Top Banner

of 68

Contoh Proposal Kebugaran Jasmani

Feb 08, 2018

Download

Documents

Billy Janter
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 7/22/2019 Contoh Proposal Kebugaran Jasmani

    1/68

    ,,,

    PENGEMBANGAN PROGRAM LATIHAN KEBUGARAN JASMANI BERUPA

    LATIHAN FISIK UNTUK MENINGKATKAN V02

    PADA PESERTA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER SEPAK BOLA

    DI MAN TlOGO BLITAR

    PROPOSAL SKRIPSI

    Pembimbing:

    Oleh:

    HUMAID ALI HASAN

    NIM 208711415983

    UNIVERSITAS NEGERI MALANG

    FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

    JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN

    DESEMBER

  • 7/22/2019 Contoh Proposal Kebugaran Jasmani

    2/68

    DAFTAR ISI

    BAB I PENDAHULUAN

    1. Latar Belakang .

    2. Rumusan Masalah.

    3. Tujuan Penelitian

    4. Spesifikasi Produk yang diharapkan..

    5. Pentingnya Pengembangan .

    6. Asumsi keterbatasan pengembangan .

    7. Definisi Istilah.

    8. Sistematika penulisan

    9. Definisi Operasional.

    BAB II KAJIAN PUSTAKA

    1. Kesegaran Jasmani

    2. Tujuan kesegaran jasmani.

    3. Komponen-komponen Kesegaran Jasmanai.

    4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesegaran Jasmani

    5. Program latihan .

    6. Prinsip Latihan

    7. Beban Latihan .

    8. Metode Latihan Fisik .

    9. Penjelasan Tentang program latihan untuk meningkatkan VO2

    10.Latihan kebugaran jasmani berupa latihan fisik untuk meningkatkan VO2

    11.Peran Kesegaran Jasmani dalam Permainan sepak bola

    12.Kegiatan Ekstrakurikuler..

    13.Karakteristik Sepak Bola.

    BAB III METODE PENELITIAN

    1. model pengembangan.

    2. prosedur pengembangan

    3. uji coba produk,.

    4. subjek uji coba.5. jenis data

    6. intrumen penelitian..

    7. tehnik analisis data

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1. A. Latar Belakang

    Pendidikan di Indonesia merupakan perwujudan manusia yang bertujuan untukmencerdaskan kehidupan bangsa berdasarkan (UUD 1945). Pendidikan merupakan suatu hal

  • 7/22/2019 Contoh Proposal Kebugaran Jasmani

    3/68

    yang sangat penting bagi kehidupan bangsa dan kemajuan suatu negara. Dengan adanya

    pendidikan bangsa indonesia akan mengalami kemajuan dan meninggalkan suatu bentuk

    keterpurukan, seperti sekarang ini. Untuk itu pemerintah harus lebih berkosentrasi terhadap

    pendidikan di indonesia dan juga harus membuat suatu kebijakan yang mengarahkan pada

    perkembangan pendidikan di indonesia.

    Pendidikan merupakan cara yang srategis untuk mencetak sumber daya manusia (SDM) yang

    berkualitas. Dengan kebijakan yang berkelanjutan khususnya dalam dunia pendidikan di

    indonesia, bukan mustahil pendidikan di indonesia akan menciptakan SDM yang berwawasan

    luas dan berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas akan membawa pada kemajuan

    bangsa terutama dalam menjadikan masyarakat madani. Sehingga dengan adanya pendidikan

    yang bermutu maka semua hal yang berhubungan dengan masalah pendidikan akan cepat

    terselesaikan. Salah satu Pendidikan yang mengarahkan pada perkembangan perkembangan

    keseluruhan aspek manusia adalah pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani hakikatnya

    adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan

    holistik dalam kualitas individu baik secara jasmani dan rohani. Sehingga pendidikan jasmani

    merupakan salah satu pendidikan yang sangat penting dan utama untuk kemajuan suatubangsa.

    Pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting dalam mengintensifikasi

    penyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung

    seumur hidup. Pendidikan jasmani memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat

    langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, bermain, dan

    berolahraga yang dilakukan secara sistematis ,terarah dan terencana. Pembekalan pengalaman

    belajar itu diarahkan untuk membina, sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktif

    sepanjang hayat. Badan Standart Nasional Pendidikan (2006:729) menyatakan bahwa:

    Pendidikan jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan

    secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani,keterampilan

    gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas

    emosional,tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui

    aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam

    rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

    Pada hakekatnya pendidikan jasmani tidak hanya untuk mengembangkan badan tetapi juga

    untuk mengajarkan perilaku sosial, kebudayaan, dan menghargai etika serta mengembangkan

    kesehatan mentalemosional ( adisasmita, 1989:2 ) selain itu adisasmita juga berpendapat

    bahwa kegiatan jasmani tertentu yang dipilih dapat membentuk sikap / membentuk karakteryang berguna bagi pelakunya.

    Untuk mencapai tujuan tersebut harus ada lingkungan yang lebih banyak dari pihak lain

    seperti keluarga, sekolah, serta lingkungan. Untuk pendidikan jasmani yang diberikan di

    sekolah , tentu pihak sekolah mempunyai peran dan tanggung jawab yang tinggi. Dalam hal

    ini guru pendidikan jasmani harus mempunyai inovasiinovasi untuk melaksanakan

    pembelajaran pendidikan jasmani guna mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

    Untuk mencapai tujuan pendidikan jasmani dan mengembangkan bakat dan minat siswa

    pihak sekolah menyelenggarakan kegiatan ekstrakulikuler. Menurut ahmadi ( 1984:105)

    kegiatan ekstrakulikuler adalah kegiatankegiatan di luar jam pelajaran sekolah yangmempunyai fungsi pendidikan dan biasanya berupa klubklub, misalnya: olahraga,

  • 7/22/2019 Contoh Proposal Kebugaran Jasmani

    4/68

    kesenian, ekspresi dan lain- lain. Kegiatan ekstrakulikuler bertujuan untuk memperluas

    pengetahuan siswa mengenai hubungan antara berbagai berbagai mata pelajaran, meyalurkan

    bakat dan minat serta melengkapi upaya pembinaan menusia seutuhnya ( sahertian,1978:83 ).

    Jadi sekolah merupakan tempat dimana siswa dapat mengembangkan bakat dan minatnya

    kegiatan ektrakulikuler.

    Di MAN tlogo Blitar salah satu sekolah lanjutan akhir di blitar dengan jumlah siswa 850

    siswa juga melaksanakan kegiatan ektrakulikuler. Man Tlogo blitar merupakan sekolah

    madrasah aliyah negeri di blitar yang menjadi salah satu sekolah favorit dengan keuggulan

    dalam ilmu agama dan umum. Akan tetapi tidak hanya ekstrakulikuler yang bergerak dalam

    bidang akademik saja yang banyak diminati oleh siswa , mereka juga sangat berantusias

    dalam mengikuti kegiatan ekstrakulikuler yang bergerak dalam bidang olahraga. Kegiatan

    ektrakulikuler olahraga diadakan oleh pihak sekolah bertujuan selain untuk menunjang proses

    belajarmengajar khususnya pendidikan jasmani untuk mengembangkan bakat dan minat

    yang dimiliki oleh siswa. Kegiatan ekstrakulikuler di Man Tlogo Blitar terdiri dari berbagai

    banyak cabang olahraga, diantaranya Badminton, sepak Bola, Tenis Meja, bola voli, dan

    futsal. Dari kelima ektrakulikuler tersebut siswa bisa memiliki ekstrakulikuler yangdiinginkan sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki oleh siswa.

    Data peserta ekstrakulikuler olahraga di Man Tlogo Blitar sebagaimana ditunjukan sebagai

    berikut:

    No Cabang Olahraga Jumlah Peserta

    1. Badminton 25

    2. Sepak Bola 22

    3. Bola Voly 27

    4. Futsal 235. Tenis Meja 24

    ( Sumber : Koordinator ekstrakulikuler di Man Tlogo Blitar ).

    Dari tabel diatas diketahui bahwasanya dari ke lima kegiatan ekstrakulikuler yang termasuk

    dalam kegiatan olahraga, cabang olahraga sepak Bola paling sedikit pesertanya dibanding

    dengan olahraga lain, tetapi dalam sisi prestasi cabor sepak bola masih mempunyai nama

    daripada ektrakulikuler yang lain. Dalam survei beberapa hari kemarin teryata Prestasi sepak

    bola Man Tlogo blitar cukup menjanjikan.Terhitung beberapa Prestasi telah diraih khususnya

    di tahun 20082010. Pada tahun 2008/2009 Tim Sepak bola Man Tlogo blitar telah

    mencatat prestasi menjadi juara tiga PORSENI tingkat MAN/ MA seKabupaten Blitar.

    Kemudian tahun 2009/2010 Tim Sepak Bola Tim Man Tlogo Blitar telah meraih Prestasi

    Juara 1 POPDA Tingkat SMA/ MAN sederajat se- Kabupaten Blitar.

    Seiring perjalananya waktu Tim Manega dalam berapa bulan terakhir khususnya dari segi

    Prestasi agak menurun dan banyak faktor yang mempengaruhinya. kemarin saya mencatat

    banyak dari anggota Tim MANEGA banyak mengalami kekelahan dan keletihan sehingga

    para pelatih kebingungan dalam mengatasi anak buahnya. Faktanya menunjukan dengan

    kebugaran jasmani yang tidak bagus, dalam pertandingan Uji Coba selama3 kali berturut

    turut hasilnya mengecewakan. 2 kali kalah dan 1 kali seri . Dari itu pelatih dengan peneliti

    pada hari sabtu tanggal 23 september menyetujui kesepakatan untuk mengetahui tingkatkebugaran jasmani para pemain perlu adanya Tes dan pengukuran. Tes yang dipilih oleh

  • 7/22/2019 Contoh Proposal Kebugaran Jasmani

    5/68

    seorang pelatih dan peneliti adalah Tes Multistage. Peserta yang mengikuti tes

    kebugaranjasmani pada waktu itu tercatat sebanyak 20 orang.

    Berdasarkan analisis kebutuhan yang saya lakukan dengan metode observasi maka dengan

    diadakanya tes kebugaran jasmani dengan lari multistage teryata dari 20 sampel dari para

    peserta ekstrakulikuler sepakbola masih dibawah standart minimal kebugaran jasmani. Dibawah ini hasil dari Tes Multistage pada ekstrakulikuler sepak bola di Man Tlogo Blitar

    sebagai berikut:\

    Tabel Hasil Tes Lari Multitahap Siswa

    No Nama Usia Shutlle Level

    1. Denta Permana 17 5 5

    2. Fuad Sholiki 16 6 3

    3. Faris Fahrul Rizal 17 8 7

    4. Agus Rohman 18 7 15. Hendro WIJAYA 15 6 4

    6. Farid jalal Main 17 5 3

    7. M. labib 18 7 2

    8. M. fitrian Risfendi 18 5 9

    9. Imam Bahroini 16 4 3

    10. Kharis Khusen 17 5 8

    11. Andika Wardana 16 6 5

    12. Dadang Permana 18 5 4

    13. Susilo Dwi P 16 7 3

    14. Galang Panjalu 15 6 615. Budi 17 5 7

    16 Zaky Fahrani 18 5 4

    17. Bambang Hendro 17 7 5

    18 Joko susilo 16 6 2

    19 Adi wendarta 15 6 1

    20 Levi setiambudi 18 8 4

    21 M. Fahrudin 17 9 2

    Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwasanya para peserta anggota ekstrakulikuler Man

    Tlogo Blitar khususnya sepak bola dalam hal kebugaran jasmaninya masih dalam keadaankurang baik. Oleh karena itu maka untuk mencapai kebugaran jasmani yang bagus harus ada

    solusi atau sejenis jalan keluar untuk mangatasi masalah ini. Pada hari yang lalu kami telah

    bertanya kepada pelatih apabila anak didiknya kita beri suatu bentuk program

    latihan kebugaran jasmani berupa latihan fisik, teryata juga setuju dan pelatih akan terbantu

    apabila dari kami bisa membuat pengembangan program latihan kebugaran jasmani berupa

    latihan fisik guna meningkatkan VO2 para atle sepak bola MAN TLOGO Blitar.

    Untuk memenuhi tuntutan daya tahan tersebut seorang para anggota Tim Manega harus

    mempunyai energi dalam jumlah banyak. Tuntutan energi dalam jumlah banyak itu akan

    diproduksi melalui sistem erobik yang memerlukan oksigen, oleh karena itu tinggi rendahnya

    daya tahan seorang para pemain Tim Manega tergantung dari tinggi rendahnya kapasitas

    oksigen maksimal atau VO2 maks. Menurut Del Asri (2004:4) besaran energi yang dapat

  • 7/22/2019 Contoh Proposal Kebugaran Jasmani

    6/68

    tersedia per satu satuan waktu melalui proses erobik dapat ditentukan oleh volume oksigen

    yang dapat diangkut dengan maksimal oleh darah dari paru-paru seseorang. Pada orang

    normal (bukan atlet) nilai tingkat VO2 maks yang baik untuk wanita adalah diatas 40

    ml/kg/menit dan untuk pria diatas 45 ml/kg/menit (Howley dan Frank, 1997:211).

    Tinggi rendahnya VO2 maks para pemain Tim Manega sangat berpengaruh pada kondisi fisikatau kesegaran jasmani anggota Tim. Menurut Wagner (2008) tinggi rendahnya VO2 maks

    seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu jenis latihan, keturunan, pengaruh keadaan,

    komposisi badan, jenis kelamin, dan umur. Fox (dalam Umar, 2001:59) menyatakan

    Seseorang yang memiliki VO2 maks yang tinggi tidak saja mampu melakukan aktivitas daya

    tahan dengan baik tetapi lebih dari itu, mereka akan mampu melakukan recovery (pemulihan

    asal) kondisi fisiknya lebih cepat dibandingkan dengan orang yang memiliki VO2 maks yang

    rendah. Sehingga kemampuan mereka untuk untuk melakukan aktivitas berikutnya bisa lebih

    cepat dan mampu bertahan dalam jumlah waktu yang lama. Tinggi rendahnya VO2 maks

    seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu dari faktor tersebut adalah organ

    tubuh yang pada dasarnya organ-organ tubuh tersebut sangat menunjang terhadap tingkatVO2 maks. Organ-organ tersebut seperti; paru yang berfungsi untuk memasukkan oksigen

    dari luar kedalam tubuh, kualitas darah (hemogoblin) yang berfungsi untuk mengikat oksigen

    dan membawanya ke seluruh jaringan, jantung yang berfungsi memompa darah, dan sistem

    sirkulasi (pembuluh darah) yang berfungsi tempat jalannya darah serta jaringan tubuh yang

    akan mempergunakan oksigen untuk proses oksidasi sehingga menghasilkan energi.

    Bagi para pemain Tim Manega semakin baik kualitas faktor-faktor tersebut maka semakin

    baik dan tinggi pula tingkat VO2 maks seorang pemain, sehingga tingkat daya tahannya juga

    baik yang pada akhirnya bagi TIM Manega memiliki tingkat kesehatan dan kesegaran

    jasmani yang tinggi pula . sehingga apabila tingkat kesegaran Jasmani para pemain Tim

    Manega bagus maka prestasi juga akan dapat meningkat dan lebih bagus lagi. Sebaliknya jika

    Para pemain Tim Manega mempunyai daya tahan yang rendah, maka mereka akan cepat

    mengalami kelelahan yang mengakibatkan emosi yang tidak stabil, mudah terombang-

    ambing dalam situasi atau suasana, kurang kosentrasi dan tidak fokus dalam pertandingan

    sehingga para pemain tim manega dalam segi prestasi akan menurun.

    Untuk meningkatkan VO2 maks latihan fisik harus dilakukan, peningkatan VO2 maks

    sebaiknya dengan cara program latihan erobik karena dengan latihan erobik sudah ada

    pembebanan yang meningkatkan jantung maupun paru. Sedangkan untuk meningkatkan VO2maks yang dilakukan dengan Program latihan anerobik, secara langsung dapat diberikan

    beban maksimum pada sistem jantung dan paru. Prestasi tinggi Tim manega dalam tingkatkabupaten hanya dicapai dengan menjalani latihan yang sistematik dan teratur, dengan latihan

    yang sistematik dan teratur maka kapasitas oksigen maksimal dapat meningkat sampai 20%.

    Dari keterangan diatas maka untuk meningkatkan dan memperbaiki prestasi Tim Manega

    dalam ekstrakulikuler di Man Tlogo harus adanya Program latihan kebugaran jasmani berupa

    program latihan fisik khususnya dalam hal meningkatkan daya tahan jantung dan paru

    paru (VO2) dengan cara latihan aerobik dan anaerobik.

    Berdasarkan Latar belakang diatas maka peneliti sangat tertarik untuk membuat jenis

    Pengembangan Program Latihan Kebugaran Jasmani berupa latihan fisik untuk

    meningkatkan V02 pada ektrakulikuler sepak bola di Man Tlogo Blitar.

  • 7/22/2019 Contoh Proposal Kebugaran Jasmani

    7/68

    1. B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan Latar belakang diatas , rumusan masalah yang diangkat adalah belum adanya

    program latihan berkenaan kebugaran jasmani bagi Ektrakulikuler Di Man Tlogo Blitar.

    Oleh karena itu untuk meningkatkan kebugaran fisik dan daya tahan V02 pada para peserta

    Ekstrakulikuler Sepak Bola Di Man Tlogo Blitar maka diterapkanya Program Latihankebugaran Jasmani peserta Ekstrakulikiler di Man Tlogo blitar.

    Untuk itulah peneliti akan membuat Program latihan kebugaran jasmani di Ektrakulikuler

    Sepak Bola di Man Tlogo Blitar .

    1. C. Tujuan Penelitian

    Mengacu permasalahan diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah

    pembuatan program latihan kebugaran jasmani untuk sepak bola sehingga paserta

    ektrakulikuler dapat meningkatkan kebugaran jasmani dalam melakukan permainan sepak

    bola yang bagus dan juga demi untuk mencapai prestasi yang bagus.

    1. D. Spesifikasi Produk Yang diharapkan

    Untuk memecahkan masalah diatas, maka peneliti akan menerapkan Program latihan

    kebugaran jasmani dalam permainan Sepak Bola di MAN Tlogo Blitar.Produk yang

    dihasilkan adalah Program Latihan Kebugaran Jasmani.di dalam akan memmuat berbagai

    variasi latihan kebugaran jasmani. Produk ini disusun untuk peserta ekstrakulikuler sepak

    bola di MAN Tlogo Blitar.

    Adapun Spesifikasi Penerapan program Latihan untuk Peserta Ekstrakulikuler sepak bola di

    MAN Tlogo blitar adalah sebagai berikut:

    1. Tahap Pendahuluan

    1. Tahap Pendahuluan

    1) Aktivitas yang digunakan berupa Gerak Stretching sistematis mulai dari kepala sampai

    kaki.

    2) Aktivitas kalestenik dengan berbagai variasi gerak sistematis dari kepala sampai kaki.

    3) Aktivitas pemanasa sebelum latihan inti.

    1. Tahap Inti

    Pada tahap inti terdiri berbagai bentuk variasi latihan program jasmani yang akan diuraikan

    sebagai berikut:

    1) 1. E. Bentuk-bentuk Latihan Kondisi Fisik

    Ada berbagai bentuk latihan kondisi fisik antara lain :

    1. Fartlek

  • 7/22/2019 Contoh Proposal Kebugaran Jasmani

    8/68

    Fartlek adalah bentuk latihan yang dilakukan dengan lari jarak jauh seperti halnya pada cross

    country. Bentuk latihan in iberasal dari Swedia yang berarti spee play atau bermain-main

    dengan kecepatan, waktu, latihan tidak dibatasi tetapi atlit bebas melakukan latihan ini

    dengan berbagai variasi bentuk lari sesuai dengan medianya. Sebaiknya untuk latihan fartlek

    ini dipilihnya latihan (medan) yang mempunyai pemandangan indah sedikit rintan gn dengan

    lintasan yang berbeda-beda : lumpur-keras-terjal-turun-pasir-rumput-salju atau lainnya.

    Pemandangan yang indah akan menyebabkan atlit lupa akan kelelahan sehingga dengan

    bebas melakukan latihannya. Coch ataupun atlitnya sendiri dapat menentukan bentuk larinya

    maupun lamanya latihan.

    Kecepatan bentuk lari dapat diatur dengan berbagai variasi, misalnya (costa holmen) :

    2) 1. Mulai dengan lari lambat 5-10 menit.

    2. Kecpatan yang konstan dan cukup tinggi.

    3. Jalan cepat (istirahat aktif).

    4. Lari lambat-lambat diselingi lari yang makin lama makin cepat (win sprin).5. Lari lambat-lambat diselingi 3-4 langkah mendadak cepat.

    6. Naik bukit dengan kecepatan tinggi.

    7. Lari dengan tempo yang cepat (pace) selama 1 menit

    Tujuan latihan sama dengan cross country terutama untuk daya tahan atau stamina. Bentuklatihan in baik sekali dilakukan pada periode persiapan atau bahkan pada periode latihan

    1. Internal Trainning

    Pada khir0akhir ini sistem latihan interfasi mulai digunakan untuk semua cabang olah raga :

    atletik, balap sepeda, mendayung, dan macam-macam permainan.

    Interval trainning merupakan bentuk latihan yang diselingi dengan istirahat tertentu

    (intervasi). Bentuk latihan in pada mulanya ditemukan oleh seorang dokter yang juga coach

    atletik dari Jerman : dr. Woldemar Cersshler.

    3) Interval trainning merupakan penyempurnaan dari fartlek dengan memebrikan koreksi

    secara teliti dalam : menentukan jarak, istirahat, banyaknya ulangan (repetation) dan waktu

    latihan. Latihan interval juga menggunakan prinsip penambahan beban latihan.

    Contoh :

    1. Jarak lari ditentukan: 1600 m (4 kali keliling lintasan lari.

    2. b. Ulangan (repetition) : 4 kali, berarti 4 X 400m.

    3. c. Waktu untuk menempuh jarak (400 m): 90 detik.

    4. d. Waktu istirahat (recovery interval): 120 detik.

    Untuk lari pertama latihan boleh digunakan ulangan 2-3 kali terlebih dahulu, kemudian untuk

    seterusnya 4 kali ulangan. Atlit diharuskan menempuh jarak 400 m dengan waktu 90 detik,

    kemudian jalan selama 120 detik, baru kemudian lari untuk putaran kedua, istirahat lagi dan

    seterusnya sampai selesai 4 x 400 m lari. Demikianlah untuk seterusnya latihan dilakukan

    akan tetapi waktu istirahat makin lama makin di kurangi dari 120 detik menjadi 906050

  • 7/22/2019 Contoh Proposal Kebugaran Jasmani

    9/68

    detikdan setrerusnya sampai tujuan akhir tercapai yaitu lari 4 x 400 m tanpa istirahat = 1600

    m.

    Untuk memper berat latihan disamping pengurangan waktu istirahat dapat pula dengan

    meningkatkan bentuk istirahat dari jalan, jalan cepat atau lari-lari kecil. Cara meningkatkan

    beban dapat pula dengan memperberat salah satu dari faktorfaktor di atas dikombinasikan,misalnya:

    1. Jaraknya yang ditambah.

    2. Ulangan yang diperbanyak.

    3. Waktu dipercepat.

    3. Tahap Penutup

    Pada tahap penutup diberikan evaluasi dari proses program latihan yang telah dilaksanakan

    dan melakukan pendinginan, Streching individu dan berpasangan.

    Pembuatan intrumen evaluasi untuk siswa yang mengikuti ekstrakulikuler sepak bola di

    MAN Tlogo Blitar Kabupaten Blitar. Lembar intrumen evaluasi ini berisi tentang butirbutir

    pertayaan tentang Program latihan kebugaran jasmani.

    1. E. Pentingnya Pengembangan

    Pengembangan ini adalah untuk memperoleh pengalaman yang nyata juga mengaplikasikan

    teori dan praktek selama mengikuti kegiatan ekstrakulikuler dalam bentuk penelitian

    pengembangan bentukbentuk program latihan kebugaran jasamani di kegiatan

    Ekstrakulikuler MAN Negeri Tlogo Kab Blitar.

    1. a. Bagi peneliti

    Sebagai sarana untuk mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan khususnya yang

    berhubungan dengan kesegaran jasmani. Selain itu sebagai calon guru pendidikan jasmani

    penelitian ini dapat dijadikan bekal dalam membina kegiatan ekstrakurikuler.

    b. Bagi atlet

    Untuk meningkatkan kebugaran jasmani para atlet

    1. c. Bagi pelatih

    Dapat dijadikan acuan bagi pelatih dalam peningkakatan kebugaran jasmani para atlet.

    d. Bagi Universitas Negeri Malang

    Hasil penelitian ini dijadikan bahan dasar kepustakaan dalam penelitian

    selanjutnya khususnya yang berhubungan dengan kesegaran jasmani.

    1. F. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan

  • 7/22/2019 Contoh Proposal Kebugaran Jasmani

    10/68

    Asumsi yang dijadikan landasan peneliti untuk penerapan Program Latihan kebugaran

    jasmani, di ekstrakukuler Sepak Bola MAN Negeri Tlogo Kab. Blitar.

    a) Dengan adanya penerapan Program latihan Kebugaran Jasamani, maka siswa dapat

    mengerti tentang program latihan kebugaran jasmani dalam permainan sepak bola.

    b) Sarana dan prasarana yang digunakan dalam melakukan latihan kebugaran jasmani

    cukup memadai dan bervariasi.

    Keterbatasan produk penerapan kebugaran jasmani di kegiatan esktrakulikuler Sepak Bola

    MAN Tlogo Blitar ini adalah sebagai berikut:

    Penerapan Program latihan kebugaran jasmani hanya diperuntukan untuk siswa yang

    mengikuti kegiatan ekstrakulikuler bola voli di MAN Negeri Tlogo Blitar.

    Materi program latihan kebugaran jasmani hanya terbatas pada materi kebugaran

    jasmani saja.

    1. G. Definisi Istilah2. Pengertian Kebugaran Jasmani

    Kesegaran jasmani adalah kemampuan tubuh seseorang pemain sepak bola di Man Tlogo

    Blitar untuk melakukan kegiatan latihan sehari-hari maupun pertandingan tanpa mengalami

    kelelahan yang berarti dan masih memiliki tenaga yang cukup untuk melakukan aktivitas

    yang lainnya. (Pussegjas, 1995:3).

    1. Pengertian Program latihan

    Latihan adalah suatu proses yang sistrematis secara berulang-ulang, secara tetap dengan

    selalu memberikan peningkatan beban.

    Tujuan pokok dari latihan adalah prestasi maksimal di samping kesehatan serta kesegaran

    jasmani bagi atlet. Beban latihan atau disebut juga bahan latihan atau loading adalah suatu

    bentuk-bentuk latihan jasmani dan rohani atlet guna mencapai prestasi olah raga. Aerobik

    adalah suatu sistem altihan yang mendorong kerja jantung, darah, dan paru-paru untuk

    periode waktu yang cukup untuk menghasilkan perbaikan-perbaikan dan keadaan tubuh.

    1. Pengertian Esktrakulikuler

    Menurut ahmadi ( 1984:105) kegiatan ekstrakulikuler adalah kegiatankegiatan di luar jam

    pelajaran sekolah yang mempunyai fungsi pendidikan dan biasanya berupa klubklub,

    misalnya: olahraga, kesenian, ekspresi dan lain- lain. Kegiatan ekstrakulikuler bertujuan

    untuk memperluas pengetahuan siswa mengenai hubungan antara berbagai berbagai mata

    pelajaran, meyalurkan bakat dan minat serta melengkapi upaya pembinaan menusia

    seutuhnya ( sahertian,1978:83 ).

    Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran biasa (termasuk pada waktu

    libur) yang diterapkan oleh sekolah dengan tujuan agar siswa MAN TLOGO Blitar dapat

    memperluas pengetahuan dan mengembangkan bakat dan minat di bidang yang digemari

    sehingga siswa memperoleh prestasi di bidangnya yaitu mahir bermain Sepak bola.

  • 7/22/2019 Contoh Proposal Kebugaran Jasmani

    11/68

    1. Peserta ekstrakurikuler tenis lapangan adalah siswa yang mengikuti ekstrakukulikuler

    Sepak Bola di Man Tlogo Blitar di luar jam sekolah yang sudah dijadwalkan oleh

    sekolah dalam pengembangan bakat dan minat siswa.

    2. Sepak bola adalah salah satu olahraga yang sangat populer di dunia. Dalam

    pertandingan, olahraga ini dimainkan oleh dua kelompok berlawanan yang masing-

    masing berjuang untuk memasukkan bola ke gawang kelompok lawan (Rino, 2008:1).

    1. H. Sistematika penulisan

    Sistematika penulisan ini terdiri dari dua bagian; bagian pertama: memuat tentang kajian

    Analisis, bagian yang kedua memuat tentang produk yang dihasilkan dari pengambangan.

    Bagian pertama memuat tentang:

    1.BAB I PENDAHULUAN: Latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

    spesifikasi produk yang diharapkan, pentingnya pengembangan, asumsi dan keterbatasan

    pengembangan, difinisi istilah dan sistematika penulisan.

    2.BAB II KAJIAN PUSTAKA:

    Kesegaran Jasmani, Tujuan kesegaran jasmani, Komponen-komponen Kesegaran Jasmanai,

    Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesegaran Jasmani, Program latihan, Prinsip Latihan,

    Beban Latihan , Metode Latihan Fisik , Penjelasan Tentang program latihan untuk

    meningkatkan VO2, Latihan kebugaran jasmani berupa latihan fisik untuk meningkatkan

    VO2 ,Peran Kesegaran Jasmani dalam Permainan sepak bola, Kegiatan Ekstrakulikuler,

    Karakteristik Sepak Bola.

    3.BAB III METODE PENGEMBANGAN: taktik pengembangan, prosedur pengembangan,

    Uji coba produk, desain Uji coba, Subjek uji coba,Intrumen pengumpulan data, tehnik

    analisis.

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    1. A. KESEGARAN JASMANI

    Kesegaran jasmani merupakan hal yang sudah populer di kalangan masyarakat saat ini.Untuk mempertegas agar pengertian lebih sesuai dengan apa yang dimaksud, ada beberapa

    pendapat para ahli atau pakar kesegaran jasmani.

    Kesegaran jasmani menurut ahli faal dapat didefinisikan sebagai kemampuan seseorang

    untuk melakukan satu tugas khas yang memerlukan kerja muskular di mana kecepatan dan

    ketahanan merupakan kriteria utama. Sedang menurut ahli-ahli pendidikan jasmani kesegaran

    jasmani adalah kapasitas fungsional total seseorang untuk melakukam sesuatu kerja tertentu

    dengan hasil yang baik tanpa kelelahan yang berarti (Depdikbud, 1992:9).

    Seseorang yang memilik kasegaran jasmani yang baik dapat diartikan cukup mempunyai

    kesanggupan untuk melakukan pekerjaannya dengan efisien tanpa menimbulkan kelelahanyang berarti, sehingga masih memiliki sisa tenaga untuk mengisi waktu luangnya dan tugas-

  • 7/22/2019 Contoh Proposal Kebugaran Jasmani

    12/68

    tugas mendadak lainnya. Bisa dikatakan pula bahwa tingkat kesegaran jasmani yang baik

    memberikan seseorang kesanggupan pada seseorang untuk menjalankan hidup yang produktif

    dan dapat menyesuaikan diri pada tiap pembebanan yang banyak.

    Menurut Sajoto (1995:8-11) kondisi fisik atau kesegaran jasmani adalah satu kesatuan yang

    utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja. Baik peningkatanmaupun pemeliharaannya. Disebutkan pula bahwa komponen kondisi fisik meliputi:

    kekuatan, daya tahan, daya otot, kecepatan, daya lentur, kelincahan, koordinasi,

    keseimbangan, dan ketepatan.

    Sedangkan menurut Pussegjas (1995:1) kesegaran jasmani adalah perwujudan kemampuan

    dan kesanggupan fisik seseorang untuk melakukan pekerjaan baik sebagai pribadi, anggota

    masyarakat, maupun sebagai warga negara perlu mendapat perhatiaan dan tanggapan yang

    lebih memadai.

    Berdasarkan beberapa uraian di atas dapat di simpulkan bahwa kesegaran jasmani dapat

    diartikan sebagai kemapuan fisik untuk melakukan tugas pekerjaan sesuai dengan bidangnyatanpa mengalami kelelahan yang berlebih dan mendapat pemulihan yang cepat seperti pada

    saat belum melakukan aktivitas.

    1. TUJUAN KESEGARAN JASMANIKesegaran jasmani sangatlah penting bagi semua orang termasuk anak-anak usiasekolah.

    Muhajir (dalam Sipayung, 8:2007) mengatakan bahwa tujuan kesegaran jasmani

    adalah untuk meningkatkan kemampuan sistem sirkulasi dan kerja jantung, komponen

    kondisi tubuh, ekonomi gerakan pada waktu latihan, pemulihan yang cepat dari tubuh

    sewaktu-waktu respon demikian diperlukan.

    Kesegaran jasmani juga diperlukan anak usia sekolah untuk dapat melaksanakan

    aktifitas sehari-hari, baik ketika berada di sekolah maupun di luar lingkungan sekolah.

    Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa setiap manusia perlu menjaga dan

    meningkatkan kesegaran jasmaninya sendiri, agar dapat hidup sehat, terhindar dari

    penyakit dan selalu ceria sepanjang hidup.

    1. C. KOMPONEN KEBUGARA JASMANI

    Pengertian kesegaran jasmani adalah pengertian yang sangat kompleks, oleh karena itu untuk

    mengetahui dan memahami secara mendalam perlu mempelajari komponen-komponen yang

    membentuk dan saling bertautan antara yang satu dengan yang lainnya. Dwiyogo danSulistyorini (1991:24) menjelaskan bahwa komponen-komponen kesegaran jasmani adalah:

    a) daya tahan, b) daya tahan otot, c) daya tahan jantung, d) kelentukan, e) kecepatan, f)

    kelincahan, g) koordinasi, h) keseimbangan dan, i) ketepatan. Penjelasan tentang peranan

    masing-masing komponen adalah sebagai berikut:

    1. 1. Kekuatan

    Kekuatan ataustrength, adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuannya

    dalam mempergunakan otot dalam menjalankan aktivitas (Dwiyogo dan Sulistyorini,

    1991:25). Tetapi menurut Kirkendall dkk (1980:226) kekuatan adalah kemampuan atau

    kekuatan otot tubuh yang bekerja mengeluarkan energi untuk mengatasi atau melawan

  • 7/22/2019 Contoh Proposal Kebugaran Jasmani

    13/68

    kontraksi dari luar yang berfungsi untuk bergerak dari satu tempat ke tempat lain atau

    memindahkan benda mendekati tubuh atau menjauhi tubuh.

    Dari pendapat di atas, maka dapat ditarik kesimpilan bahwa kekuatan adalah kemampuan otot

    untuk mengatasi atau melawan beban dengan usaha yang maksimal dalam melaksanakan

    aktivitas tertentu.

    1. 2. Daya Tahan

    Daya tahan otot tidak hanya dikenal pada istilah kekuatan tetapi juga kemampuan otot

    berkontraksi dalam beberapa waktu tanpa mengalami kelelahan. Suharno (dalam Budiwanto,

    2004:35)) menjelaskan bahwa daya tahan adalah kemampuan organ atlet untuk melawan

    kelelahan yang timbul saat melakukan aktivitas olahraga dalam waktu yang lama.

    Daya tahan atau endurance dalam hal ini dikenal dua macam daya tahan, yakni: daya tahan

    umum ataugeneral endurancekemampuan seseorang dalam mempergunakan sistem jantung,

    paru-paru, dan peredaran darahnya secara efektif dan efisien untuk menjalankan kerja secaraterus menerus yang melibatkan kontraksi sejumlah otot dengan intensitas tinggi dalam waktu

    yang cukup lama. Daya tahan otot atau local endurance yaitu kemampuan seseorang dalam

    mempergunakan ototnya untuk berkontraksi secara terus menerus dalam waktu yang relatif

    lama dengan beban tertentu.

    Jadi dapat disimpulkan bahwa daya tahan/endurancemerupakan salah satu komponen

    kesegaran jasmani yang paling penting untuk dilatih, karena daya tahan ini secara langsung

    juga untuk melatih otot, kelenturan dan komponen kesegaran jasmani lainnya.

    1. 3. Power

    Menurut Kirkendall dkk (1980:228)power adalah masa kerja dibagi dengan waktu atau lama

    kerja. Dijelaskan pula bahwa power dapat diperoleh dalam melakukan kegiatan tertentu.

    Powermenurut pendapat Gabbard dkk (dalam Budiwanto, 2004:34) adalah gabungan antara

    kekuatan dan daya ledak (kecepatan), kontraksi otot dengan kekuatan maksimum dan

    kecepatan maksimum. Sedangkan definisi yang dikemukakan oleh Kent (dalam Budiwanto,

    2004:34),poweradalah kemampuan untuk mengubah energi fisik ke dalam kekuatan yang

    sangat cepat dan tergantung pada banyaknya adenosine triphosphat(ATP) yang diproduksi

    setiap satuan waktu.

    Dari sini dapat disimpulkan bahwapoweritu adalah kemampuan tubuh untuk memadukan

    kekuatan dan kecepatan dalam waktu yang bersamaan.

    1. 4. Kecepatan

    Kecepatan atauspeeds, adalah kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan

    berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu sesingkat-singkatnya. Seperti

    dalam lari cepat, pukulan dalam tinju, balap sepeda,smashdalam bulutangkis, dan lain-lain

    (Dwiyogo dan Sulistyorini, 1991:29).

    Kecepatan menurut Kirkendall dkk (1980:243) adalah jarak dibagi waktu; kecepatan diukurdengan satuan jarak dibagi dengan satuan waktu. Menurut Kent (dalam Budiwanto, 2004:37)

  • 7/22/2019 Contoh Proposal Kebugaran Jasmani

    14/68

    kecepatan adalah jarak tempuh per satuan waktu yang diukur dalam menit atau skala

    kuantitas, kecepatan adalah kemampuan melakukan gerakan dalam periode waktu yang

    pendek.

    Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kecepatan adalah kemampuan

    tubuh atau bagian tubuh untuk melakukan gerakan dalam waktu yang pendek.

    1. 5. Kelincahan

    Kelincahan atau agility adalah kemampuan seseorang mengubah posisi di area tertentu.

    Seseorang yang mampu mengubah posisi yang berbeda dalam kecepatan tinggi dengan

    koordinasi yang baik, berarti kelincahannya cukup baik.

    Menurut Kirkendall dkk (1980:243) kelincahan adalah kemampuan badan untuk mengubah

    arah tubuh atau bagian tubuh lainnya dengan sangat cepat dan efisien. Jadi kelincahan tidak

    hanya memerlukan suatu kecepatan saja,

    akan tetapi juga memerlukan fleksibilitas yang baik dari sendi-sendi anggota tubuh. Untuk

    melatih kecepatan, dibutuhkan bentuk latihan yang sesuai dan mengharuskan orang itu untuk

    dapat bergerak dengan cepat dan mengubah arah dengan lincah. Seseorang dikatakan

    memiliki kelincahan cukup baik apabila mampu merubah satu posisi ke posisi yang berbeda

    dengan kecepatan tinggi dan koordinasi gerakan yang baik.

    Sedangkan kelincahan menurut Verducci (dalam Budiwanto, 2004:39) disampaikan bahwa

    pembentukan kelincahan lebih sulit dari pada pembentukan yang lainnya. Kelincahan adalah

    hasil pembentukan dari unsur kecepatan, kekuatan dan keseimbangan.

    Dari beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa sebenarnya kelincahan adalah

    kemampuan mengubah arah atau posisi badan secara cepat dan melakukan gerakan yang lain.

    1. 6. Kelenturan

    Daya lentur atauflexibility, adalah ukuran kemampuan seseorang dalam penyesuaian diri

    untuk segala aktivitas dengan penguluran tubuh yang luas, hal ini akan sangat mudah ditandai

    dengan tingkatflexibilitypersendian pada seluruh tubuh. Bompa (dalam Budiwanto, 2004:40)

    menjelaskan bahwa kapasitas melakukan gerakan dengan rentangan yang luas diketahui

    sebagai kelenturan.

    Kelenturan menurut Kirkendall dkk (1980:248) adalah kemampuan tubuh atau bagian-bagian

    tubuh untuk melakukan berbagai gerakan dengan leluasa dan seimbang antara kelincahan dan

    respon keseimbangan. Secara umum, suhu badan dan usia sangat mempengaruhi luasnya

    gerakan bagian-bagian tubuh.

    Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelenturan adalah ukuran kemampuan seseorang

    yang mempunyai ruang gerak yang luas dalam sendi-sendinya dan yang mempunyai otot-otot

    yang elastis.

    1. 7. Keseimbangan

  • 7/22/2019 Contoh Proposal Kebugaran Jasmani

    15/68

    Keseimbangan menurut Kent (dalam Budiwanto, 2004:41) adalah kemampuan memelihara

    suatu yang berorientasi pada keadaan stabil dan khusus dikaitkan dengan lingkungan saat itu.

    Sedangkan Dwiyogo dan Sulistyorini (1991:33) menjelaskan bahwa keseimbangan adalah

    kemampuan untuk mempertahankan tubuh agar tetap stabil.

    Sedangkan Kirkendall dkk (1980:257) mengemukakan bahwa keseimbangan adalahfenomena yang kompleks yang melibatkan vestibularsystempada bagian dalam telinga,

    penglihatan mata, otak menafsirkan secara komplek, menghasilkan berbagai respon gerakan

    pada situasi fisik tertentu. Di bidang olahraga banyak hal yang harus dilakukan oleh atlet

    dalam masalah keseimbangan ini baik dalam menghilangkan atau mempertahankan

    keseimbangan.

    Dari beberapa uraian di atas, maka keseimbangan dapat diartikan sebagai kemampuan untuk

    mempertahankan posisi badan dalam berbagai keadaan, sehingga tidak mendapat gangguan

    pada keseimbangannya atau bisa juga diartikan bahwa keseimbangan adalah kemampuan

    sikap tubuh yang tepat pada saat melakukan gerakan.

    1. 8. Koordinasi

    Menurut Kirkendall dkk (1980:257), koordinasi adalah kerjasama yang selaras antara

    sekelompok otot selama bergerak yang dilakukan dengan indikasi keterampilan yang sama.

    Sedangkan koordinasi menurut Kent (dalam Budiwanto, 2004:42) adalah kemampuan untukmenyatukan sistem indera, sistem syaraf dan sistem otot rangka menjadi rangkaian untuk

    mengatur bagian-bagian badan secara terpisah yang terlibat dalam satu pola gerak yang rumit

    dan mempersatukan bagian-bagian tersebut menjadi suatu gerak tunggal dan berhasil

    mencapai beberapa tujuan.

    Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa koordinasi adalah kemampuan tubuh

    seseorang yang selaras antara sekelompok otot selama bergerak yang terlibat dalam satu pola

    gerak yang rumit dan mempersatukan bagian-bagian tersebut menjadi suatu gerak tunggal

    dan berhasil mencapai beberapa tujuan.

    1. 9. Ketepatan

    Ketetapan atau accuracy, adalah kemampuan gerak tubuh seseorang untuk mengendalikan

    gerak-gerak bebas terhadap suatu sasaran. Sasaran ini dapat merupakan jarak atau mungkin

    suatu objek langsung yang harus dikenal dengan salah satu bagian tubuh.

    Ketepatan menurut Dwiyogo dan Sulistyorini (1991:33) adalah kemampuan seseorang untuk

    mengarahkan suatu gerak ke suatu sasaran sesuai dengan tujuan. Cara mengembangkan

    ketepatan ialah dengan mengulang-ulang gerakan dengan frekuensi yang banyak,

    mempercepat gerakan, dan menjauhkan atau mempersempit gerakan.

    1. D. FAKTORFAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUGARAN JASMANI

    Berikut ini adala beberpa hal yang terkait dengan kesegaran jasmani khususnya yang

    berhubungan dengan daya tahan kardiovaskuler. Moeloek (1984:3)menjelaskan tentang

    beberapa faktor fisiologis yang mempengaruhi daya tahan kardiovaskuler antara lain adalah:

    1. Faktor Keturunan (Genetik)

  • 7/22/2019 Contoh Proposal Kebugaran Jasmani

    16/68

    Dari penelitian yang telah dilakukan, dibuat kesimpulan bahwa kesegaran jasmani dtentukan

    oleh faktor genetik yang hanya diubah dengan latihan sampai pada batas maksimal.

    2. Faktor Usia

    Menyatakan bahwa mulai anak-anak sampai sekitar usia 20 tahun, daya tahan kardiovaskulermeningkat, mencapai maksimal pada usia 20-30 tahun dan kemungkinan berbanding terbalik

    dengan usia, sehingga pada orang yang berusia 70 tahun diperoleh daya tahan 50% dari yang

    dimiliki pada usia 17 tahun.

    3. Faktor Jenis Kelamin

    Sampai dengan usia remaja tidak terdapat perbedaan daya tahan kardiovaskuler pria dan

    wanita. Setelah usia tersebut nilai pada wanita lebih rendah dari pada pria. Perbedaan tersebut

    disebabkan oleh adanya perbedaan maximal muscular poweryang berhubungan dengan luas

    permukaan tubuh, komposisi tubuh, kekuatan otot, jumlah hemoglobin, kapasitas paru dan

    sebagainya.

    4. Faktor Aktivitas Fisik

    Berdasarkan hasil penelitian efek latihan aerobik selama delapan minggu setelah istirahat

    memperlihatkan peningkatan daya tahan kardiovaskuler 62% dari nilai akibat itirahat dan bila

    dibandingkan dengan keadaan sebelum istirahat di tempat tidur maka nilai peningkatan

    adalah 18%. Artinya bahwa aktivitas fisik yang terarah juga dapat meningkatkan kesegaran

    jasmani di samping terjadi penurunan berat badan.

    1. E. PENJELASAN TENTANG PROGRAM LATIHAN

    Seorang atlit untuk mencapai prestasi yang maksimal hendaklah atlit tersebut terus berlatih

    dan berlatih tanpa merasa bosan, itulah sebabnya dibutuhkan penyusunan dan perencanaan

    latihan yang baik dan tepat, yang mana semua itu terdapat dalam program latihan. Program

    latihan harus disusun secara teliti dan dilaksanakan secara tekun dan teratur sesuai dengan

    prinsip-prinsip latihan. Program yang demikian memungkinkan bagi seorang pelatih dapat

    memberikan sebanyak mungkin kesempatan kepada atlet guna perkembangan pengetahuan

    dan keterampilannya.

    Menurut Suharno (1993:1) program latihan adalah suatu petunjuk atau pedoman yang

    mengikat secara tertulis berisi cara-cara yang akan ditempuh untuk mencapai tujuan masamendatang yang telah ditetapkan. Selain itu dalam buku yang sama juga mengungkapkan

    program latihan adalah cara seorang pelatih untuk mempersiapkan atletnya guna menunjang

    program latihan yang telah direncanakan atau terprogram.

    Suharno (1993:1) Program latihan dikatakan baik dan tepat apabila rencana dibuat telah

    mempertimbangkan faktor-faktor penentu untuk mencapai tujuan, faktor itu antara lain: bakat

    atau materi atlet, kemampuan atlet, umur atlet, sarana dan prasarana, dana, lingkungan atlet,

    tenaga pelatih, dan waktu yang tersedia.

    Suharno (1993:7) menyebutkan bahwa program latihan umumnya dibagi menjadi tiga, yaitu:

  • 7/22/2019 Contoh Proposal Kebugaran Jasmani

    17/68

    (1) Program jangka panjang (5 tahun-12 tahun) tujuan rencana jangka panjang merupakan

    tujuan akhir untuk cita-cita prestasi prima. (2) program jangka menengah (2 tahun-4 tahun)

    rencana jangka menengah merupakan pelaksanaan langsung jangka panjang, (3) program

    jangka pendek (1 tahun kebawah) merupakan pelaksanaan operasional rencana jangka

    menengah. Sasaran-sasaran latihan pun merupakan penjabaran sasaran dari program jangka

    menengah. Program latihan jangka pendek terdiri dari: program latihan tahunan, programlatihan bulanan, program latihan mingguan, program latihan harian.

    Dari pengertian dan penjelasan tentang program latihan yang telah dikemukakan di atas,

    dapat disimpulkan bahwa program latihan adalah petunjuk atau pedoman latihan yang

    bertujuan untuk menentukan tujuan latihan, menentukan cara-cara yang efektif serta usaha-

    usaha untuk mencapai tujuan dari latihan yang dilakukan.

    1. F. PRINSIP LATIHAN

    Harsono (1993:2) pengertian latihan atau training adalah sesuatu proses berlatih yang

    sistematis yang dilakukan secara berulang-ulang, dan yang kian hari junlah beban latihannyakian bertambah. Menurut Kosasih (1984:46) latihan atau training adalah proses kerja yang

    harus dilakukan secara sistematis, berulang-ulang dan jumlah beban yang diberikan semakin

    hari bertambah. Tetapi dalam menentukan beban latihannya harus benar-benar diperhatikan.

    Suharno (1993:5) menjelaskan bahwa latihan ialah suatu proses penyempurnaan kualitas atletsecara sadar untuk mencapai prestasi yang maksimal dengan diberi beban fisik dan mental

    secara teratur, terarah, bertahap, meningkat dan berulang-ulang waktunya. Beutelstah

    (1986:124) menyatakan bahwa training adalah persiapan para pemain masing-masing secara

    individu membimbing dan membentuk mereka sehingga dapat menampilkan prestasi

    tertinggi secara individual maupun regu. Sedangkan Latihan fisik adalah latihan yang

    betujuan untuk meningkatkan kondisi fisik, yaitu faktor yang paling penting bagi setiap atlet

    (Suharno 1993:1).

    Untuk memperoleh prestasi yang maksimal dalam olahraga memerlukan latihan yang

    intensitas dan frekuensinya banyak. Latihan juga dapat didefinisikan sebagai peran serta yang

    sistematis dalam latihan yang bertujuan untuk meningkatkan fungsdional fisik dan daya tahan

    latihan dalam bidang olahraga. Tujuan akhir latihan adalah untuk meningkatkan kemampuan

    olahraga (Dwijowinoto, 1993:317).

    Hal ini sesuai dengan pendapat Harsono (1993:1) bahwa tujuan utama dari pelatihan olagraga

    prestasi adalah untuk meningkatkan keterampilan dan prestasi semaksimal mungkin. Prestasitinggi akan dapat dicapai apabila keempat aspek, yaitu: aspek-aspek fisik, teknik, taktik, dan

    mental dikembangkan setinggi mungkin.

    Untuk mencapai peningkatan kemampuan dalam kondisi fisik, teknik, taktik, dan mental

    diperlukan proses dan waktu yang relatif lama. Program latihan perlu disusun dengan prinsip-

    prinsip latihan, menurut Bompa (1994:29) prinsip-prinsip program latihan fisik adalah

    sebagai berikut:

    Prinsip beban bertambah (over load), prinsip spesialisasi (specialitation), prinsip perorangan

    (individualization), prinsdip variasi (variety), prinsip beban meningkat bertahap (progressive

    increase of load), prinsip perkembangan multilateral (multilateral development), prinsip pulihasal (recovery), prinsip reversibilitas (reversibility), menghindari beban latihan berlebih

  • 7/22/2019 Contoh Proposal Kebugaran Jasmani

    18/68

    (overtraining), prinsip melampaui batas latihan (the abuse of training), prinsip aktif dalam

    latihan dan prinsip proses latihan menggunakan model.

    Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan prinsip-prinsip latihan adalah suatu

    usaha sadar yang harus dilakukan atlet untuk mencapai prestasi maksdimal yang dilakukan

    berulang-ulang, terarah kian hari jumlahnya semakin meningkat dengan proses yangsistematis.

    Sementara itu, pengertian dari prinsip-prinsip latihan yang telah disebutkan di atas. Maka

    Menurut Bompa (1994:29-48) adalah sebagai berikut:

    1. Prinsip Beban Lebih (Over Load)

    Pemberian beban latihan harus melebihi kebiasaan sehari-hari secara teratur. Hal ini

    bertujuan agar sistem fisiologis dapat menyesuaikan dengan tuntutan fungsi yang dibutuhkan

    untuk tingkat kemampuan tinggi. Latihan yang baik harus mengakibatkan penekanan fisik

    dapat ditimbulkan dengan jalan pemberian beban latihan yang lebih dari batas kemampuan siatlet (Suharno, 1985:13).

    Stress fisik akan menimbulkan kelemahan anatomis, fisiologis dan organisme atlet terhadap

    kelelahan akibat beban latihan tersebut, seterusnya atlet akan mengalami kenaikan

    kemampuan (superkompensasi). Stress terus menerus yang diberikan pelatih tanpa istirahat

    akan menimbulkan penurunan prestasi bagi atlet.

    1. Prinsip Spesialisasi

    Spesialisasi menunjukkan unsur penting yang diperlukan untuk mencapai keberhasilan dalam

    olahraga. Spesialisasi bukan proses unilateral tetapi satu yang kompleks yang didasarkan

    pada suatu landasan kerja yang solid dari perkembangan multilareral. Prinsip spesialisasi

    harus disesuaikan pengertian dan penggunaanya untuk latihan anak-anak yunior di mana

    perkembangan multilateral harus berdasarkan perkembangan khusus.

    Menurut Bompa (1994:32) Latihan harus bersifat khusus sesuai dengan olahraga dan

    pertandingan yang akan dilakukan. Dalam mengatur program latihan yang paling

    menguntungkan harus mengembangkan kemampuan fisiologis khusus yang diperlukan untuk

    melakukan keterampilan olahraga atau kegiatan tertentu yang akan dilakukan.

    1. Prinsip Individual

    Latihan harus memperhatikan dan memperlakukan atlet sesuai dengan kemampuan, potensi,

    karakteristik belajar dan kekhususan olahraga. Seluruh konsep latihan harus direncanakan

    sesuai dengan karakteristik fisiologis dan psikologis atlet, sehingga tujuan latihan dapat

    ditingkatkan secara wajar

    Individualisasi dalam latihan adalah satu kebutuhan yang penting dalam masa latihan dan itu

    menunjukkan pada pemikiran untuk setiap atlet, mengabaikan tingkat prestasi diperlukan

    secara individual sesuai kemampuan dan potensinya, karakteristik belajar dan kekhususan

    cabang olahraga.

    1. Prinsip Variasi

  • 7/22/2019 Contoh Proposal Kebugaran Jasmani

    19/68

    Latihan harus bervariasi dengan tujuan mengatasi sesuatu yang monoton dan membosankan

    saat latihan. Atlet harus memiliki disiplin latihan, tetapi mungkin lebih penting untuk

    memelihara motivasi dan perhatian dengan memvariasi latihan fisik dan latihan secara rutin.

    Masa latihan adalah suatu aktivitas yang sangat memerlukan beberapa jam kerja atlet.

    Volume dan intensitas latihan secara terus menerus meningkat dan latihan diulang-ulang

    banyak sekali.

    Dalam upaya mengatasi monoton dan kebosanan dalam latihan, seseorang pelatih perlu

    kreatif dengan memiliki pengetahuan dan sumber latihan yang banyak yang memungkinkan

    dapat merubah secara periodik. Keterampilan dan latihan dapat diperkaya dengan

    mengadopsi pola gerakan teknik yang sama, atau dapat mengembangkan kemampuan gerak

    yang diperlukan dengan olahraga.

    1. Prinsip Menambah Beban Latihan secara Progresif

    Pemberian beban latihan harus ditingkatkan secara bertahap, teratur dan terus-menerus

    sehingga mencapai beban maksimum. Program latihan harus direncanakan, bebanditingkatkan secara pelan bertahap, yang akan menjamin memperoleh adaptasi secara benar.

    Prinsip beban bertambah secara pelan-pelan menjadi dasar rencana latihan olahraga, dari

    siklus mikro olimpiade, dan akan diikuti oleh semua atlet yang mengabaikan tingkat

    kemampuannya. Beban ditambah pelan-pelan pada tiga siklus mikro pertama denganmenguragi atau tahap tanpa beban, memungkinkan atlet dibentuk.

    1. Prinsip Partisipasi Aktif dalam Latihan

    Atlet yang melakukan latihan haruslah tetap berlatih diluar jam latihan wajib meskipun tanpa

    pengawasan dari pelatih. Kesungguhan dan aktif ikut serta dalam latihan akan dimaksimalkan

    jika pelatih secara periodik, ajeg mendsiskusikan kemajuan atletnya dengannya. Pengertian

    ini atlet akan menghubungkan keterangan obyektif dari pelatih dengan prakiraan

    subyektif kemampuannya.

    Partisipasi aktif tidak terbatas hanya pada latihan. Seseorang atlet akan melakukan

    kegiatannya meskipun tidak dibawah dan perhatian pelatih. Selama waktu bebas atlet dapat

    melakukan pekerjaaan dalam aktifitas sosial yang memberikan kepuasan dan ketenangan,

    tetapi dia tentu harus istirahat yang cukup.

    1. Prinsip Perkembangan Multilateral

    Perkembangan multilateral lambat laun saling bergantung antara seluruh organ dan sistem

    manusia, serta antara proses fisiologis dan psikologis. Kebutuhan perkembangan multilateral

    muncul untuk diterima sebagai kebutuhan dalam banyak lapangan pendidikan dan usaha

    manusia.

    Prinsip multilateral akan digunakan pada latihan anak-anak yunior. Tetapi, perkembangan

    multilateral secara tidak langsung atlet akan menghabiskan semua waktu latihannya hanya

    untuk program tersebut.

    1. Prinsip Pulih Asal

  • 7/22/2019 Contoh Proposal Kebugaran Jasmani

    20/68

    Beban latihan yang telah diberikan telah banyak mengeluarkan energi tubuh untuk itu

    diperlukan pemulihan untuk mengembalikan kondisi tubuh seperti semula.

    1. Prinsip Reversibilitas

    Beban latihan yang diberikan pada saat latihan harus dikurangi secara perlahan-lahan padasaat akhir latihan. Oleh sebab itu latihan harus berkesinambungan untuk memelihara kondisi.

    10. Prinsip Menghindari Kelebihan Beban Latihan (Over Training)

    Program latihan yang dijalani tidak akan mencapai hasil jika atlet mengalami kelelahan,

    untuk itu harus menghindari kelebihan beban latihan. Penyebab terjadinya overtraining antara

    lain: a) diberikan beban latihan over-loads secara terus menerus tanpa memperhatikan

    interval, b) diberikan latihan intensif secara mendadak setelah lama tidak berlatih, c) proporsi

    latihan dari ekstensif ke intensif tidak cepat, d) beban latihan diberikan dengan beban

    melompat.

    11. Prinsip Latihan Menggunakan Model

    Latihan yang dilakukan didesain sedemikian rupa seakan-akan seperti pada kenyataan yang

    akan terjadi di lapangan pertandingan. Tujuan suatu model adalah untuk memperoleh suatu

    yang ideal, dan meskipun dalam keadaan abstrak ideal diatas adalah kenyataan konkrit, itu

    juga menggambarkan sesuatu yang diusahakan untuk dicapai, suatu peristiwa yang dapat

    diperoleh.

    Melalui latihan model pelatih berusaha memimpin dan mengorganisasi waktu latihannya

    dalam cara yang obyektif, metode dan isi yang sama dengan situasi pertandingan

    1. G. BEBAN LATIHAN

    Menurut Suharno (1993:1) Beban latihan adalah suatu bentuk rangsangan motorik yang dapat

    dikontrol oleh pelatih untuk meningkatkan kualitas atlet dalam rangka mencapai prestasi

    maksimal. Ada dua macam beban latihan yang harus dibedakan pengertiannya menurut

    Suharno (1993:29) adalah: (1) Beban Luar (outer load): volume, intensitas, recovery,

    frekuensi, rythme, (2) Beban Dalam (inner load)

    1. Beban Luar (Outer Load)

    Beban luar adalah rangsangan motorik yang dapat diatur dikontrol dengan cara

    memvariasikan ciri beban latihan seperti volume, intensitas, recovery, frekuensi, irama dalam

    suatu unit program latihan.

    Di bawah ini ciri-ciri beban luar (Suharno, 1993:29):(1) Volumeadalah beban latihan yang

    biasa dinyatakan dengan satuan jarak, jumlah beberapa elemen jenis latihan, total waktu

    latihan, beban berat yang diangkat, jumlah set dalam latihan intervaldan sirkuit sebagai

    ukuran rangsangan motorik dalam suatu unit latihan. Begitu juga menurut Suharto (1997:97)

    menyatakan bahwa pada dasarnya volume latihan meliputi unsur-unsur: waktu atau lama

    latihan, jarak tempuh atau berat beban, jumlah ulangan latihan atau unsur teknik yang

    dilakukan dalam waktu tertentu. Dan unsur tersebut mencerminkan kwantitas atau banyaknyalatihan yang dilakukan pada saat latihan. (2) Intensitas adalah takaran yang menunjukkan

  • 7/22/2019 Contoh Proposal Kebugaran Jasmani

    21/68

    kadar/tingkatan pengeluaran energi atlet dalam aktivitas jasmani baik dalam latihan maupun

    pertandingan. Menurut Suharto (1997:98) menyatakan bahwa intensitas latihan merupakan

    komponen kualitatif yang mengacu pada jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu unit waktu

    tertentu. Dan intensitas latihan dapat dikalisfikasikan tinggi rendahnya berdasarkan beberapa

    indikator, antara lain: 1) berdasarkan persentase kecepatan dan kekuatan yang digunakan

    dalam latihan, 2) berdasarkan jumlah denyut nadi dalam mereaksi beban latihan. Skalaintensitas untuk latihan kecepatan dan kekuatan sebagai berikut (Suharno, 1993:22): (1) super

    maksimal 101%ke atas dari prestasi terbaik, (2) maksimal 100% dari prestasi terbaik, (3)

    sub maksimal 80%99% dari prestasi terbaik, (4) medium 60%70% dari prestasi terbaik,

    (5) low(rendah) 59% ke bawah dari prestasi terbaik. Cara menghitung intensitas dengan MR

    (maximum repeatation), MR push-up atlet dapat dihitung misalnya: mampu 30 kali, ini

    berarti intensitas maksimal untuk atlet tersebut 30 kali/100%. Bila pelatih menginginkan

    intensitas sub-maksimal dalam latihan, berarti dalam satu giliran latihan push-up ditemukan

    80% x 30 kali (MR) = 24 kali. Sedangkan untuk menghitung denyut nadi yaitu pertama

    dihitung DNM (denyut nadi maksimal) dengan rumus: 220umur. Kemudian tentukan

    takaran intensitas latihannya, yaitu 80% dari DNM dan umur atlet 20 tahun, maka 80% x

    (22020) = 160 kali/menit (intensitas sub maksimal).

    (3) Recoveryadalah waktu yang digunakan untuk pemulihan tenaga kembali antara satudengan elemen bahan latihan elemen berikutnya. Kepekatan rangsangan densitas tergantung

    lama dan pendeknya waktu recovery, (4) Frekuensi adalah ulangan gerak berapa kali atlet

    harus melakukan gerak setiap giliran. Frekuensi tinggi berarti ulangan gerak banyak sekali

    dalam satu giliran, sedang frekuensi rendah artinya ulangan gerak sedikit dalam satu giliran.

    Frekuensi dapat juga diartikan berapa kali latihan perhari atau berapa hari latihan

    perminggunya, (5)Rythmeadalah sifat irama latihan yang berhubungan dengan tinggi

    rendahnya tempo dan berat ringannya suatu latihan dalam satu unit latihan maupun

    mingguan, bulanan dan tahunan.

    1. Beban Dalam (Inner Load)

    Beban dalam adalah perubahan fisiologis organisme atlet akibat pengaruh latihan beban luar

    yang ditandai dengan kenaikan denyut nadi (Suharno, 1985:16). Beban dalam dikatakan

    maksimal apabila denyut nadi atlet setelah melakukan satu unit latihan meningkat (Suharno,

    1993:23)

    Beban dalam mempunyai dampak perubahan fungsional organisme atlet meliputi: (1)

    susunan anatomis/struktur tubuh yang dimaksud disini adalah latihan dapat menambah

    jumlah serabut otot, yaitu yang melalui proses pemecahan serabut pada waktu latihan danterjadi pembesaran otot yang disebabkan karena bertambah luasnya serabut otot (Sajoto

    1988:111) . Begitu juga dengan Suharto (1997:72) menyatakan bahwa perubahan massa otot

    bukanlah disebabkan pertambahan jumlah sel otot melainkan karena pertambahan dari anak

    serabut otot yang membesar akibat latihan, (2) fungsi fisiologis organisme, (sistem peredaran

    darah, pernafasan dan metabolisme) yang dimaksud disini yaitu pada secara reflek akan

    terjadi perubahan pengaliran darah, seperti timbulnya kenaikan volumedarah tiap menit dan

    bertambahnya jumlah darah yang mengalir keotot-otot yang lebih aktif, sementara terjadi

    penurunan aliran kearah jaringan-jaringan yang kurang aktif. Namun aliran darah ke daerah-

    daerah rawan seperti kearah otak dan jantung akan tetap atau meningkat sedangkan tekanan

    darah dalam arteri secara sistematik dan pemenuhan kebutuhan dalam jaringan dalam tubuh,

    diperlukan koordinasi dalam jantung guna memompa darah keseluruh tubuh secara optimal.Proses ini dikerjakan secara serentak oleh syaraf, mekanika biologis dan hormon-hormon

  • 7/22/2019 Contoh Proposal Kebugaran Jasmani

    22/68

    yang dengan teratur mempertahankan homeostatistubuh pada waktu istirahat maupun latihan

    (Sajoto, 1988:193). Dan untuk denyut jantung seorang yang normal rata-rata antara 60-80

    kali tiap menit, sedang utuk orang yang terlatih atau atlet denyut jantung mereka waktu

    istirahat dapat mencapai tingkat yang paling rendah yaitu antara 28-40 (Sajoto, 1988:196).

    Untuk aliran darah pada saat istirahat hanya 15%-20% darah dari seluruh volumetiap menit,

    yang dialirkan keotot, sementara pada waktu latihan yang cukup melelahkan, otot akanmenerima 80%-85% dari seluruh volumetiap menit, (4) susunan biokimia dalam otot lebih

    baik, (5) psikologis yang dimaksud disini yaitu bahwa psikologis juga berpengaruh lebih baik

    terutama menigkatnya kemampuan menerima tekanan (strees), daya konsentrasi, perhatian

    dan mengatasi masalah yang merupakan tantangan bagi atlet..

    Setelah memahami ciri beban luar dan beban dalam maka para pelatih harus membuat dan

    memberikan latihan pada atletnya sesuai dengan berat ringannya beban latihan yang

    dikehendaki. Apabila seorang pelatih ingin membuat program latihan fisik dan ingin

    memperberat volumeatau meningkatkan intensitas, memperpendek waktu recovery,

    menambahfrekuensidan rythme, maka seorang pelatih harus memperhatikan bahan-bahan

    beban luar latihan di atas.

    1. H. METODE LATIHAN FISIK

    Metode latihan menurut Hadisasmita dan Syarifuddin (1996:142) adalah suatu cara tertentu,

    system bekerja seseorang pelatih atau olahragawan sehubungan dengan pengetahuan dan

    kemampuannya yang cukup. Namun metode bukan suatu bentuk mengajar, karena suatu

    metode melayani ketentuan pengorganisasian dari suatu kegiatan.

    Berikut ini akan dibahas beberapa metode dalam latihan fisik yang dapat digunakan untuk

    meningkatkan kemampuan fisik para atlet. Metode-metode latihan fisik tersebut diantaranya

    yaitu: (1) Metode latihan sirkuit (circuit training)adalah suatu sistem latihan yang selain

    menghasilkan perubahan-perubahan positif pada kemampuan motorik, juga memperbaiki

    secara serempak kesegaran jasmani daripada tubuh, kekuatan otot, daya tahan, kecepatan dan

    fleksibelitas (Hadisasmita dan Syarifuddin, 1996:110), (2) Metode latihan beban (weight

    training)adalah latihan-latihan yang sistematis, dimana beban hanya dipakai sebagai alat

    untuk menambah tahanan terhadap kontraksi otot, untuk mencapai tujuan tertentu

    (Hadisasmita dan Syarifuddin, 1996:109). Menurut Bompa (dalam Budiwanto, 2004:71)

    Weight trainingadalah program latihan kekuatan menggunakan tahanan yang diberikan oleh

    beban seperti barbel dan dumbell, (3) LatihanInterval(Interval Training)adalah suatu

    system latihan yang berganti-ganti melakukan dengan giat (intervalkerja) teratur dan

    berulang-ulang dengan periode kegiatan dengan intensitas rendah (periode sela) dalam setiaplatihan (Kent dalam Budiwanto, 2004:74). Latihan intervaladalah latihan kondisi yang

    sangat dianjurkan oleh semua pelatih terkenal karena dalam mengembangkan daya tahan dan

    stamina atlet hasilnya sangat positif (Hadisasmita dan Syarifuddin, 1996:106), (4) Metode

    latihan lari bermain-main kecepatan (speed play atau fartlek)adalah suatu system latihan

    daya tahan untuk membangun, mengembalikan atau memelihara kondisi tubuh seorang atlet

    (Hadisasmita dan Syarifuddin, 1996:105). Menurut Suharno (1993:2) menyatakan bahwa

    speed playataufartlekadalah suatu system latihan daya tahan yang maksudnya adalah untuk

    membangun, mengembalikan, atau memelihara kondisi tubuh seseorang. (5) Metode latihan

    naik turun bangku (bench stepping), Pada latihan naik turun bangku ini merupakan latihan

    fisik yang sederhana dimana didalam melakukan latihannya menggunakan kotak, bangku

    atau sejenisnya menurut Hawkey (dalam Budiwanto, 2004:76), (6) Metode latihan aerobikadalah kekuatan yang kecil atau sedang yang dapat dipertahankan untuk jangka waktu yang

  • 7/22/2019 Contoh Proposal Kebugaran Jasmani

    23/68

    lama menggunakan energi yang berasal dari pembakaran O2.Aerobictidak berkaitan dengan

    dengan usaha peningkatan kekuatan, tenaga, kelenturan, kelincahan atau kecepatan gerakan

    tubuh yang sangat dibutuhkan dalam atletik, tetapi aerobicberbicara tentang tenaga aerobic

    yang diperlukan untuk ketahanan fisik. Tenaga aerobicadalah kemampuan tubuh untuk

    memanfaatkan oksigen dan disepakati sebagai cara terbaik untuk mengukur kondisi

    kardiovaskuler (Baley, 1986:159), (7) Metode latihan anaerobic, pada latihan ini dijelaskanbahwa pada suatu waktu kerja dengan intensitas dan kecepatan tinggi dalam waktu yang

    pendek memerlukan energi segera, yang tidak diperoleh secara cepat dari sumber aerobic.

    Keadaan seperti ini ada proses lain yang disebut metabolisme anaerobic.Anaerobicberarti

    tanpa oksigen, sehingga energi anaerobic dikeluarkan jika masukan oksigen tidak cukup

    Getchell (dalam Budiwanto, 2004:82)

    Berdasarkan penjelasan di atas ada beberapa metode Latihan Fisik yaitu: (1) Metode Latihan

    Sirkuit (Circuit Training), (2) Metode Latihan Beban (Weight Training), (3) LatihanInterval

    (Interval Training), (4)Metode Latihan Lari Bermain-main Kecepatan (Speed Play atau

    Fartlek), (5) Metode Latihan Naik Turun Bangku (Bench Stepping), (6) Metode Latihan

    Aerobic, (7) Metode LatihanAnaerobic.

    Setelah memahami metode latihan fisik maka seorang pelatih dalam membuat program

    latihan fisik dan memberikan latihan fisik pada atletnya harus mengacu pada beberapa

    metode latihan fisik seperti yang telah dijelaskan diatas

    1. I. PENJELASAN TENTANG LATIHAN UNTUK MENINGKATKAN V02

    . Menurut Hadisasmita dan Syarifudin (1996:129) mempersiapkan komponen kondisi fisik

    umum seperti kekuatan, daya tahan, kecepatan dan lain-lain seharusnya dilakukan latihan

    dalam waktu yang cukup lama, persiapan tersebut dapat berlangsung selama 2-3 bulan.

    Peningkatan VO2maks tidak bisa dilakukan tanpa adanya suatu program atau pola latihan

    yang sesuai dengan prinsip-prinsip latihan fisik. Peningkatan VO2maks juga tidak bisa

    dilakukan dengan hanya beberapa latihan tetapi harus secara terus menerus dan berlanjut

    yang sesuai dengan program yang dilaksanakan, agar VO2maks atau kondisi fisik tetap

    terjaga dengan baik. Lebih lanjut Mc Ardle (2001:477) mengatakan bahwa VO2 maks dapat

    meningkat kira-kira 15-25 % lebih pada latihan intensif selama 3 bulan pertama dan mungkin

    akan meningkat mencapai 50 % lebih dalam waktu 2 tahun.

    Menurut Soekarman (1987:58) ada beberapa pendapat mengenai latihan untuk meningkatkan

    VO2 maks:

    (1) Sebaiknya mengerjakan latihan erobik karena dengan latihan erobik sudah ada

    pembebanan yang meningkatkan kerja jantung maupun paru, tetapi ada juga yang

    mengatakan bahwa untuk meningkatkan VO2 maks harus dikerjakan latihan anerobik, karena

    dengan latihan anerobik dapat diberikan beban maksimum pada sistem jantung dan paru. (2)

    Sebetulnya beban untuk meningkatkan VO2 maks tidak perlu maksimal, dengan sub

    maksimal sudah dapat meningkatkan, tetapi beban sub maksimal sebagian besar sudah

    merupakan peristiwa anerobik. Jadi sebaiknya untuk meningkatkan VO2 maks dilakukan

    latihan anerobik dengan inyerval istirahat. (3) Untuk ketahanan erobik selain dibutuhkan

    kemampuan jantung dan paru untuk mengangkut oksigen yang banyak, maka kemampuan sel

    untuk menggunakan oksigen juga lebih tinggi. Apabila kita berlari 20 km, maka energi yang

    dibutuhkan tidak dapat dipenuhi dengan pembakaran karbohidrat saja, tetapi harus membakar

  • 7/22/2019 Contoh Proposal Kebugaran Jasmani

    24/68

    lemak. Persediaan lemak dalam otot hanya dapat ditingkatkan dengan latihan erobik yaitu

    denagn beban ringan untuk jangka waktu yang lama.

    Olahraga sepakbola adalah olahraga yang bersifat anerobik, akan tetapi dalam olahraga

    sepakbola juga harus didukung oleh latihan yang bersifat erobik. Ekblom (dalam

    Dwijoyowinoto, 1993:256) mengatakan bahwa keadaan latihan, kebiasaan kegiatan dan latarbelakang latihan olahragawan dapat mempengaruhi nilai VO2 maks. Sedangkan Dwiyogo dan

    Sulistyorini (19991:60) menyatakan:

    Latihan dan proses erobik yang lama akan memberikan perbaikan-perbaikan pada jantung

    dan peredaran darah. Jantung akan lebih kuat dan mampu memompa lebih banyak darah. Hal

    tersebut menyebabkan pengangkutan oksigen yang diambil di dalam paru-paru dan dikirim

    ke seluruh serta pembuangan sisa metabolisme menjadi lebih efisien.

    Aktivitas fisik yang teratur dapat menyebabkan badan menjadi lebih tahan pada tuntutan

    latihan. Selama latihan, otot-otot kaki menghendaki energi agar segera diisi lagi. Kenaikan

    kebutuhan energi memberi penekanan pada kemampuan badan untuk menyediakan oksigendan bahan bakar yang diperlukan otot (Sumosardjuno, 1994:3).

    Tujuan latihan peningkatan kondisi fisik adalah meningkatkan kekuatan, ketahanan,

    kelentukan, kelincahan dan kecepatan. Menurut Soekarman (1986:82) komponen-komponen

    ini berhubungan dengan struktur dan faal dalam tubuh, oleh karena itu latihan-latihan yangdikerjakan terutama untuk otot serta ketahanan jantung dan paru, maka dengan sendirinya

    yang terlihat adalah perubahan-perubahan dalam kedua alat tersebut. Sedangkan Thompson

    dan Mc Ghee (dalam Strauss,1984:4) mengatakan bahwa hasil fisiologis yang utama dari

    program latihan daya tahan adalah peningkatan dalam latihan atau VO2 maks.

    Latihan daya tahan juga dapat merubah faktor-faktor penting lainnya, seperti perubahan pada

    komposisi tubuh, perubahan pada tekanan darah, perubahan pada penyesuain terhadap panas,

    perubahan pada jaringan ikat, perubahan pada otot dan serabut-serabut otot. Menurut Cooper

    (dalam Wahyu, 2005:35) pengaruh latihan dapat meningkatkan VO2 maks dan dapat dicapai

    dengan cara meningkatkan efisiensi kerja semua sarana penyedia serta penyalur oksigen.

    Pengaruh yang lebih luas lagi menurut Arnheim (1995:64) bahwa latihan daya tahan bukan

    hanya penting untuk memperbaiki VO2 maks dan menurunkan tekanan darah tapi hal tersebut

    juga merupakn faktor kunci dalam pencegahan cedera.

    Program latihan peningkatan kondisi fisik atau VO2maks memerlukan persiapan fisik dan

    perancangan program yang baik sesuai dengan prinsip-prinsip program latihan kesegaranjasmani. Menurut Djidie (1997:77) program dan aplikasi pelatihan fisik harus dirancang

    pengembanganya melalui tahapan sebagai berikut:

    (1) Persiapan fisik umum, bertujuan meningkatkan kemampuan kerja organ-organ tubuh ,

    sehingga memudahkan upaya-upaya peningkatan komponen pelatihan pada tahap berikutnya,

    (2) Persiapa fisik khusus, bertujuan meningkatkan kemampuan fisik pada taraf lebih tinggi

    atau baik menjelang pertandingan, (3) Peningkatan kemampuan gerak motorik khusus. Pada

    fase ini pelatihan bertujuan memahirkan gerakan-gerakan utuh, sesuai dengan kebutuhan

    gerak atau penampilan dalam olahraga itu, khususnya menghadapi pertandingan.

    Menurut Ramana (dalam Wahyu, 2005:49) adaptasi dari latihan berperan dalam perubahanyang nyata pada kapasitas oksigen maksimal, jadi program latihan peningkatan VO2maks

  • 7/22/2019 Contoh Proposal Kebugaran Jasmani

    25/68

    harus berlangsung cukup lama dan sesuai dengan perencanaa dan metode yang benar.

    Harsono (dalam Harsuki dan Elias 2003:308) mengatakan, akibat dari perencanaan yang

    matang itu ialah bahwa degree of training(derajat latihan) dan kualitas latihan akan naik

    sehingga akan dapat meningkatkan kapasitas kerja serta penampilan.

    Dalam menyusun suatu program latihan penigkatan kondisi fisik hendaknya memperhatikanbeberapa prinsip latihan fisik antara lain:

    1. Prinsip Dasar Latihan

    Menurut Pussegjasrek (1994:56) prinsip-prinsip dasar latihan antara lain; (a)prinsip beban

    berlebih, (b) prinsip tahanan tambahan, (c) prinsip latihan beraturan, (d) prinsip spesifik, (e)

    prinsip individu.

    1. Macam atau Jenis Latihan Fisik

    Bentuk latihan fisik yang baik menurut Pussegjasrek (1994:57) antara lain; (1) gerakan-gerakanya melibatkan otot-otot besar tubuh, (2) harus dapat memperlancar peredaran darah

    ke jantung secara efektif, (3) waktu yang digunakan produktif (efektif dan efisien).

    1. Intensitas Latihan Fisik atau Olahraga

    Intensitas adalah takaran yang menunjukkan kadar/tingkatan pengeluaran energi seorang

    olahragawan dalam aktivitas jasmani baik dalam latihan maupun pertandingan.

    1. Lama Latihan

    Wilmore dan Costill (dalam Sajoto, 1988:210) menyatakan bahwa lama latihan yaitu antara

    12-16 minggu untuk tujuan endurance, sedangkan antara 8-10 minggu untuk tujuan anerobik.

    1. Frekuensi Latihan

    Menurut Dwiyogo dan Sulistyorini (1991:70) frekuensi latihan diartikan sebagai jumlah

    latihan yang dilakukan setiap minggunya. Sedangkan menurut Pussegjasrek (1994:59) untuk

    mencapai tingkat kesegaran jasmani yang baik, maka latihan hendaknya dilakukan minimal 3

    kali dalam seminggu agar mendapatkan efek latihan yang diharapkan. Apabila latihannya

    kurang dari 2 kali seminggu maka akan kurang mendapatkan efek latihan yang diharapkan.

    1. J. LATIHAN FISIK UNTUK MENINGKATKAN VO2

    Bentuk latihan fisik yang baik menurut Pussegjasrek (1994:57) antara lain; (1) gerakan-

    gerakanya melibatkan otot-otot besar tubuh, (2) harus dapat memperlancar peredaran darah

    ke jantung secara efektif, (3) waktu yang digunakan produktif (efektif dan efisien).

    Sedangkan menurut Harre (dalam Mutohir, 1999:67) bahwa latihan pada umumnya

    dikategorikan dalam tiga bentuk:

    (1) Latihan kompetisi (competitiveexercise): latihan kompetisi merupakan bentuk latihan

    yang urutan gerak dan tipe karakteristik geraknya menyerupai tuntutan suatu kompetisi

    khusus suatu event cabang olahraga yang merupakan spesialisasi atlet yang bersangkutan. (2)latihan khusus (specialexercise): latihan khusus ini terdiri dari dua bentuk; bentuk yang

  • 7/22/2019 Contoh Proposal Kebugaran Jasmani

    26/68

    pertama hamper sama urutan geraknya dengan latihan kompetisi tetapi karakteristik

    pembebanannya berbeda dan latihannya mencakup elemen-elemen atau kombinasi elemen

    dari latihan kompetisi; dan bentuk latihan khusus yang kedua, terdiri dari latihan yang

    mengandung gerak-gerak bagian dari seluruh rangkaian gerak. (3) latihan umum (general

    exercise); latihan umum diambil dari latihan olahraga tertentu atau senam yang tidak berisi

    elemen-elemen gerka kompetisi dan dilakukan tanpa menggunakan peralaten senam.

    1. 1. Intensitas Latihan Fisik atau Olahraga

    Intensitas adalah takaran yang menunjukkan kadar/tingkatan pengeluaran energi seorang

    olahragawan dalam aktivitas jasmani baik dalam latihan maupun pertandingan. Suharno

    (dalam Budiwanto, 2005:13) menjelaskan bahwa:

    Beban latihan (loading) adalah bentuk latihan jasmani yang menimbulkan rangsangan fisik

    dan mental atlet untuk dilawan selama aktivitas berlatih dalam mencapai prestasi olahraga.

    Beban latihan dibedakan menjadi dua yaitu beban latihan luar dan dalam. Beban luar adalah

    volume, intensitas, frekuensi, durasi dan irama. Beban dalam adalah suatu beban latihan yangmempengaruhi fisiologi dan psikologi atlet.

    Menurut Suharto (1997:98) menyatakan bahwa intensitas latihan merupakan komponen

    kualitatif yang mengacu pada jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu unit waktu tertentu.

    Dan intensitas latihan dapat diklasifikasikan tinggi rendahnya berdasarkan beberapaindikator, antara lain: 1) berdasarkan persentase kecepatan dan kekuatan yang digunakan

    dalam latihan, 2) berdasarkan jumlah denyut nadi dalam mereaksi beban latihan. Skala

    intensitas untuk latihan kecepatan dan kekuatan sebagai berikut (Suharno, 1993:22): (1) super

    maksimal 101%ke atas dari prestasi terbaik, (2) maksimal 100% dari prestasi terbaik, (3)

    sub maksimal 80%99% dari prestasi terbaik, (4) medium 60%70% dari prestasi terbaik,

    (5) low(rendah) 59% ke bawah dari prestasi terbaik.

    Cara menghitung intensitas dengan maximum repeatation(MR), MRpush-upindividu dapat

    dihitung misalnya: mampu 30 kali, ini berarti intensitas maksimal untuk individu tersebut 30

    kali/100%. Bila menginginkan intensitas sub-maksimal dalam latihan, berarti dalam satu

    giliran latihanpush-up ditemukan 80% x 30 kali (MR) = 24 kali. Sedangkan untuk

    menghitung denyut nadi yaitu pertama dihitung denyut nadi maksimal (DNM) dengan

    rumus: 220umur. Kemudian tentukan takaran intensitas latihannya, yaitu 80% dari DNM

    dan umur atlet 20 tahun, maka 80% x (22020) = 160 kali/menit (intensitas sub maksimal).

    1. 2. Lama Latihan

    Wilmore dan Costill (dalam Sajoto, 1988:210) menyatakan bahwa lama latihan yaitu antara

    12-16 minggu untuk tujuan endurance, sedangkan antara 8-10 minggu untuk tujuan anerobik.

    Sedangkan menurut Pussegjasrek (1994:59) bahwa latihan fisik pada intensitas yang lebih

    besar maka waktu yang dibutuhkannya lebih pendek, dan jika intensitas latihan fisik lebih

    kecil maka waktu latihan yang dibutuhkan lebih lama, agar menghasilkan latihan dan tingkat

    kesegaran jasmain yang lebih baik.

    1. 3. Frekuensi Latihan

    Menurut Dwiyogo dan Sulistyorini (1991:70) frekuensi latihan diartikan sebagai jumlahlatihan yang dilakukan setiap minggunya. Untuk mencapai tingkat kesegaran jasmani yang

  • 7/22/2019 Contoh Proposal Kebugaran Jasmani

    27/68

    baik, maka latihan hendaknya dilakukan minimal 3 kali dalam seminggu agar mendapatkan

    efek latihan yang diharapkan. Apabila latihannya kurang dari 2 kali seminggu maka akan

    kurang mendapatkan efek latihan yang diharapkan.

    1. K. Pengaruh latihan kebugaran jasmani terhadap sepak bola

    2. L. Karakteristik Esktrakulikuler

    Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler

    Keterbatasan waktu berolahraga yang dilakukan secara formal sangat menghambat

    tercapainya pembinaan secara maksimal untuk perkembangan dan pertumbuhan siswa. Oleh

    karena itu sering sekali atau pun wajib diadakan kegiatan di luar jam sekolah untuk

    memaksimalkan kegiatan bagi siswa yang mengikutinya walaupun kegiatan tersebut tidak

    formal. Dengan adanya kegiatan yang dilakukan di luar sekolah maka siswa dapat

    menyalurkan, memaksimalkan dan mengembangkan kemampuan beserta bakatnya yang

    terpendam di dalam dirinya masing-masing. Melalui ekstrakurikuler siswa dapat benar-benar

    menjadi manusia yang intensif. Siswa dapat belajar untuk menghormati keberhasilan oranglain, bersikap sportif, berjuang untuk mencapai prestasi secara jujur dan lain-lain.

    Ekstrakurikuler adalah suatu program yang dapat menunjang tercapainya tujuan pendidikan,

    di mana hal-hal yang tidak dapat diselesaikan dalam program yang telah ditentukan dalam

    jam-jam pelajaran sekolah, dapat diberikan pada jam-jam di luar sekolah (Sarifudin,1982:33). Sahertian (1987:83) menyatakan kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar

    jam pelajaran biasa (termasuk pada waktu libur) yang dilakukan di sekolah ataupun di luar

    sekolah dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan siswa mengenai hubungan antara

    berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat serta melengkapi upaya pembinaan

    manusia seutuhnya.

    Menurut Ahmadi (1984:105) kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan-kegiatan di luar jam

    pelajaran sekolah yang mempunyai fungsi pendidikan dan biasanya berupa klub-klub,

    misalnya: olahraga, kesenian, ekspresi dan lain-lain. Dwiyogo (2007:55) menyatakan

    kegiatan pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada

    peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan,

    bakat, minat, setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah.

    Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah

    kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran (tatap muka) dengan maksud untuk membantu

    pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat merekamelalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik atau tenaga kependidikan

    yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah.

    Tujuan Kegiatan Ekstrakurikuler

    Menurut Sarifudin (1982:33) bahwa program ekstrakurikuler dapat menunjang tercapainya

    tujuan pendidikan, di mana hal-hal yang tidak dapat diselesaikan dalam program yang telah

    ditentukan dalam jam-jam pelajaran sekolah, dapat diberikan pada jam-jam di luar sekolah.

    Selain itu ekstrakurikuler mempunyai tiga tujuan dasar sebagai berikut:

    (1) Membina minat dan bakat siswa. Kegiatan ekstrakurikuler diharapkan dapat membina danmengembangkan minat yang ada pada siswa serta memupuk bakat yang dimiliki siswa, (2)

  • 7/22/2019 Contoh Proposal Kebugaran Jasmani

    28/68

    Sebagai wadah di sekolah. Dengan aktifnya siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler, secara

    otomatis siswa telah membentuk wadah-wadah kecil yang di dalamnya akan terjalin

    komunikasi antar anggota dan sekaligus dapat belajar vdalam mengorganisir setiap aktivitas

    kegiatan ekstrakurikuler, (3) Pencapaian prestasi yang optimal. Beberapa cabang

    ekstrakurikuler baik secara perorangan maupun kelompok diharapkan dapat meraih prestasi

    yang optimal, baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah(http://ekskulabsky.multiply.com)

    Selain itu tujuan lain dari kegiatan ekstrakurikuler adalah:

    Menumbuh kembangkan pribadi peserta didik yang sehat jasmani dan rohani, bertakwa

    kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki kepedulian dan tanggung jawab terhadap

    lingkungan sosial, budaya dan alam sekitarnya, serta menanamkan sikap sebagai warga

    negara yang baik dan bertanggung jawab melalui berbagai kegiatan positif di bawah

    tanggung jawab sekolah (http://nisanurdini.blogspot.com).

    Dari paparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa tujuan kegiatan ekstrakurikuler adalahuntuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan, untuk memperluas pengetahuan, untuk

    menyalurkan bakat dan minat dan untuk melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya.

    Tujuan kegiatan ekstrakurikuler tidak akan berhasil tanpa adanya partisipasi dari pihak lain

    seperti: prasarana, orang tua, guru, teman, dan masyarakat.

    Ciri-ciri Kegiatan Ekstrakurikuler

    Sarifudin (1982:45) menyebutkan ciri-ciri kegiatan ekstrakurikuler sebagai berikut:

    (a) Merupakan bentuk kegiatan yang berkaitan atau berhubungan langsung dengan kurikulum

    sekolah, artinya mempunyai pengaruh terhadap pencapaian tujuan kurikulum, (b) Diberikan

    di luar jam pelajaran dan diawasi oleh guru yang bertanggung jawab tentang bidang pelajaran

    tersebut, (c) Mempunyai subyek yang sama atau sasaran yang sama, yaitu anak didik. Melalui

    ekstrakurikuler dibina satu kesatuan individu yang utuh fisik dan psikis, (d) Ekstrakurikuler

    pelaksanaannya berbeda dalam cara dan sifat pelaksanaan dari kurikuler, (e) Ekstrakurikuler

    dapat berupa olahraga, kesenian, pramuka, darmawisata, dan rekreasi, dan beberapa macam

    kegiatan yang dapat berpengaruh terhadap kesempurnaan proses dan keberhasilan proses

    belajar mengajar.

    Dari ciri-ciri yang dikemukakan oleh Sarifudin di atas maka dapat disimpulkan bahwa

    kegiatan ekstrakurikuler mempunyai ciri-ciri sebagi berikut: (1) diselenggarakan di luarpembelajaran formal, (2) diberikan untuk mengembangkan bakat dan minat siswa, (3)

    diberikan untuk upaya pembinaan manusia seutuhnya.

    1. M. KARAKTERISTIK SEPAK BOLA

    Sepakbola dan Karakteristiknya

    Di manapun, kapanpun, dan apapun bentuk sepakbola? Olahraga ini adalah salah satu

    olahraga yang paling digemari diseluruh dunia, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa,

    mulai dari pelosok-pelosok desa sampai kota-kota besar, semuanya melakukan permainan

    sepakbola. Pada mulanya sepakbola merupakan olahraga untuk sekedar hobi tapi lambat laun

    http://ekskulabsky.multiply.com/http://ekskulabsky.multiply.com/http://ekskulabsky.multiply.com/http://nisanurdini.blogspot.com/http://nisanurdini.blogspot.com/http://nisanurdini.blogspot.com/http://nisanurdini.blogspot.com/http://ekskulabsky.multiply.com/
  • 7/22/2019 Contoh Proposal Kebugaran Jasmani

    29/68

    sepakbola menjelma sebagai olahraga yang bisa mendatangkan uang atau dengan kata lain

    sepakbola merupakan suatu pekerjaan.

    Sepakbola adalah permainan beregu yang dimainkan masing-masing regu sebelas pemain

    termasuk seorang penjaga gawang. Permainan ini hampir seluruhnya menggunakan

    kemahiran kaki, kecuali seorang penjaga gawang yang bebas menggunakan anggota badanapapun (Abdoellah, 1981:409).

    Menurut Luxbacher (1998:2) menyatakan bahwa sepakbola adalah suatu pertandingan yang

    dimainkan 2 tim yang masing-masing beranggotakan 11 orang pemain, dengan waktu 245

    menit. Sedangkan menurut Batty (2004:8) sepakbola adalah permainan beregu yang

    dimainkan oleh individu-individu untuk menyebar luaskan gagasan dari pelatih agar

    sepakbola menjadi permainan yang lebih baik dan menyerang dalam kerangka suatu

    kerjasama beregu.

    Sepakbola merupakan permainan beregu yang dimainkan tiap regu terdiri dari 11 pemain

    termasuk penjaga gawang. Permainan ini dimainkan di lapangan berumput dengan ukuranpanjangnya 100-110 meter dan lebarnya 64-75 meter yang mana lamanya permainan

    sepakbola ini adalah 245 menit dengan dipimpin oleh 1 orang wasit dan 2 orang asisten

    wasit. Tujuan dari sepakbola ini adalah memasukkan bola ke gawang lawan dan berusaha

    mempertahankan gawangnya agar tidak kemasukan. Kendati demikian sepakbola mempunyai

    banyak aspek atau bagian yang masing-masing perlu diperhatikan, seperti: teknik, fisik,

    taktik, dan strategi. Untuk itu sebagai seorang pemain sepakbola hendaklah memiliki

    keempat hal yang tersebut diatas terutama teknik dan fisik yang merupakan teknik dasar

    dalam bermain sepakbola.

    Menurut Hariyoko dan Mahmud (1991:3) teknik-teknik dasar dalam permainan sepakbola

    adalah: (1) teknik menendang bola, (2) teknik menerima bola, (3) teknik menggiring bola, (4)

    teknik menyundul bola, (5) teknik merampas bola, (6) teknik melempar bola, (7) teknik gerak

    tipu dengan bola, dan (8) teknik penjaga bola. Selain menguasai teknik-teknik dasar bermain

    sepakbola yang tersebut diatas masih ada faktor-faktor lain yang dapat menunjang seorang

    pemain sepakbola untuk berprestasi. Faktor-faktor itu antara lain: daya tahan, kekuatan,

    kelincahan, keseimbangan, kecepatan, dan kelentukan. Dan semua ini dapat diperoleh dengan

    latihan konsdisi fisik dengan terus menerus tanpa merasa bosan. Karena seorang pemain

    sepakbola yang telah memiliki teknik individu yang baik dan ditunjang oleh stamina yang

    prima, maka taktik dan strategi yang diintruksikan oleh pelatih akan mudah dijalankan.

    Tidak kita pungkiri bahwa seorang pemain sepakbola yang memiliki skill individu yang baiktidak akan berarti apa-apa bila tidak ditunjang dengan kondisi fisik yang prima. Menurut

    Devaney (1988:70) satu unsur dalam sepakbola yang tidak pernah berubah dari masa ke masa

    adalah stamina. Dan stamina merupakan unsur utama dalam permainan sepakbola pemain

    harus mempersiapkan diri untuk mengalami kelelahan fisik. Ditambahkan pula oleh Devaney

    (1988:71) di dalam permainan sepakbola anda harus menggiring bola, anda membungkuk,

    berputar, berhenti, berlari, berbelok ke kiri, berbelok ke kanan, berputar ke mana saja untuk

    menghindari lawan, dan semua itu harus membutuhkan stamina dan kondisi fisik yang prima.

    Permainan sepakbola merupakan olahraga yang membutuhkan waktu yang lama, untuk itu

    dalam permainan sepakbola menggunakan sistem energi aerobik. Akan tetapi dalam

    permainan sepakbola sewaktu-waktu juga membutuhkan kecepatan, seperti: larisprint,

  • 7/22/2019 Contoh Proposal Kebugaran Jasmani

    30/68

    berbalik badan dan menangkap atau menghalau bola untuk penjaga gawang. Dan olahraga

    yang membutuhkan kecepatan membutuhkan sistem energi anaerobik.

    Bila dilihat dari urain di atas, olahraga sepakbola memerlukan dua sistem energi yaitu aerobik

    dan anaerobik. Untuk itu dalam melatih kondisi fisik pelatih juga harus memperhatikan kedua

    sistem energi tersebut dalam menyusun program latihan, sehingga seorang pemain akanmemiliki daya tahan dan kecepatan secara seimbang. Dengan demikian peran latihan fisik

    didalam permainan sepakbola sangat menunjang bagi pemain untuk berprestasi baik di level

    lokal maupun internasional.

    BAB III

    METODE PENGEMBANGAN

    Dalam metode pengembangan akan diuraikan tentang model pengembangan, prosedur

    pengembangan, uji coba produk, subjek uji coba,jenis data,intrumen penelitian, dan tehnik

    analisis data.

    A.Model Pengembangan

    Dalam penerapan Program latihan kebugaran jasmani ini peneliti menggunakan

    pengembangan milik Borg dan Gall (1983:775) yang terdiri dari:

    1).Melakukan penelitian dan pengumpulan informasi (kaj