BAB III
II-14
BAB II TINJAUAN PUSTAKAII-15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Dasar TeoriDistilasi atau penyulingan adalah suatu metode
pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau
kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Dalam penyulingan, campuran
zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan
kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih
rendah akan menguap lebih dulu. Metode ini termasuk sebagai unit
operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini
didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing
komponen akan menguap pada titik didihnya. Model ideal distilasi
didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum Dalton. (Anonim, 2013)Hukum
Raoult mengasumsikan bahwa komponen memberikan kontribusi terhadap
total tekanan uap campuran dalam sebanding dengan persentase
campuran dan tekanan uap ketika murni, atau dengan ringkas: tekanan
parsial sama dengan fraksi mol dikalikan dengan tekanan uap ketika
murni. Jika salah satu perubahan komponen komponen lain yang
tekanan uap, atau jika volatilitas komponen tergantung pada
persentase dalam campuran, hukum akan gagal. Hukum Dalton
menyatakan bahwa tekanan uap total adalah jumlah dari tekanan uap
masing-masing komponen dalam campuran. Ketika multi-komponen cair
dipanaskan, tekanan uap setiap komponen akan meningkat, sehingga
menyebabkan tekanan uap total meningkat. Ketika tekanan uap total
mencapai tekanan yang mengelilingi cair, mendidih terjadi dan
berubah ke gas cair di seluruh sebagian besar cairan. Perhatikan
bahwa campuran dengan komposisi tertentu memiliki satu titik didih
pada tekanan tertentu, ketika komponen saling larut. (Anonim,
2013)Merupakan implikasi dari satu titik didih adalah bahwa
komponen-komponen ringan tidak pernah bersih mendidih pertama. Pada
titik didih, semua komponen bergejolak mendidih, tetapi untuk
sebuah komponen, dengan persentase dalam uap adalah sama dengan
persentase dari total tekanan uap. Komponen yang lebih ringan
memiliki tekanan parsial lebih tinggi dan dengan demikian
terkonsentrasi di uap, tapi lebih berat komponen-komponen yang
mudah menguap juga memiliki (lebih kecil) tekanan parsial dan
selalu menguap juga, meskipun menjadi kurang konsentrasi dalam uap.
(Anonim, 2013)II.1.1. Sejarah Distilasi
Distilasi pertama kali ditemukan oleh kimiawan Yunani sekitar
abad pertama masehi yang akhirnya perkembangannya dipicu terutama
oleh tingginya permintaan akan spritus. Hypathia dari Alexandria
dipercaya telah menemukan rangkaian alat untuk distilasi dan
Zosimus dari Alexandria-lah yang telah berhasil menggambarkan
secara akurat tentang proses distilasi pada sekitar abad ke-4
Bentuk modern distilasi pertama kali ditemukan oleh ahli-ahli kimia
Islam pada masa kekhalifahan Abbasiah, terutama oleh Al-Razi pada
pemisahan alkohol menjadi senyawa yang relatif murni melalui alat
alembik, bahkan desain ini menjadi semacam inspirasi yang
memungkinkan rancangan distilasi skala mikro, The Hickman Stillhead
dapat terwujud. Tulisan oleh Jabir Ibnu Hayyan (721-815) yang lebih
dikenal dengan Ibnu Jabir menyebutkan tentang uap anggur yang dapat
terbakar, ia juga telah menemukan banyak peralatan dan proses kimia
yang bahkan masih banyak dipakai sampai saat kini. Kemudian teknik
penyulingan diuraikan dengan jelas oleh Al-Kindi (801-873).
(Kartika dkk.2009)II.1.2. Macam-Macam Destilasi 1. Distilasi
berdasarkan prosesnya terbagi menjadi dua, yaitu :
a. Distilasi kontinyu
Jika prosesnya berlangsung terus menerus. Ada aliran bahan masuk
sekaligus aliran bahan keluar.Aplikasi: Proses pengolahan minyak
mentah
Gambar II.1 Alat Desrilasi Kontinyub. Distilasi batch
Jika dilakukan satu kali proses, yakni bahan dimasukkan dalam
peralatan, diproses kemudian diambil hasilnya (distilat dan
residu).Aplikasi: Destilasi minyak atsiri pada skala
laboratorium(http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-industri/teknologi-proses/tipe-distilasi/)
Gambar II.2 Alat Destilasi Batch2. Berdasarkan basis tekanan
operasinya terbagi menjadi tiga, yaitu :a. Distilasi Atmosferik
Dilakukan pada tekanan sedikit diatas tekanan atmosfir dan
minyak dipanaskan sampai temperatur tertentu sebelum terjadi
perengkahan.
Aplikasi : Crude Distillation Unit
Gambar II.3 Alat Destilasi Atmosferikb. Distilasi Vakum
Untuk minyak berat bertitik didih tinggi yang jika dipanaskan
lebih lanjut pada tekanan atmosfir akan terjadi perengkahan dan
dilakukan pada tekanan dbawah satu atmosfir (vakum).
Aplikasi : Vacuum Unit
Gambar II.4 Alat Destilasi Vakumc. Distilasi Bertekanan
Untuk minyak yang sudah menguap pada temperatur kamar.
Aplikasi : Light End Unit (Debutanizer, Depropanizer, naptha
splitter).
(Muklis, 2011)
3. Berdasarkan komponen penyusunnya terbagi menjadi dua, yaitu
:
a. Destilasi sistem biner
Suatu sistem destilasi yang digunakan untuk memisahkan campuran
2 larutan yang memperlihatkan sifat kelarutan timbal balik pada
suhu tertentu dan tekanan tetap.Aplikasi: memisahkan campuran
etanol Air
Gambar II.5 Destilasi Biner Campuran Azeotrop Etanol airb.
Destilasi sistem multi komponenSuatu sistem destilasi yang
digunakan untuk memisahkan campuran lebih dari 2 larutan pada suhu
tertentu dan tekanan tetap. Alat dari destilasi sistem multi
komponen dapat dilihat pada gambar II.3.Aplikasi:Proses Destilasi
Minyak bumi menjadi LPG, Light/Heavy gas, Kerosene, dll4.
Berdasarkan system operasinya terbagi menjadi dua, yaitu :
a. Single-stage Distillation
b. Suatu sistim distilasi yang terdiri dari satu tahap. Proses
ini meliputi pemanas aliran umpan dan kemudian dilakukan ekspansi
pada tekanan yang lebih rendah pada sebuah vessel. Alat dari
Single-stage Distillation dapat dilihat pada gambar II.2.Aplikasi:
Destilasi skala laboratoriumc. Multi stage Distillation
Destilasi sekejap pada tekanan tetap yang disusun
bertingkat.Aplikasi: Destlasi etano air untuk mendapatkan kemurnian
etanol 99
%(http://www.authorstream.com/Presentation/nda_tn_only-372057-pengantar-teori-distilasi-entertainment-ppt-powerpoint/)
Selain pembagian macam destilasi, dalam referensi lain
menyebutkan macam macam destilasi, yaitu :
a. Distilasi Sederhana
Prinsipnya memisahkan dua atau lebih komponen cairan berdasarkan
perbedaan titik didih yang jauh berbeda. Alat dari destilasi
sederhana dapat dilihat pada gambar II.2.Aplikasi: Destilasi etanol
skala laboratorium b. Distilasi Fraksionasi (Bertingkat)
Prinsipnya sama dengan distilasi sederhana, hanya distilasi
bertingkat ini memiliki rangkaian alat kondensor yang lebih baik,
sehingga mampu memisahkan dua komponen yang memiliki perbedaan
titik didih yang berdekatan. Alat dari destilasi fraksional dapat
dilihat pada gambar II.3.Aplikasi: Destilasi Minyak Bumic.
Distilasi Azeotrop
Memisahkan campuran azeotrop (campuran dua atau lebih komponen
yang sulit di pisahkan), biasanya dalam prosesnya digunakan senyawa
lain yang dapat memecah ikatan azeotrop tersebut, atau dengan
menggunakan tekanan tinggi. Alat dari destilasi azeotrop dapat
dilihat pada gambar II.2.Aplikasi:destilasi etanol-aird. Distilasi
Kering
Memanaskan material padat untuk mendapatkan fasa uap dan
cairnya. Aplikasi: untuk mengambil cairan bahan bakar dari kayu
atau batu bata.e. Destilasi Uap
Distilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang
memiliki titik didih mencapai 200C atau lebih. Distilasi uap dapat
menguapkan senyawa-senyawa ini dengan suhu mendekati 100C dalam
tekanan atmosfer menggunakan uap atau air mendidih.Aplikasi:
Destilasi Minyak
Atsiri(http://ndarucs.blogspot.com/2010/02/distilasi.html)
II.2. Bahan Bakar
Bahan bakar adalah suatu materi apapun yang bisa diubah menjadi
energi. Kebanyakan bahan bakar digunakan manusia melalui proses
pembakaran (reaksi redoks) dimana bahan bakar tersebut akan
melepaskan panas setelah direaksikan dengan oksigen di udara.
Hidrokarbon (termasuk di dalamnya bensin dan solar) sejauh ini
merupakan jenis bahan bakar yang paling sering digunakan manusia.
Bahan bakar lainnya yang bisa dipakai adalah logam radioaktif.
(http://id.wikipedia.org/wiki /Bahan_bakar)1. Berdasarkan
materinyaa. Bahan bakar padat
Bahan bakar padat merupakan bahan bakar berbentuk padat, dan
kebanyakan menjadi sumber energi panas. Misalnya kayu dan batubara.
Energi panas yang dihasilkan bisa digunakan untuk memanaskan air
menjadi uap untuk menggerakkan peralatan dan menyediakan
energi.
b. Bahan bakar cair
Bahan bakar yang berbentuk cair, paling populer adalah bahan
bakar minyak atau BBM. Selain bisa digunakan untuk memanaskan air
menjadi uap, bahan bakar cair biasa digunakan kendaraan bermotor.
Karena bahan bakar cair seperti Bensin bisa dibakar dalam
karburator dan menjalankan mesin.
c. Bahan bakar gas
Bahan bakar gas ada dua jenis, yakni Compressed Natural Gas
(CNG) dan Liquid Petroleum Gas (LPG). CNG pada dasarnya terdiri
dari metana sedangkan LPG adalah campuran dari propana, butana dan
bahan kimia lainnya. LPG yang digunakan untuk kompor rumah
tangga.2. Berdasarkan materinyaa. Bahan bakar tidak
berkelanjutan
Bahan bakar tidak berkelanjutan bersumber pada materi yang
diambil dari alam dan bersifat konsumtif. Sehingga hanya bisa
sekali dipergunakan dan bisa habis keberadaannya di alam. Misalnya
bahan bakar berbasis karbon seperti produk-produk olahan minyak
bumi.b. Bahan bakar berkelanjutan
Bahan bakar berkelanjutan bersumber pada materi yang masih bisa
digunakan lagi dan tidak akan habis keberadaannya di alam. Misalnya
tenaga matahari.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Bahan_bakar)
II.2.1. Bahan Bakar Cair
Bahan cair merupakan bakar yang berbentuk cair, seperti bahan
bakar minyak atau BBM. Sumber utama dari bahan bakar cair antara
lain:
a. Minyak Bumi (Petroleum)
Berdasarkan the theory of vegetable origin,Minyak Bumi
(Petroleum) berasal dari fosil-fosil tumbuhan dan hewan yang
terkubur di dasar laut,yang kemudian diurai oleh bacteri anaerobic.
Minyak mentah kemudian terbentuk dari uraian fosil-fosil tersebut
akibat adanya pengaruh tekanan dan temperature tinggi. Contohnya
Gasoline,Kerosene, Diesel fuel, dll.
Komposisi dari Petroleum :
1. Carbon 80 - 89 %
2. Hydrogen 12 - 14 %
3. Nitrogen 0,3 - 1,0 %
4. Sulphur 0,3 - 3,0 %
5. Oxygen 2,0 - 3,0 %
b. Batu bara
Batu bara juga menjadi salah satu sumber bahan bakar cair. Bukan
sumber utama,melainkan semacam bahan baku. Methanol diproduksi dari
pencairan batu bara dengan proses pirolisis,atau mereaksikan batu
bara dengan hidrogen bertekanan tinggi. Methanol merupakan hasil
dari proses diatas dan menjadi bahan bakar cair.
c. Bio fuel.
Bio fuel adalah sumber yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Tumbuh-tumbuhan diekstak menjadi minyak dan menjadi minyak mentah.
Minyak mentah ini kemudian diproses persis dengan proses dari
petroleum. Selain minyak mentah dari tumbuh-tumbuhan,produk lain
adalah ethanol.
(http://id.shvoong.com/exact-sciences/1975406-bahan-bakar-cair/)II.2.2
Spesifikasi Sampel
II.2.2.1 Kerosin
Kerosin (minyak tanah) biasa digunakan sebagai bahan bakar untuk
keperluan rumah tangga. Selain itu kerosin juga digunakan sebagai
bahan baku pembuatan bensin melalui proses cracking. Minyak
tanah(bahasa Inggris:keroseneatauparaffin) adalah cairan
hidrokarbon yang tak berwarna dan mudah terbakar. Dia diperoleh
dengan cara distilasi fraksional dari petroleum pada 150C and 275C
(rantai karbon dari C12 sampai C15). Pada suatu waktu dia banyak
digunakan dalam lampu minyak tanah tetapi sekarang utamanya
digunakan sebagai bahan bakar mesin jet (lebih
teknikalAvtur,Jet-A,Jet-B,JP-4atauJP-8). Sebuah bentuk dari
kerosene dikenal sebagai RP-1dibakar dengan oksigen cair sebagai
bahan bakar roket. Namakerosenediturunkan dari bahasa Yunanikeros(,
wax ).Biasanya, kerosene didistilasi langsung dari minyak mentah
membutuhkan perawatan khusus, dalam sebuah unit Merox atau,
hidrotreater untuk mengurangi kadar belerangnya dan
pengaratannya.
Kerosene dapat juga diproduksi oleh hidrocracker, yang digunakan
untuk mengupgrade bagian dari minyak mentah yang akan bagus untuk
bahan bakar minyak.Penggunaanya sebagai bahan bakar untuk memasak
terbatas di negara berkembang, di mana dia kurang disuling dan
mengandung ketidakmurnian dan bahkan "debris".Bahan bakar mesin jet
adalah kerosene yang mencapai spesifikasi yang diperketat, terutama
titik asap dan titik beku. Kegunaan lain dari kerosene biasa di
gunakan untuk membasmi serangga seperti semut dan mengusir kecoa.
Kadang di gunakan juga sebagai campuran dalam cairan pembasmi
serangga seperti pada merk/ brand baygon.
II.2.2.2 Biosolar
Biosolarmerupakan bahan bakar yang terdiri dari campuran
mono--alkyl ester dari rantai panjang asam lemak, yang dipakai
sebagai alternatif bagi bahan bakar dari mesin diesel dan terbuat
dari sumber terbaharui seperti minyak sayur atau lemak
hewan.Keunggulan Biosolar :
1. Biodiesel tidak beracun.
2. Biodiesel adalah bahan bakar biodegradable.
3. Biodiesel lebih aman dipakai dibandingkan dengan diesel
konvensional.
4. Biodiesel dapat dengan mudah dicampur dengan diesel
konvensional, dan dapat digunakan di sebagian besar jenis kendaraan
saat ini, bahkan dalam bentuk biodiesel B100 murni.
5. Biodiesel dapat membantu mengurangi ketergantungan kita pada
bahan bakar fosil, dan meningkatkan keamanan dan kemandirian
energi.
6. Biodiesel dapat diproduksi secara massal di banyak negara,
contohnya USA yang memiliki kapasitas untuk memproduksi lebih dari
50 juta galon biodiesel per tahun.
7. Produksi dan penggunaan biodiesel melepaskan lebih sedikit
emisi dibandingkan dengan diesel konvensional, sekitar 78% lebih
sedikit dibandingkan dengan diesel konvensional.
8. Biodiesel memiliki sifat pelumas yang sangat baik, secara
signifikan lebih baik daripada bahan bakar diesel konvensional,
sehingga dapat memperpanjang masa pakai mesin.
9. Biodiesel memiliki delay pengapian lebih pendek dibandingkan
dengan diesel konvensional.
10. Biodiesel tidak memiliki kandungan sulfur, sehingga tidak
memberikan kontribusi terhadap pembentukan hujan asam.
Kelemahan BioSolar:
1. Biodiesel saat ini sebagian besar diproduksi dari jagung yang
dapat menyebabkan kekurangan pangan dan meningkatnya harga pangan.
Hal ini bisa memicu meningkatnya kelaparan di dunia.
2. Biodiesel 20 kali lebih rentan terhadap kontaminasi air
dibandingkan dengan diesel konvensional, hal ini bisa menyebabkan
korosi, filter rusak, pitting di piston, dll.
3. Biodiesel murni memiliki masalah signifikan terhadap suhu
rendah.
4. Biodiesel secara signifikan lebih mahal dibandingkan dengan
diesel konvensional.
5. Biodiesel memiliki kandungan energi yang jauh lebih sedikit
dibandingkan dengan diesel konvensional, sekitar 11% lebih sedikit
dibandingkan dengan bahan bakar diesel konvensional.
6. Biodiesel dapat melepaskan oksida nitrogen yang dapat
mengarah pada pembentukan kabut asap.
II.2.3 Destilasi Minyak Bumi (Petroleum)
Distilasi merupakan suatu proses dimana cairan-cairan yang
saling terlarut dipisahkan berdasarkan properti fisiknya,
khususnya, relative volatilities. Cairan dapat dikatakan volatile
jika larutan tersebut siap menguap pada suhu yang relatif rendah.
Pendidihan komponen larutan yang lebih volatile mendorong proses
distilasi. Ketika uap didinginkan, material yang lebih mudah
menguap mengembun dengan proporsi yang lebih besar, dibandingkan
dengan material yang kurang volatile.
(http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/Riski
%20Septiadevana%200606249_IE6.0/halaman_11.html)
Gambar II.6 Menara Destilasi
Mula-mula minyak mentah dipanaskan dalam aliran pipa dalam
furnace (tanur) sampai dengan suhu 370C. Minyak mentah yang sudah
dipanaskan tersebut kemudian masuk kedalam kolom fraksinasi pada
bagian flash chamber (biasanya berada pada sepertiga bagian bawah
kolom fraksinasi). Untuk menjaga suhu dan tekanan dalam kolom maka
dibantu pemanasan dengan steam (uap air panas dan bertekanan
tinggi). (http://kimia.upi.edu/utama
/bahanajar/kuliah_web/2008/Riski%20Septiadevana%200606249_IE6.0/halaman_11.html)Minyak
mentah yang menguap pada proses destilasi ini naik ke bagian atas
kolom dan selanjutnya terkondensasi pada suhu yang berbeda-beda.
Komponen yang titik didihnya lebih tinggi akan tetap berupa cairan
dan turun ke bawah, sedangkan yang titik didihnya lebih rendah akan
menguap dan naik ke bagian atas. Makin ke atas, suhu yang terdapat
dalam kolom fraksionasi tersebut makin rendah, sehingga setiap kali
komponen dengan titik didih lebih tinggi akan terpisah, sedangkan
komponen yang titik didihnya lebih rendah naik ke bagian yang lebih
atas lagi. Demikian selanjutnya sehingga komponen yang mencapai
puncak adalah komponen yang pada suhu kamar berupa gas. Komponen
yang berupa gas ini disebut gas petroleum, kemudian dicairkan dan
disebut LPG (Liquified Petroleum Gas). Fraksi minyak mentah yang
tidak menguap menjadi residu. Residu minyak bumi meliputi parafin,
lilin, dan aspal. Residu-residu ini memiliki rantai karbon sejumlah
lebih dari 20. Fraksi minyak bumi yang dihasilkan berdasarkan
rentang titik didihnya antara lain sebagai berikut :
1.Gas Rentang rantai karbon : C1 sampai C5
Trayek didih : 0 sampai 50C
2. Gasolin (Bensin)
Rentang rantai karbon : C6 sampai C11
Trayek didih : 50 sampai 85C
3.Kerosin (Minyak Tanah)
Rentang rantai karbon : C12 sampai C20
Trayek didih : 85 sampai 105C
4.SolarRentang rantai karbon : C21 sampai C30
Trayek didih : 105 sampai 135C
5.Minyak Berat
Rentang ranai karbon : C31 sampai C40
Trayek didih : 135 sampai 300C
6.ResiduRentang rantai karbon : di atas C40
Trayek didih : di atas 300C
(http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/Riski%20Septiadevana%200606249_IE6.0/halaman_11.html)
Fraksi-fraksi minyak bumi dari proses destilasi bertingkat belum
memiliki kualitas yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, sehingga
perlu pengolahan lebih lanjut yang meliputi proses cracking,
reforming, polimerisasi, treating, dan blending.
Secara umum teknologi proses kilang minyak bumi dikelompokkan
menjadi 3 macam proses, yaitu : a. Primary Processing
Unit-unit yang dikelompokkan ke dalam primary processing adalah
unit-unit yang hanya melibatkan peristiwa fisis, yaitu distilasi.
Proses distilasi adalah proses pemisahan komponen-komponen minyak
bumi berdasarkan perbedaan titik didihnya. Primary processing
terdiri dari Crude Distillation Unit/CDU dan Vacuum Distillation
Unit/VDU. b. Secondary Processing
Unit-unit yang dikelompokkan ke dalam secondary processing
adalah unit-unit yang melibatkan reaksi kimia. Secondary processing
terdiri dari Hydrotreating process, Catalytic Reforming/Platforming
process, Hydrocracking process, Fluid Catalytic Cracking/Residual
Catalytic Cracking/Residual Fluid Catalytic Cracking/High Olefine
Fluid Catalytic Cracking, Hydrogen Production Unit/HPU, Delayed
Coking Unit/DCU, dan Visbraking.
c. Recovery Processing
Unit-unit yang dikelompokkan ke dalam recovery processing adalah
unit-unit yang bertujuan untuk memperoleh kembali minyak yang
diproduksi atau chemical yang digunakan di unit-unit primary dan
secondary processing atau untuk mengolah limbah cair atau gas
sebelum dibuang ke laut atau udara luar/lingkungan sekitar.
Recovery processing terdiri dari Amine unit, Sour Water Stripping
Unit, dan Sulphur Recovery Unit.
Dalam distilasi ini perlu dipahami beberapa hal yang berkaitan
dengan proses distilasi yaitu :
Initial Boiling point
Pembacaan termometer yang diamati pada saat tetes pertama
jatuh.
End point
Pembacaan termometer tertinggi selama pengujian .
Dry point
Pembacaan termometer pada saat tetes terakhir cairan menguap
dari bagian bawah labu.
Percent recovered
Volume kondensat daalam milimeter yang diamati dalam gelas ukur
yang berhubungan dengan percobaan termometer.
Percent recovery
Percent recovered maksimum setelah distilasi selesai.
Percent total recovery
Gabungan antara percent recovery dari residu dalam labu.
Percent residu
Percent total recovery dikurangi percent recovery atau volume
residu dalam milimeter yang diukur secara langsung.
Percent loss
100 percent recovery. Percent evaporated
Jumlah percent recovery dan percent loss.
Averge boling point
Titik didih rata rata yang terdiri dari beberapa komponen yang
dicari boling point masing masing fraksi.(ASTM D86-04b)II.3 Metode
dan Peralatan Uji Komponen dasar dari unit distilasi adalah labu
distilasi, kondensor dan pendinginan yang terkait, logam perisai
atau tempat untuk labu distilasi, sumber panas, alat pengukur suhu,
dan silinder penerima untuk mengumpulkan distilat. Selain itu untuk
unit otomatis juga dilengkapi dengan sistem untuk mengukur dan
secara otomatis mencatat suhu.
Gambar II.7 Pemasangan Peralatan
Gambar II.8 Spesifikasi Peralatan1Condenser bath
11Distillation flask
2Bath cover
12Temperature sensor
3Bath temperature sensor 13Flask support board
4Bath overflow
14Flask support platform
5Bath drain
15Ground connection
6Condenser tube
16Electric heater
7Shield
17Knob for adjusting level
8Viewing window of support platform
9aVoltage regulator
18Power source cord
9bVoltmeter or ammeter 19Receiver cylinder
9cPower switch
20Receiver cooling bath
9dPower light indicator 21Receiver cover
10Vent
Peralatan otomatis diproduksi pada tahun 1999 dan kemudian
dilengkapi dengan perangkat yang secara otomatis menutup kekuatan
unit dan untuk menyemprotkan gas inert atau uap ke dalam ruang di
mana labu distilasi sudah terpasang. Sampel material yang
mengandung air tidak cocok untuk pengujian. Pengambilan sampel
harus dilakukan sesuai dengan Praktek D 4057 atau D 4177 dan
seperti yang dijelaskan pada Tabel dibawah ini Tabel II.2
Karakteristik pengambilan Sampel
Kalibrasi suhu sistem pengukuran harus dilakukan pada interval
tidak lebih dari enam bulan, dan setelah sistem telah diganti atau
diperbaiki.Prosedur percobaannya adalah yang pertama catat tekanan
udara yang berlaku. Periksa suhu dari sampel. Tuangkan spesimen
tepatnya ke tanda 100-mL pada silinder penerima, dan mentransfer
isi silinder penerima ke dalam labu distilasi dan memastikan bahwa
tidak ada cair mengalir ke dalam tabung uap.
Jika sampel tidak cairan pada suhu itu harus dipanaskan sampai
suhu antara 9 dan 21 C di atas titik tuang nya (Test Metode D 97, D
5949, D 5950, atau D 5985) sebelum analisis. Setiap material yang
menguap selama transfer akan memberikan kontribusi untuk persent
loss sedangkan materi yang tertinggal di dalam silinder akan
berkontribusi terhadap volume pemulihan yang diamati pada saat IBP
tersebut.Untuk mengurangi kehilangan penguapan distilat, tutup
silinder menerima dengan sepotong blotting kertas, atau bahan
sejenis yang telah dipotong agar sesuai tabung kondensor..
Perhatikan waktu mulai. Amati dan catat IBP terdekat ke 0,5 C (1.0
F). Jika deflektor penerima tidak digunakan, segera memindahkan
silinder menerima sehingga ujung kondensor menyentuh dinding
dalamnya. Mengatur pemanasan sehingga seragam tingkat rata-rata
kondensasi dari 5 atau 10% pulih sampai 5 mL residu dalam labu
adalah 4 sampai 5 mL per menit. (ASTM D86-04b)II.2 Aplikasi
Industri
LABORATORIUM TEKNIK PEMBAKARAN
PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA
FTI-ITS SURABAYA
LABORATORIUM TEKNIK PEMBAKARANPROGRAM STUDI DIII TEKNIK
KIMIA
FTI-ITS SURABAYA