SILABUS PENYULUHANNama: Grace Sheila LamesNIM: I11110021Kegiatan
Penyuluhan dalam rangka Kepaniteraan Klinik Madya Ilmu Kedokteran
KomunitasUPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Kota Fakultas
Kedokteran Universitas Tanjungpura PontianakJudul Penyuluhan : Apa
Itu DBD?Pokok Bahasan : Mengetahui dan Mencegah DBD
Latar Belakang Insiden penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) pada
50 tahun terakhir, telah meningkat 30 kali lipat dengan peningkatan
perluasan geografik ke negara-negara baru dalam dekade sakarang
ini. Sekitar dua setengah juta orang atau 40% dari populasi dunia
diperkirakan saat ini hidup di kawasan yang memiliki resiko
transmisi infeksi virus dengue. Infeksi virus dengue merupakan
penyakit endemik pada 100 negara di Asia Pasifik, Amerika, Afrika,
dan Karibia. World Heath Organization (WHO) memaparkan bahwa 50
hingga 100 juta infeksi terjadi setiap tahunnya, di mana terdapat
500.000 kasus DBD dan 22.000 kematian akibat penyakit DBD lebih
banyak terjadi pada anak-anak. Penularan infeksi virus dengue
terjadi melalui vektor nyamuk genus Aedes (terutama A. aegypti dan
A. albopictus). Peningkatan kasus setiap tahunnya berkaitan dengan
sanitasi lingkungan dengan tersedianya tempat perindukkan bagi
nyamuk betina seperti bejana yang berisi air jernih (bak mandi,
kaleng bekas dan tempat penampungan air lainnya). DBD mempunyai
perjalanan yang sulit diramalkan. Semua pasien mengalami fase demam
selama dua sampai tujuh hari pada umumnya, kemudian diikuti oleh
fase kritis selama dua sampai tiga hari. Fase kritis memperlihatkan
suhu turun, dan resiko terjadinya Sindrom Syok Dengue (SSD)
meningkat yang kadang-kadang dapat bersifat fatal bila tidak
mendapat pengobatan yang adekuat. Diagnosis DBD secara dini
merupakan kunci dalam mengatasi penyakit DBD sebelum masuk fase
syok atau fase kritis. Diagnosis dini dapat ditegakkan dengan
memperhatikan tanda klinis dibantu adanya trombositopenia dan
hemokonsentrasi sebagai akibat gangguan hemostasis dan perembesan
plasma. Penatalaksanaan DBD dewasa mengikuti lima protokol, mengacu
pada protokol WHO. Protokol ini terbagi dalam lima kategori, yaitu
penanganan tersangka DBD tanpa syok, pemberian cairan pada
tersangka DBD dewasa di ruang rawat, penatalaksanaan DBD dengan
peningkatan hematokrit >20%, penatalaksanaan perdarahan spontan
pada DBD dewasa, dan tatalaksana sindroma syok dengue pada dewasa.
DBD merupakan penyakit berbasis lingkungan, oleh karena itu langkah
pertama untuk merubah perilaku kurang sehat terhadap diri dan
lingkungan dapat dilakukan dengan merubah pengetahuannya terlebih
dahulu misalnya melalui penyuluhan.
1. Satuan Acara PenyuluhanNoSatuan Acara
PenyuluhanKeterangan
1Tujuan1. Umum : Setelah mengikuti proses penyuluhan kesehatan
peserta penyuluhan mampu memahami cara mencegah terjadinya DBD
melalui perilaku sehari-hari dan dapat menerapkannya.2. Khusus :
Setelah mengikuti proses penyuluhan peserta penyuluhan diharapkan
dapat menjelaskan :a. Pengertian DBDb. Penyebab DBDc. Gejala DBDd.
Perjalanan penyakit DBDe. Penatalaksaan awal DBD f. Pencegahan
DBD
2ManfaatMasyarakat : dapat memahami mengenai DBD dan
pencegahannyaPuskesmas : meningkatkan layanan kesehatan kepada
masyarakat di wilayah kerja dalam upaya promotif dan preventif
mengenai penyakit DBDPenyuluh : menambah kemampuan dalam memberikan
penyuluhan dan komunikasi efektif
3Garis Besar Materi1. Pengertian DBD2. Etiologi DBD3.
Patogenesis DBD4. Gejala DBD5. Penatalaksaan awal DBD6. Pencegahan
DBD
4SasaranKader Puskesmas Kec. Pontianak Kota
5Tempat dan WaktuTempat : UPTD Kecamatan Pontianak KotaWaktu :
Selasa, 9 Desember 2014 Pukul 10.00
6 Metode1. Ceramah2. Tanya Jawab/Diskusi
7Durasi1. Pendahuluan : 3 menit2. Ceramah : 10 Menit3. Tanya
jawab : 3 Menit4. Diskusi : 5 Menit5. Penutup : 3 Menit
8InstrumenLeaflet
9Kegiatan Penyuluh1. Pendahuluana. Memberi salamb. Memberi
pertanyaan persepsic. Mengkomunikasikan pokok bahasand.
Mengkomunikasikan tujuan2. Kegiatan Intia. Memberikan penjelasan
tentang DBDb. Memberi kesempatan peserta untuk bertanyac. Menjawab
pertanyaan peserta3. Penutupa. Menyimpulkan materi penyuluhan
bersama pesertab. Memberikan evaluasi secara lisanc. Memberikan
salam penutup
Pontianak, Desember 2014Mengetahui,
drg. Nuzulisa Zulkifli Pembimbing