MAKALAH CRS – GANGGUAN CEMAS MENYELURUH diajukan untuk memenuhi tugas Program Pendidikan Profesi Dokter SMF Ilmu Kesehatan Jiwa Disusun oleh: Tri Putra Nuur Fath Rahmaniyah Zahra Preseptor: Gemah Nuripah, dr., Sp.Kj., M.Kes SMF ILMU KESEHATAN JIWA PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG RUMAH SAKIT MUHAMADIYAH BANDUNG
34
Embed
Crs Cemas Menyeluruh (Dr.gemah-rsmb) - Rahma Putra
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
MAKALAH
CRS – GANGGUAN CEMAS MENYELURUH
diajukan untuk memenuhi tugas Program Pendidikan Profesi Dokter
SMF Ilmu Kesehatan Jiwa
Disusun oleh:
Tri Putra Nuur Fath
Rahmaniyah Zahra
Preseptor:
Gemah Nuripah, dr., Sp.Kj., M.Kes
SMF ILMU KESEHATAN JIWAPROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
RUMAH SAKIT MUHAMADIYAH BANDUNG
2015
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama : Nn.T
Umur : 50 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Suku bangsa : Sunda
Pendidikan : S 1
Pekerjaan : bekerja
Status marital : Menikah
Agama : Islam
Tanggal Pemeriksaan : 09 Oktober 2015
Keluhan Utama
Cemas
Anamnesa Khusus
Pasien datang dengan keluhan cemas. Cemas sudah terjadi sejak kurang lebih 6 bulan
yang lalu. Cemas dirasakan terus menerus. Cemas muncul pada saat pasien memikirkan
adiknya dan anak adik-adikya. Pada saat keluhan cemas muncul maka kepalanya terasa
sakit sekali, terkadang mual, tidak mau makan dan malas beraktifitas.
Pasien merasakan Berat badan sudah turun sebanyak 7 kg selama 6 bulan terakhir.
Pasien merasakan badan menjadi lemas, sering menangis apabila banyak pikiran, sakit
kepala, terasa mual, tidak nafsu makan, sulit konsentrasi saat bekerja, khawatiran akan
nasib buruk anak adik-adiknya pasca adiknya meninggal. Pasien terkadang suka
menangis apabila terlalu lama memikirkan tentang adiknya. Pasien menjadi sulit tidur
juga akhir-akhir ini karena terus memikirkan nasib adiknya.
Tidak terdapat adanya keluhan halusinasi pada pasien. Tidak terdapat adanya
keluhan demam pada pasien. Tidak adanya keluhan mendengar sesuatu yang orang lain
tidak bisa dengar. Tidak ada keluhan pasien mengamuk. Tidak ada keluhan pasien suka
bicara sendiri. Tidak ada keliuhan pasien mempunyai keinginan bunuh diri. Tidak ada
keluhan pasien takut terhadap sesuatu (Phobia). Tidak adanya konsumsi obat-obatan
selain yang diresepkan oleh dokter. Tidak ada riwayat trauma kepala hebat sebelumnya.
Awalnya keluhan bermula sejak 6 bulan yang lalu saat adaik pasien
didiagnosa terkena Hepatitis terminal oleh dokter di yogyakarta. Posisi pasien saat itu ada
d Jakarta. Hal ini membuat pasien sangat kahawatir dengan kondisi adiknya. Pada saat itu
ternyata ada problem utang-piutang terkait uang yang dipinjam istri adiknya yang
akhirnya berujung penagihan pada dirinya. Pasien sampai ditagih oleh lintah darat sampai
pernah diancam untuk dibunuh apabila tidka membayar. Sejak saat itu pasien uring-
uringan tetapi sebenarnya pasien juga yang membayar utang tersebut dan membantu
pengobatan adiknya di yogyakarta.
Pasien suka pulang pergi dari jakarta-yogyakarta untuk menjenguk adiknya
yang sakit. Pada seuatu ketika setelah beberapa lama adiknya dirawat inap dan rawat jalan
akhirnya adiknya meninggal dunia. Hal tersebut sangat membuat pasien terguncang
karena memikirkan nasib anak adiknya dan prihatin dengan rumah tangga adiknya
dengan pendapat pasien bahwa istrinya yg suka seenaknya.
Pasien belum pernah pergi kedokter lain selain ke RS Muhamadiyah.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Pasien belum pernah terkena gejala seperti ini sebelumnya. Pasien pernah dirawat selama beberapa hari dirumah sakit karena keluhan lambungnya. Pada saat idrawat ini pasien sudah dalam keadaan cemas setelah mendengar adiknya masuk rumah sakit juga. Pasien diketahui memiliki riwayat penyakit kolesterol dan hipotensi.
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Pasien merupakan anak pertama dari 4 bersaudara. Adik yang meninggal adalah anak
ke empat.
Tidak terdapat adanya riwayat keluarga dengan gejala yang sama. Tidak adanya
riwayat keluarga yang pernha mengalami gangguan jiwa sebelumnya.
PEMERIKSAAN FISIK
Kesadara: Compos Mentis
TTV:
TD: 110/80
Nadi: 100x/menit
Respirasi: 22x/menit
Temp: Tidak dilakukan pemeriksaan
Head to Toe: Dalam batas normal
II. Status Mental
A. Deskripsi Umum
1. Kesadaran : baik
2. Perilaku dan aktivitas psikomotor : tenang
3. Pembicaraan : lancar, spontan, intonasi sedang
4. Sikap terhadap pemeriksa : kooperatif
B. Keadaan Efektif (mood) perasaan, ekspresi aktifitas (hidup emosi), serta empati,
perhatian:
1. Mood : cemas
2. Afek : appropriate
3. Empati : dapat dirabarasakan
C. Fungsi Intelektual (kognitif) :
1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan : Sesuai pendidikan.
2. Daya konsentrasi : Baik.
3. Orientasi (waktu, tempat dan orang) : Baik.
4. Daya ingat : daya ingat jangka panjang, jangka pendek, dan segera Baik.
5. Pikiran abstrak : Baik.
6. Bakat kreatif : Tidak ditemukan.
7. Kemampuan menolong diri sendiri : cukup.
D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi dan ilusi : Tidak ada.
2. Ilusi : Tidak ada.
3. Depersonalisasi : Tidak ada.
4. Derealisasi : Tidak ada.
E. Proses Berpikir
1. Arus pikiran :
a. Produktivitas : Cukup.
b. Kontinuitas : Relevan.
c. Hendaya berbahasa : Tidak ada.
2. Isi Pikiran :
a. Preokupasi : Tidak ada.
b. Gangguan pikiran : Tidak ada.
F. Pengendalian implus : Baik.
G. Daya Nilai
1. Norma sosial : Baik.
2. Uji Daya Nilai : Baik.
3. Penilaian Realitas : Baik.
H. Tilikan (insight) : Pasien sadar dirinya sakit dan butuh pengobatan.
I. Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya.
Diagnosis Banding
- F 41.1 Gangguan Cemas Menyeluruh
- F 41.0 Gangguan Panik
- F 43.1 Post Traumatic Stress Disorder (PTSD)
Diagnosa Multiaksial
Aksis 1: Gangguan Cemas menyeluruh
Aksis 2: Gangguan kepribadian cemas
Aksis 3: Penyakit sistem pencernaan
Aksis 4: Tidak ada diagnosa
Aksis 5: GAF 70-61 Beberapa gejaa ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi,
secara umum masih baik.
Usulan Penatalaksanaan
- Psikoterapi :
Terapi kognitif-perilaku
Terapi suportif
Edukasi penyakit
- Psikofarmaka
Sertraline 50 mg tab 1-2 x / hari
Alprazolam 0.25mg 3x / hari
Prognosis
- Quo ad vitam : ad bonam
- Quo ad functionam : dubia ad bonam
- Quo ad sanactionam : dubia ad bonam
GENERALIZED ANXIETY DISORDER
Gangguan cemas merupakan gangguan mental yang sering terjadi pada seluruh
populasi. Hampir 30 juta orang di Amerika Serikat mengalami hal ini, dengan wanita
lebih banyak terkena 2x lebih banyak dibanding laki-laki. Gangguan cemas sangat
berhubungan dengan kualitas hidup, sering kronis dan resisten terhadap terapi. Hal
yang sangat berhubungan dengan gangguan cemas adalah adanya peran genetik dan
faktor pengalaman, juga kejadian trauma dan stres merupakan etiologi penting.
Cemas Normal
Setiap orang pernah mengalami kecemasan. Hal ini ditandai secara umum dengan
kebingungan, perasaan tidak menyenangkan, rasa ketakutan yang samar, sering
disertai gejala otonomik seperti nyeri kepala, palpitasi, rasa sesak di dada, nyeri
abdomen, gelisah, tidak bisa diam.
Gangguan Cemas Menyeluruh
Merupakan gangguan dengan gejala yang menonjol berupa kecemasan dan
kekhawatiran yang berlebihan serta tidak logis, bahkan tidak realistik. Gejala dialami
sepanjang hari, minimal dirasakan selama 6 bulan. Dapat ditemukan gejala somatik
seperti irritable, susah tidur, dan gelisah. Kecemasan berupa kesulitan konsentrasi dan
berhubungan dengan gejala somatik seperti otot tegang, irritable, sulit tidur dan
gelisah. Cemas sulit untuk dikontrol/direda, membuat stress dan menyebabkan
gangguan pada kehidupan pasien.
Epidemiologi
- Gangguan cemas menyeluruh merupakan kondisi yang sering terjadi, diperkirakan
dalam 1 tahun dapat terjadi sebanyak 3-8%
- Rasio perempuan : laki-laki = 2 : 1
- Rasio perempuan : laki-laki yang membutuhkan rawat inap = 1 : 1
- Dalam gangguan cemas, 25% diantaranya mengalami gangguan cemas
menyeluruh.
- Onset dapat terjadi pada masa remaja akhir atau awal dewasa, tetapi biasanya
paling sering terjadi pada orang lebih dewasa.
Komorbiditas
- Ganguan cemas menyeluruh merupakan gangguan yang paling sering muncul
bersamaan dengan gangguan jiwa, biasanya fobia sosial, fobia spesifik, gangguan
panik atau gangguan depresi.
- Sekitar 50% - 90% pasien dengan gangguan cemas menyeluruh memiliki
gangguan jiwa lainnya.
- 25% pasien mengalami gangguan panik.
- Gangguan cemas menyeluruh dapat dibedakan dengan gangguan panik dengan
tidak adanya serangan panik secara tiba-tiba.
- Sebagian besar pasien juga mengalami gangguan depresi berat dan distimik.
Diagnosis Banding
Seperti gangguan cemas yang lain, gangguan cemas menyeluruh harus dibedakan baik
dengan gangguan secara medis dan gangguan psikiatri. Secara neurologis,
endokrinologis, merabolik dan gangguan yang berhubungan dengan masalah medis.
- Gangguan panik
- Fobia
- Gangguan obsesif kompulsif (OCD)
- Post Traumatic Stress Disorder (PTSD)
Pasien dengan gangguan cemas menyeluruh sering berkembang menjadi gangguan
depresi berat. Pastikan bahwa diagnosis tidak termasuk dalam kriteria gangguan
depresif.
Etiology
Terdapat beberapa teori yang menjelaskan faktor yang diduga menyebabkan
terjadinya gangguan anxietas menyeluruh. Teori-teori tersebut antara lain :
Kontribusi Ilmu Psikologi
Tiga teori utama psikologis yaitu psikoanalitik, perilaku, dan eksistensial telah
memberikan kontribusi teori tentang penyebab kecemasan. Teori masing-masing memiliki
kegunaan baik konseptual dan praktis dalam mengobati gangguan kecemasan.3
1. Teori psikoanalitik
Meskipun Freud awalnya diyakini bahwa kecemasan berasal dari penumpukan
fisiologis libido, ia akhirnya merumuskan kembali kecemasan sebagai sinyal adanya
bahaya di bawah sadar. Menanggapi sinyal ini, ego digunakan sebagai mekanisme
pertahanan untuk mencegah pikiran dan perasaan yang tidak dapat diterima yang
muncul ke dalam kesadaran. Dari perspektif psikodinamik, tujuan terapi tidak
diperlukan untuk menghilangkan kecemasan, tapi untuk meningkatkan toleransi
kecemasan, yaitu kemampuan untuk mengalami kecemasan dan menggunakannya
sebagai sinyal untuk menyelidiki konflik yang mendasari yang telah menciptakannya.
Kecemasan muncul sebagai respon terhadap berbagai situasi selama siklus hidup. 3
Sumber lain dari kecemasan melibatkan anak yang takut kehilangan cinta atau
persetujuan orang tua. Seringkali, sebuah wawancara psikodinamik dapat menjelaskan
tingkat kecemasan yang dialami seorang pasien. Beberapa kecemasan jelas berkaitan
dengan konflik pada beberapa tingkat perkembangan yang bervariasi.3
2. Teori Perilaku
Teori-teori perilaku adalah respon terkondisi terhadap rangsangan lingkungan
tertentu. Dalam model pengkondisian klasik, seorang gadis dibesarkan oleh seorang
ayah yang kasar, misalnya, dapat menjadi cemas segera setelah ia melihat ayahnya
yang kasar. Dalam model pembelajaran sosial, seorang anak dapat mengembangkan
respon kecemasan dengan meniru kecemasan di lingkungan, seperti orang tua cemas.3
3. Teori eksistensial
Teori kecemasan eksistensial menyediakan model untuk kecemasan umum, di
mana tidak ada stimulus khusus yang diidentifikasi untuk rasa cemas yang sifatnya
kronis. Kekhawatiran eksistensial tersebut dapat meningkat sejak pengembangan
senjata nuklir dan bioterorisme.3
Teori kognitif-perilaku
Penderita GAD berespon secara salah dan tidak tepat terhadap ancaman, disebabkan
oleh perhatian yang selektif terhadap hal-hal yang negative pada lingkungan, adanya distorsi
pada pemrosesan informasi dan pandangan yang sangat negative terhadap kemampuan diri
untuk menghadapi ancaman.4,7
Teori Genetik
Pada sebuah studi didapatkan bahwa terdapat hubungan genetik pasien GAD dan
gangguan Depresi Mayor pada pasien wanita. Sekitar 25% dari keluarga tingkat pertama
penderita GAD juga menderita gangguan yang sama. Sedangkan penelitian pada pasangan
kembar didapatkan angka 50% pada kembar monozigotik dan 15% pada kembar dizigotik.4,7
Kontribusi Ilmu Biologi
1. Sistem saraf otonom
Stimulasi sistem saraf otonom menyebabkan gejala tertentu contoh pada
sistem kardiovaskular (misalnya, takikardia), otot (misalnya, sakit kepala),
pencernaan (misalnya, diare), dan pernapasan (misalnya, takipnea).3
2. Neurotransmitter
Tiga neurotransmitter utama yang terkait dengan kecemasan dengan dasar dari
studi hewan dan tanggapan terhadap terapi obat adalah norepinefrin (NE), serotonin,
dan gama-ainobutyric acid (GABA). Salah satu eksperimen untuk mempelajari
kecemasan adalah tes konflik, di mana hewan secara bersamaan disajikan dengan
rangsangan yang positif (misalnya makanan) dan negatif (misalnya, sengatan listrik).