-
Tinjauan Pustaka
Demam pada Anak
Purnamawati Sujud PujiartoYayasan Orangtua Peduli, Jaka.rta
Abstrak: Demam pada anak merupakan gqngguan kesehatan yang
banyak menimbulkankecemasan pada oiangtua yang memicu kep,anikan
tenaga kesehatan sehingga berakhir dengantata lalsana yang tidak
rasional. Pemahitman akan proses pengaturqn suhu tubuh, bahkanpada
orangtua si sakit sekalipun, akan sangat membantu doher dalam
bertindak rasional.Demam hanya gejala dari suatu penyakit dan dapat
dipandang sebagai respons pertahanantubuh dalam menghadapi
penyakit. Tidak semua demam perlu diturunkan, tetapi ada
beberapakeadaan yang merupakan tanda kegawatan; yang perlu diobati
adalah penyakit penyebab-demam yang pada.anak justnt paling barynk
adalah infeksi virus. Beberapa kebiasaan lamadalam penanganan demam
pada anak terbukti tidak berdasar bahkan menyesatkan
sepertipemberian antibiotik, memberikan kombinasi parasetamol dan
luminal, ataa penggunaanmetampiron. Langlah pertama dalam tata
laksqnq demam adalah menegakknn diagnosis setepatmungkin, kemudian
menetapkan modalitas terapi yang belum tentu obat. Kalau
diperlukanobqt, maka timbanglah empat hal: efehivitas obat,
keamanannya, cocok tidaknya, dan harganya.Kqta kunci: demam,
antipiretik, virus
346 Maj Keitokt Indon, Volum: 58, Nomor: 9' September 2008
-
Demam pada Anak
Demam pada Anak
Purnamawati Sujud PujiartoYayasan Orangtua Peduli, Jakarta
Abstract: Fever in children is common problem that more anxious
than dangerous. The panicmothers usually frighten the health
providers and this will end up in irrational
management.Understanding how the body regulate its temperature as
well as the pathophysiologt offever, evenof parents, will help
doctors rationally solve the problem. Fever is only a symptom
reflecting theffictive defense mechanism towards disease and it is
the disease that should be overcome not thefever Howeveri the most
common disease that cause fever in children is viral infection that
needno antibiotics at all. In fact, many old fashioned practice in
treating children with fever areirrational or even related to some
risk. Antibiotic prescribing, sometime more than one, combin-ing
paracetamol and luminal in pulvus or the use of methampirone are
the example. Thefi.rst stepto be taken in managingfever is making
diagnosis and then applying appropriate therapy whichis not
necessarily drug therapy, but when drug should be prescribed there
are 4 criterias to befulfilled: fficacy, safety, suitability and
affordability.Keywords : fever antipyretic, vi rus
PendahuluanDemam merupakan bagian dari proses tumbuh kembang
anak. Balita khususnya, kerap mengalami demam karena
padadasamya, balita memang rentan terhadap infeksi virus
sepertiinfeksi saluran pernapasan atas/ISPA (common coldlfln).
Dilain piha( demam merupakan alasan terbanyak dari orangtuauntuk
membawa anak ke dokter. Demam juga kerap identikdengan peresepan
polifarmasi dan peresepan antibiotik yangberlebihan. Memang, demam
sering menimbulkan"kepanikan"; bukan cuma orangtua yang panik,
tenagamedisnya pun ikut-ikutan' panik '.
Dahulu kala, demam dianggap sebagai penyakit danharus diatasi
seketika. Penggunaan termometer dalam duniaklinis diperkenalkan
pertama kali oleh Sanctorius pada abadke-17. Dua ratus tahun
kemudian, Wunderlich memulaipenelitian termometri medikal. Sejak
saat itu, berakhirlahanggapan bahwa demam merupakan suatu penyakit;
demamhanyalah bagian atau gejala dari suatu penyakit.
Overmedicqtion yang dialami anak ketika demamdisebabkan oleh
beberapa hal. Pertama, kepanikan dan"tuntutan" pasien, yang
sebenarnya disebabkan olehketidaktahuan mereka akan demam. Kedua,
keinginan dokteruntuk sesegera mungkin melenyapkan demam
sehinggaseringkali.tata laksana demam tidak berdasarkan
prosespengaturan suhu tubuh di otak dan patogenesis demam
itusendiri. Ketiga, iklan obat demam yang tidak sepenuhnya
Maj Kedokt Indon, Volum: 58, Nonior: 9, September 2008
edukatif. Yayasan Orangtua Peduli (YOP), melakukan surveipola
peresepan dan respondennya adalah anggota mailing/lsf sehat atau
[email protected] (n:160). Polaperesepan yang diteliti adalah
peresepan terhadap 4 kondisiumum yaitu demam (n:43), ISPA (n:55),
diare (n:27) danbatuk tanpa demam (n:al). Khusus untuk demam,
jumlahtotal obat yang diperoleh 43 anak adalah I 86 (median 4
obat,maksimum 9 obat). Obat yang paling banyak diresepkan
selainantipiretik adalah antibiotik (86%) diikuti
denganantikonvulsan (55.8%), antihistamin (53.5%), steroid
42Yo(umumnya triamnisolon) serta34.9oh anak diberi
suplemen.Sedihnya lagi, tingkat peresepan obat generiknya
sangatrendah yaittt 9.7o/o. Pola peresepan seperti itu tidak
akanterjadi apabila kita memahami patofisiologi demam sertamemahami
langkah-langkah penulisan resep yang bak@oodprescribing practice).
Anak juga dapat terhindar dariperesepan di atas seandainya dokter
dan orang tua memilikipemahaman yang benar perihal demam.
Penelitianmembuktikan bahwa edukasi kepada orangtua
meningkatkanrasionalitas tata laksana demam Bada anak.
Pengobatan rasional terhadap demam memerlukanpemahaman terhadap
regulasi suhu tubuh, produksi dankonservasi panas, serta penerapan
patofisiologi demam padabeberapa keadaan, dan pengetahuan mengenai
mekanismepenunrnan suhu fubuh.
-
Demam pada Anak
Pusat pengaturan suhu (termostat)terletak di hipotalamus di area
yangdisebut sebagai set point.Set point mempertahankan suhutubuh
pada suhu sekitar 37oC(manusia : mahluk homotermal).Dasar
pengaturan: mekanisme umpanbalik.
Gambar. 1. Mekanisme Pengaturan Suhu Tubuh
Termostat hipotalamus bekerja berdasarkan masukandari ujung
sarafdan dari suhu darah yang beredar di tubuh.Berdasarkan input
tersebut maka set poinl akan membentukpanas atau justru membuang
panas. Berikut ini dikemukakansecara ringkas neuron dan transmiter
yang betperan padapengaturan suhu tubuh.
Neuron. Di daerah praoptik terdapat dua jenis
neurontermosensitif, warm sensitive neurons yang
meningkatkanpembuangan panas ffiring rate) kellka suhu
praoptikmeningkat, dan cold sensitive neurons yang
meningkatkanfiring rateketika suhu prsoptik turun. Neuron sensitif
panasjumlahlya lebih banyak dan respons regulasinya lebih
kuatketimbang neuron sensitif dingin. Pada keadaan nonnal,
suhutubuhmengalami variasi diumal, paling tinggi di penghujungsore
menjelang malam; paling rendah di pagi hari saat banguntidur. Ritme
ini dikendalikan oleh nukleus suprakiasmatikhipotalamus melalui
proyeksi langsung ke bagian dorsal zonasubparaventrikular, suatu
area di bagian ventralparaventrikular (P\,/N). Oleh karena itu,
lesi fokal bilateral didorsal zona subparaventrikular akan
mengganggu variasisirkadian suhu tubuh, sedangkan lesi bilateral di
PVN itusendiri, tidak menimbulkan dampak. Nukleus
suprakiasmatikmeneruskan informasi ke neuron termosensitif melalui
jarasmultisinaps di daerah praoptik zona subparaventrikular.
N eurotransmifer. Belum banyak diketahui perihal me-diator
neurotransmiter/peptid dan jaras untuk respons tenno-regulasi,
namun beberapa zat terbukti dapat menimbulkanrespons hipotermik
atau hipertermk. Set point juga sensitifterhadap kadar steroid seks
dalam sirkulasi darah sehinggapada perempuan, suhu tubuh turun di
pertengahan siklusmenstruasi dan meningkatpada fase luteal.
Estrogen, turutberperan pada penurunan suhu fubuh di bagian akhir
faseluteal melalui preoptic warm sensitive neurons,
sedangkanprogesteron kebalikannya. Oleh karena itu, pada
periodepascamenopause, respons termoregulatot meningkat
(hotflashes).
PatofisiologiDemamPeningkatan suhu dalam tubuh (demam) dapat
terjadi
akibat beberapa hal yaitu:
Tabel 1. Beberapa Zat yang dapat Menimbulkan Efek Termo-regulasi
di SSP
Hipertermik Hipolermik
AsetilkolinAngiotensin
IICCKDopaminEstrogenMSHNeurotensinNorepinefrinPeptida
opioidSomatostatinSubstansi PVasopresin
CRHGABAPeptida opioidProgesteronProstaglandinSerotoninTRH
l. ketika svhu set poinl meningkat misalnya saat infeksiyang
merupakan penyebab utama demam
2. ketika terjadi produksi panas metabolik misalnya
padahipertiroid
3. ketika asupan panas lingkungan melebihi kemampuanpelepasan
panas misalnya pada hiperpireksia malignaakibat anestesia, ruang
kerja industri yang sangat panas,dan sauna
4. ketika ada gangguan pelepasan panas misalnya
displasiaektodermal
5. kombinasidaribeberapafaktor.'Pada kondisi tertentu,
peningkatan suhu tubuh di atas
rerata fi siologis justru memb aw a manfaat adaptif.
Misalnya,saat terjadi infeksi, demam merupakan respons
yangdibutuhkan untuk memfasilitasi penyembuhan melaluipeningkatan
kerja sistem imun dan menghambat replikasimikro-organisme. Oleh
karena itu, secara ilmiah, demam dapatdisebut sebagai respons
homeostatik. Pada kondisi tersebut,endotoksin dan sitokin
proinflamasi berinteraksi denganreseptor tertentu di sel endotelial
vaskular dan/atau suben-dotelial mikroglia dan terjadilah aktivasi
cycloocxygenase(Cox) unhrk memproduksi PGE2 (Gambar 1 dan 2).
Meski jarang terjadi, demam juga dapat terjadi akibatpirogen
endogen endotoksemia, demam steroid (etioklo-nalon), dan alergi.
Demam alergi diperantarai oleh limfosityang terangsang lalu
melepaskan limfokin yang menyebabkanleukosit PMN menginduksi
produksi pirogen endogen.Pirogen endogen juga dapat diproduksi oleh
beberapa seltumor. Penelitian yang dilakukan pada pasien
leukemiagranulositik menunjukkan bahwa sel monositik juga
mem-produksi pirogen endogen.
Selain menyebabkan demam, endotoksin juga secaraotomatis
mengaktifkan respons antidemam sehingga suhutubuh tidak meningkat
berlebihan. Dilakukan dengan men-stimulasi sumbu hipotalamus-hipofi
sis-adrenal. Aktivasisumbu ini mengurangi respons terhadap sitokin
yangdikemukakan di atas.
Maj Kedokt Indon, Volum: 58, Nomor: 9, September 2008
-
Demam pada Anak
I ror.r"i | .+ ll'X',*rfl:i1. I | . sitor.io II Proinaamrsi |
0
Peqinglatan:..:*p;-
"
. S$ (termasuk yang diproduksi sel Kupfer)
PGE dilepaskm ke jaringatr sekltarhipotalamus anterior
Mengsktilkrtr neuron skiterventromedial preoptic nucleus
(VMPO)
{LTlhibisi frrhg rqre di wqm+ensitive neurons
filetu{tqsiplreibht?t
Si diteruskan ke neuron otonom di trukleusprr&ventrikular
hlu diproyeksikan ke
batang otalq mednlls spinalis (sistem otonom)
Gambar 2. Patofisiologi Demam Pada Infeksi
Proses pengendalian peningkatan suhu tubuh ini jugadilakukan
oleh MSH di susunan syaraf pusat. Tetapi MSHhanya bekerja jika
sitokin sudah diaktivasi (MSH tidak pruryaefek mengatur suhu tubuh
dalam kedaan tidak demam).
lkuebccartr:!
4W,SnAg,fl rsr.Ctq/6j1!tAt0 6*r$a,,NLNCUL!'s{LE-AJP{
GambaranKlinisDemamPemahaman tentang regulasi suhu tubuh,
produksi dan
konservasi panas, dan penerapan patofisiologi demam padabeberapa
keadaan, serta mekanisme penumnan suhu tubuhakan menuntun kita
dalam menangani demam secararasional.Hal terpenting adalah meyakini
bahwa demammerupakan suatu bentuk pertahanan tubuh yang
tidaksemuanya perlu diatasi. Penatalaksanaan lebih ditujukanuntuk
mengatasi penyakit yang mendasari demam tersebut.
Demam adalahkondisi ketika otakmematok suhu di atassetting
normalyaitu di atas 380C. Beberapa buku menyatakanbahwa demam
adalah suhu tubuh > 38.50C untuk waktu mini-mal 24 jam. Akibat
tuntutan peningkatan setting tersebutmaka tubuh akan memproduksi
panas.
Proses pembentukan panas terdiri atas tiga fase yaitu:l. Fase
pertama, menggigil (fase pelepasan sitokin
proinflamasi) yang berlangsung sampai suhu tubuhmencapai
puncaknya;Fase kedua,.suhu menetap tinggi untuk beberapa
saat(sitokin berhasil meningkatkan set point) tetapiFase ketiga,
akhirnya suhu turun, dengan atau tanpaobat demam (sitokin melakukan
antipyretic response.).
Tabel 2. Batasan Demam Menurut Tingginya Suhu
Normal Demam Rendah Demam Sedang Demam Tinggi
0
s
. Reseptor endothelitl
. Reseptorsubendotelial
Peningkrtan sel neuontroradrenergic (A2 cell group)ventrolrtersl
medulle
Ketiak 37.2"C -
38.3"COral 37.7'C
- 38.8'C
38.3"C-39.5.C >39.5.C38.8'C-40.C >400c
Beberapa hal yang perlu dilakukan pada saat demamadalah (l)
mengukur temperatur anak; (2) memeriksa adatidaknya
kegawatdaruratan; (3) menenhrkan diagrosis ataudiagnosis dugaan;
(4) menentukan langkah selanjutnya(langkah good prescribing
practice); (5) memberikaninformasi yang jelas, objektif sekaligus
menenangkanorangtua; (6) memulai tata laksana.
Mengukur temperatur. Jangan menyatakan demamberdasarkan perabaan
tangan karena penbaan tangan kitadapat menyesatkan. Suhu tubuh
dapat saja meningkat saat
Selain menyebabkan demam, endotoksin juga secara
otomatismengaktifkan respons antidemam sehingga suhu tubuh
tidakmeningkat berlebihan. Dilakukan dengan men-stimulasi
sumbuhipotalamus-hipofisis-adrenal. Aktivasi sumbu ini mengurangi
responsterhadap sitokin yang dikemukakan di atas.
Proses pengendalian peningkatan suhu tubuh ini juga dilalcukan
olehMSH di susunan syaraf pusat. Tetapi MSH hanya bekerja jika
sitokinsudah diaktivasi (MSH tidak punya efek mengatur suhu tubuh
dalamkedaan tidak demam).
Gambar 1 dan 2. Patofisiologi Demam pada Infeksi
58, Nomor: 9, September 2008Maj Kedokt Indon, Volum:
-
Demam pada Anak
suhu di luartinggi, atau anakbermain dengan aktivitas fisikyang
tinggi. Sebaliknya, aqak yang dehidrasi akan terabadingin meski
suhu di dalam tubuh meningkat.
Tersedia berbagai pilihan termometer. Sebenarnyatermometer kaca
merkuri sangat akurat dan tidak mahal, tetapiatas dasar pencemaran
lingkungan (bila termometer pecah),dianjurkan untuk tidak lagi
digunakan. Altematif yang amandan akurat adalah termometer digital
yang dapat digunakandi mulut (anak besar),r{imasukkan melalui anus
(bayi), ataudigunakan di ketiak (kurang akurat). Pilihan lainnya
adalahtermometer telinga (tympanic thermometer) yangpemakaiannya
mudah dan dengan cepat dapat mengukurtemperatur di dalam liang
telinga. Meskipun demikian,pengukuran termometer telinga tidak
dianjurkan untuk bayiberusia kurang dari 3 bulan. Apapun tipe
termometer yangdigunakan, jangan mengukur suhu tubuh segera setelah
mandikarerra akan mempengaruhi hasil pengukuran.
Kegawatdaruratan. Tulisan ini tidak akan membahasrinci kondisi
gawat darurat seperti sesak napas, penunrnankesadararl kejang
lama/bemlang, dehidrasi berat, sakit kepalahebat/kaku kuduk, dll.
Bagian ini hanya akan menekankantiga kunci pegangan bagi tenaga
medis. Pertama, behavioranak merupakan parameter klinis yang sangat
sensitif untukmenentukan ada tidaknya kegawatdaruratan.
Kedua,tingginya demam bukan parameter kegawatdaruratan.
Ketiga,demam umunnya tidak berbahaya; komplikasi yang dapatterjadi
adalah dehidrasi berat dan kejang demam.
Kejang demam adalah bangkitan kejang akibat kondisidi luar otak.
Meski tampaknya mengerikan, kejang demamTIDAK merusak otak dan
TIDAK mengganggu intelegensia.
Menentukan diagnosis/diagnosis banding. Sesuaidengan
patofisiologinya, banyak sekali penyebab demam.Tulisan ini
membatasi pada demam akibat infeksi. Pada anak,penyebab utama demam
adalah infeksi virus.,4 merican Acad-emy of Pediarrics (AAP)
membuat clues peihal penyebabdemam.
Tarik-tarik telinga, rewel, habis/sedang flu,berat ,
Radang/infeksi telinga (OME),Bila tanpa flu, pikirkan tumbuh
gigiDemam, mual, muntah, diare akut - cairGastroenteritis,
virusSakit berat, sakit kepala hebat, muntah, kaku
kudukMeningitisSakit waktu pipis, demam >72 jam tanpa batuk
pilek - pikirkanInfeksi saluran kemih (lSK)Suhu > 38.5C, batuk
bbrdahak, sesak napas, napas cuping
hid;u;ng, chest indrawingPneumoniaUmur lebih dari 3 th, sakit
menelan, tanpa batuk, kelenjar
getah bening submandibula membesar dan nyeriRadang tenggorokan
kemungkinan kuman StreptococcusDemam, meler, diare, lesu, rewelFLU
atau common colds (selesma), Penyebab: infeksi virus
Bagaimana dengan demam tifoid dan demam berdarahdengue? Kedua
kondisi tersebut juga sering menimbulkankerancuan. Prevalensi demam
tifoid pada bayi dan anak dibawah 3 tahun sangat rendah. Di lain
pihak, kecurigaanterhadap demam tifoid baru muncul apabila anak
demarn tinggl(pola pelana) lebih dari 5 hari, keadaan umum toksik
dengankesadaran yang berkabut disertai sakit perut, sulit buang
airbesar atau bahkan diare. Bayi dan batita juga jarang
terkenademam berdarah dengqe. Demam berdarah dengue
barudipertimbangkan apabila anak demam mendadak tinggi dansudah
berlangsung lebih dari 72 jam tanpa batuk pilek,keadaan umum lemah,
mual, sakit kepala hebat, perdarahanserta hepatomegali. Pemeriksaan
laboratorium ketika demambelum 72 jam, umumnya tidak informatif.
Selain itu, kadartrombosit yang rendah belum berarti DBD karena
semuainfeksi virus dapat menyebabkan penunrnan kadar trombosit.Pada
DBD, selain penurunan kadar trombosit, terjadipeningkatan
hematokrit.
Prinsip Tbta Laksana DemamDemam lbaral alarm; demam BUKAN
penyakit! Hal
pertama yang harus kita pikirkan adalah PENYEBABterjadinya
demam. Demam umumnya tidak berbahaya; pem-berian obat yang
berlebihan justru potensial membahayakananak. Tala laksana yang
rasional menurut konsep WHOadalah tepat diagnosis, tepat pemilihan
obat, tepat dosis,tepat jangka waktunya, tepat informasinya, dan
tepat pulaharganya. WHO juga memberikan pegangan praktis danilmiah
untuk menjalankan konsep pengobatan yang rasionalyaitu tindak
peresepan yang baik (good prescribing prac-tice).
Gambar 3. Prinsip Tatalaksana Demam
Sesuai dengan EBM, kebanyakan demam pada anakdisebabkan oleh
infeksi virus, oleh karena itu, tujuan terapinyaBUKAN menyembuhkan
infeksinya melainkan membuat anaklebih nyaman serta mengamati dan
mencegah komplikasi. Disisi lain, kita sering mengartikan terapi
adalah selalu obat,padahal, definisi terapi menurut WHO sebagai
berikut:
Maj Kedokt Indon, Volum: 58, Nomor: 9, September 2008350
Gambar 2. Menentukan Diagnosis Banding
-
Demam pada Anak
l. Advis dan informasi2. Terapi nonobat3. Terapi dalambentuk
obat4. Merujuk5. Kombinasi di atas
Penggalan pe r esepan P dru g WHO pada kasus selesmadan flu:1.
Goal of treatment: Comforting the child, Not curing the
infection2. Inventory
- effective treatment:
a. Advice & Information:- Offer plenty of fluids;- Encourage
rest.- Moisten the air.
b. Drugtreatment:- Try saline drops. Saline nose drops can
loosen
thick nasal mucus and make it easier for your childto
breathe.
- Soothe a sore throat. For older children, garglingsalt water
or sucking on hard candy may soothe asore throat.
c. Referral for treatment: not necessary
Artinya, tata laksana demam pada anak oleh tenaga medisadalah
sebagai berikut:l. Tujuanterapi:
- membuatanakmerasanyaman- memantaukeadaanumum sertapenyebab
timbulnya
demam.2. Daftar terapi yang efektif:
- Nasihat dan informasi- Jangan panik (orangtua ditenangkan dan
diberi
penjelasan)- Amatiperilakuanak- Beri cairan lebih sering. Bila
sering muntah berikan
cairanrehidrasi oral.- Beri tahu tanda gawat darurat agar tahu
kapan harus
menghubungi dokter (lihat boks di bawah ini)- Biarkan anak makan
yang dia inginkan (angan cemas
bila nafsu makan berkurang). Hindari makanan ber-lemak dan sulit
dicerna.
- Ruangan dij agaagartidakterlalupanas, ventilasi baik.-. Baju
jangan tebal- Jika perlu kompres air hangat- Terapiobat:- Obat
demamjika anak rewel atau demam tinggi.- Pilihan: obat demam
golongan asetaminofen/parase-
tamol.- Jangan berikan dua j6nis obat demam berselang-seling-
Jangan berikan sediaan supositoria karena kadar pa_
rasetamol di darah lebih stabil pada pemberian oral.
Pemberian obat demam per rektal hanya apabila anakmuntah terus
menerus atau anak tidak sadar.
- Jangan berikan ibuprofen apabila:- Anak berusia kurang dari 6
bulan- Anak diare dan muntah-
Anakdicurigaimengalamidemamberdarahdengue- Jangan berikan
aspirin/asetosal buat anak berusia
kurang dari 16 tahun karena ditakutkan mengalamisindrom reye
- Jangan berikan obat puyer parasetamol bersamafenobarbital
karena keduanya berinteraksi
- Jangan berikan metamizol karena obat ini berada di
urutanteratas penyebab reaksi alergi berat (anafilaksis) dandapat
menyebabkan supresi sumsum tulang
- Diazepamperrektaljikakejang- Rujukan: tidak perlu
Kapan Menghubungi DokterRekomendasi penanganan demam: beberapa
kondisi yangmengharuskan orangtua menghubungi dokter:. Bila bayi
berusia
-
Demam pada Anak
dengan indikasinya seperti antibiotik padahal infeksi virus,atau
steroid padahal tidak relevan dan lebih besar risikonyatanpa ada
benefit-nya).
Tidak sedikit peresepan yang mempuyerkan parase-tamol dengan
fenobarbital. Katanya untuk mencegah kejangdemam. Hindari peresepan
kombinasi kedua obat ini karena(1) kejang demam tidak dapat
dicegah; (2) fenobarbitalmerangsang enzim hati yang kerjanya
menetralisirasetaminofhen sehingga klirens/bersihan
asetaminofendipercepat dan kadarnya di darah menurun sehingga
efekantipiretiknya pun dikurangi; (3) induksi enzim sitokrom
hatioleh fenobarbital selain meningkatkan bersihan parasetamol,juga
mempercepat terbentuknya metabolit asetaminofen yangtoksik (radikal
bebas) sehingga risiko hepatotoksisitasmeningkat.
Di lain pihak, beberapa obat jusku dapat meningkatkansuhu tubuh
seperti antikanker, antibiotik tertentu sepertiampis illin, kl
okasillin, t etr as klin, linkomis in, kotrimok-sazol, INH,
metrosnidazolmetoklorpamid.
Perdarahan Saluran Cerna vs Obat DemamPada dasarnya tidak ada
obat yang tidak berisiko
menimbulkan efek samping. Pemberian obat demam dapatmenimbulkan
efek samping mulai dari nyeri danperdarahanlambung (yang paling
kerap), hepatitis (kerusakan sel hatiyang ditandai dengan
peningkatan enzim SGOT dan SGPT,pembengkakan dan nyeri di daerah
hati), gangguan padasumsum tulang (produksi sel darah merah, sel
darah putih,dan trombosit ditekan), gangguan fungsi ginjal, rasa
pusing,vertigo, penglihatan kabur, penglihatan ganda
(diplopia),menganhrk, lemas, merasa cemas, dan sebagainya
Risiko efek samping perdarahan saluran cerna misalnya,akan
meningkat bila digunakan lebih dari satu obat (misalnyaparasetamol
dengan aspirin atau parasetamol denganibuprofen), pemakaian jangka
panjang, atau pemakaianbersama dengan steroid. Di lain pihak,
faktor individu jugadapat meningkatkan risiko efek samping, seperti
usia lanjut,perempuan, peminum alkohol atau perokok dan
peminumkopi. Risiko perdarahan juga akan meningkat bila
sebelumnyamemang sudahmenderitatukak lambung ataubila ada
riwayatperdarahan pada keluarga.
Perlukah Diobati?Uinumnya, demam bukan merupakan kondisi
yang
membahayakan jiwa. Demam justru merupakan mekanismepertahanan
tubuh yang membantu membasmi infeksi; yangpaling penting adalah
mencari tahu penyebab demam danmemahami saat kapan orangtua harus
mengontak dokteranaknya.
Bila demam tidak tinggi,jangan berikan obat demam,tidak perlu
dikompres, minum banyak saja. Obat demamdan kompres hangat hanya
diberikan bila demam tinggi atauanak merasa uncomfortable.Upaya
yang penting lainnyaadalah mencegah komplikasi dehidrasi dengan
memberikananakminum lebih dari biasanya.
PenutupSalah satu tugas dokter adalah melakukan kegiatan
promotif edukatif sehingga konsumen kesehatan menyadaribahwa
upaya pemeliharaan kesehatan merupakan tanggungjawab mereka juga,
bahwa menjadi konsumen kesehatanyang baik menempatkan dirinya
sebagai parhter dokterantara lain dengan senantiasa mencari
informasi yangberkaitan dengan kesehatan mereka, sehingga dapat
bersikaprasional termasuk dalam hal demam pada anak.
Saat ini, kita hidup di era informasi. Masyarakat
sangatdimudahkan karena informasi kesehatan yang terpercayadapat
mereka peroleh dengan mudah dan murah. Jadi, semakinbanyak konsumen
kesehatan yang rasional dan mengetahuimekanisme terjadinya demam.
Mereka juga mengetahuibahwa yang terpenting adalah mengetahui
penyebabdemamnya, menyadari bahwa obat tidak selalu
merupakanjawaban atas gangguan kesehatan yang sedang
dialamikarenatahubahwapadadasarnyasemuaobatdapatmeracrmitubuh.
Konsumen kesehatan yang rasional tidak akanmenuntut obat untuk
setiap gejala kesehatan yang dialami(a pill for an i//). Konsumen
yang cerdas dan bijakmerupakan mitra yang menyenangkan.
Pada dasarnya, hubungan dokter dengan pasien laiknyadua orang
yang tengah berdansa. Dua pihak yang sepakatuntuk bekerja sama,
mengahr langkah sesuai irama, sehinggamencapai harmoni yang indah.
Siapkah kita menghadapiperubahan yang terjadi di masyarakat?
Semoga!DaftarPustaka:1. Information of Fever Management - IOWA
University2. Febrile on Children under 3 years - Clinical Practice
Guideline,
Royal Children Hospital3. Febrile seizure - Clinical Practice
Guideline, Royal Children Hos-
pital4. Pathophysiologic Basis for Symptomatic Treatment of
Fever
Robert C. Stern, Pediatrics 197'7;59;92-98, This information
iscurrent as of February 17, 2007 - American Academic of
Pediat-ric
5. Approach to the Adult Patient with Fever of
UnknownOrigin,ALAN R. ROTH, D.O., and GINA M. BASELLO, D.O.,Am Fam
Physician 2003;68:2223-8. CopyrightAO 2003 Ameri-can Academy of
Family Physicians
6. WHO Essential Drug Program, 1998. Guide to Good
Prescribing.
@rt
Maj Kedokt Indon, Volum: 58, Nomor: 9, September 2008