Top Banner
Demensia Disusun oleh: M. Habibie Nasution 04054811416075 Randina Dwi Megasari 04054821517106 Pembimbing: Dr. Yusril Sp, S
34

Demensia

Jan 25, 2016

Download

Documents

Henry Sugiharto

demensia
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Demensia

Demensia

Disusun oleh:

M. Habibie Nasution 04054811416075

Randina Dwi Megasari 04054821517106

Pembimbing: Dr. Yusril Sp, S

Page 2: Demensia

Pendahuluan

Menurut WHO, demensia adalah sindrom neurodegeneratif yang timbul karena adanya kelainan yang bersifat kronis dan progresif disertai dengan gangguan fungsi luhur multipel seperti kalkulasi, kapasitas belajar, bahasa, dan mengambil keputusan

Gangguan fungsi kognitif biasanya disertai dengan perburukan kontrol emosi, perilaku dan motivasi.

Merosotnya fungsi kognitif ini harus cukup berat sehingga mengganggu fungsi sosial dan pekerjaan individu.

Page 3: Demensia

Pendahuluan

Total jumlah penderita demensia diseluruh dunia hampir menjadi dua kali lipat tiap 20 tahunnya; 65,7 juta pada tahun 2030 dan 115,4 juta pada 2050. Hal ini utamanya disebabkan oleh pertumbuhan penduduk dan penuaan.

Enam puluh persen demensia adalah irreversibel (tidak dapat pulih ke kondisi semula), 25% dapat dikontrol, dan 15% reversibel (dapat pulih kembali).

Prevalensi demensia pada populasi lanjut usia (> 65 tahun) berkisar 3-30%. Demensia tipe Alzheimer dilaporkan bertumbuh 2 kali lipat setiap pertambahan usia 5 tahun

Di Indonesia pada tahun 2006 diperkirakan ada 1 juta orang dengan demensia untuk jumlah lanjut usia 20 juta orang.

Page 4: Demensia
Page 5: Demensia
Page 6: Demensia

Definisi

Demensia ialah kondisi penurunan kemampuan intelektual yang progresif setelah mencapai pertumbuhan & perkembangan tertinggi (umur 15 tahun) karena gangguan otak organik, diikuti degradasi perilaku dan kepribadian, dimanifestasikan dalam bentuk gangguan fungsi kognitif seperti memori, orientasi, perasaan dan pembentukan pikiran konseptual. Biasanya kondisi ini tidak reversibel, sebaliknya progresif

Page 7: Demensia

Epidemiologi

Diperkirakan 35.6 juta orang di seluruh dunia hidup dengan demensia pada tahun 2010.

Total jumlah penderita demensia hampir menjadi dua kali lipat tiap 20 tahunnya, menjadi 65,7 juta pada tahun 2030 dan 115,4 juta pada 2050.

Prevalensi demensia sedang hingga berat bervariasi pada tiap kelompok usia. Pada kelompok usia diatas 65 tahun prevalensi demensia sedang hingga berat mencapai 5 persen, sedangkan pada kelompok usia diatas 85 tahun prevalensinya mencapai 20 hingga 40 persen

Page 8: Demensia

Epidemiologi

Dari seluruh pasien yang menderita demensia, 50 - 60 persen diantaranya menderita demensia tipe Alzheimer (Alzheimer’s diseases)

Prevalensi demensia tipe Alzheimer meningkat seiring bertambahnya usia, untuk seseorang yang berusia 65 tahun prevalensinya adalah 0,6 persen pada pria dan 0,8 persen pada wanita

Jenis demensia yang paling lazim ditemui berikutnya adalah demensia vaskuler

Demensia vaskuler meliputi 15 hingga 30 persen dari seluruh kasus demensia. Demensia vaskuler paling sering ditemui pada seseorang yang berusia antara 60 hingga 70 tahun dan lebih sering pada laki-laki daripada wanita

Page 9: Demensia

Etiologi

Page 10: Demensia

Diagnosis demensia

Anamnesis

Anamnesis yang detail adalah bagian penting untuk menilai apakah seseorang menderita demensia atau tidak.

Kriteria diagnositik DSM-IV NINCDS-ADRDA Skor Iskemik hachinski

Page 11: Demensia
Page 12: Demensia

Skor iskemik hachinski

Sistem skor misalnya skor iskemik Hachinski dan skor demensia oleh Loeb dan Gondolfo. Diakui bahwa sistem skor ini belum memadai, masih mungkin terjadi kesalahan dan cara ini tidak dapat menentukan adanya demensia campuran (vascular dan Alzheimer)

Penderita dengan DVa atau demensia multi infark mempunyai skor lebih dari 7, sedang yang skornya kurang dari 4 mungkin menderita Alzheimer.

Page 13: Demensia

SKOR HACHINSKI DAN Loeb & Gondolfo

Page 14: Demensia

Diagnosis demensia

Tes awal kongnitif Pemeriksaan fungsi kongnitif sangat luas dan bervariasi,

diantaranya adalah Mini Mental Scale Examination (MMSE) dan MoCA-Ina

Ringkasan hasil MMSE memberikan penilaian yang bersifat superfisial terhadap fungsi memori, bahasa dan visuoperseptual.

MoCa terdiri dari 30 poin yang akan diujikan dengan menilai beberapa domain kog-nitif, yaitu: fungsi eksekutif, visuospasial, bahasa, delayed recall, atensi, abstraksi, orientasi.

Skrining Kondisi Komorbid

Page 15: Demensia

MMSE

Page 16: Demensia

MOCa-Ina

Page 17: Demensia

Diagnosis Demensia

Imaging

Imaging dapat digunakan untuk mendeteksi penyebab reversible dari demensia dan digunakan untuk diagnose banding demensia, berikut pemeriksaan imaging yang dapat dilakukan adalah:

Computed tomography (CT) Magnetic resonance imaging (MRI) Single photon emission controlled tomography (SPECT) Positron emission tomography (PET).

Page 18: Demensia

Diagnosis Banding Demensia

Penurunan kognitif akibat usia: Apabila usia meningkat, terjadi kemunduran memori yang ringan. Volume otak akan berkurang dan beberapa sel saraf atau neurons akan hilang.

Depresi: Biasanya orang yang depresi akan pasif dan tidak berespon. Kadang-kadang keliru dan pelupa.

Delirium: Adanya kekeliruan dan perubahan status mental yang cepat. Individu ini disorientasi, pusing, inkoheren. Delirium disebabkan keracunan atau infeksi yang dapat diobati.Biasanya sembuh sempurna setelah penyebab yang mendasari diatasi.

Kehilangan memori: Antara penyebab kehilangan memori yang lain adalah malnutrisi, dehidrasi, fatigue, depresi, efek samping obat, gangguan metabolik, trauma kepala, tumor otak jinak, infeksi bakteri atau virus dan Parkinson.

Page 19: Demensia

Diagnosis Banding Berdasarkan Tipe Demensia

Page 20: Demensia

Demensia Alzheimer

DA adalah sindroma demensia dengan awitan (onset) perlahan-lahan (insidious) dan perburukan lambat, tidak ditemukan bukti/kelainan klinis dan laboratoris dari penyakit sistemik atau penyakit di otak yang dapat menyebabkan demensia, tidak ditemukan riwayat awitan (onset) gejala neurologi yang mendadak pertanda gangguan otak fokal.

International Classifiation of Diseases, 10 5th revision

Page 21: Demensia

ETIOLOGI

Beberapa faktor diduga menjadi penyebab Alzheimer; diantaranya: Faktor genetic Protein Prekusor Ameloid Gen E4 Multiple

Page 22: Demensia

NEUROPATOLOGI & NEUROTRANSMITTER

Penelitian neuroanatomi otak klasik pada pasien dengan penyakit Alzheimer menunjukkan adanya atrofi dengan pendataran sulkus kortikalis dan pelebaran ventrikel serebri

Gambaran mikroskopis klasik dan patognomonik dari demensia tipe Alzheimer adalah plak senilis, kekusutan serabut neuron, neuronal loss (biasanya ditemukan pada korteks dan hipokampus), dan degenerasi granulovaskuler pada sel saraf

Hipotesis menunjukan adanya hipoaktifasi neurotransmitter asetilkolin dan norepinefrin

Page 23: Demensia

TATALAKSANA

Pengobatan penyakit alzheimer masih sangat terbatas oleh karena penyebab dan patofisiologis masih belum jelas. Pengobatan simptomatik dan suportif seakan hanya memberikan rasa puas pada penderita dan keluarga. Berikut adalah macam-macam pilihan obat sebagai terapi simptomatik untuk penderita Alzheimer: Inhibitor kolinesterase Thiamin Nootropik Klonidin Haloperidol Acetyl L-Carnitine (ALC)

Page 24: Demensia

DEMENSIA VASKULER

Semua demensia yang diakibatkan oleh penyakit pembuluh darah serebral dapat disebut sebagai Dva

Demensia vascular (DVa) ditemukan umumnya pada laki-laki, khususnya dengan riwayat hipertensi dan faktor resiko kardiovaskuler lainnya

Gangguan terutama mengenai pembuluh darah serebral berukuran kecil dan sedang yang mengalami infark dan menghasilkan lesi parenkhim multipel yang menyebar luas pada otak. Penyebab infark berupa oklusi pembuluh darah oleh plaq arteriosklerotik atau tromboemboli dari tempat lain (misalnya katup jantung).

Page 25: Demensia

Patofisiologi

Semua bentuk demensia adalah dampak dari kematian sel saraf dan/atau hilangnya komunikasi antara sel-sel ini

Pada demensia vaskular, penyakit vaskular menghasilkan efek fokal atau difus pada otak dan menyebabkan penurunan kognitif. Penyakit serebrovaskular fokal terjadi sekunder dari oklusivaskular emboli atau trombotik. Area otak yang berhubungan dengan penurunan kognitif adalah substansia alba dari hemisfera serebral dan nuklei abu-abu dalam, terutama striatum dan thalamus. Mekanisme demensia vaskular yang paling banyak adalah infark kortikal multipel, infark single strategi dan penyakit pembuluh darah kecil

Page 26: Demensia

DIAGNOSIS DEMENSIA VASKULAR

Diagnosis demensia ditegakkan melalui dua tahap, pertama menegakkan diagnosis demensia, kedua mencari proses vaskular yang mendasari. Kriteria diagnostic yang digunakan diantaranya DSM-IV dan NINDS-AIREN. Pemeriksaan penunjang yang biasa dilakukan berupa foto thorak dan MRI.

Page 27: Demensia

Gambaran klinik

Gambaran klinik penderita DVa menunjukkan kombinasi dari gejala fokal neurologik, kelainan neuropsikologik dan gejala neuropsikiatrik Gejala fokal neurologik dapat berupa gangguan motorik,

gangguan sensorik dan hemianopsia. Kelainan neuropsikologik berupa gangguan memori

disertai dua atau lebih kelainan kognitif lain seperti atensi, bahasa, visuospasial dan fungsi eksekutif.

Gejala neuropsikiatrik sering terjadi pada DVa, dapat berupa perubahan kepribadian (paling sering), depresi, mood labil, delusion, apati, abulia, tidak adanya spontanitas

Page 28: Demensia

Gambaran imaging

Gambaran foto thorak pada Demensia Vaskular adalah Lesi periventrikuler dan substansia alba luas dan tidak ditemukan adanya infark di kortikal dan kortikolsubkortikal dan infark watershed; perdarahan pembuluh darah besar; hidrosefalus tekanan normal (NPH) dan penyebab spesifik substansia alba (multiple sklerosis, sarkoidosis, radiasi otak).

Gambaran MRI pada Demensia Vaskular Lesi luas periventrikuler dan substansia alba atau multipel lakuner (>5) di substansia gresia dalam dan paling sedikit ditemukan lesi substansia alba moderat dan tidak ditemukan infark di teritori non lakuner, kortiko-subkortikal dan infark watershed, perdarahan, tanda-tanda hidrosefalus tekanan normal dan penyebab spesifik lesi substansia alba (mis. multiple sklerosis, sarkoidosis, radiasi otak).

Page 29: Demensia

Tatalaksana Demensia Vaskular

Terapi Suportif Berikan perawatan fisik yang baik Pertahankan pasien berada dalam lingkingan yang

sudah dikenalnya dengan baik, jika memungkinkan Pertahankan keterlibatan pasien melalui kontak

personal, orientasi yang sering (mengingatkan nama hari, jam, dsb).

Bantulah untuk mempertahankan rasa percaya diri pasien.

Hindari suasana yang remang-remang, terpencil; juga hindari stimulasi yang berlebihan

Page 30: Demensia

Tatalaksana Demensia Vaskular

Terapi simptomatik

Ansietas akut, kegelisahan, agresi, agitasi: Haloperidol 0,5 mg per oral 3 kali sehari (atau kurang); Risperidon 1 mg peroral sehari. Hentikan setelah 4-6 minggu.

Ansietas non psikotik, agitasi: Diazepam 2 mg per oral dua kali sehari, venlafaxin XR. Hentikan setelah 4-6 minggu.

Agitasi kronik: SSRI (misal Fluozetine 10-20 mg/hari) dan atau Buspiron (15 mg dua kali sehari); juga pertimbangkan Beta Blocker dosis rendah.

Depresi: pertimbangkan SSRI dan anti depresan baru lainnya dahulu; dengan Trisiklik mulai perlahan-lahan dan tingkatkan sampai ada efek – misal Desipramin 75-150 mg per oral sehari.

Insomnia: hanya untuk penggunaan jangka pendek.

Page 31: Demensia

Tatalaksana Demensia Vaskular

Strategi tatalaksana meliputi pengembangan program aktivitas dan pemberian obat bila perlu. Program aktivitas meliputi stimulasi kognitif, mental, dan afektif yang dikemas dalam bentuk yang sesuai untuk pasien tersebut.

Tatalaksana demensia harus disesuaikan dengan tahapan demensia, kondisi lingkungan, dan sumber-sumber dukungan yang ada (fisik maupun finansial), sarana terapi yang tersedia, serta harapan pasien dan keluarganya.

Pemberian obat untuk gangguan perilaku pada demensia bersifat simtomatik, dapat dipergunakan beberapa jenis psikotropik dalam dosis kecil. Pemeilihan jenis terapi harus sesuai dengan target terapi berdasarkan hasil pengkajian yang cermat dan menyeluruh.

Page 32: Demensia

Prevensi dan Rehabilitasi

Di tingkat sekunder, pencegahan progresivitas penyakit dilakukan dengan pemberian obat yang dapat menahan laju perkembangan demensia. Dalam hal ini diperlukan keteraturan dan kesinambungan obat dalam jangka waktu lama.

Pada tingkat tersier, upaya pencegahan perburukan fungiskognitif dilakukan dengan program aktivitas dan stimulasi (jangan berlebihan atau di luar batas kemampuan individu), terapi kenangan (reminiscence), validation, snoezelen, penyesuaian lingkungan dan latihan orientasi realitas. Rehabilitasi kognitif dalma hal ini bererti mengawetkan (preserve) fungsi-fungsi (aset) kognitif yang masih ada, bukan mengembalikan kepada fungsi semula.

Page 33: Demensia

Prognosis

Prognosis demensia vaskular lebih bervariasi dari penyakit Alzheimer. Pasien dengan penyakit alzheimer mempunyai angka harapan hidup rata-rata 4-10 tahun sesudah diagnosis dan biasanya meninggal dunia akibat infeksi sekunder. Penyebab kematian lainnya untuk demensia secara umum adalah komplikasi dari demensia, penyakit kardiovaskular dan berbagai lagi faktor seperti keganasan

Page 34: Demensia

Thank You