Pertemuan Ke-2 dan ke 3 DASAR – DASAR PENDIDIKAN MIPA I. HAKEKAT MIPA 1.1 Hakekat Matematika MIPA = Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Matematika + IPA Ciri – Ciri khusus IPA: 1 # Kerja sama antara ekperimen dan teori Teori IPA pemodelan matematis terhadap berbagai prinsip dasar yang kebenarannya harus diuji dengan eksperimen yang dapat memberikan hasil serupa dalam keadaan yang sama. Dengan menggunakan teori dalam IPA orang dapat membuar prediksi (ramalan) Kuantitatif terhadap suatu prestasi. Pada dasarnya eksperimen merupakan : - Suatu proses induktif dalam menemukan prinsip dasar yang baru - Suatu proses deduktif bagi pengujian teori baru Dalam membuat interprestasi hasil eksperimen untuk pengambilan kesimpulan diperlukan kemampuan menggunakan inferensi (kesimpulan) statistik. Inilah yang dikenal dengan metode ilmiah suatu metode yang juga digunakan ilmu – ilmu lain. alam IPA ditekankan pada proses induktif maupun deduktif. alam Matematika terutama menekankan pada proses 1
70
Embed
DASAR - DASAR PENDIDIKAN MIPA file · Web viewSuatu proses induktif dalam menemukan prinsip dasar yang baru. ... dengan Matematika sebagai dasar logika penalaran dan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Pertemuan Ke-2 dan ke 3DASAR – DASAR PENDIDIKAN MIPA
I. HAKEKAT MIPA1.1 Hakekat MatematikaMIPA = Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Matematika + IPACiri – Ciri khusus IPA: 1 # Kerja sama antara ekperimen dan teoriTeori IPA pemodelan matematis terhadap berbagai prinsip dasar yang kebenarannya harus diuji dengan eksperimen yang dapat memberikan hasil serupa dalam keadaan yang sama.
Dengan menggunakan teori dalam IPA orang dapat membuar prediksi (ramalan) Kuantitatif terhadap suatu prestasi. Pada dasarnya eksperimen merupakan :
- Suatu proses induktif dalam menemukan prinsip dasar yang baru
- Suatu proses deduktif bagi pengujian teori baru
Dalam membuat interprestasi hasil eksperimen untuk pengambilan kesimpulan diperlukan kemampuan menggunakan inferensi (kesimpulan) statistik.
Inilah yang dikenal dengan metode ilmiah suatu metode yang juga digunakan ilmu – ilmu lain. alam IPA ditekankan pada proses induktif maupun deduktif. alam Matematika terutama menekankan pada proses deduktif yang memerlukan penalaran logis dan aksionatik
Matematika terkenal pula dengan materinya yang sangat hierarkhis sifatnya serta menghasilkan bahasa yang efisien yang sangat dibutuhkan oleh Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Dari segi kemampuan analisis kuantitatif terhadap masalah yang berkaitan dengan pengajaran MIPA, pemodelan matematis dalam
1
taraf sederhana dengan menerapkan pemahaman atas berbagai konsep dan prinsip dalam MIPA merupakan hal yang mutlak perlu dikuasai.Ciri MIPA : pengetahuan yang sangat terstruktur dalam
arti antara bagian yang satu dengan bagian yang lain terjalin hubungan fungsional yang erat.
Karena itu konsep – konsep dan prinsip – prinsip dalam MIPA akan lebih mudah dikuasai jika disajikan dalam bentuk terkait satu dengan yang lain dengan simpulan – simpulan yang jelas.
Penerapan berbagai pengertian dan prinsip MIPA dalam taraf sederhana terhadap masalah alamiah seringkali memerlukan: keterpaduan berbagai komponen MIPA, dengan Matematika sebagai dasar logika penalaran dan
penyelesaian kuantitatif sedangkan fisika, kimia, biologi sebagai deskripsi permasalahan yang ada.
Untuk menekuninya diperlukan kecintaan yang dalam terhadap ilmu sebagai suatu sistem logis yang indah dan ampuh.
Kesadaran ini akan menimbulkan dedikasi yang tinggi terhadap pemahaman ataupun pengembangan ilmu sebagai suatu kebutuham hidup.
2.HAKEKAT PENDIDIKAN DAN PENDIDIKAN MIPA2.1 Pendidikan
Suatu proses untuk membantu manusia mengembangkan dirinya sehingga mampu
2
menghadapi segala perubahan dan permasalahan dengan sikap terbuka serta pendekatan kreatif tanpa kehilangan identitas dirinya.Tujuan Pendidikan Nasional2.1 Meningkatkan kualitas manusia
Perwujudan manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Berbudi pekerti yang luhur Berkepribadian Berdisiplin Bekerja keras Tangguh Bertanggungjawab Mandiri Cerdas Sehat jasmani dan rohani
2.2 Pendidikan MIPA
MIPA sebagai suatu kumpulan mata pelajaran, hendaknya jangan hanya dipandang sebagai :1) Sekumpulan informasi hasil kajian orang
terdahulu yang harus diteruskan kepada peserta didik, tetapi harus pula dipandang
2) Sebagai alat pendidikan yang potensial dapat memberikan uriman (sumbangan) nyata untuk perwujudan manusia Indonesia yang utuh.
Implikasi dari Ciri MIPA1. Pendidikan MIPA menghendaki pendekatan –
pendekatan tertentu dan metode – metode tertentu yang sesuai, serta sarana yang mendukung untuk memantapkan berbagai konsep MIPA pada anak didik,
membuat mereka mampu berpikir kritis, menggunakan nalar (akal budi) mereka
secara efektif dan efisien.
3
menanamkan benih sikap ilmiah pada diri mereka
Dengan ciri perilaku ini, lulusan sekolah menengah atas akan merupakan potensi tenaga kerja berkualitas yang merupakan sumber daya manusia bagi pembangunan.
3.HAKEKAT TUGAS GURU DAN TUGAS GURU MIPADalam upaya menunjang pencapaian tujuan
pendidikan nasional seperti yang selalu dikemukakan, seorang guru tidak hanya bertugas
sebagai pengajar melainkan juga sebagai pendidik. Misi utama guru sebagai pengajar ialah
mengupayakan tercapainya tujuan – tujuan instruksional mata pelajaran yang diajarkannya, sedangkan misi utama guru
Sebagai pendidik ialah mengupayakan terwujudnya perkembangan kepribadian peserta didik dalam dimensi yang lebih luas untuk memberikan iuran (sumbangan) nyata bagi pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Sejalan dengan pikiran pokok di atas, tugas guru MIPA tidak hanya sekedar Mengupayakan diperolehnya berbagai
pengetahuan dan ketrampilan dalam MIPA dikalangan peserta didik.
Lebih penting dari itu, seorang guru MIPA hendaknya dapat mendorong berkembangnya pemahaman dan penghayatan akan prinsip –
4
prinsip dan nilai – nilai IPA dikalangan peserta didik dalam rangka menumbuhkan daya nalar, cara berpikir logis, sistematis dan kreatif, kecerdasan, serta sikap kritis, terbuka dan ingin tahu.
Sehubungan dengan itu, seorang guru MIPA Hendaknya tidak sekedar menyampaikan
informasi/ceritera tentang MIPA kepada peserta didik tetapi betul – betul membimbing para siswanya berbuat sesuai dengan prinsip – prinsip dan nilai – nilai yang terkandung dalam MIPA.
Dengan kata lain, guru MIPA hendaknya Dapat membawa peserta didiknya untuk
menjalani proses MIPA itu sendiri melalui kegiatan pengamatan, percobaan, pemecahan masalah, diskusi dengan teman – temannya dan sebagainya.
Masih berkaitan dengan sifat dikemukakan di atas, seorang guru MIPA hendaknya Dapat menumbuhkan kesenangan belajar
MIPA dikalangan peserta didik. Ini akan besar pengaruhnya terhadap pencapaian hasil yang diharapkan dari pengajaran MIPA.
Disamping itu, seorang guru MIPA Hendaknya memiliki rasa percaya diri yang
tinggi sehingga tidak segan mengakui keterbatasan pengetahuannya tentang hal – hal tertentu kepda peserta didik tanpa mengabaikan tanggungjawabnya membantu mereka menemukan jawaban terhadap persoalan – persoalan yang diajukan.
5
4. MENGENAL IPA4.1 Manusia dan Perkembangan Tubuh serta Alam Pikirannya4.1.1 Manusia sebagai Makhluk yang Unik
(Sifat – sifat Unik Manusia : Jasmani dan Naluri Kehidupannya)Menurut klasifikasi (Biosistematik), manusia
tergolong dalam Dunia Hewan. Kalau tubuh manusia dibedah, maka pada bagian dalam tubuhnya ditemui alat – alat (organ) tubuh, seperti : jantung, hati, paru – paru, usus dan lain – lain yang tidak banyak berbeda dengan yang dimiliki hewan lain (misalnya: kucing, kera, dll). Demikian pula kalau kita mempelajari sistem pernafasan, pencernaan makanan, peredaran darah, persarafan dan fisiologis organ – organ lainnya, pada prinsipnya sama seperti yang terdapat pada hewan.
Manusia digolongkan dalam Vetebrata, Kelas Mamalia, karena mempunyai ciri – ciri: mempunyai tulang belakang, tubuhnya mempunyai rambut, menyusui anaknya, mempunyai empat anggota gerak. Bagian – bagian anatomi manusia dengan kera sangat serupa, oleh karena itu mereka dimasukkan kedalam satu golongan yaitu Ordo Primates (Primata).Kedudukan manusia dalam klasifikasi adalah sebagai berikut :Kingdom : Animalia
Species : Homo sapiensMeskipun terdapat banyak persamaan
struktur dan fungsi organ tubuh manusia dengan hewan ini, namun dalam banyak hal manusia sangat berbeda dengan hewan, sehingga kita dapat mengatakan bahwa manusia sebenarnya tidak dapat disebut hewan, tetapi suatu makhluk jenis baru. Tetapi kalau diteliti lebih lanjut, ternyata perbedaan – perbedaan itu tidaklah dalam anatomi atau fisiologi melainkan terutama dalam tingkah laku dan prestasi. Jadi perbedaanya terletak pada cara hidup manusia yaitu disebut kebudayaan. Sebagaimana pula oleh Daryono Sutoyo dikemukakan bahwa perbedaan antara manusia dengan hewan itu terletak pada beberapa hal, antara lain berikut ini :- kelakuan atau tingkah laku manusia dapat
berubah – ubah
- kemampuan untuk mempengaruhi atau mengubah lingkungan pada manusia adalah lebih besar
- manusia membentuk kebudayaan, sedangkan pada hewan boleh dikatakan tidak mengenal kebudayaan (Daryono Sutoyo:3).
Jelas disini bahwa bagi manusia terdapat lingkungan abiotik dan lingkungan biotik, juga terdapat lingkunngan kebudayaan (agama, adat – istiadat, hasil – hasil teknolgi).
Atas dasar ini maka dalam mempelajari biologi manusia dianggap sebagai hewan, tidaklah mudah untuk memisahkan manusia sebagai hewan dengan manusia budaya. Contoh : manusia membutuhkan makanan seperti halnya hewan, tetapi apa yang dimakan (nasi, roti, ikan, daging dan sebagainya) bergantung kepada sikap budayanya dan tidak begitu banyak bergantung kepada nilai gizi makanan tersebut. Dalam
7
mempelajari manusia terdapat daerah perpautan yang luas antara biologi dan ilmu pengetahuan sosial.
Setiap species mempunyai ciri – ciri khas yang meliputi:- Ciri – ciri struktur;- Ciri – ciri fisiologis;- Ciri – ciri tingkah laku.
Walaupun diantara individu dalam species manusia banyak terdapat keanekaragaman, species manusia dapat dibedakan dengan jenis dari hewan yang paling menyerupai yaitu dari Primates besar bedanya.
Jadi dilihat dari ketiga ciri khas yaitu struktur tubuh, fisiologis dan tingkah lakunya manusia mencapai berbagai kemampuan dan kecakapan yang melebihi hewan mamalia lainnya terutama Primates. Manusia telah mengalami modifikasi struktur tubuh sehingga dapat
memberikan ciri fisiologi atau fungsi dan kemampuan jasmani maupun ciri tingkah lakunnya tersendiri, yang dapat mengatasi masalah serta penyesuaian dalam hidupnya.
a. Ciri Struktur Tubuh Manusia :Struktur tubuh yang mempengaruhi struktur
funsi dan tingkah laku manusia, yaitu :1. Sikap tubuhnya yang tegak, kaki yang
mempunyai lekukan besar pada telapak kaki dengan ibu jari yang sebidang letaknya dengan jari – jari lainnya, memungkingkan tubuh manusia mampu berdiri, berjalan dan berlari tegak pada kedua kakinya.
2. Lengan (kaki depan hewan) lebih pendek dari pada kaki (kaki belakang hewan), sehingga dapat digunakan dengan bebas untuk mengerjakan atau membawa sesuatu. Ibu jari tangan berkembang sedekian rupa hingga
8
dapat dipertemukan dengan jari – jari lainnya, karena itu mampu memegang, membuat alat.
3. Kepala terletak pada tulang belakang demikian rupa, sehingga memungkinkan untuk dapat melihat lurus kedepan kalau berdiri tegak.
4. Otak manusia relatif besar. Manusia kini mempunyai volume otak sebesar 1200 – 1500 cc, sedangkan rongga otak simpanse ± 350 – 450 cc. Walaupun tidak ada hubunngan mutlak antara besarnya otak dengan kecerdasan, tetapi tidak dapat disangkal bahwa otak manusia mempunyai kemampuan besar untuk belajar.
1) Gigi dan otot rahang tidak mengalami pertumbuhan yang kuat, karena manusia telah menemukan dan membuat alat untuk mempertahankan diri dan untuk menghancurkan makanannya.
Dengan modifikasi atau perkembangan struktur tubuh manusia ini dapat memberi gambaran batas-batas kemampuan jasmani manusia. Ternyata kemampuan jasmani manusia jauh dibawah kemampuan jasmani hewan-hewan lain.Contoh :
1) Manusia tidak dapat bergerak/lari cepat dibanding dengan macan, kijang, kuda atau hewan-hewan besar lainnya.
2) Manusia tidak dapat berenang cepat seperti ikan paus, lumba-lumba.
3) Panca indera penciuman manusia tidak tajam atau kurang berkembang seperti kucing, anjing.
4) Pendengaran juga kurang berkembang seperti pada tikus dan kelelawar yang pendengarannya lebih halus.
9
Dengan kekurangannya itu manusia dapat mengatasinya dan mengimbangi dengan kecakapan yang lebih tinggi diberbagai lapangan dibanding dengan hewan-hewan tadi. Oleh karena kecakapannya yang tinggi ini, manusia dapat menggunakan alat inderanya yang paling sempurna, yaitu alat penglihat dengan sebaik-baiknya. Manusia dapat menafsirkan rangsang yang diterimanya dan ia mempunyai pilihannya yang tak terhingga banyaknya dalam mengadakan reaksi yang tepat serta prestasi yang tinggi terhadap apa yang dilihatnya. Dapat membuat alat/perkakas dan menggunakannya.
b. Ciri-ciri fisiologi :Secara umum ciri fisiologi manusia tidak
banyak berbeda dari Mamalia lainnya terutama primates. Beberapa ciri fisiologi yang
berpengaruh pada tingkah laku manusia antara lain :
1) Manusia tidak mempunyai musim bereproduksi (berbiak). Kegiatan reproduksi dapat terjadi setiap saat sepanjang tahun, sehingga kelahiran anak dapat terjadi pada bulan yang berbeda dalam setahun.
2) Umur manusia relatif lebih panjang dibanding umur hewan mamalia pada umumnya. Hal ini karena manusia mempunyai kemampuan merawat dan melindungi dirinya dnegan sangat baik.
3) Manusia mempunyai perkembangan dan pertumbuhan yang lambat. Setiap kelahiran anak manusia dalam keadaan yang tidak berdaya, memerlukan waktu yang cukup panjang untuk dapat berdiri sendiri atau menjadi dewasa. Sejak lahir, anak manusia bergantung pada orang dewasa (orang
10
tuanya), memerlukan perawatan dan perlindungan beberapa tahun lamanya. Dengan demikian secara pasti dapat menjalin hubungan hidup bersama secara bermasyarakat.
c. Ciri-ciri tingkah laku manusia :Walaupun manusia cerdas (mempunyai
otak besar) kalau hidup sebagai individu tersendiri dia tidak akan berdaya. Suatu ciri khas manusia juga adalah hidup bersama-sama membentuk suatu masyarakat. Sifat bermasyarakat pada manusia ini terbanyak beasal dari keadaan bahwa manusia memerlukan waktu lama untuk menjadi dewasa. Anak manusia selama beberapa tahun bergantung kepada orang tuanya, menjamin anak itu untuk dapat menjalin hubungan hidup bersama secara bermasyarakat. Selama itu orang dewasa dapat
mendidik anaknya dan anak dapat belajar. Pengalaman generasi ini dapat diteruskan ke generasi berikutnya. Dengan pengalaman serta penemuan yang menjadi pengetahuan, terkumpul dalam kelompok ini dan memungkinkan timbulnya kebudayaan.
Pemindahan ilmu pengetahuan bergantung kepada komunikasi antar individu. Manusia dapat mengadakan komunikasi melalui isyarat dalam hal ini adalah bahasa. Bahasa adalah dasar kemuanusiaan dasar prestasi manusia. Tetapi kita tak mengetahui kapan manusia mulai berbicara; tidak ada keterangan mengenai bagaimana bahasa itu dimulai. Berbicara adalah suatu ciri dasar tingkah laku manusia.
Dari ciri struktur maupun ciri fisiologinya memungkinkan timbulnya ciri-ciri tingkah laku yang khas bagi manusia sebagai Mamalia yang
11
paling utama. Ciri-ciri tingkah lakunya itu nampak pada sifat-sifat manusia umumnya.Adapun sifat-sifat manusia itu sebagai berikut :1) Berfikir :
a. Manusia itu pada umumnya berfikir egosentris.Artinya pikirannya senantiasa berfikir
kepada kepentingan manusia.Contoh : Menebang hutan, membuat jalan,
membuat industri semuanya demi kepentingan manusia.
b. Berbudaya : Akibat berfikir, manusia mempunyai kebudayaan. Kebudayaan berpengaruh terhadap manusianya sendiri.
c. Senang belajar : karena senang belajar, mengakibatkan adanya pendidikan. Pendidikan berpengaruh besar terhadap manusianya sendiri.
d. Bermasyarakat : berbeda dengan masyarakat hewan yang merupakan tingkah laku bawaan, masyarakat manusia berlandaskan tingkah laku yang kebanyakan telah dipelajarinya. Bentuk masyarakat mempengaruhi manusiaya sendiri secara timbal balik.
Contoh: Pendidikan mempengaruhi kedudukan dalam masyarakat, mempengaruhi penghasilan, mempengaruhi pandangan masyarakat, jadi mempengaruhi manusianya sendiri.
Cara berkomunikasi antara sesama dan kemampuan manusia berbahasa, menyebabkan manusia menjadi mahluk utama di dunia.
2) Manusia mempunyai kebutuhan makan :Untuk keperluan hidupnya manusia memerlukan makanan. Makanan berpengaruh terhadap : pertumbuhan,
12
perkembangan dan pembiakan. Gizi makanan mempengaruhi kesehatan, kecerdasan, cara kerja, kebudayaan, manusia, keluarga, ras, bangsa dan lain-lain.
3) Ingin panjang umur :Akibat sifat ini, manusia itu selalu ingin sehat, mengatasi penyakit, membatasi kerja terlalu keras, mencegah kelaparan.
4) Suka berteduh :Akibatnya manusia memakai pakaian. Macam pakaian dipengaruhi oleh iklim, selera masyarakat dan bahan yang tersedia. Sedangkan cara berpakaian berpengaruh terhadap kesehatan.
5) Suka mencari kesenangan hidup atau kebahagiaan :Contoh : rekreasi, kesenian, kosmetika, dan sebagainya.
6) Ingin mempunyai keturunan. Bagaimana naluri kehidupan manusia ?Dibanding dengan hewan yang juga banyak
yang hidup bermasyarakat, misalnya: serangga, maka masyarakat manusia itu berlandaskan tingkah laku yang kebanyakan telah dipelajari. Sedangakn masyarakat serangga atau hewan lain itu berlandaskan tingkah laku yang bersifat bawaan, yang terulang secara turun temurun dan ini disebut naluri. Menurut Wildan Yatim (1974:333) dikatakan bahwa: naluri (instinct) adalah sikap yang dibawa turun temurun, tak berubah-ubah dan berperan untuk memlihara kelangsungan hidup sesuatu individu di alam.
Segala macam ciri kehidupan dijalani secara naluri. Makan, bernafas, bergerak, berlindung dan berbiak adalah naluri. Setiap mahluk termasuk manusia sebenarnya memiliki naluri. Mahluk yang mempunyai kecerdasan yakni
13
yang bisa belajar, memikirkan, memecahkan masalah dan memperbaiki sikap-sikap meniru (stereotip) seperti manusia, akan dapat menekan sikap asli (naluri) nya sampai batas-batas tertentu yang mungkin lebih menguntungkan. Sampai batas-batas tertentu, karena setiap mahluk tak akan mungkin dapat meninggalkan sama sekali pembawaan naluri. Contoh: Naluri makan tidak mungkin ditekan dan
ditinggalkan. Namun waktu makan dapat diatur.
Naluri masyarakat manusia telah berkembang oleh karena kemampuan berfikir dan belajarnya.
Naluri berlindung pada manusia menyebabkan meraka membuat jaket wool, rumah bertingkat, membuat senjata dan lain-lain.
Inilah keunikan manusia, yang menyangkut jasmaninya yang telah berkembang yang memungkinkan penyesuaian fisiologi serta terbentuk sikap atau tingkah laku manusia dan prestasinya yang agak berlainan dengan hewan. Tentunya berkat kemampuan dan kecakapannya yang tinggi.
Rasa Ingin Tahu Ilmu pengetahuan alam itu bermula dari
rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu ini merupakan ciri khas manusia. Manusia mempunyai rasa ingin tahu tentang alam sekitarnya, benda-benda di sekelilingnya, gunung, awan, bulan, bintang, dan matahari yang dipandangnya dari jauh, bahkan ia ingin tahu tentang dirinya sendiri. Rasa ingin tahu itu untuk memenuhi kebutuhan fisik, mempertahankan kelestarian hidupnya, dan
14
untuk kebutuhan nonfisik, kebutuhan alam pikirannya.
Tumbuh-tumbuhan menunjukkan tanda-tanda kehidupan, bertumbuh dan bergerak namun gerakan itu terbatas pada mempertahankan kelestarian hidupnya yang bersifat tetap. Misalnya: daun-daun yang selalu cenderung untuk mencari sinar matahari atau akar-akar yang selalu cenderung mencari air yang kaya mineral untuk kebutuhan hidupnya. Hal ini berlangsung sepanjang zaman.
Hewan menunjukkan adanya kehendak berpindah dari satu tempat ke tenpat lain. Contoh : urung-burung bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain di dorong oleh suatu keinginan yaitu rasa ingin tahu apakah disana ada cukup makanan atau ingin tahu apakah di suatu tempat cukup aman untuk membuat sarang. Setelah mengadakan peninjauan (eksplorasi), burung itu
menjadi tahu. Itulah “pengetahuan” dari burung itu. Burung juga memiliki “pengetahuan” bagaimana caranya membuat sarang di atas pohon. Tetapi pengetahuan itu ternyata tidak berubah dari zaman ke zaman. Burung pipit dari dulu hingga sekarang membuat sarang yang sama tak pernah berubah.
Rasa ingin tahu dan pengetahuan dari hewan yang tetap sepanjang zaman itu disebut naluri (insting). Naluri ini brpusat pada satu hal saja yaitu untuk mempertahankan kelestarian hidupnya. Untuk itu mereka perlu makan, melindungi diri dan berkembang biak.
Manusia memiliki naluri seperti yang dimiliki hewan. Tetapi manusia memiliki kelebihan yaitu kemampuan “berfikir” dengan kata lain ingin tahu tentang “apa”, juga ia ingin tahu “bagaimana” dan “mengapa” begitu. Manusia mampu menggunakan pengetahuannya
15
yang terdahulu untuk dikaitkan/ dikombinasikan dengan pengetahuannya yang baru menjadi pengetahuan yang lebih baru. Hal yang demikian ini berlangsung terus berabad-abad lamanya, sehingga terjadi suatu akumulasi pengetahuan. Contoh : manusia purba zaman dahulu yang hidup di gua-gua atau di atas pohon. Oleh karena kemampuannya berfikir yang tidak semata-mata didorong oleh sekedar kelestarian hidupnya tetapi juga untuk membuat hidupnya lebih menyenangkan, maka meraka mampu membuat rumah dia atas tiang-tiang kayu yang kokoh. Bahkan sekarang manusia mampu membuat istana ataupun gedung-gedung pencakar langit dibandingkan dnegan harimau yang hidup di gua-gua atau monyet yang membuat sarang di atas pohon, tidak mengalami perubahan sepanjang zaman.
Rasa ingin tahu yang terus berkembang dan seolah-olah tanpa batas itu menimbulkan perbendaharaan pengetahuan pada manusia itu sendiri. Pengetahuan manusia berkembang sampai kepada hal-hal bercocok tanam, menyangkut keindahan dan sebagainya.
Mitos dan Perkembangan Alam Pikiran Manusia Manusia tidak hanya ingin memenuhi
kebutuhan fisiknya, tetapi juga ingin memenuhi kebutuhan nonfisik atau kebutuhan alam pikirannya. Rasa ingin tahu manusia ternyata tidak dapat terjawab atas dasar pengamatan maupun pengalamannya. Untuk memuaskan alam pikirannya, manusia membuat atau mereka-reka sendiri jawabannya.Contoh:
Apakah pelangi itu ?
16
Karena tak dapat dijawab, mereka meraka-reka dengan jawaban bahwa pelangi adalah “selendang bidadari”. Muncul pengetahuan baru, yaitu “bidadari”.
Mengapa gunung meletus ?Karena tak tahu jawabannya, maka di reka-reka sendiri dengan jawaban “yang berkuasa dari gunung sedang marah”. Muncul pengetahuan baru, yaitu yang disebut “yang berkuasa”.Dengan menggunakan jalan pikiran yang
sama, muncul anggapan “yang berkuasa di dalam hutan yang lebat, sungai yang besar, pohon yang besar, matahari, bulan, kilat, raksasa yang menelan bulan pada saat gerhana bulan. Pengetahuan ini di terima sebagai kepercayaan masyarakat.
Pengetahuan-pengetahuan baru yang bermunculan dan merupakan gabungan dari
pengamatan, pengalaman dan kepercayaan itu disebut mitos. Adapun cerita yang berdasarkan atas mitos ini disebut “legenda”.
Mitos ini timbul disebabkan antara lain karena keterbatasan alat indera manusia.Misalnya :
1) Penglihatan :Banyak benda-benda bergerak begitu cepat sehingga tak tampak oleh mata. Mata tak dapat membedakan seluruh gambar yang berbeda dalam satu detik. Mata tak mampu melihat partikel atau jauhnya benda.
2) Pendengaran :Pendengaran manusia terbatas pada getaran yang mempunyai frekuensi dari 30 sampai dengan 30.000 perdetik. Getaran dibawah 30 atau di atas 30.000 perdetik tak terdengar.
3) Bau dan rasa :
17
Bau dan rasa tidak dapat dipastikan benda yang dikecap maupun diciumnya. Manusia hanya bisa membedakan empat jenis rasa, yaitu : rasa manis, masam, asin, dan pahit. Bau seperti parfum dan bau-bauan yang lain dapat dikenal oleh hidung kita jika konsentrasinya di udara lebih dari 1/10 juta dari udara. Bau dapat membedakan satu benda dengan benda yang lain, namun tidak semua orang bisa melakukannya.
4) Alat perasa :Alat perasa pada kulit manusia dapat membedakan panas atau dingin, namun sangat relatif, sehingga tidak dapat dipakai sebagai alat observasi yang tepat. Alat-alat indera tersebut di atas sangat
berbeda antara manusia : ada yang sangat tajam penglihatannya ada yang tidak. Demikian pula ada yang tajam penciumannya ada yang lemah.
akibat dari keterbatasan alat indera kita maka mungkin timbul salah informasi, salah tafsir dan salah pemikiran.
Untuk meningkatkan ketepatan alat indera tersebut dapat juga orang dilatih untuk itu, tapi tetap sangat terbatas. Usaha-usaha lain adalah menciptakan alat, meskipun alat yang diciptakan ini masih mengalami kesalahan. Pengulangan pengamatan dengan berbagai cara dapat mengurangi kesalahan pengamatan tersebut.Jadi mitos ini dapat diterima oleh masyarakat pada masa itu karena :
a) Keterbatasan pengetahuan yang disebabkan karena keterbatasan penginderaan baik langsung maupun dengan alat.
b) Keterbatasan penalaran.c) Hasrat ingin tahunya terpenuhi.
18
Hasrat ingin tahunya berkembang terus dan mitos merupakan jawaban yang paling memuaskan pada masa itu. Puncak hasil pemikiran seperti itu yaitu pada zaman Babylonia ±700-600 SM. Alam semesta menurut pendapat mereka waktu itu adalah berupa suatu ruangan atau selungkup. Bumi datar sebagai lantainya dan langit-langit melengkung di atas sebagai atapnya. Bintang-bintang, matahari dan bulan menempel dan bergerak pada permukaan dalam langit. Pada atap ada semacam jendela dimana air hujan dapat sampai ke bumi.
Tetapi yang menakjubkan adalah bahwa mereka telah mengenal ekliptika atau bidang edar matahari, dan telah menetapkan perhitungan satu tahun yaitu satu kali matahari beredar kembali ke tempat semula, sama dengan 362,25 hari.
Horoskop atau ramalan nasib manusia berdasarkan perbintangan juga berasal dari zaman Babylonia ini. Masyarakat waktu itu, bahkan mungkin masih ada pada masa kini, dapat menerimanya. Pengetahuan yang mereka peroleh dari kenyataan pengamatan dan pengalaman tidak dapat digunakan untuk memecahkan masalah hidup sehari-hari yang mereka hadapi. Contoh :
Suatu saat hasil pertanian mereka tidak memuaskan namun pada saat yang lain baik sekali. Mereka sendiri tidak memahami mengapa demikian. Pengetahuan mereka belum dapat menjawab mengapa hal itu terjadi maka mereka percaya pada mitos, dan dikaitkan nasib itu pada bulan, matahari, dan bintang-bintang.
Pengetahuan perbintangan pada masa itu memang sedang berkembang. Kelompok bintang
19
atau rasi scorpio, virgo, pisces, leo, dan sebagainya yang masih kita kenal pada zaman sekarang ini, berasal dari zaman Babylonia. Pengetahuan ajaran orang-orang Babylonia itu setengahnya memang berasal dari hasil pengamatan maupun pengalaman namun setengahnya berupa dugaan, imajinasi, kepercayaan atau mitos. Pengetahuan seperti ini dapat disebut sebagai “pseudo science” artinya mirip sains tapi bukan sains.
Suatu pola berfikir yang satu langkah lebih maju daripada mitos ataupun pseudo science tersebut di atas ialah penggabungan antara pengamatan, pengalaman, dan akal sehat atau rasional.Contoh : ajaran orang-orang Yunani pada 600-200 SM.
Sebagai tonggak sejarah dapat disebutkan disini seorang ahli pikir bangsa Yunani bernama
Thales (624-548 SM), seorang astronom yang juga ahli dibidang matematika dan tehnik. Beliaulah yang pertama berpendapat bahwa bintang-bintang mengeluarkan cahayanya sendiri sedangkan bulan hanya sekedar memantulakan cahayanya dari matahari.
Ia juga berpendapat bahwa bumi merupakan suatu piring yang datar yang terapung di atas air. Dialah orang yang pertama mempertanyakan asal usul dari semua benda yang kita lihat di alam raya ini. Ia berpendapat bahwa adanya beranekaragamnya benda di alam ini sebenarnya merupakan gejala saja bahan dasarnya amat sederhana. Bahan dasar tersebut membentuk benda-benda beraneka ragam itu melalui suatu proses, jadi tidak berbentuk begitu saja.
Pendapat tersebut di atas sungguh merupakan perubahan besar dari alam pikiran
20
manusia pada masa itu. Masa itu orang-orang beranggapan bahwa aneka ragam benda di alam itu diciptakan oleh dewa-dewa seperti apa adanya. Karena kemampuan berfikir manusia semakin maju dan disertai juga oleh adanya perlengkapan pengamatan, misalnya berupa teropong bintang yang mungkin sempurna, maka mitos dengan berbagai legendanya makin ditinggalkan. Manusia makin cenderung menggunakan akal sehat atau rasionya.
Orang-orang Yunani lainnya yang patut dicatat pemberi iuran kepada perubahan pola berfikir masa itu antara lain :
1) Pythagoras (500 SM). Terkenal dibidang matematika.Kita kenal seperti sekarang yaitu “dalil Pythagoras” (tentang segitiga siku-siku)
C2 = a2 + b2
Jumlah sudut suatu segitiga 180o
a + b + c = 180o
Tentang unsur dasar ia tentang alam semesta,
Pythagoras berpendapat bahwa berpendapat : ada 4
bentuk yaitu; tanah, api, udara dan air. Tentang alam
semesta, Pythagoras berpendapat bahwa bumi ini bulat
dan berputar; karena berputar maka nampaknya seolah-
olah alam berputar mengelilingi bumi.
2)Demokritos (460-370 SM).
Tentang unsur-unsur dasar ia berpendapat
bahwa apabila suatu benda dipecah dan dibagi terus
menerus pada suatu saat sampailah pada bagian yang
terkecil dari benda itu. Bagian terkecil dari benda itu
21
yang tak dapat dibagi-bagi lagi disebut atomos atau
atom. Karena kecilnya, maka tidak tampak oleh mata.
3)Aristoteles (348-322 SM).
Tentang unsur dasar ia menyebutkan adanya zat
tunggal. Zat tunggal ini dapat berubah-ubah bentuk
tergantung kondisinya, yaitu menjadi bentuk tanah, air,
udara atau api (transmutasi). Adnya transmutasi ini
disebabkan oleh keadaan dingin , lembab, panas dan
kering.
dalam kondisi lembab dan panas
bentuk udara
dalam kondisi panas dan kering
bentuk api
dalam keadaan kering dan dingin
bentuk tanah
dalam keadaan dingin dan lembab
bentuk air
Beliau berpendapat pula bahwa apabila disuatu tempat
tidak ada apa-apanya (benda) disitu ada sesuatu yang
imaterial yaitu ether. Ia tidak percaya adanya hampa
udara.
Ajarannya yang penting adalah suatu pola
berfikir dalam memperoleh kebenaran berdasarkan
logika..
Contoh :
semua benda jika dipanaskan dalam keadaan
kering akan berubah menjadi api (1).
22
kayu adalah benda (2).
kayu jika dipanaskan dalam keadaan kering akan
berubah menjadi api (3).
1. disebut premis mayor yaitu sesuatu yang berlaku
umum.
2. premis minor yaitu sesuatu yang khusus.
3. kesimpulan.
Kesimpulan ditarik dari sesuatu yang umum
menuju kepada yang khusus. Cara ini dikenal
sekarang sebagai metode deduksi.
4)Ptolomeus (127-151).
Orang besar 450 tahun setelah Aristoteles. Beliau
berpendapat bahwa bumi adalah pusat dari jagat raya,
berbentuk bulat, diam setimbang tanpa tiang penyangga.
Bintang-bintang menempel tetap pada langit dan berputar
mengelilingi bumi sekali dalam 24 jam. Planet beredar melalui
orbitnya sendiri terletak antara bumi dan bintang.
TIMBULNYA ILMU PENGETAHUAN ALAM
Berkat makin sempurnanya alat pengamat bintang
berupa teleskop dan semakin meningkatnya kemampuan berfikir
manusia maka pada tahun 1500-1600 terjadi perubahan besar
atas semua ajaran Aristoteles maupun Ptolomeus. Sebagai
tinggak sejarah dapat dicatat disini adalah :
NIKOLAUS COPERNICUS (1473-1543). Ia tidak saja astronom
tetapi juga ahli matematika dan pengobatan. Tulisannya yang
terkenal dan merompak pandangan astronom zaman Yunani
berjudul : “De Revolutionibus Orbium caelestium”. Artinya
“peredaran alam semesta”. Buku itu ditulis pada tahun 1507
23
namun tidak segera diumumkan karena prinsip heliosentrisme