-
Makalah Farmakognosi I
Cantigi Ungu (Vaccinium varingiaefolium (Bl.) Miq.) Tinjauan
Botani, Kandungan Kimia, Kegunaan dan Pemanfaatannya
Disusun oleh kelompok XIV: Xxxxx Xxxxxx Xxxxxxx NPM 10060311xxx
Xxxxx Xxxxxx Xxxxxxx NPM 10060311xxx Xxxxx Xxxxxx Xxxxxxx NPM
10060311xxx Xxxxx Xxxxxx Xxxxxxx NPM 10060311xxx Xxxxx Xxxxxx
Xxxxxxx NPM 10060311xxx
Program Studi Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam
Universitas Islam Bandung 1434 H/2013 M
-
1
Kata Pengantar
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Xxxx xxxxx xxxxx xxxx xxxxxxxxx xxx xxxxx xxxx xxxxxxx xxxx
xxxx
xxxxx. Xxx xxxxx xxxxx xxxx xxxxxxxxx xxxxx xxxx xxxxxxx xxxx
xxxx
xxxxx. Xxxx xxxxx xxxxx xxxx xxxxxxxxx xxx xxxxx xxxx xxxxxxx
xxxx Xxxx
xxxxx xxxxx xxxxxxxxx xxx xxxxx xxxx xxxxxxx xxxx xxxx xxxxx.
Xxxx
xxxxxxxxx xxx xxxxx xxxx xxxxxxx xxxx xxxx xxxxx.
Xxxx xxxxx xxxxx xxxx xxxxxxxxx xxx xxxxx xxxx xxxxxxx xxxx
xxxx
xxxxx. Xxxx xxxxx xxxxx xxxx xxx xxxxx xxxx xxxxxxx xxxx xxxx
xxxxx.
Xxxx xxxxx xxxxx xxxxxxxxx xxx xxxxx xxxx xxxxxxx xxxx xxxx
xxxxx. Xxxx
xxxxx xxxx xxxxxxxxx xxx xxxxx xxxx xxxxxxx xxxx xxxx xxxxx.
Xxxx xxxxx
xxxxxxxxx xxx xxxxx xxxx xxxxxxx xxxx xxxx xxxxx.
Xxxx xxxxx xxxxx xxxx xxxxxxxxx xxx xxxxx xxxx xxxxxxx xxxx
xxxx
xxxxx. Xxx xxxxx xxxxx xxxx xxxxxxxxx xxxxx xxxx xxxxxxx xxxx
xxxx
xxxxx. Xxxx xxxxx xxxxx xxxx xxxxxxxxx xxx xxxxx xxxx xxxxxxx
xxxx
xxxxx. Xxxx xxxxx xxxxx xxxx xxx xxxxx xxxx xxxxxxx xxxx xxxx
xxxxx.
xxxxxxxxx xxx xxxxx xxxx xxxxxxx xxxx xxxx xxxxx.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Bandung, Jumadil Awwal 1434 H/Maret 2013
Tim Penyusun
-
2
Daftar Isi
Hal
Kata Pengantar
.....................................................................................................
1
Daftar Isi
..............................................................................................................
2
I. Pendahuluan
.................................................................................................
3
I.1. Latar
Belakang.......................................................................................
3
I.2. Tujuan Penulisan
...................................................................................
4
I.3. Manfaat Penulisan
.................................................................................
5
II. Tinjauan Botani
.........................................................................................
5
II.1. Klasifikasi Vaccinium varingiaefolium (Bl.) Miq.
.................................. 6
II.2. Ciri Morfologi Umum
............................................................................
6
II.3. Penyebaran Tumbuhan
...........................................................................
7
III. Kandungan Kimia Vaccinium varingiaefolium (Bl.) Miq.
.......................... 7
IV. Kegunaan Vaccinium varingiaefolium (Bl.) Miq.
....................................... 8
V. Pemanfaatan Vaccinium varingiaefolium (Bl.) Miq.
.................................. 8
V.1. Bagian dari Vaccinium varingiaefolium (Bl.) Miq. yang
Digunakan ....... 8
V.2. Simplisia dari Vaccinium varingiaefolium (Bl.) Miq. dan
Pembuatannya8
VI. Penutup
.....................................................................................................
9
Daftar Pustaka
.....................................................................................................
9
-
3
I. Pendahuluan
I.1. Latar Belakang
[Bagian ini berisi gambaran umum mengenai tumbuhan yang
dibahas,
dapat berupa latar belakang diangkatnya pembahasan mengenai
tumbuhan
tersebut, dapat berupa kondisi kekinian penggunaan atau trend
yang sedang ada
di masyarakat, dan sebagainya. Pada bagian ini, uraian tidak
perlu panjang,
hendaknya singkat dan mengerucut pada pokok-pokok yang ingin
disampaikan
saja]
Pulau Jawa dapat dikatakan sebagai the best botanical island in
Indonesia
(Ashton, 1989 dalam Rhee et al., 2004). Pulau Jawa terletak di
bagian selatan dari
kepulauan Indonesia dan masih terpengaruh iklim tropis. Hutan
yang terdapat di
pulau ini merupakan hutan hujan tropis dengan tingkat
keanekaragaman
tumbuhan yang tinggi. Jumlah tumbuhan yang ada di pulau Jawa
sekitar 6.500
jenis dengan 4.500 jenis diantaranya adalah tumbuhan lokal (Rhee
et al., 2004).
Kekayaan tumbuhan di pulau Jawa turut berkontribusi dan menjadi
bagian
kekayaan tumbuhan Indonesia yang menyumbang kekayaan tumbuhan
dunia
sebesar 11% (Matthews, 2002).
Cantigi ungu (Vaccinium varingiaefolium (Bl.) Miq.) merupakan
salah
satu tumbuhan yang tumbuh alami di pulau Jawa. Tumbuhan ini
hidup di sekitar
kawah pegunungan berapi. Di sekitar Bandung, tumbuhan ini dapat
dijumpai
mendominasi vegetasi sekitar kawah gunung Tangkuban Perahu dan
sekitarnya
(Bandung utara) dan pegunungan Patuha (Bandung selatan). Gunung
Papandayan,
yang menjadi perbatasan antara kota Bandung dan Garut, juga
memiliki kawah
yang didominasi cantigi ungu.
Mengacu pada Al-Quran surat 2:22 dan 3:190-191, semua yang
telah
Allah ciptakan tidaklah sia-sia dan diciptakan untuk
kemaslahatan umat manusia.
Kelimpahan yang tinggi dari cantigi ungu belum disertai dengan
pemanfaatan
yang optimal. Sebagian masyarakat di sekitar tempat tumbuh
cantigi ungu hanya
memanfaatkan daun dan buah tumbuhan ini sebagai makanan dan
kayunya
sebagai bahan kayu bakar (Heyne, 1987; Ogata, 1986). Pemanfaatan
tersebut
masih bersifat lokal dan individual, belum sampai pada
pemanfaatan global dan
-
4
bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat di luar kawasan tempat
tumbuh
cantigi ungu.
Daun cantigi ungu, sesuai namanya, memiliki warna ungu ketika
muda,
sementara buahnya berwarna hitam kebiruan. Menurut Andersen dan
Markham
(2006), warna merah, ungu, biru, biru-hitam/ungu-hitam merupakan
ciri yang
mudah diamati dari tumbuhan yang mengandung antosianin.
Kemungkinan
adanya antosianin pada tumbuhan ini mendukung data hasil
wawancara terhadap
masyarakat sekitar gunung Papandayan tentang buah cantigi ungu
dapat berperan
untuk memperbaiki kesehatan mata. Hal ini didukung oleh berbagai
data
penelitian mengenai efek antosianin sebagai antioksidan dan pada
kesehatan mata
(Lila, 2004).
Potensi cantigi ungu sebagai bahan alam baru lokal Indonesia
cukup besar.
Cantigi ungu tumbuh secara alami di berbagai kawah pegunungan
Jawa. Hal ini
menunjukkan ketersediaan tumbuhan cantigi ungu sebagai sumber
bahan alam
cukup melimpah. Antosianin yang mungkin dikandung oleh daun dan
buah
tumbuhan ini menjadikan cantigi ungu merupakan sumber antosianin
yang
potensial.
I.2. Tujuan Penulisan
[Bagian ini berisi hal yang akan dicapai dengan penulisan
makalah ini.
Tujuan harus berupa titik akhir yang akan dicapai, harus dapat
dibedakan dari
manfaat (manfaat adalah hasil samping yang didapat dengan
dilakukannya
penulisan makalah ini). Tujuan hendaknya spesifik dan tidak
menggambarkan
proses, tetapi menggambarkan keadaan akhir setelah penyusunan
makalah
dilakukan]
Tujuan penulisan makalah adalah memberikan fitokimia awal
terhadap
kandungan antosianin cantigi ungu. Data mengenai kandungan
antosianin yang
dipaparkan adalah berupa aglikon antosianin (antosianidin). Data
tersebut
dibandingkan dengan kandungan antosianidin pada tumbuhan lain
yang sudah
diketahui penggunaannya. Kandungan kimia yang akan dibandingkan
adalah
antosianidin pada tumbuhan billberry (buah dari Vaccinium
myrtillus).
-
5
I.3. Manfaat Penulisan
[Bagian ini berisi hal-hal yang dapat dirasakan manfaat sebagai
hasil
samping akibat penyusunan makalah. Jika tujuan adalah hasil
akhir, maka
manfaat adalah hasil yang muncul sebagai tambahan dari tujuan.
Manfaat
menggambarkan hasil yang lebih luas dari tujuan. Manfaat juga
dapat berupa
penalaran kemungkinan yang dapat menjadi hasil secara logis]
Data hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan
untuk
mengembangkan penelitian dan produk farmasi yang berperan
sebagai suplemen
antioksidan dan kesehatan penglihatan mata manusia. Diharapkan
bahwa
penelitian ini juga akan merangsang dilakukannya penelitian
lanjutan mengenai
tumbuhan cantigi ungu. Pada akhirnya kita dapat mensyukuri bahwa
salah satu
wujud rezeki Allah adalah ditumbuhkan-Nya beragam tumbuhan
untuk
kemashlahatan umat manusia.
II. Tinjauan Botani
[Bagian ini berisi uraian mengenai tumbuhan yang dibahas,
cukup
tuliskan satu paragraf pengantar yang mengarahkan pada uraian
botani
tumbuhan tersebut]
Cantigi ungu merupakan anggota marga Vaccinium dari suku
Ericaceae
(Cronquist, 1981). Beberapa jenis tumbuhan dari marga ini banyak
digunakan
oleh manusia sebagai bahan makanan dan suplemen. Kerabat dekat
cantigi ungu,
bilberry (V. myrtillus L.), digunakan sebagai sumber antosianin
yang dapat
berperan sebagai suplemen kesehatan mata, antioksidan dan
pewarna alami.
Berbagai kerabat lainnya, yaitu V. uliginosum L., V.
angustifolium Ait., V.
myrtilloides Mich., V. corymbosum L., yang dikenal dengan nama
blueberry
merupakan bahan perasa dan pewarna makanan. Sejenis blueberry
liar yang lebih
dikenal dengan nama huckelberry (V. ovatum Pursch.) digunakan
sebagai bahan
selai. Cranberry (V. macrocarpon Ait. dan V. oxycoccos L.)
merupakan komoditi
dengan total produksi yang cukup tinggi di Amerika Serikat dan
Kanada (Strik,
2007).
-
6
II.1. Klasifikasi Vaccinium varingiaefolium (Bl.) Miq.
[Bagian ini berisi uraian klasifikasi tumbuhan yang dibahas,
dimulai dari
taksonomi berdasarkan taksa (kerajaan, divisi, anak divisi,
kelas, bangsa, suku,
marga, jenis, nama umum, nama lokal) dan informasi klasifikasi
lain yang
dianggap perlu (seperti varietas, dsb.)]
Klasifikasi cantigi ungu menurut Cronquist (1981) adalah sebagai
berikut:
Kerajaan : Tumbuhan Divisi : Magnoliophyta (tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping biji dua) Anak kelas : Dilleniidae
Bangsa : Ericales Suku : Ericaceae Marga : Vaccinium Jenis :
Vaccinium varingiaefolium (Bl.) Miq. (Cronquist, 1981) Sinonim :
Vaccinium schimperi Kds. (Backer &
Bakhuizen van den Brink,1965)
Thibaudia varingiaefolia Bl. (Heyne, 1987) Nama umum : Cantigi
ungu, balakace, suwagi (sunda) (Heyne, 1987)
II.2. Ciri Morfologi Umum
[Bagian ini berisi deskripsi morfologi yang umum dan mudah
teramati
dari tumbuhan yang dibahas. Ciri morfologi meliputi habitus
(bentuk hidup),
struktur organ (akar, batang, daun, bunga, buah, biji jika ada
dan mudah
teramati), dan struktur-struktur penanda lain yang menjadi ciri
khas tumbuhan
yang dibahas]
Menurut Backer & Bakhuizen van den Brink (1965), Cantigi
Ungu
merupakan perdu atau pohon kecil dengan tinggi 0,10-10 m. Daun
mudanya
berwarna merah keunguan dengan tangkai berwarna merah (Gambar
2.1).
Bunganya majemuk (perbungaan) dengan helaian mahkota berwarna
ungu dan
beraroma minyak almond. Jenis buah buni berwarna hitam kebiruan
dengan
diameter kurang lebih 8 mm. Bunga dan buah dihasilkan sepanjang
tahun
(JanuariDesember).
-
7
Gambar 2.1. Daun muda Cantigi Ungu (atas kebaikan dari Mahendra
Primajati)
II.3. Penyebaran Tumbuhan
[Bagian ini berisi asal muasal tumbuhan dan wilayah-wilayah
belahan
bumi tempat ditemukannya tumbuhan yang dibahas, termasuk juga
tempat
tumbuh dominan/negara (wilayah) tempat tumbuh yang paling
banyak
ditemukannya tumbuhan yang dibahas]
Tumbuhan Cantigi Ungu terdapat di Jawa Barat, Jawa Tengah,
maupun
Jawa Timur pada ketinggian 1500-3300 dpl (Backer & Bakhuizen
van den Brink,
1965). Umumnya tumbuh pada tempat terbuka, terutama dekat kawah
atau
solfatar (Heyne, 1987).
III. Kandungan Kimia Vaccinium varingiaefolium (Bl.) Miq.
[Bagian ini berisi kandungan kimia, baik berupa metabolit primer
maupun
sekunder, yang terdapat di tumbuhan berdasarkan hasil penelitian
dan sumber
informasi lainnya. Pemaparan lebih baik jika diperinci,
maksudnya menjelaskan
kandungan kimia secara rinci pada masing-masing bagian tumbuhan
yang
dibahas (akar, batang, daun, bunga, buah, biji, dsb.). dapat
pula dilengkapi
dengan efek farmakologi yang dapat dihasilkan senyawa aktif yang
dikandung
tumbuhan yang dibahas]
Kandungan kimia yang dikandung buah Cantigi Ungu diantaranya
adalah
senyawa fenolat terutama antosianin. Adapun aglikon antosianin
(antosianidin)
yang menjadi konstituen utama buah Cantigi Ungu adalah sianidin,
peonidin,
delfinidin, petunidin, dan malvidin (Sadiyah dan Kodir,
2012).
-
8
IV. Kegunaan Vaccinium varingiaefolium (Bl.) Miq.
[Bagian ini berisi kegunaan tumbuhan yang dibahas
berdasarkan
penelusuran pustaka. Bagian ini tidak sama dengan pemanfaatan
yang lebih
mengarah pada bagaimana tumbuhan dimanfaatkan oleh
masyarakat/industri]
Menurut Heyne (1987) dan Ogata (1986), bagian dari cantigi ungu
yang
digunakan masyarakat adalah daun, buah, dan batangnya. Daun yang
dimakan
adalah daun muda dengan rasa yang sedikit asam. Buah cantigi
ungu yang
berwarna kehitaman memiliki rasa manis dan dapat dimakan. Batang
cantigi ungu
biasa digunakan untuk dibuat arang (Heyne, 1987; Ogata,
1986).
V. Pemanfaatan Vaccinium varingiaefolium (Bl.) Miq.
[Bagian ini berisi penggunaan/pemanfaatan tumbuhan oleh
masyarakat/industri. Dapat berupa penelusuran literatur ataupun
wawancara
pribadi. Bagian ini dapat pula dilengkapi dengan prosedur
penggunaan/cara
pemanfaatan]
V.1. Bagian dari Vaccinium varingiaefolium (Bl.) Miq. yang
Digunakan
Penggunaan empiris buah cantigi ungu didapatkan dari
wawancara
dengan masyarakat sekitar kawah di gunung Papandayan, yaitu
untuk
memperbaiki kualitas penglihatan (wawancara pribadi, 2007).
Bagian daunnya
biasa digunakan sebagai lalapan. Adapun penggunaan Cantigi Ungu
dalam
industri Farmasi belum dilakukan.
V.2. Simplisia dari Vaccinium varingiaefolium (Bl.) Miq. dan
Pembuatannya
[Jika tumbuhan yang dibahas telah digunakan dalam bentuk
simplisia
(misalkan sudah digunakan di industri), maka uraikan bagian yang
dijadikan
simplisia dan cara pembuatan simplisia tersebut]
Seluruh bagian tumbuhan Cantigi Ungu yang dapat digunakan tidak
dibuat
simplisia. Buah dan daun langsung dimanfaatkan segar. Sementara
batang yang
digunakan sebagai kayu bakar diperoleh dengan cara mengumpulkan
batang
kering atau menebang langsung dari pohonnya.
-
9
VI. Penutup
[Bagian ini berisi beberapa kalimat penutup untuk menyimpulkan
isi
tulisan/makalah]
Daftar Pustaka
[Bagian ini berisi pustaka acuan yang digunakan sebagai
rujukan
penyusunan makalah. Setiap pustaka yang dicantumkan di bagian
ini harus pula
tercantum di badan makalah/tulisan. Jika tidak demikian, atau
sebaliknya, maka
akan mengurangi penilaian total. Perhatikan format penulisan
daftar pustaka!]
Andersen, . M. dan K. R. Markham. 2006. Flavonoids: Chemistry,
Biochemistry, and Applications. Taylor and Francis Group. United
States of America.
Backer, C. A. dan R. C. B. van Den Brink, 1965. Flora of Java
(Spermatophytes Only) Volume II. N.V.P. Noordhoff. Groningen
Netherland
Cronquist, A. 1981. An Integrated System of Classification of
Flowering Plants. Columbia University Press. New York USA
Harborne, J. B. 1987. Metode Fitokimia. Terbitan Kedua.
Terjemahan Kosasih Padmawinata dan Iwang Soediro, Penerbit ITB,
Bandung.
Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia jilid III. Badan
Litbang Kehutanan. Indonesia
Jordheim, M., 2007, Isolation, Identification and Properties of
Pyranoanthocyanins and Anthocyanins Forms, Dissertation for the
degree of Philosophiae Doctor, Department of Chemistry, University
of Bergen, Norway.
Lila, M. A. 2004. Plant pigments and human health dalam Davies,
Kevin (editor). 2004. Plant Pigments and Their Manipulation (Annual
Plant Reviews, volume 14). Blackwell Publishing, Ltd. United States
of America, pp. 248-274
Markham, K. R., 1988. Cara Mengidentifikasi Flavonoid.
Terjemahan Kosasih Padmawinata, Penerbit ITB, Bandung.
Matthews, E. (editor). 2002. The State of The Forest: Indonesia.
World Resources Institute. United States of America
Ogata, Y., 1986. Medicinal Herb Index in Indonesia. PT Eisai
Indonesia. Jakarta-Indonesia
Sadiyah, E.R. dan Kodir, R.A. 2012. Studi Awal Kandungan
Antosianin Pada Buah Cantigi Ungu (Vaccinium varingiaefolium (Bl.)
Miq.) yang
-
10
Berpotensi sebagai Suplemen Antioksidan. Makalah Penelitian.
LPPM Unisba 2012
Rhee, S., D. Kitchener, T. Brown, R. Merrill, R. Dilts, dan S.
Tighe. 2004. Report on Biodiversity and Tropical Forests in
Indonesia. USAID/Indonesia Report. Jakarta-Indonesia
Strik, B. C. 2007. Berry Crops: Worldwide area and production
system dalam Zhao, Yanyun (editor). 2007. Berry Fruit: Value Added
Products for Health Promotion. CRC Press. USA, pp. 3-50
World Health Organization. 2009. WHO Monographs on Selected
Medicinal Plants volume 4. WHO Press. Geneva Switzerland, pp
210-225