Top Banner
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Virus alami dari genital warts, Venereal warts, verruca vulgaris, jengger ayam, kutil kelamin pertama kali dikenal tahun 1907 oleh Ciuffo. Dengan berkembangnya teknik biologi molekuler, Human Papillomavirus (HPV) diidentifikasi sebagai penyebab kondiloma akuminata. Kondiloma adalah kutil yang berlokasi di area genital (uretra, genital dan rektum). Kondiloma merupakan penyakit menular seksual dan berpengaruh buruk bagi kedua pasangan. Masa inkubasi dapat terjadi sampai beberapa bulan tanpa tanda dan gejala penyakit. Biasanya lebih banyak selama masa kehamilan dan ketika terjadi pengeluaran cairan yang berlebihan dari vagina. Meskipun sedikit, kumpulan bunga kol bisa berkembang dan sebagai akibatnya adalah akumulasi bahan – bahan purulen pada belahan – belahan, biasanya berbau tidak sedap warnanya abu – abu, kuning pucat atau merah muda. 1 Kondiloma akuminata merupakan tonjolan – tonjolan yang berbentuk bunga kol atau kutil yang meruncing kecil yang bertumbuh kembang sampai membentuk kelompok yang berkembang terus ditularkan secara seksual. Kondiloma akuminata dijumpai pada berbagai bagian penis atau biasanya didapatkan melalui 1
28

CONDYLOMA ACUMINATUM

Mar 30, 2023

Download

Documents

Ignasia Yoen
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: CONDYLOMA ACUMINATUM

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Virus alami dari genital warts, Venereal warts, verruca vulgaris,

jengger ayam, kutil kelamin pertama kali dikenal tahun 1907 oleh

Ciuffo. Dengan berkembangnya teknik biologi molekuler, Human

Papillomavirus (HPV) diidentifikasi sebagai penyebab kondiloma

akuminata. Kondiloma adalah kutil yang berlokasi di area

genital (uretra, genital dan rektum). Kondiloma merupakan

penyakit menular seksual dan berpengaruh buruk bagi kedua

pasangan. Masa inkubasi dapat terjadi sampai beberapa bulan

tanpa tanda dan gejala penyakit. Biasanya lebih banyak selama

masa kehamilan dan ketika terjadi pengeluaran cairan yang

berlebihan dari vagina. Meskipun sedikit, kumpulan bunga kol

bisa berkembang dan sebagai akibatnya adalah akumulasi bahan –

bahan purulen pada belahan – belahan, biasanya berbau tidak

sedap warnanya abu – abu, kuning pucat atau merah muda.1

Kondiloma akuminata merupakan tonjolan – tonjolan yang

berbentuk bunga kol atau kutil yang meruncing kecil yang

bertumbuh kembang sampai membentuk kelompok yang berkembang

terus ditularkan secara seksual. Kondiloma akuminata dijumpai

pada berbagai bagian penis atau biasanya didapatkan melalui

1

Page 2: CONDYLOMA ACUMINATUM

hubungan seksual melewati liang rectal disekitar anus, pada

wanita dijumpai pada permukaan mukosa pada vulva, serviks,

pada perineum atau disekitar anus. Kondiloma sering kali

tampak rapuh atau mudah terpecah, bisa terssebar multifokal

dan multisentris yang bervariasi baik dalam jumlah maupun

ukurannya. Lesinya bisa sangat meluas sehingga dapat menguasai

penampakan normal dan anatomi pada genitalia. Daerah tubuh

yang paling umum adalah frenulum, korona, glans pada pria dan

daerah introitus posterior pada wanita.1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI CONDYLOMA ACUMINATUM

Kondiloma akuminata juga dikenal sebagai anogenital warts

terdiri dari epidermis dan papula atau nodul dermal pada

perineum, genitalia, lipatan crural, dan anus. Mereka

bervariasi dalam ukuran dan dapat membentuk besar, exophytic,

massa seperti kembang kol, terutama di lingkungan yang lembab

perineum.1 Human papillomavirus (HPV) adalah penyebab etiologi

2

Page 3: CONDYLOMA ACUMINATUM

kondiloma akuminata. Kutil dapat menyebar ke dalam vagina,

uretra, dan epitel perirectal.1,2

2.2 ETIOLOGI

Kutil kelamin atau kondiloma disebabkan oleh infeksi pada

epidermis oleh jenis Human Papiloma Virus yang spesifik pada

sebagian besar lesi yang terjadi akibat HPV 6 dan 11 yang

dijumpai, namun terkadang HPV 16 atau jenis lain juga dijumpai

hubungan antara kutil kelamin dengan kutil kulit biasanya

telah banyak dibahas sebelumnya namun tidak ada bukti hubungan

klinis atau virologis antara keduanya meskipun demikian

sejumlah kecil pasien dengan kutil kulit biasa juga mengalami

kutil yang sama pada bagian genital autoinokulasi dengan HIV

1,2 atau 4 tampaknya merupakan penjelasan yang paling mungkin,

karena jenis – jenis tersebut telah diidentifikasi pada

beberapa material kutil.

Beberapa faktor-faktor resiko yang mempengaruhi :

1. Aktivitas Seksual

Kondiloma akuminata atau infeksi HPV sering terjadi pada

orang yang mempunyai aktivitas seksual yang aktif dan

mempunyai pasangan seksual lebih dari 1 orang (multiple).

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mahasiswi-mahasiswa

yang sering bergonta-ganti pasangan seksual dapat terinfeksi

HPV melalui pemeriksaan DNA. Wanita dengan lima atau lebih

pasangan seksual dalam lima tahun memiliki resiko 7,1%

mengalami infeksi HPV (anogenital warts) dan 12,8% mengalami3

Page 4: CONDYLOMA ACUMINATUM

kekambuhan dalam rentang waktu tersebut. Pada penelitian

yang lebih luas, yang melibatkan wanita berusia 18-25 tahun

yang memiliki tiga kehidupan seksual dengan pasangan yang

berbeda berpotensi untuk terinfeksi HPV.

2. Penggunaan Kontrasepsi

Penelitian pada 603 mahasiswa yang menggunakan alat

kontrasepsi oral ternyata menunjukkan adanya hubungan

terjadinya infeksi HPV pada servik. Namun hubungan pasti

antara alat kontrasepsi oral dengan angka kejadian

terjadinya kondiloma akuminata masih menjadi perdebatan di

dunia.

3. Merokok

Hubungan antara merokok dengan terjadinya kondiloma

akuminata masih belum jelas. Namun pada penelitian ditemukan

adanya korelasi antara terjadinya infeksi HPV pada seviks

dengan penggunaan rokok tanpa filter (cigarette) dengan cara

pengukuran HPV DNA.

4. Kehamilan

Penyakit ini tidak mempengaruhi kesuburan, hanya pada masa

kehamilan pertumbuhannya makin cepat, dan jika

pertumbuhannya terlalu besar dapat menghalangi lahirnya bayi

dan dapat timbul perdarahan pasca persalinan. Selain itu

dapat juga menimbulkan kondiloma akuminata atau

papilomatosis laring (kutil pada saluran nafas) pada bayi

baru lahir. Keluhan keputihan yang di alami dapat terjadi

4

Page 5: CONDYLOMA ACUMINATUM

akibat adanya kondiloma di vagina dan serviks, atau mungkin

juga keputihan oleh sebab lain seperti jamur misalnya.

5. Imunitas

Kondiloma juga sering ditemukan pada pasien yang

immunocompromised (misal HIV).8

2.3 EPIDEMIOLOGI

Jumlah infeksi HPV telah meningkat secara signifikan

dalam dekade terakhir. Infeksi genital wart diakui sebagai STD

virus yang paling umum di Amerika Serikat, dan salah satu dari

tiga penyakit menular seksual yang paling sering

diidentifikasi. Infeksi HPV sering pada pasien dengan penyakit

menular seksual lainnya seperti klamidia, gonore, syphillis,

dan trikomoniasis. Sebagian besar infeksi terjadi pada

populasi yang aktif secara seksual, terutama yang berusia

antara 20-24. Kehangatan tubuh, daerah mukosa lembab, dan

kehamilan mempercepat pertumbuhan kutil kelamin. Pasien dengan

infeksi subklinis dan baik imunosupressed oleh obat-obatan

atau terinfeksi human immunodeficiency virus (HIV) yang rentan

terhadap infeksi klinis yang signifikan.3

Kondiloma akuminata adalah penyakit yang diperkenalkan

oleh infeksi HPV. Pola pembelahan enzim restriksi HPV DNA

mendefinisikan jenis atau subtipe. Jenis HPV subtipe baru

kurang dari 50% homologi DNA dengan jenis yang diketahui dan

subtipe baru homologi DNA lebih dari 50% dengan jenis yang

ada, tetapi mereka berbeda dalam pembatasan pola belahan5

Page 6: CONDYLOMA ACUMINATUM

endonuklease mereka. HPV adalah partikel yang melingkar, DNA

untai ganda dengan diameter 45-55 mn dan mengandung 72

kapsomer, sekitar 7900 pasangan basa dengan berat molekul

hampir 5x106 Dal. Infeksi HPV yang spesifik dan penyakit yang

berhubungan dengan tipe HPV tertentu. HPV tipe 6 dan 11 telah

terbukti menjadi jenis virus yang dominan klasik di kutil

kondiloma acuminata. Jenis kondiloma akuminata yang terlibat

telah meningkat menjadi enam belas: 1-

6,10,11,16,18,31,33,35,39,41, dan 42. HPV tipe

16,18,31,33,35,39, 41,45,51, dan 52 telah menunjukkan potensi

onkogenik yang paling signifikan.3,5

Karena infeksi HPV tidak dilaporkan dan mungkin sulit

untuk didiagnosa, tingkat kejadian yang akurat luar biasa.

Antara 1975-1978 tingkat kejadian rata-rata kondiloma

akuminata pada semua kelompok adalah 0,1%. Sebagian besar

pasien yang berusia antara 15-30 tahun dengan infeksi lebih

sering pada wanita dibandingkan pria. Menurut Centers for

Disease Control (CDC) data nasional, 65% pasien adalah antara

15-29 tahun dengan tingkat kejadian terbesar dalam kelompok

usia antara 20-24. Pasangan seksual laki-laki perempuan dengan

kondiloma acuminata terlihat abnormal Masa inkubasi untuk

pengembangan infeksi HPV klinis jelas bervariasi dari 3 minggu

sampai 8 bulan. Transmisi seksual infeksi HPV terkait masalah

dengan pemberantasan dan reinfeksi. Infeksi HPV menetap pada

tingkat subklinis, menyediakan reservoir untuk penularan

virus.5

6

Page 7: CONDYLOMA ACUMINATUM

2.4 PATOFISIOLOGI

HPV merupakan kelompok virus DNA double-strand. Sekitar

30 jenis HPV dapat menginfeksi traktus anogenital. Virus ini

menyebabkan lokal infeksi dan muncul sebagai lesi kondiloma

papilomatous. Infeksi HPV menular melalui aktivitas seksual.

HPV yang berhubungan dengan traktus genital dibagi dalam

kelompok resiko rendah dan resiko tinggi yang didasarkan atas

genotipe masing-masing. Sebagian besar kondiloma genital

diinfeksi oleh tipe HPV-6 atau HPV-11. Sementara tipe 16, 18,

31, 33, 45, 51, 52, 56, 68, 89 merupakan resiko tinggi.4,6

Papiloma virus bersifat epiteliotropik dan reflikasinya

tergantung dari adanya epitel skuamosa yang berdeferensisasi.

DNA virus dapat ditemui pada lapisan bawah epitel, namun

struktur protein virus tidak ditemukan. Lapisan basal sel yang

terkena ditandai dengan batas yang jelas pada dermis. Lapisan

menjadi hiperplasia (akantosis), pars papilare pada dermis

memanjang. Gambaran hiperkeratosis tidak selalu ada, kecuali

bila kutil telah ditemui pada waktu yang lama atau pengobatan

yang tidak berhasil, dimana stratum korneum hanya mengandung 2

lapisan sel yang parakeratosis. Koibeytes terpancar – pencar

keluar dari lapisan terluar dari kutil genialia. Merupakan sel

skuamosa yang zona mature perinuclear yang luas dibatasi dari

7

Page 8: CONDYLOMA ACUMINATUM

peripheral sitoplasma. Intinya bisa diperluas dan

hyperchromasi, dua atau lebih nuklei/inti bisa terlihat.

Penelitian ultrastruktural menunjukkan adanya partikel –

partikel virus pada suatu bagian nuklei sel. Koilositosis

muncul untuk menunjukkan kembali suatu efek sitopatik spesifik

dari HPV.4

8

Page 9: CONDYLOMA ACUMINATUM

Gang. Integritas

kulitGangguan rasa nyaman : Gatal

Gangguan pola fungsi seksual

Gangguan citra diri

Keputihan disertai infeksi

mikrorganismeBau,

berwarna kehijauan

Mengambil alih DNA

Nodul kemerahan di

sekitar genitalia

HPV naik ke epidermis

Bereplikasi

Tidak terkendali

Penumpukan nodul merah membentuk seperti bunga kol

Pecah/muncul lesi

Lesi terbuka, terpajan

mikroorganisme

Resti penularan

Pelepasan virus bersama sel epitel

Hubungan seksual

Kontak dengan HPV

PV 6 & 11 masuk melalui mikro

lesi

Penetrasi melalui kulit

Mikroabrasi permukaan epitel

Ditumpangi oleh patogen

HPV masuk lapisan basalRespon

radangMerangsang mediator kimia: histaminStimulasi saraf perifer

Menghantarkan pesan gatal ke

otakImpuls

elektronikimia (gatal) sepanjang nervus ke dorsal

spinal cordThalamus

Korteks (intensitas) dan lokasi gatal dipersepsikanPersepsi gatal

Gatal dan terasa terbakarTidak

nyaman saat melakukan hubungan seksual

9

Page 10: CONDYLOMA ACUMINATUM

2.5 PEMERIKSAAN DIAGNOSIS

2.5.1 Gambaran Klinis

Kondiloma pada permukaan kulit muncul sebagai papula

lobus yang rata-rata 2-5 mm dalam ukuran, tetapi mereka

mungkin berkisar dari mikroskopis beberapa sentimeter

untuk diameter dan tinggi. Lesi sering multifokal. Banyak

kutil kelamin mungkin muncul selama kehamilan. Kondiloma

akuminata terjadi pada pria terutama penis atau sekitar

anus. Pada wanita, lesi muncul di permukaan mukosa vulva,

leher rahim, pada perineum, atau sekitar anus. Massa

seperti kembang kol dapat berkembang di tempat lembab,

daerah tersumbat seperti kulit perianal, vulva, dan

lipatan inguinal. Sebagai hasil dari akumulasi materi

purulen dalam celah, mungkin timbul bau busuk. Warna

mereka umumnya abu-abu, kuning pucat, atau merah muda.5

Kutil kelamin adalah sexually transmitted disease (STD) dan

STD lainnya dapat ditemukan pada pasien dengan kutil

kelamin. Sejarah lengkap harus diambil dan pasien disaring

untuk STD lainnya yang sesuai. Wanita dengan kutil kelamin

eksternal harus dilakukan skrining sitologi servikal rutin

untuk mendeteksi adanya displasia serviks.5

10

Page 11: CONDYLOMA ACUMINATUM

Gambar 1. Kondiloma akuminata pada penis.4

Gambar 2. Kondiloma akuminata pada perianal.4

2.5.2 Gejala dan tanda yang sering muncul

Kondiloma akuminata sering muncul disaerah yang lembab,

biasanya pada penis, vulva, dinding vagina dan dinding

serviks dan dapat menyebar sampai daerah perianal

Berbau busuk

Warts/kutil memberi gambaran merah muda, flat, gambaran

bunga kol

11

Page 12: CONDYLOMA ACUMINATUM

Pada pria dapat menyerang penis, uretra dan daerah

rektal. Infeksi dapat dormant atau tidak dapat

dideteksi, karena sebagian lesi tersembunyi didalam

folikel rambut atau dalam lingkaran dalam penis yang

tidak disirkumsisi.

Pada wanita condiloma akuminata menyerang daerah yang

lembab dari labia minora dan vagina. Sebagian besar

lesi timbul tanpa simptom. Pada sebagian kasus biasanya

terjadi perdarah setelah coitus, gatal atau vaginal

discharge

Ukuran tiap kutil biasanya 1-2 mm, namun bila berkumpul

sampai berdiameter 10, 2 cm dan bertangkai. Dan

biasanya ada yang sangat kecil sampai tidak

diperhatikan. Terkadang muncul lebih dari satu daerah.

Pada kasus yang jarang, perdarahan dan obstruksi

saluran kemih jika virus mencapai saluran uretra

Memiliki riwayat kehidupan seksual aktif dengan banyak

pasangan7

2.5.3 Pemeriksaan Penunjang

Hampir semua kondiloma dapat didiagnosis dengan

inspeksi. Pencahayaan terang dan pembesaran harus

digunakan ketika memeriksa untuk infeksi HPV genital.

Flat, sessile dan lesi berpigmen mungkin disebabkan papulosis

bowenoid dan mungkin memerlukan biopsi. Infeksi subklinis

12

Page 13: CONDYLOMA ACUMINATUM

dan laten ada tidak lagi dicari atau diselidiki karena

mereka sangat umum dan tidak ada strategi manajemen

dikenal untuk memberantas bentuk-bentuk infeksi HPV.5

Perendaman dengan asam asetat umumnya tidak

diperlukan, tetapi dapat membantu untuk mendeteksi lesi

awal di bawah kulup. Pada pasien dengan beberapa kali

kambuhan, perendaman asam asetat dapat menentukan tingkat

infeksi dan membantu untuk menentukan daerah untuk

penerapan terapi topikal. Prosedur ini dilakukan dengan

merendam alat kelamin eksternal pada pria dan vagina dan

leher rahim pada wanita dengan 3% sehingga 5% asam asetat

hingga 10 menit. Kutil kelamin menjadi putih

(acetowhitening), membuat mereka mudah diidentifikasi. Proses

apa saja yang mengubah epidermis akan menjadi acetowhite,

namun (dermatitis, misalnya), sehingga hanya lesi khas

acetowhite harus diperlakukan sebagai kutil.5

Dalam kasus atipikal, percobaan selama 2 minggu

dilakukan dengan 1% hidrokortison ditambah krim topikal

antikandidal imidazol. Jika acetowhitening tetap ada,

dilakukan biopsi dan bukti histologi infeksi HPV dicari.

Immunoperoxidase atau in situ hybridization methods dapat membantu

dalam evaluasi. PCR sebaiknya tidak dilakukan pada

specimen yang dibiopsi, kecuali mungkin dalam kasus kanak-

kanak. Tingkat latar belakang infeksi laten (hingga 50 %)

membuat interpretasi dari PCR positif mustahil.

13

Page 14: CONDYLOMA ACUMINATUM

Sebaliknya, chromogenic in situ hybridization clearing menunjukkan

lokalisasi inti positif dalam lesi.5

Pemeriksaan histologis menunjukkan kelainan pada

epidermis, termasuk akantosis (menebalnya stratum spinosum),

parakeratosis (retensi nuklei di sel stratum korneum), dan

hiperkeratosis (menebalnya stratum korneum), menyebabkan

pembentukan papillomatosis yang khas. Karakteristik lain

yang ditemukan dari pemeriksaan jaringan yang dibiopsi

adalah koilosit (sel epitel squamous dengan nukleus abnormal

di dalam halo sitoplasma yang besar). Biopsi tidak tarlalu

diperlukan untuk diagnosa kutil kelamin, mengingat tampilan

klinisnya yang khas. Bagaimanapun, disarankan melakukan

biopsi jika temuan atipikal seperti pigmentasi, ulserasi,

masa nodular, untuk menyingkirkan kemungkinan displasia

tingkat tinggi atau malignansi.5

2.5.4 Kondiloma Selama Kehamilan

a. Kehamilan dan kondiloma acuminata/HPV

Wanita yang terpapar HPV selama kehamilan memiliki

kekhawatiran bahwa virus ini akan membahayakan bayi

mereka. Dalam kebanyakan kasus HPV tidak mempengaruhi

perkembangan janin.

b. Pengaruh kondiloma selama kehamilan

14

Page 15: CONDYLOMA ACUMINATUM

Jika seorang wanita terpapar kondiloma selama kehamilan,

maka kondiloma akan cepat berkembang, kemungkinan karena

terjadi pengeluaran cairan vagina berlebih yang membuat

lingkungan yang baik untuk virus, perubahan hormonal

atau penurunan kekebalan tubuh.8

c. Pengaruh kondiloma acuminata/HPV terhadap bayi

HPV tidak mempengaruhi kehamilan dan kesehatan bayi

secara langsung. Resiko transmisi virus ini terhadap

bayi sangat rendah. Jika bayi terpapar virus saat

kehamilan atau saat melahirkan maka transmisi ini bisa

menyebabkan terjadinya perkembangan wart/kutil pada

korda vokalis dan kadang pada daerah lain pada infan

atau anak-anak. Kondisi ini disebut recurrent respiratory

papillomatous (RRP), hal ini sangat berbahaya, namun hal ini

sangat jarang terjadi.8

d. Pengaruh kandiloma acuminata bagi persalinan

Menurut Sinal, Woods (2005), melahirkan melalui jalan

lahir dari vagina yang terinfeksi dapat menyebabkan lesi

(semacam luka) di pernafasan bayi. Kutil kelamin memang

ditularkan ke bayi baru lahir atau pasangannya, dan ada

kemungkinan untuk berulang (kambuh).

Untuk alasan-alasan yang tidak diketahui, kutil genital

sering meningkat jumlah dan ukurannya selama kehamilan,

terkadang memenuhi vagina atau menutupi perineum

15

Page 16: CONDYLOMA ACUMINATUM

sehingga pelahiran pervaginam atau episiotomi sulit

dilakukan

1. Kemungkinan keadaan basah daerah vulva pada saat

kehamilan merupakan kondisi yang bagus untuk

pertumbuhan virus

2. Adanya perubahan endokrin dan imunitas pada kehamilan

juga dapat mempengaruhi pertumbuhan kondiloma

akuminata Pada kehamilan trimester akhir, kondiloma

akuminata sangat kering, mudah rusak dan berdarah.

Selama hamil, virus bereplikasi cepat dan dapat

menyebabkan tumor

3. Penelitian juga melaporkan selama kehamilan

prevalensi kondiloma akuminata meningkat dari

trimester 1-3 dan secara signifikan akan mengalami

penurunan pada periode post partum.

Pada persalinan dengan Condyloma genital, adanya

candyloma beresiko :

1. Risiko penularan ke anaknya kalau dilahirkan melalui

vagina.

2. Risiko terjadi perdarahan bila dilahirkan melalui

vagina, yaitu bila jaringan yang mengalami infeksi

condyloma itu mengalami ruptur (mudahnya robek), bisa

menimbulkan perdarahan banyak.8

2.6 DIAGNOSA BANDING

16

Page 17: CONDYLOMA ACUMINATUM

Papul dan nodul pseudoverucosa adalah suatu kondisi yang

dapat dilihat berkaitan dengan ureterostomi dan pada daerah

perianal yang berkaitan dengan defekasi yang tidak dapat

ditahan juga bisa menyerupai kondiloma acuminata. Papul –

papul yang terdapat didaerah anogenital seperti molusca dan

skintag,9

Veruka vulgaris yang tidak bertangkai, kering dan berwarna

abu – abu atau sama dengan warna kulit.

Kondiloma latum atau sifilis stadium II, klinis berupa

plakat yang erosi,

Karsinoma sel skuamosa vegetasi yang seperti kembang kol

mudah berdarah dan berbau.

1. Bowenoid Papulosis

Bowenoid papulosis terdiri dari papula merah-coklat atau

konfluen, kadang-kadang plak leukoplakia-like pada pasien HIV-

positif itu mungkin sulit untuk membedakan dari kondiloma

akuminata. Lesi analog squamous intraepithelial hadir pada

perianal dan pada leher rahim.6

Gambar 3. Bowenoid papulosis.6

17

Page 18: CONDYLOMA ACUMINATUM

2. Giant Condyloma Acuminatum

Giant condyloma acuminatum, atau Buschke–Löwenstein tumor, secara

klinis dicurigai oleh ukuran dan atau adanya fistula.

Gambaran histologi mungkin tampak sangat jinak, dan

perbedaan dari kutil kelamin besar sehingga dapat menjadi

sulit pada tahap awal. Namun, pencitraan resolusi tinggi

mengungkapkan tingkat infiltrasi, dan biopsi besar dapat

mendeteksi pertumbuhan destruktif lokal dan jarang berubah

menjadi karsinoma sel skuamosa.

Gambar 4. Giant condyloma acuminatum.6

2.7 PENATALAKSANAAN

Karena virus infeksi HPV sangat bersifat subklinis dan

laten, maka tidak terdapat terapi spesifik terhadap virus ini,

maka perawatan diarahkan pada pembersihan kutil – kutil yang

tampak dan bukan pemusnahan virus. Perhatian pada pribadi

18

Page 19: CONDYLOMA ACUMINATUM

harus ditekankan karena kelembaban mendukung pertumbuhan

kutil.10

2.7.1 Terapi

2.7.1.1 Farmakologis

a. Podophylin

Podophylin adalah resin yang diambil dari tumbuhan

dengan kandungan beberapa senyawa sitotoksik yang

rasionya tidak dapat dirubah. Podophylino yang

paling aktif adalah podophylotoksin. Jenis ini

mungkin terdiri atas berbagai konsentrasi 10 – 25

% dengan senyawa benzoin tinoture, spirit dan

parafin cair.yang digunakan adalah tingtur

podofilin 25 %, kulit di sekitarnya dilindungi

dengan vaselin atau pasta agar tidak terjadi

iritasi setelah 4 – 6 jam dicuci. Jika belum ada

penyembuhan dapat diulangi setelah 3 hari, setiap

kali pemberian tidak boleh lebih dari 0,3 cc

karena akan diserap dan bersifat toksik. Gejala

toksik ialah mual, muntah, nyeri abdomen gangguan

alat napas dan keringat kulit dingin. Pada wanita

hamil sebaiknya jangan diberikan karena dapat

terjadi kematian fetus. Respon pada jenis

perawatan ini bervariasi, beberapa pasien

membutuhkan beberapa sesi perawatan untuk mencapai

kesembuhan klinis, sementara pasien – pasien yang

19

Page 20: CONDYLOMA ACUMINATUM

lain menunjukkan respon yang kecil dan jenis

perawatan lain harus dipertimbangkan.

b. Podofilytocin

Ini merupakan satu bahan aktif resin podophylin

dan tersedia sebanyak 0,5 % dalam larutan etanol.

Ini merupakan agen anti mitotis dan tidak

disarankan untuk penggunaan pada masa kehamilan

atau menyusui, jenis ini lebih aman dibandingkan

podophylin. Apilkasi mandiri dapat diperbolehkan

pada kasus – kasus keluhan yang sesuai.

c. Asam Triklorasetik ( TCA )

Ini agent topikal alternatif dan seringkali

digunakan pada kutil dengan konsentrasi 30 – 50 %

dioleskan setiap minggu dan pemberian harus sangat

hati – hati karena dapat menimbulkan ulkus yang

dalam. Bahan ini dapat digunakan pada masa

kehamilan.10

d. Topikal 5-Fluorourasil (5 FU )

Krim 5 FU dapat digunakan khususnya untuk

perawatan kutil uretra dan vulva vagina,

konsentrasinya 1 – 5 % pemberian dilakukan setiap

hari sampai lesi hilang dan tidak miksi selama

pemberian. Iritasi lokal bukan hal yang tidak

biasa.

e. Interferon

20

Page 21: CONDYLOMA ACUMINATUM

Meskipun interferon telah menunjukkan hasil yang

menjanjinkan bagi verucciformis dan infeksi HPV

anogenital, keefektifan bahan ini dalam perawatan

terhadap kutil kelamin masih dipertanyakan. Terapi

parentral dan intra lesional terhadapa kutil

kelamin dengan persiapan interferon alami dan

rekombinasi telah menghasilkan tingkat respon yang

berkisar antara 70 – 80 % pada laporan – laporan

awal. Telah ditunjukkan pula bahwa kombinasi IFN

dengan prosedur pembedahan ablatif lainnya

menghasilkan tingkat kekambuhan ( relapse rate )

lebih rendah. Efek samping dari perlakuan

inerferon sistemik meliputi panyakit seperti flu

dan neutropenia transien10

2.7.1.2 Non Farmakologis

Obat Kutil pada kelamin (Kutil Kondiloma pada pria /

Kutil Jengger Ayam pada wanita). Penggunaan: Bubuk

WARTS POWDER dicampur dengan air hangat dan

dioleskan pada bagian yang sakit, secara teratur 2x

sehari. Tidak pedih, ampuh dan aman karena terbuat

dari bahan-bahan alami.9,10

2.7.2 Terapi pembedahan

1. Kuret atau Kauter ( Elektrokauterisasi )

Kuret atau Kauter (Elektrokauterisasi) dengan kondisi

anastesi lokal dapat digunakan untuk pengobatan kutil

21

Page 22: CONDYLOMA ACUMINATUM

yang resisten terhadap pengobatan topikal munculnya

bekas luka parut adalah salah satu kekurangan metode

ini.

2. Bedah Beku ( N2, N2O cair )

Bedah beku ini banyak menolong untuk pengobatan

kondiloma akuminata pada wanita hamil dengan lesi yang

banyak dan basah.

3. Laser

Laser karbondioksida efektif digunakan untuk

memusnahkan beberapa kutil – kutil yang sulit. Tidak

terdapat kekawatiran mengenai ketidakefektifan

karbondioksida yang dibangkitkan selama prosedur

selesai, sedikit meninggalkan jaringan parut.

4. Terapi Kombinasi

Berbagai kombinasi terapi yang telah dipergunakan

terhadap kutil kelamin yang membandel, contohnya

kombinasi interferon dengan prosedur pembedahan,

kombinasi TCAA dengan podophylin, pembedahan dengan

podophylin. Seseorang harus sangat berhati – hati

ketika menggunakan terapi kombinasi tersebut

dikarenakan beberapa dari perlakuan tersebut dapat

mengakibatkan reaksi yang sangat serius.10

2.8 KOMPLIKASI

KA merupakan IMS yang berbahaya karena dapat

menyebabkan terjadinya komplikasi penyakit lain yaitu :4,6

22

Page 23: CONDYLOMA ACUMINATUM

a. Kanker serviks

Lama infeksi KA meningkatkan risiko terjadinya kanker

serviks. Beberapa melaporkan bahwa risiko tertinggi

terkena kanker serviks adalah pada kasus infeksi KA

selama 1 – 2 tahun. Risiko ini menurun pada infeksi KA

selama < 1 tahun dan infeksi KA selama 2 – 3 tahun.

Kanker serviks merupakan penyebab kematian kedua pada

perempuan karena kanker di negara berkembang dan penyebab

ke 11 kematian pada perempuan di AS. Tahun 2005, sebanyak

10.370 kasus kanker serviks baru ditemukan dan 3.710

diantaranya mengalami kematian 7,10.

b. Kanker genital lain

Selain menyebabkan kanker serviks, KA juga dapat

menyebabkan kanker genital lainnya seperti kanker vulva,

anus dan penis

c. Infeksi HIV

Seseorang dengan riwayat KA lebih berisiko terinfeksi

HIV.

d. Komplikasi selama kehamilan dan persalinan

KA selama masa kehamilan, dapat terus berkembang membesar

di daerah dinding vagina dan menyebabkan sulitnya proses

persalinan. Selain itu, kondisi KA dapat menurunkan

sistem kekebalan tubuh, sehingga terjadi transmisi

penularan KA pada janin secara tenggorokannya4,6.

2.9 PENCEGAHAN23

Page 24: CONDYLOMA ACUMINATUM

Penyakit ‘Condiloma Akuiminata’ merupakan salah satu

penyakit menular seksual yang sering dikeluhkan masyarakat.

Oleh karena itu cara pencegahannya dilakukan berdasarkan

program IMS (Infeksi Menular Seksual).3

1. Pencegahan Primer

Perubahan perilaku

- Memperbaiki gaya hidup seksual yang terkesan ‘bebas’

dan ‘cuek’ ke arah yang lebih memperhatikan

kesehatan pasangan masing – masing. Setia hanya pada

1 pasangan

- Tanggap dan segera periksa ke rumah sakit atau

puskesmas bila terjadi hal yang abnormal di sekitar

genitalia untuk menghindari kondisi yang parah

Akses kondom dan pengadaannya

- Membiasakan penggunaan kondom saat berhubungan

seksual

2. Pencegahan sekunder

Layanan IMS

- Pemerintah daerah atau pusat sebaiknya membuat suatu

lembaga yang bisa melayani masyarakat terkait

penyakit – penyakit IMS ( Infeksi Menular Seksual ).

Risiko untuk akuisisi infeksi HPV genital baru atau

serviks berkorelasi dengan jumlah pasangan seksual. Risiko

infeksi genital tampaknya lebih rendah pada laki-laki yang

24

Page 25: CONDYLOMA ACUMINATUM

disirkumsisi dan pasangan seksual mereka, dan ada bukti

bahwa penggunaan rutin kondom sebagian dapat melindungi

terhadap akuisisi infeksi HPV genital. Meluasnya skrining

pap smear di Amerika Serikat dan negara-negara maju lainnya

telah sangat mengurangi kejadian kanker serviks invasif.3

Vaksin HPV profilaksis merupakan pendekatan terbaru

untuk mencegah infeksi HPV genital. Vaksin yang tidak

menular, didasarkan pada self-assembly dari protein L1 menjadi

virus like particles ( VLPs ) yang morfologi dan antigennya

menyerupai authentic capsids. Vaksin VLP profilaksis melindungi

terhadap sebagian besar infeksi HPV yang menyebabkan kanker

serviks.3

2.10 PROGNOSIS

Kondiloma akuminata dapat memberikan prognosis baik

dengan perawatan yang teliti dengan memperhatikan higiene

serta jaringan parut yang timbul sangat sedikit. Pengrauh

terhadap kehamilan, perkembangan kehamilan, janin sangat

minimal.3

25

Page 26: CONDYLOMA ACUMINATUM

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Human papillomavirus (HPV) merupakan infeksi menular

seksual yang paling banyak dijumpai. Insidennya meningkat

sejak 30 tahun terakhir. Penyakit ini dijumpai pada usia

produktif terutama pada orang dewasa. Hasil studi ini

didapatkan kelompok usia produktif yaitu usia 16-30 tahun

yang terbanyak menderita kondiloma akuminata yang merupakan

kelompok usia seksual aktif. Kondiloma merupakan penyakit

yang tidak life threatening. Jika tidak diobati kondiloma

akuminata dapat hilang sendiri, tetap sama, atau berkembang

dalan ukuran dan jumlahnya. Infeksi HPV umumnya transien

tetapi persisten bergantung pada tipe HPV dan status imum

26

Page 27: CONDYLOMA ACUMINATUM

host. Setiap tahun satu juta kasus baru didiagnosa,

duapertiga diantaranya adalah wanita.

Penegakan diagnosis kondiloma akuminata pada beberapa

penelitian didasarkan pada anamnesis dan pemeriksaan fisik

dengan gambaran klinis kondiloma akuminata yang tipikal.

Pengaplikasian asam asetat 3%-5% yang menyebabkan perubahan

warna menjadi putih (acetowhite) digunakan oleh beberapa

layanan untuk mendeteksi infeksi HPV pada mukosa genital.

Sensitivitas acetowhite pada infeksi HPV cukup baik.

Pemeriksaan ini menolong dalam membatasi infeksi HPV ke

serviks dan anus.

Tingkat rekurensi bervariasi mulai 20-50% setelah

dilakukan berbagai jenis terapi. Tetapi terapi bedah dengan

pemberian imiquimod terlihat lebih efektif. Meskipun banyak

pilihan terapi namun belum diputuskan terapi yang optimal

untuk kondiloma akuminata.

3.2 SARAN

Pengisian lembar catatan medik harus lengkap sehingga

data dapat dievaluasi secara keseluruhan, pentingnya follow-

up untuk mengetahui secara dini timbulnya rekurensi. Perlu

dilakukan pemeriksaan pada pasangan seksual pasien yang

menderita kondiloma akuminata, Anjuran untuk melakukan

vaksinasi HPV profilaksis sebagai proteksi infeksi HPV.

DAFTAR PUSTAKA

1. Siregar, R.S. Prof. Dr, Sp. KK (K). 2004. Atlas Berwarna Saripati

Penyakit Kulit. Ed. 2. EGC : Jakarta

27

Page 28: CONDYLOMA ACUMINATUM

2. Hatmoko. Condyloma Acuminata. 2009:2-5.

3. Infeksi Menular Seksual. 2005. Ed. 3. FKUI : Jakarta

4. Dias EP, Gouvea ALF, Eyer CC. Condyoma Acuminatum: its

histopathological Pattern. São Paulo Medical Journal. 1997.

http://www.scielo.br/pdf/spmj/v115n2/v115n2a01.pdf

5. Fitzpatrick TB,  Wolff K, Allen R. Color atlas & Synopsis of

Clinical Dermatology , 6th edition. New York: McGraw-Hill

Inc, 2009.p. 789,861-9,910.

6. Lacey C, Woodhall S, Wikstrom A, Ross J. European guideline

for the management of anogenital warts. IUSTI GW Guidelines.

2011:2-11.

7. Chang GJ, Welton M. Human Papilloma Virus, Condylonata

Acuminata, and Anal Naoplasia. Clinic in Colon and Rectal

Surgery. 2004., 17(4), p. 221-230.

8. Djuanda A. Penyakit Virus. In: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S,

editors. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 6th ed. Jakarta:

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2010. p. 112-4.

9. Bakardzhiev I, Pehlivanov G, Stransky D, Gonevski M.

Treatment of Candylomata Acuminata and Bowenoid Papulosis

With CO2 Laser and Imiquimod. J of IMAB- Annual Procceding

(Scientific Papers). 2012;18:246-9.

10.Boris Léonard, et al. A Clinical and Pathological Overview of Vulvar Condyloma Acuminatum, Intraepithelial Neoplasia, and Squamous Cell Carcinoma. BioMed Research International. Volume 2014.

28