PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN MANAJEMEN LABA TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Sektor Consumer Goods Tahun 2006-2008) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: DEA FENNIA ANGGRAINI NIM: 105082002610 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/2010 M
90
Embed
COVER DEPAN PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19286/1/DEA... · Agama : Islam Kewarganegaraan : WNI Nama Orang Tua Bapak : Martin
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN MANAJEMEN LABA
TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN
(Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Sektor Consumer Goods Tahun
2006-2008)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
DEA FENNIA ANGGRAINI
NIM: 105082002610
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010 M
i
PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN MANAJEMEN LABA TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur sektor Consumer Goods 2005-2008)
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh: Dea Fennia Anggraini NIM: 1050 8200 2610
Di bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II Dr. Khomsiyah MM.,Ak Afif Sulfa SE.,Ak.,MSi
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1431 H/2010M
ii
Hari Jum’at Tanggal Dua Puluh Lima November Dua Ribu Sembilan telah
dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Dea Fennia Anggraini NIM:
105082002610 dengan judul skripsi “PENGARUH STRUKTUR
KEPEMILIKAN DAN MANAJEMEN LABA TERHADAP KINERJA
PERUSAHAAN”. Memerhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian
berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 25 November 2009
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Afif Sulfa SE.,Ak.,MSi Yessi Fitri SE.,Ak.,Msi Penguji II Penguji III
Dr. Yahya Hamja Penguji I
iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Data Pribadi
Nama : Dea Fennia Anggraini
Tempat/Tanggal Lahir : Tangerang, 08 Februari 1989
PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN MANAJEMEN LABA TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN
Oleh:
Dea Fennia Anggraini
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisa pengaruh struktur kepemilikan dan manajemen laba terhadap kinerja perusahaan, dimana struktur kepemilika terdiri dari kepemilikan public da kepemilikann institusi dan management laba diproxikan dengan discretionary accrual dengan menggunakan model jones yang telah dimodifikasi sedangkan kinerja perusahaan diukur dengan return saham.
Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 30 sampel dari industri manufaktur sector consumer goods perusahaan. Metode penentuan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, untuk uji hipotesis dalam penelitian ini, peneliti menggunakan regresi berganda untuk menguji hipotesis hubungan sebab akibat antara variable independen terhadap variable dependen.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara parsial variabel kepemilikan institusi dan kepemilikan publik tidak mempengaruhi stock return, sedangkan discretionary accrual berpengaruh secara negatif terhadap return saham. Secara simultan kepemilikan public, kepemilikan institusi, dan discretionary accrual mempengaruhi return saham, hasil temuan mengindikasikan bahwa perusahaan dengan praktik manajemen laba dapat menurunkan kinerja perusahaan.
Kata kunci: Kepemilikan publik, kepemilikan institusi, discretionary accrual,
kinerja perusahaan.
v
THE EFFECT OF THE OWNERSHIP STRUCTURE AND EARNING MANAGEMENT TO CORPORATE
PERFORMANCE
Abstract By: Dea Fennia Anggraini
The purpose of this research is to analyze and examine the influences of
ownership structure and earning management to corporate performance based on the agency theory. Whether ownership structure consist of public ownership institusional ownership, and earning management proxied by Discretionary Accrual used jones model, corporate performance is measured by stock return.
The amount of sample in this research were thirty from manufactured industry consumer goods sector. The method of this research used multiple regression to examine the hypothesis causal association between independent variable to dependent variable.
The result of this research showed that partially public ownership, institusional ownership do not influence stock return but Discretionary Accrual has negative impact to stock return. Simultaneously public ownership, institusional ownership and discretionary accrual did influence stock return, the finding result indicate that firms with practical earning management decreasing corporate performance.
Variabel non discretionary Accrual tidak berpengaruh terhadap return saham
Kepemilikan institusi & Keemilikan publik
Sumber: Penelitian Terdahulu
32
C. Kerangka pemikiran
Pencapaian tujuan dan kinerja tidak terlepas dari kinerja manajemen
itu sendiri sehubungan hal tersebut hubungan antara manajer dengan
pemilik sebagai principal, untuk menghindari asimetri informasi antara
pemilik dengan agen yang dapat menimbulkan tindakan manajemen laba,
dapat diminimalisir dengan meningkatkan porsi kepemilikan. adanya
kecenderungan internal atau pun pihak eksternal untuk lebih
memperhatikan kinerja operasional dan kinerja saham sebagai parameter
kinerja perusahaan akan mendorong manajemen untuk melakukan perilaku
menyimpang dalam menunjukkan informasi laba.
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Return saham (Y)
Kepemilikan publik (X1)
Kepemilikan Institusi (X2)
Manajemen Laba (X3)
33
D. Pengembangan Hipotesis
Pada kepemilikan yang menyebar (publik), masalah keagenan
muncul antara pihak manajemen dengan pemegang saham. Sebagai
konsekuensinya, manajer menuntut kompensasi yang tinggi sehingga
meningkatkan biaya keagenan. Semakin banyak kepemilikan yang dimiliki
oleh publik (minoritas), sehingga struktur kepemilikan cenderung menyebar
hal ini akan mengakibatkan lemahnya pengawasan terhadap perusahaan,
karena para minority shareholders ini beranggapan akan menanggung biaya
pengawasan yang tinggi namun kecil manfaat yang diterima. Argumen ini
didukung dalam penelitian Claessen (2000) yang menunjukkan bahwa
terdapat konflik kepentingan antara pemegang saham mayoritas dengan
pemegang saham minoritas. Hal ini yang menyebabkan keterbatasan ruang
gerak bagi pemilik minoritas. Berdasarkan uraian diatas maka perumusan
hipotesis dalam bentuk null hypothesis H0: Kepemilikan Publik tidak
berpengaruh terhadap Kinerja perusahaan (Return Saham)
Kepemilikan saham berperan penting dalam kinerja perusahaan,
karena berdasarkan kepemilikan akan mempengaruhi kontrol terhadap
perusahaan, yang akan berakibat pada kinerja keuangan, kepemilikan
institusi diduga lebih professional dalam mengawasi kinerja perusahaan.
Perusahaan bertujuan untuk memaksimalkan kesejahteraan pemilik melalui
keputusan atau kebijakan investasi, keputusan pendanaan dan keputusan
dividen yang tercermin dalam harga saham di pasar modal.
34
Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan hipotesis alternatif Ha1:
Kepemilikan Institusi berpengaruh terhadap Kinerja Perusahaan
(Return saham)
Perilaku oportunistik manajer dalam mengelola pendapatan yang
dipicu karena adanya bonus plan (Riahi-belkoui,2007) dalam pengukuran
kinerja perusahaan oleh pihak principal atau target-target tertentu,
manajemen laba dilakukan agar kinerja perusahaan tampak baik dan dapat
memenuhi keinginan principal dengan meningkatnya kinerja perusahaan
yang tentunya dengan harapan adanya bonus yang diberikan berdasarkan
pencapaian target. Ha2: Manajemen Laba berpengaruh terhadap Kinerja
Perusahaan (Return Saham).
Dugaan yang muncul jika kepemilikan institusi yang semakin
tinggi akan mengurangi tingkat manajemen laba karena semakin tingginya
pengawasan atas manajemen, sehingga dapat meningkatkan kinerja
perusahaan dan diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan pemegang
saham. Namun bisa saja kepemilikan institusi ini menempatkan orang-
orangnya untuk menjalani fungsi kontrol pada korporasi.
Ha3: Struktur Kepemilikan dan Manajemen Laba berpengaruh
terhadap Kinerja Perusahaan (Return Saham)
35
Tabel 2.2 Perumusan Hipotesis
No Hipotesis Argumentasi
1 Kepemilikan Publik tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan
Kepemilikan Publik merupakan kepemilikan minoritas dalam struktur kepemilikan di Indonesia (Claessens et al), sebagai pemilik minoritas dan hak kontrol terbatas sehingga kepemilikan publik yang cenderung menyebar (masing-masing dibawah 5%) tidak mampu untuk mengendalikan perusahaan ataupun menempatkan orang-orang nya dalam jajaran manajemen dalam upaya meningkatkan kinerja perusahaan.
2 Kepemilikan Institusi
berpengaruh terhadap kineja perusahaan
Kepemilikan institusi pemilik betindak sebagai pihak yang memonitor perusahaan dikarenakan porsi nya dalam struktur kepemilikan merupakan pemilik mayoritas, porsi kepemilikan ini mengindikasikan kemampuan untuk mengontrol manajemen lebih besar sehinggga akan mendorong peningkatan kinerja yang optimal oleh manajemen.
3 Manajemen laba berpengaruh terhadap kinerja perusahaan
Tujuan para manajer untuk melakukan tindakan pengelolaan laba adalah memenuhi ekspektasi para principal atau pun untuk kepentingan manajer itu sendiri, sehingga tindakan pengelolaan laba dilakukan agar kinerja mereka terlihat baik.
36
No Hipotesis Argumentasi
4 Kepemilikan publik, Institusi, dan manajemen laba berpengaruh terhadap kinerja perusahaan
Struktur kepemilikan dalam susunan suatu entitas dianggap mampu mempengaruhi kinerja perusahaan karena para principal mempunyai wewenang atas kebijakan strategis yang diambil guna meningkatkan kinerja, sehingga mampu mengelola aktiva yang ada untuk mengoptimalkan kinerja perusahaan, manajemen laba merupakan salah satu tindakan yang digunakan manajemen karena harapan principal untuk menarik para pengguna laporan keuangan sehingga kinerja terlihat baik.
Sumber: Hasil olah data
47
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Pusat Referensi Pasar Modal (Capital
Market Reference Center) dengan mengambil data keuangan perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2005-2008 dan
melalui website Bursa Efek Indonesia ww.idx.co.id.
B. Metode Pengumpulan Sampel
Tahun 2008 dan 2009 dipilih karena menggambarkan kondisi yang
relatif baru di pasar modal Indonesia . Tahun 2008 dan 2009 dipilih dengan
alasan menggunakan kondisi yang relatif baru diharapkan hasil penelitian
akan lebih relevan untuk memahami kondisi yang aktual di Indonesia.
Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah
perusahaan yang dipilih berdasarkan metode purposive sampling dengan
kriteria sebagai berikut:
a. Perusahaan yang menyajikan laporan keuangan per 31 Desember 2005,
2006, 2007 dan per 31 desember 2008 secara lengkap dengan catatan
atas laporan keuangan atau laporan keuangan berkelanjutan.
b. Perusahaan bergerak di bidang industri manufaktur sektor consumer
goods.
c. Laporan keuangan disajikan dalam mata uang rupiah.
d. Laporan Tahunan Emiten telah diaudit oleh Auditor Independen.
48
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
penggabungan data (pooling data). Data yang digunakan pada penelitian ini
adalah data sekunder yang umumnya berupa bukti, catatan, atau laporan
historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang
dipublikasikan atau tidak dipublikasikan (Indriantoro dan Supomo,2005)
Sedangkan tipe data sekunder yang digunakan adalah data eksternal dan
pengambilan data berupa laporan keuangan tahunan (annual report)
perusahaan yang go public yang terdaftar di BEI diperoleh dari situs
www.idx.co.id, dan dengan mendatangi Pusat Referensi Pasar Modal
(Capital Market Reference Center).
D. Metode Analisis
Dalam penelitian ini dilakukan pengujian variabel-variabel
menggunakan uji asumsi klasik dan uji hipotesis dengan bantuan perangkat
lunak SPSS 16.
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan dan
mendeskripsikan variabel dalam penelitian ini. Alat analisis yang
digunakan dalam penelitian adalah nilai rata-rata, standar deviasi, nilai
minimum dan maksimum.
49
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
normalitas data, uji multikolonieritas, uji heteroskedatisitas, dan uji
autokorelasi, karena data yang digunakan lebih dari satu tahun.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan menguji apakah dalam metode regresi,
variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi
normal atau tidak (Ghozali, 2005). Model regresi yang baik adalah
data yang berdistribusi normal atau mendekati normal. Dalam
penelitian ini untuk mendeteksi apakah data berdistribusi normal
atau tidak mengunakan dua cara yaitu melalui analisis grafik dan
analisis statistik dalam penelitian ini menggunakan kolmogorov-
smirnov test dan grafik Q-Q Plot.
b. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen
(Ghazali, 2005). Jika terjadi korelasi, maka terdapat problem
Multikolonieritas atau multiko. Model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi korelasi diantara variabel independennya. Ada tidaknya
Multikolonieritas di dalam model regresi adalah dilihat dari besaran
VIF (Variance Inflation Factor) dan tolerance. Regresi yang
terbebas dari problem Multikolonieritas apabila nilai VIF <10 dan
nilai tolerance >0,10.
50
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual
satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak
terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2005). Untuk mendeteksi ada
tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya
pola tertentu pada pola scatterplot antar SRESID dan ZPRED di
mana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu x adalah
residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized.
Dasar pengambilan keputusannya jika ada pola tertentu, seperti
titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur
(bergelombang, melebar, atau menyempit), maka mengindikasikan
bahwa telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang
jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada
sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghazali, 2005).
d. Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah adanya korelasi antara data pada suatu
waktu tertentu dengan nilai data tersebut pada waktu satu periode
sebelumnya atau lebih pada data runtut waktu. Penggunaan uji DW
(Durbin Waston) untuk mendeteksi tidak adanya korelasi antar error,
51
maka nilai DW diharapkan berada di sekitar angka 2 (dari 1,7 sampai
2,5). Panduan mengenai angka D-W (Durbin-Watson) untuk
mendeteksi autokorelasi bisa dilihat pada Tabel D-W, dengan
pengambilan keputusan berikut:
a) Jika nilai d lebih rendah dari dl atau lebih tinggi dari 4-dl, maka
signifikan terdapat autokorelasi;
b) Jika nilai d berada lebih besar dari du atau lebih kecil dari 4-du,
berarti tidak terdapat autokorelasi;
c) Jika nilai d berada antara du dan dl atau berada diantara 4-du dan
4-dl, maka dinyatakan sebagai daerah tidak dapat diambil
kesimpulan atau ragu-ragu.
Tabel 3.1 Kriteria Autokorelasi
Kriteria autokorelasi DW
DW Kesimpulan
<1.44 Ada autokorelasi positif
1.44-1.724 Tanpa kesimpulan
1.724-2.276 Tidak ada autokorelasi
2.276-2.586 Tanpa kesimpulan
>2.586 Ada autokorelasi negatif
Sumber: Bhuono, 2005
52
3. Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini, digunakan metode
regresi linear berganda, uji signifikansi parameter individual (Uji
statistik t), uji signifikansi simultan (Uji statistik F), dan koefisien
determinasi:
a. Metode Regresi Linear Berganda
Metode regresi linear berganda, yaitu metode yang
digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel
independen terhadap variabel dependen dengan skala pengukur atau
rasio dalam suatu persamaan linier (Indriantoro dan Supomo, 2002).
Adapun persamaan untuk menguji hipotesis secara keseluruhan pada
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Keterangan:
Y : Return saham α : Konstanta β : koefisien regresi model X1 : kepemilikan publik X2 : kepemilikan institusi X3 : Discretionary Accrual e : error term model (variabel residual)
b. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Nilai koefisien determinasi berada di antara nol dan satu. Nilai
Y = α + βX1 + βX2 + βX3+e
53
determinasi yang kecil berarti kemampuan variabel–variabel
independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas.
Nilai yang mendekati satu berarti variabel-varibel independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2005).
c. Uji signifikansi parameter individual (Uji stastistik t)
Menurut Ghozali (et.,al) uji stastistik t pada dasarnya
menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen
secara individual dalam menerangkan variabel dependen.
Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria
sebagai berikut:
1. Jika nilai signifikan > 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien
regresi tidak signifikan).
2. Jika nilai signifikan ≤ 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien
regresi signifikan).
d. Uji signifikansi simultan (Uji stastistik F)
Menurut Ghozali (2005) uji stastistik F pada dasarnya
menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimaksudkan
dalam model mempunyai pengaruh secara simultan terhadap
variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan
significance level 0,05 (α=5%). Ketentuan peneriman atau
penolakan hipotesis adalah sebagai berikut:
54
1. Jika nilai signifikan > 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien
regresi tidak signifikan).
2. Jika nilai signifikan ≤ 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien
regresi signifikan).
E. Operasional Variabel Penelitian
1. Variabel Independen
Variabel independen pada penelitian ini adalah kepemilikan
saham saham oleh institusi dan publik, dalam struktur kepemilikan ini
disajikan dalam bentuk persentase masing-masing kepemilikan publik dan
institusi.
Variabel kedua yang akan diuji adalah manajemen laba yang
diukur menggunakan model Jones yang dimodifikasi dengan berdasarkan
rumus sebagai berikut:
1) TA = Net incomet – Operasional cash flowt Total asset t-1
TA : Total akrual Net income : laba bersih setelah pajak NDA : Non Discretionary Accrual
∆REV : Perubahan penjualan ∆REC : Perubahan piutang dagang PPE : Aktiva tetap
55
2. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja perusahaan.
Pengukuran kinerja perusahaan dalam penelitian ini menggunakan
penilaian analisis rasio, yaitu return saham.
Penelitian ini menggunakan rasio Return saham untuk mengetahui
tingkat kinerja perusahaan. Selain merupakan tolok ukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan tingkat pengembalian saham atas dana
yang ditanamkan para pemegang saham, juga menunjukkan tingkat
efisiensi investasi yang nampak pada tingkat perputaran aktiva (Fathma,
2003 dalam Januarti , 2005). Secara matematis rasio tersebut dapat ditulis
sebagai berikut:
Return Saham (Y).
Keterangan:
Rit: return saham i tahun t Pit: harga saham i tahun t Pit-1: harga saham i tahun t-1
11
Pit
PitPitRit
56
Tabel 3.2 Operasional Variabel
No Nama variabel Definisi variabel Indikator Skala
1 Struktur kepemilikan
Porsi kepemilikan atas suatu entitas berdasarkan saham yang dimiliki
Persentase saham yang dimiliki
Rasio
Kepemilikan institusional
Kepemilikan oleh institusi atau badan usaha, atau lembaga lainnya dari jumlah saham yang beredar
Persentase saham yang dimiliki oleh institusi atau badan usaha, atau lembaga lainnya.
Rasio
Kepemilikan publik (menyebar)
Kepemilikan oleh masyarakat/ public yang merupakan saham yang tidak terkonsentrasi pada satu kepemilikan.
Persentase kepemilikan oleh masyarakat atau publik dari jumlah saham yang beredar.
Rasio
2 Manajemen laba Perubahan
variabel
Menggunakan model jones
Rasio
3 Kinerja
Perusahaan
(return saham)
Kemampuan perusahan atas tingkat pengembalian investasi pada harga saham.
Harga saham penutupan tahun i dikurangi harga saham penutupan tahun sebelum i dibagi harga saham penutupan tahun sebelum i
Rasio
Sumber: Hasil review diolah
57
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
Perusahaan consumer goods merupakan klasifikasi sektor industri yang
merupakan sektor yang memiliki likuiditas tinggi dan memiliki kapitalisasi
pasar. Consumer goods sering dianggap sebagai sektor yang tangguh
ditengah krisis karena produk-produk konsumsi pada umumnya merupakan
kebutuhan primer manusia. Tingkat kebutuhan yang cukup stabil terhadap
produk konsumsi bagaimanapun situasi global menunjukkan sifat defensive
sektor konsumsi, terlebih lagi untuk consumer goods di wilayah Indonesia
dimana target pasar consumer goods adalah manusia sehingga Indonesia
yang dihuni oleh lebih dari 200 juta orang manusia pastinya memiliki
tingkat kebutuhan yang tinggi juga.
Berikut sampel penelitian perusahaan sektor manufaktur consumer
goods tahun 2006,2007,dan 2008.
Tabel 4.1 Seleksi sampel
Sampel awal 35 Perusahaan yg tdk menerbitkan lap keu 2005-2008 5 Perusahaan yang tidak menggunakan mata uang rupiah 0 Perusahaan yang tidak diaudit auditor independen 0 Sample akhir (jumlah sample yang digunakan) 30 Sumber : www.idx.co.id
58
B. Hasil dan Analisis Data
1. Statistik deskriptif
Statistk deskriptif merupakan gambaran atas keseluruhan variabel,
berikut hasil uji statistik deskriptif pada variabel struktur kepemilikan,
manajemen laba dan kinerja keuangan. Menurut Ghazali (2005), Statistik
deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat
dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum,
sum, range, kurtosis dan skewness.
Tabel 4.2 Statistik deskriptif
Sumber : Data diolah, 2010
Berdasarkan statistik deskriptif pada tabel 4.2 variabel kepemilikan
menyebar yang dinotasikan sebagai public ownership memiliki nilai
maximum 78.60%, menurut gilber dalam rudi (2008) kepemilikan
menyebar memberikan imbalan yang lebih besar kepada pihak manajemen
dari pada kepemilikan yang terkonsentrasi. Sedangkan nilai minimum 2.05
yang berarti bahwa minimnya kepemilikan oleh publik. Hal ini sejalaan
Variabel Mean Min Max Std. dev Pbcown 4.1636 2.05 78.60 1.94355
Istown 72.4446 9.22 98.04 22.12116
DA -0.5400 -1.53 0.60 0.37012
Return 1.3439 -0.7859649 3.28571429 0.88811
59
dengan penelitian claessens (2000) yang menyatakan bahwa kepemilikan
publik di asia termasuk indonesia cenderung rendah. Berdasarkan tabel
diatas variabel kepemilikan public ownership memiliki nilai rata-rata
4.16%, yang menggambarkan rata-rata sampel kepemilikan publik sebesar
4.16% dengan standar deviasi 1.94355 yang berarti nilai mean lebih besar
dari standar deviasi menggambarkan tidak terdapat outliers pada data.
Pada variabel institusional ownership memiliki nilai mean 72.4446
hal ini menggambarkan bahwa rata- rata sampel dengan kepemilikan
institusi cukup tinggi yaitu sekitar 72% hal ini menguatkan penelitian
Facio dan Lang (2002) yang menyatakan bahwa struktur kepemilikan di
asia cenderung terkonsentrasi.
Hasil statistik deskriptif variabel Discretionary Accrual memiliki
nilai mean sebesar -0.5400 yang menunjukkan rata-rata sampel melakukan
decreasing accrual, sedangkan nilai mean lebih besar dari standar deviasi
yaitu sebesar 0.37012 yang berarti terdapat outliers pada data. Nilai
minimum variabel DA sebesar -1.53 dan nilai maximum sebesar 0.60
berdasarkan hasil statistik deskriptif di atas menunjukkan bahwa
perusahaan sampel lebih cenderung menurunkan labanya.
2. Uji Normalitas
Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam
variabel penelitian yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik
60
dan layak digunakan adalah data yang memiliki distribusi normal
(nugroho, et al).
a. Kolmogorov-smirnov
Tabel 4.3 Uji Normalitas Data
Varaiabel Nilai sig. p=0.05 Kesimpulan
Pbcown 0.0169 Normal
Istown 0.061 Normal
Discretionary Accrual
0.664 Normal
Return 0.257 Normal
Sumber: hasil olah data, 2010
Berdasarkan uji normalitas dengan Kolmogorov-smirnov variabel
kepemilikan publik, kepemilikan institusi, discretionary accrual, return on
asset, dan earning per share terdistribusi normal. dengan terpenuhinya
asumsi normalitas, untuk melihat arah sebaran data terdistribusi normal
atau tidak maka penelitian ini menggunakan Q-Q plot, dengan asumsi jika
titik-titik mendekati garis diagonal maka sebaran data terdistribusi normal,
jika titik-titik sebaran data menjauh dari garis diagonal, maka data tidak
terdistribusi normal.
Berdasarkan Q-Q plot bahwa sebaran titik mendekati garis diagonal,
jadi variabel institusional ownership terdistribusi normal, beradasarkan
hasil uji kolmogorov smirnov dan Q-Q plot. Hasil output Q-Q plot yang
menunjukkan bahwa titik-titik menyebar mendekati garis diagonal, yang
61
berarti bahwa data terdistribusi normal dan variabel discretionary accrual
telah memenuhi asumsi parametrik.
b. Uji Asumsi Klasik
Model regresi linear berganda dapat disebut model yang baik jika
model tersebut memenuhi asumsi normalitas dan memenuhi asumsi-
asumsi klasik baik itu uji multikolinearitas, autokorelasi, dan
heteroskedastisitas.
1. Uji Multikolinearitas.
Uji ini dilakukan dengan merujuk pada nilai VIF (variance
inflation factor) nilai VIF sebaiknya kurang dari 10 karena ini
menunjukkan bahwa korelasi antar variabel masih bisa ditolerir.
Variabel manajemen laba yang diproxykan discretionary
accrual memiliki nilai VIF sebesar 1.033 dengan demikian
variabel manajemen laba tidak memilliki masalah terdapat
multikolinearitas. Nilai VIF variabel kepemilikan publik sebesar
1.366 yang berarti nilai VIF variabel ini dibawah 10 maka
variabel kepemilikan publik bebas dari masalah multikolinearitas.
Sedangkan kepemilikan institusi memiliki nilai VIF sebesar 1.351
berdasarkan tabel diatas semua variabel dalam penelitian ini tidak
mengalami masalah multikolinearitas.
62
2. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui ada tidak nya
korelasi variabel pengganggu pada periode tertentu dengan
variabel pengganggu sebelumnya (nugroho.,et al), untuk
mendeteksi autokorelasi dapat dilakukan dengan uji durbin
Watson dengan ketentuan yang telah dijelaskan pada bab 3.
Hasil analisis tabel 4.9 menunjukkan nilai DW sebesar
1.883 untuk model regresi ini dengan variabel independen
manajemen laba, kepemilikan publik dan kepemilikan institusi
dan variabel dependen return saham tidak terdapat autokorelasi.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah
terjadi ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan ke
pengamatan lain.
Pengujian heteroskedastisitas pada variabel return saham
menunjukkan bahwa sebaran titik melewati garis nol, sehingga
dapat diambil kesimpulan bahwa variabel return saham tidak
mengalami heteroskedastisitas. Maka variabel return saham bebas
asumsi klasik atau memenuhi uji multikolinearitas, autokorelasi,
dan heteroskedastisitas sehingga penelitian ini dapat dilanjutkan
dengan menggunakan model regresi.
63
Hasil output menunjukkan titik-titik menyebar melewati titik nol
dan tidak menunjukkan pola sistematis dalam penelitian ini
variabel discretionary accrual tidak mengalami masalah
heteroskedastisitas. Berdasarkan uji multikolinearitas, autokorelasi
dan uji heteroskedastisitas maka variabel discretionary accrual
bebas dari asumsi klasik dan dapat digunakan dalam model regresi.
Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas menunjukkan bahwa plot
residual untuk variabel kepemilikan publik sebaran titik-titik
melewati angka nol maka variabel kepemilikan publik
mengandung heteroskedastisitas. Variabel kepemilikan institusi
melewati titik nol sehingga variabel kepemilikan institusi dapat
dikatakan terbebas dari asumsi heteroskedastisitas. Berdasarkan uji
asumsi klasik lainnya yaitu: multikolinearitas, autokorelasi maka
variabel kepemilikan institusi dapat digunakan dalam penelitian
ini.
C. Hasil Analisis
1. Hasil Analisis Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi adalah untuk melihat seberapa besar pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam model regresi
ini koefisien detrminasi dinotasikan dalam adjusted R square
(Bhuono,2005).
64
Tabel 4.4 Uji Pengaruh struktur kepemilikan terhadap kinerja perusahaan
Variabel Adjusted
R square
R square Uji
F
Uji
T
Sig
Pbcown 0.766 0.446
Istown -0.560 0.577
DA
0.107 0.137 0.005
-3458 0.001 Sumber : hasil output SPSS, data diolah 2010.
Berdasarkan output SPSS variabel independen dalam penelitian
ini besarnya pengaruh variabel struktur kepemilikan institusi dan
kepemilikan publik serta manajemen laba berpengaruh sebesar 10.7%
dan sisanya yaitu 80.3% di pengaruhi variabel lain diluar model
penelitian ini seperti variabel kinerja operasional, ROA, Net Profit
Margin, dan kualitas pengungkapan laporan keuangan.
2. Hasil Analisis Regresi
a. Hasil Uji Parsial
Pengujian atas hipotesis ini digunakan untuk melihat bentuk
hubungan dan tingkat signifikansi antara variabel independen dengan
variabel dependen. Berdasarkan tabel yang menunjukkan bahwa
variabel kepemilikan publik memiliki nilai sig 0.446 > 0.05 dengan
koefisien regresi negatif yang dapat di ambil kesimpulan bahwa
65
kepemilikan publik tidak mempengaruhi kinerja perusahaan (return
saham) sesuai dengan hipotesis diatas yang berarti H1: diterima.
Kepemilikan institusi memiliki nilai koefisien regresi
sebesar -0.001 sedangkan nilai signifikansi sebesar 0.577 yang berarti
sig > 0.5 yang berarti bahwa variabel kepemilikan institusi tidak
berpengaruh terhadap kinerja perusahaan (return saham) berdasarkan
hasil uji diatas maka dapat disimpulkan bahwa H2 : ditolak.
Hasil menunjukkan bahwa variabel discretionary accrual
memiliki nilai sig sebesar 0.001<0.05 dengan t hitung sebesar -3.458
hal ini mendukung H3: bahwa variabel discretionary accrual
mempengaruhi return saham hal ini menggambarkan bahwa
manajemen laba memiliki pengaruh atas penurunan kinerja
perusahaan yang dalam hal ini adalah return saham.
b. Hasil Uji Simultan
Uji ini dilakukan untuk menguji apakah masing-masing
variabel independen (kepemilikan publik, kepemilikan institusi, dan
discretionary accrual) berpengaruh terhadap variabel dependen
(return saham) pengujian dilakukan dengan analisis regresi untuk
mengetahui bentuk pengaruh dan tingkat signifikansi.
Berdasarkan pengujian ini nilai signifikansi F lebih kecil dari
0.05 maka variabel independen (kepemilikan publik, kepemilikan
institusi, dan discretionary accrual) secara simultan mampu
66
mempengaruhi variabel dependen (return saham) yang berarti uji
hipotesis H4: diterima.
D. Pembahasan
Struktur kepemilikan adalah salah satu komponen penting dalam
korporasi karena setiap pemegang saham mempunyai hak untuk memonitor
agen yang dipercaya untuk mengelola perusahaan. Para pemegang saham
menginginkan agar para agen dapat memaksimalkan kinerja nya sehingga
akan berdampak baik bagi korporasi yang tentunya para pemegang saham
menginginkan tingkat pengembalian yang tinggi atas kepemilikan saham
mereka. Porsi kepemilikan yang tidak seimbang seringkali menimbulkan
ketidakseimbangan informasi. Kesenjangan informasi ini disebut asimetri
informasi yang diduga menjadi salah satu penyebab timbulnya pengelolaan
laba karena informasi yang diperoleh minim, sehingga kegiatan yang
dilakukan manajer tidak seluruhnya diketahui oleh para pemegang saham
Adanya kepemilikan institusional investor seperti perusahaan bank,
investasi, dan perusahaan lain dianggap mampu melakukan pegawasan yang
lebih optimal pada manajemen untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
Salah satu hal yang diharapkan oleh para pemegang saham adalah tingkat
pengembalian atau return, berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya
yang menunjukkan hasil bahwa tindakan pengelolaan laba mampu
menurunkan kinerja saham yang diproxykan oleh return,
Penelitian Agung (2001) yang menunjukkan bahwa tidak terdapat
pengaruh antara kepemilikan orang dalam dengan return saham, diduga
67
karena kepemilikan orang dalam bukan faktor yang dapat mempengaruhi
naik atau turunnya tingkat pengembalian saham.
Lain halnya dengan penelitian Brian (1999) yang menguji pengaruh
kepemilikan institusi terhadap return saham dengan hasil penelitian bahwa
kepemilikan institusi ataupun investor institusi mampu menaikkan tingkat
pengembalian saham dengan kualitas pengungkapan laporan keuangan
sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi.
Hasil penelitian yang menujukkan bahwa struktur kepemilikan tidak
mampu mempengaruhi kinerja perusahaan (return saham) diduga karena para
pemilik tidak mampu mengendalikan semua aktivitas yang mampu
meningkatkan kinerja perusahaan. Dalam penelitian lain kepemilikan institusi
dalam perusahaan mampu menghasilkan kinerja pasar saham yang bagus
(Brian,1999). Kepemilikan institusi sering kali menjadi pemilik mayoritas
dan menjadi pengendali dalam kepemilikan sebuah korporasi sehingga
kepemilikan institusi cenderung terkonsentrasi, Argumen lain yang
dinyatakan dalam Siregar (et al). Menyatakan bahwa pemegang saham
pengendali menggunakan kemampuannya mengendalikan manajemen untuk
kepentingan pribadi dengan melakukan ekspropriasi terhadap pemegang
saham minoritas.
Kemampuan pemegang saham pengendali untuk melakukan
ekspropriasi ditunjukkan oleh besar kecilnya kontrol yang dimiliki pemegang
saham pengendali tersebut terhadap perusahaan. Pemegang saham minoritas
(investor luar) yang waspada akan kemampuan pemegang saham pengendali
68
mempengaruhi kebijakan perusahaan untuk kepentingan pribadi akan menilai
perusahaan lebih rendah. Karena itu, argumen ini menyatakan bahwa
konsentrasi kepemilikan berdampak negatif terhadap kinerja perusahaan.
Sedangkan variabel manajemen laba yang diproxykan oleh
discretionary accrual berpengaruh signifikan terhadap return saham.
Berdasarkan hasil penelitian ini yang menguatkan dugaan pandangan
terhadap manajemen laba adalah negatif. (sulistiyanto, 2008) sehingga
Kepemilikan Publik dan kepemilikan institusi tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan, manajemen laba berpengaruh negatif pada kinerja perusahaan.
Sumber: Penelitian Terdahulu
40
BAB V
PENUTUP
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah struktur kepemilikan dan
manajemen laba mempunyai pengaruh terhadap kinerja perusahaan. Penelitian
ini menggunakan analisis regresi berganda, variabel independen adalah
kepemilikan institusi, kepemilikan publik dan manajemen laba sedangkan
variabel dependennya kinerja perusahaan yang diproksi dengan return saham
Sampel yang dipilih sebanyak 30 perusahaan. Pengujian hipotesis dilakukan
dengan metode statistik uji-t, uji F dan koefisien determinasi setelah sebelumnya
dilakukan uji kualitas data dan uji asumsi klasik. Berdasarkan berbagai
pengujian dan analisis data dari penelitian ini dapat diperoleh beberapa
kesimpulan mengenai pengaruh struktur kepemilikan dan manajemen laba
terhadap kinerja perusahaan sebagai berikut:
A. Kesimpulan
Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Pengaruh struktur kepemilikan pulik oleh perusahaan sampel tidak
berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham.
2. Struktur kepemilikan institusi oleh perusahaan sampel tidak
berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham.
Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Brian (et.,al) yang
menyatakan adanya pengaruh yang positif antara kepemilikan
institusi dengan return saham.
41
3. Tindakan manajemen laba oleh perusahaan sampel berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap return saham. Penelitian ini sesuai
dengan aloysia (2005) annisa rahman (2008) dan haris
wibisono(2004) serta saiful (2004) yang menyatakan manajemen
laba secara signifikan dapat mempengaruhi kinerja perusahaan
(return saham)
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka implikasi yang dapat
dikemukakan dari penelitian ini adalah bahwa variabel struktur
kepemilikan tidak dapat mempengaruhi kinerja perusahaan dengan
mensejahterakan pemilik yaitu dengan adanya tingkat
pengembalian. manajemen laba secara signifikan mampu
mempengaruhi secara negatif kinerja perusahaan (return saham).
Bagi para investor yang akan melakukan investasi dananya ke
perusahaan go public sebaiknya memilih perusahaan-perusahaan
yang memiliki tata kelola perusahaan yang bagus sehingga akan
mengurangi dampak manajemen laba yang tinggi. Investor publik
maupun institusi pun dapat mempertimbangkan bahwa kepemilikan
mereka mendapatkan jaminan bahwa dana yang diinvestasikan ke
dalam perusahan akan dikelola dengan baik dan kepentingan
investor publik akan aman. Sehingga mengurangi konflik agensi
yang sering timbul akibat kesenjangan informasi yang dimiliki para
pemilik.manajemen sebagai agen dapat dijadikan mediasi antara
42
para pemilik sehingga Kepercayaan investor publik kepada
manajemen perusahaan memberi manfaat kepada perusahaan.
Penerapan tata kelola perusahaan yang baik (GCG) akan
mengurangi tingkat tinggi nya praktik manajemen laba sehingga
mampu meningkatkan kinerja perusahan, dengan penerapan GCG
dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi perusahaan yang
tentu saja berimbas besar dana yang telah ditanamkan pemilik
dengn harapan tingkat pengembalian yang tinggi atas dana yang
diinvestasikan.
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan yang
dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi peneliti berikutnya agar
mendapatkan hasil yang lebih baik lagi. Keterbatasan penelitian
masih menggunakan struktur kepemilikan publik dan kepemilikan
institusi ada baiknya penelitian selanjutnya mengunakan
kepemilikan orang dalam (insider ownership) dikarenakan
kepemilikan orang dalam (insider ownership) yang terdapat pada
perushaan sampel sangat sedikit, begitupun dengan kinerja
perusahaan yang hanya diukur dengan kinerja saham, ada baikya
penelitian selanjutnya juga diukur dengan kinerja keuangan, kinerja
operasional,serta faktor-faktor lainnya.
43
DAFTAR PUSTAKA
Ardiati, Aloysia yanti. 2005. ”Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Return Saham pada Perusahaan yang Diaudit oleh KAP Big 5 dan KAP Non Big 5” jurnal riset akuntansi indonesia vol 8, no 3.
Belkoui, Ahmad Riahi. 2007. “Teori akuntansi buku dua”., Salemba empat:
Jakarta. Bushee, Brian J. 1999 “Disclosure Quality, Institusional Investors, and stock
and True Financial Performance” SSRN papers. Djaddang, Syahrir. “Hubungan perataan laba dengan ekspektasi laba masa
depan”. www.google.com Daouk, Hazem; Utpal Bhattacharaya; mIchael welker, 2003. “The World Price
Of Earning Opacity; The Accounting Review”www.ssrn.com Dhaoui, Abderrazak. 2007, ”What Does Matter R&D Descentralization:
Financial Performance worry or Intensive Earning Management?”, ssrn papers.
Florackis, Chrisotomos.,alexandros kostakis. 2008. ”Managerial Ownership and
Performance”., http/www.ssrn.com. Fuad. 2005. “Simultanitas dan Trade off Pengambilan Keputusan Finansial
dalam Mengurangi Konflik Agensi: peran dari Corporate Ownership” SNA VIII, 2005. Solo.
Gideon, SB Boediono. 2005. “kualitas laba: studi pengaruh Corporate
Governance dan Dampak Manajemen Laba dengan Menggunakan Analisis Jalur”. Simposiom Nasional Akuntansi VIII. Solo.
Gumanti, Tatang Ary. 2002. ”Pilihan-Pilihan Akuntansi dalam Aplikasi Teori
Akuntansi Positif” JAAI volume 6 No. 1
Ghozali, Imam, 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2002. Metodologi penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen, BPFE, Yogyakarta.
44
Isnanta, Rudi, 2006. “ Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan”. Skripsi. Yogyakarta.
Hamid, Abdul. 2007. “Buku Panduan Penulisan Skripsi” Jakarta.
Handayani, Citra. 2007. “Pengaruh Proporsi Kepemilikan Terhadap Kebijakan Pendanaan dalam Meningkatkan Kinerja Perusahaan”www.google.com.
Kim, Jeong Bon. 2005. ”Ownership Structure, Business Group Affiliation,
Listing Status, and Earning Management: Evidence from Korea” http:www.ssrn.com.
Jensen, Micahel C.,W.H Meckling. 1976. ”Theory of The Firm: Managerial
Behavior, Agency Cost and Ownership Structure” Journal of financial Economics, vol 3No 4 pp. 305-360.
Lee, Sanghoon. 2008. “Ownership Structure and financial Performance:
Evidence From Korea”http:/www.ssrn.com. Mursalim. 2005. “Income Smoothing dan Motivasi Investor: Studi Empiris pada
Investor BEJ” SNA VIII. Solo. Nugroho, Agung Bhuono. 2005. “Strategi Jitu Memilih Metode Statistik
Penelitian dengan SPSS”ANDI, Yogyakarta. Rahman, Annisa.,Yanthi Hutagol. 2008. “Manajemen Laba Melalui Akrual dan
Aktivitas Real pada Penawaran Perdana dan Hubungannya dengan Kinerja Jangka Panjang” Jurnal akuntansi dan keuangan indonesia vol. 5 No. 1.
Rahmawati, Suparno, Qomariyah Nurul. 2006. “Pengaruh Asimetri Informasi
Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Publik yang Terdaftar di BEJ” Simposium Nasional Akuntansi IX”: Padang.
Saiful. 2004. “Hubungan Manajemen Laba dengan Kinerja Operasi dan Return
Sahamdi Sekitar IPO” Jurnal Riset indonesia vol. 7 No. 3. Saptantinah, Dewi, Puji Astuti. 2005. “Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi motivasi Manajemen Laba di Seputar Right Issue” Skripsi Universitas Muhammadiyah: Malang.
Scott, William, 2003. “Financial Accounting Theory: third edition” Prentice
Hall, New Jersey.
45
Siregar, Baldric, 2008. “Ekspropriasi Pemegang Saham Minoritas dalam Struktur Kepemilikan Ultimat”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia vol 23 No 4.
Solechan, Ahmad, 2009. “Pengaruh Manajemen Laba dan Earning Terhadap Return Saham” Tesis, Universitas Diponegoro. Semarang.
Sulistiyanto, H Sri. 2008 ”Manajemen Laba Teori dan Model Empiris” PT
Gramedia Widiasarana: Jakarta. Suzanti, Anna. 2001. ”Analisis Pengaruh Perataan Laba terhadap Return dan
Resiko Pasar Saham” Tesis Universitas Diponegoro: Semarang. Syafruddin, Ahmad. 2006. “Pengaruh Struktur Kepemilikan Perusahaan pada
Kinerja: Faktor Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Pemoderasi” JAAI Volume 10 No 1.
Wibisono, Haris. 2004. ”Pengaruh Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan
Terhadap Kinerja Saham Sebelum dan Sesudah SEO”. Triyadi, Agung.,”Hubungan Struktur Kepemilikan dengan Stock Return”.
www.ssrn.com Ujiyantho, Muh Arief. 2007”Asimetri Informasi dan Manajemen Laba: Suatu
Tinjauan dalam Hubungan Keagenan” www.google.com Usadha, I Putu Adnyana, Gerianta Wirawan Yasa, 2005. “Analisis Manajemen
Laba dan Kinerja Keuangan Perusahaan Pengakuisisi Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi di Bursa Efek Indonesia” www.google.com.
60
BAB V
PENUTUP
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah struktur kepemilikan dan
manajemen laba mempunyai pengaruh terhadap kinerja perusahaan. Penelitian ini
menggunakan analisis regresi berganda, variabel independen adalah kepemilikan
institusi, kepemilikan publik dan manajemen laba sedangkan variabel
dependennya kinerja perusahaan yang diproksi dengan return saham Sampel yang
dipilih sebanyak 30 perusahaan. Pengujian hipotesis dilakukan dengan metode
statistik uji-t, uji F dan koefisien determinasi setelah sebelumnya dilakukan uji
kualitas data dan uji asumsi klasik. Berdasarkan berbagai pengujian dan analisis
data dari penelitian ini dapat diperoleh beberapa kesimpulan mengenai pengaruh
struktur kepemilikan dan manajemen laba terhadap kinerja perusahaan sebagai
berikut:
A. Kesimpulan
Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Pengaruh struktur kepemilikan pulik oleh perusahaan sampel tidak
berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham.
2. Struktur kepemilikan institusi oleh perusahaan sampel tidak
berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Penelitian
ini tidak sejalan dengan penelitian Brian (et.,al) yang menyatakan
adanya pengaruh yang positif antara kepemilikan institusi dengan
return saham.
61
3. Tindakan manajemen laba oleh perusahaan sampel berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap return saham. Penelitian ini sesuai
dengan aloysia (2005) annisa rahman (2008) dan haris
wibisono(2004) serta saiful (2004) yang menyatakan manajemen
laba secara signifikan dapat mempengaruhi kinerja perusahaan
(return saham)
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka implikasi yang dapat
dikemukakan dari penelitian ini adalah bahwa variabel struktur
kepemilikan tidak dapat mempengaruhi kinerja perusahaan dengan
mensejahterakan pemilik yaitu dengan adanya tingkat pengembalian.
manajemen laba secara signifikan mampu mempengaruhi secara
negatif kinerja perusahaan (return saham). Bagi para investor yang
akan melakukan investasi dananya ke perusahaan go public
sebaiknya memilih perusahaan-perusahaan yang memiliki tata kelola
perusahaan yang bagus sehingga akan mengurangi dampak
manajemen laba yang tinggi. Investor publik maupun institusi pun
dapat mempertimbangkan bahwa kepemilikan mereka mendapatkan
jaminan bahwa dana yang diinvestasikan ke dalam perusahan akan
dikelola dengan baik dan kepentingan investor publik akan aman.
Sehingga mengurangi konflik agensi yang sering timbul akibat
kesenjangan informasi yang dimiliki para pemilik.manajemen
sebagai agen dapat dijadikan mediasi antara para pemilik sehingga
62
Kepercayaan investor publik kepada manajemen perusahaan
memberi manfaat kepada perusahaan.
Penerapan tata kelola perusahaan yang baik (GCG) akan
mengurangi tingkat tinggi nya praktik manajemen laba sehingga
mampu meningkatkan kinerja perusahan, dengan penerapan GCG
dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi perusahaan yang
tentu saja berimbas besar dana yang telah ditanamkan pemilik dengn
harapan tingkat pengembalian yang tinggi atas dana yang
diinvestasikan.
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan yang dapat
dijadikan bahan pertimbangan bagi peneliti berikutnya agar
mendapatkan hasil yang lebih baik lagi. Keterbatasan penelitian
masih menggunakan struktur kepemilikan publik dan kepemilikan
institusi ada baiknya penelitian selanjutnya mengunakan
kepemilikan orang dalam (insider ownership) dikarenakan
kepemilikan orang dalam (insider ownership) yang terdapat pada
perushaan sampel sangat sedikit, begitupun dengan kinerja
perusahaan yang hanya diukur dengan kinerja saham, ada baikya
penelitian selanjutnya juga diukur dengan kinerja keuangan, kinerja
operasional,serta faktor-faktor lainnya.
63
DAFTAR PUSTAKA
Ardiati, Aloysia yanti. 2005. ”Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Return Saham pada Perusahaan yang Diaudit oleh KAP Big 5 dan KAP Non Big 5” jurnal riset akuntansi indonesia vol 8, no 3.
Belkoui, Ahmad Riahi. 2007. “Teori akuntansi buku dua”., Salemba empat:
Jakarta. Bushee, Brian J. 1999 “Disclosure Quality, Institusional Investors, and stock