CUACA EKSTRIM (EXTREME WEATHER) “PROSES TERJADINYA BADAI TROPIS ( SIKLON TROPIS ) DAN SEBARANNYA” Tugas Mata Kuliah Klimatologi Regional DI SUSUN OLEH : M. KHANIF MAHMUDIN K5410040 PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
CUACA EKSTRIM (EXTREME WEATHER)
“PROSES TERJADINYA BADAI TROPIS ( SIKLON TROPIS )
DAN SEBARANNYA”
Tugas Mata Kuliah Klimatologi Regional
DI SUSUN OLEH :
M. KHANIF MAHMUDIN
K5410040
PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cuaca ekstrim adalah fenomena meteorologi yang ekstrim dalam sejarah
(distribusi), khususnya fenomena cuaca yang mempunyai potensi menimbulkan
bencana, menghancurkan tatanan kehidupan sosial, atau yang menimbulkan
korban jiwa manusia. Pada umumnya cuaca ekstrim didasarkan pada distribusi
klimatologi, dimana kejadian ekstrim lebih kecil sama dengan 5% distribusi.
Tipenya sangat bergantung pada Lintang tempat, ketinggian, topografi dan
kondisi atmosfer.
Hampir seluruh warga dunia di beberapa wilayah di Bumi akhir-akhir ini
mengalami perubahan cuaca yang tidak biasa. Setelah Asia dilanda hujan terus
menerus, sejumlah negara Eropa kini mengalami musim dingin ekstrim. Wilayah
timur Eropa menjadi contoh bagaimana parahnya kondisi cuaca. Warga bahkan
terkejut saat temperatur di beberapa wilayah menurun tajam hingga minus 20
derajat celcius. Di Australia. Tak begitu jauh dari garis katulistiwa, sebagian
wilayah di timur Australia dalam beberapa hari terakhir mengalami cuaca dingin,
bahkan sampai bersalju.
Di sejumlah bagian New South Wales, temperatur mencapai 4 derajat
celsius. Menurut stasiun berita Weather Channel, ini adalah suhu terdingin di
bulan Desember sejak 54 tahun terakhir. Sementara itu, di gunung Hotham dan
Buller di Victoria, salju mencapai ketebalan hingga empat inci. Suhu dingin
bahkan mencapai Kota Sydney. Biasanya suhu paling rendah di kota itu hanya 13
derajat celcius. Dalam beberapa hari terakhir, suhu di Sydney mencapai 9,8
derajat celsius dengan kecepatan angin di daerah pesisir 100 kilometer per jam.
Menurut ahli cuaca di badan prakiraan cuaca Australia, Terry Ryan, cuaca
tak biasa pada tahun ini terjadi akibat udara bertekanan rendah di laut selatan,
yaitu dari perairan Antartika di Kutub Selatan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. BADAI TROPIS
Badai Tropis atau umumnya disebut Siklon Tropis adalah fenomena alam
berupa pusaran angin, hujan dan badai petir dalam suatu daerah tertutup. Siklon
tropis hanya dapat tumbuh dan berkembang di atas wilayah perairan tropis dan
sub tropis yang hangat dengan kelembaban udara tinggi. Di seluruh dunia terdapat
sejumlah wilayah–wilayah perairan tempat tumbuh dan berkembangnya siklon
tropis dengan pola musiman yang khas di setiap wilayah.
Walaupun merupakan fenomena yang tumbuh di lautan, pergerakan siklon
tropis dapat mengarah ke daratan sehingga dapat menimbulkan bencana serius
dengan kerugian material dan korban manusia yang besar. Pergerakan Badai
Tropis selalu menjauhi lintang ekuator, sehingga tidak mungkin melintasi daratan
Indonesia, walaupun demikian wilayah Indonesia dapat terkena pengaruh tidak
langsung dari badai tersebut.
Dalam meteorologi dikenal istilah Badai Tropis yang merupakan pusaran
angin tertutup pada suatu wilayah bertekanan udara rendah. Kekuatan angin yang
terjadi pada Badai Tropis dapat mencapai kecepatan lebih dari 128 km/jam
dengan jangkauan lebih dari 200 Km dan berlangsung selama beberapa hari
hingga lebih dari satu minggu.
B. PROSES TERJADINYA BADAI TROPIS
a. Proses Siklon Tropis
Sebuah siklon tropis adalah sebuah sistem badai besar yang ditandai
dengan tekanan rendah dan banyak pusat badai yang menghasilkan angin kencang
dan hujan lebat. Siklon tropis pakan pada panas dilepaskan ketika lembab udara
meningkat, sehingga kondensasi dari uap air yang terkandung dalam udara
lembab. Mereka didorong oleh mekanisme panas yang berbeda dari windstorms
cyclonic lain seperti nor'easters , windstorms Eropa , dan terendah kutub ,
menyebabkan klasifikasi mereka sebagai " inti hangat "sistem badai.
Sumber utama energi raksasa penggerak badai tropis berasal dari proses
kondensasi yakni yakni mengembunnya kandungan uap air pada udara lembab
yang bergerak naik ke ketinggian atmosfer yang dingin. Pada proses kondensasi,
uap air akan melepas energi panas kandungannya. Energi panas yang dilepaskan
oleh uap air akan terkumpul menjadi energi penggerak dari badai tropis. Selain
udara lembab juga diperlukan unsur-unsur lain seperti lautan hangat, adanya
gangguan cuaca, dan angin yang bergerak naik membawa udara lembab. Bila
unsur-unsur tersebut berlangsung cukup lama, maka terjadilah angin kencang,
gelombang laut tinggi , hujan deras dan banjir yang mengikuti fenomena badai
tropis.
Gambar 1 : Struktur siklon tropis
Sumber : http://mrbas.wordpress.com/proses-terjadainya-badai.
b. Pembentukan dan deteksi Badai tropis
Siklon tropis biasanya bentuk dari besar, daerah terorganisir terganggu
cuaca di daerah tropis . Seperti badai yang lebih bentuk dan mengumpulkan,
badai mengembangkan rainbands yang mulai berputar di sekitar pusat
umum. Sebagai kekuatan keuntungan badai, sebuah cincin kuat konveksi bentuk
pada jarak tertentu dari pusat rotasi badai berkembang.
Sejak badai kuat dan menandai wilayah hujan lebih berat dari kuat arus
naik , tekanan barometer pada permukaan mulai turun, dan udara mulai
membangun di tingkat atas topan. Ini hasil dalam pembentukan tingkat atas
anticyclone , atau daerah tekanan atmosfer tinggi di atas mendung padat pusat.
Konsekuensinya, sebagian besar ini dibangun arus udara luar
anticyclonically di atas siklon tropis. Di luar mata membentuk, para anticyclone
pada tingkat atas atmosfer meningkatkan aliran menuju pusat topan, mendorong
udara terhadap eyewall dan menyebabkan loop umpan balik positif .
Gambar 2 : siklon tropis terbentuk ketika energi yang dilepaskan oleh kondensasi
uap air di udara naik menyebabkan umpan balik positif dari air laut hangat.
Namun, sebagian kecil dari udara built-up, bukan mengalir keluar, arus
masuk ke arah pusat badai. Hal ini menyebabkan tekanan udara untuk
membangun lebih jauh, ke titik di mana berat udara melawan kekuatan arus naik
di tengah badai. Air mulai turun di tengah badai, menciptakan daerah bebas hujan
sebagian besar, yang terbentuk mata baru. Para ilmuwan tidak tahu mengapa
cincin bentuk konveksi di sekitar pusat sirkulasi dan bukan di atasnya, atau
mengapa anticyclone tingkat atas hanya menyemburkan sebagian dari kelebihan
udara di atas badai. Banyak teori yang ada sebagai proses yang tepat dengan yang
membentuk mata: semua yang dikenal pasti adalah bahwa mata diperlukan untuk
siklon tropis untuk mencapai kecepatan angin tinggi.
Untuk badai dengan mata yang jelas, deteksi mata adalah yang sederhana
seperti melihat gambar-gambar dari satelit cuaca. Namun, untuk badai dengan
mata diisi, atau mata tertutup oleh mendung tebal pusat, metode deteksi lain harus
digunakan. Pengamatan dari kapal dan Badai Hunters dapat menentukan mata
visual, dengan mencari penurunan kecepatan angin atau kurangnya curah hujan di
tengah badai itu.
Di Amerika Serikat, Korea Selatan, dan beberapa negara lain, jaringan
NEXRAD radar cuaca Doppler stasiun dapat mendeteksi mata dekat pantai. Cuaca
satelit juga membawa peralatan untuk mengukur atmosfer uap air dan suhu awan,
yang dapat digunakan untuk tempat mata membentuk. Selain itu, para ilmuwan
baru-baru ini menemukan bahwa jumlah ozon di mata jauh lebih tinggi daripada
jumlah dalam eyewall itu, karena tenggelam dari udara yang kaya ozon stratosfer.
Instrumen peka terhadap ozon melakukan pengukuran, yang digunakan
untuk mengamati naik dan tenggelam kolom udara dan memberikan indikasi
pembentukan mata sebelum citra satelit dapat menentukan pembentukannya.
Berikut gambaran dari citra satelit:
Gambar 3 : citra radar dari Badai Andrew jelas menunjukkan mata atas selatan
Florida .
c. Ukuran
Salah satu ukuran dari ukuran sebuah siklon tropis ditentukan dengan
mengukur jarak dari pusat sirkulasi untuk menutup perusahaan terluar isobar ,
juga dikenal sebagai perusahaan ROCI . Jika radius kurang dari dua derajat garis
lintang atau 222 kilometer (138 mil), maka badai "sangat kecil" atau cebol
". Sebuah radius antara 3 dan 6 lintang derajat atau 333 kilometer (207 mil) untuk
670 kilometer (420 mil) dianggap "" rata-rata berukuran. "Sangat besar" siklon
tropis memiliki radius lebih dari 8 derajat atau 888 kilometer (552 mil).
Penggunaan ukuran ini telah objektif menetapkan bahwa siklon tropis di
barat laut Samudra Pasifik adalah terbesar di dunia rata-rata, dengan Atlantik
siklon tropis kira-kira setengah ukuran mereka. Metode lainnya untuk
menentukan siklon tropis ukuran termasuk mengukur kekuatan jari-jari angin
kencang dan mengukur radius di mana relatif vortisitas lapangan menurun sampai
1 × 10 -5 s -1 dari pusatnya.
Ukuran deskripsi dari siklon tropis
ROCI ROCI Type Jenis
Kurang dari 2 derajat lintang Sangat kecil / cebol
2-3 derajat lintang Kecil
3-6 derajat lintang Sedang / Rata-rata
6-8 derajat lintang Besar anti-kurcaci
Lebih dari 8 derajat lintang Sangat besar
Table : Ukuran deskripsi siklon tropis
d. Faktor –faktor yang mendorong terjadinya badai tropis dapat meliputi :
1) Suhu air laut hingga kedalaman 50 meter lebih dari 26,5o Celsius. Perairan
hangat merupakan sumber energi dari siklon tropis, sehingga ketika siklon
tropis bergerak ke daratan atau perairan dingin maka kekuatan siklon tropis
akan melemah secara drastis
2) Suhu pada atmosfer turun drastis dengan meningkatnya ketinggian.
Penurunan suhu atmosfer secara drastis tidak memungkinkan perpindahan
kelembaban udara secara konveksi. Aktifitas badai petir (thunderstorm)
yang mendorong uap air melepaskan kandungan panasnya.
3) Kelembaban udara yang tinggi pada atmosfer. Atmosfer yang relatif lembab
di ketinggian sekitar 5 km. Ketinggian ini merupakan atmosfer paras
menengah, yang apabila dalam keadaan kering tidak dapat mendukung bagi
perkembangan aktivitas badai guntur di dalam siklon.
4) Berada pada jarak setidaknya sekitar 500 km dari katulistiwa. Jarak
minimum 500 km dari katulistiwa. Meskipun memungkinkan, siklon jarang
terbentuk di dekat ekuator.
5) Angin bergerak naik vertikal secara perlahan ( kurang dari 10 m/s) sehingga
tidak merusak proses pembentukan formasi siklon tropis.
e. Ciri-Ciri Badai Tropis
- Struktur :
Sebuah siklon tropis kuat mempunyai struktur sebagai berikut :
1) Tekanan Udara Permukaan Rendah;
Siklon tropis berputar di sekitar daerah bertekanan udara permukaan
rendah. Dari seluruh tekanan udara pada ketinggian permukaaan air laut yang
terukur maka tekanan udara di daerah siklon tropis merupakan yang terendah.
2) Inti hangat;
Uap air yang naik ke atmosfir yang dingin akan mengembun dan
melepaskan panas. Panas buangan tersebut didistribusikan secara vertikal pada
bagian inti siklon tropis yang menyebabkannya terasa hangat.
3) CDO (Central Dense Overcast)
CDO merupakan daerah menyerupai pita melingkar di sekitar inti yang
padat akan awan, hujan dan badai petir.
4) Mata
Siklon tropis kuat seperti Hurricane memiliki mata yang berbentuk lubang
melingkar di pusat sirkulasinya. Cuaca pada mata umumnya tenang dan tidak
berawan. Diameter wilayah mata berkisar dari 8 hingga 200 Km. Pada siklon
tropis lemah, CDO menutupi pusat sirkulasi sehingga mata tidak terlihat.
5) Dinding mata
Dinding mata menyerupai pita melingkar di sekitar mata yang memiliki
intensitas angin dan konveksi panas paling tinggi. Pada siklon tropis, kondisi pada
dinding matalah yang paling berbahaya.
6) Aliran keluar (outflow)
Pada bagian atas siklon tropis, angin bergerak keluar dari pusat badai tropis
dengan arah putaran berlawanan dengan siklon, sedangkan pada bagian bawah
angin berputar kuat, melemah seiring dengan pergerakan naik dan akhirnya
berbalik arah.
C. KLASIFIKASI BADAI TROPIS
Menurut tingkat kematangan formasi bentuk dan kekuatannya siklon tropis
dapat diklasifikasikan atas:
1. Depresi Tropis (Tropical Depression)
Pada depresi tropis sudah terjadi sistem tekanan rendah yang
menyebabkan lingkaran awan dan badai petir pada suatu daerah tertutup namun
belum terlihat bentuk spiral dan mata. Kecepatan angin berkisar dari 17 hingga 33
knot. Pada depressi tropis tidak diberikan nama yang khas.
2. Badai Tropis (Tropical Storm)
Pada badai tropis mulai terlihat bentuk spiral, namun tidak terlihat adanya
mata. Kecepatan angin maksimum berkisar dari 17 hingga 33 meter per detik ( 34
s/d 63 knot, 39 s/d 73 mph atau 62 s/d 117 km/jam). Untuk Badai Tropis
diberikan nama-nama yang khas untuk membedakan antara setiap kejadian badai
tropis.
3. Tornado (Hurricane)
Perputaran siklon tropis yang mencapai daratan dan vertical wind shear di
sekelilingnya akan menghasilkan tornado. Tornado dapat juga dihasilkan sebagai
akibat dari vortisitas di dinding mata siklon yang tetap bertahan hingga mencapai
daratan. tornado memiliki kecepatan angin 177 km/jam atau lebih dengan rata-rata
jangkauan 75 m dan menempuh beberapa kilometer sebelum menghilang.
Beberapa tornado yang mencapai kecepatan angin lebih dari 300-480 km/jam
memiliki lebar lebih dari satu mil (1.6 km) dan dapat bertahan di permukaan
dengan lebih dari 100 km.
Gambar 4 : Depresi tropis. Badai tropis dan Hurricane.
D. RUANG LINGKUP BADAI TROPIS
Syarat utama untuk dapat tumbuh dan berkembangnya siklon tropis
adalah kelembaban udara yang tinggi karena banyaknya kandungan uap air.
Syarat tersebut dapat dipenuhi oleh daerah perairan ( lautan) di zona tropis dan
subtropis yang temperaturnya dapat mencapai > 260 C.
a. Wilayah Yang Mencangkup Ruang Lingkup Terkena Badai Tropis
1. Barat Laut Samudra Pasifik ;
Merupakan daerah paling aktif, sepertiga dari seluruh perisitiwa siklon
tropis dunia terjadi di wilayah ini. Aktifitas siklon tropis yang terjadi berpengaruh
pada wilayah Jepang, Filipina, China dan Taiwan.
2. Timur Laut Samudera Pasifik ;
Sebagai daerah paling aktif kedua yakni sepertiga dari seluruh kejadian
badai tropis dunia terjadi di wilayah ini. Aktifitas siklon tropis yang terjadi
mempengaruhi wilayah barat Meksiko, Hawaii dan terkadang sampai di
semenanjung California.
3. Barat Daya Samudra Pasifik;
Aktifitas badai tropisnya memepengaruhi wilayah Australia dan Oceania.
4. Utara Samudra Hindia ;
Wilayahnya dibagi dua daerah yakni Teluk Benggala dan Laut Arabia.
Aktifitas pada daerah Teluk Benggala lima sampai enam kali lebih besar dari laut
Arabia, dan tercatat pada sejarah Siklon Bhola di tahun 1970 yang menewaskan
200.000 orang. Negara-negara yang terpengaruh adalah India, Bangladesh,
Srilangka, Thailand, Burma dan Pakistan , sedangkan semenanjung Arab jarang
terkena dampaknya.
5. Tengggara Samudra Hindia;
Wilayah dekat perairan Indonesia (laut Timor) dan Australia yang
terpengaruh badai tropis di daerah ini.
6. Timur Laut Samudra Hindia;
Negara-negara yang terpengaruh adalah Madagaskar, Mozambique,
Mauritius dan Kenya
7. Utara Samudra Atlantik;
Mencakup wilayah perairan Samudera Atlantik, Laut Karibia dan Teluk
Meksiko. Badai tropis yang terjadi berdampak pada wilayah Amerika Serikat,
Meksiko, Canada serta negara-negara Amerika Tengah dan Kepulauan Karibia.
Puncak aktifitas siklon tropis di seluruh dunia, terjadi pada akhir musim
panas yakni ketika laut mencapai temperatur paling hangat. Namun di setiap
wilayah terdapat pola musiman yang berbeda.
1. Wilayah Atlantik utara.
Musim Hurricane dimulai dari 1 Juni hingga 30 November, puncaknya
terjadi pada awal September.
2. Wilayah Timur laut Pasifik,
Pola musimannya sama dengan wilayah Atlantik namun periodenya lebih
panjang.
3. Wilayah Barat laut Pasifik,
Siklon tropis berlangsung setahun penuh, dengan puncaknya pada awal
September dan aktifitas minimum pada bulan Februari.
4. Wilayah Utara Samudera Hindia.
Musim badai tropis berlangsung dari bulan April hingga Desember,
puncaknya terjadi pada bulan Mei dan November.
Secara umum, Aktifitas siklon tropis di belahan bumi Selatan berlangsung
dari akhir Oktober hingga Mei, dengan puncak aktifitas terjadi pada pertengahan
Februari hingga awal Maret.
Gambar 5 : Peta Persebaran Wilayah Yang Dilalui Badai Tropis Di Dunia.
E. DAMPAK DARI ADANYA BADAI TROPIS
a. Dampak Langsung
Yang dimaksud sebagai dampak langsung siklon tropis adalah dampak
yang ditimbulkan oleh siklon tropis terdapat daerah-daerah yang dilaluinya. Ini
dapat berupa gelombang tinggi, gelombang badai atau storm surge yang berupa
naiknya tinggi muka laut seperti air pasang tinggi yang datang tiba-tiba, hujan
deras serta angin kencang.
Contoh ketika suatu wilayah di Indonesia mengalami dampak langsung
keberadaan siklon tropis adalah ketika terjadi peristiwa langka yaitu tumbuh
siklon tropis Kirrily di atas Kepulauan Kai, Laut Banda, pada 27 April 2009.
Kirrily menyebabkan hujan lebat dan storm surge di wilayah ini. Tercatat puluhan
rumah rusak dan puluhan lainnya terendam, jalan raya rusak, dan gelombang
tinggi terjadi dari 26 hingga 29 April. Curah hujan tercatat per 24 jam yang
tercatat adalah di Tual adalah sebanyak 20mm, 92mm dan 193mm, masing-
masing untuk tanggal 27, 28 dan 29 April 2009.
Gambar 6 : Kejadian Siklon tropis Kirrily di pesisir pulau kei
b. Dampak Tidak Langsung
Keberadaan siklon tropis di sekitar Indonesia, terutama yang terbentuk di
sekitar Pasifik Barat Laut, Samudra Hindia Tenggara dan sekitar Australia akan
mempengaruhi pembentukan pola cuaca di Indonesia. Perubahan pola cuaca oleh
adanya siklon tropis inilah yang kemudian menjadikan siklon tropis memberikan
dampak tidak langsung terhadap kondisi cuaca di wilayah Indonesia.
Dampak tidak langsung atas adanya siklon tropis dapat berupa berbagai
hal, diantaranya yaitu:
1. Daerah pumpunan angin.
Siklon tropis yang terbentuk di sekitar perairan sebelah utara maupun
sebelah barat Australia seringkali mengakibatkan terbentuknya daerah pumpunan
angin di sekitar Jawa atau Laut Jawa, NTB, NTT, Laut Banda, Laut Timor, hingga
Laut Arafuru. Pumpunan angin inilah yang mengakibatkan terbentuknya lebih
banyak awan-awan konvektif penyeab hujan lebat di daerah tersebut.
Dilihat dari citra satelit, daerah pumpunan angin terlihat sebagai daerah
memanjang yang penuh dengan awan tebal yang terhubung dengan perawanan
siklon tropis, sehingga terlihat seolah-olah siklon tropis tersebut mempunyai ekor.
Itulah sebabnya daerah pumpunan angin ini seringkali disebut sebagai ekor siklon
tropis.
Gambar 7 : Daerah pumpunan angin yang terbentuk oleh Siklon George
(2007), membentuk ekor siklon yang menambah intensitas hujan di Jawa Timur
hingga NTT.
Contoh kasus ketika Indonesia terkena ekor siklon tropis adalah pada saat
terjadi siklon tropis George (2 Maret 2007) yang mengakibatkan adanya daerah
pumpunan angin yang memanjang dari Jawa Timur hingga ke Nusa Tenggara
Timur. Curah hujan yang tercatat pada saat itu di Ruteng, Waingapu, Rote,
Kupang berturut-turut adalah sebanyak 172 mm, 52 mm, 78 mm, 73 mm. Daerah
pumpunan angin yang terbentuk oleh Siklon George (2007), membentuk ekor
siklon yang menambah intensitas hujan di Jawa Timur hingga NTT.
2. Daerah Belokan Angin
Adanya siklon tropis di perairan Samudra Hindia Tenggara kadangkala
menyebabkan terbentuknya daerah belokan angin di sekitar Sumatra bagian
Selatan atau Jawa bagian Barat. Daerah belokan angin ini juga dapat
mengakibatkan terbentuknya lebih banyak awan-awan konvektif penyebab hujan
lebat di daerah tersebut.
3. Daerah Defisit Kelembaban
Bersamaan dengan adanya siklon tropis di perairan sebelah utara Sulawesi
atau di Laut Cina Selatan seringkali teramati bersamaan dengan berkurangnya
curah hujan di wilayah Sulawesi bagian utara atau Kalimantan. Meskipun belum
ada penelitian lebih lanjut, namun ditengarai bahwa fenomena ini disebabkan
karena siklon tropis tersebut menyerap persediaan udara lembab yang terdapat
dalam radius tertentu di sekitarnya, termasuk yang terkandung di atmosfer di atas
Kalimantan dan Sulawesi bagian utara sehingga di wilayah ini justru udaranya
kering dan kondisi cuacanya cenderung cerah tak berawan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Badai Tropis yang merupakan pusaran angin tertutup pada suatu wilayah
bertekanan udara rendah. Kekuatan angin yang terjadi pada Badai Tropis dapat
mencapai kecepatan lebih dari 128 km/jam dengan jangkauan lebih dari 200 Km
dan berlangsung selama beberapa hari hingga lebih dari satu minggu.
Badai tropis merupakan fenomena meteorologis yang sangat potensial
menimbulkan dampak kerusakan pada daerah yang dilaluinya. Kekuatan alam
pada badai tropis begitu besar dan tak ada upaya manusia yang mampu mencegah
atau menghilangkan badai tropis. Hal terbaik yang dapat dilakukan adalah
mengenali potensi bahaya yang ada dan melakukan antisipasi agar terhindar dari
bencana badai tropis.
Badai tropis dapat diklasifikasikan atas Depresi tropis. Badai tropis dan
Hurricane.
Syarat utama untuk dapat tumbuh dan berkembangnya siklon tropis adalah
kelembaban udara yang tinggi karena banyaknya kandungan uap air. Syarat
tersebut dapat dipenuhi oleh daerah perairan ( lautan) di zona tropis dan subtropis
yang temperaturnya dapat mencapai > 260 C.
Karena ukurannya yang sangat besar serta angin kencang dan gumpalan
awan yang dimilikinya, siklon tropis menimbulkan dampak yang sangat besar
pada tempat-tempat yang dilaluinya. Dampak ini bisa berupa angin kencang,
hujan deras berjam-jam, bahkan berhari-hari yang dapat mengakibatkan terjadinya
banjir, gelombang tinggi, dan gelombang badai (storm surge).
Daftra Pustaka :
http://mrbas.wordpress.com/2009/06/06/proses-terjadainya-badai/
http://soerya.surabaya.go.id/AuP/eDU.KONTEN/edukasi.net/Fenomena.Alam/
Badai/all.htm
http://rassukudalu.wordpress.com/2009/05/04/136/
http://definisisiklontropis.blogspot.com/2010/07/siklon-tropis.html
(diunduh pada 29/12/12)
Situs Resmi BMKG Indonesia :
http://meteo.bmkg.go.id/siklon/learn/07/id
http://meteo.bmkg.go.id/siklon/learn/02/id