skip to main | skip to sidebar Beranda Kode Warna Tukar Link
Jamaris OnlineMenyebarkan Informasi, Ilmu Pengetahuan, dan
Teknologi
Labels Bisnis Online(3) Blogger(24) Internet(2) Musik(1)
News(32) Pendidikan(60) Puisi(3) Sejarah(21) Sertifikasi Guru(17)
Software(8) Ujian Nasional(3)
Rabu, 30 Mei 2012
Sekretaris Jenderal PBB dari Dulu Hingga Sekarang
Perserikatan Bangsa-bangsa disingkat PBB adalah sebuah
organisasi internasional yang didirikan di San Francisco pada 24
Oktober 1945. Dalam bahasa Inggris PBB disebut United Nations atau
disingkat UN. Sejak didirikan pada tahun 1945 hingga 2011, sudah
193 negara yang bergabung menjadi anggota PBB termasuk Indonesia.
Organisasi ini memiliki 6 organisasi utama, yaitu: Majelis Umum,
Dewan Keamanan, Sekretariat, Mahkamah Internasional, Dewan Ekonomi
dan Sosial, dan Lembaga khusus. Sekretariat PBB dipimpin oleh
seorang Sekretaris Jenderal PBB dan dibantu oleh sebuah staf
pegawai sipil internasional dari seluruh dunia. Sekretaris Jenderal
diangkat oleh Majelis Umum, setelah direkomendasikan oleh Dewan
Keamanan.
Tugas utama seorang Sekretaris Jenderal adalah menyediakan
penelitian, informasi, dan fasilitas yang diperlukan oleh
badan-badan PBB. Sekretariat juga membawa tugas seperti yang
diperintahkan oleh Dewan Keamanan PBB, Majelis Umum PBB, Dewan
Ekonomi dan Sosial PBB, dan badan PBB lainnya.Tugas Sekretaris
Jenderal lainnya adalah membantu menyelesaikan sengketa
internasional, administrasi operasi penjaga perdamaian,
menyelenggarakan konperensi internasional, mengumpulkan informasi
tentang pelaksanaan keputusan Dewan Keamanan, dan konsultasi dengan
pemerintah anggota mengenai berbagai inisiatif. Sekretaris Jenderal
dapat mengajukan kepada Dewan Keamanan tentang masalah yang
menurutnya bisa mengancam perdamaian dan keamanan
internasional.Berikut ini adalah orang yang pernah menjabat sebagai
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) sejak awal
didirikannya sampai sekarang.
Daftar Sekretaris Jenderal PBB
No. NamaAsal NegaraMulai menjabatSelesai menjabat
1Trygve LieNorwegia2 Februari 194610 November 1952
2Dag HammarskjoldSwedia10 April 195318 September 1961
3U ThantBurma30 November 19611 Januari 1972
4Kurt WaldheimAustria1 Januari 19721 Januari 1982
5Javier Prez de CuellarPeru1 Januari 19821 January 1992
6Boutros Boutros-GhaliMesir1 Januari 19921 Januari 1997
7Kofi AnnanGhana1 Januari 19971 Januari 2007
8Ban Ki-moonKorea Selatan1 Januari 2007Masih Menjabat
Riwayat Sekretaris Jenderal PBB1. Trygve Lie
Trygve Lie adalah seorang politikus berkebangsaan Norwegian.
Lahir di kota Oslo, Norwegia pada16 Juli 1896 dan meninggal 30
Desember 1968 di Geilo, Norwegia. Istrinya bernama Hjordis
Jorgensen. Trygve Lie merupakan orang pertama yang memegang jabatan
Sekretaris Jenderal PBB. Beliau memegang jabatan itu dari tanggal 2
Februari 1946 sampai 10 November 1952. Trygve Lie mengakiri
jabatannya sebagai Sekretaris Jenderal PBB karena mengundurkan diri
dan digantikan oleh Dag Hammarskjold. "Anda akan memasuki pekerjaan
terpenting di dunia ini". Dengan kata-kata inilah Trygve Halvdan
Lie menyerahkan mandatnya sebagai Sekretaris Jendral PBB kepada Dag
Hammarskjold. Saat itu Perserikatan Bangsa-Bangsa sedang menghadapi
krisis paling serius, dan Lie memutuskan melepaskan mandatnya.
2. Dag Hammarskjold
Dag Hammarskjold memiliki nama lengkap Dag Hjalmar Agne Carl
Hammarskjold adalah seorang diplomat Swedia. Dag Hammarskjold
dilahirkan di kota Jonkoping, Swedia pada 29 Juli 1905. Setelah
dewasa pindah ke Uppsala, tempat ayahnya menjabat sebagai Gubernur
Kaunti. Banyak jabatan penting yang pernah dipegangnya, antara
lain: Menjadi Dosen Senior Ilmu Ekonomi pada 1933, Wakil Sekretaris
dalam Kementerian Keuangan selama 10 tahun, Ketua Delegasi Swedia
ke perundingan OECD antara 1947-1948, Wakil Sekretaris Tetap di
Kementerian Luar Negeri antara 1949-1951, dan kemudian bergabung
dengan pemerintahan sebagai menteri negara non-politik dengan
kisaran isu internasional yang luas. Pada 10 April 1953, Dag
Hammarskjold diangkat menjadi Sekretaris Jendral PBB yang kedua
menggantikan Trygve Lie.
Dag Hammarskjold terkenal sebagai pemimpin terdedikasi dengan
visi luas untuk jabatannya. Digerakkan dengan kebulatan tekad
pribadinya untuk efektif dengan bereaksi cepat terhadap
krisis-krisis yang dihadapi, ia mencoba memecahkan masalah di tahap
pertama, masalah yang ia percaya hanya akan menjadi rumit bila
ditunda. Selama masa jabatannya, ia juga memperkenalkan diplomasi
diam untuk membuka debat yang bisa menimbulkan konflik lebih dalam.
Dag Hammarskjold membawa otoritas baru untuk mandatnya sebagai
Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa. Ia memelihara pendirian netral
dalam cara kerjanya dan menekankan tanggung jawab PBB untuk
menjamin kepentingan dan hak yang berkaitan dengan. Hammarskjold
juga menggagas penggunaan angkatan perdamaian PBB dan kebijakan ini
menjadi ciri tetap dalam usaha penjagaan perdamaian PBB.
Dag Hammarskjold juga memiliki kepribadian budaya yang kuat. Ia
diakui sebagai penulis, penerjemah, dan salah satu dari 18 anggota
Akademi Swedia.Selama masa jabatannya, Hammarskjold berhasil
memperbaiki konsekuensi 3 krisis dunia: krisis Suez pada 1956, dan
dalam konflik di Libanon dan Laos. Saat perang saudara pecah di
Kongo, Hammarskjold membantu meminta pasukan PBB dikirim ke daerah
itu dan secara pribadi ia mencoba menengahi mereka yang bertengkar.
Selama salah satu misi ini, pada 17 September 1961, Hammarskjold
terbunuh dalam kecelakaan pesawat di daerah yang kini bernama
Zambia. Secara anumerta Dag Hammarskjold dianugerahi Penghargaan
Perdamaian Nobel pada 1961.
3. U Thant
Maha Thray Sithu U Thant atau biasa dipanggil U Thant adalah
seorang diplomat dari Myanmar. Lahir di Pantanaw, Myanmar pada 22
Januari 1909 dan meninggal di New York, Amerika Serikat pada 25
November 1974. Istrinya bernama Daw Thein Tin. U Thant menduduki
jabatan Sekretaris Jenderal PBB sejak 30 November 1961,
menggantikan Dag Hammarskjold yang tewas karena kecelakaan pesawat
pada bulan September 1961. U Thant merupakan Sekretaris Jenderal
PBB pertama dari Asia. U Thant mengakhir jabatannya sebagai Sekjen
PBB pada 1 Januari 1972 dan digantikan oleh Kurt Josef
Waldheim.
4. Kurt Waldheim
Kurt Josef Waldheim adalah seorang diplomat Austria dan
politikus konservatif. Lahir 21 Desember 1918 di Sankt
Andra-Wordern near Vienna, Austria Jerman dan meninggal 14 Juni
2007 di Vienna, Austria dalam usia 88 tahun. Istrinya bernama
Elisabeth Waldheim. Kurt Josef Waldheim menjabat Sekretaris
Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa sejak 1 Januari 1972 sampai 1
Januari 1982. Sebelum menjabat Sekretaris Jenderal PBB, Kurt Josef
Waldheim pernah menjadi Presiden Federal Austria pada periode
1986-1992 dan merupakan mantan presiden Austria tertua. Dalam
jabatan sebagai Sekretaris Jenderal PBB, Kurt Josef Waldheim juga
termasuk yangtertua.
5. Javier Perez de Cuellar
Javier Perez de Cuellar de la Guerra atau Javier Perez de
Cuellar adalah seorang diplomat Peru yang lahir di Lima, Peru pada
19 Januari 1920. Istrinya bernama Marcela Temple. Javier Perez de
Cuellar menjabat Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa
sejak 1 Januari 1982 sampai 31 Desember 1991. Sebelum menjadi
Sekjen PBB, Javier Perez de Cuellar perbah kalah berpacu dengan
Alberto Fujimori untuk jabatan Presiden Peru. Ia adalah Presiden
Dewan Menteri, sebagaimana MenLu dari November 2000 sampai Juli
2001, selama periode turbulensi menyusul pengunduran Fujimori
karena dugaan korupsi. Pada September 2004, ia berhenti dari
jabatannya sebagai Duta Besar Peru untuk Perancis.
Perez de Cuellar bergabung dengan Kementerian Luar Negeri pada
1940 dan dinas diplomatik pada 1944, kemudian menjabat sebagai
Sekretaris di KeduBes Peru di Prancis, Britania Raya, Bolivia, dan
Brazil. Lalu ia menjabat sebagai Duta Besar Swiss, Uni Soviet,
Polandia, dan Venezuela.Ia adalah anggota delegasi Peru kepada MU
pada sesi pertamanya pada 1946 dan anggota delegasi sesi ke-25
melalui ke-30 di sana. Pada 1971, ia diangkat sebagai perwakilan
tetap Peru kepada PBB, dan ia memimpin delegasi negaranya ke semua
sesi di MU dari saat itu hingga 1975. Pada 1973 dan 1974, ia
mewakili negaranya dalam DK PBB, menjabat sebagai Presiden Dewan di
waktu peristiwa di Siprus pada Juli 1974. Pada 18 September 1975,
ia diangkat sebagai Perwakilan SekJen di Siprus kedudukan yang
dipegangnya hingga Desember 1977, saat ia bergabung kembali dengan
Agen Rahasia Peru. Pada 27 Februari 1979, ia diangkat sebagai
Sekretaris Muda PBB untuk Urusan Politik Khusus. Dari April 1981,
saat masih tetap memegang jabatan itu, ia bertindak sebagai
Perwakilan Pribadi SekJen pada situasi di Afganistan. Dalam
kapasitas ini, ia mengunjungi Pakistan dan Afganistan pada bulan
April dan Agustus di tahun itu untuk melanjutkan perundingan yang
digagas SekJen beberapa bulan sebelumnya.
Pada 31 Desember 1981, Perez de Cuellar menggantikan Kurt
Waldheim menjadi Sekretaris Jenderal PBB untuk masa kedua pada
Oktober 1986. Selama 2 masa jabatannya, ia memimpin mediasi antara
Britania Raya dan Argentina setelah Perang Malvinas dan
memperkembangkan usaha Grup Contadora untuk membawa perdamaian dan
stabilitas di Amerika Tengah. Ia juga menengahi perundingan buat
kemerdekaan Namibia, konflik di Sahara Barat antara Maroko dan
Front Polisario, serta isu Siprus. Masa jabatan keduanya sebagai
SekJen berakhir pada Januari 1992.
6. Boutros Boutros Ghali
Boutros Boutros Ghali adalah seorang kebangsaan Mesir yang lahir
pada 14 November 1922 di Kairo, Mesir. Istrinya bernama Leia Maria
Boutros Ghali. Boutros Boutros Ghali menjabat sebagai Sekjen PBB
dari 1 Januari 1992 hingga Desember 1996. Boutros Boutros Ghali
berasal dari keluarga Kristen Koptik (Boutros adalah bentuk Arabik
dari Petros, bentuk Koptik dari nama Peter) yang telah memberikan
Mesir seorang Perdana Menteri (Boutros Ghali, 1846 1910). Dia lulus
dari Universitas Kairo pada tahun 1946 dan mendapat Ph.D. dalam
hukum internasional dari Universitas Paris dan juga diploma dalam
hubungan internasional dari Institut Ilmu Politik Paris (lebih
dikenal dengan sebutan sederhana Sciences Po) pada tahun 1949.
Tahun yang sama, dia ditunjuk menjadi Profesor Hukum Internasional
dan Hubungan Internasional di Universitas Kairo, posisi yang ia
pegang sampai 1977. Dia menjadi Presiden Pusat Studi Politik dan
Strategis pada 1975 dan Presiden Perkumpulan Studi Politik Afrika
pada 1980. Dia menjadi Pelajar Riset Fulbright di Universitas
Columbia dari 1954 sampai 1955, Direktur Pusat Riset di Akademi
Hukum Internasional Den Haag dari 1963 sampai 1964, dan Visiting
Professor di Fakultas Hukum Universitas dari 1967 sampai 1968.
Boutros Boutros Ghali telah lama dikaitkan dengan pihak yang
berkuasa di Mesir. Karier politiknya menanjak pada zaman mantan
presiden Anwar El-Sadat. Dia adalah anggota Komite Pusat Persatuan
Sosialis Arab (1974-1977). Dia telah menjabat di Kementrian Negara
Urusan Luar Negeri Mesir semenjak 1977 sampai awal 1991. Dia lalu
menjadi Wakil Menteri Luar Negeri untuk beberapa bulan sebelum
pindah ke PBB. Sebagai Menteri Negara Urusan Luar Negeri, dia
memainkan peranan dalam persetujuan perdamaian antara Presiden
Mesir Anwar Sadat dan Perdana Menteri Israel Menachem Begin.
7. Kofi Annan
Kofi Atta Annan atau Kofi Annan adalah seorang diplomat asal
Ghana yang lahir pada 8 April 1938 di Kumasi, Ghana. Istrinya
bernama Titi Alakija Nane Maria Annan dan sudah cerai.Ia menjabat
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa pada periode 1
Januari 1997 hingga 31 Desember 2006 untuk dua kali masa jabatan
lima tahunan. Pada 1 Januari 2007, ia digantikan Ban Ki-moon. Ia
pernah meraih Penghargaan Nobel Perdamaian pada 2001. Sejak Juni
2007, ia memimpin Aliansi untuk Revolusi Hijau di Afrika, sebuah
organisasi yang bertujuan meningkatkan hasil produksi pertanian dan
perkebunan di Afrika sekaligus melawan kelaparan, kekurangan
persediaan air bersih, dan erosi tanah. Organisasi itu dibentuk
tahun 2006 oleh Yayasan Bill dan Melinda Gates serta Yayasan
Rockefeller dengan dana bantuan 150 juta USD.
Kofi Annan anak dari Victoria dan Henry Reginald Annan yang
lahir di wilayah Kofandros Kumasi, Ghana. Nama "Kofi" berarti
"terlahir pada hari Jumat". Annan yang lahir sebagai anak kembar
dianggap sebuah peristiwa spesial oleh tradisi Ghana. Saudara
kembarnya (Efua) meninggal pada tahun 1991. Keluarga Annan
merupakan bagian kelompok elit Ghana. Kedua kakeknya serta pamannya
adalah kepala suku. Ayahnya berdarah setengah Asante dan setengah
Fante, sedang ibunya seorang suku Fante. Ayah Annan bekerja cukup
lama sebagai manajer ekspor perusahaan cokelat Lever Brothers. Dari
tahun 1954-1957, Annan bersekolah di sekolah elit Mfantsipim,
sebuah sekolah berasrama Methodis di Cape Coast yang didirikan pada
tahun 1870-an. Annan pernah mengatakan bahwa sekolahnya mengajarkan
bahwa "penderitaan di mana-mana memprihatinkan orang-orang di
mana-mana." Pada 1957, ketika ia lulus dari Mfantsipim, Ghana
menjadi koloni Britania pertama di daerah Sub-Sahara yang
merdeka.
Pada 1958, Annan mulai belajar untuk mencapai gelar dalam ilmu
ekonomi Sekolah Tinggi Sains dan Teknologi Kumasi, yang kini
berubah namanya menjadi Universitas Sains dan Teknologi Kwame
Nkrumah. Ia memperoleh bea siswa Ford Foundation yang menolongnya
menyelesaikan studinya di Macalester College di St. Paul Minnesota,
Amerika Serikat pada tahun 1961. Ia kemudian melanjutkan studi di
Institut universitaire des ahutes etudes internationales di Jenewa
(Swiss) pada periode 1961-1962, dan kemudian mengikuti program
Sloan Fellows di MIT Sloan School of Management (1971-1972) dan
menerima gelar Master of Sciende. Annan fasih berbahasa Inggris,
Perancis, Kru, dialek-dialek lain dari bahasa-bahasa Akan, dan
bahasa-bahasa Afrika lainnya. Ia menikah dengan Nane Maria
(Lagergren) Annan dari Swedia, seorang pengacara dan artis yang
merupakan kemenakan tiri Raoul Wallenberg. Annan mempunyai dua
orang anak, Kojo Annan dan Ama, dari pernikahannya sebelumnya
dengan Titi Alakija, seorang perempuan Nigeria. Ia bercerai dengan
Alakija pada akhir tahun 1970-an. Nane Annan juga mempunyai seorang
anak, Nina Cronstedt de Groot, dari pernikahannya sebelumnya.
Pada 1962, Annan bekerja sebagai pegawai anggaran untuk
Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO), sebuah badan PBB. Dari
1974-1976, ia bekerja sebagai Direktur Pariwisata di Ghana. Sesudah
itu, ia bekerja kembali di PBB sebagai Asisten Sekretaris Jenderal
di tiga posisi berurutan: Manajemen Sumber Daya Manusia dan
Koordinator Keamanan (1987-1990), Perencanaan Program, Anggaran dan
Keuangan, dan Pengawas (1990-1992), serta Operasi Penjaga
Perdamaian (Maret 1993-Februari 1994). Dalam bukunya Shake Hands
with the Devil: The Failure of Humanity in Rwanda (Berjabat Tangan
dengan Iblis: Kegagalan Umat Manusia di Rwanda), bekas Jenderal
Romo Dallaire yang menjabat sebagai komandan pasukan UNAMIR
mengklaim bahwa Annan terlalu pasif dalam menanggapi genosida suku
Tutsi pada 1994 di Rwanda. Jen. Dallaire dengan terang-terangan
mengatakan bahwa Wakil Sekretaris Jenderal untuk Operasi Penjaga
Perdamaian mencegah pasukan-pasukan PBB ikut campur dalam
memecahkan konflik dan dalam memberikan lebih banyak dukungan
logistik dan materi. Misalnya, ia mengklaim bahwa Annan gagal
memberikan tanggapan terhadap faks Dallaire yang dikirim
berulang-ulang memintanya agar diberikan akses ke gudang senjata,
yang mestinya dapat menolong membela suku Tutsi. Namun Dallaire
mengakui bahwa Annan adalah orang yang dirasakannya sangat "tinggi
komitmennya" terhadap prinsip-prinsip pembentukan PBB. Annan saat
itu menjabat Wakil Sekretaris Jenderal sampai Oktober 1995 ketika
ia diangkat sebagai Utusan Khusus Sekretaris Jendearl PBB ke bekas
Yugoslavia. Ia bertugas selama lima bulan dalam kapasitas ini dan
kembali ke tugas-tugasnya sebagai Wakil Sekretaris Jenderal pada
April 1996.
Pada 13 Desember 1996, Annan terpilih oleh Dewan Keamanan PBB
sebagai Sekretaris Jenderal, dan dikukuhkan empat hari kemudian
lewat pemungutan suara di Majelis Umum. Annan segera mengambil
sumpah jabatan, dan memulai masa jabatannya yang pertama sebagai
Sekretaris Jenderal pada 1 Januari 1997. Annan menggantikan
Sekretaris Jenderal Boutros Boutros-Ghali dari Mesir, yang berakhir
masa jabatannya. Ia menjadi orang pertama dari sebuah negara Afrika
Hitam yang menjabat sebagai Sekretaris Jenderal. Masa jabatan Annan
sebagai Sekjen diperbarui pada 1 Januari 2002, dalam sebuah
penyimpangan yang tidak lazim dari kebijakan yang tak resmi.
Jabatan ini biasanya berotasi di antara benua, masing-masing dengan
dua masa jabatan. Karena pendahulu Annan adalah Boutros-Ghali yang
juga berasal dari Afrika, Annan biasanya hanya akan menjabat satu
masa jabatan. Perpanjangan masa jabatannya menunjukkan popularitas
Annan. Mark Malloch Brown menggantikan Louise Frechette sebagai
Wakil Sekretaris Jendearl Annan pada April 2006.
8. Ban Ki-moon
Ban Ki-moon adalah seorang diplomat Korea Selatan dan kini
menjabat Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa
menggantikan Kofi Annan yang telah menyelesaikan masa jabatannya
pada 1 Januari 2007. Ban Ki-moon pernah menjabat sebagai menteri
luar negeri Republik Korea pada periode Januari 2004 hingga 1
November 2006. Pada 13 Oktober 2006, ia terpilih menjadi Sekretaris
Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa yang kedelapan pada Sidang Umum
PBB dan dilantik pada 14 Desember 2006. Pada 21 Juni 2011 terpilih
untuk menjalankan periode keduanya sebagai Sekretaris Jenderal
Perserikatan Bangsa-Bangsa lewat hasil Sidang Umum untuk masa
jabatan 2012 hingga 2016.
Ban Ki-moon lahir di Eumseong di sebuah desa kecil di
Chungcheong Utara pada tanggal 13 Juni 1944. Waktu itu akhir masa
Penjajahan Jepang di Korea. Ia dan keluarganya pindah ke kota kecil
dekat Chungju dimana ia dibesarkan disana. Selama masa kecilnya,
ayah Ban memiliki bisnis pergudangan, namun gudang tersebut
bangkrut dan keluarganya mengalami kesulitan ekonomi. Ketika Ban
berumur 6 tahun, keluarganya pindah ke daerah pegunungan selama
Perang Korea. Setelah perang usai, keluarganya kembali lagi ke
Chungju. Di sekolah menengah atas (SMA Chungju), Ban menjadi
bintang kelas, terutama dalam pelajaran Bahasa Inggris. Pada tahun
1952, ia terpilih mewakili kelasnya untuk mengirimkan sebuah pesan
kepada Sekretaris Jenderal PBB Dag Hammarskjold, tetapi tidak
pernah diketahui apakah pesan tersebut terkirim atau tidak. Pada
tahun 1962, Ban memenangkan sebuah lomba menulis esai yang
disponsori oleh Palang Merah dengan hadiah perjalanan ke Amerika
Serikat. Disana ia tinggal di San Fransisco bersama dengan keluarga
tamu selama beberapa bulan. Sebagai bagian dari hadiah perjalanan
tersebut, Ban bertemu dengan Presiden AS John F. Kennedy. Ketika
seorang jurnalis yang berada di lokasi pertemuan tersebut
mewawancarai Ban tentang apa yang ia ingin lakukan ketika menjadi
dewasa, ia menjawab: "Saya ingin menjadi seorang diplomat."
Ban Ki-moon memperoleh gelar sarjananya dalam Hubungan
Internasional dari Universitas Nasional Seoul pada tahun 1970 dan
memperoleh gelar Master dalam bidang Administrasi Publik dari
Sekolah Pemerintahan John F. Kennedy di Universitas Harvard pada
1985. Di Harvard, ia belajar dibawah didikan Joseph Nye yang
mengenal Ban karena memiliki "sebuah kombinasi yang langka antara
analisis yang jelas, kerendahan hati dan sikap protektif." Ban
dianugerahi gelar Doktor Honoris Causa dibidang hukum oleh
Universitas Malta pada 22 April 2009. Ia kemudian juga menerima
penghargaan Doktor Hukum oleh Universitas Washington pada Oktober
2009. Selain berbahasa Korea sebagai bahasa asalnya, ia juga mampu
berbahasa Inggris, Perancis, Jepang, dan Jerman. Akan tetapi,
kemampuannya berbahasa Perancis, bahasa yang diisyaratkan sebagai
bahasa yang wajib dikuasai oleh Sekretaris Jenderal PBB, masih
diragukan.
Ban Ki-moon bertemu dengan Yoo Soon-taek pada tahun 1962 ketika
mereka menjadi siswa sekolah menengah atas. Ban berumur 18 tahun,
dan Yoo Soon-taek adalah wakil ketua organisasi kesiswaan sekolah
menengah. Ban Ki- moon menikah dengan Yoo Soon-taek pada tahun
1971. Mereka memiliki tiga anak: dua perempuan dan satu laki-laki.
Anak perempuan tertuanya, Seon-yong (lahir 1972) bekerja untuk
Yayasan Korea di Seoul. Anak laki-lakinya, Woo-hyun (lahir 1974)
meraih gelar MBA dari Sekolah Manajemen Anderson UCLA di
Universitas California, Los Angeles dan bekerja untuk sebuah firma
investasi di New York. Anak perempuan yang paling kecil, Hyun-hee
(lahir 1976), adalah pengawas lapangan untuk UNICEF di Nairobi,
Kenya. Setelah pemilihannya sebagai Sekretaris Jenderal, Ban
menjadi ikon di kota tempat ia tinggal dimana keluarga besarnya
tinggal. Sekitar 50.000 orang berkumpul di sebuah lapangan bola di
Chungju untuk merayakan hasil pemilihan tersebut. Beberapa bulan
setelah pemilihannya, ribuan praktisi feng shui mengunjungi desanya
untuk mencari tahu bagaimana desa tersebut dapat menghasilkan orang
penting semacam Ban. Ban sendiri bukanlah anggota dari gereja
manapun atau kelompok religi dan ia menolak untuk menjelaskan
secara rinci tentang kepercayaannya: "Sekarang, sebagai Sekretaris
Jenderal, bukanlah waktu yang tepat untuk membahas tentang
kepercayaan saya berkaitan dengan agama atau Allah apapun. Jadi
mungkin kita akan membahas hal mengenai masalah pribadi di lain
kesempatan." Ibu Ban sendiri dikabarkan beragama Buddha
Dalam Kementerian Luar Negeri Korea Selatan, Ban dipanggil
dengan sebutan Ban-jusa, yang artinya "Sang Birokrat" atau "pegawai
administratif". Nama tersebut digunakan untuk tujuan positif maupun
negatif: pujian atas perhatian Ban terhadap hal yang detail dan
kemampuan administratif sementara ejekan untuk menunjukkan
kurangnya karisma dan sikap patuh yang berlebihan kepada atasannya.
Korps media Korea menyebutnya dengan "belut yang licik" atas
kemampuannya untuk menghindari pertanyaan. Pembawaan dirinya sering
dideskripsikan menggunakan "pendekatan Konfusius". Setelah lulus
dari universitas, Ban meraih angka tertinggi dalam tes pelayanan
luar negeri Korea. Ia bergabung dengan Kementerian Luar Negeri dan
Perdagangan Korea Selatan pada Mei 1970 dan karirnya terus menanjak
selama masa Konstitusi Yusin. Penempatannya yang pertama di luar
negeri adalah di New Delhi, India dimana Ban bekerja sebagai wakil
konsul dan menarik perhatian banyak atasannya di kementerian luar
negeri dengan kompetensinya, Ban dikabarkan lebih memilih untuk
menerima sebuah penempatan di India dibandingkan dengan Amerika
Serikat, karena di India ia dapat berhemat dan mengirimkan lebih
banyak uang untuk keluarganya. kemudian menempati pos di Divisi
Perserikatan Bangsa-bangsa di markas besar Kementrian Luar Negeri.
Pada tahun 1974, Ban menerima pengirimannya pertamanya ke PBB,
sebagai Sekretaris Pertama pada Misi Pengamat Tetap Republik Korea
(Korea Selatan menjadi anggota penuh PBB pada 17 September 1991).
Setelah pembunuhan Park Chung-hee pada tahun 1979, Ban mengambil
alih pos Direktur pada Divisi PBB.
Pada tahun 1980, Ban menjadi direktur untuk Biro Traktat dan
Organisasi Internasional PBB yang bermarkas di Seoul. Ia pernah
ditempatkan dua kali di Kedutaan Besar Korea di Washington DC. Di
antara kedua penempatannya ini, ia menjabat sebagai Direktur
Jenderal untuk Urusan Amerika pada 1990-1992. Ia kemudian
dipromosikan menjadi Wakil Menteri untuk Perencanaan Kebijakan dan
Organisasi Internasional pada 1995. Kemudian ia diangkat menjadi
Penasihat Keamanan Nasional untuk Presiden pada 1996, dan menjabat
sebagai Wakil Menteri pada 2000. Penempatannya yang paling terakhir
adalah sebagai Penasihat Kebijakan Luar Negeri untuk Presiden Roh
Moo-hyun. Ketika menjadi Duta Besar untuk Austria, ia terpilih
sebagai Ketua Komisi Persiapan bagi Organisasi Perjanjian
Pelarangan Uji-coba Nuklir yang Menyeluruh (CTBTO PrepCom) pada
1999. Ketika tiba giliran Korea menjabat sebagai ketua Sesi ke-56
dari Sidang Umum PBB pada 2001, ia bertugas sebagai Chef de Cabinet
dari Ketua Sidang Umum.
Pada tahun 2004, Ban menggantikan Yoon Young-kwan sebagai
Menteri Luar Negeri Korea Selatan dibawah kepemimpinan Presiden Roh
Moo-hyun. Pada awal masa jabatannya, Ban menghadapi dua krisis
utama: Di bulan Juni 2004, Kim Sun-il, seorang penerjemah Korea
diculik dan dibunuh di Irak oleh kelompok ekstrem; dan pada bulan
Desember 2004, banyak warga Korea Selatan yang meninggal akibat
tsunami di Samudra Hindia. Popularitasnya naik setelah pembicaraan
dengan Korea Utara mengalami kemajuan. Ban aktif terlibat dalam isu
yang berkaitan dengan relasi antar Korea. Pada September 2005,
sebagai menteri luar negeri, Ban memegang peranan penting dalam
usaha-usaha diplomatik untuk mengadopsi Pernyataan Bersama dalam
memecahkan masalah nuklir Korea Utara pada Putaran Keempat dari
Perundingan enam negara yang diselenggarakan di Beijing, Republik
Rakyat Cina.
Pada Februari 2006, Ban menyatakan pencalonannya untuk
menggantikan Kofi Annan sebagai Sekretaris Jenderal PBB pada akhir
2006. Ini adalah kali pertama seorang Korea Selatan mencalonkan
diri dalam pemilihan jabatan tersebut. Dalam masa kampanye sebagai
calon Sekretaris-Jenderal, Ban melakukan sejumlah orasi di Asia
Society dan Dewan Hubungan Internasional di New York. Selain harus
mendapatkan dukungan dari komunitas diplomat, Ban juga harus
melewati hak veto yang mungkin dapat diberikan kepadanya oleh 5
anggota tetap Dewan Keamanan: RRC, Perancis, Rusia, Britania Raya
dan Amerika Serikat. Ban populer di Washington dengan kebijakan
mengirimkan pasukan Korea Selatan ke Irak. Tetapi Ban juga melawan
beberapa kebijakan AS: ia memberikan dukungannya kepada Mahkamah
Pidana Internasional dan meminta agar tidak terjadi pendekatan
secara konfrontasi dengan Korea Utara. Ban mengatakan bahwa selama
masa kampanyenya ia akan melakukan kunjungan ke Korea Utara untuk
bertemu secara pribadi dengan Kim Jong-il. Ban dipandang sebagai
seseorang yang dingin, berbeda dengan Kofi Annan yang dinilai
memiliki kharisma namun lemah dalam mengatur masalah yang sedang
berkembang misalnya dalam program pengadaan minyak sayur untuk
Irak.
Ban juga berjuang untuk mendapatkan persetujuan dari Perancis.
Biografi resmi yang dimilikinya mencatat bahwa ia mampu berbahasa
Inggris dan Perancis, dua bahasa utama yang digunakan di
sekretariat PBB. Ia berulang kali kesulitan menjawab pertanyaan
yang diberikan oleh para wartawan dalam bahasa Perancis. Dalam
sebuah konferensi pers pada 11 Januari 2007, ia menyatakan bahwa
"Bahasa Perancis saya mungkin bisa lebih diperbaiki, dan saya akan
terus berusaha memperbaikinya. Saya telah mengambil kursus bahasa
Perancis dalam beberapa bulan ini. Saya pikir, walaupun bahasa
Perancis saya tidak bagus, saya akan tetap beruaha mempelajarinya."
Dengan semakin dekatnya pemilihan Sekretaris-Jenderal, kritikan
terhadap Ban sebagai wakil Korea Selatan semakin meningkat.
Beberapa artikel menuliskan bahwa Ban telah menemui semua anggota
Dewan Keamanan dalam perannya sebagai Menteri Luar Negeri dan
Perdagangan untuk mendapatkan dukungan lewat perjanjian kerjasama
dalam bidang perdagangan dengan negara - negara Eropa serta janji
untuk memberikan bantuan kepada negara-negara berkembang. Menurut
The Washington Post,"calon lain telah mengungkapkan kekesalannya
kepada Korea Selatan, yang merupakan negara dengan ekonomi terbesar
kesebelas di dunia karena telah menggunakan pengaruh ekonominya
untuk memperkuat pencalonan Ban." Atas pernyataan ini, Ban
membalasnya dengan mengatakan bahwa Sebagai seorang calon pemimpin,
saya tahu bahwa saya akan menjadi target atas proses yang sedang
diamati oleh banyak kepentingan ini dan saya adalah orang yang
memegang integritas."
Ban menduduki tempat teratas pada setiap kali pengumpulan
pendapat yang dilakukan oleh Dewan Keamanan PBB pada 24 Juli,14
September, dan 28 September. Dalam pengumpulan pendapat kedua, ia
memperoleh 14 suara "yang menggembirakan" dan 1 suara "yang
mengecewakan". The Australian melaporkan bahwa satu suara yang
mengecewakan itu berasal dari Qatar, yang menyiratkan bahwa Ban
mendapatkan dukungan dari kelima anggota tetap Dewan Keamanan yang
mempunyai hak untuk memveto kandidat. Pada pengumpulan pendapat
ketiga, Ban memperoleh 13 suara yang menggembirakan, satu suara
yeng mengecewakan, dan satu suara tidak ada pendapat. Tidak jelas
apakah ke-13 pendukungnya kali ini mencakup kelima anggota tetap
Dewan Keamanan. Pengumpulan pendapat keempat dilangsungkan pada 2
Oktober. Pengumpulan suara kali ini diberi kode warna untuk
membedakan antara suara anggota tetap dan yang tidak tetap. Pada
pemungutan suara final secara informal yang diadakan pada 2 Oktober
dalam Dewan Keamanan, Ban menerima empat belas suara yang
menyatakan setuju serta satu suara abstain dari anggota Dewan
Keamanan PBB. Satu suara abstain diberikan oleh delegasi Jepang
yang menentang ide seorang berkebangsaan Korea menduduki peran
sebagai Sekretaris-Jenderal. Dukungan yang sangat besar kepada Ban
oleh seluruh anggota Dewan Keamanan PBB, Jepang akhirnya mendukung
Ban untuk mengurangi kontroversi. Hal lain yang lebih penting, Ban
adalah satu-satunya calon yang terhindar dari hak veto, kandidat
lainnya minimal menerima satu suara "tidak" oleh anggota tetap
Dewan Keamanan. Setelah pemilihan, Shashi Tharoor, yang menduduki
tempat kedua kemudian mundur dari pencalonan dirinya. dan Wakil
Tetap RRC untuk PBB mengatakan kepada media bahwa "semuanya telah
jelas berdasarkan hasil pemungutan suara hari ini bahwa Ban Ki-Moon
adalah kandidat yang akan direkomendasikan oleh Dewan Keamanan
kepada Majelis Umum."
Pada 9 Oktober, Dewan Keamanan PBB resmi mencalonkan Ban sebagai
Sekretaris Jenderal PBB yang baru. Keputusan ini masih harus
dikukuhkan oleh Sidang Umum PBB yang akan bertemu pada akhir tahun
2006. Pada 13 Oktober, 192 anggota Majelis Umum mengesahkan Ban
sebagai Sekretaris-Jenderal. Saat Ban menjadi Sekretaris-Jenderal,
di tahun 2007, The Economist membuat daftar tantangan yang harus ia
hadapi:"meningkatnya ancaman nuklir di Iran dan Korea Utara,
konflik di Darfur, kekerasan yang tidak pernah selesai di Timur
Tengah, ancaman bencana alam, meningkatnya ancaman terorisme
internasional, berkembangnya senjata pemusnah massal, penyebaran
HIV/AIDS dan beberapa hal lain seperti bisnis raksasa yang tidak
pernah habis mengenai usaha untuk mereformasi dalam sejarah PBB."
Sebelumnya, Kofi Annan bercerita mengenai Trygve Lie,
Sekretaris-Jenderal yang pertama, ia meninggalkan pesan kepada
penerusnya, Dag Hammarskjld, "Kamu akan mengambil alih pekerjaan
paling penting di dunia." Pada 23 Januari 2007 Ban mulai bekerja
sebagai Sekretaris-Jenderal PBB kedelapan. Masa jabatan Ban sebagai
Sekretaris-Jenderal dimulai dengan kejutan. Pada 2 Januari 2007,
awal pertemuannya dengan pers sebagai Sekretaris-Jenderal, ia
menolak menjatuhkan hukuman mati kepada Saddam Hussein yang
dilakukan oleh Pengadilan Tinggi Irak. Pernyataan Ban bertolak
belakang dengan kesepakatan jangka panjang dari PBB mengenai
penolakan pinalti hukuman mati sebagai sebuah kepentingan hak asasi
manusia. Ia segera mengklarifikasi pernyataannya dalam kasus Barzan
al-Tikriti dan Awad al-Bandar, dua petinggi utama yang dinyatakan
bersalah atas meninggalnya 148 kaum Muslim Syiah di desa Dujail,
Irak pada dekade 1980an. Dalam sebuah pernyataan lewat juru
bicaranya pada 6 Januari, ia "dengan keras mendesak pemerintah Irak
untuk memberikan penundaan eksekusi kepada mereka yang akan dihukum
mati dalam waktu dekat." Dalam isu yang lebih luas, ia mengatakan
kepada seorang audiensi di Washington, D.C. bahwa ia mendorong
"tren global yang sedang berkembang dalam himpunan masyarakat
internasional, hukum internasional dan kebijakan domestik serta
kebiasaan untuk menarik secara bertahap kebijakan pinalti hukuman
mati" Kabinet
Ban Ki-moon bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Pada awal
Januari, Ban menunjuk beberapa anggota penting dalam kabinetnya.
Asha-Rose Migiro, professor dan menteri luar negeri asal Tanzania
dipilih untuk menjabat sebagai Deputi Sekretaris Jenderal - sebuah
regenerasi yang menggembirakan bagi para diplomat Afrika karena
mereka tidak kehilangan wakilnya setelah Annan tidak lagi menjabat.
Jabatan Wakil Sekretaris-Jenderal Manajemen diisi oleh Alicia
Brcena Ibarra dari Meksiko. Sebelumnya Brcena bekerja sebagai
kepala staf dibawah pimpinan Annan. Penunjukkannya oleh Ban
dipandang sebagian orang sebagai kritik dan indikasi yang
diperkirakan tidak akan membuat perubahan besar dalam birokrasi
PBB. Ban menunjuk Sir John Holmes, Duta Besar Britania Raya untuk
Perancis, sebagai Wakil Sekretaris Jenderal untuk Urusan
Kemanusiaan dan Koordinator Bantuan Darurat. Pada awalnya, Ban
menyatakan bahwa ia akan menunda membuat janji lain hingga putaran
pertama program reformasi PBB terlaksana, tetapi kemudian ia
mengabaikan ide ini setelah menerima kritik. Pada bulan Februari,
ia melanjutkan janjinya, memilih B. Lynn Pascoe, Duta Besar AS
untuk Indonesia, menjadi Wakil Sekretaris-Jenderal untuk urusan
politik. Jean-Marie Guhenno, diplomat asal Perancis yang telah
bekerja pada periode Annan sebagai Wakil Sekretaris-Jenderal untuk
operasi perdamaian dipertahankan posisinya. Ban memilih Vijay K.
Nambiar sebagai Kepala Staf. Janji untuk menempatkan banyak wanita
di bagian jabatan yang penting dilihat sebagai janji kampanye yang
direalisasikan oleh Ban. Selama satu tahun sebagai Sekretaris
Jenderal, jabatan utama dan penting dipegang oleh wanita lebih
banyak daripada masa - masa sebelumnya. Walaupun tidak ditunjuk
langsung oleh Ban, Presiden Sidang Umum, Haya Rashed Al-Khalifa,
menjadi wanita ketiga yang memegang posisi tersebut dalam sejarah
PBB.
Ban mengajukan dua restrukturisasi besar selama bulan-bulan awal
jabatannya; memisahkan operasi perdamaian PBB menjadi dua
departemen dan menggabungkan bagian urusan politik dengan
departemen perlucutan senjata. Rencana ini mendapat perlawanan dari
anggota Sidang Umum PBB yang menolak agar rencana Ban dapat segera
diterima. Rencana penggabungan ini juga dikritisasi oleh banyak
negara berkembang. Rumor yang beredar bahwa Ban mengharapkan
menempatkan seorang Amerika, B. Lynn Pascoe di kantor baru.
Alejandro D. Wolff, kemudian bertindak sebagai Duta Besar Amerika
Serikat, kata Amerika Serikat membalas rencana tersebut.
Sekretaris-Jenderal PBB memilik peran untuk terlibat aktif dalam
debat mengenai hampir seluruh isu - isu global. Walaupun tidak
berhasil dalam beberapa bidang, Annan sebagai pendahulu Ban
berhasil meningkatkan peran PBB dalam bidang perdamaian dan
memopulerkan Sasaran Pembangunan Milenium. Para pengamat PBB
menunggu isu-isu yang akan diangkat dan difokuskan oleh Ban,
sebagai bagian dari janjinya untuk mereformasi birokrasi PBB.
Pemanasan global
Mantan Presiden AS George W. Bush berbincang dengan
Sekretaris-Jenderal PBB Ban Ki-moon. Dalam pertemuan mereka, Ban
menekankan masalah kurangnya kepedulian Amerika Serikat terhadap
masalah pemanasan global. Ban mengungkapkan bahwa pemanasan global
adalah salah satu isu penting dalam kebijakannya. Dalam pertemuan
dengan presiden Amerika Serikat George W. Bush di Gedung Putih, Ban
mendesak Bush untuk mengambil langkah membatasi emisi gas rumah
kaca. Pada 1 Maret 2007, dalam pidatonya sebelum sidang Majelis
Umum PBB, Ban lebih lanjut menekankan kepeduliannya terhadap
pemanasan global. Ia menyatakanBagi generasi saya, lahir pada masa
sulitnya Perang Dingin, ketakutan terhadap nuklir musim dingin
sepertinya menjadi masalah yang amat penting. Namun dampak yang
ditimbulkan atas perang dan dampaknya bagi planet kita sangat
berhubungan erat dengan masalah perubahan iklim."
Pada Kamis, 22 Maret 2007, ketika Ban melakukan kunjungan di
Timur Tengah, sebuah bom mortar meledak sekitar 80 meter dari
tempat dimana Sekretaris-Jenderal berdiri, mengganggu kegiatan
jumpa pers yang diadakan di zona hijau Baghdad. Kejadian ini
mengejutkan Ban dan yang lainnya. Tidak ada yang terluka dalam
insiden tersebut. PBB telah membatasi aktivitasnya di Irak setelah
perwakilannya di Baghdad diledakkan pada Agustus 2003,
mengakibatkan 22 orang meninggal dunia. Namun, Ban tetap
mengharapkan agar dapat menemukan solusi terbaik untuk PBB untuk
"berbuat lebih bagi perkembangan kehidupan politik dan sosial di
Irak." Dalam kunjungannya di Timur Tengah, Ban mengunjungi Mesir,
Israel, Tepi barat, Yordania, Lebanon dan Arab Saudi. Ban juga
menghadiri konferensi dengan para pemimpin Liga Arab dan bertemu
dengan Omar Hassan al-Bashir, presiden Sudan yang menolak pasukan
keamanan PBB di Darfur. Saat Ban bertemu dengan Mahmoud Abbas,
presiden Palestina, ia menolak untuk bertemu dengan Ismail Haniya
yang berasal dari Hamas. Pada 10 Maret 2008, Ban mengeluarkan
kritikan terhadap Israel yang membangun permukiman di Tepi barat
dan keputusan Israel tersebut bertentangan dengan "kewajiban Israel
dibawah peta jalan" untuk perdamaian di Timur Tengah.
Ban dua kali memperoleh penghargaan Bintang Jasa pada tahun
1975, 1986, dan 2006 dari Pemerintah Republik Korea. Atas
keberhasilannya sebagai duta besar, ia memperoleh Bintang
Kehormatan Besar dari Republik Austria pada 2001. Setahun kemudian,
pemerintah Brasil menganugerahi Salib Agung Rio Branco kepadanya.
Pada September 2005, Masyarakat Korea di New York menganugerahkan
kepadanya penghargaaan Van Fleet atas sumbangannya untuk
persahabatan AS-Republik Korea.
Sumber: http://id.wikipedia.org
Posting TerkaitNews Pemenang Penghargaan Infotainment Awards
Pertama SCTV Tahun 2012 Pemerintah Menetapkan 19 Hari Libur
Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2012 Antara Pencuri Sandal Jepit
Dengan Pencuri Uang Negara Selamat Tinggal Tahun 2011 dan Selamat
Datang Tahun Baru 2012 Kronologi Penangkapan Tersangka Nunun
Nurbaeti Menurut Informasi KPK Susunan Kabinet Indonesia Bersatu II
Hasil Reshuffle Tips Menghindari Penipuan SMS Premium Penyedot
Pulsa Temukan Jodoh Anda Dengan Primbon Ramalan Jodoh Daftar
Stasiun Televisi Swasta Nasional Indonesia
CARA ALAMI MEMPERBESAR ALAT VITAL PRIAANDA BISA BAHASA INGGRIS?
BISNIS MLM DUNIA
MAU GAJI 20 JUTA ? KERJA 2 JAM MODAL CUMA 95RIBUSEX KUAT TAHAN
LAMA BIKIN ISTRI MAKIN KETAGIHAN
GASA HERBAL UNTUK EREKSI KERAS ISTRI KETAGIHAN!FOREDI ATASI
EJAKULASI DINI REKOMENDASI BOYKE
MODAL HANYA 25RIBU 1X SEUMUR HIDUPFOREDI ANTI EJAKULASI DINI
BIKIN ISTRI KETAGIHAN!
METODE ALAMIAH TAMBAH UKURAN VITALINVESTASI 95 RIBU HASIL 30
JUTA/BULAN, MAU ?
GASA REKOM BOYKE UNTUK EREKSI KERAS LEBIH KENCENG!MAU GAJI 20
JUTA ? KERJA 2 JAM MODAL CUMA 95RIBU
INVESTASI 95 RIBU HASIL 30 JUTA/BULAN, MAU ?FOREDI UTK TAHAN
LAMA SEX REKOMENDASI BOYKE!
KumpulBlogger.com
Labels:News0 comments: Post a CommentSilahkan beri komentar
anda!Links to this postCreate a LinkNewer PostOlder
PostHomeSubscribe to:Post Comments (Atom)
Sponsor
Langganan ArtikelTop of FormDapatkan artikel terbaru gratis
dengan menuliskan alamat email Anda:
Bottom of Form
Link Teman
Powered by Blogger.
Labels Bisnis Online(3) Blogger(24) Internet(2) Musik(1)
News(32) Pendidikan(60) Puisi(3) Sejarah(21) Sertifikasi Guru(17)
Software(8) Ujian Nasional(3)
Archives 2012(13) April(1) Daftar Nama Calon Peserta PLPG Rayon
106 UNP Kuota... March(4) Daftar Nama Guru Lulus UKA Kabupaten
Sijunjung Sum... Pengumuman Nama Peserta Lulus UKA Ditunda Sampai
K... 10 Provinsi di Indonesia Dengan Hasil UKA Tertingg... Kuota
250.000 Sertifikasi Guru Tahun 2012 Kemungki... February(3) Jadwal
dan Pedoman Pelaksanaan Uji Kompetensi Awal... Download Kisi-Kisi
Soal Uji Kompetensi Awal Sertif... Cara Melihat Nomor Peserta
Sertifikasi Guru Tahun ... January(5) Jadwal Penerimaan Mahasiswa
Baru Melalui Jalur SNM... Pemenang Penghargaan Infotainment Awards
Pertama S... Catatan Selama Satu Tahun Umur Blog Jamaris Online...
Pemerintah Menetapkan 19 Hari Libur Nasional dan C... Antara
Pencuri Sandal Jepit Dengan Pencuri Uang Ne... 2011(156)
December(11) Selamat Tinggal Tahun 2011 dan Selamat Datang Tahu...
Hasil Ujian Ulang PLPG Tanggal 18 Desember 2011 Ke... Petunjuk
Teknis Penggunaan, Pengelolaan, dan Aloka... Kisi-Kisi dan SKL
Ujian Nasional SD/MI, SMP/MTs, S... Sekretaris Jenderal PBB dari
Dulu Hingga Sekarang Jadwal Penyerahan Sertifikat Sertifikasi Guru
Rayo... Kronologi Penangkapan Tersangka Nunun Nurbaeti Men... Hasil
Nilai Akreditasi Sekolah/Madrasah dan Pergur... Cara Menghilangkan
atau Menyembunyikan dan Auto Hi... Alat Pencernaan Makanan Manusia
dan Hubungan Makan... Sosialisasi Peraturan Bersama 5 Menteri
Tentang Pe... November(9) Mengenal Alat Pernapasan Manusia,
Gangguan, dan Pe... Cara Memasang Iklan di Akhir Setiap Postingan
Blog... Daftar Lulus PLPG Ujian Ulang Tanggal 11-09-2011 d... Cara
Memasang Iklan Tepat di Bawah Judul Postingan... Cara Mengubah
Format Page Title dan Judul Posting ... Daftar Peserta Sertifikasi
Guru Tahun 2012 di Selu... Cara Mudah Menghasilkan Uang di Blog
Dengan Kumpul... Peserta PLPG Guru Kelas SD Kuota Tambahan
Kemendik... Bangkitkan Jiwa Patriot Dalam Peringatan Hari Pahl...
October(10) Cara Mendapatkan Iklan KlikSaya.Com dan Memasangny...
Cara Mudah Mendaftar di KlikSaya.Com dan Manfaatny... Bantuan
Operasional Sekolah (BOS) dan Penggunaanny... Kenali Rangka Tubuh
Manusia dan Fungsinya 25 Nabi Atau Rasul Yang Wajib Diketahui
Susunan Kabinet Indonesia Bersatu II Hasil Reshuff... 8 Standar
Nasional Pendidikan Indonesia Tahukah Anda 45 Butir Pengamalan
Pancasila? Tips Menghindari Penipuan SMS Premium Penyedot Pul...
Naskah Asli UUD 1945 Dan Amandemen I Sampai IV September(5) Temukan
Jodoh Anda Dengan Primbon Ramalan Jodoh Lembaga-lembaga Negara
Menurut UUD 1945 Hasil Aman... Daftar Stasiun Televisi Swasta
Nasional Indonesia Tokoh-tokoh Perumus Lahirnya Dasar Negara
Pancasil... Download Lagu-lagu Wajib Nasional MP3 dan Lirik
August(17) Pakaian Adat Daerah di Indonesia Nama-nama Suku Bangsa
di Indonesia July(9) June(42) May(23) April(14) March(6)
February(4) January(6)
SPONSOR
716,838
Total Posting: 169Total Komentar: 323
Entri Populer Lembaga-lembaga Negara Menurut UUD 1945 Hasil
Amandemen Jadwal Penerimaan Mahasiswa Baru Melalui Jalur SNMPTN
Tahun 2012 Daftar Nama Calon Peserta PLPG Rayon 106 UNP Kuota Tahun
2012 Naskah Asli UUD 1945 Dan Amandemen I Sampai IV Proses
Perumusan Pancasila Sebagai Dasar Negara RI Pengumuman Nama Peserta
Lulus UKA Ditunda Sampai Kamis 22 Maret 2012
Recent Comments
Visitor
< a href="http://s48.sitemeter.com/stats.asp?site=s48Jamaris"
target="_top">< img
src="http://s48.sitemeter.com/meter.asp?site=s48Jamaris" alt="Site
Meter" border="0"/>
Blogroll
Jamaris Online Copyright 2011 | Template created by O Pregador |
Powered by Blogger