BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas dan penyebab pada sekitar seperempat dari semua kematian.Banyak kematian yang disebabkan oleh penyakit jantung koroner terjadi pada pasien yang berusia lanjut, mencakup 31% kematian pada pria dan 13% pada wanita dalam kelompok umur 45-64 tahun. 1 Penyakit jantung koroner disebabkan terjadinya obstruksi aliran darah melalui arteri koroner ke otot jantung, yang disebabkan oleh atherosclerosis dan bekuan darah. Hal ini dapat menyebabkan kematian mendadak, serangan jantung (infark miokard) yang dapat berakibat fatal, serta angina pektoris atau gagal jantung. 1 Hubungan antara kolesterol dan penyakit jantung koroner telah menjadi topik perdebatan sejak abad ke 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Penyakit jantung koroner merupakan penyebab utama morbiditas dan
mortalitas dan penyebab pada sekitar seperempat dari semua kematian.Banyak
kematian yang disebabkan oleh penyakit jantung koroner terjadi pada pasien
yang berusia lanjut, mencakup 31% kematian pada pria dan 13% pada wanita
dalam kelompok umur 45-64 tahun.1
Penyakit jantung koroner disebabkan terjadinya obstruksi aliran darah
melalui arteri koroner ke otot jantung, yang disebabkan oleh atherosclerosis dan
bekuan darah. Hal ini dapat menyebabkan kematian mendadak, serangan
jantung (infark miokard) yang dapat berakibat fatal, serta angina pektoris atau
gagal jantung.1
Hubungan antara kolesterol dan penyakit jantung koroner telah menjadi
topik perdebatan sejak abad ke 20. Konsep bahwa kolesterol berperan dalam
menyebabkan hiperkolesterolemia dan resiko penyakit jantung koroner telah
menjadi bagian fundamental dari aturan kesehatan umum dan rekomendasi pola
makan di Amerika Serikat selama lebih dari 30 tahun. Pada tahun 1970an
dikeluarkan rekomendasi bahwa kolesterol sebaiknya dibatasi dalam pola
makan orang-orang yang menderita hiperkolesterolemia, yang didasarkan pada
tiga fakta dasar: 1) penelitian pada hewan menunjukkan bahwa kolesterol
dalam pola makan dapat meningkatkan hiperkolesterolemia dan atherosclerosis
1
pada beberapa spesies; 2) survei epidemiologis melaporkan hubungan positif
antara kolesterol dalam pola makan dan insiden penyakit jantung koroner; dan
3) observasi klinis membuktikan bahwa kolesterol dalam makanan
meningkatkan kadar kolesterol total plasma. Berdasarkan hal tersebut, sejumlah
organisasi merekomendasikan pembatasan kadar kolesterol pada diet populasi
dengan tujuan untuk mengurangi kadar kolesterol plasma dan resiko penyakit
jantung koroner. Sejak lebih dari seperempat abad yang lalu, sejumlah
penelitian ekstensif telah dilakukan untuk meneliti mengenai hubungan antara
kolesterol dalam pola makan dan kadar kolesterol darah terhadap insiden
penyakit jantung koroner.2
Tujuan utama dari respons kesehatan umum terhadap penyakit jantung
adalah pengurangan kadar serum kolesterol dengan melakukan perubahan pola
makan untuk menurunkan kadar serum kolesterol. Serum kolesterol dianggap
sebagai salah satu faktor resiko yang dapat diubah untuk penyakit jantung
koroner. Penelitian makanan eksperimental menunjukkan bahwa lemak jenuh
dan kolesterol meningkatkan kadar kolesterol serum, karena itu rekomendasi
pola makan untuk menurunkan resiko penyakit jantung adalah dengan
mengurangi intake kedua bahan tersebut. Intake kolesterol dikaitkan dengan
peningkatan resiko jantung koroner.3
Penelitian mengenai penyebab penyakit jantung koroner telah
berlangsung selama hampir satu abad. Sejak awal, pola makan memegang
peranan penting dalam penelitian mengenai penyebab penyakit jantung
koroner. Kolesterol merupakan konstituen dari plak atherosclerosis. Karena itu,
2
dianggap bahwa terdapat hubungan langsung antara kolesterol dalam pola
makan, kolesterol dalam darah, kolesterol pada plak, dengan komplikasi klinis
yang ada, seperti infark miokard.4
Penyakit jantung koroner merupakan penyebab utama kematian di
sebagian besar negara-negara berkembang, dan telah menjadi masalah
kesehatan umum yang utama di negara-negara berkembang. Peranan serum
kolesterol sebagai salah satu faktor resiko utama dari penyakit jantung koroner,
di sertai merokok dan tekanan darah tinggi, awalnya dinyatakan pada tahun
1960 dan selanjutnya dikonfirmasi dengan sejumlah data dari penelitian
biokimia dan epidemiologis, serta dari uji klinis. Juga dibuktikan bahwa
penggunaan lemak jenuh yang tinggi merupakan determinan utama dari
konsentrasi serum kolesterol, baik dalam suatu populasi maupun pada
individu.5
Berdasarkan hal tersebut, penulis merasa perlu untuk membahas lebih
lanjut mengenai hubungan antara kolesterol dengan penyakit jantung koroner.
I.2 Tujuan Penelitian
I.2.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara kolesterol dengan penyakit jantung
koroner.
I.2.2 Tujuan Khusus
- Untuk mengetahui hubungan antara asupan kolesterol dalam pola
makan dengan kolesterol darah.
3
- Untuk mengetahui hubungan antara peningkatan asupan kolesterol
dalam pola makan dengan penyakit jantung koroner.
I.3 Manfaat Penulisan
- dapat memahami tentang bahaya kolesterol yang tinggi, serta resiko
dan penanganannya.
- dapat mencegah berlebihnya kadar kolesterol dan memahami gaya
hidup sehat yang bebas dari kolesterol tinggi.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1Penyakit Jantung Koroner (PJK)
Statistik morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia telah
mendokumentasikan peningkatan penyakit kronis di negara berkembang. Dari
sejumlah penyakit kronis tersebut, penyakit kardiovaskular masih yang paling
banyak. Penyakit kardiovaskular meliputi penyakit vaskular atherosclerosis,
stroke, penyakit jantung koroner, dan penyakit arteri perifer, dimana penyakit
jantung koroner mendominasi presentasi klinis dari kejadian penyakit
kardiovaskular merupakan penyakit mayoritas di negara-negara berkembang.6
Penyakit jantung koroner (PJK), juga disebut sebagai penyakit arteri
koroner, merupakan penyebab utama kematian di Amerika Serikat baik untuk
pria dan wanita. PJK terjadi saat plak terbentuk di bagian dalam arteri koroner
(Gambar 1). Arteri tersebut menyediakan dan memberi otot jantung dengan
darah yang kaya oksigen. Plak terbuat dari lemak, kolesterol, kalsium, dan zat
lain yang ditemukan dalam darah. Seiring berjalannya waktu, plak mengeras
dan menyempitkan arteri, sehingga mengurangi aliran darah ke otot jantung
(Gambar 2). Daerah plak akan mengalami ruptur, yang menyebabkan
terbentuknya bekuan darah pada permukaan plak. Jika bekuan darah menjadi
cukup besar, maka dapat menghalangi aliran darah yang kaya oksigen secara
keseluruhan atau sebagian ke bagian dari jantung yang disuplai oleh arteri
5
tersebut. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya angina pektoris atau serangan
jantung.
Gambar 1. Plak pada arteri koroner jantung.(a) letak jantung; (b) pembuluh darah arteri normal; (c) penyempitan pembuluh darah arteri karena plak 18
6
Gambar 2. Arteri koronaria pada penyakit jantung koroner 20
Angina pektoris merupakan nyeri dada atau rasa tidak nyaman yang
terjadi saat berkurangnya aliran darah yang kaya oksigen ke suatu daerah di
otot jantung. Angina pektoris dapat terasa seperti tekanan pada dada. Nyerinya
juga dapat terjadi pada bahu, lengan atas bagian dalam, leher, rahang, atau
punggung.
Serangan jantung dapat terjadi saat aliran darah ke otot jantung
terhalang. Hal ini menghambat darah yang kaya oksigen mencapai area dari
otot jantung tersebut, sehingga daerah tersebut mati. Tanpa perawatan yang
cepat, serangan jantung dapat menyebabkan masalah serius atau kematian.
Seiring dengan waktu, PJK dapat melemahkan otot jantung dan
menyebabkan terjadinya gagal jantung dan aritmia. Gagal jantung merupakan
7
suatu kondisi dimana jantung tidak dapat memompa cukup darah ke seluruh
tubuh. Aritmia merupakan masalah pada laju atau ritme dari detak jantung.7
Penelitian menunjukkan bahwa penyakit jantung koroner dimulai saat
faktor tertentu merusak lapisan dalam dari arteri koroner. Faktor tersebut
meliputi merokok, jumlah lemak dan kolesterol yang tinggi dalam darah,
tekanan darah tinggi, dan jumlah gula darah yang tinggi yang disebabkan oleh
resistensi insulin atau diabetes.7
Saat kerusakan tersebut terjadi, tubuh akan memulai suatu proses yang
menyebabkan plak terbentuk di daerah di mana arteri mengalami kerusakan
tersebut. Pembentukan plak dalam arteri koroner dapat mulai terjadi pada masa
kanak-kanak.7
Penyakit jantung koroner termanifestasi dalam dua bentuk utama, yaitu
angina pektoris dan serangan jantung, dan merupakan penyebab utama
kematian di sebagian besar negara-negara berkembang. Perkembangannya
dipengaruhi oleh sejumlah faktor resiko. Penyakit jantung koroner lebih sering
terjadi pada orang yang memiliki faktor resiko lain yaitu:
- Peningkatan kolesterol darah
- Trigleserida tinggi dengan HDL rendah
- Peningkatan tekanan darah
- Diabetes
- Merokok
- Obesitas
- Kurang beraktivitas
8
- Konsumsi alkohol yang berlebihan
- Stres yang berlebih
Kolesterol sangat penting untuk sel-sel yang sehat. Bagaimanapun juga,
jika terakumulasi sangat banyak, kolesterol akan terdeposit pada dinding arteri,
yang kemudian menjadi rusak. Jika hal ini terjadi, serangan jantung dapat
terjadi. Banyak orang yang menghasilkan sangat banyak kolesterol saat pola
makannya kaya akan lemak jenuh. Kolesterol darah yang tinggi juga dapat
diwariskan, sebagaimana halnya dalam Familial Hypercholesterolaemia (FH)
dan Familial Combined Hyperlipidaemia (FCH). Pada kondisi tersebut terdapat
defek genetik yang dapat menyebabkan produksi berlebih atau akumulasi
kolesterol dalam darah.Untuk mengatasi hal ini, biasanya dibutuhkan
perencanaan makanan yang rendah kolesterol, yang biasanya dikombinasikan
dengan obat-obatan untuk mengurangi dan mengontrol kolesterol darah dan
resiko penyakit jantung koroner. Bahkan jika kolesterol darah seseorang tidak
begitu tinggi, sebagaimana halnya pada kelainan turunan seperti FH dan FCH,
penting untuk berhati-hati dalam memilih jumlah dan jenis makanan berlemak
yang dikonsumsi. Sangat penting untuk mengurangi jumlah lemak jenuh yang
dikonsumsi.
Tubuh memiliki sangat banyak lemak lain, trigliserida, seringkali
disertai dengan HDL yang sangat rendah. Kombinasi ini umumnya
diasosiasikan dengan penyakit jantung koroner premature. Penyakit jantung ini
dapat diwariskan namun juga terjadi pada individu yang mengalami obesitas.
Pengurangan berat badan dan olahraga yang teratur dapat membantu
9
mengurangi kadar trigliserida dan meningkatkan kadar HDL. Kadar HDL yang
lebih tinggi sangat berguna karena merupakan komponen dalam darah yang
membawa kelebihan kolesterol dari jaringan ke hati untuk diproses dan
diekskresi. Kadar HDL yang rendah dalam darah tampaknya merupakan
prediktor penting untuk penyakit jantung pada pria dan wanita di Eropa dan
Amerika Utara.
Tekanan darah tinggi (>140/90 mmHg) berbahaya bagi pembuluh darah
arteri dan dapat meningkatkan resiko serangan jantung, gagal jantung dan
stroke. Kondisi cenderung menurun dalam suatu keluarga, namun tekanan
darah juga dipengaruhi oleh gaya hidup. Untuk mencegah peningkatan tekanan
darah, pertahankan berat tubuh yang ideal yang dapat disesuaikan dengan tinggi
badan, jaga konsumsi alkohol, hindari menambahkan garam pada makanan,
kurangi stres, dan aktif secara fisik dengan olahraga rutin.Jika hal tersebut
gagal, diberikan obat-obatan yang efektif untuk mengurangi peningkatan
tekanan darah. Intake alkohol yang berlebih tampaknya merupakan penyebab
penting dari tekanan darah tinggi di Inggris.8
Penyakit jantung koroner dihubungkan dengan berbagai faktor gaya
hidup seperti pola makan, aktivitas fisik, merokok, dan stress. Fakta terbaru
mendukung hubungan antara sejumlah faktor dan pola makan dengan penyakit
jantung koroner. “Diet Mediterania” dapat mengurangi resiko kejadian dan
mortalitas jantung koroner.Masyarakat Mediterania secara teratur mengonsumsi
buah segar, sayuran, kacang-kacangan, beras, pasta, biji-bijian, dan terutama
minyak zaitun. Selain antioksidan yang baik, minyak zaitun kaya akan lemak
10
tak jenuh dan dapat membantu menyeimbangkan kolesterol. Minyak zaitun
murni tidak seperti lemak jenuh lainnya, minyak zaitun memiliki kolesterol
jahat yang rendah dan memiliki banyak kolesterol yang baik. Bagaimanapun
juga, faktor apa yang memediasi efek preventifnya masih menjadi bahan
perdebatan, meskipun kandungan buah dan sayuran dapat menjadi komponen
perlindungan yang penting. Pernyataan hipotesis pola makan untuk jantung
sehat yang dibuat pada tahun 1950an yang menyatakan bahwa lemak jenuh
dapat menyebabkan penyakit jantung melalui perubahan susunan lipid darah
masih perlu dievaluasi ulang.9
II.2 Kolesterol
Kolesterol merupakan substansi lemak yang secara alami ada dalam
darah dan sel-sel tubuh.Terdapat dua jenis utama dari kolesterol, yaitu LDL dan
HDL (Gambar 3).
- LDL (low-density lipoprotein): seringkali disebut dengan kolesterol
buruk karena kadar LDL yang lebih tinggi ( > 130 mg/dl) dapat
meningkatkan resiko penyakit kardiovaskular
- HDL (high-density lipoprotein): sering disebut dengan kolesterol baik
karena kadar HDL yang lebih tinggi ( >50 mg/dl) dapat mengurangi
resiko penyakit kardiovaskular.10
11
Gambar 3. Komposisi lumen arteri koronaria pada proses pembentukan plak arteri17
Kolesterol merupakan steroid yang paling umum. Kolesterol merupakan
precursor penting dari ester kolesterol, asam empedu, dan hormon steroid.
Kolesterol berasal dari sumber makanan dan disintesis in vivo dari asetil-KoA
dalam hati (daerah utama) dan jaringan lain (usus, kelenjar adrenal, dan organ
reproduksi). Kolesterol terdapat dalam darah dalam bentuk low density
lipoprotein (LDL) dan high density lipoprotein (HDL). LDL mengandung 42%
kolesterl, dimana HDL mengandung antara 21% hingga 36% kolesterol.
LDL terbentuk dari very low density lipoproteins (VLDL) oleh lipase
hepatik. VLDL berperan dalam mengantarkan kolesterol ke jaringan perifer,
dengan berikatan pada reseptor LDL pada jaringan tersebut, misalnya kelenjar
adrenal, ovarium, dan testis. HDL disintesis dalam hati dan saluran
12
gastrointestinal dan mengantarkan kolesterol dari jaringan ke hati (sehingga
disebut transport kolesterol balik). Saat berada dalam hati, kolesterol dapat
diubah menjadi VLDL, disintesis menjadi asam empedu, diesterifikasi menjadi
rantai panjang asam lemak atau diekskresikan ke dalam empedu.Empedu
merupakan jalur utama dari ekskresi kolesterol.
Kolesterol tinggi biasanya disebabkan oleh peningkatan jumlah
lipoprotein kaya kolesterol, misalnya HDL dan LDL. Karena VLDL
mengandung beberapa kolesterol (12%), kolesterol tinggi juga dapat terlihat
dengan konsentrasi VLDL yang sangat tinggi. Adapun beberapa penyebab dari
hiperkolesterolemia:
- Kelainan metabolisme lipid turunan: Meskipun kolesterol memiliki
peningkatan yang cukup bermakna dalam kondisi tersebut, peningkatan
trigliserida yang ringan juga terjadi.
- Diabetes mellitus : Insulin menstimulasi lipase lipoprotein, yang
bertanggung jawab untuk hidrolisis dari chylomicrons (CM) dan VLDL.
Insulin juga antagonis hormone lipase sensitive, hormone yang
bertanggung jawab untuk lipolisis dari jaringan adipose. Kurangnya
insulin menyebabkan peningkatan konsentrasi dari CM dan VLDL
dalam darah, dengan konsentrasi trigliserida dan kolesterol yang tinggi
(meskipun CM dan VLDL sebagian besar terdiri dari trigliserida, CM
dan VLDL juga mengandung kolesterol dalam jumlah kecil).
Kurangnya inhibisi hormone lipase sensitive menyebabkan peningkatan
lipolisis, dengan peningkatan presentasi asam lemak non-esterifikasi
13
pada hati dan produksi VLDL. Sebagai tambahan, reseptor LDL pada
hepatosit juga mengalami penurunan regulasi, sehingga terjadi
peningkatan kadar LDL.
- Hipotirodisme : Hormon tiroid menstimulasi reseptor LDL, karena itu,
kurangnya hormon tiroid dapat menyebabkan penurunan reseptor LDL.
- Sindrom nefrotik: Sindrom ini dikarakterisasi dengan edema,
hipoalbuminemia, hiperkolesterolemia, dan albuminaria yang
disebabkan oleh kerusakan glomerulus, seperti amiloidosis,
glomerulonefritis imun-kompleks. Terdapat peningkatan HDL dan LDL
pada sindrom ini, meskipun mekanisme pastinya tidak diketahui pasti.
- Hiperadrenokortisisme : Hiperkolesterolemia disebabkan oleh
peningkatan LDL, yang dianggap disebabkan oleh resistensi insulin
perifer dan penurunan regulasi reseptor LDL dalam hati. Kortikosteroid
juga menstimulasi hormons sensitive lipase, yang menyebabkan
peningkatan lipolisis dan produksi VLDL.
- Kolestasis : Pada kelainan hepatobiliari, khususnya yang menyebabkan
kolestasis ekstrahepatik (misalnya obstruksi saluran empedu), dapat
terlihat peningkatan kolesterol.
- Pankreatitis: Meskipun hipertrigliseridemia lebih umum terjadi pada
kelainan ini, kolesterol tinggi juga dapat tampak yang disebabkan oleh
inhibisi dari lipase lipoprotein.
- Keseimbangan energi negatif berlebih: Dalam keadaan keseimbangan
energi negatif berlebih (misalnya kelaparan, anoreksia) khususnya saat
14
kebutuhan energi cukup tinggi (misalnya tahap akhir kehamilan, laktasi
dini), lipolisis dari simpanan lemak di adiposit akan meningkatkan
konsentrasi VLDL. Meskipun VLDL mengandung lebih banyak
trigliserida dibandingkan kolesterol, peningkatan pada kedua analit
tersebut dapat terlihat.
Kolesterol rendah dapat disebabkan oleh penurunan jumlah lipoprotein
yang mengandung kolesterol (LDL, HDL, VLDL) atau penurunan kandungan
kolesterol dari lipoprotein tersebut. Adapun penyebab dari kadar kolesterol
yang rendah:
- Penurunan absorpsi : Masalah malabsorpsi dan kelainan pencernaan,
misalnya enteropati hilang protein.
- Penurunan produksi: Karena hati merupakan daerah utama dari
produksi kolesterol, nilai kolesterol yang rendah dapat terlihat pada
penyakit hati kronis (misalnya sirosis hepatis), gagal hati sintetis (akut
atau kronis), dan shunt portosistemik (diperoleh atau bawaan). Sitokin
inflamasi juga dapat menurunkan sintesis hepatis dan sekresi
lipoprotein.
- Perubahan metabolisme: Sitokin inflamasi dapat mengurangi
kandungan kolesterol dari lipoprotein dengan menurunkan aktivitas
lesitin-asiltransferase kolesterol (enzim yang bertanggung jawab untuk
mengubah kolesterol bebas menjadi kolesterol ester yang kemudian
diubah menjadi HDL dan LDL). Hampir sama, sitokin inflamasi dapat
15
mengurangi aktivitas lipoprotein lipase (enzim yang memfasilitasi
perubahan VLDL menjadi LDL). Hal ini akan menurunkan kolesterol
melalui penurunan jumlah lipoprotein dan kandungan kolesterol.