Top Banner

of 29

CR Sinusitis Gita

Jul 07, 2018

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/18/2019 CR Sinusitis Gita

    1/29

  • 8/18/2019 CR Sinusitis Gita

    2/29

    BAB II

    LAPORAN KASUS

    I. Identitas

     "ama # "y. $

    %mur # &' ahun

    )enis Kelamin # $erempuan

    $ekerjaan # Ibu *umah angga

    +lamat # !anding, ampung Selatan

    II. Anamnesa (autoanamnesa)

    Keluhan Utama#

    Keluar ingus berarna kekuningan dan berbau busuk sejak ' bulan yang lalu

    Keluhan Tamahan !

    "yeri tumpul pada pipi

    /ajah terasa bengkak dan penuh

    0idung tersumbat terutama saat pagi hari

    Ri"a#at Pen#a$it Se$a%an& #

    Seorang pasien anita, berusia &' tahun datang ke poli 0 *S%D +bdul 1oeloek 

    dengan keluhan keluar ingus dari hidung kiri berarana kekuningan dan berbau

     busuk sejak ' bulan yang lalu. Keluhan dirasakan terus-menerus dan tidak kunjungmembaik. Keluhan disertai dengan nyeri tumpul pada pipi dan rasa penuh pada

    ajah. $asien juga mengeluh hidung tersumbat terutama pada pagi hari.

    2

  • 8/18/2019 CR Sinusitis Gita

    3/29

    2 bulan sebelumnya pasien mengeluh sakit gigi pada gigi geraham bagian kiri atas.

    $asien memiliki riayat gigi berlubang pada gigi geraham 2 bagian rahang sebelah

    kiri atas sejak 2 bulan yang lalu.

    $asien mengaku sebelumnya tidak kemasukan benda asing lainnya ke dalam

    hidungnya. idak ada riayat pilek dan bersin-bersin sebelumnya. *iayat demam

    disangkal. *iayat batuk dan pilek berulang disangkal. $asien pernah mengonsumsi

    obat arung untuk meredakan sakit giginya, tapi belum pernah melakukan

     pengobatan untuk mengatasi keluhan saat ini. $asien mengaku tidak mengkonsumsi

    obat dalam jangka aktu panjang.

    Ri"a#at Pen#a$it Dahulu #

    - $asien memiliki gigi berlubang pada geraham 2 rahang kiri atas, sejak 2 tahun

    yang lalu

    - $asien mengaku belum pernah mengalami penyakit seperti ini- *iayat pilek dan bersin sebelumnya disangkal

    Ri"a#at Pen#a$it Kelua%&a #

    idak ada anggota keluarga pasien yang mengalami keluhan yang sama dengan pasien.

    III. Peme%i$saan 'isi$ 

    Status P%esent

    - Keadaan umum # ampak sakit ringan

    - Kesadaran # 3ompos 1entis

    - ekanan Darah # 425675 mm0g

    - "adi # 8596m

    - $ernafasan # 4896m

    - Suhu # 2:53

    3

  • 8/18/2019 CR Sinusitis Gita

    4/29

    Status ene%alis

    Kepala

    !entuk # "ormocephal

    *ambut # 0itam

    1ata # idak diperiksa

    eher #

    Inspeksi # idak diperiksa

    $alpasi # idak diperiksa

    $erkusi # idak diperiksa

    +uskultasi # idak diperiksa

    oraks #

    Inspeksi # idak diperiksa

    $alpasi # idak diperiksa

    $erkusi # idak diperiksa

    +uskultasi # idak diperiksa

    +bdomen #

    Inspeksi # idak diperiksa

    $alpasi # idak diperiksa

    $erkusi # idak diperiksa

    +uskultasi # idak diperiksa

    ;kstremitas #

    Sianosis #

    ;dema #

    4

  • 8/18/2019 CR Sinusitis Gita

    5/29

    Stasus THT

    A. Peme%i$saan Telin&a

    Daun elinga Kanan Kiri

    - !entuk # "ormal "ormal

    - /arna Kulit # Sama dengan sekitar Sama dengan sekitar  

    - "yeri arik # ( - ( -

    - umor # ( - ( -

    $re-aurikular Kanan Kiri

    - Kulit # Sama dengan sekitar Sama dengan sekitar  

    - "yeri ekan # ( - ( - -

  • 8/18/2019 CR Sinusitis Gita

    6/29

    - *eflek cahaya # ( = arah jam > ( = arah jam ?

    - Intak6perforasi # Intake Intake

    B. Hidun&

    0idung uar Kanan Kiri

    - Kulit # Sama dengan sekitar Sama dengan sekitar  

    - Dorsum "asi # "ormal "ormal

    - "yeri ekan, Krepitasi# ( - ( )

    - +la "asi # "ormal "ormal

    - "yeri ekan

  • 8/18/2019 CR Sinusitis Gita

    7/29

    *hinoskopi $osterior 

    - +denoid # idak dilakukan

    - Koana # idak dilakukan

    -

  • 8/18/2019 CR Sinusitis Gita

    8/29

    I-. Resume

    Dari anamnesis didapatkan seorang pasien anita, berusia &' tahun datang dengan

    keluhan keluar ingus dari hidung kiri berarna kekuningan dan berbau sejak ' bulan

    yang lalu.  Keluhan disertai dengan nyeri tumpul pada pipi dan rasa penuh pada

    ajah. $asien juga mengeluh hidung tersumbat. 2 bulan sebelumnya pasien mengeluh

    sakit gigi geraham kiri atas.

    $asien mengaku sebelumnya tidak kemasukan benda asing lainnya ke dalam

    hidungnya. idak ada riayat pilek dan bersin-bersin sebelumnya. *iayat

     pengobatan tidak ada.

    Dari pemeriksaan fisik hidung kiri ditemukan mukosa cavum nasi hiperemis terdapathipertrophy dan sekret pada konka inferior, sehingga pada konka media sulit dinilai.

    0idung kanan dalam batas normal.

    -. Peme%i$saan Penunan&

  • 8/18/2019 CR Sinusitis Gita

    9/29

    • Konsultasi ke dokter spesialis gigi

    I/. P%o&nosa

    Euo ad @itam # !onam

    Euo ad

  • 8/18/2019 CR Sinusitis Gita

    10/29

    BAB II

    TIN0AUAN PUSTAKA

    1.2 ANATO3I SINUS PARANASALSinus paranasal merupakan salah satu organ tubuh manusia yang sulit

    dideskripsi karena bentuknya sangat bervariasi pada tiap individu.+da empat pasang

    sinus paranasal, mulai dari yang terbesar yaitu sinus maksila, sinus frontal, sinus

    etmoid dan sinus sfenoid kanan dan kiri.Sinus paranasal merupakan hasil

     pneumatisasi tulag-tulang kepala, sehingga terbentuk rongga di dalam tulang.Semua

    sinus mempunyai muara (ostium ke dalam rongga hidung.

    ama% 2. Anatomi sinus 4a%anasal

    Secara embriologik, sinus paranasal berasal dari invaginasi mukosa rongga

    hidung dan perkembangannya dimulai pada fetus usia 2-& bulan, kecuali sinus

    sfenoid dan sinus frontal. Sinus maksila dan sinus etmoid telah ada saat bayi lahir,

    sedangkan sinus frontal berkembang dari sinus etmoid anterior pada anak yang

     berusia kurang lebih 8 tahun. $neumatisasi sinus sfenoid dimulai pada usia 8-45

    10

  • 8/18/2019 CR Sinusitis Gita

    11/29

    tahun dan berasal dari bagian postero-superior rongga hidung. Sinus-sinus ini

    umumnya mencapai besar maksimal pada usia antara 4>-48 tahun.

    SINUS 3AKSILA

    Sinus maksila merupakan sinus paranasal yang terbesar.Saat lahir sinus

    maksila bervolume :-8 ml, sinus kemudian berkembang dengan cepat dan akhirnya

    mencapai ukuran maksimal, yaitu 4> ml saat deasa.

    Sinus maksila berbentuk piramid. Dinding anterior sinus ialah permukaan

    fasial os maksila yang disebut fosa kanina, dinding posteriornya adalah permukaan

    infra-temporal maksila, dinding medialnya ialah dinding lateral rongga hidung,

    dinding superiornya ialah dasar orbita dan dinding inferiornya ialah prossesus

    alveolaris dan palatum. Cstium sinus maksila berada di sebelah superior dinding

    medial sinus dan bermuara ke hiatus semilunaris melalui infundibulum etmoid.4

    Dari segi klinik yang perlu diperhatikan adalah#

    a. Dasar sinus maksila sangat berdekatan dengan akar gigi rahang atas, yaitu

     premolar ($4 dan $', molar (14 dan 1', kadang-kadang juga gigi taring (3

    dan gigi molar 12, bahkan akar-akar gigi tersebut dapat menonjol ke dalam

    sinus, sehingga infeksi gigi geligi mudah naik ke atas menyebabkan sinusitis. b. Sinusitis maksila dapat menimbulkan komplikasi orbita.

    c. Cstium sinus maksila terletak lebih tinggi dari dasar sinus, sehingga drenase

    hanya tergantung dari gerak silia, lagipula drenase juga harus melalui

    infundibulum yang sempit.

    d. Infundibulum adalah bagian dari sinus etmoid anterior dan pembengkakan akibat

    radang atau alergi pada daerah ini dapat menghalang drenase sinus maksila dan

    selanjutnya menyebabkan sinusitis.4

    Kom4le$s Osteo53eatal (KO3)

    $ada sepertiga tengah dinding lateral hidung yaitu di meatus media, ada

    muara-muara saluran dari sinus maksila, sinus frontal dan sinus etmoid anterior.

    Daerah ini rumit dan sempit, dan dinamakan komples osteo-meatal (KC1 yang

    terdiri dari infundibulum etmoid yang terdapat di belakang prosesus unsinatus,

    11

  • 8/18/2019 CR Sinusitis Gita

    12/29

    resesus fontalis, bula etmoid, dan sel-sel etmoid anterior dengan ostiumnya dan

    ostium sinus maksila.

    ama% 1. Kom4le$s osteomeatal

    Sistem mu$osilia%

    Seperti pada mukosa hidung, di dalam sinus juga terdapat mukosa bersilia dan

     palut lendir di atasnya.Di dalam sinus silia bergerak secara teratur untuk mengalirkan

    lendir menuju ostium alamiahnya mengikuti jalur-jalur yang sudah tertentu polanya.

    !ila terjadi edema di kompleks osteomeatal, mukosa yang letaknya

     berhadapan akan saling bertemu, sehingga silia tidak dapat bergerak dan lendir tidak 

    dapat dialirkan. 1aka terjadi gangguan drainase dan ventilasi didalam sinus, sehingga

    silia menjadi kurang aktif dan lendir yang di produksi mukosa sinus menjadi lebih

    kental dan merupakan media yang baik untuk tumbuhnya bakteri patogen. !ila

    sumbatan berlangsung terus, akan terjadi hipoksia dan retensi lendir sehingga timbul

    infeksi oleh bakteri anaerob.

    12

  • 8/18/2019 CR Sinusitis Gita

    13/29

    ama% 6. Pe%uahan silia 4ada sinusitis

    'un&si sinus 4a%anasal !

    !eberapa teori mengemukakan fungsinya sebagai berikut #a. Sebagai pengatur kondisi udara

     b. Sebagai penahan suhu

    c. 1embantu keseimbangan kepalad. 1embantu resonansi suara

    e. $eredam perubahan tekanan udara

    f. 1embantu produksi mukus untuk membersihkan rongga hidung

    1.1 SINUSITIS

    Sinusitis adalah radang mukosa sinus paranasal. Sesuai anatomi sinus yang

    terkena, dapat dibagi menjadi sinusitis maksila, sinusitis etmoid, sinusitis frontal dan

    sinusitis sfenoid.

    Fang paling sering ditemukan ialah sinusitis maksila dan sinusitis etmoid,

    sinusitis frontal dan sinusuitis sfenoid lebih jarang.

    13

  • 8/18/2019 CR Sinusitis Gita

    14/29

    Sinus maksila disebut juga antrum 0igh more, merupakan sinus yang sering

    terinfeksi. Sinus maksila sering terinfeksi karena#

    a. merupakan sinus paranasal yang terbesar

     b. letak ostiumnya lebih tinggi dari dasar, sehingga aliran sekret atau drainase

    dari sinus maksila hanya tergantung dari gerakan silia

    c. dasar sinus maksila adalah dasar akar gigi (prosesus alveolaris, sehingga

    infeksi gigi dapat menyebabkan sinusitis maksila

    d. ostium sinus maksila terletak di meatus medius , disekitar hiatus semilunaris

    yang sempit, sehingga mudah tersumbat.

    Sinusitis maksilaris dapat terjadi akut, berulang atau kronis.Sinusitis

    maksilaris akut berlangsung tidak lebih dari tiga minggu.Sinusitis akut dapat sembuh

    sempurna jika diterapi dengan baik, tanpa adanya residu kerusakan jaringan

    mukosa.Sinusitis berulang terjadi lebih sering tapi tidak terjadi kerusakan signifikan

     pada membran mukosa. Sinusitis kronis berlangsung selama 2 bulan atau lebih

    dengan gejala yang terjadi selama lebih dari dua puluh hari.

    ama% 7. Pen#ea%an in,e$si 4ada sinusitis dento&en

    Huun&an anatomi anta%a &i&i dan ant%um Hi&hmo%e!

    14

  • 8/18/2019 CR Sinusitis Gita

    15/29

    a. Sinus maksilaris deasa merupakan suatu rongga berisi udara yang dibatasi

    oleh bagian alveolar sinus maksilaris, lantai orbital, dinding lateral hidung dan

    dinding lateral os maksila.

     b. $ada sesetengah individu, pneumatisasi dan perluasan dapat terjadisedemikian rupa sehingga hanya sinus mukoperiosteum (membran

    Schneidarian yang tersisa.

    c. !isa juga terjadi ekspansi terus sehingga hanya meninggalkan tulang alveolar 

    antara sinus dan rongga mulut.

    d. Ctot levator labial dan orbicularis oculi di dinding lateral dari maksila dapat

    langsung menyebabkan penyebaran infeksi. Dinding lateral ini lemah dan

    mudah ditembus dari lantai sinus. +kibatnya, infeksi odontogenik umumnya

    terjadi bersamaan dengan infeksi jaringan lunak vestibular6fasia.

    1.6 ETIOLOI DAN 'AKTOR PREDISPOSISI

    !eberapa faktor etiologi dan predisposisi antara lain IS$+ akibat virus,

     bermacam rhinitis terutama rhinitis alergi, rhinitis hormonal pada anita hamil, polip

    hidung, kelainan anatomi seperti deviasi septum atau hipertrofi konka, sumbatan

    kompleks osteo-meatal, infeksi tonsil, infeksi gigi, kelainan imunologik, diskinesia

    silia seperti pada sindroma Kartegener, dan di luar negeri adalah penyakit fibrosis

    kistik.

    $ada anak, hipertrofi adenoid merupakan faktor penting penyebab sinusitis

    sehingga perlu dilakukan adenoidektomi untuk menghilangkan sumbatan dan

    menyembuhkan rhinosinusitisnya. 0ipertrofi adenoid dapat didiagnosis dengan foto

     polos leher posisi lateral.

  • 8/18/2019 CR Sinusitis Gita

    16/29

    a. $enjalaran infeksi gigi, infeksi periapikal gigi maksila dari kaninus sampai

    gigi molar tiga atas. !iasanya infeksi lebih sering terjadi pada kasus-kasus

    akar gigi yang hanya terpisah dari sinus oleh tulang yang tipis, alaupun

    kadang-kadang ada juga infeksi mengenai sinus yang dipisahkan oleh tulang

    yang tebal.

     b. $rosedur ekstraksi gigi, misalnya terdorong gigi ataupun akar gigi seaktu

    akan diusahakan mencabutnya, atau terbukanya dasar sinus seaktu

    dilakukan pencabutan gigi.

    c. $enjalaran penyakit periodontal yaitu adanya penjalaran infeksi dari membran

     periodontal melalui tulang spongiosa ke mukosa sinus.

    d. rauma, terutama fraktur maksila yang mengenai prosesus alveolaris dan

    sinus maksila.e. +danya benda asing dalam sinus berupa fragmen akar gigi dan bahan

    tambalan akibat pengisian saluran akar yang berlebihan.f. Csteomielitis akut dan kronis pada maksila.

    g. Kista dentogen yang seringkali meluas ke sinus maksila, seperti kista

    radikuler dan folikuler.h. Deviasi septum kavum nasi, polip, serta neoplasma atau tumor dapat

    menyebabkan obstruksi ostium yang memicu sinusitis.

    1.7 PATO'ISIOLOI

    Kesehatan sinus dipengaruhi oleh patensi ostium-ostium sinus dan lancarnya

    klirens mukosiliar di dalam kompleks osteo-meatal. 1ukus juga mengandung

    substansi antimikrobial dan at-at yang berfungsi sebagai mekanisme pertahanan

    tubuh terhadap kuman yang masuk bersama dengan udara pernapasan.

    Crgan-organ yang membentuk kompleks osteo-meatal letaknya berdekatan

    dan bila terjadi edema, mukosa yang berhadapan akan saling bertemu sehingga

    silia tidak dapat bergerak dan ostium tersumbat. +kibatnya terjadi tekanan negatif 

    di dalam rongga sinus yang menyebabkan terjadinya transudasi, mula-mula

    serous. Kondisi ini bisa dianggap rhinosinusitis non-bakterial dan biasanya

    sembuh dalam beberapa hari tanpa pengobatan.

    16

  • 8/18/2019 CR Sinusitis Gita

    17/29

    !ila kondisi ini menetap, sekret yang terkumpul dalam sinus merupakan

    media yang baik untuk tumbuhnya dan multiplikasi bakteri. Sekret menjadi

     purulen. Keadaan ini disebut dengan rhinosinusitis akut bakterial dan memerlukan

    terapi antibiotik.

    )ika terapi tidak berhasil (misalnya karena ada faktor predisposisi, inflamasi

     berlanjut, terjadi hipoksia dan bakteri anaerob berkembang. 1ukosa makin

    membengkak dan ini merupakan rantai siklus yang terus berputar sampai

    akhirnya perubahan mukosa menjadi kronik yaitu hipertrofi, polipoid atau

     pembentukan polip dan kista. $ada keadaan ini mungkin diperlukan tindakan

    operasi.

    1.8 E0ALA KLINIS

    Aejala subyektif terdiri dari gejala sistemik dan gejala lokal.Aejala sistemik 

    ialah demam dan rasa lesu.Aejala lokal pada hidung terdapat ingus kental yang

    kadang-kadang berbau dan dirasakan mengalir ke nasofaring. Dirasakan hidung

    tersumbat, Seringkali terdapat nyeri pipi khas yang tumpul dan menusuk, serta

    nyeri di tempat lain karena nyeri alih (referred pain. Sekret mukopurulen dapat

    keluar dari hidung dan terkadang berbau busuk. !atuk iritatif non-produktif juga

    seringkali ada "yeri alih dirasakan di dahi dan di depan telinga. $enciuman terganggu

    dan ada perasaan penuh dipipi aktu membungkuk ke depan. erdapat perasaan sakit

    17

  • 8/18/2019 CR Sinusitis Gita

    18/29

    kepala aktu bangun tidur dan dapat menghilang hanya bila peningkatan sumbatan

    hidung seaktu berbaring sudah ditiadakan.

    Aejala obyektif, pada pemeriksaan sinusitis maksila akut akan tampak 

     pembengkakan di pipidan kelopak mata baah. $ada rinoskopi anterior tampak 

    mukosa konka hiperemis dan edema.$ada sinusitis maksila, sinusitis frontal dan

    sinusitis etmoid anterior tampak lendir atau nanah di meatus medius.$ada rinoskopi

     posterior tampak mukopus di nasofaring (post nasal drip.

    Sinusitis maksilaris dari tipe odontogen harus dapat dibedakan denganrinogen karena terapi dan prognosa keduanya sangat berlainan. $ada sinusitis

    maksilaris tipe odontogenik ini hanya terjadi pada satu sisi serta pengeluaran pus

    yang berbau busuk.Di samping itu, adanya kelainan apikal atau periodontal

    mempredisposisi kepada sinusitis tipe dentogen.Aejala sinusitis dentogen menjadi

    lebih lambat dari sinusitis tipe rinogen.

    1.9 DIANOSIS

    Anamnesis

    *iayat rinore purulen yang berlangsung lebih dari ? hari, merupakan

    keluhan yang paling sering dan paling menonjol pada sinusitis akut. Keluhan ini

    dapat disertai keluhan lain seperti sumbatan hidung, nyeri6rasa tekanan pada muka,

    nyeri kepala, demam, ingus belakang hidung, batuk, anosmia6hiposmia, nyeri

     periorbital, nyeri gigi, nyeri telinga dan serangan mengi (wheezing  yang meningkat

     pada penderita asma.

    *iayat gejala sesuai dengan ' kriteria mayor atau 4 kriteria mayor ditambah

    ' kriteria minor dari kumpulan gejala dan tanda menurut  EPOS tahun '55?. Kriteria

    mayor terdiri dari# Cbstruksi hidung,kebas 6 rasa penuh pada muka, sekret hidung

    yang purulen,post nasal drip,nyeri tekan pada muka, hiposmia6anosmia. Kriteria

    18

  • 8/18/2019 CR Sinusitis Gita

    19/29

    minornya adalah ;dem periorbital,sakit kepala,sakit gigi,nyeri telinga, sakit

    tenggorok, nafas berbau, bersin-bersin bertambah sering dan demam.

    Peme%i$saan 'isi$ 

    %ntuk mengetahui adanya kelainan pada sinus maksilaris dilakukan

    inspeksi luar, palpasi, dan sinuskopi . Selain itu perlu dilakukan transiluminasi,

    radiologi dan Ct Scan gold standart!.

    a Inspeksi

    $emeriksaan yang diperhatikan ialah adanya pembengkakan pada muka.

    $embengkakan di pipi sampai kelopak mata baah yang berarna kemerah-

    merahan mungkin menunjukan sinusitis maksilaris akut.

     b $alpasi

     "yeri tekan pada pipi dan nyeri ketuk di gigi menunjukkan adanya sinusitis

    maksilaris.

    c ransiluminasi

    $emeriksaan ini menunjukan adanya perbedaan sinus kanan dan kiri. Sinus yang

    sakit akan tampak lebih gelap.

    d *inoskopi +nterior 

    *inoskopi anterior merupakan pemeriksaan rutin untuk melihat tanda patognomonis,

    yaitu sekret purulen di meatus medius atau superiorG atau pada rinoskopi posterior 

    tampak adanya sekret purulen di nasofaring ( post nasal drip.

    e *inoskopia $osterior 

    $rinsip kita dalam melakukan rinoskopia posterior adalah menyinari koane dan

    dinding nasofaring dengan cahaya yang dipantulkan oleh cermin yang kita tempatkan

    dalam nasofaring.

    f "asoendoskopi

    $emeriksaan nasoendoskopi dapat dilakukan untuk menilai kondisi kavum nasi

    hingga ke nasofaring.$emeriksaan ini dapat memperlihatkan dengan jelas keadaan

    19

  • 8/18/2019 CR Sinusitis Gita

    20/29

    dinding lateral hidung. $emeriksaan ini sangat dianjurkan untuk menentukan

    diagnosa yang lebih tepat dan dini. anda khas ialah adanya pus di meatus media

    (pada sinusitis maksilaris, etmoid anterior dan frontalis atau di meatus superior (pada

    sinusitis etmoidalis posterior dan sfenoid.

    Peme%i$saan Penunan&

    a

  • 8/18/2019 CR Sinusitis Gita

    21/29

    Sinuskopi dilakukan dengan pungsi menembus dinding medial sinus maksila

    melalui meatus inferior, dengan alat endoskop bisa dilihat kondisi sinus maksila

    yang sebenarnya, selanjutnya dapat dilakukan irigasi sinus untuk terapi.

    1.: PENATALAKSANAAN

    ujuan terapi sinusitis ialah mempercepat penyembuhan, mencegah

    komplikasi, dan mencegah perubahan menjadi kronis. $rinsip pengobatan ialah

    membuka sumbatan di kompleks osteo-meatal sehingga drainase dan ventilasi

    sinus-sinus pulih secara alami.

    +ntibiotik dan dekongestan merupakan terapi pilihan pada sinusitis akut

     bakterial, untuk menghilangkan infeksi dan pembengkakan mukosa serta

    membuka sumbatan ostium sinus. +ntibiotik yang dipilih adalah golongan

     penisilin seperti amoksisilin. )ika diperkirakan kuman telah resisten atau

    memproduksi beta-laktamase, maka dapat diberikan amoksisilin-klavulanat atau

     jenis sefalosporin generasi ke-'. $ada sinusitis antibiotik diberikan selama 45-4&

    hari alaupun gejala klinik sudah menghilang. $ada sinusitis kronik diberikan

    antibiotik yang sesuai untuk kuman gram negatif dan anaerob.

    Selain dekongestan oral dan topikal, terapi lain dapat diberikan jika

    diperlukan, seperti analgetik, mukolitik, steroid oral6topikal, pencucian rongga

    hidung dengan "a3l atau diatermi. +ntihistamin tidak rutin diberikan karena sifat

    antikolinergiknya dapat menyebabkan sekret jadi lebih kental. !ila ada alergi

     berat sebaiknya diberikan antihistamin generasi ke-'. Irigasi sinus maksila atau

    $roet displacement juga merupakan terapi tambahan yang dapat bermanfaat.

    Imunoterapi dapat dipertimbangkan jika pasien menderita kelainan alergi yang

     berat.

    Tinda$an o4e%asi

    21

  • 8/18/2019 CR Sinusitis Gita

    22/29

    !edah sinus endoskopi fungsional (!S;

  • 8/18/2019 CR Sinusitis Gita

    23/29

    hidung dan sinus yang menggunakan endoskopi dengan tujuan menormalkan

    kembali ventilasi sinus dan transpor mukosilier. $rinsip !S;< ialah membuka

    dan membersihkan KC1 sehingga drainase dan ventilasi sinus lancar secara

    alami.

    Indikasi absolut tindakan !S;< adalah rinosinusitis dengan

    komplikasi, mukosil yang luas, rinosinusitis jamur alergi atau invasif dan

    kecurigaan neoplasma. Indikasi relatif tindakan ini meliputi polip nasi

    simptomatik dan rinosinusitis kronis atau rekuren simptomatik yang tidak 

    respon dengan terapi medikamentosa.Sekitar ?>-7> kasus rinosinusitis

    kronis telah dilakukan tindakan !S;

  • 8/18/2019 CR Sinusitis Gita

    24/29

    anak, karena lamina papirasea yang memisahkan orbita dan sinus ethmoidalis

    seringkali merekah pada kelompok umur ini.

     b. Selulitis orbita, edema bersifat difus dan bakteri telah secara aktif menginvasi

    isi orbita namun pus belum terbentuk.

    c. +bses subperiosteal, pus terkumpul diantara periorbita dan dinding tulang

    orbita menyebabkan proptosis dan kemosis.

    d. +bses orbita, pus telah menembus periosteum dan bercampur dengan isi

    orbita. ahap ini disertai dengan gejala sisa neuritis optik dan kebutaan

    unilateral yang lebih serius. Keterbatasan gerak otot ekstraokular mata yang

    tersering dan kemosis konjungtiva merupakan tanda khas abses orbita, juga

     proptosis yang makin bertambah.e. rombosis sinus kavernosus, merupakan akibat penyebaran bakteri melalui

    saluran vena ke dalam sinus kavernosus, kemudian terbentuk suatu

    tromboflebitis septik.

    Kom4li$asi Int%a K%anial

    a. 1eningitis akut, salah satu komplikasi sinusitis yang terberat yang mana

    infeksi dari sinus paranasalis dapat menyebar sepanjang saluran vena atau

    langsung dari sinus yang berdekatan, seperti leat dinding posterior sinus

    frontalis atau melalui lamina "ri#riformis di dekat sistem sel udara

    ethmoidalis.

     b. +bses dural, adalah kumpulan pus diantara dura dan ta#ula interna "ranium,

    seringkali mengikuti sinusitis frontalis. $roses ini timbul lambat, sehingga

     pasien hanya mengeluh nyeri kepala dan sebelum pus yang terkumpul mampu

    menimbulkan tekanan intrakranial.

    c. +bses subdural, adalah kumpulan pus diantara duramater dan arachnoid atau

     permukaan otak. Aejala yang timbul sama dengan abses dura.d. +bses otak, setelah sistem vena, dapat mukoperiosteumsinus terinfeksi, maka

    dapat terjadi perluasan metastatik secara hematogenke dalam otak.

    24

  • 8/18/2019 CR Sinusitis Gita

    25/29

    erapi komplikasi intra kranial ini adalah antibiotik yang intensif, drainase

    secara bedah pada ruangan yang mengalami abses dan pencegahan penyebaran

    infeksi.Komplikasi sinusitis yang lain adalah kelainan paru seperti bronkitis kronis

    dan bronkiektasi. +danya kelainan sinus paranasal disertai dengan kelainan paru ini

    disebut sinobronkitis. Selain itu, dapat juga menyebabkan kambuhnya asma bronchial

    yang sukar dihilangkan sebelum sinusitisnya disembuhkan.

    25

  • 8/18/2019 CR Sinusitis Gita

    26/29

    BAB I-

    PE3BAHASAN

    Diagnosis sinusitis akut maksilaris akut ec susp dentogen pada kasus ini

    ditegakkan berdasarkan anamnesis gejala klinis dan pemeriksaan fisik pasien. Dari

    anamnesis didapatkan baha pasien mengeluh keluar ingus dari hidung kiri

     berarana kekuningan dan berbau busuk sejak ' bulan yang lalu. Keluhan disertai

     "yeri tumpul pada pipi, ajah terasa bengkak dan penuh terutama saat menunduk,

    hidung tersumbat terutama saat pagi hari. $asien mengaku tidak ada riayat

    kemasukan benda asing lainnya ke dalam hidungnya dan riayat alergi sebelumnya.

    $ada pemeriksaan hidung luar, terdapat nyeri tekan pada maksila kiri. $ada

    rhinoskopi anterior didapatkan adanya sekret berbau busuk,hipetrophy konka inferior 

    serta konka media sulit dinilai.

    1enurut ;$CS tahun '55?, jika terdapat gejala sesuai dengan ' kriteria

    mayor atau 4 kriteria mayor ditambah ' kriteria minor dari kumpulan gejala dan

    tanda. Kriteria mayor terdiri dari# Cbstruksi hidung,kebas 6 rasa penuh pada muka,

    sekret hidung yang purulen,post nasal drip,nyeri tekan pada muka, hiposmia6anosmia.

    Kriteria minornya adalah ;dem periorbital,sakit kepala,sakit gigi,nyeri telinga, sakit

    tenggorok, nafas berbau, bersin-bersin bertambah sering dan demam.

      $ada pasien ini terdapat 2 kriteria mayor yaitu sumbatan atau kongesti

    hidung, sekret hidung purulen, dan rasa tertekan pada ajah, maka dapat ditegakan

    diagnosis sinusitis maksila. $enegakan diagnosis diperkuat dengan ada pemeriksaanrhinoskopi anterior dengan hasil hypertrophy konka inferior dan secret (=. $asien

     juga mempunyai factor resiko yaitu riayat sakit gigi 2 bulan lalu yang menurut

    teori riayat infeksi pada gigi merupakan factor resiko sinusitis maksila ec dentogen.

    26

  • 8/18/2019 CR Sinusitis Gita

    27/29

    $emeriksaan penunjang yang diajukan sudah tepat, yaitu foto polos aters.

    hari berturut-turut. Karena dapat

    menyebabkan rinitis medicamentosa. Sedangkan pemberian analgeti" ditujukan untuk 

    menghilangkan rasa nyeri berupa asam mefenamat 2 9 >55 mg. $ada pasien tidak 

    diberikan antihistamin ataupun kortikosteroid topikal karena pasien tidak memiliki

    riayat atopi.

    27

  • 8/18/2019 CR Sinusitis Gita

    28/29

    BAB -

    SI3PULAN

    4. Sinusitis akut karena dentogen adalah peradangan mukosa hidung dan satu atau

    lebih mukosa sinus paranasal yang disebabkan oleh penyebaran infeksi gigi.

    '. 45 kasus sinusitis dengan sumber odontogenik adalah disebabkan oleh rahang

    atas.

    2. Diagnosis dilakukan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan rinoskopi anterior 

    dan rinoskopi posterior, nasoendoskopi, disertai pemeriksaan penunjang berupa

    transluminasi, foto rontgen, 3-Scan dan 1*I.&. $enatalaksanaannya adalah mengatasi masalah gigi, konservatif, diberikan obat-

    obatanG antibiotika, dekongestan, antihistamin, kortikosteroid dan irigasi sinus

    serta operatif

    28

  • 8/18/2019 CR Sinusitis Gita

    29/29

    DA'TAR PUSTAKA

    Soetjipto Damayanti, ;ndang 1angunkusumo. '54'. Sinus Paranasal. Bu"u $%ar 

     &lmu 'esehatan (elinga)Hidung)(enggoro", 'epala *eher . ;disi @II. )akarta,

    !alai $enerbit