadi berlian kalau sulit, sama aja kita menolak untuk dibentuk bertumbuh dalam karakter-Nya. Menolak untuk bertumbuh dalam karakter Kristus sama aja menolak didikan-Nya dan menolak untuk berjalan bersama-Nya. Seorang murid Kristus sejati tidak pernah menolak didikan Tuhan melainkan selalu berusaha menaati firman-Nya.

Memang nggak ada jaminan hidup kita akan selalu enak dan nyaman saat kita mengikut Kristus. Justru Tuhan sering menguji motivasi atau niat kita untuk mengikut-Nya dan memakai berbagai ujian untuk membuktikannya bahwa kita betul-betul murid-Nya yang sejati dan setia sampai akhir. Dan kita nggak perlu takut terhadap ujian itu sebab dengan begitulah kita dilatih untuk kuat dan tahan uji.

Akulah bukti hidup dari firman-firman-Nya bahwa firman-Nya itu nggak pernah berdusta dan janji-Nya nggak pernah diingkari-Nya. Kalau kamu lihat sejauh ini, setiap mukjizat yang Tuhan tunjukkan untuk aku itu semuanya merupakan pembuktian dari firman-Nya bagi kita yang percaya. Maka itu dalam kesaksian aku ada cukup banyak firman, karena firman-Nya itu memang benar-benar terjadi dan sudah aku alami sendiri. Jadi aku bersyukur Tuhan mengizinkan aku sembuh melalui proses ini, karena melalui proses inilah aku dibentuk-Nya dan melalui proses ini juga aku bisa melihat banyak firman-Nya dibuktikan-

Page 90: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

78 God is Greater than Cancer

Nya. Mungkin kalau Tuhan langsung menyembuhkan aku seketika itu juga tanpa melewati proses ini, ceritanya akan lain lagi. Kamu pun nggak akan baca cerita aku sepanjang ini.

Terkadang Tuhan pun memakai manusia untuk menjadi sarana-Nya. Jadi, berimanlah karena hati kamu memang percaya penuh kepada-Nya, jangan menjadikan iman hanya seolah-olah alasan karena kamu takut menghadapi masalah. Namun, terkadang Tuhan pun juga mengerjakannya sendiri. Sebenarnya waktu aku mengalami banyak kesakitan, Papi hampir mau memberhentikan kemoterapiku dan memilih percaya saja sama Tuhan. Namun Mami mau aku tetap menjalani kemoterapi karena Mami udah mencari tahu bahwa saat itu kemoterapi adalah pengobatan terbaik untuk leukemia. Mami semakin yakin bahwa Tuhan mengizinkan proses ini terjadi saat batu ginjalku bisa hancur dan hilang di tengah perjalanan kemoterapi, yang seharusnya itu mustahil. Pada akhirnya kami sekeluarga yakin dan percaya bahwa Tuhan akan tetap menyertai aku bahkan Dia akan memakai proses ini untuk membuat aku bertumbuh dalam iman dan mempermuliakan nama-Nya.

Di akhir buku ini, aku mau bantu mengingatkan kamu lagi supaya bisa bertahan bahkan naik menghadapi masalah atau pun pencobaan.

• Yang pertama, jangan putus asa, buka hatimu dan kembali kepada Tuhan.

• Kedua, praktikkan imanmu dengan percaya pada janji-Nya dan berserah mengandalkan-Nya.Umumnya kita pasti sulit untuk percaya kalau kita belum kenal. Kalau tiba-tiba ada orang asing yang sedang memegang sebuah pistol mengajakku pergi ke suatu tempat, aku pasti menolak untuk pergi karena aku nggak kenal dengan orang itu dan takut orang tersebut mempunyai niat jahat. Namun, jika Mamiku atau keluargaku yang berbuat demikian, aku mau pergi karena aku kenal baik dan aku percaya bahwa mereka menyayangiku. Bagaimanakah kita dapat percaya jika kita belum mengenal? Kenali-lah Tuhan kita dengan baik maka secara automatis kita akan mempercayai-Nya.

Page 91: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

79God is Greater than Cancer

Tidak semua juga orang yang berkata ia percaya akan dise-lamatkan karena yang Tuhan mau bukan hanya percaya di mulut aja tetapi juga benar-benar percaya dalam hati dan pembuktian melalui perilaku sebagai orang percaya. Sebab iman kita akan dibuktikan melalui perbuatan kita (Yak. 2:26).

• Ketiga, jadikan Dia tempat curhatmu, sahabat sejatimu, jangan simpan benci, dendam, maupun iri. Curahkan isi hatimu semuanya kepada Tuhan. Dia memang sudah mengetahuinya, tetapi Dia akan sangat menghargai kejujuran kita. Semakin sering kita mencurahkan isi hati kita kepada-Nya, semakin dekat hubungan kita dengan-Nya. Ampuni orang yang bersalah kepada kita. Mengampuni bukan berarti kita dirugikan. Namun mengampuni merupakan suatu kebesaran hati, sebab untuk bisa mengampuni itu bukan masalah orang itu layak menerima pengampunan atau tidak, melainkan karena kita layak menerima damai sejahtera Tuhan dalam hati kita.

• Keempat, bangunlah hubungan dengan-Nya dengan membaca firman dan berdoa saat teduh, dan berdoa di mana aja serta kapan aja. Bagi yang membutuhkan tips untuk bersaat teduh setiap hari dan ingin tahu manfaat saat teduh, dapat menghubungi aku melalui email ke aku yang tertera di akhir bab.

• Kelima, sharing pada komunitasmu. Mungkin banyak orang menganggap orang yang paling dewasa secara rohani dan kudus adalah orang yang mengisolasikan diri dari orang lain dalam biara-biara gunung yang nggak berhubungan dengan orang lain. Namun, sebetulnya kita tidak bisa bertumbuh hanya dengan membaca Alkitab dan berdoa aja karena kita perlu belajar untuk mempraktikkannya. Banyak firman Tuhan yang memerintahkan kita untuk saling mengasihi, mengampuni, dll. Hal itu karena Dia tahu kita membutuhkan orang lain untuk bertumbuh. Oleh sebab itu komunitas sangatlah penting sebagai objek untuk mempraktikkan

Page 92: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

80 God is Greater than Cancer

firman-Nya (saling membangun, menolong, menasihati, mengasihi, menghormati mendukung, mendoakan, dan menghibur).2

• Keenam, catat kebaikan Tuhan Yesus dalam hidupmu, jangan lupakan, tetap setia sekalipun kamu sudah bebas dari masalah dan jadilah berkat bagi orang lain.

Percayalah Tuhan memakai setiap masalah dan pencobaan sebagai ujian kesetiaan untuk iman kita dan mendewasakan karakter kita. Aku bersyukur bisa menulis ceritaku di buku ini karena selain bisa menguatkan orang lain, di masa depan nanti tulisanku di buku ini juga bisa membantu aku untuk senantiasa mengingat kebaikan-kebaikan-Nya serta bertumbuh di dalam-Nya. Walaupun aku masih didiagnosa osteoporosis dan osteonecrosis karena efek samping kemo, tetapi aku percaya Dia adalah Allah yang turut bekerja dalam segala hal. Dokter menyarankan untuk operasi tulang yang terkena osteonecrosis (kalau menganggu). Namun puji Tuhan, osteonecrosisnya tidak menganggu dan aku hanya dianjurkan untuk minum vitamin D biasa, karena belum terlalu parah. Sebab itu aku mohon bantuan doanya juga ya, teman-teman. Aku pun akan tetap berdoa dan berusaha untuk makan-makanan yang sehat serta bervitamin.

Aku sangat berharap melalui tulisanku di buku ini, para pembaca bisa termotivasi untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dengan membangun hubungan dengan-Nya. Sebab jika kekayaan, popularitas, kedudukan, kecantikan akan berlalu seiring berjalannya waktu, hubungan kita dengan-Nyalah yang akan tetap selamanya. Meski kekayaan, popularitas, kedudukan, ataupun kecantikan bukanlah hal yang tidak baik tetapi itu semua bukanlah benteng yang terkuat saat bencana, kecelakaan, penyakit, masalah, kematian tiba-tiba datang.

Hubungan kita dengan Tuhanlah benteng yang terkuat yang kita bisa bawa sampai mati, sebab hubungan kita dengan-Nya di dunia ini akan menentukan hubungan kita dengan-Nya di surga. Percayalah tanpa pengenalan akan Kristus semua yang kita lakukan di dunia ini hanya

Page 93: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

81God is Greater than Cancer

akan membawa kita pada kekecewaan dan kesia-siaan. Aku pun masih terus belajar untuk bisa mendapat pengenalan akan Tuhan lebih dalam lagi. Sebab itu, yuk kita berjuang bersama untuk terus menumbuhkan iman dan pengenalan akan Dia!

Catatan Chapter 141. Matthew Henry: http://alkitab.sabda.org/commentary.php?passage=Matius+21%3A1-112. Rick Warren, The Purpose of Driven Life, hal. 193

Bagi yang membutuhkan tips untuk bersaat teduh setiap hari, manfaat saat teduh dan tempat sharing (secara gratis) bisa menghubungiku di [email protected]

Aku dengan senang hati akan memberikan tips-tips tersebut.

Tuhan Yesus memberkati! :)

Page 94: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....
Page 95: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

Lampiran

1. Cari waktu yang bisa kamu tetapkan setiap hari untuk membaca Alkitab. Biasanya cara paling gampang yang aku pakai yaitu sekalian saat teduh. Kalau dipisah-pisah nanti takutnya malah nggak dua-duanya. Oleh sebab itu, biasanya aku melakukannya pada pagi hari sebelum menyalakan handphone dan keluar dari kamar karena kalau sudah keluar kamar pasti ada aja yang mau kulakukan. Namun kalau memang harus keluar kamar, misal untuk ke toilet pastikan langsung kembali lagi ke kamar untuk membaca Alkitab. Dan yang terpenting, jangan lupa untuk berdoa meminta bantuan Roh kudus supaya kita dimampukan untuk menguasai diri sebab usaha kita akan sia-sia tanpa bantuan-Nya.

2. Tentukan berapa banyak ayat yang mau dibaca secara rutin. Usahakanlah setiap hari untuk memberi waktu bagi Tuhan dengan membaca Alkitab dan berdoa. Sebab itu, tidak perlu membaca terlalu banyak dulu, yang terpenting kita bisa komit untuk membacanya tiap hari, merenungkannya dan melakukannya. Mulailah dari 1 sampai 5 ayat dulu setiap pagi dan malam. Jika 5 ayat sudah terasa ringan untuk dibaca, aku anjurkan untuk membaca minimal per judul perikop sehingga kita dapat menyimpulkannya dari keseluruhan perikop supaya tidak salah mengerti.

Tips Membaca Firman Setiap Hari

Page 96: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

84 God is Greater than Cancer

3. Bacalah Alkitab dalam bentuk buku. Aku lebih suka membaca firman-Nya di Alkitab daripada di aplikasi gadget, kecuali kalau sedang di luar rumah. Sebab notifikasi yang masuk bisa membuat konsentrasi aku buyar dan membuatku ingin buka notif yang masuk dulu. Jadi dulu saat aku memulai membaca Alkitab secara rutin, aku biasakan untuk menaruh Alkitab di samping bantalku dan handphone di tempat yang lebih jauh. Bagi kalian yang merasa sepertiku, sebaiknya pakai Alkitab dalam bentuk buku.

4. Berdoalah sebelum membaca. Ini sangatlah penting karena kita harus meminta hikmat, akal budi dan kebijaksanaan untuk mengerti firman-Nya. Sebab firman Tuhan banyak juga yang membuat kita bertanya-tanya. Karena itu dibutuhkan peran Roh Kudus untuk mengajar kita.

5. Bacalah sampai mengerti. Jangan seperti membaca Koran. Kita harus memercayainya dan mengingatnya. Yang kita perlukan adalah kualitas bukan kuantitas. Kalau belum mengerti, berusahalah untuk mencari arti ayat itu sampai dapat dan bila memang tidak dapat, tetaplah percaya karena kita tidak bisa memaksakan pikiran kita untuk mengerti semua yang Tuhan pikirkan. Namun, biasanya aku selalu berusaha mencari tafsiran ayat dari internet, tetapi kita harus menyaringnya kembali dan bila kita belum merasa yakin akan artinya, catat dan mintalah pendapat dari hamba Tuhan atau orangtua. Berusahalah untuk terus mencari sampai kita mengerti dan jadilah tanah yang subur (Mat. 13:1–23).

6. Tambahkanlah buku renungan untuk dibaca. Buku renungan itu juga penting buat menambah pengertian kita akan firman Tuhan. Terkadang kita juga bisa melihat satu ayat dengan perspektif yang berbeda melalui buku renungan, sebab ada ayat yang terkadang memiliki lebih dari satu arti baik secara eksplisit atau implisit. Sebab itu setiap pagi aku selalu berdoa sebentar sebelum membaca firman-Nya dan bertanya apa yang mau Tuhan bicarakan kepada aku hari itu baik melalui buku renungan maupun Alkitab. Setelah itu barulah aku membaca Alkitab, buku renungan, dan berlanjut dengan berdoa saat teduh.

Page 97: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

85God is Greater than Cancer

Saat kita betul-betul percaya pada FIRMAN Tuhan, otomatis kehidupan kita akan digerakkan berdasarkan oleh firman-Nya. Kita juga otomatis akan menghindarkan diri dari dosa, karena saat kita udah memercayai sesuatu, pasti sulit bagi kita untuk menyangkali apa yang sudah kita percayai. Makanya kalau kita udah bener-bener percaya pada firman Tuhan, biasanya lebih susah untuk kita ditipu dan digoda oleh Iblis. Contoh waktu aku meragukan janji Tuhan dan Iblis mulai memengaruhi pemikiranku, aku nggak langsung percaya, karena sulit bagiku untuk menyangkal janji Tuhan yang sudah aku percayai bahwa Tuhan berjanji semua akan indah pada waktunya.

Terakhir ada satu tips lagi yang sangat penting dan tanpa tips satu ini semua yang aku tulis di atas akan sia-sia. Tips yang terakhir adalah praktikkan sekarang juga. Jangan menunda-nunda. Praktikkan hari ini juga atau kamu nggak akan mempraktikkannya karena lupa atau malas. Iblis suka kita menunda-nunda dan kalau kita menunda sama saja kita sedang memberi ia kesempatan untuk menghalangi kita. Kita nggak tahu sampai kapan kita bisa terus menunda untuk melakukan firman-Nya dan menyelesaikan tujuan-Nya untuk kita lakukan di dunia. Sebab waktunya sudah dekat. Mungkin ada orang yang nggak peduli masuk neraka karena mereka belum merasakannya sekarang tetapi mereka pikir masih lama. 1 Tesalonika 5:2–6 “Karena kamu sendiri tahu benar-benar, bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri pada malam . Apabila mereka mengatakan: Semuanya damai dan aman—maka tiba-tiba mereka ditimpa oleh kebinasaan, seperti seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh sakit bersalin—mereka pasti tidak akan luput. Tetapi kamu, saudara-saudara, kamu tidak hidup di dalam kegelapan, sehingga hari itu tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri, karena kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang. Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan. Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadar.”

Memang hari Tuhan itu datang seperti pencuri, tetapi coba perhatikan di ayat 4 dan 5 hari Tuhan datang seperti pencuri bagi mereka yang di dalam kegelapan, bukan bagi kita anak terang. Sebagai anak terang seharusnya kita tahu bahwa hari kedatangan-Nya tidak

Page 98: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

86 God is Greater than Cancer

datang seperti pencuri. Memang kita nggak tahu kapan Yesus datang secara persis. Namun kita tahu tanda-tandanya. 2 Timotius 3:1–5 “Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah. Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!”

Lihat ya keadaan dunia kita udah merujuk kaya gitu loh. Kalau kamu nggak pernah baca firman-Nya, kamu juga ga akan menyadari kalau hal-hal di atas itu menunjukkan akhir zaman.

Wahyu 12:12  “Karena itu bersukacitalah, hai sorga dan hai kamu sekalian yang diam di dalamnya, celakalah kamu, hai bumi dan laut! karena Iblis telah turun kepadamu, dalam geramnya yang dahsyat, karena ia tahu, bahwa waktunya sudah singkat.”

Kita sih ga perlu takut kalau  Iblis turun dengan geram atau dengan dahsyat, kan Iblis bawahan kita. Kita kan anak Raja. Siapa ia, berani melawan? Namun masalahnya, "karena ia tahu, bahwa waktunya sudah singkat.” Itu yang bahaya. Iblis aja tahu waktunya sudah singkat, masalahnya bagaimana kalau kita nggak tahu? Kalau kita nggak tahu celakalah kita karena kita nggak sempat lagi berjaga-jaga. Jadilah gadis yang bijaksana yang selalu siap sedia. Aku berdoa semoga jangan kita seperti gadis-gadis yang bodoh melainkan jadi gadis-gadis yang bijaksana seperti dalam Matius 25:1–12.

Jadi, jangan lagi menunda untuk menabung di kerajaan surga. Lakukanlah apa yang benar dan berkenan di mata Tuhan. Cara untuk mengetahui perbuatan mana yang baik dan tidak, niat hati yang berkenan di hadapan Tuhan, bagaimana caranya? Semua itu dijelaskan-Nya dalam firman-Nya karena sekali lagi firman-Nya adalah suara-Nya sendiri. Alkitab itu bukan Allah. Namun firman itu adalah Allah (Yoh.

Page 99: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

87God is Greater than Cancer

1:1). Orang bisa kaya, sukses, terkenal, tetapi belum tentu mereka mempunyai hati yang damai dan bersukacita, masih banyak yang jiwanya kosong. Tuhan sudah menciptakan sebuah tempat di hati kita yang hanya bisa diisi oleh diri-Nya sendiri. Jadi mau diisi sebanyak apa pun kebahagiaan yang berasal dari dunia ini, semuanya nggak akan pernah cukup untuk mengisi kekosongan di hati kita. Sebab hati kita ini harus dipenuhi oleh damai dan sukacita dari-Nya; hanya Tuhan yang cukup mengisi segala kekosongan dalam hati kita.

Aku sangat berharap melalui tips ini, setiap pembaca yang percaya kepada Tuhan Yesus tidak hanya rajin ke gereja serta pelayanan di gereja tetapi juga bisa rajin bersaat teduh dan membaca firman Tuhan. Semoga kamu bukan benih yang ditabur di tanah yang berbatu-batu, yang mendengar firman itu dan segera menerimanya tetapi tidak berakar dan tahan sebentar saja; yang ketika ada penindasan mereka segera murtad dan juga bukan benih yang ditabur di tengah semak duri, yang mendengar firman tetapi tidak berbuah. Melainkan aku berdoa supaya aku dapat menabur di tanah yang baik, yang mendengar dan menyambut firman itu lalu berbuah berlipat ganda. (Mrk 4:1–20)

Selamat mencoba!

Page 100: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

Kata Penutup

Di setiap kesaksianku dahulu saat aku masih dalam proses kemoterapi, aku selalu membawa, Yohanes 13:7 yang berbunyi

“Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak.” Aku selalu menyebut ayat itu di setiap kesaksianku karena dahulu aku belum mengerti. Namun “kelak" yang ada dalam Yohanes 13:7 itu sudah terjadi sekarang sehingga ayat tersebut tetap selalu kubawa dalam setiap kesaksianku sekarang untuk membuktikan bahwa Tuhan memang tidak pernah lalai menepati janji-Nya. Puji Tuhan, akhirnya aku mengerti maksud dan tujuan Tuhan untuk hidupku adalah untuk bersaksi memuliakan nama- Nya dan untuk mengenal Dia lebih dalam lagi karena Dia mau aku bertumbuh dalam karakter-Nya sehingga bisa lebih banyak berbuah.

Tuhan kita sama. Dia terlebih besar dari segala sakit penyakit, masalah, maupun kuasa roh-roh jahat. Jika Tuhan Yesus bisa mengubah hidupku menjadi hidup yang berarti meski melalui penyakit, Dia juga pasti mampu melakukan hal yang sama kepadamu asalkan kamu mau berjalan bersama-Nya. Ingatlah Dia tidak pernah lalai menepati janji-Nya untuk kita anak-anak-Nya yang setia sampai akhir. Mungkin kita tidak memahami apa yang kini kita alami, tetapi percayalah apa pun yang kita alami saat ini terjadi karena Dia mengasihi kita dan ingin membentuk karakter kita. Ibrani 12:5–6 “Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku,

Page 101: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

89God is Greater than Cancer

janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak.”

Bapa di dunia aja mau mendidik anaknya menjadi anak yang baik, bagaimana Bapa kita di surga? Itulah sebabnya seorang bapa menghajar atau memarahi anaknya karena ia ingin memberi tahu apa yang baik dan benar untuk anaknya. Kalau bapa di dunia aja harus kita hormati, bukankah kita harus lebih hormat dan taat kepada Bapa kita di surga supaya kita boleh hidup? Bapa di dunia mendidik kita dalam jangka waktu yang pendek sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi kalau Bapa di surga, Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya (Ibr. 12:10).

Jadi, buat kamu yang sedang menghadapi berbagai ujian, kanker, maupun penyakit lainnya, jangan menyerah dan putus asa yah, karena selain seorang Bapa yang mendidik, Dia juga seorang Bapa yang sangat mengasihi anak-anak-Nya. Percaya deh semua proses yang diberikan-Nya pasti untuk kebaikan kita. Kita kan punya Tuhan yang sama, dan ingat setiap kita unik. Aku pun bisa menulis buku ini bukan karena kepintaran atau kehebatan aku, tetapi kesanggupan dari-Nya. Tuhan pasti bisa pakai kamu juga dengan cara yang hebat. Aku diizinkan Tuhan mengalaminya lebih dahulu supaya aku bisa mensupport orang-orang yang masih tengah menghadapi penyakit.

Oleh sebab itu, bagi yang sakit, jangan sia-siakan waktumu. Kamu punya waktu lebih banyak untuk diberikan kepada Tuhan. Pakai waktumu untuk mendapat akan pengenalan akan pribadi-Nya. Jangan sia-siakan waktu berharga ini untuk mempunyai pengalaman bersama Tuhan. Dan ingat, janganlah kita giat mencari Tuhan hanya saat kita sakit atau dalam masalah, sebab jika kita seperti itu, pada kemudian hari saat badai hidup mulai menerpa lagi, baik itu penyakit maupun masalah keuangan, pernikahan atau hal lainnya kita akan terpuruk lagi karena kita bagaikan orang yang membangun rumahnya di atas pasir. Apabila saat sakit, kita bergumul, bergaul, percaya, dan bersyukur kepada-Nya, saat kita sembuh, kita telah mendapatkan kesempatan emas itu yaitu perjumpaan pribadi atau pengenalan akan Tuhan, malah kita bisa

Page 102: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

90 God is Greater than Cancer

mendapat bonus-bonus yaitu melihat perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib (mendapat sukacita, damai, berkat, kepuasan dll.). Nggak ada hal lain lagi yang lebih berharga selain mengenal Dia secara pribadi dan mempunyai hubungan yang intim dengan-Nya. Namun jangan lupa untuk berbuah. Jangan kerajinan kita makin kendor, tetapi biarlah roh kita tetap menyala-nyala untuk mempermuliakan-Nya.

Ada 3 kunci sederhana untuk orang yang sedang menghadapi pencobaan. Bangunlah hubungan yang erat dengan Tuhan maka kita akan selalu bersukacita dalam pengharapan, sebab di dalam-Nya selalu ada pengharapan. Fokuskanlah diri kita pada janji-janji Tuhan bukan pada masalah, maka kita akan mampu bersabar dalam kesesakan. Yang terakhir, berimanlah bahwa Dia adalah Bapa yang mengasihi kita dan tidak pernah gagal menepati janji-Nya, maka kita akan terus bertekun dalam doa (Rm. 12:11–12).

Bagi yang sehat, yang kehidupannya di zona nyaman, jangan tunggu ditegur Tuhan dulu! Jangan tunggu ada hal buruk terjadi baru cari Tuhan ya. Ingat masalah, sakit penyakit, kecelakaan dan Hari Tuhan pun bisa datang kapan saja. Yuk mulai sekarang, mulailah berjaga-jaga dan menabunglah di surga jangan hanya di dunia.

Aku berdoa semoga Tuhan bisa memberkati buku ini sehingga setiap orang yang membaca buku ini bisa terberkati dan terinspirasi.

Terima kasih sudah membaca buku ini dan membantu pelayanan SOS. Tuhan Yesus memberkati!

Page 103: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

Daftar Pusaka

1. Rick Warren. 2015. The purpose of Driven Life (Untuk Apa Aku di Dunia Ini). Jakarta: Penerbit Immanuel Publishing House. (Diterjemahkan oleh Immanuel Publishing House)

2. Jerry Bridges. 2004. Growing Your Faith (Tumbuhkan Imanmu). U.S.A: Published by NavPress. (Terjemahan Bahasa Indonesia)

3. Hanna Kristanto. 2013. 3 Jam di Surga. Yogyakarta: Penerbit ANDI

Aku juga merekomendasikan buku-buku di atas sebagai buku renungan setelah membaca Alkitab setiap pagi.

Page 104: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

Terima Kasih Kepada

Setiap pembaca buku ini dan masih ada banyak orang lagi yang tidak bisa aku sebutkan di sini tetapi aku selalu berdoa untuk siapa pun

yang telah Tuhan kirimkan untuk memberkatiku supaya Tuhan Yesus yang membalasnya berlipat kali ganda “dan kiranya Tuhan menjadikan kamu bertambah-tambah dan berkelimpahan dalam kasih seorang terhadap yang lain dan terhadap semua orang, sama seperti kami juga mengasihi kamu. Kiranya Dia menguatkan hatimu, supaya tak bercacat dan kudus, di hadapan Allah dan Bapa kita pada waktu kedatangan Yesus, Tuhan kita, dengan semua orang kudus-Nya.” (1 Tes. 3:12)

Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan!

Roma 15:13

May Jesus bless you all!

Amen!

Page 105: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

Profesor Quah—Profesor yang

menangani aku di Singapura selama

lebih dari 2 tahun. Thanks for all your

helps, cares, advices and supports.

Beberapa suster di Outpatient saat

aku sudah hampir selesai treatment

chemo. Thank you nurses ward 8B

and outpatient for your care.

Dokter Krista yang selalu melakukan tindakan intratekal untukku. Thank you for your patience, advices, and supports.

Ci Mila dari gereja IFGF yang pertama kali datang menjenguk, mendoakan dan membantu aku. Ci Mila tetap setia mendukung aku selama pengobatan kemoterapiku.

Page 106: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

Tante Maria dan Om Tan dari gereja

IFGF yang setia menjenguk, berdoa dan menguatkan aku serta keluargaku.

Tante Indah dari Forerunner Community yang terus mendukung aku dalam doa,

menjenguk dan memberikan banyak bantuan. Terima kasih juga kepada

Forerunner Community yang selalu membawa aku dalam doa dan memberi

kesempatan kepadaku untuk bersaksi.

Ps. Stefanus dan Ps. Iva (Pendiri SOS

Singapura) yang selalu mendukung aku

dalam doa, menjenguk, membantu dan

sering kali memberi aku kesempatan untuk

bersaksi.

Tante Riana, seorang pejuang

kanker dan penulis buku Iman di

Atas Garis. Beliau juga

selalu mendukung aku.

Page 107: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

Ci Stevie dari Batam, seorang remaja yang terpanggil untuk melayani orang sakit.Walaupun cuma sempat menjenguk aku.

Pelayan-pelayan Tuhan

dari Gereja GRII yang setia

mendukung aku dalam doa dan

menjenguk aku.

Ko Ricky dan Ko Ferry

yang selalu menguatkan,

mendukung dalam doa,

menolong dan menghibur

aku serta keluarga.

Page 108: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

1 Bali +62 815-5806-7245

2 Bandung +62 821-1997-8150

3 Banjarmasin +62 812-5136-500

4 Batam +62 813-7222-0868

5 Bekasi +62 822-9808-8999

6 Bogor +62 878-7067-1093

7 Buol-Toli2, Sulawesi Tengah +62 823-7888-5777

8 Depok +62 812-6176-9811

9 Gresik +62 819-3810-0009

10 Jakarta +62 877-3515-3762

11 Jambi +62 821-7889-2287

12 Jayapura +62 813 3512 7777

13 Jepara +62 851-0130-1220

14 Yogyakarta +62 812-2964-310

15 Jombang +62 816-5408-712

16 Karawang +62 856-8797-088

17 Kupang, Nusa Tenggara Timur +62 813-3741-8805

Sahabat Orang Sakit (SOS) Indonesia

Page 109: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

18 Lahat, Sumatera Selatan +62 822-7831-8676

19 Lubuk linggau, Sumatera Selatan +62 812-7178-1877

20 Makasar +62 812-4115-758

21 Malang +62 811-3654-055

22 Medan +62 812-6002-643

23 Menado +62 813-4085-8997

24 Muara Enim, Sumatera Selatan +62 852-6758-0024

25 Palembang +62 812-7169-7488

26 Pangkalpinang, Bangka +62 813-6779-0221

27 Parigi, Sulawesi Tengah +62 811-1683-010

28 Pati, Jawa Tengah +62 857-2797-7979

29 Pekanbaru 0852 6492 7212

30 Poso, Sulawesi Tengah +62 811-450-777

31 Prabumulih, Sumatera Selatan +62 821 8363 6000

32 Purwodadi +62 877-1700-2130 / +62 815-6541-498

33 Samarinda +62 812-5898-268

Page 110: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

34 Semarang +62 813-2502-2247

35 Serpong, Tangerang Selatan +62 817-878-677

36 Solo +62 817-257-888 / +62 878-3535-3789

37 Sungai Liat, Bangka +62 812 7176 424

38 Surabaya +62 811-306-560

39 Tangerang +62 822-9984-2271

40 Tasikmalaya +62 818-0202-6868

41 Tulungagung +62 857-3530-0500

42 Ambon +62 812 9870 6253

Page 111: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....

1 Guangzhou, China +62 821-1997-8150

2 Kuching, Malaysia +60 13-805 3164

3 Malaka, Malaysia +60 1824 91815

4 Penang, Malaysia +60 11-3719 5484 / +60 11-1119 3171

5 Shenzen, China +86 185 6580 8829 / +86 137 2425 4282

6 Singapore +65 8370 2931

7 Sydney +61 411 654 232

8 Denver, Amerika +1 (213) 820-6074

9 Amsterdam, Belanda +31 06 8575 5845 / +31 06 2160 8430

10 Tilburg, Belanda +31 06 4494 3701

11 Leiden, Belanda +31 06 3860 1125

12 Hoofddorp, Belanda +31 06 41039228

13 Haarlem, Belanda +31 06 4306 8804

14 Den Haag, Belanda +31 06 1498 7068

15 Amsteelveen, Belanda +31 06 1278 9904 / +31 06 8575 6845

16 Assen, Belanda +31 06 2134 5435

Sahabat Orang Sakit (SOS) Internasional

Page 112: Dengan segala puji syukur; kami persembahkan buku ini ... is Greater than Cancer...Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ... Ucapan Terima Kasih.....