1 CONTOH MAKALAH : MAF’UL LI AJLIH (KAJIAN ILMU NAHWU) Oleh : Hasysa A. Pendahuluan Dalam kajian ilmu nahwu terdapat satu topik tentang maf’ul (objek). Maf’ul ini bermacam-macam, yaitu maf’ul bih, maf’ul fih, maf’ul ma’ah, maf’ul muthlaq, dan maf’ul li ajlih. Dalam kajian ini hanya akan memfokuskan pada masalah maf’ul li ajlih. Masalah yang akan dikaji tentang maf’ul li ajlih ini : 1. Apakah pengertian al-maf’ul li ajlih ? 2. Bagaimana persyaratan al-maf’ul li ajlih ? 3. Apakah semua mashdar tepat menjadi al-maf’ul li Ajlih ? 4. Apakah semua fi’il dapat menjadi Amil al-Maf’ul li Ajlih ? 5. Bagaimana hukum al-maf’ul li ajlih dari segi i’rab ? 6. Bagaimana hukum al-maf’ul li ajlih dari segi posisinya dalam struktur kalimat ? Kajian ini dibahas dengan sitematika : pertama : Pendahuluan, yang berisi sekilas rumusan masalah dalam topik maf’ul li ajlih. Kedua, Pembahasan, yang berisi : pengertian, persyaratan, macam-macam mashdar yang menjadi maf’ul li ajlih, al-‘amilu fi al-maf’uli li ajlih, hukum al-maf’ul li ajlih dari segi i’rab, dan hukum al-maf’ul li ajlih dari segi posisinya dalam struktur kalimat. Ketiga : Kesimpulan. B. Pembahasah 1. Pengertian Al-Maf’ul li Ajlih (جفعول ا) (the accusative of purpose/ objek tujuan) sebagaimana dijelaskan oleh Dr. Mohammad Mas’ad Ziyad dalam Al-Lughatu al-‘Arabiyyah Lughatu al-Qur’an, adalah mashdar yang manshub untuk menjelaskan terjadinya suatu perbuatan. Al-Maf’ul li Ajlih
13
Embed
CONTOH MAKALAH : MAF’UL LI AJLIH (KAJIAN ILMU … · CONTOH MAKALAH : MAF ... tetapi yang tepat hanya mashdar yang mengekspresikan suasana hati ... “dan janganlah kamu berkata
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
CONTOH MAKALAH : MAF’UL LI AJLIH
(KAJIAN ILMU NAHWU)
Oleh : Hasysa
A. Pendahuluan
Dalam kajian ilmu nahwu terdapat satu topik tentang maf’ul (objek).
Maf’ul ini bermacam-macam, yaitu maf’ul bih, maf’ul fih, maf’ul ma’ah,
maf’ul muthlaq, dan maf’ul li ajlih. Dalam kajian ini hanya akan
memfokuskan pada masalah maf’ul li ajlih. Masalah yang akan dikaji
tentang maf’ul li ajlih ini :
1. Apakah pengertian al-maf’ul li ajlih ?
2. Bagaimana persyaratan al-maf’ul li ajlih ?
3. Apakah semua mashdar tepat menjadi al-maf’ul li Ajlih ?
4. Apakah semua fi’il dapat menjadi Amil al-Maf’ul li Ajlih ?
5. Bagaimana hukum al-maf’ul li ajlih dari segi i’rab ?
6. Bagaimana hukum al-maf’ul li ajlih dari segi posisinya dalam struktur
kalimat ?
Kajian ini dibahas dengan sitematika : pertama : Pendahuluan, yang
berisi sekilas rumusan masalah dalam topik maf’ul li ajlih. Kedua,
Pembahasan, yang berisi : pengertian, persyaratan, macam-macam mashdar
yang menjadi maf’ul li ajlih, al-‘amilu fi al-maf’uli li ajlih, hukum al-maf’ul
li ajlih dari segi i’rab, dan hukum al-maf’ul li ajlih dari segi posisinya dalam
struktur kalimat. Ketiga : Kesimpulan.
B. Pembahasah
1. Pengertian
Al-Maf’ul li Ajlih (املفعول ألجهل ) (the accusative of purpose/ objek
tujuan) sebagaimana dijelaskan oleh Dr. Mohammad Mas’ad Ziyad dalam
Al-Lughatu al-‘Arabiyyah Lughatu al-Qur’an, adalah mashdar yang
manshub untuk menjelaskan terjadinya suatu perbuatan. Al-Maf’ul li Ajlih
2
disebut juga al-Maf’ul min ajlih ( أجهل من املفعول ) dan al-maf’ul lah ( املفعول
ملاذا atau (? lima : mengapa) مل yang merupakan jawaban dari pertanyaan ,(هل
(limadza: karena apa ?)1
2. Persyaratan
Disyaratkan al-maf’ul li ajlih bersamaan dengan fungsinya, yaitu
adanya al-maf’ul li ajlih adalah untuk menjelaskan sebabnya tentang waktu
(kala) dan subjek (pelaku perbuatan).
Contoh :
يف القراءة حباأقرأ
Aku membaca karena hoby pada bacaan.
maf’ul li ajlih, karena terpenuhi persyaratan di atas, yaitu berupa : حبا
mashdar dari fi’il حب (habba) dan menjelaskan sebab terjadinya perbuatan
lima aqra’u ? : Mengapa aku) مل أقرأ ؟ .(aqra’u : aku membaca) أقرأ
membaca ?). Jawabnya : حبا (hubban : karena hoby).
-al) القراءة bersamaan dengan zaman (waktu/kala), artinya (hubban) حبا
qira’ah : bacaan ) dan احلب (al-Hubb : hoby) berlangsung pada waktu yang
sama, bukan waktu berlangsungnya القراءة (al-qira’ah : bacaan ) lain dengan
waktu berlangsungnya احلب (al-Hubb : hoby). Di samping itu bersamaan
dan ( al-qira’ah : bacaan) القراءة artinya subjek ,(al-fa’il : subjek) الفاعل
أان أقرأ : (al-mutakallim : orang I) املتلكم sama, yaitu (al-Hubb : hoby) احلب
1 Lihat juga Fathu Rabbi al-Bariyyah fi Syarhi Nazhmi al-Ajrumiyyah, hlm. 609
3
(ana aqra’u : aku membaca) dan أان أحب (ana uhibbu : aku berhoby).
Contoh dalam al-Qur’an :
ال هم ينفقون ات ابتغ اء أ مو رض (562: البقرة) الل م
“Perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya
karena mencari keridaan Allah” (QS. 2 : 265)
Perlu diketahui apabila maf’ul li ajlih tidak memenuhi persyaratan di atas,
harus dalam keadaan jar. Misalnya tidak terdapat mashdar :
للمعرض سافرت إىل القاهرة Aku pergi ke Kairo untuk pameran
,(as-safar : pergi) السفر merupakan sebab (al-mu’arridh : pameran) املعرض
tetapi bukan berbentuk mashdar. Sedangkan contoh tidak bersamaan waktu
terjadinya suatu perbuatan :
غداللحضور انتظرتك
Aku menunggu Anda untuk kehadiran besok
merupakan mashdar yang menjadi sebab (al-hudhur : kehadiran) احلضور
di sini subjek perbuatannya sama, subjek ,(al-intizhar : menunggu) الانتظار
adalah (al-hudhur : kehadiran) احلضور dan (al-intizhar : menunggu) الانتظار
(al-hudhur : kehadiran) احلضور tetapi ,(al-mutakallim : orang I) املتلكم
terjadi besok yang bukan merupakan waktu terjadinya نتظارالا (al-intizhar :
menunggu). Lalu contoh tidak samanya subjek :
ك الضيفإلكرامرسرت
Aku senang penghormatan Anda kepada tamu
4
,merupakan mashdar yang menjelaskan sebab (ikram : penghormatan) إكرام
waktu dan terjadinya perbuatan sama, tetapi subjek (sarra : senang) adalah
sedangkan subjek ,(ta’ al-mutakallim : ta’ pronomina persona orang I) اتء
dalam arti subjek maknawi, untuk إكرام (ikram : penghormatan) adalah