PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS AKHIR Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) Disusun sebagai salah satu syarat penyelesaian studi Strata 1 untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Oleh : Siti Amaliyah 5112411007 PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017
132
Embed
dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer
di Kota Semarang
TUGAS AKHIR
Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A)
Disusun sebagai salah satu syarat penyelesaian studi Strata 1
untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik
Oleh :
Siti Amaliyah
5112411007
PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2017
ii
iii
iv
v
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat
menyelesaikan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur
(LP3A) Tugas Akhir Pusat Fotografi dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer
di Kota Semarang ini dengan baik dan lancar tanpa terjadi suatu halangan
apapun yang mungkin dapat mengganggu proses penyusunan LP3A Pusat
Fotografi dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang.
LP3A Pusat Fotografi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
kelulusan akademik di Universitas Negeri Semarang serta landasan dasar untuk
merencanakan desain Pusat Fotografi nantinya. Judul Tugas Akhir yang penulis
pilih adalah ”Pusat Fotografi dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota
Semarang”.
Dalam penulisan LP3A Pusat Fotografi ini tidak lupa penulis untuk
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu,
membimbing serta mengarahkan sehingga penulisan LP3A Pusat Fotografi ini
dapat terselesaikan dengan baik. Ucapan terimakasih saya tujukan kepada :
1. Allah SWT, yang telah memberikan kemudahan, kelancaran, serta kekuatan
sehingga dapat menyelesaikannya dengan baik,
2. Bapak Prof. Dr. Fathur Rohman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri
Semarang, 3. Bapak Dr. Nur Qudus, M.T., Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri
Semarang,
4. Ibu Dra. Sri Handayani, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Universitas
budaya, dan lain-lain. Sarana yang diperlukan dalam menunjang kegiatan seni
fotografi berupa galeri, museum, sekolah, dan ruang komunal yang bisa dijadikan
sebagai tempat perkumpulan para komunitas pecinta fotografi. Dan kota yang
tepat untuk membangun Pusat Fotografi adalah Kota Semarang, karena dari segi
histori Semarang merupakan tempat diadakannya kongres pertama GAPERFI
(Gabungan Perhimpunan Seni Fotografi Indonesia) pada tahun 1955 dan belum
tersedianya sarana yang mendukung perkembangan fotografi di Kota Semarang.
Arsitektur kontemporer sebagai landasan dalam membentuk fasilitas
pusat fotografi yang memiliki sifat modern seperti perkembangan zaman saat ini.
Kontemporer menandai sebuah desain yang lebih maju, variatif, fleksibel dan
inovatif, baik secara bentuk maupun tampilan, jenis material, bentuk geometris,
maupun teknologi yang dipakai dan menampilkan gaya yang lebih baru,
memanfaatkan pencahayaan alami dan menambahkan konsep open plan pada
ruang dalam.
Kata Kunci : Pusat Fotografi ; Arsitektur Kontemporer ; Kota Semarang
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii PERNYATAAN ............................................................................................ iv KATA PENGANTAR ................................................................................... v PERSEMBAHAN ......................................................................................... vi ABSTRAK ................................................................................................... vii DAFTAR ISI ................................................................................................ viii DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xii DAFTAR TABEL ......................................................................................... xix BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang .......................................................................... 1
1.9. Alur Pikir .................................................................................... 10 BAB II TINJAUN PUSTAKA ....................................................................... 11
2.1. Tinjauan Umum Pusat Fotografi ................................................ 11
2.1.1. Pengertian Pusat Fotografi ............................................. 11
2.3.3. Aplikasi Desain terhadap Arsitektur Kontemporer .......... 50
2.4. Studi Kasus ............................................................................... 51
2.4.1. Darwis Triadi School of Photography ............................. 51
2.4.2. OHD Museum ................................................................ 65
2.4.3. Samsung Innovation Museum (SIM) .............................. 72
2.4.4. Galeri Sangkring Art Space ............................................ 78 BAB III TINJAUAN LOKASI ........................................................................ 83
3.1. Tinjaun Umum Kota Semarang .................................................. 83
3.1.1. Kedudukan Grafis dan Wilayah Administrasi ................. 83
3.2. Tinjauan Lokasi Perencanaan Pusat Fotografi .......................... 91
3.2.1. Kriteria Lokasi Pusat Fotografi ....................................... 92
3.2.2. Pendekatan Pemilihan Lokasi ........................................ 92
3.3. Tinjauan Site ............................................................................. 96
3.3.1. Kriteria Pemilihan Site .................................................... 96
3.3.2. Alternatif Site .................................................................. 98
3.4. Pembobotan Site ....................................................................... 115
3.5. Site Terpilih ............................................................................... 117 BAB IV PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
pendekatan arsitektur, pendekatan aspek teknis serta pendekatan aspek kinerja.
BAB V LANDASAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR
Berisi tentang konsep perencanaan dan perancangan pusat fotografi
yang ditarik berdasarkan analisis yang telah dilakukan.
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 10
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
1.9. Alur Pikir
Gambar 1.1. Alur Pikir Sumber : Analisis , 2016
TOR
SITE Zoning
Analisis
a. Aspek Kontekstual b. Aspek Fungsinal c. Aspek Kinerja d. Aspek Teknis e. Aspek Arsitektural
Analisis a. Fisik b. Non Fisik
Konsep
a. Kontekstual b. Fungsional c. Kinerja d. Teknis e. Arsitektural
Transformasi Desain
Pradesain
Tinjauan Pustaka
a. Tinjauan tentang sekolah fotografi, museum fotografi, galeri fotografi.
b. Standart kebutuhan ruang dan pelaku kegiatan. c. Tinjauan teori arsitektur kontemporer sebagai
pendekatan perencanaan bangunan Pusat Fotografi.
Data Studi
a. Studi Literatur b. Studi Kasus
Aktualita a. Pecinta fotografi semakin meningkat. b. Perkembangan akan peralatan fotografi semakin canggih. c. Beluma adanya fasilitas yang mewadahi semua keperluan dibidang fotografi, khususnya di Kota
Semarang.
Urgensi Perlu adanya wadah yang bisa mendorong masyarakat untuk lebih menghargai karya-karya para fotografer dan bisa mendorong masyarakat yang ingin mengikuti sekolah fotografi serta dapat mempelajari sejarah dan perkembangan seni Fotografi.
Originalitas Bagaimana merancang sebuah Pusat Fotografi di Kota Semarang dengan pendekatan arsitektur kontemporer sehingga dapat digunakan sebagai wadah edukasi fotografi yang memiliki sarana sekolah, museum dan galeri fotografi.
D E S A I N
F E E D B A C K
L P 3 A
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 11
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Umum Pusat Fotografi 2.1.1. Pengertian Pusat Fotografi
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007), pusat
memiliki pengertian tempat yang letaknya di bagian tengah atau pokok
pangkal atau yang menjadi pumpunan (berbagai-bagai urusan).
Sementara menurut P Salim (1985) pusat adalah pokok pangkal atau
yang menjadi pimpinan berbagai urusan dan hal.
Istilah “fotografi” berasal dari Bahasa Yunani, yaitu “photos” yang
berarti cahaya dan “graphein” yang berarti tulisan, dengan demikian
“fotografi” dapat diartikan dengan menulis atau melukis dengan cahaya
(The New Gopher Multimedia Encyclopedia, 1993). Sedangkan menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengertian fotografi adalah seni
atau proses penghasilan gambar dan cahaya dalam film. Sedangkan
pengertian fotografi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
adalah seni atau proses penghasilan gambar dan cahaya dalam film atau
permukaan yang dipekakan.
Dengan demikian, pengertian Pusat Fotografi berarti merupakan
tempat yang menjadi pumpunan untuk berbagai macam urusan mengenai
seni yang menghasilkan gambar dan cahaya pada film atau permukaan
yang dipekakan.
Pusat Fotografi yang akan dirancang adalah pusat fotografi yang
didalamnya terdapat kegiatan utama yaitu kegiatan edukasi dalam hal ini
adalah sekolah fotografi dan museum fotografi yang akan menampilkan
perkembangan fotografi dengan menggunakan kecanggihan teknologi
serta terdapat ruang pamer (galeri) sebagai exhibition room bagi para
siswa untuk memamerkan karyanya. Sebagai kegiatan penunjang antara
lain retail yang akan mengakomodasi kebutuhan dalam fotografi dan juga
ruang kumpul bagi para pecinta fotografer guna menjalin kerjasama
kepada sesama fotografer khususnya dilingkup Kota Semarang. Dari
berbagai kelompok kegiatan diatas bertujuan untuk mengembangkan seni
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 12
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
fotografi di Indonesia.
Fotografi merupakan alat visual efektif yang mampu
memvisualisasikan suatu keadaan menjadi lebih konkret dan akurat.
Suatu keadaan yang terjadi ditempat lain dapat dilihat oleh orang yang
berada jauh dari tempat kejadian dan setelah kejadian tersebut berlalu
melalui sebuah foto. Produk akhir dari fotografi adalah foto dan orang
yang melakukan pengambilan gambar dengan teknik fotografi disebut
fotografer. Suatu foto yang berkualitas adalah foto yang informatif,
mencakup konteks, content dan komposisi. Konteks berarti adalah yang
ingin divisualisasikan dengan jelas, misal pemandangan, lalu content
berarti apa saja yang ingin ditampilkan untuk memenuhi konteks gambar
tersebut, sedangkan komposisi berarti seberapa besar suatu content
gambar memenuhi frame gambar (Edward Darwis, 2010).
Tujuan yang hakiki dari fotografi adalah komunikasi. Komunikasi
tersebut merupakan hubungan langsung antara fotografer dan
penikmatnya, dalam konteks ini fotografer sebagai perekam peristiwa dan
disajikan kepada khalayak sebagai penikmat melalui media foto
(Feininger Andreas. 1955).
2.1.2. Jenis-Jenis Fotografi Jenis-jenis fotografi menurut Michael Langford “The Complete
Encyclopedia of Photography” (1982) tebagi menjadi 19 jenis, yaitu antara
lain :
a. Fotografi Jurnalistik (Photojournalism)
Fotografi jurnalistik membutuhkan fotografernya untuk
memotret sesuai dengan fakta atau aslinya, tidak ada perubahan
atau tidak ada manipulasi terhadap peristiwa aslinya.
b. Fotografi dokumenter (Documentary Photography)
Foto dokumenter menceritakan sebuah peristiwa dengan
gambar.
c. Fotografi Aksi (Action Photography)
Seperti halnya memotret suatu aksi, seorang fotografer
olahraga yang handal harus tahu objeknya dengan baik untuk
mengantisipasi kapan harus mengambil gambar.
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 13
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
d. Fotografi Makro (Macro Photography)
Fotografi makro adalah jenis fotografi dengan pengambilan
gambar dari jarak dekat.
e. Fotografi Mikro (Micro Photography)
Fotografi mikro menggunakan kamera khusus dan mikroskop
untuk menangkap gambar objek yang sangat kecil.
f. Fotografi Glamor (Glamour Photography)
Seperti namanya, tujuan fotografi glamor adalah untuk
menggambarkan model dalam cahaya glamor.
g. Fotografi Aerial (Aerial Photography)
Seorang fotografer aerial mempunyai spesialisasi dalam
mengambil foto dari udara.
h. Fotografi Bawah Air (Underwater Photography)
Fotografi bawah air biasanya digunakan oleh penyelam scuba
atau perenang snorkel.
i. Fotografi Seni Rupa (Fine Art Photography)
Fotografi seni, yang biasanya dipajang di museum dan galeri,
umumnya berkaitan dengan penyajian benda-benda yang indah atau
benda biasa dengan cara yang indah untuk menyampaikan intensitas
dan emosi.
j. Fotografi Pernikahan (Wedding Photography)
k. Fotografi Periklanan (Advertising Photography)
l. Fotografi Perjalanan (Travel Photography)
Fotografi perjalanan adalah jenis fotografi yang melibatkan
dokumentasi pemandangan suatu daerah, orang, budaya, adat
istiadat dan sejarah.
m. Fotografi Vernakular (Vernacular Photography)
Fotografi vernakular sering disebut juga fotografi amatir karena
mengacu kepada penciptaan foto oleh fotografer amatir atau
fotografer yang tidak dikenal yang mengambil foto kehidupan sehari-
hari dan hal-hal yang umum sebagai objek.
n. Fotografi Malam (Night Photography)
Fotografi malam, seperti namanya, adalah pengambilan foto
outdoor di senja atau pada malam hari.
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 14
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
o. Fotografi Infra Merah (Infra Red Photography)
Fotografi inframerah mengacu pada jenis fotografi dimana foto
yang diambil sensitif terhadap cahaya inframerah.
p. Fotografi Balistik (Ballistics Photography)
Balistik Fotografi adalah jenis fotografi yang berhubungan
dengan pengambilan foto dari peluru yang ditembakkan dari pistol
atau peluru yang menembus target masing-masing.
q. Fotografi Hitam-Putih (Black and White Photography)
r. Fotografi Peperangan (War Photography)
Fotografi peperangan menangkap foto dari konflik bersenjata
dan kehidupan di daerah yang dilanda perang.
s. Fotografi Busana (Fashion Photography)
Fotografi busana adalah jenis fotografi yang berkonsentrasi
pada mengambil foto dari pakaian atau aksesoris (pada model atau
sendirian) yang akan diterbitkan di majalah fashion, iklan atau
beredar di kalangan desainer.
2.1.3. Unsur-Unsur Fotografi Unsur utama dalam seni fotografi terdapat 4 unsur yaitu sumber
cahaya, Objek/Subjek, cahaya yang dipantulkan Objek/Subjek, dan
Kamera.
a. Sumber Cahaya Fotografi yang berarti melukis dengan cahaya, berarti unsur
terpenting disini adalah cahaya. Dalam fotografi cahaya ini berasal
dari cahaya alam (matahari) dan cahaya buatan (lampu). Sumber
Cahaya inilah yang menerangi atau menyiram objek/subjek dengan
cahaya.
b. Objek/Subjek Objek/Subjek, merupakan benda yang menerima cahaya dari
sumber cahaya. Objek lebih cenderung ke benda mati atau suatu
aktifitas, sedangkan Subjek lebih ke benda hidup. Semakin banyak
cahaya yang diterima oleh objek/subjek, maka semakin jelas benda
tersebut terlihat, sebaliknya semakin kecil cahaya yang diterima
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 15
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
oleh objek/subjek, maka benda tersebut akan semakin buram (tidak
jelas).
c. Cahaya yang dipantulkan Objek/Subjek Pada waktu Subjek/objek disiram cahaya dari sumber cahaya,
sebetulnya yang tertangkap oleh mata manusia atau kamera adalah
cahaya yang dipantulkan oleh subjek/objek sehingga membentuk
gambaran atau lukisan si subjek/objek. Subjek/objek yang gelap
akan memantulkan intensitas cahaya yang gelap, sedangkan
subjek/objek yang cerah akan memantulkan intensitas cahaya yang
cerah atau terang.
d. Kamera
Kamera merupakan alat yang digunakan untuk menangkap
cahaya yang dipantulkan subjek/objek, kemudian menyimpannya ke
dalam media penyimpan. Didalam kamera ini terdapat lensa yang
berfungsi untuk menangkap cahaya, diafragma yang berfungsi
mengatur besar kecilnya cahaya yang masuk, shutter speed yang
mengatur cepat atau lambatnya cahaya yang masuk, sensor yang
menangkap dan mengubah bentuk cahaya kedalam data digital,
prosesor untuk mengolah data digital, kartu penyimpan yang
berfungsi untuk menyimpan data-data digital.
Saat ini kamera dapat dikelompokkan menjadi kamera analog
dan kamera digital. Kamera analog mengambil gambar dari cahaya
yang ditangkap lensa, kemudian menyimpan hasilnya pada
negative film. Pada kamera digital terdapat sensor penangkap
gambar CCD (Charged Coupled Device) dan CMOS
(Complementary Metal Oxide) lebih dari jutaan pixel (picture
element).
2.2. Aktivitas dalam Pusat Fotografi Pusat Fotografi tersebut memiliki fungsi sebagai wadah untuk
berkumpulnya komunitas pecinta fotografi serta menampung kegiatan lain seperti
sekolah nonformal yaitu sekolah fotografi dan wadah untuk pameran, seminar
dan workshop serta memiliki fasilitas penunjang seperti shop centre untuk
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 16
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
penjualan peralatan fotografi.
Pusat Fotografi memiliki 2 tipe aktifitas, yaitu ativitas utama dan aktivitas
penunjang. Aktivitas utama dari Pusat Fotografi adalah sekolah fotografi,
museum fotografi, dan galeri fotografi. Sementara untuk aktivitas penunjang
yaitu ruang seminar, shop centre atau tempat penjualan, dan tempat
perkumpulan komunitas fotografi. Berikut penjelasan bangunan aktivitas utama
yang akan dirancang dalam Pusat Fotografi, antara lain :
2.2.1. Sekolah Fotografi Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, ahklak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya
masyarakat, bangsa dan negara.
Sekolah fotografi merupakan salah satu pendidikan nonformal
yang akan menunjang dari kegiatan pusat fotografi. Pada sekolah
fotografi ini menjadi salah satu sarana pembelajaran yang sangat penting.
Dengan mengikuti pembelajaran di sekolah fotografi ini diharapkan dapat
mencetak fotografer yang berkualitas. Selain untuk menciptakan
fotografer yang berkualitas, dengan adanya sekolah nonformal ini juga
akan berdampak pada perubahan sosial. Menurut La Belle (1976)
menyatakan bahwa di Amerika Latin, pendidikan nonformal (PNF)
merupakan contoh upaya menciptakan perubahan sosial pada tingkat
lokal (Marzuki, Muhammad Saleh, 2012 : 90).
Pendidikan nonformal didirikan sebagai sarana pendidikan yang
akan membentuk atau mengasah skill yang tidak bisa didapatkan dari
sekolah formal. Hal ini diperkuat oleh Frederick Harbinson (1983)
mendefinisikan pendidikan luar sekolah sebagai pembentuk skill dan
pengetahuan di luar sistem sekolah formal (Marzuki, Muhammad Saleh,
2012 : 105).
Dengan stategi pembelajaran yang berbeda dengan sekolah
formal menjadi keuntungan bagi para siswa atau pelajar. Strategi
pembelajaran adalah suatu rencana untuk mencapai tujuan yang terdiri
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 17
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
atas metode dan teknik yang menjamin tercapainya tujuan (Grapper dan
Glasgow, 1971). Sedangkan menurut Depdikbud (1983) strategi
pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru atau mentor dalam
proses belajar mengajar yang dapat memberikan kemudahan kepada
siswa dalam mencapai tujuan tertentu (Marzuki, Muhammad Saleh, 2012:
18).
Fotografi dengan segala pesona visualnya menjadi sebuah disiplin
ilmu yang tidak pernah berhenti untuk dipelajari dan terus dikembangkan
oleh masyarakat. Pembelajaran mengenai ilmu fotografi juga tidak pernah
menjadi statis. Karenanya ia selalu berubah mengikuti arus jaman yang
terus mengalir begitu cepatnya. Apalagi fotografi memiliki kelebihan
sebagai penanda masa lalu, mewartakan kekinian, dan media untuk
melihat masa depan. Tentunya dengan menghadirkan dan menciptakan
berbagai kreativitas beragam yang diusung oleh para pelakunya.
Fotografi juga menjadi sebuah cara lain untuk menyampaikan
pesan, menyalurkan imajinasi kreatif dan bertutur lewat gambar dengan
sejumlah makna. Bahkan fotografi menjadi simbol dan refleksi sebuah
masa yang terekam dari berbagai peristiwa kehidupan. Terlebih pada era
globalisasi ini fotografi memiliki andil besar di dalam dunia komersil
Pada desain interior modern kontemporer ruangan dibuat
terbuka dan terang dengan memasukkan cahaya alami dalam
ruangan. Gunakan juga material kaca sebagai ganti dinding, jendela
besar transparan, dan skylight untuk membawa masuk cahaya
alami sebanyak-banyaknya dalam ruangan.
Gambar 2.24 Pencahayaan Alami
Sumber : http://shoome.com , 2015
b. Penggunaan material alami pada interior dan eksterior Material alami membawa rasa baru yang menyegarkan pada
bangunan bergaya kontemporer. Bahan organik seperti kayu, batu
alam, slate, jati, cotton, wool, dan lainnya bisa tampil mengesankan
pada desain interior bangunan kontemporer. Selain hal tersebut,
penggunaan material alami atau material setempat juga menjadi
salah satu bentuk kontekstual terhadap budaya lokal.
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 48
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
Gambar 2.25 Penggunaan Material Alami
Sumber : https://streamline3d.files.wordpress.com , 2014
c. Menggunakan konsep open plan
Bangunan dengan gaya kontemporer tampil dengan ciri
seakan menyatukan semua ruangan dalam bangunan. Batas kabur
antara ruangan yang satu dengan yang lainnya adalah konsep open
plan sempurna untuk gaya kontemporer. Sebuah denah terbuka
sangat ideal dan ikonik untuk bangunan kontemporer.
Gambar 2.26 Konsep Open Plan
Sumber : http://cdn.caandesign.com , 2015
d. Dominasi Elemen Garis
Selain berfokus pada material dan warna, interior yang
bergaya kontemporer juga dapat dikenali dengan adanya elemen
garis lurus. Salah satu ciri desain kontemporer adalah penggunaan
permainan garis lurus yang berulang baik dalam posisi vertikal
maupun horizontal. Elemen garis ini dapat diperoleh dari furniture,
bukaan, warna atau sengaja ditambahkan elemen garis pada
ruangan. Ciri khas lainnya adalah atapnya yang lurus dan datar.
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 49
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
Gambar 2.27 Elemen Garis
Sumber : https://www.academia.edu , 2013
e. Menambahkan kecanggihan teknologi
Salah satu fitur dari desain interior kontemporer yang banyak
disukai adalah teknologi tersembunyi yang siap membuat kagum
siapapun yang melihat. Dengan semakin berkembangnya teknologi
yang ada sekarang, tidak ada salahnya menambahkan teknologi
dalam ruangan. Remote yang bisa mengendalikan semua peralatan
elektronik, pendingin otomatis, pencahayaan yang bisa disesuaikan
dengan mood, sistem keamanan, atau yang lainnya. Berikut contoh
penggunaan pintu geser otomatis yang menggunakan sensor optik
dimana terdapat inframerah yang dapat mendeteksi keberadaan
seseorang atau objek lainnya ketika orang atau objek tersebut
mendekati pintu otomatis.
Gambar 2.28 Pintu Geser Otomatis
Sumber : http://susilawatift08.blogspot.co.id , 2011
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 50
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
f. Bentuk Geometris
Arsitektur ini dikenali lewat karakter desain yang praktis dan
fungsional dengan pengolahan bentuk geometris yang simple dan
warna-warna netral dengan tampilan yang bersih.
Gambar 2.30 Bentuk Geometris dan Penggunaan Warna Netral Sumber : https://www.academia.edu , 2013
Pengolahan dinding dengan warna-warna netral (krem, putih
bersih dan abu-abu) atau diolah unfinished dengan media semen
plester atau bata ekspos. Untuk penutup jendela banyak ditemui
penutup dari jenis blinds atau tirai yang simple. Furniture juga tampil
dengan bentuk fungsional dan praktis dengan banyak
mengeksplorasi dari kayu, kaca, kulit, stainless steel dan besi.
Untuk menciptakan suatu desain kontemporer yang unik perlu
diperhatikan harmonisasi bentuk, warna, dan material yang
digunakan didalam suatu bangunan agar terkesan menyatu.
Konsep kontemporer ini ingin menyajikan sesuatu yang baru bagi
orang-orang yang telah jenuh dengan sesuatu yang biasa. (Sumber
: www.anneahira.com diakses tanggal 5 November 2015 pukul
10.00 WIB)
2.3.3. Aplikasi Desain terhadap Arsitektur Kontemporer Pada setiap jaman, arsitektur akan mengalami perubahan sesuai
dengan perkembangan waktu. Pada umumnya, meski perkembangan
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 51
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
arsitektur terasa laju, namun tetap mematuhi beberapa prinsip dasar
yang ada. Prinsip dasar pada bangunan tersebut seperti pakem pada
pewayangan di Indonesia. Beberapa penerapan terhadap ciri arsitektur
kontemporer antara lain:
a. Penggunaan kaca sebagai perantara cahaya alami masuk ke
ruang-ruang didalamnya. b. Penggunaan material alami sebagai material estetis maupun
menonjolkan ciri arsitektur kontemporer pada bagian interior
maupun eksterior. c. Menambahkan area terbuka pada tengah bangunan untuk menjadi
penyekat secara kasat mata atau biasa disebut dengan konsep
open plan. d. Penegasan elemen garis pada fasad bangunan. e. Menambahkan beberapa kecanggihan teknologi untuk menunjang
kegiatan di dalamnya. f. Memiliki bentuk bangunan atau transformasi desain dari bentuk-
bentuk geometris.
2.4. Studi Kasus 2.4.1. Darwis Triadi School of Photography
Darwis Triadi School of Photography merupakan sekolah fotografi
yang dimiliki oleh salah satu maestro fotografi Indonesia yaitu Andreas
Darwis Triadi yang kemudian mencantumkan namanya dalam sekolah
fotografi binaannya. Andreas Darwis Triadi (lahir : Solo, Jawa Tengah,
15 Oktober 1954) atau lebih dikenal dengan Darwis Triadi adalah
seorang ahli fotografer glamour dan fashion senior Indonesia.
Darwis Triadi mengembangkan minat fotografinya sejak tahun
1979. Ilmu desain pun turut dipelajari untuk memperkaya kemampuan
artistiknya. Karena prestasinya yang terus meningkat, dia diberi
kepercayaan untuk menampilkan karyanya pada majalah tahunan
Hasselblad yang berskala internasional di tahun 1990. Dalam kurun
waktu bersamaan, ia sempat mempresentasikan slide andalannya
dalam acara Photo Kina International Competition di Köln, Jerman.
Kompetisi ini digelar dalam rangka "Hasselblad International Annual".
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 52
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
Setahun kemudian, majalah Internasional Vogue memajang karyanya
pada artikel spesial tentang Indonesia. Bron Elektronik AG dari Swiss,
produsen lampu Broncolor, memilihnya untuk mengisi kalender
Broncolor tahun 1997. Darwis akhir-akhir ini sering membuat seminar,
dan workshop tentang fotografi
(https://id.wikipedia.org/wiki/DarwisTriadi).
a. Lokasi Darwis Triadi School of Photography berada di Jalan
Pattimura no.2, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Gambar 2.30 Lokasi Darwis Triadi School of Photography
Sumber : Google Earth, 2016
b. Sejarah Darwis Triadi School of Photography memulai aktifitasnya
pada awal tahun 2003. Berlokasi di Jalan Pattimura no. 2,
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Didukung oleh tim managemen
dan pengajar yang professional dengan menjunjung tinggi asas
transparansi dan kekeluargaan dengan motto “learn from the best”.
PATUNG SENAYAN
DARWIS TRIADI SCHOOL OF PHOTOGRAPHY
PLAZA SENAYAN SENAYAN CITY
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 53
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
Darwis Triadi School of Photography berpusat di Jalan
Pattimura no.2 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan dan kini mulai
memiliki 5 cabang yang tersebar diberbagai kota seperti
Banjarmasin, Semarang, Lampung, Palembang, dan Surabaya.
Darwis juga membuka sekolah fotografi khusus anak yang berada
di daerah Pondok Indah, Jakarta Selatan (Sumber :
www.darwistriadischoolofphotography.com diakses tanggal 07
Desember 2015, pukul 22.00 WIB)
c. Misi Misi Darwis Triadi School of Photography adalah sebagai
berikut :
1) Memajukan dunia fotografi secara umum.
2) Mengembangkan sumber daya manusia yang professional.
3) Mewujudkan generasi muda yang kreatif, dinamis, dan
memiliki keahlian (seni fotografi).
4) Membantu pemerintah mencerdasakan anak bangsa melalui
pendidikan nonformal (seni fotografi).
d. Tujan Sekolah fotografi Darwis Triadi bertujuan untuk memajukan
dunia fotografi secara umum, mengembangkan sumber daya
manusia yang profesional, mewujudkan generasi muda yang kreatif,
dinamis, dan memiliki keahlian seni fotografi, dan membantu
pemerintah mencerdaskan anak bangsa melalui pendidikan
nonformal.
e. Kelas dan Kurikulum Pada sekolah fotografi juga memiliki kelas seperti halnya
dengan sekolah formal yang biasanya. Namun pembagian kelas
berdasarkan tingkat kemampan pelajar sendiri. Level kelas pada
Darwis Triadi School terbagi menjadi 3 kelas yaitu kelas basic, kelas
intermediate, dan kelas advance.
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 54
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
Tabel 2.2 Level kelas Darwis Triadi School of Photography
Kelas Basic Kelas Intermediate Kelas Advanced Basic Fotografi Journalism fotografi Fotografi management Architecture Fotografi Underwater fotografi Model Fotografi Still Life Digital Fotografi
Sumber : Data Darwis Triadi School of Photography, 2015
Kelas Basic Rp 2.000.000 (Senin & Kamis, 10x pertemuan,
jam: 15:00 s/d 17:00, 19:00 s/d 21:00), kelas Intemediate Rp
Tabel 5.4 Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Servis No AKTIVITAS KEBUTUHAN RUANG
1 Memarkirkan kendaraan Parkir 2 Makan dan Minum Pantry
3 Buang air besar / buang air kecil Toilet
4 Bekerja c. Kelompok Keamanan 4) Ruang Kepala Keamanan
5) Ruang kontrol CCTV 6) Pos Keamanan
d. Kelompok Teknisi 4) Ruang Cleaning Service 5) Ruang ME
(k) Ruang PABX (l) Ruang Panel (m) Ruang Genset (n) Shaft (o) Penampungan Air Bersih (p) Ruang Sampah (q) Ruang Pompa (r) Ruang AHU
Sumber : Analisis, 2016
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 192
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
5.1.2. Kelompok Ruang, Hubungan Kelompok Ruang dan Sirkulasi Ruang
a. Kelompok Ruang Tabel 5.5 Kelompok Ruang
Kelompok Ruang Ruang
Kegiatan Utama
d. Sekolah Fotografi 13) Lobby 14) Resepsionis 15) Ruang Presensi 16) Ruang Kelas 17) Studio Indoor
d) Studio Produk e) Studio Portrai f) Studio Fashion
18) Studio Outdoor 19) Laboratorium 20) Ruang Rias 21) Gudang Alat Fotografi 22) Gudang 23) Toilet 24) Mushola
e. Galeri Fotografi 4) Lobby 5) Ruang Pamer 6) Ruang Penyimpanan
f. Museum Fotografi 9) Tiketing dan penitipan barang 10) Lobby 11) Pameran Tetap 12) Pameran Temporer 13) Ruang Penyimpanan 14) Bengkel Reparasi 15) Toilet 16) Mushola
Kegiatan Penunjang
f. Darkroom (Ruang Gelap) g. Retail / Souveir center h. Perpustakaann i. Ruang Serbaguna / Function Room
Pengelola
h. Pengelola Utama 3) Ruang Direktur Utama 4) Ruang Wakil Direktur Utama
i. Pengelola Sekolah Fotografi 4) Ruang Direktur 5) Ruang Mentor / Pengajar 6) Ruang Kantor Administrasi
j. Pengelola Galeri dan Museum Fotografi 6) Ruang Direktur 7) Ruang Kabag TU 8) Ruang Kabag Konservasi dan Preparasi + Staff 9) Ruang Kabag Bimbingan dan Edukasi + Staff 10) Ruang Kabag Konservator Perpustakaan + Staff
k. Ruang Rapat
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 193
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
Kelompok Ruang Ruang l. Pantry m. Toilet n. Mushola
Servis
e. Parkir f. Toilet g. Kelompok Keamanan
4) Ruang Kepala Keamanan 5) Ruang Kontrol CCTV 6) Pos Keamanan
h. Kelompok Teknisi 7) Ruang Cleaning Service 8) Ruang Pengolah Sampah 9) Gudang 10) Loading Dock 11) Ruang ME
(k) Ruang Genset (l) Ruang Panel (m) Ruang PABX (n) Shaff (o) Penampungan Air Bersih (p) Ruang Sampah (q) Ruang Pompa (r) Ruang AHU
Sumber : Analisis, 2016
b. Hubungan Kelompok Ruang
Gambar 5.1 Hubungan Kelompok Ruang Sumber : Analisis, 2016
c. Sirkulasi Ruang
Berikut sirkulasi ruang sesuai dengan kelompok kegiatan
pelaku yang ada di Pusat Fotografi, yaitu antara lain :
Hubungan Sangat Erat
Hubungan Kurang Erat
Kelompok Kegiatan Utama
(Sekolah Fotografi)
Kelompok Kegiatan Pengelola
Kelompok Kegiatan Servis /
Kelompok Kegiatan Penunjang
(Galeri dan Museum Fotografi)
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 194
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
1) Siswa
Gambar 5.2 Sirkulasi Ruang Siswa
Sumber : Analisis, 2016 2) Pengunjung
Gambar 5.3 Sirkulasi Ruang Pengunjung Sumber : Analisis, 2016
PARKIR RETAIL
GALERI DAN MUSEUM
FOTOGRAFI
SEKOLAH FOTOGRAFI
RESEPSIONIS
PRESENS
4. STUDIO PRODUK
5. STUDIO PORTRAIT
6. STUDIO FASHION
RUANG KELAS
R. ADMINISTRASI
TOILET
STUDIO OUTDOOR
KANTIN
RUANG RIAS
PERPUSTAKAAN
STUDIO INDOOR
LABORATORIUM
R. TIKET & PENITIPAN
BARANG
PARKIR
RETAIL
GALERI DAN
MUSEUM FOTOGRAF
LOBBY
RUANG PAMER TETAP
RUANG PAMER TEMPORER
LOUNGE
RUANG PAMER GALERI
MUSEUM
PERPUSTAKAAN
SOUVENIR
TOILET
MUSHOLA
KAFETARIA
POS KESEHATAN
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 195
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
3) Pengelola
Gambar 5.4 Sirkulasi Ruang Pengelola Sumber : Analisis, 2016
PARKIR
RETAIL
KANTOR PENGELOLA
LOBBY
PENGELOLA UTAMA
R. DIREKTUR UTAMA
R. WAKIL DIREKTUR UTAMA
PENGELOLA SEKOLAH
FOTOGRAFI
RUANG DIREKTUR
RUANG MENTOR
HALL
SEKOLAH FOTOGRAFI
GALERI & MUSEUM FOTOGRAFI
PENGELOLA GALERI & MUSUEM
FOTOGRAFI
RUANG PENYIMPANAN KOLEKSI GALERI
RUANG PENYIMPANAN KOLEKSI MUSEUM
RUANG REPARASI KOLEKSI MUSUEM
RUANG DIREKTUR
R. KABAG TU + STAFF
R. KABAG KONSERVASI & PREPARASI + STAFF
R. KABAG BIMBINGAN & EDUKASI + STAFF
TOILET
MUSHOLA
PANTRY
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 196
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
4) Servis
Gambar 5.5 Sirkulasi Ruang Servis Sumber : Analisis, 2016
5.1.3. Besaran Ruang
Berikut studi besaran ruang yang dibutuhkan dalam perencanaan
dan perancangan bangunan Pusat Fotografi, antara lain : g. Besaran Ruang pada Kelompok Kegiatan Utama
Tabel 5.6 Besaran Ruang pada Kelompok Kegiatan Utama
No Nama Ruang Pendekatan Sumber Kapasitas Dimensi Luas
(m2) Sekolah Fotografi
1 Lobby 2 m2/org NAD 10 orang 10 x 2 m2 20 2 Resepsionis 2 m2/org NAD 4 orang 4 x 2 m2 8 3 Presensi 1 m2/org AS 2 orang 2 x 1 m2 2 4 Ruang Kelas 3 m2/org NAD 18 orang /
unit x 3 unit 18 x 3 m2 = 54 m2
3 x 54 m2 = 162 m2 162
5 Studio Indoor 4) Studio
Produk - AS - 40 m2 40
5) Studio Portrait - AS - 40 m2 40
6) Studio Fashion - AS - 45 m2 45
6 Studio Outdoor - SK - 64 m2 64
7 Ruang Rias 2.5 m2/org SK 3 orang 3 x 2.5 m2 7.5 8 Laboratorium
Komputer 4 m2/org NAD 18 orang 18 x 4 m2 72
RUANG GENSET
RUANG PANEL
RUANG TRAFO
RUANG PABX
GUDANG
RUANG SAMPAH
LOADING DOCK
RUANG CLEANING SERVICE
TOILET
PARKIR
AREA RUANG SERVIS
POS KEAMANAN
SEKOLAH FOTOGRAFI
GALERI & MUSEUM
FOTOGRAFI
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 197
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
No Nama Ruang Pendekatan Sumber Kapasitas Dimensi Luas
(m2) 9 Gudang Alat
Fotografi - SK - 25 m2 25
10 Gudang - SK - 20 m2 20 11 Toilet
Toilet Pria
0.89 m2/ur 1.53 m2/wc 0.92 m2/ws = 3.34 m2
TSS 6 set 3.34 x 6 m2 20.04
Toilet Wanita 1.53 m2/wc 0.92 m2/ws = 2.45 m2
TSS 6 set 2.45 x 6 m2 14.7
12 Mushola 2.4 m2/org NAD 15 orang 15 x 2.4 m2 36 Jumlah 540.24
Galeri Fotografi 1 Lobby 2 m2/org NAD 20 orang 20 x 2 m2 40 2 Tiketing dan
penitipan barang
0.7 m2/org NAD 20 orang 20 x 0.7 m2 14
3 Ruang Pamer 4 m2/org PPMU 30 orang 30 x 4 m2 120 4 Ruang
Penyimpanan - PPMU - 25 m2 25
Jumlah 199 Museum Fotografi
1 Pameran Tetap
4 m2/org
PPMU 30 Orang
30 x 4 m2
120
2 Pameran Temporer
4 m2/org
PPMU 30 Orang
30 x 4 m2
120
3 Ruang Penyimpanan - PPMU - 25 m2 25
4 Bengkel Reparasi - PPMU - 20 m2 20
5 Toilet
Toilet Pria
0.89 m2/ur 1.53 m2/wc 0.92 m2/ws = 3.34 m2
TSS 6 set 3.34 x 6 m2 20.04
Toilet Wanita 1.53 m2/wc 0.92 m2/ws = 2.45 m2
TSS 6 set 2.45 x 6 m2 14.7
6 Mushola 2.4 m2/org NAD 30 orang 30 x 2.4 m2 72 Jumlah 391.74
Jumlah keseluruhan 1130.98 Sirkulasi 30 % 339.294 TOTAL 1470.274
Sumber : Analisis, 2016
h. Besaran Ruang pada Kelompok Kegiatan Penunjang Tabel 5.7 Besaran Ruang pada Kelompok Kegiatan Penunjang
No Nama Ruang Pendekatan Sumber Kapasitas Dimensi Luas (m2)
1 Darkroom 5 m2/org AS 4 orang 5 x 4 m2 20
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 198
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
No Nama Ruang Pendekatan Sumber Kapasitas Dimensi Luas (m2)
(Ruang Gelap)
2 Retail 2 m2/org NAD 5 orang /
unit x 4 unit
5 x 2 m2 = 10 m2
10 x 4 unit = 40 m2
40
3 Perpustakaan
Ruang Ka + Staff 5 m2/org AS 3 orang 3 x 5 m2 15
R. Katalog dan buku
10 m2 / 1000 vol NAD 8000 bh 10 x 8 m2 80
R. Baca 2.32 m2/org NAD 15 orang 15 x 2.32 m2 34.8 Ruang Komputer 1 m2/org NAD 3 orang 3 x 1 m2 3
4 Ruang Serbaguna / Function Room
Aula 2 m2/org NAD 90 orang 90 x 3 m2 180
Ruang Transit 2 m2/org AS 5 orang 5 x 2 m2 10 Ruang Audio 2 m2/org AS 2 orang 2 x 2 m2 4
Jumlah 386.8 Sirkulasi 30 % 116.04 TOTAL 484.84
Sumber : Analisis, 2016
i. Besaran Ruang pada Kelompok Kegiatan Pengelola Tabel 5.8 Besaran Ruang pada Kelompok Kegiatan Pengelola
No Nama Ruang Pendekatan Sumber Kapasitas Dimensi Luas
(m2) Pengelola Utama
1 Ruang Direktur Utama 20 m2/org NAD 1 orang 1 x 20 m2 20
2 Ruang Wakil Direktur Utama 20 m2/org NAD 1 orang 1 x 20 m2 20
Pengelola Sekolah Fotografi 3 Ruang Direktur 20 m2/org NAD 1 orang 1 x 20 m2 20 4 Ruang Mentor 2.5 m2/org NAD 10 orang 10 x 2.5 m2 25
5 Ruang Administrasi 2.5 m2/org NAD 5 orang 5 x 2.5 m2 12.5
Pengelola Galeri dan Museum Fotografi 6 Ruang Direktur 20 m2/org NAD 1 orang 1 x 20 m2 20
7 R. Kabag TU + Staff 5 m2/org AS 3 orang 3 x 5 m2 15
8 Ruang Kabag Kuratorial + Staff 5 m2/org AS 3 orang 3 x 5 m2
15
9 Ruang Kabag Konservasi dan Preparasi + Staff
5 m2/org AS 3 orang 3 x 5 m2 15
10 Ruang Kabag Bimbingan dan Edukasi +Staff
5 m2/org AS 3 orang 3 x 5 m2 15
11 Meeting Room 3 m2/org NAD 15 orang 15 x 45 m2 45
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 199
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
No Nama Ruang Pendekatan Sumber Kapasitas Dimensi Luas
(m2)
12 Toilet Direksi Pria
0.89 m2/ur 1.53 m2/wc 0.92 m2/ws = 3.34 m2
TSS 2 set 3.34 x 2 m2 6.68
13 Toilet Direksi Wanita
0.89 m2/ur 1.53 m2/wc TSS 2 set 2.45 x 2 m2 4.9
14 Pantry 1.5 m2/org SK 6 orang 6 x 1.5 m2 9 15 Mushola 2.4 m2/org NAD 30 orang 30 x 2.4 m2 72
Jumlah 315.08 Sirkulasi 30 % 94.524 TOTAL 409.604
Sumber : Analisis, 2016
j. Besaran Ruang pada Kelompok Kegiatan Servis Tabel 5.9 Besaran Ruang pada Kelompok Kegiatan Servis
No Nama Ruang Pendekatan Sumber Kapasitas Dimensi Luas
(m2) 1 Ruang Loker - AS 1 Unit - 15 2 Ruang Genset - MEE 1 Unit 1 x 60 m2 60 3 Ruang Panel - MEE 1 Unit 1 x 9 m2 9 4 Ruang PABX - NAD 1 Unit 1 x 15 m2 15 5 Ruang Trafo - NAD 1 Unit 1 x 9 m2 9 6 Ruang MDP - MEE 1 Unit 1 x 16 m2 16
7 Ruang SDP - MEE 2 Unit 1 x 5 = 5 m2
5 x 2 unit = 10 m2
10
8 Ruang Sampah - NAD 1 Unit 1 x 8 m2 8 9 Ruang AHU - AS 2 Unit 2 x 24 m2 48
10 Gudang - AS 1 Unit 1 x 10 m2 10 11 Loading Dock 2.4 m2/org AS 2 Unit 2 x 2.4 m2 4.8 12 Pos Keamanan 4 m2/org AS 3 Unit 3 x 4 m2 12
13 Ruang Cleaning Servis 2.5 m2/org NAD 12 orang 12 x 2.5 m2 30
Jumlah 609.2 Sirkulasi 30 % 182.76 TOTAL 791.96
Sumber : Analisis, 2016
k. Besaran Luas Parkir Tabel 5.10 Besaran Luas Parkir
No Nama Ruang Pendekatan Sumber Kapasitas Dimensi Luas
(m2) 1 Parkir Sekolah Fotografi Motor 3 m2/motor HED 27 motor 27 x 3 m2 81 Mobil 12 m2/mobil HED 9 mobil 9 x 12 m2 108
2 Ruang Parkir Pengunjung Galeri dan Museum Fotografi Motor 3 m2/motor HED 26 motor 26 x 3 m2 78
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 200
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
No Nama Ruang Pendekatan Sumber Kapasitas Dimensi Luas
(m2) Mobil 12 m2/mobil HED 13 mobil 13 x 12 m2 156 Bus 40.8 m2/bus HED 1 bus 1 x 40.8 m2 40.8
3 Ruang Parkir Pengelola Motor 3 m2/motor HED 20 20 x 3 m2 60 Mobil 12 m2/mobil HED 18 18 x 12 m2 216
4 Ruang Parkir Kelompok Servis Motor 3 m2/motor HED 19 14 x 3 m2 57 Jumlah 796.8 Sirkulasi 30 % 239.04 TOTAL 1035.84
Sumber : Analisis, 2016
Keterangan : HED : Handbook of enviromental Design
SK : Studi Kasus (survei)
AS : Asumsi Sendiri (studi ruang)
NAD : Neufert Architect Data
TSS : Times Saver Standart
MEE : Mechanical Electrical Equipment
PPMU : Pedoman Pembakuan Museum Umum (berdasarkan
buku Pedoman Penyelengaraan dan Pengelolaan
Museum dan Pedoman Penyelengaraan Permuseuman
Jakarta)
l. Rekapitulasi Besaran Total Tabel 5.11 Rekapitulasi Besaran Total
No Besaran Ruang Luas (m2)
1. Besaran Ruang pada Kelompok Kegiatan Utama 1470.274 2. Besaran Ruang pada Kelompok Kegiatan Penunjang 484.84 3. Besaran Ruang pada Kelompok Kegiatan Pengelola 409.604 4. Besaran Ruang pada Kelompok Kegiatan Servis 791.96 5. Besaran Luas Parkir 1035.84 6. Sirkulasi kendaraan 5000
Jumlah Kebutuhan Ruang 9192.518 Sumber : Analisis, 2016
3) Luas lahan = 20544 m2 (2.5 Ha) 4) Luas lahan yang boleh dibangun = 1232640 m2
5) Luas lahan untuk resapan = 8217.6 m2
6) Garis Sempadan Bangunan (GSB) = 29 meter untuk fasilitas
umum pendidikan
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 201
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
7) Tinggi bangunan = 1 – 5 lantai untuk fasilitas
umum pendidikan
8) Koefisien Dasar Bangunan (KDB) = 60 %
5. 2. Konsep Kontekstual Site Rencana
Lokasi site perencanaan dan perancangan Pusat Fotografi berada di
Jalan Sultan Agung, kecamatan Candisari Kota Seamarang. Luas lahan 20.544
m2 (± 2.5 Ha) dengan ketinggian maksimal bangunan 5 lantai dan KDB 60% dan
KLB 0 – 3.0. Kondisi site kontur namun kontur site relatif datar. Lokasi site yang
berada di dalam kecamatan Candisari yang merupakan daerah stategis
penghubung pusat kota dan Semarang atas. Dekat dengan kawasan Candi lama
dan baru yang merupakan salah satu kawasan elit di kota Semarang. Letak site
merupakan kawasan dengan perutukan fasilitas pendidikan, perdagangan dan
jasa.
Gambar 5.6 Site Rencana Sumber : Analisis, 2016
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 202
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
5. 3. Konsep Teknis 5.3.1 Sistem Modul
Modul yang digunakan pada perencanaan Pusat Fotografi adalah : a. Modul Horizontal berupa grid yang disesuaikan dengan bentuk
bangunan.
b. Modul Vertikal
1) Bangunan aktivitas utama (sekolah, galeri dan museum fotografi,
jarak lantai ke plafond : 5 meter.
2) Bangunan pengelola jarak lantai ke plafond : 4 meter.
3) Jarak plafond dengan lantai diatasnya : 1.2 meter.
5.3.2 Sistem Struktur Struktur bangunan menggunakan pondasi tiang pancang yang
dipasang mengikuti bentuk modul bangunan dan dipadukan dengan
pondasi batu kali. Dan menggunakan rangka atap baja yaitu baja
konvensional.
a. Sub Structure (Struktur Bawah)
Pemilihan jenis pondasi yang akan digunakan sebagai struktur
bawah dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain kondisi tanah
dasar, beban yang diterima pondasi. Untuk itu pondasi yang dipilih
untuk perencanaan bangunan Pusat Fotografi yaitu pondasi dalam
berupa pondasi tiang pancang.
b. Mid Structure (Struktur Tengah)
Terdapat dua kolom yaitu kolom utama (struktur) dan kolom
praktis. Kolom utama akan diteruskan langsung ke pondasi tiang
pancang.
c. Upper Structure (Struktur Atas)
Struktur atas yang dipilih yaitu rangka atap baja konvensional,
hal ini karena cocok untuk bentang-bentang besar.
5.3.3 Bahan Bangunan Bahan bangunan yang dipilih untuk pada bangunan Pusat Fotografi
dengan pendekatan Arsitektur Kontemporer bisa berupa material
pabrikasi maupun material alam.
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 203
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
a. Lantai
Material lantai yang dipilih untuk sekolah fotografi berupa
keramik dan dikombinasikan dengan conwood decorative deck, untuk
ruang pamer (galeri dan museum) menggunakan parquet.
b. Dinding
Dinding menggunakan dinding batu-bata dan dikombinasi
dengan cladding berupa ACP dan multiplek untuk area ruang pamer.
c. Penutup Dinding
Finishing untuk penutup dinding bisa berupa cat dan batu alam
sebagai elemen estetika yang tebuat dari material alam.
d. Langit-langit
Material yang dipilih untuk langit-langit berupa kalsiboard dan
Akustik Board dipilih untuk ruang-ruang tertentu yang membutuhkan
ketenangan.
e. Penutup Atap
Genteng beton dan dikombinasikan dengan dak beton yang
ditambahkan waterproofing sebagai antisipasi terhadap kebocoran.
5. 4. Konsep Kinerja 5.4.1. Sistem Pemadam Kebakaran
Untuk pendeteksian terhadap api menggunakan heat + smoke
detector. Untuk pemadaman terhadap api menggunakan sistim Sprinkler,
Hydrant Box, Hydrant Pillar dan Fire Extingusier yang berisi Dry Powder
(NaHCO3) atau Natrium Bicarbonate. Jenis ini sangat tepat digunakan
sebagai alat pertolongan pertama, terutama pada kebakaran yang
disebabkan oleh minyak (cairan) serta kebakaran benda padat dan
sejenisnya, termasuk kebakaran listrik dan LPG. Powder ABC ini tidak
mudah menggumpal dan selalu siap pakai, dan bubuk ini tidak beracun
dan tidak menghantarkan listrik dan mempunyai reaksi kimia yang sangat
tinggi sebagai racun api.
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 204
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
Gambar 5.7 Sistem Pemadam Kebakaran Sumber : Analisis, 2016
5.4.2. Sistem Transportasi Jaringan transportasi yang digunakan untuk menghubungkan antara
lantai satu sengan lantai atasnya yaitu menggunakan tangga dan ramp.
Gambar 5.8 Sistem Transportasi Sumber : Analisis, 2016
5.4.3. Sistem Pengkondisian Udara Penghawaan alami menggunakan bukaan-bukaan untuk cross
sirculation udara, ini diterapkan pada ruang-ruang kelas. Penghawaan
buatan pada ruang pamer menggunakan AC VRV yang merupakan jenis
AC multi split dan bisa digunakan untuk lebih dari satu indoor AC serta
dapat mengatur jadwal dan temperatur yang diinginkan secara
terkomputerisasi. Untuk indoor menggunakan cassette yang dihubungkan
dengan pipa gas dan liquid yang dihubungkan oleh ducting system untuk
proses pertukaran udara. Sementara untuk outdoor dapat dijadikan satu.
Api
Asap
Heat Detector
Smoke Detector
Sistem Alarm
APAR (Alat Pemadam Kebakaran Ringan)
Sistem Start
Alat Pemadam Kebakaran otomatis (Sprinkle)
Hydrant Box
Fire Extingusier
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 205
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
Gambar 5.9 Sistem Penghawaan Alami Sumber : Fisika Bangunan
Gambar 5.10 Sistem Penghawaan Buatan Sumber : Analisis, 2016
5.4.4. Sistem Pencahayaan
a. Pencahayaan Alami Sistem pencahayaan alami dimaksimalkan dengan banyak
bukaan-bukaan. Kapasitas cahaya terang langit dapat diatur dengan
pengaturan ketinggian, dan pemberian tritisan. Dengan begitu jumlah
pembayangan ke dalam bangunan dapat diatur.
Gambar 5.11 Sistem Pencahayaan Alami
Sumber : Analisis, 2016
b. Pencahayaan Buatan Sistem pencahayaan buatan pada bangunan pada ruang studio
menggunakan ceiling rail system dan tata cahaya studio standar
Outdoor Unit
Pipa (Pipa cair dan pipa
gas)
Ducting System
Indoor Unit (cassette)
Ruang-ruang yang membutuhkan
penghawaan buatan
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 206
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
(dapat dipindah-pindah. Dan pencahayaan buatan pada ruang pamer
menggunakan downligt, spot light dan lampu hias. Dan juga
penggunaan lampu flash untuk ruang perantara pada museum
sehingga saat pengunjung melewati ruang tersebut serasa artis yang
sedang difoto-foto.
Gambar 5.12 Sistem Pencahayaan Buatan pada Studio
Sumber : Analisis, 2016
Gambar 5.13 Sistem Pencahayaan Buatan pada Ruang Pamer Sumber : Analisis, 2016
5.4.5. Sistem Penangkal Petir Sistem penangkal petir menggunakan sistim Penangkal Petir
Neoflash mengingat bangunan yang akan dirancang merupakan
bangunan bertingkat dan cukup luas, yaitu untuk tipe TZ 06 dengan
ketinggian 6 meter memiliki radius 135 meter. Bangunan yang sudah
terpasang penangkal petir neoflash yang dilintasi awan bermuatan listrik,
elektroda yang menerima dibagian samping penangkal petir
mengumpulkan energi listrik awan pada unit kapasitornya. Jika energinya
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 207
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
telah besar akan dilepas dan disesuaikan potensialnya pada bagian Ion
Generator.
Unit Ion Generator melepaskan muatan listrik karena dipicu oleh
sambaran petir, saat lidah api menyambar permukaan bumi dengan
demikian seluruh muatan listrik di bagian Ion Generator dilepas ke udara
lewat pusatnya penangkal petir yang bentuknya runcing, agar lidah api
mengeluarkan api yang bergulir ke atas, biasa disebut Streamer Leader.
Yang gunanya untuk menyambut sambaran petir yang masuk ke dalam
titik pusat sambaran petir di unit NeoFlash.
Gambar 5.14 Skema Sistem Penangkal Petir
Sumber : Analisis, 2016
Gambar 5.15 Sistem Penangkal Petir
Sumber : Analisis, 2016
5.4.6. Sistem Jaringan Listrik Sumber utama listrik untuk Pusat Fotografi ini melalui PLN dengan
menggunakan bantuan Genset (Generator Set), yang dapat bekerja
secara otomatis bila aliran listrik dari PLN / listrik padam atau terputus.
Unit Kapasitor
Ion Generator Ground
Streamer Leader
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 208
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
Gambar 5.16 Sistem Jaringan Listrik
Sumber : Analisis, 2016 5.4.7. Sistem Plumbing
a. Jaringan Air Bersih Jaringan air bersih yang digunakan adalah sistem Down Feed
Distribution, yaitu pendistribusian air yang dilakukan melalui pipa
yang berasal dari ground tank ke bak penampung atas dan
didistribusikan ke ruang-ruang basah.
Gambar 5.17 Sistem Jaringan Air Bersih Sumber : Analisis, 2016
b. Jaringan Air Kotor Pembuangan limbah dibagi menjadi tiga :
1) Untuk limbah kamar mandi pembuangan dilakukan melalui
septictank dulu untuk kemudian disalurkan melalui sumur
peresapan baru dibuang ke riool.
2) Untuk limbah air kotor dari kamar mandi dan dapur pembuangan
melalui sumur peresapan dulu baru dibuang ke riool.
3) Untuk Air hujan ditampung ke bak filtrasi untuk dimanfaatkan
sebagai penyiram tanaman.
PLN
Travo
Main Distribution Panel (MDP)
Otomatis
Genset
Sub Panel
Sub Panel
Sub Panel
PDAMGround
Reservoir Pompa
Bak Penampung (House Tank)
Distribusi ke ruang-ruang
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 209
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
Sistim pembuangan air limbah atau air kotor dapat dilihat pada
bagan berikut ini :
Gambar 5.18 Sistem Jaringan Air Kotor Sumber : Analisis, 2016
Gambar 5.19 Proses Pemanfaatan Air Hujan Sumber : Analisis, 2016
5.4.8. Sistem Komunikasi
Sistem komunikasi yang digunakan pada ada dua jenis Sistem
komunikasi, yaitu Komunikasi Internal, seperti intercom untuk komunikasi
individual dua arah, speaker / sound system, local area network (LAN).
Serta komunikasi eksternal, yaitu komunikasi dari dalam keluar bangunan
dapat berupa telepon, faximile, PABX untuk mengkontrol hubungan
keluar dan masuk.
WC & Urinoir
Air Kotor
Septictank
Peresapan Riool
Air Hujan Filtrasi Penyiraman
tanaman
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 210
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
Gambar 5.20 Sistem Komunikasi Sumber : Analisis, 2016
5.4.9. Sistem Keamanan Sisem keamanan menggunakan CCTV yang dipantau pos
keamanan untuk mengawasi keadaan pada ruangan-ruang ada di Pusat
Fotografi.
Gambar 5.21 Sistem Keamanan Sumber : Analisis, 2016
5. 5. Konsep Arsitektural
5.5.1. Konsep Bentuk Dalam menentukan massa bangunan harus memperhatikan
karakteristik dari pendekatan arsitektur yang diterapkan, dalam hal ini
yaitu arsitektur kontemporer. Dimana bentukan massa bangunan
berdasarkan karakteristik yang sudah dibahas pada tinjauan pustaka
mengarahkan ke bentuk-bentuk geometris.
AM/FM CD/DAT Tape
Microphone
Program Selector
Amplifier Distribution Switch
Load Speaker
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 211
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
Gambar 5.22 Konsep Bentuk pada Galeri dan Musem Fotografi
Sumber : Analisis, 2016
5.5.2. Konsep Pendekatan Arsitektur Kontemporer a. Konsep Open Plan
Konsep open plan merupakan salah satu karakteristik arsitektur
kontemporer yaitu batas kabur antara ruangan yang satu dengan
yang lainnya atau tampil dengan ciri seakan menyatukan semua
ruangan dalam bangunan.
Dalam hal ini dapat berupa elemen pohon atau vegetasi lain
untuk dijadikan pemisah ruangan. Untuk itu dalam perencanaan
bangunan Pusat Fotografi ini berusaha mempertahankan pohon-
pohon besar sesuai kondisi eksisting site. Selain diatas, hal ini juga
mempertimbangkan bentuk konservasi terhadap alam. Dapat juga
berupa sekat dinding yang terbuat dari kaca sehingga ruang terlihat
saling menyatu.
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 212
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
Gambar 5.23 Konsep Open Plan Sumber : Analisis, 2016
b. Unsur Teknologi Menambahkan kecanggihan teknologi juga menjadi salah satu
karakteristik arsitektur kontemporer. BAS (Building automation
system) dideskripsikan sebagai sebuah fungsi canggih dari sebuah
sistem bangunan. BAS merupakan contoh dari sistem kontrol
terdistribusi. Sistem kontrol itu sendiri adalah komputerisasi, jaringan
pintar (intelligent network) dari alat elektronik yang didesain untuk
memonitor dan mengkontrol sistem mekanikal, elektrikal, dan
penerangan dari bangunan. BAS direferensikan sebagai sebuah
transistor berdasarkan sistem elektrikal yang digunakan untuk
mengkontrol pemanasan, pendinginan, dan sistem ventilasi
bangunan (HVAC). BAS juga mengkontrol penerangan indoor dan
outdoor, sekuritas, alarm kebakaran, dan semua yang bersifat elektrik
pada bangunan tersebut.
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 213
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
Gambar 5.24 Skema BAS
Sumber : https://www.academia.edu , 2014
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 214
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
DAFTAR PUSTAKA Andayanto, Tirto MR. 2012. Bisnis Fotografi. Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri.
Chiara, J.D & Crosbie, M.J. 2001. Time Saver Standart for Building Type. P 693.
Darwis, Edward (2010). 9 Langkah Untuk Fotografer Pemula. Yogyakarta, Rona
Publishing.
Das, Braja, M., 1998, Mekanika Tanah (Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknis)
Jilid-1. Jakarta: Erlangga.
Dean, David. 1996. Museum Exhibition: Theory and Practice. New York :
Routledge.
De Chiara, Joseph & Michael J. Crosbie. 2001. Time Saver Standards for
Building Types 4th Edition. McGraw-Hill. Singapura.
Diane Ghirardo (1996): Architecture after Modernism; London: Thames and
Hudson
Feininger, Andreas. 1955, Successful Photography.
Hardiyatmo, H. C, 2010, Teknik Pondasi 2, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Hasliza Marshalita, 2010. Redesain Rest Area Jalur Pantura di Kabupaten
Rembang Tugas Akhir. Universitas Diponegoro.Semarang.