8/18/2019 CR Sinusitis Gita
1/29
8/18/2019 CR Sinusitis Gita
2/29
BAB II
LAPORAN KASUS
I. Identitas
"ama # "y. $
%mur # &' ahun
)enis Kelamin # $erempuan
$ekerjaan # Ibu *umah angga
+lamat # !anding, ampung Selatan
II. Anamnesa (autoanamnesa)
Keluhan Utama#
Keluar ingus berarna kekuningan dan berbau busuk sejak ' bulan yang lalu
Keluhan Tamahan !
"yeri tumpul pada pipi
/ajah terasa bengkak dan penuh
0idung tersumbat terutama saat pagi hari
Ri"a#at Pen#a$it Se$a%an& #
Seorang pasien anita, berusia &' tahun datang ke poli 0 *S%D +bdul 1oeloek
dengan keluhan keluar ingus dari hidung kiri berarana kekuningan dan berbau
busuk sejak ' bulan yang lalu. Keluhan dirasakan terus-menerus dan tidak kunjungmembaik. Keluhan disertai dengan nyeri tumpul pada pipi dan rasa penuh pada
ajah. $asien juga mengeluh hidung tersumbat terutama pada pagi hari.
2
8/18/2019 CR Sinusitis Gita
3/29
2 bulan sebelumnya pasien mengeluh sakit gigi pada gigi geraham bagian kiri atas.
$asien memiliki riayat gigi berlubang pada gigi geraham 2 bagian rahang sebelah
kiri atas sejak 2 bulan yang lalu.
$asien mengaku sebelumnya tidak kemasukan benda asing lainnya ke dalam
hidungnya. idak ada riayat pilek dan bersin-bersin sebelumnya. *iayat demam
disangkal. *iayat batuk dan pilek berulang disangkal. $asien pernah mengonsumsi
obat arung untuk meredakan sakit giginya, tapi belum pernah melakukan
pengobatan untuk mengatasi keluhan saat ini. $asien mengaku tidak mengkonsumsi
obat dalam jangka aktu panjang.
Ri"a#at Pen#a$it Dahulu #
- $asien memiliki gigi berlubang pada geraham 2 rahang kiri atas, sejak 2 tahun
yang lalu
- $asien mengaku belum pernah mengalami penyakit seperti ini- *iayat pilek dan bersin sebelumnya disangkal
Ri"a#at Pen#a$it Kelua%&a #
idak ada anggota keluarga pasien yang mengalami keluhan yang sama dengan pasien.
III. Peme%i$saan 'isi$
Status P%esent
- Keadaan umum # ampak sakit ringan
- Kesadaran # 3ompos 1entis
- ekanan Darah # 425675 mm0g
- "adi # 8596m
- $ernafasan # 4896m
- Suhu # 2:53
3
8/18/2019 CR Sinusitis Gita
4/29
Status ene%alis
Kepala
!entuk # "ormocephal
*ambut # 0itam
1ata # idak diperiksa
eher #
Inspeksi # idak diperiksa
$alpasi # idak diperiksa
$erkusi # idak diperiksa
+uskultasi # idak diperiksa
oraks #
Inspeksi # idak diperiksa
$alpasi # idak diperiksa
$erkusi # idak diperiksa
+uskultasi # idak diperiksa
+bdomen #
Inspeksi # idak diperiksa
$alpasi # idak diperiksa
$erkusi # idak diperiksa
+uskultasi # idak diperiksa
;kstremitas #
Sianosis #
;dema #
4
8/18/2019 CR Sinusitis Gita
5/29
Stasus THT
A. Peme%i$saan Telin&a
Daun elinga Kanan Kiri
- !entuk # "ormal "ormal
- /arna Kulit # Sama dengan sekitar Sama dengan sekitar
- "yeri arik # ( - ( -
- umor # ( - ( -
$re-aurikular Kanan Kiri
- Kulit # Sama dengan sekitar Sama dengan sekitar
- "yeri ekan # ( - ( - -
8/18/2019 CR Sinusitis Gita
6/29
- *eflek cahaya # ( = arah jam > ( = arah jam ?
- Intak6perforasi # Intake Intake
B. Hidun&
0idung uar Kanan Kiri
- Kulit # Sama dengan sekitar Sama dengan sekitar
- Dorsum "asi # "ormal "ormal
- "yeri ekan, Krepitasi# ( - ( )
- +la "asi # "ormal "ormal
- "yeri ekan
8/18/2019 CR Sinusitis Gita
7/29
*hinoskopi $osterior
- +denoid # idak dilakukan
- Koana # idak dilakukan
-
8/18/2019 CR Sinusitis Gita
8/29
I-. Resume
Dari anamnesis didapatkan seorang pasien anita, berusia &' tahun datang dengan
keluhan keluar ingus dari hidung kiri berarna kekuningan dan berbau sejak ' bulan
yang lalu. Keluhan disertai dengan nyeri tumpul pada pipi dan rasa penuh pada
ajah. $asien juga mengeluh hidung tersumbat. 2 bulan sebelumnya pasien mengeluh
sakit gigi geraham kiri atas.
$asien mengaku sebelumnya tidak kemasukan benda asing lainnya ke dalam
hidungnya. idak ada riayat pilek dan bersin-bersin sebelumnya. *iayat
pengobatan tidak ada.
Dari pemeriksaan fisik hidung kiri ditemukan mukosa cavum nasi hiperemis terdapathipertrophy dan sekret pada konka inferior, sehingga pada konka media sulit dinilai.
0idung kanan dalam batas normal.
-. Peme%i$saan Penunan&
8/18/2019 CR Sinusitis Gita
9/29
• Konsultasi ke dokter spesialis gigi
I/. P%o&nosa
Euo ad @itam # !onam
Euo ad
8/18/2019 CR Sinusitis Gita
10/29
BAB II
TIN0AUAN PUSTAKA
1.2 ANATO3I SINUS PARANASALSinus paranasal merupakan salah satu organ tubuh manusia yang sulit
dideskripsi karena bentuknya sangat bervariasi pada tiap individu.+da empat pasang
sinus paranasal, mulai dari yang terbesar yaitu sinus maksila, sinus frontal, sinus
etmoid dan sinus sfenoid kanan dan kiri.Sinus paranasal merupakan hasil
pneumatisasi tulag-tulang kepala, sehingga terbentuk rongga di dalam tulang.Semua
sinus mempunyai muara (ostium ke dalam rongga hidung.
ama% 2. Anatomi sinus 4a%anasal
Secara embriologik, sinus paranasal berasal dari invaginasi mukosa rongga
hidung dan perkembangannya dimulai pada fetus usia 2-& bulan, kecuali sinus
sfenoid dan sinus frontal. Sinus maksila dan sinus etmoid telah ada saat bayi lahir,
sedangkan sinus frontal berkembang dari sinus etmoid anterior pada anak yang
berusia kurang lebih 8 tahun. $neumatisasi sinus sfenoid dimulai pada usia 8-45
10
8/18/2019 CR Sinusitis Gita
11/29
tahun dan berasal dari bagian postero-superior rongga hidung. Sinus-sinus ini
umumnya mencapai besar maksimal pada usia antara 4>-48 tahun.
SINUS 3AKSILA
Sinus maksila merupakan sinus paranasal yang terbesar.Saat lahir sinus
maksila bervolume :-8 ml, sinus kemudian berkembang dengan cepat dan akhirnya
mencapai ukuran maksimal, yaitu 4> ml saat deasa.
Sinus maksila berbentuk piramid. Dinding anterior sinus ialah permukaan
fasial os maksila yang disebut fosa kanina, dinding posteriornya adalah permukaan
infra-temporal maksila, dinding medialnya ialah dinding lateral rongga hidung,
dinding superiornya ialah dasar orbita dan dinding inferiornya ialah prossesus
alveolaris dan palatum. Cstium sinus maksila berada di sebelah superior dinding
medial sinus dan bermuara ke hiatus semilunaris melalui infundibulum etmoid.4
Dari segi klinik yang perlu diperhatikan adalah#
a. Dasar sinus maksila sangat berdekatan dengan akar gigi rahang atas, yaitu
premolar ($4 dan $', molar (14 dan 1', kadang-kadang juga gigi taring (3
dan gigi molar 12, bahkan akar-akar gigi tersebut dapat menonjol ke dalam
sinus, sehingga infeksi gigi geligi mudah naik ke atas menyebabkan sinusitis. b. Sinusitis maksila dapat menimbulkan komplikasi orbita.
c. Cstium sinus maksila terletak lebih tinggi dari dasar sinus, sehingga drenase
hanya tergantung dari gerak silia, lagipula drenase juga harus melalui
infundibulum yang sempit.
d. Infundibulum adalah bagian dari sinus etmoid anterior dan pembengkakan akibat
radang atau alergi pada daerah ini dapat menghalang drenase sinus maksila dan
selanjutnya menyebabkan sinusitis.4
Kom4le$s Osteo53eatal (KO3)
$ada sepertiga tengah dinding lateral hidung yaitu di meatus media, ada
muara-muara saluran dari sinus maksila, sinus frontal dan sinus etmoid anterior.
Daerah ini rumit dan sempit, dan dinamakan komples osteo-meatal (KC1 yang
terdiri dari infundibulum etmoid yang terdapat di belakang prosesus unsinatus,
11
8/18/2019 CR Sinusitis Gita
12/29
resesus fontalis, bula etmoid, dan sel-sel etmoid anterior dengan ostiumnya dan
ostium sinus maksila.
ama% 1. Kom4le$s osteomeatal
Sistem mu$osilia%
Seperti pada mukosa hidung, di dalam sinus juga terdapat mukosa bersilia dan
palut lendir di atasnya.Di dalam sinus silia bergerak secara teratur untuk mengalirkan
lendir menuju ostium alamiahnya mengikuti jalur-jalur yang sudah tertentu polanya.
!ila terjadi edema di kompleks osteomeatal, mukosa yang letaknya
berhadapan akan saling bertemu, sehingga silia tidak dapat bergerak dan lendir tidak
dapat dialirkan. 1aka terjadi gangguan drainase dan ventilasi didalam sinus, sehingga
silia menjadi kurang aktif dan lendir yang di produksi mukosa sinus menjadi lebih
kental dan merupakan media yang baik untuk tumbuhnya bakteri patogen. !ila
sumbatan berlangsung terus, akan terjadi hipoksia dan retensi lendir sehingga timbul
infeksi oleh bakteri anaerob.
12
8/18/2019 CR Sinusitis Gita
13/29
ama% 6. Pe%uahan silia 4ada sinusitis
'un&si sinus 4a%anasal !
!eberapa teori mengemukakan fungsinya sebagai berikut #a. Sebagai pengatur kondisi udara
b. Sebagai penahan suhu
c. 1embantu keseimbangan kepalad. 1embantu resonansi suara
e. $eredam perubahan tekanan udara
f. 1embantu produksi mukus untuk membersihkan rongga hidung
1.1 SINUSITIS
Sinusitis adalah radang mukosa sinus paranasal. Sesuai anatomi sinus yang
terkena, dapat dibagi menjadi sinusitis maksila, sinusitis etmoid, sinusitis frontal dan
sinusitis sfenoid.
Fang paling sering ditemukan ialah sinusitis maksila dan sinusitis etmoid,
sinusitis frontal dan sinusuitis sfenoid lebih jarang.
13
8/18/2019 CR Sinusitis Gita
14/29
Sinus maksila disebut juga antrum 0igh more, merupakan sinus yang sering
terinfeksi. Sinus maksila sering terinfeksi karena#
a. merupakan sinus paranasal yang terbesar
b. letak ostiumnya lebih tinggi dari dasar, sehingga aliran sekret atau drainase
dari sinus maksila hanya tergantung dari gerakan silia
c. dasar sinus maksila adalah dasar akar gigi (prosesus alveolaris, sehingga
infeksi gigi dapat menyebabkan sinusitis maksila
d. ostium sinus maksila terletak di meatus medius , disekitar hiatus semilunaris
yang sempit, sehingga mudah tersumbat.
Sinusitis maksilaris dapat terjadi akut, berulang atau kronis.Sinusitis
maksilaris akut berlangsung tidak lebih dari tiga minggu.Sinusitis akut dapat sembuh
sempurna jika diterapi dengan baik, tanpa adanya residu kerusakan jaringan
mukosa.Sinusitis berulang terjadi lebih sering tapi tidak terjadi kerusakan signifikan
pada membran mukosa. Sinusitis kronis berlangsung selama 2 bulan atau lebih
dengan gejala yang terjadi selama lebih dari dua puluh hari.
ama% 7. Pen#ea%an in,e$si 4ada sinusitis dento&en
Huun&an anatomi anta%a &i&i dan ant%um Hi&hmo%e!
14
8/18/2019 CR Sinusitis Gita
15/29
a. Sinus maksilaris deasa merupakan suatu rongga berisi udara yang dibatasi
oleh bagian alveolar sinus maksilaris, lantai orbital, dinding lateral hidung dan
dinding lateral os maksila.
b. $ada sesetengah individu, pneumatisasi dan perluasan dapat terjadisedemikian rupa sehingga hanya sinus mukoperiosteum (membran
Schneidarian yang tersisa.
c. !isa juga terjadi ekspansi terus sehingga hanya meninggalkan tulang alveolar
antara sinus dan rongga mulut.
d. Ctot levator labial dan orbicularis oculi di dinding lateral dari maksila dapat
langsung menyebabkan penyebaran infeksi. Dinding lateral ini lemah dan
mudah ditembus dari lantai sinus. +kibatnya, infeksi odontogenik umumnya
terjadi bersamaan dengan infeksi jaringan lunak vestibular6fasia.
1.6 ETIOLOI DAN 'AKTOR PREDISPOSISI
!eberapa faktor etiologi dan predisposisi antara lain IS$+ akibat virus,
bermacam rhinitis terutama rhinitis alergi, rhinitis hormonal pada anita hamil, polip
hidung, kelainan anatomi seperti deviasi septum atau hipertrofi konka, sumbatan
kompleks osteo-meatal, infeksi tonsil, infeksi gigi, kelainan imunologik, diskinesia
silia seperti pada sindroma Kartegener, dan di luar negeri adalah penyakit fibrosis
kistik.
$ada anak, hipertrofi adenoid merupakan faktor penting penyebab sinusitis
sehingga perlu dilakukan adenoidektomi untuk menghilangkan sumbatan dan
menyembuhkan rhinosinusitisnya. 0ipertrofi adenoid dapat didiagnosis dengan foto
polos leher posisi lateral.
8/18/2019 CR Sinusitis Gita
16/29
a. $enjalaran infeksi gigi, infeksi periapikal gigi maksila dari kaninus sampai
gigi molar tiga atas. !iasanya infeksi lebih sering terjadi pada kasus-kasus
akar gigi yang hanya terpisah dari sinus oleh tulang yang tipis, alaupun
kadang-kadang ada juga infeksi mengenai sinus yang dipisahkan oleh tulang
yang tebal.
b. $rosedur ekstraksi gigi, misalnya terdorong gigi ataupun akar gigi seaktu
akan diusahakan mencabutnya, atau terbukanya dasar sinus seaktu
dilakukan pencabutan gigi.
c. $enjalaran penyakit periodontal yaitu adanya penjalaran infeksi dari membran
periodontal melalui tulang spongiosa ke mukosa sinus.
d. rauma, terutama fraktur maksila yang mengenai prosesus alveolaris dan
sinus maksila.e. +danya benda asing dalam sinus berupa fragmen akar gigi dan bahan
tambalan akibat pengisian saluran akar yang berlebihan.f. Csteomielitis akut dan kronis pada maksila.
g. Kista dentogen yang seringkali meluas ke sinus maksila, seperti kista
radikuler dan folikuler.h. Deviasi septum kavum nasi, polip, serta neoplasma atau tumor dapat
menyebabkan obstruksi ostium yang memicu sinusitis.
1.7 PATO'ISIOLOI
Kesehatan sinus dipengaruhi oleh patensi ostium-ostium sinus dan lancarnya
klirens mukosiliar di dalam kompleks osteo-meatal. 1ukus juga mengandung
substansi antimikrobial dan at-at yang berfungsi sebagai mekanisme pertahanan
tubuh terhadap kuman yang masuk bersama dengan udara pernapasan.
Crgan-organ yang membentuk kompleks osteo-meatal letaknya berdekatan
dan bila terjadi edema, mukosa yang berhadapan akan saling bertemu sehingga
silia tidak dapat bergerak dan ostium tersumbat. +kibatnya terjadi tekanan negatif
di dalam rongga sinus yang menyebabkan terjadinya transudasi, mula-mula
serous. Kondisi ini bisa dianggap rhinosinusitis non-bakterial dan biasanya
sembuh dalam beberapa hari tanpa pengobatan.
16
8/18/2019 CR Sinusitis Gita
17/29
!ila kondisi ini menetap, sekret yang terkumpul dalam sinus merupakan
media yang baik untuk tumbuhnya dan multiplikasi bakteri. Sekret menjadi
purulen. Keadaan ini disebut dengan rhinosinusitis akut bakterial dan memerlukan
terapi antibiotik.
)ika terapi tidak berhasil (misalnya karena ada faktor predisposisi, inflamasi
berlanjut, terjadi hipoksia dan bakteri anaerob berkembang. 1ukosa makin
membengkak dan ini merupakan rantai siklus yang terus berputar sampai
akhirnya perubahan mukosa menjadi kronik yaitu hipertrofi, polipoid atau
pembentukan polip dan kista. $ada keadaan ini mungkin diperlukan tindakan
operasi.
1.8 E0ALA KLINIS
Aejala subyektif terdiri dari gejala sistemik dan gejala lokal.Aejala sistemik
ialah demam dan rasa lesu.Aejala lokal pada hidung terdapat ingus kental yang
kadang-kadang berbau dan dirasakan mengalir ke nasofaring. Dirasakan hidung
tersumbat, Seringkali terdapat nyeri pipi khas yang tumpul dan menusuk, serta
nyeri di tempat lain karena nyeri alih (referred pain. Sekret mukopurulen dapat
keluar dari hidung dan terkadang berbau busuk. !atuk iritatif non-produktif juga
seringkali ada "yeri alih dirasakan di dahi dan di depan telinga. $enciuman terganggu
dan ada perasaan penuh dipipi aktu membungkuk ke depan. erdapat perasaan sakit
17
8/18/2019 CR Sinusitis Gita
18/29
kepala aktu bangun tidur dan dapat menghilang hanya bila peningkatan sumbatan
hidung seaktu berbaring sudah ditiadakan.
Aejala obyektif, pada pemeriksaan sinusitis maksila akut akan tampak
pembengkakan di pipidan kelopak mata baah. $ada rinoskopi anterior tampak
mukosa konka hiperemis dan edema.$ada sinusitis maksila, sinusitis frontal dan
sinusitis etmoid anterior tampak lendir atau nanah di meatus medius.$ada rinoskopi
posterior tampak mukopus di nasofaring (post nasal drip.
Sinusitis maksilaris dari tipe odontogen harus dapat dibedakan denganrinogen karena terapi dan prognosa keduanya sangat berlainan. $ada sinusitis
maksilaris tipe odontogenik ini hanya terjadi pada satu sisi serta pengeluaran pus
yang berbau busuk.Di samping itu, adanya kelainan apikal atau periodontal
mempredisposisi kepada sinusitis tipe dentogen.Aejala sinusitis dentogen menjadi
lebih lambat dari sinusitis tipe rinogen.
1.9 DIANOSIS
Anamnesis
*iayat rinore purulen yang berlangsung lebih dari ? hari, merupakan
keluhan yang paling sering dan paling menonjol pada sinusitis akut. Keluhan ini
dapat disertai keluhan lain seperti sumbatan hidung, nyeri6rasa tekanan pada muka,
nyeri kepala, demam, ingus belakang hidung, batuk, anosmia6hiposmia, nyeri
periorbital, nyeri gigi, nyeri telinga dan serangan mengi (wheezing yang meningkat
pada penderita asma.
*iayat gejala sesuai dengan ' kriteria mayor atau 4 kriteria mayor ditambah
' kriteria minor dari kumpulan gejala dan tanda menurut EPOS tahun '55?. Kriteria
mayor terdiri dari# Cbstruksi hidung,kebas 6 rasa penuh pada muka, sekret hidung
yang purulen,post nasal drip,nyeri tekan pada muka, hiposmia6anosmia. Kriteria
18
8/18/2019 CR Sinusitis Gita
19/29
minornya adalah ;dem periorbital,sakit kepala,sakit gigi,nyeri telinga, sakit
tenggorok, nafas berbau, bersin-bersin bertambah sering dan demam.
Peme%i$saan 'isi$
%ntuk mengetahui adanya kelainan pada sinus maksilaris dilakukan
inspeksi luar, palpasi, dan sinuskopi . Selain itu perlu dilakukan transiluminasi,
radiologi dan Ct Scan gold standart!.
a Inspeksi
$emeriksaan yang diperhatikan ialah adanya pembengkakan pada muka.
$embengkakan di pipi sampai kelopak mata baah yang berarna kemerah-
merahan mungkin menunjukan sinusitis maksilaris akut.
b $alpasi
"yeri tekan pada pipi dan nyeri ketuk di gigi menunjukkan adanya sinusitis
maksilaris.
c ransiluminasi
$emeriksaan ini menunjukan adanya perbedaan sinus kanan dan kiri. Sinus yang
sakit akan tampak lebih gelap.
d *inoskopi +nterior
*inoskopi anterior merupakan pemeriksaan rutin untuk melihat tanda patognomonis,
yaitu sekret purulen di meatus medius atau superiorG atau pada rinoskopi posterior
tampak adanya sekret purulen di nasofaring ( post nasal drip.
e *inoskopia $osterior
$rinsip kita dalam melakukan rinoskopia posterior adalah menyinari koane dan
dinding nasofaring dengan cahaya yang dipantulkan oleh cermin yang kita tempatkan
dalam nasofaring.
f "asoendoskopi
$emeriksaan nasoendoskopi dapat dilakukan untuk menilai kondisi kavum nasi
hingga ke nasofaring.$emeriksaan ini dapat memperlihatkan dengan jelas keadaan
19
8/18/2019 CR Sinusitis Gita
20/29
dinding lateral hidung. $emeriksaan ini sangat dianjurkan untuk menentukan
diagnosa yang lebih tepat dan dini. anda khas ialah adanya pus di meatus media
(pada sinusitis maksilaris, etmoid anterior dan frontalis atau di meatus superior (pada
sinusitis etmoidalis posterior dan sfenoid.
Peme%i$saan Penunan&
a
8/18/2019 CR Sinusitis Gita
21/29
Sinuskopi dilakukan dengan pungsi menembus dinding medial sinus maksila
melalui meatus inferior, dengan alat endoskop bisa dilihat kondisi sinus maksila
yang sebenarnya, selanjutnya dapat dilakukan irigasi sinus untuk terapi.
1.: PENATALAKSANAAN
ujuan terapi sinusitis ialah mempercepat penyembuhan, mencegah
komplikasi, dan mencegah perubahan menjadi kronis. $rinsip pengobatan ialah
membuka sumbatan di kompleks osteo-meatal sehingga drainase dan ventilasi
sinus-sinus pulih secara alami.
+ntibiotik dan dekongestan merupakan terapi pilihan pada sinusitis akut
bakterial, untuk menghilangkan infeksi dan pembengkakan mukosa serta
membuka sumbatan ostium sinus. +ntibiotik yang dipilih adalah golongan
penisilin seperti amoksisilin. )ika diperkirakan kuman telah resisten atau
memproduksi beta-laktamase, maka dapat diberikan amoksisilin-klavulanat atau
jenis sefalosporin generasi ke-'. $ada sinusitis antibiotik diberikan selama 45-4&
hari alaupun gejala klinik sudah menghilang. $ada sinusitis kronik diberikan
antibiotik yang sesuai untuk kuman gram negatif dan anaerob.
Selain dekongestan oral dan topikal, terapi lain dapat diberikan jika
diperlukan, seperti analgetik, mukolitik, steroid oral6topikal, pencucian rongga
hidung dengan "a3l atau diatermi. +ntihistamin tidak rutin diberikan karena sifat
antikolinergiknya dapat menyebabkan sekret jadi lebih kental. !ila ada alergi
berat sebaiknya diberikan antihistamin generasi ke-'. Irigasi sinus maksila atau
$roet displacement juga merupakan terapi tambahan yang dapat bermanfaat.
Imunoterapi dapat dipertimbangkan jika pasien menderita kelainan alergi yang
berat.
Tinda$an o4e%asi
21
8/18/2019 CR Sinusitis Gita
22/29
!edah sinus endoskopi fungsional (!S;
8/18/2019 CR Sinusitis Gita
23/29
hidung dan sinus yang menggunakan endoskopi dengan tujuan menormalkan
kembali ventilasi sinus dan transpor mukosilier. $rinsip !S;< ialah membuka
dan membersihkan KC1 sehingga drainase dan ventilasi sinus lancar secara
alami.
Indikasi absolut tindakan !S;< adalah rinosinusitis dengan
komplikasi, mukosil yang luas, rinosinusitis jamur alergi atau invasif dan
kecurigaan neoplasma. Indikasi relatif tindakan ini meliputi polip nasi
simptomatik dan rinosinusitis kronis atau rekuren simptomatik yang tidak
respon dengan terapi medikamentosa.Sekitar ?>-7> kasus rinosinusitis
kronis telah dilakukan tindakan !S;
8/18/2019 CR Sinusitis Gita
24/29
anak, karena lamina papirasea yang memisahkan orbita dan sinus ethmoidalis
seringkali merekah pada kelompok umur ini.
b. Selulitis orbita, edema bersifat difus dan bakteri telah secara aktif menginvasi
isi orbita namun pus belum terbentuk.
c. +bses subperiosteal, pus terkumpul diantara periorbita dan dinding tulang
orbita menyebabkan proptosis dan kemosis.
d. +bses orbita, pus telah menembus periosteum dan bercampur dengan isi
orbita. ahap ini disertai dengan gejala sisa neuritis optik dan kebutaan
unilateral yang lebih serius. Keterbatasan gerak otot ekstraokular mata yang
tersering dan kemosis konjungtiva merupakan tanda khas abses orbita, juga
proptosis yang makin bertambah.e. rombosis sinus kavernosus, merupakan akibat penyebaran bakteri melalui
saluran vena ke dalam sinus kavernosus, kemudian terbentuk suatu
tromboflebitis septik.
Kom4li$asi Int%a K%anial
a. 1eningitis akut, salah satu komplikasi sinusitis yang terberat yang mana
infeksi dari sinus paranasalis dapat menyebar sepanjang saluran vena atau
langsung dari sinus yang berdekatan, seperti leat dinding posterior sinus
frontalis atau melalui lamina "ri#riformis di dekat sistem sel udara
ethmoidalis.
b. +bses dural, adalah kumpulan pus diantara dura dan ta#ula interna "ranium,
seringkali mengikuti sinusitis frontalis. $roses ini timbul lambat, sehingga
pasien hanya mengeluh nyeri kepala dan sebelum pus yang terkumpul mampu
menimbulkan tekanan intrakranial.
c. +bses subdural, adalah kumpulan pus diantara duramater dan arachnoid atau
permukaan otak. Aejala yang timbul sama dengan abses dura.d. +bses otak, setelah sistem vena, dapat mukoperiosteumsinus terinfeksi, maka
dapat terjadi perluasan metastatik secara hematogenke dalam otak.
24
8/18/2019 CR Sinusitis Gita
25/29
erapi komplikasi intra kranial ini adalah antibiotik yang intensif, drainase
secara bedah pada ruangan yang mengalami abses dan pencegahan penyebaran
infeksi.Komplikasi sinusitis yang lain adalah kelainan paru seperti bronkitis kronis
dan bronkiektasi. +danya kelainan sinus paranasal disertai dengan kelainan paru ini
disebut sinobronkitis. Selain itu, dapat juga menyebabkan kambuhnya asma bronchial
yang sukar dihilangkan sebelum sinusitisnya disembuhkan.
25
8/18/2019 CR Sinusitis Gita
26/29
BAB I-
PE3BAHASAN
Diagnosis sinusitis akut maksilaris akut ec susp dentogen pada kasus ini
ditegakkan berdasarkan anamnesis gejala klinis dan pemeriksaan fisik pasien. Dari
anamnesis didapatkan baha pasien mengeluh keluar ingus dari hidung kiri
berarana kekuningan dan berbau busuk sejak ' bulan yang lalu. Keluhan disertai
"yeri tumpul pada pipi, ajah terasa bengkak dan penuh terutama saat menunduk,
hidung tersumbat terutama saat pagi hari. $asien mengaku tidak ada riayat
kemasukan benda asing lainnya ke dalam hidungnya dan riayat alergi sebelumnya.
$ada pemeriksaan hidung luar, terdapat nyeri tekan pada maksila kiri. $ada
rhinoskopi anterior didapatkan adanya sekret berbau busuk,hipetrophy konka inferior
serta konka media sulit dinilai.
1enurut ;$CS tahun '55?, jika terdapat gejala sesuai dengan ' kriteria
mayor atau 4 kriteria mayor ditambah ' kriteria minor dari kumpulan gejala dan
tanda. Kriteria mayor terdiri dari# Cbstruksi hidung,kebas 6 rasa penuh pada muka,
sekret hidung yang purulen,post nasal drip,nyeri tekan pada muka, hiposmia6anosmia.
Kriteria minornya adalah ;dem periorbital,sakit kepala,sakit gigi,nyeri telinga, sakit
tenggorok, nafas berbau, bersin-bersin bertambah sering dan demam.
$ada pasien ini terdapat 2 kriteria mayor yaitu sumbatan atau kongesti
hidung, sekret hidung purulen, dan rasa tertekan pada ajah, maka dapat ditegakan
diagnosis sinusitis maksila. $enegakan diagnosis diperkuat dengan ada pemeriksaanrhinoskopi anterior dengan hasil hypertrophy konka inferior dan secret (=. $asien
juga mempunyai factor resiko yaitu riayat sakit gigi 2 bulan lalu yang menurut
teori riayat infeksi pada gigi merupakan factor resiko sinusitis maksila ec dentogen.
26
8/18/2019 CR Sinusitis Gita
27/29
$emeriksaan penunjang yang diajukan sudah tepat, yaitu foto polos aters.
hari berturut-turut. Karena dapat
menyebabkan rinitis medicamentosa. Sedangkan pemberian analgeti" ditujukan untuk
menghilangkan rasa nyeri berupa asam mefenamat 2 9 >55 mg. $ada pasien tidak
diberikan antihistamin ataupun kortikosteroid topikal karena pasien tidak memiliki
riayat atopi.
27
8/18/2019 CR Sinusitis Gita
28/29
BAB -
SI3PULAN
4. Sinusitis akut karena dentogen adalah peradangan mukosa hidung dan satu atau
lebih mukosa sinus paranasal yang disebabkan oleh penyebaran infeksi gigi.
'. 45 kasus sinusitis dengan sumber odontogenik adalah disebabkan oleh rahang
atas.
2. Diagnosis dilakukan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan rinoskopi anterior
dan rinoskopi posterior, nasoendoskopi, disertai pemeriksaan penunjang berupa
transluminasi, foto rontgen, 3-Scan dan 1*I.&. $enatalaksanaannya adalah mengatasi masalah gigi, konservatif, diberikan obat-
obatanG antibiotika, dekongestan, antihistamin, kortikosteroid dan irigasi sinus
serta operatif
28
8/18/2019 CR Sinusitis Gita
29/29
DA'TAR PUSTAKA
Soetjipto Damayanti, ;ndang 1angunkusumo. '54'. Sinus Paranasal. Bu"u $%ar
&lmu 'esehatan (elinga)Hidung)(enggoro", 'epala *eher . ;disi @II. )akarta,
!alai $enerbit