PENGGUNAAN OBAT PENGGUNAAN OBAT YANG RASIONAL YANG RASIONAL OLEH OLEH MACHROZAL MACHROZAL
PENGGUNAAN OBAT PENGGUNAAN OBAT YANG RASIONALYANG RASIONAL
OLEH OLEH
MACHROZALMACHROZAL
TUJUAN
MEMAHAMI KRITERIA PENGUNAAN OBAT RASIONAL MENERAPKAN PEMAKAIAN OBAT YANG RASIONAL DALAM
PRAKTEK MENGENAL DAN IDENTIFIKASI PEMAKAIAN OBAT YANG TDK
RASIONAL MEMAHAMI BERBAGAI DAMPAK KETIDAK RASIONALAN
PEMAKAIAN OBAT MENGENALI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA
PEMAKAIAN OBAT YANG TIDAK RASIONAL MELAKUKAN UPAYA PERBAIKAN PRAKTEK KETIDAK
RASIONALAN
KRITERIA PENGGUNAAN OBAT KRITERIA PENGGUNAAN OBAT RASIONALRASIONAL
SESUAI INDIKASI SESUAI INDIKASI TEPAT DOSISTEPAT DOSIS TEPAT PEMBERIANTEPAT PEMBERIAN LAMA PEMBERIANLAMA PEMBERIAN AMAN , EFEKTIF DAN MUTU TERJAMINAMAN , EFEKTIF DAN MUTU TERJAMIN MUDAH DIDAPATMUDAH DIDAPAT HARGA TERJANGKAUHARGA TERJANGKAU
?
Penggunaan Obat Rasional
TEPAT
Tindak lanjutDiagnosis
Indikasi
jenis obat Informasi
Dosis, cara & lama pemberian
Kondisi pasien
1. KETEPATAN DIAGNOSIS
Dokter dituntut menegakkkan diagnosis yang benar untuk pengambilan keputusan pengobatan
Diagnosa Keliru Pengobatan keliru
2. KETEPATAN INDIKASI PENGGUNAAN OBAT
Tidak setiap upaya medik memerlukan intervensi pengobatan
Jika perlu memberikan obat perlu dipertimbangkan ada/tidak indikasi pemberian obat
Contoh : Pemberian antibiotik untuk diare pada anak (cukup oralit)
3. KETEPATAN PEMILIHAN OBAT
Mengacu kepada pedoman pengobatan.
PEMILIHAN OBAT HARUS MEMPERTIMBANGKAN :
a. Efek terapi apa yang diperlukan.
b. Untuk memperoleh efek terapi spesifik kelas terapi apa sebaiknya diberikan. Contoh : Diuretik merupakan pilihan pertama untuk Anti hipertensi pada usila
c. Manfaat maksimal dan resiko sekecil-kecilnya. Contoh : Pemberian Beta Blocker (Misal : Propanolol untuk Antihipertensi + Asma.
d. Keamanan (efek samping, Kontra Indikasi dan kondisi pasien)
e. Harga obat terjangkau.
4. KETEPATAN DOSIS, CARA DAN LAMA PEMBERIAN DIDASARKAN PADA SIFAT FARMAKOKINETIK DAN FARMAKODINAMIK OBAT SERTA KONDISI PASIEN
Respon individu terhadap obat tidak sama maka perlu dipertimbangkan kemungkinan adanya kontra indikasi, efek samping penyakit lain.
Contoh : Hati-hati pemberian obat terhadap pasien kelainan ginjal.
Pemberian injeksi terhadap pasien yang pernah pinsan setelah disuntik.
5. KETEPATAN PENILAIAN TERHADAP KONDISI PASIEN
6. KETEPATAN PEMBERIAN INFORMASI
Cara Pemberian Obat
Efek Samping
7. KETEPATAN DALAM TINDAK LANJUT
Upaya tindak lanjut pengobatan (follow up) harus dilakukan untuk memantau perkembangan penyakit setelah pengobatan.
Contoh : Penderita hipertensi dianjurkan untuk selalu kontrol secara teratur ke Puskesmas.
PENGGUNAAN OBAT YANG TIDAK RASIONAL
KETIDAK RASIONALAN PEMAKAIAN OBAT SANGAT BERAGAM ANTARA LAIN :
Peresepan obat tanpa indikasi
Dosis
Cara
Frekuensi
Lama
Peresepan obat yang mahal
Peresepan obat yang belum terbukti secara ilmiah memberi manfaat terapi > resiko.
Sebagian Puskesmas pemakaian obat suntik
Pemberian anti biotik pada penderita demam yang disebabkan virus (mis : ISPA NON PNEMONIA
Pemakaian obat yang tidak tepat
PENGGUNAAN OBAT DIKATAKAN TIDAK RASIONAL JIKA DAMPAK NEGATIF > MANFAAT
Dampak klinik efek samping dan resisten kuman
Dampak ekonomi Biaya
Dampak sosial ketergantungan pasien terhadap intervensi obat
CIRI-CIRI PENGGUNAAN OBAT TIDAK RASIONAL
1. PERESEPAN BERLEBIH (OVER PRESCRIBING)
Pemberian obat yang tidak diperlukan
Contoh : Pemberian anti biotik pada ISPA NON PNEMONIA
Pemberian obat dosisi >>
Jangka waktu pemberian terlalu lama
Jumlah obat >>> dari yang diperlukan
2. PERESEPAN KURANG (UNDER PRESCRIBING)
Pemberian obat <<< dari yang diperlukan baik dosis, jumlah, lama pemberian obat.
Contoh : Pemberian Anti biotik selama 3 hari untuk ISPA PNEMONIA.
Tidak memberikan oralit pada penderita diare.
3. PERESEPAN MAJEMUK (MULTIPLE PRESCRIBING)
Pemberian puyer berisi : Ampisisilin, Parasetamol, GG, Dexsamethasone, CTM dan Luminal pada batuk pilek
Contoh : Pemberian Tetrasiklin pada anak dengan kecurigaan kolera kotri pilihan yang lebih aman
5. Adanya anggapan praktisi medik bahwa pengobatan adalah seni dokter berhak menentukan jenis obat penggunaan obat yang tidak rasional
Pemberian beberapa obat untuk satu indikasi penyakit yang sama
Contoh :
4. PERESEPAN SALAH (INCORECT PRESCRIBING)
Pemberian beberapa obat indikasi yang keliru
CONTOH DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
1. Pemberian obat untuk penderita yang tidak memerlukan terapi obat
Misal : Pemberian roboransia untuk perangsang nafsu makan pada anak padahal intervensi gizi jauh lebih bermanfaat.
2. Penggunaan obat yang tidak sesuai dengan indikasi penyakit.
Misal : Pemberian injeksi Vit B12 untuk pegal linu yang bukan karena defisiensi Vit B12
3. Penggunaan obat yang tidak sesuai dengan aturan..
Misal : Pemberian obat terlalu lama / singkat
4. Penggunaan obat yang memiliki potensi Toksisitas lebih besar dibandingkan jenis obat lain.
Misal :Pemakaian anti biotik golongan Aminoglicosida pada penderita Usila.
5. Penggunaan obat paten Harga mahal
DAMPAK PENGGUNAAN OBAT YANG TIDAK RASIONAL
Dampak negatif sangat beragam dan bervariasi
Dapat hanya dialami oleh pasien (Efek samping dan biaya yang mahal
Maupun oleh populasi yang lebih luas (resistensi kuman terhadap anti biotik tertentu).
DAMPAK NEGATIF KETIDAK RASIONALAN ANTARA LAIN :
Dampak terhadap mutu pengobatan dan pelayanan.
Dampak terhadap biaya pengobatan.
Dampak terhadap kemungkinan side efek yang tidak diharapkan.
Dampak terhadap mutu ketersediaan obat
Dampak Psikososial.
1. PENGOBATAN DAN PELAYANAN.
Penggunaan obat yang tidak rasional penurunan morbiditas penyakit mencerminkan mutu pengobatan yang ada.
Contoh : Pemakaian Tetrasiklin pada anak.
Pemberian Anti biotik pada diare akut non spesifik.
2. BIAYA PELAYANAN PENGOBATAN
Pemberian obat tanpa indikasi yang jelas / tidak memerlukan terapi obat dan peresepan obat yang lebih mahal
Contoh : Pemberian anti biotik pada ISPA Non PNEMONIA
3. KEMUNGKINAN EFEK SAMPING
Penggunaan obattidak rasional secara langsung / tidak langsung efek samping baik untuk pasien maupun populasi
Contoh : Jenis dan macam obat yang diberikan efek samping >>>
Pemakaian Anti biotik yang tidak sesuai akan menyebabkan kuman resisten
Resiko penularan penyakit melalui jarum suntik.
4. BIAYA PELAYANAN PENGOBATAN
Semua pasien diberikan Antibiotik yang mengakibatkan Antibiotik di Puskesmas (-)
5. KEMUNGKINAN EFEK SAMPING
Berupa ketergantungan terhadap intervensi obat maupun persepsi yang keliru terhadap pengobatan.
Contoh : Pasien minta disuntik
Pemberian Vitamin untuk perangsang nafsu makan pada anak sebetulnya informasi kebutuhan gizi untuk pertumbuhan
.
LATIHAN KASUS :
Seorang pasien dewasa datang ke Puskesmas A dengan keluhan berak encer sebanyak 3x, tanpa lendir dan darah dan badan terasa pegal. Setelah diperiksa pasien mendapat obat sbb :
Injeksi Vit B12
Metronidazol 3x1 selama 3 hari
Antalgin 3x1 selama 3 hari
Papaverin 3x1 selama 3 hari
APA KOMENTAR ANDA MENGENAI PERESEPAN DIATAS?
?