Page 1
DAMPAK LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
YANG MENGGUNAKAN LEMBAR KERJA SISWA
(LKS) TERHADAP PROSES DAN HASIL DI SMA
NEGERI SE-KOTA PEKALONGAN
Skripsi
disusun sebagai salah satu syarat penyelesaian Studi Strata 1
untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
oleh
Karina Arinda Reswariaji
1301408005
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
Page 2
ii
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi
Jurusan Bimbingan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Semarang pada tanggal, 21 Februari 2013.
Panitia
Ketua Sekretaris
Drs. Sutaryono, M. Pd. Kusnarto Kurniawan, S.Pd.,M.Pd, Kons
NIP.19570828 198303 1 005 NIP. 19710114 200501 1 002
Penguji Utama
Prof. Dr. Sugiyo, M.Si.
NIP. 19520411 197802 1 001
Penguji/Pembimbing I Penguji/Pembimbing II
Drs. Heru Mugiarso,M. Pd., Kons Drs. Suharso, M. Pd., Kons.
NIP. 19610602 198403 1 002 NIP. 19620226 198710 1 001
Page 3
iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi dengan judul
”Dampak Layanan Bimbingan dan Konseling yang Menggunakan Lembar Kerja
Siswa (LKS) terhadap Proses dan Hasil di SMA Negeri se-Kota Pekalongan”
benar-benar hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik
sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam
skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, Februari 2013
Karina Arinda Reswariaji
NIM. 1301408005
Page 4
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto:
1. Janganlah membuatmu putus asa dalam mengulang-ulang doa, ketika Allah
menunda ijabah doa itu. Dialah yang menjamin ijabah doa itu menurut
pilihan-Nya padamu, bukan menurut pilihan seleramu. Kelak pada waktu
yang dikehendaki-Nya, bukan menurut waktu yang engkau kehendaki. (Ibnu
Atha’ilah).
2. Allah akan menolong seorang hamba, selama hamba itu senantiasa
menolong saudaranya. (HR. Muslim).
Persembahan,
Skripsi ini saya persembahkan kepada:
1. Kedua orangtuaku, Bapak Aji dan Ibu Sri
Rejeki yang selalu mendoakan dan memberikan
dukungan moril dan materiil untuk kelulusanku.
2. Semua Keluarga besar yang selalu
mendoakanku.
3. Kakakku Febrinda Ardana Reswariaji dan
Adikku Nohan Tri Atiyasa Julian yang selalu
menjadi motivatorku.
4. Irsyad Bayu Aji yang selalu sabar memberi
saran dan motivasi untukku.
5. Teman-teman mahasiswa Bimbingan Konseling
Angkatan 2008.
6. Alamamaterku
Page 5
v
ABSTRAK
Reswariaaji, Karina Arinda. 2012. Dampak Layanan Bimbingan dan Konseling
yang Menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) terhadap Proses dan Hasil
di SMA Negeri se-Kota Pekalongan. Skripsi. Jurusan Bimbingan dan
Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang.
Pembimbing I: Drs. Heru Mugiarso,M.Pd.,Kons dan Pembimbing II:
Drs.Suharso, M. Pd., Kons
Kata Kunci : Pelayanan BK menggunakan LKS
Proses layanan bimbingan dan konseling menimbulkan persepsi seolah-olah
pelayanan bimbingan dan konseling bisa dilakukan oleh siapa saja, dan lebih cenderung
terlihat seperti proses pengajaran dan bukan pelayanan. Sesuai dengan hakikat pekerjaan
BK berbeda dengan pekerjaan pengajaran, maka sasaran pelayanan BK berbeda dengan
sasaran evaluasi pengajaran. Berdasarkan hal tersebut, pelayanan bimbingan dan
konseling yang menggunakan LKS sebagai media dalam penyampaiannya perlu
diperhatikan pula kelayakan dan keefektifannya. Sehubungan dengan hal tersebut maka
perlu ditinjau lebih lanjut mengenai proses dan hasil pelayanan bimbingan dan konseling
yang menggunakan LKS. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah
bagaimana gambaran proses dan hasil pelayanan bimbingan dan konseling yang
menggunakan LKS sebagai media, dan bagaimana kelayakan penggunaan LKS sebagai
media dalam pelayanan bimbingan dan konseling. Penelitian ini bertujuan untuk
menjawab pernyataan dari rumusan masalah.
Jenis penelitian adalah survai. Populasinya adalah semua konselor dan siswa di
SMA Negeri se-Kota Pekalongan yang melaksanakan pelayanan BK menggunakan LKS.
Teknik sampling yang digunakan untuk menentukan sampel siswa adalah teknik simple
random sampling dengan jumlah responden 41 siswa, karena anggota populasi homogen.
Sedangkan untuk mengambil sampel konselor, peneliti menggunakan total sampling
karena jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 100. Jumlah konselor di SMA Negeri se-
Kota Pekalongan ada 11 orang. Metode pengumpulan data pada penelitian ini
menggunakan angket proses pelayanan BK sebanyak 75 item, angket hasil pelayanan BK
sebanyak 123 item dan pedoman observasi sebanyak 39 item. Instrument tersebut telah
diujicobakan untuk digunakan dalam penelitian. Metode analisis data menggunakan
deskriptif persentase.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses pelayanan BK yang menggunakan
LKS masih tidak sesuai dengan prosedur, konselor lebih sering menggunakan LKS
sebagai media utama serta konselor jarang melakukan tahapan evaluasi. Evaluasi yang
dilakukan lebih mengarah kepada penguasaan materi dan bukan mengarah pada ranah
pemahaman, perasaan, atau tindakan pasca layanan. Hasil pelayanan BK tergolong masih
rendah hal ini dapat dilihat dari ketidaktercapaian tujuan dari pelayanan BK.
Simpulan dari penelitian ini adalah proses pelayanan bimbingan dan konseling
yang menggunakan LKS belum berjalan dengan baik karena konselor lebih sering
menggunakan LKS sebagai media. Hasil pelayanan bimbingan dan konseling yang
menggunakan LKS tergolong rendah karena tujuan dari pelayanan BK belum tercapai.
Lembar kerja siswa (LKS) layak digunakan dalam pelayanan bimbingan dan konseling
hanya sebagai buku penunjang atau buku pegangan saja bukan menjadi media utama,
penggunaannya pun harus disesuaikan dengan tujuan dan esensi dari tiap jenis layanan.
Page 6
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusun skripsi dengan judul “Dampak Layanan Bimbingan dan Konseling yang
Menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) terhadap Proses dan Hasil di SMA
Negeri se-Kota Pekalongan”. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh
gambaran proses, hasil, serta kelayakan pelayanan bimbingan.dan konseling yang
menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS).
Dalam penelitian ini diperoleh hasil dari proses pelayanan bimbingan dan
konseling yang menggunakan LKS belum berjalan sesuai prosedur karena
konselor lebih sering menggunakan LKS sebagai media sehingga proses
pemberian layanan cenderung lebih terlihat seperti proses pengajaran. Hasil
pelayanan bimbingan dan konseling yang menggunakan LKS tergolong rendah
karena tujuan dari pelayanan BK belum tercapai. Lembar kerja siswa (LKS) layak
digunakan dalam pelayanan bimbingan dan konseling hanya sebagai buku
penunjang atau buku pegangan saja bukan menjadi media utama
Penyusunan skripsi berdasarkan atas penelitian survai yang dilakukan
dalam suatu prosedur terstruktur dan terencana. Dalam proses penulisan skripsi ini
tidak banyak hambatan dan kendala, meskipun dibutuhkan waktu yang cukup
lama. Namun berkat ridho Allah SWT dan kerja keras, dapat terselesaikan skripsi
ini. Penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
Page 7
vii
1) Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si. Rektor Universitas Negeri Semarang
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh studi di
Fakultas Ilmu Pendidikan.
2) Drs. Hardjono, M.Pd. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Semarang yang telah memberikan ijin penelitian, untuk penyelesaian skripsi.
3) Drs. Eko Nusantoro,M.Pd., Ketua jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas
Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan
bimbingan untuk kesempurnaan skripsi ini.
4) Prof. Dr. Sugiyo, M.Si., Dosen penguji utama yang telah memberikan
bimbingan untuk kesempurnaan skripsi ini.
5) Drs. Heru Mugiarso,M.Pd.,Kons., Dosen pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan untuk kesempurnaan skripsi ini.
6) Drs. Suharso,M.Pd.,Kons., Dosen pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan untuk kesempurnaan skripsi ini.
7) Bapak dan Ibu dosen jurusan bimbingan dan konseling yang telah
memberikan bekal ilmu yang bermanfaat bagi penulis.
8) Khafidin,S.Hum., petugas perpustakan BK yang telah membantu penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
9) Kepala Sekolah SMA Negeri se-Kota Pekalongan, yang telah memberikan
ijin dan fasilitas selama peneliti melaksanakan penelitian ini.
10) Konselor SMA Negeri se-Kota Pekalongan, yang telah membantu penulis
melaksanakan penelitian ini.
Page 8
viii
11) Sahabat- sahabatku iqbal, mifta, izah, carti, tutut, ana, sulis, putri, tyas,
mayang, henny, mia, dini, mira, rindy, suci, bregita, trecy, agus, aciz, irsyad,
didiq, miftah yang selalu menjadi penyemangat dan tempat berdiskusi.
12) Teman – teman kost halimah, lang, ana, silvi, anggi, ef, yaya, ayu, riska, anik,
vina, reni yang selalu menghibur dan menyemangati penulis
13) Serta pihak-pihak yang telah mendukung dan membantu dalam penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
diharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak demi kesempurnaan skripsi ini.
Serta semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca yang budiman.
Semarang, Februari 2013
Penulis
Page 9
ix
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL
PENGESAHAN .............................................................................................. ii
PERNYATAAN .............................................................................................. iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. iv
ABSTRAK ....................................................................................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii
DAFTAR DIAGRAM .................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 7
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 7
1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 8
1.5 Sistematika Skripsi .................................................................................... 9
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu ................................................................................ 11
2.2 Pelayanan Bimbingan dan Konseling ...................................................... 15
2.2.1 Pengertian Bimbingan dan Konseling .......................................... 15
2.2.2 Tujuan Bimbingan dan Konseling .............................................. 18
2.2.3 Fungsi Bimbingan dan Konseling ................................................. 19
2.2.4 Jenis-jenis Layanan Bimbingan Konseling ................................... 21
2.2.5 Rambu-rambu Pelaksanaan Bimbingan Format Klasikal .............. 23
2.3 Media Lembar Kerja Siswa (LKS) ........................................................... 26
2.3.1 Pengertian Media ......................................................................... 26
2.3.2 Lembar Kerja Siswa (LKS) ........................................................... 27
2.4 Proses Pelayanan Bimbingan dan Konseling ........................................... 35
2.4.1 Uraian Kegiatan ............................................................................ 36
2.4.2 Tempat dan Waktu Pelayanan ...................................................... 39
2.4.3 Pihak-pihak yang Diikutsertakan dalam Penyelenggaraan dan
Peranan Masing-masing ................................................................ 39
2.4.4 Penyediaan Alat dan Perlengkapan yang Hendak Digunakan ...... 39
2.4.5 Rencana penilaian dan Tindak Lanjut ........................................... 40
2.5 Hasil Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling ............................ 41
Page 10
x
2.6 Pelayanan Bimbingan dan Konseling yang Menggunakan LKS dalam
Format Klasikal ......................................................................................... 47
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ........................................................................................ 50
3.2 Populasi .............................................................................................. 51
3.3 Sampel .............................................................................................. 53
3.4 Variabel Penelitian ................................................................................... 54
3.5 Definisi Operasional .................................................................................. 55
3.6 Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 56
3.6.1 Kuesioner ...................................................................................... 56
3.6.2 Observasi ...................................................................................... 57
3.6.3 Dokumentasi ................................................................................. 58
3.7 Penyusunan Instrumen ............................................................................. 59
3.8 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ........................................................ 68
3.8.1 Validitas Alat Ukur ....................................................................... 68
3.8.2 Reliabilitas Alat Ukur ................................................................... 69
3.8.3 Hasil Uji Coba .............................................................................. 71
3.9 Teknik Analisis Data ............................................................................... 73
3.9.1 Teknik Analisis Data Pedoman Observasi Proses pelayanan
Bimbingan dan Konseling Menggunakan LKS ............................. 74
3.9.2 Teknik Analisis Data Angket Proses pelayanan Bimbingan dan
Konseling Menggunakan LKS ..................................................... 75
3.9.3 Teknik Analisis Data Angket Hasil pelayanan Bimbingan dan
Konseling Menggunakan LKS ...................................................... 76
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ........................................................................................ 77
4.1.1 Gambaran Proses Pelayanan Bimbingan dan Konseling
Menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) .................................. 78
4.1.2 Gambaran Hasil Pelayanan Bimbingan dan Konseling
Menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) .................................. 86
4.2 Pembahasan ........................................................................................ 96
4.2.1 Gambaran Proses Pelayanan Bimbingan dan Konseling yang
Menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) di SMA Negeri se-
Kota Pekalongan ........................................................................ ... 96
4.2.2 Gambaran Hasil Pelayanan Bimbingan dan Konseling yang
Menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) di SMA Negeri se-
Kota Pekalongan ............................................................................ 112
4.2.3 Kelayakan Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai Media dalam
Pelayanan Bimbingan dan Konseling ........................................... 121
4.3 Keterbatasan Penelitian .................................................................... 126
Page 11
xi
BAB 5 PENUTUP ........................................................................................ 127
5.1 Simpulan ............................................................................................... 127
5.2 Saran ............................................................................................... 128
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 129
LAMPIRAN .............................................................................................................. 133
Page 12
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Populasi Konselor di SMA Negeri se-Kota Pekalongan ........................ 51
3.2 Populasi Siswa Kelas XI di SMA Negeri se-Kota Pekaalongan ............ 51
3.3 Sampel Siswa Kelas XI di SMA Negeri se-Kota Pekalongan ................ 53
3.4 Penskoran Alternatif Jawaban Angket ................................................... 59
3.5 Kisi-kisi Instrumen Angket Proses Pelayanan Bimbingan dan
Konseling yang Menggunakan LKS ...................................................... 59
3.6 Kisi-kisi Instrumen Angket Hasil Pelayanan Bimbingan dan Konseling
yang Menggunakan LKS ........................................................................ 61
3.7 Kisi-kisi Instrumen Pedoman Observasi Proses Pelayanan Bimbingan
dan Konseling yang Menggunakan LKS ................................................ 64
3.8 Kategori Tingkatan Proses Pelayanan Bimbingan dan Konseling yang
Menggunakan LKS ................................................................................ 73
3.9 Kategori Tingkatan Hasil dari Proses Pelayanan Bimbingan dan
Konseling yang Menggunakan LKS ...................................................... 74
3.10 Kategori Tingkatan Proses Pelayanan Bimbingan dan Konseling yang
Menggunakan LKS ................................................................................ 75
4.1 Proses Pelayanan Bimbingan dan Konseling yang menggunakan LKS . 77
4.2 Tahap Pembukaan dalam Proses Pelayanan Bimbingan dan Konseling
Menggunakan LKS ................................................................................. 79
4.3 Tahap Inti dalam Proses Pelayanan Bimbingan dan Konseling
Menggunakan LKS ................................................................................. 81
4.4 Tahap Penutup dalam Proses Pelayanan Bimbingan dan Konseling
Menggunakan LKS ................................................................................. 83
4.5 Ketercapaian Tujuan Pelayanan Bimbingan dan Konseling yang
menggunakan LKS di SMA Negeri se-Kota Pekalongan ....................... 85
4.6 Ketercapaian dari Tujuan Perencanaan Kegiatan Penyelesaian Studi,
Perkembangan Karir serta Kehidupannya di Masa yang akan datang .... 87
4.7 Ketercapaian dari Tujuan Pengembangan Seluruh Potensi dan Kekuatan
yang Dimiliki Seoptimal Mungkin ......................................................... 89
4.8 Ketercapaian dari Tujuan Penyesuaian Diri dengan Lingkungan
Pendidikan, Lingkungan Masyarakat serta Lingkungan Kerja ............... 91
4.9 Ketercapaian dari Tujuan Penyelesaian Hambatan dan Kesulitan yang
Diahadapi dalam Studi, Penyesuaian dengan Lingkungan Pendidikan,
Masyarakat maupun Lingkungan Kerja .................................................. 93
Page 13
xiii
DAFTAR DIAGRAM
Grafik Halaman
4.1 Proses Pelayanan Bimbingan dan Konseling yang menggunakan LKS .... 77
4.2 Tahap Pembukaan dalam Proses Pelayanan Bimbingan dan Konseling
Menggunakan LKS ..................................................................................... 79
4.3 Tahap Inti dalam Proses Pelayanan Bimbingan dan Konseling
Menggunakan LKS ..................................................................................... 81
4.4 Tahap Penutup dalam Proses Pelayanan Bimbingan dan Konseling
Menggunakan LKS ..................................................................................... 83
4.5 Ketercapaian Tujuan Pelayanan Bimbingan dan Konseling Menggunakan
LKS ............................................................................................................ 85
4.6 Ketercapaian Tujuan Merencanaan Kegiatan Penyelesaian Studi,
Perkembangan Karir serta Kehidupannya di Masa yang akan datang ....... 87
4.7 Ketercapaian Tujuan Mengembangan Seluruh Potensi dan Kekuatan yang
Dimiliki Seoptimal Mungkin ...................................................................... 89
4.8 Ketercapaian Indikator dari Penyesuaian Diri dengan Lingkungan
Pendidikan, Lingkungan Masyarakat serta Lingkungan Kerja .................. 91
4.9 Ketercapaian Indikator dari Penyelesaian Hambatan dan Kesulitan yang
Diahadapi dalam Studi, Penyesuaian dengan Lingkungan Pendidikan,
Masyarakat maupun Lingkungan Kerja ..................................................... 93
Page 14
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar
3.1 Prosedur Penyusunan Instrumen .................................................................... 58
Page 15
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Kisi-Kisi Pedoman Observasi Pelayanan BK Sebelum Try Out ................ 130
2. Kisi-Kisi Pedoman Observasi Pelayanan BK Sesudah Try Out ................ 132
3. Pedoman Observasi Pelayanan BK sebelum Try Out ................................ 134
4. Pedoman Observasi Pelayanan BK sesudah Try Out ................................. 138
5. Kisi-Kisi Instrumen Kuesioner Proses Pelayanan BK Sebelum Try Out . 142
6. Kisi-Kisi Instrumen Kuesioner Proses Pelayanan BK Sesudah Try Out .. 144
7. Kuesioner Proses Pelayanan BK Sebelum Try Out ................................. 146
8. Kuesioner Proses Pelayanan BK Sesudah Try Out ................................... 150
9. Kisi-Kisi Instrumen Kuesioner Hasil Pelayanan BK Sebelum Try Out ... 154
10. Kisi-Kisi Instrumen Kuesioner Hasil Pelayanan BK Sesudah Try Out .... 157
11. Kuesioner Hasil Pelayanan BK Sebelum Try Out .................................... 160
12. Kuesionert Hasil Pelayanan BK Sesudah Try Out ..................................... 166
13. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Pedoman Observasi .......................... 171
14. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Proses ................................... 175
15. Hasil Tabulasi Data Uji Coba Angket Proses ............................................ 179
16. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Hasil ..................................... 189
17. Hasil Tabulasi Data Uji Coba Angket Hasil ............................................. 193
18. Perhintungan Penentuan Kategori Tingkatan Proses Pelayanan BK
Menggunakan LKS untuk Instrumen Pedoman Observasi ........................ 209
19. Perhintungan Penentuan Kategori Tingkatan Proses Pelayanan BK
Menggunakan LKS untuk Instrumen Angket ............................................ 211
20. Perhitungan Penentuan Kategori Tingkatan Hasil Pelayanan BK
Menggunakan LKS Angket ........................................................................ 213
21. Hasil Tabulasi Data Pedoman Observasi Proses Pelayanan BK Menggunakan
LKS ..................................................................................................... 215
22. Hasil Tabulasi Data Angket Proses Pelayanan BK Menggunakan LKS .... 221
23. Hasil Tabulasi Data Angket Hasil Pelayanan BK Menggunakan LKS ...... 227
24. Hasil Analisis Data Pedoman Observasi Proses Pelayanan BK Menggunakan
LKS ...................................................................................................... 237
25. Hasil Analisis Data Angket Proses Pelayanan BK Menggunakan LKS .... 238
26. Hasil Analisis Data Angket Hasil Pelayanan BK Menggunakan LKS ...... 239
27. Dokumentasi Foto Kegiatan Penelitian ...................................................... 241
28. Lembar Kerja Siswa (LKS) Bimbingan dan Konseling ............................. 245
29. Surat Keterangan Penelitian Dari Sekolah .................................................... 255
Page 16
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dari
pendidikan, mengingat bahwa Bimbingan dan Konseling adalah suatu kegiatan
bantuan dan tuntunan yang diberikan kepada individu pada umumnya, dan siswa
pada khususnya di sekolah dalam rangka meningkatkan mutunya. Berdasarkan
pendapat dari Sukardi (2008:1) hal ini berkaitan dengan tujuan pendidikan yaitu
“usaha sadar yang bertujuan untuk mengembangkan kepribadian dan potensi-
potensinya. Kepribadian menyangkut masalah perilaku atau sikap mental dan
kemampuannya meliputi masalah akademik dan keterampilan”.
Pelayanan Bimbingan dan Konseling merupakan serangkaian kegiatan
atau aktivitas yang dirancang oleh konselor untuk membantu konseli dalam upaya
untuk mengembangkan dirinya seoptimal mungkin baik dalam kehidupan pribadi,
sosial, kegiatan belajar, serta perencanaan dan pengembangan karier. Pelayanan
Bimbingan dan Konseling memfasilitasi pengembangan diri siswa, baik secara
individual maupun kelompok, sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat,
perkembangan serta peluang yang dimiliki. Pelayanan ini juga bertujuan
membantu mengatasi kelemahan dan hambatan serta masalah yang dihadapi
siswa. Pelayanan Bimbingan dan Konseling memfasilitasi pengembangan peserta
didik secara individual, kelompok dan klasikal sesuai dengan kebutuhan, potensi,
bakat, minat, perkembangan, serta kondisi yang dimiliki.
Page 17
2
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka siswa perlu diberi materi layanan
yang menyangkut aspek-aspek pribadi, sosial, belajar dan karir secara tepat.
Semua ini berkaitan erat dengan upaya membantu siswa dalam mencapai tugas-
tugas perkembangannya. Materi layanan dasar bimbingan dapat diambil dari
berbagai sumber, seperti majalah, buku, dan koran. Materi yang diberikan,
disamping masalah yang menyangkut pengembangan sosial-pribadi, dan belajar,
juga materi yang dipandang utama bagi siswa SLTP/SLTA, yaitu yang
menyangkut karir.
Secara lebih spesifik dijelaskan bahwa sebenarnya konteks tugas
konselor adalah proses pengenalan diri oleh konseli baik mengenai kekuatan dan
kelemahan yang ditemukan pada dirinya maupun aspirasi hidup yang dihayatinya,
yang diperhadapkan dengan peluang yang terbuka dan tantangan yang
menghadang yang ditemukannya dalam lingkungan, sehingga memfasilitasi
pertumbuhan kemandirian konseli dalam mengambil sendiri berbagai keputusan
penting dalam perjalanan hidupnya khususnya dalam perjalanan hidupnya,
khususnya keputusan dalam pendidikan dan pemilihan karier serta upaya-upaya
yang perlu dilakukan untuk meraih masa depan yang diharapkan (Kartadinata,
dkk, 2008:107).
Menurut Sukardi (2003:147) “sesuai dengan hakikat pekerjaan
bimbingan dan konseling yang berbeda dari pekerjaan pengajaran, maka sasaran
pelayanan bimbingan dan konseling berbeda dari sasaran evaluasi pengajaran”.
Sejalan dengan pendapat di atas, menurut Hikmawati (2011: 54) “bimbingan
konseling bukanlah kegiatan pembelajaran dalam konteks adegan mengajar yang
Page 18
3
layaknya dilakukan guru sebagai pembelajaran bidang studi, melainkan layanan
ahli dalam konteks memandirikan peserta didik”. Hal ini didukung dengan
pendapat Kartadinata, dkk (2008:21) “layanan konselor dalam pelaksanaan
tugasnya itu menjadi menyerupai layanan guru yang menggunakan materi
pembelajaran sebagai konteks layanan”. Layanan Bimbingan dan Konseling yang
diampu oleh konselor sebagai pembimbing seharusnya tidak menggunakan materi
pembelajaran sebagai konteks layanan, seperti yang dilakukan oleh guru yang
sama-sama ada dalam setting pendidikan khususnya pada jalur pendidikan formal.
Seharusnya perbedaan muatan inilah yang membuat konselor memberikan
layanan profesional yang unik yang sosoknya berbeda secara mendasar, jika
dibandingkan dengan guru yang juga memberikan layanan profesional yang unik
yang berbeda-beda secara mendasar dari sosok layanan ahli konselor, karena guru
menggunakan materi pembelajaran sebagai konteks layanan.
Sehubungan dengan pendapat di atas apabila sasaran evaluasi pengajaran
adalah hasil belajar yang dikuasai siswa, maka sasaran evaluasi bimbingan dan
konseling difokuskan pada perubahan tingkah laku termasuk didalamnya nilai dan
sikap. Oleh karena itu evaluasi hasil pelaksanaan bimbingan dan konseling tidak
dapat dilakukan melalui ulangan, pemeriksaan hasil pekerjaan rumah, tes atau
ujian seperti yang dilakukan oleh guru dalam proses pengajaran melainkan
dilakukan dalam proses pencapaian kemajuan perubahan tingkah laku dan
perkembangan siswa itu sendiri. Teknik dan alat evaluasi dalam bimbingan dan
konseling tidak menilai “benar atau salah” tentang hasil belajar yang dikuasai
siswa sebagaimana seperti yang dilakukan dalam proses pengajaran, akan tetapi
Page 19
4
lebih melihat kepada kemajuan atau perkembangan positif yang terjadi pada diri
siswa.
Menurut Asmani (2010: 44) bahwa “ keberhasilan pelayanan bimbingan
kepada murid dapat dilihat dari perubahan tingkah laku atau sikap murid yang
telah mendapat pelayanan”. Jadi dapat dijelaskan bahwa kriteria atau patokan
yang dipakai untuk menilai hasil dari pelayanan bimbingan dan konseling di
sekolah mengacu kepada terpenuhi atau tidak terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan
peserta didik untuk memperoleh perubahan perilaku dan menjadi pribadi yang
lebih baik.
Berdasarkan pengalaman penulis yang terjadi di SMA Negeri 3
Pekalongan bahwa fenomena yang terjadi di lapangan berbeda dengan teori yang
ada. Bahwa fenomena yang terjadi dalam proses layanan dan penilaian terhadap
hasil layanan di sekolah adalah konselor dalam proses memberikan layanan lebih
terlihat seperti roses pengajaran yaitu dengan menggunakan Lembar Kerja Siswa
(LKS). Hal ini dapat terlihat dimulai dari proses penyampaian tujuan, konselor
jarang menyampaikan tujuan dari layanan yang akan diberikan dan menganggap
siswa sudah membaca sendiri tujuan yang telah tertera dalam Lembar Kerja Siswa
(LKS). Penyampaian tujuan penting untuk dilakukan oleh konselor dengan
menjelaskan lebih lanjut tujuan yang akan dicapai dari layanan tersebut siswa
menjadi tahu bahwa layanan ini memiliki tujuan yang akan dicapai sehingga
dalam prosesnya siswa dapat fokus pada layanan yang akan diberikan. Di samping
hal tersebut, dalam proses menjelaskan materi layanan yang dilakukan konselor di
SMA Negeri 3 Pekalongan adalah dengan cara membaca bersama-sama materi
Page 20
5
dan mengerjakan soal-soal yang ada di dalam Lembar Kerja Siswa (LKS) dan
konselor tidak memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai materi yang ada
dalam Lembar Kerja Siswa (LKS). Dan yang terakhir pada proses evaluasi yang
dilakukan konselor setelah selesai menyampaikan materi layanan adalah konselor
memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan soal atau tugas yang ada
dalam Lembar Kerja Siswa (LKS), konselor lebih cenderung melakukan evaluasi
yang mengarah kepada penguasaan ranah kognitif atau penguasaan materi saja
dan jarang menyentuh ranah afektif dan psikomotorik seperti misalnya dengan
menanyakan bagaimana perasaan siswa, bagaimana pemahaman siswa, dan
bagaimana tindakan pasca layanan diberikan. Jika dilihat dari fenomena di atas,
proses dan juga evaluasi yang terjadi lebih mengarah kepada penguasaan materi
serta konselor kurang melihat kepada bagaimana perubahan tingkah laku siswa
termasuk di dalamnya nilai dan sikap maka dikhawatirkan akan berdampak pada
ketidaktercapaian tujuan-tujuan layanan sebagai wujud dari hasil pelayanan
bimbingan dan konseling, mengingat bahwa sasaran layanan itu berbeda dengan
pengajaran yang lebih fokus kepada penguasaan materi saja. Fenomena yang
terjadi seperti yang telah disebutkan di atas berbanding terbalik dengan teori dan
prosedur yang ada.
Berdasarkan fenomena yang telah dijelaskan sebelumnya, maka proses
dan hasil dari pelayanan bimbingan dan konseling yang menggunakan Lembar
Kerja Siswa (LKS) sebagai media utama dalam penyampaian layanan secara
klasikal perlu diperhatikan pula keefektivannya. Jika hal ini dibiarkan begitu saja
maka akan berdampak tidak menguntungkan bagi eksistensi dan posisi layanan
Page 21
6
Bimbingan dan Konseling, karena mengaburkan konteks tugas dan ekspektasi
kinerja konselor serta dapat mencederai integritas pelayanan bimbingan dan
konseling yang memandirikan khususnya dalam jalur pendidikan formal. Selain
itu dikhawatirkan hal ini akan berdampak kurang baik terhadap pencapaian tujuan
pelayanan bimbingan dan konseling itu sendiri dalam membantu siswa untuk
berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuannya. Sehubungan dengan
itu, maka penulis ingin meninjau lebih lanjut mengenai gambaran proses kinerja
konselor yang menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai media utama
dalam pelayanan bimbingan dan konseling, bagaimana hasil dari proses
pemberian layanan yang dilakukan konselor dalam melaksanaan layanan
bimbingan konseling yang menggunakan media Lembar Kerja Siswa (LKS),
sejauh mana Lembar Kerja Siswa (LKS) dapat memenuhi kebutuhan siswa, serta
bagaimana kelayakan layanan bimbingan dan Konseling yang menggunakan
Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai media. Hal ini perlu dilakukan mengingat
sebagian besar konselor menggunakan LKS sebagai media pada saat
menyampaikan seluruh layanan bimbingan dan konseling secara klasikal, maka
hal ini masih diperlukan penelitian lebih lanjut lagi mengenai penggunaan media
Lembar Kerja Siswa (LKS) dalam layanan bimbingan dan konseling baik dalam
proses, hasil dan kelayakannya.
Berdasarkan hal tersebut, maka penulis ingin mengangkat judul “Dampak
Layanan Bimbingan dan Konseling yang menggunakan Lembar Kerja Siswa
(LKS) terhadap Proses dan Hasil Di SMA Negeri se – Kota Pekalongan”.
Page 22
7
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas maka rumusan permasalahan yang muncul
yaitu :
1.2.1 Bagaimanakah gambaran proses pelayanan bimbingan dan konseling yang
menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai media?
1.2.2 Bagaimanakah gambaran hasil pelayanan bimbingan dan konseling yang
menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai media?
1.2.3 Apakah Lembar Kerja Siswa (LKS) layak atau tidak digunakan sebagai
media dalam pelayanan Bimbingan dan Konseling?
1.3 Tujuan Penelitian
Berkaitan dengan permasalahan di atas maka tujuan yang ingin diperoleh
peneliti dari penelitian ini adalah :
1.3.1 Untuk mengetahui gambaran proses pelayanan bimbingan dan konseling
yang menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai media dalam
pemberian layanan.
1.3.2 Untuk mengetahui gambaran hasil pelayanan bimbingan dan konseling yang
menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai media dalam pemberian
layanan.
1.3.3 Untuk mengetahui Lembar Kerja Siswa (LKS) layak atau tidak digunakan
sebagai media dalam pelayanan Bimbingan dan Konseling.
Page 23
8
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Secara Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu
pengetahuan dalam bimbingan dan konseling khususnya tentang proses dan hasil
pelayanan bimbingan dan konseling yang menggunakan LKS serta kelayakan
penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai media dalam layanan bimbingan
dan konseling.
1.4.2 Manfaat Secara Praktis
Selain dilihat dari kegunaan teoritis, penelitian ini juga diharapkan berguna
bagi :
1) Bagi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan penelitian ini diharapkan dapat
membantu menjadi pertimbangan dalam membuat kebijakan yang
menegaskan perbedaan antara konteks tugas konselor dan konteks tugas guru
mata pelajaran.
2) Bagi ABKIN penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk membantu
konselor dalam meningkatkan profesionalisme dan kinerjanya sebagai
konselor.
3) Bagi Tim Pengawas Bimbingan dan Konseling, penelitian ini diharapkan
dapat menjadi acuan dalam melakukan pengawasan terhadap kinerja konselor
di sekolah terutama pada pelayanan bimbingan dan konseling yang
menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai media.
4) Bagi Kepala Sekolah, penelitian ini diharapkan dapat menjadikan kepala
sekolah tahu perbedaan konteks tugas konselor dan guru sehingga dapat
Page 24
9
membantu melakukan pengawasan terhadap kinerja konselor dalam
pelayanan bimbingan dan konseling.
5) Bagi Konselor, penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan serta motivasi
konselor untuk melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling secara
profesional.
1.5 Sistematika Skripsi
Untuk memberi gambaran yang menyeluruh dalam skripsi ini, maka perlu
disusun sistematika skripsi. Sistematika skripsi terdiri atas tiga bagian yaitu
bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir.
Bagian awal skripsi terdiri atas halaman judul, halaman pengesahan, abstrak
skripsi, motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar lampiran, daftar
tabel.
Bagian inti skripsi, bagian ini terdiri dari lima bab yang meliputi:
Bab I pendahuluan, pada bab ini berisi tentang gambaran secara global
seluruh skripsi. Bab pendahuluan terdiri atas pendahuluan berisi tentang latar
belakang, rumusan permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan
sistematika skripsi.
Bab II tinjauan pustaka, pada bab ini terdapat kajian mengenai landasan
teori yang mendasari penelitian, yang di dalamnya membahas mengenai penelitian
terdahulu, latar belakang teoritis meliputi pelayanan bimbingan dan konseling,
media lembar kerja siswa (LKS), proses pelayanan bimbingan dan konseling,
hasil pelayanan bimbingan dan konseling, serta pelayanan bimbingan dan
Page 25
10
konseling yang menggunakan Lembar Kerja Siswa. Pelayanan bimbingan dan
konseling terdiri dari pengertian bimbingan dan konseling, tujuan bimbingan dan
konseling, fungsi bimbingan dan konseling, jenis-jenis layanan bimbingan dan
konseling, dan rambu-rambu pelaksanaan bimbingan Format klasikal. Pada bagian
media Lembar Kerja Siswa (LKS) terdiri dari pengertian media, Lembar Kerja
Siswa (LKS) sebagai bahan ajar, pengertian Lembar Kerja Siswa (LKS), dan
langkah penyusunan Lembar Kerja Siswa (LKS).
Bab III metode penelitian, pada bab ini dijelaskan metode penelitian yang
berisi tentang jenis penelitian, populasi, sampel, variabel penelitian, definisi
operasional, teknik pengumpulan data, validitas alat ukur, reliabilitas alat ukur,
hasil uji coba, dan analisis data.
Bab IV hasil penelitian dan pembahasan, pada bab ini berisi tentang hasil
penelitian dan pembahasan dari penelitian.
Bab V penutup, pada bab ini terdiri atas penutup berisi tentang
kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan penelitian.
Bagian akhir skripsi memuat daftar pustaka dan beberapa lampiran yang
mendukung isi skripsi.
Page 26
11
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini akan dikemukakan kajian pustaka yang berhubungan dengan
Pelayanan Bimbingan dan Konseling menggunakan LKS (Lembar Kerja Siswa)
ditinjau dari Proses dan Hasilnya Di SMA Negeri se – Kota Pekalongan, yang
meliputi (1) Penelitian Terdahulu yang relevan dengan penelitian ini; (2)
Pengertian Bimbingan dn Konseling; (3) Tujuan Bimbingan dan Konseling; (4)
Fungsi Bimbingan dan Konseling; (5) Jenis-jenis Layanan Bimbingan dan
Konseling; (6) Rambu-rambu Pelaksanaan Bimbingan Format Klsikal; (9)
Pengertian Media; (10) Lembar Kerja Siswa (LKS); (7) Proses Pelaksanaan
Bimbingan dan Konseling; (8) Hasil Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling; (11)
Pelayanan Bimbingan dan Konseling yang Menggunakan Lembar Kerja Siswa
(LKS).
2.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu merupakan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
oleh peneliti lain. Tujuannya adalah sebagai bahan masukan bagi pemula dan
untuk membandingkan antara penelitian yang satu dengan yang lain. Penelitian
terdahulu yang relevan dengan penelitian ini antara lain.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sulistiawan (2010) mengenai Studi
Deskriptif Kinerja Konselor Lulusan Bimbingan dan Konseling UNNES di SMA
Negeri se-Kota Semarang Tahun ajaran 2010 / 2011. Dalam penelitian ini
11
Page 27
12
menyimpulkan Kinerja konselor adalah suatu hasil kerja konselor dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai seorang tenaga profesional yang
memiliki kemampuan, usaha, dan kesempatan dalam melaksanakan pelayanan bk.
Kinerja konselor dapat dilihat dari empat aspek yaitu penyusunan program,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi. UNNES dengan jurusan bimbingan
konseling telah mendidik konselor yang sudah banyak bekerja di sekolah-sekolah.
Namun kinerja konselor lulusan bimbingan konseling UNNES tersebut masih
terdapat kesenjangan kinerja yang terjadi di sekolah. Oleh karena itu penulis
tertarik mengkaji masalah tersebut lebih mendalam yaitu mendeskripsikan
bagaimana kinerja konselor lulusan UNNES di SMA negeri se-kota Semarang.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang kinerja konselor
lulusan UNNES. Hasil penelitian menunjukkan kinerja konselor lulusan
Bimbingan Konseling UNNES termasuk kriteria sangat tinggi dalam penyusunan
program (86,80%), pengorganisasian (87,22%), pelaksanaan pelayanan 83,24%)
dan evaluasi (82,88%) kinerja konselor yang paling unggul yaitu dalam aspek
pengorganisasian pelaksanaan pelayanan bimbingan konseling yaitu 87,22%.
Artinya kinerja konselor dalam pengorganisasian mampu bekerja sama dengan
personel sekolah yang lain untuk pelaksanaan pelayanan bimbingan konseling,
sedangkan pada saat evaluasi program dan pelaksanaan layanan kinerja konselor
menjadi kurang baik dibandingkan dengan aspek lainnya. Masih ada konselor
masih tergolong rendah dalam melaksanakan asessmen terhadap lingkungan
sekolah.masih ada 10 konselor yang masih rendah dalam penggunaan LCD
proyektor dan laptop dalam memberikan pelayanan bimbingan konseling.
Page 28
13
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nursanthi (2011) mengenai
Meningkatkan Konsep Diri Melalui Layanan Informasi Dengan Media Visual
Pada Siswa Kelas XI Di SMA Negeri 1 Bergas Tahun Ajaran 2010/2011. Dalam
penelitian ini menyimpulkan hasil analisis konsep diri siswa kelas XI di SMA
Negeri 1 Bergas sebelum diberikan layanan informasi dengan media visual
menunjukkan kategori sedang dengan presentase 61,07% setelah diberikan
layanan informasi dengan media visual menunjukkan kategori sedang dengan
presentase 67,99%. Hal ini menunjukkan bahwa “ada perbedaan tingkat konsep
diri siswa sebelum dan setelah mendapatkan layanan informasi dengan media
visual”. Hasil penelitian ini menunujukkan bahwa rata-rata konsep diri setelah
diberikan layanan informasi dengan media visual mengalalami peningkatan
daripada sebelumnya. Saran bagi sekolah hendaknya dapat memfasilitasi
penyediaan media visual secara lebih lengkap, bagi guru BK lebih melatih
keterampilan menggunakan media visual.
Dalam jurnal penelitian Nurmalia (2011) yang berjudul Pofil bimbingan
pribadi sosial di SMP Negeri 1 Lembang dijelaskan bahwa teknik atau strategi
layanan serta materi yang disampaikan kepada siswa. Selama ini konselor lebih
memaksimalkan penggunaan Lembar Kerja Siswa pengembangan diri untuk
melaksanakan layanan bimbingan dan konseling termasuk layanan pribadi sosial.
Berdasarkan wawancara dengan beberapa siswa kelas VIII, didapatkan data pada
awal semester mereka semangat menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS), tetapi
terkadang siswa merasa bosan karena materi dalam Lembar Kerja Siswa (LKS)
dapat mereka baca sendiri di rumah masing-masing tidak harus diterangkan di
Page 29
14
sekolah. Terlebih itu, siswa juga mulai bosan untuk mengisi tugas-tugas Lembar
Kerja Siswa (LKS) yang menurut siswa kurang menarik.
Berbagai penjelasan diatas merupakan gambaran dari kinerja serta proses
dan hasil pelaksanaan kegiatan baik pembelajaran maupun pelayanan bimbingan
dan konseling yang menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai media
utama, berdasararkan pemaparan keterangan diatas didapat kesimpulan bahwa
Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan suatu media yang seharusnya hanya
dijadikan tambahan saja dan bukan media utama. Dalam layanan bimbingan
konseling hasil layanan dapat dilihat dari kecakapan segi afektif dan
psikomotorik, sedangkan dengan menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang
hanya mengerjakan soal-soal yang terdapat didalamnya hal itu seperti
mengabaikan aspek afektif dan psikomotorik dan hanya mengutamakan aspek
kognitif. Karena itu suatu media diperlukan suatu metode layanan bimbingan dan
konseling yang menarik namun tetap bermanfaat bagi siswa dan dapat
memperkaya materi pada Lembar Kerja Siswa (LKS) pengembangan diri, serta
menunjang tercapainya tujuan bimbingan konseling yang terkait pada aspek
pribadi sosial siswa. Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui bagaimana
proses dan hasil pelayanan bimbingan dan konseling, dan bagaimana pola
evaluasi yang digunakan serta bagaimana kelayakan Lembar Kerja Siswa (LKS)
digunakan sebagai media dalam pelayanan bimbingan dan konseling.
Page 30
15
2.2 Pelayanan Bimbingan dan Konseling
Pada dasarnya hakekat layanan bimbingan dan konseling adalah peran
yang dilakukan oleh konselor dalam mengatasi berbagai permasalahan siswa
dalam kegiatan belajar mengajar. Pelayanan konselor hendaknya berjalan secara
efektif dalam membantu siswa mencapai tujuan-tujuan perkembangannya dan
mengatasi permasalahannya. Di sinilah perlunya pelayanan bimbingan dan
konseling disamping kegiatan pengajaran.
Pembahasan mengenai pelayanan bimbingan dan konseling dimulai dari :
(1) Pengertian Bimbingan dan Konseling; (2) Tujuan Bimbingan dan Konseling,
(3) Fungsi Bimbingan dan Konseling, (4) Jenis-Jenis Layanan Bimbingan dan
Konseling, (5) Proses Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling, (6) Hasil
Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling, dan (7) Rambu-Rambu
Pelaksanaan Bimbingan Format Klasikal.
2.2.1 Pengertian Bimbingan dan Konseling
Sebelum membahas lebih jauh tentang bimbingan dan konseling, terlebih
dahulu memahami arti dari kata bimbingan dan konseling terlebih dahulu.
Layanan bimbingan adalah suatu layanan bantuan yang diberikan kepada
seorang individu (konseli) untuk proses belajar. Bantuan yang dimaksud
bimbingan bukan sembarang bantuan, melainkan bantuan yang memiliki tujuan,
yaitu yang mengaktifkan orang yang dibantu, yang menghasilkan perubahan
tingkah laku dan kemajuan pribadi, yang memberdayakan (Munandir, 1996:62).
Page 31
16
Sedangkan Prayitno (1997:99) mengemukakan pendapat mengenai
pengertian bimbingan sebagai berikut :
bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh
orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik
anak-anak, remaja maupun drwasa; agar orang yang dibimbing dapat
mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri; dengan
memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat
dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Dengan melihat pengertian-pengertian tentang bimbingan yang telah
dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan adalah proses
pemberian bantuan kepada seseorang atau sekelompok orang secara terus-
menerus dan sistematis oleh konselor agar individu atau sekelompok individu
menjadi pribadi yang mandiri dan berkembang secara optimal.
Setelah membahas bimbingan, satu kata yang menjadi pembahasan
selanjutnya adalah konseling. “Secara etimologis, istilah konseling berasal dari
bahasa latin, yaitu consilium yang berarti dengan atau bersama yang dirangkai
dengan menerima atau memahami. Sedangkan dalam bahasa Anglo-Saxon, istilah
konseling berasal dari sellan yang berarti menyerahkan atau menyampaikan”
(Prayitno dan Erman Amti, 2008:99).
Menurut Daniel dalam Prayitno dan Erman Amti (2008:100) “konseling
merupakan suatu rangkaian pertemuan langsung dengan individu yang ditujukan
pada pemberian bantuan kepadanya untuk dapat menyesuaikan dirinya secara
lebih efektif dengan dirinya sendiri dan dengan lingkungannya”.
Walgito (2005:7) menguatkan pendapat diatas, konseling adalah
“bantuan yang diberikan kepada individu dalam memecahkan masalah
Page 32
17
kehidupannya dengan wawancara dengan cara yang sesuai dengan keadaan yang
dihadapi individu untuk mencapai kesejahteraan hidupnya”.
Sedangkan menurut pendapat Winkel (2005:34) “konseling adalah
serangkaian kegiatan paling pokok bimbingan dalam usaha membantu konseli
secara tatap muka dan memiliki tujuan agar klien dapat mengambil tanggung
jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah khusus pada dirinya”.
Jadi dapat disimpulkan konseling adalah proses pemberian bantuan
melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada
individu yang sedang mengalami masalah (disebut konseli) yang bertujuan agar
teratasinya permasalahan yang dialami konseli dengan mengoptimalkan
kemampuan konseli. Dalam praktiknya bimbingan dan konseling saling terkait
dan saling mengisi satu dengan yang lain. Bimbingan menyangkut konseling dan
sebaliknya konseling menyangkut bimbingan.
Menurut Tohirin (2007:26),mengemukakan pendapat mengenai pengertian
bimbingan dan konseling :
Bimbingan dan konseling merupakan bantuan proses bantuan atau
pertolongan yang diberikan oleh pembimbing (konselor) kepada
individu (konseli) melalui pertemuan tatap muka atau hubungan
timbal balik antara keduanya, agar konseli memiliki kemampuan atau
kecakapan melihat dan menemukan masalahnya serta mampu
memecahkan masalahnya sendiri.
Integrasi antara bimbingan dan konseling dapat kita ketahui dari pernyataan
diatas bahwa ketika seseorang sedang melakukan konseling, berarti ia sedang
memberikan bimbingan. Proses pemberian bantuan dari konselor kepada konseli
dengan wawancara secara tatap muka ini bertujuan untuk membantu konseli untuk
Page 33
18
dapat melihat masalahnya sendiri, mampu menerima dirinya sendiri sesuai dengan
potensinya dan mampu memecahkan sendiri masalah yang dihadapinya.
2.2.2 Tujuan Bimbingan dan Konseling
Menurut Sukardi (2008: 44) tujuan Bimbingan dan Konseling dibedakan
menjadi dua yaitu tujuan umum dan tujuan khusus yaitu :
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari layanan bimbingan dan konseling adalah
sesuai dengan tujuan pendidikan, sebagaimana dinyatakan
dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN)
Tahun 2003 (UU No.20/2003), yaitu “terwujudnya manusia
Indonesia seutuhnya yang cerdas, yang beriman, dan bertakwa
kepada Tuhan yang maha Esa dan berbudi luhur, memiliki
pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung
jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
2. Tujuan Khusus
Tujuan pelayanan bimbingan ialah agar konseli dapat:
1) Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan
karier serta kehidupan-nya di masa yang akan datang.
2) Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang
dimilikinya seoptimal mungkin.
3) Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan,
lingkungan masyarakat, serta lingkungan kerjanya.
4) Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam
studi, penyesuainan dengan lingkungan, masyarakat,
maupun lingkungan kerja.
Sejalan dengan perkembangannya konsepsi bimbingan dan konseling
maka tujuan bimbingan dan konseling pun mengalami perubahan, dari yang
sederhana sampai ke yang lebih komprehensif. Perkembangan itu dari waktu ke
waktu dapat dilihat pada kutipan di bawah ini.
Menurut Thompson dan Rudolph dalam Prayitno dan Erman Amti (2008:
112) bahwa “tujuan konseling dapat terentang dari sekedar klien mengikuti
kemauan-kemauan konselor sampai pada masalah pengambilan keputusan,
Page 34
19
pengembangan kesadaran, pengembangan pribadi, penyembuhan dan penerimaan
diri sendiri”.
Berdasarkan tujuan bimbingan dan konseling yang telah dipaparkan
diatas maka dapat disimpulkan bahwa tujuan umum bimbingan dan konseling
adalah untuk membantu individu memperkembangkan diri secara optimal sesuai
dengan tahap-tahap perkembangannya. Sedangkan tujuan khusus bimbingan dan
konseling itu sendiri dikaitkan langsung dengan permasalahan tiap individu yang
bersangkutan, karena masing-masing individu mempunyai ciri khas sendiri-
sendiri maka tujuan khusus untuk seorang individu berbeda dengan tujuan
individu lain.
2.2.3 Fungsi Bimbingan dan Konseling
Fungsi layanan bimbingan dan konseling dapat adalah sebagai berikut :
1. Fungsi Pencegahan (Preventif)
Layanan bimbingan dapat berfungsi pencegahan artinya merupakan
usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah. Dalam fungsi pencegahan ini
layanan diberikan berupa bantuan bagi para siswa agar terhindar dari berbagai
masalah yang dapat menghambat perkembangannya. Kegiatan yang berfungsi
pencegahan dapat berupa program orientasi program bimbingan karier,
invertarisasi data, dan sebagainya.
2. Fungsi Pemahaman
Fungsi pemahaman yang dimaksud adalah fungsi bimbingan dan
konseling yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak
Page 35
20
tertentu sesuai dengan keperluan pengembangan siswa. Pemahaman ini
mencakup, yaitu
1) Pemahaman tentang diri siswa, terutama oleh siswa sendiri, orang tua, guru
dan guru pembimbing.
2) Pemahaman tentang lingkungan siswa (termasuk di dalamnya lingkungan
keluarga dan sekolah) terutama oleh siswa sendiri, orang tua, guru, dan guru
pembimbing.
3) Pemahaman tentang lingkunganyang lebih luas (termasuk di dalamnya
informasi pendidikan, jabatan/pekerjaan dan/atau karier, dan informasi
budaya/nilai-nilai), terutama oleh siswa.
3. Fungsi Perbaikan
Walaupun fungsi pencegahan dan pemahaman telah dilakukan, namun
mungkin saja siswa masih menghadapi masalah-masalah tertentu. Di sinilah
fungsi perbaikan itu berperan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan
menghasilkan terpecahkannya atau teratasinya berbagai permasalahan yang
dialami siswa.
4. Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan
Fungsi ini berarti bahwa layanan bimbingan dan konseling yang
diberikan dapat membantu para siswa memelihara dan mengembangkan
keseluruhan pribadinya secara mantap, terarah, dan berkelanjutan. Dalam fungsi
ini hal-hal yang dipandang positif dijaga agar tetap baik dan mantap. Dengan
demikian, siswa dapat memelihara dan mengembangkan berbagai potensi dan
kondisi yang positif dalam rangka perkembangan dirinya secara mantap dan
Page 36
21
berkelanjutan. Fungsi-fungsi tersebut diwujudkan melaalui penyelenggaraan
berbagai jenis layanan bimbingan dan pendukung bimbingan dan konseling untuk
mencapai hasil sebagaimana terkandung di dalam masing-masing fungsi
bimbingan dan konseling.
Setiap layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling dilaksanakan
haruslah secara langsung mengacu pada salah satu atau pada beberapa fungsi itu,
agar hasil yang hendak dicapainya secara jelas dapat diidentifikasi dan dievaluasi.
2.2.4 Jenis – Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling
Jenis layanan bimbingan dan konseling dapat dijelaskan lebih lanjut
sebagai berikut:
1. Layanan Orientasi
Menurut Prayitno dan Erman Amti (2008: 257) salah satu layanan dalam
bimbingan dan konseling adalah layanan orientasi, layanan orientasi dapat
dijelaskan sebagai berikut :
Layanan orientasi berupaya menjembatani kesenjangan antara
seseorang dengan suasana ataupun objek-objek baru. Layanan ini
juga secara langsung ataupun tidak langsung “mengantarkan”
orang yang dapat memasuki suasana ataupun objek baru agar ia
dapat mengambil manfaat berkenaan dengan situasi atau objek baru
itu. Konselor bertindak sebagai pembangun jembatan atau agen
yang aktif “mengantarkan” seseorang memasuki daerah baru.
2. Layanan Informasi
Menurut Winkel (2005:147) layanan informasi merupakan “suatu
layanan yang berupaya dan bermakna sebagai usaha-usaha untuk membekali
siswa dengan pengetahuan, serta pemahaman tentang lingkungan hidupnya dan
tentang proses perkembangan anak muda”.
Page 37
22
3. Layanan Penguasaan Konten
Dalam perkembangan dan kehidupannya setiap individu perlu menguasai
berbagai kemampuan ataupun kompetensi. Dengan kemampuan ataupun
kompetensi itulah individu itu hidup dan berkembang. Layanan penguasaan
konten merupakan layanan bantuan yang diberikan kepada individu (sendiri-
sendiri ataupun kelompok) untuk menguasai kemampuan atau kompetensi tertentu
melalui kegiatan belajar.
Menurut Tohirin (2007:158) “layanan penguasaan konten merupakan
suatu layanan bantuan kepada individu (siswa) baik sendiri maupun dalam
kelompok untuk menguaasai kemampuan atau kompetensi tertentu melaui
kegiatan belajar”.
4. Layanan Penempatan dan Penyaluran
Kemampuan, bakat, dan minat bila tidak disalurkan secara tepat dapat
mengakibatkan siswa yang bersangkutan tidak dapat berkembang secara optimal.
Layanan penempatan dan penyaluran memngkinkan siswa berada pada posisi dan
pilihan yang tepat yaitu berkenaan dengan penjurusan, kelompok belajar, pilihan
pekerjaan/karier, kegiatan ekstrakurikuler, program latihan dan pendidikan yang
lebih tinggi sesuai kondisi fisik dan psikisnya.
5. Layanan Konseling Perorangan
Konseling perorangan (KP) merupakan layanan konseling yang
diselenggarakan oleh seorang Konselor terhadap seorang klien dalam rangka
pengentasan masalah pribadi klien. Dalam suasana tatap muka dilaksanakan
interaksi langsung antara klien dan konselor membahas berbagai hal tentang
Page 38
23
masalah yang dialami klien. Pembahasan tersebut bersifat mendalam menyentuh
hal-hal penting tentang diri klien (bahkan sangat penting yang boleh jadi
menyangkut rahasia pribadi klien); bersifat meluas meliputi berbagai sisi yang
menyangkut permasalahan klien; namun juga bersifat spesifik menuju ke arah
pengentasan masalah.
6. Layanan Bimbingan Kelompok
Menurut Nurihsan (2005:31) bimbingan kelompok merupakan “bantuan
terhadap individu yang dilaksanakan dalam situasi kelompok. Bimbingan
kelompok dapat berupa penyampaian informasi ataupun aktivitas kelompok
membahas masalah-masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi dan sosial”.
7. Layanan Konseling Kelompok
Menurut Sukardi (2008:68) konseling kelompok yaitu “layanan
bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik memperoleh
kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan yang dialaminya
melalui dinamika kelompok”.
2.2.5 Rambu - rambu Pelaksanaan Bimbingan Format Klasikal
Konselor atau tenaga bimbingan akan dapat melakukan kegiatan layanan
klasikal dengan baik manakala memperhatikan rambu-rambu pe-
nyelenggaraannya. Namun sebelumnya seorang konselor atau tenaga bimbingan
dapat membedakan tatkala melaksanakan fungsinya, dalam mengajar dan
memberikan bimbingan, perbedaan tersebut terletak pada :
1. Saaat mengajar, guru memberikan disiplin dengan menggunakan larangan dan
keharusan, hukuman dan ganjaran. Sedangkan dalam bimbingan, konselor
Page 39
24
tidak dibenarkan menggunakan disiplin sebagai cara kerjanya. Dalam
bimbingan sangat diutamakan hubungan baik, simpati murid kepada konselor,
kepercayaan sebagai dasar keterbukaan murid tersebut. Pemberlakuan disiplin
dalam mengajar dapat mempersulit hubungan baik, dengan disiplin murid akan
takut, segan, dan ada kemungkinan merasa tidak senang kepada guru.
2. Sebagai konselor, harus memusatkan perhatian terhadap dua tugas yang sama
berat, mengajar dan membimbing. Apabila ke dua tugas tersebut dilaksanakan
dengan baik maka membutuhkan banyak tenaga dan perhatian. Sehingga
konselor cenderung lebih mengutamakan salah satu tugasnya, mengajar atau
membimbing.
3. Tidak semua guru mempunyai kemampuan serta sifat-sifat pribadi yang cocok
untuk memberikan bimbingan. Sebagai seorang konselor, ia harus berminat
untuk bekerja sama dengan murid menghargai pribadi murid, dapat
berkomunikasi dengan murid, tertarik akan masalah murid, dapat dan ia sendiri
tidak mempunyai masalah-masalah sosial yang mengganggu.
4. Untuk melaksanakan tugas bimbingan dengan baik membutuhkan
pengembangan dan peningkatan yang teratur baik berkenaan dengan
pengetahuan, keterampilan dan bimbingan dan konseling.
Sedangkan rambu-rambu yang harus diperhatikan konselor tatkala
melakukan kegiatan bimbingan klasikal, adalah sebagai berikut :
1. Sebelum memutuskan untuk melakukan bimbingan klasikal, konselor
hendaknya melakukan identifikasi masalah yang menjadi kebutuhan murid,
seperti bidang bimbingan pribadi, sosial atau bidang lainnya dan membuat
Page 40
25
satuan layanan termasuk melakukan pemilihan metode dan media yang akan
digunakan.
2. Pada tahap awal, konselor melakukan pembinaan rapport untuk
mengkondisikan suasana kelas supaya siap untuk menerima bimbingan.
Rapport ini dapat dilakukan dengan memberikan salam, menyapa murid untuk
menanyakan kondisi mereka, dan melakukan apersepsi terhadap topik yang
akan diberikan. Tahap proses, konselor memfokuskan pada topik yang akan
dibahas dan bentuk penyampaiannnya sangat ditentukkan dengan metode yang
akan digunakan. Yang perlu diperhatikan adalah: a) masalah kegiatan
bimbingan ini berkaitan dengan perkembangan murid yang biasanya tidak
dibahas dalam pembelajaran, b) pembahasanan masalah ini diharapkan
membawa perubahan dalam sikap murid, sehingga pelaksanaannya lebih
banyak mengikutsertakan murid. Tahap pengakhiran/penutup, a) konselor
melakukan “penilaian” untuk mengetahui tingkat pemahaman dan lebih utama
pada perubahan sikap yang ada pada murid pasca diberikan bimbingan, b)
sebelum diakhiri, konselor perlu melakukan simpulan terhadap topik yang
dibahas tadi, dengan tujuan untuk menegaskan terhadap materi yang dibahas
sehingga diharapkan pelaksanaan bimbingan ini sesuai dengan tujuan yang
telah dirumuskan.
Page 41
26
2.3 Media Lembar Kerja Siswa (LKS)
2.3.1 Pengertian Media
“Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah tengah,
perantara atau pengantar. Dalam bahasa arab, media adalah perantara atau
pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan” (Arsyad, 2010:3).
Selain itu Latuheru (2010:4) menyatakan bahwa “memberi batasan media
sebagai semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk
menyampaikan atau menyebar ide, gagasan, atau pendapat sehingga ide, gagasan
atau pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju”.
Sedangkan menurut Gerlach & Ely dalam Arsyad (2010:3) menyatakan bahwa:
media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi,
atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa
mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Secara
lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar
cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau
elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali
informasi visual atau verbal.
Sementara itu Gagne dan Briggs yang dikutip oleh Arsyad (2010:4) secara
implikasi dapat menjelaskan bahwa :
media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan
untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antar
lain buku, tape recorder, kaset video kamera, video recorder, film,
slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi,dan komputer.
Dengan kata lain, media adalah komponen sumber belajar atau
wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan
siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.
Page 42
27
2.3.2 Lembar Kerja Siswa (LKS)
2.3.2.1 Lembar Kerja Siswa sebagai Bahan Ajar
Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan salah satu sumber belajar yang
dapat dikembangkan oleh guru sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran.
LKS yang disusun dapat dirancang dan dikembangkan sesuai dengan kondisi dan
situasi kegiatan pembelajaran yang akan dihadapi. LKS juga merupakan media
pembelajaran, karena dapat digunakan secara bersama dengan sumber belajar atau
media pembelajaran yang lain. LKS menjadi sumber belajar dan media
pembelajaran tergantung pada kegiatan pembelajaran yang dirancang. Sugiarto
(2010:13-16) mengemukakan pendapat mengenai pengelompokkan bahan ajar
yaitu :
Teknologi yang digunakan, bahan ajar dapat dikelompokkan
menjadi empat kategori, yaitu bahan cetak (printed) seperti antara
lain handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet,
wallchart, foto/gambar, model/maket. Bahan ajar dengar (audio)
seperti kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk audio. Bahan
ajar pandang dengar (audio visual) seperti video compact disk,
film. Bahan ajar multimedia interaktif (interactive teaching
material) seperti CAI (Computer Assisted Instruction), compact
disk (CD) multimedia pembelajaran interaktif, dan bahan ajar
berbasis web (web based learning materials). Kita mengenal
berbagai jenis bahan ajar cetak, antara lain handout, buku, modul,
poster, brosur, dan leaflet.
2.3.2.2 Pengertian Lembar Kerja Siswa (LKS)
Lembar kerja siswa (LKS) merupakan salah satu perangkat
pembelajaran yang cukup penting dan diharapkan mampu membantu peserta didik
menemukan serta mengembangkan konsep. Menurut Sugiarto (2010:26) yang
dimaksud lembar kerja siswa (LKS) adalah sebagai berikut:
Page 43
28
Lembar kegiatan siswa (student work sheet) adalah lembaran-
lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik.
Lembar kegiatan siswa akan memuat paling tidak; judul, KD yang
akan dicapai, waktu penyelesaian, peralatan/bahan yang diperlukan
untuk menyelesaikan tugas, informasi singkat, langkah kerja, tugas
yang harus dilakukan, dan laporan yang harus dikerjakan.
Menurut Azhar (1993:78) “Lembar kerja siswa merupakan lembar kerja
bagi siswa baik dalam kegiatan intrakurikuler maupun kokurikuler untuk
mempermudah pemahaman terhadap materi pelajaran yang didapat”.
Sedangkan dari pendapat Dhari dan Haryono (1998:33) didapat
kesimpulan yaitu lembar kerja siswa adalah lembaran yang berisi pedoman bagi
siswa untuk melakukan kegiatan yang terprogram. Setiap LKS berisikan antara
lain: uraian singkat materi, tujuan kegiatan, alat/ bahan yang diperlukan dalam
kegiatan, langkah kerja pertanyaan – pertanyaan untuk didiskusikan, kesimpulan
hasil diskusi, dan latihan ulangan.
“Lembar kerja siswa sebagai sumber belajar dapat digunakan sebagai
alternatif media pembelajaran. LKS termasuk media cetak hasil pengembangan
teknologi cetak yang berupa buku dan berisi materi visual”, seperti yang
diungkapkan oleh Arsyad (2004:29).
Jadi, Lembar Kerja Siswa ( LKS) bisa diartikan lembaran-lembaran yang
digunakan peserta didik sebagai pedoman dalam proses pembelajaran, serta berisi
tugas yang dikerjakan oleh siswa baik berupa soal maupun kegiatan yang akan
dilakukan peserta didik. Prinsipnya lembar kerja siswa adalah tidak dinilai sebagai
dasar perhitungan rapor, tetapi hanya diberi penguat bagi yang berhasil
menyelesaikan tugasnya serta diberi bimbingan bagi siswa yang mengalami
kesulitan. Mengandung permasalahan (problem solving) sehingga siswa dapat
Page 44
29
mengembangkan pola pikir mereka dengan memecahkan permasalahan tersebut.
Lembar kerja siswa merupakan bahan pembelajaran cetak yang yang paling
sederhana karena komponen isinya bukan pada materi ajar tetapi pada
pengembangan soal-soalnya serta latihan. Selain itu LKS sebagai penunjang untuk
meningkatkan aktifitas siswa dalam proses belajar dapat mengoptimalkan hasil
belajar.
Peran LKS dalam proses pembelajaran adalah sebagai alat untuk
memberikan pengetahuan, sikap dan ketrampilan pada siswa. Penggunaan LKS
memungkinkan guru mengajar lebih optimal, memberikan bimbingan kepada
siswa yang mengalami kesulitan, memberi penguatan, serta melatih siswa
memecahkan masalah (Dhari dan Haryono, 1998:34).
Lembar kegiatan siswa (student worksheet) adalah lembaran-lembaran
berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan biasanya
berupa petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Suatu tugas
yang diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas Kompetensi Dasar yang
akan dicapainya. Lembar kegiatan dapat digunakan untuk mata pembelajaran apa
saja. Tugas-tugas sebuah lembar kegiatan tidak akan dapat dikerjakan oleh peserta
didik secara baik apabila tidak dilengkapi dengan buku lain atau referensi lain
yang terkait dengan materi tugasnya. Tugas-tugas yang diberikan kepada peserta
didik dapat berupa teoritis dan atau tugas-tugas praktis. Tugas teoritis misalnya
tugas membaca sebuah artikel tertentu, kemudian membuat resume untuk
dipresentasikan. Sedangkan tugas praktis dapat berupa kerja laboratorium atau
kerja lapangan, misalnya survey tentang harga cabe dalam kurun waktu tertentu di
Page 45
30
suatu tempat. Keuntungan adanya lembar kegiatan adalah bagi guru, memudahkan
guru dalam melaksanakan pembelajaran, bagi siswa akan belajar secara mandiri
dan belajar memahami dan menjalankan suatu tugas tertulis.
Dalam menyiapkannya guru harus cermat dan memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang memadai, karena sebuah lembar kerja harus memenuhi paling
tidak kriteria yang berkaitan dengan tercapai/ tidaknya sebuah Kompetensi Dasar
dikuasai oleh peserta didik.
2.3.2.3 Kelebihan dan Kekurangan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan Cara
Mengatasi Kekurangannya
Lembar kerja siswa sebaga media dalam pembelajaran mempunyai
kelebihan dan kekurangan, berikut ini akan dijelaskan mengenai kelebihan dan
kekurangan lembar kerja siswa (LKS)
1. Kelebihan Lembar Kerja Siswa (LKS)
a. Guru dapat menggunakan lembar kerja siswa sebagai media pembelajaran
mandiri bagi peserta didik.
b. Meningkatkan aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
c. Praktis dan harga cenderung terjangkau tidak terlalu mahal.
d. Materi didalam LKS lebih ringkas dan sudah mencakup keseluruhan materi.
e. Dapat membuat siswa berinteraksi dengan sesame teman.
f. Kegiatan pembelajaran menjadi beragam dengan LKS.
g. Sebagai pengganti media lain ketika media audio visual misalnya
mengalami hambatan dengan listrik maka kegiatan pembelajaran dapat
diganti dengan media LKS
Page 46
31
h. Tidak menggunakan listrik sehingga bisa digunakan oleh SD di pedesaan
maupun di perkotaan.
2. Kekurangan Lembar Kerja Siswa (LKS)
a. Soal-soal yang tertuang pada lembar kerja siswa cenderung monoton, bisa
muncul bagian berikutnya maupun bab setelah itu.
b. Adanya kekhawatiran karena guru hanya mengandalkan media LKS
tersebut serta memnfaatkannya untuk kepentingan pribadi. Misalnya siswa
disuruh mengerjakan LKS kemudian guru meninggalkan siswa dan kembali
untuk membahas LKS itu.
c. LKS yang dikeluarkan penerbit cenderung kurang cocok antara konsep yang
akan diajarkan dengan LKS tersebut.
d. LKS hanya melatih siswa untuk menjawab soal,tidak efektif tanpa ada
sebuah pemahaman konsep materi secara benar.
e. Di dalam LKS hanya bisa menampilakan gambar diam tidak bisa bergerak,
sehingga siswa terkadang kurang dapat memahami materi dengan cepat
f. Media cetak hanya lebih banyak menekankan pada pelajaran yang bersifat
kognitif, jarang menekankan pada emosi dan sikap.
g. Menimbulkan pembelajaran yang membosankan bagi siswa jika tidak
dipadukan dengan media yang lain.
3. Cara mengatasi kekurangan dalam penggunaan Lembar kerja siswa (LKS)
a. Guru diharapkan membuat LKS yang memiliki soal-soal yang beragam,
sehingga soal-soal yang ada tidak kebanyakan terulang-ulang.
Page 47
32
b. Peningkatan kualitas professional guru perlu dan juga peningkatan
kesadaran seorang guru sebagai pendidik.
c. Disekolah sebaiknya tidak terpaku dengan LKS yang dikeluarkan oleh
penerbit tetapi diharapkan dengan keprofesionalan guru dapat membuat
lembar kerja siswa yang lebih bermutu tinggi dari pada yang dikeluarkan
penerbit.
d. Untuk menghindari siswa yang hanya dilatih untuk mengerjakan soal
sebaiknya guru mempunyai buku pegangan selain LKS dan didalam LKS
tidak hanya soal-soal yang wajib dikerjakan oleh siswa tetapi sejumlah
kegiatan-kegiatan lapang untuk peserta didik juga perlu.
e. Guru bisa memadukan antara media cetak dengan media-media yang
menunjang, misalnya audio-visual kalau ada.
f. Menambah kagiatan – kegiatan yang menstimulus siswa untuk aktif baik
bertanya kepada guru maupun menjawab pertanyaan guru.
g. Untuk menghindari kebosanan guru sebaiknya menggabung media satu
dengan yang lain. Ataupun menambah sebuah kegiatan diluar kegiatan yang
ada pada LKS tersebut.
2.3.2.4 Langkah Penyusunan Lembar Kerja Siswa (LKS)
Lembar kerja siswa (LKS) merupakan bahan ajar, dalam menyusun
bahan ajar yang perlu diperhatikan adalah bahwa judul atau materi yang disajikan
harus berintikan Kompetensi Dasar atau materi pokok yang harus dicapai oleh
peserta didik.
Page 48
33
Di samping itu menurut Ballstaedt yang dikutip oleh Sugiarto (2010:17)
bahan ajar cetak harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
1. Bahasa yang mudah, menyangkut: mengalirnya kosa kata,
jelasnya kalimat, jelasnya hubungan kalimat, kalimat yang tidak
terlalu panjang.
2. Stimulan, yang menyangkut: enak tidaknya dilihat, tulisan
mendorong pembaca untuk berfikir, menguji stimulan.
3. Kemudahan dibaca, yang menyangkut: keramahan terhadap
mata (huruf yang digunakan tidak terlalu kecil dan enak dibaca),
urutan teks terstruktur, mudah dibaca.
Sedangkan dalam menyiapkan lembar kegiatan siswa dapat dilakukan
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Analisis Kurikulum
Analisis kurikulum dimaksudkan untuk menentukan materi-materi mana
yang memerlukan bahan ajar Lembar Kerja Siswa (LKS). Biasanya dalam
menentukan materi dianalisis dengan cara melihat materi pokok dan pengalaman
belajar dari materi yang akan diajarkan, kemudian kompetesi yang harus dimiliki
oleh siswa.
2. Menyusun Peta Kebutuhan Lembar Kerja Siswa (LKS)
Peta kebutuhan Lembar Kerja Siswa (LKS) sangat diperlukan guna
mengetahui jumlah Lembar Kerja Siswa (LKS) yang harus ditulis dan sekuensi
atau urutan LKS-nya juga dapat dilihat. Sekuens Lembar Kerja Siswa (LKS) ini
sangat diperlukan dalam menentukan prioritas penulisan. Diawali dengan analisis
kurikulum dan analisis sumber belajar.
3. Menentukan Judul-judul Lembar Kerja Siswa (LKS)
Judul Lembar Kerja Siswa (LKS) ditentukan atas dasar Kompetensi dasar,
materi-materi pokok atau pengalaman belajar yang terdapat dalam kurikulum.
Page 49
34
Satu Kompetensi Dasar dapat dijadikan sebagai judul modul apabila kompetensi
itu tidak terlalu besar, sedangkan besarnya Kompetensi Dasar dapat dideteksi
antara lain dengan cara apabila diuraikan ke dalam materi pokok (MP)
mendapatkan maksimal 4 MP, maka kompetensi itu telah dapat dijadikan sebagai
satu judul Lembar Kerja Siswa (LKS). Namun apabila diuraikan menjadi lebih
dari 4 MP, maka perlu dipikirkan kembali apakah perlu dipecah misalnya menjadi
2 judul Lembar Kerja Siswa (LKS).
4. Penulisan Lembar Kerja Siswa (LKS)
Penulisan Lembar Kerja Siswa (LKS) dapat dilakukan dengan langkah-
langkah sebaga berikut:
a. Perumusan Kompetensi Dasar yang harus dikuasai
Rumusan Kompetensi Dasar pada suatu Lembar Kerja Siswa (LKS)
langsung diturunkan dari dokumen Standar Isi.
b. Menentukan Alat Penilaian
Penilaian dilakukan terhadap proses kerja dan hasil kerja peserta didik.
Karena pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah kompetensi, dimana
penilaiannya didasarkan pada penguasaan kompetensi, maka alat penilaian yang
cocok adalah menggunakan pendekatan Panilaian Acuan Patokan (PAP) atau
Criterion Referenced Assesment. Dengan demikian guru dapat menilainya melalui
proses dan hasil kerjanya.
c. Penyusunan Materi
Materi Lembar Kerja Siswa (LKS) sangat tergantung pada Kompetensi
Dasar yang akan dicapai. Materi Lembar Kerja Siswa (LKS) dapat berupa
Page 50
35
informasi pendukung, yaitu gambaran umum atau ruang lingkup substansi yang
akan dipelajari. Materi dapat diambil dari berbagai sumber seperti buku, majalah,
internet, jurnal hasil penelitian. Agar pemahaman siswa terhadap materi lebih
kuat, maka dapat saja dalam Lembar Kerja Siswa (LKS) ditunjukkan referensi
yang digunakan agar siswa membaca lebih jauh tentang materi itu. Tugas-tugas
harus ditulis secara jelas guna mengurangi pertanyaan dari siswa tentang hal-hal
yang seharusnya siswa dapat melakukannya, misalnya tentang tugas diskusi. Judul
diskusi diberikan secara jelas dan didiskusikan dengan siapa, berapa orang dalam
kelompok diskusi dan berapa lama.
d. Struktur Lembar Kerja Siswa (LKS)
Struktur Lembar Kerja Siswa (LKS) secara umum adalah sebagai berikut:
a) Judul
b) Petunjuk belajar (Petunjuk siswa)
c) Kompetensi yang akan dicapai
d) Informasi pendukung
e) Tugas-tugas dan langkah-langkah kerja
f) Penilaian
2.4 Proses Pelayanan Bimbingan dan Konseling
Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dilaksanakan secara
terprogram, teratur, dan berkelanjutan. Pelaksanaan pogram-program itulah yang
menjadi wujud nyata dari diselenggarakannya kegiatan bimbingan dan konseling
di sekolah. Tugas pokok konselor perlu dijabarkan ke dalam program – program
Page 51
36
kegiatan. Program-program kegiatan itu perlu terlebih dahulu disusun dalam
bentuk satuan-satuan kegiatan yang nantinya akan merupakan wujud nyata
pelayanan langsung bimbingan dan konseling terhadap siswa asuh.
Setiap layanan dan kegiatan pendukung memerlukan sejumlah langkah.
Sebelum mengemukakan langkah-langkah apa yang perlu dilakukan untuk setiap
proses pembimbingan, terlebih dahulu perlu diketahui format satuan layanan dan
kegiatan pendukung dengan maksud untuk mengetahui pokok-pokoknya sehingga
langkah-langkah kegiatan didalamnya (Ridwan, 1998:198). Pokok tersebut antara
lain meliputi :
2.4.1 Uraian Kegiatan.
Guru pembimbing perlu merinci langkah-langkah kegiatan yang mungkin
yang hendak ditempuhnya pada setiap satuan layanan dan kegiatan yang telah
ditetapkannya. Untuk keperluan ini, perlu diingat kembali bahwa pengembangan
langkah-langkah kegiatan adalah dimaksudkan untuk memudahkan terjadinya
proses eksplorasi dan penemuan subjek. Meskipun langkah-langkah tertulis yang
dikemukakan bersifat mekanis, dalam proses implementasinya tidak boleh
demikian.
Menurut Supriyo (2009:55) uraian kegiatan bimbingan dan konseling
melaui format klasikal adalah sebagai berikut:
1. Tahap Pembentukan
a. Pembinaan hubungan baik
b. Apersepsi
c. Penyampaian tujuan layanan
2. Tahap inti
a. Menjelaskan materi layanan
b. Bertanya
Page 52
37
c. Menjawab
d. Memotivasi siswa terlibat dalam layanan
e. Mengelola perilaku siswa
3. Tahap penutup
a. Menyimpulkan
b. Evaluasi
c. Pengakhiran
Dari pendapat seperti telah disebutkan diatas, maka peneliti menguraikan
lebih rinci mengenai kegiatan bimbingan dan konseling melalui format klasikal
sebagai berikut :
1. Tahap Pembukaan
a. Mengucapkan salam
b. Memperkenalkan Diri
c. Topik Netral
d. Menampilkan kehormatan kepada konseli (hangat, tulus, bersedia
membantu dan penuh empati)
e. Apersepsi : Menanyakan kepada siswa sejauh mana pengetahuan atau
pengalaman siswa berkaitan dengan materi
f. Menanyakan kesiapan siswa.
g. Menjelaskan maksud dan tujuan pemberian layanan
2. Tahap Inti
a. Eksplorasi
1) Menggali wawasan siswa mengenai materi yang akan dibahas
2) Konselor menjelaskan dan menyampaikan materi
Page 53
38
b. Elaborasi
1) Konselor memberi kesempatan untuk siswa agar dapat
mengungkapkan gagasan atau pendapatnya mengenai materi yang
dijelaskan
2) Konselor memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan
informasi yang kurang jelas mengenai materi yang dijelaskan oleh
konselor .
c. Konfirmasi
1) Memberikan umpan balik positif dalam bentuk penguatan baik dalam
bentuk lisan maupun tulisan terhadap peserta didik yang aktif selama
layanan.
2) Memberi motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum
berpartisipasi secara aktif selama layanan berlangsung.
3. Tahap Penutup
a. Menyimpulkan
Konselor membantu siswa membuat kesimpulan dari layanan tersebut.
b. Evaluasi
Konselor melakukan refleksi terhadap proses kegiatan pemberian layanan
dengan menggunakan laiseg secara lisan.
c. Penutup
1) Ucapan Terima Kasih
2) Mengucapkan salam
Page 54
39
2.4.2 Tempat dan Waktu Pelayanan
Dalam kurikulum yang berlaku sekarang, waktu khusus terjadwal untuk
masuk kelas belum disediakan. Ini berarti dituntut kemampuan guru pembimbing
untuk melakukn penyesuaian dalam pelaksanaan program. Pada bagian depan
telah disebutkan adanya peluang objektif dan subjektif untuk melaksanakan
satuan layanan. Peluang objektif menunjuk kepada jadwal pelajaran di kelas yang
telah tersusun untuk kegiatan belajar-mengajar, dan peluang subjektif menunjuk
kepada perkiraan guru pembimbing bahwa ada kesempatan-kesempatan yang
dapat dikelolanya untuk melaksanakan satuan-satuan layanan. Kedua kesempatan
tersebut perlu di-manage, antara lain dengan mengantisipasinya dengan menyusun
langkah-langkah untuk mencari peluang tersebut.
2.4.3 Pihak-pihak yang Disertakan dalam Penyelenggaraan dan Peranan
Masing-masing
Untuk menyertakan pihak-pihak tersebut pertama-tama perlu dilihat
kewajiban dan tugas dari masing-masing dalam bimbingan. Kemudian hasil-hasil
dari melakukan analisis kebiasaan kerja dimanfaatkan untuk memutuskan
keikutsertan pihak-pihak tersebut. Cantumkan pihak-pihak tersebut kedalam
satuan layanan yang akan diimplementasikan, lalu melakukan manajemen
implementasi program dan manajemen saluran penanganan.
2.4.4 Penyediaan Alat dan Perlengkapan yang Hendak Digunakan
Untuk keperluan ini, terlebih dahulu dilakukan inventarisasi alat dan
perlengkapan yang dimiliki. Kemudian, indentifikasi alat dan perlengkapan apa
yang mungkin dan dapat disediakan dengan segera atau dalam waktu dekat.
Page 55
40
Cantumkan nama alat dan pelengkapan tersebut dalam satuan layanan, dan
kemukakan fungsinya dalam layanan. Alat dan pelengkapan yang dipilih ialah
yang akan memudahkan terjadinya eksplorasi dan penemuan diri.
2.4.5 Rencana Penilaian dan Tindak Lanjut
Membimbing dan mengkonseling siswa sama dengan kegiatan
membelajarkan siswa, dengan tujuan adanya perubahan-perubahan perilaku
(dalam arti luas) yang diinginkan siswa yang semula lumpuh motivasinya, dapat
termotivasi kembali untuk belajar. Mereka yang tidak dapat mengambil keputusan
dapat dibantu mengambil keputusan atas kemauannya sendiri. Siswa kelas 1 yang
semula belum mengetahui macam-macam fasilitas yang ada dilingkungan
sekolah, akhirnya tahu dan dapat menggunakan mushola, misalnya. Siswa kelas
III yang sulit mencari informasi melanjutkan studi, akhirnya dapat memahami
jenis-jenis perguruan tinggi serta fakultasnya, sehingga dapat memutuskan
perguruan tinggi mana yang dipilih.
Untuk mengetahui adanya perubahan tingkah laku diatas, tentu seorang
konselor perlu merencanakan terlebih dahulu alat dan prosedur evaluasi yang
hendak digunakannya.
Penilaian terhadap hasil pelayanan bimbingan dan konseling merupakan
salah satu kegiatan yang strategis untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada
konseli. Adapun menurut Sugiyo (2011:105) pelaksanaan penilaian hasil dapat
dilaksanakan melaui kegiatan penilaian sebagai berikut :
1. Penilaian segera (LAISEG), yaitu penilaian pada akhir setiap jenis
layanan dan kegiatan pendukung konseling untuk mengetahui
perolehan peserta didik yang dilayaani.
Page 56
41
2. Penilaian jangka pendek (LAIJAPEN), yaitu penilaian dalam
waktu tertentu (satu minggu sampai dengan satu bulan) setelah
satu jenis layanan dan atau kegiatan pendukung konseling
diselenggarakan untuk mengetahui dampak kegiatan
layanan/kegiatan terhadap peserta didik.
3. Penilaian jangka panjang (LAIJAPANG), yaitu penilaian dalam
jangja waktu tertentu (satu bulan sampai dengan satu semester)
setelah satu atau beberapa layanan dan kegiatan pendukung
konseling diselenggarakan untuk mengetahui lebih jauh dampak
layanan dan atau kegiatan pendukung konseling terhadap peserta
didik.
Banyak alat penilaian yang dapat digunakan dan ini menuntutnya untuk
memilih alat yang terbaik, selanjutnya, dikemukakan prosedur dalam melakukan
penilaian tersebut. Konselor juga perlu merencanakan tindak lanjut baik selama
proses berlangsung maupun terhadap hasil penilaian yang kelak diperoleh.
2.5 Hasil Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling
Jenis evaluasi pelaksanaan program diadakan melalui peninjauan terhadap
hasil yang diperoleh seseorang yang berpartisipasi dlam kegiatan-kegiatan
bimbingan dan melalui peninjauan terhadap kegiatan itu sendiri dalam berbagai
aspeknya. Peninjauan evaluatif itu memusatkan perhatian pada efek-efek yang
dihasilkan sesuai dengan tujuan-tujuan bimbingan yang dikenal dengan nama
evaluasi produk atau evaluasi hasil. Jadi, untuk memperoleh gambaran tentang
keberhasilan dari pelaksanaan program bimbingan di sekolah dapat dilihat dari
hasil yang diperoleh dari pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah.
Sedangkan untuk mendapatkan gambaran tentang hasil dari pelaksanaan layanan
bimbingan dan konseling di sekolah, maka harus dilihat dalam diri siswa yang
memperoleh layanan bimbingan itu sendiri. Penilaian terhadap hasil lebih
Page 57
42
menekankan pada pengumpulan data atau informasi mengenai keberhasilan dan
pengaruh kegiatan layanan bimbingan yang telah diberikan. Dengan kata lain,
evaluasi terhadap hasil ditujukan pada pencapaian tujuan program, baik dalam
jangka pendek, maupun jangka panjang.
Pelayanan bimbingan dan konseling di jenjang sekolah menengah
merupakan setting yang paling subur bagi konselor karena di jenjang itulah
konselor dapat berperan secara maksimal dalam memfasilitasi konseli
mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya secara optimal. Konselor berperan
untuk membantu peserta didik dalam menumbuhkembangkan potensinya. Dari
pendapat Salahudin (2010:22) dapat disimpulkan upaya bimbingan dan konseling
ini diselenggarakan melalui pengembangan segenap potensi individu siswa secara
optimal, dengan memanfaatkan berbagai sarana dan cara, berdasarkan norma-
norma yang berlaku dan mengikuti kaidah-kaidah profesional. Secara khusus,
tujuan bimbingan dan konseling di sekolah adalah membantu siswa untuk
mencapai tujuan-tujuan perkembangan yang meliputi aspek pribadi, sosial, belajar
dan karir. Dalam Kartadinata, dkk (2008:197) tujuan pelayanan bimbingan ialah
agar konseli dapat:
(1) merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir
serta kehidupannya di masa yang akan datang; (2) mengembangkan
seluruh potensi dak kekuatan yang dimiliki seoptimal mungkin; (3)
menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan
masyarakat serta lingkungan kerjanya; (4) mengatasi hambatan dan
kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyusaian dengan
lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja.
Page 58
43
Menurut Kartadinata., dkk (2008:197) untuk mencapai tujuan-tujuan
tersebut, mereka harus mendapatkan kesempatan untuk:
(1) mengenal dan memahami potensi, kekuatan, dan tugas-tugas
perkembangannya, (2) mengenal dan memahami potensi atau
peluang yang ada di lingkungannya, (3) mengenal dan menentukan
tujuan dan rencana hidupnya serta rencana pencapaian tujuan
tersebut, (4) memahami dan mengatasi kesulitan-kesulitan sendiri,
(5) menggunakan kemampuannya untuk kepentingan dirinya,
kepentingan lembaga tempat bekerja dan masyarakat,(6)
menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan dari
lingkungannya; dan (7) mengembangkan segala potensi dan
kekuatan yang dimilikinya secara optimal.
Tujuan khusus bimbingan dan konseling di sekolah dari pendapat
Salahudin (2010: 23) dapat diuraikan lebih jelas sebagai berikut :
1. Membantu siswa-siswa untuk mengembangkan pemahaman diri sesuai
dengan kecakapan, minat, pribadi, hasil belajar, serta kesempatan yang ada.
2. Membantu siswa-siswa untuk mengembangkan motif-motif dalam belajar,
sehingga tercapai kemajuan pengajaran yang berarti.
3. Memberikan dorongan di dalam pengarahan diri, pemecahan masalah,
pengambilan keputusan, dan keterlibatan diri dalam proses pendidikan.
4. Membantu siswa-siswa untuk memperoleh kepuasaan pribadi dalam
penyesuaian diri secara maksimum terhadap masyarakat
5. Membantu siswa-siswa untuk hidup di dalam kehidupan yang seimbang
dalam berbagai aspek fisik, mental, dan sosial
Menurut Nurihsan dan Akur Sudianto (2005:10) jika ditinjau dari pihak
peserta didik, maka tujuan dari bimbingan dan konseling adalah
1. Mengembangkan seluruh potensinya secara optimal sesuai
dengan bakat dan minatnya sehingga berguna dalam
kehidupannya
Page 59
44
2. Mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya sendiri,
melalui berbagai diskusi dengan teman sebaya maupun
sumber yang dapat dipercaya.
3. Mengatasi kesulitan dalam memahami lingkungannya, yang
meliputi lingkungan SMA, keluarga, pekerjaan, sosial
ekonomi dan kebudayaan, melalui kegiatan introspeksi dan
ekstrospeksi keadaan yang dialami.
4. Mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasi dan
memecahkan masalahnya dengan upaya membuka diri untuk
berkonsultasi.
5. Mengatasi kesulitan dalam menyalurkan kemampuan minat
dan bakatnya dalam bidng pendidikan dan pekerjaan.
6. Memperoleh bantuan secara tepat dari pihak-pihak di luar
untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang tidak dapat
dipecahkan di SMA.
Untuk mencapai tujuan tersebut, fokus perilaku yang dikembangkan
menyangkut aspek-aspek pribadi, sosial, belajar, dan karir. Semua ini berkaitan
erat dengan upaya membantu konseli dalam mencapai tugas-tugas
perkembangannya (sebagai standar kompetensi kemandirin).
Secara umum penilaian terhadap hasil pelayanan bimbingan dan konseling
diorientasikan kepada diperolehnya UCA ( understanding –pemahaman baru,
comfort – perasaan lega, dan action – rencana kegiatan pasca layanan). Menurut
Sugiyo (2011:104) dijelaskan lebih lanjut bahwa fokus penilaian diarahkan
kepada berkembangnya :
1. Pemahaman baru yang diperoleh melalui pemberian layanan,
dalam kaitannya dengan masalah yang dibahas.
2. Perasaan positif sebagai dampak dari proses dan materi yang
dibawakan melalui layanan.
3. Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh siswa sesudah
pelaksanaan layanan dalam rangka mewujudkan upaya lebih
lanjut pengentasan masalah yang dialaminya.
4. Semua fokus penilaian itu, khususnya rencana kegiatan secara
jelas mengacu pada kompetensi yang diaplikasikan siswa
untuk pengentasan masalah yang dihadapinya dalam rangka
kehidupan sehari-hari yang lebih efektif.
Page 60
45
Menurut Prayitno (1997:131) apabila dilihat dari sifat evaluasi bimbingan
dan konseling lebih bersifat penilaian dalam proses yang dapat dilakukan dengan
cara berikut ini :
1. Mengamati partisipasi dan aktifitas siswa dalam kegiatan
bimbingan dan konseling.
2. Mengungkapkan pemahaman siswa atas bahan-bahan yang
disajikan atau pemahaman serta pendalaman siswa atas
masalah yang dialaminya.
3. Mengungkapkan kegunaan layanan bagi siswa dan perolehan
siswa sebagai hasil dari partisipasi atau aktivitasnya dalam
kegiatan layanan bimbingan.
4. Mengungkapkan minat siswa tentang perlunya bimbingan
lebih lanjut
5. Mengamati perkembangan siswa dari waktu kewaktu
6. Mengungkapkan kelancaran proses dan suasana
penyelenggaraan kegiatan layanan.
Sedangkan hasil evaluasi bimbingan dan konseling menurut Salahudin
(2010:221) adalah :
Berbeda dengan hasil evaluasi pengajaran yang pada umumnya
berbentuk angka atau skor, maka hasil evaluasi bimbingan dan
konseling, berupa deskripsi tentang aspek-aspek yang dievalusi,
yaitu a) partisipasi/ aktivitas dan pemahaman siswa; b) kegunaan
layanan menurut siswa; c) perolehan siswa dari layanan; dan d)
minat siswa terhadap layanan lebih lanjut; e) perkembangan siswa
dari waktu-kewaktu; f) perolehan guru pembimbing; g) komitmen
pihak-pihak terkait; h) serta kelancaran dan suasana
penyelenggaraan kegiatan.
Deskripsi tersebut mencerminkan sejauh mana proses penyelenggaraan
layanan atau pendukung memberikan sesuatu yang berharga bagi kemajuan dan
perkembangan dan atau memberikan bahan atau kemudahan untuk kegiatan
layanan terhadap siswa. Sumber informasi untuk keperluan penilaian ini antara
lain siswa, kepala sekolah, para wali kelas, guru mata pelajaran, orang tua, tokoh
masyakat, para pejabat ,depdiknas, organisasi profesi bimbingan, sekolah lanjutan
Page 61
46
dan sebagainya. Penilaian dilakukan dengan menggunakan berbagai cara alat
seperti wawancara, observasi, studi dokumentasi, angket, tes, analisis hasil kerja
siswa dan sebagainya.
Penilaian perlu diprogramkan secara sistematis dan terpadu kegiatan
penilaian baik mengenai proses maupun hasil pelu dianalisis untuk kemudian
dijadikan dasar dalam tindak lanjut untuk perbaikan dan pengembangan program
layanan bimbingan dengan dilakukan penilaian secara komprehensif, jelas dan
cermat maka diperoleh data informasi tentang proses dan hasil seluruh kagiatan
bimbingan dan konseling. Data dan informasi ini dapat dijadikan bahan untuk
mempertanggungjawabkan pelaksanaan program bimbingan dan konseling
disekolah.
2.6 Pelayanan Bimbingan dan Konseling yang Menggunakan
Lembar Kerja Siswa (LKS) dalam Format Klasikal
Menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai media dalam pelayanan
bimbingan dan konseling membuat pelayanan Bimbingan dan Konseling terkesan
sama seperti mata pelajaran. Berbeda dengan pelajaran dimana materi yang ada
dalam Lembar Kerja Siswa (LKS) sudah disesuaikan dengan standar kompetensi
siswa sesuai dengan tingkatan kelasnya, pada pelayanan bimbingan dan konseling
materi yang diberikan kepada siswa disesuaikan dengan kebutuhan siswa dimana
telah dilakukan need assesment dan disusun ke dalam program Bimbingan dan
Konseling untuk kemudian dibuat satuan layanan dan materi yang mencakup
kebutuhan siswa tersebut. untuk itu penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS)
Page 62
47
dalam pelayanan Bimbingan dan Konseling terkesan seperti menyamaratakan
kebutuhan siswa satu dengan kebutuhan siswa lainnya. Sehubungan dengan hal
diatas, maka diperoleh kesimpulan bahwa yang membedakan antara guru
pengampu mata pelajaran dengan guru bimbingan dan konseling terletak pada
komponen perencanaan dan pelaksanaan kegiatan.
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Konselor memiliki karakteristik
yang berbeda dengan guru pengampu mata pelajaran. Konselor lebih
mengedepankan dan menitikberatkan pada pendekatan interpersonal serta sarat
dengan nilai, sedangkan guru mata pelajaran lebih mengutamakan pada
pendekatan instruksional dan terikat dengan bahan ajar dari mata pelajaran yang
diampunya. Walaupun keduanya tetap memiliki tujuan yang sama yaitu
terwujudnya perkembangan pribadi peserta didik secara optimal.
Menurut Sukardi (2003:147) “sesuai dengan hakikat pekerjaan bimbingan
dan konseling yang berbeda dari pekerjaan pengajaran, maka sasaran pelayanan
bimbingan dan konseling berbeda dari sasaran evaluasi pengajaran”. Pada
evaluasi pengajaran, lebih ditekankan pada penguasaan siswa terhadap suatu
materi. Siswa dikatakan mencapai hasil optimal dalam pelajaran jika mampu
menguasai materi tertentu dengan baik dan mempunyai nilai yang bagus sebagai
tanda bahwa siswa benar-benar menguasai materi tersebut Sedangkan pada
pelayanan bimbingan dan konseling lebih mengarah kepada ketercapaian tujuan
Bimbingan dan Konseling yang diwujudkan dalam perubahan tingkah laku siswa
setelah memperoleh layanan Bimbingan dan Konseling. Sejalan dengan
pernyataan diatas, menurut Asmani (2010: 44) bahwa “keberhasilan pelayanan
Page 63
48
bimbingan kepada murid dapat dilihat dari perubahan tingkah laku atau sikap
murid yang telah mendapat pelayanan”. Jika dalam pelayanan Bimbingan dan
Konseling, siswa belum mencapai perubahan tingkah laku yang diharapkan maka
konselor merencanakan tindak lanjut yang tepat bagi siswa sesuai dengan
kebutuhannya seperti bimbingan kelompok, konseling kelompok, konseling
individual atau layanan lain yang bisa membantu siswa mencapai perkembangan
yang optimal sehingga bisa meminimalisir adanya masalah baru. Berbeda dengan
pelajaran, jika siswa kurang bisa menguasai suatu materi yang diharapkan, maka
guru mata pelajaran mengadakan remidial sampai dicapai standar nilai yang
ditentukan.
Berdasarkan penjelasan diatas, pelayanan Bimbingan dan Konseling yang
menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai media dalam penyampaian
layanan secara klasikal perlu diperhatikan pula kelayakannya. Konselor harus
memperhatikan kelayakan dari Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai media dalam
memberikan layanan. apakah Lembar Kerja Siswa (LKS) sudah cukup memenuhi
tujuan-tujuan pelayanan bimbingan dan konseling, jika belum apa yang harus
diperbaiki dari pelayanan yang menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS)
tersebut.
Page 64
49
BAB 3
METODELOGI PENELITIAN
Metodelogi penelitian merupakan cara yang harus ditempuh dalam penelitin
ilmiah guna menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu
pengetahuan. Hal yang perlu diperhatikan adalah metode yang harus digunakan
harus disesuaikan dengan objek penelitian dan tujuan yang akan dicapai, sehingga
penelitian dapat mengarah dan sistematis. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini
akan dibahas secara sistematis mengenai jenis penelitian, populasi, dan sampel,
variabel penelitian, teknik pengumpulan data, validitas dan reliabilitas, dan
metode analisis data.
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini berjudul “Dampak Pelayanan Bimbingan dan Konseling
yang menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS)) terhadap Proses dan Hasil di
SMA Negeri Se- Kota Pekalongan”. Penelitian ini memiliki tujuan, untuk
memperoleh informasi akurat mengenai proses dan hasil pelayanan bimbingan
dan konseling yang menggunakan media Lembar Kerja Siswa (LKS). Untuk
mencapai tujuan tersebut maka dalam penelitian ini dibutuhkan data verbal,
dokumentasi, dan sumber tertulis yang menggambarkan proses dan hasil layanan
bimbingan dan konseling yang menggunakan media lembar kerja siswa (LKS),
maka penelitian ini bersifat deskriptif mengingat peneliti lebih banyak fokus
menceritakan peristiwa atau kejadian lewat kata-kata bukan angka. Jenis
Page 65
50
penelitian yang akan dipakai oleh peneliti adalah penelitian Survai. Umumnya,
pengertian survai dibatasi pada penelitian yang datanya dikumpulkan dari sampel
atas populasi untuk mewakili seluruh populasi. Dengan demikian penelitian survai
adalah ”penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan
kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok” (Singarimbun, 2006:3).
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian survai, yaitu survai tentang
dampak Pelayanan Bimbingan dan Konseling yang menggunakan Lembar Kerja
Siswa (LKS) terhadap Proses dan Hasil di SMA Negeri se-Kota Pekalongan.
Hasil penelitian ini akan disajikan melalui presentase angka dan akan
dilengkapi dengan penjelasan secara deskriptif untuk memberikan gambaran
tentang hasil penelitian yang diperoleh. Jenis penelitian survai dalam penelitian
berdasarkan atas pertimbangan dari tujuan penelitian, yang ingin mendapatkan
informasi yang akurat tentang proses dan hasil pelaksanaan layanan bimbingan
konseling dengan menggunakan lembar kerja siswa (LKS) sebagai media di SMA
Negeri Se-kota Pekalongan.
3.2 Populasi
Menurut Sugiyono (2006:55) bahwa “populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas obyek/subyek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya”. Sedangkan menurut Arikunto (1996: 115) “Populasi adalah
keseluruhan subjek penelitian”. Jadi dapat disimpulkan bahwa populasi adalah
subjek penelitian yang memiliki karakteristik tertentu oleh peneliti untuk ditarik
Page 66
51
kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa di SMA Negeri se-Kota
Pekalongan, namun karena jumlah populasi terlalu luas maka peneliti lebih
mempersempit dengan hanya mengambil siswa di kelas XI dengan pertimbangan
jika yang diambil siswa kelas X maka siswa tersebut baru memperoleh layanan
bimbingan dan konseling selama satu semester saja dan belum mencukupi kriteria
dalam penelitian ini, dan jika yang diambil siswa kelas XII sebagian besar sekolah
kurang menyetujui karena kelas XII sedang dalam tahap pemadatan materi untuk
ujian nasional. Selain siswa, peneliti juga mengambil populasi seluruh konselor di
SMA Negeri se-Kota Pekalongan.
Populasi konselor di SMA Negeri se-Kota Pekalongan adalah sebagai
berikut :
Tabel 3.1
Populasi Konselor di SMA Negeri se- Kota Pekalongan
Nama Sekolah Jumlah Konselor
SMA Negeri 1 Pekalongan 3
SMA Negeri 2 Pekalongan 2
SMA Negeri 3 Pekalongan 3
SMA Negeri 4 Pekalongan 3
JUMLAH 11
Tabel 3.2
Populasi Siswa Kelas XI di SMA Negeri se- Kota Pekalongan
Kelas Jumlah
XI 41
XI 42
XI 40
XI 41
JUMLAH 164
Page 67
52
3.3 Sampel
Dalam suatu penelitian yang menggunakan penelitian survai ini, tidaklah
selalu perlu untuk meneliti semua individu dalam populasi, karena memakan
biaya yang sangat besar juga membutuhkan waktu yang lama. Dalam meneliti
sebagian dari populasi, kita mengharap bahwa hasil yang diperoleh akan dapat
menggambarkan sifat populasi bersangkutan. Untuk dapat mencapai tujuan ini,
maka cara-cara pengambilan sebuah sampel harus memenuhi syarat-syarat
tertentu (Singarimbun dan Effendi, 2006:149). “Sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut” (Sugiyono, 2006:56).
”Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti” (Arikunto,
2006:109).
Dalam penelitian ini, peneliti meneliti dua populasi yaitu siswa dan
konselor. Untuk pengumpulan data yang menggunakan kuesioner peneliti
menentukan siswa sebagai sampel. Sedangkan untuk pengumpulan data yang
menggunakan pedoman observasi peneliti menentukan konselor sebagai sampel.
Untuk mengambil sampel responden siswa, sampel diperoleh dengan teknik
Simple Random Sampling. Menurut Sugiyono (2010:120) dikatakan “Simple
(sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara
acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu”. Cara demikian
dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen, dan pada penelitian ini
populasi yang diambil adalah siswa kelas XI yang berjumlah 164.
Menurut Arikunto (2006:134) mengemukakan “apabila subjeknya kurang
dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian
Page 68
53
populasi. Tetapi, jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10 - 15% atau
20 - 25% atau lebih”. Pada penelitian ini mengambil 25% untuk ukuran jumlah
sampel, dengan demikian jumlah sampelnya 25% x 164= 41. Secara lebih rinci
akan disajikan dalam tabel berikut ini.
Tabel 3.3
Sampel Siswa Kelas XI Di SMA Negeri Se-Kota Pekalongan
Jumlah Siswa Sampel
41 25 / 100 x 41 = 10
42 25 / 100 x 42 = 11
40 25 / 100 x 40 = 10
41 25 / 100 x 41 = 10
Jumlah 41
Kemudian dalam pengambilan sampel konselor, peneliti menggunakan
Total Sampling yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2010:124). Hal ini sering dilakukan karena
jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 100 orang. Konselor di SMA Negeri Se-
Kota Pekalongan kurang dari 100 orang. Karena jumlah populasi konselor di
SMA Negeri di Pekalongan kurang dari 100 orang dan hanya berjumlah 11 orang,
maka sampel yang akan diambil yaitu sejumlah 11 orang.
3.4 Variabel Penelitian
Menurut Hatch dan Farhady dalam Sugiyono (2008:38) secara teoritis
“variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau obyek, yang
mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan
obyek yang lain”. Menurut Kerlinger dalam Sugiyono (2008:38) menyatakan
Page 69
54
bahwa variabel adalah “konstruk (constructs) atau sifat yang akan dipelajari”.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka dapat dirumuskan di sini bahwa
variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel dalam penelitian dapat
dikategorikan menjadi dua yaitu varibel terikat dan variabel bebas.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dalam penelitian ini tidak termasuk
variabel bebas ataupun terikat, karena penelitian ini memiliki variabel tunggal.
Variabel yang dimaksud adalah proses dan hasil pelayanan bimbingan dan
konseling dengan menggunakan media lembar kerja siswa (LKS).
3.5 Definisi Operasional
Dalam penelitian ini untuk menghindari salah pengertian mengenai data
yang akan dikumpulkan serta menghindari kesalahan dalam menentukkan alat-alat
pengumpul data, maka akan dijelaskan berikut ini mengenai batasan operasional
dari variabel pelayanan bimbingan dan konseling menggunakan Lembar Kerja
Siswa (LKS) ditinjau dari proses dan hasil. Pelayanan bimbingan dan konseling
yang menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) ditinjau dari proses yaitu yang
dimaksud proses dalam penelitian ini adalah tahapan proses pada saat konselor
memberikan pelayanan bimbingan dan konseling dalam format secara klasikal.
Format layanan secara klasikal itu sendiri adalah layanan bimbingan yang
sasarannya pada seluruh siswa dalam kelas atau gabungan beberapa kelas seperti
layanan orientasi, layanan informasi, layanan penguasaan konten, dan layanan
Page 70
55
penempatan penyaluran. Sedangkan pelayanan bimbingan dan konseling yang
menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) ditinjau dari hasil dalam penelitian ini
adalah hasil yang diperoleh siswa dalam mengikuti pelayanan bimbingan dan
konseling yang menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) baik berupa tingkat
pemahaman dan lebih utama pada perubahan sikap yang ada pada murid pasca
diberikan layanan bimbingan dengan melihat ketercapaian tujuan-tujuan dari
pelayanan bimbingan dan konseling.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Keberhasilan dalam pengumpulan data dan penyusunan instrumen
merupakan syarat bagi keberhasilan pelaksanaan penelitian. Sedangkan
keberhasilan dalam pengumpulan data tergantung pada metode yang digunakan.
“Terdapat beberapa teknik pengumpulan data yaitu angket, tes, interview,
observasi dan dokumentasi, skala psikologis” (Arikunto, 2006:198).
Pengumpulan data menggunakan kuesioner, observasi dan dokumentasi.
Berikut ini akan dijelaskan lebih rinci mengenai alat pengumpulan data:
3.6.1 Kuesioner
Penggunaan kuesioner merupakan hal yang pokok untuk pengumpulan data
dalam survai. Tujuan pokok pembuatan kuesioner adalah “untuk (a) memperoleh
informasi yang relevan dengan tujuan survai, dan (b) memperoleh informasi
dengan reliabilitas dan validitas setinggi mungkin” (Singarimbun dan Effendi,
2006:175).
Page 71
56
Sebagaimana yang telah dikemukakan Arikunto (2006:124) bahwa angket
atau kuesioner adalah “sejumlah perangkat yang dipergunakan oleh peneliti untuk
mendapatkan informasi dari responden atau laporan mengenai pribadinya atau
hal-hal lain yang diketahui”.
Secara umum kuesioner banyak digunakan sebagai metode pengumpulan
data penelitian di berbagai bidang. Mc Millan, J.H dalam Sutoyo (2009:170)
“memandang kuesioner sebagai teknik yang banyak diguankan untuk menggali
informasi dari subyek. Kuesioner dipandang relatif ekonomis, sebab dalam waktu
singkat sejumlah pertanyaan atau pernyataan bisa dijawab oleh responden dalam
jumlah yang banyak pula.”
Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan angket tertutup dengan
jawabannya sudah tersedia dalam pertanyaan. Peneliti mengggunakan angket
langsung karena dapat dibagikan secara langsung dan dapat langsung diambil
hasil jawabannya. Angket yang dibagikan dalam penelitian ini ada dua yaitu
angket untuk meneliti proses dan angket untuk meneliti hasil dari pelayanan yang
diberikan konselor.
3.6.2 Observasi
Menurut Sugiyono (2010:203) “teknik pengumpulan data dengan observasi
digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja,
gejala-gejala alam, dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar”. Alasan
peneliti menggunakan observasi untuk mengumpulkan data adalah karena variabel
proses pemberian layanan bimbingan oleh konselor dalam format klasikal
merupakan atribut psikologis yang sifatnya tampak dan dapat diamati
Page 72
57
menggunakan panca indra. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan skala
pengukuran Daftar Cek. Pedoman observasi ini dikembangkan berdasarkan kisi-
kisi untuk selanjutnya dibuat pedoman observasi berdasarkan teori yang sudah
ada. Pilihan jawaban pada pedoman observasi ini adalah ya dan tidak. Jawaban
“ya” jika muncul gejala-gejala yang sesuai dengan pedoman observasi, jawaban
“tidak” jika tidak muncul gejala-gejala yang sesuai dengan pedoman observasi.
Dalam penelitian ini jawaban “ya” maka skornya 1, dan jika jawaban “tidak”
maka skornya 0.
3.6.3 Dokumentasi
Selain kuesioner dan observasi dalam pengumpulan data juga diperlukan
melaui dokumentasi, yaitu bukti tertulis konselor dalam melaksanakan layanan
bimbingan dan konseling khususnya layanan secara klasikal, sebagai penunjang
pengumpulan data oleh peneliti. Peneliti menggunakan metode dokumentasi agar
data yang diperoleh benar-benar valid dan adanya bukti autentik.
Menurut Guba dan Lincoln dalam Moleong (2005:216), dokumen adalah
“setiap bahan tertulis maupun film. Dokumen dalam penelitian digunakan sebagai
sumber data karena banyak hal dokumen sebagai sumber data dapat dimanfaatkan
untuk menguji, menafsirkan bahkan untuk meramalkan”. Pertimbangan
menggunakan media dokumentasi adalah sebagai berikut :
1. Dokumentasi adalah sumber data yang stabil, menunjukkan suatu fakta yang
telah belangsung dan mudah didapatkan.
Page 73
58
2. Dokumentasi sebagai sumber data yang kaya untuk memperjelas keadaan
atau identitas responden penelitian sehingga dapat mempercepat proses
penelitian.
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang pelayanan
bimbingan dan koseling di SMA Negeri Se-Kota Pekalongan, yang meliputi :
Lembar Kerja Siswa (LKS) Bimbingan dan Konseling yang digunakan konselor
dalam memberikan layanan dan foto saat konselor mengadakan layanan.
3.7 Penyusunan Instrumen
Langkah- langkah yang ditempuh dalam pengadaan instrumen penelitian
melalui beberapa tahap. Menurut Arikunto (2006:166) “prosedur yang ditempuh
adalah perencanaan, penulisan butir soal, penyuntingan, uji coba, analisis hasil,
revisi, dan instrumen jadi”. Sedangkan dalam penelitian ini, langkah-langkah yang
ditempuh oleh peneliti dalam pengadaan instrumen antara lain, membuat kisi-kisi
instrumen, konsultasi kisi-kisi instrumen, revisi hasil konsultasi, menyusun
instrumen, konsultasi intrumen, revisi hasil konsultasi, uji coba, revisi, instrumen
jadi. Untuk lebih jelasnya, langkah-langkah yang ditempuh oleh peneliti dapat
dilihat pada bagan berikut :
Gambar 3.1 Prosedur Penyusunan Instrumen
Kisi-kisi Instrumen Konsultasi Revisi 1 Instrumen
Konsultasi Revisi 2 Uji Coba Revisi 3 Instrumen Jadi
Page 74
59
Dalam penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data non tes, yaitu
berupa angket atau kuesioner dengan pilihan jawaban tertutup dan berjenjang.
Data yang akan dianalisis dan diukur diperoleh langsung dari kelompok
responden yang menjawab item.
Berikut ini penskroran untuk angket dengan responden siswa :
Tabel 3.4
Penskoran Alternatif Jawaban Angket
Alternatif (+) Skor Alternatif (-) Skor
SS Sangat Sesuai 5 SS Sangat Sesuai 1
S Sesuai 4 S Sesuai 2
R Ragu-ragu 3 R Ragu-ragu 3
TS Tidak Sesuai 2 TS Tidak Sesuai 4
STS Sangat Tidak Sesuai 1 STS Sangat Tidak Sesuai 5
Adapun Kisi-kisi instrumen penelitian tentang proses pelayanan bimbingan
dan konseling yang menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) tersaji dalam tabel
sebagai berikut :
Tabel 3.5
Kisi-Kisi Instrumen Angket Proses Pelayanan Bimbingan dan Konseling
yang Menggunakan LKS
Variabel Sub Variabel Indikator Deskriptor No Item
+ - Proses
Pelaksanaan
Layanan
Bimbingan
dan
Konseling
1. Uraian
kegiatan
1.1 Tahap
Pembentukan
1.2 Tahap Inti
1.1.1 Pembinaan hubungan
baik
1.1.2 Apersepsi
1.1.3 Penyampaian tujuan
layanan
1.2.1 Menjelaskan materi
layanan
1.2.2 Bertanya
1.2.3 Menjawab
1, 2
6, 7
10, 12
14, 15,
18
20, 21
24, 25
3, 4
5, 8
9, 11
13, 16,
17
19, 22
23,26
Page 75
60
2. Tempat dan
Waktu
Pelayanan
3. Pihak-pihak
yang
disertakan
dalam
penyelenggara
an dan
peranan
masing-
masing
4. Penyediaan
alat dan
1.3 Tahap
Penutup
2.1Mempersiapkan
Tempat
2.2 Menyiapkan
alokasi waktu
pelaksanaan
3.1 Penentuan
personil
layanan
4.1 Penentuan
sarana dan
1.2.4 Memotivasi siswa
terlibat dalam
layanan
1.2.5 Mengelola perilaku
siswa
1.3.1 Menyimpulkan
1.3.2 Evaluasi
1.3.3 Pengakhiran
2.1.1 Menyiapkan fasilitas
yang dibutuhkan
meliputi tempat,
kegiatan, instrumen
administrasi, buku
panduan, dan modul
bimbingan, perangkat
elektronik (komputer
dan tape recorder),
dan filling
kabinet,tempat
penyimpanan
dokumen)
2.2.1 Memberikan layanan
BK di dalam jam
pembelajaran dengan
volume 1-2 jam
pelajaran secara
terjadwal perminggu
2.2.2 Memberikan layanan
BK baik
klasikal/pendukung
di luar jam
pembelajaran dengan
volume 1 kali
pemberian layanan
ekuivalen dengan 2
jam pembelajaran.
3.1.1 Peran dan tugas staf
Guru dalam kegiatan
bimbingan dan
konseling
4.1.1 Penggunaan
kelengkapan
27, 28,32
34, 36
37, 40
42,43
46,47
48,51
52, 54
57,59
60, 63,64
66, 68
29,30, 31
33,35
38, 39
41, 44
45
49,50
53, 55
56, 58
61, 62,
65
67, 69
Page 76
61
perlengkapan
5. Rencana
penialain dan
tindak lanjut
prasarana
penunjang
pelayanan
bimbingan
dan konseling
5.1Rencana
Penilaian
5.2 Rencana
Tindak
Lanjut
penunjang teknis,
seperti data informasi,
paket bimbingan, alat
bantu bimbingan.
5.1.1 Memberikan Penilaian
Segera
5.1.2 Memberikan Penilaian
Jangka Pendek
5.1.3 Memberikan Penilaian
Jangkan Panjang
5.2.1 Konselor memberikan
rencana tindak lanjut
pasca layanan
70, 71,
72, 74
77, 78
80, 81
83,84,
85, 87
73, 75,
76
79
82
86, 88
Selain kisi-kisi diatas, berikut ini adalah Kisi-kisi instrumen penelitian
mengenai hasil pelayanan bimbingan dan konseling yang menggunakan Lembar
Kerja Siswa (LKS) sebagai berikut
Tabel 3.6
Kisi-kisi Instrumen Angket Hasil Pelayanan Bimbingan dan Konseling yang
menggunakan LKS
Variabel Sub
Variabel Indikator Deskriptor
No Item
+ -
Hasil
Pelayanan
Bimbingan
dan
Konseling
Tujuan-
tujuan
Pelayanan
Bimbingan
dan
Konseling
1. Merencanakan
kegiatan
penyelesaian
studi,
perkembangan
karir serta
kehidupannya di
masa yang akan
datang
1.1 Memiliki pemahaman
diri (kemampuan,
minat dan
kepribadian) yang
terkait dengan masa
depan
1.2 Memiliki pengetahuan
mengenai dunia
kerjanya dan
informasi karir yang
menunjang
kematangan karir
1, 2, 3, 5,6
8,9,
11,13,14
4,7
10, 12
Page 77
62
2. Mengembang
kan seluruh
potensi dan
kekuatan yang
dimiliki
seoptimal
mungkin
3. Menyesuaikan
diri dengan
lingkungan
1.3 Memiliki kemampuan
merencanakan masa
depan
1.4 Memiliki kemampuan
dan kematangan untuk
mengambil keputusan
karier.
2.1 Memiliki komitmen
yang kuat dalam
mengamalkan
keimanan dan
ketakwaan kepada
tuhan Yang Maha Esa
2.2 Memiliki sikap positif
atau respek terhadap
diri sendiri dan orang
lain
2.3 Memiliki kemampuan
untuk melakukan
pilihan secara sehat
2.4 Memiliki rasa
tanggung jawab
2.5 Memiliki kemampuan
berinteraksi sosial
2.6 Memiliki kesadaran
tentang potensi diri
dalam aspek belajar
2.7 Memiliki sikap dan
kebiasaan belajar
yang positif
2.8 Memiiki keterampilan
atau teknik belajar
yang efektif
3.1 Mengenal hak dan
kewajiban diri sendiri
dalam lingkungan
15, 16,17,
19, 21,22,
24
28, 29,30
31, 34
37, 42, 43,
44, 45
47, 48
50, 53, 55,
56, 57
60, 61, 66,
67, 68, 69,
70
74, 75,78,
79, 80
81, 82, 83,
84, 86
90, 91, 93,
95
98, 99,
100, 101
18, 20,
23, 25
26, 27
32, 33
35, 36,
38, 39,
41, 40,
43
46, 49
51, 52,
54, 58
59, 62,
63, 64,
65.
71, 72,
73, 76,
77
85, 87,
88
89, 92,
94
96, 97,
102, 103.
Page 78
63
pendidikan,
lingkungan
masyarakat
serta
lingkungan
kerjanya
4. Mengatasi
hambatan dan
kesulitan yang
dihadapi dalam
studi,
penyesuaian
dengan
lingkungan
pendidikan,
masyarakat,
maupun
lingkungan
kerja.
kehidupan sehari-hari
3.2 Memiliki sikap
toleransi
3.3 Memiliki kemampun
dalam menyelesaikan
konflik baik internal
maupun eksternal
3.4 Memiliki motif yang
tinggi untuk belajar
sepanjang hayat.
4.1 Memiliki kesiapan
mental dan
kemampuan untuk
menghadapi hambatan
dalam hidup.
4.2 Mampu memiliki
kesadaran tentang
adanya resiko dari
pengambilan
keputusan
104, 106,
107, 108
111, 114,
116, 117
119, 122,
123, 124,
128
129, 131,
136, 139,
140,141,
142, 143.
146,
150,152,
153, 154,
156
105,
109,110
112, 113,
115, 118
120, 121,
125, 126,
127
130, 132,
133, 134,
135, 137,
138.
144, 145,
147, 148,
149, 151,
155
Page 79
64
Pada penelitian ini, peneliti juga menggunakan pedoman observasi untuk melihat
bagaimana konselor dalam memberikan pelayanan. Berikut kisi-kisi dari pedoman
observasi :
Tabel 3.7
Kisi-kisi Instrumen Pedoman Observasi Proses Pelayanan Bimbingan dan
Konseling yang menggunakan LKS
Variabel Sub Variabel Indikator Deskriptor No Item
Proses
Pelayanan
Bimbingan
Konseling
yang
menggunakan
LKS sebagai
Media
1. Tahap
Pembukaan
2. Tahap Inti
1.1 Pembinaan
Hubungan Baik
1.2 Apersepsi
1.3 Penyampaian
Tujuan
Layanan
2.1 Menjelaskan
materi layanan
1.1.1 Mengucapkan salam
pembukaan
1.1.2 Menciptakan rasa
kebersamaan
1.1.3 Menarik minat dan
perhatian siswa
1.2.1 Mengungkapkan
kembali materi yang
telah diberikan
sebelumnya
1.2.2 Mengaitkan materi
yang akan diberikan
dengan apa yang sudah
diketahui siswa
sebelumnya
1.2.3 Menanyakan kesiapan
siswa
1.3.1 Menjelaskan tujuan
layanan
2.1.1 Menggali wawasan
siswa mengenai materi
yang akan dibahas
1
2, 3, 4
5
6, 7
8
9
10, 11
12
Page 80
65
2.2 Bertanya
2.3 Menjawab
2.4 Memotivasi
siswa terlibat
dalam layanan
2.5 Mengelola
Perilaku Siswa
2.1.2 Pemberian layanan
secara sistematis
sehingga jelas isi dan
manfaatnya
2.1.3 Tidak terjadi
kekeliruan dalam
memberikan layanan
2.2.1 Konselor memberi
kesempatan untuk
siswa agar dapat
mengungkapkan
gagasan atau
pendapatnya
mengenai materi yang
dijelaskan
2.2.2 Konselor memberi
kesempatan kepada
siswa untuk
menanyakan informasi
yang kurang jelas
mengenai materi yang
dijelaskan oleh
konselor
2.3.1 Konselor menjawab
pertanyaan dari siswa.
2.4.1 Mendorong siswa
untuk aktif dalam
proses layanan
2.4.2 Memberi penguatan
pada siswa yang aktif
dalam layanan
2.5.1 Memberikan umpan
balik positif dalam
13, 14,
15, 16
17
18
19, 20
21, 22,
23
24, 25,
26, 27
28
29, 30,
31
Page 81
66
3. Tahap
Penutup
3.1 Menyimpulkan
3.2 Evaluasi
3.3 Pengakhiran
bentuk penguatan baik
dalam bentuk lisan
maupun tulisan
terhadap siswa selama
layanan.
2.5.2 Menciptakan
kenyamanan dalam
proses layanan
3.1.1 Konselor membantu
siswa menyimpulkan
materi layanan yang
telah diberikan
3.2.1 Melakukan evaluasi
secara lisan atau
tulisan
3.2.2 Understanding
(Pemahaman Baru)
3.2.3 Comfort (Perasaan
Lega)
3.2.4 Action (Rencana
Kegiatan Pasca
Layanan)
3.3.1 Memberitahukan
kepada siswa bahwa
layanan akan segera
diakhiri
3.3.2 Mengucapkan salam
penutup
32, 33
34, 35
36,37,
38
39
40
41
42
43
Page 82
67
3.8 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur
3.8.1 Validitas Alat Ukur
Menurut Arikunto (2006:168) “validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen”.
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel
yang diteliti secara tepat. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan validitas
konstruk untuk menyatakan kevalidan instrument kuesioner, karena item-item
(butir-butir) dalam instrumen penelitian dijabarkan berdasarkan bangunan teori
yang telah ada. Dengan langkah-langkah sebagai berikut: menganalisis suatu
konstruk, memberi penilaian apakah bagian-bagian itu memang logis untuk
disatukan menjadi skala uang mengukur konstruk dan menghubungkan konstruk
yang sedang diamati dengan konstruk yang lainnya.
Untuk menguji validitas dari masing-masing item menggunakan rumus
product moment sebagai berikut:
rxy =
)( )(( ) } ( ){ }{ ∑ ∑ ∑∑∑ ∑ ∑
−−
−2222 YYNXXN
YXXYN
Keterangan:
X = jumlah nilai atau skor butir soal
Y = jumlah nilai atau skor total
N = jumlah responden
XYr = koefesien product moment
Untuk menguji tingkat validitas empiris instrument yang berupa observasi,
peneliti menggunakan validitas isi. Validitas isi adalah validitas yang dilakukan
dengan membandingkan isi instrumen dengan materi (Sugiyono, 2008:129).
Page 83
68
Secara teknis pengujian validitas isi dapat dibantu dengan kisi-kisi instrumen.
Kisi-kisi instrumen berisi variabel yang diteliti, indikator sebagai tolak ukur, dan
butir item yang telah dijabarkan dari indikator. Dari kisi-kisi tersebut maka
pengujian validitas dapat dilakukan dengan mudah dan sistematis.
Menurut Azwar (2007:45), validitas isi merupakan validitas yang
diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat
profesional judgment. Berdasarkan hal tersebut, pengujian validitas instrumen ini
dilakukan dengan konsultasi kepada ahli. Setelah konsultasi kepada ahli, untuk
lebih lanjutnya maka instrumen tersebut diuji cobakan, dan kemudian dianalisis.
Instrumen ini dikatakan valid apabila terjadi kesepakatan dan penilaian yang sama
antar observer dalam menganalisis pedoman observasi.
3.8.2 Reliabilitas Alat Ukur
Menurut Azwar (2001: 5) menyatakan bahwa “reliabilitas menunjuk pada
sejauh mana hasil penelitian tetap konsisten, bila dilakukan pengukuran kembali
terhadap gejala yang sama dengan alat ukur yang sama”. Secara internal,
reliabilitas dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada
instrumen dengan teknik tertentu. Untuk mengukur reliabilitas instrument
kuesioner yang digunakan yaitu Alpha , dengan rumus sebagai berikut:
Σ−
−=
totS
XS
K
Kr
2
211 1
1
Keterangan
R11
: Koefisien reliabelitas alpha
K : Jumlah butir soal
Page 84
69
S2
: Varians butir soal
S2
tot : Varians total
Untuk menguji reliabilitas instrumen observasi, peneliti menggunakan
teknik antar penilai atau interrater. Menurut Zikmund yang dikutip oleh Malik
(2005:65) yaitu menentukan reliabel sebuah instrumen dengan melihat kesesuaian
penilaian antara beberapa penilai (judgment atau raters) ketika para rater tersebut
mengamati suatu perilaku. Dalam penelitian ini, terdapat 2 rater yang berperan
sebagai observer. Sejalan dengan pendapat diatas Arikunto (2006:200)
mengemukakan pendapatnya untuk menentukkan toleransi perbedaan hasil
pengamatan, digunakan teknik pengetesan reliabilitas pengamatan atau observasi.
Rumus yang paling banyak digunakan, dikemukakan Fernandes dalam Arikunto
(2006:203) yaitu :
IKK = n
N
IKK = Indeks kesesuaian kasar
n = jumlah kode yang sama
N = banyaknya objek yang diamati
Dari hasil try-out diketahui bahwa taraf kesamaan antar rater adalah 90%.
Dari perhitungan tersebut diketahui bahwa terjadi persamaan pengukuran antar
rater sebesar 90%, maka pedoman observasi dinyatakan sangat reliabel.
Page 85
70
3.8.3 Hasil Uji Coba
Dalam penelitian ini, peneliti mengadakan uji coba agar menghasilkan alat
pengumpul data yang baik. Uji coba dilakukan pada 6 konselor dan 30 siswa yang
tidak termasuk dalam sampel, yaitu di SMA Negeri se-Kabupaten Pekalongan.
Alasan mengapa peneliti mengambil sampel ini dengan pertimbangan (1) karena
hampir semua subyek dalam populasi menjadi sampel penelitian sehingga tidak
memungkinkan untuk dijadikan sampel atau lokasi uji coba, (2) karakteristik
daerah kota dan kabupaten pekalongan mempunyai spesifikasi relatif sama.
3.8.3.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Angket Proses
Pelayanan Bimbingan dan Konseling Menggunakan LKS
Berdasarkan hasil pengujian validitas item dengan menggunakan rumus
product moment, dapat diketahui bahwa dari 88 item yang diajukan terhadap 30
responden di peroleh 13 item yang tidak valid. 13 nomer item tersebut adalah 4,
12, 19, 25, 27, 33, 39, 51, 53, 56, 61, 67, 76 dan 13 item yang tidak valid tersebut
kemudian dibuang dan tidak digunakan dalam penelitian, karena telah terwakili
oleh item yang lain sesuai dengan indikator dalam instrumen. Jadi instrumen
Proses Pelayanan Bimbingan dan Konseling yang Menggunakan Lembar Kerja
Siswa (LKS) adalah 75 item. Berdasarkan hasil uji reliabilitas dengan
menggunakan rumus Alpha terdapat 30 responden, angket proses pelayanan
bimbingan dan konseling yang menggunakan LKS dinyatakan reliabel, karena r
11 > r tabel dengan nilai r 11 = 0,958 dan r tabel = 0,361.
Page 86
71
3.8.3.2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Angket Hasil
Pelayanan Bimbingan dan Konseling Menggunakan LKS
Berdasarkan hasil pengujian validitas item dengan menggunakan rumus
product moment, dapat diketahui bahwa dari 156 item yang diajukan terhadap 30
responden di peroleh item yang tidak valid. 33 nomer item tersebut adalah 1, 2,
12, 15, 17, 20, 28, 33, 40, 41, 42, 45, 46, 54, 57, 65, 67, 73, 76, 80, 84, 86, 98,
110, 113, 117, 120, 122, 129, 140, 145, 153, 156 dan 33 item yang tidak valid
tersebut kemudian dibuang dan tidak digunakan dalam penelitian, karena telah
terwakili oleh item yang lain sesuai dengan indikator dalam instrumen. Jadi
instrumen Hasil Pelayanan Bimbingan dan Konseling yang Menggunakan Lembar
Kerja Siswa (LKS) adalah 123 item. Berdasarkan hasil uji reliabilitas dengan
menggunakan rumus Alpha terdapat 30 responden, angket proses pelayanan
bimbingan dan konseling yang menggunakan LKS dinyatakan reliabel, karena
r 11 > r tabel dengan nilai r 11
= 0,986 dan r tabel = 0,361.
3.8.3.3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Pedoman Observasi Proses
Pelayanan Bimbingan dan Konseling Menggunakan LKS
Dari hasil uji validitas melalui profesional judgment diperoleh hasil bahwa
insrtument yang disusun oleh peneliti dinyatakan valid karena instrument tersebut
bisa mendata objek yang akan diamati. Sedangkan dari hasil try out, tidak terjadi
perbedaan yang signifikan antara observer 1 dan observer 2. Hal tersebut dapat
dilihat dari hasil try out bahwa terjadi kesamaan penilaian dalam mengobservasi
siswa. Dari hasil try out diketahui bahwa 39 item dari 43 item pernyataan
dinyatakan sama. 39/43 x 100% = 90, 69 %. Dari hasil tersebut diketahui bahwa
Page 87
72
terjadi kesamaan pengukuran antar rater dengan taraf kesamaan sebesar 90,69 %,
sehingga pedoman observasi yang digunakan peneliti dinyatakan sangat reliabel.
3.9 Teknik Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Distribusi Frekuensi yaitu menganalisis data dengan melihat distribusi jawaban
responden dalam jawaban kuesioner yang telah disebarkan dan pedoman
observasi pada saat penelitian. Analisis deskriptif presentase digunakan untuk
memberikan gambaran mengenai proses dan hasil pelayanan bimbingan dan
konseling yang menggunakan LKS. Rumus deskriptif persentase sebagai berikut:
%100xi
rN =
Keterangan :
N : Persentase
r : Skor jawaban responden
i : Skor jawaban ideal
Untuk mendeskripsikan proses dan hasil pelayanan bimbingan dan
konseling dalam format klasikal, maka dibuat interval kriteria mengenai proses
dan hasil. Karena dalam penelitian ini peneliti menggunakan tiga instrumen maka
perhitungan untuk mendapatkan presentase skor yang berguna untuk menentukan
kriteria berbeda-beda. Berikut ini akan dijelaskan lebih lanjut.
Page 88
73
3.9.1 Teknik Analisis Data Pedoman Observasi Proses Pelayanan Bimbingan
dan Konseling Menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS)
Berdasarkan rumus diatas, maka dapat diketahui bahwa dalam
menginterpretasikan proses pelayanan bimbingan dan konseling yang
menggunakan LKS memiliki rentang skor 0-7 karena observasi dilaksanakan
selama 7 kali layanan, kemudian jumlah skor dari tiap responden ditransformasi
dalam bentuk persentase skor dengan cara membagi dengan skor idealnya dan
dikalikan dengan 100%. Selanjutnya presentase skor tersebut diinterpretasikan ke
dalam kriteria tingkat proses pelayanan bimbingan dan konseling dan diperoleh
kriteria sangat sesuai, sesuai, tidak sesuai, dan sangat tidak sesuai. Berdasarkan
perhitungan dalam penentuan panjang kelas interval (lihat lampiran 18), maka
kategori tingkat proses pelayanan bimbingan dan konseling dapat disusun sebagai
berikut :
Tabel 3.10
Kategori Tingkatan Proses Pelayanan Bimbingan dan Konseling yang
Menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS)
Skor Interval Kategori
204,7 < Skor ≤ 273 75% < % ≤ 100% Sangat Sesuai
136,5 < Skor ≤ 204,7 50% < % ≤ 75% Sesuai
68,2 < Skor ≤ 136,5 25% < % ≤ 50% Tidak Sesuai
0 ≤ Skor ≤ 68,2 0% ≤ % ≤ 25% Sangat Tidak Sesuai
Page 89
74
3.9.2 Teknik Analisis Data Angket Proses Pelayanan Bimbingan dan
Konseling Menggunakan LKS
Berdasarkan rumus di atas, maka dapat diketahui bahwa dalam
menginterpretasikan proses pelayanan bimbingan dan konseling yang
menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang memliki rentang skor 1-5, maka
jumlah skor dari tiap responden ditransformasi dalam bentuk persentase skor
dengan cara membagi dengan skor idealnya dan dikalikan dengan 100%.
Selanjutnya presentase skor tersebut diinterpretasikan ke dalam kriteria tingkat
proses pelayanan bimbingan dan konseling dan diperoleh kriteria sangat sesuai,
sesuai, tidak sesuai, dan sangat tidak sesuai. Berdasarkan perhitungan dalam
penentuan panjang kelas interval (lihat lampiran 19), maka kategori tingkat proses
pelayanan bimbingan dan konseling dapat disusun sebagai berikut :
Tabel 3.8
Kategori Tingkatan Proses Pelayanan Bimbingan dan Konseling
Menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS)
Skor Interval Kategori
296 < Skor ≤ 370 80% < % ≤ 100% Sangat Sesuai
222 < Skor ≤ 296 60% < % ≤ 80% Sesuai
148 < Skor ≤ 222 40% < % ≤ 60% Tidak Sesuai
74 ≤ Skor ≤ 148 20% ≤ % ≤ 40% Sangat Tidak Sesuai
Page 90
75
3.9.3 Teknik Analisis Data Angket Hasil Pelayanan Bimbingan dan
Konseling Menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS)
Berdasarkan rumus diatas, maka dapat diketahui bahwa dalam
menginterpretasikan hasil pelayanan bimbingan dan konseling yang menggunakan
Lembar Kerja Siswa (LKS) yang memliki rentang skor 1-5, maka jumlah skor
dari tiap responden ditransformasi dalam bentuk persentase skor dengan cara
membagi dengan skor idealnya dan dikalikan dengan 100%. Selanjutnya
presentase skor tersebut dibandingkan kriteria tingkat hasil pelayanan bimbingan
dan konseling dan diperoleh kriteria sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan
sangat rendah. Berdasarkan perhitungan dalam penentuan panjang kelas interval
(lihat lampiran 20), maka kategori tingkat hasil pelayanan bimbingan dan
konseling dapat disusun sebagai berikut :
Tabel 3.9
Kategori Tingkatan Hasil dari Proses Pelayanan Bimbingan dan Konseling
yang Menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS)
Skor Interval Kategori
516,6 < Skor ≤ 615 84% < % ≤ 100% Sangat Tinggi
418,2 < Skor ≤ 516,6 68% < % ≤ 84% Tinggi
319,8 < Skor ≤ 418,2 52% < % ≤ 68% Sedang
221,4 < Skor ≤ 319,8 36% < % ≤ 52% Rendah
123 ≤ Skor ≤ 221,4 20% ≤ % ≤ 36% Sangat Rendah
Page 91
76
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini akan membahas mengenai hasil penelitian dan pembahasan
tentang pelayanan Bimbingan dan Konseling yang menggunakan Lembar Kerja
Siswa (LKS) yang ditinjau dari proses dan hasilnya serta kelayakan dari Lembar
Kerja Siswa (LKS) sebagai media dalam pelayanan Bimbingan dan Konseling di
SMA Negeri se-Kota Pekalongan.
4.1 Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilaksanakan, maka dibawah ini
akan dipaparkan hasil penelitian secara deskriptif kuantitatif. Hasil secara
kuantitatif melalui analisis data tersebut digunakan untuk mengetahui proses dan
hasil dari pelayanan Bimbingan dan Konseling yang menggunakan Lembar Kerja
Siswa (LKS) sebagai media. Dalam hasil penelitian ini akan memaparkan
mengenai gambaran proses pelayanan bimbingan dan konseling yang
menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan gambaran hasil pelayanan
bimbingan dan konseling yang menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS). Berikut
ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai hal-hal yang telah disebutkan di atas.
Page 92
77
4.1.1 Gambaran Proses Pelayanan Bimbingan dan Konseling Menggunakan
Lembar Kerja Siswa (LKS)
Pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling menggunakan Lembar
Kerja Siswa (LKS) yang dilakukan oleh konselor dalam format klasikal meliputi
tiga tahapan yaitu tahap pembukaan, tahap inti, dan tahap penutup. Presentase
ketiga tahapan tersebut disajikan dalam tabel dibawah ini:
Tabel 4.1
Proses Pelayanan Bimbingan dan Konseling yang menggunakan LKS
No Uraian Kegiatan Presentase Kriteria *)
1. Tahap Pembukaan 72 % Sesuai
2. Tahap Inti 49 % Tidak Sesuai
3. Tahap Penutup 47 % Tidak Sesuai
*) berdasarkan prosedur
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa pada proses pelayanan
bimbingan dan konseling yang menggunakan LKS, yang mempunyai presentase
paling tinggi adalah tahap pembukaan yaitu sebesar 76% sehingga dapat
disimpulkan bahwa konselor melaksanakan tahap pembukaan sesuai dengan
Page 93
78
prosedur yang telah ditetapkan. Hal ini didukung dengan hasil analisis data (lihat
lampiran 25) yang menunjukkan bahwa dalam tahap pembukaan yang meliputi
tiga tahapan yaitu pembinaan hubungan baik, apersepsi, dan penyampaian tujuan
ini memiliki presentase 59% sehingga dikategorikan sesuai dengan prosedur.
Berdasarkan penjelasan diatas maka didapat kesimpulan bahwa konselor
mendapat prsentase yang cukup tinggi hal ini dikarenakan konselor dapat
melakukan tahap pembukaan dengan baik seperti konselor dapat melakukan
pembinaan hubungan baik dengan memberikan salam, menanyakan kabar,
menciptakan rasa kebersamaan sesuai prosedur. Selain itu pada tahap inti,
menunjukkan presentase yang rendah yaitu 49% dengan kategori tidak sesuai
dengan prosedur, hal ini dikarenakan konselor lebih sering menggunakan LKS
dalam proses pemberian layanan sehingga menjadikan layanan tersebut belum
sesuai dengan prosedur. Sedangkan yang memiliki presentase paling rendah
diantara ketiga tahapan tersebut adalah tahap penutup yaitu sebesar 47% sehingga
dapat disimpulkan bahwa konselor belum sesuai dengan prosedur dalam
melaksanakan tahap penutup ini. Hal ini didukung dengan hasil analisis (lihat
lampiran 25) bahwa pada tahap penutup memperoleh presentase 44%, sehingga
dapat disimpulkan konselor jarang melakukan tahapan penutup teruatama pada
tahap evaluasi. Tahap penutup ini memperoleh presentase yang rendah
dikarenakan konselor sangat jarang melakukan evaluasi baik evaluasi secara lisan
ataupun tertulis. Berikut ini akan dijelaskan mengenai tahap-tahap per indikator.
Page 94
79
4.1.1.1 Gambaran Tahap Pembukaan dalam Proses Pelayanan Bimbingan
dan Konseling Menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS)
Berdasarkan tabel 4.1 yang telah disebutkan di atas, hasil dari presentase
tahap pembukaan dalam proses pelayanan bimbingan dan konseling yang
menggunakan lembar kerja siswa (LKS) diperoleh 72% dengan kategori sesuai
dengan prosedur. Artinya konselor selalu melaksanakan tahap pembukaan pada
proses layanan bimbingan dan konseling yang menggunakan lembar kerja siswa
(LKS) dan tergolong baik sehingga menjadi salah satu tahapan yang memiliki
presentase yang tinggi. Dalam tahap pembukaan ini terbagi ke dalam tiga tahapan
lagi yaitu pembinaan hubungan baik, apersepsi, dan penyampaian tujuan.
Tabel 4.2
Tahap Pembukaan dalam Proses Pelayanan Bimbingan dan Konseling
Menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS)
NO Tahap Pembukaan Rata-Rata Kriteria *)
1. Pembinaan Hubungan Baik 91% Sangat Sesuai
2. Apersepsi 52% Sesuai
3. Penyampaian Tujuan Layanan 92% Sangat Sesuai
*) berdasarkan prosedur
Page 95
80
Berdasarkan tabel 4.2 ada tiga tahapan dalam tahap pembukaan yaitu
pembinaan hubungan baik, apersepsi, dan penyampaian tujuan layanan.
Berdasarkan hasil analisis, tahap penyampaian tujuan menjadi tahap yang paling
tinggi presentasenya yaitu 92%, dan dalam 7 kali observasi tahapan ini tergolong
sering dilakukan oleh konselor dan dalam pelaksanaannya sesuai dengan prosedur
proses pemberian layanan secara klasikal. Konselor selalu menyampaikan tujuan
layanan sebelum memulai menyampaikan materi, mengingat bahwa
menyampaikan tujuan merupakan tahapan yang penting dalam proses layanan
karena penyampaian tujuan berguna agar siswa tahu bahwa kegiatan ini memiliki
tujuan-tujuan yang akan dicapai sehingga dalam prosesnya siswa dapat fokus pada
layanan yang akan diberikan. Sedangkan tahap apersepsi merupakan tahap yang
paling rendah diantara ketiga tahapan tersebut yaitu hanya 52% dengan kategori
sesuai, karena dalam 7 kali pemberian layanan konselor melakukan 4 sampai 3
kali apersepsi jadi dapat dikatakan sesuai dengan prosedur. Tahap apersepsi ini
sangat penting karena bertujuan untuk memberikan gambaran kepada siswa
mengenai materi yang akan dibahas sehingga saat memberikan materi siswa sudah
terkondisi dengan baik jadi diharapkan konselor dapat melakukannya setiap kali
memberikan layanan.
4.1.1.2 Gambaran Tahap Inti dalam Proses Pelayanan Bimbingan dan
Konseling Menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS)
Berdasarkan tabel 4.1 yang sebelumnya telah disebutkan di atas, hasil
dari presentase tahap inti dalam proses pelayanan bimbingan dan konseling yang
menggunakan lembar kerja siswa (LKS) diperoleh presentase yang rendah yaitu
Page 96
81
49%. Dari presentase tersebut dapat dilihat bahwa konselor dalam melakukan
tahapan inti tidak sesuai dengan prosedur. Hal tersebut didukung dengan hasil
analisis data angket (lihat lampiran 25), yang menunjukkan bahwa dalam tahap
inti yang dilakukan terdapat ketidaksesuaian dengan prosedur yang ada karena
konselor lebih sering menggunakan lembar kerja siswa (LKS) sebagai media
utama dalam memberikan layanan.
Dalam tahap inti terbagi ke dalam lima tahapan lagi yaitu menjelaskan
materi layanan, bertanya, menjawab, memotivasi siswa, dan mengelola perilaku.
Presentase dari kelima tahapan tersebut disajikan dalam tabel sebagai berikut.
Tabel 4.3
Tahap Inti dalam Proses Pelayanan Bimbingan dan Konseling Menggunakan
LKS
No Tahap inti Rata-rata Kriteria *)
1 Menjelaskan Materi Layanan 46% Tidak Sesuai
2 Bertanya 64% Sesuai
3 Menjawab 51% Sesuai
4 Memotivasi Siswa Terlibat dalam
Layanan 37% Tidak Sesuai
5 Mengelola Perilaku Siswa 51% Sesuai
*) berdasarkan prosedur
Page 97
82
Berdasarkan tabel 4.3 ada lima tahapan dalam tahap inti yaitu
menjelaskan materi layanan, bertanya, menjawab, memotivasi siswa terlibat
dalam layanan, dan mengelola perilaku. Dalam tahap inti yang memiliki
presentase paling tinggi yaitu tahap bertanya yang memiliki presentase sebesar
64% dngan kategori sesuai, artinya konselor selalu memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan jika ada materi yang disampaikan
oleh konselor belum jelas, sedangkan yang memiliki presentase paling rendah
yaitu menjelaskan materi dan memotivasi siswa terlibat dalam layanan. Hal ini
didukung oleh hasil analisis data angket (lihat lampiran 25) yang menunjukkan
bahwa tahap inti memiliki presentase rendah yaitu 46% dengan kriteria tidak
sesuai. Dikatakan tidak sesuai karena dalam menyajikan materi layanan konselor
lebih sering menggunakan lembar kerja siswa (LKS) sebagai media utamanya
dengan metode ceramah dan mengerjakan lembar kerja siswa (LKS) sehingga hal
ini tidak sesuai dengan prosedur. Sedangkan dalam memotivasi siswa untuk
terlibat aktif dalam layanan, konselor belum sesuai dengan prosedur karena
konselor sangat jarang melakukannya seperti memberikan penguatan kepada
siswa agar siswa dapat aktif secara sukarela dan mandiri.
4.1.1.3 Gambaran Tahap Penutup dalam Proses Pelayanan Bimbingan dan
Konseling Menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS)
Berdasarkan tabel 4.1 yang sebelumnya telah disebutkan di atas, hasil
dari presentase tahap penutup dalam proses pelayanan bimbingan dan konseling
yang menggunakan lembar kerja siswa (LKS) diperoleh 47% dan termasuk dalam
kategori tidak sesuai. Artinya konselor dalam melaksanakan tahap penutup pada
Page 98
83
proses layanan bimbingan dan konseling yang menggunakan lembar kerja siswa
(LKS) ini tergolong kurang sesuai dengan prosedur karena jika melihat dari hasil
analisis tabel 4.1 serta didukung oleh hasil analisis data angket (lihat lampiran 25)
konselor jarang melakukan tahap penilaian dan rencana tindak lanjut terhadap
layanan yang diberikan, sehingga tahap penutup ini kurang sesuai dengan
prosedur. Tahap penilaian seharusnya dilakukan pada tahap penutup karena
bertujuan untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan dari layanan tersebut tercapai
atau tidak.
Dalam tahap inti dibagi kedalam tiga tahapan yaitu menyimpulkan,
evaluasi dan pengakhiran.
Tabel 4.4
Tahap Penutup dalam Proses Pelayanan Bimbingan dan Konseling
Menggunakan LKS
No Tahap Penutup Rata-rata Kriteria *)
1 Menyimpulkan 39% Tidak Sesuai
2 Evaluasi 24% Sangat Tidak Sesuai
3 Pengakhiran 79% Sangat Sesuai
*) berdasarkan prosedur
Page 99
84
Berdasarkan tabel 4.4 ada tiga tahapan dalam tahap penutup yaitu
menyimpulkan, evaluasi, dan pengakhiran. Berdasarkan hasil analisis, tahap
pengakhiran layanan menjadi tahap yang paling tinggi presentasenya yaitu 79%,
dan dalam 7 kali observasi tahapan ini tergolong selalu dilakukan oleh konselor
dalam proses pemberian layanan secara klasikal. Sedangkan tahap evaluasi dan
tahapan menyimpulkan layanan merupakan tahap yang memiliki presentase yang
rendah tersebut yaitu hanya 24% dan 39% saja dengan katergori tidak sesuai, hal
itu dikarenakan konselor jarang menyimpulkan materi diakhir layanan, baik
menyimpulkan bersama siswa atau membuat kesimpulan sendiri. Di samping itu
konselor juga sangat jarang melakukan penilaian segera setelah selesai
memberikan layanan.
4.1.2 Gambaran Hasil Pelayanan Bimbingan dan Konseling Menggunakan
Lembar Kerja Siswa (LKS)
Hasil pelayanan bimbingan dan konseling yang menggunakan Lembar
Kerja Siswa (LKS) meliputi tercapainya tujuan-tujuan yang telah ditetapkan serta
mengacu kepada terpenuhi atau tidak terpenuhinya kebutuhan siswa sehingga
siswa memperoleh perubahan tingkah laku dan pribadi kearah yang lebih baik.
Berdasarkan hal yang telah disebutkan diatas, maka hasil pelayanan bimbingan
dan konseling yang menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) meliputi
tercapainya tujuan yaitu siswa mampu merencanakan kegiatan penyelesaian studi,
perkembangan karir serta kehidupannya di masa yang akan datang;
mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimiliki seoptimal mungkin,
menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta
Page 100
85
lingkungan kerjanya; mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam
studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun
lingkungan kerja.
Berdasarkan hasil analisis deskriptif persentase hasil pelayanan bimbingan
dan konseling yang menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) maka diperoleh
presentase sebagai berikut:
Tabel 4.5
Ketercapaian Tujuan Pelayanan Bimbingan dan Konseling Menggunakan
LKS di SMA Negeri se-Kota Pekalongan
Tujuan Indikator Rata-rata Kriteria
Tujuan 1
Merencanakan kegiatan penyelesaian studi,
perkembangan karir serta kehidupannya di masa
yang akan datang
53% Sedang
Tujuan 2 Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan
yang dimiliki seoptimal mungkin 59% Sedang
Tujuan 3
Menyesuaiakan diri dengan lingkungan
pendidikan, lingkungan masyarakat serta
lingkungan kerja
58% Sedang
Tujuan 4
Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi
dalam studi. Penyesuaian dengan lingkungan
pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja
49% Rendah
Page 101
86
Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat dilihat bahwa masing-masing tujuan
mempunyai perbedaan presentase walaupun hanya berbeda tipis antara satu tujuan
dengan tujuan yang lain. Tujuan yang memiliki presentase yang paling tinggi
adalah tujuan 2 dan tujuan 3 yaitu mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan
yang dimiliki seoptimal mungkin dengan prsentase 59% dan menyesuaikan diri
dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan kerja
dengan presentase 58% dengan kategori sedang. Berdasarkan hal tersebut dapat
disimpulkan bahwa siswa merasa bahwa setelah mendapat pelayanan bimbingan
dan konseling kemampuan mengembangkan potensi serta menyesuaikan diri
dengan lingkungan kurang baik. Selain itu, ketercapaian tujuan yang paling
rendah dengan selisih presentase yang cukup banyak adalah tujuan 4 yaitu
mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian
dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja dengan
presentase 49%, berdasarkan hal tersebut maka dapat dilihat bahwa kemampuan
siswa dalam mengatasi hambatan dalam hidupnya masih rendah.
Dapat disimpulkan ketercapaian keempat tujuan tersebut sebagai hasil dari
pelayanan bimbingan dan konseling yang menggunakan LKS masih tergolong
cukup rendah. Berikut ini akan dijelaskan mengenai hasil ketercapaian tujuan dari
tiap indikator.
Page 102
87
4.1.2.1 Gambaran dari Ketercapaian Tujuan Perencanaan Kegiatan
Penyelesaian Studi, Perkembangan Karir serta Kehidupannya
Dimasa yang Akan Datang
Berdasarkan tabel 4.5 hasil dari presentase indikator merencanakan
kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupannya di masa yang
akan datang diperoleh presentase 53% dengan kategori sedang. Artinya setelah
memperoleh layanan bimbingan dan konseling siswa belum merasa mampu dalam
merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta
kehidupannya di masa yang akan datang, sehingga dalam analisis data indikator
ini memiliki presentase yang cukup rendah.
Dalam indikator ini, ada empat deskriptor yang menjelaskan indikator ini
yaitu memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat dan kepribadian) yang terkait
dengan masa depan, memiliki pengetahuan mengenai dunia kerjanya dan
informasi karir yang menunjang kematangan karir, memiliki kemampuan
merencanakan masa depan, Memiliki kemampuan dan kematangan untuk
mengambil keputusan karier
Tabel 4.6
Ketercapaian dari Tujuan Perencanakan Kegiatan Penyelesaian Studi,
Perkembangan Karir serta Kehidupannya dimasa yang akan datang
Deskriptor Rata-rata Kategori
Deskriptor 1
Memiliki pemahaman diri (kemampuan,
minat dan kepribadian) yang terkait dengan
masa depan
52% Rendah
Deskriptor 2
Memiliki pengetahuan mengenai dunia
kerjanya dan informasi karir yang menunjang
kematangan karir
62% Sedang
Deskriptor 3
Memiliki kemampuan merencanakan masa 50% Rendah
Page 103
88
depan
Deskriptor 4
Memiliki kemampuan dan kematangan untuk
mengambil keputusan karier
48% Rendah
Dalam indikator ini ada empat deskriptor yang menjadi acuan dalam
penelitian ini. Berdasarkan hasil analisis, deskriptor yang memiliki presentase
paling tinggi yaitu memiliki pengetahuan mengenai dunia kerjanya dan informasi
karir yang menunjang kematangan karir dengan presentase 62%. Artinya siswa
merasa setelah mendapat layanan bimbingan dan konseling siswa menjadi
memiliki cukup wawasan dan informasi yang berguna untuk menunjang karirnya
dimasa yang akan datang. Sedangkan yang menjadi presentase yang paling rendah
diantara keempat deskriptor tersebut adalah memiliki kemampuan dan
kematangan untuk mengambil keputusan karier dengan presentase 48% dengan
kategori rendah. Hal ini dapat disimpulkan bahwa kemampuan dan kematangan
Page 104
89
siswa untuk mengambil keputusan secara mandiri dan bertanggung jawab masih
tergolong kurang baik. Keempat deskriptor ini memiliki presentase yang
cenderung rendah. Maka dapat disimpulkan bahwa ketercapaian tujuan ini dalam
proses pemberian layanan tergolong masih rendah.
4.1.2.2 Gambaran dari Ketercapaian Tujuan Pengembangan Seluruh
Potensi dan Kekuatan yang Dimiliki Seoptimal Mungkin
Berdasarkan data yang terdapat dalam tabel 4.5 hasil dari presentase
indikator mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimiliki seoptimal
mungkin diperoleh presentase 59% dengan kategori sedang. Artinya setelah
memperoleh layanan bimbingan dan konseling siswa merasa kemampuannya
dalam mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimiliki seoptimal
mungkin tergolong cukup baik.
Dalam indikator ini, ada delapan deskriptor yang menjelaskan indikator ini
yaitu memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan keimanan dan
ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki sikap positif atau respek
terhadap diri sendiri dan orang lain, memiliki kemampuan untuk melakukan
pilihan secara sehat, Memiliki rasa tanggung jawab, memiliki kemampuan
berinteraksi sosial, memiliki kesadaran tentang potensi diri dalam aspek belajar,
serta memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, Memiiki keterampilan
atau teknik belajar yang efektif. Berikut ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai
presentase pada tiap deskriptor.
Page 105
90
Tabel 4.7
Ketercapaian dari Tujuan Pengembangan Seluruh Potensi dan Kekuatan
yang Dimiliki Seoptimal Mungkin
Deskriptor Rata-rata Kriteria
Deskriptor 1
Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan
keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
61% Sedang
Deskriptor 2
Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri sendiri dan
orang lain
59% Sedang
Deskriptor 3
Memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan secara sehat 61% Sedang
Deskriptor 4
Memiliki rasa tanggung jawab 65% Sedang
Deskriptor 5
Memiliki kemampuan berinteraksi sosial 58% Sedang
Deskriptor 6
Memiliki kesadaran tentang potensi diri dalam aspek belajar 57% Sedang
Deskriptor 7
Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif 58% Sedang
Deskriptor 8
Memiiki keterampilan atau teknik belajar yang efektif 51% Rendah
Page 106
91
Dalam indikator ini ada delapan deskriptor yang menjadi acuan dalam
penelitian ini. Berdasarkan hasil analisis, dekskriptor yang memiliki presentase
paling tinggi yaitu sebesar 65% yaitu memiliki rasa tanggung jawab. Berdasarkan
hasil presentase di atas, siswa memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap
apa yang siswa kerjakan. Dan yang memiliki presentase paling rendah diantara
kedelapan deskriptor tersebut yaitu keterampilan atau teknik belajar yang efektif
dengan presentase 51% dengan kategori rendah. Siswa merasa bahwa selama ini
siswa tidak mempunyai keterampilan belajar yang efektif yang dapat membantu
siswa dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya.
4.1.2.3 Gambaran dari Ketercapaian Tujuan Penyesuaian Diri Lingkungan
Pendidikan, Lingkungan Masyarakat serta Lingkungan Kerja
Berdasarkan data dari tabel 4.5 hasil dari presentase indikator
menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta
lingkungan kerja diperoleh presentase 58% dengan kategori sedang. Hal ini dapat
diartikan bahwa siswa kurang bisa menyesuaikan diri terhadap lingkungannya
serta siswa memiliki kesulitan untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Sehingga
ketercapaian tujuan ini tergolong masih rendah. Pelayanan bimbingan dan
konseling yang dilakukan oleh konselor belum dapat memberikan pelayanan yang
optimal, sehingga pemberian layanan dengan menggunakan lembar kerja siswa
(LKS) yang kurang optimal inilah menjadikan siswa kurang bisa beradaptasi
dngan lingkungan sesuai dengan situasi dan kondisinya.
Dalam indikator penyesuaian diri dengan lingkungan pendidikan,
lingkungan masyarakat serta lingkungan kerja terdapat empat deskriptor yang
Page 107
92
dapat menggambarkan indikator ini yaitu mengenal hak dan kewajiban diri sendiri
dalam lingkungan kehidupan sehari-hari, memiliki sikap toleransi, memiliki
kemampun dalam menyelesaikan konflik baik internal maupun eksternal,
memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat. Berikut ini akan
dijelaskan lebih lanjut mengenai presentase pada tiap deskriptor.
Tabel 4.8
Ketercapaian dari Tujuan Penyesuaian Diri dengan Lingkungan Pendidikan,
Lingkungan Masyarakat serta Lingkungan Kerja
Deskriptor Rata-rata Kategori
Deskriptor 1
Mengenal hak dan kewajiban diri sendiri dalam lingkungan
kehidupan sehari-hari
60% Sedang
Deskriptor 2
Memiliki sikap toleransi 53% Sedang
Deskriptor 3
Memiliki kemampun dalam menyelesaikan konflik baik internal
maupun eksternal
54% Sedang
Deskriptor 4
Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat. 66% Sedang
Page 108
93
Dalam indikator ini ada empat deskriptor yang menjadi acuan dalam
penelitian ini. Dan keempat deskriptor ini memiliki selisih presentase yang kecil.
Berdasarkan hasil analisis ada satu deskriptor yang memiliki presentase paling
tinggi dengan tingkat presentase 66% yaitu memiliki motif yang tinggi untuk
belajar sepanjang hayat, walaupun hanya dengan presentase yang terbilang rendah
namun ketercapaian tujuan ini merupakan hal positif yang harus dikembangkan
lebih lanjut karena berawal dari motif yang tinggi ini diharapkan membawa
perubahan tingkah laku yang positif pula. Selain itu, yang memiliki presentase
paling rendah diantara keempat deskriptor tersebut adalah mengenal hak dan
kewajiban diri sendiri dalam lingkungan kehidupan sehari-hari yaitu 53% dan
masih tergolong dalam kategori sedang. Hal ini menunjukkan siswa kurang bisa
mengenal hak-hak apa saja yang siswa peroleh, serta kewajiban apa yang harus
siswa lakukan dengan penuh tanggung jawab.
4.1.2.4 Gambaran dari Ketercapaian Tujuan Penyelesaian Hambatan dan
Kesulitan yang Dihadapi dalam Studi, Penyesuaian dengan
Lingkungan Pendidikan, Masyarakat maupun Lingkungan Kerja
Berdasarkan data yang terdapat dalam tabel 4.5 di atas, hasil dari
presentase indikator mengatasi hambatan dan kesulitan yang diahadapi dalam
studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat maupun
lingkungan kerja diperoleh presentase 49% dengan kategori rendah. Berdasarkan
hasil presentase tersebut diketahui bahwa siswa kurang bisa mengatasi hambatan
dan kesulitan yang dihadapi hidupnya.
Dalam indikator ini, ada dua deskriptor yang menjelaskan indikator ini
yaitu memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi hambatan
Page 109
94
dalam hidup dan mampu memiliki kesadaran tentang adanya resiko dari
pengambil keputusan. Berikut ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai
presentase pada tiap deskriptor.
Tabel 4.9
Ketercapaian dari Tujuan Penyelesaian Hambatan dan Kesulitan yang
Diahadapi dalam Studi, Penyesuaian dengan Lingkungan Pendidikan,
Masyarakat maupun Lingkungan Kerja
Deskriptor Rata-rata Kriteria
Deskriptor 1
Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk
menghadapi hambatan dalam hidup.
48% Rendah
Deskriptor 2
Mampu memiliki kesadaran tentang adanya resiko dari
pengambilan keputusan
50% Rendah
Dalam indikator ini ada dua deskriptor yang menjadi acuan dalam
penelitian ini. Dan dua deskriptor ini memiliki kategori rendah. Berdasarkan hasil
analisis, ada satu deskriptor yang memiliki presentase lebih tinggi dengan tingkat
Page 110
95
presentase 50% dengan kategori rendah yaitu mampu memiliki kesadaran tentang
adanya resiko dari pengambilan keputusan artinya siswa kurang memiliki
kemandirian dalam pengambilan keputusan dan bertanggung jawab pada setiap
keputusan yang akan siswa ambil dengan mempertimbangkan kelebihan dan
kelemahannya. Selain idikator tersebut masih ada satu indikator lagi yaitu
memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi hambatan dalam
hidup dengan presentase 48% kategori rendah. Artinya setelah mengikuti layanan
bimbingan dan konseling kurang siswa mampu menjadi pribadi yang memiliki
kesiapan mental dalam menghadapi permasalahan yang ada dalam hidupnya.
4.2 Pembahasan
Setelah memperoleh hasil penelitan, maka peneliti akan membahas dengan
mendalam tentang hasil penelitian gambaran proses pelayanan bimbingan dan
konseling yang menggunakan LKS, gambaran hasil pelayanan bimbingan dan
konseling yang menggunakan LKS, serta kelayakan LKS sebagai media dalam
pelayanan bimbingan dan konseling yang dikaitkan dengan landasan teori. Berikut
ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai hal-hal yang sudah disebutkan di atas.
4.2.1 Gambaran Proses Pelayanan Bimbingan dan Konseling
Menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) di SMA Negeri Se- Kota
Pekalongan
Pelayanan bimbingan dan konseling memfasilitasi pengembangan peserta
didik, secara individual, kelompok dan atau klasikal, sesuai dengan kebutuhan,
potensi, bakat, minat, perkembangan, kondisi, serta peluang-peluang yang
Page 111
96
dimiliki. Pelayanan bimbingan dan konseling ini juga membantu mengatasi
kelemahan dan hambatan serta masalah yang dihadapi peserta didik.
Setiap layanan dan kegiatan pendukung memerlukan sejumlah langkah.
Sebelum mengemukakan langkah-langkah apa yang perlu dilakukan untuk setiap
proses pembimbingan, terlebih dahulu perlu diketahui format satuan layanan dan
kegiatan pendukung dengan maksud untuk mengetahui pokok-pokoknya sehingga
langkah-langkah kegiatan didalamnya (Ridwan, 1998:198).
Untuk mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan dalam program pelayanan
bimbingan dan konseling di sekolah, maka dituntut proses pelaksanaan bimbingan
dan konseling yang mengarah pada tujuan yang diharapkan. Proses pelayanan
bimbingan konseling terdiri dari uraian kegiatan, tempat dan waktu pelayanan,
pihak-pihak terkait dan peranannya masing-masing, penyediaan alat dan sarana,
serta pelaksanaan penilaian dan rencana tindak lanjut
Pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling yang menggunakan
lembar kerja siswa (LKS) di SMA Negeri se-Kota Pekalongan dilihat berdasarkan
dari tiap tahap-tahap dalam prosesnya pelayanannya. Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan, diperoleh hasil analisis deskriptif presentase, dari tiga indikator
kegiatan proses pelayanan yang dilakukan oleh konselor terdapat satu indikator
kegiatan proses yang dapat dilakukan dengan baik karena memiliki presentase
yang cukup tinggi. Berikut ini akan dijelaskan pembahasan pada tiap
indikatornya.
Page 112
97
4.2.1.1 Gambaran Uraian Kegiatan dalam Pelayanan Bimbingan dan
Konseling Menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS)
Dalam pelayanan bimbingan dan konseling guru pembimbing perlu
merinci langkah-langkah kegiatan yang mungkin yang hendak ditempuhnya pada
setiap satuan layanan dan kegiatan yang telah ditetapkannya. Untuk keperluan ini,
perlu diingat kembali bahwa pengembangan langkah-langkah kegiatan adalah
dimaksudkan untuk memudahkan terjadinya proses eksplorasi dan penemuan
subjek (Ridwan, 1998:199). Uraian kegiatan pada proses pelayanan bimbingan
dan konseling secara klasikal yang menggunakan lembar kerja siswa (LKS) sama
dengan uraian kegiatan pada pelayanan bimbingan dan konseling yang tidak
menggunakan lembar kerja siswa (LKS). Dalam uraian kegiatan ada tiga tahap
yang dilakukan, yaitu tahap pembentukan, tahap inti, dan tahap penutup.
Dimulai dari tahap pembukaan yang mempunyai tiga tahapan lagi yaitu
tahap pembinaan hubungan baik, tahap apersepsi, dan tahap penyampaian tujuan
layanan. Pada tahap pembinaan hubungan baik konselor dapat melakukannya
dengan baik, konselor mampu melakukan pembinaan rapport untuk
mengkondisikan suasana kelas supaya siap untuk menerima materi dengan baik,
rapport ini dilakukan dengan memberikan salam, menyapa murid untuk
menanyakan kondisi atau kabar siswa, serta menyampaikan topik netral untuk
menarik minat siswa. Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti
terhadap konselor selama 7 kali pemberian layanan, hampir semua responden
konselor menunjukkan bahwa konselor sering melakukan tahap pembinaan
hubungan baik. Mengingat bahwa tahap pembinaan hubungan baik penting dalam
proses pemberian layanan karena melalui tahap ini konselor dapat
Page 113
98
mengkondisikan siswa supaya siap menerima materi dan memfokuskan perhatian
pada materi yang akan dibahas sehingga tujuan dari layanan dapat tercapai. Hal
ini didukung oleh data yang diperoleh peneliti dari analisis angket yang diisi oleh
siswa, berdasarkan hasil analisis angket ini maka diketahui bahwa menurut siswa
tahap pembinaan hubungan baik yang dilakukan oleh konselor sudah cukup baik.
Siswa merasa selama memberikan layanan konselor dapat bersikap ramah
sehingga siswa antusias dalam mengikuti layanan. Setelah melakukan pembinaan
hubungan baik, konselor melakukan tahap apersepsi terhadap topik bimbingan
yang akan diberikan yaitu dengan cara menanyakan sejauh mana pengetahuan
siswa mengenai materi yang akan dibahas dan mengaitkan materi yang akan
diberikan dengan apa yang sudah siswa ketahui sebelumnya, berdasarkan
observasi terhadap konselor yang dilakukan oleh peneliti selama 7 kali proses
pemberian layanan maka didapat hasil bahwa konselor hanya kadang-kadang saja
melakukan tahap apersepsi, padahal tahap ini memiliki tujuan agar siswa dapat
mempunyai gambaran mengenai materi yang akan dibahas sehingga pada saat
konselor membahas materi siswa tidak dalam keadaan yang kurang siap menerima
materi, namun yang terjadi disini konselor justru hanya kadang-kadang
melakukannya. Kemudian setelah melakukan tahap apersepsi, konselor
menyampaikan tujuan dari layanan tersebut. Dalam menyampaian layanan,
terkadang konselor menggunakan lembar kerja siswa (LKS) sebagai media.
Walaupun dalam lembar kerja siswa (LKS) sudah tertera tujuan dari masing-
masing materi, namun konselor tetap menyampaikan tujuan dari layanan tersebut
pada tiap layanan sehingga siswa mengetahui tujuan-tujuan apa yang akan dicapai
Page 114
99
dalam pemberian layanan tersebut dan bisa menjadi tolak ukur apakah tujuan
layanan tersebut tercapai atau tidak. Hal ini mendapat tanggapan positif dari
siswa, dilihat dari hasil analisis angket yang dilakukan oleh peneliti bahwa siswa
merasa penyampaian tujuan memberikan manfaat tersendiri bagi siswa karena
dengan konselor menjelaskan tujuan layanan siswa menjadi lebih tahu manfaat
apa yang akan siswa dapat selama dan setelah mengikuti layanan.
Tahap selanjutnya setelah tahap pembukaan adalah tahap inti, pada tahap
ini konselor memfokuskan pada materi yang akan dibahas dan bentuk
penyampaian materi ini sangat tergantung dengan metode yang akan digunakan.
Pada tahap inti ini terbagi ke dalam lima tahap, yaitu menjelaskan materi layanan,
bertanya, menjawab, memotivasi siswa terlibat dalam layanan, dan mengelola
perilaku siswa. Pada tahap menjelaskan materi layanan berdasarkan hasil
observasi, konselor selalu menggali wawasan siswa mengenai materi yang akan
dibahas terlebih dahulu sebelum memulai menyampaikan materi layanan,
sehingga siswa terbuka wawasannya terhadap materi yang akan dibahas dan
sedikit banyak siswa mempunyai gambaran terlebih dahulu terhadap materi yang
akan disampaikan dengan harapan siswa mempunyai kesiapan yang lebih untuk
menerima materi dari konselor sehingga kemungkinan tercapainya tujuan layanan
menjadi lebih besar. Dalam proses penyampaian materi dalam layanan bimbingan
dan konseling yang menggunakan lembar kerja siswa (LKS), intensitas konselor
menggunakan lembar kerja siswa (LKS) sebagai buku pegangan berkisar antara 5
sampai 6 kali dari 7 kali layanan yang diberikan. Dalam penyampaiannya
konselor lebih sering menggunakan metode ceramah, yaitu dengan menjelaskan
Page 115
100
materi yang ada di lembar kerja siswa (LKS) dengan ditambahkan contoh-contoh
konkret. Melihat dari hal tersebut sebenarnya boleh saja jika konselor menyajikan
materi layanan dengan metode ceramah yang berpedoman pada buku pegangan
yaitu lembar kerja siswa (LKS), akan tetapi jika dilihat lebih dalam bahwa proses
pemberian layanan berbeda dengan proses pengajaran dimana dalam proses
pelayanan konselor dituntut untuk lebih aktif dalam menyajikan bahan,
memberikan contoh, merangsang, mendorong, dan menggerakkan (para) peserta
untuk berpartisipasi aktif mengikuti dan menjalani materi dan kegiatan layanan.
Sehingga akan menjadi lebih baik, jika dalam proses pemberian layanan konselor
memberikan materi dan media yang bervariasi agar siswa juga tertarik mengikuti
layanan ini. Dalam menyajikan materi, konselor jarang menyajikan materi
melalui media power point atau dengan media film. Berdasarkan hasil penelitian
kepada responden siswa, diketahui bahwa siswa lebih senang jika konselor
menyajikan materi dengan menggunakan media yang bervariasi sehingga tidak
terkesan monoton. Selain itu, komposisi materi dalam lembar kerja siswa (LKS)
dari beberapa kali pemberian layanan sebenarnya sudah mencakup bidang pribadi,
sosial, karier dan belajar seharusnya hal ini bisa didukung dengan tambahan isi
materi lain yang lebih variatif sehingga wawasan siswa menjadi terbuka terhadap
hal-hal baru. Pada saat observasi peneliti menemukan bahwa ada beberapa
konselor yang menyajikan materi dalam lembar kerja siswa (LKS) ke dalam
media power point sehingga tampilan materi tersebut lebih menarik, walaupun
tidak sering namun hal itu bisa membuat siswa menjadi tertarik mengikuti
layanan. Namun, dilapangan ditemukan pula beberapa konselor yang sesekali
Page 116
101
tidak menggunakan lembar kerja siswa (LKS) sebagai medianya dan lebih
banyak melakukan metode ceramah dengan materi yang telah dipersiapkan
terlebih dahulu dalam pemberian layanan walaupun terkadang masih ada beberapa
konselor yang lebih memilih memberikan layanan dengan cara memberikan tugas
mengerjakan lembar kerja siswa (LKS) yang sebelumnya sudah dijelaskan
terlebih dahulu isi materinya kemudian setelah selesai mengerjakan lembar kerja
siswa (LKS) maka soal-soal tersebut akan dikoreksi bersama-sama. Menanggapi
hal tersebut, sebenarnya tidak masalah jika konselor memberikan tugas
mengerjakan lembar kerja siswa (LKS) yang sebelumnya sudah diterangkan
terlebih dahulu namun perlu dilihat lebih dalam lagi jika pemberian soal itu
bertujuan untuk mengukur seberapa besar tingkat pemahaman siswa terhadap
materi serta mengetahui siswa mana saja yang memiliki keterbatasan dalam
memahami isi materi tersebut maka konselor tidak masalah jika menggunakan
metode tersebut akan tetapi jika metode mengerjakan soal lembar kerja siswa
(LKS) tersebut menjadi dominan dalam proses pemberian layanan tanpa
dilengkapi oleh penjelasan yang rinci mengenai materi tersebut dengan tujuan
hanya untuk terpenuhi tanggung jawab konselor dalam mengisi jam pelayanan
bimbingan dan konseling maka hal tersebut tidak dibenarkan karena
kebermaknaan proses pelayanan bimbingan dan konseling menjadi tidak
terealisasikan dari proses pemberian layanan tersebut. Dalam lembar kerja siswa
(LKS) terdapat aktivitas kelompok yang mengarahkan siswa untuk melakukan
diskusi lebih lanjut secara kelompok terhadap materi yang telah dibahas
sebelumnya, beberapa konselor terkadang mengadakan diskusi kelompok setelah
Page 117
102
konselor selesai menyampaikan materi yang bertujuan agar siswa bisa bertukar
informasi sehingga wawasan siswa bertambah luas setelah mengikuti layanan
tersebut. Namun, ada juga beberapa konselor yang jarang melakukan hal tersebut
dan lebih fokus kepada penyampaian materi saja.
Setelah selesai menyampaikan materi, konselor selalu memberi
kesempatan siswa untuk menyampaikan gagasan dan pertanyaan mengenai materi
yang telah dibahas. Akan tetapi sangat sedikit siswa yang mau bertanya dan
terlibat aktif dalam layanan. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, hal ini
disebabkan karena konselor jarang memotivasi siswa untuk terlibat aktif serta
jarang memberikan penguatan-penguatan yang bisa mendorong siswa untuk aktif
dalam layanan. Melihat hal tersebut, seharusnya konselor lebih bisa mendorong
siswa untuk aktif dalam layanan dengan cara memberikan motivasi-motivasi atau
penguatan yang berupa pujian atau reward pada siswa yang aktif sehingga
mendorong siswa yang belum aktif menjadi mempunyai keinginan untuk aktif.
Peneliti menemukan ada beberapa konselor yang menggunakan soal-soal lembar
kerja siswa (LKS) sebagai bahan tanya jawab dengan cara menunjuk siswa secara
bergantian yang bertujuan agar semua siswa bisa berperan aktif dalam layanan,
melihat hal tersebut peneliti peneliti mempunyai pendapat bahwa hal tersebut ada
sisi negatif dan positifnya. Segi negatifnya, jika siswa dibiasakan ditunjuk satu
persatu untuk menjawab pertanyaan ataupun mengajukan pertanyaan maka
kemandirian siswa untuk secara sukarela bertanya atau menjawab menjadi tidak
terlatih. Akan tetapi jika dilihat dari sisi lain yaitu segi positifnya, dengan
menggunakan cara tersebut maka akan dengan sendirinya melatih siswa untuk
Page 118
103
fokus menyimak dan memperhatikan materi yang disampaikan oleh konselor
karena mau tidak mau siswa harus siap jika sewaktu-waktu konselor menunjuknya
untuk menjawab ataupun mengajukan pertanyaan. Dalam pengelolaan kelas,
konselor terkadang memberikan teguran jika ada siswa yang tidak disiplin di kelas
seperti gaduh, bercerita dengan temannya, atau sikap-sikap yang tidak mendukung
dan terkadang merugikan dalam proses penyampaian layanan. Akan tetapi
konselor tidak pernah memberikan hukuman kepada siswa yang tidak disiplin
mengingat konselor sangat perlu menjaga hubungan baik, menjaga simpati murid
kepada konselor, kepercayaan sebagai dasar keterbukaan murid tersebut.
Pemberlakuan hukuman dalam proses pemberian layanan dapat mempersulit
hubungan baik, dengan itu siswa akan menjadi takut, segan, dan ada kemungkinan
tidak senang terhadap konselor.
Tahapan yang terakhir adalah tahap penutup yang terbagi ke dalam tiga
tahap yaitu tahap memyimpulkan, tahap evaluasi, dan tahap pengakhiran. Tahap
yang pertama yaitu tahap menyimpulkan, dalam tahap ini ada beberapa konselor
yang terkadang melakukannya, yaitu dengan menyimpulkan bersama-sama
dengan siswa materi yang telah dibahas sebelumnya, namun ada beberapa
konselor juga yang sangat jarang menyimpulkan materi yang telah disampaikan
pada akhir layanan. Kegiatan menyimpulkan ini adalah hal yang penting
dilakukan dalam layanan sebelum pemberian layanan diakhiri, konselor perlu
melakukan simpulan terhadap topik yang dibahas tadi, dengan tujuan untuk
menegaskan kembali terhadap materi yang dibahas sehingga diharapkan
pelaksanaan layanan ini sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya.
Page 119
104
Beralih ke tahap evaluasi, diakhir kegiatan konselor jarang melakukan evaluasi
baik secara tertulis maupun lisan. Ini bisa dilihat dari hasil observasi yang
didukung oleh hasil analisis angket, bahwa dari 7 kali layanan konselor rata-rata
hanya melakukan 1 atau 2 kali evaluasi penilaian segera. Penilaian segera yang
dilakukan konselor adalah dimulai dari menanyakan pemahaman baru apa yang
didapat siswa setelah mendapat layanan bimbingan dan konseling, bagaimana
perasaan siswa setelah mengikuti layanan, dan rencana tindakan apa yang akan
siswa lakukan setelah mendapat layanan, konselor hanya beberapa kali
menanyakan hal tersebut baik secara lisan ataupun tulisan. Mengingat evaluasi
merupakan hal yang penting dilakukan, karena bertujuan untuk mengukur sejauh
mana tujuan layanan tersebut dapat dicapai, dan sejauh mana kebutuhan-
kebutuhan siswa dapat terpenuhi melalui layanan tersebut maka tahap ini harus
dilakukan pada tiap layanan. Terkadang beberapa konselor pada akhir layanan
memberikan pertanyaan-pertanyan seputar materi yang telah diberikan, hal ini
sebenarnya kurang tepat jika dilakukan diakhir layanan karena layanan berbeda
dengan pengajaran maka evaluasinya pun berbeda. Evaluasi pada layanan lebih
menitik beratkan pada UCA (understanding, comfort, dan action) yaitu mengenai
perubahan tingkah laku siswa, menilai kemajuan atau perkembangan positif yang
terjadi pada diri siswa dan tidak bernilai benar atau salah seperti yang dilakukan
dalam proses pengajaran yang lebih fokus kepada hasil belajar yang dikuasai
siswa. Tahap yang terakhir adalah tahap pengakhiran, dalam setiap layanan
konselor selalu melakukan tahap ini yaitu dimulai dari memberitahukan bahwa
layanan akan berakhir serta mengucapkan salam penutup.
Page 120
105
4.2.1.2 Gambaran Kesesuaian Tempat dan Waktu dalam Pelayanan
Bimbingan dan Konseling Menggunakan Lembar Kerja Siswa
(LKS)
Strategi pelaksanaan bimbingan dan konseling adalah dengan menggunakan
format individual, klasikal, kelompok dan pendekatan khusus. Dalam Panduan
Pengembangan Diri (2006:9-10), pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling
dapat dilakukan di dalam dan di luar jam pelajaran, yang diatur oleh konselor
dengan persetujuan pimpinan sekolah atau madrasah. Pelaksanaan layanan
bimbingan dan konseling di dalam jam pelajaran memudahkan konselor dalam
memberikan pelayanan bimbingan dan konseling, terutama yang berformat
layanan klasikal.
Dari hasil penelitian yang didapat oleh konselor, diketahui bahwa konselor
mengisi jam sesuai dengan ketentuan yaitu 1 jam terjadwal perminggu pada tiap
kelasnya. Konselor selalu masuk ke kelas sesuai dengan jam yang telah
diprogramkan dan menurut hasil analisis angket dengan responden siswa,
diketahui bahwa konselor bertanggung jawab pada jam pelajaran yang diberikan
hal ini terlihat dari meskipun konselor menggunakan lembar kerja siswa (LKS)
sebagai buku pegangan, konselor tidak pernah mengisi jam bimbingan dan
konseling hanya dengan memberikan tugas mengerjakan lembar kerja siswa
(LKS) kemudian dikumpulkan tanpa konselor ikut masuk kekelas. Konselor baru
akan memberikan tugas mengerjakan lembar kerja siswa (LKS) hanya pada saat
konselor berhalangan hadir untuk mengisi jam bimbingan dan konseling. Selain
masuk pada jam yang telah terjadwal, konselor juga mengisi jam pelajaran yang
kosong dengan memberikan video motivasi bagi siswa ataupun terkadang
Page 121
106
konselor memberikan tugas untuk mengerjakan lembar kerja siswa (LKS)
bimbingan dan konseling.
Dalam memberikan pelayanan bimbingan dan konseling, konselor jarang
mempersiapkan terlebih dahulu tempat yang mendukung proses layanan, seperti
mempersiapkan LCD atau replika miniatur untuk peraga. Hanya beberapa kali
saja konselor mempersiapkan LCD sebagai media penunjang, yaitu pada saat akan
memutar video motivasi atau film serta menyajikan power point.
4.2.1.3 Gambaran Keikutsertaan dan Peranan Pihak-Pihak dalam
Pelayanan Bimbingan dan Konseling Menggunakan Lembar Kerja
Siswa (LKS)
Tugas-tugas pendidik untuk mengembangkan peserta didik secara utuh
dan optimal sesungguhnya merupakan tugas bersama yang harus dilaksanakan
oleh guru, konselor dan tenaga pendidik lainnya dengan tetap memperhatikan
peranan masing-masing pihak.
Sugiyo dan Sugiharto (1994:19) berpendapat, bahwa dalam melaksanakan
layanan bimbingan dan konseling di sekolah sering muncul berbagai masalah
yang sukar ditanggulangi. Diantaranya yaitu kurang terjalinnya kerjasama dan
koordinasi diantara para pendidik di sekolah dalam rangka memberikan pelayanan
bimbingan dan konseling pada siswa.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti kepada siswa,
dapat dilihat bahwa wujud keikutsertaan pihak guru lainnya dalam pelayanan
bimbingan dan konseling format klasikal yaitu guru pelajaran lainnya atau guru
piket menggantikan tugas konselor untuk mengisi jam bimbingan dan konseling,
jika konselor yang mengampu kelas tersebut berhalangan hadir. Ketika
Page 122
107
menggantikan tugas guru bimbingan dan konseling, guru piket biasanya
memberikan tugas siswa untuk mengerjakan lembar kerja siswa (LKS) sesuai
perintah konselor. Dalam hal ini, sebenarnya kurang sesuai karena jika yang
terjadi dilapangan adalah seperti yang telah disebutkan maka kebermaknaan
pelayanan bimbingan dan konseling menjadi tidak nampak. Jika melihat hal
tersebut seolah-olah pelayanan bimbingan dan konseling bisa dilakukan oleh siapa
saja tanpa keahlian khusus dan pelayanan bimbingan dan konseling seperti terlihat
sama dengan pengajaran mata pelajaran. Akan terlihat lebih baik jika pada saat
konselor berhalangan hadir, yang menggantikan adalah konselor lain yang sedang
tidak masuk kelas pada jam itu, atau jika memang tidak ada konselor lain yang
menggantikan, maka akan lebih baik jika konselor memberikan alternatif lain
seperti misal memberikan video motivasi atau film yang bisa memotivasi siswa
kemudian dari film itu konselor meminta siswa menulis pada kertas mengenai isi
video tersebut dan manfaat apa yang siswa dapat setelah menonton video tersebut,
kemudian di minggu selanjutnya konselor membahas bersama-sama siswa
mengenai video tersebut.
4.2.1.4 Gambaran Penyediaan Alat dan Perlengkapan dalam Pelayanan
Bimbingan dan Konseling Menggunakan Lembar Kerja Siswa
(LKS)
Dalam upaya untuk memperkuat proses pemberian layanan, penggunaan
media dalam layanan sangat berpengaruh terhadap proses berlangsungnya
layanan. Sejalan dngan hal tersebut Kartadinata dkk (2008:238) berpendapat
bahwa “sarana dan prasarana dalam pelayanan bimbingan dan konseling
Page 123
108
merupakan salah satu hal yang penting yang turut mempengaruhi keberhasilan
pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah/madrasah”.
Karena penggunaan media yang variatif dapat membantu konselor dalam
menyampaikan layanan kepada siswa, sehingga siswa menjadi tertarik mengikuti
layanan tersebut. Minat siswa menjadi bertambah jika konselor menyajikan materi
layanan dengan tidak monoton, tentu saja hal ini akan menarik perhatian siswa.
Jika siswa tertarik mengikuti layanan, maka siswa akan memperhatikan dan
senang mengikuti layanan sehingga pemenuhan kebutuhan-kebutuhan siswa akan
tercapai dan tujuan-tujuan layanan akan tercapai pula. Dari hasil penelitian yang
telah dilakukan, maka didapat hasil bahwa konselor dalam menyampaikan materi
jarang menggunakan media lain yang dapat menunjang pemberian layanan,
penggunaan lembar kerja siswa (LKS) disini lebih dominan dibanding media-
media lainnya. Padahal penggunaan lembar kerja siswa (LKS) sebagai media
harusnya lebih kepada sebagai buku pegangan saja, dan itupun tidak bisa
dibenarkan sepenuhnya karena materi yang ada didalam lembar kerja siswa (LKS)
terkesan menyamaratakan kebutuhan semua kelas pada setiap jenjang
pendidikannya karena materi di dalam lembar kerja siswa (LKS) pada pertingkat
kelas itu sama, seharusnya penyusunan materi harus berpedoman pada hasil need
assesment yang telah dilakukan pada tiap-tiap kelas dan kemudian hasil need
assesment tersebut disusun dalam program BK sehingga pemberian layanan
menjadi tepat sasaran. dalam pelayanannya konselor terkadang menyampaikan
materi melalui media power point, hal itu bernilai positif karena walaupun hanya
dengan metode ceramah saja akan tetapi jika penyajian materi tersebut diolah dan
Page 124
109
dikemas menjadi suatu tampilan yang lebih menarik maka akan tampak lebih
variatif dan dapat menarik minat siswa untuk mengikuti layanan tersebut.
4.2.1.5 Gambaran Pelaksanaan Rencana Penilaian dan Tindak Lanjut
dalam Pelayanan Bimbingan dan Konseling Menggunakan Lembar
Kerja Siswa (LKS)
Menurut Kartadinata, dkk (2008:230) dalam keseluruhan kegiatan
pelayanan bimbingan dan konseling, penilaian diperlukan untuk memperoleh
umpan balik terhadap keefektifan pelayanan bimbingan yang telah dilaksanakan.
Dengan informasi ini dapat diketahui sampai sejauh mana derajat keberhasilan
kegiatan pelayanan bimbingan. Berdasarkan infoemasi ini dapat ditetapkan
langkah-langkah tindak lanjut untuk memperbaiki dan mengembangkan program
selanjutnya. Dalam pelayanan bimbingan dan konseling secara format klasikal
dilakukan penilaian dengan meminta siswa untuk merefleksikan (secara lisan atau
tertulis) diri siswa masing-masing berkenaan dengan materi yang telah siswa
ikuti. Sesuai dengan tujuan layanan, penilaian difokuskan pertama-tama kepada
pemahaman peserta terhadap isi layanan. pemahaman ini disertai wawasan,
aspirasi, perasaan, sikap, dan tindakan yang hendak dilakukan pasca layanan.
Fokus pada UCA (understanding, comfort, dan action) perlu ditekankan.
Berdasarkan hasil analisis maka diketahui bahwa dalam proses pemberian
layanan yang dilakukan konselor, konselor jarang melakukan penilaian terhadap
hasil layanan baik secara lisan maupun tertulis. Konselor hanya beberapa kali
melakukan penilaian secara lisan serta menyebarkan laiseg setelah selesai
menyampaikan materi layanan. Berdasarkan teori yang ada seharusnya konselor
rutin melakukan penilaian segera agar hasil layanan yang diberikan dapat
Page 125
110
diketahui dan segera diberikan tindak lanjut. Mengingat bahwa evaluasi
merupakan bagian yang penting dalam proses layanan, maka tahap ini harus
dilakukan untuk mengukur sejauh mana kebutuhan siswa dapat terpenuhi pada
tiap layanan, untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan layanan sudah tercapai atau
belum. Dalam proses pemberian layanan, seringkali terjadi kesalahan konselor
dalam mengatur waktu sehingga sebelum konselor melakukan evaluasi, waktu
yang tersisa dalam satu jam layanan sudah habis. Terkadang sebelum konselor
mengakhiri layanan, konselor mengadakan tanya jawab seputar materi yang telah
diberikan. Hal ini sebenarnya tidak salah dilakukan untuk mengetahui seberapa
besar penguasaan materi yang dikuasai siswa, akan tetapi jika melihat lebih dalam
bahwa tujuan dari evaluasi dalam setiap layanan adalah berpusat kepada
pemahaman baru apa yang didapat siswa, perasaan lega yang didapat siswa
setelah mengikuti layanan, rencana tindakan baru apa yang akan dilakukan siswa,
serta perubahan-perubahan tingkah laku atau sikap pada siswa.
Dalam perencanaan tindak lanjut, konselor jarang melakukannya. Hal ini
dapat dilihat dari hasil analisis angket, bahwa konselor jarang mengadakan
layanan seperti bimbingan kelompok, konseling kelompok, konseling individu,
ataupun jenis layanan lainnya sebagai wujud dari tindak lanjut dari hasil penilaian.
Dalam layanan secara klasikal, diperlukan tidak lanjut sebagai langkah
selanjutnya setelah penilaian karena dari langkah penilaian tersebut diketahui
kekurangan-kekurangan yang harus diperbaiki sehingga mencapai tujuan yang
diharapkan. Konselor harusnya bisa merencanakan tindak lanjut apa yang sesuai
untuk siswa, seperti misalnya setelah diberi layanan kiat-kiat belajar efektif siswa
Page 126
111
masih belum dapat memahami esensi dari layanan tersebut maka konselor
mengadakan bimbingan kelompok atau mengadakan konseling individual jika
benar-benar diperlukan.
4.2.2 Gambaran Hasil Pelayanan Bimbingan dan Konseling yang
menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) di SMA Negeri se – Kota
Pekalongan
Pelayanan dengan format klasikal pada dasarnya lebih bersifat preventif
dengan tujuan menjaga agar tidak muncul masalah atau menekan munculnya
masalah siswa. Di samping menjaga agar tidak muncul masalah, pelayanan
dengan format klasikal ini juga merupakan usaha untuk menjaga agar keadaan
yang sudah baik agar tetap baik. Kriteria atau patokan yang dipakai untuk
mengevaluasi keberhasilan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah adalah
mengacu pada terpenuhi atau tidaknya kebutuhan-kebutuhan peserta didik dan
berkembangnya perubahan tingkah laku jangka panjang sesuai dengan tugas-tugas
perkembangan yang diperlukan dalam pengembangan kemampuan memilih dan
mengambil keputusan dalam menjalani kehidupannya yang dirangkum ke dalam
tujuan-tujuan bimbingan dan konseling. Tujuan-tujuan ini adalah merencanakan
kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupannya di masa yang
akan datang; Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimiliki
seoptimal mungkin; menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan,
lingkungan masyarakat serta lingkungan kerja; mengatasi hambatan dan kesulitan
yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan,
masyarakat, maupun lingkungan kerja. Berikut ini akan disajikan pembahasan
lebih lanjut pada tiap indikatornya.
Page 127
112
4.2.2.1 Gambaran Ketercapaian Tujuan Perencanaaan Kegiatan
Penyelesaian Studi, Perkembangan Karir serta Kehidupannya
Dimasa yang akan Datang
Salah satu tujuan dari pelayanan bimbingan konseling adalah
merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta
kehidupannya dimasa yang akan datang. Tujuan layanan ini mengarah kepada
bagaimana memiliki kemampuan untuk memahami kelebihan dan kekurangan
dirinya yang terkait dengan kehidupan masa depannya, bagaimana siswa memiliki
wawasan yang luas mengenai dunia kerja dan pada akhirnya bisa memiliki
kemampuan untuk membuat keputusan terhadap karir yang akan dipilihnya sesuai
dengan apa yang diharapkannya.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh peneliti, maka dapat
diketahui bahwa kemampuan siswa dalam merencanakan kegiatan penyelesaian
studi, perkembangan karir serta kehidupannya dimasa yang akan datang tergolong
masih rendah. Siswa kurang bisa memahami kelebihan dan kelemahan dirinya
sendiri sehingga siswa kurang yakin bahwa dimasa mendatang siswa bisa
memilih karir yang sesuai dengan kemampuannya, hal ini dikarenakan kurangnya
informasi yang menunjang siswa untuk dapat lebih bisa menggali kelebihan dan
kekurangannya atau minat dan kemampuannya terhadap dirinya. Hal ini juga
berpengaruh kepada keyakinan siswa bahwa dimasa mendatang siswa dapat
memilih cita-cita dimasa mendatang. Melihat hal tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa layanan yang diberikan kepada siswa kurang bisa mencapai
tujuan tersebut, sehingga siswa kurang memiliki bekal wawasan yang luas untuk
memulai perencanaan karirnya jadi siswa belum mendapat gambaran mengenai
Page 128
113
masa depan karirnya. Yang lebih ditekankan disini adalah pemberian layanan
seharusnya bisa memenuhi kebutuhan siswa akan tujuan tersebut, namun yang
terjadi disini adalah pemberian layanan tersebut kurang bisa memenuhi kebutuhan
siswa. Hal ini diperparah dengan minat siswa terhadap layanan, sehingga banyak
siswa yang merasa melakukan perencanaan terhadap masa depan itu penting dan
menganggap masa depan adalah masalah nanti dan bukan hal yang perlu
direncanakan terlebih dahulu. Hal ini menjadi tugas konselor untuk memotivasi
siswa agar berminat kepada layanan yang diberikan konselor serta mampu terlibat
aktif didalam layanan, serta memupuk perubahan tingkah laku siswa menjadi
pribadi yang lebih mandiri untuk mau mencari informasi seluas-luasnya mengenai
karir masa depannya sehingga wawasan siswa menjadi tidak terbatas pada apa
yang disampaikan konselor saja dan siswa mampu bersikap mandiri untuk
memiliki kemampuan dan kematangan dalam pengambilan keputusan karirnya
dimasa depan agar dimasa depan karena sikap mandiri ini membuat siswa terlatih
untuk memikirkan kelebihan dan kelemahan dari pilihannya serta mampu
bersikap tanggung jawab terhadap pilihan yang sudah dipilihnya.
4.2.2.2 Gambaran dari Ketercapaian Tujuan Pengembangkan Seluruh
Potensi dan Kekuatan yang Dimiliki Seoptimal Mungkin
Mengembangkan potensi diri secara optimal merupakan tujuan utama dari
pelayanan bimbingan dan konseling, potensi diri yang dikembangkan disini
adalah dimulai potensi diri dalam aspek pribadi, sosial, belajar dan karir. Jika
potensi diri siswa dapat berkembang secara optimal maka dapat dikatakan bahwa
tujuan dari pelayanan yang dilakukan oleh konselor berhasil. Namun yang terjadi
Page 129
114
disini adalah potensi diri siswa belum bisa berkembang secara optimal, hal ini
bisa dilihat dari presentase ketercapaian tujuan yang cenderung masih rendah.
Dalam hasil analisis kemampuan siswa mengembangkan potensi diri
pribadinya cukup baik, terlihat dari setelah siswa mendapat pelayanan bimbingan
dan konseling siswa merasa bahwa hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa
semakin baik, siswa menjadi tahu makna hubungannya dengan Tuhan sehingga
siswa memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai yang
diajarkan dalam agamanya baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, teman,
ataupun masyarakat. Diharapkan setelah mendapat layanan bimbingan konseling,
siswa mampu memelihara manfaat yang sudah siswa dapat agar bisa berlangsung
sepanjang hayat. Selain hubungan dengan Tuhan, siswa juga merasa bahwa
setelah mendapat layanan bimbingan dan konseling siswa menjadi memiliki rasa
tanggung jawab terhadap tugas-tugasnya. Siswa menjadi tidak menggantungkan
orang lain dalam pekerjaannya dan memilih untuk berusaha terlebih dahulu
menyelesaikan tugasnya sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Sikap ini
merupakan sikap yang positif dan jika dikembangkan lebih lanjut akan
memunculkan perubahan sikap positif lainnya, misalnya karena siswa terbiasa
bertanggung jawab menyelesaikan tugas sesuai dengan kemampuannya terlebih
dahulu tanpa bergantung dari pekerjaan orang lain maka jika sikap ini dipupuk
akan menjadikan siswa menjadi pribadi yang mampu bertanggung jawab pada
tugas yang lebih besar lagi sehingga siswa mampu menanggung konsekuensi baik
positif maupun negatif dan berpikiran jangka panjang dalam menentukkan
keputusan. Oleh karena itu tugas konselor untuk mengapresiasi dan menindak
Page 130
115
lanjuti hasil-hasil layanan yang positif ini. Selain tujuan tersebut, siswa juga
merasa setelah mengikuti layanan bimbingan dan konseling siswa menjadi
mempunyai kebiasaan belajar yang positif seperti siswa terbiasa tidak menunda-
nunda pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru, dan siswa belajar tidak hanya
pada saat ada pekerjaan rumah (PR) saja. Namun, perubahan tingkah laku yang
positif itu tidak diimbangi dengan kepercayaan diri siswa terhadap potensi yang
dimilikinya. Siswa merasa siswa memiliki banyak kekurangan atau kelemahan
yang ada pada dirinya dan hal itu berpengaruh kepada rasa ketidakmampuan
bahwa siswa dapat mengerjakan suatu pekerjaan dengan cekatan. Melihat hal
tersebut, seharusnya konselor lebih bisa memperhatikan kebutuhan pribadi siswa
dengan cara memberikan penguatan ataupun motivasi yang dapat memupuk rasa
percaya diri siswa sehingga tingkah laku yang positif berupa kebiasaan belajar
dan keterampilan belajar yang dimiliki siswa dapat didukung oleh kepercayaan
diri terhadap potensi yang dimilikinya dan diharapkan bisa menghasilkan
perubahan tingkah yang positif bagi siswa. Jika melihat hal diatas, alangkah
baiknya jika pelayanan bimbingan yang dilakukan konselor tidak hanya mengarah
kepada penguasaan materi secara teoritis saja tapi lebih dari itu konselor harus
bisa lebih memperhatikan aspek-aspek yang dapat menunjang hal tersebut
sehingga dicapai tujuan yang diharapkan.
Berbanding terbalik dengan hal yang telah dijelaskan diatas, dalam
mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimiliki secara optimal ada
beberapa hal yang masih kurang bisa berkembang secara optimal yaitu sikap
respek siswa terhadap diri sendiri dan orang lain yang berpengaruh kepada
Page 131
116
kemampuan siswa dalam melakukan interaksi sosial. Siswa selalu merasa bahwa
selama ini tidak bisa menerima kritikan orang lain kepada dirinya sehingga siswa
lebih memilih untuk tidak mendengarkan penilaian yang disampaikan oleh teman-
temannya, sehingga hal tersebut membuat siswa tidak mempunyai keinginan
untuk mengevaluasi dirinya sendiri mengenai apa kekurangan yang ada dalam
dirinya saat ini dan hal ini berpengaruh terhadap sikap siswa yang cenderung
putus asa jika mengalami kegagalan karena keinginan siswa untuk memahami apa
yang menjadi penyebab kegagalan ini rendah. Disini jelas terlihat bahwa esensi
dari pelayanan bimbingan dan konseling itu sangat diperlukan karena pelayanan
bimbingan dan konseling berbeda dengan proses pengajaran, dalam pelayanan
bimbingan dan konseling banyak hal yang bisa dilakukan untuk meminimalisir
terjadinya hal tersebut. Namun sangat disayangkan, konselor kurang
memperhatikan esensi dan kebermaknaan dari layanan bimbingan dan konselong
itu sendiri. Jika hal tersebut berlanjut, maka besar kemungkinan akan
menyebabkan masalah baru yaitu siswa mengalami rendah diri atau lebih
parahnya siswa menjadi sulit berinteraksi dengan lingkungan sosialnya untuk itu
penialain terhadap proses pemberian layanan sangat diperlukan agar bisa
dilakukan perencanaan tindak lanjut terhadap hasil-hasil layanan sehingga segera
bisa dilakukan penanganan yang tepat untuk para siswa.
Page 132
117
4.2.2.3 Gambaran dari Ketercapaian Tujuan Penyesuaian Diri dengan
Lingkungan Pendidikan, Lingkungan Masyarakat serta Lingkungan
Kerjanya
Pada dasarnya setiap individu baik dalam menjalani kehidupan sehari-hari
maupun dalam perkembangannya mengalami dan menghadapi berbagai hal.
Seperti misalnya ketika memasuki lingkungan baru ataupun ketika menghadapi
suasana yang baru, dalam menghadapi hal tersebut diperlukan pemahaman
ataupun sikap memadai yang akan mendorong kearah penyesuaian diri secara
tepat. Kemampuan menyesuaikan diri akan membawa individu yang masuk
kedalam semua situasi tersebut dengan cara yang tepat sehingga memberikan
dampat positif serta terhindar dari berbagai hambatan dan kesulitan
Berbanding terbalik dengn hal diatas, bahwa hasil dari layanan ini kurang
tercapai sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat siswa mampu
mengenal hak dan kewajiban diri sendiri dalam lingkungan sehari-hari dengan
baik seperti hak untuk menyampaikan pendapat saat berdiskusi namun siswa
kurang bisa bersikap toleransi kepada temannya. Seperti siswa kurang bisa
memahami bahwa perbedaan yang terjadi adalah wajar dan siswa tidak bisa
memaksakan pendapat atau keinginannya terhadap orang lain yang berbeda
pendapat dengannya, namun disisi lain siswa juga memiliki keinginan atau motif
yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat. Hal ini bisa diartikan bahwa siswa
mempunyai pikiran yang terbuka dan mau belajar memahami sesuatu yang baru.
Jika konselor bisa menangkap hal positif tersebut dan menyalurkan dengan tepat
maka perubahan tingkah laku yang memadai dalam penyesuaian diri bisa tercapai.
Misalnya dengan mengadakan bimbingan kelompok, bagi siswa yang kurang bisa
Page 133
118
bersikap toleransi terhadap kepentingan dan hak orang lain. Dari kegiatan tersebut
siswa akan belajar menghargai pendapat anggota kelompok lainnya dan belajar
bagaimana cara mengungkapkan pendapat dengan cara yang baik. Melihat dari hal
tersebut, dalam layanan konseling memang diperlukan metode pemberian layanan
selain metode ceramah yang berpedoman pada LKS karena ada beberapa layanan
yang menuntut metode yang lebih dari sekedar menjelaskan saja, seperti dengan
memberikan contoh-contoh ataupun kegiatan yang dilakukan diluar kelas.
Sehubungan dengan hal diatas, ketercapaian tujuan agar siswa mampu memiliki
kemampuan dalam menyelesaikan konflik baik internal maupun eksternal
cenderung rendah. Keberhasilan tujuan ini dipengaruhi bagaimana cara konselor
dalam memberikan layanan, seharusnya konselor bisa memberikan layanan yang
lebih dari hanya sekedar menjelaskan saja karena dari hasil menjelaskan saja
terkadang siswa kurang bisa memahami dan menerapkan kepada dirinya.
Pemberian layanan juga harus memperhatikan jenis layanan dan fungsi-fungsi
serta metode yang harus dilakukan pada tiap jenis layanan karena tidak bisa
disamaratakan bahwa semua jenis layanan dapat dilakukan dengan hanya dengan
metode ceramah tanpa disertai dengan kegiatan yang dapat mendukung layanan
tersebut.
4.2.2.4 Gambaran dari Ketercapaian Tujuan Penyelesaian Hambatan dan
Kesulitan yang Dihadapi dalam Studi, Penyesuaian dengan
Lingkungan Pendidikan, Masyarakat, maupun Lingkungan Kerja
Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada
kehidupan manusia. Kenyataan menunjukkan bahwa manusia sering menghadapi
persoalan-persoalan yang silih berganti di dalam kehidupannya. Oleh karena itu,
Page 134
119
berdasarkan kenyataan bahwa manusia itu tidak sama satu dengan yang lainnya,
baik dalam sifat-sifatnya maupun dalam kemampuannya, di antara manusia, ada
yang sanggup mengatasi persoalan tanpa bantuan orang lain, tetapi tidak sedikit
manuasia yang tidak sanggup mengatasi persoalannya jika tidak dibantu oleh
orang lain. Bagi siswa inilah, bimbingan dan konseling sangat diperlukan. Suatu
hal yang wajar bagi manusia untuk mengenal dirinya dengan sebaik-baiknya.
Dengan mengenal dirinya, siswa dapat bertindak dengan tepat sesuai dengan
kemampuan-kemampuan yang ada padanya. Akan tetapi, tidak semua siswa
memiliki kemampuan ini. Dan bagi siswa yang kurang memiliki kemampuan
inilah yang sangat memerlukan bantuan konselor.
Berdasarkan hal diatas, jelas sekali bahwa peranan konselor sangat penting
dalam rangka melatih siswa untuk mampu mengenal dirinya sehingga siswa
mampu memiliki kemampuan serta kesiapan mental untuk mengatasi hambatan
yang dihadapi dan memiliki kesadaran bahwa pada setiap pengambilan keputusan
itu pasti ada konsekuensi baik positif atau negatif. Namun yang terjadi
dilapangan, pelayanan yang diberikan konselor dengan menggunakan media LKS
kurang bisa memberikan hasil yang memuaskan. Dilihat dari hasil analisis angket
yang dilakukan peneliti, diketahui bahwa siswa kurang mampu mengatasi
hambatan atau kesulitan yang terjadi dengan mengandalkan kemampuan-
kemampuan yang terdapat dalam dirinya. Melihat dari hasil tersebut maka
seharusnya diperlukan tindak lanjut berupa misal konseling kelompok, dalam
kegiatan tersebut peserta layanan bisa saling bertukar pendapat mengenai
bagaimana anggota kelompok satu dan yang lainnya bisa mengatasi permasalahan
Page 135
120
dalam hidupnya sehingga peserta mempunyai gambaran alternatif-alternatif apa
yang harus dilakukan ketika edang menghadapi permasalahan, kesulitan atau
hambatan dalam hidup. Kesadaran bahwa pada setiap pengambilan keputusan
sama pentingnya dengan tujuan-tujuan yang lain. Karena melalui tujuan tersebut
jika dikembangkan lebih lanjut maka kemungkinan besar siswa mampu memiliki
sikap tanggung jawab dan mandiri terhadap kehidupannya. Namun dalam
pelayanan ini, tujuan tersebut belum tercapai dengan maksimal. Masih ada tyang
perlu diperbaiki lagi agar tujuan yang direncanakan bisa maksimal
4.2.3 Kelayakan Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai Media dalam
Pelayanan Bimbingan dan Konseling
Pada dasarnya bimbingan dan konseling merupakan upaya bantuan untuk
menunjukkan perkembangan manusia secara optimal, baik secara kelompok
maupun individu sesuai dengan hakikat kemanusiaannya dengan berbagai potensi,
kelebihan dan kekurangan, kelemahan serta permasalahannya. Oleh karena itu,
pelayanan bimbingan dan konseling sangat diperlukan di sekolah karena
pengajaran mata pelajaran saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan siswa sesuai dengan tugas-tugas perkembangannya. Bantuan-bantuan
yang diberikan oleh konselor melalui pemberian layanan dikemas dengan materi-
materi layanan yang sangat membantu siswa dalam mengembangkan potensi
secara optimal serta disesuaikan dengan kebutuhan siswa yang sebelumnya sudah
diindentifikasi oleh konselor.
Berbanding terbalik dengan hal diatas, bahwa yang terjadi dilapangan
adalah pemberian materi layanan yang seharusnya bisa membantu siswa untuk
Page 136
121
berkembang secara optimal justru hasilnya tidak memuaskan. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan, pada dasarnya sebelum memberikan layanan secara
terjadwal konselor perlu mengadakan identifikasi kepada siswa untuk kemudian
diketahui hasil dari need assesment pada tiap-tiap kelas yang kemudian disusun
menjadi program BK. Dalam program BK tercantum materi-materi apa saja yang
akan diberikan kepada siswa per kelasnya. Namun yang terjadi dalam lapangan
penggunaan lembar kerja siswa (LKS) sebagai media justru seperti
menyamaratakan kebutuhan siswa pada semua kelas, padahal pada tiap kelas pasti
berbeda kebutuhannya. Melihat hal tersebut, wajar jika pencapaian tujuan layanan
memiliki presentase yang rendah karena ada kebutuhan yang belum terpenuhi
yang disebabkan oleh konselor tidak menyampaikan materi yang benar-benar
dibutuhkan siswa.
Menggunakan lembar kerja siswa (LKS) sebagai media sebenarnya tidak
masalah jika hanya dipakai untuk buku pegangan saja atau sebagai sumber materi
tambahan saja dan tidak digunakan terus menerus sehingga justru menjadi media
utama dalam layanan, itupun harus diimbangi dengan metode penyajian yang
layanan yang tepat serta sarana penunjang lainnya yang bisa membantu proses
pelayanan agar berjalan dengan baik dan tujuan layanan dapat tercapai secara
optimal. Seperti misalnya pada layanan orientasi, materi yang disajikan tidak bisa
jika hanya dengan metode ceramah yang materinya hanya bersumber pada lembar
kerja siswa (LKS) saja tanpa ditambah dengan sarana penunjang lainnya. Akan
lebih baik jika konselor memilih menyajikan layanan orientasi dengan format
klasikal disertai dengan gambar-gambar, miniatur, tampilan video, atau replika
Page 137
122
dari obyek yang akan dibahas sehingga siswa benar-benar mempunyai gambaran
mengenai obyek yang akan dibahas dan tidak hanya mendengarkan penjelasan
dari konselor saja ataupun hanya membaca materi dalam layanan saja.
Penggunaan lembar kerja siswa (LKS) menurut sebagian konselor
memberikan kemudahan lain yaitu ketika konselor berhalangan hadir, konselor
hanya perlu meninggalkan tugas untuk mengerjakan lembar kerja siswa (LKS)
untuk kemudian dikumpulkan dengan diawasi ataupun tanpa diawasi oleh guru
piket. Dari hal tersebut dapat terlihat bahwa pelayanan bimbingan dan konseling
mengesankan seperti pelajaran. Akan lebih baik jika konselor berhalangan hadir,
konselor meminta konselor dari kelas lain untuk menggantikan memberi layanan.
atau jika memang tidak ada konselor yang bisa menggantikan maka siswa
diberikan video atau film yang bisa memotivasi siswa kemudian siswa diberi
tugas untuk menuliskan hal-hal baru apa yang diperoleh dari layanan tersebut,
atau bagaimana perasaan siswa setelah memperoleh layanan tersebut untuk
kemudian pada pertemuan selanjutnya bisa dibahas lebih lanjut. Namun, jika
memang fasilitas yang ada terbatas, maka konselor bisa memberikan tugas diskusi
siswa mengenai suatu materi yang bisa menambah wawasan siswa dan
bertukarpikiran dengan teman-temannya. Konselor harus mempunyai antisipasi
jika suatu saat konselor tiba-tiba berhalangan hadir, yaitu dengan menyiapkan
materi-materi layanan yang akan diberikan jika konselor tidak bisa hadir di
sekolah.
Proses evaluasi merupakan proses yang penting untuk mengukur sejauh
mana tujuan layanan dapat tercapai, perubahan tingkah laku siswa setelah
Page 138
123
mengikuti layanan, dan sejauh mana kebutuhan-kebutuhan siswa dapat terpenuhi.
Dari hasil evaluasi ini maka akan diketahui apa yang perlu diperbaiki dari layanan
tersebut, tujuan-tujuan apa yang belum tercapai serta tindak lanjut apa yang harus
dilakukan oleh konselor. Dalam pelaksanaannya, konselor jarang melakukan
penilaian segera setelah pemberian layanan oleh karena itu hasil dari layanan
bimbingan dan konseling itu sendiri kurang bisa diketahui kekurangan dan
kelebihannya. Namun jika melihat dari hasil penelitian, diketahui bahwa
pelayanan bimbingan dan konseling yang menggunakan lembar kerja siswa (LKS)
ini kurang efektif karena bisa dilihat dari hasil presentase ketercapaian tujuan-
tujuan yang rendah. Terkadang konselor memberikan pertanyaan seputar materi
layanan kepada siswa, hal ini boleh saja dilakukan untuk melihat seberapa besar
penguasaan siswa terhadap materi, namun jika melihat lebih dalam kepada esensi
dari layanan bimbingan dan konseling itu sendiri bahwa evaluasi pelayanan
bimbingan dan konseling lebih menekankan kepada kemajuan atau perkembangan
positif yang terjadi dalam diri siswa dan bukan kepada hasil belajar yang dikuasai
siswa. Proses evaluasi ini juga berpengaruh terhadap terlaksananya perencanaan
tindak lanjut dari proses pemberian layanan karena melalui evaluasi konselor
menjadi tahu mana yang perlu diberikan tindak lanjut sehingga jika ada hal yang
bersifat darurat dan memerlukan tindak lanjut dengan segera, konselor bisa
melakukan penanganan yang tepat.
Dalam Lembar Kerja Siswa (LKS) yang digunakan sekolah tidak tertera
siapa yang membuat LKS tersebut, dan hanya disebutkan pada bagian sampul
bahwa LKS ini sesuai dengan standar isi (KTSP), serta tertera bahwa LKS ini
Page 139
124
digunakan untuk pengembangan diri bimbingan konseling dan budi pekerti. Jika
pembuat LKS ini paham betul apa yang menjadi esensi dari pelayanan BK dan isi
dari LKS tersebut sesuai dengan standar kompetensi dan tujuan yang akan
dicapai, maka LKS ini boleh digunakan sebagai sumber layanan bukan sebagai
media. Pada bagian selanjutnya dalam LKS terdapat tujuan penggunaan LKS
yang menjelaskan bahwa siswa diharapkan membaca dan memahami standar
kompetensi dan kompetensi dasar agar tetap fokus pada pencapaian kompetensi
yang akan dituju, diharapkan siswa mampu menjadikan tujuan pembelajaran
sebagai langkah awal mendapatkan gambaran secara singkat mengenai tujuan
yang akan dicapai, serta yang terakhir adalah sebagai langkah akhir siswa diminta
mengerjakan uji tengah semester atau uji akhir semester setelah seluruh pelajaran
dapat dikuasai dengan baik. Dari hal tersebut maka layanan seolah-olah
disamakan dengan pelajaran yang setelah membahas semua materi diperlukan
ujian untuk menilai seberapa jauh siswa menguasai materi tersebut.
Berdasarkan hal yang sudah dijelaskan diatas, maka diperoleh kesimpulan
bahwa lembar kerja siswa (LKS) tidak layak digunakan sebagai media dan hanya
layak digunakan sebagai buku pegangan atau buku sumber saja. Dan
penggunaannya pun, harus disertai dengan sarana penunjang lainnya yang telah
disesuaikan dengan tujuan pada tiap layanan. Kesesuaian antara isi materi yang
ada dalam lembar kerja siswa (LKS) dengan hasil need assesment juga perlu
diperhatikan, agar layanan yang diberikan tepat sasaran dan inti dari makna
pelayanan bimbingan konseling itu sendiri tidak menjadi kabur. Proses evaluasi
yang dilakukan juga sebaiknya lebih mengarah kepada UCA (understanding,
Page 140
125
comfort, dan action), dan buka semata-mata tertuju kepada penguasaan materi saja
karena pelayanan bimbingan berbeda dengan pengajaran.
4.3 Keterbatasan Penelitian
Meskipun penelitian ini telah dilaksanakan sebaik mungkin, akan tetapi
penelitian ini memiliki keterbatasan, diantaranya sebagai berikut :
1) Kesulitan dalam mencari bukti-bukti dokumentasi seperti jurnal harian,
program, satlan, dan LKS yang digunakan sebagai alat pengumpul data yang
bisa memperkuat hasil penelitian, dikarenakan responden tidak memberi ijin
peneliti untuk melihat atau menggandakan sebagai pelengkap data.
2) Proses observasi yang memerlukan waktu yang lama dan membutuhkan
banyak tenaga observer-observer yang membantu.
Page 141
126
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan penelitian pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling
yang menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) di SMA Negeri se-Kota
Pekalongan dapat disimpulkan bahwa :
1) Proses pelayanan Bimbingan dan Konseling yang menggunakan Lembar
Kerja Siswa (LKS) belum berjalan sesuai prosedur.
2) Hasil pelayanan Bimbingan dan Konseling yang menggunakan Lembar Kerja
Siswa (LKS) tergolong masih rendah. Hal ini terlihat dari ketercapaian tujuan
pelayanan bimbingan dan konseling yang belum optimal.
3) Lembar Kerja Siswa (LKS) tidak layak digunakan menjadi media utama
dalam pelayanan bimbingan dan konseling dan hanya layak digunakan
sebagai buku penunjang atau buku sumber saja, penggunaannya pun harus
disesuaikan dengan tujuan dan esensi dari tiap jenis layanan.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diajukan beberapa saran kepada
konselor dan kepala sekolah di SMA se-Kota Pekalongan :
1) Untuk Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, perlu untuk melakukan pelurusan
konseptual yang menegaskan konteks tugas dan ekspektasi kinerja konselor
yang berbeda dengan konteks tugas dan ekspektasi kinerja pengajar. Serta
Page 142
127
membuat kebijakan-kebijakan yang dapat memaksimalkan kinerja konselor
sesuai dengan konteks tugasnya.
2) Untuk ABKIN, diharapkan untuk lebih mengoptimalkan pemberian workshop
atau seminar yang membahas mengenai pengoptimalan kinerja konselor.
3) Untuk Tim Pengawas Bimbingan dan Konseling, diharapkan untuk
melakukan supervisi dan evaluasi terhadap pelayanan bimbingan dan
konseling yang menggunakan Lembar kerja siswa (LKS) sebagai media ini.
4) Untuk Kepala Sekolah, diharapkan mampu memotivasi konselor agar
melakukan kinerja yang optimal, serta lebih memperhatikan sarana prasarana
yang menunjang pelayanan BK. Dan selain itu, jika perlu kepala sekolah
mengikutsertakan konselor pada pelatihan guna menunjang kinerjanya.
5) Untuk Konselor, diharapkan untuk lebih sering mengikuti seminar atau
workshop guna menumbuhkan rasa kencintaan pada profesinya sendiri
sehingga dapat memberikan pelayanan yang optimal kepada peserta didik
Page 143
128
DAFTAR PUSTAKA
Asmani, Jamal Ma’mur, 2010. Panduan Efektif Bimbingan Dan Konseling Di
Sekolah. Jakarta: DIVA Press.
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Azhar, Lulu Muhammad. 1993. Proses Belajar Mengajar Pola CBSA. Surabaya:
Usaha Nasional.
Azwar, Saefudin. 2004. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Arsyad, Azhar. 2004. Metode Pengajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Arsyad, Azhar. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Darmawan. 2011. Masih Perlukan LKS digunakan dalam Pembelajaran di
Sekolah. diakses 23 September 2012.
(http://www.haluankepri.com/menyanyah/26819-masih-perlukah-lks-di-
sekolah.html)
Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Panduan Pengembangan Diri; Pada
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Puskur Balitbang.
Hendrarno, Eddy.,dkk. 2003. Bimbingan dan Konseling. Semarang: Universitas
Negeri Semarang.
Hikmawati, Fenti. 2011. Bimbingan Konseling. Jakarta: Rajawali Pers.
Kartadinata., dkk. 2007. Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan
Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal.
Jakarta: Depdiknas.
Latuheru, J. D. 2010. Media Pembelajaran dalam Proses Belajar-Mengajar Kini.
Ujung Pandang: IKIP Ujung Pandang
Malik, Ivan., dkk. 2005. Metodologi Penelitian. Bandung: Pusat Pengembangan
Bahan Ajar-UMB.
Mardalis. 2003. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi
Aksara.
Moleong, Lexy J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Page 144
129
Mulyana. 2012. Pendekatan Pembelajaran Konstruktivisme dengan Meng-
gunakan LKS Terhadap Prestasi Belajar Matematika. diakses 23
September 2012. (http://karya-ilmiah.com/pendekatan-pembelajaran-
konstruktivisme-dengan-meng-gunakan-LKS-terhadap-prestasi-belajar-
matematika).
Nurihsan, Achmad Juntika dan Akur Sudianto. 2005. Manajemen Bimbingan dan
Konseling Di SMA. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Nurmalia. 2011. Pofil bimbingan pribadi sosial di SMP Negeri 1 Lembang.
Diakses pada 23 September 2012. (http://karya-ilmiah.com/pemanfaatan-
bahan-ajar-lembar-kerja-siswa-lks-dalam-me-ningkatkan-efektivitas-
pembelajaran-pendidikan-di-smp-negeri-3-lembang-83).
Nursanthi, Erlian Widya. 2011. Meningkatkan Konsep Diri Melalui Layanan
Informasi Dengan Media Visal Pada Siswa Kelas XI di SMA Negeri 1
Bergas Tahun ajaran 2010/2011. Skripsi. Jurusan Bimbingan dan
Koseling. Fakultas Ilmu Pendidikan. UNNES.
Prayitno. 1997. Pelayanan Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah Umum.
Jakarta: Rineke Cipta.
Prayitno dan Erman Amti. 2008. Dasar - Dasar Bimbingan dan Konseling.
Jakarta: Rineke Cipta.
Rianti, Ninedya Mawar. 2011. Diakses 23 September 2012.
(http://rumahkonselor.blogspot.com/2012/01/lks-bk-bid-karir.html).
Ridwan. 1998. Penanganan Efektif Bimbingan dan Konseling di Sekolah.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Salahudin, Anas. 2010. Bimbingan dan Konseling. Bandung: CV Pustaka Setia
Sulistiawan, Nenei. 2010. Studi Deskriptif Kinerja Konselor Lulusan Bimbingan
Dan Konseling UNNES di SMA Negeri se-kota Semarang Tahun
2010/2011. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 2006. Metode Penelitian Survai. Jakarta:
Pustaka LP3ES.
Sugiarto. 2010. Bahan Ajar Workshop Pendidikan Matematika II. Semarang.
UNNES.
Sugiyo dan DYP Sugiharto. 1994. Administrasi dan Organisasi Bimbingan dan
Konseling di Sekolah. Semarang: IKIP Semarang Press.
Page 145
130
Sugiyo. 2011. Manajemen Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Semarang:
Widya Karya.
Sugiyono.2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sukardi, Dewa Ketut. 2003. Manajemen Bimbingan dan Konseling di Sekolah.
Bandung: Alfabeta.
Sukardi, Dewa Ketut. 2008. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan Dan
Konseling Di Sekolah. Jakarta: Rineke Cipta.
Sukardi, Dewa Ketut dan Desak P.E Nila Kusmawati. 2008. Proses Bimbingan
Dan Konseling Di Sekolah. Jakarta: Rineke Cipta.
Supriyo. 2009. Pelayanan BK Melaui Format Klasikal. Semarang: UNNES.
Sutoyo, Anwar. 2009. Pemahaman Individu. Semarang : CV Widya Karya.
Tim Penyusun. 2007. Rambu-Rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan
Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta : Depdiknas.
Tohirin. 2007. Bimbingan Dan Konseling Sekolah Dan Madrasah (Berbasis
Integrasi). Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Walgito, Bimo. 2005. Bimbingan dan Konseling (Studi &Karir). Yogyakarta:
Andi Offset
Winkel, W.S dan M.M. Sri Hastuti. 2007. Bimbingan dan Konseling di Institusi
Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.
Yusuf, Syamsu dan A. Juntika Nurihsan. 2006. Landasan Bimbingan &
Konseling. Bandung. PT Remaja Rosdakarya Offset.
Page 147
132
Lampiran 1
Kisi-Kisi Instrument Pedoman Observasi Pelayanan Bimbingan
Konseling Menggunakan Media Lks untuk Responden Konselor
(Sebelum Try Out)
Variabel Sub Variabel Indikator Deskriptor No Item
Proses
Pelayanan
Bimbingan
Konseling
yang
menggunakan
LKS sebagai
Media
4. Tahap
Pembukaan
5. Tahap Inti
1.4 Pembinaan
Hubungan Baik
1.5 Apersepsi
1.6 Penyampaian
Tujuan
Layanan
2.6 Menjelaskan
materi layanan
2.7 Bertanya
1.1.4 Mengucapkan salam
pembukaan
1.1.5 Menciptakan rasa
kebersamaan
1.1.6 Menarik minat dan
perhatian siswa
1.2.4 Mengungkapkan
kembali materi yang
telah diberikan
sebelumnya
1.2.5 Mengaitkan materi
yang akan diberikan
dengan apa yang sudah
diketahui siswa
sebelumnya
1.2.6 Menanyakan kesiapan
siswa
1.3.2 Menjelaskan tujuan
layanan
2.1.4 Menggali wawasan
siswa mengenai materi
yang akan dibahas
2.1.5 Pemberian layanan
secara sistematis
sehingga jelas isi dan
manfaatnya
2.1.6 Tidak terjadi
kekeliruan dalam
memberikan layanan
2.2.3 Konselor memberi
kesempatan untuk
siswa agar dapat
mengungkapkan
gagasan atau
pendapatnya
mengenai materi yang
dijelaskan
2.2.4 Konselor memberi
kesempatan kepada
1
2, 3, 4
5
6, 7
8
9
10, 11
12
13, 14,
15, 16
17
18
19, 20
Page 148
133
6. Tahap
Penutup
2.8 Menjawab
2.9 Memotivasi
siswa terlibat
dalam layanan
2.10 Mengelola
Perilaku Siswa
3.4 Menyimpulkan
3.5 Evaluasi
3.6 Pengakhiran
siswa untuk
menanyakan informasi
yang kurang jelas
mengenai materi yang
dijelaskan oleh
konselor
2.3.2 Konselor menjawab
pertanyaan dari siswa.
2.4.3 Mendorong siswa
untuk aktif dalam
proses layanan
2.4.4 Memberi penguatan
pada siswa yang aktif
dalam layanan
2.5.3 Memberikan umpan
balik positif dalam
bentuk penguatan baik
dalam bentuk lisan
maupun tulisan
terhadap siswa selama
layanan.
2.5.4 Menciptakan
kenyamanan dalam
proses layanan
3.1.2 Konselor membantu
siswa menyimpulkan
materi layanan yang
telah diberikan
3.2.5 Melakukan evaluasi
secara lisan atau
tulisan
3.2.6 Understanding
(Pemahaman Baru)
3.2.7 Comfort (Perasaan
Lega)
3.2.8 Action (Rencana
Kegiatan Pasca
Layanan)
3.3.3 Memberitahukan
kepada siswa bahwa
layanan akan segera
diakhiri
3.3.4 Mengucapkan salam
penutup
21, 22,
23
24, 25,
26, 27
28
29, 30,
31
32, 33
34, 35
36,37,
38
39
40
41
42
43
Page 149
134
Lampiran 2
Kisi-kisi Instrument Pedoman Observasi Proses Pelayanan
Bimbingan Konseling Menggunakan LKS untuk Responden
Konselor (Setelah Try Out)
Variabel Sub Variabel Indikator Deskriptor No Item
Proses
Pelayanan
Bimbingan
Konseling
yang
menggunakan
LKS sebagai
Media
1. Tahap
Pembukaan
2. Tahap Inti
1.1 Pembinaan
Hubungan Baik
1.2 Apersepsi
1.3 Penyampaian
Tujuan
Layanan
2.1 Menjelaskan
materi layanan
2.2 Bertanya
1.1.1 Mengucapkan salam
pembukaan
1.1.2 Menciptakan rasa
kebersamaan
1.1.3 Menarik minat dan
perhatian siswa
1.2.1 Mengungkapkan
kembali materi yang
telah diberikan
sebelumnya
1.2.2 Mengaitkan materi
yang akan diberikan
dengan apa yang sudah
diketahui siswa
sebelumnya
1.2.3 Menanyakan kesiapan
siswa
1.3.1 Menjelaskan tujuan
layanan
2.1.1 Menggali wawasan
siswa mengenai materi
yang akan dibahas
2.1.2 Pemberian layanan
secara sistematis
sehingga jelas isi dan
manfaatnya
2.1.3 Tidak terjadi
kekeliruan dalam
memberikan layanan
2.2.1 Konselor memberi
kesempatan untuk
siswa agar dapat
mengungkapkan
gagasan atau
pendapatnya
mengenai materi yang
dijelaskan
2.2.2 Konselor memberi
1
2, 3, 4
5
6
7
8
9
10
11, 12,
13
14
15
16,17
Page 150
135
3. Tahap
Penutup
2.3 Menjawab
2.4 Memotivasi
siswa terlibat
dalam layanan
2.5 Mengelola
Perilaku Siswa
3.1 Menyimpulkan
3.2 Evaluasi
3.3 Pengakhiran
kesempatan kepada
siswa untuk
menanyakan informasi
yang kurang jelas
mengenai materi yang
dijelaskan oleh
konselor
2.3.1 Konselor menjawab
pertanyaan dari siswa.
2.4.1 Mendorong siswa
untuk aktif dalam
proses layanan
2.4.2 Memberi penguatan
pada siswa yang aktif
dalam layanan
2.5.1 Memberikan umpan
balik positif dalam
bentuk penguatan baik
dalam bentuk lisan
maupun tulisan
terhadap siswa selama
layanan.
2.5.2 Menciptakan
kenyamanan dalam
proses layanan
3.1.3 Konselor membantu
siswa menyimpulkan
materi layanan yang
telah diberikan
3.2.1 Melakukan evaluasi
secara lisan atau
tulisan
3.2.2 Understanding
(Pemahaman Baru)
3.2.3 Comfort (Perasaan
Lega)
3.2.4 Action (Rencana
Kegiatan Pasca
Layanan)
3.3.1 Memberitahukan
kepada siswa bahwa
layanan akan segera
diakhiri
3.3.2 Mengucapkan salam
penutup
18,19,
20
21, 22,
23
24
25, 26,
27
28,29
30, 31
32,33,
34
35
36
37
38
39
Page 151
136
Lampiran 3
Pedoman Observasi
Proses Pelayanan Bimbingan dan Konseling Menggunakan LKS
(Sebelum try out)
A. Tujuan Observasi
Untuk mengukur proses pemberian layanan bimbingan dan konseling yang
menggunakan LKS
B. Aspek Yang Diobservasi
Proses yang dilakukan konselor dalam memberikan layanan bimbingan
dan konseling dengan menggunakan media LKS.
C. Pengantar
Pedoman Observasi ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang
proses yang dilakukan konselor dalam memberikan layanan bimbingan dan
konseling dengan menggunakan media LKS. Isilah data dengan sebenar-
benarnya, karena hasil dari observasi ini akan dapat mengetahui bagaimana
proses pemberian layanan bimbingan dan konseling yang menggunakan
media LKS.
D. Petunjuk Pengisian
1. Bacalah Pernyataan-pernyataan ini dengan cermat.
2. Berilah tanda Chek (√) pada jawaban yang tersedia sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya.
Berilah jawaban dengan :
Ya jika konselor menampakkan gejala tingkah laku sesuai dengan pernyataan
Tidak jika konselor tidak menampakkan gejala tingkah laku sesuai dengan
pernyataan
Page 152
137
LEMBAR JAWAB OBSERVASI
PROSES PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING YANG
MENGGUNAKAN LKS
A. Observer :
B. Observee :.
C. Observasi ke :
D. Pelaksanaan Observasi :
1. Hari/ tanggal :
2. Jam :
No Aspek Yang Dinilai Jawaban Keterangan
Ya Tidak
1. Konselor mengucapkan salam pembukaan
2. Konselor menyapa siswa
3. Konselor menanyakan kabar siswa
4. Konselor murah senyum dan ramah terhadap
siswa
5. Konselor mengungkapkan topik netral
6. Konselor langsung menjelaskan inti materi
layanan
7. Konselor mengungkapkan kembali materi
yang telah diberikan sebelumnya
8. Konselor mengaitkan materi yang akan
dibahas dengan apa yang sudah siswa ketahui
9. Konselor menanyakan kesiapan siswa
10. Konselor menjelaskan tujuan layanan
sebelum menjelaskan materi layanan
11. Konselor membacakan tujuan layanan dari
LKS BK
12. Konselor menggali wawasan siswa dengan
menanyakan hal yang berkaitan dengan
materi yang akan dibahas
13. Konselor menjelaskan materi layanan dengan
menggunakan media selain LKS
14. Konselor memberikan materi tanpa
menggunakan media LKS
15. Konselor menyampaikan materi layanan
dengan metode ceramah yang bersumber dari
Page 153
138
buku selain LKS
16. Konselor menyampaikan materi layanan
beserta contoh-contoh konkretnya
17. Konselor menyampaikan materi dengan
metode selain ceramah
18. Konselor memberi kesempatan untuk siswa
agar dapat mengungkapkan gagasan atau
pendapatnya mengenai materi yang dijelaskan
19. Konselor memberi kesempatan kepada siswa
untuk bertanya jika jawaban soal dalam LKS
tidak tercantum dalam uraian materi yang ada
dalam LKS
20. Konselor memberi kesempatan kepada siswa
untuk menanyakan informasi yang kurang
jelas mengenai materi yang dijelaskan oleh
konselor.
21. Konselor menjawab pertanyaan yang diajukan
siswa walaupun diluar materi layanan
22. Konselor lebih mengutamakan menjawab
pertanyaan yang sesuai dengan materi yang
sedang dibahas
23. Konselor meminta siswa untuk melihat
jawaban dari LKS terlebih dahulu
24. Konselor mampu mendorong siswa untuk
aktif dalam proses layanan
25. Konselor menyemangati siswa yang belum
aktif selama layanan berlangsung
26. Konselor menegur siswa yang belum aktif
selama layanan
27. Konselor konselor meminta siswa secara
bergatian menjawab soal-soal dalam LKS
28. Konselor memberikan reward seperti pujian
jika ada siswa yang aktif dalam layanan
29. Konselor mengingatkan secara halus jika
siswa yang tidak membawa LKS BK
30. Konselor memberikan dorongan yang positif
kepada siswa
31. Konselor mengingatkan secara halus jika ada
siswa yang gaduh
32. Konselor bersemangat dalam memberikan
layanan BK
33. Konselor ramah dan terkadang menciptakan
humor di dalam kelas
34. Konselor meminta siswa membaca
kesimpulan yang ada dalam LKS
Page 154
139
35. Konselor membantu siswa menyimpulkan
materi layanan yang telah diberikan
36. Konselor memberikan tugas untuk
mengerjakan LKS dan dikoreksi bersama
37. Konselor memberikan tugas pekerjaan rumah
untuk mengerjakan LKS BK
38. Konselor menyebar lembar LAISEG
39. Konselor menanyakan hal-hal baru atau
pemahaman baru apa yang diperoleh siswa
setelah mengikuti
40. Konselor menanyakan bagaimana perasaan
siswa setelah mengikuti layanan
41. Konselor menanyakan rencana tidakan
selanjutnya setelah pemberian layanan
42. Memberitahukan kepada siswa bahwa
layanan akan segera diakhiri
43. Mengucapkan salam penutup
Rekomendasi : Pekalongan, 2012
........................................................... Observer
...........................................................
............................................................
NIM.
Page 155
140
Lampiran 4
Pedoman Observasi
Proses Pelayanan Bimbingan dan Konseling Menggunakan LKS
(Setelah Try Out)
A. Tujuan Observasi
Untuk mengukur proses pemberian layanan bimbingan dan konseling yang
menggunakan LKS
B. Aspek Yang Diobservasi
Proses yang dilakukan konselor dalam memberikan layanan bimbingan
dan konseling dengan menggunakan media LKS.
C. Pengantar
Pedoman Observasi ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang
proses yang dilakukan konselor dalam memberikan layanan bimbingan dan
konseling dengan menggunakan media LKS. Isilah data dengan sebenar-
benarnya, karena hasil dari observasi ini akan dapat mengetahui bagaimana
proses pemberian layanan bimbingan dan konseling yang menggunakan
media LKS.
D. Petunjuk Pengisian
1. Bacalah Pernyataan-pernyataan ini dengan cermat.
2. Berilah tanda Chek (√) pada jawaban yang tersedia sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya.
Berilah jawaban dengan :
Ya jika konselor menampakkan gejala tingkah laku sesuai dengan pernyataan
Tidak jika konselor tidak menampakkan gejala tingkah laku sesuai dengan
pernyataan
Page 156
141
LEMBAR JAWAB OBSERVASI
PROSES PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING YANG
MENGGUNAKAN LKS (SETELAH TRY OUT)
A. Observer :
B. Observee :.
C. Observasi ke :
D. Pelaksanaan Observasi :
1. Hari/ tanggal :
2. Jam :
No Aspek Yang Dinilai Jawaban Keterangan
Ya Tidak
1. Konselor mengucapkan salam pembukaan
2. Konselor menyapa siswa
3. Konselor menanyakan kabar siswa
4. Konselor murah senyum dan ramah
terhadap siswa
5. Konselor mengungkapkan topik netral
6. Konselor mengungkapkan kembali materi
yang telah diberikan sebelumnya
7. Konselor mengaitkan materi yang akan
dibahas dengan apa yang sudah siswa
ketahui
8. Konselor menanyakan kesiapan siswa
9. Konselor menjelaskan tujuan layanan
sebelum menjelaskan materi layanan
10. Konselor menggali wawasan siswa dengan
menanyakan hal yang berkaitan dengan
materi yang akan dibahas
11. Konselor menjelaskan materi layanan
dengan menggunakan media selain LKS
12. Konselor memberikan materi tanpa
menggunakan media LKS
13. Konselor menyampaikan materi layanan
dengan metode ceramah yang bersumber
dari buku selain LKS
14. Konselor menyampaikan materi dengan
metode selain ceramah
Page 157
142
15. Konselor memberi kesempatan untuk siswa
agar dapat mengungkapkan gagasan atau
pendapatnya mengenai materi yang
dijelaskan
16. Konselor memberi kesempatan kepada siswa
untuk bertanya jika jawaban soal dalam LKS
tidak tercantum dalam uraian materi yang
ada dalam LKS
17. Konselor memberi kesempatan kepada siswa
untuk menanyakan informasi yang kurang
jelas mengenai materi yang dijelaskan oleh
konselor.
18. Konselor menjawab pertanyaan yang
diajukan siswa walaupun diluar materi
layanan
19. Konselor lebih mengutamakan menjawab
pertanyaan yang sesuai dengan materi yang
sedang dibahas
20. Konselor meminta siswa untuk melihat
jawaban dari LKS terlebih dahulu
21. Konselor mampu mendorong siswa untuk
aktif dalam proses layanan
22. Konselor menyemangati siswa yang belum
aktif selama layanan berlangsung
23. Konselor konselor meminta siswa secara
bergatian menjawab soal-soal dalam LKS
24. Konselor memberikan reward seperti pujian
jika ada siswa yang aktif dalam layanan
25. Konselor mengingatkan secara halus jika
siswa yang tidak membawa LKS BK
26. Konselor memberikan dorongan yang positif
kepada siswa
27. Konselor mengingatkan secara halus jika
ada siswa yang gaduh
28. Konselor bersemangat dalam memberikan
layanan BK
29. Konselor ramah dan terkadang menciptakan
humor di dalam kelas
30. Konselor meminta siswa membaca
kesimpulan yang ada dalam LKS
31. Konselor membantu siswa menyimpulkan
materi layanan yang telah diberikan
32. Konselor memberikan tugas untuk
mengerjakan LKS dan dikoreksi bersama
33. Konselor memberikan tugas pekerjaan
Page 158
143
rumas untuk mengerjakan LKS BK
34. Konselor menyebar lembar LAISEG
35. Konselor menanyakan hal-hal baru atau
pemahaman baru apa yang diperoleh siswa
setelah mengikuti
36. Konselor menanyakan bagaimana perasaan
siswa setelah mengikuti layanan
37. Konselor menanyakan rencana tidakan
selanjutnya setelah pemberian layanan
38. Memberitahukan kepada siswa bahwa
layanan akan segera diakhiri
39. Mengucapkan salam penutup
Rekomendasi : Pekalongan, 2012
........................................................... Observer
...........................................................
............................................................
NIM.
Page 159
144
Lampiran 5
Kisi-Kisi Instrument Kuesioner Proses Pelayanan Bimbingan Dan
Konseling Untuk Responden Siswa
(Sebelum Try Out)
Variabel Sub Variabel Indikator Deskriptor No Item
+ - Proses
Pelaksanaan
Layanan
Bimbingan
dan
Konseling
6. Uraian
kegiatan
7. Tempat dan
Waktu
Pelayanan
1.4 Tahap
Pembentukan
1.5 Tahap Inti
1.6 Tahap
Penutup
2.1Mempersiapkan
Tempat
2.2 Menyiapkan
alokasi waktu
pelaksanaan
1.1.4 Pembinaan hubungan
baik
1.1.5 Apersepsi
1.1.6 Penyampaian tujuan
layanan
1.2.6 Menjelaskan materi
layanan
1.2.7 Bertanya
1.2.8 Menjawab
1.2.9 Memotivasi siswa
terlibat dalam
layanan
1.2.10 Mengelola perilaku
siswa
1.3.4 Menyimpulkan
1.3.5 Evaluasi
1.3.6 Pengakhiran
2.1.2 Menyiapkan fasilitas
yang dibutuhkan
meliputi tempat,
kegiatan, instrumen
administrasi, buku
panduan, dan modul
bimbingan, perangkat
elektronik (komputer
dan tape recorder),
dan filling
kabinet,tempat
penyimpanan
dokumen)
2.2.3 Memberikan layanan
BK di dalam jam
pembelajaran dengan
volume 1-2 jam
pelajaran secara
terjadwal perminggu
2.2.4 Memberikan layanan
BK baik
klasikal/pendukung
di luar jam
pembelajaran dengan
volume 1 kali
pemberian layanan
1, 2
6, 7
10, 12
14, 15,
18
20, 21
24, 25
27, 28,32
34, 36
37, 40
42,43
46,47
48,51
52, 54
57,59
3, 4
5, 8
9, 11
13, 16,
17
19, 22
23,26
29,30, 31
33,35
38, 39
41, 44
45
49,50
53, 55
56, 58
Page 160
145
8. Pihak-pihak
yang
disertakan
dalam
penyelenggara
an dan
peranan
masing-
masing
9. Penyediaan
alat dan
perlengkapan
10. Rencan
a penialain
dan tindak
lanjut
3.1 Penentuan
personil
layanan
4.1 Penentuan
sarana dan
prasarana
penunjang
pelayanan
bimbingan
dan konseling
5.1Rencana
Penilaian
5.2 Rencana
Tindak
Lanjut
ekuivalen dengan 2
jam pembelajaran.
3.1.1 Peran dan tugas staf
Guru dalam kegiatan
bimbingan dan
konseling
4.1.1 Penggunaan
kelengkapan
penunjang teknis,
seperti data informasi,
paket bimbingan, alat
bantu bimbingan.
5.1.1 Memberikan Penilaian
Segera
5.1.2 Memberikan Penilaian
Jangka Pendek
5.1.3 Memberikan Penilaian
Jangkan Panjang
5.2.1 Konselor memberikan
rencana tindak lanjut
pasca layanan
60, 63,64
66, 68
70, 71,
72, 74
77, 78
80, 81
83,84,
85, 87
61, 62,
65
67, 69
73, 75,
76 79
82
86, 88
Page 161
146
Lampiran 6
Kisi-kisi Instrument Kuesioner Proses Pelayanan Bimbingan dan
Konseling untuk Responden Siswa
(Sesudah Try Out)
Variabel Sub Variabel Indikator Deskriptor No Item
+ - Proses
Pelaksanaan
Layanan
Bimbingan
dan
Konseling
1. Uraian
kegiatan
2. Tempat dan
Waktu
Pelayanan
1.1 Tahap
Pembukaan
1.2 Tahap Inti
1.3 Tahap
Penutup
2.1Mempersiapkan
Tempat
2.2 Menyiapkan
alokasi waktu
pelaksanaan
1.1.1 Pembinaan hubungan
baik
1.1.2 Apersepsi
1.1.3 Penyampaian tujuan
layanan
1.2.1 Menjelaskan materi
layanan
1.2.2 Bertanya
1.2.3 Menjawab
1.2.4 Memotivasi siswa
terlibat dalam
layanan
1.2.5 Mengelola perilaku
siswa
1.3.1 Menyimpulkan
1.3.2 Evaluasi
1.3.3 Pengakhiran
2.1.1 Menyiapkan fasilitas
yang dibutuhkan
meliputi tempat,
kegiatan, instrumen
administrasi, buku
panduan, dan modul
bimbingan, perangkat
elektronik (komputer
dan tape recorder),
dan filling
kabinet,tempat
penyimpanan
dokumen)
2.2.1 Memberikan layanan
BK di dalam jam
pembelajaran dengan
volume 1-2 jam
pelajaran secara
terjadwal perminggu
2.2.2 Memberikan layanan
BK baik
klasikal/pendukung
di luar jam
pembelajaran dengan
volume 1 kali
pemberian layanan
1, 2
5, 6
9
12, 13
17, 18
21
23, 27
28, 30
31, 33
35, 36
39, 40
41
44, 45
47, 49
3
4, 7
8, 10
11, 14
19
20, 22
24, 25,
26
29
32
34, 37
38
42, 43
46
48
Page 162
147
3. Pihak-pihak
yang
disertakan
dalam
penyelenggara
an dan
peranan
masing-
masing
4. Penyediaan
alat dan
perlengkapan
5. Rencana
penialain dan
tindak lanjut
3.1 Penentuan
personil
layanan
4.1 Penentuan
sarana dan
prasarana
penunjang
pelayanan
bimbingan
dan konseling
5.1Rencana
Penilaian
5.2 Rencana
Tindak
Lanjut
ekuivalen dengan 2
jam pembelajaran.
3.1.1 Peran dan tugas staf
Guru dalam kegiatan
bimbingan dan
konseling
4.1.1 Penggunaan
kelengkapan
penunjang teknis,
seperti data informasi,
paket bimbingan, alat
bantu bimbingan.
5.1.1 Memberikan Penilaian
Segera
5.1.2 Memberikan Penilaian
Jangka Pendek
5.1.3 Memberikan Penilaian
Jangkan Panjang
5.2.1 Konselor memberikan
rencana tindak lanjut
pasca layanan
50, 52,
53
55, 56
58, 59,
60, 62
64, 65
70, 71
72, 74
51, 54
57
61, 63
66
73
75
Page 163
14
8
Lam
pir
an 7
KUESIO
NER
PROSES PELAYANAN B
IMBIN
GAN D
AN K
ONSELIN
G Y
ANG
MENGGUNAKAN L
KS
A. Pen
gantar
Kues
ioner
ini
dim
aksu
dk
an u
ntu
k m
emper
ole
h i
nfo
rmas
i te
nta
ng
has
il y
ang d
iper
ole
h s
isw
a se
tela
h m
engik
uti
layan
an b
imbin
gan
dan
konse
ling d
engan
men
ggunak
an m
edia
LK
S.
Jaw
aban
yan
g a
nda
ber
ikan
tid
ak b
erpen
gar
uh t
erhad
ap p
rest
asi
anda,
ole
h
kar
ena
itu
dih
arap
kan
ag
ar
and
a dap
at
mem
ber
ikan
jaw
aban
yan
g m
enggam
bar
kan
kea
daa
n a
nd
a yan
g s
eben
rnya
den
gan
juju
r.
Ker
ahas
iaan
yan
g
ber
kai
tan
den
gan
pen
gis
ian
kues
ioner
in
i
akan
sa
ya
jaga
sepen
uh
nya.
B
ila
iden
tita
s dic
antu
mkan
, in
i han
ya
seked
ar u
ntu
k m
enco
cok
kan
den
gan
dat
a la
inn
ya.
Ata
s per
hat
ian d
an k
erja
sam
anya
yan
g t
elah
and
a ber
ikan
, sa
ya
sam
pai
kan
ter
imak
asih
.
B. Petunjuk Pen
gisian
Ber
ikut
mer
up
akan
car
a pen
gis
ian k
ues
ioner
1.
Tuli
s id
enti
tas
dir
i an
da
pad
a le
mbar
jaw
ab y
ang t
elah
ter
sedia
.
2.
Bac
alah
Per
nyat
aan
-per
nyat
aan i
ni
den
gan
cer
mat
.
3.
Anda
dim
inta
untu
k
mem
ilih
sa
lah
satu
ja
wab
an
yan
g
pal
ing
sesu
ai d
engan
kea
daa
n a
nda
den
gan
car
a m
elin
gk
ari
jaw
aban
pad
a
lem
bar
jaw
ab y
ang t
elah
dis
edia
kan
.
4.
Pil
ihan
jaw
aban
adal
ah s
ebag
ai b
erik
ut
:
SS B
ila
per
nyat
aan t
erse
but
San
gat
ses
uai
den
gan
dir
i an
da
S B
ila
per
nyat
aan t
erse
but
Ses
uai
den
gan
dir
i an
da
R
Bil
a per
nyat
aan
ters
ebut
ragu-r
agu
men
gen
ai
per
nyat
aan
ters
ebut
TS
B
ila
per
nyat
aan t
erse
but
Tid
ak s
esuai
den
gan
dir
i an
da
STS
Bil
a per
nyat
aan t
erse
but
San
gat
tid
ak s
esuai
den
gan
dir
i
A
nda
Contoh Pen
gisian :
No
Pern
yataan
1
Say
a ber
usa
ha
mem
per
hat
ikan
ap
a yan
g
dib
erik
an
ole
h
konse
lor
Contoh Jawaban :
Jika
anda
mer
asa
bah
wa
per
nyat
aan t
erse
but
San
gat
Ses
uai
, m
aka
lingkar
ilah
ja
wab
an pad
a pil
ihan
SS
di
lem
bar
ja
wab
an
yan
g
tela
h d
ised
iakan
.
NO
JAW
ABAN
1.
S
R
TS
STS
SS
Page 164
14
9
Pas
tikan
tid
ak a
da
per
nyat
aan yan
g b
elum
dij
awab
ket
ika
anda
men
gum
pulk
ann
ya
kem
bal
i.
>>>>Selamat M
engerjakan<<<<
No
Pertanyaan
1.
S
elam
a m
em
ber
ikan
lay
anan
BK
did
alam
kel
as k
onse
lor
ber
sikap
mura
h
senyum
kep
ada
sisw
a
2.
K
onse
lor
men
yap
a si
swa
sebel
um
mem
ula
i m
em
ber
ikan
lay
anan
3.
K
onse
lor
langsu
ng m
em
ber
ikan
lay
anan
, ta
npa
har
us
men
anyakan
kab
ar
kep
ada
sisw
a ag
ar w
aktu
leb
ih e
fisi
en
4.
K
onse
lor
ber
sikap
kura
ng r
amah
, untu
k m
em
buat
sis
wa
lebih
dis
ipli
n
dal
am m
engik
uti
lay
anan
.
5.
K
etik
a m
em
ula
i m
ember
ikan
lay
anan
, konse
lor
langsu
ng m
enje
lask
an i
nti
dar
i m
ater
i la
yan
an.
6.
Seb
elum
konse
lor
mem
ula
i m
em
ber
ikan
lay
anan
BK
kep
ada
sisw
a,
konse
lor
men
anyak
an s
ejau
h m
ana
pen
get
ahuan
sis
wa
men
gen
ai m
ater
i
yan
g a
kan
dib
ahas
.
7.
S
ebel
um
mem
ber
ikan
lay
anan
BK
, konse
lor
men
anyak
an b
agai
man
a
kes
iapan
sis
wa
dal
am m
engik
uti
lay
anan
.
8.
K
onse
lor
tidak
men
anyak
an k
esia
pan
kep
ada
sisw
a kar
ena
sudah
pas
ti
sisw
a se
lalu
sia
p m
engik
uti
lay
anan
.
9.
K
onse
lor
men
yam
pai
kan
tuju
an p
ember
ian l
ayan
an s
ecar
a je
las
pad
a sa
at
keg
iata
n a
kan
ber
akhir
10.
S
ebel
um
konse
lor
mem
ula
i m
em
ber
ikan
lay
anan
BK
kep
ada
sisw
a,
konse
lor
men
jela
skan
tuju
an m
engen
ai m
ater
i la
yan
an t
erse
but.
11.
S
aya
sudah
men
get
ahui
tuju
an l
ayan
an y
ang a
kan
dib
erik
an k
aren
a tu
juan
layan
an s
udah
ter
tera
dal
am L
KS
12.
T
uju
an l
ayan
an y
ang d
isam
pai
kan
konse
lor,
mem
buat
say
a le
bih
tah
u
man
faat
yan
g a
kan
say
a per
ole
h m
elal
ui
layan
an t
erse
but
13.
K
onse
lor
han
ya
mem
ber
ikan
tugas
men
ger
jakan
LK
S
14.
K
onse
lor
mem
ber
ikan
tugas
men
ger
jakan
LK
S d
an m
ener
angkan
leb
ih
lanju
t m
engen
ai h
al-h
al y
ang b
erkai
tan d
engan
mat
eri.
15.
K
onse
lor
sela
lu m
enyam
pai
kan
mat
eri
bes
erta
conto
h-c
onto
h k
onkre
tnya
den
gan
jel
as.
16.
D
alam
men
yam
pai
kan
mat
eri
konse
lor
mem
bac
akan
sem
ua
isi
mat
eri
yan
g t
erdap
at d
alam
LK
S d
engan
jel
as.
17.
K
onse
lor
den
gan
sab
ar m
embim
bin
g s
isw
a untu
k m
enja
wab
dan
mem
bah
as s
atu p
ersa
tu s
oal
-soal
yan
g a
da
di
LK
S b
ersa
ma-s
am
a
18.
S
aat
akan
mem
ula
i la
yan
an, konse
lor
mem
per
siap
kan
med
ia l
ain s
elai
n
LK
S, se
per
ti m
isal
LC
D.
19.
Konse
lor
mem
per
sila
hkan
sis
wa
untu
k m
engaj
ukan
per
tanyaa
n s
eban
yak
-
ban
yak
nya
men
gen
ai a
pap
un, bai
k m
engen
ai m
ater
i at
au h
al y
ang d
i lu
ar
mat
eri.
20.
K
onse
lor
mem
ber
ikan
kes
empat
an u
ntu
k s
isw
a ag
ar d
apat
men
gungkap
kan
gag
asan
ata
u p
endap
at a
nda
men
gen
ai m
ater
i.
21.
K
onse
lor
mem
ber
i kes
emp
atan
kep
ada
sisw
a untu
k m
enan
yak
an h
al y
ang
bel
um
jel
as m
engen
ai m
ater
i te
rseb
ut.
22.
Jika
di
dal
am L
KS
ada
soal
yan
g j
awab
annya
tidak
ter
dap
at d
alam
hal
aman
ura
ian m
ater
i, s
isw
a ak
an m
enan
yakan
jaw
aban
soal
-soal
ters
ebut
pad
a konse
lor.
23.
K
onse
lor
ber
sedia
men
jaw
ab s
emua
per
tanyaa
n y
ang s
isw
a aj
ukan
, bai
k
yan
g s
esuai
den
gan
mat
eri
atau
pun y
ang d
i lu
ar m
ater
i.
24.
Ja
wab
an y
ang d
iber
ikan
konse
lor
sesu
ai d
engan
har
apan
sis
wa.
25.
K
onse
lor
lebih
men
guta
makan
men
jaw
ab p
erta
nyaa
n s
isw
a yan
g s
esuai
den
gan
mat
eri
layan
an.
Page 165
15
0
26.
Ji
ka
ada
hal
yan
g b
elum
jel
as, sa
ya
lebih
suka
mel
ihat
ura
ian d
alam
LK
S
dar
ipad
a ber
tanya
pad
a konse
lor
27.
Ji
ka
ada
sisw
a yan
g b
erta
nya
konse
lor
mem
ber
ikan
rew
ard s
eper
ti m
isal
puji
an.
28.
Ji
ka
ada
sisw
a yan
g b
elum
akti
f se
lam
a la
yan
an, konse
lor
mem
oti
vas
i
sisw
a te
rseb
ut.
29.
K
onse
lor
mem
inta
sis
wa
men
jaw
ab s
atu p
er s
atu s
oal
-soal
yan
g a
da
dal
am
LK
S s
ecar
a ber
gan
tian
, se
hin
gga
sem
ua
sisw
a ak
tif
dal
am l
ayan
an.
30.
Ji
ka
ada
sisw
a yan
g b
elum
akti
f se
lam
a la
yan
an, konse
lor
akan
mem
ber
i
huku
man
31.
Ji
ka
ada
sisw
a yan
g b
elum
akti
f se
lam
a la
yan
an, konse
lor
akan
men
egur
sisw
a te
rseb
ut.
32.
K
onse
lor
men
yem
angat
i si
swa
yan
g b
elum
akti
f dal
am l
ayan
an.
33.
K
onse
lor
dis
ipli
n d
alam
mengaw
asi
sisw
a m
enger
jakan
soal
-soal
dal
am
LK
S.
34.
K
onse
lor
seca
ra h
alus
men
gin
gat
kan
sis
wa
yan
g g
aduh d
i dal
am k
elas
35.
S
aya
tidak
per
nah
lupa
mem
baw
a L
KS
kar
ena
konse
lor
akan
mem
ber
ikan
per
ingat
an j
ika
saya
lupa.
36.
K
onse
lor
sela
lu b
erse
man
gat
dal
am m
em
ber
ikan
lay
anan
, se
hin
gga
sisw
a
pun i
kut
ber
sem
angat
dal
am e
mn
gik
uti
lay
anan
37.
K
onse
lor
mem
ber
i kes
emp
atan
sis
wa
untu
k m
enyim
pulk
an i
si m
ater
i
ters
ebut.
38.
S
ebel
um
men
yim
pulk
an i
si m
ater
i la
yan
an, konse
lor
mem
per
sila
hkan
sisw
a untu
k m
em
bac
a kem
bal
i m
ater
i yan
g a
da
di
LK
S.
39.
K
onse
lor
den
gan
tel
iti
men
unju
k s
atu p
ersa
tu s
isw
a se
cara
ber
gil
iran
untu
k m
em
bac
akan
kes
imp
ula
n d
ari
mat
eri
ters
ebut.
40.
K
onse
lor
mem
ban
tu s
isw
a m
enyim
pulk
an i
si m
ater
i la
yan
an
41.
S
etel
ah s
eles
ai m
enyam
pai
kan
mat
eri,
konse
lor
mem
ber
ikan
soal
-soal
kep
ada
yan
g b
erkai
tan d
engan
mat
eri
yan
g b
aru s
aja
dib
ahas
.
42.
S
etel
ah s
eles
ai m
ember
ikan
lay
anan
, konse
lor
men
anyak
an b
agai
man
a
per
asaa
n s
isw
a se
tela
h m
endap
at l
ayan
an t
erse
but.
43.
S
etel
ah s
eles
ai m
ember
ikan
lay
anan
, konse
lor
men
anyak
an p
emah
am
an
sisw
a te
rhad
ap l
ayan
an y
ang k
onse
lor
ber
ikan
.
44.
K
onse
lor
mem
ber
ikan
tugas
pek
erja
an r
um
ah u
ntu
k m
enger
jakan
LK
S
45.
S
aat
jam
BK
akan
ber
akhir
konse
lor
dis
pli
n d
an t
idak
per
nah
lupa
mem
inta
sis
wa
men
gu
mpulk
an L
KS
untu
k d
ikore
ksi
dan
din
ilai
.
46.
S
etel
ah s
eles
ai m
ember
ikan
lay
anan
, konse
lor
men
guca
pkan
ter
imak
asih
dan
sal
am k
epad
a si
swa
47.
K
onse
lor
tidak
per
nah
lupa
men
guca
pkan
sal
am s
aat
men
gak
hir
i la
yan
an
48.
K
onse
lor
mem
per
siap
kan
tem
pat
seb
elum
mem
ula
i la
yan
an, se
per
ti
mem
asan
g L
CD
ata
u m
em
baw
a buku m
ater
i B
K
49.
K
onse
lor
sela
lu m
emper
siap
kan
LK
S y
ang s
udah
dik
ore
ksi
seb
elum
nya
untu
k d
ibag
ikan
kep
ada
sisw
a se
bel
um
lay
anan
dim
ula
i.
50.
K
onse
lor
mem
bagik
an L
KS
ter
lebih
dah
ulu
seb
elum
mem
ula
i la
yan
an
51.
K
onse
lor
men
yia
pkan
ala
t per
aga
seper
ti r
epli
ka
atau
min
iatu
r sa
at
mem
ber
ikan
lay
anan
52.
K
onse
lor
mem
ber
ikan
lay
anan
BK
dal
am k
elas
sel
ama
1-2
jam
pel
ajar
an
sem
inggu s
ekal
i.
53.
K
onse
lor
mem
ber
ikan
tam
bah
an j
am j
ika
sisw
a bel
um
sel
esai
men
ger
jakan
LK
S.
54.
K
onse
lor
mas
uk k
e dal
am k
elas
sec
ara
ruti
n d
an s
esuai
den
gan
jad
wal
untu
k m
em
ber
ikan
lay
anan
BK
55.
K
onse
lor
sese
kal
i dat
ang k
ekel
as u
ntu
k m
engontr
ol
dan
men
gaw
asi
den
gan
cer
mat
sis
wa
yan
g s
edan
g m
enger
jakan
LK
S B
K d
i dal
am k
elas
.
56.
K
onse
lor
tepat
wak
tu d
alam
men
gis
i ja
m B
K s
epula
ng s
ekola
h
57.
K
onse
lor
men
gis
i ja
m p
elaj
aran
koso
ng d
engan
mem
ber
i la
yan
an B
K
58.
K
onse
lor
men
gis
i ja
m p
elaj
aran
koso
ng d
engan
mem
ber
i tu
gas
sis
wa
men
ger
jakan
LK
S B
K
59.
K
onse
lor
men
gis
i ja
m p
elaj
aran
yan
g k
oso
ng d
engan
ber
bag
ai v
ideo
moti
vas
i dan
lay
anan
an y
ang m
em
ban
gun m
oti
vas
i
Page 166
15
1
60.
K
onse
lor
bek
erja
sam
a den
gan
guru
mat
a pel
ajar
an d
alam
mem
ber
ikan
mat
eri
layan
an B
K
61.
Ji
ka
konse
lor
ber
hal
angan
had
ir, ja
m B
K t
idak
dii
si o
leh g
uru
pen
ggan
ti
62.
G
uru
pen
ggan
ti y
ang m
enggan
tikan
tugas
konse
lor
dal
am m
em
ber
ikan
layan
an a
dal
ah g
uru
mat
a pel
ajar
an l
ain
63.
G
uru
pen
ggan
ti y
ang a
kan
men
ggan
tikan
tugas
konse
lor
mem
ber
ikan
layan
an a
dal
ah k
onse
lor
yan
g l
ain.
64.
K
onse
lor
pen
ggan
ti y
ang m
enggan
tikan
konse
lor
saat
ber
hal
angan
had
ir
akan
men
jela
skan
mat
eri
layan
an d
engan
jel
as.
65.
Ji
ka
konse
lor
ber
hal
angan
had
ir, konse
lor
akan
mem
ber
ikan
tugas
untu
k
men
ger
jakan
LK
S.
66.
K
onse
lor
mem
ber
ikan
lay
anan
den
gan
men
ggunakan
fil
m a
tau v
ideo
67.
M
ater
i dal
am L
KS
kel
as X
I ber
bed
a den
gan
mat
eri
LK
S d
ari
kel
as X
.
68.
K
onse
lor
mem
ber
ikan
lay
anan
den
gan
men
ggunakan
buku c
erit
a dan
moti
vas
i
69.
L
ayan
an B
K y
ang m
enggu
nak
an L
KS
mem
buat
say
a te
rtar
ik m
engik
uti
layan
an t
erse
but
70.
K
onse
lor
mem
bag
ikan
lem
bar
pen
ilai
an s
eger
a (L
AIS
EG
) se
tela
h s
eles
ai
men
yam
pai
kan
lay
anan
71.
K
onse
lor
men
anyak
an p
emah
am
an b
aru a
pa
yan
g d
idap
at s
isw
a se
tela
h
men
gik
uti
lay
anan
72.
K
onse
lor
men
anyak
an
bag
aim
ana
per
asaa
n
sisw
a se
tela
h
men
gik
uti
layan
an
73.
K
onse
lor
mem
inta
si
swa
men
jaw
ab la
tihan
so
al yan
g ad
a dal
am L
KS
sete
lah m
enyam
pai
kan
mat
eri
layan
an
74.
K
onse
lor
men
anyak
an t
indak
an a
pa
yan
g a
kan
dil
akukan
sis
wa
sete
lah
men
gik
uti
lay
anan
75.
K
onse
lor
men
gad
akan
ta
nya
jaw
ab
sesu
ai
den
gan
m
ater
i yan
g
sudah
dij
elas
kan
76.
K
onse
lor
men
gad
akan
ula
ngan
set
iap s
eles
ai m
em
ber
ikan
mat
eri
layan
an
77.
D
alam
ja
ngka
wak
tu
1
min
ggu/
1
bula
n
sete
lah
layan
an
dib
erik
an
konse
lor
mem
ber
ikan
lem
bar
pen
ilai
an j
angka
pen
dek
(L
AIJ
AP
EN
)
78.
Dal
am
jangka
wak
tu
1
min
ggu/
1
bula
n
sete
lah
layan
an
dib
erik
an
konse
lor
mel
akukan
w
awan
cara
yan
g
ber
kai
tan
den
gan
se
jauh
man
a
pem
aham
an d
iri
sisw
a te
rhad
ap l
ayan
an y
ang s
elam
a in
i dib
erik
an
79.
Dal
am
jangka
wak
tu
1
min
ggu/
1
bula
n
sete
lah
layan
an
dib
erik
an
konse
lor
mem
ber
ikan
so
al-s
oal
m
engen
ai
mat
eri-
mat
eri
yan
g
tela
h
dib
erik
an s
elam
a se
bula
n
80.
S
etel
ah 1
bula
n/1
sem
este
r pas
ca l
ayan
an k
onse
lor
mem
ber
ikan
lem
bar
pen
ilai
an j
angka
pan
jang (
LA
IJA
PA
NG
)
81.
Dal
am
jangka
wak
tu
1
bula
n/
1
sem
este
r se
tela
h
layan
an
dib
erik
an
konse
lor
mel
akukan
w
awan
cara
m
engen
ai
seja
uhm
ana
sisw
a
men
gap
likas
ikan
pem
aham
an
dir
i te
rhad
ap
layan
an
dib
erik
an
ked
alam
keh
idupan
seh
ari-
har
i
82.
Dal
am
jangka
wak
tu
1
bula
n/
1
sem
este
r se
tela
h
layan
an
dib
erik
an
konse
lor
mem
ber
ikan
so
al-s
oal
m
engen
ai
mat
eri-
mat
eri
yan
g
tela
h
dib
erik
an s
elam
a se
bula
n
83.
K
onse
lor
mem
ber
ikan
la
yan
an
bim
bin
gan
kel
om
pok
atau
konse
ling
indiv
idu b
agi
sisw
a yan
g b
elum
dap
at m
emah
ami
mat
eri
layan
an
84.
K
onse
lor
men
gad
akan
la
yan
an
bim
bin
gan
kel
om
po
k
bagi
sisw
a yan
g
tidak
mas
uk p
ada
saat
jam
BK
85.
K
onse
lor
men
g-A
wi9
4L
fR)A
Rw
n96fA
”:(:
wg96”f
(A()
wa9
4H
fL(:
6-A
wn96fA
”:(:
w 9
4()
(f”6
:wk96”f
():”
we9
4H
f:R
wv96
Page 168
15
3
1.
S
R
TS
STS
Pas
tikan
tid
ak a
da
per
nyat
aan yan
g b
elum
dij
awab
ket
ika
anda
Page 169
15
4
26.
Ji
ka
ada
sisw
a yan
g b
elum
akti
f se
lam
a la
yan
an, kon
Page 172
157
Lampiran 9
Kisi-Kisi Instrument Kuesioner Hasil Pelayanan Bimbingan Dan
Konseling untuk Responden Siswa
(Sebelum Try Out)
Variabel Sub
Variabel
Page 173
158
7. Menyesuaikan
diri dengan
lingkungan
pendidikan,
lingkungan
masyarakat
serta
lingkungan
kerjanya
8. Mengatasi
hambatan dan
kesulitan yang
dihadapi dalam
studi,
penyesuaian
lain
2.11 Memiliki kemampuan
untuk melakukan
pilihan secara sehat
2.12 Memiliki rasa
tanggung jawab
2.13 Memiliki kemampuan
berinteraksi sosial
2.14 Memiliki kesadaran
tentang potensi diri
dalam aspek belajar
2.15 Memiliki sikap dan
kebiasaan belajar
yang positif
2.16 Memiiki keterampilan
atau teknik belajar
yang efektif
3.5 Mengenal hak dan
kewajiban diri sendiri
dalam lingkungan
kehidupan sehari-hari
3.6 Memiliki sikap
toleransi
3.7 Memiliki kemampun
dalam menyelesaikan
konflik baik internal
maupun eksternal
3.8 Memiliki motif yang
tinggi untuk belajar
sepanjang hayat.
8.1
Page 174
159
dengan
lingkungan
pendidikan,
masyarakat,
maupun
lingkungan
kerja.
kesadaran tentang
adanya resiko dari
pengambilan
keputusan
150,152,
153, 154,
156
Page 175
160
Lampiran 10
Kisi-Kisi Instrument Kuesioner untuk Penelitian Hasil Pelayanan
Bimbingan Dan Konseling dengan Responden Siswa
(Setelah Try Out)
Page 176
161
3. Menyesuaikan
diri dengan
lingkungan
pendidikan,
lingkungan
masyarakat
serta
lingkungan
kerjanya
4. Mengatasi
hambatan dan
kesulitan yang
dihadapi dalam
studi,
penyesuaian
dengan
lain
2.3 Memiliki kemampuan
untuk melakukan
pilihan secara sehat
2.4 Memiliki rasa
tanggung jawab
2.5 Memiliki kemampuan
berinteraksi sosial
2.6 Memiliki kesadaran
tentang potensi diri
dalam aspek belajar
2.7 Memiliki sikap dan
kebiasaan belajar
yang positif
2.8 Memiiki keterampilan
atau teknik bekajar
Page 177
162
lingkungan
pendidikan,
masyarakat,
maupun
lingkungan
kerja.
adanya resiko dari
pengambilan
keputusan
120, 123
Page 178
16
3
Lam
pir
an 1
1
KUESIO
NER H
ASIL
PELAYANAN B
IMBIN
GAN D
AN
KONSELIN
G Y
ANG M
ENGGUNAKAN L
KS
A. Pen
gantar
Kues
ioner
ini
dim
aksu
dk
an u
ntu
k m
emper
ole
h i
nfo
rmas
i te
nta
ng
has
il y
ang d
iper
ole
h s
isw
a se
tela
h m
engik
uti
layan
an b
imbin
gan
dan
konse
ling d
engan
men
ggunak
an m
edia
LK
S.
Jaw
aban
yan
g a
nd
a ber
ikan
tid
ak b
erpen
gar
uh t
erhad
ap p
rest
asi
Page 179
16
4
>>>>Selamat M
engerjakan<<<<
No
Pern
yataan
1.
S
aya
sud
ah m
ula
i m
enget
ahui
mas
a dep
an s
aya
yan
g s
esu
ai
den
gan
min
at d
an k
emam
puan
2.
S
aya
yak
in d
apat
bek
erja
ses
uai
den
gan
kem
ampu
an y
ang s
aya
mil
iki
di
mas
a m
endat
ang
3.
S
aya
yak
in m
ampu m
enger
jakan
pek
erja
an s
esu
ai d
engan
ket
eram
pil
an y
ang s
aya
mil
iki
di
mas
a yan
g k
an d
atan
g
4.
S
aya
bel
um
dap
at m
emah
ami
min
at d
an k
emam
puan
dir
i, j
adi
lebih
bai
k s
aya
pas
rah m
enunggu m
asa
dep
an s
aya.
5.
S
aya
yak
in b
ahw
a ci
ta-c
ita
saya
sesu
ai d
engan
kem
ampuan
6.
S
aya
bis
a m
emah
ami
bag
aim
ana
cara
men
gem
ban
gkan
ket
eram
pil
an s
aya
agar
men
capai
apa
yan
g s
aya
har
apkan
7.
S
aya
kh
awat
ir t
idak
dap
at m
enyel
esai
kan
suat
u p
eker
jaan
di
mas
a
dep
an
8.
S
aya
akan
mula
i m
emper
tim
ban
gkan
kel
ebih
an d
an k
ekura
ngan
pil
ihan
kar
ir m
asa
dep
an s
aya
9.
S
aya
sud
ah m
ula
i m
enca
ri i
nfo
rmas
i m
engen
ai m
asa
dep
an k
arir
saya
10.
Say
a b
elum
men
dap
at g
ambar
an m
engen
ai m
asa
dep
an k
arir
saya,
sehin
gga
saka
tidak
per
lu m
enca
ri i
nfo
rmas
i te
rleb
ih d
ahulu
.
11.
Say
a m
empun
yai
pen
get
ahuan
bar
u m
engen
ai p
eker
jaan
yan
g
sudah
saya
renca
nak
an
12.
Say
a su
dah
cukup m
emah
ami
info
rmas
i kar
ir m
asa
dep
an s
aya
dar
i konse
lor,
seh
ingga
saya
tidak
per
lu l
agi
men
cari
info
rmas
i
lebih
13.
Say
a m
emil
iki
bek
al w
awas
an y
ang l
uas
untu
k m
emufR
H-:
:-w
l946f)
f”-6
()w
i9]
TY
g”A
Rf-
(-N
HN
Td
g[
w 9
”)H
fH”6
]T
Yg4
”AR
f-)”
N4”6
L-:
RA
NT
dg[
wp
96
f6”(
LR
we9
)f”A
:H6w
r9(f
H-(
HA
we9
)f”A
:H6w
n9
6fA
6L
)Aw
c94
(f-H
6:A
wa9
)f”-
6()
wn9
6fA
66
6L
wa9
4(f
A:-
H:w
a9)f
”-6()
wn9
6fA
66
6L
w 9
HfR
H-:
:-w
k9
6fA
6):
:wa9
)f”-
6()
wr9
(fH
A:6
:wi9
46
f”A
HA
-wr9
(fH
-(H
Aw
9H
fRH
-::-
ws9
4:f
)()H
-wa9
46
(fA
A)A
wy
9”6
f)(R
”wa9
)f”A
A)R
w 9
HfR
6”R
A(w
d9
6fA
66
6L
wi9
46
6f”
”:”w
9H
fRH
-::-
wm
9H
fL))
L”(
wa9
)f”A
A)R
ws9
Hf(
”L(A
Rw
a9)f
”AA
)Rw
9H
fR6
”RA
(wd
96
fA6
66
Lw
e9)f
-)R
6:w
p9
6f6
”(L
Rw
a9)f
”-6
()w
n9
4R
fL”-
”Lw
9]
TY
gC
Tg
*g
66
-:f”
(NL
)6”f
H)N
(N(N
re
gf
g6
6-:
f”(N
L)6
AfH
)N(N
”:6
f:--
Nr
eg
fg
66
-:f”
(NL
RH
RfH
”(N
NL
f::A
H:N
re
gf
g6
6-:
f”(N
LR
6”f
H”N
(N”-
-Hf-
-Nr
egf
g6
6-:
f”(N
A)R
”L-:
N(N
(Nr
egf
g6
6R
6L
f”(L
)6”f
H)N
””:f
:RN
(Nr
eg
fg
66
R6
Lf”
(LR
HR
fH”(
””:f
:RN
Lf:
:AH
:Nr
eg
fg6
6R
6L
f”(A
)R”L
-:N
””:f
:RN
(Nr
eg
fg
qg
RfL
LL
LL
NH
NH
NR
fLL
LL
LN
HN
HN
cm
NxT
g/’
66N
66
f:::
NT
fgH
N6fH
HL
”(N
46N
4H
N6
RH
fRA
AN
(”A
f:A
)NT
mg
[w
19
6fA
6L
)Aw
49
6fA
6L
)Aw
.9”)
HfH
”6]
TY
gC
Tg
*gq
g6
(6-f
””N
LA
RL
fHL
Nm
g6
(6-f
””N
LR
H-f
H”(
lg
6)”
:f”6
NL
RH
-fH
”(l
g6)”
:f”6
NL
AR
LfH
LN
lgh
gW
Nn
gq
gR
fLL
LL
LN
HN
HN
RfL
LL
LL
NH
NH
Nc
mN
xT
g/’
)”N
66
f:::
NT
fgH
N6fH
HL
”(N
46N
4H
N6
RH
fRA
AN
((6f:
A(N
Tm
gw
9T
jgC
Tg*
g*g
qg
RfL
LL
LL
NH
NH
NR
fLL
LL
LN
HN
HN
cm
NxT
g/’
66
N66
f:::
NT
fgH
N6fH
HL
”(N
46N
4H
N6
RH
fRA
AN
(A”f
(R”N
Tm
g[
wS
94
”fH
L:(
Aw
a94(f
A::
)”w
y9”6
f))H
Aw
a9)f
”A:H
6w
9H
fRH
))A
Lw
t9466
f””:
”we9
)f”-
6()
wr9
(fH
A:6
:wt9
46f”
Aw
l946f)
f”-6
()w
r9(f
HA
:6:w
i946f”
AH
A-w
k96fA
6):
:w 9
HfR
H-:
:-w
u96fA
666L
wn96fA
6):
:wt9
46f”
AH
A-w
u96fA
666L
wk96fA
6):
:w 9
HfR
H-:
:-w
m9H
fL)H
()A
we9
)f”-
6()
wn94R
fL)”
)(w
c94(f
-H6:A
wa9
)f”-
6()
wr9
(fH
A:6
:wi9
46f”
AH
A-w
9H
fRH
-::-
wi9
46f”
AH
A-w
n96fA
6):
:wf9
(fH
A:6
:wo96fA
6):
:wr9
(fH
-(H
Aw
m9H
fL)H
()A
wa9
)f”A
A)R
ws9
Hf(
”L(A
Rw
i946f”
AH
A-w
9H
fRH
-::-
wk96fA
6):
:wa9
)f”A
A)R
wr9
(fH
-(H
Aw
i9466f”
”:”w
e9)f
”AA
)Rw
r9(f
H-(
HA
w 9
HfR
H-:
:-w
s9H
f(”L
(AR
we9
)f-)
R6:w
b94R
fR((
6A
wa9
4(f
A:-
H:w
g966f)
-:-w
a9]
TY
g”(
-fA
:-N
HN
Td
g[
wi9
46f”
A))
(w 9
6f”
::A
6w
p94R
fR((
6A
we9
)f”-
6()
wr9
(fH
-(H
Aw
s9H
f(6R
AH
6w
i946f”
AH
A-w
a9)f
-)R
6:w
p96f6
”(L
Rw
a9)f
”-6()
wn96fA
666L
w 9
”)H
fH”6
]T
Yg4”(
-fA
:-N
4”6
L-:
RA
NT
dg[
wu96fA
6L
)Aw
n96fA
6L
)Aw
t946f”
AL
6w
u96fA
6L
)Aw
k96fA
6L
)Aw
9H
fRH
-::-
wm
9H
fL))
L”(
we9
)f”A
A)R
wm
9H
fL)H
()A
wa9
)f”-
6()
ws9
Hf(
”L(A
Rw
u96fA
666L
wk96fA
6):
:wi9
46f”
A))
(w 9
HfR
6”R
A(w
d96fA
666L
wu96fA
6):
:wn96fA
666L
wi9
46f”
AH
A-w
a9)f
”-6()
w 9
HfR
H-:
:-w
k96fA
666L
we9
)f”-
6()
wr9
(f)A
HR
wj9
46f-
)””R
wa9
4(f
AA
-R:w
9]
TY
gC
Tg*g6(6
Lf”
”NL
)6”f
H)N
(N(N
re
gf
g6(6
Lf”
”NL
)6A
fH)N
(N”:
6f:
--N
re
gf
g6(6
Lf”
”NL
RH
RfH
”(N
NL
f::A
H:N
re
gf
g6(6
Lf”
”NL
R6”f
H”N
(N”-
-Hf-
-Nr
egf
g6(6
Lf”
”NA
)R”L
-:N
(N(N
re
gf
g6(6
-f””
NL
)6”f
H)N
””:f
:RN
(Nr
egf
g6(6
-f””
NL
RH
RfH
”(””
:f:R
NL
f::A
H:N
re
gf
g6(6
-f””
NA
)R”L
-:N
””:f
:RN
(Nr
egf
gq
gR
fLL
LL
LN
HN
HN
RfL
LL
LL
NH
NH
Nc
mN
xT
g/’
66N
66f:
::N
Tf
gH
N6fH
HL
”(N
46N
4H
N”H
:fH
AL
N(”
Af:
A)N
Tm
g[
w196fA
6L
)Aw
596fA
6L
)Aw
.9”)
HfH
”6]
TY
gC
Tg*gq
g6A
)”L
”NL
AR
LfH
LN
mg6A
)”L
”NL
RH
-fH
”(l
g6-A
(f6:N
LR
H-f
H”(
lg6-A
(f6:N
LA
RL
fHL
Nl
gh
gW
Nn
gq
gR
fLL
LL
LN
HN
HN
RfL
LL
LL
NH
NH
Nc
mN
xT
g/’
)”N
66f:
::N
Tf
gH
N6
fHH
L”(
N46
N4H
N”H
:fH
AL
N((
6f:
A(N
Tm
gw
9T
jg
CT
g*
g*
gq
gR
fLL
LL
LN
HN
HN
RfL
LL
LL
NH
NH
Nc
mN
xT
g/’
66
N66
f:::
NT
fg
HN
6fH
HL
”(N
46N
4H
N”H
:fH
AL
N(A
”f(R
”NT
mg
[w
S9
4”f
HL
:(A
wa9
4(f
A::
)”w
y9
”6f)
)HA
wa9
)f”A
:H6
w 9
HfR
H))
AL
wi9
46
f”A
HA
-wn94
RfL
)”)(
wg
96
6f)
-:-w
i946
f”A
HA
-wn
96fA
666
Lw
9H
fR6”R
A(w
m9H
fL)H
()A
we9
)f”-
6()
wm
9H
fRL
-”H
6w
p96
f6”(
LR
we9
4(f
A:-
H:w
r9(f
H-(
HA
wo9
6fA
66
6L
wfR
H-:
:-w
l94e9
)f”-
6()
wh9
6fA
666L
w 9
4:f
6))
A-w
h96
fA6
66
Lw
a9)f
”-6()
ws9
Hf(
6R
AH
6w
i946
f”A
HA
-wl9
46f”
AH
A-w
94
:f6A
H)(
wy
9”6
f)(R
”wa9
)f”-
6()
wn94
RfL
)”)(
wg
96
6f)
-:-w
9H
fRH
-::-
wt9
46f”
AH
A-w
e94
(fA
:-H
:wr9
(f)A
HR
wb9
6f6
”(L
Rw
a9)f
”AA
)Rw
i946f”
AH
A-w
k96fA
6):
:w 9
HfR
H-:
:-w
d9
6fA
6):
:wa9
)f”A
A)R
wl9
466
f””:
”wa9
)f”-
6()
wm
9H
fL)H
()A
w 9
6f”
:(-(
wb
96
f6”:
”)w
e9)f
”AA
)Rw
k96
fA6):
:we9
]T
Yg”)
:f”:
RN
HN
Td
g[
wr9
(f)A
HR
wj9
46f-
(-(6
wa9
)f”A
A)R
w 9
HfR
H-:
:-w
n94R
fL)”
)(w
a9)f
”-6
()w
n9
6fA
666L
wt9
46f”
AH
A-w
i946
f”A
HA
-wn
94
RfL
)-(6
wy9”6
f))L
6w
a946(f
A(A
”w 9
]T
YgC
Tg
*g6
A(-
f”N
L)6
”fH
)N(N
(Nr
egf
g6
A(-
f”N
L)6
AfH
)N(N
”:6
f:--
Nr
egf
g6
A(-
f”N
LR
HR
fH”(
NN
Lf:
:AH
:Nr
eg
fg
6A
(-f”
NL
R6”f
H”N
(N”-
-Hf-
-Nr
egf
g6
A(-
f”N
A)R
”L-:
N(N
(Nr
eg
fg
6A
)6f”
NL
)6”f
H)N
N6)f
:RR
N(N
re
gf
g6A
)6f”
NL
RH
RfH
”(N
6)f
:RR
NL
f::A
H:N
re
gf
g6
A)6
f”N
A)R
”L-:
NN
6)f
:RR
N(N
re
gf
gq
gR
fLL
LL
LN
HN
HN
RfL
LL
LL
NH
NH
Nc
mN
xT
g/’
66
N66
f:::
NT
fg
HN
6fH
HL
”(N
46
N4
HN
””L
fL(”
NN
”Af:
A)N
Tm
g[
w196
fA6L
)Aw
696
fA6L
)Aw
.9”)
HfH
”6]
TY
gC
Tg
*g
qg
6--
6f6
:NL
AR
LfH
LN
mg
6--
6f6
:NL
RH
-fH
”(l
g6R
RL
f6R
NL
RH
-fH
”(l
g6R
RL
f6R
NL
AR
LfH
LN
lgh
gW
Nn
gq
gR
fLL
LL
LN
HN
HN
RfL
LL
LL
NH
NH
Nc
mN
xT
g/’
)”N
66
f:::
NT
fg
HN
6fH
HL
”(N
46
N4
HN
””L
fL(”
NN
(6f:
A(N
Tm
gw
9T
jg
CT
g*
g*
gq
gR
fLL
LL
LN
HN
HN
RfL
LL
LL
NH
NH
Nc
mN
xT
g/’
66
N6
6f:
::N
Tf
gH
N6fH
HL
”(N
46N
4H
N””
LfL
(”N
NA
”f(R
”NT
mg[
wS
94”f
HL
:(A
wa9
4(f
A::
)”w
y9”6
f))H
Aw
a9)f
”A:H
6w
9H
fRH
))A
Lw
m94
:fA
6L
”6w
e9)f
”AA
)Rw
n9
4R
fL)”
)(w
g96
6f)
-:-w
h96fA
6):
:wa9
)f”:
H:6
wr9
4)f
R:(
(Rw
a9)f
-)R
6:w
p96
f6”(
LR
wk9
6fA
66
6L
wa9
)f”-
6()
wn
96
fA6
66
Lw
9H
fR6”R
A(w
k9
6fA
666L
wu9
6fA
6):
:wa9
)f”A
A)R
wl9
466
f””:
”wi9
46
f”A
HA
-wt9
46
f”A
wl9
46
f)f”
AA
)Rw
s9H
f(”L
(AR
w 9
HfR
H-:
:-w
a9)f
”-6
()w
t946
f”A
wl9
46
f)f”
AA
)Rw
u96fA
6):
:w 9
HfR
H-:
:-w
m9H
fL)H
()A
wu96
fA6):
:wt9
46f”
AH
A-w
u96fA
666
Lw
96
f”::
A6w
p96
f6”(
LR
we9
)f”A
A)R
wk
96
fA6
)::w
e9)f
”AA
)Rw
r9(f
)AH
Rw
j946
f-(-
(6w
a94
(fA
:-H
:wa9
)f”A
A)R
wn9
6fA
6):
:w 9
4:f
6A
H)(
wd96
fA6):
:wa9
)f-)
LL
Lw
p96
f6”:
”)w
a9]
TY
g”A
”L”R
RN
HN
Td
g[
wt9
46f”
AH
A-w
9H
fRH
-::-
wm
9H
fL))
L”(
we9
)f”A
A)R
wm
9H
fL)H
()A
we9
)f”-
6()
wn
96
fA666
Lw
u96fA
6):
:wh
96
fA666
Lw
i946
f”A
HA
-w 9
”)H
fH”6
]T
Yg
4”A
”L”R
RN
4”6
L-:
:6N
Td
g[
wt9
46
f”A
L6
wa9
)f”A
:H6w
r9(f
H-(
HA
wg
96
fA6L
)Aw
e9)f
”A:H
6w
t946f”
AL
6w
946:f
6”:
6w
y9
”6f)
)L6w
a9)f
”AA
)Rw
n94R
fL)”
)(w
g9
66
f)-:
-w 9
HfR
H-:
:-w
t946f”
AH
A-w
e9)f
”-6
()w
l946
f”A
wl9
46
f)f”
AA
)Rw
h96fA
6):
:w 9
HfR
H-:
:-w
s94
:f)(
)H-w
a946
(fA
A)A
wy9
”6f)
(R”w
a9)f
”AA
)Rw
9H
fR6”R
A(w
r94)f
R::
L)w
e9)f
”-6()
wn
94R
fL)”
)(w
c9)f
”AA
)Rw
a9)f
”-6()
wn
96fA
666L
wa9
)f”-
6()
wk9
4R
fL)-
(6w
a9)f
”-6()
wn
96fA
666L
w 9
HfR
6”R
A(w
s9H
f(6R
AH
6w
e9)f
-)R
6:w
b96f6
”(L
Rw
e9)f
”-6
()w
l946
f”A
wl9
4um
nya
17.
Say
a d
apat
mel
aksa
nak
an k
egia
tan y
ang s
udah
say
a re
nca
nak
an
sebel
um
nya
18.
Say
a ti
dak
mam
pu m
eren
canak
an s
esuat
u b
erdas
arkan
ide
saya
19.
Say
a se
rin
g
men
emukan
keg
agal
an
jika
tidak
m
eren
canak
an
dah
ulu
keg
iata
n s
ebel
um
mel
aksa
nak
anan
nya
20.
Say
a ti
dak
mel
aksa
nan
akan
ren
cana
yan
g t
elah
say
a bu
at.
21.
Say
a m
ampu m
enghas
ilkan
ses
uat
u b
erdas
arkan
ide
saya
sendir
i
22.
Say
a p
erlu
mer
enca
nak
an m
asa
dep
an s
aya
agar
say
a m
enja
di
ora
ng s
ukse
s
23.
Page 180
16
5
29.
Say
a ak
an m
elan
jutk
an s
ekola
h k
e per
guru
an t
inggi
untu
k
men
capai
cit
a-ci
ta s
aya
30.
Say
a su
dah
mem
ilik
i kem
anta
pan
dal
am m
enja
lankan
ren
cana
kar
ir m
asa
dep
an s
aya
Page 181
16
6
64.
Say
a ti
dak
in
gin
ber
gau
l den
gan
tem
an y
ang t
idak
sed
eraj
at
den
gan
saya.
65.
Dal
am s
etia
p p
embic
araa
n d
engan
tem
an, sa
ya
men
gal
ami
sala
h
pah
am
66.
Say
a se
nan
g d
an b
ergem
bir
a sa
at b
rkum
pul
den
gan
tem
an,
Page 182
16
7
men
gel
uar
kan
pen
dap
at
101.
Say
a m
ampu m
enghar
gai
kep
utu
san y
ang t
elah
dip
utu
skan
ber
sam
a
102.
Say
a m
enyel
a p
endap
at o
ran
g l
ain, ji
ka
saya
tidak
sep
endap
at
103.
Say
a in
gin
pen
dap
at s
aya d
iter
ima
ole
h s
emua
ora
ng
104.
Say
a b
erusa
ha
men
erim
a pen
dap
at s
eseo
ran
g s
ecar
a te
rbuk
a
105.
Say
a ti
dak
dap
at m
ener
ima
pen
dap
at o
ran
g l
ain y
ang b
erbed
a
den
gan
pen
dap
at s
aya
106.
Say
a ti
dak
mem
aksa
kan
pen
dap
at a
tau k
ein
gin
an s
aya
terh
adap
ora
ng l
ain
107.
Say
a d
apat
mem
aham
i bah
wa
per
bed
aan p
end
apat
dal
am s
esuat
u
hal
itu
adal
ah w
ajar
108.
Say
a m
enghar
gai
agam
a yan
g d
ianut
ole
h t
eman
-tem
an s
aya
109.
Say
a h
anya
ber
tem
an d
engn t
eman
yan
g m
emil
iki
key
akin
an y
ang
sam
a sa
ja
Page 183
���
�
�
�
131.
Wal
aupun s
aya
sedan
g s
edih
, sa
ya
teta
p b
erse
man
gat
d
alam
Page 184
16
9
Lam
pir
an 1
2
KUESIO
NER H
ASIL
PELAYANAN B
IMBIN
GAN D
AN
KONSELIN
G M
ENGGUNAKAN L
Kmt:3N0FuVS (SESUDAH T
RY O
UT)
A. Pen
gantar
Page 185
17
0
Pas
tikan
tid
ak a
da
per
nyat
aan y
ang b
elum
dij
awab
ket
ika
anda
Page 189
174
Lampiran 13
VALIDITAS DAN RELIABILITAS PEDOMAN INSTRUMENT OBSERVASI
1. Validitas
Untuk menguji tingkat validitas empiris instrument yang berupa
observasi, peneliti menggunakan validitas isi. Validitas isi adalah validitas yang
dilakukan dengan membandingkan isi instrumen dengan materi. validitas isi
merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan
analisis rasional atau lewat profesional judgment. Secara teknis pengujian
validitas isi dapat dibantu dengan kisi-kisi instrumen. Kisi-kisi instrumen berisi
variabel yang diteliti, indikator sebagai tolak ukur, dan butir item yang tH:6()wt94lah
dijabarkan dari indikator. Dari kisi-kisi tersebut maka pengujian validitas dapat
dilakukan dengan mudah dan sistematis. Instrument ini dikatakan valid apabila
Page 191
176
LKS
16. Konselor menyampaikan materi layanan beserta
contoh-contoh konkretnya -
17. Konselor menyampaikan materi dengan metode
selain ceramah √√√√
18.
Page 193
178
Lampiran 14
HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN PROSES
PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING YANG MENGGUNAKAN LKS
1. Perhitungan Validitas
1.1 Rumus
Page 194
179
9 5 309 25 95481 1545
10 5 331 25 109561 1655
11 5 332 25 110224 1660
12 2 228 4 51984 456
13 4 281 16 78961 1124
14 4 403 16 162409 1612
15 5 290 25 84100 1450
16 1 250 1 62500 250
17 5 274 25 75076 1370
18 2 255 4 65025 510
19 5 327 25 106929 1635
20 2 243 4 59049 486
21 2 223 4 49729 446
22 5 321 25 103041 1605
23 5 345 25 119025 1725
24 3 271 9 73441 813
25 5 331 25 109561 1655
26 4 269 16 72361 1076
27 5 333 25 110889 1665
28 4 298 16 88804 1192
29 4 313 16 97969 1252
30 3 334 9 111556 1002
S 122 9107 538 2825141 538
Page 195
180
kemudian dibuang dan tidak digunakan dalam penelitian, karena telah terwakili
oleh item yang lain sesuai dengan indikator dalam instrumen. Jadi instrumen
Proses Pelayanan Bimbingan dan Konseling yang Menggunakan Lembar Kerja
Siswa (LKS) adalah 75 item.
2. Uji Reliabilitas Instrumen Proses Pelayanan Bimbingan dan Konseling yang
Menggunakan LKS
2.1 Rumus
Keterangan:
r11 = Reliabilitas instrumen
Page 198
18
3
19
5
4
4
2
3
3
4
4
4
2
4
2
4
4
4
3
3
4
4
5
20
2
3
2
1
2
3
1
1
1
2
2
3
2
1
3
2
2
1
2
2
21
2
2
3
1
2
2
2
2
1
2
2
1
2
1
2
2
2
2
4
2
22
5
4
5
3
2
3
4
3
4
1
4
4
4
4
4
4
2
4
4
4
23
5
4
2
2
2
2
3
3
3
3
4
3
4
3
3
3
3
2
4
5
24
3
3
1
3
3
2
2
1
2
2
2
3
2
2
2
2
2
1
3
1
25
5
4
5
4
5
5
5
5
4
5
2
5
5
5
5
5
5
5
5
5
26
4
4
5
3
3
3
3
1
4
1
2
5
5
5
2
3
5
4
3
5
27
5
3
4
2
3
3
2
2
3
3
3
2
3
2
3
3
3
3
3
3
28
4
4
4
3
4
5
2
5
3
4
2
4
4
5
2
3
4
2
4
4
29
4
5
5
4
4
5
4
4
5
4
4
5
4
5
5
4
3
4
5
4
30
3
4
5
2
4
3
4
2
4
4
4
4
4
4
3
4
5
4
5
4
SX
1
22
10
2
99
82
85
10
2
10
8
95
95
94
96
10
7
11
2
10
0
Page 200
18
5
4
4
2
2
5
4
4
2
5
5
4
2
5
5
4
4
4
3
5
5
4
4
2
2
5
4
4
2
5
5
4
2
5
4
4
4
4
3
5
5
4
Page 201
18
6
BU
TIR
SO
AL
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
5
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
4
2
3
4
5
4
4
2
5
3
2
4
2
3
2
2
2
4
3
5
2
4
4
5
5
4
5
5
4
*�*�*�*�*�*�*�*�-�-�$�*���*�*�*�*�-�*�*�
*�*�-�*�*�-�*�*�-�*�"�*�-�*�*���*�-�*�-�
4
3
4
4
3
2
3
3
3
4
4
2
4
5
5
4
5
3
3
2
2
1
2
3
3
2
2
2
4
2
4
2
2
3
3
4
4
4
3
4
4
3
4
4
3
2
3
3
4
4
4
2
4
4
2
4
5
3
4
3
$�"�-�"�$�"�$�"�-�$�-�"�-�-�-�-�*�$�-�$�
4
2
4
4
4
4
4
5
4
4
2
2
4
5
5
2
5
2
1
2
3
2
2
2
5
4
4
2
5
5
5
2
5
4
4
4
5
3
5
1
3
2
2
2
4
4
4
2
5
5
5
3
3
4
5
5
5
2
2
1
"�$�$�"�$�$�"�"�$�"�-�"�$�"���-�"�"�"�$�
2
3
2
3
3
4
3
2
4
4
4
3
2
4
4
4
4
3
4
1
4
5
5
5
4
5
5
4
5
5
5
5
5
5
4
5
4
5
5
5
3
2
2
2
5
4
4
2
5
5
5
2
5
4
4
4
5
3
5
1
$�"�.31(")-4.37918(�)-2836.37(")-4.37918(�)-2824.31(-)-4.4261(�)-2824.31(-)-4.37772(�)-2836.37(-)-4.37772(�)-2824.31(")-4.37772(�)-2824"�*�*�$�$�-�*�*���"�"���
3
2
4
2
3
2
2
2
4
3
4
2
4
4
4
4
5
3
3
2
4
4
fL6
w2
94
(fL
-:6
Rw
94
”RL
A4
4
3
4
4
4
4
4
5
1
5
2
4
2
4
3
4
Page 202
18
7
3
2
2
2
5
4
4
2
5
5
5
2
5
4
4
4
5
3
5
1
3
2
2
2
4
4
4
2
5
5
5
3
3
4
5
5
2
2
2
1
2
3
2
3
3
3
4
3
2
4
4
3
3
2
2
4
2
3
1
1
5
5
2
4
5
3
3
2
5
4
4
3
2
4
4
4
5
3
4
1
5
5
2
4
5
3
3
5
4
5
5
3
4
4
4
3
5
4
5
5
5
5
4
4
3
2
2
2
4
5
4
4
3
4
4
4
3
4
5
4
4
4
4
4
3
4
3
2
4
5
4
4
3
4
4
4
5
4
5
4
4
4
4
3
4
3
2
2
2
3
3
2
2
2
2
4
4
3
3
3
5
5
5
4
3
5
4
4
4
4
4
4
2
3
4
4
5
3
4
4
4
2
2
3
2
2
4
2
3
4
3
3
3
3
3
2
4
2
2
2
3
4
4
4
3
4
2
3
1
4
1
3
4
4
2
3
4
4
3
3
Page 203
18
8
BU
TIR
SO
AL
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
5
4
4
3
4
3
3
4
4
3
2
4
3
4
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
5
5
2
5
5
5
5
4
5
4
5
1
2
3
2
2
3
5
5
5
5
5
4
2
4
4
5
2
3
5
2
2
2
5
5
5
2
5
5
5
5
5
4
4
5
4
5
5
4
5
4
3
4
5
4
5
4
4
4
4
3
2
1
4
4
4
3
4
3
5
4
4
2
3
2
3
4
4
3
3
4
2
5
1
5
5
4
3
2
4
1
5
3
3
2
2
4
4
4
4
4
5
4
4
4
1
2
4
2
5
4
5
3
3
2
3
Page 204
18
9
5
5
4
4
3
2
2
1
2
1
1
3
2
2
1
2
2
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3
2
2
1
2
4
3
2
2
3
1
3
3
4
4
4
4
3
4
3
2
4
3
2
4
3
4
5
4
3
4
5
3
3
5
5
5
4
3
5
4
4
5
4
4
5
5
5
4
5
4
5
3
3
4
4
5
2
4
2
1
3
4
3
5
3
3
3
3
3
4
3
2
2
4
4
5
3
4
2
1
3
4
3
4
1
4
5
3
3
2
3
4
3
3
2
3
2
2
2
3
4
2
1
2
1
1
4
4
2
1
4
3
2
4
3
4
4
3
3
1
5
4
5
3
4
4
5
5
5
3
3
5
4
3
4
2
4
2
3
2
2
3
4
5
3
fH-R
((w
94
L6
-Rf:
6w
59
44
2
4
5
2
2
4
1
3
3
3
2
4
3
3
4
3
4
3
3
4
3
3
2
3
4
2
4
5
2
3
4
2
4
5
4
5
4
4
5
3
5
3
4
4
4
4
12
0
12
2
11
1
10
7
10
0
93
84
10
0
98
93
94
99
96
12
2
10
0
10
3
92
11
2
10
1
10
2
51
0
52
2
44
9
40
5
36
4
33
5
27
8
37
8
36
6
34
9
34
6
35
9
34
4
53
8
37
8
38
9
32
2
44
0
36
9
37
4
33
02
9
34
65
8
31
39
8
30
42
2
27
92
7
26
22
0
23
86
4
28
40
2
27
53
1
26
44
5
26
99
6
28
00
0
27
32
5
35
35
2
28
40
2
29
62
3
26
51
7
32
13
4
29
26
9
29
56
3
-0,0
44
0,4
88
0,4
53
0,4
85
0,4
10
0,3
71
0,0
33
0,6
28
0,4
62
0,4
43
0,4
22
0,4
43
0,5
48
0,6
21
0,6
28
0,0
54
0,4
05
0,4
26
0,4
90
0,4
98
0,3
61
0,3
61
0,3
61
0,3
61
0,3
61
0,3
61
0,3
61
0,3
61
0,3
61
0,3
61
0,3
61
0,3
61
0,3
61
0,3
61
0,3
61
0,3
61
0,3
61
0,3
61
0,3
61
0,3
61
Page 205
19
0
BU
TIR
SO
AL
Y
Y2
81
82
83
84
85
86
87
88
5
4
4
4
4
4
4
4
35
2
12
39
04
2
5
5
5
2
5
5
5
31
6
99
85
6
5
2
2
2
5
2
5
5
36
8
13
54
24
5
4
4
4
4
4
5
5
37
8
14
28
84
3
4
4
4
4
4
4
4
30
7
94
24
9
Page 206
19
1
2
1
1
1
1
1
5
4
24
3
59
04
9
Page 208
193
Lampiran 16
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN HASIL
PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING MENGGUNAKAN LKS
Page 210
195
indikator dalam instrumen. Jadi instrumen Hasil Pela
Page 212
19
7
Lam
pir
an 1
7
DATA U
JI COBA
KUESIO
NER H
ASIL
PELAYANAN B
IMBIN
GAN D
AN K
ONSELIN
G Y
ANG M
ENGGUNAKAN L
EM
BAR K
ERJA SIS
WA (LKS)
No
BUTIR
SOAL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
1
4
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
4
4
4
4
4
4
5
5
2
4
3
3
3
4
4
4
3
3
2
4
4
4
4
3
4
1
4
4
4
3
4
3
2
4
5
5
5
4
3
4
4
4
3
3
4
5
5
5
5
5
4
5
3
3
2
2
2
5
3
4
3
4
4
4
4
4
5
4
4
4
1
5
5
2
2
3
5
5
5
3
4
3
4
4
4
4
4
5
4
4
4
1
6
4
3
3
4
1
2
2
2
1
2
2
3
4
2
3
2
2
2
1
2
7
5
3
5
5
5
4
5
5
4
5
4
5
4
5
2
5
5
5
5
5
8
5
3
4
3
2
2
4
4
4
3
2
4
4
4
3
1
4
4
4
4
9
5
4
4
4
5
5
5
4
2
5
4
4
4
4
3
5
5
5
5
5
10
5
4
4
3
5
5
5
4
4
2
3
4
5
2
5
3
4
2
4
4
11
5
2
3
2
5
5
5
4
5
4
4
4
5
4
4
5
4
4
5
4
12
4
4
2
1
2
2
2
3
4
2
2
4
3
2
2
2
4
3
2
4
13
4
4
2
3
2
2
3
2
2
3
3
2
3
3
2
2
2
3
2
4
14
4
5
4
5
5
5
4
4
3
4
2
4
5
4
5
5
4
1
2
1
15
5
2
3
3
4
4
4
3
3
4
3
3
3
3
4
2
3
2
3
2
16
5
3
4
3
2
3
2
2
2
3
2
3
2
1
4
3
2
2
2
2
17
5
2
2
1
2
3
3
3
3
3
4
3
4
3
3
2
3
3
4
2
18
5
5
3
2
1
2
3
2
3
2
5
5
2
2
5
3
5
2
3
5
Page 213
19
8
19
5
2
4
2
4
4
4
4
4
2
4
2
4
4
4
3
3
4
4
2
20
5
2
2
2
1
1
1
1
1
2
2
3
2
1
3
2
2
1
2
3
21
5
4
5
4
5
5
5
4
5
5
4
4
5
3
4
5
4
5
5
4
22
5
1
4
3
2
2
4
3
4
1
4
4
4
4
4
4
2
3
4
1
Page 214
19
9
BUTIR
SOAL
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
4
5
5
5
5
5
5
3
5
5
5
5
2
4
5
5
5
4
4
2
3
3
4
3
2
4
3
2
4
3
4
4
3
3
4
3
3
3
4
3
2
3
4
3
5
4
4
5
4
4
5
4
4
5
5
4
2
3
4
4
3
4
4
2
4
2
1
3
4
3
5
3
3
3
3
3
4
5
4
4
4
3
3
4
3
4
2
1
3
4
3
4
1
4
3
3
3
2
5
3
4
4
3
3
4
2
3
2
2
3
2
3
4
2
1
1
2
2
1
2
4
2
4
1
1
2
4
4
4
4
5
4
4
1
4
4
4
5
4
4
5
4
4
5
5
4
4
4
3
4
3
2
4
3
2
4
3
4
4
3
3
4
3
3
4
3
4
3
4
2
3
3
4
2
2
2
4
3
4
4
4
4
2
4
2
4
2
4
4
5
2
3
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
5
3
4
4
4
4
5
3
5
5
4
3
4
5
4
4
4
4
4
4
4
5
3
4
4
4
4
5
3
2
3
2
2
2
2
2
4
3
3
3
2
4
2
3
3
3
2
2
4
2
2
2
2
3
3
3
2
4
3
2
2
3
5
3
2
2
2
3
2
4
5
3
5
5
5
1
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
3
4
3
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
5
3
4
4
2
4
5
3
3
2
4
3
4
5
4
4
4
4
4
4
4
5
3
4
4
2
4
5
3
3
2
3
2
4
3
2
4
3
4
4
3
3
4
3
3
3
4
3
2
3
2
3
Page 215
20
0
4
4
2
2
5
4
4
2
5
5
4
2
5
4
4
4
4
3
5
1
5
4
4
2
2
5
4
4
2
5
5
4
2
5
4
4
4
4
3
5
1
5
2
3
2
2
4
4
4
2
5
5
3
3
3
4
5
5
2
2
2
1
5
2
2
2
3
2
3
4
3
2
4
4
3
3
2
2
4
4
3
1
1
4
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
3
2
2
4
4
4
3
4
1
4
Page 217
20
2
5
4
4
3
2
2
2
4
5
3
4
3
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
2
4
3
4
3
2
4
5
3
4
3
4
2
1
4
4
5
2
4
4
4
1
1
4
3
2
2
2
3
2
2
2
2
2
4
2
3
2
1
1
2
5
2
4
3
5
4
4
4
4
3
4
2
3
4
4
4
3
4
4
4
3
2
2
3
2
2
4
2
3
4
3
3
3
3
3
2
3
5
4
5
4
4
4
5
5
3
4
2
3
1
4
4
3
4
4
2
3
4
4
3
3
1
3
4
5
5
4
4
4
4
4
5
3
4
4
2
5
5
3
4
2
4
4
5
94
98
10
2
98
95
99
83
11
3
12
3
10
2
92
10
5
11
6
10
4
11
5
11
5
10
5
10
9
87
11
6
11
9
33
6
37
0
39
2
34
2
32
9
35
5
26
7
46
5
53
1
37
0
31
8
40
3
47
4
40
6
47
3
47
3
39
7
45
1
31
9
49
2
49
9
49
43
6
53
04
4
54
80
5
51
29
4
49
65
8
53
61
1
45
19
3
60
80
7
65
58
5
54
88
4
49
44
5
56
45
5
60
88
6
55
95
3
62
02
3
60
78
8
56
40
1
58
67
9
47
50
0
62
63
9
63
63
7
0,0
42
0,4
40
0,3
68
-
0,0
38
-
0,0
55
0,5
98
0,5
12
0,4
64
0,3
95
0,5
44
0,3
77
0,4
39
0,0
22
0,3
94
0,5
69
0,1
61
0,4
63
0,3
85
0,4
31
0,5
15
0,4
47
0,3
61
0,3
61
0,3
61
0,3
61
0,3
61
0,3
61
0,3
61
0,3
61
0,3
61
0,3
61
0,3
61
0,3
61
0,3
61
0,3
61
0,3
61
0,3
61
0,3
61
0,3
61
0,3
61
0,3
61
0,3
61
Tid
ak
Val
id
Val
id
Val
id
Tid
ak
Val
id
Tid
ak
Val
id
Val
id
Val
id
Val
id
Val
id
Val
id
Val
id
Val
id
Tid
ak
Val
id
Val
id
Val
id
Page 219
����
�
�
�
4
3
4
3
2
4
3
2
4
3
4
4
3
3
4
3
4
3
5
1
5
5
*�-�$�*�-�-�*�-�-�*�-�-�*�*�-�"�"�"�"���*�*� ��"�-�"���$�-�$�*�$�$�$�$�$�-�*�-�$�$�"�-�-� ��$�-�"���"���"�����-�$�$�$�"�"�"�-�"���-�-� $�"�"�"�"�"�"�$�$�"�$�$�"�"�$�$�"�"�$�$�"�$� -�-�$�$���$�-�*�$�-�-�"�-�*�$�"�"�"�"���*�*� *�-�"�$�*�*�-�*�*�$�-�-�"�-�*�$�-�$�-�*�*�-� $�$�"�-�$�$�-�$�-�$�$�$�-�$�"�$�*���$�*�*�*� "�$�-�"�-�-�-�-�-�-�-�-�*�$�-�-�"�-�*�-�$�*�
�#-��#-��#"��#"�)��))��##��#*��#*��#"��#"��#,��#,��
#*��#"�))�)+�,)�)-�)"��#1�����
-#1�$,1�$,1�$,1�$"+�$+*�$,1�-���-���$,#�$+1�-�-�-�,
�-#*�$+,�$*+�$**�")$�$$,�$-1�-�,�-**�
*1"-#�**)-1�*$"$$�**"#+�-,+1"�*$1#-�*-1#*�*1-+,�*+#
",�**+,1�*"),#�*,###�*,�*)�**-$)�**",-�*$$�*�*")")�
-1+"-�*#*)��*##1*�*1,1-�*,-1*�
#!-+-�#!*"-�
7
#!#+1�#!*�*�#!"+-�#!-*1�#!*1#�#!-#$�#!*1#�#!+-,�
7
#!�+*�#!*���#!*$#�#!��1�#!1#-�#!-+,�#!1#"�#!#�)�#!$
+#�#!-",�#!$1-�#!#+$�
#!$1��#!$1��#!$1��#!$1��#!$1��#!$1��#!$1��#!$1��#!$
1��#!$1��#!$1��#!$1��#!$1��#!$1��#!$1��#!$1��#!$1��
#!$1��#!$1��#!$1��#!$1��#!$1��
C����C����
;����
C����
C����
;����
C����
Page 220
20
5
BUTIR
SOAL
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
10
0
10
1
10
2
10
3
10
4
10
5
10
6
4
4
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
3
5
5
5
5
5
5
5
5
Page 221
20
6
2
4
2
3
3
1
2
5
3
3
2
5
5
5
5
4
5
4
4
5
4
5
Page 223
20
8
5
4
3
4
5
4
4
4
4
4
4
3
4
5
2
5
4
4
3
3
3
5
5
3
4
4
2
4
5
3
4
5
4
4
4
4
2
1
3
4
4
3
5
4
3
2
3
3
3
5
5
5
5
5
4
4
4
4
4
4
5
3
4
4
2
4
2
2
2
5
2
2
4
2
2
2
4
2
2
4
4
4
2
3
4
2
2
2
2
3
3
2
2
3
3
2
3
3
2
2
3
3
3
2
1
3
2
2
3
3
4
4
4
3
5
5
2
2
1
2
4
3
3
3
5
4
4
3
3
3
4
2
2
4
3
5
1
3
4
4
4
5
2
2
3
2
4
2
3
4
4
2
2
2
2
1
2
2
2
1
2
2
3
5
2
2
2
3
2
4
2
3
4
4
2
2
4
4
4
1
2
4
2
4
5
5
4
3
3
3
4
3
3
3
2
4
2
3
10
2
10
8
10
1
10
2
99
10
1
99
97
98
10
4
10
3
98
94
11
2
10
9
10
4
99
10
4
10
4
91
99
10
2
39
2
42
2
37
5
38
4
38
3
37
9
35
9
34
5
35
2
39
8
38
1
37
0
33
6
44
8
43
5
40
6
36
3
38
6
40
4
31
9
36
7
39
8
55
31
6
58
31
2
54
34
1
53
57
7
53
53
4
54
38
4
52
09
4
52
61
4
52
76
6
55
83
3
54
57
6
53
35
9
50
75
1
59
37
5
58
36
3
54
95
1
53
84
4
55
87
2
56
00
7
49
50
1
53
78
4
55
46
4
0,5
10
0,5
47
0,4
37
0,0
28
0,4
05
0,4
27
0,0
60
0,5
86
0,4
58
0,3
98
0,2
03
0,5
23
0,4
25
0,2
22
0,3
62
0,1
16
0,6
01
0,4
97
0,4
19
0,5
10
0,5
53
0,5
18
0,3
61
0,3
61
0,3
61
0,3
61
0,3
61
0,3
61
0,3
61
0,3
61
0,3
61
0,3
61
0,3
61
0,3
61
0,3
61
0,3
61
0,3
61
0,3
61
0,3
61
0,3
61
0,3
61
0,3
61
0,3
61
0,3
61
Val
id
Val
id
Val
id
Tid
ak
Val
id
Val
id
Val
id
Tid
ak
Val
id
Val
id
Val
id
Val
id
Tid
ak
Val
id
Val
id
Val
id
Tid
ak
Val
id
Val
id
Tid
ak
Val
id
Val
id
Val
id
Val
id
Val
id
Val
id
Val
id
1,5
586
1,1
448
1,2
057
1,2
828
1,9
414
1,3
437
1,1
138
1,0
816
1,0
989
1,2
920
0,9
437
1,7
195
1,4
299
1,0
299
1,3
437
1,5
678
1,2
517
0,8
782
1,4
989
1,4
816
1,3
897
1,7
655
Page 224
20
9
BUTIR
SOAL
12
9
13
0
13
1
13
2
13
3
13
4
13
5
13
6
13
7
13
8
13
9
14
0
14
1
14
2
14
3
14
4
14
5
14
6
14
7
3
5
4
5
5
4
5
5
5
4
5
3
5
4
5
5
4
5
5
5
5
4
5
2
2
1
2
3
2
2
1
1
2
1
2
3
3
2
4
5
2
3
4
4
2
2
3
2
2
4
4
4
3
4
4
3
2
4
5
5
4
4
3
3
4
3
3
4
3
4
3
2
4
2
3
2
4
3
4
3
4
4
4
2
4
2
4
2
4
4
2
4
4
4
4
5
4
3
5
4
4
5
3
4
4
4
4
5
3
2
2
2
5
4
1
5
4
4
5
5
4
4
5
5
5
2
5
4
5
5
2
5
5
1
3
4
2
5
4
5
3
3
3
4
2
4
2
3
2
3
3
3
2
2
3
2
5
4
4
3
3
3
4
2
4
2
3
2
3
3
4
2
2
4
3
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
5
4
5
5
5
4
1
3
2
5
4
4
3
3
3
2
4
4
1
2
3
4
3
5
3
2
3
3
3
2
3
3
3
3
2
4
3
1
3
3
4
3
2
2
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
2
4
4
3
4
5
4
4
4
4
5
4
3
2
2
2
5
5
5
2
5
4
4
4
4
3
5
3
5
3
3
4
3
4
4
4
4
5
5
1
5
4
5
5
4
4
3
4
1
4
2
4
5
2
4
4
4
2
4
4
4
4
5
4
5
3
4
2
1
2
4
4
3
3
4
4
2
4
5
2
2
2
3
4
2
2
3
2
3
2
2
2
3
2
3
4
2
2
2
2
2
1
2
4
5
3
4
4
2
4
5
3
5
5
2
5
4
4
4
4
2
5
2
5
2
2
1
2
2
2
1
2
2
2
2
1
2
2
1
2
2
5
5
5
4
4
5
5
4
5
5
5
5
4
4
4
5
5
5
5
Page 225
21
0
4
4
3
3
3
4
2
4
2
3
2
3
3
4
3
4
4
5
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
5
5
5
5
4
4
5
3
5
3
2
2
2
5
4
4
2
5
5
4
2
5
4
5
4
5
3
5
2
2
2
2
2
2
3
2
2
3
3
3
3
4
1
4
1
3
3
3
3
3
2
3
3
2
2
2
3
3
2
2
3
3
2
3
3
4
2
3
2
3
3
4
3
2
4
4
3
3
2
4
5
4
4
3
4
3
2
2
2
2
5
5
5
4
5
4
3
4
4
5
4
2
3
2
4
3
2
2
2
2
3
2
4
5
3
4
3
4
2
2
4
3
2
2
2
5
5
4
2
3
2
4
5
3
4
3
4
3
2
2
2
99
10
7
95
93
10
2
10
1
10
4
97
98
10
6
11
6
92
10
7
98
10
0
10
4
10
3
10
4
10
5
36
9
42
7
33
1
32
5
38
8
37
1
40
2
34
1
35
6
40
8
48
6
31
6
42
1
36
4
36
8
40
4
39
3
40
4
40
5
51
763
57
415
51
329
50
236
55
444
54
477
55
969
52
165
53
485
57
530
62
581
48
728
57
711
52
922
53
654
56
959
54
879
56
658
56
653
-0,0
43
0,3
64
0,5
17
0,4
55
0,5
72
0,5
11
0,4
18
0,4
66
0,6
56
0,6
31
0,5
37
0,1
57
0,4
79
0,4
34
0,3
88
0,6
89
0,2
60
0,6
04
0,4
88
0,3
61
0,3
61
0,3
61
0,3
61
0,3
61
0,3
61
0,3
61
0,3
61
0,3
61
0,3
61
0,3
61
0,3
61
0,3
61
0,3
61
0,3
61
0,3
61
0,3
61
0,3
61
0,3
61
Tid
ak
Val
id
Val
id
Val
id
Val
id
Val
id
Val
id
Val
id
Val
id
Val
id
Val
id
Val
id
Tid
ak
Val
id
Val
id
Val
id
Val
id
Val
id
Tid
ak
Val
id
Val
id
Val
id
1,4
586
1,5
644
1,0
402
1,2
655
1,4
207
1,0
678
1,4
299
0,9
437
1,2
368
1,1
540
1,2
920
1,1
678
1,3
575
1,5
126
1,1
954
1,4
989
1,3
575
1,4
989
1,2
931
Page 226
21
1
BUTIR
SOAL
Y
Y2
14
8
14
9
15
0
15
1
15
2
15
3
15
4
15
5
15
6
4
5
4
5
5
2
5
5
1
70
2
49
280
4
2
2
2
2
1
2
2
3
5
50
5
25
502
5
3
3
4
4
4
2
4
4
2
55
1
30
360
1
3
2
5
3
3
2
4
4
2
54
0
29
160
0
4
5
5
4
4
2
4
5
1
53
0
28
090
0
4
2
3
5
4
2
5
4
4
51
4
26
419
6
4
5
5
5
5
3
5
4
5
67
2
45
158
4
4
3
5
4
4
3
3
2
4
52
8
27
878
4
3
2
4
4
3
3
2
4
4
50
3
25
300
9
5
5
5
5
4
3
4
4
4
59
4
35
283
6
3
2
4
5
3
4
3
4
4
54
7
29
920
9
3
3
2
3
2
3
2
3
4
41
3
17
056
9
3
4
4
4
4
1
4
4
3
51
5
26
522
5
5
5
5
5
4
2
3
3
4
62
2
38
688
4
2
3
4
5
2
5
3
4
2
54
4
29
593
6
4
4
5
5
4
4
5
4
4
48
1
23
136
1
2
2
2
3
4
2
4
4
4
48
7
23
716
9
3
2
2
1
1
2
2
2
3
42
9
18
404
1
5
2
5
4
4
4
5
4
4
54
6
29
811
6
2
3
3
2
2
3
3
2
2
38
1
14
516
1
5
5
5
5
4
4
5
4
4
71
4
50
979
6
Page 227
21
2
4
4
4
4
5
3
2
2
2
54
6
29
811
6
4
4
5
4
5
3
2
2
2
57
8
33
408
4
3
3
4
2
4
2
3
2
3
51
9
26
936
1
3
3
4
2
4
2
3
2
3
19
9
39
601
3
2
2
2
4
3
2
3
5
38
9
15
132
1
3
3
2
4
4
1
2
3
4
53
5
28
622
5
3
3
2
4
4
1
3
3
4
57
1
32
604
1
2
2
2
2
2
1
1
3
5
50
6
25
603
6
5
5
4
2
5
4
4
4
4
57
0
32
490
0
10
3
98
11
2
10
9
10
8
78
99
10
1
10
2
15
731
85
334
91
38
1
36
0
46
0
44
1
42
6
23
4
36
7
36
5
38
6
55
413
53
155
60
164
59
449
57
912
41
287
53
328
54
255
53
358
0,5
03
0,5
25
0,4
16
0,6
41
0,3
93
0,1
30
0,4
18
0,4
85
-0,0
38
k
=
15
6
0,3
61
0,3
61
0,3
61
0,3
61
0,3
61
0,3
61
0,3
61
0,3
61
0,3
61
Ss b
2
=
2
01
,13
Val
id
Val
id
Val
id
Val
id
Val
id
Tid
ak
Val
id
Val
id
Val
id
Tid
ak
Val
id
s t2
=
9
81
6,5
2
0,9
437
1,3
747
1,4
437
1,5
506
1,2
828
1,0
759
1,3
897
0,8
609
1,3
517
r 11
=
0
,98
6
Page 229
214
Lampiran 18
Perhitungan Penentuan Kategori Tingkatan Proses Pelayanan
Bimbingan Dan Konseling Menggunakan Lembar Kerja Siswa
(LKS) untuk Instrumen Pedoman Observasi
1. Data Maksimum
39 x 7 = 273
2. Data Minimum
39 x 0 = 0
3. Range = 273 – 0 = 273
4. Panjang Interval =
Range
Banyak Kelas
= 273 = 68, 23
4
5. Presentase skor maksimum =
%100% xi
r=
= (7 : 7) x 100% = 100%
6. Presentase skor minimum =
%100% xi
r=
= (0 : 7) x 100% = 0 %
7. Rentang Presentase
R = Xt – Xr
Keterangan :
R : Rentang Persentase
Xt : Persentase Maksimum
Xr : Persentase Minimum ( Sugiyono, 2006:48)
100% - 0% = 100 %
209
Page 230
215
8. Panjang Interval
Panjang Kelas = Rentang : Banyak Kriteria
= 100 % : 4
= 25 %
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan 7 kali observasi terhadap konselor.
Dalam satu kali observasi, jika gejala tingkah laku muncul sesuai dengan pernyataan
maka diberi skor 1. Dan yang tidak muncul diberi skor 0. Kesimpulan dari tiap gejala
yang muncul akan disimpulkan kedalam kategori 1 terlebih dahulu, untuk mengetahui
tingkatan frekuensi konselor melakukan tahap tersebut dan kemudian dikategorikan lagi
kedalam kategori 2 untuk melihat tinggi rendahnya presentase gejala tingkah laku yang
dimunculkan. Berikut tabel yang akan menjelaskan.
Tabel Kategori Tingkatan Frekuensi Proses Pelayanan Bimbingan dan
Konseling Menggunakan LKS
Tingkatan Frekuensi *) Kategori
7- 6 kali muncul Sering
5 kali muncul Selalu
4 - 3 kali muncul Kadang-Kadang
2 - 1 kali muncul Jarang
0 kali muncul Tidak Pernah
*) observasi dilakukan sebanyak 7 kali proses pemberian layanan
Tabel Kategori Tingkatan Proses Pelayanan Bimbingan dan Konseling
Menggunakan LKS
Skor Interval Kategori
204,7 < Skor ≤ 273 75% < % ≤ 100% Sangat Sesuai
136,5 < Skor ≤ 204,7 50% < % ≤ 75% Sesuai
68,2 < Skor ≤ 136,5 25% < % ≤ 50% Tidak Sesuai
0 ≤ Skor ≤ 68,2 0% ≤ % ≤ 25% Sangat Tidak Sesuai
Page 231
216
Lampiran 19
Perhitungan Penentuan Kategori Tingkatan Proses Pelayanan
Bimbingan Dan Konseling Menggunakan Lembar Kerja Siswa
(LKS) melalui Instrumen Angket
1. Data Maksimum
74 x 5 = 370
2. Data Minimum
74 x 1 = 74
3. Range = 370 – 74 = 296
4. Panjang Interval =
Range
Banyak Kelas
= 296
4
= 74
5. Presentase skor maksimum =
%100% xi
r=
= (5: 5) x 100%
= 100%
6. Presentase skor minimum =
%100% xi
r=
= (1:5) x 100%
= 20%
Page 232
217
7. Rentang Presentase
R = Xt – Xr
Keterangan :
R : Rentang Persentase
Xt : Persentase Maksimum
Xr : Persentase Minimum ( Sugiyono, 2006:48)
100% - 20% = 80 %
8. Panjang Interval
Panjang Kelas = Rentang : Banyak Kriteria
= 80 % : 4
= 20 %
Tabel Kategori Tingkatan Proses Pelayanan Bimbingan dan Konseling yang
Menggunakan LKS
Skor Interval Kategori
296 < Skor ≤ 370 80% < % ≤ 100% Sangat Sesuai
222 < Skor ≤ 296 60% < % ≤ 80% Sesuai
148 < Skor ≤ 222 40% < % ≤ 60% Tidak Sesuai
74 ≤ Skor ≤ 148 20% ≤ % ≤ 40% Sangat Tidak Sesuai
Page 233
218
Lampiran 20
Perhitungan Penentuan Kategori Tingkatan Hasil Pelayanan
Bimbingan Dan Konseling Menggunakan Lembar Kerja Siswa
(LKS) untuk Instrumen Angket
1. Data Maksimum
123 x 5 = 615
2. Data Minimum
123 x 1 = 123
3. Range = 615 – 123 = 492
4. Panjang Interval =
Range
Banyak Kelas
= 492 = 98,4
5
5. Presentase skor maksimum =
%100% xi
r=
= (5 : 5) x 100% = 100%
6. Presentase skor minimum =
%100% xi
r=
= (1:5) x 100% = 20%
7. Rentang Presentase
R = Xt – Xr
Keterangan :
R : Rentang Persentase
Xt : Persentase Maksimum
Xr : Persentase Minimum ( Sugiyono, 2006:48)
100% - 20% = 80 %
8. Panjang Interval
Panjang Kelas = Rentang : Banyak Kriteria
= 80 % : 5 = 15 %
Page 234
219
Tabel Kategori Tingkatan Proses Pelayanan Bimbingan dan Konseling
Menggunakan LKS
Skor Interval Kategori
516,6 < Skor ≤ 615 84% < % ≤ 100% Sangat Tinggi
418,2 < Skor ≤ 516,6 68% < % ≤ 84% Tinggi
319,8 < Skor ≤ 418,2 52% < % ≤ 68% Sedang
221,4 < Skor ≤ 319,8 36% < % ≤ 52% Rendah
123 ≤ Skor ≤ 221,4 20% ≤ % ≤ 36% Sangat Rendah
Page 235
22
0
Lam
pir
an 2
1
Hasil Tabulasi D
ata
Ped
oman O
bserv
asi Proses Pelayanan B
imbingan D
an K
onseling Y
ang M
enggunakan L
embar Kerja Siswa (LKS)
RESPONDEN
1. TAHAP PEM
BUKAAN
1. 1 Pembinaan H
ubungan B
aik
1.1.1 M
enguca
pkan salam pembukaan
1.1.2 M
enciptakan rasa kebersa
maan
1.1.3 M
enarik M
inat dan Per
hatian Siswa
1
JM
L
%
KRIT
2
3
4
JM
L
%
KRIT
ERIA
5
JM
L
%
KRIT
ERIA
1
7
7
10
0
Sangat Sesuai
7
7
5
19
90
Sangat Sesuai
6
6
86
Sangat Sesuai
2
7
7
10
0
Sangat Sesuai
7
7
7
21
10
0
Sangat Sesuai
7
7
10
0
Sangat Sesuai
3
7
7
10
0
Sangat Sesuai
5
7
6
18
86
Sangat Sesuai
5
5
71
Sesuai
4
7
7
10
0
Sangat Sesuai
7
7
7
21
10
0
Sangat Sesuai
7
7
10
0
Sangat Sesuai
5
7
7
10
0
Sangat Sesuai
6
7
6
19
90
Sangat Sesuai
7
7
10
0
Sangat Sesuai
6
6
6
86
Sangat Sesuai
5
7
5
17
81
Sangat Sesuai
6
6
86
Sangat Sesuai
7
6
6
86
Sangat Sesuai
5
6
7
18
86
Sangat Sesuai
7
7
10
0
Sangat Sesuai
8
5
5
71
Sesuai
6
7
6
19
90
Sangat Sesuai
7
7
10
0
Sangat Sesuai
9
5
5
71
Sesuai
7
5
7
19
90
Sangat Sesuai
6
6
86
Sangat Sesuai
10
5
5
71
Sesuai
7
7
7
21
10
0
Sangat Sesuai
7
7
10
0
Sangat Sesuai
11
6
6
86
Sangat Sesuai
7
6
7
20
95
Sangat Sesuai
7
7
10
0
Sangat Sesuai
JUM
LAH
971
JUM
LAH
1010
JUM
LAH
1029
RATA-R
ATA
88
RATA-R
ATA
92
RATA-R
ATA
94
KRIT
ERIA
Sangat Sesuai
KRIT
ERIA
Sangat Sesuai
KRIT
ERIA
Sangat Sesuai
RATA-R
ATA PER INDIK
ATOR
91
Sangat Sesuai
Page 236
22
1
1. TAHAP PEM
BUKAAN
1.2 A
persepsi
1.3 Pen
yampaian T
uju
an L
ayanan
1.2.1 M
engungkapkan K
embali m
ateri
1.22 M
engaitkan M
ateri
1.2.3 M
enanyakan K
esiapan Siswa
1.3.1 M
enjelask
an T
uju
an L
ayanan
6
JM
L
%
KRIT
7
JM
L
%
KRIT
8
JM
L
%
KRIT
9
JM
L
%
KRIT
4
4
57
Sesuai
3
3
43
Tidak Sesuai
4
4
57
Sesuai
6
6
85
Sangat Sesuai
4
4
57
Sesuai
4
4
57
Sesuai
3
3
43
Tidak
Sesuai
7
7
10
0
Sangat Sesuai
3
3
43
Tidak Sesuai
5
5
71
Sesuai
4
4
57
Sesuai
7
7
10
0
Sangat Sesuai
2
2
29
Tidak Sesuai
4
4
57
Sesuai
3
3
43
Tidak
Sesuai
6
6
86
Sangat Sesuai
3
3
43
Tidak Sesuai
5
5
71
Sesuai
4
4
57
Sesuai
5
5
71
Sesuai
4
4
57
Sesuai
4
4
57
Sesuai
3
3
43
Tidak
Sesuai
7
7
10
0
Sangat Sesuai
3
3
43
Tidak Sesuai
5
5
71
Sesuai
3
3
43
Tidak
Sesuai
7
7
10
0
Sangat Sesuai
2
2
29
Tidak Sesuai
3
3
43
Tidak Sesuai
3
3
43
Tidak
Sesuai
6
6
86
Sangat Sesuai
3
3
43
Tidak Sesuai
4
4
57
Sesuai
5
5
71
Sesuai
6
6
86
Sangat Sesuai
3
3
43
Tidak Sesuai
5
5
71
Sesuai
4
4
57
Sesuai
7
7
10
0
Sangat Sesuai
4
4
57
Sesuai
4
4
57
Sesuai
4
4
57
Sesuai
7
7
10
0
Sangat Sesuai
JUM
LAH
500
JUM
LAH
657
JUM
LAH
571
JUM
LAH
1014
RATA-R
ATA
45
RATA-R
ATA
60
RATA-R
ATA
52
RATA-R
ATA
92
KRIT
ERIA
Tidak Sesuai
KRIT
ERIA
Sesuai
KRIT
ERIA
Sesuai
KRIT
ERIA
Sangat Sesuai
RATA-R
ATA PER INDIK
ATOR
52
Sesuai
RATA-R
ATA PER
INDIK
ATOR
92
Sangat Sesuai
RATA-R
ATA PER SUB V
ARIA
BEL
75
Sesuai
2. TAHAP INTI
2.1 M
enjelask
an M
ateri Layanan
2.2 B
ertanya
Page 237
22
2
2.1.1 M
enggali w
awasa
n siswa
2.1.2 Pemberian L
ayanan
2.1.3 T
idak T
erjadi kekeliruan
2.2.1 M
emberi kesempatan
menyampaikan gagasan
2.2.2 M
emberi Kesempatan untuk
bertanya
10
JM
L
%
KRIT
1
1
12
13
JML
%
KRIT
ERIA
1
4
JML
%
KRIT
ERIA
15
JM
L
%
KRIT
ERIA
16
17
JM
L
%
KRIT
ERIA
3
3
43
Tidak Sesu
ai
3
3
4
10
48
Tidak Sesu
ai
3
3
43
Tidak Sesu
ai
5
5
71
Sesuai
3
6
9
64
Sesuai
4
4
57
Sesu
ai
2
3
3
8
38
Tidak Sesu
ai
3
3
43
Tidak Sesu
ai
5
5
71
Sesuai
4
5
9
64
Sesuai
2
2
29
Tidak Sesu
ai
3
2
3
8
38
Tidak Sesu
ai
4
4
57
Sesu
ai
4
4
57
Sesuai
3
5
8
57
Sesuai
2
2
29
Tidak Sesu
ai
4
3
3
#
48
Tidak Sesu
ai
3
3
43
Tidak Sesu
ai
6
6
86
Sangat
Sesuai
4
5
9
64
Sesuai
5
5
71
Sesu
ai
4
3
3
#
48
Tidak Sesu
ai
2
2
29
Tidak Sesu
ai
4
4
57
Sesuai
4
5
9
64
Sesuai
3
3
43
Tidak Sesu
ai
2
4
3
9
43
Tidak Sesu
ai
4
4
57
Sesu
ai
5
5
71
Sesuai
4
4
8
57
Sesuai
5
5
71
Sesu
ai
3
4
2
9
43
Tidak Sesu
ai
4
4
57
Sesu
ai
6
6
86
Sangat
Sesuai
4
4
8
57
Sesuai
4
4
57
Sesu
ai
2
3
2
7
33
Tidak Sesu
ai
3
3
43
Tidak Sesu
ai
4
4
57
Sesuai
3
5
8
57
Sesuai
2
2
29
Tidak Sesu
ai
2
3
4
9
43
Tidak Sesu
ai
2
2
29
Tidak Sesu
ai
5
5
71
Sesuai
2
6
8
57
Sesuai
3
3
43
Tidak Sesu
ai
4
2
3
9
43
Tidak Sesu
ai
4
4
57
Sesu
ai
5
5
71
Sesuai
2
6
8
57
Sesuai
4
4
57
Sesu
ai
2
3
4
9
43
Tidak Sesu
ai
4
4
57
Sesu
ai
4
4
57
Sesuai
3
5
8
57
Sesuai
JUM
LAH
529
JUM
LAH
467
JUM
LAH
514
JUM
LAH
757
JUM
LAH
##
RATA-
RATA
48
RATA-R
ATA
42
RATA-
RATA
47
RATA-
RATA
69
RATA-R
ATA
60
KRIT
ERIA
Tidak
Sesu
ai
KRIT
ERIA
Tidak Sesu
ai
KRIT
ERIA
Tidak Sesu
ai
KRIT
ERIA
Sesu
ai
KRIT
ERIA
Sesu
ai
RATA-R
ATA PER INDIK
ATOR
46
Tidak Sesu
ai
RATA-R
ATA PER INDIK
ATOR
64
Sesu
ai
Page 238
22
3
2. TAHAP INTI
2.3 M
enjawab
2.4 M
emotivasi siswa
2.4 M
emotivasi siswa
2.5 M
engelola Perilaku Siswa
2.3.1 M
enjawab pertanyaan siswa
2.4.1 M
endoro
ng siswa untuk aktif
2.4.2 M
emberikan Penguatan
2.5.1 M
emberikan umpan balik positif
2.5.2 M
enciptakan K
enyamanan
18
19
20
JM
L
%
KRIT
21
22
23
JM
L
%
KRIT
2
4
JM
L
%
KRIT
25
26
27
JM
L
%
KRIT
2
8
29
JM
L
%
KRIT
3
5
1
9
43
Tidak
Sesu
ai
3
3
0
6
29
Tidak
Sesu
ai
2
2
29
Tidak
Sesu
ai
2
4
2
8
38
Tidak Sesu
ai
5
3
8
57
Sesu
ai
4
6
2
#
57
Sesu
ai
6
6
2
14
67
Sesu
ai
3
3
43
Tidak
Sesu
ai
2
5
2
9
43
Tidak Sesu
ai
5
4
9
64
Sesu
ai
4
6
2
#
57
Sesu
ai
4
4
0
8
38
Tidak
Sesu
ai
1
1
14
Sangat
Tidak
Sesu
ai
2
5
3
10
48
Tidak Sesu
ai
5
3
8
57
Sesu
ai
3
7
3
#
62
Sesu
ai
5
5
3
13
62
Sesu
ai
2
2
29
Tidak
Sesu
ai
1
4
3
8
38
Tidak Sesu
ai
5
4
9
64
Sesu
ai
2
5
2
9
43
Tidak
Sesu
ai
5
5
2
12
57
Sesu
ai
2
2
29
Tidak
Sesu
ai
2
2
4
8
38
Tidak Sesu
ai
4
3
7
50
Tidak
Sesu
ai
4
5
4
#
62
Sesu
ai
3
3
3
9
43
Tidak
Sesu
ai
1
1
14
Sangat
Tidak
Sesu
ai
3
2
5
10
48
Tidak Sesu
ai
4
5
9
64
Sesu
ai
3
3
2
8
38
Tidak
Sesu
ai
4
4
2
10
48
Tidak
Sesu
ai
2
2
29
Tidak
Sesu
ai
2
4
4
10
48
Tidak Sesu
ai
5
4
9
64
Sesu
ai
4
5
3
#
57
Sesu
ai
4
4
3
11
52
Sesu
ai
1
1
14
Sangat
Tidak
Sesu
ai
2
2
4
8
38
Tidak Sesu
ai
3
5
8
57
Sesu
ai
2
3
3
8
38
Tidak
Sesu
ai
4
4
4
12
57
Sesu
ai
2
2
29
Tidak
Sesu
ai
2
2
5
9
43
Tidak Sesu
ai
5
5
#
71
Sesu
ai
3
5
2
#
48
Tidak
Sesu
ai
4
4
3
11
52
Sesu
ai
1
1
14
Sangat
Tidak
Sesu
ai
3
2
2
7
33
Tidak Sesu
ai
5
3
8
57
Sesu
ai
4
6
2
#
57
Sesu
ai
FD
FD
nD
5D
d5D
Tidak
Sesu
ai
2
2
29
Tidak
Sesu
ai
Page 239
22
4
3. TAHAP PENUTUP
3.1 M
enyim
pulkan
3.2 E
valuasi
3.2 E
valuasi
3.1.1 K
onselor membantu siswa
3.2.1 M
elakukan evaluasi
3.2.2 U
nderstanding
3.2.3 C
omfort
3.2.4 A
ction
30
31
JM
L
%
KRIT
32
33
34
JM
L
%
KRIT
35
JM
L
%
KRIT
36
JM
L
%
KRIT
37
JM
L
%
KRIT
2
4
6
43
Tidak Sesu
ai
2
2
2
6
29
Tidak Sesu
ai
3
3
43
Tidak Sesu
ai
1
1
14
Sangat
Tidak Sesu
ai
1
1
14
Sangat Tidak
Sesu
ai
1
5
6
43
Tidak Sesu
ai
3
3
2
8
38
Tidak Sesu
ai
2
2
29
Tidak Sesu
ai
2
2
29
Tidak Sesu
ai
2
2
29
Tidak Sesu
ai
2
3
5
36
Tidak Sesu
ai
2
2
1
5
24
Sangat Tidak
Sesu
ai
2
2
29
Tidak Sesu
ai
1
1
14
Sangat
Tidak Sesu
ai
2
2
29
Tidak Sesu
ai
0
5
5
36
Tidak Sesu
ai
3
2
1
6
29
Tidak Sesu
ai
2
2
29
Tidak Sesu
ai
1
1
14
Sangat
Tidak Sesu
ai
1
1
14
Sangat Tidak
Sesu
ai
2
2
4
29
Tidak Sesu
ai
1
2
2
5
24
Sangat Tidak
Sesu
ai
1
1
14
Sangat Tidak
Sesu
ai
1
1
14
Sangat
Tidak Sesu
ai
2
2
29
Tidak Sesu
ai
2
4
6
43
Tidak Sesu
ai
1
1
2
4
19
Sangat Tidak
Sesu
ai
2
2
29
Tidak Sesu
ai
1
1
14
Sangat
Tidak Sesu
ai
1
1
14
Sangat Tidak
Sesu
ai
1
2
3
21
Sangat
Tidak Sesu
ai
1
1
2
4
19
Sangat Tidak
Sesu
ai
2
2
29
Tidak Sesu
ai
1
1
14
Sangat
Tidak Sesu
ai
1
1
14
Sangat Tidak
Sesu
ai
3
2
5
36
Tidak Sesu
ai
3
2
1
6
29
Tidak Sesu
ai
2
2
29
Tidak Sesu
ai
2
2
29
Tidak Sesu
ai
2
2
29
Tidak Sesu
ai
3
3
6
43
Tidak Sesu
ai
3
1
1
5
24
Sangat Tidak
Sesu
ai
2
2
29
Tidak Sesu
ai
2
2
29
Tidak Sesu
ai
1
1
14
Sangat Tidak
Sesu
ai
3
5
8
57
Sesu
ai
3
1
2
6
29
Tidak Sesu
ai
2
2
29
Tidak Sesu
ai
2
2
29
Tidak Sesu
ai
1
1
14
Sangat Tidak
Sesu
ai
2
4
6
43
Tidak Sesu
ai
2
3
1
6
29
Tidak Sesu
ai
1
1
14
Sangat Tidak
Sesu
ai
2
2
29
Tidak Sesu
ai
2
2
29
Tidak Sesu
ai
JUM
LAH
429
JUM
LAH
290
JUM
LAH
300
JUM
LAH
229
JUM
LAH
229
RATA-R
ATA
39
RATA-R
ATA
26
RATA-R
ATA
27
RATA-R
ATA
21
RATA-R
ATA
21
KRIT
ERIA
Tidak Sesuai
KRIT
ERIA
Tidak Sesuai
KRIT
ERIA
Tidak Sesuai
KRIT
ERIA
Sangat Tidak
Sesuai
KRIT
ERIA
Sangat Tidak
Sesuai
Rata-rata Per Indikator
39
Tidak Sesuai
Rata-rata Per
Indikator
24
Sangat Tidak
Sesuai
RATA-R
ATA PER SUB V
ARIA
BEL
Page 240
22
5
3. TAHAP PENUTUP
3.3 Pen
gakhiran
3.3.1 M
emberitahukan kepada siswa
3.3.2 M
enguca
pkan salam penutup
38
JM
L
%
KRIT
3
9
JM
L
%
KRIT
ERIA
3
3
43
Tidak Sesu
ai
6
6
86
Sangat Sesuai
4
4
57
Sesu
ai
7
7
10
0
Sangat Sesuai
3
3
43
Tidak Sesu
ai
7
7
10
0
Sangat Sesuai
4
4
57
Sesu
ai
7
7
10
0
Sangat Sesuai
5
5
71
Sesu
ai
7
7
10
0
Sangat Sesuai
4
4
57
Sesu
ai
7
7
10
0
Sangat Sesuai
4
4
57
Sesu
ai
6
6
86
Sangat Sesuai
4
4
57
Sesu
ai
6
6
86
Sangat Sesuai
5
5
71
Sesu
ai
7
7
10
0
Sangat Sesuai
6
6
86
Sangat Sesu
ai
7
7
10
0
Sangat Sesuai
5
5
71
Sesu
ai
7
7
10
0
Sangat Sesuai
JUM
LAH
671
JUM
LAH
1057
RATA-R
ATA
61
RATA-R
ATA
96
KRIT
ERIA
Sesuai
KRIT
ERIA
Sangat Sesuai
RATA-R
ATA PER
INDIK
ATOR
79
Sangat Sesuai
47
Tidak Sesuai
Page 241
22
6
Lam
pir
an 2
1
Hasil Tabulasi D
ata
Kuesioner Pro
ses Pelayanan B
imbingan D
an K
onseling Y
ang M
enggunakan L
embar Kerja Siswa (LKS)
RESPONDEN
1.U
RAIA
N K
EGIA
TAN
1.1
1.2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jml
%
Krit
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
JML
%
Krit
R1
1
4
3
2
5
2
2
2
2
5
28
56
S
2
1
3
1
2
2
1
1
2
2
2
1
4
1
2
3
4
3
2
1
40
42
TS
R2
4
2
3
3
2
4
4
3
3
2
30
60
S
3
2
1
2
3
1
1
4
2
2
1
2
3
2
2
3
2
3
1
1
41
43
TS
R3
1
4
2
2
4
4
5
4
1
2
29
58
S
2
2
1
4
1
4
3
1
1
2
4
2
1
4
4
2
4
2
1
2
47
49
TS
R4
1
4
4
1
3
4
3
4
2
1
27
54
S
1
2
2
2
1
2
3
4
4
2
2
2
1
3
2
2
3
2
4
2
46
48
TS
R5
5
2
2
3
2
4
5
3
4
3
33
66
S
4
1
1
2
2
3
3
4
3
1
3
1
2
1
3
4
3
1
1
1
44
46
TS
R6
4
3
4
2
4
2
4
2
1
2
28
56
S
2
3
2
2
2
2
4
2
1
2
2
1
2
2
3
2
3
2
1
2
42
44
TS
R7
1
3
2
2
2
2
5
4
2
3
26
52
S
2
1
1
2
3
2
1
3
2
2
1
3
1
2
1
1
2
3
3
2
38
40
TS
R8
2
3
2
2
3
2
4
4
3
3
28
56
S
2
4
1
1
3
1
4
2
2
2
2
3
1
3
5
4
3
2
4
3
52
55
S
R9
2
2
4
4
2
5
2
2
2
5
30
60
S
4
2
2
4
3
1
1
1
2
1
4
2
3
1
1
2
2
2
1
1
40
42
TS
R10
1
2
4
3
4
5
5
4
4
2
34
68
S
3
2
1
2
1
3
1
1
4
2
5
2
3
4
2
2
2
2
2
2
46
48
TS
R11
1
2
3
2
2
2
3
2
5
4
26
52
S
2
2
2
1
4
1
2
4
1
1
2
5
4
2
2
1
2
4
2
2
46
48
TS
R12
1
3
2
2
2
5
4
1
4
3
27
54
S
1
2
2
2
1
2
1
3
2
3
2
2
2
2
2
1
1
3
2
2
38
40
TS
R13
2
4
2
3
1
2
5
4
3
3
29
58
S
2
4
3
4
2
4
1
2
4
1
2
3
1
1
2
1
4
2
3
3
49
52
S
R14
2
2
3
4
2
4
4
4
3
4
32
64
S
2
4
1
4
1
2
2
1
1
2
3
1
1
3
1
3
4
4
2
1
43
45
TS
R15
5
2
3
3
2
4
4
3
3
4
33
66
S
3
3
1
1
2
2
3
2
3
2
3
1
3
4
2
4
1
4
1
2
47
49
TS
R16
1
3
4
5
4
3
2
4
4
3
33
66
S
2
3
1
5
1
3
1
2
2
2
3
2
4
3
4
2
4
2
4
4
54
57
S
R17
5
4
2
1
2
3
3
1
5
3
29
58
S
4
3
1
1
1
2
2
2
2
2
3
2
3
2
2
3
2
4
2
1
44
46
TS
R18
1
1
5
2
2
2
1
2
2
2
20
40
TS
3
3
2
1
2
1
3
2
3
2
2
3
2
2
4
3
2
2
1
2
45
47
TS
R19
2
4
4
2
2
3
4
2
1
2
26
52
S
4
2
1
4
1
5
2
4
2
1
1
2
3
1
2
2
4
4
2
1
48
51
S
Page 242
22
7
R20
2
4
2
4
2
3
2
1
1
2
23
46
TS
2
3
1
1
3
2
2
1
2
1
3
1
4
3
1
3
4
4
2
1
44
46
TS
R21
2
1
3
1
2
2
2
5
2
2
22
44
TS
2
1
2
1
2
2
1
2
4
2
2
1
2
2
2
2
4
2
2
1
39
41
TS
R22
1
4
2
3
2
3
4
3
4
1
27
54
S
1
1
4
1
4
2
2
1
2
4
2
2
2
2
1
2
1
2
3
3
42
44
TS
R23
2
4
2
2
2
2
3
2
2
3
24
48
TS
4
3
2
2
2
1
1
2
2
1
4
2
2
1
2
4
2
2
3
1
43
45
TS
R24
3
2
1
2
3
2
4
2
4
2
25
50
TS
2
2
1
3
2
2
2
1
1
2
2
2
2
4
1
2
4
2
2
2
41
43
TS
R25
2
4
1
1
2
2
2
1
4
5
24
48
TS
2
3
2
3
2
2
1
1
2
1
1
2
4
5
2
2
2
1
2
2
42
44
TS
R26
4
1
5
3
2
1
3
1
1
1
22
44
TS
2
2
2
2
2
3
2
2
1
1
2
1
2
2
2
2
2
5
2
1
40
42
TS
R27
2
1
1
4
2
1
4
2
4
1
22
44
TS
3
2
3
2
2
2
3
5
3
2
4
5
4
2
5
4
2
5
4
5
67
71
S
R28
2
4
1
3
1
2
1
2
2
4
22
44
TS
2
2
1
1
2
3
1
2
2
4
2
4
2
1
1
4
2
3
4
4
47
49
TS
R29
4
5
5
2
4
1
4
4
5
4
38
76
SS
3
1
4
2
2
4
3
1
2
4
3
2
1
4
1
2
2
3
2
2
48
51
S
R30
3
4
1
2
2
3
4
2
4
4
29
58
S
2
2
1
1
3
2
2
3
1
4
1
3
1
1
3
4
2
2
3
1
42
44
TS
R31
5
4
5
4
2
5
5
4
2
4
40
80
SS
1
4
1
2
1
1
1
4
1
1
2
3
3
1
2
1
2
2
1
2
36
38
TS
R32
2
4
4
2
4
2
2
4
2
1
27
54
S
2
4
2
3
4
2
2
2
4
2
2
1
1
2
2
2
1
2
2
1
43
45
TS
R33
4
4
5
5
5
5
5
2
5
4
44
88
SS
4
1
5
2
2
2
1
2
5
2
2
1
3
2
1
1
4
2
2
2
46
48
TS
R34
3
4
2
5
2
5
5
2
4
2
34
68
S
3
1
1
2
2
1
1
1
4
2
2
3
2
1
3
4
5
4
2
2
46
48
TS
R35
2
4
1
3
4
3
4
5
4
4
34
68
S
2
2
1
3
2
3
4
2
2
2
2
1
4
1
2
1
3
2
2
1
42
44
TS
R36
1
4
2
2
1
2
1
3
2
2
20
40
TS
1
2
2
1
1
2
2
3
1
2
3
2
2
3
2
2
2
3
1
5
42
44
TS
R37
2
5
5
3
3
3
4
5
4
4
38
76
SS
2
2
1
2
3
2
2
2
2
4
2
1
5
1
2
2
4
3
2
2
46
48
TS
R38
3
4
4
4
3
3
2
4
2
4
33
66
S
3
2
2
4
1
1
2
1
4
2
3
1
2
4
2
1
1
2
2
2
42
44
TS
R39
2
5
5
4
2
5
4
4
4
4
39
78
SS
2
2
2
4
2
2
2
1
2
2
2
1
1
2
2
2
4
2
2
1
40
42
TS
R40
5
4
4
3
4
5
2
4
2
2
35
70
S
1
2
2
2
2
1
2
2
2
1
2
2
1
2
2
4
1
4
2
2
39
41
TS
R41
5
2
3
2
4
4
5
4
2
4
35
70
S
2
4
2
1
4
1
2
2
1
1
1
2
2
1
2
1
2
4
2
1
38
40
TS
JUM
LAH
1205
2410
JUM
LAH
1805
1900
RATA-R
ATA
5
9
S
RATA-R
ATA
4
6
TS
RATA-R
ATA PER INDIK
ATOR
SANGAT SESUAI
5
10%
SANGAT SESUAI
0
0%
SESUAI
2
6
54%
SESUAI
6
13%
Page 243
22
8
TID
AK SESUAI
1
0
21%
TID
AK SESUAI
3
5
73%
SANGAT T
IDAK SESUAI
0
0%
SANGAT T
IDAK SESUAI
0
0%
Page 244
22
9
TEM
PAT D
AN W
AKTU PELAYANAN
PIH
AK Y
ANG D
IIKUTSERTAKAN
1.3
2.1
2.2
3.1
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
Jml
%
krit
41
42
43
JML
%
Krit
44
45
46
47
48
49
JML
%
Krit
50
51
52
53
54
JML
%
Krit
2
1
2
2
2
2
1
3
2
2
19
38
TS
2
2
2
6
40
TS
4
4
4
4
5
5
26
87
SS
2
1
2
2
3
10
40
TS
2
3
3
4
2
3
2
1
1
2
23
46
TS
3
2
2
7
47
TS
2
3
2
2
2
4
15
50
TS
3
2
2
4
1
12
48
TS
2
2
2
1
2
2
4
1
3
2
21
42
TS
2
1
2
5
33
TS
5
5
5
5
5
4
29
97
SS
4
2
2
1
2
11
44
TS
2
2
1
2
2
2
2
1
3
1
18
36
TS
2
3
4
9
60
S
5
5
4
5
5
4
28
93
SS
2
4
2
4
2
14
56
S
3
3
3
5
5
3
4
4
3
3
36
72
S
4
3
4
11
73
S
4
3
2
3
3
3
18
60
S
1
2
2
4
1
10
40
TS
1
1
2
1
2
4
2
4
1
1
19
38
TS
2
1
2
5
33
TS
3
3
2
2
2
4
16
53
S
2
1
2
2
3
10
40
TS
1
4
4
2
2
3
2
4
4
2
28
56
S
4
3
4
11
73
S
4
3
2
3
3
4
19
63
S
2
2
2
2
1
9
36
TS
4
4
3
2
4
3
3
4
3
4
34
68
S
3
2
4
9
60
S
2
4
2
3
2
4
17
57
S
3
1
2
2
1
9
36
TS
1
2
1
2
2
2
1
2
1
2
16
32
TS
4
2
4
10
67
S
4
4
4
4
5
4
25
83
SS
4
2
2
2
1
11
44
TS
2
2
4
2
3
2
2
2
1
2
22
44
TS
3
2
2
7
47
TS
2
4
4
4
2
5
21
70
S
2
4
2
2
2
12
48
TS
4
2
4
3
3
3
4
4
4
5
36
72
S
4
2
4
10
67
S
2
4
4
4
2
5
21
70
S
2
3
3
3
2
13
52
S
3
1
4
3
2
2
3
2
5
2
27
54
S
2
4
4
10
67
S
2
4
4
2
4
3
19
63
S
2
2
2
1
2
9
36
TS
1
2
2
2
1
1
1
2
1
2
15
30
TS
2
3
4
9
60
S
3
5
4
3
4
4
23
77
SS
4
3
3
2
4
16
64
S
2
1
2
2
1
2
2
2
2
2
18
36
TS
4
4
2
10
67
S
5
4
5
5
4
5
28
93
SS
3
2
1
2
2
10
40
TS
4
4
2
2
3
4
4
2
4
5
34
68
S
3
2
4
9
60
S
2
5
4
4
2
5
22
73
S
3
1
2
2
1
9
36
TS
4
2
4
2
3
2
2
2
2
2
25
50
TS
3
4
2
9
60
S
2
4
4
4
5
2
21
70
S
2
1
1
3
1
8
32
TS
4
3
3
4
3
3
3
2
3
2
30
60
S
3
4
4
11
73
S
2
3
2
2
2
4
15
50
TS
2
2
2
3
3
12
48
TS
4
5
2
2
2
3
4
2
3
4
31
62
S
4
2
2
8
53
S
4
4
5
4
4
4
25
83
SS
2
2
2
1
3
10
40
TS
1
2
2
2
1
2
2
2
1
1
16
32
TS
4
2
4
10
67
S
2
5
4
4
5
5
25
83
SS
2
2
2
1
3
10
40
TS
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
19
38
TS
3
2
4
9
60
S
2
4
4
4
5
5
24
80
SS
2
2
3
2
2
11
44
TS
3
2
1
2
3
3
3
1
2
2
22
44
TS
2
4
2
8
53
S
3
3
3
4
5
2
20
67
S
2
2
3
2
2
11
44
TS
2
2
1
1
2
2
2
3
2
2
19
38
TS
5
5
2
12
80
SS
4
5
5
5
2
5
26
87
SS
2
3
2
2
1
10
40
TS
3
2
3
3
1
2
1
3
1
2
21
42
TS
5
4
5
14
93
SS
4
5
3
3
5
4
24
80
SS
2
2
2
3
1
10
40
TS
3
3
1
1
2
1
1
2
2
1
17
34
TS
5
5
4
14
93
SS
4
3
2
2
2
4
17
57
S
2
3
2
3
2
12
48
TS
Page 245
23
0
4
3
3
2
1
2
4
3
1
1
24
48
TS
4
4
4
12
80
SS
4
3
4
3
2
4
20
67
S
2
2
2
3
2
11
44
TS
3
3
2
1
1
1
4
3
4
1
23
46
TS
4
3
4
11
73
S
3
4
3
5
2
5
22
73
S
2
2
2
2
1
9
36
TS
2
3
2
2
2
2
1
4
2
1
21
42
TS
11
73
SS
Page 246
23
1
PENYEDIA
AN A
LAT &
PERLENGKAPAN
RENCANA PENIL
AIA
N D
AN T
INDAK L
ANJUT
4.1
5.1
5.2
55
56
57
JML
%
KRIT
5
8
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
JML
%
krit
70
71
72
73
74
75
JML
%
KRIT
2
2
1
5
33
TS
2
4
4
2
4
4
2
2
4
4
2
2
36
60
S
3
2
2
2
1
1
11
37
TS
2
2
2
6
40
TS
3
3
3
3
2
3
2
4
2
2
2
2
31
52
S
3
2
2
1
2
2
12
40
TS
2
2
2
6
40
TS
4
2
2
2
4
2
2
4
2
3
3
2
32
53
S
3
2
4
2
2
3
16
53
S
2
1
2
5
33
TS
4
5
4
2
2
2
2
2
2
2
2
3
32
53
S
2
3
1
1
2
3
12
40
TS
2
2
3
7
47
TS
2
1
1
2
3
3
1
1
2
1
2
2
21
35
TS
3
4
4
4
2
4
21
70
S
3
4
2
9
60
S
2
3
1
1
2
2
2
2
2
2
1
2
22
37
TS
2
3
1
1
3
4
14
47
TS
2
4
2
8
53
S
3
2
1
1
2
2
2
2
2
2
4
2
25
42
TS
2
3
2
4
3
4
18
60
S
3
2
1
6
40
TS
3
2
2
1
2
1
1
2
2
2
2
2
22
37
TS
2
2
2
3
3
3
15
50
TS
2
2
2
6
40
TS
2
1
2
2
3
2
1
1
2
2
2
1
21
35
TS
2
2
4
2
2
1
13
43
TS
2
2
4
8
53
S
3
3
1
2
2
2
4
2
3
3
4
2
31
52
S
3
4
2
4
2
4
19
63
S
3
3
2
8
53
S
2
2
1
2
2
2
1
3
2
2
4
2
25
42
TS
2
2
4
3
2
2
15
50
TS
1
4
2
7
47
TS
2
2
3
2
2
2
1
2
2
4
2
2
26
43
TS
3
2
4
2
3
2
16
53
S
1
4
4
9
60
S
3
4
1
4
4
4
2
4
1
2
1
3
33
55
S
2
2
2
2
3
1
12
40
TS
2
3
2
7
47
TS
2
3
2
2
2
2
2
2
1
1
2
2
23
38
TS
3
3
4
3
5
1
19
63
S
2
4
4
10
67
S
3
5
1
4
2
2
2
2
2
3
1
2
29
48
TS
3
2
2
4
5
1
17
57
S
3
2
2
7
47
TS
2
3
1
2
2
3
2
2
2
2
2
2
25
42
TS
2
2
1
5
2
2
14
47
TS
2
4
1
7
47
TS
2
2
1
1
1
2
2
3
1
1
2
2
20
33
TS
3
2
2
3
1
2
13
43
TS
2
2
2
6
40
TS
2
2
4
2
2
1
1
2
2
2
2
2
24
40
TS
2
2
3
1
2
2
12
40
TS
1
1
2
4
27
TS
3
2
1
2
2
2
2
2
2
1
4
2
25
42
TS
2
4
1
1
4
1
13
43
TS
2
2
2
6
40
TS
2
2
1
2
2
4
2
3
2
2
4
2
28
47
TS
1
1
2
2
4
2
12
40
TS
2
4
4
10
67
S
3
1
1
4
2
4
2
3
4
3
2
2
31
52
S
3
2
2
3
1
4
15
50
TS
3
4
4
11
73
S
1
2
1
2
2
2
3
1
2
2
1
2
21
35
TS
1
2
3
2
4
3
15
50
TS
1
2
2
5
33
TS
2
2
1
1
2
2
2
1
1
2
4
2
22
37
TS
2
4
3
4
1
1
15
50
TS
2
4
2
8
53
S
2
2
1
3
4
2
2
2
2
1
4
2
27
45
TS
2
2
3
1
1
2
11
37
TS
Page 247
23
2
2
2
2
6
40
TS
2
2
2
2
2
2
4
1
2
1
3
2
25
42
TS
2
3
2
2
2
2
13
43
TS
2
1
1
4
27
TS
2
3
2
3
2
3
2
2
4
2
4
2
31
52
S
1
4
3
2
1
2
13
43
TS
2
2
2
6
40
TS
3
2
4
2
3
2
4
2
2
1
2
2
29
48
TS
2
2
2
2
3
1
12
40
TS
1
2
2
5
33
TS
2
2
2
3
4
2
2
2
2
2
2
3
28
47
TS
4
4
2
4
5
3
22
73
S
2
3
2
7
47
TS
1
3
3
2
2
2
2
2
4
3
3
3
30
50
TS
1
1
4
2
2
3
13
43
TS
3
2
2
7
47
TS
4
2
4
2
4
2
3
4
2
4
5
4
40
67
S
1
4
2
3
4
2
16
53
S
2
2
3
7
47
TS
1
1
2
4
2
2
4
2
4
2
3
5
32
53
S
2
2
4
3
2
5
18
60
S
2
3
2
7
47
TS
2
2
1
3
2
3
2
2
2
2
2
3
26
43
TS
1
2
3
2
4
3
15
50
TS
2
3
2
7
47
TS
2
1
1
2
1
2
2
2
2
3
4
2
24
40
TS
2
2
2
2
2
4
14
47
TS
3
2
2
7
47
TS
2
2
2
1
2
2
2
1
1
2
1
1
19
32
TS
1
4
3
2
4
3
17
57
S
3
2
2
7
47
TS
4
1
2
3
1
2
2
2
2
1
2
2
24
40
TS
3
2
3
3
3
2
16
53
S
2
3
2
7
47
TS
2
1
2
2
4
2
2
2
2
1
4
2
26
43
TS
1
2
2
2
4
2
13
43
TS
2
2
3
7
47
TS
2
1
2
4
2
2
3
2
2
1
1
2
24
40
TS
1
2
3
3
2
4
15
50
TS
2
4
2
8
53
S
3
2
2
3
2
4
2
3
4
2
4
2
33
55
S
1
2
3
2
4
3
15
50
TS
2
2
1
5
33
TS
3
2
1
1
4
2
2
2
1
2
4
4
28
47
TS
1
4
1
2
4
2
14
47
TS
2
2
2
6
40
TS
2
2
1
2
2
2
2
2
1
1
4
2
23
38
TS
3
4
2
4
2
4
19
63
S
3
3
2
8
53
S
2
2
1
2
2
3
1
2
2
2
2
2
23
38
TS
2
2
4
3
3
3
17
57
S
JUM
LAH
282
1880
JUM
LAH
1097
1828
JUM
LAH
612
%
2040
RATA-R
ATA
4
6
TS
RATA-R
ATA
4
5
TS
RATA-R
ATA
5
0
TS
RATA-R
ATA PER
INDIK
ATOR
4
6
TS
RATA-R
ATA PER INDIK
ATOR
4
7
TS
SANGAT SESUAI
0
0%
SANGAT SESUAI
0
0%
SANGAT SESUAI
0
0%
SESUAI
1
1
23%
SESUAI
11
23%
SESUAI
1
4
29%
TID
AK SESUAI
3
0
63%
TID
AK SESUAI
30
63%
TID
AK SESUAI
2
7
56%
SANGAT T
IDAK
SESUAI
3
0
63%
SANGAT T
IDAK SESUAI
0
0%
SANGAT T
IDAK SESUAI
0
0%
Page 248
23
3
Hasil Tabulasi D
ata
Kuesioner H
asil Pelayanan B
imbingan D
an K
onseling Y
ang M
enggunakan L
embar Kerja Siswa (LKS)
RESPOND
EN
Tujuan-tujuan Pelayanan B
K
1
1.1
1.2
1.3
1.4
1
2
3
4
5
Jml
%
krit
6
7
8
9
1 0
1 1
jml
%
krit
1 2
1 3
1 4
1 5
1 6
1 7
1 8
1 9
jml
%
kri
t
2 0
2 1
2 2
2 3
jml
%
Krit
R1
4
4
2
2
5
17
68
S
4
2
2
5
2
2
17
57
S
4
4
2
4
1
2
2
2
21
53
S
2
4
5
2
13
65
S
R2
4
2
1
1
4
12
48
R
4
4
3
3
2
4
20
67
S
4
2
4
3
4
2
4
2
25
63
S
4
3
2
2
11
55
S
R3
4
3
2
2
2
13
52
R
5
5
4
3
4
4
25
83
T
4
3
5
4
2
2
2
2
24
60
S
2
4
3
2
11
55
S
R4
2
4
3
2
2
13
52
R
2
5
3
4
3
4
21
70
T
2
4
2
4
2
4
2
2
22
55
S
5
2
4
2
13
65
S
R5
5
2
2
3
5
17
68
S
5
5
3
4
3
4
24
80
T
4
2
4
3
1
4
1
1
20
50
R
1
3
4
2
10
50
R
R6
4
2
2
1
1
10
40
R
5
2
5
1
2
1
16
53
S
2
4
2
2
4
2
2
1
19
48
R
2
2
3
2
9
45
R
R7
5
3
2
2
2
14
56
S
4
2
5
2
2
4
19
63
S
5
2
5
2
2
1
2
1
20
50
R
5
2
2
2
11
55
S
R8
4
3
2
3
2
14
56
S
2
3
1
4
3
2
15
50
R
4
4
2
3
1
2
2
2
20
50
R
4
2
3
4
13
65
S
R9
3
2
2
4
2
13
52
R
5
1
4
2
5
4
21
70
T
4
1
2
2
2
5
2
2
20
50
R
3
4
2
1
10
50
R
R10
2
2
2
3
1
10
40
R
5
1
5
4
2
3
20
67
S
4
1
2
2
3
4
2
1
19
48
R
4
3
2
3
12
60
S
R11
2
2
3
2
1
10
40
R
5
2
4
2
2
4
19
63
S
4
2
1
2
2
4
1
2
18
45
R
2
3
1
2
8
40
R
R12
4
4
2
1
2
13
52
R
1
2
3
1
4
2
13
43
R
4
3
5
2
5
2
3
1
25
63
S
4
2
4
2
12
60
S
R13
4
4
2
3
2
15
60
S
2
5
2
4
5
3
21
70
T
2
4
5
5
2
2
4
2
26
65
S
2
2
1
2
7
35
SR
R14
4
2
2
2
2
12
48
R
5
4
4
3
2
2
20
67
S
4
2
4
1
2
1
1
2
17
43
R
1
3
2
2
8
40
R
R15
5
2
3
3
4
17
68
S
4
4
3
3
2
3
19
63
S
3
2
1
4
2
2
2
2
18
45
R
2
3
2
1
8
40
R
R16
2
2
2
3
2
11
44
R
4
2
5
1
1
2
15
50
R
5
2
1
4
3
5
2
1
23
58
S
2
3
2
4
11
55
S
R17
5
2
2
1
2
12
48
R
5
1
2
4
3
4
19
63
S
2
2
1
2
4
3
2
2
18
45
R
2
3
2
3
10
50
R
R18
2
2
3
2
1
10
40
R
2
3
4
5
1
5
20
67
S
2
2
4
1
5
2
2
2
20
50
R
2
2
2
3
9
45
R
R19
5
2
4
2
4
17
68
S
4
5
1
4
2
1
17
57
S
2
4
4
2
3
2
4
2
23
58
S
2
1
1
5
9
45
R
Page 249
23
4
R20
2
2
2
1
1
8
32
SR
2
1
5
2
1
4
15
50
R
2
2
2
5
2
1
4
2
20
50
R
1
2
2
2
7
35
SR
R21
2
4
2
2
2
12
48
R
2
5
4
5
2
2
20
67
S
4
2
3
2
2
4
2
2
21
53
S
1
4
5
1
11
55
S
R22
2
3
4
3
2
14
56
S
2
4
3
4
1
4
18
60
S
4
2
4
2
4
2
3
4
25
63
S
1
4
4
2
11
55
S
R23
2
1
3
2
2
10
40
R
4
3
4
3
1
5
20
67
S
4
2
4
2
3
1
2
2
20
50
R
3
2
4
2
11
55
S
R24
3
2
2
1
2
10
40
R
2
5
2
2
3
5
19
63
S
3
4
2
1
1
2
2
3
18
45
R
2
2
3
2
9
45
R
R25
2
2
2
4
2
12
48
R
4
1
2
1
1
2
11
37
R
1
2
2
1
2
5
2
2
17
43
R
2
2
1
2
7
35
SR
R26
2
2
1
3
3
11
44
R
2
5
2
5
1
2
17
57
S
5
1
3
5
5
1
2
2
24
60
S
2
2
2
2
8
40
R
R27
2
3
4
2
3
14
56
S
3
2
4
4
3
4
20
67
S
2
2
1
2
2
1
4
3
17
43
R
3
2
2
1
8
40
R
R28
4
4
5
5
2
20
80
T
2
1
2
5
1
2
13
43
R
4
2
2
2
1
2
2
2
17
43
R
1
2
2
2
7
35
SR
R29
2
5
4
4
2
17
68
S
5
4
2
2
4
5
22
73
T
2
4
2
2
2
2
2
2
18
45
R
5
4
2
4
15
75
T
R30
3
2
2
5
4
16
64
S
2
4
2
5
2
4
19
63
S
2
2
1
3
4
5
2
2
21
53
S
4
2
2
3
11
55
S
R31
2
2
2
3
2
11
44
R
4
5
1
2
1
5
18
60
S
1
4
2
2
5
1
1
1
17
43
R
2
2
1
1
6
30
SR
R32
2
2
3
2
5
14
56
S
2
2
1
3
5
2
15
50
R
1
1
1
2
4
5
4
2
20
50
R
2
2
3
2
9
45
R
R33
4
2
2
1
2
11
44
R
4
2
4
5
3
4
22
73
T
1
5
1
2
2
2
3
2
18
45
R
2
2
2
2
8
40
R
R34
4
2
2
3
2
13
52
R
2
5
2
5
4
2
20
67
S
1
2
1
4
1
2
1
2
14
35
SR
1
3
2
1
7
35
SR
R35
4
2
4
2
2
14
56
S
2
4
4
5
4
4
23
77
T
2
2
1
4
1
1
1
2
14
35
SR
1
3
2
3
9
45
R
R36
2
2
3
2
2
11
44
R
5
2
5
5
1
4
22
73
T
2
2
1
1
5
1
5
2
19
48
R
2
2
2
2
8
40
R
R37
5
3
2
1
2
13
52
R
2
4
5
4
5
3
23
77
T
2
1
5
1
5
4
2
4
24
60
S
4
5
2
1
12
60
S
R38
5
2
2
1
1
11
44
R
5
1
4
3
2
3
18
60
S
1
2
2
2
2
4
1
2
16
40
R
2
2
4
3
11
55
S
R39
2
2
2
2
1
9
36
SR
2
1
1
2
4
3
13
43
R
5
2
1
5
1
4
1
2
21
53
S
1
2
2
2
7
35
SR
R40
2
2
3
2
2
11
44
R
1
2
3
1
4
2
13
43
R
4
2
1
4
3
4
1
2
21
53
S
4
2
2
3
11
55
S
R41
4
4
2
3
4
17
68
S
2
5
2
4
5
3
21
70
T
4
3
2
2
5
2
3
1
22
55
S
1
2
2
4
9
45
R
JUM
LAH
529
2116
JUM
LAH
763
2543
JUM
LAH
822
2055
JUM
LAH
397
1985
RATA-R
ATA
5
2
R
RATA-R
ATA
6
2
S
RATA-R
ATA
5
0
R
RATA-R
ATA
4
8
R
RATA-R
ATA PER INDIK
ATOR
5
3
S
Sangat Tinggi
0
0%
Sangat Tinggi
0
0%
Sangat Tinggi
0
0%
Sangat Tinggi
0
0%
Tinggi
1
3%
Tinggi
11
28%
Tinggi
0
0%
Tinggi
1
3%
Page 250
23
5
Sedang
1
4
35%
Sedang
2
1
53%
Sedang
1
6
40%
Sedang
1
6
40%
Rendah
2
4
60%
Rendah
9
23%
Rendah
2
3
58%
Rendah
1
7
43%
Sangat Rendah
2
5%
Sangat Rendah
0
0%
Sangat Rendah
2
5%
Sangat
Rendah
7
18%
Tujuan-tujuan Pelayanan B
K
2
2.1
2.2
2.3
2.4
24
25
26
jml
%
krit
27
28
29
30
31
32
33
jml
%
krit
34
35
36
jml
%
krit
37
38
39
40
41
42
jml
%
Krit
3
3
4
10
67
S
5
1
5
1
5
1
2
20
57
S
4
5
5
14
93
ST
5
4
4
2
3
3
21
70
T
2
4
3
9
60
S
2
4
2
4
2
3
3
20
57
S
4
3
3
10
67
S
3
4
3
4
3
4
21
70
T
4
4
5
13
87
ST
4
2
5
4
2
1
2
20
57
S
4
2
3
9
60
S
4
2
3
2
1
4
16
53
S
1
3
4
8
53
S
3
2
3
1
3
1
2
15
43
R
4
5
4
13
87
ST
4
4
3
3
4
3
21
70
T
1
3
4
8
53
S
3
4
1
4
3
2
3
20
57
S
2
5
3
10
67
S
4
4
3
3
4
3
21
70
T
2
3
2
7
47
R
3
4
2
1
1
2
2
15
43
R
1
2
4
7
47
R
2
4
4
5
2
5
22
73
T
4
5
4
13
87
ST
4
1
4
1
5
1
4
20
57
S
4
5
4
13
87
ST
4
5
5
4
4
3
25
83
T
3
2
4
9
60
S
3
2
4
3
4
4
3
23
66
S
3
4
3
10
67
S
3
2
3
4
3
2
17
57
S
3
4
2
9
60
S
2
2
2
3
2
4
4
19
54
S
4
2
4
10
67
S
2
4
4
4
4
2
20
67
S
4
2
4
10
67
S
4
2
4
2
2
2
4
20
57
S
5
3
4
12
80
T
4
2
4
5
3
2
20
67
S
3
4
5
12
80
T
4
4
1
4
2
2
4
21
60
S
5
3
4
12
80
T
4
4
3
5
3
2
21
70
T
2
2
2
6
40
R
2
4
3
4
3
2
4
22
63
S
2
3
3
8
53
S
3
2
2
4
5
3
19
63
S
3
3
3
9
60
S
2
4
3
2
2
3
5
21
60
S
3
2
2
7
47
R
2
4
2
4
5
3
20
67
S
2
1
2
5
33
SR
5
5
2
4
1
2
2
21
60
S
5
5
5
15
##
ST
5
2
5
4
4
5
25
83
T
4
2
3
9
60
S
4
4
4
2
3
4
4
25
71
T
5
3
4
12
80
T
4
2
2
4
3
2
17
57
S
3
4
3
10
67
S
4
5
3
4
2
4
2
24
69
T
5
3
4
12
80
T
4
2
2
2
3
2
15
50
R
2
4
3
9
60
S
2
4
3
4
4
3
3
23
66
S
4
3
5
12
80
T
3
4
2
2
3
2
16
53
S
3
4
2
9
60
S
4
2
1
2
1
3
5
18
51
R
2
3
2
7
47
R
2
3
2
3
2
2
14
47
R
4
2
4
10
67
S
4
2
2
4
1
4
2
19
54
S
5
3
4
12
80
T
4
2
2
2
3
2
15
50
R
Page 252
23
7
Sedang
2
6
65%
Sedang
2
9
73%
Sedang
1
1
28%
Sedang
2
0
50%
Rendah
6
15%
Rendah
6
15%
Rendah
1
3
33%
Rendah
5
13%
Sangat Rendah
1
3%
Sangat Rendah
0
0%
Sangat Rendah
3
8%
Sangat Rendah
0
0%
Page 253
23
8
Tujuan-tujuan Pelayanan B
K
2
2.5
2.6
2.7
2.8
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
jml
%
Krit
53
54
55
56
57
58
59 jm
l %
krit
60
61
62
63
64
65
jml
%
krit
66
67
68
69
70
71
72
jml
%
krit
5
5
2
2
5
4
5
5
5
5
43
86
ST
5
2
5
5
3
5
5
30
86
ST
5
2
4
2
2
1
16
53
S
2
3
2
2
2
1
1
13
37
R
Page 254
23
9
2
4
2
4
3
2
1
3
4
3
28
56
S
2
2
2
1
1
4
1
13
37
R
5
5
4
5
4
3
26
87
ST
1
2
2
2
4
2
1
14
40
R
Page 256
24
1
4
4
3
2
2
5
4
24
69
T
3
5
3
1
1
2
15
50
R
4
2
2
3
1
4
16
53
S
5
2
5
2
5
2
3
2
26
65
S
4
2
4
2
1
4
2
19
54
S
2
2
3
1
1
4
13
43
R
2
2
2
3
1
2
12
14
0
R
4
2
2
2
3
4
2
5
24
60
S
2
3
2
2
4
2
4
19
54
S
2
3
2
1
5
4
17
57
S
4
3
2
3
1
4
17
57
S
4
2
4
5
2
2
2
5
26
65
S
4
3
2
3
5
2
4
23
66
S
4
1
3
1
1
3
13
43
R
3
2
3
1
2
1
12
14
0
R
3
2
5
2
4
2
5
5
28
70
T
3
5
2
4
3
5
1
23
66
S
2
4
2
2
3
5
18
60
S
3
5
2
1
2
2
15
50
R
3
2
2
5
2
2
3
2
21
53
S
Page 257
24
2
Sangat Rendah
1
3%
Sangat Rendah
2
3%
Sangat Rendah
2
5%
Sangat Rendah
0
0%
Page 258
24
3
4
4.1
42
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
jml
%
krit
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
Page 259
24
4
2
4
2
2
2
2
3
2
2
4
2
2
1
30
46
R
4
1
2
2
4
1
2
1
2
4
1
24
44
R
3
2
2
2
2
1
2
4
2
1
3
4
1
29
45
R
2
2
2
2
2
4
2
2
2
2
4
26
47
R
4
2
1
2
2
4
2
2
2
4
2
2
2
31
48
R
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
1
20
36
R
2
3
3
2
2
1
1
2
4
2
2
2
2
28
43
R
2
2
3
2
3
2
2
2
3
3
3
27
49
R
4
2
2
4
2
1
2
2
2
4
2
2
2
31
48
R
2
1
2
3
3
4
1
2
4
1
3
26
47
R
4
3
4
3
2
1
1
1
1
3
2
1
2
28
43
R
3
2
2
2
2
2
2
2
4
1
4
26
47
R
4
3
4
2
2
2
5
2
1
2
2
2
1
32
49
R
4
3
2
1
2
1
1
2
4
2
3
25
45
R
5
4
2
2
4
2
5
4
2
1
1
2
2
36
55
S
2
2
2
1
2
2
3
1
4
2
3
24
44
R
2
2
3
2
1
1
1
2
2
2
1
1
2
22
34
SR
3
2
2
5
2
4
2
2
4
1
1
28
51
R
3
2
1
2
2
2
1
2
2
1
2
2
4
26
40
R
1
1
2
1
2
3
3
2
2
2
2
21
38
R
4
2
2
1
1
2
2
2
2
1
1
2
2
24
37
R
4
2
2
3
1
4
3
2
3
3
4
31
56
S
2
2
2
2
3
3
2
3
3
2
3
2
2
31
48
R
3
4
3
2
4
2
3
2
3
2
5
33
60
S
2
1
1
4
2
1
2
2
2
2
2
2
2
25
38
R
2
2
4
2
2
2
2
4
2
3
1
26
47
R
4
2
2
2
2
2
1
1
2
2
2
2
1
25
38
R
4
1
1
2
2
2
3
2
2
2
2
23
42
R
4
2
2
2
1
1
2
2
2
2
2
1
2
25
38
R
2
2
4
2
2
2
2
2
2
2
2
24
44
R
2
2
2
2
2
2
3
2
3
2
2
4
2
30
46
R
2
4
2
5
5
2
3
3
4
3
2
35
64
S
4
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
27
42
R
2
4
2
3
1
2
5
5
3
1
4
32
58
S
4
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
27
42
R
2
4
3
2
4
4
2
4
2
5
2
34
62
S
4
2
4
4
4
3
3
4
4
2
3
2
2
41
63
S
1
5
2
2
1
2
3
2
5
2
2
27
49
R
JUM
LAH
1267
1949
JUM
LAH
1119
2035
RATA-R
ATA
4
8
R
RATA-R
ATA
5
0
R
RATA-R
ATA PER INDIK
ATOR
4
9
R
Sangat Tinggi
0
0%
Sangat Tinggi
0
0%
Tinggi
0
0%
Tinggi
1
3%
Sedang
1
0
25%
Sedang
8
20%
Rendah
2
9
73%
Rendah
3
2
80%
Sangat Rendah
2
5%
Sangat Rendah
0
0%
Page 261
246
Lampiran 24
Hasil Analisis Data Pedoman Observasi Proses Pelayanan
Bimbingan dan Konseling Menggunakan Lembar Kerja Siswa
(LKS)
1. Presentase Proses Pelayanan Bimbingan dan Konseling Menggunakan LKS
No Tahapan Presesntase Kriteria
1 Tahap Pembukaan 72 % Sesuai
2 Tahap Inti 49 % Tidak Sesuai
3 Tahap Penutup 47 % Tidak Sesuai
2. Presentase Indikator Proses Pelayanan Bimbingan dan Konseling yang
Menggunakan LKS
No Komponen Presentase Kriteria 1
1. Tahap Pembukaan
1.1 Pembinaan Hubungan
Baik
1.2 Apersepsi
1.3 Penyampaian Tujuan
Layanan
72 %
91 %
52 %
92 %
Sesuai
Sangat Sesuai
Sesuai
Sangat Sesuai
2. Tahap Inti
2.1 Menjelaskan materi
layanan
2.2 Bertanya
2.3 Menjawab
2.4 Memotivasi siswa terlibat
dalam layanan
2.5 Mengelola Perilaku Siswa
49 %
46 %
64 %
51 %
37 %
51 %
Tidak Sesuai
Tidak Sesuai
Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sesuai
3. Tahap Penutup
3.1 Menyimpulkan
3.2 Evaluasi
3.3 Pengakhiran
47 %
39 %
24 %
79 %
Tidak Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
Sangat Sesuai
237
Page 262
247
Lampiran 25
Hasil Analisis Data Angket Proses Pelayanan Bimbingan dan
Konseling Menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS)
1. Presentase Proses Pelayanan Bimbingan dan Konseling Menggunakan LKS
di SMA se- Kota Pekalongan
NO Proses Pelayanan BK Rata-rata Kriteria
1 Uraian Kegiatan 50% Tidak Sesuai
2 Tempat dan Waktu Pelayanan 71% Sesuai
3 Pihak-pihak yang diikutsertakan dalam
penyelenggaraan dan peranan masing-masing 43%
Tidak Sesuai
4 Penyediaan alat dan Perlengkapan 46% Tidak Sesuai
5 Rencana Penilaian dan Tindak Lanjut 47% Tidak Sesuai
2. Presentase Indikator Proses Pelayanan Bimbingan dan Konseling
Menggunakan LKS
No Indikator Persentase Kriteria
1. Uraian Kegiatan
1.1 Tahap Pembentukan
1.2 Tahap Inti
1.3 Tahap Penutup
50 %
59 %
46 %
44 %
Tidak Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Tidak Sesuai
2. Tempat dan Waktu Pelayanan
Mempersiapkan Tempat
2.1 Mempersiapkan Tempat
2.2 Menyiapkan alokasi waktu pelaksanaan
71 %
70 %
72 %
Sesuai
Sesuai
Sesuai
3. Pihak-pihak yang disertakan dalam
penyelenggaraan dan peranan masing-
masing
3.1 Penentuan personil layanan
43 %
43 %
Tidak Sesuai
Tidak Sesuai
4. Penyediaan alat dan perlengkapan
4.1 Penentuan sarana dan prasarana
penunjang pelayanan bimbingan dan
konseling
46 %
46 %
Tidak Sesuai
Tidak Sesuai
5. Rencana penilaian dan tindak lanjut
5.1 Rencana Penilaian
5.2 Rencana Tindak Lanjut
47 %
45%
50 %
Tidak Sesuai
Tidak Sesuai
Tidak Sesuai
Page 263
248
Lampiran 26
Hasil Analisis Data Angket Hasil Pelayanan Bimbingan dan
Konseling Menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS)
1. Presentase Hasil Pelayanan Bimbingan dan Konseling Menggunakan LKS di
SMA se- Kota Pekalongan
Tujuan KOMPONEN Rata-rata Kriteria
Tujuan 1
Merencanakan kegiatan penyelesaian studi,
perkembangan karir serta kehidupannya di
masa yang akan datang
63% Sedang
Tujuan 2 Mengembangkan seluruh potensi dan
kekuatan yang dimiliki seoptimal mungkin 67% Sedang
Tujuan 3
Menyesuaiakan diri dengan lingkungan
pendidikan, lingkungan masyarakat serta
lingkungan kerja
67% Sedang
Tujuan 4
Mengatasi hambatan dan kesulitan yang
dihadapi dalam studi. Penyesuaian dengan
lingkungan pendidikan, masyarakat,
maupun lingkungan kerja
62% Sedang
2. Presentase Indikator Hasil Pelayanan Bimbingan dan Konseling
Menggunakan LKS di SMA se- Kota Pekalongan
NO. Komponen Rata-rata Kriteria
1. Merencanakan kegiatan penyelesaian studi,
perkembangan karir serta kehidupannya dimasa
yang akan datang
1.1 Memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat
dan kepribadian) yang terkait dengan masa
depan
1.2 Memiliki pengetahuan mengenai dunia
kerjanya dan informasi karir yang menunjang
kematangan karir
1.3 Memiliki kemampuan merencanakan masa
depan
1.4 Memiliki kemampuan dan kematangan untuk
mengambil keputusan karier.
63%
65 %
62 %
60 %
67 %
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
2. Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan 67% Sedang
Page 264
249
yang dimiliki seoptimal mungkin
2.1 Memiliki komitmen yang kuat dalam
mengamalkan keimanan dan ketakwaan kepada
tuhan Yang Maha Esa
2.2 Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri
sendiri dan orang lain
2.3 Memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan
secara sehat
2.4 Memiliki rasa tanggung jawab
2.5 Memiliki kemampuan berinteraksi sosial
2.6 Memiliki kesadaran tentang potensi diri dalam
aspek belajar
2.7 Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang
positif
2.8 Memiiki keterampilan atau teknik belajar yang
efektif
71%
59%
67%
69%
62%
65%
74%
70%
Tinggi
Sedang
Sedang
Tinggi
Sedang
Sedang
Tinggi
Tinggi
3. Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan,
lingkungan masyarakat serta lingkungan kerjanya
3.1 Mengenal hak dan kewajiban diri sendiri dalam
lingkungan kehidupan sehari-hari
3.2 Memiliki sikap toleransi
3.3 Memiliki kemampun dalam menyelesaikan
konflik baik internal maupun eksternal
3.4 Memiliki motif yang tinggi untuk belajar
sepanjang hayat.
67%
69%
64%
66%
68%
Sedang
Tinggi
Sedang
Sedang
Tinggi
4. Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi
dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan
pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja.
4.1 Memiliki kesiapan mental dan kemampuan
untuk menghadapi hambatan dalam hidup.
4.2 Mampu memiliki kesadaran tentang adanya
resiko dari pengambilan keputusan
62 %
63 %
61%
Sedang
Sedang
Sedang
Page 265
250
Lampiran 27
DOKUMENTASI
Gambar 1. Peneliti menyebarkan angket
Gambar 2. Siswa mengerjakan angket
Page 266
251
Gambar 3. Siswa mengisi angket
Gambar 4. Peneliti mendampingi siswa mengisi angket
Page 267
252
Gambar 5. Konselor menjelaskan materi layanan menggunakan LKS
Gambar 5. Konselor menjelaskan materi layanan menggunakan LKS
Page 268
253
Gambar 5. Konselor menjelaskan materi layanan menggunakan LKS
Gambar 5. Konselor menjelaskan materi layanan menggunakan LKS